selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Isnin, Ogos 30, 2004

SPH


Pembukaan SPH
Acara pembukaan Surat Penawaran Harga atas Rencana Rehabilatsi dan Renovasi bangunan Departemen Kelautan dan perikanan pada tangga 27 Agustus 2004 jam 14.00. Acara diikuti dengan lima pemborong yang ikut dalam pemasukan SPH, acara diaili lengkap dengan ketua Panitia Pelelangan, Saya sebagai mewakili Kimpraswil sebagai pengelolah teknis ikut hadir dalam acara itu, beberapa keganjilan yang terjadi, suatu kesalahan yang terjadi pada sampul SPH dari pemborong yang pertama sampai pemborong yang ke Lima mengapa kok sama, kesalahan itu ialah tidak memberi nama pada tujuan surat diposkan.
Acara dilanjutkan dengan evaluasi dari lima SPH yang masuk, tempat evaluasi dilakukan di mess SDM Departemen Pertanian Pasar Minggu Jakarta Selatan. Berangkat dari Gedung Departemen Kelautan dan Perikanan setelah shalat Ashar, melewati Cikini, Salemba, Jatinegara, Celilitan, Pasar Rebo dan Pasar Minggu sampai di mess SDM sekitar 30 menit sebelum adzan Maghrib berkumandang, disediakan kamar, saya menempati kamar no 3, mandi tanpa sabun, kulihat handuk telah tersedia, tetapi tidak ada air minum, setelah mandi istirahat nonton TV sambil menunggu peserta rapat yang lain datang, menjalang maghrib terdengar banyak suara diluar yang menandakan jikalau peserta rapat sudah datang dengan kendaraan roda empatnya, suasana dipecahkan dengan adzan mahgrib, diambil kesimpulan untuk melakukan shalat maghrib berjamaah, setelah shalat dimulai pembicaaraan awal perihal persiapan rapat sebentar lagi, setelah shalat isya dan makan malam segala, acara evaluasi untuk mendapatkan seorang pemborong yang dimenangkan dan seorang pemborong yang dijadikana pemenang cadangan pun dimulai.
Rapat berakhir jam 22.00. saya tidak berniat untuk menginap, kukendarai motorku untuk meninggalkan mess SDM Pertanian Pasar Minggu, sedangkan kawan-kawan dari Departemen Kelautanm dan Perikanan tetap bertahan sampai tercetak pekerjaan semalam itu, kendaraan melaju melewati Pasar Minggu yang malam itu masih tersisa kesibukan malam, kendaraan mengikuti arus kendaraan yang melaju kearah kanan menuju Depok, kemudian dipertigaan saya memilih ke kiri, shalawat rasul selalu berkumandang, dikegelapan malap kumelihat ada pencegatan yang dilakukan oleh dua orang polisi, Alfatiha masih aku dzikirkan dan dua orang polisi itu menangkap dua motor yang berjalan didepanku, Alhamdulliallah aku masih melenggang tenang tanpa menambah kecepatan, peristiwa ini terjadi di sekitar Rumah Sakit Pasar Rebo, saya tahu jikalau operasi tersebut tidak terpadu, saya anggap seorang polisi yang mencari tambahan dengan mengenakan baju seragamnya. jikalau pas mendapatkan kendaraan bermotor yang tidak dilengkapi surat2.
Rumah kudapatkan jam 24.00 tengan malam, setelah mampir sebentar kepada rekan-rekan yang jaga malam untuk memberikan beberapa genggam kacang goreng cap garuda yang saya bawa dari rapat.

Jumaat, Ogos 27, 2004

Orang Gila Di Jalur Bus Way

Orang Gila Di Jalur Bus Way
Pagi yang cerah, dikeramaian kendaraan yang hendak kekantor, disekitar lapangan Bayangkara Jakarta Selatan dekat Mabes POLRI, lelaki gila menari-nari ditengah jalan busway, orang gial semakin hari semakin banyak saja kurasa, baik dari yang gila akan jadi, belum terlalu gila atau calon gila sampai yang gila beneran, nah ini dia, yang gila beneran sedang menari ditengah jalan busway, saya lagi bermotor hendak kekantor, apakah didepan saya akan terjadi hilangnya nyawa seorang ditobrok busway yang memang jalannya akibat kegilaan pada jiwanya, akh jangan akh, akhirnya saya melambatkan laju kendaraan saya untuk memberi tanda agar busway merah yang baru keluar dari terminal Blok M, mau memperhatikan, atau melambatkan sehiongga orang gila itu mau minggir, naik dalam trotoar, akibatnya tot tet tot tet klakson kendaraan dibelakang saya bersahut-sahutan mengingatkan saya untuk segera melaju, akhirnya orang gila itu mau minggir ke trotoar, dan saya langsung kekantor.

Rabu, Ogos 25, 2004

POPTI

Rabu 25 Agustus 2004.
Siang ini saya menyempatkan diri ke RSCM untuk mencari Evion vit E dan Asam folat untuk Tyas, sambil mengembalikan alat syringer Driver yang aku pinjam beberapa minggu yang lalu, sambil alat yang kumiliki sendiri sedang ngadat jalannya, sewaktu kutanya Kuwat orang yang dipercaya untuk mengurus semua keperluan POPTI ternyata alat saya yang saya percayakan untuk direperasi, belum katanya menunggu utusan dari orang reperasi yang akan datang mengambil barang. sementara itu Kuwat mengabarkan jikalau pak Ruswandi ketua POPTI ada didalam ruangan, sedang berbicara dengan dokter Bulan Ginting, ku ketuk pintunya dan begitu ruang terbuka aku disambut asap rokok yang pekat mengelembung dalam gumpalan besar. Ini di ketua POPTI yang telah meninggal Putranya beberapa tahun yang lalu.
Memang dalam persyaratan POPTI yang berhak menjadi anggaota adalah orang tua penderita, yang jadi pikiran saya, kalau sipenderitanya telah meninggal apakah ia tetap menjadi ketua, sebab bagaimana memperjuangkan suara hati pasien Thalasemia jikalau ia sendiri jauh dari tangis anak yang minta susu, sedangka si anak tidak mau makan, yang akhirnya akan menurunkan Hbnya dan untuk memperpanjang hidupnya terpaksa di tranfusi,
Setelah panjang lebar berbicara, saya menguraikan mengapa sekarang pasien dibebani rawat ruang sebesar Rp 30 000 sehari, darah Rp 65 000 se buli kira-kira 180 cc. belum lagi biaya administrasi sekali masuk Rp 30 000,- belum transport ke RSCM.
Kesimpulannya adalah Yayasan tidak bisa menolong meringankan penderitaan saya, okey, jawabku, masih ada orang lain yang akan menolong.itu adalah keyakinanku, sewaktu aku keluar dari ruangannya aku disodori undangan pernikahan salah seorang anak thalasemia laki-laki, wah ini harus didukung kataku, ada pasien dipelihara sejak kecil kemudian besar menikah, alangka bangga orang tuanya, yang diundang seperti diriku harus datang. harus
Ada lagi yang terucap dari diriku dalam ruangan pertemuan dengan Ketua POPTI ( Persatuan Orang Tua Penderita Thalasemia Indonesia ) mengapa tidak ada tindakan nyata untuk meredam penyakit ini secara kenegaraan.

Sesak dada


Apabila engkau merasa sesak dada ini
memikirkan kehidupan yang tak dapat engkau raih
sebutlah nama Tuhanmu yang menciptakan dirimu
tanpa kau kehendaki
berarti Allah semata yang berkehendak
dua anakku tergolek dengan derita Thalasemianya
yang selalu bermasalah dengan makannya
dengan gizinya
hanya untuk sekedar Hbnya tidak turun drastis
yang seorang di Surabaya
mulai melangka menjadi mahasiswa
dengan kebutuhannya yang luar biasa
dari uang pendaftaran yang 4,5 juta
belum ini dan itu
sesak dada ini
akankah berakhir kehidupan ini
semangatku masih tinggi
Shubuh menjelang,
saya bergegas dengan istri lari kepasar
untuk mengejar gizi dan kualitas sayur yang baik
tiba-tiba lampu padam
gelap gulita hingga ke kota kecamatan cileungsi
motor kukendarai diiringi tangis bayiku
yang tak hendak berpisah dengan ibunya
akhirnya kudapat
dan bergegas pulang untuk diolah dalam waktu 10 menit
sebab anak anak tak mau terlambat
saat waktu dlhuha tiba
kendaraan meluncur membawa anak2 sejalan dengan kekantor
sehingga mampir ke masjid Cibubur
untuk mengerjakan shalat dlhuha
shalat yang selalu mendapat perhatian istri rasul
pada saat Rasul mengerjakan dlhuha/ siti aisyah berkementar
sangat indah shalatnya rasul

Mahalya biaya Kuliah
memang mahal ilmu pengetahuan itu
kulepas Aswan di Surabaya
dengan melihat mahalnya suatu Ilmu
Alhamdullillah masih ada biaya untuk itu
sehingga janganlah engkau sia-siakan pendidikan itu
raih terus kehidupan
hingga ajal merenggang
jangan takut sesuatu yang akan menghadang
dirimu tergembleng dengan penderitaan
membaca berita kemaren
seorang mahasiswi baru
yang mencoba mencari tempat kos
ternyata harganya satu juta keatas
mengapa jogjakarta semahal itu
mencari tempat kos yang mewah sekarang di jogjakarta lebih muda
daripada mencari tempat kos yang seratus limapuluhan
bagaimana peran pak bambang sp
yang diangkat sebagai orang nomer dua setelah gubernur DI Yogyakarta
yang sangat getol mempercantik kota jogja
sehingga jogja sangat kenes sekarang

Air Got disiramkan ke Jalan

suatu hal yang sangat kubenci
sebab percikan halusnya
mengenai mukaku
akibat mobil yang melaju didepanku
rodanya memercikan air got yang disiramkan ke jalan
disaat kemarau ini
dimana-mana kulihat dan kunikmati
air got yang disiramkan ke jalan
ku ingat
kebiasaan seseorang dengan pola penyakit
untungnya aku sering melindungi diriku
dangan sapu tangan yang kuikat erat di hidungku
air got yang disiram ke jalan
merupakan kebiasaan masyarakat jakarta
mengkilah kemarau yang memanas

Selasa, Ogos 24, 2004

test

terdgfg mn,dn m,f nmjf jjbf

Lelaki bersaudara tigabelas

Lelaki usia 65 tahun itu berbadan gemuk, duduk memanjangkan kakinya di kereta Gaya Baru Malam Ekonomi jurusan Surabaya yang saya naiki bersama Yasin siang hari jumat 20 agustus 2004.
Kereta ekonomi ini sangat populer dengan harganya yang murah, saya hanya mengeluarkan uang 67 000 berdua dengan anak saya sudah tiba di Surabaya. Lelaki itu adalah pensiunan, ia berombongan bertujuh jiwa di kereta ini, akan ke Solo untuk menghadiri pernikahan adiknya yang ke 9, ia keluarga dari Palembang Sumatera Selatan. Adiknya, menikahkan putrinya dengan seorang putra Solo. ia banyak berceritra tentang kesehahatan, dan penyakit darah tinggi yang dideritanya, diceritrakan pula tentang kebiasaan saudara-saudaranya yang sangat menyenangi kecendekiawanan, ditunjukan dengan salah seorang adik perempuannya yang berputra tujuh orang dan dibesarkan sendirian sebab dia ditinggal mati suaminya sewaktu anak-anak masih membutuhkan hadirnya sang ayah. Sewaktu ku tanya dari palembang dan dari OKI aku cukup memaklumi semangat hidupnya yang tinggi, saat jam 00.15 hari Sabtu 21 agustus 2004. mereka bersiap-siap hendak turun ke kota Solo, yang jadi debat antar mereka adalah kereta api ini berhenti di Stasiun Balapan atau Stasiun Jabres, sebab hal ini berpegaruh pada jemputan yang siap. Pada saat kereta berjalan perlahan dan berhenti di stasiun Solo Jabres mereka turun bertujuh, dan saya menggantikan tempat dudukya untuk ditiduri sampai Surabaya, rencananya masuk Surabaya jam 5.45 pagi. Yasin tidur sendiri dibangku yang berisi dua jajaran kursi.

Surabaya



Perjalanan Ke Surabaya. 20 Agustus 2004
diawali dengan bergegas kepasar bersama istri untuk membeli lauk yang akan dibawa naik kerata, kemudian dilanjutkan dengan mencuci pakaian yang telah dua hari numpuk, saat anak-anak minta antar ke sekolah, energi sudah habis, berangkat aja tanpa bapak yang mengantar.

Perjalanan itupun dimulai,berangkat dari rumah 08.30 tiba distsiun Senen jam 10.30. jam segitu yang duduk menunggu datangnya rangkaian kereta sudah banyak, membentuk gugus-gus dan kelompok-kelompok
Kereta Api akan memasuki stasiun jam 12.10 menurut tiket.
Terakhir saya naiki Kereta Gaya Baru Malam Ekonomi Jakarta Surabaya pada Pertengahan bulan Januari 2000, sewaktu tertinggal kapal yang hendak ke Tual Maluku Tenggara, sesampainya di Surabaya jam 05.30 sedangkan kapal merapat di dermaga Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya jam 11.00 siang.

Perjalanan kali ini bertujuan mengantarkan Aswan yang diterima di ITS Kelautan untuk mengenal kota surabaya dan melihat potensi potensi yang bisa melancarkan pendidikannya.
Tiba di Surabaya jam 05.45, dijemput oleh sopirnya Pak Yatno yang jadi Kepala Pusat Pendidikan Dan Latihan Wilayah Surabaya.
Kendaraan diarahkan menuju ke Pelabuhan disebabkan Kapal Tidar yang dinaiki Aswan dari Makasar sudah mendarat di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Betul juga tidak beberapa lama saya berdiri didepan pintu keluar para penumpang, aswannya sudah muncul dengan membawa ransel dan dua bungkusan dos di tangan kanan dan kirinya.




Kendaraan jemputan keluar dari pelabuhan menuju ke kompleks perkantoran Kimpraswil Gayung Kebonsari Surabaya, setibanya dipenginapan dikeluhkan dengan rasa lapar yang luar biasa dari Aswan dan Yasin.

Sabtu 21 agustus 2004

Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya

Rasa lapar mengantarkan saya dan dua anak ku ke rumahnya mbah Ni, di Sidotopo Surabaya. sebab sepanjang jalan sewaktu keluar dari kompleks Kimpraswil di Gayungan belum ada kedai yang buka. dari Gayung kebonsari naik angkot ke Jayoboyo, dan dari sana melanjutkan angkot letter F ke Sidotopo, sesampainya di Sidotopo disambut dengan gembira, walau rumahnya kecil
Mbah Ni sebagai Induk yang menurunkan banyak keluarga di sini adalah adik misan dari mbah Sahut Wirosudirjo ( Mbah Sep Kereta Api Tempeh Lumajang ) Almarhum. Mbah Sahut alm adalah mbah langsung saya berarti Buyut anak2anakku. Mbah Ni mempunyai beberapa anak antara lain mbah Yah, Mbah No, Mbah Min, Mbah Parman ( alm ) Mbah Wardi suami mbah Yah, mbah Glundung yang terkecil.
semuanya membentuk komunitas di Surabaya.
Mbah Ni diusianya yang 97 masih sanggup mengingat diriku kemudian mencoba mengenal anak ku Yasin dan Aswan, sebelumnya Yasin dan Aswan pernah juga datang kesini. kita bertiga dipersilahkan untuk ikut makan pagi, dan tawaran itu tidak ditolak.
Tiba adzan Dzhuhur berkumandang saya bertiga minta diri untuk shalat di masjid pasar Sidotopo dan setelah dipersilahkan, saya menjumpai jamaah Masjid saling melempar pandang yang cukup bagi saya menyiratakan sesuatu, ternyata di masjid ini sehari sebelumnya telah dilakukan penangkapan pada seseorang yang telah menyembunyikan teroris malaysia Ahmad Top dan Dr Asyari, sehingga aku maklum pandangan mereka pada hadirnya aku dan dua anaku di masjid itu menimbulkan tanda tanya,
Setelh itu mohon diri untuk pergi ke Sukolilo, dimana kampus ITS berada,
dengan menaiki kendaraan angkat dari Sidotopo menunju Kampus ITS Sukolilo, waktu tempuhnya sangat lama, kerena rute angkotnya panjang. turun dikomplek ITS di pintu masuk dekan dengan Perumahan Dosen.
Berjalan di sing hari, dengan panas terik yang menyengat, hanya untuk mengetahui di mana bangunan tempat mendaftar ulang berada, kiri kanan jalan kampun penuh dengan parit, trotoar belum tertata rapi, 1500 m setelah dilewati dengan berjalan kaki bertiga sampai di pusat management kampus tempat pendaftaran. kemudian menannyakan pada Satpam mana jalur angkot yang singkat menuju joyoboyo, terminal angkot dalam kota Surabaya.

Angkot Letter P

Ankot ini tidak lebih dari pada seperti angkot yang lain, berwarna kuning keputih-putihan, biasa didalamnya terletak bangku duduk yang memanjang dan nempel di dua sisinya. Angkot ini yang mengantar aku bertiga bisa keluar dari ITS setelah berjalan 1000 m dari pusat management
Angkot ini sangat erat hubungannya dengan para mahasiswa, naik angkot ini dan pasti akan berjumpah dengan para mahasiswa, banyak yang saya lupa tentang Surabaya, tetapi naik angkot ini mengantar kenangan yang lama hilang,
Tanpa sepengatahuan saya Angkot ini melewati Ngagel Jaya II Kompleks perumahan mas Ajar Sanjoyo.
luar biasa akan diputuskan turun atau tidak, akhirnya turun juga, saat itu jam menunjukan jam 14.30. panas menyengat kota Surabaya terasa dikulit, jalan yang hancur kerena terkena genangan air sewaktu hujan.
Tapi memang jalur P ini adalah hubungan terpendek antara Terminal Joyoboyo dan ITS Sukolilo

Rabu, Ogos 18, 2004

Korupsi




Pengamat ekonomi Aburizal Bakrie menilai RAPBN 2005 tidak memberikan stimulus fiskal untuk pembangunan ekonomi apalagi tidak ada kenaikan gajih PNS, bagiku sih ini sudah biasa, sudah jamak, pemerintahan sekarang tidak percaya diri jikalau ia akan menang, maka peduli amat dengan ekonomi negara akan datang, wajarlah, biasa bangkrut, okeylah bagaimana saya, bekerja dengan gajih kecil sangatlah tidak efisien, saya masuk kantor rata-rata jam 8.45 - 09 00 dan diruangan kosong, wajar mereka belum datang kerena masalah transportasi kota, tapi kalau berkaitan dengan peran dia di kantor dengan uang jabatannya lain lagi. bekerja dengan gajih kecil memang tidak efisien.
siapa sih yang diuntungkan dengan pola demikian, kemiskinan memang sudah biasa dikalangan PNS, oleh sebab itu saya sering bilang dengan istri saya rugi ma kalau di dunia kita sudah miskin dan di akhirat masuk neraka lagi, kalau saya menyingkapi gajih kecil sederhana, sepatu saya robek, tapi masih pakai sepatu dan sering ikut rapat , tapi kan pakai sepatu, perkara robek yang itu kemampuanku, celanaku di tambal, ini memang agak memalukan jikalau aku sampai tiba waktu shalat dan ditunjuk untuk jadi imam, aku bermohon pada Allah agar robeknya celanaku tidak di nampakan, belum lagi masalah gizi, pantas aja keluargaku diambang kematian semua sebab mayoritas anakku kena penyakit Thalasemia, dimana harus ditransfusi darah dari orang2 yang berbadan sehat dan ful gizi, tapi ada Allah yang menemaniku, Allah yang tidak luput mengamati, Allah yang maha mengetahui dengan kasihnya, itu aja gembira hatiku, biar kesedihan datang menerpa tapi hatiku masih diberi kedekatan dengan Tuhanku, terimakasih ya Allah, terimakasih.

Negara kita ini memang tidak berniat memerangi korupsi

korupsi diciptakan untuk memutar balikan fakta, sapai suatu saat, aku berfikir, jikalau negara ini diperintah oleh orang yang tidak sukaan diluar haknya, ia hanya cukup makan gajihnya aja walau kurang, dan akan membangun negara sepenuh waktunya, jikalau masuk jam istirahat, ia datangi anak2nya dengan shalat berjamaah, seorang pemimpin yang mau menerima si miskin untuk dipeluknya,
bagaimana dengan pola rekruitment, untuk mensortir mana-mana pegawai yag cenderung korupsi dan mana yang bukan, tidak jadi jamian. Ibarat suatu prilaku, ada suatu prilaku yang tidak biasanya dilakukan dan sekarang di lakukan, bisa tertuduh salah, contohnya di jalan Tendean kan dipasang lampu lalu lintas untuk penyebrang jalan, tidak ada perempatan tapi ada lampu lalu lintas dan sekarang berwarna merah, dan seorang penyebrang jalan ragu-ragu untuk menyebrang kerena kendaraan tidak ada yang berhenti, dan saya mencoba untuk berhenti kerena ingat sewaktu di London di Buckingham palace saya sangat senang memanfaatkan lampu lalu litas untuk penyebrang jalan, tapi apa yang terjadi, saya yang berhenti dan menyilahkan penyebrang jalan lewat malahan kendaraan dibelakang saya ngedumel. ini memang pekerjaan yang tidak biasa dilakukan, ada lampu lalulintas tapi tidak ada perempatan jalan. Negara kita ini cenderung membiarkan permalahan berjalan mencari bentuknya sendiri, hal ini terkadang menggelitik sang power, sang yang mempuyai kekuasaan untuk ngecek, ada kehidupan nggak di negara ini, di sentuh ininya kok ngak goyang. Hal ini sering kita lihat pada penggusuran penggusuran, yang di gusur juga melihat kok diam aja ya saya tinggal berpuluh tahun disini tapi begitu menginjak tahun keduapuluh baru terjadi penggusuran dan ramai lah.

Bagaiman cara menghapus korupsi di Indonesia.

si pelaku korupsi harus diberi hukum yang bisa dilihat oleh calon pelaku lainnya, inilho hukuman bagi sang koruptor. semoga kamu tidak memperkuat niatmu untuk memakan kekayaan Negara
ini kalau bisa ya dieliminier.
Lakukan test DNA, semua korupter yang ditangkap ambil sample darahnya dan lakukan test DNA dan analisa genetika yang mana yang mencendrungkan siperson ini melakukan kejahatan korupsi, dan kalau terbukti semua sample darah koruptor berbicara sama dengan yang tidak koruptor itu mensiratkan jikalau korupsi itu adalah bagian dari budaya bangsa Indonesia, yang telah tumbuh sejak Indonesia belum lahir.
Lakukan hukum adat yang mengikat keberadaan seseorang dengan lingkungan dekatnya dan menjatuhkan hukum adat tertentu bagi warganya yang ketahuan korupsi.

17 agustusan

Ada sesuatu yang membuat semangat pada diri ini untuk datang pada apel bendera peringatan 17 Agustus 1945, yang selalu diperingati setiap 17 agustus.yaitu melihat seseorang yang lama kuketahui dan bagaimana perjalanannya sekarang, mereka berdiri di jajaran terhormat dengan pakaian lengkap,ada pula yang ada disekitar saya, yang mengenakan baju korpri biasa. Dari sekian banyak orang saya ingin ada seorang pepimpin di jajaran Kimpraswil yang bisa melihat kesederhanaan sebagai kunci kesuksesan. Akhirnya dari sekian banyak orang yang berbaju lengkap itu yang bereselon, yang mempunyai kedudukan, tidak membuat diriku untuk menyalami sebagai bangga terhadap hari kemerdekaan. Tetapi hal ini lain sewaktu barisan di bubarkan, aku menjumpai 2 orang yang kusalami sebagai kebanggaan kemerdekaan, yaitu p wiyono dan p lupa namanya yang di Bapekin Setibanya diruangan dan mendapat sedikit snack untuk menahan perut yang sudah lapar ( habis berangkat habis shalat shubuh dan sarapan sebelum shalat shubuh itupun tiba dikantor tepat jam 06,30 ) ada berita yang tidak simpatik yaitu uang transport upacara bendera sebesar Rp 20 000 ,- tidak bisa dibayarkan hari ini, besok katanya singkat, aku pun maklum, sebab yang namanya pegawai negeri itu, begognya setengah mati, ia tidak mikir jikalau uang itu sangat berharga, untung aja hal itu sudah kupertimbangkan, sepulangnya dari kantor mampir dahulu di Celilitan untuk membeli buah yang murah dan enak, akhirnya terpilih buah jeruk yang sekilonya Rp 4000 dan membeli 2 kg, dan tomat yang seplastik setengah kilo Rp 1000, dan pepaya yang tiga butir ukuran sedang Rp 5000,- mengapa buah ini, sebab Agustus adalah bulan panas dan kemarau dan menyerang ketahanan tubuh anak2ku. Niatnya tadi sepulang dari Apel bendera saya berkeinginan untuk membelikan Pizza kecil seharga Rp 16 000, tapi anaku sempat menelpon lebih baik beli bakso di kompleks perumahan bakso enak dan uang segitu bisa untuk lima orang, akhirnya saya setujui. Sepulang nya dari apel bendera di kantor masuk rumah jam 11.00, kemudian anak2 meminta pesanannya dan berlari mencari penjualnya. tidak beberapa lama, ahkirnya acara makan peringatan 17 agustusan dirumah dimulai dengan hidangan, semangkok mie ayam seharga Rp 3000,- semangkok soto ayam seharga Rp 3000,- semangkok bakso seharga Rp 3000 ,- lha tinggal dua anaku yang tidak mau beli apa- apa, dia katakan mau mentahnya aja yaitu uang sebesar Rp 3000 tapi pada saat yang lain makan ia melihat aja, akhirnya di ambil keputusan untuk membagi soto ayam untuk bertiga. dengan buahnya jeruk, pepaya dan tomat. total anggaran yang habis Rp 30 000,-

Kakak ku Almarhum nanang Bambang Supriyadi
17 agustu 1974 ia meninggal ditelan ombak pantai kuta Bali
sehabis mengikuti upacara bendera
ia dengan teman2nya berlibur kekuta
rumah masih di denpasar
magrib tanggal itu
sehabis shalat maghrib tiba-tiba pintu diketok
dan ayahku almarhum membukanya
terlihat seorang polisi
apa betul ini keluarga Supriyadi katanya
betul jawab ayahku
alm Supriyadi tenggelam di pantai kuta sekitar jam 3.45 tadi sore
hingga sekarang jenazahnya belum di ketemukan
saya dengan cepat menjumpai p mohtar untuk menceritrakan hal ini
dan minta antar ke kuta dengan sepeda motornya
akhirnya semalaman menelusiri pantai kuta
untuk mencoba melihat alam
adakah jenazah kakakku didaratkan?
akhirnya setiap hari aku di pantai kuta sampai hari ke 6 hari ke 7
hari jumat seluruh masjid di kota denpasar melakukan shalat jenazah
atas meninggalnnya kakaku
dan aku menambahi doa Ya Allah Daratkan Jenazanya,
Biar Ibuku dan Ayahku bisa menjadikan patokan
bahwa Kakakku telah meninggal.
satu jam setelah shalat jumat ada berita dari Kabupaten Negara
bahwa ada Mayat diketemukan oleh nelayan
Desa Ambengan kira-kira 100 mil ke arah barat dari Kuta Denpasar.
Tanda2 mayat menyiratkan bahwa benar itu adalah kakaku
beberapa jam kemudian terlihat kesibukan yang luar biasa di Kodim Denpasar,
formasi mobil jenazah diiringi mobil truk personel dan kendaraan pribadi dan diringi sepeda motor voyadesrs untuk membelah keramaian kota.
tepat habis shalat isyak jam 19.00 malam rombongan bergerak
saya ditempatkan di mobil jenazah
masuk Desa Ambengan jam 00.30
rombongan langsung berjalan kepantai
dan ternyata jenazah telah dikuburkan
digundukan pasir pantai untuk mencegah pembusukan
saat pasir sudah digali
dan jenazah terlihat
yang kuamati adalah celana pendek warna coklat yang kukenal betul
dan bentuk badan kerena sering tidur seruangan denganku
tangan kanan kakakku hilang kecantol karang ceritra nelayan
akhirnya rombongan memasuki kota denpasar jam 05.30 pagi
pemakaman jam 10.00
kepayahan yang luar biasa membuat diriku capek bukan main
aku tertidur lelap
beberapa teman kulihku mengatakan
gong kamu lulus sendirian ujian mekanika yang lain her dan ada yang diuji ulang dirumah dosen
aku tidak memperhatikan lagi
yang lulus biarlah lulus

Isnin, Ogos 16, 2004

Demamnya Bayiku

Sabtu 14 Agustus 2004,

hari masih pagi
shubuh juga belum datang
semalaman bayiku merengek dengan serak suaranya
menahan kering tenggorokannya
sakit tenggorokan pasti pikirku
kuraih bayiku dalam dekapan ujung shalatku
ku hamparkan doa padamu Ya Allah
penguasa kesembuhan
sembuhnya anak ku
kudekap bayiku di sajadah shalatku
kubuka doa panjang doa ukasyah
yang melantunkan keutamaan kekuasaan Allah
yang selalu berkali kali bershalawat pada Rasul Allah Muhammad saw
siang sedikit
kubawa ia ke puskesmas
dengan uang 4000 kudapat obat atibiotik untuk penurun panasnya
bulan bulan kering
bulan agustus
selalu berkesan pada keluargaku
daya tahan tubuhku sendiri berantakan
siang harinya bayiku bisa berjalan bertatih tatih
menandahkan telah pulihnya kesehatannya
ia kelahiran tanggal 30 mei 2003

Jumaat, Ogos 13, 2004

Djumiko


Lelaki separuh baya yang berdiri didepan kantornya itu, melihat sebanyak manusia yang melintas di depannya, kepada siapakah ia berbakti, pada negara atau pada rakyat. Disepanjang jalan itu lewat sekian puluh lelaki dan perempuan, yang mempunyai kemampuan, yang bisa diberdayakan. Lelaki paruh baya itu ku dapati pada saat makan siang hari pertama 9 agustus 2004 Pelatihan TOF Jogjakarta 9 - 13 Agustus 2004, ia berujar, sekarang ini pemberdayaan lagi gencar-gencarnya di kumandangkan oleh setiap sektor dan departemen, hampir semua lini mencantumkan pos pemberdayaan untuk mencairkan anggrannya, tapi apa butinya, lain halnya Departemen Kimpraswil, ini baru benar. saya yang dari Departemen Dalam Negeri masih mau di ingat dari Departemen Kimpraswil. diajari lagi dan di koordinasikan.
Malam harinya saya berkesempatan berjalan-jalan menyusuri Kota Jogjakarta dari sisi manusia pemberdayaan. Saya pancing dengan ucapan, coba bapak perhatikan kota Jogjakarta ini diwaktu malam dan dilihat dari ketinggian 10 000 kaki dari muka bumi, apa yang membedakan dengan wilayah lainnya, sesaat ia terdiam. kemudian aku lanjutkan, jogjakarta ini seperti singapura kerena dia lebih gemerlap diwaktu malam kalau dilihat dari ketinggian, terutama jajaran lalpu yang berwarna kuning yang membentang sepanjang jalan. ia membentuk pola kota yang tergambar secara jelas. sedangkan disisi lainnya wilayah jawa tengah gelap ini menandakan tidak ada kumpulan dana untuk bisa membentuk pola kata diwaktu malam.

Ujung Jogjakarta

Senin 9 agustus 2004. Dipelupuk mataku antara pedis dan sadarnya diriku, aku menyadari jikalau aku mulai memasuki kota Jogjakarta, jam masih 03.00 pagi, suatu tatanan kota yang dibiayai, ditandai dengan banyaknya sinar lampu yang gemerlap menerobos gelap malam. berbeda dengan wilayah yang tidak ada dananya, ia biarkan gelap malam menyelimut kental tanpa perlawanan. lebih terkejut lagi kendaraan yang kunaiki sejak dari Cileungsi berakhir di terminal baru Giwangan, yang baru kemaren resmi digunakan. sambil berjalan keliling di terminal, sampai juga ketempat yang ideal yaitu musholah terminal baru, e ada yang tidur, tapi tidak mengurangi niatku untuk shalat tahajud. tidak lama kemudian azan shubuhpun merebak.setelah itu semua selesai, aku mulai menuruni tangga untuk mencari bus no 7 untuk pergi kepenginapan di depan IAIN Sunan Kalijaga Jokjakarta.

Thalasemia Beta Hb E

Jumat, 6 Agustus 2004.




Sejak pagi sebelum subuh merebak, persiapan ke RSCM sudah di mulai, Perjalanan itu menempuh 2 jam perjalanan, hal yang paling penting adalah jangan sampai masuk angin, gelap masih merembang, cari buah mengkudu dahulu sebelum berangkat, konsepnya di Rumah Sakit Cipto banyak virus, badan harus berdaya tahan tinggi, jam 5.30 buah mengkudu 6 biji sudah siap di blender, jam 06.00 minum blenderan mengkudu, yasin cukup !/2 gelas, Tyas 1 gelas, ibunya, saya dan Astari semuanya harus di mengkuduin, termasuk bayi Fifi cukup satu sendok mengkudu, jam 6.45 mulai berangkat, awalnya sih belum macet, setelah satu jam perjalanan kemacetan mulai menghadang, tiba di RSCM 8.30, acar misah, Tyasnya yang mengikuti prosedure ASKES sudah bisa jalan sendiri dan Yasin kutemani untuk mulai pendaftaran dan mengambil hasil laboratorium, sewaktu membaca hasil tertulis HB F nya yasin 25,6 normalnya lebih kecil 2. dan HB E nya 66.2 seharusnya 0. setelah itu cepat menunju musholah untuk mengerjakan shalat dlhuha. yasin ikut shalat dlhuha. siang hari saat mendekati shalat Jumat keluar hasil labnya Tyas bahwa Hbnya 10 jadi tidak perlu ditransfusi sekarang, dilain pihak memang senin saya harus ada di jogja sehinga sebaiknyalah tidak dahulu ditransfusi.

Shalat Jumat di UI
Waktu pun semakin siang, saya dengan anakku yasin melangka menuju masjid untuk mengerjakan shalat jumat. gerakan kaki diusahakan gembira sebab ini dalam konteks dibawa dugaan penyakit ketergantungan darah merah seumur hidupnya yaitu Thalasemia.
Barisan pepohonan yang ditanam didepan hall UI Kedokteran hampir tidak menyentuh perhatiannya, saat mendekati tempat wudhu kita tahu jikalau harga sepatuku dan anaku sangatlah tidak berharga, sehingga diletakan dimanapun juga tidak jadi masalah, Pak apakah tidak hilang ? tanya Yasin, tidak jawabku siapa yang suka sepatu robek begini.
Udara masjid membuat yasin setelah shalat sunah dua rakaat yasin tertidur dipangkuanku.

Kantor.
kutawari anaku apakah makan disini atau di Kantor, anak-anaku minta makan dikantor, sepeda motor kuarahkan ke kantor, setibanya di kantor nasi jatah makan siangku sudah habis, untungnya ada personel kantor yang sudah disiapkan makan siangnya tapi ia tak makan sehingga jatah makan siang itu yang kumakan, sedang anaku kutawari makan di warusng depan kantor sebab ia lebih tertarik makan sate.
acara berikutnya adalh mengikuti paparan konsultan Studi Pengembangan Program Jangka Menengah Pemberdayaan Kelompok Pengembang Swadaya Masyarakat/ KPSM Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah dalam Penanganan Masalah Kemiskinan Perkotaan. dan acara paparan untuk team yang akan berangkat ke Jokja dan Palu.

Keluar dari kantor jam 17.00, sahalat magrib di masjid dengan Puskesmas Warakas, masuk rumah jam 19.00

Rabu, Ogos 11, 2004

rombongan bergerak dari komplek Cipta Karya depan IAIN Sunankalijaga Jogjakarta jam 08.00/10 agustus 2004. ditampung dalam satu bus pariwisata besar. melewati sisi timur kota jogjakarta dan menyimpang lurus menuju perbukitan Guning Kidul. Memasuki desa Semoyo diwarnai dengan jalan yang menurun dan berbatu, sebab jalan ini dibangun dengan swadaya masyarakat, dibantu dari lembaga lintas agama, Desa semoyo dijadikan pilat studi pelatihan TOF Jogjakarta sebab mampu secara swadaya mengangkat kemampuan desanya, dan sekarang masih berupayah keras untuk meraih prestasi, yang dikeluhkan adalam pembangunan prasarana jalan

Desa Semoyo Kec Patuk Gunung Kidul

Masjid IAIN Sunan Kalijaga

tanggal 11 Agustus 2004 pagi, setelah azan shubuh merembak, kutinggal ruang penginapan dimana sudah selama tiga hari kudiami, ku bergegas masuk kedalam halaman kampus IAIN, gelap, sedikit sekali penerangan, binatang malam berekor panjang seperti musang terlihat melintas pagar mencari pepohonan untuk berlindung. masjidnya diatas, aku bergegas naik tabnpa penerangan dan akhirnya tiba juga dihalaman masjid yang luas.

Khamis, Ogos 05, 2004

Yudhiasna Putra

ia teman saya, terkenal bohongnya, ia tinggal di jalan tekukur 22 cakranegara mataram, lombok barat. berita beberapa hari yang lalu saat aku di RSCM tapi sempat mengikuti pertemuan di Peacook Room restaurant Hilton Hotel, saat itu ketemu teman adik kelas yang jadi pengusaha di Kupang, Paul namanya, memberitahukan jikalau Yudhiasna Putra telah meninggal.
Saya cukup berduka dengan peristiwa itu, ia diberitakan meninggal kerena terlalu sibuk, saya mengerti, ia seorang arsitek dan rajin dengan banyak kerjaan, Tahun 1984 saya pernah kerumahnya dan nginap disana, cukup sederhana, nggak tahu sekarang. berapa ninggalkan anak dan berapa istrinya

Katanya

Kalimat sepotong ini sangat berkesan bagi saya, kerena dari kalimat ini tercermin siapa orang yang berbicara itu, suatu saat apabila kita mendengar orang berbicara " Katanya bapak ini " maka kita diharuskan untuk melihat siapa bapak itu, dan bagaimana kiprahnya, dan apa benar katanya adalah sesuai dengan karakter bapak itu.
Dilain pihak, opini dari sosok manusia itu merupakan nilai makro dari perwujudannya, sehingga boleh jadi kita bisa dimasukan dalam kelompoknya atau tidak.

Iskandar Kamil SH

Ia adalah hakim senior di Mahkamah Agung Republik Indonesia, kemaren sore hari Rabu 4 Agustus 2004, saya diterima dikantornya jam 14.30 siang. Kedatangan saya saat itu adalah untuk menerima bentuk perhatian Bapak Iskandar terhadap Sakitnya anak ku Yasin yang diluar tanggungan ASKES. Memamng waktu minggu lalu masuk Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dana yang kuhabiskan sebesar Rp 1 600 000 ,- dibandingkan gajiku bulanan Rp 1 350 000 ,-.
Ia adalah seorang keturunan Cina Semarang beristrikan orang Padang, kerena faktor itu pula karir militernya berakhir di Mayor Jendral Hukum dan syukurnya dibelokan ke DPR sebentar dan saat itu sempat beribadah haji segala dan sekembalinya di tempatkan di Mahkamah Agung sebagai Hakim Agung sejak tahun 1990 ( Kalau nggak salah ). Sore itu sewaktu saya berbincang-bincang dengan bapak iskandar, ia berceritra jikalau baru pulang dari Jayapura. Sebagai orang yang pernah hidup di Jayapura saya menanggapi antusiasnya terhadap segala kehidupan yang ada di Jayapura. Doa nya terhadap anakku adalah Hasil Laboratorium Hb Analisa anaku kan belum dibaca, berarti bisa jadi sakitnya yasin tidak seperti kakaknya Tyas, bisa jadi waktu Tyasnya sakit Thalasemia masuk RSCM kerena Hb nya 4,5 anak-anak dirumah pada di titipi di para tetangga, jadi makannya kurang teratur dan kurang gizinya, itu yang menyebabkan Hb nya Yasin turun sampai 4.6;

Yasin


Anakku yang minggu lalu masuk RSCM kerena HBnya 4.6.Jumat besok harus datang lagi ke RSCM untuk mencari hasil laboratorium HB Analisa, yang menentukan anakku thalasemia atau tidak.Kemaren tanggal 4 Agustus 2004 ia tidak masuk sekolah, semenjak selesai shalat shubuh bawaannya rewel melulu, saya tahu jikalau hal itu disebabkan faktor internal tubuhnya, akhirnya ku ijinkan untuk tidak masuk sekolah, tetapi pagi hari ini luar biasa, semangat sekolahnya sudah bangkit, ia duduk di kelas 3 SD Gandoang Kecamatan Cilengsi 40 Km dari jakarta kearah Jonggol.Akhirnya ia ikut dengan kakaknya naik sepeda motor bersamaku untuk berangkat sama-sama ke sekolah dan saya lanjut ke kantor.









Rabu, Ogos 04, 2004

Monumen Tomy Suharto




saya tidak pernah berfikir akan memasuki komplek bangunan memanjang kebelakang ini jikalau tidak diundang 3 Agustus 2004 jam 14.00 dalam pertemuan yang membahas renovasi ruangan kerja 17 lantai yang sekarang digunakan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan. Saya tahu jikalau bangunan ini miliknya Tomy Suharto dengan Sempati air linesnya dan mobil rakyat "katanya" TIMOR. bangunan ini terletak di jalan merdeka Timur selatan dari stasiun KA Gambir. Ungkapan bahwa bangunan pemerintah harus sederhana dan menyentuh kerakyatan sebab sumber dana kehidupannya adalah uang rakyat, disini. tidak bisa dimunculkan sebab Departemen Kelautan dan Perikanan dalam mendapatkan kantor itu adalah menempati Bangunan nya Tomy yang cukup mewah. Sehingga kesan mewah tidak bisa dihindari.

Isnin, Ogos 02, 2004

Terpelanting


saat aku melihat darah menetes menembus lengan tangan anak ku yasin, merah butirannya terasa menggelap. kulihat jam masih 9.30 pagi hari Rabu 28 juli 2004 di RSCM Jakarta. aku sempat menawar dengan bank darh bahwa aku tak memiliki uang untuk menebus atau membayar sekantong lagi darah yang dibutuhkan anaku, tapi sewaktu darah itu gu genggam untuk kuberikan pada suster yang merawatnya darah itu dirubah dan volumenya diperbanyak sehingga aku cukum menebusnya dengan satu kantong darah saja.

sakitnya anak ku


aku di jogja tanggal 24 Juli 2004 jam 8.00 pagi ada SMS dari istriku di Jakarta menghabarkan jikalau anaku yang nomer 4,Yasin sakit panas dan tidak mau makan, sebaiknya tidak usah sekolah balas SMS ku,acara di jogja untuk bertemu dengan pak Marzuki Usman mulai jam 10.00 di Mading, jam 8.30 Taufik datang menjemput untuk sama - sama pergi ke Mading, sebelumnya kuminta untuk mampir ke Bantul menemui mbah jauh kerena keberadaannya secara garis keturunan menyimpang sampai jauh, tapi masih terlacak.