selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Isnin, Februari 28, 2005

Sakit gigi masih lama

Senin 28 Februari 2005

Di Poliklinik gigi kantor, nomer urut nomer 4, sebab setibanya dilapangan parkir, setelah menaruh motor, langsung daftar kedatangan dipoliklinik gigi, gigi ini semalam tidak menunjukan sakit, tetapi malam minggunya kemaren sakit sekali, dan statusnya masih perawatan, gigi ditambal sementara untuk mencegah bakteri masuk kembali.

Selasa, Februari 22, 2005

Sudah Matikah aku hari ini ?

Selasa 22 Februari 2005

Sewaktu berangkat kekantor, setelah menurunkan anak-anak Yasin dan Astari yang ikut ke sekolah bersamaan bapaknya yang akan kekantor, tiba-tiba angkot itu berjalan perlahan disisi kiri saya, saya yang dibelakang angkot dipepet hingga kekanan, dinding angkot itu sempat mengenai perlahan siku kiriku, tetapi tiba-tiba dari arah depan, datan bus besar, jarak sedemikian pendeknya, bus lewat di sisi kanan miris rasanya kerena dekatnya, wah mati sekarang ini pikirku, Alhamdullillah selamat, akhirnya kusadari jikalau bel yang kutekan dari tadi untuk memberitahukan kepada angkot bahwa angkot itu sedang disalip dan harus memberi jalan, tetapi suaru klakson motor saya tak bersuara, ujung- ujungnya aki motor saya melemah, saya harus mencari jalan bagaimana me service accu motor, biar bel nya bisa bunyi, akhirnya dikawasan Kota Lagenda, ada yang sudah buka service accu motor, akhirnya disana saya mengantri duduk menunggu ada satu jam, kemundian berangkat lagi kekantor, sampai kantor setengah sebelas siang.

Isnin, Februari 21, 2005

Sakit Gigi

Senin 21 Februari 2005

Yasin Sakit Gigi
Giginya akan dicabut, sudah goyang, gerahamnya, kemaren saya lihat, ternyata masih keras, harus pakai alat, sehingga pagi ini diputuskan untuk mencari puskesmas, ibunya mengantar kepuskesmas, berangkat bersama saya yang hendak kekantor, sesampainya di puskesmas Gandoang Ibunya dan Yasin turun, saya mengantar Astari kesekolah terlebih dahulu, kemudian balik ke bengkel untuk mengganti olie dan kanvas rem depan dan bola lampu belakang.

Dari kejauhan Yasin bersama ibunya datang mendekat, kenapa, ternyata masih pagi, belum ada orang, sehingga Yasinnya gelisah minta ke bengkel kerena tahu jikalau bapaknya ada di sana, kendaraan di bengkel sedang di buka ban depannya untuk memasang rem depan.

Disarankan dari tukang bengkel jikalau kalau periksa gigi ke Puskesmas Jonggol, lebih lengkap, Yasin nya mau ke Jonggol dengan ibunya.

Setelah ganti kanvas rem dan olie, saya meluncur kekantor, sesampainya dikantor langsung ke dokter gigi kantor untuk perawatan gigi belakang.

Isnin, Februari 14, 2005

Modal Rp 15 500 ,-

Senin 14 Februari 2005.
Jumpa pak Marzuki Usman 2 menit saja.
Setibanya dikantor, saya memperbaiki sedikit laporan konsep rumah starter yang diminta pak Marzuki Usman dalam bentuk A4, kemudian saya bergegas ke percetakan digital di kawasan Bendungan Hilir, toko yang saya sasar adalah toko langganan, tetapi jumlah langganan yang menunggu bayak, saya mencoba mencari alternatip perusahaan percetakan digital yang lain, ternyata ada. di depan menyebrang berjalan agak kekanan 100 meter. Toko itu kujumpai agak kusam terlihat, tetapi alat-alatnya cukup, untuk membaca USB cukup tersedia, dan saya naik kelantai 3 dan disana semua gambar saya dicetak dalam format A4. setelah itu dijilid dan dipres, bayar Rp 13 500, kemudian berjalan bergegas ke kantornya pak Marzuki, di Dinners Club lantai 12A, samping wisma Dharmala, sesampainya disana ketemu pak Marzuki yang akan turun, akhirnya saya sampaikan dan menemani selama di lift turun ke lantai dasar dan berpisah di halaman depan, pak Marzuki naik mobil terus berangkat saya balik lagi kearah halte mengejar Kopaja, naik Kopaja berangkat Rp 1 000,- pulang Rp 1 000,- dan total konsep itu selesai dengan biaya Rp 15 500,-

Ibu Ninik Kusumaatmaja

Rabu, 9 Februari 2005
Kunjungan ke kediaman Ibu Ninik Kusumaatmaja.
Jam masih pagi, setelah shalat shubuh bergegas ke pasar, mengingat akan pergi ke ibu Ninik dan belum punya sesuatu yang akan di bawa, sesampainya di pasar melihat ikan bandeng cukup besarnya dan pantas dibawa ke kunjungan nanti siangnya, ya itu di beli selain membeli lauk untuk dikonsumsi sendiri, mengingat anak-anak suka sekali dengan ikan laut, apalagi kalau sudah ketemu dengan sambal terasi, walau bumbunya tidak lengkap.
Sesampainya dirumah cepat cepat di panggang dan yang lain mempersiapkan sarapan untuk segerah berangkat.
Jam 08.30 akhirnya bisa berangkat juga, yang ikut Tyas, Astari dan Yasin, jalan dalam keadaan lenggang sebab liburan imlek, sesampainya dikawasan kuningan mulai mencari jalan yang ada tong sampahnya sesuai dengan gambaran ibu Luky yang kemaren sore sebelum pulang kantor saya temui.
Akhirnya jalan itu diketemukan, dan rumahnya pun setelah bertanya sekali langsung ketemu, ternyata sewaktu motor berbunyi disisi pintu masuk, sebelum pintu masuk di buka, dari dalam si supir yang pernah kerumah dahulu, sudah mengetahui jikalau saya akan hadir, ditenggarai dengan keramahannya untuk mempersilahkan dan diiringi ucapan sudah ditunggu katanya. Jam menunjukan puukul 10.00 pagi.
Memasuki rumah Ibu Ninik harus melewati anak tangga yang tidak terlalu tinggi, tetapi panjang bordesnya hampir jarang diketemukan, disisi bordes sudah terlihat ruang tamu yang bernuansa gelap, sewaktu memasuki terdapat meja bundar dengan telapak meja renda-renda seperti rendaannya ibuku sewaktu masih aku kecil dahulu. Anak-anak berjalan perlahan seakan berbuat setenang mungkin padahal mereka menahan teriakannya setiap mendapat sesuatu yang baru.
Setelah duduk beberapa menit dikeheningan pagi ini, ibu Ninik hadir dengan warna hitam-hitamnya.
Kegembiraan pun pecah dan anak-anak banyak bertingkah, terutama Yasin.
Kue-kue dari Jawa Tengah, mulai dihidangkan , anak-anak yang disukai adalah yang terasa manis terlebih dahulu, kemudian setelah banyak berceritra tentang sakit Thalasemia, anak-anak mulai mengantuk, dan terlihat ibu Ninik mengambil beberapa piring dari dapur disisi ruang tamu dan terlihat berjalan keluar, tidak beberapa lama kemudian piring itu masuk dengan isi nasi dan ayam goreng hangat setiap piringnya, dalam porsi besar-besar.
Jam 14.00 sewaktu terlihat lelah pada wajah anak-anak akhirnya saya minta mohon diri
Jam 20 00 sesudah shalat Isya, memberi sambutan menjelang masuknya Tahn Baru Islam 1426 malam ini, dihadapan bapak-bapak lingkungan RT 05 RW 08 Perumahan Puri Cileungsi Gandoang, yang dibahas masalah sekitar rahmat Illahi yang mana kita tidak akan sanggup berterimah kasih pada Allah, sebesar rahmat yang dilimpahkan kepada kita.
Tengah malam sakit gigi, gusi bagian belakang.

Selasa, Februari 08, 2005

Pertemuan dengan Pak Marzuki Usman

Selasa 8 Februari 2005

Sore kemaren tanggal 7 Februari 2005, saya sempat menelpon Hp nya pak Marzuki, pertama ia menanyakan tentang anak-anak, anak-anak telah sekolah kataku, kemudian soal Aceh, kalau bisa besok ketemu di Hotel Jakarta Hilton Restaurant nya, jam 0800 pagi, aku menyetujui
Hari ini pagi-pagi sewaktu jam masih menunjukan jam 05 40, saat siap-siap hendak berangkat, ada telepon dari sekretarisnya pak Marzuki Usman mengatakan jikalau pertemuannya dimajukan jam 07 00 tempat yang sama, secepat itu pula saya mengumumkan bapak akan berangkat yang masih SD harap tinggal dahulu, berangkat agak siang, naik ojeg aja, yang SMA boleh ikut bapak walau nanti paling pagi datangnya, akhirnya saya berangkat juga sebelum jam 0600.

Dijalan luar biasa ramainya, kemacetan biasanya didekat lokasi sekolah, mobil-mobil pengantar anak sekolah berderet-deret mengantri jalan perlahan, selepas itu lapang lagi, padat lagi lapang lagi sedemikian keadaannya sepanjang jalan pagi itu, akhirnya setelah belok kekanan ke arah mampang dari Ranggunan, wah jalan merambat, tapi sudah cukup kencang pikirku, setelah melewati perempatan mampang menuju kuningan sudah lenggang terus lewat kapolda dan lewat jembatan semangi akhirnya merapat kekiri memasuki halaman parkir hotel Hilton.

Aku berlari kecil sambil membawa lembar kertas gambar berisi gambar rumah starter bantuan korban stunami Aceh dan Sumatera Utara. dan sesampainya di loby aku tetap berlari kecil sampai-sampai satpam yang akan memeriksa tas ku ku abaikan saja, dan di restoran dikursi yang dijanjikan kulihat pak Marzuki sudah duduk menunggu ku.

Kegembiraan dan kebesaran Asmah Allah dikumandangkan dan saling doa keselamatan, akhirnya gambar dibuka, pak Marzuki melihat sekilas dan menyetujui, yang penting harganya jangan sampai lewat 2,5 juta rupiah
Pak Marzuki kulihat memesan makanan omelet lengkap untuk diriku dan omelet sederhana untuk pak marzuki sebab dia sedang diet, kemudian pembicaraan membahas masalah lambannya pemerintah dalam penanganan Korban Aceh.

Relasinya pak Marzuki di restorant ini cukup banyak sebab sedikit-dikit ada saja seseorang berdasi dan ber jas lengkap datang menyalami, kemudian baru ku ketahui jikalau tempat ini adalah langganan tetap pak Marzuki, hitung-hitung tempat khusus untuk menjamu tamunya, sebab dia pemegang kartu members.

Kesimpulan

1. Jangan dipermainkan agama, jangan meatas namakan bahwa saya paling islam dari orang lain, contohnya aceh, disiksa ia dengan Allah.

2. Bantu para Bupati dan Walikota, untuk ini ada kesepakatan yaitu kita akan membantu walikota Bogor yang selama ini terkenan banyak kasus dugaan korupsi, kalau dilihat dari sesi waktu masa jabatan pak walikota maka ia harus ditolong supaya semua mendapat hikma berharga. Saya mengajukan diri untuk meminta waktu agar pak Marzuki bisa berbicara dengan walikota Bogor.

3. Kalau beramal Rp 10 000,- hanya bisa untuk dua orang saja, masing-masing beli Rp 5 000,- bakso panas, tetapi dalam hal ini kita harus cerdik, uang Rp 10 000,- itu dibelikan terigu yang satu kilonya Rp 4 000,- dapat 2 kg dan sisanya beli minyak goreng, kemudian terigu itu sesampainya dirumah dijadikan kue terigu diencerkan dengan air ditambahn garam, diberi potongan bawang merah dikasi enak-enak, kemudian diaduk diencerkan, ambil sesendok dan digoreng, dan akan menjadi banyak, dan dibagikan untuk banyak orang, dan akan mendapat pahala dari banyak orang juga.

4. Format kertas gambar besar A1 dirubah menjadi kertas kuarto, lembar-lembarnya di isi dengan gambar satu persatu dari gambar besar, secepatnya dikirim ke pak Marzuki akan disponsori pembiayaannya.

5. Membangun jalan jangan jalan besar, cukup jalan sepeda motor terpipisah dengan jalan kaki, untuk peremcanaan satu desa permukiman, sedangkan jalan mobilnya cukup jalan tanah tanpa salipan, lebar jalan 2,5 meter tetapi setiap jarak 200 meter ada tempat untuk bersisipan.
pertemuan selesai jam 10.30 langsung saya kekantor

Isnin, Februari 07, 2005

Makan Siang sesudah Shalat Jumat

Jumat 28 Januari 2005

Makan Siang sesudah Shalat Jumat

Makan siang sesudah shalat Jumat di warung/kedai makan masakan padang, bersama Pak Jajak, Pak Harjono. hal ini bisa terjadi kerena sewaktu hari Kamis kemaren saya ditawari untuk mencari tunjang ( istilah pak Jajak kalau akan mengajak makan ) saya bilang besok aja sesudah shalat Jumat, akhirnya betul-betul sesudah shalat Jumat bertiga bergerak perlahan dikerumunan manusia yang antri makan disalah satu warung masakan padang dekat kantor.

Persiapan Rapat dengan Pak Joepi
Setelah makan saya bersiap untuk rapat bersama Direktur Citra Marga di Jalan Gatot Subroto, saya memutuskan akan balik lagi kekantor atau tidak, wah ini susah, ke sana saya harus memakai sepatu rapat warna coklat yang robek sedikit sisi luar kaki kanannya, padahal hari selalu mendung, kasian kalau sepatu ini dipakai pulang ke rumah, diserang hujan dijalan bisa sepatu rapat ini tidak bisa dipakai lagi pikirku, akhirnya kuputuskan pulang lagi kekantor setelah rapat dengan pak Joepi selesai.

Menuju Rapat dengan Pak Joepi

Jalan yang hendak kutempuh adalah keluar menuju Jl Tendean, Kuningan, pasti ada jalan kecil yang bisa menuju ke Citra Graha alamat rapat, melewati kawasan Kuningan yang belum pernah dilewati dan ternyata cukup bergengsi wilayahnya, sayangnya letaknya dibalik jalan utama. Berkali-kali tanya akhirnya bisa ketemu jalan menuju G Subroto, dan sewaktu memasuki gedung ternyata salah, lagi satu gedung lagi pak kata penjaganya, akhirnya kudapat juga, lagi-lagi salah masuk, disini tertulis pintu masuk tetapi sewaktu motorku memasuki pintu itu ternyata di print dengan penjaganya katanya kalau membawa motor pintu masuknya disana pak, motor kuarahkan balik memutar dan menuju jalan samping dan tembus kebelakang. Kucari tempat parkir motor letaknya sangat dibelakang.

Rapat dengan Pak Joepi

Lantai 6, pikirku, langsung naik lift dan kujumpai banyak tamu asing dikantor itu, dan saya diterima sekretaris pak Joepi dan dipersilahkan duduk diruang pertemuan.
Ruang pertemuan itu terdapat meja panjang dengan 12 kursi, semuanya kosong, hanya saya sendiri dengan Tuhanku disini, sejurus aku duduk ternyata yang menggagetkan diriku adalah kehadiran pengantar kopi campur susu, setelah itu ruang sunyi lagi dan 10 menit kemudian yang namanya Pak Joepi itu muncul, seorang anak muda dengan penampilan seperti mahasiswa, pakai kaos oblong kualitas baik, rambut terlihat ikal, pertama kali bertemu saya langsung slaman dan mengagumi perannya dalam perusahaan ini, kemudian saya minta keseriusan, keterbukaan dalam konteks kerja masalah Aceh ini,
Konsepnya pak Joepi adalah segerah menyusun draft usulan bantuan ke Aceh dalam bentuk rumah sangat murah dan sederhana, kemudian dananya dimintakan ke Duta-duta besar yang ada di Jakarta, mengingat hingga hari ini bantuan yang diperuntukan bagi pengungsi Aceh belum turun juga, bantuan hanya sebatas ucapan belaka, hal ini disebabkan tidak adanya rasa percaya Luar Negeri kepada Pemerintah Dalam Negeri, terutama dalam penegakan hukumnya, sehingga Joepi bergerak atas nama Perhimpunan Pengusaha Pribumi Indonesia meminta pihak Keduatan untuk mempercayakan dananya dikelolah oleh PPPI untuk membangun perumahan di Aceh sebanyak-banyaknya.
Gambar dan RAB nya hari senin ditunggu.

Setelah Rapat dengan Pak Joepi

Balik lagi kekantor, ganti sepatu, shalat Ashar terlebih dahulu dan langsung pulang, masuk rumah pas magrib. Otak ini rasanya sudah dipenuhi ide untuk mengungkap diatas komputer bagaimana sih perwujudan rumah yang generik ini, ternyata anak-anak belum ada yang makan, Fifi si bayi masih meriang sakitnya, sehingga ibunya sangat sibuk dengan urusan bayi, dan urusan makan malam agak terlantar, sesudah shalat maghrib, masuk dapur membuat sayuran dan lauk untuk makan malam, kemudian waktu Isya pun datang, setelah shalat isya anak-anak pada tidur dan saya mulai bekerja.
Rumah Generik itu di idekan bagaimana rumah mampu berperan sebagai rumah starter bagi sipenghuni, start untuk memulai kehidupan yang normal, dan start untuk aktivitas yang lain. ditekankan pada harga murah supaya bantuan bisa meliput banyak korban stunami.

Sabtu, 29 Januari 2005

Paginya sempat kepasar, dan melanjutkan mendesign rumah generik, rumah itu sangat sederhana, ukuran 3 kali 4 meter, didukukng 6 tiang ukuran 12x12 dan ditutup atap asbers gelombang, dinding dibuat satu meter dari lantai, lantai perkerasan rabat campuran 2:3 pasir dan PC.saat dzhuhur rumah sudah nampak, ashar sudah final dan mulai dipindahkan keukuran kertas A1

Minggu, 30 Januari 2005

Pas tengah malam, baru aja akan istirahat tidur, fifinya mulai sakit serius, ditandai dengan suara batuknya yang payah, berdegung kedengarannya. saya cepat-cepat mengambil kunir untuk diparut dan dilewatkan ke tenggorokannya, akhirnya agak tertolong, sekitar jam 02.30 pagi saat setelah shalat tahajaud, batuknya semakin menjadi-jadi dan berkepanjangan.
Kirim SMS ke pak Joepi
Kirim SMS ke pak Joepi untuk meminta bantuan kendaraan membawa bayi ke RS terdekat, SMS tidak dibalas, sekitar jam 03.00 kirim SMS ke pak Marzuki Usman, dua kali berturut turut kerena panjangnya pesan yang akan disampaikan, tidak dijawab,biasa pak Marzuki.
Jam 2.40 membangunkan tetangga belakangan rumah,
Pak Syarif tetangga dibelakang rumah, yang rumahnya mepet dengan dinding kamar belakang rumah saya, malam itu saya panjat jendela dan berbicara pada pak Syarif, untuk minta tolong diantar ke Rumah Sakit mari Cileungsi, Jam 3.00 berangkat naik mobilnya pak Syarif ke RS Marie, cari bagian UGD dan disana perawat membangunkan dokternya, pemerikasaan berjalan lancar, infeksi saluran nafas bagian atas fonisnya, kemudian diberikan resep untuk ditebus dan membayar ke loket semuanya habis Rp 76 000 ,- kemudian balik pulang kerumah untuk secepatnya meminumkan obat batuk dan obat anti infeksi yang didapat.

Hari minggu ini masih terlihat sakit, saya menyelesaikan gambar.

Senin, 31 Januari 2005

Saya bergegas ke kantor Citra Graha tujuan untuk menyetor gambar, yang tidak ikut yasin, agak malas sekolah, hujan masih gerimis, kepadatan lalulintas membuat kendaraan merayap, sewaktu memasuki kawasan Kuningan agak bingung sehingga untuk mendapatkan jalan menuju Arthagraha agak lama, setelah terlewatkan kerena menjumpai sudut pemandangan yang baru dari Kawasan Kuningan baru sadar jikalau hari jumat kemaren seawktu kemari tidak mendapati pemandangan seperti ini, berarti ini salah, atau kelewatan. Setelah bertanya baru dijelaskan jikalau jalan ini lurus menuju SCTV, patokan ini yang saya pegang dan saya ikuti sampai ketemu jalan gatot subroto dan masuk ke gedung Citragraha, sesampainya disana sekretarisnya membertahukan jiakalu pak Joepi tidak ada ditempat, kemudian saya me SMS pak Joepi untuk memberitahukan jikalau saya sudah ada dikantornya, balasannya adalah hubungan telepon langsung, dari seberang terdengar suara Pak Joepi bahwa hari ini ia tidak ada janji untuk ketemu dengan saya, hal ini cepat saya permaklum mungkin saya yang kurang tanggap, kemudian ia mengatakan soal SMS tengah malam kemaren yang meminta bantuan kendaraan, saya tidak baca saat itu, baru siangnya saya baca, dan saya sempat dimarahi dengan pak Marzuki Usman katanya, ya sudahlan permasalahan sudah lewat, telepon saya matikan, dan menghubungi anak buahnya untuk bagaimana gambar ini bisa dicetak, akhirnya salah seorang anak buah nya yang bernama pak Roni mau membayar terlebih dahulu biaya yang dikeluarkan untuk mencetak gambar sebesar Rp 12 500 ,- Gambar dicetak dipercetakan plotter Subur. 

saya SMS ke pak Marzuki menjelaskan proses penyerahan gambar.

Selasa 01 Februari 2005

kekantor, mengambil gajih bulan Februari, Tyas nya ikut untuk periksa giginya dan dokter umum,
Setelah periksa dokter gigi, Tyasnya minta pergi ke spa.

Gaya Spa
Tyasnya minta ke spa, setelah diketahui jikalau bapaknya ngantongi 5 voucher gaya spa pemberian dik Iwan, sebelumnya sempat aku telepon, dan katanya bisa ke Gaya Spa di Woltermonginsidi, kerena jarak cukup dekat saya berjalan dengan Tyas lewat Mabes Polri, sambil melihat perkembangan sepotong bagian Jakarta Selatan.
Memasuki Spa, harum semerbak bau jamu dan ramuan khusus cenderung bau kayu harum datar dan anteng, membuat otak sedemikian aktif untuk memproduk idee-ide, Setelah lama menunggu kedatangan sang marketing spa tersebut, si susi, ia datang kemudian sejurus ia mengamati keaslian voucher yang saya pegang kemudian ia sepakat untuk menerima voucher perawatan spa ini tetapi di gaya spa SCBD, akhirnya saya dan Tyas diantar kesana dengan kendaraan perusahaannya, disana Tyas minta perawatan masage badannya untuk persiapan masuk RSCM besok katanya.

ada SMS dari pak Bambang Prasarana Wilayah jikalau ada titipan obat dari Papua dari Buah Merah, untuk segala macam penyakit.kemudian ada informasi Kepala Dinas PU Aceh Tengah mencari saya hendak kekantor, 
Uang Pengelolah Teknis Rp 1 600 000 sudah dicairkan untuk pekerjaan di Departemen kelautan dan perikanan. uang ini sepenuhnya untuk bangunan

Sewaktu pulang, awan hitam sudah mengganturng diarah timur diarah jalan yang hendak saya tempuh, betul juga mulai hutan di kawasan Jalan Antasari, setelah mengenakan baju hujan, hujan pun datang menderas, disertai angin, pohon banyak bertumbangan, kaca besar didinding superstore Cijantung Mall pecah dibuatnya, pohon-pohon disepanjang jalan itu menuju ke cibubur banyak yang tumbang, kemacetan dibawah siraman hujan memanjang, mencari jalan tikus, akhirnya didapat disejajar jalan depan KongGuan, Shalat Ashar basah - basah terutama kaki, bagian pundak juga basah, shalat dimusholah di jalan Lapangan Tembak. 

Rabu 02 Februari 2005

ke RSCM hari pertama buat Tyas

Hbnya tyas saat ini 7,9 sehingga memerlukan darah 850 cc yang terdiri dari 4 kantong. memasukan suart permohonan obat desferal, kerena sekarang Tyasnya menggunakan darah cuci maka permohonan darahnya harus ke PMI Kramat Senen terlebih dahulu, pulangnya sempat mampir kerumahnya pak Andre Hasan membicarakan persiapan rapat dengan para orang tua penderita. Sepulangnya terkena hujan sedikit agak deras

Kamis 03 Februari 2005

ke RSCM hari kedua buat Tyas

Pagi hari sewaktu membuka kulkas sempat melihat jikalau hari ini semua lauk habis, cepat2 pergi kepasar sebatas membeli ikan lele 1 kg dan ikan bandeng 1 kg dan tauge 1 kg, kemudian secepatnya persiapan ke RSCM, berangkat jam 0700, dan di PMI Kramat sekitar 0830 tiba. mengambil darah dan langsung ke RSCM untuk ditransfusikan. Darah yang didapat dua kantong terdiri 200 cc dan 250 cc.

Utusan pak Marzuki Usman datang

Saya sedang mengurus surat permohonan pengambilan obat desferal, kerena jenis obat ini termasuk canggih sehingga permohonan ke apotik harus disetujui dengan surat protokol dokter yang merawat diketahui oleh kepala RSCM, kepala ASKES RSCM kepala Unit Bagian Hemotologi dan Dokter yang merawat sendiri.Sedang sibuk-sibuknya SMS berbunyi jikalau pak Untung sudah ada diruangan Thalasemia, langsung saya menunda sebentar kepengurusan suart protokol tersebut, saya naik keruang ternyata pak Untung sedang berbicara-bicara dengan Tyas, dalam kesempatan itu Pak Marzuki menyampaikan bantuan kesehatan buat anak-anak.
Ke Apotik ASKES jalan Percetakan Negara, untuk menyampaikan permohonan obat Desferal dan obat penguat hati, sesampainya disana apotik sedang istirahat, nunggu hingga jam 1300. Akhirnya jam 13.30 semua urusan selesai, obat diambil besok jumat. Pulangnya lewat Bekasi.

Jumat 04 Februari 2005

ke RSCM hari ketiga buat Tyas


Pagi pagi sudah berangkat ke RSCM sekitar jam 05.30, dan di PMI kramat tiba kepagian jam 0730 pagi. terpaksa nunggu diluar kerena loket darah buka jam 0800.

Pagi dijalan Salemba depan PMI Kramat

Banyak anak-anak sekolah yang terlambat masuk, dimarahin gurunya dan disuruh pulang, apakah benar ini, sebenarnya kerena ia dari rumah sudah berangkat sekolah kemudian ia terlambat dan disekolah ia disuruh pulang, maka hal ini membuka peluang si anak untuk melakukan kegiatan yang tidak diterima akal, peluangnya terbuka lebar.
jam 0830 akhirnya darah didapat, langsung ke RSCM dan ditransfusikan. SMS dari Pak Iskandar Kamil Hakim Agung di Mahkamah Agung RI untuk datang ke MA nanti siang.
Jumatan di Masjid Arief Rahman Hakim UI di Salemba.
Pokok khutba adalah keindahan Islam dan kemana syukur kita haturkan.
Setelah shalat Jumat, makan siang bersama Tyas di warteg di RS Husni Thamrin, habis 6500 rupaih, kemudian langsung ke apotik ASKES ngambil obat desferal dan langsung ke MA jumpai pak Iskandar Kamil.
di Mahkamah Agung Tyasnya diberi banyak nasehat dan disisipkan kalkutar peterjemahan bahasa inggris dan bantuan kesehatan.

Sabtu 05 Februari 2005

Acara Rapat pertemuan Orang Tua Penderita Thalasemia dengan Pengurus.