selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Selasa, Februari 28, 2006

Perintah Kepala Pusat SEBRANMAS

Selasa, 28 Februari 2006

Anggaran Kegiatan Swakelolah di Potong

Saya baru tahu secara jelas kemaren sore itu, Senen, sewaktu saya sebagai ketua team mitigasi gizi buruk di Desa Akar-Akar Kecamatan Bayan, kabupaten Lombok Barat bagian Utara – NTB, merupakan desa yang terkenal kering atau sulit air. Penduduknya merupakan petani palawija (jagung).dan desa Oebelo kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan – Pulau Timor NTT, merupakan desa yang sulit dijangkau serta sulit air pada musim kemarau (seperti umumnya desa-desa di P.Timor lainnya). Penduduknya merupakan petani lahan kering/kebun dan pengumpul (contoh : buah asam, jamur dll dari hutan untuk dijual). Bahwa ada konsultan yang meminta bagian pengelolaan di NTB dengan mengajukan biaya Rp 188 000 000 ,- padahal alokasi dana untuk NTB sebesar Rp 178 000 000 ,-, masuknya konsultan itu dari mana, sedangkan dalam anggaran team tidak ada anggaran untuk konsultan, berarti ini akan dibayar dengan pertangngungan teman-teman team.

Yang Jelas Pak Pardino sebagai Kepala Pusat pusat penelitian SEBRANMAS telah menunjuk pak Edi eselon tiganya untuk mefasilitasi konsultan tersebut, dan pak Edi secara samar mencoba menerangkan kepada saya tetapi hal itu saya anulir, dengan menyakinkan bahwa ketua teamnya tidak mati, masih ada, kok ngak diajak bicara.

Saya ngak habis pikir bagaimana cara menutupnya.

Pemikiran ini terbawa terus sampai kerumah, sampai sampai ada adik ipar datang kerumah dang nginap semalam di rumah. saya tidak perhatikan.

Sewaktu shalat Tahajud semalam, tergambarkan jikalau dana segitu banyaknya ya ke besaran, kerena dananya besar jadi banyak orang yang meraihnya. sehingga sekarang tinggal bagaimana ketua teamnya, yaitu saya.

Terpikirkan juga kalau begitu saya tinggal saja pekerjaan ini, e, kayaknya kok nggak bertanggung jawab

Diantara kekacauan dalam menentukan sikap tersebut, akhirnya saya melihat diri saya sendiri hingga usia limapuluh tahun begini, sebetulnya siapa sih yang melimpahi rezeki selama ini, Ya Allah Tuhanku.

Akhirnya saya ikuti aja jalannya hari ini, sampai adzan Shubuh terdengar, istri saya naik untuk sama-sama mengerjakan shalat berjamaah.

Didalam hati masih ada rasa tidak enak, tetapi saya harus mengendalikan agar tidak menimbulkan permasalahan baru, tiba-tiba terdengar suara batuk dari Tyas, batuk ini lama tidak pernah terdengar, kalau batuk ini terdengar berarti kondisinya Tyas sudah turun, berarti harus secepatnya ke Rumah Sakit Ciptomangunkusumo.

Sewaktu adik ipar berpamitan saya lagi membaca doa sholat Dlhuha, kemudian saya turun untuk mulai memanaskan kendaraan bermotor, Yasin dan mbak Tyas besok harus ke RSCM kataku, Yasin terlihat merengek minta uang saku seribu rupiah.

Mencari Rujukan Puskesmas Ciledug

Hujan gerimis sepanjang jalan, mantel hujan sudah dikenakan, motor melaju kearah Pondok Indah, tiba-tiba ujung kemacetan terlihat, saya belokan motor kekanan memotong dan menyebrang memasuki daerah larangan sepanjang 500 meter, kemudian memotong arus kendaraan untuk memasuki ujung jalan Pangeran Antasari, melaju sedkit kemudian mulai ketepi sebab kendaraan mobil sudah macet, motor masih bisa melaju, ketemu lampu merah belok kiri hingga ketemu jalan Fatmawatidi D Best, belok kiri menunuju Pondok Labu, ternyata diujung jalan ini pada saat bertemu dengan jalan Simatupang lagi ada pengumuman dilarang belok kanan, padahal tujuan saja ke Carefure Pasar Jumat di Samping Kantor.

Terpaksa putar balik sedkit untuk potong arus kendaraan yang kiri ( arus kendaraan dari Fatmati ke arah Blok M ) setelah bisa memotong ( kerena saat itu ada mobil yang akan masuk dimana arah kedatangan saya, jadi saya menyelinap disisi mobil tersebut ) kemudian saya sudah digang sejajar dengan jalan Simatupang, maju sekitar 1 km belok kiri untuk ketemu jalan Simatupang, saat itu saya diajari orang muda bagaimna caranya memotong arus kendaraan untuk menuju Carefure Pasar Jumat.

Sekarang saya sudah dijalan arteri Simatupang Ruas Fatmawati - Pondok Indah, saya melaju dan mencoba berfikir lewat mana lagi untuk mencapai Ciledug, di perempatan Pondok Indah Simatupang saya berjalan terus didepar Carefure dan tembus dibelakang kantor, saya belok kanan memasuki Pondok Pinang, macet juga, tapi motor masih bisa maju.

Diperempatan Pondok Pinang saya belok kiri ( Pengalaman sewaktu pulang malam-malam dari rumah pak Purwadi ) dan saya jumapai lagi jalan yang waktu itu malam-malam saya lewati, jalan itu lebar, awalnya saya ragu memasuki jalan ini sebab tidak ada kendaraan yang bersamaan saya, apakah saya menyalahi arus jalan pikirku,

Ternyata tidak saya berjalan terus sampai ketemu jalan yang lupa, dan terpaksa saya bertanya kemana arah Ciledug, sesama motor mengarahkan saya untuk belok kekanan, akhirnya memasuki kawasan Bintaro, dan belok kiri sewaktu tertulis Stasiun Sudimara.Ciledug.

Jam 09.00 saya sudah sampai di Puskesmas Ciledug. Puskesmas dalam keadaan ramai. setelah mendapat nomer antrian saya masukan surat rujukan yang lama untuk dibuatkan rujukan untuk Tyas yang baru, banyak penyakit yang terlihat, sempat saya perhatikan adalah penyakit paru-paru yang disandang seorang ibu-ibu, dimana suaminya ikut mengantar, dan penyakit gatal pada leher bayi akibat muntahan air susu ibunya.

Jam 10.15 saya telah tiba kembali di Kantor, pembahasan desa Akar-akar dilanjutkan, saya paparkan, bahwa TIDAK APA-APA DIPOTONG, TETAPI BUATLAH SANGGAHAN SUPAYA DANANYA JANGAN SEBESAR ITU,
Rapat selesai sebelum jam 13.00 saat saya pamitan bahwa besok saya akan ke RSCM.

Selasa, Februari 21, 2006

Lampu Mati.

Senin, 20 Februari 2006.

Lampu Mati.

Menjelang 5 km sebelum masuk rumah, lampu dijalanan mati, memang saat itu hujan masih mengguyur, berarti lampu rumah juga pasti ikut mati, betul juga sewaktu saya memasuki rumah, suasana gelap mulai menyelimut sore itu, maghrib belum juga tiba, saat akan buka puasa.

Suasana gelap dan banyaknya mainan Fifi yang berserakan membuat gerakan terbatas, membersihkan dahulu mainan fifi dan baru bisa duduk. Fifi sewaktu melihat ayahnya membawa bungkusan, langsung direbutkannya, ia sangat gembira kalau didalam bungkunsan itu ada miliknya, susu nya dia sejak tadi pagi habis, dan tadi sebelum pulang kantor saya sempat membelikan susunya.





Selasa, 21 Februari 2006



Ke Doketr Gigi, Poliklinik Departemen Pekerjaan Umum

Nama saya masukan setibanya ditempat loket pendaftaran perawatan gigi poli Gigi Dept PU, waktu masih tersisa, sambil menunggu kedatangan dokter gigi pagi itu, saya bersilaturahmi ke Pak Saleh Latuconsina Staf Akhli Menteri PU Bidang Khuhus, diruangan pak Saleh duduk sendiri, stafnya belum ada yang datang, saya bilang, Coba kalau masih Jadi Gubernur di Maluku, saya tidak masuk segampang begini, Pak Saleh tertawa saja.

Tyas Study Tour ke Tasikmalaya

Jumat, 17 Februari 2006.

Sejak masuk rumah sore hari ini dari kantor, Tyas terlihat sibuk dengan berbagai keperluannya, sebab rencananya nanti jam 24.00 akan berangkat ke sekolahannya untuk berangkat tour ke Tasikmalaya jam 02.00 pagi-pagi.

Ternyata dijumpai ada dua kegagalan, gagal bawa tustel sebab rewind penggulung film rusak, akan dimasukan film yang baru, tetapi film lama masih ada di dalam tustel, gala berikutnya adalah gagal membawa alat rekam suara sebab tidak bisa merekam, dan dynamo perekamnya tidak berfungsi.

Saya sarankan kembali ke catatan saja.

Sejak selesai mengerjakan shalat Isya, istirahat sebab ntar malam harus mengantar Tyas, sekitar jam 20.00 Fifi menangis minta pindah tidur ke tempat bapaknya, saya sadar, tidur baru masuk beberapa menit, saya ingat tadi sewaktu saya akan mengawali tidur sempat mengajak fifi tidur dan dia menolak, masih main dengan kakaknya, main belajar-belajaran,sehingga saya biarkan dan saya tidur sendirian.

Untuk melanjutkan tidur, setelah menggendong fifi naik ketempat tidur, tidak bisa begitu saja, harus olah raga dulu, biar sedikit cape kemudian masuk secepatnya ketempat tidur untuk memasuki phase tidur berikutnya, berhasil.

Bangun jam 23.30, Tyas sudah berkemas, jam 24.00 keluar dari rumah, sewaktu mengantar Tyas, jalanan terlihat sangat sepi, khawatir juga kalau ada perbuatan kriminal, keadaan mulai ramai sewaktu mendekati sekolahannya Tyas, terlihat banyak orang tua yang sibuk mengantarkan juga anak-anaknya yang akan berangkat Tour pagi nanti, dengan berbagai kendaraan bawaannya, ada yang diantar ojeg, ada yang diantar mobil orang tuanya, ada yang jalan kaki setelah turun dari angkutan umum.





Sabtu, 18 Februari 2006.



Menunggu Tukang, yang tiga hari lalu menyanggupi akan datang hari ini untuk memperbaiki atap rumah, ternyata tukan yang ditunggu tidak juga datang.

Sementara hujan datang menderas.





Minggu, 19 Februari 2006.



Diatas Atap Sendirian.



Seperti biasanya setiap hari minggu, mengantar istri kepasar, dirasakan keuangan minggu ini sangat sedih, saya kepasar hanya membawa uang Rp 10 000,- habis untuk membeli Vitamin B1 yang 100 bijinya Rp 3000,- Vitamin B6 yang 100 bijinya juga Rp 3000,-dan Vitamin B12 yang 100 bijinya juga Rp 3000,- total Rp 9 000 ,- sisa dua keping uang logam limaratusan, yang satu untuk amal kerena ada yang meminta bantuan setibanya dirumah dan keping satunya untuk Yasin yang menagis kerena kue TikTak nya dimakan Fifi adiknya, jadi ia minta penggatian.

Sementara saya lihat istri membelanjakan secukupnya saja, lauk harian berupa ikan basah dan tempeh serta sayuran, tidak lupa ubi rambat merah sebanyak 3 kg untuk dua kali makan.

Sekitar jam 11.30 semangat untuk naik ke atap mulai datang, mulai mempersiapkan balok injakan kaki untuk duduk diatas atap, kursi untuk naik, asbes yang akan dipotong dan meteran, anak-anak ikut membantu sebisanya, tetapi banyak tidak maunya, berat katanya.

panas terasa menyengat, yang beberapa hari ini hari-hari banyak ditutup awan hujan, sekarang diterangi dengan sinar matahari yang menyorot tajam. Diatas genteng mencoba berfikir apa yang akan dikerjakan terlebih dahulu, Kemudian mulai menggergaji atap asbes, kepanjangan 10 cm. saat menngergaji Adzhan Dhzuhur terdengar, pekerjaan dihentikan sementara, sambil masih berkeringat, ambil air wudhu dan sholat.Anak-anak ikut shalat berjamaah.

Setelah selesai shalat dilanjutkan lagi menggergaji atap asbes, tapi sedikit pecah, kemudian menaikan ke atap, kemudian saya turun, naik tangga dari rumah tetangga yang kosong untuk naik ke atap dan mulai membongkar, Yasin dengan Astari bergantian ikut naik ke atap.

Sewaktu mengangkat genteng, genteng semen tersebut sangat kuat menjepitnya dan sangat susah diangkat dari atas, saya menggunakan kayu yang ditajamkan untuk mengungkit genteng supaya bisa terkuak sedikit dan jari bisa dimasukan, baru bisa diungkit, tetapi belum juga bisa dilepas sebab harus didorong dulu keatas supaya kaitannya terlepas dari kayu reng nya. tidak ada teman yang menemani diatas genteng sendirian.

Cucuran keringat mengalir, saat itu mencoba mengingat, banyaknya para PNS yang jatuh saat memperbaiki atap, sebab terbatasnya dana, dan perbaikan atap tidak berjumlah banyak, dan badan tidak dilatih untuk berdiri lama-lama di kemiringan atap, sehingga kaki ini ikut berpengaruh.

Pekerjaan atap ini selesai jam 13.30. saat berkeringat, kotor dan bau, mencoba mengejar anak-anak untuk digendong, semua berlari, bapak bau-bapak bau jeritnya.

Mandi dan tidur, wah enak sekali setelah berpayah-payahan sekarang berbaring tidur, nyenyak juga.



Sehabis maghrib, Istri telpon ke SMUNCileungsi menanyakan jam berapa ketibaannya anak sekolah yang tour ke Tasikmalaya, jawabanya sekitar jam 22.00 katanya.

Motor sengaja tidak dimasukan, anak-anak yang mendengar jikalau bapaknya akan keluar nanti malam menjemput mbak Tyas, semuanya ingin ikut, tapi dengan syarat sekarang tidur dahulu.

Jam 22.00 tepat, keluar rumah, tujuannya SMUN Cileungsi, jemput Tyas, sesampainya disanan bus belum terlihat, keramaian orang- orang yang datang menjemput juga belum terlihat, kesibukan malam itu datar-datar saja. Istirahat didepat Warung Tegal diujung pertigaan jalan yang akan masuk ke sekolahannya Tyas, istirahat duduk-duk sendiri 30 menit, tidak juga ada tanda-tanda kedatangan, hidupkan motor dan bergerak menuju ke warung didepan sekolahannya Tyas, kata si tukang warung, datangnya anak- anak diperkirakan jam 02.00 dini hari.

Setelah mendengar pemberitahuan tersebut, lantas pulang sebab perut terasa lapar, melihat orang makan mie goreng dan nasi goreng kok enak banget, jadi cepat aja pulang, sesampainya dirumah digorengin telor dadar dan makanlah saya ditengah malam itu, di iringi serupan kopi hangat.

Tiba-tiba SMS masuk jikalau Tyas sudah masuk di jalan alternatif Jonggol.

Jam 00.30 tengah malamn keluar dari rumah bersama Istri, jemput Tyas lagi, sesampainya diujung jalan, duduk didepan toko-toko niaga yang sudah tutup, sementara motor diparkir dipinggir jalan.

Sewaktu duduk ditengah malam berdua an itu, mencoba menghitung berapa kendaraan yang lewat dan jenis apa, dan mengangkut apa, tiba-tiba perhatian dikejutkan oleh terikan istri melihat ada gerobak yang jalan mundur sendiri, rupanya pedagang mie goreng yang lagi berbenah warungnya yang tutup itu, memparkir gerobaknya dijalan yang agak miring, dan ditinggalkan, kerena tidak ada penahan, gerobak itu jalan sendiri.

Udara malam masih dingin, hujan yang redah sejak sore tadi menyisahkan genangan air disisi jalan, teriakan sesaat pedagang malam yang melepas sesak dadanya terdengar sekali, bunyi denting barang pecah belah yang dikemas dalam wadah untuk dibawah pulang mengiringi malam itu, seakan malam hendak ditutup, dengan pulangnya para pedagang malam.

Jam 01.20 Bus-bus yang membawa anak-anak tour ke Tasikmalaya berdatangan, Bus pertama dugaan saya Tyas ada didalamnya, ternyata yang turun anak lelaki tetangga depan rumah, dan anak perempuan di blok barat rumah, Bus kedua dugaan ku Tyas ada didalamnya dan lagi-lagi yang turun dua anak perempuan yang rumahnya sekitar sini juga, disusul bus yang ketiga dan terlihat Tyas turun.

Alhamdulillah, terlihat wajah ibunya segar kembali.

Bertiga naik motor ke rumah, jalannya agak perlahan kalau ada jalan berbatuan, persis masuk rumah jam 02.30

Jumaat, Februari 17, 2006

Kecele

Jumat, 17 Februari 2006

Kecele

Kecele itu bahasa jawanya, bahasa indonesianya tidak jauh dari pada ketipu, tetapi kecele itu tidak mempunyai konotasi kriminal, semalam masuk rumah jam 19.30 malam. setelah keluar dari kantor jam 17.30, berkendaraan motor relatif cukup kencang, perhitungannya shalat Maghrib ada di wilayah Cibubur, tepat juga, memasuki kompleks perumahan militer di Cibubur, mencari masjid atau musholahnya dan shalat berjamaah maghrib disana, seusai shalat, hujan datang, tidak deras, tetapi cukup membasahi.

Kerena belum diatas kendaraan pikirku, maka secepatnya saya mengenakan semua perlengkapan anti hujan, setelah terpasang semua dan keluar dari Masjid, hujan mulai mereda, dan situasi ini semakin redah dan tidak ada hujan sama sekali, tetapi plastik hujan terpakai terus sampai memasuki rumah, kecelenya ya disitu, sama seperti membuka payung tetapi tidak hujan.

Pagi ini ibunya pesan membelikan Donat buat Tyas yang akan berangkat sebentar malam, studi tour ke Tasikmalaya.

Khamis, Februari 16, 2006

Minggu 5 februari - Kamis 16 februari 2006

Minggu, 5 Februari 2006

Celana Plastik Anti Hujan

Udara pagi masih segar, untuk membangkitkan semangat Fifi , lantas diajak ke Pasar, walau nantinya digendong selamam di pasar

Bermotor bertiga, udara basah dengan iringan mendung tipis

Setibanya dipasar terlihat istri sudah bergegas ke barang-barang pasar yang dijajakan, saya masih mencari parkir motor

Terlihat istri menawar ubi kayu dan sukukn, selama dipasar Fifi digendong terus, membeli plastik bening 1 meter untuk bahan celanan anti hujan, istri ngajak pulang setelah terbeli antara lain santan 1/2 kg untuk sruikaya katanya lama nggak makan srikaya

sesampai dirumah, saya masuk dapur membuat tumus tuge dibalut choperan daun umbi kencur yang segar untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dicampur dengan 3/4 kg touge, dimakan rame-rame.

setelah dhzuhur potong plastik membuat celanan anti hujan setelah disambung kaki kiri dan kanan panjang sebelah, yang pendek kaki kiri 4 cm, bagaimana motongnya kok bisa panjang sebelah.





Senin, 6 Februari 2006



Persiapan Majalah Dinding

Rapat Persiapan Koordinasi KAK, pembahasan dengan Andi, Edi dan Saya, diberikan file KAK untuk diperbaiki dirumah.



Selasa, 7 Februari 2006.



Masuk kantor jam 11.00 siang, sebab dari pagi jam 04.00 tadi pagi kejar target pembahasan rapat KAK

Pembahasan lagi dengan pak Andi, Ketemu panitia rapat penajam KAK, pak Endar untuk meminta uang bensin sebab saya rencananya saya besok naik motor ke Puncak, dikasih 4 liter bensin.



Rabu, 8 Februari 2006.

Sejak pagi sudah didepan komputer rumah, untuk mempersiapkan bahan yang akan dipakai rapat kerja nanti sore di puncak

jam 06.30, Tyas minta diantar ke sekolah, Yasin yang akan ikut ke puncak nanti sore, pagi ini sekolah dulu lah.

Sepulang dari antar Tyas, persiapan dimulai lagi.

Adzhan Sholat Dzhuhur berkumandang, Yasin belum datang dari Sekolah, Sholat Dzhuhur ber jamaah dengan isrtri, kemudian makan siang, Fifi melihat baoaknya mempersiapkan pakaian yang akan dibawa kepuncak, dia juiga terlihat mempersiapkan pakainnya, dimasukannya sembarang pakaian ke dalam tas nya, ingin ikut katanya,

saya menawarkan option, ayo ikut makan nanti uikut bapak beli olie motor

ia pun ikut makan bersama

tidak beberapa lama Yasin datang dari sekolah, bersamaan saya akan keluar bersama Fifi untuk ganti olie sepeda motor.

Ganti olie Rp 18 000,- ganti lampu rem belakang Rp 2 000,- motor siap dibawa pergi.

Start dari rumah jam 14.00 siang, Fifi, Ibunya, yasin ikut, tapi turun ditikungan depan.

Tinggal saya dan Yasin bermotor menuju puncak

4 km setelah keluar dari rumah hujan menyerang, berhenti sebentar pasang semua perlengkapan anti hujan, di Cileungsi hujan berhenti, berhenti sebentar lepas perangkat anti hujan, setelah melewati pasar Cileungsi motor bisa dikendalikan dengan cepat, ditikungan mendaki setelah sungai cileungsi di wilayah semen Kujang, kendaraan macet berat, terlihat angkutan semen memutar balik, banyak kendaraan yang putar balik, macet total, jalan tidak bisa dilewati, tetapi motor masih bisa maju perlahan, sampai dipusat penyebab kemacetan, terlihat triler truk roda 18 melintang jalan, sebab kepala truk, rodanya terperosok keparit disisi jalan, posisi melintang truk ini menyebabkan kendaraan tidak bisa jalan dari dua arah.

Dengan menyelinap sambil mendaki, motor bisa lepas dari rintangan triler yang terperosok parit. Masuk Cibinong hujan turun lagi , berhenti pasang perlengkapan anti hujan, kemacetan di kota bogor mulai terasa, di Kota Bogornya sendiri, terlihat kering, disini berhenti untuk mele[as plastik pelindung badan, melewati terminal Beranangsiang, semua kendaraan dibelokan kekiri kearah pintu tool Jakarta Bogor Ciawi.

Memasuki wilayah Tajur, didepan Mall Matahari tidak terjadi kemacetan, di Dekat perempatan Ciawi Sukabumi, ada Masjid, berhenti sebentar untuk shalat Ashar.

Masjid itu dipinggir jalan raya Bogor Ciawi, terlihat dihalaman masjid ada 2 motor parkir, pengendaranhya sedang sholayt, Yasin turun dari motor, ia minta tolong lepaskan ransel pakaiannya yang ujunga saya lingkarkan ke badannya, setelah melepas semua pembungkus badan termasuk jiket dan helm, masuk ketempat pengambilan air wudhu, tempat ada dibawah, ditutun tangga menunurn, tempat wudhu terlihat sedikit jorok, terlihat ada jemuran pakaian yang menyebabkan pemandangan agak jorok.

Kemudian naik untuk mengerjakan shalat Ashar.

Setelah shalat, kembali ke motor, pasang semua pengaman badan, jiket dan helm, celana plastik anti hujan, samapilah diperempatan Ciawi yang menuju Sukabumi dan Puncak, jalan mulai mendaki, saat menurun sedikit bertemu dengan ujung jalan tol Jagorawi, dimana motor mulai ketemu Bus besar yang dari Jakarta ke Bandung, jalan terlihat mendaki, selewatnya jembatan suangi Ciliwung tiba-tiba melihat tulisan kilometer 71, berarti sudah dekat dari sini,

Kemudian Yasin berteriak itu pak Hotel Pramesti, sambil menunjuk kearah billboard besar bertulisan hotel pramesti, un tuk menghilangkan keraguan sempat menanyakan pada seorang ibu muda dengan menggendong putranya , ia menunjuk memang benar itu hotel yang dicari . hotel terletak disisi kanan jalan, harus memotong arus kendaraan, memasuki jalamn menurun dan terlihat pintu masuk hotel dengan pengaruh ukiran semen Bali yang banyak dijual dipasar-pasar di Bali.

Motor diparkir dipintu masuk, kemudian berjalan setapak disisi sungai ciliwung untuk memasuki jembatan pertama sebelum ketemu Lobby Hotel, sungai terlihat besar dan deras airnya, ada tertulis sewa arung jeram 1 jam Rp 250 000,-

Kita harus melapor, seruku pada Yasin yang berjalan mendahuluiku, dimana lapornya pak, katanya, disini, di Lobby hotel biasanya ada kantornya, ternyata memang ada, seorang dara bertubuh mungil, cantik, berdiri sambil mempersilahkan, snack sudah disiapkan dan belum dibuka, saya dengan Yasin mengawali membuka snacknya dan ngopi hangat sekalian.Terasa benar nikmatnya, setelah capai berjalan dan kehujanan sekarang minum kopi hangat.

Nomer kamar 206, diujung, harus melewati jembatan ke dua sungai Citarum.Dari lantai dua terlihat sungai Citarum semakin ganas arusnya. setelah masuk kamar, Yasin langsung berendam air panas.



Makan Malam


Setelah shalat maghrib, istirahat nonton warta berita televisi jam 19.00 kemudian ke Lobby hotel untuk makan malam, hidangannya nasi, rendang, tahu tumis, perkedel, kerupuk, sayuran soup panas.

suasana makan ramai, peserta hadir 40 orang, setelah makan Yasin minta diantar kekamar hotel, nonton TV ,



Acara diskusi dimulai jam 20.00

berakhir jam 01.00 dini hari.




Kamis, 9 Februari 2006.


Ketokan Pintu jam 03.00 pagi.
Saya terbangun, sewaktu terdengar ketokan pintu jam 03.00 pagi, saya buka, ternyata kiriman makan Sahur yang saya pesan tadi sorenya, berupa, nasi goreng udang, telor dadar, kerupuk, ketimun diris menyerong, teh panas satu gelas, makan sahur pun dimulai , puasa 10 Muharamdi Hotel Pramesti, kemudian dilanjutkan shalat tahajaud,

membangunkan rekan sekamar pak Andi yang belum shalat isya semalam, kamar saya tinggalkan pagi itu , keluar hotel mencari masjid untuk shalat shubuh berjamaah,

Masjid, keluar dari hotel, berjalan kaki menuju jalan utama, dijalan besar Jakarta Bandung, setelah melewati jembatan dan bertanya dimana lataknya masjid, Masjid terlihat memasuki gang, sakit perut. sebelum shalat.

Jam 07.00 Yasin minta diantar mandi kekolam renang hotel kerena melewati jembatan kali ciliwung

Acara hari ini berakhir jam 01.00 tengah malam.Andi sejak jam 6 sore sudah pulang.



Jumat, 10 Februari 2006.


Shalat Shubuh jam 05.00 pagi, agak kesiangan sih, soalnya tidurnya terlambat semalam, dikamar hotel tidak bisa langsung tidur, sebab Yasinnya masih ribut dengan lampu kamar yang minta dimatikn sedangkan saya minta dikecilkan aja, tidak beberapa lama tertidur pulas semuanya.

Jam 05.30

ke Lobby hotel untuk melihat televisi layar Besar nonton warta berita pagi,

jam 06.20 acar sarapan, lontong sayur, dengan kopi segelas.

jam 06.30 cuci sepeda motor yang akan dipakai pulang annti siang

jam 07.00 ngantar Yasin saraoan di Lobby hotel dan dilanjutkan berenang dikolam renang hotel

jam 09.00 acara rapat dimulai, pembahasan pertama Abrasi pantai Jepara.

jam 11.20 meninggalkan ruang rapat untuk kembali ke Kamar hotel persiapan shalat Jumat.

jam 11.45 berangkat ke Masjid.

Masjid terletak dipinggir sungai, gemuruh air mewarnai pendengaran selama shalat Jumat.

jam 12.40 Makan siang di Lobby hotel, makan terakhir.

jam 13.00 kembali keruang Hotel, ganti baju, tidak beberapa lama kemudian menuruni tangga hotel untuk menyerahkan kunci ke front office, ambil motor, pasang semua pelindung badan dari hujan, hujan deras turun mengiri kepulangan dari acara di Cibogo,masuk rumah jam 16.00.Lewat Bogor, Cibinong, Cimanggis, Cibubur, Cileungsi, Rumah.

Sabtu, 11 Februari 2006
Beli bahan bangunan berupa atap asbes 4 lembar Rp 100 000 ,-

Senin 13 Februari 2006.

Lampu padam sejak semalam. saat fifi menangis bersamaan alarm jam Handphone berbunyi yang menandakan jam 02.30 pagi.

Kekantor Tyasnya minta berangkat pagi, shalat Dlhuha di masjid kuning Cibubur, langsung ke Kantor, ngirim uang ke Ibu di Wonorejo Lumajang, Tambal gigi yang terasa nyeri ada lobang.



Selasa, 14 Februari 2006.

Pagi hari setelah mengantar Tyas dan Yasin sekolah, langsung ke Bogor, ngurus perpanjangan ASKESGAKIN nya Yasin.Ansuran Kesehatan Keluarga Miskin untuk Yasin. Sehingga nanti sewaktu-waktu dibutuhkan untuk masuk berobat ke RSCM suratnya sudah siap.

Ada pertanyaan dari ibu muda yang bertugas di perpanjangan jaminan perawatan Askesgakin Yasin, Mengapa bapak yang bertitel Ir dan sudah ber Haji kok masuk Gakin, saya menjelaskan, bahwa Anak ku yang sakit Thalasemia ini ada 2 orang, Tyas dengan Yasin, Tyas ditanggung Askes pegawai negeri saya sedangkan anak ke empat Yasin ditanggung AskesGakin.

Setibanya dikantor, memasukan Sudut redaksi dengan judul : Melantunkan Lit Sebranmas.





Rabu, 15 Februari 2006.



Sakit Demam semenjak masuk rumah kemaren sore, kecapaian perjalanan dari bogor, langsung kantor.



Kamis, 16 Februari 2006.

Dokter gigi perawatan lanjutan gigi yang dirawat hari senen kemaren.

Selasa, Februari 07, 2006

Persiapan Rapat penajaman KAK dan TOR

Selasa 7 Februari 2006

Persiapan Rapat Penajaman KAK dan TOR

Sejak kemaren senin sore informasi penajaman itu terngiang, dan hasil rapat mengharuskan saya sebagai ketua tim untuk merumuskan ulang segala yang berkaitan dengan kegiatan Mitigasi Endemi Gizi Buruk di NTB dan NTT.

Semalam masuk rumah jam 19.00, buka puasa sore kemaren dengan seteguk air mentah, air wudhu, sehabis shalat isya capai, istirahat.

Sejak tadi pagi saya kerjakan dirumah semua perbaikan KAK dan Biaya,
Kekantor jam 11.30 siang, shalat Dhzuhur di masjid kuning Cibubur

Isnin, Februari 06, 2006

Rapat Pembahasan Laporan Akhir Kajian Tata Ruang Air

Jumat 3 Februari 2006

Rapat mulai jam 14.00 siang setelah shalat Jumat

Permasalahan dalam rapat:

1, Kajian spatialnya lemah, tata ruangnya disini tidak dimengerti oleh konsultan secara luas, tata ruang disini hanya disandarkan sebagai judul sedangkan didalammnya analisanya beda

2, Water Spatial System kalau mau di inggriskan
sehingga keberadaan air sebagai obyek yang dianalisa harus dipetakan sebagai pusat informasi ruang

3, Pembahasan kok masuk ke tanah pertanian, loncatannya terlalu jauh

4, Belum-belum sudah keluar masalah konservasi

5, Konservasi itu sendiri bukan suatu kata kunci, analisa tata ruang air di olah dahulu baru terlihat usulan perbaikannya sebagai rekomendasi kajian

Jumaat, Februari 03, 2006

Awal Bulan Februari 2006

Rabu, 1 Februari 2006

Merayakan 1 Muharam dengan pak Jaja Priadi

Suasanah hari ini sangat sibuk, dijalan terlihat macet, kendaraan merayap hampir disepanjang 5 km di wilayah jalan simatupang, kerena terdapat libur tahun baru hijriyah kemarennya. sehingga banyak kegiatan yang harus diselesaikan hari ini, mengingat besok hari kamis dan disusul jumat libur lagi hari sabtunya,

Ngambil gajih untuk bulan ini, sempat mampir ke ruang staf ahli menteri PU bidang khusus, tidak terdapat informasi yang akurat, jam 11.00 siang sudah dihadapan pak Jaja, diruangan terdapat pula pak Rubini Yusuf, setelah berbasah basi sebentar, pak Jaja mengajak untuk kekedai warung makan masakan padang yang enak dan murah, makan nasi padang dan nambah nasi tidak nambah nasi harganya sama.Rp 7 000 ,-

Dalam perjalanan menuju ke kedai masakan padang, yang dibicarakan banyak perihal agama alternatif, sekarang, jikalau ada yang bernada alternatif saja, pengikutnya lantas membanyak, yang jadi pertanyaan, apakah agama-agama sekarang yang diakui kemampanan nya, tidak bisa kah memberi pengaruh lagi pada umatnya?.

Saat memasuki kedai tertulis tersedia hari ini gule kurma, kurma di gule pikirku, untuk memenuhi keinginan tahu saya, saya menepuk penyaji hidangan untuk menanyakan apakah itu gule kurma, itu pak gule daging yang diberi tambahan kurma untuk membangkitkan rasa timur tengahnya. Kerena saya sudah ber sepakat untuk makan rendang kering kebanggaan kedai ini maka saya tidak tertarik.



Terlihat pak Jaja memesan ikan tuna di sambal goreng dengan ikan kembung dibakar, saya tetap nasi rendang, saya sudah ingatkan pada penyaji untuk mempersiapkan masing-masing nasi tambahan. Pembicaraan saat makan hanya sekitar keadaan keluarga, terucap juga, kalau makan model begini, besok hari kamis, tidak melakukan puasa sunah, wah aneh keterlaluan pikirku, dan hal ini disetujui juga dengan pak Jaja, akhirnya terniat untuk puasa sunah besok.

Sempat memesan empat bungkus nasi rendang dengan lauk dipisahkan untuk dimakan anak-anak dirumah.

Kemudian langkah dilanjutkan ke Masjid Al Azhar, sekitar 200 meter lagi, ada lagi Pak Jaja menenggarai kalau Paramadina buatan alm nurkholis majid dijadikan pembenaran semua pelarangan yang terjadi selama ini, contohnya, orang untuk menikah beda agama, tidak perlu lari sampai ke luar negeri segala, cukup ke Paramadina, disana dilakukan akad nikah dan selesai sudah, apakah Paramadina itu suatu negara sanggahku, kok punya otorasi hukum segalah, pembicaraan tidak sempat meluas sebab saya terhalang dengan sakit perut.

Selesai berwudhu saya naik ke Masjid dan menemui pak Jaja yang sudah duduk berzikir sebelumnya. Saat Shalat Dzuhur tiba, azhan mengumandang, dan sholat, ditambah mendengar kultum, shalat sunnah dan berpisah, saya berjalan menuruni masjid kearah parkir motor di kantor menteri negara perumahan.

Bangunan yang membunuh

Bangunan yang membunuh

Lain sekali jikalau kita berdiri didepan rumah diwilayah pinggiran perdesaan, dimana rumahnya dengan pintunya selalu dengan mudah dijumpai, ternyata pintu itu sesuatu yang tidak sederhana, bagaimana jikalau kita berdiri didepan ruko-ruko diJakarta kota di pusat-pusat perkotaan baik di kabupaten maupun di propinsi, bangunan dengan jeruji besi, tralis yang mengengkang penghuninya, dan ada yang sangat hebat dan seram,m tak memberi kesempatan sedikitpun orang luar untuk masuk, jangankan untuk mendapatkan pintunya, bangunan itu sangat tertutup, dan berita berikutnya adalah terlalu sering kita dengar beberapa orang penghuni rumah itu terpanggang dal;am kurungan api yang membakar rumayhnya sehingga regu penyelamat mendapatkan beberapa jenazah yang menumpuk di kamar mandi di lantai atas dengan tubuh yang hangus, itu adalah peristiwa yang mencekam dan siatuasinya yang mengikat pada waktu escape yang sempit, dan tidak mudah mendapatkan pintu keluar, sekarang bagaimana undang- undang tata bangunan mengantisipasi hal ini, hanya diberi saran bahwa pemilik bangunan menyediakan pintu darurat atau pintu penyelamatan dari kebakaran, tapi tidak melarang untuk mengurung bangunan dengan teralis yang luar biasa kokohnya sehinga merusak pandangan estetika bangunan itu sendiri, okeylah ambilah sikap ambivalent, menganjurkan secara undang-undang tidak dan melarangpun tidak, bagaimana jikalau penampilan bangunan di suatu pusat kota yang berpenampilan muram dengan teralis besi yang memagar rapat. adakah sedemikian wajak kota kita akhirnya, tidak adakah suatu rekayasa cerdas sedikit saja untuk mendapatkan jalan keluar dari penampilan yang sdemikian ini. Bangunan adalah suatu bentuk ruang yang direncanakan, yang mempunuyai maksud dan tujuan, yang menghendaki hadirnya sesuatu yang diharapkan ada, dan mempunyai maksud melindungi sipenghuni dari pencurian, dan penjarahan serta cuaca. tetapi kan tidak penampilannya lantas berhiaskan jeruji besi yang kekar.

Okeylah kalau kita bicara soal perilaku, perilaku yang menumpuk barang dengan berbagai jenis disuatu ruang bangunan adalah perilaku kita juga kan, sehingga kita kurang waspada bahwa diantara tumpukan barang yang dihimpun terdapat benda atau cairan yang gampang terbakar. apakah perilaku kita ?

Rabu, Februari 01, 2006

Bulan Januari 2006

Minggu 1 Januari 2006.

Tahun Baru

Istirahat dirumah, mempersiapkan diri untuk memberi pengajian di musholah desa mampir, suasana masih ngantuk, anak-anak nonton TV semalam hingga larut, modal tahun baruan semalam yaitu nasi goreng lengkap dengan segala makanan sampingan.

Jam 17.30 berangkat ke Musholah, yang datang sekitar 8 orang, saat itu pengajian membahas Tarikh Rosullulloh, pengajian dimulai setelah shalat berjamaah Maghrib dan diakhiri setelah berjamaah Isya.



Senin, 2 Januari 2006

( Puasa hari Senin ), Kekantor, awal tahun.

Mengirim Aswan yang kuliah di Surabaya Rp 500 000,- dan Mertua yang sakit di Makkasar Rp 500 000,-



Rabu, 4 Januari 2006.

Pagi hari ke Pak Ruswandi masalah POPTI, membuat tayangan Power Point perihal POPTI, Persatuan Orang Tua Penderita Thalasemia Indonesia.

Terlihat rumah pak Ruswandi sedang di rehab, saya menghubungi pak Botak Edi, menghabarkan jikalau saya sudah sampai, ternyata jam 08.40 saat itu Pak Edi telah sampai terlebih dahulu.

Memindahkan fail yang dibuat dari rumah, membuat tayangan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

Diberi uang transport Rp 500 ribu, bekal untuk ke Surabaya besok.

Ke bank Mandiri mengambil uang untuk kurba satu ekor sapi.

kekantor, masuk kantor jam 12.00 siang.

Beli Donat 3 dos untuk konsumsi pengajian ibu-ibu di rumah.



Kamis, 5 Januari 2006.

( Puasa hari Kamis ). Berangkat ke Surabaya, naik KA Jayabaya, Harga tiket sudah naik, Dewasa dari Jakarta ke Surabaya Rp 120 000,- untuk 3 orang, saya ditambah istri dan anak Tyas yang sudah SMA menjadi Rp 360 000 ,- Astari dan Yasin tergolong anak-anak sebab dibawah 10 tahun, harga tiket anak-anak Rp 92 000,- total uang tiket KA ke Surabaya Rp 552 000 .- Fifi tidak bayar sebab tidak mengambil tempat duduk dan usianya dibawa 3 tahun.

Buka puasa di Cirebon, makan donat sisa pengajian semalam

Makan Malam di Jogja, saat KA yang dinaik berhenti sebentar, turun berlari ke buffet penjualan nasi gudeg jogja, makan nasi gudeg jam 00.30 malam, panas panas, yang makan saya dengan istri dan Tyas yang tidak bisa tidur, sedap sekali, harga satu nasi gudeg Rp 3000,- 3 bungkus ya Rp 9000,- dengan standard nasi gudeg lauk tahu dan tempeh bacem.

Habis makan ngantuknya datang dan tertidur.

Jumat, 6 Januari 2006.

Tiba di Surabaya jam 06.00 pagi, sampai turun distasiun gubeng dan duduk di bangku stasiun, Aswan belum juga datang, dari SMS Hp Aswan memberitahukan jikalau ia sedang dalam perjalanan. ia buru-buru berangkat dari indekosannya untuk datang ke Stasiun Gubeng mau melihat adik kecilnya Fifi, ternyata samai fifi sudah turun dari KA, Aswannya belum datang.

Tiba-tiba Aswan datang, perjalanan ke rumahnya adik kandung yang sudah berpangkat di jajaran Kepolisian dimulai.


Mengiring Kurban.

Stasiun Senen.

Rencana keberangkatan itu sendiri sudah diperkirakan semenjak pulang ke Tempeh, Kebonsari pada tanggal 29 September - 2 Oktober 2005

Saat itu yang terlihat adalah kemiskinan yang merata, kemiskinan yang pernah saya alami sewaktu hidup disana ( Klas 3 SD Tempeh Tengah,1963 )

Ditambah lagi ada permintaan adik yang jadi polisi di Surabaya, yang ingin di tengok. Kerena ada permintaan, ya ada jawaban.

Maka berangkatlah saya dan anak-anak pada kamis tanggal 5 Januari 2006, ke Surabaya.



Berangkat hari Kamis, berangkat dalam keadaan puasa hari kamis, persiapan ini sudah mulai sejak sehari sebelumnya yaitu Rabu, 4 Januari 2006, siang hari sepulang dari kantor membeli kue donat 3 dos, untuk pengajian setiap hari Rabu, saat itu dirumah sedang mendapat giliran ketempatan.

Sore harinya memasang papan kunci pintu belakang yang sudah mulai rapuh, dimakan usia.

Malam harinya memasang kunci depan, menggergaji untuk disesuakan bentuk dan tempatnya, keesokan paginya persiapan pakaian yang akan dibawa,

Berangkat dengan berjalan kaki, sejauh 900 m, kejalan raya Jonggol - Cileungsi, hanya Yasin seorang yang naik ojek sambil membawa tas yang besar-besar. Saya sendiri mengenakan sandal plastik hitam, perjalanan sengaja didesign sederhana mungkin untuk tidak menarik perhatian sebab akan melaksanakan sesuatu yang suci, Kurban atas perintah Allah.

Bus Jonggol - Pulo Gadung menghampiri, dan bergegas anak-anak naik, turun di Cileungsi dan dilanjutkan lagi dengan bus Pattas AC Cileungsi Senen.

Sewaktu melintas rel menyebrang median jalan, sengaja mengambil depan stasiun untuk secepatnya membeli tiket, 5 tiket terdiri dari 3 dewasa dan 2 anak-anak, Fifi termasuk dibawah 3 tahun bebas. semuanya seharga Rp 552 000,- sudah naik harga tiket, dewasa Rp 120 000 ,- dan anak - anak Rp 92 000,- masih sempat membeli bekal perjalanan di super market hero matahari di atrium senen.

Jam 14.15 rangkaian KA Jayabaya Ekpres malam tujuan Surabaya lewat Jogjakarta, memasuki emplasemen stasiun, mulai menghitung rangkaian kereta untuk menentukan kereta berapa yang akan dinaiki.

Kereta berjalan sebagaimana biasanya, anak-anak terutama Yasin dan Fifi berbicara dan berteriak sepanjang jalan.

Sebelum memasuki Cirebon, manghrib menjelang, dan buka puasa dengan sederhana saja. mau makan malam tidak berselera.

Stasiun Jogjakarta.

Saat penumpang didepan turun distasiun Jogja, saya menyelinap dan pergi kebuffet stasiun untuk membeli gudeg Jogja, sebanyak tiga bungkus, Rp 9000,- dan yang makan ibunya anak-anak, saya dan Tyas. sehabis makan kantuk pun datang.

Stasiun Gubeng.

Sampai di Gubeng sekitar jam 06.30 pagi. masih menunggu Aswan yang akan datang menyongsong, pergi kerumahnya adik Simosidomulyo, naik taksi dan kesasar. naik angkutan dicarter total biaya angkutan Rp 35 000,-

Rumah Adik.

Rumah dalam keadaan kosong, kunci dititipkan, dan mandi makan, rumah dalam keadaan agak tak teratur, kekumuhan dibagian belakang antara genangan air dari kamar mandi dan sumur masih menyatu, anak-anak berharap cepat aja keluar dari rumah ini.

ke Mbah Ni
Sore hari dipinjami kendaraan bermotor, untuk ke mbah Ni di Sidotopo Lor, kendarannya adik Ipar, Adik Kandung masih di Banyuwangi mengejar penjahat narkotika.

Sabtu 7 Januari 2006.

Membeli Sapi di Desa Condro, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawatimur.
Berangkat dari Surabaya pagi, sampai di Desa Condro saat Dzhuhur, setelah shalat dzhuhur membeli sapi Rp 4 500 000,-

Sapi dibawa ke Kebonsari
rumahnya almarhum mbah sep tempeh.
setelah diserahkan ke saudara untuk dipotong hari selasa besok saat idul kurban.
ke kuburannya mbah kakung, mbah putri, berangkat ke Lumajang, ke kuburan taman makam pahlawan Lumajang ke kuburannya Bapak.
berangkat ke Probolinggo jam 14.30
Shalat Ashar di terminal bus Probolinggo
Berangkat ke Surabaya,
Buka puasa saat bus memasuki kota Surabaya.
tiba dirumah jam 20.00

Minggu 8 Januari 2006
Pamitan untuk berangkat ke Malang, tiba di malang jam 11.30 siang, ada ibu di sana.
masih puasa.

Senin 9 Januari 2006
Masih puasa, pesen tiket pulang naik KA Jayabaya, sebab di Malang tidak ada KA Bisnis, yang ada Ekonomi dan Eksekutip, berarti berangkat harus dari Surabaya, Minta tolong Aswan untuk membeliin.
Sore hari Aswan datang membawa tiket.

Selasa 10 Januari 2006
Hari raya Idhul Adha
Shalat ied di lapangan kebudayaan kota Malang
Habis shalat ied naik KA ke Surabaya untuk mengejar KA Jayabaya ke Jakarta yang berangkat jam 14.30.
Sebelum naik Ka Jayabaya, sempat membeli perlengkapan makan malam di Supermarket Delta Surabaya.
jam 14.30 tepat KA Jayabaya berangkat ke Jakarta, sewaktu tiba di Jogjakarta jam 21.00 gerbong kereta penuh sampai Jakarta.

Rabu 11 Januari 2006
Tiba di Jakarta jam 07.40 pagi, cari kendaraan Bus kota ke Kampung Rambutan, dan dari kampung Rambutan naik Bus ke Gandoang, masuk rumah jam 11.00 siang
Badan mulai terasa sakit
Setelah shalat ashar badan betul-betul sakit

Kamis 12 Januari 2006

Istirahat

Jumat 13 Januari 2006
ke Bank mengambil uang untuk ngirim ke Aswan membeli Komputer, uang kuliah dan penggantian uang tiket, semuanya sejumlah Rp 3 600 000,-

Senin 16 Januari 2006

ke RSCM Tyas Hb nya 8.9 sedangkan Yasin 6.8, sewaktu berangkat ke rumah sakit cerah. tetapi pulangnyya kehujanan.

Selasa 17 Januari 2006

Pagi sudah hujan, berangkat ke RSCM kehujanan, sepanjang jalan kehujanan, tiba di PMI Kramat juga hujan, antri darah juga kehujanan.
Tyas mendapat darah 2 kantorng, Yasin juga 2 kantong
pulangnya Yasin minta makan nasi rendang di rumah makan nasi padang dekat kantor Departemen.


Rabu, 18 Januari 2006

Transfusi lanjutan, ibunya datang, Yasin muntah-muntah di Apotik sewaktu menunggu obat, mual rasanya setelah transfusi, mukanya pucat, dan agak menguning.
Antrian panjang dapat nomer 56 sekarang baru jam 14.00 masih nomer 47

Kamis, 19 Januari 2006

Kekantor

Dicari-cari, sebab diangkat menjadi ketua Team Penanggulangan gizi buruk di NTB dan NTT, Pak Eddy salah seorang eselon III di kantor datang keruangan, menyodorkan konsep penanggulangan gizi buruk di NTB, desa Akar-akar.

Jam 12.00 siang saya sudah memformula konsep penanggulangan gizi buruk di NTB dan NTT

Rapat Pembahasan untuk persiapan berangkat ke Bandung besok

Rapat Dewan Redaksi Majalah Dinding, untuk menetapkan apa yang saya lakukan untuk memperkaya majalah dinding di kantor

Sepulangnya dari Kantor sekitar jam setengah enam, pergi kerumahnya Pak Purwadi, teman Pengelolah Teknis yang pinter membuat obat dari ramuan tumbuh-tumbuhan.Rumahnya di Ciledug, macetnya bukan main, shalat maghrib setibanya di rumahnya.

Masuk rumah malam hari.

Jumat, 20 Januari 2006

Persiapan ke Bandung

Pagi-pagi, Yasin sudah minum obatnya pak Purwadi, reaksinya bagus, kuning di matanya akibat transfusi mulai surut, dia ingin ikut ke Bandung, anggap aja rekreasi ke Bandung, setelah di RSCM tiga hari

Dikantor , sempat menarik sket wajah P Darismanto untuk dimuat di Profile Majalah Dinding

Silaturahmi CoffeMorning, dapat sarapan nasi kuning dan air aqua, dikemas untuk di bawa ke Bandung

Jam 08.00 Berangkat ke Bandung
Mobil Kijang di isi empat orang, Pak Andi, pak Edi, Saya dan Yasin

Tiba di Bandung saat adzhan Jumatan dimulai

Shalat Djumat di Bandung
Rapat berakhir jam 17.00
diusulkan membentuk team kecil, rapat dilanjutkan hari senin
Pulang lewat Cianjur
Masuk rumah jam 21.30 Malam


Senin, 23 Januari 2006

Kekantor menyelesaikan majalah dinding, jam 12.00 berangkat ke Bandung, yang berangkat saya, Pak Edi dan Pak Andi, Tiba di Bandung jam 14.00, langsung rapat
Jam 17.30 rapat usai
Pulang lewat Puncak, sepanjang jalan hujan deras
Tiba di kantor jam 21.30
Ambil motor pulang naik motor masuk rumah jam 23.30

Selasa, 24 Januari 2006

Ke Bandung
Berangkat sendirian, sedangkan Andi berangkat dari Lebak Bulus, Keluar dari rumah jam 05.00 sehabis shalat Shubuh, ambil kendaraan ke Bekasi, berangkat dari Bekasi menuju Bandung jam 07.00 lewat Tol Cipularang.
Tiba di Bandung jam 9.50, pindah kendaraan naik Damri bus kota menuju Dago
Tiba di Simpang Dago jam 10.30
Ruangh rapat masih sepi, Rapat dimulai bertiga antara Pak Prof Agus, Saya dan Salah seorang LitPerkim
Langsung saya menulis bab VI
Sekitar jam 11.55 Pak Andi datang

Pulang jam 16.00
Pak Andi yang belum pernah naik KA Parhyangan, ngajak saya untuk naik KA
Tiket KA Parhyangan Rp 45 000,- Berangkat dari Bandung jam 17.00
Tiba di Jatinegara jam 20.00
Pindah kendaraan ke Cawang dan dari Cawang naik angkot nomer 56 jurusan Cileungsi
Masuk Rumah di Gandoang jam 21.30


Rabu, 25 Januari 2006

ke Apotik mengambil obat-obatan nya Yasin dan Tyas
Terima bantuan pak Marzuki Usman
Masuk kantor jam 12.00 siang.

Kamis, 26 Januari 2006

Sewaktu berangkat ke kantor pagi, lewat pasar Cibubur, melihat pedagang kue, tertarik dan membeli kue, khayalannya sih ingin makan kue pagi-pagi dikantor, tapi baru ingat jikalau hari ini puasa.
Rapat diruangan pak Totok membahas Mading yang akan dipasang hari Senin besok
Saya melempar tiga topik yaitu sudut redaksi, profil minggu ini dan karikatur

Jumat, 27 Januari 2006
Hari hujan sejak semalam, berangkat kekantor dengan dibungkus lengkap dari kepala hingga kaki, melewati tiga wilayah hujan, wilayah Cibubur, Pasar Rebo dan Pondok Indah,

Rapat NSPM
Dalam rapat NSPM kali ini yang awal saya ikuti, saya ingin melempar konsep pedoman Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kecamatan Bertumpu Pemberdayaan Masyarakat.

Dapat SMS dari Aswan jikalau Bapak Tua di Pangkep Sulawesi Selatan dalam kondisi Kritis



Menembus Hujan Deras

Sabtu, 28 Januari 2006

Jam 01.30 sadar jikalau kondisi Bapak Mertua di Pangkep Sulawesi Selatan lagi kritis, telpon ke Pangkep dan adik ipar disana mengatakan jikalau sedang dilakukan nafas buatan, tiba-tiba sekitar jam 03.00 pagi telepon berdering dan mengatakan jikalau Bapak Mertua telah menghembuskan nafas terakhirnya.

Untuk sementara perihal ini harus dicerna perlahan-lahan, tanpa pikir panjang lagi shalat tahajud dilakukan, setelah shalat di pastikan yang bnerangkat adalah ibunya sendiri, sedangkan anak-anak tidak dibawa. pertama mengingat anggaran yang sudah serba mahal.

Jam 04.00 setelah istri mempersiapkan keperluan seminimal mungkin, berangkat ke Terminal Kampung Rambutan, untuk mengejar Bus Bandara yang jam 05.00. berangkat dengan hujan deras, dalam kegelapan dan kaburnya pandangan, jalan terlihat sepi, tiba-tiba setelah jembatan suangai Cileungsi, motor yang saya kendarai melewati daerah genangan, genangan itu cukup dalam, hanya kerena tidak melihat aja, sehingga kendaraan dipacu kencang, sampai percikan air jalanan itu memasuki mulut.Beberapa kesibukan sudah mulai sepagi itu, kendaraan meluncur terus hingga melewati kota wisata Cibubur.

Saat melewati persimpangan jalan di desa Kelapa Dua Wetan, akan berjalan lurus melewati rumah pak Marsudi atau belok kanan melewati terowongan jalan Tol Jagorawi, akhirnya pilihan yang kedua dipilih, mengingat situasi masih sepi.

Melewati pengisian bahan bakar di Ciracas dekat sekolah Korea di Cipayung, mengisi bahan bakar Rp 10 000,- terlihat situkang pengisian bahan bakar itu tertidur sambil terduduk, Istri saya membangunkan dan pengisian pun berjalan lancar.

Motor berjalan terus, Adzan akhirnya berklumandang, menggelegar langit, setiap menara masjid mengumandangkan adzan, melewati Masjid Barokah di Kompleks Polisi Militer di Ciracas masuk dan mengerjakan shalat shubuh.

Setelah shalat shubuh hujan semakin deras, pasang lagi semua kelengkapan penolak air berkendaraan motor, dan kendaraan dilajukan kembali menuju terminal Kampung Rambutan.

Suasana pagi di Terminal Kampung Rambutan masih sepi, saya tetap berkendaraan motor sambil mencari dimana parkirnya bus Bandara yang akan membawa istri saya kle Terminal Bandara Udara Internasional Cengkareng. Akhirnya agak memojok, diketemukan bus Damri tersebut dan siap-siap akan berangkat. ke Bandara.

Setelah mengantar istri sampai dipintu bus dan ia naik bus, saya pulang, mengenakan kembali perlengkapan anti air berkendaraan motor, kegiatan ini agak lama samapi 10 menit, tetapi saya melihat bus itu mulai meninggalkan terminal.

Hujan masih turun menderas, jalan masih terlihat sepi, setelah memasuki wilayah Cileungsi saya belok kepasar, belanja, sebab di kulkas sudah habis semua keperluan lauk pauk makan. dipasar genangan air tinggi, saya jalan meloncat-loncat mencari pijakan agar tidak terbenam dalam kubangan air pasar.

Yang dibeli adalah ikan bandeng 1/2 Kg, Ikan bakar darat 1/2 Kg, ikan bandeng di pindang cuek tiga ekor, harga-harga sudah naik, kenaikan harga sudah merata, kemudian beli minyak kelapa 1 kg, beli tauge 0.75 Kg, tempeh satu papan, kankung satu ikat dan pulang.

Hujan masih turun, sempat mampir ke masjid untuk menyampaikan berita duka, tapi masjid kosong, pergi kerumah Warsin yang bertugas sebagai sekretaris RT dan ternyata ia masih tidur, tapi istrinya keluar dan mau menerima pesan berita duka.

Sesampai dirumah anak-anak sudah menunggu, hujan semakin menderas, untuk menjaga jangan samapi jatuh sakit, anak-anak saya sarankan untuk tidak sekolah, toh disekolah tidak bisa berbuat banya mengingat hujan dan dinginnya udara.

Acara makan pagi tanpa hadir ibunya dirumah dimulai, anak-anak sudah sigap dan semua dimakan.

Jam 10 siang ibu-ibu RT dan ibu-ibu pengajian datang mengucapkan rasa duka.

Jam 12.00 saat berkumandang adzan shalat dzhuhur ada telepon dari Pangkep dan menghabarkan jikalau ibunya anak-anak sudah sapai di tujuan.

Minggu 29 Januari 2006

Minyak Tanah habis, ke pasar, berangkat sendiri, cuaca agak mendung tetapi tidak hujan, semalam Fifi belum juga makan, untuk mempertahankan stamina nya ia banyak minum susu.

Sore hari, berangkat memberi tausiah / pengajian ke Musholah mampir, berangkat sekitar jam 17.30. pulang setelah shalat isya. agk bingung jalan pulang, sebab berpindah jalur dibawah gelap.

Fifi masih belum mau makan, susunya ditingkatkan.



Senin, 30 Januari 2006

Ibunya, anak-anak datang sekitar jam 17.00, membawa sedikit bawaan dari Pangkep, harapannya fifi cepat makan

Integrasi Populasi dengan Kebijakan Pembangunan Perdesaan guna Pemeliharaan Sumber Daya Air

Integrasi Populasi dengan Kebijakan Pembangunan Perdesaan Guna Pemeliharaan Sumber Daya Air




I. PENDAHULUAN


Suasana wilayah Perdesaan disekitar kota-kota utama seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan Makassar, sekarang ini menghadapi perkembangan permukiman kumuh yang tidak terkendali yang diwarnai dengan jumlah populasi yang sedemikian tinggi, menyebabkan ketidak jelasan penataan ruang dan pembangunan kota.

Wilayah Perdesaan yang identik dengan kehidupan pertanian, sebab bidang pertanian adalah bidang yang paling banyak digeluti manusia perdesaan, sekarang suasana tersebut banyak tak muncul lagi, berganti dengan kehidupan semi urban yaitu ditandai dengan banyaknya keberadaan penjual jasa penyedia bahan makanan dorong, baik mentah maupun telah diolah.

Pembangunan kependudukan yang dikaitkan dengan pembangunan wilayah perdesaan guna memelihara sumber daya air di tingkat hulu, hampir tidak pernah disentuh. Sedangkan penurunan kualitas kehidupan yang disebabkan jumlah populasi yang tak terkendali diwilayah perdesaan, diwarnai dengan mulai lemahnya semangat untuk mempertahankan suatu norma keluarga kecil sejahtera di bawa slogan KB Sejahtera,sudah mulai dirasakan.

Sedangkan keberadaan air yang berhulu diwilayah perdesaan hampir tak tersentuh dengan satu paket program penyelamatan wilayah sungai.

Industri yang belakangan ini mendapat dorongan untuk dieksploitasi lebih banyak tidak berpijak pada potensi perdesaan, footloose, lepas dari kaitannya dengan potensi sumber daya lokal.

Masalah tersebut antara lain disebabkan oleh kurangnya memacu Aspek :

- Strategi pengembangan wilayah Perdesaan
- Belum dijadikan program Rural Urban Linkage sebagai mata rantai pengembangan keserentakan di dua wilayah yang saling tergantung.
- Kependudukan dan masalah kemiskinan.
- Daya dukung kawasan perdesaan yang tidak pernah ditinjau
- Ketidak seimbangan pembangunan kota dan desa didalam satu wilayah



Disamping itu usaha untuk mengangkat pertanian sebagai sumber pasokan bahan industri lokal tidak banyak peranannya. Pembangunan pertanian yang relatif massal sifatnya adalah sektor pertanian, selama ini penanggulangan strategi pengadaan beras berorientasi pada government driven , bukan berdasarkan permintaan pasar,market driven.


Diabaikannya hak-hak rakyat termasuk hak untuk berperan serta dalam menentukan pembahasan pemanfaatan ruang wilayah perdesaan dan mengetahui rencana tata ruang wilayah perdesaan, telah menimbulkan pola dan wujud struktur dari penataan ruang wilayah menjadi tidak adil dan hanya diatur atas dasar kepentingan tertentu. Dan hal ini jelas telah melanggar UU No 24/1992 dan PP Tentang Peran Serta Masyarakat No 69 tahun 1996.



Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengaturan untuk pemanfaatan ruang dan kelemahan dari system penegakan hukum yang lemah maka berdampak pada rendahnya kesadaran dan sikap pandang masyarakat terhadap pelaksanaan rencana tata ruang.


II. STRATEGI DAN SASARAN


2.1. Strategi.


Strategi pembangunan wilayah perdesaan berkaitan dengan populasi adalah dititik beratkan kepada kemampuan daya dukung sumber alam perdesaan untuk mengkover populasi yang ada. yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan perdesaan ter fokuskan pada berbagai bidang, perekonomian masyarakat, kebudayaan, pendidikan, dan kepentingan dunia usaha secara berimbang dan adil disamping untuk mendukung percepatan pembangunan penciptaan keseimbangan pembangunan antar wilayah





2.2. Sasaran

- Perlu dibuatkannya evaluasi daya dukung alam wilayah perdesaan untuk menampung populasi yang diijinkan, sehingga setiap wilayah perdesaan mempunyai nilai ambang batas yang di ijinkan.


- Perlu dibuatkannya strategi khusus untuk mengarahkan masuknya investasi modal langsung ke wilayah perdesaan.

- Dibutuhkan suatu kebijakan untuk tidak menghadirkan barang cemaran lingkungan diwilayah perdesaan.

- Membekali setiap kepala wilayah perdesaan suatu kemampuan menganalisa wilayah guna membatasi jumlah populasi yang ada secara alamiah



III. Konsep - Konsep


3.1. Konsep Dasar

Didalam menentukan arah strategi pembangunan wilayah perdesaan sudah seharusnya terangkum didalamnya suatu tujuan untuk menjadikan wilayah perdesaan akan dijadikan apa?. Apakah akan dijadikan sebagai daerah penyangga wilayah perkotaan disekitarnya, apakah akan dijadikan daerah produksi, dan lain lainnya.

Sudah harus dibicarakan juga tingkat tenaga kerja yang ada dan sumber pekerjaan yang bisa menghidupi keluarga


3.2. Konsep Lanjutan

Langkah berikut asdalah kontribusi wilayah perdesaan pada kemampuan menerima bebanm populasi yabf bias memicu pertumbuhan ekonomi yang juga bias diwujudkan dalam jangka waktu tertentu.

Tingkat daya dukung kemampuan wilayah sangat elastis, keberadaan tenaga potensial dan sumber daya alam, terkadang tidak menunjukan korelasi positif, dijumpai adanya wilayah perdesaan yang sangat miskin sumber daya alamnya tetapi menghasilkan sumber daya manusia yang berkualita.

Tingkat fleksibilitas suatu wilayah juga nmempunyai keterbatasan, wilayah perdesaan umumnya mempunyai banyak variasi untuk mampu menyerap kehidupan yang ditimbulkan adanya populasi.

Peran pemimpin wilayah yang terdidik sesuai program pengembangan wilayah perdesaan sangat besar, pada tataran pengembangan kebijakan pembangunan wilayah perdesaan harus terfokuskan pada kemampuan me efektipkan potensi wilayah yang ada sehingga dicapai keharmonian kehidupan dengan jumlah populasi yang ada.



`

3.3. Konsep Pengembangan


Pengembangan peran partisipasi populasi pada kegiatan ekonomi skala kecil maupun menengah perlu diaktifkan, hal ini memerlukan kegiatan pedampingan untuk bisa menyajikan sosok manusia perdesaan yang mumpuni dalam ekonomi global, sehingga keberadaan wilayah perdesaan tidak terbebani adanya populasi, dengan kata lain wilayah tidak menjadi berkurang potensinya disebabkan tekanan populasi.

Populasi yang ada diberikan hak untuk memanfaatkan sumber-sumber alam yang ada untuk menjaga sumber daya air untuk air baku, yaitu dengan dukungan kemampuan mencapai Publik informasi, Potensi keuangan, Pasar terbuka dan Teknologi terapan.

Wilayah perdesaan mempunyai tekanan politik yang besar untuk bisa menjaga kelestraian sumber – sumber daya air, hampir tidak masuk akal, perencanaan untuk menjaga sumber daya air tanpa melibatkan populasi wilayah perdesaan, untuk itu suatu kebijakan progressive perlu diterapkan untuk mengintregasikan kebijakan populasi dengan kebijakan pembangunan perdesaan dengan tujuan untuk memelihara sumber-sumber daya air.


3.4. Konsep Pemberdayaan

Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat, terutama mereka yang kurang dukungan sumber daya alamnya, didukung agar mampu meningkatkan kesejahteraannya secara mandiri. Dalam proses ini, lembaga berperan sebagai fasilitator yang mendampingi proses Pemberdayaan Masyarakat. Pada prinsipnya masyarakatlah yang menjadi aktor dan penentu pembangunan. Usulan-usulan masyarakat merupakan dasar bagi program pembangunan lokal, regional, bahkan menjadi titik pijak bagi program nasional.
Aspek penting dalam suatu program Perberdayaan Masyarakat adalah: program yang disusun sendiri oleh masyarakat, menjawab kebutuhan dasar masyarakat, dibangun dari sumberdaya lokal, mengandung nilai-nilai budaya setempat, memperhatikan dampak lingkungan, tidak menciptakan ketergantungan, berbagai pihak terkait terlibat, serta berkelanjutan.
Menjalankan pendekatan Perberdayaan Masyarakat pada tingkat penentu kebijakan akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumberdaya pembangunan yang semakin terbatas. Hal ini akan meningkatkan kesesuaian program pembangunan dengan kenyataan setempat dan memperkuat keberlanjutan program karena masyarakat mempunyai rasa memiliki dan tanggung jawab.



IV. Kajian program terkait.

Tujuan utama Integrasi Populasi dengan Kebijakan Pembangunan Perdesaan Guna Pemeliharaan Sumber Daya Air adalah pengurangan tekanan pada water resource kerena keberadaan populasi yang besar, sehingga konsep penanganannya harus disusun secara comprehensive yang berisi country specific strategies untuk penanggulangan tekanan kepada sumber sumber daya alam khususnya air, yang disebabkan kemiskinan poverty reduction strategic. Kompleksitas penyebab penurunan kualitas sumber daya air harus dikenali dengan baik sehingga semua kebijakan dapat memfokuskan pada tujuan pengendalian populasi di wilayah perdesaan.



V. Rumusan Dukungan Prasarana Sarana dasar Ke PU an


5.1. Dukungan Dasar Pengaturan Penataan Ruang Wilayah Perdesaan
5.2. Dukungan Dasar Prasarana jalan utama perdesaan
5.3. Dukungan Dasar Prasarana Pengendalian sungai wilayah hulu
5.4. Dukungan Dasar Bangunan Prasarana sungai
5.5. Dukungan Dasar Pengendalian wilayah catchment area
5.6. Dukungan Dasar Prasarana perumahan dan lingkungan
5.7. Dukungan Dasar Fasilitas Sosial dan Umum nasyarakat
5.8. Dukungan Dasar Pengendalian populasi berbasiskan publik partisipan



VI. Sosialisasi Program











Jakarta, 8 Agustus 2005


Ir H Siswoyo seputro
NIP 110037909

Modul Pelatihan Penanganan Konservasi Lahan Kritis

Modul A Pelatihan : Penanganan Konservasi Lahan Kritis Sumber Daya Air

Disusun oleh Ir H Siswoyo Seputro

Tujuan :

Setelah menyelesaikan madul ini peserta diharapkan mempunyai kemampuan untuk menjelaskan tentang konservasi lahan kritis sumber daya air, serta menguraikan prinsip- prinsip penanganan konservasi lahan kritis dan bagaimana meluaskan pengertian konservasi dengan pengendalian untuk mencapai tujuan konservasi sebenarnya.



Pokok Bahasan :

Penjelasan tentang pengertian , tujuan, instrumen, prinsip-prinsip, indikator konservasi lahan kritis.




Methode & Media :

Ceramah, diskusi dan contoh kasus



Waktu :

2 JPL ( 90 menit )


Peralatan :

Papan Tulis, OHP / Infocus


Konservasi Lahan Kritis Sumber Daya Air


1. Umum.

Konservasi lahan kritis pada daerah aliran sungai untuk beberapa tahun belakangan ini mendapat perhatian khusus, disebabkan setelah berbagai bencana yang disebabkan pembukaan hutan tak terkendali di sebagian besar wilayah hutan tropis Indonesia, setelah dihitung nilai pengerusakannya sangat besar daripada nilai keuntungan yang diraih .

UURI No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, pasal 21 ayat 1 dan 2, menjelaskan Perlindungan dan pelestarian sumber daya air dilakukan dengan jalan: a) memlihara kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air, b) pengendalian pemanfaatan air, 3) Perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan pembangunan dan pemanfatan lahan pada sumber air, 4) pengendalian pengolahan lahan didaerah hulu, 5) pengaturan sempadan sumber air, 6) rehabilitasi hutan dan lahan, 7) pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam.

Kedudukan Hutan diwilayah hulu sungai memegang peran penting dalam pengaturan debit aliran air sungai, sehingga kekritisan lahan di hutan hulu sungai sangat berperan besar terhadap kelansungan jangka panjang ketersediaan air sungai agar tetap mengalir secara tetap.

Banyak seperti di negara tropis lainnya , hutan menghasilkan banyak persediaan sebagian besar kebutuhan pokok kehidupan bagi orang-orang yang bermukim disekitar hutan,

Dalam perkembangan terakhir, hutan tropis telah menjadi sasaran dalam eksploitasi penebangan hutan, pembalakan ini berlanjut dan hasilnya dibawa keluar batas wilayah negara, tanpa sedikit aparat yang mengetahui. Sedangkan dalam periode yang sama pemakaian kayu hasil hutan dalam negeri semakin meningkat secara dramatis, hal ini ditandai dengan meluasnya pengerusakan hutan yang meliputi kecepatan pembukaan hutan 20 % setiap tahunnya

Volume ekspor kayu dari daerah tropis telah meningkat dengan laju 7,1 % pertahun pada periode 1970 – 1980, ( US Interagency Tadsk Force On Tropical Forestt, 1980 ) dan kerusakan semakin parah pada periode tahun 1980 – 2000 ( rate 15 % pertahun ).

Kegiatan konservasi selalu melibatkan komponen Pemerintah ( state ) Komponen dunia usaha / swasta ( private sector ) dan masyarakat ( society ). Dari ketiga komponen tersebut, Negara atau pemerintahan mempunyai peranan penting dalam mewujudkan konservasi lahan, menerapkan management lahan terkonsolidasi, kerena fungsi pengaturan yang masih dipegang pemerintah yang memfasilitasi sector swasta dan masyarakat serta fungsi administrative penyelenggaraan pemerintahan.

Pertimbangan utama untuk menentukan kebijakan konservasi lahan kritis di hulu sungai terhadap perubahan daerah aliran sungai meliputi :
- Banyaknya tajuk yang ditebang
- Banyaknya biomasa yang diambil ( termasuk banyaknya bekas tebangan yang tertinggal ditempat )
- Cara pengambilan hasil
- Waktu penebangan berkaitan dengan musim kemarau atau musim hujan
- Kondisi tanah, permukaannya dan morphologinya
- Luas, sifat dan intensitas tebangan
- Tepat waktu siklus penghutanan kembali
- Membentuk jalur penyangga ditepian sungai.

Dalam mempertimbangkan kebijakan konservasi perlu dibedakan pengaruh pengurangan penutupan vegetasi dengan pengaruh kerapatan penebangan, selanjutnya mengenai kegiatan penebangan kayu sendiri perlu dibedakan antara cara biasa yang tidak memperdulikan dampak terhadap air dan tanah, dengan methode yang telah diperbaiki yang mencakup sebagai komponen utama aspek perlindungan air dan tanah sebagai unsur konservasi.



2. Managemen Penanganan Konservasi Lahan Kritis
Sumber Daya Air

Pada hakekatnya managemen penanganan konservasi lahan kritis mempunyai tujuan, 1) Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal disekitar wilayah hutan, 2) Memperluas lapangan kerja dengan memanfaatkan semaksimal mungkin lahan konservasi dengan pola tebang pilih, 3) Meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer kehutanan ke sektor pengelolaan hasil hutan/ secondary dan sector jasa/tertier.
4) Mempercepat proses penghutanan kembali dengan mengkonsolidasikan tanah hamparan yang telah memferosasi akibat bukaan yang luas.

Konservasi sebagai penanganan yang terarah, memberikan daya pandang yang luas terhadap lingkungan hidup, vegetasi hutan. kelestarian sumber daya air. Khususnya konservasi lahan kritis, konservasi harus bisa mempertahankan lestarinya sumber daya air, konservasi melahirkan dinamika pengelolaan, dilain pihak kritisnya suatu lahan lebih banyak disebabkan penebangan yang tak terkendali disuatu kawasan hutan, hal ini mencerminkan adanya tekanan yang mengarah pada pungutan produk hutan secara membabi buta dan tanpa mengikuti aturan yang berlaku, jangan lagi ditanya pengaruhnya terhadap banjir, kerusakan lahan/top soil. Tergerusnya potensi kesuburan permukaan tanah, peng gurunan padang rumput, penurunan /gangguan hasil panen, banjir pada saat hujan dan kekurangan air pada saat musim panas.

2.1. Tinjauan Konservasi lahan kritis

Pertumbuhan penduduk dan ekonomi akan mempengaruhi pola pergerakan aktivitas suatu wilayah, pada akhirnya akan menekan pada keberadaan sumber daya alam. Keberadaan fungsi konservasi masih mengikuti pola yang belum secara progressive mendudukan konservasi sebagai satu-satunya pola piker yang harus dijalankan semua pihak.

Namun dinamika pertumbuhan tidak selalu menghasilkan perubahan yang lebih baik. Seringkali konservasi yang dilakukan tidak efisien dimana setiap pelaku berusaha mengoptimasikan kepentingannya, Disamping itu, pertumbuhan ekonomi yang tidak merata juga mengakibatkan permasalahan kesenjangan antar daerah. Oleh karena itu, perlu upaya perencanaan pembangunan dengan konsep konservasi sumber daya alam yang dapat mengontrol dan mengantisipasi perubahan akibat adanya pertumbuhan penduduk dan ekonomi.

Konservasi lahan kritis yang saat ini dilakukan adalah menitikberatkan pada aspek ruang hutan yang terlantar atau lokasi dimana kegiatan dilakukan untuk mengoptimalisasi sumberdaya alam yang ada dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Seiring dengan perubahan situasi yang ada saat ini, konservasi lahan kritis akan menghadapi tantangan yang semakin kompleks dengan adanya perubahan-perubahan paradigma baru, yaitu : globalisasi, otonomi daerah, tuntutan adanya good governance dan pemberdayaan peran serta masyarakat.


Menghadapi tantangan tersebut Penanganan Konservasi lahan kritis diharapkan dapat merupakan suatu upaya mendorong secara mendasar untuk:

a. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat yang meliputi aspek kelembagaan, akses informasi teknologi dan ketrampilan penaganan konservasi lahan kritis.
b. Meningkatkan efisiensi konservasi lahan kritis yang meliputi kemampuan teknologi, dan investasi
c. Pengendalian dampak lingkungan
d. Peningkatan peran lembaga sosial ekonomi termasuk LSM, Bank, Koperasi
e. Peningkatan kemampuan pemerintah daerah


Data – data berikut dapat memberikan gambaran kondisi kerusakan lahan dihulu sungai.
o Sebanyak 19 % hutan curah hujan dari luas pulau Jawa yang tersisa, jauh dari syarat minimal kelangsungan hidup hayati untuk mempertahankan hidupnya seluas 30 % .
o Target pencapaian Penghijauan kembali terancam gagal akibat tingginya penyimpangan yang tidak dipermasalahkan terhadap penguasa pengelolaan hutan, terlebih alokasi anggaran penghutananan kembali yang sangat terbatas dimana sebelumnya 8 – 9% turun menjadi 3,8%.
o Data mutu endapan ( kadar sidementasi ) sangat tinggi yang mempercepat usia waduk.
o Banjir Bandang akibat kerusakan lahan hulu dan lahan hutan atas, sering terjadi dibeberapa wilayah Indonesia.
o Angka kematian akibat bencana yang disebabkan kerusakan alam meningkat dari 55/tahun menjadi diatas 100/tahun.
o Angka kerusakan lahan pertanian akibat ketiadaan air dimusim kering dan kebanjiran dimusim hujan semakin meningkat.
o Lahan Hutan terlantar yang ditinggal begitu saja oleh pemegang HPH sebanyak 600 juta ( 1998 ) dan diperkirakan meningkat 100% akibat krisis.
o Bupati dan penguasa HPH setempat melakukan penghijaun baru 71.000 Ha yang dapat ditangani selebihnya belum tertangani.

Seyogyanya list tersebut diatas minimal bisa dijadikan titik tolak untuk memformulasikan pola dan sasaran konservasi lahan kritis sumber daya air sebagai syarat pembangunan berkelanjutan.


2.2. Hubungan antara Konservasi dan pengendalian.

Dua hal yang berbeda mungkin saja merupakan bagian dari siklus kejadian yang sama, siang hari jelas berbeda dengan malam tetapi keduanya adalah bagian dari satu siklus yang berkesinambungan perputaran bumi pada porosnya.
Konservasi dan pengendalian juga merupakan bagian dari suatu siklus keberadaan hutan vegetasi guna mengatasi lahan kritis, konservasi dan pengendalian dalam perwujudan siklus hutan vegetasi tergambar dalam bagan I. Konservasi terdiri dari grafik pencapaian naik turun menurut nilainya sedangkan pengendalian menghasilkan grafik datar yang dikotominya adalah adanya kasus yang sama dalam periode tertentu

Wujud akhir pengendalian adalah merupakan rangkaian panjang dari perumusan sasaran konservasi yang tidak sebatas penyelamatan lahan semata, dilanjutkan dengan pengendalian konservasi, monitoring hasil konservasi dan terakhir mengarahkan besaran/ luasan lahan konservasi dan mengorganisir kelembagaan yang terlibat, disini disarankan adanya lembaga pemerintah yang bertanggung jawab terhadap konservasi yang meliputi kegiatan perumusan, pengendalian, monitoring dan saran tindak turun tangan konservasi.

Di dalam Keppres No 32 Thn 1990 Tentang pengelolaan Kawasan Lindung pada Bab IV pasal 7, Perlindungan terhadap kawasan hutan dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sidementasi, dan menjaga fungsi tata air tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah dan tanah permukaan.


2.3. Bentuk – bentuk Pengendalian Konservasi Lahan Kritis Sumber Daya Air.


a. Tambatan Penghidupan Masyarakat Terasing
Masyarakat terasing yang hidup bersandarkan pada keberadaan hutan, sangat rentan terhadap ekosistim yang berubah dari keveberadaan hutan yang rusak, hutan banyak memberikan bahan mentah bagi industri rumah tangga kecil-kecilan, dengan demikian sangat penting bagi perekonomian setempat.

Biasanya dampak pungutan hasil hutan terhadap ekosistim hutan yang dilakukan oleh masyarakat tersasing, hanya kecil saja, sehingga timbul aksioma brlakunya sistim pengambilan yang rutin secara terus menerus sepanjang tahun, contohnya : pengambilan bahan pangan seperti ubi hutan, rebung, buah-buah hutan, dan biji-bijian, perburuan binatang liar seperti ayam hutan dan trenggiling, ular untuk dimakan atau disamak kulitnya.
Ada juga dilakukan penebangan pohon, tetapi dengan jumlah yang sedikit, dampaknya lebih menyerupai akibat pengambilan kayu bakar.

Hasil Penelitian Tsukamoto ( Tsukamoto,Y. 1975. Effect of forest litters on runoff cycle in a small experimental watershed. Publication 117 de l`Association International des Sciences Hydrologiques, Symposium de Tokyo,pp 487-95 ), menyatakan tingkat kritis pengambilan hasil hutan oleh masyarakat minor akan terpusatkan pada, Intensitas pengambilan yang sangat tinggi, tingkat gangguan tanah, jalur jalan untuk mencapainya. Di bagian perbukitan di kaki pegunungan Himalaya di India Utara misalnya, penyadapan berlebihan Pinus roxburghii menyebabkan kerusakan oleh angin yang disusul terbukanya lapis tanah. Erosi dan hilangnya unsure hara tanah.



b. Perladangan berpindah

Peladangan berpindah merupakan bentuk penggunaan lahan secara terus menerus, dari yang sifatnya ekstensif ( berjalan terus) sampai yang intensif ( tidak stabil ), tergantung pada masa panjangnya musim (Clarke, 1966).

Peladangan berpidah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- Berkebun di lahan bukaan hutan dalam hutan primer, atau lebih umum lagi dalam hutan sekunder, atau di wilayah tangkapan ( cathment area ) sungai besar.
- Masa tanam bergilir dengan masa musim menurut sifatnya.
- Keterlibatan manusia atau penggunaan teknologi sederhana yang digerakan hewan terbatas sifatnya.
- Polycultur
- Ganguan pada permukaan tanah kecil.

Dampak Peladangan berpindah terhadap Hidrologi, erosi dan keadaan unsur hara wilayah sungai atau daerah perlindungan hutan lainnya, akan tergantung pada posisi dan luas area perladangan berpindah dan jenis tanaman yang dibudidayakan ( Napraakabob et al, 1975). Apabila frekfensi dan intensitas perladangan berpindah meningkat akibat yang ditimbulkannya menyerupai akibat pengembalaan.

Sebagai contoh, perladangan berpindah intensif, yang dilakukan di diwilayah hutan tropis, yang sudah merupakan degradasi dari keadaan hutan aslinya, keadaan ini adalah type “pembudidayaan panjang/bera panjang” seperti yang dipermasalahakan oleh Kudstandter dan Chapman ( 1978 ). Pada akhirnya kesuburan tnaha hilang, erosi terjadi kerena pengelolaan yang dalam dan bersih dengan menggunakan cangkul, dan lahan kemudian ditinggalkan. Lahan ini lambat sekali kembali menjadi hutan, dan lebih menyerupai padang rumput

Dengan sifat penggunaan lahan perladangan berpindah, terus menerus dan ekstensif, serta pola mosaik pembukaan hutan, secara kecil-kecilan , maka dampaknya terhadap peningkatan banjir dan erosi sangat sedikit dan dianggap dapat diabaikan.

Kearifan umum sering kali mengkaitkan besarnya peningkatan bajir berhubungan erat dengan pembukaan perladangan berpindah didaerah hulu sungai, masih terlalu sedikit penelitian yang valid untuk menghubungkan antara intensitas banjir dengan pembukaan lahan perladangan berpindah!, biarpun demikian, sebagian besar dari kebanyakan banjir di daerah hilir yang terjadi, disebabkan ciri khas curah hujan dan luasan dataran yang tergenang, dari pada perladangan berpindah.


c. Pengelolaan bahan kayu bakar dan pakan ternak

Pada saat penduduk memotong ranting-ranting pepohonan hutan untuk digunakan sebagai pakan ternak, ranting yang tersisa akan digunakan juga sebagai kayu bakar ( bukan penebangan yang berlebihan atau pemangkasan pertumbuhan terbarukan atau pembangunan jalan-jalan yang menembus kelebatan hutan ).

Dampak utama hidrologi akibat pengadaan kayu bakar dan pakan ternak terjadi kerena berkurangnya tajuk, yang berakibat berkurangnya intersepsi dedaunan, menambah curahan hujan langsung kepermukaan lahan, serta menurunkan evapotranspirasi.

Pengambilan pakan ternak dan kayu bakar hanya berpengaruh kecil terhadap erosi, kecusali erosi pada jalur jalan yang digunakan pada saat pengambilan.


d. Pemungutan hasil kayu komersial

Besarnya tekanan ekonomi, perubahan pemilikan lahan luas pengelolaaan hutan pada sepucuk surat HPH, berubahnya transportasi ekonomi dari bertahan pada hortikultur ke eksport hasil hutan untuk pemenuhan kebutuhan kayu komersial, maka era baru eksploitasi hutan besar-besaran pun dimulai, Laporan tahun 1973 FAO menaksir lebih dari 3 milyard m³ atau lebih 2/3 potensi hutan dunia, diambil untuk kepentingan pembangunan peradaban manusia, sekarang lebih 70 % kayu hutan tropis mengalir ke wilayah sub tropis. ( FAO 1979 ).

Diagram dibawah ini melukiskan beberapa kemungkinan yang terjadi dalam prilaku hidrologi suatu Daerah Aliran Sungai, menyusul pengambilan tajuk sebagian atau seluruhnya dengan penebangan pohon, selalu kemungkinan terjadi disebabkan reaksi DAS terhadap perubahan seperti ini merupakan hasil interaksi rumit sedertan perubahan, dan pengaruh banyaknya tajuk yang ditebang, yang bervaiasi, dari sedikit ( seperti dalam tebang pilih ) hingga banyak ( seperti tebang habis ) bukannya yang paling kecil.





Secara umum dampak pemungutan hasil kayu komersial dalam penebangan hutan berlebihan, disebut penggundulan, ( Megahan 1982 ) adalah sbb :
1. Mengurangi perlindungan, termasuk tajuk pohon, tajuk tingkat bawah dan semak belukar. Hal ini mengakibatkan energi tetesan air hujan semakin besar, dan mempercepat permukaan tanah lapis atas menjadi gundul.
2. Mengubah sifat tanah, menjadi padat, lepasnya butir-butir tanah, kehilangan bahan organic, penolakan air. Hal ini mengakibatkan berkurangnya peresapan air, dan semakin mudahnya pengikisan tanah.
3. Mengurangi transpirasi, meningkatkan gerakan udara dan menmgubah suhu,. Hal ini mengubah evapotranspirasi, yang biasanya menjadi berkurang.
4. Mengurangi massa perakaran, ini menurunkan daya rekat tanah, hal ini tidak berpengaruh buruk bagi jenis pohon yang tumbuh berdekatan membentuk rumpun.
5. Kehilangan fungsi menangkap air dalam keadaan hutan kabut, hal ini mengurangi presipitasi efektip ditempat.


e. Hutan Buatan

Menyimak dari pemungutan Hasil Kayu Komersial, suatu pilihan dalam pengendalian konservasi adalah pembuatan hutan atau disebut hutan buatan, keuntuyngannya adalah mempercepat regenerasi pepohonan. Salah satu juga alasan mengapa cara ini ditempuh adalah untuk memungkinkan pengelolaan yang lebih intensif dan pemungutan hasil lebih sering.

Praktek ini menuntut perencanaan yang akurat jaringan jalan pencapaian pohon yang diremajakan dan yang akan dipanen kelak, efek hidrologinya bisa diestimasikan, dan bisa digunakan sebagai pemeliharaan wilayah tangkapan air yang luas.

Pengalaman penanaman terencana pada lahan kritis Dari hutan primer, ditanam Leguminosae mengakibatkan laju erosi permulaan yang amat besar, khususnya dilereng yang curam. ( lebih dari 100 000 kg/ha/tahun ), tetapi setelah penanaman tumbuh membesar dan semak belukar dilapis bawahnya tumbuh, laju erosi menurun hingga ke level sebelum penanaman hutan buatan.

Penelitian menunjukan bahwa kenaikan erosi kerena penanaman hutan buatan, dapat ditekan sekecil mungkin dengan menghindarkan dari pengelolaan tanah.
Terutama pengelolaan tanah yang tidak mengikuti kontor lereng sehingga tanah yang baru terbuka dengan cepat dibawa limpasan air.

Informasi terbaik dari penyelenggaraan hutan buatan itu dari peneliti-peneliti hutan tropis di Queensland ( Cassels dkk, 1982); Hasil endapan yang rendah pada DAS yang tidak menggunakan pengelolaan tanah pada saat persiapan penanamannya, hal dimungkinkan sebab tanah belum terbuka semuanya.


f. Lahan rumput atau Sabana untuk Pengembalaan

Khususnya diwilayah Indonesia Timur seperti Pulau Flores, Pulau Timor Kupang, dan juga seperti di Sumba, lahan hutan yang tersisa, dahulunya adalah hutan-hutan yang ditebang dan diambil untuk kayu bakar, kemudian digunakan untuk pengembalaan ternak. Pembakaran sering dilakukan untuk mempercepat tumbuhnya rerumputan guna pakan ternak dan pengembalaan secara luas, terlebih pada saat perekonomian perdagangan ternak antar pulau sedang meningkat.

Bagaimana pengaruhnya terhadap tata air tanah ?, Proses menjadikan lahan hutan menjadi area pengembalaan dan sabana, sangat sedikit hasil penelitian yang membahasnya. Para pembuat kebijakan akan mempertanyakan sejauh mana hal ini membawa keuntungan pada penyelenggaraan DAS, penanaman pohon kembali diwilayah terseleksi adalah jawabannya, sehingga padang rumput dan sabana merupakan ikon pada hamparan yang luas yang menyiratkan bahwa disana ada kandungan air.

Penelitian lain menyiratkan didaerah tropis Australia, pengembalaan yang luas dan berlebihan dapat membentuk lapis keras “sumbat” yang membatasi masuknya air kedalam tanah, akibat dari injakan ternak dan kotoran ternak yang bereaksi dengan bakteri penghancur dan unsur hara tanah. ( Mott dkk, 1979 ). Mereka menemukan Hujan intesif yang turun diawal musim, hanya 25 – 30 % yang masuk kedalam tanah, akibat dari sumbatan tadi.

Pada lereng lahan berbukit, rumput tidak bisa menahan tekanan air yang mengakibatkan longsor dan derasnya erosi tanah, ( Low dan Burhanudin, 1981 ) mengatakan bahwa alang-alang yang tumbuh menutup bekas hamparan lahan hutan dengan kemiringan hingga 20 ยบ dan curah hujan 3320 mm mempunyai laju erosi relatif rendah, yaitu 3,5 t/ha/tahun.

Jumlah hewan lebih berpengaruh terhadap tingkat laju erosi dibandingkan jenisnya, setidaknya jikalau domba dibandingkan dengan sapi. Menurut pengamatan Lingkungan di Salandia Baru ( Hughes dkk 1998 ) bahkan hewan-hewan liar dengan kepadatan yang cukup rapat, dapat membangkitkan erosi yang serius dilahan rumput.


g. Reboisasi

Suatu alasan penting mengapa dilakukan reboisasi, adalah guna mengurangi laju erosi yang selalu terjadi pada penggunaan lahan bukan untuk hutan yang ada. Penelitian menyiratkan bahwa penanaman pohon pada lahan hutan yang semula terbuka, laju erosi menunjukan penurunan dengan cepat, hal ini dibuktikan dengan pengamatan endapan lumpur pada aliran sungai. Pengaruh baik lainnya dari reboisasi adalah pemulihan alur yang menjadi lebih stabil, setelah semak belukar terbentuk. Reboisasi dapat mengembalikan daya lekat akar pada tanah, dan menekan sekecil mungkin geseran tanah horizontal yang sering mengakibatkan longsornya tebing.

3. Penghalang Konservasi

Diabaikannya hak-hak rakyat termasuk hak untuk berperan serta dalam menentukan pembahasan pemanfaatan ruang wilayah konservasi dan mengetahui rencana tata ruang wilayah konservasi, telah menimbulkan pola dan wujud struktur dari penataan ruang wilayah menjadi tidak adil dan hanya diatur atas dasar kepentingan tertentu. Dan hal ini jelas telah melanggar UU No 24/1992 dan PP Tentang Peran Serta Masyarakat No 69 tahun 1996.
Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengaturan untuk konservasi dan kelemahan dari system penegakan hukum maka berdampak pada rendahnya kesadaran dan sikap pandang masyarakat terhadap pelaksanaan konservasi itu sendiri.