selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Khamis, Februari 15, 2007

Yasin berteriak-teriak kesakitan pasang desferal

Kamis, 30 November 2006

Pada saat pasang Desferal pagi itu tidak masalah, Desferal dicabut jam 12.30, tetapi setelah salat ashar Yasinnya menangis kepanjangan sebab perutnya sakit luar biasa, sampai mendekati maghrib, Kiriadi yang tetangga belakang saya panggil untuk melihat Yasin, Kiriadi bilang jikalau itu adalah tegang perut akibat penyuntikan obat desferal.

Sebelumnya saya sempat membuatkan blender sayur Kangkung buat Yasin sendiri dan diminumkan agar efek rileks ada pada dirinya, sakit masih terasa sehingga diputuskan diberikan antalgin.
Pada saat Kiriadi datang pengaruh kangkung dan antalgin itu bekerja, setelah shalat Maghrib Yasinnya tertidur.

ke RSCM hari ke 3

Rabu, 29 November 2006


Berangkat pagi ke PMI Kramat, sekarang Yasin duduk dibelakang mengenakan Helm sendiri. Sepanjang jalan saya ingatkan untuk selalu berpegangan pada lingkar pinggang saya.

Alergi hari ini tidak terlalu parah, Yasin pagi hari ini mendapat dua kantong darah, Yasin sudah bilang pasti yang satu kantongnya menyisa, sebab ia tidak tahan lama-lama di transfusi, alerginya bangkit.

Sebelum di transfusikan saya meminta pada suster untuk menyuntikan dexamitason separuh saja dan separuhnya nanti ditengah jalan pada saat tranfusi berlangsung. Methode ini mampu menahan alerginya Yasin bangkit.

Makan siang di TAMINI Square, dengan nasi goreng, sempat beli mie dan susu untuk dirumah.

ke RSCM hari ke dua

Selasa, 28 November 2006


Pagi hari sudah di PMI Kramat untuk mengambil darah cucinya Yasin, saya anjurkan Yasin untuk memasukan kartu permintaan darah yang didapat kemaren siang dimana saya sedang sibuk memarkir motor, biar cepat begitu, tetapi Yasinnya tidak mau, malahan ia menunggu kedatangan saja di tangga teras depan.

Memasukan kartu pengambilan darah dan duduk menunggu, saya pergi ke peturasan di samping bangunan PMI, dan setelah itu berdiri mengantri di depan loket pengambilan darah sebab namanya Yasin sudah dipanggil
- panggil.



Berangkat lagi ke RSCM dan menyebrang jalan Salemba dengan motor didorong, dari pada mutar di Pramuka sangat padat merayap.

Memasuki parkiran motor, tetap motor saya dorong sedangkan Yasinnya bertengger diatas kendaraan sambil tertawa-tawa.

Yasinnya minta makan nasi uduk dan risoles, kemudian naik kelantai untuk mulai transfusi.

Kantong darah yang ditransfusikan hari ini sebanyak 265 cc, setelah darah dicabut kerena proses transfusi telah selesai, Yasin menujukan penebalan bibirnya, dan matanya menyempit, ini alergi darah lagi pikirku, cepat-cepat minta CTM dari suster dan diberikan dan Yasin di istirahat dudukan di samping duduknya Intan.
Sempat menjumpai pak Ruswandi POPTI yang sedang ada di ruangan, melaporkan perihal Yasin yang sedang alergi, tetapi penanganan dokter tidak ada, pak Ruswandi menyarankan untuk mencari dokter Lia atau dokter siapa saja yang ada di ruangan hemotolgi.

Yasin saya tinggalkan di ruangan tamunya sekretariat Thalasemia, dan saya menuju ke ruang dokter Hematologi, disana menjumpai dokter Endang, sebab dokter yang lain tidak ada.

Dokter Endang menulis surat buat PMI agar darah untuk Yasin pada transfusi berikutnya tidak bereaksi lagi.

Kemudian kembali lagi ke atas sekretariat POPTI dan ditanya dengan Pak Ruswandi, bagaimana, ” Ya hanya diberi surat ke PMI agar darah untuk Yasin besok yang akan di Transfusikan lagi tidak menyebabkan alergi”

Kemudian mengerjakan shalat Dhluhur di ruang shalat Thalasemia yang sangat kecil yang sebatas dua orang saja.
Setelah shalat pak Ruswandi sempat menanyakan pada Yasin, sudah makan, dijawan dengan Yasin belum, kemudian pak Ruswandi menyuruh Arief untuk membeli sate dua bungkus untuk Yasin dan Saya.

Pak Ruswandi banyak ceritra tentang POPTI yang sekarang telah mempunyai cabang 10 daerah ( Bandung, Purwokerto, Semarang, Jogjakarta Palembang, Medan dan ngak ingat lagi).

Setelah makanan datang saya dengan Yasin langsung memakan dan yasin bertanya kok lahap bener sih pak seperti orang kemasukan saja.

Makanan yang saya makan belum habis terdengar pak Ruswandi akan meninggalkan ruangan, saya mengiyakan saja.

Kemudian saya dan Yasin berjalan menuju ke Ruang kontrol resep-resep obat.

Disana lama menunggu, Yasin terlihat tidur-tiduran di bangku, ruangan ber AC sangat sejuk.

Para petugas siang itu sangat santainya sebab memang waktu buka poliklinik sebatas Dhluhur saja. Setelah itu hanya acc resep- resep atau permintaan rawat inap, toh tidak banyak.

Kemudian saya sempat membuka fail di map saya, maunya sih menulis sedikit, tetapi sewaktu melihat selembar foto copy an Al Quran surat Al Furqon, saya membacanya, dan setelah itu terlintas dalam benak untuk mengajak Yasin membeli Sepeda yang di idam- idamkan selama ini, dan urusan acc resep obat saya titip denga pak Engal.

Langsung pulang, lewat Jatinegara macet juga, tembus di Celilitan dan memasuki jalan skuadron dan shalat Ashar di masjid disitu.

Membeli sepeda seharga Rp 300 000 ,- sepeda yang dipilih sendiri oleh Yasin, dan sambil menunggu sepeda di stel,

Orang itu berceritra:” ternyata orang yang pernah memperbaiki sepeda dirumah, yang suka naik vespa butut sebagai reperasi sepeda keliling, orang yang kurus itu sudah meninggal, Innalillahi Wainalillahi Rojiun, saya sangat berkesan dengan ceritra orang yang sedang menyetel sepedanya Yasin itu sebab orang itu sempat mampir di sebagian hidup saya. Sewaktu ia keliling menjajakan jasanya siang itu, saya keluar, jualan apa pak, reperasi sepeda, kebetulan 2 sepeda saya tidak siap jalan, akhirnya sepeda itu diperbaiki dan saya beri uang Rp 20 000,- ( saat itu ).

Ternyata orang itu sudah meninggal ceritra orang yang sedang menyetel sepedanya Yasin.

Pulang dengan membawa sepeda, sesampainya di rumah ramai sebab Yasin sudah kepingin naik sepeda.

Ke RSCM hari pertama

Senen, 27 November 2006

Ke RSCM,
Hari ini saya Puasa Senen.
Pagi sekitar jam 06.00 pagi sudah berangkat berdua dengan Yasin menuju RSCM, sampai di Celilitan motor mulai mogok, berhenti tersendat-sendat, dan kemudian jalan lagi, sampai di Salemba, lagi macetnya kendaraan, motor mogok lagi, saya dorong sampai lewat perempatan dan motor saya usahakan hidup, agak lama di engkol hidup juga.
Masuk lapangan parkir UI dan keluar berdampingan dengan pintu keluarnya RSCM, potong arus sepanjang 3 meter saja langsung belok kanan memasuki parkir motor Thalasemia.

Setelah kros darah untuk pemeriksaan Laboratorium kemudian menunggu dokter, jam 11.00 siang dokter belum mulai memeriksa, berjalan berdua dengan Yasin menuju Hoka-Hoka Bento, Yasin sangat senang makan Hokben, dipasar Kenari, sehingga jalannya agak panjang juga.

Setelah makan sempat shalat Dhluhur berjamaah di masjid Ar Rahman UI, kemudian menjelaskan pada Yasin untuk mendapatkan jaket kuning mahasiswa UI harus belajar yang kuat.

Memasuki ruangan kontrol Thalasemia, ternyata pasien yang banyak tadi sekarang sudah sepi, dan terlihat suster Haryati mencari-cari Yasin “ kemana saja “ katanya.

Hb nya Yasin 6,6. Feritinnya 2200. sudah harus pasang Desferal.

Pulangnya, mengantar blanko permohonan darah dahulu ke PMI Kramat, kemudian ke BPSPAM kantor pengurus air minum tingkat depertemen untuk menerima bantuan.

Sampai di BPSPAM ruangan pak Rifaldi kosong, hanay bertemu dengan orang aceh rekan pak Rifaldi yang duduk diruang samping pak Rifaldi. Tapi ada pak Eman yang menyampaikan bantuan itu.

Pulang. Lewat Pasar Rebo sore itu, dan shalat Ashar di masjid kecil di depat Mall Kopassus, Grhaha Cijantung. Setelah shalat belok kiri memasuki gang untuk membeli satu dos keripik untuk nyamikan anak-anak di rumah.

Sewaktu melewati Hypermart di Cibubur mampir, sebab susu coklatnya Yasin sudah habis.

Sesampainya dirumah istri lagi membuat kue bolu sedikit telor agak kasar untuk persiapan pengajiaan hari Rebo besok.

Otak-otak ikan

Minggu, 26 November 2006


Pagi itu ke Pasar Cileungsi bersama Istri. Anak-anak minta daging sehingga saya membelikan daging ½ kg, otak-otak ikan satu bungkus dan bakso satu bungkus, dan wortel 1 kg. Sisanya belanjaan istri saya yang banyak meliputi sayuran dan ada buah pisang segala.

Donor Darah

Jumat, 24 November 2006


Sejak pagi lampu mati, ternyata sekitar jam 06.00 lampu hidup lagi, dan air terkumpul untuk mandi, mulai mengurus surat surat rujukan Puskesmas Gandoang untuk Yasin.

Ke Puskesmas Gandoang, istri ikut, dan saya menunggu di bangunan di samping Puskesmas Gandoang, Puskesmas itu tidak mempunyai ruang tunggu yang teduh sebab dalam taraf pengerjaan bangunannya.

Agak lama juga menunggu sampai istri datang mengatakan jikalau rujukan Yasin untuk ke RSCM sudah selesai.

Kendaraan di lajukan menuju ke kantor Departemen Pekerjaan Umum, untuk donor darah pagi ini, selama perjalanan tidak ada yang berkesan, sampai diparkir sepeda motor jam menunjukan 10.00

Donor darah, di ruangan Sapta Taruna, isi absen dahulu, menerangkan nama dan asal instasi unit kerja, kemudian dapat kue, kue saya simpan barangkali lapar di jalanan bisa dimakan.

Jam 11.00 selesai donor darah, langsung berangkat ke Bogor, lewat Depok, sebab tujuannya kalau sudah masuk shalat Jumat langsung berhenti, di arah itu kan banyak Masjid.

Betul juga di Masjid Lenteng Agung, motor di istirahatkan dan shalat Jumat.

Setelah shalat motor dilajukan lagi menuju Depok, lewat jalan potong Depok Cimanggis, motor dengan kecepatan tinggi, sampai hampir terlempar sebab tidak melihat ada gundukan jalan.
Sampai perempatan Cimanggis, belok kanan menuju Bogor, motor kembali pelan, dan berjalan merayap, sampai dekat Cilodong Kompleks Kopassus.

Jalanan kembali sepi sampai pasar Cibinong.

Tiba di Askes Bogor jam 13.20.

Setelah menyerahkan surat-surat rujukan Yasin, duduk sambil mulai membuka bungkusan kue donor darah tadi, saya hanya tertarik dengan air minumnya saja, sebab kue nya bisa untuk anak- anak pikirku.

Sempat bicara-bicara dengan seorang bapak yang menunggu kartu Askesnya sedang diproses penggantiannya, ia dari instansi Perhubungan, tidak sakit, hanya urus kartu, pulangnya ia ikut gonceng dengan sepeda motor saya sampai Cibinong, sewaktu diatas kendaraan ia terlihat agak miris sebab motor saya kemudikan agak cepat jalannya, membela kemacetan lalu lintas di Bogor.

Sampai rumah jam 14.40

Rapt di Departemen Kelautan dan Perikanan

Kamis, 23 November 2006


Berangkat dari rumah, setelah menurunkan anak-anak ke sekolah, langsung berangkat ke Gambir, Departemen Kelautan dan Perikanan, tempat rapat pagi ini jam 10.00.
Jalan yang ditempuh adalah jalan yang biasa kekantor hanya saja setelah di Ranggunan belok kanan dan lurus, ternyata macet juga, tetapi masih juga bisa jalan. Maju terus masuk kawasan Kuningan, Menteng dan Gedung Bimantara, belok kiri Gambir.
Tiba di Departemen Kelautan dan Perikanan jam 09.45.

Naik ke lantai 2 dan disana berjumpa pada kawan-kawan yang sudah lama tidak bertemu, rapatnya di lantai 1.

Turun ruangan dan masuk ruangan diterima Kepala Biro Umum yang baru, Bapak Aji, yang bekas angkatan Laut. Ditanya utusan dari mana, dari Departemen Pekerjaan Umum, langsung dipersilahkan masuk.

Didalam ruangan hanya ber empat, sebab belum ada orang, sedang menunggu, konsultannya saja belum datang, sneak rapat sudah dihidangkan, kebenaran pikirku, tanpa berpikir panjang langsung sneak itu ku makan.

Rapat di pimpin oleh Sekretaris Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan dan rapat dimulai 10 menit kemudian setelah jam 10.00

Rapat banyak menerangkan hasil gambar dan dipresentasikan oleh konsultan.
Rapat banyak memberikan masukan bayangan bahwa kantor itu sangat modern, contoh harapan adalah cara membuang sampah jangan lewat lift yang selama ini dilakukan, ya buat lift sampah sendiri, tetapi saya menjelaskan bahwa gambar sudah selesai tahun 2005, sehingga untuk tahun ini tidak ada perubahan design.

Jam 11.00 rapat berakhir, saya langsung ke kantor Pasar Jumat.

Sempat shalat Dlhuhur di jalan lurus setelah putaran kanan dari Taman Makam Kalibata arah Pasar Minggu, disana sempat ketemu anak muda yang baru datang dari ziara kubur gurunya di bilangan kebayoran lama.

Saya pikir jaman dahulu aja saja yang ada muris sampai bersusah payah mencari makam gurunya, ternyata sekarang juga ada, ia sangat membanggakan gurunya.
Sampai juga di kantor siang itu sekitar jam 13,30. langsung masuk ruang makan siang.

Sempat membaca di papan pengumumnan jikalau Departemen Pekerejaan Umum dalam rangka Hari Ulang Tahunnya tanggal 3 Desember 2006, besok tanggal 24 akan menyelenggarakan donor darah.

SMS pak Purwadi

Rabu, 22 November 2006

Terima SMS dari pak Purwadi jikalau besok ada undangan rapat jam 10.00 di Depertemen Kelautan dan Perikanan, Jalan Gambir, Gedungnya Tomy,
Dalam rangka Pemaparan hasil perencanaan tahun lalu.

Fifi sakit

Senen, 20 November 2006

Pagi-pagi sehabis shalat shubuh nengok tetangga yang sakit pita suaranya, pak Lukman, ternyata beberapa hari di rumah sakit, gula darahnya naik sehingga tidak bisa di operasi, saya menganjurkan makan jus sayur.

Fifi sakit semalam telinganya sehingga pagi ini dibawa ke Puskesmas, sewaktu menunggu di Puskesmas, saya berkeliling- keliling dengan fifi akhirnya ban belakang kempes kena paku, menambal ban.

ke pasar

Minggu, 19 November 2006

Ke Pasar, saya sempat membeli Tomat 2 Kg, otak-otak, lobak, tahu sudah digoreng 25 biji.
Istri dirumah memasak rencananya tupat sayur, tetapi susah membuat tupatnya sehingga dirubah menjadi nasi sayur dengan tahu di semur.

Puasa

Sabtu,18 November 2006

Puasa, menemani istri yang masih puasa.
Istirahat di rumah.

Kena Tembak

Jumat,17 November 2006

Kena Tembak.
Hari masih gelap setelah shalat Shubuh didalam kamar, Yasin masih tertidur nyenyak dengan kesejukan udara Puncak.

Olah raga sedikit, kemudian membangunkan Yasin untuk shalat Shubuh, setelah itu Yasin terlihat tertidur lagi.

Sampai waktu untuk sarapan pagi datang, Yasin masih tidur nyenyak, saya tinggal dan pergi ketempat sarapan sendirian.

Sarapan pagi ini adalah Ketupat Sayur dengan lauk ayam bersantan. Kerupuk, cukup sarapan ini untuk persiapan main perang-perangan.

Balik ke ruangan Yasin masih tertidur, saya bangunkan untuk sarapan, ia mau bangun dan mendatangi lagi restoran hotel untuk mengantar Yasin sarapan.

Hari ini adalah hari terakhir acara Out –Bound, acara pagi ini setelah sarapan adalah perang-perangan.

Group Lebah sudah terkumpul, acara pertama adalah ketepatan membidik botol- botol yang digantung, dan group lebah yang saya pimpin mengantongi score 5 sebab ada lima peluru yang tepat sasaran mengenai botol yang digantung, sewaktu saya dapat giliran membidik pada sesieon ini, saya penembak yang terakhir sebab adalah ketua kelompok, dan salah satu dari lima peluru yang saya tembakan mengenai botol, saat botol terkena saya mendengar ucapan seseorang „ pantasan, diangkat jadi ketua regu“
Pokoknya tidak mengecewakanlah sebagai ketua regu pikirku.

Babak Kedua Perang-perangan.

Semua anggota regu harus mengenakan pakaian tentara yang sudah di sediakan, dan ditutup dengan rompi tebal dan helm berkaca lebar, sesi pertama di babak perang-perangan ini group saya menyerang dari sisi utara, untuk memperebutkan bendera.
Terjadi kesalahan strategi disini, saya sepenuhnya menerima strategi trisula yang disarankan dari salah seorang anggota regu, dan kesalahan saya adalah memandang bahwa ini terjadi pada perang terbuka, padahal panitia telah membuat benteng-benteng perlidungan dari meja- meja yang didirikan,
dan saat letusan mercon dihidupkan berarti perang-perang dimulai, saya baru berlari menuju meja sebagai benteng langsung saya tertembak bahu kanan saya, teoritis saya harus mundur sebab mati.

Ternyata saya berteman dengan 4 orang teman seregu yang terkena tembakan juga. Kemudian disusul salah satu teman se regu yang terkena tembakan, dan tiba- tiba sesi ini dimenangkan regu lawan, garuda sebab regu lebah kehabisan peluru.

Sesi ke dua, group lebah menyerang dari selatan

Saya ganti strategi, saya mengenakan kaca mata, sebab di sesi pertama tadi saya melepas kaca mata, saya melambung kekanan memisah dari kerumunan regu saya, saya berguling dan bertiarap dan menembak, dari arah lambung ternyata dengan gampang menembak 4 orang lawan berturut- turut, tetapi kedudukan saya diketahui oleh pihak lawat, saya melihat begitu banyaknya datang butir-butir peluru menuju saya berwarna kuning, saya menghindar dan bisa, dan sewaktu saya bangkit lagi dan tertembak kepala saya.

Kerena musuh telah banyak yang tertembak, dengan cepat salah seorang dari anggota gorup mengambil bendera hitam dan ditancapkan di meja lawan dan group Lebah dinyatakan menang telak.

Acara berikutnya adalah salam-salaman setelah memasuki ketegangan yang luar biasa.


Acara Penutupan.

Acara penutupan dimulai jam 11.15 dan saya sudah diruangan jam 10.50, sebab mau istirahat sudah ngak enak.

Acara penutupan sederhanan saya disuruh mewakili teman – teman peserta untuk memberi ucapan pesan dan kesan.

Pesan saya :

1. Kalau melihat orang dihadapan kita, jangan dilihat orang itu semata, ganasnya, cantiknya pemarahnya, redupnya, pucatnya, merahnya, tetapi lihatlah Allah yang menciptakan manusia itu dan Ia telah menakdirkan berhadapan dengan kita.

2. Ken Dedes, kemana akhir riwayatnya, tidak terberitakan, bukan berarti tidak ada beritanya, setelah ia mengetahui anaknya Anusapati membunuh Ken Arok , ibunya si Kendedes ini berkata” engkau bunuh seorang raja yang telah meluaskan kerajaan ini hingga ke seluruh tanah Jawa “, pesanku “ Setialah dengan Negara, Percaya dengan Ghoib dan mengilhami kerajaan Rajasa.

3. Permainan telah berakhir, semua serba permainan dan ide, hidup yang akan kita lewati babak berikutnya masih menuntut terbitnya ide- ide baru dan permainan real di dunia ini sudah tersurat di Al Quran surah Al Hadid, bahwa dunia ini semata adalah permainan.



Shalat Jumat

Shalat Jumat dilakukan di salah satu bangunan tertutup besar fasilitas olah raga dalam ruangan, bangunan bulu tangkis.

Jemaahnya para tamu hotel dan pegawai-pegawai hotel yang lain serta pegawai diluar lingkungan hotel juga.

Sehabis shalat, ke restoran langsung makan siang.

Setelah itu di ingatkan oleh pengurus hotel jikalau secepatnya berkemas sebab ruangan hotel akan dirapikan kembali sebab tamu dari Transmigrasi sudah datang.

Masuk ruangan hotel dan mulai berkemas-kemas, setelah berkemas membaca doa Al Fateha di depan pintu, saat itu Yasin melihat ada Celana panjang saya yang hampir tertinggal. Saya ambil dan masukan kedalam koper, kemudian membaca Al Fateha lagi untuk pamitan dan melangkah keluar.



Perjalanan Pulang

Menghidupkan motor,

Membeli bensin Rp 20 000 di Gadog, setelah melewati rumah Makan Rafles, saya mau membeli bensin untuk motor yang saya naiki jikalau stasiun BBM nya ada di sebelah kiri, kalau di kanan ngak mau.

Ketemu orang Demo di Bogor, demo menantang kedatangan Presiden Amerika Bush, macet luar biasa, nyaris berhenti, tidak ada jalan lain ikut antri dalam kemacetan lalu lintas.

Selepas barisan Demo, memasuki kawasan Batar Jati kota Bogor, lalu lintas sepi, melaju keluar kota bogor.

Shalat Ashar di Masjid desa Puspa Sari, sempat membeli dua buah susu literan indomilk coklat, kemudian menghidupkan motor menuju jalan alternatip mencapai Kranggan, melewati lapangan golf, tembus Gunung Putri, Tlajung udik, Pabrik Semen Cibinong, Cileungsi.

Masuk rumah jam 16.30.

Yasin ikut Berjalan diatas Api

Kamis,16 November 2006


Acara Pagi

Membuat barisan memanjang dua shaf dan saya paling depan kanan.
Acara pertama olah raga senam ringan peregangan, disusul membuat barisan untuk saling memijat, kemudian membuat lingkaran yang tidak terputus dan harus dirubah rubah bentuknya dengan catatan tidak boleh putus, permainan berikut adalah membuat lingkaran rapat dan disuruh duduk dengan menduduki lutut teman dibelakang dan teman di depan duduk di lutut saya, permainan berikutnya adalah reaksi kecepatan menangkap bola dengan menyebut nama tujuan, harus ingat nama teman yang akan dijadikan sasaran, permainan berikutnya adalah memasuki lingkaran dari tali, satu tali menampung ada beberapa orang dan dipersilahkan berjalan untuk memungut nama-nama yang sudah ada dipasang oleh panitia di lapangan, pertama kali tali lingkaran ini di jalankan, saya melihat nama saya terbaca di deretan terdepan, saya menghampiri dengan persetujuan empat teman setali tentunya, sebab kalau tiak sepaham maka tali tidak bisa digerakan sebab yang satu ingin kekiri dan yang lain akan kekanan.

Akhirnya semua anggota yang ada didalam lingkaran tali namanya didapat dan mengakhiri permainan tetapi tidak paling dahulu dan tidak paling belakang.

Kemudian kertas yang ada namanya masing-masing itu dikumpulkan berdasarkan warnanya, ternyata hanya ada dua warna, warna biru dan warna coklat tua, setiap orang berkumpul dengan warna yang sama, dari setiap kertas itu mengandung kalimat yang harus disusun, kemudian secepatnya disusun kalimatnya, dan regu coklat dapat nilai 70 sedangkan regu biru dapat nilai 80.

Acara selanjutnya memberi nama regu, saya usulkan memberi nama yang ngak susah-susah, kita kan berada di Lembah Hijau, beri nama group kita group Lembah, kurang tajam pak kata salah seorang, dirubah menjadi Lebah biar bisa menyengat, semua menyetujui.

Pengangkatan ketua regu, yang diangkat anggota yang terbelakang agak ngak tertinggal, ada namanya peserta yang serba protes, terbelakang dan pola pemikirannya selalu lain-lain.



Acara Siang

Membuat kalimat Kerja Sama dan Departemen PU

Dimana seorang harus di tutup matanya dengan sapu tangan dan harus memungut batang-batang sedotan minuman yang letaknya disebar dihalaman rumput, untuk itu orang tersebut harus ditemani seorang yang tidak ditutup matanya dengan catatan ia tidak boleh me nuntun dengan tangannya untuk mengarahkan rekannya yang tertutup matanya tadi,
Kemudian, saya sebagai ketua regu mengarahkan dimana terjadi kelambatan bergerak dari empat kelompok yang berkerja itu,

Disini saya harus berfikir keras untuk memenangkan permainan ini, saya melihat banyak anggota regu yang mengarahkan rekannya yang tertutup matanya tidak konskuen, perintahnya sulit dimengerti oleh rekan yang ditutup matanya, saya mengambil alih yang lemah, saya bilang, lemaskan badan, dan saya dorong dengan pundak saya dan saya suruh jongkok mengambil sedotan minuman yang ada di bawahnya, teori saya ini sangat cepat mengumpulkan batang- batang sedotan dan kemudian menyusun, disinipun terjadi salah perintah dari anggota regu yang tidak bertutup mata, tetapi saya beri aba-aba untuk mengikuti perintah saya, letakan dan geser sedikit, sehingga huruf itu cepat tersusun dan menag group saya.

Menembus Jaringan Listrik bertegangan tinggi
Ini permainan berikutnya, saya masih ingat sewaktu pengalamam Adum di Makasar tahun 1999 beberapa tahun yang lalu



Acara Sore didalam Ruangan
Pengalaman dari seorang pembicara yang sepuluh tahun berada di Jepang.



Acara Malam

Bertemu dengan manusia Indonesia yang menaklukan Puncak Himalaya tahun 1998.
Ia berceritra banyak tentang masa kecilnya yang sangat susah, dan kesusahan itu yang mengantarkan dirinya bisa naik ke puncak Himalaya, manusia indonesia pertama.

Berjalan diatas Api, Yasin juga berjalan diatas api, setelah ia melihat bapaknya berjalan diatas api, tidak panas katanya, tetapi para instruktur dan dokter yang kebingungan, kok ngak apa- apa ya.

Berangkat ke Ciloto

Rabu, 15 November 2006

Berangkat Ke Ciloto.

Pagi hari, sebelum adzan Shubuh terdengar sudah siap-siap akan mengikuti out bound di lembah hijau Cilotoh Puncak Cianjur.
Yasin ikut, kegiatan diawali dengan shalat tahajud kemudian sarapan setelah itu shalat shubuh.
Setelah selesai melakukan shalat shubuh berjamaah, mulai memasukan pakaian- pakaian yang akan dibawa ke puncak, baju lengan panjang, kaos baju, celana panjang, sarung, kaos kaki, sajadah pak Bambang Wied.

Jam 05.10 berangkat dari rumah, Yasin duduk didepan, dipertigaan Gandoang belok kanan menuju Jonggol, jalanan masih remang-remang, berjumpa dengan rombongan orang-orang yang bermotor dan bermobil yang hendak berangkat ke Jakarta, jumlahnya banyak sampai- sampai mepet ke kiri.
Motor dikendarai dengan tidak terlalu cepat.
Keluar kota Jonggol, melewati jembatan yang sebelah kanannua ada restoran Jatinunggal.

Motor berjalan tanpa mengenal kemacetan, jalan mendaki dan menurun, melewati kampung yang sedang bangun dari tidur, mulai terlihat bola merah besar matahari terbit dibalik pepohonan disepanjang jalan.

Memasuki kecamatan Cariu, jalan mulai mendaki. Mata mulai mengamati kiri kanan, tapi tidak berjumpah danau di sebelah kiri.

Pada saat kota Cianjur 22 Km lagi, ada tulisan arah kanan ke Cipanas, sebelum saya putuskan untuk belok ke kanan, sempat bertanya pada tiga orang yang duduk duduk dipinggir jalan menanti kendaraan umum, ia menjelaskan jikalau jalanannya cukup baik, dengan keyakinan itu sayapun berani memasuki jalur jalan pintas ke Cipanas tersebut.

Melewati perkampungan yang menyempit jalannya, dan tiba di jalan bercabang saya ragu dan berhenti, ada seorang tua yang berjalan menghampiri saya kemudian saya bertanya mana jalan ke Cipanas, ia menujukan jalan yang jelek itu mengarah ke Cipanas.

Antar yakin dan tidak saya memasuki jalan tersebut, jalan itu kerusakannya sangat parah, terlihat bekas aliran air sewaktu musim hujan membelah badan jalan, lintasan motor yang masih ada meyakinkan saya jikalau jalan ini masih sering dilewati oleh pengendara motor, hanya motor saja yang bisa melewati jalan ini sebab kerusakannya.

Tidak terasa saya ada ditengah hutan Cikalong Wetan, daerah tempat membuang mayat kasus pembunuhan, tetapi keadaan hutan sudah tidak segelap ceritra dahulu, yang kutahu daerah ini sangat miskin sehingga manusia yang harus hidup harus berani bekerja keras merubah tanah tandusnya menjadi tanah subur.

Hutan itu sudah bersih, membutuhkan waktu lama sekitar 15 tahun secara intensif untuk membuka lahan hutan itu menjadi tanah pemanfataan lain,
Saat ini saya belum melihat ada orang disekitar jalanan.

Setiap bertemu orang saya memberi salam sampai-sampai Yasin bertanya apakah bapak sudah kenal, Tidak begitu Sin kataku, kalau kita di desa dan bersuasana hutan yang sunyi begini, hubungan antara manusia sangat erat, sangat terbuka, perjalanan terus mendaki dengan kondisi jalan jelek.

Setelah agak lama melintas dijalan yang rusak parah ini sempat ketemu dengan sepeda motor dari arah depan, ia berkendaraan bertiga, saya memberi syarat lampu untuk berhenti, ia pun berhenti, dan saya bertanya berapa jauhkah Cipanas?

Orang itu mengatakan terus saja melaju jaraknya sekitar 12 km lagi.

Motor berangkat lagi, tidak beberapa lama terdapat papan pemberitahuan jilkalau ada pekerjaan peningkatan jalan, suatu kelaziman dikalangan bina marga jikalau sedang mengerjakan proyek jalan selalu mengumumkan dalam bentuk papan pengumumman proyek agar penduduk tahu.

Setelah itu saya melihat hal yang baru yaitu di sisi kanan dari arah kedatangan saya ada pekerjaan pengerasan beton tumbuk di semen kasar untuk melintas motor selebar 110 cm, saya pun melintas diatasnya.

Jalan selebar itu sangat pas untuk bermotor, kalau menurut pandangan saya, jalan itu adalah jalan kerja untuk mengirimkan material proyek berupa kerikil, batu jalanan dan drum aspal, ke titik pengerjaan. Mengingat di sisi kanan jalan terdapat tebig yang tinggi dan curam dan di sisi kirinya terdapat jurang yang dalam.

Jalan yang dikerjakan juga harus bisa berfungsi sebagai jalan pengiriman matrial, sebab jalanan alternatif tidak ada. Sedangkan truk pengangkut batu yang melintas yang lewat diatas beton tumbuk yang diperkeras itu hanya ban di sisi kiri.

Papasan dengan kendaraan motor dari depan, saya turun keluar dari lintasan dan naik lagi setelah ia lewat.
Setelah melintas cukup jauh, akhirnya dijumpai bentuk akhir pekerjaan jalan ini yang sudah jadi, jalanan sudah diaspal sederhana seluruh nya sedangkan jalanan yang 110 cm lebarnya itu tertimbun dan terlapis tipis hamparan aspal diatasnya, sehingga masih dilihat batas-batasnya dari pandangan mata awam.

Setelah mejumpai jalan yang bagus ini laju kecepatan motor ditambah, terhampar lembah yang hijau disepanjang mata memandang, dikiri kanan jalana sudah mulai terlihat usaha- usaha pengelolaan tanah secara modern, baik skala besar maupun kecil.

Saya berhenti pada rombongan orang kota yang memperkerjakan masyarakat desa untuk mengelolah tanahnya , saya menanyakan berapa jauh Cipanas, ia menjawab sekitar 12 km lagi.

Saya mulai menuruni lembah, kemudian mendaki lagi kemudian dijumpai terminal kecil transportasi menghubungkan wilayah perdesaan ini dengan kota kecamatan Cipanas, desa ini desa Simarwati. Kemudian jalanan bagus tetapi sempit dan sering berpapasan dengan angkot kuning .

Setelah melihat sedemikian banyak kehidupan yang dilewati, saya berniat akan mengerjakan shalat Dlhuha di masjid depan, motor melaju dan dilihat dari kejauhan disuatu kampung terdapat menara masjid, kendaraan melaju terus, masjid sudah dekat didepan mata, tetapi jalanan belok kekiri, sebab ada jurang yang cukup dalam memisahkan jalanan ini dengan halaman masjid, setelah belok kiri dijumapi pintu masuk masjid, masjid ini bernama masjid Siti Hajar, sangat mewah bagi ukuran desa. Masjid ini terletak sekitar 6 km sebelu memasuki kota Cipanas.

Motor istirahat didepan Masjid, saya dan Yasin melepas semua perlengkapan berkendaraan, helm, jiket, dan lain-lainnya.

Yasin terlihat memutar-mutarkan tubuhnya bergerak badan sedikit. Kemudian Yasin meraih air minum yang dibawa dari rumah dan meminumnya, setalh saya juga minum, saya mulai mencari dimana tempat wudhu.

Jalan anak tangga menurun menuju bawah masjid, dibagian bawahnya digunakan temapt berwudhu dan buang hajat, sebelum saya memasuki ruang kecil untuk berturas, Yasin berteriak untuk mengetahui posisi saya saya menjawab dan menyarankan ia untuk mengerjakan shalat dlhuha juga.

Yasin tidak menjawab, berjalan melewati banyak ruang kecil- kecil untuk orinoar.

Setelah mengerjakan shalat dlhuha motor dipacu lagi menuju kota kecamatan Cipanas, jalanan masih sempit, udara segar dan dingin sudah terasa, kehidupan perkotaan sudah mulai terlihat.

Tiba-tiba memasuki lebar jalan yang cukup lebar, ternyata ini wilayah Kota Bunga, setelah itu tiba di kota Cibadak, terdapat perempatan jalan saya memilih lurus menuju Cipanas.
Motor mendaki terus dan perumahan semakin rapat, banyak pemuda pencari kerja berjalan-jalan berarti kota sudah dekat.

Di pertigaan jalan saya bertanya mana arah Ciloto, ia menganjurkan saya untuk kekanan dan betul juga setibanya diujung jalan tersebut dijumpai pasar Cipanas Kota, yang dahulu pernah saya dan Yasin sore-sore membeli martabak disana.

Memasuki ruas jalan Bandung Jakarta, diwarnai dengan transportasi tinggi, busnya besar dan banyak kendaraan yang harus dilewati, tiba dipertigaan Cibodas, disini banyak angkot-angkot yang berjalan seenaknya, jalan mulai menurun sedikit menikung kekanan samapi terbaca tulisan 1000 meter lagi lembah hijau.

Motor maju lagi sehingga dijumpai pertigaan dan jalan yang kekiri turun tajam, itulah lembah hijau, jalanan sempit, dijalanan ini banyak dijumpai vila- vila yang lembah juga namanya, ada rumah hijau, ada istana hijau.

Memasuki halaman luas dan bertanya pada Satpam apakah ini Hotel Lembah Hijau, ia jawabnya, saya bermotor terus menuju kantor depan untuk melapor.

Hotel ini diolah secara terpisah atap, antara bangunan restoran, bangunan kantor, dan bangunan pertemuan dan bangunan penginapan.

Saya memasuki kantor dan melihat jam menunjukan 08.00 pagi. Dan melapor kedatangan.

Petugas Front Office mencoba menelpon ke panitia penyelenggara, ternyata panitia masih dalam perjalanan ke Lembah Hijau.

Saya mulai istirahat dan mengirimkan SMS ke ibunya di Rumah, untuk mengabarkan jikalau sudah sampai di Hotel Lembah Hijau.

Tiba-tiba Hp menunjukan Low Bettery, saya mencari lobang colokan listrik dan letaknya pas ada dibelakang saya.

Balasan SMS dari istri dirumah mengatakan jikalau Fifi sudah berangkat ke sekolah.

Tiba- tiba kesibukan berubah, ternyata ada dua orang peserta dari Bandung yang datang melapor.

Tidak beberapa lama kemudian pak Zainal yang sekantor dengan saya datang dan terlihat menyalami semua yang hadir.

Jam 09.00 orang front office memberitahukan jikalau semua yang sudah datang dipersilahkan untuk berkumpul di ruang sidang Dieng.

Saya dan Yasin menuju ke motor yang saya parkir didepan front affice, kemudian memasng kembali perlekapan bermotor dan motor dihidupkan untuk menuju ke ruang sidang Dieng.

Ruang Pertemuan Dieng.


Motor saya parkir agak jauh dari ruang pertemuan, sebab jarak terdekat sudah terisi mobil-mobil peserta, memasuki ruang sidang Dieng dari arah lambung ruangan, begitu masuk sudah berhadapan dengan deretan meja kursi yang dibentuk melingkar sejajar dinding.

Ditengah ruang kosong untuk tempat sipembicara.

Sambil menunggu mengambil posisi duduk dipojokan agar Yasin dapat tempat juga duduknya, tiba-tiba dipersilahkan untuk mengambil snack dan kopi panas susu, snack terdiri dari kue bacang dan bakpia ambon, tepat jam 10.00 acara dimulai.

Setelah formal acara dibuka oleh KTU SESBALITBANG PU, acara dilanjutkan paparan tunggal pak Khairudin Yang menjebak W Kusuma kasus korupsi KPU di suatu hotel, juga penerima award integritas tingkat dunia.

Ia banyak berceritra tentang pangkatnya yang tidak pernah naik- naik di BPKP dan dia berniat untuk membuat modul pemeriksaan BPKP sehingga ia harus bekerja ekstra keras.

Ia sekarang telah keluar dari BPKP dan bekerja swasta.



Jam 12.00 mengambil kunci-kunci kamar, dapat nomer kamar 11106, memasuki ruang hotel, ruang sangat lebar, ada TV, tempat tidur besar dauble bed, dan disampingnya terdapat ranjang tambahan, langsung mandi air hangat untuk menikmati fasilitas hotel.

Shalat dhzuhur didalam ruangan hotel, dilangit-langit terdapat arah panah menujukan arah shalat. Setelah itu langsung menuju ke restorant untuk makan siang.

Lauk makan siang , nasi sayur asem manis, empal daging, bakwan jagung, karedok, kerupuk dan lalapan, buahnya pisang, Yasin sangat semangat makannya.


Acara siang didalam ruangan,

Ditangkap Polisi Lalu Lintas

Selasa, 14 November 2006

Ditangkap Polisi Lalu Lintas

Istirahat di rumah, setelah mengantar anak-anak sekolah, sempat kepasar walau kesiangan, mengingat kalau saya ke Puncak besok, istri tidak mau membikin jus sayur maka pembelian sayur hari ini sangat sedikit.

Memanggil pak Kosim untuk memperbaiki saund system yang sudah lama berbunyi banci, kerena tadi sepulang dari pasar dengan istri melihat Pak Kosim yang sedang santai dibelakang rumah, dihalaman bermain badminton, menemani adiknya pak Kiriadi yang sedang membuat kusen, pak Kosim minta waktu terlebih dahulu untuk memnyiapkan peralatan kerjanya.

Kemudian saya persiapkan ruang kerja di rumah sambil menurunkan sound systim Tobisonic yang sudah 5 tahun lebih tidak pernah dimainkan, Setelah Pak Kosim membongkar salah satu sound system ternyata speakernya sudah mati.

Membeli speaker di toko elektronik didepan taman buah Mekar Sari, seharga Rp 45 000,- sepasang, setelah itu menghidupkan motor dan pas ada pemeriksaan lalu lintas, saya keluar dari rumah naik motor tanpa dilengkapi dengan surat-surat kendaraan kerena sebentar, tapi kepolisi mengijinkan saya pulang berjalan kaki untuk mengambil SIM dan STNK, jauh juga perjalanan ini, sampai di gang terlihat wajah yang tak asing lagi yaitu Ayahnya Nana yang biasa mengatur Lalu Lintas di pertigaan Gandoang dan selalu dikasih Zakat dari rumah setiap tahunnya, ia mau menolong untuk menggonceng ke rumah mengambil SIM dan kembali lali ke Polisi yang masih berjaga, di Polisi dikembalikan lagi SIM nya setelah membayar Rp 5000,- sisa uang dari pembelian Sound System.

Sound system dipasang dan kembali terdengar kemeriah an radio FM yang sudah lama tidak berkumandang.

Menghidupkan film di rumah seakan ada digedung bioskop.

Selasa, Februari 13, 2007