selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Khamis, Ogos 30, 2007

Piket lagi di POPTI

Kamis, 23 Agustus 2007.

Ke RSCM untuk piket POPTI dan mengambil alat suntiknya Yasin, perjalanan pagi ini lancar saja, hanya rasa sedikit lelah dan ngantuk.

Setibanya di RSCM di Poliklinik Thalasemia langsung masuk ke sekretariat Thalasemia dan mengatakan kepada Kuat bahwa saya akan piket hari ini, sebab itu ruangan piket mulai dibuka, mulai dibenahi, saya berharap ada minum sebab hausnya bukan alang kepalang setelah mengarungi perjalanan hampir dua jam.
Setelah ruangan dibuka dan saya mulai membuka file laporan Piket sebelumnya ternyata belum ada anggota POPTI yang piket kembali sejak minggu lalu, dimana minggu lalu saya juga yang piket.
Keadaan umum pasien tertangani, sebab itu saya menuju ke apotik untuk mengambil sisa alat suntiknya Yasin, disana saya berjumpa dengan dua orang penderita yang ikut mengantri pagi ini, ibu tadi sangat lelah setelah melepas bepergian ibunya ( kalau ngak salah, ibunya sakit tua, sedangkan anaknya Thalasemia )
Sewaktu giliran saya dipanggil dan vitamin dan alat suntik diberikan masih harus di sisa lagi berupa cairan pengencer obat desferal, diminta minggu depan untuk datang.
Setelah itu saya langsung ke ruangan piket, disana saya telah di tunggu dengan ibu yang mengeluhkan tentang mahalnya harga perawatan Thalasemia, kemudian saya sarankan untuk mulau mengurus surat- surat keterangan dokter untuk disampaikan ke Puskesmas untuk mengijinkan mendapatkan keringanan pembiayaan pengobatan.
Makan siang di ruang piket hari ini adalah gado-gado, memesan dua bungkus, gado-gado dengan nasi makan bersama dengan Kuat.

Langsung ke kantor setelah shalat dhluhur di ruang sekretariat Thalasemia.

Pulang dari kantor sekitar jam 20.00

Pak Jaja

Rabu, 22 Agustus 2007.

Langsung ke Departemen menemui pak Jaja di lantai 8, dan pak Jaja ada berkenan membantu Tyas sedikit dana.

Setelah itu langsung ke Pasar Jumat kantor. Berkantor hingga malam pulang jam 21.00

di Bank BNI Blok M Fifinya makan Humberger

Selasa, 21 Agustus 2007.




Pagi-pagi sudah selesai mencuci pakaian yang menumpuk, kemudian istri minta untuk beli hadia dan obat di Blok M, setelah turun mengantarkan Yasin didepan sekolahannya, berkendara bertiga dengan Fifi ikut ditengahnya, menuju Blok M jakarta Selatan, mendung menggantung, sepeda motor agak kurang enak dinaiki, sewaktu berangkat sempat mampir terlebih dahulu di rumah pak Haji Mahdum Dimyati, ternyata didrumahnya pagi itu banyak orang yang menjenguk, Fifi saya ajak masuk ia ngak mau, males katanya, kemudian sambil duduk berbanyak orang diruang tamunya pak Haji Mahdum menceritrakan jikalau ia terkena Types, ini hasil laboratoriumnya, kemudian saya tinggalkan Chlorophile untuk diminum, soal harga biarlah waktu yang membayarnya sebab sumber rezeki saya banyak, pasti deh menutupi.

Ternyata diantara orang yang hadir di depan pak Haji Mahdum Dimyati ini ada seorang ibu yang sedang mencari- cari saya dan istri berkaitan dengan Thalasemia yang diderita ke dua anaknya, sehingga berjumpa disini tetapi mengingat waktu saya harapkan ibu itu mau berkunjung kerumah untuk menjelaskan penyakit itu.

Motor berjalan normal, strandard 40 km / jam kemudian memasuki jalan Antasari menjelaskan pada istri bahwa peristiwa tujubelas agustus sewaktu kopling perseneling putus ya di jalan ini, tetapi istri saya tidak bereaksi, capek barangkali.

Sesampainya di Blok M, motor saya parkir di Bank BNI 46, setelah itu memasuki kompleks Pasaraya Grande dan tembus sampai di Melawai plaza dan berjalan menghimpit pedagang yang berjualan bersempit-sempitan, sampai dibekas Matahari yang terbakar, dan disana memasuki toko obat, dan dengan si ekohnya diberi pembalut praktis 2 balutan seharga Rp 13 000,- kemudian keluar menyisir lagi dengan Fifi masuk ke Kombo yang didalamnya ada toko obat dan disana diberi bubuk pengering luka untuk istri seharga Rp 20 000,- kemudian saya mengambil meja untuk mulai merawat luka istri, tas saya selalu menyimpan gunting dan sekarang waktunya dikeluarkan.

Setelah merawat luka istri, hujan merintik, genangan air dimana-mana, saat ini blok M lagi konstruksi. Membangun pertokoan yang bekas terbakar. Sampai dipinggir Melawai ada burger Donald yang buka, saya beli burger seharga Rp 5000,- dengan pajak Rp 500,- untuk Fifi yang terlihat lapar, Fifi sangat semangat memakan burgernya sambil berjalan menuju Bank 46.

Hujan masih merintik, menyebrangi jalan menuju Bank BNI 46 dan langsung naik, mengiringi langka- langka kecil Fifinya yang ikut terus, dan menerima nomer giliran di nomer 18 dan menunggu, sebab yang sedang dilayani nomer 15. saat menunggu itu Fifinya minta minum, saya ambilkan fasilitas minum yang disediakan Bank, kemudian minta pipis, dan masuk ke orinoar laki-laki dan pipis disana sambil saya sendiri yang menuntunnya. Kemudian keluar lagi dan tiba giliran no 18 untuk dilayani, keluhan pertama adalah Tyas kan sudah membayar uang ATM tetapi kartu ATMnya belum dikeluarkan, saat itu petugas mohon ijin untuk membuka nomer tabungan Tyas, dan saya berikan, dan disana ter informasikan jikalau kartu ATM nya Tyas sudah bisa diambil di Cileungsi, Bogor.

Dengan kondisi Tyas sudah berada di Denpasar diharpkan Tyas mau membayar lagi uang pendaftaran untuk dapat diterbitkan kartunya di Denpasar.

Pulang masih Hujan, rencananya istri pulang sendiri dan saya akan kekantor, mengingat hari masih hujan makan istri ikut pulang, dan kembali bermotor bertiga dengan Fifi, sepanjang jalan hujan merintik, cukup membasah baju, tetapi sempat memakai plastik hujan.

Sesampainya pertigaan Cibubur lama, belok kiri sedikit dan mampir di bakso yang pernah didatangi dahulu malam-malam sepulangnya dari pak Marzuki Usman berempat.
Langsung memesan bakso besar 2 mangkok dan ½ mangkok untuk Fifi dan ½ mangkok di bawa pulang.

Shalat dlhuhur di masjid pesantren dekat dari situ. Dan masuk rumah ternyata Yasin sudah ada kemajuan, mau memasukan pakaian sebelum hujan menderas, pakaian itu saya cuci tadi pagi, sebelumnya saya tidak terlalu berharap ia mau mengerjakan itu.

Pesan Fifi sebelum berangkat ke Kantor

Senen, 20 Agustus 2007.

Kekantor dengan suasana biasa saja, ada rencana untuk menulis sebagai kontrol, mengapa Negara asing bisa mefokuskan dana 1 trilyun untuk menyewa lahan dan mengembangkan jarak pagar yang ditanam di Pulau Sumba, padahal tidak menggunakan analisa tata ruang segala macam, sedangkan kita yang memupunyai struktur pemerintahan dan esselon tk I tata ruang kok tidak setajam itu perumusannya, permasalah ini ada dimana.

Fifi sikecil yang dirumah, pesan pa susuku habis, beliin dong, sebentar pokoknya bapak ngak boleh lupa

Berita pak Suharyono di Bali

Minggu, 19 Agustus 2007.

Pagi hari sudah terbangun, langsung diingatkan oleh istri untuk membersihkan ruangan sebab ada muntahan kucing di kasur, dikelambu, didepan kulkas dan dibawa komputer, saya baru bangun langsung memikirkan banyaknya air yang dibutuhkan untuk itu, padahal pompa air sudah hampir sebulan inmi mengalir kecil, untuk mengumpulkna air se ember saja lama sekali.

Setelah membersihkan semua kemudian melaksanakan shalat tahajud dan setelah shalat menghubungi Tyas di Denpasar untuk tidak terlalu lama tinggal di rumah Ibu Nana Suryana Samkarso, kalau agak lama boleh tinggal di Pakde Sutarman, kalau agak lama boleh tinggal di mbahnya Lik Doko Subagio di Penatih Denpasar.

KEmudian menelpon mas Sutarman ternyata yang menerima pak Suharyono, dan dia sudah tahu keberadaan Tyas di Monang- maning, saya minta tolong ada yang menjemputnya untuk memindahkan dari rumah Ibu Nana ke Mas Sutarman, sebab kata pak Suharyono melalui telepon ia akan mengusahakan asrama putri untuk Tyas.

Sewaktu saya di motor, lagi manasin mesinnya sambil menunggu Fifi yang hendak ikut kepasar, saya memandang langit dikegelapan pagi menjelang fajar, Allah Yang Maha Esa selalu menolong, rasa syukur yang amat sangat. harus cepat diutarakan sebab detik berikutnya permasalahan sudah berjalan lain.

Menuju ke pasar dengan Fifi berbaju tebal ikut duduk diatas tanki depan, dan sempat beli premium Rp 5000,- sewaktu habis membeli premium Fifinya minta masuk ke Taman Buah Mekarsari, motor saya arahkan masuk dan diijinkan pagi itu, matahari belum terbit, tetapi Fifi sudah memasuki Taman buah Mekarsari, meluncur terus keliling dan mngikuti jalan besar dan tiba- tiba sadar jikalau tersesat, mencari jalan keluar jalan truk pasir lewat, berputar agak lama sebab jalannya jelek, dan sampai juga di pintu keluar bagian belakang, kemudian belok kanan meluncur menuju pasar.

Dipasar kali ini banyak yang dibeli, Tomat 2,5 kg, wortel 1,5 kg, buncis, terong, paria, bunga kol putih, kol kubis ½ kg, tauge 1 ½ kg, ikan lele 1 kg, ikan patin ½ kg, ikanmerah ½ kg, Ayam potong ternyata sekarang naik ayam potong segar langsung dipotong saat kita datang sekilonya Rp 19 000,-

Fifi naik motor sambil makan bubur

Sabtu, 18 Agustus 2007.

Rencana kepasar tetapi tidak jadi sebab Yasin masuk pagi sehingga jangan sampai mengganggu semangat belajarnya maka pagi ini sengaja saya siap diri untuk mengantarnya sekolah.

Fifi ikut mengantar sambil membekal bubur ayam yang dibelinya Rp 1000,- dimakan sepanjang jalan diatas motor duduk didepan.

Dibantu cuci baju dengan anak tetangga.

Pasang Desferal, setelah berkali – kali merayu Yasin yang menolak terus, sehingga disetujui sepulangnya les akan memasang desferal sekitar jam 16.15.

Jam 19.40 setelah shalat isya, mata ini terkantuk amat sangat sehingga tertidur pulas

Acara Tujubelasan di Departemen PU

Jumat, 17 Agustus 2007.

Berangkat menuju kantor Departemen Pekerjaan Umum, dimana seluruh jajaran Departemen PU menuju ke sana, pagi hari yang sepi, setelah mengerjakan shalat shubuh, sekitar jam 05.00 malejau dengan para militer yang juga naik sepeda motor untuk secepatnya mengikuti apel bendera, cuma mereka termasuk jarak dlat sedangkan saya ada di Patimura lokasi apel benderanya.

Dijalan Antasari sekitar 4 Km sebelum kantor, kopling sepeda motor lepas, motor saya tinggal di bengkel yang lagi tutup/libur saat ini, motor saya kerudungi dengan jiket yang saya pakai, jiket itu adalah jiket almarhum ayah saya, umur jiket itu mungkin sudah 30 tahun.

Naik Kopaja 615 jurusan Lebak Bulus Tn Abang, turun didepan kantor departemen langsung jalan kaki, ada perubahan sedikit di departemen adalah selasar dibelakang telah diberi atap, saya pikir seperti masuk rumah sakit saja.

Acara apel berlangsung dengan khidmat, setelah acara apel selesai setiap pegawai yang datang diberikan uang transport sebanyak Rp 30 000,- per seorangannya, dan ternyata uang itu habis untuk membeli dan memasang dan jasa pembelian kawat perseneling sebesar Rp 15 000,- dan premium Rp 15 000,- betukl – betul pas.

Sebelum masuk rumah, sempat ke Alfa Mart didesa Gandoang membeli es krim conelo duah buah untuk Yasin dan Fifi, Fafer Tanggo kotak 192 gr 2 buah, Sprite botol keluarga isi 1500 ml, top wafer hitam 4 biji, semua habis Rp 30 000,- suatu kebiasaan sejak dahulu kalau habis merayakan kemerdekaan pulang ke rumah ada es krim untuk anak- anak.

Masuk rumah jam 11.50 hanya 10 menit tersisa untuk berangkat shalat Jumat, tanpa mandi hanya sempat berwudhu dan ganti baju kemudian pasang kapiah putih dikepala langsung berangkat shalat Jumat, saat di masjid diumumkan jikalau HAji MAHDum Dimyanti sakit, sudah terniat sehabis shalat JUmat sebentar ini akan pergi kesana untuk menengok dan mengetahui kondisinya.

Sewaktu silaturahmi ke rumah haji Mahdum, yang menerima adalah istrinya, ia duduk diujung dinding, ia tidak mengenal saya, ia orang tua, sehingga terbatas penglihatannya, kemudian saya datang mendekat kemudian ia berceritra tentang sakitnya pak haji, saat itu pak haji sedang shalat dlhuhur, sebab ia tidak ke mesjid.

SEtelah mengetahui kondisi sakitnya, saya pulang dan menyuruh istri untuk menangani, istri saya mempersiapkan makan siang terlebih dahulu kemudian berangkat ke haji Mahdum setelah saya mengumpulkan daun meniran, buah mengkudu, wortel tomat dan labu siam, saya jelaskan pada istri bahwa sebelum haji Mahdum meminum mengkudu harus makan rebusan labu siam terlebih dahulu utnuk menutup maagnya, sebab mengkudu sangat tidak akrab dengan berasam lambung, kemudian dibuatkan jus wortel, buncis dan tomat untuk menjaga jantungnya, tetapi sewaktu istri berangkat ternyata daun menirannya lupa dibawa.

Piket POPTI

Kamis, 16 Agustus 2007.

Pagi hari sudah berangkat ke RSCM, perjalanan berangkat lancar saja, setibanya di depan bagian ferifikasi langsung meminta resep yang dimasukan kemaren sore, ternyata dikritik jangan ditinggal pulang pak, kemudian mengambil obat di apotik, menunggu cukup lama, dan ternyata hanya dapat alat penunjang dan harus turun untuk rekomendasi desferal dan setelah lama hanya dapat 8 ampul dari 34 kebutuhan Yasin untuk bulan ini, luar biasa, harus datang lagi Senen minggu depan.

Sadar jikalau jadwal piket di POPTI untuk saya adalah hari Kamis, mumpung masih di RSCM langsung ke Kuat untuk mendaftarkan diri bahwa saya akan piket, setelah itu ruangan dipersiapkan, ternyata kunci tidak diketemukan sehingga untuk kegiatan piket hari ini diruangan pertemuan kecil saja.

Kegiatan pertama piket adalah ke ruangan perawatan untuk mencari informasi apakah ada keluhan dari pasien, ternyata ada masukan, dari Abdul Samad, pasien Thalasemia umur 29 tahun berbadan kecil, ia mengeluhkan proses menunggu obat yang terlalu lama mngapa tidak dipisahkan saja pasien thalasemia dengan pasien dewasa lainnya, demikian juga khusus untuk thalasemia di minta ada meja pendaftaran khusus di pagi hari sehingga pasien thalasemia tidak gabung dengan pasien yang lain.

Setelah shalat dhluhur dan makan siang di POPTI kemudian berangkat kekantor, dan disana langsung disibukan dengan membaca semua agenda yang harus diselesaikan.
agenda pertama adalah acara tuju belasan besok harus diikuti seluruh pegawai, jam 06.30 sudah harus masuk barisan, acara dimulai jam 07.00

Sekitar jam 18.30 Agus yang memperbaiki komputer saya datang, ia sangat berminat untuk masuk pegawai negeri, kebetulan di posisi unit kerja saya dibutuhkan tenaga, kemudian saya majukan calon Agus untuk bertemu dahulu dengan pak Budi, dengan tujuan untuk memperkuat struktur kelembagaan dan ada ortang yang khusus akhli komputer dan bisa program, dan bisa memelihara web site unit kerja

Setelah konsep itu diterima dengan pak Budi dan malam ini saya temukan antara calon yang didesign untuk jabatan itu dan orangnya langsung.

Pulang dari kantor jam 20.00 malam.

makan di Mahkamah Agung

Rabu, 15 Agustus 2007.

Pagi hari merayu Yasin untuk mau memasang DEsferal diperutnya, sehingga pemasangan bisa berlangsung jam 08.00 kemudian berangkat Ke RSCM memang agak siang, lagi untuk memindahkan resep obatnya Yasin dari mejanya Dewi ke Askes

Setelah meletakan di banyak peserta askes yang lain, kemudian harus di tunggu untuk diklarifikasikannya kembali, sambil menunggu itu memperhatikan banyaknya peserta Askes yang sakit, kemudian nama Yasin di panggil, saya mendesak maju dari barisan belakang dan sampai juga di deret terdepan untuk memperje;las jikalau Yasin ada pasiennya, sebab pelayanan ini sangat jlek, kalau dipanggil ngak ada orangnnya akan diletakan di antrean paling belakang.

Sesaat kemudian terlihat petugas memasang papan nama di meja depan yang tertulis Istirahat, kalau tulisan itu sudah tertulis saya lihat semua kesibukan diruangan ini memeperlambat kegiatannya, tidak ada pemanggilan nama- nama pasien, dan satu persatu pasien keluar mencari udara segar, atau mencari makanan, saya juga keluar untuk mengerjakan shalat Dhluhur di ruang Thalasemia

diruang itu ternyata Kuat sudah didatangi tamu, tamu tersebut adalah orang tua salah satu penderi THALASemia juga, cuma tidak dirawat rame- rame, tetapi di rawat di One DAys SAervice atau dikenal dengan sebutan ODC, dahulu ceritaranya bapak itu, sewaktu masih belum pensiun, sehingga perusahaan dimana ia bekerja yang menanggung pengobatan anaknya. tetapi sekarang ia telah pensiun dua minggu sehingga untuk perawatan rutin minggu- minggu depannya ia harus menggunakan perawatan biasa, sehingga ia harus belajar mengenal prosedure perawatan, sebab di RSCM ini pasien yang harus pinter.

Setelah selesai shalat dlhuhur, saya masih banyak bicara dengan bapak tersebu, melihat peran saya saudara Kuat petugas yang dipasang oleh POPTI untuk menampung semua keluhan, ia beristirahat, dan tamu itu diserahkan kepada saya secara tidak terbuka, maksudnya ia diam- diam keluar meninggalkan saya dengan tamu itu dan ia sendiri mencari makanan siang.

sekitar jam 13.30 saya ajak bapak itu untuk mengetahui prosedur awal yang dimulai dari ruangan ferifikasi di hall RSCM, sambil memperkenalkan ke pak Enggal, bagian ferifikasi peserta Askes khusus wialayah DKI Jakarta.

Setelah mendapat pejelsana bahwa YAsin bisa diambil besok formulir persetujuan obatnya, kemudian bapak itu juga memohon diri, saya langsung berangkat ke Mahkamah Agung.

Jam masih menunjukan jam 14.30 sehingga masih ada waktu 1,5 jam lagi untuk menjumpai pak Iskandar Kamil, untuk itu saya memilih menuju ke MASjid nya orang China di Senen untuk menunggu shalat ashar, sewaktu menunggu itu saya terasa sakit perut tetapi sewaktu akan buang air, ternyata tempat wudhu bagi laki- laki tidak dilengkapi dengan WC, sehingga sewaktu saya menanyakan pada makmum ia menunjukan untuk memasuki WC perempuan, saat ashar ini jemaah wanita sangat jarang sehingga saya memberanikan diri memasuki nya, tetapi sewaktu selangkah masuk tiba- tiba ada suara cukup mengganggu yang jelas ia marah- marah kerena saya masuk WC wanita, ia ternyata penjaga masjid, dan saya langsung keluar dan menghampiri mereka saya katakan melihat mukanya yang marah itu saya bilang sudah hilang sakit perut saya, melihat saya bereaksi aktif ia surut, dan mempersilahkan saya untuk membuang hajat, saya bilang sudah hilang, sehingga saya cukup berwudhu dan langsung mengerjakan shalat sunah tahyatul masjid.
Mengingat hal sedemikian saya berjanji tidak akan masuk ke masjid ini lagi.
Setelah shalat ashar usai, langsung bermotor menuju ke Mahkamah Agung, dan disana suasana sore itu sangat sepi, banyak pegawai yang telah pulang, sewaktu pintu ruangan luar pak Is saya ketok saya dipersilahkan dengan sekretarisnya, sang sekretaris mengetahui jikalau saya pasti sudah saip akan menunggu sebab pak Is nya sedang melaksanakan persidangan rutin.

Tidak beberapa lama pak Is masuk dan mempersilahkan saya untuk masuk ke ruangan dalam dan didalam saya dipersilahkan untuk makan Hoka-Hoka bagiannya pak Is, setelah itu pak Is memberikan bantuan untuk keperluan untuk pengobatan dan kuliahnya anak- anak, kemudian bantuan itu saya serahkan ke istri untuk di sisihkan 1/10 bagiannya untuk anak yatim dan sisanya akan dimasukan ke rekeningnya Tyas.

Tyas, Fifi dan Ibunya ke Cengkareng

Selasa, 14 Agustus 2007.



Jam 06.40 pergi kepasar dengan istri dan Fifi, sebab ibunya Tyas ingin membelikan kerudung untuk kuliahnya Tyas.


Jam 13.00 berangkat dari rumah mengantar Tyas ke perempatan Gandoang, kemudian balik mengambil Fifi, ibunya dan Yasin, Yasin memakai celana pendek saja, berarti Yasin tidak ikut, dan benar juga setelah menurunkan Fifi dan ibunya di perempatan Gandoang menyusul Tyas, Yasin mau pulang bersama saya ke rumah.

Sehabis shalat Maghrib Yasin menangis tersenggal-senggal, saya tidak tahu jikalau saya perhatikan timbul rasa sedih setelah pergi kakaknya ke Denpasar, sewaktu saya tawari untuk memasang desferal ia diam saja.

Jam 21.00 datang Fifi bersama ibunya yang habis mengantarkan Tyas ke Cengkareng, katanya macet dan hujan deras. ya betul saja macet sebab jalan layang yang bawahnya habis terbakar, sekarang akan dibongkar, biaya pembuatan jembatan pengganti 48 milyard, uang itu jikalau dipakai untuk memindahkan penghuni liar dibawah jembatan tidak sampai segitu besarnya.

Melanjutkan perawatan ke Yasin

Senen, 13 Agustus 2007.








Jam 03.00 saya sudah terbangun, sebab tidur memang tidak enak, Yasin masih tidur nyenyak, menuruni anak tangga di IW anak, dan langsung terhampar selasar lurus menuju kamar Jenazah, tidak ada rasa takut, sebab berniat akan shalat tahajud dimasjid besar dibelakang, setelah sampai di Lab Forensik belok kiri lurus lorong sepanjang 500 meter dan sesampai diujung lorong belok kanan melewati jembatan menuju masjid, dan pintu keluar semuanya terkunci.

Balik masuk ke RSCM dan memilih shalat tahajud di musholah dekat emergensi gawat darurat. musholah itu sepi, yang numpang tidur di emper musholah hanya ada dua orang laki-laki dan sorang perempuan dikelompok wanita, ditandai dngan tertutup seluruh tubuhnya dengan mukenah shalat.

Setelah shalat, balik lagi keruangan anak dan melihat Yasin masih tertidur, sementara orang Madura seruangan dengan saya lagi berbenah sebab jam sekian ini anaknya yang sakit harus meminum barium, sebab sebentar pagi akan di scan.
Saat ini saya sempat memasak air untuk dicampurkan kedalam botol yang tersisa separuh air yang dibawa dari rumah kemaren.

Mendekati waktu mengerjakan shalat shubuh jam 04.30 saya keluar lagi menuju musholah dan di musholah sudah terdapat dua orang lagi shalat sunah, setibanya saya disana langsung salah sorang diantara mereka berdiri untuk mengumandangkan adzan waktu tiba shalat shubuh, adzan di RSCM tidak menggunakan sound system sebab mengganggu pasien.

Jam 05.10 saya berjalan menuju lapangan parkir motor, halaman depan RSCM sangat sunyi, awal kesibukan para pedagang yang mempersiapkan barang jualannya, dengan mendorong gundukan gerobak pajangan, dengan roda as sepeda motor, yang menimbulkan suara berisik.

Membayar tiket keluar motor semalam Rp 3 000,- kemudian mengendarai menuju parkir didepan poliklinik thalasemia.

Sesampai didepan poli Thalasemia, lelaki yang sudah mulai menyapu dan merangkap penjaga motor parkir, dia berteriak gembira, sebab sewaktu hari Juamat kemaren itu, ia mengatakan , siapa yang mempunyai kendaraan motor ini yang sampai malam kok belum diambil-ambil juga, rekannya mengatakan motornya pegawai, kalau motor pegawai ngak ada pegawai hingga jam segini, saat itu jam 19.00 malam. tidak habis pikir motor ditinggal sendirian, sebab saat itu saya keluar mengambil motor jam 19.35 menuju PMI Kramat.

Oh jadi bapak yang punya, awalnya saya sudah berfikir sedemikian tapi ngak berani mengambil pemikiran itu, setelah saya jelaskan kalau anak saya di rawat sejak hari Jumat. Baru ia terlihat mengerti.

Dari bekerja sedemikian ini ia mengumpulkan uang Rp 700 000,- sebulannya, kemudian ia mengingatkan kepada saya untuk meminggir sebab dikejauhan pagi itu di halaman RSCM meluncur mobil pedagang gorengan, mobil itu mendekat dengan pengemudi lelaki muda gemuk dan setelah mobil di buka yang diturunkanpertama adalah wajan dan kompor dan menyusul makanan gorengan yang telah dipersiapkan sejak dari rumah, yang saya perhatikan pedagang gorengan begini saja punya anak buah dan punya mobil.

Saya balik lagi keruangan membangunkan Yasin yang masih tertidur, kemudian saya mempersiapkan data-data untuk meminta darahnya Yasin pagi ini dan melunasi pemakaian darah Tyas sebanyak 5 kantong darah.

Saat mengantri didepan loket bank darah, petugas loket yang hanya seorang wanita berjilbab dengan badan gemuk, ia hanya berdiam, ia sibuk dengan berbagai lampiran permohonan darah yang diminta pasien, semntara itu pagi masih berjalan lambat, dan hanya ada tiga keluarga pasien yang masih didepan bank darah.

Saat dlhuha tiba saya naik lagi keatas keruang perawatan, saya melihat Yasin tidur-tiduran. kemudian saya menyuruh Yasin untuk segera mandi dan ganti baju, sementara itu saya mengerjakan shalat dlhuha didalam ruangan.

Sehabis shalat turun lagi ke bank darah untuk mengambil nota pembayaran buli darahnya Tyas dan Yasin, di bank darah RSCM kembali ketemu ibu gemuk itu tapi sekarang ia mau mengerjakan permintaan pembayaran buli darahnya Yasin, cuma jadi pertanyaan saya sewaktu menerima blangko kok kitir darah B nya Yasin ada dua, berarti hari ini Yasin menerima dua labu darah.

Memesan tiket dari rumah sakit

Minggu, 12 Agustus 2007.








Sempat ke pasar pagi hari belanja berdua dengan Fifi, Tauge 1.5 kg, wortel 1 kg, buncis 1 kg, tomat 2,5 kg, terong ungu 1 kg, ayam 1 kg

Berangkat ke RSCM setlah mengerjakan shalat Dlhuhur, istri ikut sampai di Cileungsi akan ke Bogor belanja produk K_link namanya chlorophil

Berangkat ke RSCM berdua dengan Fifi, ternyata Fifi suka tidur, dan kalau tidur sangat nyenyak sekali, walau badannya sudah diikat ke badan saya, tidurnya sangat nyenyak dan terangguk- angguk ke depan.

Ternyata saat memasang desferal tadi malam Tyasnya alergi untung ada Yasin yang diantar dengan orang madura satu ruangan mencari Dexamethason sebagai penetral reaksi alerginya Tyas.



Saya mengingatkan pada Tyas untuk mulai membooking tiket pesawat, kemudian saya memberikan bekas tiket Lion Airlines perjalanan Aceh Jakarta, dan dibalik tiket terdapat alamat booking, dan telepon untuk membooking tiket menggunakan telepon koin senilai Rp 100,- yang ada di lobby ruang tunggu poli anak- anak.

Setelah itu Tyas melaporkan harga tiketnya untuk penerbangan hari Selasa 14 Agustus 2007 besok Rp 319 000,- tetapi belum di booking baru ditanya harganya saja, kemudian saya mencari dari koran yang ada di ruangan untuk alaman travel yang buka, ternyata koran yang ada kebanyakan beritanya dukun klinik dan pengobatan alternatip, ada tiga kelompok keluarga yang sedang menunggu salah seorang keluarganya yang sakit smuanya saya pinjam korannya dan semuanya berita sama, pengobatan alternatip.

Akhirnya saya pesankan ke Tyas untuk mengambil harga sebesar itu, sampai keluar nomer bookingnya KKBQASW

Fifi dan Yasin ngak boleh ikut ke Lion Air sebab terlalu lama di jalan.
Keluar dari RSCM langsung belok kanan dan samapi di Senen belok kiri dan ketemu tugu tani belok kanan dan lewat Gambir belok kiri lewat Mahkamah Agung, lurus sampai di sekretariat negara belok kanan menuju jalan Hayam Wuruk, saat akan bertanya dimana Lion air tower, ternyata Bangunan itu ada didepan mata.

Setelah tiket ditangan, setibanya di RSCM saya suruh Tyas berkemas untuk pulang biar saya dan Yasin untuk menunggu ruanganmu sebab besok senen baru bisa keluar RSCM.
Saya mengatar Tyas dan Fifi naik Bus Way samn UI dan saat Tyas dan Fifi menaiki tangga saya dan Yasin belok kanan masuk kehalaman Masjd UI untuk mengerjakan shalat maghrib.

Hari kedua di RSCM

Sabtu, 11 Agustus 2007.








Pagi hari sebelum shalat shubuh sudah membuat jus sayur, setelah shalat lalu minum, sebab hari ini termasuk hari yang cukup sibuk, berani sibuk harus berani minum jus sayur.

Fifi yang seharian main ke rumah sakit akhirnya pagi ini terlihat mengalir ingus dari hidungnya, saya buatkan jus sayur dan bawang putih goreng, saya motivasi sebab sebentar akan pergi ke RSCM melihat mbak Tyas

Dari SMS ternyata pak Abdullah dan ibu Ninik Kusumaatmaja pagi ini akan ke RSCM melihat Tyas.

Jam 11.00 saya meluncur berempat Yasin, Fifi, istri menuju RSCM, ditengah jalan shalat Dlhuhur di daerah Ceger Ciracas.

Jam 13.00 sudah sampai di PMI Kramat, darah langsung diterima dan dibawa lagi ke RSCM berempat berkendaraan motor, kemudian naik keruang atas ternyata pak Abdulah masih ada di ruangan ngobrol dengan Tyas.

Saat ini saya membawa botol Chlorophile yang masih ada chloro 1 sendok, ini saya berikan kepada orang madura yang anaknya sedang dirawat kerena tumor di bagian pelepasannya, yang satu ruangan dengan Tyas, ternyata minuman itu dengan lancar diminum dengan si anak, dengan demikian saya memberitahukan jikalau anak mau minum berarti ada harapan baik anak akan cepat sembuh.

sementar itu ternyata ia menyuruh saudara-saudaranya yang sedang datang berkunjung untuk mendapatkan Chlorophile yang contoh botolnya telah saya berikan.


sekitar jam 16.00 sore Chlorophile itu telah didapat, ternyata saudara yang dipercaya membeli produk itu mencari dengan sangat luar biasa.

Saat pulang setelah mengerjakan shalat maghrib, Yasin minta tinggal di RSCM menemani mbaknya yang sedang di transfusi.

Sehingga pulang hanya bertiga. masuk rumah jam 21.00

Langsung masuk perawatan inap RSCM

Jumat, 10 Agustus 2007.





Ke RSCM berangkat bersama Tyas dan Yasin, setelah proses cros darah selesai sementara menunggu kapan akan dipanggil untuk memasuki ruang konsultasi dokter, pergi bertiga ke kantin FK- UI, saya makan nasi yang dibawa dari rumah sedangkan Yasin minta nasi Ayam lengkap seharga Rp 12 000 ,- dengan minuman jus mangga, sedangkan Tyas siomay lengkap dengan jus alpokat RP 10 000.-

Saat jam 11.00 saya tinggalkan Tyas dan Yasin didepan poliklinik dan saya ke masjid untuk mengerjakan shalat Jumat.

Didalam khotba shalat di ingatkan bahwa orang yang mengerjakan shalat dlhuha doanya akan terkabul, sedangkan yang tidak mengerjakan shalat dlhuha saja doanya juga terkabul.

Hb nya Tyas 7.8 dan Yasin 7.1 langsung masuk perawatan inap.


Pertimbangannya agar Tyas secepatnya ke Denpasar, sehingga ada waktu luang untuk pendaftaran.

Kaki melangkah meninggalkan ruang konsul dokter, Tyas di ijinkan untuk masuk perawatan Klas 2 tetapi saya agak linglung kerena lelah yang menderah sehingga tidak menyelesaikan adminstrasi masuk perawatan secara tepat, sewaktu saya didepan petugas penerimaan jaminan perawatan ia mengatakan tutup, sebab sudah jam 17.00 dan para petugas sudah pulang., diurus hari senen saja.

Sehingga untuk pengambilan NHCL dan Alat transfusi seperti jarum 2,5; 5; 10; aboceth 22;slang darah, harus menggunakan uang jaminan dan harus diurus secepatnya hari senen saat jaminan sudah keluar, terlambat sehari jaminan hilang. uang yang dijaminkan sebear Rp 70 000,-

Urus permintaan darah cuci di PMI Kramat, tidak berani naik motor kerena badan lelah dan emosi ngak stabil, naik angkot bolak balik Rp 4 000,-
Arus kendaraan di Salemba saat itu baik dari arah RSCM maupun dari arah Senen sangat padat. tetapi kerena naik angkot, ya duduk saja ngak usah berfikir.

Yasin yang ngak pulang, nmani kakaknya yang juga bermain kerena sedang menunggu darah datang, pasien satu ruang ( ruangan di isi dua pasien ) adalah sakit tumor dibagian pelepasan sehingga dibuatkan pelepasan baru diperutnya sebelah kiri.

Melihat kondisi yang secara umum anak menderita saya berfikir keras sebab hati ini mengatakan anak ini masih mempunyai peluang sembuh yang besar, sehingga sewaktu istri datang malam hari, ia saya ingatkan untuk mencari chlorophil yang ada dirumah untuk diminumkan tetapi istri mengatakan persediaan chlorophil dirumah habis.

Jam 19.50 saya sudah tiba di PMI Kramat, sepeda motor yang saya parkir didepan poli Thalasemia, hanya berdiri sendirian kedinginan, kemudian motor itu saya ajak ke PMI Kramat mengambil darahnya Tyas.

Motor saya parkir dibagian belakang dan saya memasuki PMI Kramat dari pintu masuk depan tetapi menyisiri teras samping kiri bangunan, dan didalam sudah terdapat beberapa orang yang menunggu darah juga.

Tepat jam 20.00 darah diserahkan dengan batas waktu penggunaan hingga jam 24.00 malam, sehingga harus cepat di transfusikan.
Saat itu istri datang dari rumah membawa Fifi segala, dan disini Fifi bermain dengan adik sisakit yang satu ruangan dengan Tyas dan baru berumur 3 tahun.

Saat darah akan di transfusikan, Tyas diminta menuju keruangan tindakan, dan disana saya lihat Tyas ditangani oleh dua suster, dan terlihat sedikit kepayahan sebab memang sejak kecil urat darahnya Tyas sangat halus.

Setelah darah di transfusikan sekitar 15 menit bicara dan bersenda gurau sementara Tyas berbaring, saya permisi pulang, malam itu berkendara berempat, Yasin, Fifi, Istri, kemacetan sudah mewarnai sejak di depan perempatan Pramuka, masuk Jatinegara kerena lampu merah, didepan stasiun Kereta Api Jatinegara kerena penyempitan jalan yang disebabkan para penjual kaki lima meluber ke jalanan. Dan kemacetan berikutnya ada di Kebon Nenas hingga lampu merah dekat Lingkungan Hidup.

Berkendara terus melewati Uki, Celilitan, Pasar Kramatjati, di Kramatjati banyak pengendara motor yang berhenti perlahan menawar ikan segar yang baru datang, ikannya sangat menggiurkan, mengingat istri tangannya sakit saya tidak berani menawar ikan.
Masuk rumah sekitar jam 23.15.

Langsung membuat jus sayur supaya badan stamina nya ngak terlalu turun.

Perubahan di Kantor

Kamis, 9 Agustus 2007.

Kekantor agak kesiangan, sebab melunasi ngantuk yang tak kunjung hilang, sempat telpon ke Denpasar kekantor penerimaan mahasiswa baru UNIversitas UDayana, diberitahukan jikalau pendaftaran akhir tanggal 16 Agustus, setelah itu dianggap mengundurkan diri, dikantor sore hari diselenggarakan rapat bidang yang menyatakan jikalau terjadi pengurangan anggaran dan untuk itu semua perjalanan dinas dihapus, kecuali yang khusus dipentingkan.
Lembur kantor di tiadakan., dan pembayaran lembur yang tersisa akan dibayar dengan perjalanan dinas ke Bandung.

Melihat situasi seperti ini, langsung saya ruba strategi di kantor, utamakan keadaan dirumah, dan setelah shalat ashar saya langsung pulang, kepulangan saya yang jam segini banyak para satpam ingin tahu ada masalah apa sehingga keadaannya dikantor lesu, saya hanya mengatakan ada perubahan anggaran sehingga mempengaruhi kegiatan harian.

Tiba dirumah saat adzan maghrib dikumandangkan.

Pemilihan Gubernur DKI Jakarta

Rabu, 8 Agustus 2007.











Ternyata libur se DKI, sebab diselenggarakannya pemilihan gubernur kepala daerah jakarta.padahal rencananya hari ini akan ke RSCM.

Melihat rumah dari Google Earth

Selasa, 7 Agustus 2007.



Seharian jalan-jalan melalui broser internet dengan program Google Earth menuju Aceh, ternyata kantor Dinas Perumahan dan Perkotaan di NAD adalah sisi terakhir dari genangan tsunami, dan disisi kanan kantor habis tersapu air, di sisi kanan mendekat kelaut, sehingga timbul ide untuk membuat bukit memanjang selebar 30 meter setinggi 10 meter dan sepanjang 6 Km hingga pantai sebanyak 4 baris.


Kemudian lari ke Makkah dan Madinah, untuk melihat bekas telapak kaki, di Makkah ternyata dijumpai yang namanya Subaikah dristik dan dapat penginapannya yang lantai 11, tetapi di depannya tidak menyebrang jalan, sudah kosong, entah hendak dibangun apa, kosongnya sampai di depan masjid.

Di Madinah, masjid udah baru, jalan udah baru, dan bangunan di depan kuburan Ba’ Qi sudah ngak ada, yang ingat berjalan dari penginapan ke masjid Madinah tidak terlalu jauh, memang 15 tahun yang lalu bangunan itu sudah masuk rencana bangunan yang akan di robohkan.

Kemudian lari ke London melihat Robin Hotel disamping Bukingham Palace dimana tahun 1987 pernah tinggal disana selama 3 siang dan 4 malam.

Kemudian lari Singapura, wah Singapur membangun terus sudah dipelabuhan disebelah utara di bangun lagi, kemudian lari ke Surabaya mencari rumahnya mbah Ni, Stasiun Pasar Turi, Stasiun Gubeng, Stasiun Wonokromo, Gedung Dolog dan Pemberdayaan PU Surabaya.

Kemudian lari ke Lumajang-Wonorejo ternyata dibelakangnya rumah ibu ada sungai besar, sungai Bondoyudo. Sampai naik ke Gunung Semeru.

Ada gunung antara gunung semeru dengan gunung Bromo, entah apa namanya, lurus menyebrang gunung dan langsung ketemu rumahnya Naning di Malang.

Alamat rumah di Cileungsi 6º 24’ 59,28 S dan 107 º 00’ 18,24 E.

ke Ciledug

Senen, 6 Agustus 2007.



Istri ikut ke Ciledug untuk mengurus Askesnya Tyas, sembari meminta pengobatan punggung telapak tangan kanannya yang masih sakit. Berangkat bertiga dengan Yasin, dan yasin turun didepan sekolahnya, sementara Fifi dan Tyas dirumah.



Setibanya di Puskesmas Ciledug, antrian panjang didepan lobang loket administrasi sudah terlihat, ikut antri berdua dengan istri, saat itu lewat satu keluarga yang anaknya sekitar 5 tahun berbaju sekolah yang dahinya jenong habis kebentur di sekolah, kemudian saya anjurkan istri saya untuk membantu mengempiskan, saya sarankan pada ibu sianak yang juga ikut antri dibelakang saya untuk mecari pisau, dan antara percaya atau tidak si ibu tadi memanggil suaminya untuk berusaha mencari pisau, setelah pisau diterima kemudian saya serahkan ke istri untuk ini memang keahlian istri saya, sebab semua anak saya kalau benjol di dahi langsung ditambal dengan pisau yang di tempelkan di dahinya, demikian juga terhadap anak itu, masih dalam antrian, istri saya sudah bereaksi untuk membereskan bendolan di jidat si anak.



Dalam perjalanan pulang, sebelum belok kekanan di jalanmenuju Bintaro, sempat meng idekan kepada istri yang megang pengajian ibu-ibu untuk menyelenggarakan lomba sepeda motor lambat, siapa yang paling lambat masuk ke final akan mendapat hadia, para juri ya ibu- ibu itu sendiri.

Sewaktu berjalan pulang menemukan kembali jalur jalan ke Lebak Bulus yang cepat lewat sepotong jalan di Bintaro.

Rabu, Ogos 22, 2007

Tingkah laku kakaknya

Minggu, 5 Agustus 2007.



Pagi-pagi sudah membuat jus sayuran, kerena sayuran yang sedia hanya Tomat dan Tauge. Ya isinya jus ya hanya itu, kemudian Fifi terbangun ikut minum jus sayur kemudian kepasar bertiga, kali ini Tyas ikut menemani Fifi.

Belanja hari ini sampai Rp 55 000,-. Istri saya Rp 25 000 sedangkan saya Rp 30 000,-
Yang dibeli antara lain, Tomat 2 kg. Wortel 1,5 kg, bawang merah ½ kg, sayur asem 5 ikat, buncis 1 kg, terong ungu 1 kg, tauge 1 kg, bumbu ikan goreng Rp 1000,- bumbu semur daging Rp 1000,- ikan mujair 1 Kg dan ikan kerapu kecil 1 kg, Bubur ayam 3 bungkus untuk Yasin, Fifi dan Tyas.

Siang hingga sore dan malam banyak mendengar ceritranya Tyas selama di Sulawesi Selatan, diceritakan juga tentang sikap kakaknya Aswan yang tidak mau memberikan uang, sewaktu ia membaca pengumuman di koran jikalau ia masuk SPMB ( Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru 2007) Katanya, Tyas kamu diterima ( melalui telepon di Makassar ke Pangkep ) cepat minta uang dengan mama, uangku habis. Tyas menjawab, siapa yang akan minta.



Kelihatan sekali kalau kakaknya ngak mau ngasihin ongkos pulang, padahal gajih ke tiga belas saya berikan semuanya ke Aswan.

Okeylah ngak apa yang penting Tyasnya sudah ada dirumah.

Ceritranya lagi, ternyata ia mendarat diwaktu tengah malam di Mandai Makassar dan yang menjemput Tante Marwah dan Suaminya.

dan Besok paginya membeli formulir SPMB di Universitas Hassanudin Makassar.

Isnin, Ogos 20, 2007

Sabtu, 4 Agustus 2007.




Mengantar adik Ipar yang akan pulang ke Makassar sampai perempatan Gandoang, kemudian mengantar Yasin sekolah

Jam 09.30 berita dari Bandara jikalau sang adik ipar telah tiba di Bandara Cengkareng, dan tidak beberapa lama lagi telepon dari Tyas jikalau ia baru saja mendarat di Bandara Cengkareng.

Jam 11.30 Tyas sudah sampai di rumah, ia banyak membawa oleh-oleh makanan berupa kacang lapis putih telor, kacang putih, kacang terbungkus lembar kulit lunpia, syrop markisah.
Makanan itu hasil buatan adik ipar sendiri kecuali markisah yang dibelikan Marwah.
Kondisi nya Tyas sehat.

Dari sunyi ke sunyi kembali

Jumat, 3 Agustus 2007.




Pagi hari setelah membeli wortel, teuge, buncis dan tomat dan jamur putih lebar, langsung diblender dan diminum.

Giat dengan penyusunan poster kali surabaya sebagai alternatip pemikiran dari poster yang lama yang dinilai pak Pardino kurang berbicara peran masyarakatnya, padahal program ini sepenuhnya di handalkan pada keaktipan masyarakat dalam mendukung program.

Jam 16.00 ide menyempurnakan design dasar poster semakin mengebu-ngebu, hanya disayangkan program dikompuyter tidak bisa mengambil gambar dari film yang diputer di windows eplorer.

Sempat ke carefure untuk membelikan pesananya Uceng sarang semut untuk dibawa pulang besok ke Makassar, sedang untuk dirumah saya membelikan coklat yang sebuahnya Rp 950,- membeli dua untuk Yasin dan Fifi, biskuet marie yang tidak bergula untuk penahan lapar 2 bh, obat nyamuk 1 bh sebab penjual/ salesnya judes, daging yang sedang dikorting Rp 32 000,- seberat 800 grm.

Saat diruang kantor 17.20, mengatisipasi makan malam nanti saya masak beras dicampur dengan daging sehingga lunaknya daging dimatangkan dengan panasnya nasi.

Sehabis shalat Maghrib berjamaah dengan Ajie, sebab dikantor hanya berdua saja, setelah shalat Ajie pulang dan saya masih bertahan, untuk itu saya sempat makan nasi berdaging tanpa bumbu sedikitpun.


Sampai jam 19.30 meninggalkan kantor, dimana kantor sudah sunyi kembali.

Mengatur perjalanan pulang nya Tyas

Kamis, 2 Agustus 2007.



Fifi yang semalam tidurnya berpindah-pindah dan terakhir tidur dengan saya pagi ini ia agak masuk angin, ngak enak di perutnya.

Jam 04.00 bangun sebab telepon dari Tyas untuk minta foto copy akte kelahirannya Astari

Sahur dengan minuman jus sayur terlebih dahulu, tetapi kerena sudah lama ngak ke pasar sehingga cadangan sayur di kulkas hanya tauge dan tomat, ya ngak apa- aoa di jus dan diminum.

Kemudian kerena masih ada waktu disusul dengan makan nasi sedikit dengan lauk dendeng Aceh yang masih sisa sepotong, dengan keripik belinjo.

Setelah itu mandi, ternyata adzan shubuh sudah terdengar.


Jam 08.00 berangkat kekantor sebab istri ikut untuk mengirim uang ke Tyas untuk membeli tiket ke Jakarta dari Makassar.

Sesampainya dikantor saya menelpon Tyas untuk segera ke Limbunan Travel sebab saya sudah bookingkan tiketnya ke Jakarta naik Adam air pemberangkat tanggal 4 Agustus besok.

Sehabis shalat Dhzuhur, pak Pardino datang meminta poster-poster yang telah saya sanggupi untuk mengerjakan

Saya hanya tertawa saja mengatakan komputernya saja baru saja baik nasibnya.

Jam 12.05 Pak Nardi meminjam tustel kantor dimana tustel kantor itu atas nama saya peminjaman, sehingga kalau ada apa- apa ya saya masih digantung namanya.


Jam 13.45 pak Zaenal dari bawah memperbaiki setingan hubungan internet di komputer saya, sejak hari ini komputer bisa berhubungan dengan internet lagi setelah putus sejak lebaran dua tahun lalu.

Jam 16.00 berita dari eko sang Bidan Muda dari Pangkep yang lagi kuliah di Makasar dengan bayinya, mengatakan tiket adam air yang saya booking dari jakarta, tiketnya udah ditangan tinggal diberikan ke Tyas besok.

Khamis, Ogos 02, 2007

Saluran Telepon dirumah mati

Rabu, 1 Agustus 2007.
Sewaktu menghubungi ke Pangkep ternyata telepon rumah mati, pertamanya saya pikir akibat kecerobohan orang rumah sehingga alat- alat rumah tidak berfungsi, istri saya protes keras, dan setelah bertanya dengan tetangga ternyata memang telepon tetangga juga mati.

Kirim SMS ke adik Ipar di Pangkep Ilham, untuk menanyakan kapan rencana pulangnya Tyas.
Dari pagi saya berusaha tidak minum jus sayur, tetapi saya ingin berusaha melihat cucian baju yang menumpuk itu sebagai kegembiraan, tetapi yang ada dalam benak, wah peduli amat, biarin deh, tetapi akhirnya minum jus sayur juga dan akhirnya bisa mengerjakan cucian baju dan menjemurnya sekalian dengan rasa gembira.
Memang tidak usah dipungkiri kenyataannya, partikel halus kalsium dan zat- zat dalam sayuran itu memang secara cepat merobah pandangan hidup, dari melihat cucian itu sebagai masalah dan setelah minum jus sayur, cucian itu dikerjain dengan kegembiraan.

Minimal jangan ada dosa dalam hati sedetik pun. istri malahan mengambil cucian piring dengan tangan kanannya yang masih luka.

Makan Siang di Kantor

Selasa, 31 Juli 2007.

Terbangun jam 04.20 langsung bergegas mengerjakan shalat tahajud yang masih tersisa waktunya, setelah itu keluar kantor pagi bergegas berlarian sebab adzan shubuh sudah terdengar, selesai shalat langsung berlarian kembali kekantor, diserambi depan terlihat banyak bawaan yang diletakan di sudut dinding, bawaan oleh-oleh teman kantor yang kemaren pagi berangkat ke Comal menghadiri perkawinin Novi, saya tidak pergi kerena tidak jelas keuangan dari Pak Budi, ke pelitannya terlihat nyata, sehingga dari seksi di kantor saya tidak ada yang berangkat.

Berlari kepasar sambil mengeluarkan sepeda motor yang nangkring di loby kantor, kemudian berlari kepasar untuk membeli tauge Rp 1 000,- Wortel dan buncis Rp 1000,- Tomat Rp 1000,-

Sempat mengambil daun pepaya yang tumbuh pendek di parkir sepeda motor 2 lembar sebagai campuran. Naik kelantai 3 dan diblender langsung diminum.

Menyelesaikan penyusunan anggaran tahun 2008 khusus untuk pekerjaan monitoring evaluasi kegiatan, dengan ambang anggaran 200 juta, pekerjaan ini banyak dibantu dengan pak Abdullah.

Sewaktu makan siang memberi penjelasan kepada rekan – rekan sejawat kantor perihal minum jus sayur, minimal untuk stamina yang lagi turun kerena habis lembur misalnya harus diminum dua genggam tauge, dua butir tomat, buncis segenggam dan wortel dua batang, di peras dan diminum, kerena setiap unsur sayuran tersebut bekerja pada jantung, ginjal, limpa, syaraf, hati yang kesemuanya akan merasa enaknya pada badan.

Kerena badan enak pikiran bisa diajak produktip dan menghasilkan karya yang Lillahi ta Allah diridloi Allah,

Saat jam 14.30 speedy kantor baik lagi, dan sempat mengirim blogger yang sudah lama tersimpan kurang lebih berita untuk 56 hari pengirimannya, semuanya bisa dikirimkan, dan setelah pengiriman/publis di portal blogspot, speedy kantor ngadat lagi.

Sewaktu makan siang tadi, sengaja lauk yang saya makan tidak semuanya dihabiskan, saya tambahi dengan sayur lalu piring itu saya bawa keatas dan dimasukan kedalam kulkas, sekarang jam 17.15 perut kok sudah terasa lapar.

Saya ambil dua gengam beras, kemudian di cuci dan dimasak disamping bawah meja komputer, setelah saya ngurusi kerjaan, lamat-lamat saya mencium bau nasi dimasak, wah lagi masak nasi ini, cepat juga ada 15 menit prosesnya.

Piring yang terisi sepotong ayam goreng dan sayuran saya keluarkan dari kulkas dan saya tuangi nasi panas dari rice coker, dingin ketemu panas, langsung disantap, enak.

pulang jam 19.30 dari kantor

Perjalanan malam ini memang saya sangat senangi, sebab motor sangat cepat melintas, saya harus menjaga kestabilan mesin dan kecepatan diatas 70 Km / jam, terkadang disuatu kesempatan di luar kota Jakarta sampai 90 km/jam, hanya jeleknya orang penyebrang jalan diwaktu malam sering melintas sehingga harus ekstra hati-hati.

Jam 21.05 masuk rumah, dan Yasin belum tidur, jatah makan malam dari kantor dimakannya pula.

me set up ulang komputer dikantor

Senen, 30 Juli 2007.


Sewaktu berangkat kekantor, banyak bermunculan para pedagang merah putih bendera bangsa sepanjang jalan, sampai saya berfikir sudah masuk bulan Agustus kah ini, belum juga, tetapi yang namanya pedagang mencari kesempatan, ya biarlah.

Sesampainya dikantor ternyata Agus telah menyerahkan Hardisk komputer kantor yang dibawanya untuk di scaning data-data yang terkenan virus trojan. Dan ditinggal ditempat Satpam kantor.

Agus mengerjakan dirumah sejak hari Sabtu kemaren hingga selesai hari minggu jam 03.00 pagi, katanya lewat SMS Hp.




Setelah saya memarkir motor dan masuk keruangan pak Satpam pak Wahid menyerahkan hardisk dari Agus, timbul permasalahan ternyata hardisk saya tidak bisa pasang.

Datang Adji, sang insinyur baru teman kantor, ia hanya bisa membantu mengeditkan sistim Widows XP yang juga harus diganti sebab Agus belum sempat mengganti.

Hari semakin siang datang Cipta saya minta bantuannya untuk memasukan Hardisk kedalam kotaknya sambil mengistal sistimnya, ia mengerjakan sambil ngomel sedikit, tetapi dikerjakan juga.

Anti virus dicari dan instal ulang lagi sekitar jam 13.00 sebab instal Windows XP yang pertama kalinya gagal, dan komputer minta di repeir.

Setelah dipinjamkan lagi oleh Cipta CD yang berisi bekapan sistim Windows XP akhirnya instal ulang bisa berjalan, dan komputer bisa dipakai jam 15.00.

Sore sesudah shalat Maghrib, Agus datang dan mulai membenahi komputer, dan menambah sistim yang hilang.

Saya buka puasa hanya sempat memakan sepotong tahu kuning saja.

Dari saat ini Agus tertarik akan masuk pegawai negeri, ia tinggal 2 semester lagi menamatkan teknik informatikanya, umur 26 tahun.

Setelah agus pulang sekitar jam 20.00 cepat- cepat saya makan buka puasa yang tertunda.

Jam 21.30 Pak Hendar minta tolong kirimkan e-mail ke pak zaenal yang kini ada di Jogjakarta, ia butuh data keuangan dari pak Hendar, dan pak Hendar sendiri tidak punya e-mail, sedang sewaktu saya turun ke komputernya pak Zaenal ternyata speedy yang sudah dipasang tidak berfungsi, naik lagi keruangan saya dengan menggunakan telkomnet e-mail itu bisa di kirim.

Setelah itu saya masih mengerjakan pemikiran tentang kapital sosial.