selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Isnin, September 24, 2007

Nurul Arifin

Kamis.6 September 2007.

Pagi hari setelah mengerjakan shalat shubuh langsung mempersiapkan jus sayur, persiapannya bisa memakan waktu 40 menit, dari memotong- motong hingga memeras dan meminumnya, campuran pagi ini : terong ungu, wortel, buncis, tauge, tomat, brokoli, kedondong, dan khusu untuk saya dan ibunya saya tambahi buah mengkudu, setelah meminum sudah diduga, power semakin bertambah, dan langsung mengerjakan cucian baju dua ember.

Jam 07.00 mengantar Yasin terlebih dahulu kemudian balik lagi sebab keberangkatan ke RSCM jam 09.00 nanti.

Keluar dari rumah sekitar jam 09.00 pagi, sasaran pagi ini adalah memenuhi undangan melalui telepon bahwa hari ini pengurus POPTI dilantik, disuruh berbaris di depan dan diperkenalkan kepada undangan RSCM.

Dijalan kecil di sebuah gang di Utan kayu, body motor sebelah kiri terlepas, istirahat sebentar untuk membetulkan, ternyata sekitar dimana saya parkir di gang itu, berbaris ada sepuluh pendorong gerobak sayur, yang mefiniskan jualannya, artinya tempat ini tempat penjualan terakhir.
Susah mencari plastik pengikat, terpaksa penutup body samping saya letakkan begitu saja di jepitan belakang secara bebas.

Setibanya di RSCM poli Thalasemia sekitar jam 10.50. langsung naik ke lantai dua.
Masuk keruang tunggu sementara sebelum acara di mulai, saya bergabung dengan ibu-ibu yayasan Thalasemia, dimana saat saya masuk mereka terlihat sangat rapi, dibandingkan saya yang habis bermotor sejauh 45 km dan membetulkan motor dijalanan, sehingga ada noda hitam di tangan.
Sewaktu saya ditawari makanan tahu di goreng, saya harus minta tisue dahulu untuk memungutnya.

Kemudian mulai berdatangan yang lain termasuk ibu Ruswandi dengan bapaknya, ibu Arifin, ibu Aziz, ibu .... tidak ingat namanya rumahnya di Condet.

Sebelum naik kelantai atas, saya menyempatkan diri untuk memasuki ruang transfusi darah, banyak sekali pasien hari ini, kemudian saya berusaha menyalami satu persatu, dan terakhir agak lama dengan para suster yang merawat, sebab ia juga berceritra jikalau anaknya diterima di UNJ Jakarta.

Saat memasuki ruangan pertemuan, masih kosong, hanya ada tiga orang bapak-bapak dan salah seorangnya saya dekati, ternyata ia adalah teman dekatnya pak Ruswandi.

Namanya pak Cecep Suryadi, panggilannya pak Cecep saja, saya melihat orang ini sudah lama sekali, setiap ada acara POPTI dengan Yayasan, bapak ini selalu datang, tetapi dalam kesempatan ini saya bisa berbicara banyak.
Nurul Arifin memberi uang untuk Tyas UE 50,-
Saya tidak menyangka jikalau Arifin akan duduk di baris kursi didepan saya dan satu kursi dikanannya saya sehingga adalah posisi baik untuk membuka pembicaraan.
Padahal dari tadi saya sudah melihat dia dengan dandanan celana ketat yang memamerkan badannya yang cukup menggairahkan.

Dokter kepala bagian Anak dalam sambutannya mengatakan akan mengenakan tarif paket, untuk rawat jalan sekitar Rp 200 000,- sudah termasuk darah dan tindakan, sedangkan untuk rawat inap mengenakan tarif Rp 3 000 000,- untuk mau dirawat berapa lamapun.

Sambutan ibu Baramuli, sebab ia bisa berdiri sekarang disini sebagai ketua bidang kesehatan di Komisi IX DPR – RI, ia banyak berbicara perihal untuk mempertahankan obat desferal di tangan Askes.


Salam-salaman dengan kerabat RSCM. Dengan dokter Jayadiman Gatot, yang sekarang bergelar Profesor, Guru besar UI, dalam sambutannya ia akan mengabdikan dirinya walau nanti telah pensiun kepada Yayasan Thalasemia.

Antri dengan anak- anak thalasemia yang masuk dalam kelompok PPTI ( Persatuan Penderita Thalasemia Indonesia ) Makan, nasi, soup dan campuran keripik kentang dan daging goreng tipis.

Shalat dlhuhur sudah agak siang, sekitar jam 14.20. diruang shalat yang sangat kecil di POPTI.


Kekantor, diperjalanan terdengar adzan ashar, sudah didepan masjid di kompleks perumahan CPM di Kalibata, tetapi kerena ada tulisan awas sering terjadi kehilangan kendaraan, dan saat itu saya lupa membawa kunci, sehingga ngak jadi, shalat asahrnya dilakukan setibanya di kantor.

Diminta penyusunan Monitoring dan Evaluasi, Evaluasi manfaat.

Shalat maghrib di Pusdiklat sebab air mati. Gardu listri terbakar

Makan malam nasi gurih dengan lauk ayam goreng, berdua dgn pak Budi, kantor sudah sepi hanya Aji saja dengan pak Hardi diruang lain yang terlihat di depan komputer.

Sesampainya di rumah, pasang desferal, saat itu Yasin masih semangat membuat karya kerajinan berupa peta Indonesia dari bahan plsatik yang tergunting, Yasin bertanya bagaimana pak uang uero itu, saya perlihatkan kepadanya, iniloh, rezekynya mbak Tyas, dari Nurul Arifin, kamudulu kan suka nonton filmnya di Dono Kasono Warkop, uangnya kok kecil pak, ternyata setelah saya amati memang uangnya 9 uang kertas uero ) itu agak pendek dibandingkan uang kertas kita.
Kemudian saya ceritrakan juga moment- moment penting selama di RSCM tadi siang sebab istri sangat panasaran, mengapa kok Tyas yang diberi Uero 50, - bagaimana caranya kasi, dan apa alasannya memberi, dan saya tekakkan adalah usaha DPR Komisi IX yang membidangi kesehatan untuk mempertahankan desferal di Askes, sehingga langsung saya ingatkan ke Yasin untuk pasang Desferal.

Selama saya mempersiapkan alat-alat suntik dan pencampur untuk memasang desferal, semalam Yasin menghabiskan 3 vial desferal senilai Rp 396 450,- Ibunya memasukan makanan jely coklat ke mulut saya, sehingga tangan bekerja dan mulut juga makan, waktu sangat singkat, sebab saya takut, ngantuk akan datang.

Agus datang ke kantor

Rabu, 5 September 2007.

Sebelum pulang, sekitar jam 19.00 Agus datang ke kantor mengantarkan lap top nya pak Budi yang diservice, saat ia datang di ruangan sedang makan malam antara lain, Ilyas, saya, pak Budi, dan bu Wiwid hanya membungkus akan di bawa pulang, tetapi kerena melihat ayam goreng kecap, ia hanya mengkudap saja ayam goreng kecapnya.

Kedatangan Agus selanjutnya dipersilahkan untuk ikut makan sekalian.
Saat, agus sedang menerangkan masalah komputer jinjingnya pak Budi yang diperbaiki, mereka saya tinggal shalat isya.

Melihat pembukuan donatur Al Azhar

Selasa, 4 September 2007.

Ke Departemen Pekerjaan Umum, untuk mengurus bank mandiri, sebab sudah waktunya untuk menghitung berapa zakat yang harus dibayar saat bulan ramadhan sekarang, kemudian ke kantor Al Azhar untuk melihat daftar namanya Yasin yang masuk dalam data base daftar donatur Al Azhar, didalam daftar tertulis bulan Desember 2004 donatur terakhir, betapa lamanya hingga kini belum melakukan donasi lagi, saat inilah memasukan sebagian uang atas namanya Yasin, dengan nomer donasi 2004120011.

Jatuh perlahan- lahan dari spd motor

Senen, 3 September 2007.

Jatuh dari sepeda motor,Pagi hari saat berangkat ke kantor, saat melintas dijalan Simatupang, pada posisi perempatan jalan Kebun Binatang, kalau lurus ke Carefure Pondok Labu, dan kalau belok kanan menuju Buncit.
Saya melihat kemacetan akibta lampu merah diperempatan, dan jalanan penuh dengan kendaraan, saya naik di trotoar, dan saat kemacetan juga melanda di atas trotoar, say me ngerem dan sepeda motor berhenti dan sewaktu kaki saya mencari landasan, ternyata landasannya agak menurun kebawah, sebab saya ada diatas trotoar, sehingga terjadi kemiringan dan jatuhlan saya perlahan- lahan, menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Saya cepat loncat dan dengan dibantu beberapa orang motor kembali ditegakkan, tetapi sekarang sewaktu di hidupkan motor tidak mau hidup.

Saya dorong motor melewati garis lampu merah dan di seberang lampu, saya membuka semua peralatan berkendara, sebab suasana sangat panas, dan setelah beberapa kali di engkol, motor kembali mau hidup.

Sesampainya di kantor si Panjul datang bahwa ia memang sempat akan membatalkan pembelian motor untu Tyas, dan setelah semalam dipikir ternyata proses pembelian itu dilanjutkan, tetapi ia minta untuk bisa menggunakan motornya untuk beberapa hari lagi disebabkan ia sedang mempersipkan perkawinan untuk hari Rabo besok.

Saya bersyukur sebab proses pembelian masih brjalan dan untuk sementara motor masih dibawa oleh Panjul.

Sadar bahwa akan menyutik Desferalnya Yasin, saya pulang dari kantor setelah mengerjakan shalat Ashar, itupun masuk rumah hampir menjelang maghrib. Saya ingat sewaktu perjalanan pulang, saya trkena depresi sedikit, sebab melihat bahwa keuangan saya sangat surut, dan harus dibantu dengan per Bank an, walau hari nii adalah saat menerima gajih bagi PNS, kerena kecuilnya gajih itu yang membuat nafas ini tersendat, sehingga setiap berhenti di lampu lalu lintas saya selalu menengadakan tangan untuk memohon limpahan rezeki dari Allah.

Melintasi toko yang khusus menyediakan jasa pelayanan pengisian isi ponsel Hp, saya sempat mampir utnuk menghidupkan kembali Hp nya TYas yang batas waktu nomer nya akan mati nanti tanggal 8 September 2007, dari pada hilang saya hidupkan saja nomernya dengan memasukan pulsa sebedsar Rp 25 000,-

Kemudain sekalian memperbaiki Hp hitam pemberian Bupati Pangkep, sebuah Hp Nokia yang telah tua, dengan telah hilangnya layarnya, dan telah hilang kekuatan baterynya, untuk menghidupkan semua hanya di perlukan biaya Rp 92 000,- dan besok baru bisa diambil, dengan nomer Am3 baru.

Sesampainya dirumah menunggu kedatangan Yasin yang memang sejak maghrib keluar dari rumah untuk mengerjakan shalat di masjid hingga Isya.

Rapat RT

Minggu, 2 September 2007.

Pagi-pagi sudah berangkat kepasar, saat ini Fifi ngak mau ikut, ibunya juga ngak, kepasar sendirian, dan dijalan baru ingat jikalau belum pakai helm pelindung kepala.
Sewaktu dipasar saat sedang berbelanja, melihat banyak bus besar- besar yang membawa rombongan karyawan pabrik untuk berekrasi ke Cisarua,

Terpikirkan olehku, bertahun bekerja sebagai pegawai negeri belum pernah itu yang namanya kantor mengajak karyawannya tour, selalu alasannya dananya dari mana.
Hal ini sangat tidak mendukung bagi pembangunan kejiwaan keluarga, berapa banyak pegawai negeri yang anaknya hancur akibat orang tuanya ngk mampu mendudukan keluarganya pada keseimbangan sisi sisi kehidupan.

Sesampainya dirumah langsung memanggang ikan, memasak cumi-cumi ½ kg yang telah dibeli, dan yang paling sedap lagi, sehabis makan langsung membuat rujak uleg, saya sendiri yang mengulegnya, dengan bumbu kacang, gula merah, asem, garam dan Fifinya minta lomboknya hanya sebatas dua saja.
Yang dirujak adalah : nenas, bengkoang, mangga muda, kedondong, wortel.
terasa nikmat sekali, tetapi menimbulkan masalah dengan istri saya, yaitu terjadi perdarahan dari belakangnya, saat menaiki tangga, setelah membaca buku, rasa kecut, asam menyebabkan rangsangan pada pembulu darah balik.

Malam harinya menghadiri acara pertemuan di tingkat RT untuk membahas isu sekitar kedatangan bulan Ramadhan, saya senang pertemuan ini, sebab sempat saya utarakan bahwa setelah saya melihat dari google earth masing-masing rumah bapak- bapak ini terlihat dari langit, kalau kita sekarang ada di amerika untuk melihat desa Gandoang juga bisa dilakukan, dan sekarang melihat dan berjumpa dengan sipenghuni rumah itu.

Bagaimana menghubungkan garis maya antara semua hamparan bumi ini yang terlihat di google earth adalah berpenghuni dan penghuninya adalah orang-orang yang saya jumpai malam ini.

Saya diperkenankan memimpin doa penutup sambil memanjatkan doa buat ibu, sebutannya sih bu gareng, yang lagi berbaring sakit di RS UKI, Cawang.

Selama saya mengikuti acara pertemuan itu, Fifinya yang memang senang ikut acara pertemuan, ia terlihat keluar masuk sambil membawa kue yang dihidangkan, ternyata setelah sampai dirumah, keluar masuknya Fifi pada saat berlangsungnya pertemuan RT, Yasinnya yang di rumah memesan pada Fifi untuk membawakan kue dari rumah pertemuan dan kerumah.

Saat keluar dari rumah pertemuan. berjalan beriring dengan sesama warga RT, sempat saya lemparkan gagasan mengapa Masjid tidak beramal, masjid juga ingin mendapat nilai lebih dihadapan Allah.

Pembatalan dari Panjul Motornya ngak boleh dijual oleh ibunya

Sabtu, 1 September 2007.




Badan ini terasa lelah juga akhirnya, sehingga mengetahui jikalau Yasin hari ini akan libur, membuat badan sedikit tenang, sedari tadi pagi saya mengingatkan anak- anak untuk segera bangun sebab akan kekantor, akan mengambil motornya mbak Tyas, yang kemaren bapak sudah bayar uang. ternyata si Panjul yang memiliki motor ini semalam ada mengirimkan SMS yang baru sempat saya baca pagi ini, beritannya motornya ngak boleh dijual oleh ibu kandungnya, sehingga harapan anak- anak akan keluar ke Carefure dan kekantor mengambil motor gagal.
Untuk menghiburnya saya janjikan nanti sehabis maghrib keluar ke Giant Cimanggis.dan makan Bakso tennes di Pasar Cibubur lama.

Sebelum maghrib sempat mengantar istri ke dokter terdekat di Kantor Desa untuk memeriksakan luka ditangan kanannya, ternyata sesampainya disana sang dokter sedang jaga di Puskesmas Cileungsi.

Sehabis mahgrib bermotor berempat dengan berbekal nasi yang cukup dimakan berempat, tujuan pertama adalah Puskesmas Cileungsimenjumpai doketr jaga untuk memeriksakan tangan kanan istri, dan disana saya menunggu diluar, duduk diatas motor bersama Yasin dan Fifi, malam sudah gelap, lampu jalanan terlihat dimana-mana, banyak kendaraan yang berjalan perlahan kerena padatnya lalu lintas yang meramaikan perempatan Cileungsi, angkot yang menaikan penumpang juga merupakan kegiatan yang tak henti-hentinya.
Saya merasa sudah agak lama tidak menikmati pemandangan ini, sebab setelah mengendari motor sejak enam tahun yang lalu, hal ini tak lagi menjadi pengamatan ber lama- lama sambil menunggu bus yang akan pulang ke Jonggol, saat itu tarif bus perempatan Cileungsi hingga Gandoang sekitar Rp 500 ,-
ada hal yang tak berobah adalah luas halaman Puskesmas Cileungsi ini masih menyisahkan halaman terbuka yang cukup longgar, bangunan PUskesmas yang tidak berlantai tingkat itu dibagi menurut ruangan, dan ruang emergency yang malam ini istri saya ada didalamnya untuk memeriksakan tangannya, ada di sayap kanan di sisi jalan menuju Bekasi.

Bus yang berdatangan dari sisi kiri dimana saya berada, bersama Yasin dan Fifi, sudah ada tiga bus tigaperempat, semuanya satu dari Pulo Gadung Jakarta Timur dan dua dari Bekasi, untuk jalur ini terlihat bus masih bertahan, dibandingkan jalur ke Kampung Rambutan yang kalah dengan angkot.

Lama menunggu Yasinnya turun dari motor dan memasuki ruangan puskesmas untuk pertolongan emergency, dan bebrapa saat kemudian istri keluar langsung menghampiri motor, persiapan berkendara kembali dipasang, motor melaju perlahan meninggalkan Puskesmas Cileungsi, di perempatan yang sangat menghawatirkan itu terlihat lenggang, banyak kendaraan yang hanya berhenti saja, mirip terminal jadinya.

Mendekati Fly Over diatas tool Jakarta Bogor di Cibubur, kemacetan sangat panjang, jalan perlahan dan berhenti, dan sesudahnya fly over tersebut, ternyata jalan yang menuju pertigaan ke Depok dan ke Jakarta menjadi titik kemacetan, untuk menuju titik itu sangat membutuhkan banyak waktu tempuh.
Perjalanan melewati pasar Cibubur yang jalannya menurun sangat cepat disebabkan keramaian pasar sewaktu pagi kalau akan ke kantor tak lagi dijumpai.
Memasuki warung makan bakso yang menurut saya enak seleranya cocok di pertigaan CIbubur, istri saya berseru, he sampai juga, ternyata Fifinya sudah tertidur, kemudian semua masuk sementara saya memarkir motor.
Saya satu mangkok bakso besar dan Yasin juga satu mangkok, sementara ibunya berbagi dengan Fifi. Fifinya cukup seperempat bagian bakso yang besar itu, sedangkan nasi yang dibawa dari rumah dibuka untuk menjadi tambahan makan malam.
Yasin terlihat agak malas memakannya, sambil agak bersungut-sungut ia protes kalau tidak suka bakso yang besar, ia ingin yang kecil-kecil.
Sewaktu akan pulang ternyata benar juga baksonya Yasin tidak dihabiskan. Untuk itu saya minta di bungkus barangkali kalau dirumah ia mulai tertarik lagi.

Motor berangkat lagi belok kiri dari pertigaan jalan Cibubur dan Jakarta Bogor, dan kemacetan berikutnya menghadang, suatu wajah pinggiran kota Jakarta menjelang malam minggu sepeti saat ini, dimana banyaknya anak muda yang turun ke jalan raya.

Beberapa kali melewati kemacetan dan antrian mobil yang akan berbalik arah dan belok kekanan, akhirnya terlihat menara Masjid yang dahulu juga sering saya datangi, saya masuk tanpa ragu dan melepas semua alat- alat kendara, Yasin dengan cepat turun dan berlarian dihalaman Masjid yang sangat luas.

Ternyata sewaktu saya mengerjakan shalat Isya berjamaah dengan anak-anak dan istri, di emper Masjid yang telah ditutup malam ini, saya merasakan seperti sedang mengerjakan shalat di suatu titik di Jawa Timur, persisnya di kota Banyuwangi, hal yang membuat kesamaan disana adalah luasnya halaman dan jauhnya jarak jalan raya dengan masjid.

Setelah itu kembali berkendara motor dan melaju ditengah malam yang jalanan mulai sepi, tiba- tiba banyangan sinar kuning sebagai pertanda Super Market Giant menerangi hamparan mata, berarti cukup dekat dengan masjid super market ini, memasuki super market ternyata pengunjung super markert begitu banyaknya, membludak rasanya, hampir seperti mirip menjelang lebaran.

Didalam super market, jalannya sangat sempit sebab dipenuhi banyak rak- rak barang yang tidak ditata seperti super market di pusat kota. kesimpulan kilat saya adalah super market ini tidak aman dari bahaya kebakaran, ancaman kebakaran terhadap pengunjung malahan sangat aman sebab bangunan supermarket ini tidak di design bertingkat.

Saya datang kesini menempuh jalan panjang dan dingin malam sebab mengejar kortingan harga tepat jam 21.00, dan barang yang saya incar adalah ayam broiler dan minyak goreng, walau harga potongan itu tidak banyak sekitar 20% dari harga jual sorenya, tapi cukuplah merupakan suatu strategi tersendiri, k dijual banyak, contohnya ayam broiler, saat itu tersisa sepuluh ekor, berarti hanya untuk tiga orang sebab masing-masing orang hanya diperkenankan membeli tiga, dan pengunjung saat itu lebih dari 600 orang dan yang berdatangan saat saya keluar menuju tempat parkir ternyata masih banyak, dan dari ucapannya ia juga berburu minyak goreng yang di korting, kasihan melihat suasana ini, saya berbicara keras kepada mereka bahwa staknya sangat sedikit pak, sehingga siap- siap untuk kecewa kalau tidak dapat apa yang di inginkan.

Perjalanan pulang saya melintas Cimanggis dan langsung berjumpa Cibubur dan masuk kemacetan di Cibubur menuju Cileungsi, bisa dilintasi dengan cepat sebab kemacetannya sudah habis, artinya sudah tidk banyak lagi kendaraan yang turun kejalan, atau malam saat itu jam 22.00 sudah membuat lelah orang untuk bertahan dijalan.

Masuk rumah jam 22.30

Membayar Motornya Panjul

Jumat, 31 Agustus 2007.

Ber niat akan membayar motornya Panjul atau Syukri, akhirnya dilakukan sekitar jam 14.00 siang, padahal sewaktu pulang dari masjid sehabis shalat Jumat, berjalan bersama ke kantor, ada saya, ada pak Abdullah, ada Rahman dan ada Panjul, tertawa tawa bergurau sebab Panjul akan segerah menikah sekitar hari Rabu besok.

Sesampainya di ruangan ternyata Panjul harus mengerjakan pekerjaan OB nya terlebih dahulu dan saya masih rutin makan siang segala, makan siang hari ini adalah nasi pecel dengan lauk tahu kuning yang dikukus, dan telor bundar.

Akhir jam 14.00 Panjul keruangan dan saya membayar, dan motornya besok pagi Sabtu, tanggal 1 September 2007 akan ditaruh di kantor, biar saya yang kekantor dan mengambil motor.

SMS dari Tyas

Kamis, 30 Agustus 2007.

Pagi hari sekitar jam 05.00 dapat SMS dari Tyas jikalau Tyasnya agak ngak enak badan, hal ini membuat saya merasa loosess, saya sudah berusaha untuk tenang, tapi ngak bisa.Kemudian loncat pagi itu kerumahnya pak Dedeh, ternyata ia baru bangun dan belum shalat shubuh, saya suruh shalat dahulu nanti saya datang lagi, hal ini disebabkan semalam istri membawa berita jikalau ibu Dedeh, kurang enak badan, setiap haid terasa nyeri di perutnya, ini berarti endromatosis, sempat saya semalam bertanya pada istri, masa sih kita biarkan ia mati didepan mata kita, kita harus berusaha.

Saya masuk lagi kerumah untuk membalas SMS nya Tyas untuk selalu menjaga jus sayurannya, untuk membeli stimuno, untuk selalu membuat minuman temu lawak yang diparut.

Sementara itu Yasin malas sekali bangun paginya, jam sudah menunjukan 05.26 membuat saya agak ngak enak hati membiarkan ia tiduran sementara waktu shalat shubuh akan hilang.

Masih ada waktu untuk secepatnya membuat jus sayuran untuk pagi ini, istri saya yang mencampur sayuran dan mencucinya saya yang melanjutkan untuk memblender dan selanjutnya meminumnya dua gelas, setelah itu rumah saya tinggalkan untuk ke pak Dedeh, barangkali udahan shalatnya.

Pak Dedeh udah keluar dan saya ajak untuk kerumah, kemudian saya minumkan dahulu jus sayuran buat ia dan apa komentarnya, yang jelas bukan racun, harapan saya setelah suaminya merasakan manfaatnya, ya suaminya harus mencari jalan keluar untuk istrinya.

Sewaktu saya tanya sudah minum keladi tikus sebagai pembunuh sel kangker, ternyata sudah, sampai disini saya ngak bisa bicara, sebab ilmu saya sampai disini, tapi masa sih ngak bereaksi untuk membunuh sel kangker, mual pak katanya, ya memang, semua obat keras itu bekerja di hati, hatilah yang paling sering membersihkan diri untuk bisa menerima hantaman obat keras, sehingga hati nya yang harus diobati juga, saya berjalan berdua pagi itu mengitari halaman untuk mencari tapak liman dan daun meniran.

Akhirnya pembicaraan diakhiri salaman dan saling mengingatkan untuk bersabar.

Secepatnya shalat Dhluha, dan ternyata Yasinnya masih lemas, masih tidur- tiduran. Dan setelah makan malahan menekan ibunya untuk mencarikan buku gambar ukuran besar, setelah buku didapat, di warung yang jauh jam sudah menunjukan pukul 06.50. sepuluh menit lagi harus sudah sampai disekolah, dan saya minumkan dahulu jus sayuran agar mempunyai pikiran positip, dan benar juga setelah minum jus sayuran 1 gelas, Yasin terlihat positip, dengan mau untuk ganti baju dan mempersiapkan diri untuk berangkat kesekolah.


Saya pagi ini seperti tidak mempunyai teman, Hanya Allah semata tempat saya mengadukan kesedihan saya, tentang Tyas yang jauh, yang mana saya hanya bisa shalat secepatnya dan mohon doa, saya baca Asmaul husnah, dan setelah itu bisa berfikir positip.

Pak Budi sudah dua kali ini mengerjakan shalat dlhuhur berjamaah dengan saya.

Pak Harjono

Rabu, 29 Agustus 2007.
Kekantor Tataruang untuk menjumpai pak Harjono.
Shalat Ashar di masjid Badan Pertanahan Jl Raden Patah
Mampir di Brawijaya, atas undangan pak Bambang, dan menunggu lama sempat telepon ke ibu Ruly, panitia, dimana saya harus berbicara bahwa saya telah mempersiapkan sejumlah uang buat ibu Ruly, empat tahun yang lalu, sewaktu selesai pengerjaan taman di kampung sawah.
Ternyata ibu Ruly sedang kuliah di Malaysia, sehingga uang nya habis untuk pengobatan tetapi belum seijin ibu Ruly, dan saat ini saya harus bicara membicarakan uang tersebut, syukur ibu Ruly malahan menekankan untuk pengobatan anak- anak saja pak.

Uang saya di kantor itu hilang Rp 100 000,- saya tahu ada anak buahnya ibu Ruly yang membuka tas saya, mungkin kerena ketiadaannya sehingga ia berbuat demikian, tetapi saya anggap itu untuk ibu Ruly.

Meninggalnya pak Mekto

Selasa, 28 Agustus 2007.

Masuk kantor masih pagi, orang lain belum ada yang bangun, tetapi sewaktu memasuki halaman komplek, ada bendera kuning yang berkibar, berarti ada yang meninggal, ternyata Pak Sumekto, orang kantor juga, meninggal dalam usia 77 tahun.

Saat menjelang dhluhur, saya berkemas bersama pak Abdullah dan pak Budi untuk menuju ke Masjid kompleks untuk shalat dlhuhur berjamaah dan dilanjutkan shalat jenazah almarhum pak Sumekto.

Iring-iringan mobil ambulance yang membawa jenazah melewati kantor, seakan ingin melihat kantor terkhir kalinya, sebab pintu belakang dibuka, sehingga langsung memotong ke jalan Kebayoran Lama langsung ke Tanah Kusir, saya kembali keruangan.

Sore harinya, sewaktu pulang, sempat mampir ke gerai Hp, untuk memperbaiki Hpnya Tyas yang macet, ternyata masalah batery, setelah diganti Rp 30 000,- Hp nya Tyas hidup lagi.

Menteri di mintai sumbangan kok keluarannya disposisi

Senen, 27 Agustus 2007.
Kerena kulkas kosong apalagi minggu ini belum ke pasar, sehingga di putuskan pagi ini ke pasar.

Dijalan yang sangat ramai pagi ini terdapat kerumunan orang yang menangkap seorang yang berlagak menolong korban kecelakaan lalu lintas baru saja terjadi, dan orang itu mengambil dompet dan ketahuan oleh pengemudi yang lain dan dikejar dan dipukuli.
Sementara itu korban sendiri terlihat di tolong di sebuah warung, situasi pagi ini masih gelap meremang pagi.

Terutama membeli sayuran, Tomat, Terong ungu, Wortel, Buncis, Tauge, Bengkoang, ikan kembung mata belok.

Menteri di mintai sumbangan kok keluarnya disposisi ke strutur dibawahnya, struktur ya atasan saya, saya di panggil atasan, atas surat yang saya layangkan ke pak Menteri Pekerjaan Umum, untuk tambah dana pemeliharaan kesehatan anak-anak dan pendidikannya.
Setelah berbicara sejak jam 14.00 hingga 15.10 dihadapan Kepala Pusat Sebranmas, dengan Kepala Tata Usahanya dan Kepala Rumah Tangga, kesimpulannya ya kantor ngak bisa membantu.
Sekarang jadi pikiran Kantor ngak bisa membantu, jadiiiii selama ini pemeliharaan anak – anak sakit, ya bukan kantor, secara langsung.
Hanya sepotong doa dan harap yang saya hamparkan kehadapan Allah semata sehingga kehidupan rumah tangga ini masih berlangsung.

Luar biasanya Tuhan ku yang memberi rezekinya dari sesuatu yang tak disangka-sangka, siapa yang ngak bangga ber Tuhankan Allah, yang maha mendengar dengan 99 Asmaul Husnahnya.

Pulang dari kantor setelah shalat ashar, sebab maghrib harus dirumah, malam ini adalah malam Nisfu Syaban. artimya 15 hari lagi akan masuk bulan puasa.
Macetnya sore ini luar biasa, dipertigaan dekat rumahnya pak Abdullah pusat macetnya, tapi kalau mau berfikir positip, macet ini disebabkan orang – orang mempercepat pulangnnya sebab akan berdoa nisfu syaban malam ini setelah maghrib dan sebelum isya.
siapa yang ngak mau keberuntungan dari Allah, sebab doa di malam ini termasuk doa yang makbul.

Sesampainya di rumah masih banyak waktu untuk berjumpa dengan maghrib, dan istri telah membeli donat manakan penghibur setelah pembacaan doa nanti malam.

Maghrib pun datang, buka puasa terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan shalat maghrib dan shalat sunah dan lanjut pembacaan surah Yasin 3 kali dan dilanjutkan dengan pembacaan doa Nisfu Syaban, dan menunggu saat shalat Isya datang.

Bandingkanlah dengan penolakan kantor tadi siang dengan penerimaan doa pada Allah malam harinya, tidak ada bandingannya.

Acara Tujubelasan buat anak2 Thalasemia

Minggu, 26 Agustus 2007.

Yasin minta diantar ke RSCM untuk mengikuti lomba peringatan tujubelasan agustus yang baru dirayakan sekarang. Yang ikut mengantar Yasin ya seluruh penghuni rumah, Ibunya ya Fifi juga ikut bersepeda motor berempat.

PPTI, Persatuan Penderita Thalasemia Indonesia. adalah lembaga yang dibentuk untuk menampung kegiatan anak-anakt thalasemia yang berkaitan dengan pengembangan bakat dan ketrampilannya, acara tujubelasan sekarang ini sepenuhnya di organisir oleh mereka,
Saya sebagai POPTI hanya sebagai undangan, datang juga menyusul pak Ruswandi dengan istri, setelah mereka datang acara baru dimulai, diawali dengan mengumandangkan lagu Indonesia Raya.

Bernyanyi lagu kebangsaan dengan anak- anak yang sakit yang tidak ada obatnya, yang diancam dengan perobahan kebijaksanaan perawatan berobat.

Ancaman yang terakhir adalah apabila RSCM keuangannya tidak mampu menanggung mereka, dengan demikian perawatannya akan dikurangi jumlah obatnya, sebat obat desferal 10 bijinya seharga Rp 1 360 000,-

Lagu usai, sambutan diucapkan dan permainan digelar, Yasin terlihat bermain memakan apel yang diletakan didalam baskom terisi air, apel itu akan mengambang dan ada kesukaran bagi Yasin untuk menghabiskan apel tersebut. Yasin gagal di babak kedua, Yasin ikut lagi dipertandingan membawa kelereng dengan sendok dimulutny, disini Yasin gagal di babak kedua, pada Permainan melengkapi gambar sebuah wajah, Yasin terlihat kepayahan sebab semua peserta di tutup matanya dan dibimbing mendekati papan dan gambar Yasin amburadul.

Acara ditutup sekitar jam 13.20 dengan pemberian hadiah hiburan bagi semua peserta termasuk Fifi juga dapat hadia hiburan berupa satu tas berisi dua lembar buku dan dua pinsil, dan pengeratnya, minuman dan wafer coklat.

Sesampainya dirumah masih agak siang sehingga sehabis shalat Ashar berlari-lari sore ke Taman Buah.

Rapat di Rumah pak Ruswandi

Sabtu, 25 Agustus 2007.




Menghadiri undangan rapat Orang Tua Penderita Thalasemia di rumah pak Ruswandi, berangkat dari rumah jam 09.20, agak kesiangan sebab rencanannya berangkat jam 08.00, tetapi saya memilih tidur dahulu sebelumnya.

Sesampainya di rumah pak Ruswandi, acara sedang berlangsung, yang hadir ada ibu Tony Admiral dan bapaknya, pak Thomas sendirian, pak Andre Hasaan sendirian, ibu Saidin sendirian, Pak Ruswandi dan istrinya, Ibu Khusnul sendirian, pak Satu ini kurang kenal namanya, dan anak-anak PPTI ( Perkumpulan Penderita Thalasemia Indonesia ) si Mamay dengan Dona.

Rapat membahas Askeskin akan mengurangi pemberian Desferal, disinyalir RSCM sewaktu dipanggil ibu Menteri Kesehatan perihal ASkeskin pihak RSCM akan menanggulangi sebisanya terlebih dahulu, jikalau sudah ngak sanggup ia akan tangan,

Pembahasan berikutnya adalah rencana pemisahan pasien dewasa dan anak- anak sebab pihak RSCM menganut pemisahan klasifikasi pasien menurut umur 17 tahun keatas adalah pasien dewasa, sedangkan selama ini terpikirkan jikalau Thalasemia adalah penyakit yang di derita sejak anak- anak dan, para dokter sendiri tidak menyadarkan jikalau pasien dioatas umur 17 tahun adalah termasuk pasien dewasa.

Sedangkan di Pusat Thalasemianya sendiri di Siprus Italia, penyakit ini tergolong penyakit anak- anak dan perawatannya seperti sekarang ini, sehingga jikalau sampai juga di pisahkan di bangsal dewasa diharapkan ada usaha untuk memisahkan penyakit thalasemia dewasa terpisah dengan penyakit dewasa lainnya seperti kanker, atau penyakit menular lainnya.

Sewaktu akan meninggalkan rumah pak Ruswandi Fifinya minta tambah makan bakso sehingga pulangnya paling terakhir setelah para tamu yang lain pulang.



Kelelahan yang luar biasa

Jumat, 24 Agustus 2007.

Luar biasa capeknya, setelah mengantar Yasin kesekolahnya sesampainya dirumah diserang kantuk yang amat sangat, sehingga terlelap hingga jam 10.30, bangun sadar jikalau hari ini adalah hari Jumat, harus segera ke Masjid, jam 11.20 berangkat ke Masjid dan Yasin memilih untuk berangkat belakangan, ia baru saja masuk rumah dari sekolahannya.

Ada rencana akan kekantor, tetapi kelelahan yang me latent diam-diam memilih untuk tidur saja bawaannya.
Siang itu Fifi menangis saja ia ingin bepergian jauh-jauh sudah bosan dirumah katanya
Dapat telepon dari kantor, dikabarkan nanti hari Senen besok diharapkan kehadirannya sebab pak Pardino akan berbincang- bincang dengan saya, saya langsung menyanggupi.