selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Isnin, Julai 28, 2008

di Rumahnya mbah Ni, Sidotopo Surabaya

Rabu, 2 Juli 2008.


Jam 03.00 pagi sudah menelpon ke Hp nya Tyas dan ternyata Tyas sudah sampai di pelabuhan Makassar, dan sekarang sedang antri masuk kekapal.

Jam 05.00 di telepon lagi ternyata kapal akan bersiap berangkat semoga semua selamat.

jam 08.00 keluar dari rumah Ibu untuk berangkat ke Surabaya, dari pagi ibu mempersiapkan makanan pelasan ikan tongkol yang bumbunya sangat enak.

Kemudian dipersiapkan juga nasi. setelah makan secukupnya semua pamitan sambil salaman dan ciuman buat seorang ibu di usia senjahnya.

Berjalan ke pinggir jalan untuk menjemput bus menuju Klakah, Klakah adalah stasiun terdekat dari Lumajang untuk menuju Surabaya.

Setibanya di stasiun Klakah suasana masih pagi, pemandangan 40 tahun yang lalu masih tetap. tempat duduk dimana sewaktu saya kecil diajak eyang Tri untuk mengantar uang bulanannya Lik Slamet masih utuh.

dan ada suatu yang berkesan adalah panorama pegunungan yang membelokan jalan kereta api sehingg dari kejauhan terlihat kepala kereta yang akan datang, pemandangan itu dari kecil saya ingat dan sekarang saya lihat lagi bersama Yasin dan Fifi.


Kereta Api Sri Tanjung yang akan saya naiki ternyata berangkat jam 10.20 berarti saya duduk disini sekitar satu setengah jam lebih.

Saya sempat jalan- jalan ke pasar bersama Fifi dan Yasin, melihat binatang- binatang yang diperjual belikan, ada monyet kecil, ada kukang sejenis beruang kecil, dan kelinci dan kucing hutan, malahan sewaktu saya mendekati tempat itu sipenjualnya datang dengan kecurigaan sebab menurutnya saya adalah petugas kehutanan yang akan melihat binatang yang dikurung.

Fifi sampai jatuh bermain di rel kereta dua kali, sementara Yasin sampai bermain di banyak tempat.

Kereta Api ekonomi Sri Tanjung pun datang dan keadaan penumpangnya penuh

Saya memilih gerbong nomer satu dibelakang lokomotif, bisa naik anak- anak memang tidak dapat tempat duduk tetapi semua terangkut, sementara dibawa masih ada penumpang yang berusaha mencari pintu masuk gerbang.

Ibu dan suaminy dan saudara dan anak-anaknya yang tadi terlihat duduk dan bermain di stasiun KA Klakah, terlihat berusaha memasuki kereta di gerbong satu, dan ternyata ia satu kumpulan juga dengan saya dengan anak- anak.

Naik kereta api kalau dari Klakah ke Surabaya untungnya adalah tidak repot ganti kendaraan di Problolinggo dan bus Kota menuju Gubeng di Bungurasih, sebab kereta ini langsung akan memasuki stasiun Gubeng.

Dalam perjalan yang seharusnya nyaman itu tidak bisa di nikmati sebab gerbong penuh sesak, dan ada dua penumpang turun di stasiun KA Pasuruan dan kesempatan duduk saya bersama istri dan anak- anak.

Setibanya di Stasiun Gubeng jam 02.30, langsung keluar dari stasiun menuju pemberhentian angkot line F tujuan Sidotopo, untuk menuju rumahnya mbah Ni.

Sesampai di Sidotopo siang itu, udara sangat panas, dan kerena pintu toko depan ditutup, terpaksa masuk dari pintu belakang, kemudian saat di belakang malahan bertemu dengan istrinya mbah Glundung, kemudian diajak keruangan ternyata Mbah Yah sedang tidur, dan Mbah Ni sedang sakit.

Sewaktu saya menengok ke mbah Ni, ternyata mbah Ni sudah lupa kedatangan saya, yang di ingat saya adalah tukang pijat.


Setelah basa basi, saya langsung menuju masjid pasar di depan rumah Sidotopo untuk mengerjakan shalat Dlhuhur, masjid semakin baik, sebab ini masjid terbuka di tengah pasar, sementara itu pasarnya sendiri sudah sepi sebab ini adalah pasar pagi.

Setelah shalat balik lagi ke rumah dan terlihat Fifi bermain asyik dengan putrinya si Heru yang berumur 2 tahun. Makan siang itu adalah makanan yang dibawa dari Wonorejo tadi pagi termasuk nasinya dan lauk ikan pepes tongkolnya.

Ashar pun datang, setelah Yasin saya beri peringatan kerena tidak mau ke Masjid saat Dlhuhur tadi sekarang ia mau pergi ke Masjid, saat shalat Ashar banyak juga datang.

Magrib pun datang semuanya dikerjakan di Masjid, saat shalat Isya dikerjakan dirumah sebab setelah dari shalat magrib tadi Yasinnya kepingin makan soto Surabaya, dan dapat juga. Itupun setelah saya ajak jalan mengelilingi rumahnya mbah Ni untuk mencari Soto.

Silaturahmi dengan mbah Glundung, sebab saya sekeluarga saja yang sering datang berusaha mendekatkan antara dua keluarga yang terpisah jauh, dan nanti anak- anak kita yang akan melanjutkannya.

Acara tidur malam setelah shalat Isya di rumahnya Mbah Ni, diberi tempat tidur satu di isi orang empat, jadi satu bed untuk tidurnya saya, istri Fifi dan Yasin, oleh sebab untuk menghemat tempat tidur harus melintang bed, kakinya ditunjang rangsel bawaan.

Kapalnya Tyas ditunda keberangkatannya

Selasa, 1 Juli 2008.



Menyadari jikalau hari ini Tyas akan berangkat ke Surabaya dari Makassar, maka dari jam 03.00 pagi ibunya sudah menelpon ke Tyas melalui Hp.

Jam 11.00 siang Yasin dan Fifi dan Istri ikut bersama menuju Taman makam Pahlawan Lumajang untuk ziara pusara Almarhum Ayahnda Soerjo yang dimakamkan disana.

Mengambil dua tempat duduk naik angkot dan membayar Rp 6000,- dan saya ingatkan pada Fifi dan Yasin untuk memasuki Taman Bahagia Pahlawan Perjuangan harus Berdisiplin, dan memberi hormat, anak- anak mau melakukannya.

Susana yang sepi hanya dua orang terlihat mencari rumput, kedatangan saya dengan anak- anak hampir tidak menjadi perhatiannya, setelah berjalan menepi dan akhirnya diketemukan juga pusaranya.

Langkah berikutnya adalah berjalan kaki di siang hari menuju pasar, dan di pasar melewati banyak bangunan yang baru di rehab dan me rehabnya juga menggunakan uang negara sedangkan nilai jualnya di naikan, contohnya pembangunan Rumah Sakit Umum Lumajang saya lihat bagus tetapi dil;ain pihak pihak rumah sakit meningkatkan pendapatannya dengan menjual kamar perawatan semakin mahal.

Setibanya di pasar yang dicari pertama adalah teh cap naga yang merupakan ciri khasnya teh di Lumajang, harum mewangi dan enak, susah mencari bandingannya.

Kemudian keliling pasar untuk melihat sesuatu yang khas di dalam pasar, tiba- tiba terdengar adzan Dhluhur dan secepatnya memasuki masjid disudut pasar, keadaan pasar ternyata ramai sebab banyak para pedagang yang mandi didalamnya.

Fifi ikut masuk shalat bersama Yasin dan ibunya di shaft khusus wanita.

setelah itu menaiki angkot menuju Tempeh, perjalanan itu sangat sepi, pemandangan sepanjang jalan tidak banyak perubahan, yang tercatat adalah semakin banyaknya saja bangunan, yang dahulunya ditakutkan orang untuk membangun sebab di daerah lahar Semeru sekarang malahan berani saja.

Setibanya di Tempeh turun di tugu Pancasila, dan jalan kaki, akhirnya ketemu dengan Pak Lik Bambang, ternyata ia sedang dibelakang memasak makanan.

Rumah yang dahulu ditahun 1974 saya design sekarang sudah mulai menuju kehancurannya sebab dimakan umur, memang sudah waktunya diganti tetapi uangnya siapa, saya belum tahu, jikalau saya berlebih saya akan berfikir untuk itu.
Setelah berbicara sekedarnya dan setelah memberi uang pada lik Bambang akhirnya saya pulang sambil silaturahmi di jalan pada semua tetangga teman kecil dahulu, ternyata Tik sudah meninggal, teman main dahulu yang tinggal disebelah rumahnya mbah yang kini di tinggali Lik Bambang.

Keajaiban, Bus itu sebenarnya sudah lewat sewaktu saya tiba di ujung jalan dan bicara- bicara dengan teman kecil dahulu yang sekarang menjadi pengayuh becak, kemudian tiba- tiba bus itu datang padahal bus itu diperhatikan oleh teman si tukang becak itu telah berjalan, kemungkinan yang terjadi adalah, ada pengemudi angkot yang memberi tahukan jikalau dibelakang ada penumpang menuju Wonorejo, dalam situasi sulit sedemikian dua orang penumpang sangat berharga.

Selasa Sore Tyas memberitahukan jikalau kapal Maubara yang rencananya berangkat dari Makassar jam 17.00 sore hari ini di undur menjadi jam 05.00 besok pagi, sehingga Tyas balik lagi ke Makassar.

Sementara itu istri menganalisa, jikalau jam 05.00 besok kapal bertolak dari Makassar berarti jam 05.00 esoknya yaitu hari Kamis Kapal akan merapat di surabaya, sehingga di rencanakan besok pagi berangkat ke Surabaya.

Bakso kesukaan anak- anak di Wonorejo

Senen, 30 Julni 2008.


Tengah malam ini juga Fifi minta kencing, kerena semua penuh maka Fifi saya kencingkan dari atas pintu sambil saya gendong, sementara KA berhenti menunggu lintasan kereta di depannya dari arah berlawanan.

Dan sekitar jam tiga pagi saya kencing diatas lokomotif, rupanya ada tangga yang menghubungkan lokomotif dengan penumpang dibelakangnya

Jam 05.00 Kereta memasuki stasiun Wonokromo, saya turun sekeluarga dan langsung mencari masjid didepan stasiun Wonokromo, memang harus berjalan terlebih dahulu menyusuri jalan didepan stasiun kereta pagi ini, kemudian menaiki tangga penyebrangan dan setelah bertanya kemudian diketemukan masjid dan berlari anak- anak kesana dan langsung memasuki Masjid dan berwudhlu, sebab sejak kemaren siang tidak menemukan air, sekarang air berlimpah segar rasanya, kemudian shalat shubuh.

Setelah itu makan nasi soto didepan masjid dan dengan lahapnya empat mangkok habis terbagi untuk Fifi, Yasin, ibunya dan saya.

Sekarang bergerak lagi menuju tempat pemberhentian bus kota untuk menghubungkan ke terminal bus Bungur asih, dan disini menunggu cukup lama, saya sambil mengukur stamina Yasin dan Fifi jangan sampai kekurangan.

Betul juga menunggu disini cukup lama di pertigaan ujung setelah Mall Wonokromo kearah Timur.

Bus itu datang dan menaiki dengan bergegas sebab bus itu di ijinkan sebentar saja berhentinya oleh polisi.

Bus pun berjalan dan Fifi sempat bertanya ini dimana pa, di Surabaya kataku menjelaskannnya.

Saat bus melewati supermarket Giant, Yasin sempat mengingatkan bahwa ia Aswan dan Saya sempat di ajak oleh pak Yatno untuk belanja lauk malam- malam untuk dimasak sendiri.

Memasuki Terminal Bungur asih kemudian berganti bus menuju ke Probolinggo, untuk ini saya menawarkan pada anak- anak untuk mengambil dua tempat duduk sebab harganya cukup mahal yaitu Rp 23 000, - satu tempat duduk, dua tempat duduk kalau di duduki bertiga dengan yasin ditengah masih cukup, sebab tempat duduk bus patas Asri Jatim ini cukup lebar, setelahmenunggu lama untuk penuhnya bus ini maka bus berangkat dan setelah bus berangkat anak- anak tidur di pangkuan, Yasin saya pangu dan Fifi di pangku ibunya.

Saat mendekati Dam Penahan Lumpur Porong Sidoharjo anak- anak dan istri saya bangunkan untuk bisa memperhatikan lumpur dari dekat, tetapi dam itu sangat tinggi sehingga keadaan lumpur tidak terlihat sama sekali, yang diperhatikan hanyalah tanah tinggi saja.


Setelah itu anak- anak tidur lagi tertiup AC didalam bus, beberapa kota sudah dilewati kota Bangil yang mana disini istri saya sangat berkesan dengan banyaknya pedagang klepon dan murid santrinya yang belajar disini.


Saat selepas Bangil memasuki wilayah Pasuruan, lama sekali terasa bus ini untuk melipat sampai di ujung perbatasan Pasuruan dan Probolinggo, sebab kalau sudah sampai di wilayah Probolinggo perasaan ini bisa aman.

Terminal Bus Probolinggo pun dimasuki dan saya sekeluarga dengan penumpang yang lain ikut turun, dan mulai mencari bus menuju ke Lumajang, disini sebagai rasa besar hati saya mengambil tempat duduk tiga ternyata tempat duduk tiga senilai Rp 21 000,- itu mubazir, sebab toh Fifi tertidur di pangkuan saya dan Yasin terkantuk-kantuk sendirian dan akhirnya minta tidur disamping saya juga.


Kota Lumajang dan Terminal Wonorejo pun dimasukin, semua turun dan Fifi berlari mengikuti Yasin yang sudah berlari terlebih menuju rumah tingal Yang Tri nya atau ibu saya.

Kerena ia tidak hafal maka jalan kecil yang memotong jalan raya tak diperhatikannya, hanya saja setelah saya belok arah memasuki gang dan berjalan saya dengan Yasin berlari- lari dibelakang, akhirnya rumah terketuk ibu saya keluar dengan wajah ketuaanya.


Sayur bening sudah dipersiapkan oleh ibu dan saya langsung makan, dengan isiannya buah kelor, yang kalau di Jakarta hampir tidak pernah dimakan, sebab mencari bahannya saja susah.

Pariode berikutnya adalah mandi dan persiapan shalat Dluhur kemudian suilaturahmi ke Almarhum tetangga pak Jaiman yang tiga bulan yang lalu meninggal dunia.

Anak- anak menanti pedagang bakso yang lewat depan rumah dan mulai makan siang. sementara itu saya mencuci semua pakaian yang dipakai berangkat, baunya dan debu perjalanan sangat kental. setelah itu tertidur pulas kecapeaan

Perjalanan ke Surabaya 2008

Minggu 29 Juni 2008.



Jam 03.00 sudah bangun persiapan berangkat mulai dilakukan setelah shalat tahajud, pakaian yang dibawa memang sedikit sebab bukan bepergian resmi, hanya saja tidak membiarkan Tyas dan Astari turun dari pelabuhan di Surabaya dalam kesendiriannya, ditengah balatara kriminal di Surabaya.

Jam 07.30 Shalat Dlhuha dan membaca doa perjalanan, jam 07.45 sewaktu memanaskan mesin motor, tetangga bertanya mengapa sepagi ini kok sudah rapi, akhirnya saya jelaskan sambil menitipkan rumah untuk dilihat-lihat. Jam 08.00 berangkat ke Cileungsi, untuk mengurangi biaya ojek, saya hidupkan motor dan saya kirim terlebih dahulu Fifi dengan Yasin beserta beberapa tas bawaan mereka ke depan Pasar Gandoang.

Selanjutnya saya pulang kembali dan berangkat berjalan kaki bersama istri.
Dalam perjalanan ke depan itu istri minta belok arah kekiri melewati kompleks perumahan Griya Cileungsi,dan sayajuga baru pertamakali itu lewat ya setuju saja.
Setibanya dijalan terlihat Yasin dan Fifi duduk diatas tas yang menumpuk.
Saya masih bertahan untuk menunggu bus dari Jonggol Kampung Rambutan, ternyata lama di tunggu terpaksa angkot pun di naiki.

Kemudian ganti kendaraan menuju Cawang-UKI dan dengan mengambil tempat duduk tiga orang, kemudian di Cawang pindah ke Bus P2 jurusan Kota, suasana dalam bus cukup panas sehingga Fifi minta air minum dan berhenti di Senen.

Menyebrang jembatan penyebrangan disampung Atrium Senen yang menuju pasar Rakyat istilahnya pasar Inpres tingginya bukan main, sehingga sambil membawa Fifi sering berhenti, mana membawa tas pakaian, air minum 6 liter dan tas makanan, Yasin membawa tas sendiri dan Ibunya membawa ransel sendiri juga.

Sewaktu menuruni tangga di ujung penyebrangan yang memasuki pasar Inpres Yasin sempat bertanya dimana ini pa… Yasin sering bertanya sebab ia termasuk yang lemah kerena kondisi badan nya, harapannya sih ngak usah terlalu jauh dan payah.

Untungnya Allah selalu menolong, dipilihkannya jalan yang lapang dan setelah keluar dari pasar Inpres terlihat Stasiun Senen, dan Yasin langsung gembira, sebab stasiun Senen ada didepan hidung.

Tetapi dari pintu itu menuju ke loby stasiun cukup jauh dan disini Yasin tidak mengeluh sebab suasana stasiun membuat ia semangat.

Setelah bertanya dimana jalur untuk KA Gaya Baru Malam Selatan yang berangkat sebentar siang, saya sempat melihat Jam masih menunjukan jam 09.30. kemudian menuruni terowongan dan naik lagi sudah memasuki jalur tiga tempat pemberangkatan KA Gaya Baru Malam Selatan, disana sudah terlihat kelompok keluarga yang hendak berangkat dengan menebarkan alas duduk dan saling bercengkrama, akhirnya saya gabung dengan mereka dengan menebarkan plastik bungkus Televisi 32 inc, kantor yang beli televisinya dan plastik bungkusnya saya yang ambil.



Sekarang plastic itu sudah ditebarkan dan tas bawaan dijadikan dinding pemisah kelompok keluarga, Istri saya duduk disisi sana dan ditengan-tengah Fifi dan Yasin dan disisi sininya saya yang duduk.

Ternyata mereka satu keluarga yang duduk didepan saya adalah satu keluarga yang baru pulang dari Banten, ia ber tiket KA 12 orang dengan anak dan bayinya, sejumlah itu banyaknya dating dari Mojokerto, pergi ke Banten sebab salah seorang keluarganya menyunatkan anaknya, pemikiran saya kalau ada peristiwa perkawinan logikanya sebaik- baiknya hubungan keluarga pasti segitu banyak keluarga yang di bawa, tetapi ini acara khitanan, kesimpulan saya sedemikian hebatnya hubungan keluarga itu.

Posisi gelar alas duduk di stasiun KA ini saya berceritra pada Yasin pada suasana yang sama sewaktu turun di King Abdul Azis Medinah( 1992 ) setelah berangkat dari embarkasi Makassar, saat melaksanakan Ibadah Haji, digelarkan karpet, setiap rombongan dipersilahkan duduk diatas karpet sambil istirahat, malahan kerena saya memegang uang jemaah saya sempat membelikan buah-buahan yang dijual diterminal kedatangan dan saya letakan ditengah karpet dan dipersilahkan siapa saja yang menghendaki untuk dimakannya, tepai pemandangan ini ada sekelompok orang mau beribadah dan ditengahnya ada buah, sampai sekarang masih ingat.

Pergantian jam itu dari detik dan detiknya selalu menjadi perhatian anak-anak selamam menunggu di stasiun, sementara itu kereta api yang dating dan pergi terkadang sedikit mencuri perhatiannya dan selebihnya Yasin dan Fifi selalu bertanya kapan berangkat.

Jam sudah menunjukan jam 12.00 siang terdengar adzan Sholat, tetapi rasa khawatir ketinggalan KA dan sekarang membawa anak- anak membuat saya sedikit menunda waktu shalat, dan setelah terdengar pengumuman bahwa KA Gaya Baru Malam Selatan tertunda, secepatnya saya mengambil shalat Dlhuhur dan digabung dengan Ashar.

Saat saya sedang melaksanakan rakaat terakhir di shalat Ashar terdengar pengumuman kalau KA akan datang, setelah salam saya bergegas meninggalkan tempat shalat, meloncati rel kereta dan berkumpul dengan anak- anak.

Dalam posisi siap ternyata KA juga masih belum datang, tetapi para penumpang sudah berdiri mennati kedatangan KA, dan akhirnya KA datang juga.

Sewaktu pintu hendak dibuka ternyata didalam sudah banyak penumpang yang tidak memiliki tiket KA dan menduduki tempat duduk, terpaksa di usirnya dengan istri dan tempat duduk kembali.

Akhirnya KA Gaya Baru Malam Selatan ekonomi berangkat dan anak- anak senang tetapi setibanya di stasiun Bekasi saat ada penumpang naik, ternyata nomer duduk keretanya sama persis dengan nomer duduk kereta yang saya duduki, dimana dia membawa anak- anak juga, dan menangis.

Saya juga dengan istri dan anak- anak tidak mau melepaskan tempat duduk itu, dan setelah memperhatikan uraian tertulis pada tiket terdapat perbedaan tanggal, sekarang kan tanggal 29 Juni sementara di tiket orang tadi tertanggal 30 Juni, sehingga ia seharusnya berangkat besok bukan sekarang, dan dia sangat terkejut menyadari hal sedemikian.

Pada pemberhentian di stasiun Cikarang saya melihat ia turun dari kereta dan perasaan saya lega sebab terhindar dari permasalahan kemanusiaan, sebab kereta ini berangkat dengan posisi penuh, sampai lorong pun dipakai duduk oleh para penumpang.


Kereta ini cukup cepat jalannya, dan kereta ini seperti pelari yang tak henti-hentinya, ia berlari dari siang hingga tengan malam ini di stasiun Jogjakarta, penumpangnya juga banyak dan berdesakan.

Yasin menerima NEM

Sabtu, 28 Juni 2008.

Saat pagi setelah shubuh,dimana ibunya anak-anak lagi membantu merias wajah dan sanggul perpisahan anak SD dirumah tetangga dirumahnya Rani, tiba- tiba datang pemberitahuan jikalau tetangga Parno terjatuh semalam dari motor dan sekarang berbaring di rumah sakit Thamrin Cileungsi,

Parno kemaren sore sempat mengundang saya untuk membacakan tahlil dirumah pak Rudi yang baru siang tadi meninggal ayahnya yang di Jogjakarta.

Yasin ke sekolah tanpa minta diantar sebab hari ini ia terima raport terakhir, sesampainya dirumah siang harinya sewaktu raportnya diperlihatkan kepada saya nilainya :
Pendidikan Agama 7
Pendidikan Kewarga
negaraan dan Sosial 8
Bahasa Indonesia 9
Matematika 7
Pengetahuan Alam 7
Kerajinan Tangan
dan kesenian 6,5
Pendidikan Jasmani 7
Bahasa Sunda 7
Bahasa Inggris 8

Siang hari sempat mengirim kasur buat pak Kosim, Kasur ukuran 160x200 yang semenjak anak-anak tidak lagi berkumpul dirumah malahan kasurnya berdiri tidak difungsikan, sementara pak Kosim tidur dilantai beralaskan karton.

Sewaktu membawanya dibantu dengan mobilnya bapaknya Sandi, kasur diletakan diatas mobil carry, Yasin dan Fifi ikut didalamnya, sewaktu mengantar kerumah dimana pak Kosim sedang bekerja ia meminta untuk dikirim ke rumah dimana pak Kosim tidur, sebab sejak tadi malam pak Kosim sudah tidur dirumahnya salah seorang orang berada di kompleks puri yang banyak punya rumah, rumah itu dalam keadaan kosong dan pak Kosim disuruh untuk meninggalinya, untuk itu ia mengantar si Melly anak perempuannya untuk menunjukan dimana rumah yang nantinya kasur akan diletakan.

Disana sempat melihat wajah dengki dari tarikan urat wajahnya,ia adalah tetangga rumah dimana pak Kosim kalau malam tidur disitu.

Sepulang dari sana Yasin minta dijahitkan sandalnya yang telah lepas disana sini, sandal itu yang dibeli di Carefure beberapa bulan yang lalu, proses menjahit cukup lama sebab kedua belah sandal itu sudah lepas semua.

Malam ini motor tidak lagi tidur diluar, sebab besok pagi akan ditinggalkan, sehingga kalau malam ini urusan motor beres maka besok pagi agak ringan urusan lainnya.

Membeli tiket KA Ekonomi

Jumat, 27 Juni 2008.

Sewaktu saya parkir motor dihalaman stasiun Senen. dekat dengan pusat kargo pengiriman barang di stasiun Senen, saya melangkap sepasang mata yang sebegitu cermatnya menganalisa motor yang saya parkir, saya perhatikan sekali lagi,bahaya pikirku, sehingga motor saya dorong keluar dan memutar balik sambil saya dorong seakan kerusakan mesin motor.

Saya tahu kawasdan ini sangat lihai maling motornya sehingga saya harus ekstra waspada,kemudian parkir motor saya letakan didepan wartel di dibelakang gerbang masuk stasiun Senen.

Saya mulai berjalan mendekati pusat pelayanan penjualan tiket yang sudah diperbaruhi,loketnya menjorok keluar, sehingga halaman luas stasiun Senen itu terbagi dua disisi Utara dan Selatan.

Saya memberanikan diri memasuki pusat reservasi tiket, saya pikir tempat ini untuk pemesanan tiket KA Bisnis atau Eksekutif, ternyata setelah saya tanya didalamnya ada juga pusat pemesanan tiket klas ekonomi.

Setelah mengisi formulir ( yang digunakan ternyata formulir pesanan KA Bisnis,berarti KA Ekonomi tidak mempersiapkan formulirnya ) tetulis KA Gaya Baru Malam,KAsangat Murah ke Surabaya seharga Dewasa Rp 36 000,- anak-anak untuk Fifi dan Yasin masing-masing seharga Rp 29 000,-

Tiket sudah ditangan kemudian balik kekantor lewat jalan Salemba, Pramuka, Cawang, Celilitan belok kanan menuju pertigaan ke Kalibata,Kalibata belok kiri menuju belok kanan kekompleks CPM dan Tembus jalan Buncit, lurus sampai lampu merah Departemen Pertanian belok kanan menuju Lebak Bulus.

Dikantor suasananya sepi, ya demikian setiap hari, sepi. Terasa badan seperti ada masuk angin sedikit, secepatnay membuat teh curah panas manis dan langsung diminum untuk menyegarkan badan. Tidak beberapa lama
persiapan shalat Jumat, setelah shalat sempatkan diri ke supermarket Carefure membeli susunya Fifi yang habis.
Malam harinya sempat memasang Desferal untuk Yasin

Mengambil keputusan

Kamis, 26 Juni 2008.

Semalam tidur agak terganggu,sebab sewaktu terbangun jam 00.30 pintu belum terkunci, Yasin pulang saat mana semua sudah pada tidur, pasang barikade pelindung motor jam satu dini hari, setelah itu ya ngak bisa tidur lagi, malahan buang air.

Sekitar jam 03.40 terbangun lagi untuk persiapan shalat tahajud dan melakukan makan sahur untuk puasa hari ini, kemudian tak lama menjelang adzan shubuh terdengar.

Jam 09.00 ada SMS dari Tyas, bahwa ia sudah dapat tiket laut ke Surabaya untuk pemberangkatan tanggal 1 Juli 2008. tetapi jam berangkatnya sore jam limaberarti tiba di Surabaya malam tanggal dua, berarti bahaya untuk Tyas dan Astari.

Saya ingatkan keTyas kesempatan naik Jayabaya Kereta Api masih banyak sebab, setelah nantyi ke RSCMdiaharus ke Denpasar lagi dan balik lagi liburan idul fitri.

Demo Mahasiswa

Rabu, 25 Juni 2008.

Warta berita tengah malam

Ditayangkan di TVOne bahwa demo mahasiswa di depan MPR telah membakar mobil plat merah.

Sebelum berangkat kekantor, melihat daun sirih dan daun jari tangan yang semuanya berkhasiat obat terhadap anti radang dan anti perdarahan, saya lembutkan dengan pengulekan dan saya tempelkan di kapas dan saya sumpalkan ke lubang pelepasan dan saya duduki hingga kekantor, sesampainya dikantor perasaan agak enak didaerah pelepasan.


Mengantar ibunya mengirim uang sebanyak Rp 1 100 000,- terdiri dari tiket laut dua orang klas ekonomi dari Makasar ke Surabaya Rp 600 000,- uang pegangan Rp 200 000,- KA Jayabaya dari Surabaya ke Jakarta Rp 300 000,-

Semoga semuanya dilindungi Allah Subhanallah. Itu saja kebanggaan saya.

Siang hari saya telepon ke Pangkep dan disana terdengar Cuma main melulu.

Masih sakit bagian pelepasan

Selasa, 24 Juni 2008.


Agak terlambat bangunnya, sebabnya pindah tidur, kemaren sore anak- anak sempat bertanya kapan kerumahnya Mbah Slamet pumpung liburan, Semalam mulai terasa ngantuk setelah mengerjakan shalat isya, sekitar jam 21.00 istri membangunkan jikalau sepeda motornya belum di kunci, kemudian mulai mengunci dan memasang kaleng dan panci bekas untuk membarikade sarang laba- laba motor, agar kalau disenggol terbangun, tetapi yang paling sering, panci sudah jatuh dan bunyi yang tidur ya tetap saja tidur.

Setelah itu ngak mungkin langsung badan bisa diajak tidur, sekitar jam 22.00 mulai terasa ngantuk dan pindah tidur bersamaan dengan Yasin, tetapinya baru bangun jam 04.17.

Pagi hari sewaktu hendak kebelakang darah kembali kelur dari pelepasan, masih beradarh hingga hari ke 9 ini.

Coba diberi minyak sanghong didalam kapas dan diletakan di ujung depan pelepasan.

Suasana perjalanan kekantor masih sepi, sebab masih hari libur sekolah, hanya saja saya nya saja yang ngak bisa menikmati apa itu liburan sekolah. Paling maksimal seperti tadi, untuk menghibur anak- anak yang dirumah Yasin dan Fifi. Melihat bapaknya akan berangkat kekantor ya minta uang, seribu- seribu sudah cukup senang, sambil membayar langganan koran kompas Rp 78 000,-

Kehidupan ini memang terlalu indah jikalau hanya dilewatkan begitu saja tanpa manarik kesimpulan atasnya.

Yang jelas dan paling sering terjadi adalah menyalahkan diri sendiri, kemudian kalau kuat sedikit menyalahkan orang lain, mengapa tidak memperbaiki posisi untuk melihat peluang berikutnya.

Sore hari sangat menegangkan sebab informasi penerbangan dari Makassar semuanya naik paling murah Rp 1 600 000,- sangat ajaib, kemudian saya informasikan dua pilihan naik laut atau naik udara tetapi pesawat herkules, Tyasnya milih naik laut, resikonya waktu turun di Surabaya, tetapi Allah akan menolong.

Dalam perjalanan diatas motor saya sempat merintih pada Allah, ya Allah Alhamdullillah saya masih bisa berkurban Sapi setiap tahun, tolonglah hamba ya Allah.

Setibanya di rumah pelepasan saya semakin berdarah, terasa sakit, sehingga mengurangi kegiatan, dan secepatnya makan sepotong Lobak, Terong ungu ditambah
Jam 23.00 Tyas mengirim SMS jikalau saya sebaiknya ngak usah menjemput ke Surabaya, dan uangnya diberikan ke Tyas sebab Tyas akan naik Jayabaya dari Surabaya ke Jakarta, saya setuju.

Kelesuan melanda

Senen, 23 Juni 2008.


Ibunya ikut sampai ke Bank BRI Cileungsi, sebab akan memindahkan tabungannya anak- anak, disebabkan juga prilaku satpam BRI yang tidak simpati saat urusan Bank terakhir minggu lalu, saat masih dalam perjalanan di jalan desa Samic, sempat berkata pada istri jikalau besok akan kerumahnya Mbah Slamet di Bandung, Fifi yang kebetulan ikut di boncengan dibelakang saat itu langsung ngambek sebab ia merasa tidak ikut, sehingga terpikirkan kalau ikut semua bagaimana.

Perjalanan kekantor termasuk sangat sepi sebab telah memasuki liburan anak sekolah, terfikirkan apakah harus membeli olie lagi sebelum perjalanan.

Dikantor suasananya lain sebab pak Kuat katanya ulang tahun sekarang, ulang tahun pikirku, hanya kerena ia penjabat ulang tahunnya diberi bunga yang tinggi segala. Tidak adaaaaaa.


Tadi sewaktu berangkat kekantor, selintas melihat ada seorang wanita muda berpakaian ketat melintas jembatan yang menghubungkan kompleks perumahan kumuh di sebrang dengan daratan kota di sisi sininya, disini sangat baik untuk dijadikan scene ceritra dimana seorang wanita yang berjuang dengan kekuatan rielnya melawan beratnya kehidupan di sisi sini.
Suati tempat banyak melahirkan wajah- wajah bintang, tinggal bagaimana wajah itu ditancapkan di film, yang jelas kalau ngak dimasukan ke dalam ceritra film ia tidak akan mendapat peluang mendapat penghargaan seorang bintang.
Dimana anda berada sekarang ?
Ada suatu wilayah kota yang bisa mengolah kotanya dengan cantik sedangkan kita mengolah kotanya apa adanya, tidak ada sesuatu yang patut di jual.

Bisa berkelit kata, sebab kita ini ngak punya uang, yang bilang juga siapa.
Seandainya kita bisa berada di puncak ketinggian Victoria Peak Hongkong dimana mata memandang kebawah adalah bangunan- bangunan tinggi yang mencuat dengan latar air laut di teluk hongkong, kita tidak menyadari bahwa hasil yang kita lihat sekarang ini adalah hasil jerih payah yang panjang dan menghabiskan dana besar dengan kedisiplinan yang kuat.

Tadi pagi telepon ke Pangkep terdengar disana tiga anakku bersuara, ada suaranya Astari, ada suaranya Tyas dan ada suaranya Aswan, kemudian sewaktu siang telepon lagi yang terima tantenya, sebab mereka pada tidur sebab sudah diberi makan kenyang dan minuman es kelapa muda bersyrup enak, dan sore akan pulang dari kantor saya telepon lagi ke Pangkep dan beritanya Tyasnya habis makan daging kuda.

Malamnya saya ceritrakan ke ibunya, ibunya malahan kepingin pulang ke Makassar.

Alat penyala neon dari akku

Minggu, 22 juni 2008.


Sewaktu ke pasar hari ini sempat menanyakan ke salah satu toko penjual alat elektronik adakah alat penyala lampu neon yang bersumber dari akku 12 volt, ternyata ada harganya Rp 20 000,-
Hari ni belanja habis Rp 5 000,- untuk bensin, Rp 7 000,- untuk ½ kg ikan lele, Rp 7 000,- untuk 2 kg tomat, Rp 2 000,- untuk 1 kg wortel, Rp 2 500,- untuk 1 kg Terong Ungu, Rp 3 000,- untuk 1 kg Lobak putih, dan alat penyala lampu neon dari akku Rp 20 000.-

Pengumuman Yasin

Sabtu, 21 Juni 2008.

Pagi hari ini Yasin akan menerima pengumuman akan lulus atau ngak dia, sehingga pagi ini ia terlihat agak beda, sedikit lebih rajin semangatnya ke sekolah, tetapi tetap juga masih minta disiapkan makanan.

Disebabkan hari ini saya melakukan puasa maka sejak shubuh sudah membuka Al Quran untuk di ingat- ingat bacaannya, sebab bacaan menghafal surah Al- Imran sudah memasuki surah ke 28.
Mengambil konsep jalan kereta api, setiap lintasan kereta api yang aktif dilalui kereta, disana dilakukan pengecekan rel kereta setiap harinya oleh satuan tugas yang diberikan kepada penduduk yang tinggal dekat situ, satu orang bertanggung jawab sejauh 5 km mengontrol lintasan rel, untuk mengetahui ada ngak halangan pada rel sebelum kereta melintas, demikian juga bacaan hafalan Al Quran yang sering dibaca di

Saat mengantar Yasin ke sekolah, Fifi ikut serta, kemudian saat balik pulang lewat belakang sekolahannya Yasin sekarang keadaannya sudah banyak berbeda, banyak rumah-rumah yang didirikan, jalanan sekarang sudah terpotong-potong.

Sesampainya dirumahnya ibunya sudah siap akan berangkat ke sekolahnya Yasin, sebab yang menerima pengumuman lulus itu adalah ibunya, saat Fifi dan ibunya telah berangkar rumah menjadi sepi saat terbaik untuk mulai mengerjakan akku yang kemaren dibeli seharga Rp 90 000,-
Yaitu mengisi akkku yang baru dengan air zuur aku yang termasuk barang keras berbahaya, kemudian disetroomkan. Tetapi sejak kemaren telah menyetroom akku yang lama. Yang bocor salah satu selnya, akku bekas motor, Tidak ada lentikan api saat dua logam di temukan, berarrti akkku ini tidak bisa menyimpan setroom.

Membawa akku yang sudah cacat itu ke rumah pak kosim sambil meminta di patrikan kabel pada lampu indikator yang kemaren dibeli bersamaan dengan membeli akku.

Sesampai di rumah [ak Kosim akku yang cacat itu ternyata memenag tidak ada stroomnya, kemudian setelah lampu itu dipatrei timah untuk menghubungkan kabel ke Akku maka pulang lagi kerumah, sesampainya di rumah lihat akku yang dipasa tadi ternyata mengandung stroom sebab terbukti dites dengan lampu indikator yang bari di pateri kabelnya sekarag menyala.
Langkah berikutnya adalah membawa bangkai lampu emergency yang telah lama sekali umurnya. Neonnya telah hilang, kabel keringnya telah mati ke rumah pak kosim sambil membawa akku yang baru yang telah hidup.
Sesampainya di rumah pak Kosim.lampu emergency itu ditelusuri kabelnya, dan dibuatkan alan untuk menurunkan tegangannya, sebab tegangan akku 12 volt sedangkan lampu emergency 6 volt, tetapi kalau dipasang 6 volt tidak ada perubah stroomya, sehingga dipasang 8 volt. Lampu menyala terang, sekarang dengan modal bangkai lampu emergency yang telah hilang lampu neonnya itu tetapi masih menyala lampu sorotnya, kalau ada PLN mati ngak usah terlalu khawatir.

Masih dirumahnya pak Kosim saat semua kabel akan di pasang ulang, tiba- tiba Fifi datang yang mengatakan jikalau Yasin telah Lulus ujian kelas enamnya.

Setelah itu semua barang dikemas dibawa pulang dan telah membayar pak Kosim, bertiga bermotor pulang.

Sepeda Motor sehat lagi

Selasa, 17 Juni 2008.



Sore hari setelah shalat Ashar saya berjalan menuju bengkel sepeda motor bersama Fifi dan ternyata sepeda motor telah selesai diperbaiki, kerusakan pada stang seher seharga Rp 235 000,- Press Stang Rp 35 000,- Paking Pul Set Rp 35 000,- Sill Mahnit Rp 30 000,- Refresh Rp 85 000,- total Rp 420 000,-

Sekeluarnya motor dari bengkel kotornya setengah mati, sehingga sore ini juga motor saya mandiin dengan menggunakan air dari mamanya Iin.

Sepeda Motor ikut sakit

Senen, 16 Juni 2008.


Pagi jam 09.00 saya mengantar sepeda motor yang telah sakit ini ke bengkel Gayo depan rumahnya pak Kosim, yang ikut ke sana Fifi dan Ibunya, ibunya beralasan akan belanja disamping bengkel, memang disamping bengkel ada warung berjualan sayuran.

Sewaktu kerumahnya pak Kosim sempat diberikan memakai dahulu alat setroom akuu, dan saya coba menyetroom akuu di rumah ternyata akuu nya sudah tiak mau menyimpan stroom.

Ikut Fun Bike, Buang Air berdarah

Minggu, 15 Juni 2008.



Jam 03.00 pagi sudah bangun untuk persiapan berangkat ke Senayan, ngantuk dan semangat bersatu menjadi satu, Fifi diangunkan dan ngak mau juga bangun.

Setelah shalat dua rakaat shalat malam, kemudian membuat jus sayur, dan sempat juga makan sarapan pagi.

Jam 04.00 pagi berangkat, saya tahu motor dalam keadaan sakit, sehingga saya ngak berani kencang sebab kalau rewel dijalanan bisa berabe.

Jalanan masih sepi pagi itu, dan saat melintas di masjid kuning di Cibubur, terdengar adzan shubuh, kesempatan yang baik untuk mengerjakan shalat shubuh di masjid, tetapi setelah mengerjakan shalat terasa ada air hujan rintik turun, sehingga disiapkan mantel jas hujan yang sudah mulai robek disana- sini, yang penting bisa bertahan saja dari siraman air hujan.

Perjalan ke Jakarta melewati kawasan cibubur lama, hujan tak henti- hentinya, gelapnya pagi disebabkan mendung membuat perjalanan sangat lama, melewati Jalan Simatupang juag masih sepi, dan memasuki jalan Antasaari juga masih sepi, disini harus hati- hati sebab sering ada kendaraan yang berkecepatan tinggi nyelonong dan bisa ditabrak.

Memasuki kawasan Blok M juga masih pagi dan hujan masih turun, sudah terasa sepatu ini sudah basah, melewati kantor Departemen Pekerjaan Umum juga rintik hujan tak henti-hentinya.

Memasuki kawasan Senayan belok kiri dan memasuki kantor Menteri Negara Pemuda dan Olah raga keadaan masih sepi dan hujan masih merintik, umbul- umbul tulisan Thalasemia banyak berserakan disana, berarti acara fun bike itu disini mulainya, dan saya masuk dan sasaran parkirnya ada didepan Musholah.

Mulai berkemas melepaskan mantel hujan, dan sasaran pertama saya adalah minuj jus sayur lagi, terasa enak kebadan, walau terkenan kondisi ekstrim pagi ini tidak memberikan pengaruh negatif ke badan.

Kekamar kecil di masjid, terlihat banyak peserta Fun Bike yang tidur di emperan masjid, ternyata setelah saya salami satu persatu mereka datang dari Tangerang, ia tiba di sini sekitar jam 04.00 pagi, berangkat dari Tangerang jam 12.00 malam.

Fifi ikut ke toilet juga, demikian juga istri, setelah beres semua mulai berjalan ke tempat acara berlangsung, dan pagi itu hujan masih merintik, Fifi saya gendong sambil menempatkan plastik diatas kepala untuk menahan hujan rintik tidak terlalu membasahi baju, walau baju sudah basah.

Ibu Arifin terlihat baru keluar dari mobil, dengan pakaian seragam Fun Bike, saya sendiri yang tidak kebagian kaos, setelah itu terlihat mulai membanyak yangh datang, baik dari pengurus Yayasan Thalasemia, pengurus POPTI dan peserta Fun Bike sendiri.

Fifi mulai rewel minta kue, dan didengar oleh panitia, maka salah seorang panitia mengambilkan kue buat Fifi sendiri, menghilangkan rasa laparnya.

Jam berjalan terus, sesuatu yang tidak akan dipungkiri, akhirnya tiba acara start pemberangkatan, setelah semua sudah berangkat saya dengar pengurus POTI dan Yayasan Thalasemia yang mau ikut Fun Bike disiapkan sepedanya, yang ikut saya dan pak Deny dengan anaknya yang juga pesakitan Thalasemia.

Hujan masih mengguyur, saya bersepeda pinjaman panitia ini sangat enak rasanya, dan pergantian persneling giginya sangat licin, setelah keluar dari pintu gerbang langsung belok kiri menuju Rumah Sakit Mintoharjo diseberang jalan besar Gatot Subroto, kemudian menuruni belokan dan masuk jalan semangi belok kiri menuju Thamrin dan balik kanan lurus masuk ke patung api nan tak kunjung padam dekat Panin Bank, kemudian balik kanan menuju Senayan, belok kiri menuju Kantor menteri negara Olah raga kembali.

Sesampainya, disana langsung menyerahkan kembali sepedanya panitia dan menerima sneak makanan kecil dengan minumanya, istri saya datang mendekat mengingatkan jikalau pengunjung sudah banyak dan rebutan tempat duduk, sekarang tempat duduknya di duduki Fifi, saya datangi Fifi, dengan gembira ia minta gendong, sebab ia tidak boleh ikut naik sepeda, sebab hujan.

Setelah itu saya mulai bertanya dimana panitia menyediakan makanan khusus, dan dari jauh saya melihat suami ibu Yayasan lagi makan disalah satu stand makanan, saya menuju kesana dan memang betul juga disana saya minta sate dengan lontong buat istri saya dan saya sendiri, setelah agak lama kemudian Fifi minta mie kocok, semuanya rasanya enak, dan terakhir saya dapat kaos kepanitian setelah ketemu dengan panitia yang mahasiswa kedokteran.

Jam saya perkirakan 10.00 saya mohon diri, walau acara berlangsung meriah, hujan rintik masih menetes rapat. Bertiga saya menuju masjid dimana sepeda motor saya parkir dihalamannya.

Acara itu saya tinggalkan, sementara hujan masih merintik, saya melintas jalan besar sampai di Cawang UKI dan masuk ke Celilitan dan belok kiri menuju Celilitan Kecil untuk tembus ke Taman Mini Indonesia Indah, dan terus melewati terowongan masuk area Cipayung dandisini mulai melepas mantel hujan sebab hujan sudah berhenti.

Jam 11.50 menit masuk rumah badan terasa lelah sekali, pintu rumah terbuka Yasinnya yang menjaga rumah, keluar bersepeda dengan tidak menutup pintu rumah.

Kucing dirumah yang berumur tiga hari ini meninggal dunia, istri saya terlihat sedikit sedih, sebab ia telah meninggalkan semuanya yang ada, tidak lagi terdengar lengking tangisan kucing di malam hari yang kehausan meminta minum susu, dimana induknya tidak lagi mau meminumkannya.

Setelah shalat Dzuhur, buang air terasa sakit dan ada tetesan darah, saya lemas jadinya.

Saya bawa istirahat tidur.

Sambil berbaring apakah ini disebabkan kerena naik sepeda.

Perbaikan Sepedanya Yasin

Sabtu, 14 Juni 2008.

Pagi- pagi sudah ke Pasar mengingat besok hari minggu ada acara Fun Bike yang diselenggarakan Yayasan Thalasemia, kita sebagai POPTI akn ikut berpartisipasi, berarti ngak bisa ke pasar.

Fifi ikut juga kepasar, kalau kepasar hari Sabtu, jalan raya sangat ramai sebab para pekerja pabrik dengan mobil angkutan barangnya yang super berat pasti lewat sebab mereka tidak libur, sehingga ramai terlihat.

Fifi makan bakpao di pasar, saya temani Fifi makan sampai habis, berteduh dipayung pedagang buah.

Untuk persiapan besok pagi, hari ini ke bengkel sebab sepeda motor tidak enak suaranya, setelah dibongkar dipesan oleh tukang bengkel kalau masih bersuara kemungkinan batang tengah Stang seher yang terkena, sudah aus dan harus diganti.

Sehabis shalat Dzuhur Yasin merengek minta diperbaiki sepeda dayungnya, padahal badan terasa lemas sebab sedang berpuasa, tetapi harus dikuatkan untuk itu sepeda Yasin dikeluarkan dan dinaikan ke Motor sedangkan Yasinnya duduk digoncengan sambil memegang sepedanya.

Fifi yang ditinggal menanggis sekencang-kencangnya ingin ikut, tetapi kerena ngak ada tempat maka saya abaikan saja tangisannya, pada saat memilih bengkel mana yang akan dituju, makan dipilih bengkel yang dekat dengan sekolah SD Nyaklindung Mampir, sebab sepeda ini hanya membutuhkan rantai saja. Setibanya disana menunggu lama sebab rantai sepeda dayungnya Yasin ini ada di toko yang lain sehingga untuk itu tukang bengkel menelpon ke pada toko tersebut untuk mengirimkan rantai sepeda dayung.

Sambil menunggu ini datang pedagang spritus, ia datang menjajakan spritus kepada bengkel yang menambal ban sepeda motor, sebab spritus ini adalah bahan bakarnya menambal ban.

Bengkel itu di pinggir jalan desa tetapi lintasan kendaraan yang lewat sangat ramai, sehingga hadirnya bengkel dipinggir jalan ini sangat mempengaruhi kecepatan kendaraan yang lewat.

Tyas dari Denpasar ke Makassar

Jumat, 13 Juni 2008.



Di kantor sejak pagi Ibu Nini, menanyakan bagaimana soal keberangkatan Tyas yang akan ke Makassar menjemput Astari, apakah diperlukan bantuan dari Ibu Madke yang di Makassar, sebab ibu Madke telah bersedia menyewakan kendaraan untuk menjemput Tyas nanti malam, kepada saya bagainmana saya sempat menghubungi Tyas.

Dikantor, Tyas melalui telepon mengatakan akan berangkat nanti sore, pagi ini ia sedang mempersiapkan diri untuk mengemas barang.

Peristiwa terasa ajaib sih padahal biasa saja yang namanya proses, yaitu sewaktu saya sore itu memasuki rumah, ada SMS masuk yang ternyata dari Tyas bahwa ia sudah memasuki airport di ruang tunggu, dan saya mulai berkemas untuk shalat maghrib dan makan malam dan saat akan shalat Isya, ada SMS dari Tyas jikalau Tyasnya sudah mendarat di Lapangan Terbang Hasanudin Makasar.

Ternyata Tyas mengirim SMS sewaktu pesawat baru saja menyentuh ujung landasan.

Saya sudah pesan ke Aswan jikalau Aswan harus menjemput Tyas di airport malam ini.

Sewaktu saya menghubungi Ilham Pamannya ia belum sampai di Airport, diperkirakan 10 menit lagi akan memasuki air port.

Saya ingatkan pada Tyas untuk menunggu Om Ilham yang datang 10 menit lagi.

Dan sewaktu dihubungi lagi melalu Hp ternyata Tyasnya sudah sampai dirumahnya Tantenya di Maros, dan mampir sebentar dan berangkat lagi ke Pangkep.

Lanjutan pemeriksaan Kondisi Yasin di RSCM

Kamis. 12 Juni 2008.

Ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, melanjutkan kemaren, kemaren hanya bisa periksa jantung saja, sekarang periksa darah lengkap, dan Kemaren Yasin tidak dalam keadaan puasa sehingga tidak bisa diambil darahnya untuk diperiksa dan sekarang Yasin dalam keadaan puasa.

Berangkat dari rumah saja Yasin dalam keadaan dingin kakinya dan pucat, sangat menderita ia terlihat lemas, dalam perjalanan berangkat malahan tidak berani berjalan cepat, takut masuk angin dan muntah, sehingga sewaktu antri mencari SPJP di RSCM ia saya ajak masuk ruangan dan duduk, setelah itu keloket 3 Laboratorium untuk mulai mengawali proses lab, setelah itu memasuki loket pembayaran untuk membayar segala keperluan pemeriksaan, dan berikutnya memasuki loket pengambilan darah.

Setelah pengambilan darah pertama Yasin di ijinkan untuk makan dan minum, dan di ingatkan nanti jam 11,20 untuk datang lagi pengambilan darah kedua, setelah itu Yasin bergegas ke akntin FKUI untuk makan, makanan yang dipesan Yasin nasi Rp 2 000,- ayam goreng satu potong Rp 4 500,- sayur buncis dan kacang panjang Rp 2000,-, minumannya jus mangga Rp 3 500,- dan saya sendiri memesan Tempe goreng Rp 1 000,- dan Sayur Rp 1 000,- dan nasinya membawas endiri dari rumah.

Kerena ini hari Kamis, sekalian kedatangannya saya ke RSCM saya manfaatkan untuk piket POPTI, sesampainya disana, Kuat memperlihatkan kepada saya perihal Form pendataan Ulang pasien Thalasemia yang dirawat di RSCM, saya perbaiki dan dicetak ulang oleh Kuat.

Jam 12.30 pak Andrehasaan dan pak Murjani datang untuk piket segala, tetapi kerena ini sudah siang saya ijin untuk pulang, sebelumnya dengan Kuat disediakan makanan siang beriupa soto daging dua mangkok bersama Yasin, saya pikir Yasin ngak mau, ternyata habis.


Masuk rumah siang ini jam 15.15, sangat lelah rasanya. Dirumah telah disiapkan kolak panas dan yang makan malahan Fifinya, yang makan, dirumah kucing telah melahirkan tetapi induknya tidak mau memberi makan.

Yasin di RSCM di lihat Jantungnya

Rabu, 11 Juni 2008.

Mengantar Yasin ke RSCM untuk ngecek Jantung dan ngecek lab Darahnya yang diperiksa banyak sekali, hanya kerena Yasin tidak puasa hari ini maka cek darahnya Yasin dibatalkan, besok pagi datang dalam keadaan puasa.

Pemeriksaan jantung kerena hal ini untuk pertama kali dilakukan, untuk mencari dimana ruang pemeriksaannya saja harus bertanya beberapa kali, sudah sampai di depan di lantai atas baru disana diingatkan untuk mengurus administrasi pembayarannya terlebih dahulu, saat disini saya sedikit kepayahan sehingga barang yang sudah ada didalam tas tetapi dalam memori saya barang itu hilang sehingga saya sedikit gelisa, mengingat selembar berkas itu sangat penting.

Tetapi setelah dibongkar map, saat itu ada anak sakit jiwa datang mendekat, dan saya berkomunikasi dengannya, sementara ayahnya marah, saya ingatkan kepada Ayahnya bahwa untuk membesarkan anak sakit memang harus ekstra sabar.

Saat selesai semua urusan administrasi, kembali ke ruangan Jantung, disini Yasin yang ngak mau ikutan mengurus hilir mudiknya berkas, ia mau menunggu di ruang tunggu jantung, sewaktu saya kembali ke ruangan ini Yasinnnya tidak ada.

Lho yang mau diperiksa jantungnya siapa, Yasinmenghilang kemana, saya sampai sempat bertanya pada Kuat yang saat itu datang melintas mencari dokter untuk mulai memasuki ruangan konsultasi pasien thalasemia.

Jam 11.50 Jantungnya Yasin mulai diperiksa, dengan suatu alat pengindra, terlihat debaran jantungnya Yasin di hitung sekala dan kecepatan dan denyutannya, sampai 45 menit lamanya pemeriksaan.

Sebagai Informasi, Yasin ini telah 3 tahun di transfusi dalam perawata thalasemianya.

Shalat Dzuhur berjamaah dibawa diujung poli anak yang dibuatkan tempat shalat berjamaah. Makmumnya para petugas keuangan RSCM Poli Anak.

Saat akan makan siang, Yasinnya minta makan dikantor Pasar Jumat saja, akhirnya saya secepatnya berangkat ke kantor.

Di Buncit sempat ganti olie motor, untuk olie motor Prima XP yang biasa dipakai harganya sudah naik menjadi Rp 25 000,- saya masih mencari olie yang seharga Rp 20 000,- berarti saya merubah jenis oleinya, yang terpilih olie supra, Sesampainya di Kantor siang itu langsung makan, dimana diruangan makan lagi banyak orang yang makan, saya dengan Yasin berusaha tidak memperhatikan masalah ini, yang penting bagaimana Yasinnya bisa makan.

Rupanya dikantor sedang pergi semua orang sebab ada orang tua salah seorang staf diruang kerja ini meninggal dunia, sehingga pergi nyelawat lah mereka semuanya.

Yasinnya malahan bermain komputer, semua game komputer yang di kopy dibawa kerumah ngak bisa dimainkan sebab beda pentiumnya, di rumah pentium tiga sedangkan di kantor pentium empat.

Setelah shalat Ashar saya mengajak Yasin untuk pulang sebab kalau terlambat akan kemalaman sampai dirumah.

sedikit kebingungan

Selasa, 10 Juni 2008.

Ada sesuatu keinginan yang terkadang sangat janggal, sebab hampir dipastikan sangat banyak yang tidak sepaham, yaitu bagaimana melihat sekian banyaknya manusia dimuka bumi ini dan mendapat perlakukan yang sama.

Makan yang sama, bertempat tinggal yang sama, dengan jumlah manusia sekian banyak ini hampir kemampuan kita habis untuk memunguti butir- butir beras yang berserak.

Ada beberapa orang yang melihat peluang untuk memanfaatkan banyaknya manusia yang bertebaran ini, masalah pangan, hampir setiap hari dikeluarkan menu- menu tertentu yang merangsang selera, tetapi berharga mahal, sebab menu itu sendiri di susun dari bahan- bahan yang memang sudah mahal harganya, tetapi untuk berfikir sederhana bagaimana memberi makanan minimum kepada setiap insan.


Terkadang masih banyak hal yang harus dikerjakan, diperlukan pemikiran yang lebih intensip untuk meraihnya.

Tapi ide awal untuk itu belum tercukupi.

Blogger di isi lagi

Senen, 9 Juni 2008.


Sudah beberapa hari ini Blogger ini tidak saya sentuh, hampir dari hari kehari sangat sedikit untuk diberitakan, kesulitan ekonomi akibat kenaikan BBM menjadi Rp 6 000,- yang sebelumnya Rp 4 500,- sangat terasa.
Langit masih membersitkan warna kejingga di saat senjanya
Adzan masih berkumandang
Berarti masih ada peluang untuk mencari jalan keluar.
Demo kenaikan harga yang menyatakan bahwa rakyat keberatan dengan kenaikan harga tersebut, oleh pemerintah tidak di hiraukan
Rakyat hanya dianggap angin lalu
Selama rakyat tidak menunjukan kekuatannya
Pemerintah akan selalu memandang remeh terhadapnya
Siapa rakyat dan siapa pemerintah
Rakyat tidak perlu pemerintah
Sebab ada atau tidak ada tidak terasa adanya
Fifi sakit
Sejak minggu lalu Fifi sakit, mulai terasa sakit sewaktu kamis tanggal 29 Mei 2008 saat buka puasa, kali ini ingin membawa anak-anak makan nasi padang dekat dari rumah, entahlan udara siang hari ini sangat panas sehingga Fifi senang sekali mandi siang, tetapi ditelinga Fifi ada pengorek kotoran telinga, ia mulai berani sendiri mengorek telingannya.
Malamnya buka puasa di warung padang, Fifi dangan mamanya gabung memilih nasi rempeyek sebab daging rendang kesukaan anak- anak sudah habis diborong, dan Yasin dan saya cukup makan nasi padang dengan lauk perkedel kentang sehingga semuanya habis Rp 12 000,-
Tetapi sepulangnya sesampainya di rumah, Fifi mengeluh sakit telinga kirinya, yang dikorek tadi siang, dan sakitnya berlanjut, sehingga sewaktu tengah malam saya terpaksa memarut kunyit dan meminumkannnya sebanyak dua sendok makan, untuk mencegah terjadinya infeksi, dan sekitar jam 11 malam ia gelisah dan menangis terus dan saya mencari cadangan tablet parasetamol untuk meringankan sakitnya
Dan esok paginya di hari Jumat Fifi dan ibunya saya antar ke Puskesmas Gandoang.

Beras
Sejak minggu lalu hari senen tanggal 2 Juni 2008 saya sudah mulai bertanya kepada setiap toko beras yang saya lewati, ada toko beras di Cibubur di lapangan tembak dan beras yang paling murah dan jelek Rp 240 000,- dan beras yang ada di dekat Masjid di Pasar Cibubur juga sama harganya Rp 235 000,- semuanya saya perhitungkan jaraka dan lamanya untuk memabawanya kerumah, sehingga sewaktu istri mengatakan jikalau beras sudah habis pada hari Jumat 6 Juni 2008, besoknya hari Sabtu 7 Juni 2008 sudah membeli beras di pasar Gandoang seharga Rp 235 000,-

Beras itu memang terasa mahal dengan harga ini
Tetapi bagaimana, anak- anak harus makan.

Astari mau pulang

Hari ini saya kirim uang lagi ke Tyas sebanyak satu juta rupiah, untuk menjemput Astari yang kepingin pulang ke Jakarta dari Pangkep, ia tidak ingin naik pesawat sendiri.

Kecelakaan sekeluarga di Jawa Timur10 menit sebelum mereka celaka, mereka berti terdiri dari ayah anak dan istri mengendarai motor ditabarak dari belakang mobil mewah yang sedang melaju kencang, polisi yang memberi keterangan malahan menyalahkan orang yang telah meninggal dan ditabrak, polisi kita masih menyalak kepada orang yang menderita, dan sudah mati.
Lima menit sebelum mereka meninggal saya yakin mereka bertiga yang sore itu mengendarai motor, sempat bergembira menikmati angin yang bertiup, dan tidak menduga kalau ia akan meninggal beberapa detik berikutnya.

Rumah di samping.

Yang dikerjakan oleh tukang-tukang kepala angin, sekarang sudah berhenti, sudah seminggu ini tidak ada kegiatan, sebab yang saya dengar uangnya yang sepuluh juta sudah habis terpakai, sekarang pertanyaan, kalau si empunyanya rumah tidak membayar pada tukang berarti bangunan ini akan ditelantarkan, sekarang bagaimana keadaan atap rumah saya yang terkena imbas dari pembongkaran rumah di sampingnya.

Untuk pulang terlambat.
Sudah hampir beberapa minggu ini saya tidak lagi mau pulang melewati maghrib di kantor, sebab ada perubahan pola makan di kantor, tidak ada lagi makan malam diberikan kepada pegawai yang pulang hingga jam 7 malam.

Berangkat ke Bekasi

Senen, 19 Mei 2008.

Persiapan berangkat ke Bekasi, Pagi hari sesudah shubuh, Yasin masih belum bangun, ia ngak mau shalat berjamaah, tetapi membuat keributan, ia didorong oleh adiknya sebab adiknya Fifi ngak mau tidur ada Yasin disampingnya, oleh sebab itu pagi-pagi sudah ramai, untuk menenangkan suasana saya menggendong Fifi dan saya ajak keluar untuk ke warung tetangga yang sudah buka pagi- pagi, dan Fifi langsung mengambil gorengan tempeh satu biji.

Sesampainya dikamar Yasin lihat rebut lagi sebab ia minta juga tetapi ngak mau jalan, dan ngak mau minta satu, kerena ia telah melaksanakan shalat oleh ibunya di lunakan untuk memberikan tiga buah gorengan pisang goring, tetapi masih ngamuk dengan Fifi.

Pagi-pagi Yasin sudah kena ceples sebab masih menceples Fifi yang sudah tenang.

Hp berbunyi SMS kosong dari pak Jajak dan saya membalas menceritrakan soal ramainya anak-anak di pagi hari rebutan pisang goreng.

Jus sayur telah dipotong- potong oleh istri, kemaren kepasar dihari minggu belanja nya di fokuskan kepada tiga komponen utama dukungan minimal jus sayur, adalah tomat 2 kg, terong ungu 1 kg dan wortel 1kg. dan pagi ini mulai dikeluarkan nuntuk dipakai sebagiannya, ditambah lagi dengan jeruk manis, daun mengkudu, daun kumis kucing, daun cacar air, buah leunca, buah mengkudu.
Bahan-bahan sayuran tadi di jus, disaring diperas dan langsung diminum.

10 menit telah berlalu, makan pagi dengan lauk gorengan temped an sebutir gorengan olahan yang dibeli di pasar kemaren, gorengan ini sangat sedikit daging ayamnya, tetapi judul penjualannya olahan daging ayam.

Shalat Dlhuha tepat jam 06.30 pagi.

Komputer jinjing milik kantor telah di kemas dan tas kantor telah siap dan sekarang giliran melihat kesiapan motor, ternyata air aki nya di elemen nomer dua sisi kiri kembali turun, isi air aki lagi agar tergenangi elemennya.

Jam 07.20 berangkat ke Bekasi, Yasin ngak sekolah, ia ikut naik motor bersama Fifi sampai lapangan RT I.

Perjalanan santai, untuk apa cepat-cepat, pertama memang motor sudah btermasuk tua,
Apalagi kemaren Sophan Sophian sang bintang Film itu meninggal kerena jatuh dari motor.

Ditempat yang sepi saat memotong jalan lewat dikompleks property Metropolitan, ada seseorang naik motoring mengiringi, saya pikir wah ini penodong an di npagi hari, sebab saya merasa pagi ini saya membawa barang berharga berupa laptopnya kantor. Laptop ini seharga 7 juta rupiah.
Tiba-tiba saya merasa ada tangan menggapai pundak saya, saya pikir mungkin ini saya disuruh minggir oleh sipenodong untuk menyerahkan barang yang saya bawa, saya dengan tenang saja tak menghiraukan mereka, tetapi sewaktu saya mengurangi kecepatan dan menoleh kekanan , untuk mencoba mengenali siapa yang mengiringi saya bermotor pagi ini ternyata Sarjono tetangga yang bekerja di Bekasi, ia bertanya mau ke Bekasi, say meng iya kan, kemudian ia melesat cepat dengan sepeda motornya.

Sepanjang Jalan menuju ke Bekasi, lintasan Cileungsi Bekasi ini banyak dijumpai kerusakan jalan dan yang paling parang ada didepannya Dayani Garment, kerusakan ini sudah sejak tuju tahunan yang lalu,sehingga dari isni saya berfikir apakah pemerintah daerah tidak bisa digugat ke pengadilan atas keteledorannya tidak memperbaiki sarana umum ini.

Jam 08.50 sudah tiba di tujuan, dan computer tas kantor saya letakan dimeja paling depan dan saya tinggalkan untuk mulai silaturahmi dengan sesama pegawai Balai Irigasi Bekasi, melihat banyak pengalaman para orang-oarng yang duduk distaff pimpinan, dan melihat meja kosong yang ditinggal pensiun oleh pegawai dan belum ada penggantinya.

Jam 09.30 acara akan dimulai, saya kembali keruangan, ruangan sudah banyak orang, ruangan terlihat sempit sebab banyak yang bhadir, ada dari Surabaya, ada makassar, ada Medan ada Cilacap Jogjakarta, Bali, buleleng ramai juga, dan lebih lagi yang membuat saya stress adalah saya menjumpai meja saya sudah diisi oleh orang Badan Litbang, saya datangi orang tersebut dan saya tanyakan dengan sedikit menderam, kenapa beraninya memindahkan tas saya dari meja ini, sedikit mengancam kemana computer jinjing saya, ia bilang sya mendapati meja init as computer bapak sudah kosong, pikiran saya cepat berfikir mengapa sangat terorganiosirnya pencoleng computer didalam ruangan rapat interna ini, saya dekati orang utusan dari kantor Pasar Jumat, apakah dia berani mengambil computer saya, ia builamng tidak tahu pak, bapak taruh mana, ternyata ada seorang ibu Balitbang yang berkata ini computer bapak, saya pikir computer panitia.

Dengan kalem saya mengatakan benar, dan mari kita atur posisi meja, sebab meja yang sudah saya klaim kerena saya datang lebih dahulu, telah mereka klaim.

Tetapi sedikit ketegangan bahwa computer hilang dari ruangan ini sedikit membuat orang bertengak tengok.

Jam 09.37 acara dibuka oleh ibu Nur Kifli.

- POK kewajiban setiap Satker harus disusun masing-masing Satker.
- POK harus mendapat persetujuan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Dept PU.
- Balitbang adalah lembaga riset sehingga konsep penyerapan dana pembangunan agak berbeda dengan lembaga non riset lainnya.
- POK ada yang bersifat umum artinya semua lembaga dibawa Balitbang pasti ada mempunyai seperti pos gajih Upah, pemeliharaan kantor, dan ada yang bersifat khusus sesuai dengan karakteristik Satker yang bersangkutan.
- Masing-masing Pusat Penelitian bisa mengemukakan spesifik penelitiannya sesuai dengan apa yang di sandangnya, konsep ini yang perlu mendapat penekanan, seberapa jauh boleh dan tidaknya, asal tidak keluar dari tujuan Departemen Pekerjaan Umum.
- Ada perubahan belanja modal bisa dibelanjkan barang mengingat sulit dan rumitnya untuk belanja modal daripada belanja barang.
- Acara Diskusi dan Paparan Eseelon II.
- Menuyusun organisasi Satker
- Ada perkembangan terakhir susunan organisasi Satker, barangkali saja ada masukan.
- Peraturan Departemen PU yang Mengikat harus diperhatikan.
- Revisi SP2D
- Ada usulan Revisi BAS
- Ada istilah Ass perencanaan dan yang lain Ass Teknis apakah perlu disamakan.
- BAS efektife 1 Maret 2008.
- Methoda revisi yang diusulkan tanpa BAS terlebih dahulu kemudian disusul revisi BAS.
- Tergantung Satker untuk merasa penting adanya Ass Teknis, jikalau dianggap penting yang penting dan kalau tidak penting ya tidak penting.

Secara Umum acara hari ini lebih banyak bersifat :

- Kegiatan ini lebih cenderung Best Practice pelaksanaan anggaran masing- masing Satker.
- Pertemuan agak jenuh dan monoton, peserta pertemuan hanya semngat diawal kegiatan dan jam- jam berikutnya sudah terlihat tak bereaksi, sebab masing- masing peserta yang dikirim dari masing- masing Satker lebih banyak memikirkan pekerjaannya sendiri, sambil mengukur ke satker yang lain, apakah ia dalam posisi ketinggalan ngak.
- Ada keluhan dari Balai Jakarta, kecendrungan membuat balai-balai adalah seperti Sapi Perahan.

Setelah Shalat Dlhuhur, makan siang dan pindah ruangan, saya sangat bersyukur sebab bisa shalat berpindah tempat tidak rutin di Pasar Jumat saja.

Naik keruangan lantai Tiga untuk mulai menyusun kelompok POK.

Setelah shalat Ashar di masjid kecil diujung halaman kompleks balai Irigasi ini baru bisa di mamklumi kenapa Bekasi ini yang sudah sangat tidak nyamann ini masih bisa damai saja, sebab setiap adzan dikumandangkan banyak nyang shalat, hanya satu ini saja yang meruntuhkan konsep saya bahwa Bekasi ini masih bisa diperbaiki.

Setelah shalat Ashar sewaktu saya memandang kearah kejauhan memandang lurus penggal jalan dalam komplek balai Irisgasi ini, pola balai adalah linier, sehingga melahirkan pemandangan yang lurus sepanjang halaman balai, saya teringat peristiwa 1991 akhir saat test pendidikan bagi Pimpro Tata Ruang, saat itu saya memegang Pimpro Tata Ruang Irian Jaya, untuk di didik di Perancis, disinilah saya di test, dan ada teman tsst yang bernama bapak Burhanudin, ia lulus test dan meninggal saat tsunami melanda Aceh, saat itu ia telah menjabat ketua PU Dinas Aceh.

Saat sore menjelang, pekerjaan sudah usai, telah dikumpulkann draftnya untuk selanjutnya memperlihatkan dengan pimpinan dikantor untuk mendapat persetujuan dan dikumpulkan hari Kamis, dua hari lagi.

Saat saya memutuskan untuk pulang, matahari sore sudah mendekati bumi, suasana sore bekasi terlihat dari depan kantor ke arah jalan inspeksi sungai terusan kemacetan sedang terjadi.

Tiba-tiba kekosongan terbentang dijalan didepan kompleks irigasi, dan saya langsung menyebrangh jalan untuk mengawali perjalanan pulang, kemacetan sudah mulai terlihat sebab sistim persilangan k3endaraan banyak yang tidak mengikuti aturan selayaknya suatu kota yang baik, persilangan jalan itu dibiarkan tumbuh alamia.

Lobang – lobang dijalan kerena terlalu banyaknya sehingga susah di ingat di lokasi mana lobang yang paling mencekam itu berada, tetapi hakekat lobang jalanan, pada saat jalanan mulus dan terdapat lobang jalanan maka keberadaan lobang itu sangat mengganggu, tetapi jikalau lobang itu mewarnai semua hamparan dari Bekasi ke Cileungsi, ada lobang malahan siap-siap untuk diterjuni, enak juga saat badan ini berkendaraan menuruni lobang, terasa dunia ini tidak selalu rata.

Untungnya apa, tidak hujan saja, sebab kalau hujan lobang besar itu akan menjadi kubangan besar, yang akan mengundang air untuk berkumpul dan bertahan disana berlama-lama, sebab tidak ada sistim untuk mengalirkan berupa drainage jalanan, pemerintah Bekasi tidak membuat drainage itulah kesalahan besarnya.

Sesampai dirumah, rumah tetangga yang ditelantarkan sejak bertahun-tahun sudah dirontokan oleh tukang-tukang yang dibayar oleh pembeli barunya.

Bintilan di Mata

Kamis, 15 Mei 2008.

Ternyata demam saya beberapa hari ini disebabkan virus bintil di ujung mata sebelah kiri, diketahui setelah bercermin sewaktu akan berangkat kekantor pagi ini, kalau penyakit ini sih gampang pengobatannya, saya minta tolong pada istri untuk mengambilkan se siung bawang putih dan saya iris setipis-tipisnya dan irisan itu saya letakan di kelopak mata bawah ujung mata kiri, pedisnya bukan main, untuk itu saya memerlukan baring sebentar.
Sementara itu temannya Yasin sudah datang, dan dia melihat apa yang saya kerjakan, setelah perih di mata agak menurun saya langsung menurunkan motor, dan mulai mengisi air aki, untuk beberapa hari ini di sel nomer dua dari kiri pada aki sering menurun drastis air akinya, apakah bocor pikirku.

Kerena motor dinaiki bertiga sehingga ban agak kempes jadinya, mampir sebentar di rumah Sarjono utuk meminjam pompanya dan mulai memompa, kemudian berangkat ke sekolahnya Yasin untuk langsung berangkat ke kantor.

Sewaktu membeli bensin motor, saya sudah memperkirakan bahwa kenaikan harga sudah terjadi, ternyata kenaikan harga BBM diberlakukan nanti tanggal 23 bulan ini.

Badan agak sakit


Rabu, 14 Mei 2008.


Semenjak pulang kantor kemaren sore perasaan kurang enak, ada sedikit demam, terutama di bagian mata, badan agak mual sedikit, terjadi perlemahan, sudah minum jus sayur, agak sedikit naik stamina, langsung mengantar Yasin utnuk mengikuti ujian UN nya, kemudian istirahat.

Selepas shalat isya memasang alat desferal diperutnya Yasin, rencananya tadi siang tetapi Yasinnya minta malam.

Yasin ujian UN klas enam SD

Selasa, 13 Mei 2008.



Yasin Ujian UN, untuk SD kelas enam. Ia sudah siap berangkat sejak jam 06.00 pagi, dan berangkatnya jam 06.21 dan setibanya disekolah saya lihat baru tiga orang yang datang, saya ingatkan pada Yasin yang penting percaya diri saja.

Tiba dikantor jam 08.02, masih pagi dan langsung makan nasi ikan yang dibawa dari rumah sebab tadi ngak sempat makan, hanya minum jus sayur saja.

Lari-lari sore hari

Senen, 12 Mei 2008.

Berlari-lari-lari, setelah mengerjakan shalat Ashar di kantor, ganti celana panjang dengan celana training, kemudian baju kaos atasan yang memang sudah dipakai sejak dari rumah, kemudian bersepatu lantas menuruni tangga dan menuju pintu belakang menuju jalan tol yang sepi, angin berhembus sepoi sore ini, berlari memasuki pengantar jalan tol, hingga dibawa jembatan jalan lokal, kemudian balik lagi ke lampu merah dan balik lagi berlari ke jembatan tadi, bolak balik hingga 4 kali.
Dirasa cukup lelah balik lagi kekantor dan di tengah jalan melihat ada truk 8 ton terjerembab dalam aspal yang bekas galian, aspal itu tidak sanggup menahan muatan truk yang berat.

Truk seberat itu akan di tarik dengan rantai kecil, saat itu saya ingatkan bahwa hal tersebut tidak bisa dilakukan, saya sarankan untuk minta bantuan polisi.

Istirahat sebentar, kemudian belum sempat mandi adzan Maghrib datang, saat untuk berbuka puasa.

Mandi dikantor, shalat maghrib, dan makan buka puasa, dan langsung pulang.

Mengejar shalat Isya di Masjid depan Cijantung, saat baru sampai di masjid tersebut, makmumnya pada bubaran sebab shalat telah selesai.

Shalat sendiri untuk membatalkan kewajiban shalat Isya.

Jalan pulang di bawa gelapnya malam.