selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Khamis, April 30, 2009

Istiqomah

Jumat, 16 Januari 2009.





Tetangga meninggal dunia, sebelum berangkat kekantor menyempatkan diri untuk menengok, orang tua itu sudah diketahui sakit dengan penampilan wajah pucat.

Ia lahir di kamp pengungsian dan sekarang meninggal di Gaza, serangan meriam dan tembakan pesawat dari Israel, Salah satu pemimpin senior gerakan Hamas di Gaza, Said Siyam, tewas karena serangan udara, kata pejabat Hamas dan Israel.

Sekitar 1.083 penduduk Gaza tewas sejak operasi Israel dimulai, kata departemen kesehatan Gaza hari Kamis. Hampir sepertiganya adalah anak anak, tambah sumber tersebut.
Tiga belas warga Israel, termasuk tiga warga sipil, tewas.

inilah sepotong berita dari BBC London pagi ini.

Memang sedih, yang lemah selalu akan dilemahkan, untuk mencari pembelaan suatu konsep.
Rapat dikantor tentang Pendampingan Masyarakat di Kali Surabaya yang tidak memenuhi sasaran, sebab pemangku kepentingan dikalangan pemerintah sednrii tidak ada kekompakan. kesepakatan yang telah dirintis sekarang di abaikan.

Keluar SK Pengangkatan saya menjadi Jabatan Fungsional Penataan Ruang

Siang hari rapat di Patimura Departemen Pekerjaan Umum perihal pengelolah teknis tata bangunan. jumpa banyak rekan yang mulai tua dengan rambut memutih.

Mampir ke Al Azhar sebagai komitmen kalau ke Departemen sempatkan mampir ke Al Azhar untuk naruh uang disana dan Insya Allah rezeki lancar.
Saat pulang sore sudah menjelang, kemacetanan lalu lintas sudah mengekor. saya lewat Kemang dan di perkuburan Jeruk purut motor mati, saya dorong sebab macetnya luar biasa.
Ganti olie di buncit. Hari sudah menjelang sore,

Shalat di Masjid kecil, didepan Graha Cijantung.

Sempat mampir di Giant untuk membeli satu ekor ayam seharga Rp 20 000,-
Senen, 12 Januari 2009.
Antara mata terpejam kerena ngantuknya, tetapi jam 02.30 saat penjaga tidur bersuara nyaring membangunkan tidur untuk sadar jikalau ini adalah akan menjelang hari senen, saat terbaik menghadap Allah dengan puasa sehari dan shalat tahajud.
Saat makan sahur bersama istri sempat melemparkan ide jikalau ada rumah negara yang menampung semua bayi- bayi lahir yang tak dihendaki, untuk menghindarkan diri dari pengabaian hak manusia, dibunuh sewaktu kecil, sebab tak dikehendaki hidupnya walau oleh ibunya sendiri.

Istri saya mengatakan jikalau sudah ada selama ini, tetapi bukan atas nama negara, atas nama yayasan.

Saya melihat kerena terdapat faktor yang meresahkan dikalangan masyarakat, di iringi dengan banyaknya PHK otomatis angka kelahiran yang tak dikehendaki akan bertambah.

Cuaca cerah diatas Masjid Cileungsi, sesaat setelah mengerjakan shalat Dlhuha pagi ini, terlihat tiga orang yang berada dimesjid sejak kefdatangan saya sebelum shalat dan sekarang mereka masih berada di serambi depan masjid, entah apa yang dibahas, perjalanan cukup tenang, hanya ada sedikit ada suara ngak enak di motor, khawatirnya ada gangguan mesin, sehingga motor tidak di larikan dalam kekuatan penuh, perlahan saja, toh hari masih pagi.
Berangkat pagi kerena Astarinya minta diberangkatkan pagi hari.
Jam 08.00 sudah memasuki kantor.


Hingga pagi hari ini Israel telah menewaskan lebih 800 orang palestina, dan sebagian besar adalah anak- bayi dengan ibu serta wanitanya.

Rapat Pembahasan strategis menghadapi tahun 2009.
Rapat mulai jam 10.20 pagi.

Pada tahun ini di ingatkan jikalau akan menghadapi pemilihan umum,
Hasil-hasil penelitian tahun 2008 harap sudah dimasyarakatkan di direktorat-direktorat.
Kajian tadi ada manfaatnya atau ngak, berpengaruh positip atau ngak.
Dalam penyajian ke Sektor judul bisa disesuaikan sebab sudah tidak mengikat dengan mata anggaran..


Menguhubungi Okevision, katanya siang ini otorisasi tayangan akan di buka, tayangan di rumah mulai tidak bisa dilihat sejak hari jumat kemaren jam 04.00 pagi.

Ibu Nini, sedang di luar negeri, tidak disebutkan lokasinya, dihubungi dari HPnya.


Pulang setelah shalat maghrib di kantor, dan makan buka puasa, tetapi setibanya di perempatan Pondok Indah , macetnya luar biasa terdapat di penggal jalan Citos sampai di perempatan ke Trakindo.

Dari kejauhan mengular lampu berwarna merah, sementara itu hujan turun ngak naggung- nanggung.

Putuskan shalat Isya di masjid kantor Pajak, suasana sepi sebab sudah jam 20.00.


Malam semakin gelap.
Sempat mampir di Giant di Kranggan, semalam begitu yang di korting ngak ada, termasuk kurang tepat perhitungannya.
Yang dibeli hanya satu bundar ayam.

Jam 22.00 memasuki rumah, oleh-oleh makanan rapat siang dua acara rapat itu dikerubutin antara Yasin dengan Astari yang belum tidur juga.

Hidung terhambat pilek

Selasa, 13 Januari 2009


Wekker pembangun tidur berdering jam 03.17, yang disasar pertama adalah secepatnya shalat malam, sebab hari ke hari ini sangat sekali kebutuhan pertolongan Allah semata.

Hidung terasa ada hambatan, reaksi atas kehujanan semalam, ini harus secepatnya di minumkan jus sayur, setelah shalat shubuh mengerjakan jus sayur terdiri dari, Mengkudu, jambu merah, nenas, terong ungu, buncis, tomat, wortel, sawi putih.

Tiga gelas langsung diminum dan dunia berubah, optimis semakin mengental.

Keluar rumah mencuci motor yang semalaman habis kehujanan, lumpur di motor, langit masih gelap.

Ada suatu semangat ke kantor, walau langit menghitam kerena mendung sudah menggantung, betul juga belum sampai sekolahannya Astari Hujan sudah mulai menurun.

Astari tiba disekolah dengan sedikit kebasahan kemudian lanjut perjalanan ke masjid Cileungsi, kerena tadi membawa sarung dari rumah, sehingga shalat dluhanya pagi ini sangat khusuk, nikmat sekali, hujan deras masih mengucur, tetapi ketakwaan pada Allah masih terbina.

Saat selesai shalat, sambil melipat sajadah dan melepas sarung, terlihat udara yang abu- abu menutup cakrawala di pagi ini, hujan deras memang sudah memasuki musimnya.

Macetnya sangat luar biasa, titik macet hampir di tiga tempat yang paling parah, di Kranggan kerena sekolah Al Azhar Kranggan, dan sekolah Al Azhar Cibubur masuk, kemudian sekolah Global Internasional di Mampang ditambah lagi lampu merah Fatmawati.

Kendaraan sampai saya dorong sebab mulai rewel koplingnya kalau macet, macet begini.

Sesampainya di kantor secepatnya ganti baju, melihat teman- teman yang tidak pulang atau rumahnya dekat dari kantor, saya anggap ia manusia beruntung, tetapi tidak terlihat sedikit terbersit di wajahnya jikalau ia termasuk manusia yang di untungkan.


Sore ini pak Kuat masih dikantor, hujan masih turun menderas, tetapi berhenti sebentar, saat terbaik untuk lepas landas meluncur pulang, masih di jalan Simatupang, tetapi di arah jalan pulang gelapnya langit sudah terbayang, dan tepat di lampu merah Naga Supermarket, hujan turun menderas.

Untuk mengatisipasi sebaiknya saya berteduh.



Minggu, 11 Januari 2009.
Kepasar pagi hari, berangkat saat keremangan shubuh menyelimuti,
Pedagang tape ketan hitam dengan uli terbungkus daun itu, terlihat sedikit sakit di matanya, diujung mata sebelah kirinya terdapat bisul merah, dan itu sangat akhli saya untuk mengobatinya, sehingga saya menawarkan diri untuk mengobatinya.

Saya minta seiris kecil bawang putih dengan pedagang bawang putih yang mangkal dipasar Cileungsi pagi itu, saya hanya mengambis setebal 1 mm dan selebar 0.5 cm irisan halus dan kecil itu saya tempelkan di bisul yang ada di ujung kiri mata pedagang tape itu, ia terlihat sedikit menahan sakit dan hal itu wajar saja, sebab getah bawang putih itu sedang memerangi bakteri yang terhimpun dibalik bisul mata.

Siang jam 10.00 ini istri membuat kue pai dan ternyata langsung jadi enak, satu iris saja membuat keinginan menyantap lagi hilang.
Siang hari mendadak hujan, cucian baju ngak jadi dicuci.

Gigi Fifi Sakit

Sabtu, 10 Januari 2009.




Giginya Fifi sakit, Puskesmas, dan setelah pulang dari sana langsung masuk pasar.

Doa Mengawali Kegiatan 2009

Jumat, 9 Januari 2009.
Jam 04.00 tayangan Oke Vision TV Kabel berlangganan dimatiin sebab kartu tayangnya belum di otorisasi.

Mesin motor hidup, padahal tadi malam masuk rumah jam 00.00 kerena nungguin bantuan menarik motor yang datang pak Parman.

Lancar berkendaraan sampai kantor, sempat melepas baju jas hujan di depan. Udara mendung tertutup awan, sejak dari rumah sudah hujan tapi sangat sedikit, kalau mengingat lamanya terpaan hujan, ya basah juga pakaian ini.
Sepatu yang semalam basah kehujanan pagi ini belum sempat melihat matahari sudah dipakai lagi, untuk itu kaki dibalut plastik agar tidak berhubungan dengan sepatu basah, sebab menimbulkan efek dingin.

Semangat ke kantor hari ini walau lelahnya bukan main, sebab akan memimpin doa siang ini, sebab akan mengawali tahun anggaran baru.

Acara baca doa berlangsung setelah shalat Jumat, saat para rekan sekantor berkumpul akan makan siang di ruang makan, pak Kapus berkesempatan datang dan memberikan sedikit strategis untuk menjemput tahun anggaran 2009.
Doa mengandung ingatan jikalau bahwa kita hanya sebatas hanya bisa melihat fenomena, sedangkan dibalik itu hanya Allah semata yang tahu.

Korting harga di Giant Super store sudah habis.

Hari ini pak Budi titip uang untuk anak- anak.

Simpati untuk Jalur Gaza


Kamis, 8 Januari 2009.

Berita sangat sedih , israel mengebom sekolah PBB dan bayi mati 40 orang.
Berita yang sangat mustahil terjadi, sesama tentara israel saling bertempur dan di pihak israel meninggal 4 dan luka- luka 20 orang.
Dan ternyata Lebanon mulai menyerang Israel dari belakang. siapa yang nyangka Gaza akan dapat bantuan. Sejumlah roket ditembakkan dari Libanon ke wilayah Israel utara, yang memicu kekhawatiran bahwa konflik di Gaza mungkin meluas.
Angkatan darat Israel membalas tiga serangan roket pertama dengan tembakan artileri. Belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab.
Media Israel kemudian melaporkan serangan roket kedua, namun ini dibantah oleh jurubicara angkatan bersenjata Israel.
Aksi serang-menyerang itu terjadi setelah Israel meluncurkan 60 serangan udara di Jalur Gaza semalam, yang menargetkan fasilitas yang digunakan oleh kelompok Hamas.
Para wartawan mengatakan ini adalah saat berbahaya dalam konflik saat ini.
dipetik dari BBC London 8 januari 2009.




Sesuatu yang luar biasa, bisa mendapatkan data- data film Flash Dance 1983. bayangan kembali mengulang, sebab pada sosok pemain utama Feniffer Beals adalah wanita yang menjadi idola, saat itu menonton masih berstatus mahasiswa.rasanya sampai dua kali menonton film ini sewaktu masih di denpasar, nama gedungnya wisata theater, pertama menggunakan uang sendiri, dan yang kedua sewaktu diajak oleh Almarhum Pak Nana bersama istrinya untuk nonton film saya merekomdasikan film Flashdance untuk menonton, jadilah menonton bertiga.

Mesin mati saat pulang malam.
Pulang dari kantor jam 20.00 setelah shalat Isya dan langsung pulang, didepan Mall Juction Cibubur sewaktu motor mencoba melewati genangan air, motor mati.
istirahat sebentar, didepan Juction tempat duduknya para pengemudi ojek. kemudian di start lagi motornya dan mau hidup.
Saat akan memasuki kecamatan Cileungsi, motor mati.
Ada anak muda yang membuka kios pelayanan ponsel menawarkan saya untuk istirahat, dilihatnya saya malam itu mendorong motor, saat mana jam menunjukan 22.00.
Saat itu saya terima sambil minta stroom listrik untuk isi Hp, dan seleah itu menghubngi pak Parman si ketua RT di rumah untuk menjemput saya dan emnarik motor.
Tarik- tarik an motor dijalan yang sudah menyepi kerena sudah jam 23.30 Masuk rumah jam 00.00

Bayi bayi yang meninggal


Rabu, 7 Januari 2009.



Bayi- bayi meninggal, inilah pertempuran modern, untuk apa membunuh bayi.

Pembunuhan oleh Israel

Selasa, 6 Januari 2009.





Beberapa hari ini, ini hari ke sebelas penyerangan Israel ke Gaza dimana penduduknya adalah Palestina, di Gaza ada perlawanan Hamas yang bisa meluncurkan roket ke wilayah Israel, kerena peluncuran roket inilah Israel merasa halal saja membunuh bayi, mengebom masjid dan rumah sakit, menghilangkan banyak penduduk yang tidak melawan.

Sejauh pengalaman melihat perang modern seperti ini ternyata yang di perangi adalah kelompok yang paling lemah, kelompok anak sekolah, kelompok yang tidak melawan.




Hal ini bisa berkaitan dengan rasa khawatir yang berlebihan terhadap musuh.

Sudah dua hari ini Israel menyerang dari udara, dari darat dengan pasukan tank nya, dan kematian setiap detik terjadi, hari ini bisa bernafas entah sebentar malam apakah masih hidup, tidak apa- apa sampai di hilangkan sekelompok masyarakat di Gaza, sebab janji Allah akan lahir generasimu yang lebih baik, lebih militan dan lebih berani.

Saat ini terasa bahwa Yahudi itu tidak mempunyai kitab suci, jikalau mau melihat manusia lihatlah apa yang dibaca.

Gaza sendiri adalah kota yang terbangun secara baik, dan banyak harapan optimis yang akan di bangun di kota ini, disebabkan juga bahwa hamas secara total tidak menghendaki keberadaan israel, maka peperangan dan pengerusakan kota pun terjadi, seperti sekarang ini.

Gaza juga mempunyai lahan yang subur dan terlihat usaha tanam menanam di dalam kotanya.




Hamas itu di dirikan oleh almarhum sheik Muhamad Yasin yang buta dan lumpuh, apakah ngak hebat.

Sepulang dari kantor sekitar jam 17.30 mengantar motor qinqki kuning ke rumah tetangga yang tadi pagi menolong menghidupkan motor hitam saat akan berangkat kekantor.

Pak Piet Futwembun meninggal dunia

Senen, 5 Januari 2009.

Suara bising dari suara golek yang ditanggap tetangga keluarga yang menikahkan, akhirnya mulai berhenti, setelah semalaman membisingkan telinga, tanpa ada masalah, ternyata jam sudah menunjukan 03.30 pagi.

Setelah mengerjakan shalat shubuh, mulai mendiskusikan perihal undangan yang diterima oleh istri, dari kelompok masyarakat lingkungan untuk membuat organisasi Tablik, yang saya ingin tanyakan apakan media tablik yang ada apa kurang, mengapa tidak diperkuat lembaga yang ada.

Saat kekantor, istri ikut ke Cileungsi untuk mengirim uang buat Aswan dan Tyas, berkaitan dengan uang semesteran dan uang hariannya.
Rinciannya sebagai berikut:

Cadangan Aswan sendiri masih ada Rp 700 000,- untuk membayar uang kuliahnya yang Rp 1 300 000, di kumpulkan dari saya Rp 1000 000 dan ibunya Rp 300 000,- sehingga terkirim Rp 1 700 000,-
Sedangkan untuk Tyas, cadangan Tyas dari sepulangnya dari RSCM masih tersisa Rp 400 000,- dan kebutuhan uang kuliahnya rp 600 000,- kemudian uang cadangan Tyas yang saya simpan dalam tas sebanyak Rp 1 000 000,- sehingga untuk Tyas sendiri dikirim Rp 1 400 000,-

Terpikirkan akan membuat Teater di lingkungan Kompleks Perumahan.
Pak Piet Futwembun meninggal dunia, yang datang ke Ambon Maluku adalah pak Saleh Lattuconsina.

Sedikit banyak saya tahu siapa pak Piet Fut Fembun, selama saya di Maluku tahun 1986 hingga 1990 Pak Piat sering membantu Kepala Dinas Pekerjaan Umum Propinsi saat itu pak Saleh Latuconsina, sedangkan sebelumnya sewaktu masih di Cipta Karya, pak Piet bergabung dengan saya membantu pak Sudarta.

Undangan Perkawinan

Minggu, 4 Januari 2009.

Malam hari setelah shalat Isya mengunjungi perkawinan tetangga belakang, yang orang asli Gandoang, dengan keramaian yang disewa yaitu Golek Sunda, yang ikut dalam walimahan malam ini adalah Yasin dengan Fifi juga ibunya, kemudian melewati jalan belakang yang agan mendaki, kemudian belok kekanan, dan disana dari kejauhan terlihat bapak- bapak yang menjadi pagar penyambutan, semuanya masyarakat desa, dengan pakaian yang sangat sederhana.

Saya sendiri sudah menduga hal itu, sebab keluarga yang di datangi ini telah tiga kali berturut- turut pernah mengundang saya, yaitu pada saat perkawinan Uu adiknya si punya hajat malam ini, kemudian khitanan anak laki si punya hajat, dan sekarang perkawinan anak pertama dari yang punya hajat.

Setelah menuliskan nama dan memasukan amplop dalam gentong gerabah tanah merah, yang ditutup dengan kertas berhias dan diberi lobang segaris tipis, langsung istri memberi isyarat untuk langsung makan, sebab tuan rumah yang menerima langsung mengantarkan ke tempat makan.

Makanan yang disajikan sangat sederhana, nasi, daging semur kecap, tumisan wortel, sayuran mentah dengan sambal, kerupuk dan ikan asin.

Sementara itu panggung yang dipasang di depan halaman, masih terlihat sederetan wayang golek yang belum dimainkan malam ini, sewaktu pulang sempat saya tanyakan kapan dimainkan seperangkat wayang golek ini, ntar pak sekitar jam sepuluh malam, siapa yang tahan ngantuk pikirku.

Fifi ke Puskesmas Gandoang

Sabtu, 3 Januari 2009.


Istirahat di rumah sambil menyehatkan Fifi yang sejak beberapa hari ini demam.
Jam 09.00 istri minta diantar ke Puskesmas Gandoang, sebab masih pagi sehingga berharap ada pertolongan secepatnya.

Tyas berangkat Fifinya yang sakit

Jumat, 2 Januari 2009.




Jam 03.00 ada SMS dari Tyas jikalau orang duduk di sampingnya adalah orang gila, saya sarankan kepada Tyas, untuk menggenggamkan tangannya dan di adukan ke dua kepalan tangannya sambil membaca surah Al Ikhlas.

Dengan posisi sedemikian pasti sipengganggu akan tersingkir, sebab nama Allah di bawa- bawa di sini.

Jam 07.00 pagi SMS Tyas sudah memasuki Tuban Jawa Timur, dan 09.00 memasuki terminal Bungurasih Surabaya.


Jam 08.00 Fifi demam, dan pagi ini langsung dibawa ke Puskesmas Gandoang, dan penyebab demam adalah pembengkaan di leher nya, kelenjarnya, kata dokter puskesmas. ia disarankan banyak makan sayur.
Pulang dari Puskesmas mampir ke pasar membeli sayuran dan kacang tanah berkulit mentah.


Jam 14.00 Tyas sudah di Pasir putih makan siang disana.

Jam 21.18 SMS dari Tyas jikalau ia telah tiba di Terminal Ubung Denpasar, dan dijemput dengan teman- temannya, malam ini tidur dirumah temannya sebab ia mengetahui jikalau tempat kos- kosannya telah terkunci selewat jam 21.00.

Tyas akan berangkat ke Bali

Kamis, 1 Januari 2009.

Mengantar Tyas pulang ke Bali.

Pagi saat shalat tahajud saya mengingatkan ibunya anak- anak kalau nanti Tyas akan memilih naik KA Ekonomi, sementara pagi ini ia belum memegang tiket ke Surabaya, padahal sebentar siang akan berangkat pulang maka saya harus berangkat pagi sekali untuk pasang badan di Stasiun Senen menunggu antrian dibukanya loket penjualan tiket KA Gaya Baru Malam jurusan Surabaya.

Ternyata istri mengingatkan jikalau Tyas kepingin naik bus.

Berarti saya harus memperhitungkan berapa uang yang harus disediakan, sisa uang dari perjalanan ke Semarang sebesar Rp 200 000,- sementara harga tiket bus eksekutip Karina, jurusan Denpasar Bali Rp 365 000,- saya sisihkan lagi sebanyak Rp 150 000,- uang cadangan ke RSCM, sehingga terkumpul Rp 350 000,- saya yakin kekurangannya Tyas bisa ngatasi.

Jam 07.00 persiapan berangkat, Fifi ngak mau ketinggalan ia ingin ikut mengantar kakaknya.

Jam 07.30 berangkat menuju Lebak Bulus dimana mobil bus Karina bertempat tinggal.

Jam 09.30 sampai di Lebak Bulus, POOL bus Karina dan menunggu sampai Tyas betul- betul memiliki Tiket, dari kejauhan saat saya parkir motor bersama Fifi di pinggir halaman, Tyas melambaikan tiket yang ada di tangannya.

Setelah itu Tyas saya tinggal, yang penting tiket sudah ditangan, dan tunggu saja sampai bus berangkat, di tiket tertera jam 12.00 siang bus berangkat.

Saat pulang Fifi duduk didepan saya, saya ajak bicara supaya ia tidak ngantuk, dan setibanya di Cileungsi, antrian orang masuk ke taman buah Mekarsari mengakibatkan macet di jalan raya, saya tahu ini musim liburan sehingga pagi ini adalah awal macetnya.

Masuk rumah Fifi gembira menceritrakan pada kakaknya Astari dan Yasin situasi kota Jakarta yang sepi dan bus- bus Karina yang berderet akan berangkat.

Jam 12.00 saat selesai shalat Dlhuhur berjamaah di rumah, dapat SMS dari Tyas jikalau busnya tertunda.

Jam 14.30 Bus telah berangkat dari Lebak bulus dan menuju Rawamangun kemudian menuju Pulogadung.

Jam 19.00 bus berhenti di Palimanan dan Tyasnya sedang makan malam.

Isnin, April 06, 2009

dua kali merobek kartu nama

Rabu, 31 Desember 2008.


Kekantor berjalan kaki dari rumah sebab motor dititipkan di kantor sejak hari Sabtu kemaren, saat berangkat ke Semarang.
Rezeki, dapat bus sejak dari perempatan desa Gandoang menuju terminal kampung Rambutan seharga Rp 5000,- sebab kalau naik putus, putus nilainya Rp 7 000,- kemudian nyambung Koantas Bima kuning jelek menuju kantor Lebak Bulus.
Jam 08.06 sudah menandatangani absen.

Kirim Faks KTP ke Okevision, yang diminta sejak hari Selasa sore kemaren.


Dua Kali merobek – robek Kartu nama

Kali ini kartu namanya sang arsitek Semarang pak Eko Budiharjo, sebabnya sederhana, dihubungi tidak responsif, apapun alasannya, sebab beberapa hari akan ke Semarang saya sudah berusaha mengabari dia, tetapi tidak ada tanggapan, ya tidak ada manfaatnya menyimpan kartu namanya, yang sebelumnya juga orang Semarang, yaitu kepala Cabang Hutama Karya di Semarang, juga begitu kurang responsif, ya di robek juga.

Masih di Semarang

Minggu, 28 Desember 2008


Jam 00.01 masih jauh Tegal, istirahat di Batang sekitar jam 02.30. disini ada satu jam saya sempat membelikan Astari dan Yasin pop mie panas seharga satu buahnya Rp 5 000,-

Masuk Semarang sekitar jam 05.00 pagi. dan masih mencari alamat segala, sehingga diputuskan shalat shubuh diatas bus, nanti kalau ada sempat ya shalat shubuh di hotel.

Hotelnya sangat jelek, kotoran tikus ada dimana, saya melihat ada sapu saya terpaksa menyapu lantai.

Masih sangat pagi, dan secepatnya shalat shubuh memanfaatkan waktu tersisa.

Istirahat sebab Yasin dan Astari saling kejar- kejaran.

Jam 10.00

Berangkat ke Masjid Agung tempat resepsi pernikahannya Ajie dan Sari.


Jam 14.00

Semua rombongan kembali ke hotel yang jelek itu, dan untuk saya dan sekeluarga khusus di tidurkan dirumahnya Pak Bambang, lokasinya di arah keluar kota Semarang melewati Gombel.

Bukit yang permai, ternyata rumahnya pak Bambang ini adalah rumah dinas istrinya, sebab istrinya menjabat Kepala Dinas Propinsi Jawa Tengah Keluarga Berencana.



Senen, 29 Desember 2008

Jam 03.00, tersadarkan sebab alarm Hp di kantong berbunyi, langsung persiapan shalat Tahajud, sebab saya tahu betapa sulitnya kehidupan ini, sehingga pertolongan dari Allah semata yang diharap.

Diluar hujan masih turun dengan deras, dan terdengar sesekali deraan halilintar.

Saya mengambil shalat tahajud di ruang tamu depan yang sepi, udara dingin pegunungan kota semarang masuk merayap, ini rumahnya pak Bambang, ternyata baru 4 bulan di tinggali, ini rumah istri pak Bambang sebab istrinya punya jabatan sebagai Kepala Dinas Keluarga Berencana Propinsi Jawa Tengah.

Saya membangunkan istri untuk ikutan shalat tahajud.

Adzan shubuh terdengar dari masjid dari lembah depan rumah.

Jam 10.00 bus dari penginapan jalan Patimura Semarang datang, saya langsung naik setelah teman kantor turun untuk sarapan di rumah ini, dimana sarapan disiapkan dengan pak Bambang, dibantu adik ipar dari istrinya.

Perjalanan Pulang ke Jakarta di awali dari rumah ini, mibil keluar dari kompleks dengan melewati tanjakan yang curam, dan memasuki jalan tol yang menghubungkan Semarang Barat dan Semarang Timur.

Saat memasuki Waleri, terlihat dikejauhan pegunungan Dieng yang pernah beberapa tahun lalu dikunjungi bersama Tyas, sekarang Dieng dilihat dari bawah, di kejauhan yang nampak adalah birunya pegunungan.

Di Pekalongan mampir di pasar penjual pakaian Batik, disini yang sempat di belikan adalah selendangnya istri, pakaiannya Fifi beserta kudungnya, pakainnya Astari atasan dan pakaiannya Tyas bawahan batik. Yasin ngak dapat sebab tidak ada untuk anak laki- laki.

Setelah shalat dlhuhur langsung pulang.

Ditengah jalan sempat makan siang.

Sewaktu sore hari memasuki kota Tegal, terlihat kekuatan ekonomi kota Tegal dibuktikan dengan banyaknya Bank- bank papan atas yang mendirikan kantor cabangnya disini.

Pemandangan sore hari sebelum kota Cirebon dengan udara basah kerena hujan dan sawah-sawah yang terancam penyusutan untuk dibangunkan perumahan

Pulang dari Semarang

Selasa, 30 Desember 2008


Jam 00.00 masih ditengah jalan macetnya luar biasa menjelang Bekasi tetapi akhirnya lancar juga, Bekasi sewaktu malam sangat mencekam, banyak bangunan besar dan tang ber manusia.

Disini yang turun dari bus Pak Ujang dan pak Rohkmat.

Sewaktu saya di tanya turun dimana, saya bilang Jalan baru Kampung Rambutan, bus kembali memasuki jalan tol, disini terlihat jelas sang supir tidak tahu mana jalan putar, ia memutar jalan di Pekayon, depan Goro sakti yang juga sudah bangkrut.

Bus berjalan ditengah kesunyian sementara anak- anak yang tidur sejak di Indramayu sekarang waktunya dibangunkan, dan tepat di jalan baru semua turun, saya ucapkan teriuma kasih pada teman- teman sekantor yang ada di bus dan terakhir ucap salam, setelah itu saya turun.

Saat turun menggendong Fifi, kemudian setelah fifi berdiri dimedian jalan ditengah malam itu terlihat ibunya dan kakak- kakaknya juga turun dan setelah itu mobil berjalan lagi.

Kemudian di tengah malam itu masih terlihat mobil angkot 121 tujuan Cileungsi yang sedang menanti penumpang, kemudian rombongan naik dan terlihat Fifi semangat sudah ngak ngantuk lagi, sebab tidurnya lama di bus.

Angkot berjalan cepat menembus ke gelapan jalan tol Kp Rambutan – Cibubur dan masuk Cileungsi jam 01.10.

Naik angkot lanjutan ke Gandoang dan setelah itu naik ojek dan masuk rumah jam 02.00 malam.

Saat masuk rumah Fifi teriak lapar, ia minta makan, saya langsung kedapu dan membuka kulkas untuk mencari apa yang bisa di goreng, lumayan masih ada ikan dan chiken nuget untuk jadi lauk, dan setelah itu Fifi makan dengan lahapnya, saya juga ikut makan dan ibunya juga ikut makan.

Shalat Isya dan langsung tidur.

Jam 06.00 bangun, kesiangan shalat shubuh, kerena ketiduran shalat shubuh menjelang dlhuha.

Ke Semarang dengan anak- anak dan teman kantor

Sabtu, 27 Desember 2008

Berangkat ke Semarang, jam 13.00 naik motor menuju kantor, yang ikut naik motor adalah Yasin dan Astari.

Sesampainya dikantor langsung parkir motor, dan minta kunci ruangan untuk memeprsiapkan airminum yang akan dibawa naik bus, didalam kantor yang sepi terlihat banyak bungkus makanan tersisa, berarti teman kantor masih aktif hingga kemaren.

Saat waktu Ashar datang , secepatnya mengatur formasi untuk shalat berjamaah, setelah shalat Ashar dikantor, berjamaah dengan pak Hendar, Yasin dan Astari, langsung ke Carefure bersama Yasin, yang dibeli adalah biskuat, togo biskut kacang dan susu 2 pak. Untuk bekal di jalan.

Saat berjalan pulang menuju kekantor, berjumpa dengan Ibunya dengan Fifi yang baru datang berjalan dari Terminal Lebak Bulus.

Jam 16.00 Bus berangkat ke Semarang, dengan menjemput di tengah jalan dua orang, yaitu pak Bambang di jemput di Cikarang dan pak Imam di jemput di Subang.

Perjalanan diwarnai dengan macet, di bus ini saya, ibunya anak- anak, Yasin, Astari dan Fifi duduk paling belakang, baru saja mengerjakan shalat maghrib diatas bus anak- anak sudah mulai ngantuk dan tertidur, saat makan malam di Indramayu, semuanya turun.

Rumah makan itu cukup luas dan ada tempat shalatnya, setelah mengerjakan shalat Maghrib dan Isya langsung ke meja makan dan membuka makanan yang telah disiapkan dari rumah.

Ibunya dari rumah mempersiapkan ayam dan lalapan mentimun, dan sambalnya meminta dari rumah makan yang didatangi ini, kerena ada tambahan sambal makannya jadi lahap.

Kembali lagi memasuki mobil Hiba utama yang di charter dari kantor, dan ank- anak langsung tidur.
Rabo, 24 Desember 2008
Alhamdulillah masih berfikir positip, pagi sudah kekantor, semangat membakar bangkit setelah minum jus sayur tadi pagi, dengan ramuan tambahan batangnya sayur kangkung, sebab daun kangkungnya dipakai numis dengan ibunya, dan bahan lainnya seperti mengkudu, nenas, terong, tomat, kacang panjang, daun kumis kucing, wortel.

memang dengan minuman itu dua gelas saja semangat hidup bangkit kembali, kerena Astari minta diantar pagi maka dari rumah jam 06.15 sudah melaju di jalan raya, untuk itu setelah Astari turun di depan sekolah SMPN Cileungsi, lantas langsung ke masjid raya Cileungsi untuk mengerjakan shalat Dhluha, memang saya yang memohon pada Allah, segala pertolongan, segala kemudahan, segala kecukupan dari kekurangan.

Keadaan jalan raya sepi sebab orang sudah memasuki liburan akhir tahun.

memasuki kantor jam 08.30.

Kemaren sore sempat menelpon ke Pak Iskandar Kamil, ternyata ia kurang setuju untuk ambil liburan ke semarang untuk melihat perkawinannya Sari, dan pagi hari ini malahan dapat semangat adri ibu Roby atas rencana keberangkatan ke Semarang.

Pesan dari ibu di Surabaya, Tyas jangan mampir ke Surabaya sebab lagi sidang perceraiannya adik.sebaiknya langsung aja ke Jakarta, Tyas rencananya nanti sore pulang dari Bali, nanti sore berangkat ke Ubung stasiun bus.

Pak Zaenal beli pulsa


Selasa, 23 Desember 2008


Hujan sudah menghadang sejak berangkat dari rumah, istri ikut sampai pasar Cileungsi, mengingat beberapa hari ini tidak kepasar kerena selalu hujan paginya.

Setibanya di kantor jam 09.00 malahan tidak hujan sedikitpun.

Dikantor memang sejak kemaren ada rapat, yang penyelenggaraannya balai Sosek Jalan Surabaya, diselenggarakan di Jakarta, tetapi mengingat setiap rapat dengan ketuanya si pak Pradoto yang termasuk keras kepala, saya pikir sebagai kapasistas apa saya ikut rapat, sebab pak Pradoto hanya selalu memperhatikan apa yang diucapkan pak Pardino sebagai Kapusnya, lha saya kan tidak ada apa- apanya, usulan saya dan pemikiran saya akan selalu di tepikan.

Suatu kerja yang sia- sia saya pikir, memang tidak seimbang dengan pengorbanan, kekantor sejarak 42 Km dengan menembus badai hujan tadi pagi, dan sesampainya di kantor fungsinya ngak jelas, malahan tadi sore ada saran- saran jikalau nanti kalau berangkat ke Semarang dalam rangka perkawinan nya seorang rekan se kantor, hotelnya di Semarang membayar sendiri- sendiri.

Tetapi saya selalu senang menikmati sesuatu yang saya tahu pasti Allah mempunyai kehendak lain dari segala sesuatu yang terjadi sekarang ini.

Saya yang berniat akan berangkat dengan istri, Yasin Astari dan Fifi sudah mulai banyak yang ngomongin, saya bilang saya cuma mau menghibur istri.


Memang harus serba hati- hati di kantor, sebab yang paling utama adalah jangan menyalahi hukum, itu saja sebagai pegangan, kemudian tingkatkanlah kemampuan profesi.

Pulangnya menyempatkan diri menengok pak Abdullah, yang lagi baring sakit kerena gulanya, keluhannya sekarang adalah ia lemas saja, dilihat dari kondisi keseluruhannya saya tidak terlalu khawatir, kemudian terlihat juga di rumahnya itu ada seorang ibu- ibu yang berambut keriting yang selalu membantu urusan pak Abdullah.

Menjelang malam setelah shalat maghrib di rumah, menyempatkan diri nonton dengan anak- anak Mr Bean pergi rekreasi ke Perancis.

Yang paling enak ya buka puasa

Senen, 22 Desember 2008
Jam 07.00 pagi anak- anak bilang jikalau TV Kabelnya ngak ada siaran lagi, sesampainya di kantor saya sampaikan keluhan saya ke teknisi okevision.

Dikantor suasananya agak tidak enak, untuk mencegah terjadinya perasaan yang selalu menyalahkan diri sendiri sebaiknya sengaja pulang agak siang, sebab akan belanja lauk di Makro pasar Rebo, perjalanan sore itu relatip lancar, dan setibanya di perempatan pasar rebo, halaman makro itu sudah terlihat tetapi tidak ada jalan menuju kesana, kalau mau ya harus mengikuti jalan besar dan melewati terminal Kampung Rambutan berputar dan balik lagi ke jalan ujung sini, bolak balik bisa 7 Km, kasian motornya, akhirnya diberi tahu ada jalan kecil di belakang makro tetapi setelah jalan itu di ikuti ya kembali ke jalan besar juga, tetapi ini sudah baik tidak membuat saya harus memotong arus jalan.

Makro di passar Rebo ini termasuk yang sudah lama ngak pernah di datangi, tetapi ingatan beberapa tahun yang lalu masih terbayang.
sore ini yang dibeli adalah : Udang beku satu pak, ikan potong dingin 1 pak, chiken nuget 1 pak, potongan tipis daging dan tulang buntut sapi 1 pak, ikan salem 1 pak 600 gram, ikan mas 1 pak 600 gram.




Saat keluar mentari senjah sudah sedemikian merah, diperhitungkan shalat di Nagrak.

Betul juga saat motor melaju dan keluar dari keramaian, terdengar suara Al Quran dikumandangkan dan saya masuk ke Masjid dan ternyata setelah saya di dalam masuk saat yang sama Adzan Maghrib dikumandangkan, saat berbuka puasa dengan takjim sebab sepenuhnya Allah yang mempunyai kuasa.



Saat memasuki rumah saat mana anak- anak mulai terlihat ramai, saya langsung minta di siapkan piring, sebab rencana makan buka puasa tadi dimasjid nagrak kerena mengingat jarak sudah 10 Km lagi masuk rumah maka niat itu dibulatkan makan buka puasa saja di rumah, sehingga di masjid hanya minus air aqua gelas.

Ternyata makan nasi jatah makan siang di kantor yang dibawa pulang malahan dikerubutin bertiga, saya, Yasin dan Fifi, tetapi akhirnya Yasin yang menghabisi semua malahan tambah sebab masakannnya enak katanya.

Okevision

Minggu, 21 Desember 2008

Jam 20.30 datang utusan teknisi dari okevision menindak lanjuti keluhan kemaren pagi.
Sama seperti kedatangan teknisi sebelumnya, mereka yang seusia Aswan anakku, hanya lebih tua satu atau dua tahun saja.

Sabtu, 20 Desember 2008
Hari ini dibuatkan bakso yang dibelanja kemaren sore. Jam 10.00 pagi mencuci pakain yang menumpuk di kursi, sebab udara mendung terus menerus, maka cucian diusahakan secepatnya selesai.

Jam 10.30 akhirnya hujan datang cukup deras dengan di iringi udara gelap kerena mendungnya yang pekat.

Nonton TV Kabel dengan anak- anak. Malam hari sesudah isya, divisi perbaikan kabel antena siaran TV Kabel okevision datang untuk membentulkan dan konfirmasi layak siaran.
Jumat, 19 Desember 2008

Jam 02.00 pagi sadar, akan melihat hasil pemasangan TV Kabel kemaren sorenya, ternyata pagi ini ngak ada saluran, secepatnya lapor ke bagian teknisi. dan ditanggapi dan akan dilakukan kunjungan ulang bebrapa hari lagi lagi.

Mendung mewarnai langit, suasana kantor cukup sepi, dan ada rapat masalah Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan, yang jadi titik pertanyaan saya adalah : ini kan sepenuhnya kegiatan rutin kok di proyekan.
Akhirnya kalau di proyekan untuk membuat suatu alasan terpaksa yang dikeluarkan adalah alasan- alasan yang berstatus hukum, artinya ngak perlu di bahas sebab mutlak keputusannya begitu.

Jam 10.00 rapat pembahasan Evaluasi pekerjaan 2008 dan sesudah Jumatan nanti akan di bahas Mitigasi Bencana.


Ke Carefure untuk membeli susunya Fifi, susunya Yasin Frisian Flag coklat, Susunya Astari Kalsium teen, dan ayam 2 bundar, bakso satu bungkus dan pasta gigi pesodent besar, sebab tadi sedang rapat sempat menelpon kerumah jikalau dirumah kehabisan lauk.

Saat pulang, hujan menderas, tetapi yang namanya nikmat juga bermotor ber hujan- hujanan.

Team okevision datang

Kamis, 18 Desember 2008

Hujan sejak pagi, tahu jikalau hujan tetapi pakaian kotor anak- anak begitu banyaknya sehingga ya tetap di cuci saja, dan betul juga jam 09.00 hujan datang dengan derasnya, pakain ya di masukan, nanti kalau ngak hujan ya di keluarkan lagi, gitu aja kok repot.

Jam 13.30 telepon dari team teknis TV kabel okevision akan datang pemasanagn antena parabola.

Jam 16.30 team ber lima dari okevision datang dan pekerjaan pemasangan mulai dilakukan, yang dipilih adalah dinding setengah

Nomer Telepon Hp nya Yaya

Rabo, 17 Desember 2008



Dapat nomernya Yaya di Bali Denpasar, teman sohib sewaktu jaman mahasiswa. dan sempat bicara banyak.

Besok rencana dipasang kabel TV.

Pulsa Hp

Selasa, 16 Desember 2008

Puasa. Pengganti puasa kemaren yang ngak puasa.
Rencana pemasangan TV Kabel berlangganan Okevision sudah diwujudkan dengan menyerahkan uang Rp 100 000 ke pada Hakim, teman sejawat kantor, yang memiliki kartu BCA, sebab uang sebesar itu pembayaran harus melalui BCA.


Faks bukti pembayaran langganan tv kabel, melalui ATM BCA tertanggal 15-12-2009 jam 21.40.46 Malam

Memasukan dana Rp 203 000 ,- ke Pulsa melalui Bank Mandiri di Poin Square untuk dijual lagi.

buka puasa di kantor, keadaan dingin, sebab dimasukan kedalam almari pendingin, tetapi enak juga.

pulang setelah shalat isya.

Jakarta di sudut malam

Senen, 15 Desember 2008


Foto Kartu Pegawai di Departemen.

Sejak hari jumat telah di umumkan kepada semua anggota pegawai departemen pekerjaan umum akan dilakukan foto untuk pembuatan kartu pegawai elektronik.

Jam 07.30 saya sudah sampai di Departemen untuk melakukan foto, sengaja mengambil yang pagi sebab banyaknya pegawai bisa sangat melelahkan waktu menunggunya.

seusai foto sempat singgah ke ruangn staf akhli menteri bidang khuhus Pak Saleh Latuconsina, ruangan nya disamping ruangan bapak menteri PU.pagi itu pak Saleh belum masuk kerja, kata sekretarisnya agak siangan masuknya.
sempat dibuatkan minuman teh hangat dengan coklat.

Makan sate kambing 5 tusuk dengan soup kaki kambing, makanan ini sudah lama ngak pernah di makan sehingga untuk memenuhi keinginan yang lama tertunda sekarang sempat makan sendirian.

saya merasa seperti ada bahaya kalau makan ini terlalu banyak, sehingga secepatnya ke Al Azhar dahulu untuk meletakan uang pengembalian dari makan sate di Al Azhar Peduli Umat atas nama Yasin.

Sewaktu dalam perjalanan pulang ke kantor Pasar Jumat, di depan Pondok Indah Mall, leher belakang kanan terkena dampak makan sate, terasa kaku leher, kemudian motor dikendalikan perlahan lahan sisi kiri dan setiap menemui persimpangan berlaku mengalah dengan memperhentikan motor sambil tangan kiri memijit tekuk sebelah kanan.

Sesampai di kantor sempat belok dahulu mencari buah mengkudu yang sudah matang dan di bawa kekantor dan diremas- remas dan dibuang bijinya dan langsung diminum, sekarang agak enakan badan.
Buktikan ke hebatan buah mengkudu yang bau ternyata menolong nyawaku.

Dikantor dalam keadaan sepi, Shalat Dhzuhur sendiri sebab teman sejawat kantor sedang ke kantor pusat untuk di ambil fotonya dalam pembuatan Kartu Pegawai Elektronik.

Jam 12.30 saat menelpon ke Pak Marzuki Usman, ternyata di undang pertemuan nanti malam di La Meridien Hotel jam 19.30 membahas ekonomi Indonesia.
Memberitahukan ke rumah jikalau sebentar malam pulang pasti terlambat.

Berangkat dari kantor sekitar jam 17.30, cuaca sudah berubah menjadi abu- abu menjelang senjah sore, perjalanan tidak terlalu ramai, akhirnya sampai juga di ujung kemacetan yang ternyata ada dipertigaan sekolah dokter gigi mustopo beragama, melaju terus dan memasuki senayan city, lurus dan saat akan berhenti kerena kendaraan memadat, ternyata harus mengambil jalan kekanan untuk bertemu dengan Jalan Sudirman, setelah melewati terowo ngan semanggi.


Adzan magrib terdengar, saya harus shalat, dari sisi jalan saya berusaha memanggil satpam hotel Le Maridien untuk menanyakan adakah parkir motor disana dan berapa harga setiap jam nya.

Saya disuruh masuk halaman hotel, seperti biasanya memasuki hotel berbintang segala pemeriksaan dilakukan, saya selalu membawa sendok, untuk apa sendok, untuk buka puasa dijalan jawabku, selalu puasa pak, harus.


kemudian jalan lurus dan keluar dari pintu selatan, suasana kota jakarta saat maghrib itu sudah mulai menggelap dengan cepat, kemudian saya melihat ada peluang selasar trotoar motor saya parkir sementara disana dan saya masuk hotel kembali untuk mengerjakan shalat Maghrib.

Ruangan shalat sangat sederhana, panas dan bising, yang shalat banyak orangnya, kebanyak para pembawa kendaraan mengantar tuannya, saya gabung shalat bersama satpam hotel dan jadi imamnya.


setelah shalat keluar lagi ke hotel menghampiri motor dan menurunkan motor dari trotoar di duduki, seakan menunggu seseorang, sebab saya melihat ada tiga motor dalam posisi sedemikian.

Banyak orang berpendapat suasana remangnya senjah beberapa saat setelah maghrib banyak menimbulkan pemikiran yang membangkitkan kehidupan, kalau ide pertama gagal tetapi akan di ikuti ide- ide berikutnya.

Bahaya yang sering terjadi dalam pencairan idea adalah kontaminasi sesuatu, sebab perjalanan nalar itu selalu diwarnai, siapa yang berpengaruh kuat atas nya.

Jikalau boleh disebut banyak orang yang sukses dengan pemikiran sedemikian, tetapi terkadang yang terbaik adalah menciptakan sebuah lirik lagu undergone Jakarta.

meremangnya awal gelap
berlarinya kendaraan yang melaju
bergemerlapannya lampu gedung berhamburan
bingkai kuning temeraman coklat tua
kedekatan untuk menggapai
warna merah
menyebar pandangan

wanita yang berjalan cepat
memintas di trotoar yang lebar
disisi perdu semak yang menyebarkan bau harum bunga
bunga yang menyebarkan harum di kala gelap mendatang






Jam dari detik ke detik berlalu, kendaraan berlalu lalang banyak melewati, akhirnya jam 19.00 pun dicapai.



Masuk hotel dalam keadaan motor di hidupkan, pemeriksaan ulang, dan mencari tempat parkir, parkir untuk jam pertama Rp 1000,- dan satu jam selanjutnya Rp 1000,- masuk parkir jam 19.00.54.



Berjalan menuju lift yang menghubungkan ke Loby hotel, disini diperiksa lagi, ruangan ber AC dan lift kecil itu berpintu dua, masuk dari pintu kiri dan keluar dari pintu kanan, langsung berada di front office.

Saya bertanya dimana coffe shop dan saya di tunjukan pada ruangan besar dimana para orang didalamnya sedang makan dan duduk- duduk.

Saya dipersilahkan duduk untuk menunggu, saat itu jam 19.20.

jam 19.35 pak Marzuki belum juga datang, sebaiknya saya tinggal saja untuk mengerjakan shalat isya, saya bertanya dimana musholah, dan diberi jawaban di lantai 207 naik lift kanan.

ruang musholah di nomer 207 sangat mewah, udara dingin, air berlimpah, tempat tatakan tas dan sepatu sudah disiapkan, handuk untuk mengeringkan telapak kaki sudah ditebarkan, setelah berwudhu menghampiri tempat shalat bersajadah empuk, berudara dingin dan berbau harum, sementara di dinding belakang jendela kaca besat terbuka memperlihatkan bangunan- bangunan tinggi yang lain.

Keindahan ini sangat sulit di ceritrakan, hanya saja mengapa shalat sendirian, sebab tidak ada makmumnya, setelah shalat saya melihat AlQuran berbaris empat buah, saya ambil salah satunya dan mulai membaca.

Kemudian turun kebawah kembali lagi duduk tetapi sekarang duduknya berbeda di depan yang hangat.




dan jam 20.00 pak Marzuki terlihat datang tinggi dengan baju batik, saat saya menyambut kedatangannya berdiri pula tiga orang yang sangat meragukan, terdiri dari bapak, dua orang dan ibu seorang, yang bapak sangat meragukan dan yang ibu sangat- sangat meragukan.

Pak Marzuki berjalan menuju tempat yang sudah disiapkan oleh pramusaji ruangan itu, trdiri dari wanita ber kain panjang seragam agak kecoklatan


Keluar dari hotel sekitar jam 21.30 malam

Pulangnya sempat membeli olie motor di Cileungsi.

Belanja mingguan

Jumat, 12 Desember 2008

Belanja ke Carefure setelah shalat Jumat, maksud hati mengejar susu untuk Astari ternyata uang yang saya persiapkan Rp 100 000 malahan kekurangan Rp 190,- kekurangan segitu di ijinkan oleh kasier, uang segitu hanya habis untuk membeli daging 800 gram seharga Rp 48 000,- minyak goreng 2 bungkus @ 2 liter perbungkus seharga Rp 27 000,- susunya Fifi Rp 20 000 dan kecap Rp 6000,-
dan yang tak terbeli adalah susunya Astari, coklat tiga buah untuk anak- anak, natadecoco minuman dingin.

Perjalanan Pulang dari Jogjakarta

Kamis, 11 Desember 2008

Diatas Kereta Api Taksaka dalam perjalanan dari Jogjakarta ke Jakarta. Jam 00.01 masih di stasiun kecil setelah kroya dan hampir masuk ke Purwokerto, jendela yang terbuka masih menyisahkan bayangan gelap, sehingga tidak antusias untuk melihat keluar.

Jam 04.10 saat shalat shubuh berkumandang, Kereta api sudah masuk Bekasi, sehingga di niatkan shalatnya di Stasiun Jatinegara saja.



Dan betul juga tidak beberapa lama KA sudah masuk emplasemen stasiun Jatinegara, secepatnya turun, langit masih gelap, sebab jam besar di stasiun itu menunjukan angka 04.22, kemudian keluar dari stasiun dan menyebrang ke pos Polisi di depan stasiun KA Jatinegara, sebab saya yakin disana ada musholah, untuk mengerjakan shalat Shubuh.

Jam 04.45 sudah diatas angkot untuk ke UKI, dan setibanya di UKI ternyata mobil 56 yang akan membawa ke Celeungsi belum datang.

Botol minuman berserakan di tempat mangkalnya mobil 56, dan malahan terlihat ada seseorang yang terkapar di pinggir jalan, seakan-akan tingkat stressnya sangat luar biasa, padahal keluarganya tidak ada yang sakit berat seperti thalasemia misalnya.

Jam 06.00 masuk ke Cileungsi dan pindah angkutan ke Gandoang dengan bus tujuan Jonggol, setibanya di rumah jam 06.15 ternyata Astari sudah berangkat sekolah.

Fifi datang memeluk dan ia ingin secepatnya minta oleh- oleh yang dibelikan di Jogjakarta.

Kota Jogjakarta


Selasa,9 Desember 2008

Jam 03.00 jam terdengar suara alrm dari HP dari balik dalam tas, kemudian sadar untuk duduk seadanya, kebelakang untuk buang air kecil, kemudian jam 04.00 masuk lagi kamar kecil untuk berwudhu, kembali lagi ke tempat duduk untuk mengerjakan shalat shubuh.

Perkiraan saya jam 07.00 memasuki kota Jogjakarta, ternyata meleset, baru kusadari jikalau kereta ini cepat melajunya, sebab belum jam 05.00 pagi sudah masuk kota Jogjakarta.

Menjejagkan kaki di kota jogjakarta, disambut pagi itu dengan ramainya orang- orang jogjakarta yang sebagian diantaranya tidak mengerjakan shalat shubuh tadi pagi dan itu terlihat dari garis wajahnya yang datar dan tidak ada guratan waktu malam dan menjelang siang, langsung menjajakan jasa mengantar, ada taksi, ada ojek dan sewaktu saya ditanya, Bapak mau kemana, saya jawab mau ke Jogjakarta, dia diam saja mendengar jawaban saya.

Diujung jalan masuk stasiun saya mengambil jalan ke kiri dan mulai menapaki jalanan Jogjakarta di pagi hari, sambil memperhatikan setiap wajah orang Jogjakarta.

Saya ingin mencari sesuatu yang lain yang mencerminkan kearifan sosial orang Jogjakarta, dan pagi ini tidak saya dapatkan. Udara basah bahwa kota Jogja baru berhenti di guyur hujan, basahnya jalan yang saya lewati, dan belum siapnya angkutan kota untuk mengantar penumpangnya.

Naik bus Transity yang mengelilingi kota jogjakarta, membayar Rp 2 000,- sebab masih pagi, belum jam 06.00, bus dalam kondisi bersih terawat baik, tidak ada penumpang lain, naik bus sendirian, idea kota Jokjakarta mengatasi kemacetan dan memenuhi transportasi masal penduduik perkotannya di buatkan model transport Transity yang jauh dekat Rp 3000 tiketnya.

Turun tepat di halte 20 meter sebelum penginapan yang di tuju, mendapat kamar C6, ruangan ber Ac, bersih dan langsung mandi dan shalat Dlhuha.

Hari ini kota Jogjakarta gerimis sepanjang hari.

Malam harinya di ajak makan mie dengan pak Hardi yang mentraktirnya.