selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Khamis, Mei 07, 2009

Hari Poliklinik Thalasemia buat Yasin日クリニックThalasemiaヤシン作成

Jumat, 1 Mei 2009.





Berangkat ke RSCM membawa Yasin,Udara pagi masih merekah sukma, perjalanan cukup lancar, proses berjalan lancar, terjadi kecelakaan lalu lintas di dekat Perumnas Cawang Jakarta, terlihat seorang gadis yang berdarah-beset di dagunya dan terduduk lemas, apakah ia membawa motor sendiri, kurang begitu tahu, sebab sudah banyak yang membantunya.

ヤシンRSCMに移動させるのは、朝の空気は、非常にスムーズに旅行の魂を分割、そのプロセスを円滑に実行すると、ジャカルタの交通事故Perumnas Cawang近接しており、少女が抱える- dagunya出血するとの決着を見たが弱いかどうか、独自のモータは、以下をもたらす知っているので、すでに多くの貢献しています。


Sampai di RSCM jam 09.30. secepatnya mendaftar, kemudian mem foto copy perlengkapan hasil lab, kemudian menunggu hasil lab dan menunggu panggilan dokter, berat badanya Yasin 33 kg sedangkan Hb darahnya saat ini kedudukannya 6,5.

9月30日までに時間がRSCM 。できるだけ早く、およびラボ機器のメモリイメージをコピーし、実験結果を待って登録し、呼び出しのための医師は、体重33キロヤシンしゃがむ待ちながら6,5位には現時点では血液Hb 。

Kesempatan menunggu ini digunakan untuk bertugas sebagai Piket POPTI, kebetulan Pak Marjaini datang juga membawa putrinya yang sakit thalasemia untuk kontrol bersama istrinya, sehingga bapak ini yang juga sebagai pengurus POPTI ikut piket.

Tamu adalah, ibu Joko yang datang dari Sragen Jawa Tengah tadi pagi, ia membawa putrinya yang terkena pembesaran limpah dan harus segerah di angkat, tetapi ia konsultasi dahulu dengan dokter Lia sebagai dokter akhli Thalasemia.

Saat mana dokter tidak ada di tempat ( Rapat dokter akhli ) ibu Joko berkesempatan bertamu ke POPTI, ia di Sragen sebagai istri seorang dokter di RS Daerah Sragen dan bertempat tinggal di rumah dinas RS Daerah letaknya di samping RS Daerah.

Ia di Sragen sering di minta informasi perihal Thalasemia bagi masyarakat Sragen yang anaknya menderita Thalasemia, dan ia berusaha menjawab sebisanya, tetapi sekarang ia berjumpa dengan banyak orang penderita thalasemia di Jakarta di RSCM dia sangat gembira, sedih dan duka pasti ngak bisa di elakan, tetapi bertemu dengan seseorang yang membeban putra atau putrinya sakit Thalasemia itu yang sangat jarang di Sragen.

この機会POPTI 、偶発的Marjaini朴ピケ義務を待つとしても、彼の妻にするために使用を制御するため、病気の娘をthalasemiaので、父も管理者として関与している杭POPTIした。

ユーザーは、ジョコSragenジャワトゥンガ州から朝までに付属している母親は、彼と娘は、寛大さをもたらしたのは、リフトsegerahすべきだが、医師ライアakhli Thalasemiaとして彼は最初の医師と相談。

ときは、医師の場所( akhli医師会議)ジョコ母親にしていないとして、彼は医師の妻でSragen地域の病院にいた、彼の家の病院地域事務所は、地域の病院の隣に住んでいたPOPTI 、 Sragenしなければなりませんでした。

彼Sragen で頻繁に子供を持つThalasemia苦しむ人々にとってThalasemiaについてSragenに情報を要求され、彼が、今、きっと私は回避が可能 RSCMにジャカルタthalasemia彼は非常に悲しいと悲しみを喜んでいる多くの人々に会ったsebisanyaしたという誰かに会う人 membeban息子や娘がThalasemia非常にまれな病気Sragenされています。




Sebab belum juga dapat giliran konsultasi dengan dokter padahal jam sudah menunjukan 11.30, terpaksa mohon ijin untuk melaksanakan shalat Jumat.

Setelah shalat sempat menyalati jenazah yang minta di shalatin.

Ke PMI kramat, proses nya cepat kerena hanya meletakan formulir darah dan transfusinya sendiri hari Senen.

Yasin saya tawari untuk ikut ke kantor di Pasar Jumat, ia setuju, dan meluncur motor kesana, dan sesampainya disana langsung sibuk dengan kegiatan yang tertunda, sempat belanja dengan Yasin di supermarket Giant untuk keperluan lauk pauk di rumah.

Pulang malam hari dengan membawa kue sedikit.

リレーの場合は、医師と、許可は金曜日の礼拝を行うように依頼することを余儀なく11:30時間を示しているコンサルティングすることはできません。

祈りの言葉を後に祈りshalatjenazahで要求されました。

Kramat PMIは、プロセスの迅速な血液kerena月1日のみtransfusinya自身のフォームと敷設されています。

ヤシン私、彼は、ロケットモーターが、多忙な活動を保留したが、直接、自宅までパウクおかずの巨大スーパーで買い物をされたヤシン機会に金市場の事務所に参加することができます。

夜は少しケーキに移動します。

Tyas sudah di Denpasar

Kamis, 30 April 2009.







Jam 03.00 saat mulai sadar jikalau akan berpuasa hari ini memeriksa Hp ternyata Tyas sudah sampai di Denpasar jam 00.30 waktu Indonesia Timur.

Secepatnya mengirim SMS ke pak Diartika memberitahukan jikalau Tyasnya sudah di Denpasar.

Suasana di kantor.
Menjelang malam hujan turun sangat lebat di kantor sehingga pulang terpaksa di tunda, sementara itu buka puasa sudah dilakukan tadi sehabis shalat Maghrib.

Mengantar keberangkatan Tyas

Rabu, 29 April 2009.






Jam 02.00 saat bangun sadar jikalau Tyasnya lagi melepas pemasangan alat suntik desferalnya, yang dipasang sejak sore hari, dan jam seperti ini biasanya sudah dibuka.

Sementara itu tayangan TV Kabel Okevision sedang mengganti saluran Discovery dan Enimal planet diganti dengan Starworld dan Geographik Chanel, dua saluran yang sangat saya senangi.




Mempersiapkan keberangkatan Tyas ke Denpasar

Jam 07.00 sudah SMS ke mbak Asih kakaknya mas Ajar Sanjoyo yang bersuamikan Dokter Budha yang bertempat tinggal di Denpasar untuk mau kiranya menjemput Tyas di tengah malam ini, sebab Tyasnya berangkat dari Jakarta pesawat Garuda jam 21.45. dan diperkirakan tiba di Denpasar jam 00.15.

Ternyata sampai sore hari, SMS ngak dibalas.

SMS dari Pak Diartika Bali Karangasem untuk minta kesediannya menjemput Tyas malahan dijawab jikalau pak Diartika sedang menghadiri perkawinan keponakannya sehingga ia tidak bisa menjemput.


SMS dari pak Bambang Wied yang ada di Dierktoran Jenderal Bina Marga se departemen dengan saya malahan jawabannya singkat ”Akh” tulisnya, tetapi sekitar jam 14.00 siang Pak Bambang menelpon menanyakan pesawat Garuda kode berapa yang di naiki Tyas untuk memudahklan jemputan di Denpasar, tetapi saat yang sama temannya Tyas sudah siap menjemput Tyas walau tengah malam sekalipun.

Akhirnya setelah shalat dlhuhur Tyas mendapat kepastian jikalau ada temannya mau menjemput ke Airport Ngurah Rai, walau tengah malam sekalipun, naik motor lagian, hebat pikirku, hebat.

Jam 12.15 saat selesai shalat Dzhuhur bertiga dengan Yasin dan Fifi mencari oleh-oleh buat Tyas, ternyata harga makanan sejenis semua kue sangatlah mahal, dan sudah mahal kualitasnya sangat tidak bisa dipertanggung jawabkan sehingga harus hati- hati membeli dan lebih sering meneliti setiap barang yang akan di beli, melewati batas waktu atau tidak.

Mengepak bawaannya Tyas, sementara anak- anak bermain sebab tahu jikalau Tyasnya sebentar akan berangkat ke Denpasar Bali.


Setelah jam menunjukan 16.36, motor mulai dihidupkan dan ternyata yang ikut mengantar juga Fifi dan Yasin sangat tidak bisa tertinggal, untungnya Ban belakang sudah diganti.

Motor dikendari berempat, Fifi paling depan sambil memegang satu karton bawannya Tyas, kemudian dibelakang Yasin dan Tyas sambil menggendong ransel dan tas tentengannya.

Setelah Tyas mendapatkan angkot ke Cileungsi langsung bertiga Pulang setibanya di rumahnya Fifi yang bilang ngak enak jikalau mbak Tyasnya ngak ada.

Saat Adzan Maghrib berkumandang, sudah dipastikan Tyasnya masih di terminal Kampung Rambutan, saat akan memasuki tidur malam sekitar jam 20.30 ternyata SMS Tyas memberitahukan jikalau ia baru masuk Terminal dan akan shalat Mahgrib dan Isya.

Tiket Garuda Tyas ke Denpasar

Selasa, 28 April 2009.



Saat mengambil tiket di Darmawangsa, sepeda motor saya kena sandera sebab tidak parkir ditempatnya, hal ini dilakukan sebab mengejar batas waktu eliminasi pengambilan tiket, dapat giliran nomer 70, baru diterima nomer 52, setiap orang sekitar 30 menit, berarti saya diterima sekitar jam 10 malam.


akhirnya keluar mencari travel dan dapat Dwidaya Tour, harga yang sama, jam yang sama, dan hari yang sama. Siapa yang tidak bersyukur bisa lepas dari kesulitan.

Saya memperhatikan tempat ini sangat bagus, tetapi sangat berdekatan jaraknya kesannya sempit memanjang, dahulunya ini hotel, sekarang di sulap menjadi pusat pertokoan, kafe, travel dan lainnya.

Mengganti ban luar belakang motor Rp 150 000,-

Piket POPTI sambil mengantar Tyas Transfusi

Senen, 27 April 2009.










Fungsi POPTI

Berangkat ke RSCM, Tyasnya yang saya perkirakan mau naik bus ternyata ia mau naik motor ikut saya, perjalanan cukup lancar, kemacetan hanya sekitar Salemba setelah belokan jalan layang Pramuka, memang yang namanya kendaraan sangat luar biasa, disini terlihat pemerintah sama sekali tidak mau tahu urusan kendaraan, pemerintah hanya tahu urusannya sensiri, urusan pemilihan umum, tetapi Allah tidaklah diam, akan ada pengadilannya.

Sesampainya di depan PMI Kramat, Tyasnya turun dari motor langsung masuk keruang pengambilan darah cuci.

Balik lagi ke RSCM, dan dalam perjalanan ke RSCM jalanan sangat padat sehingga untuk menepi kekanan sebab RSCM itu ada di sisi kanan jalan, sangatlah susah.

Saat lampu merah di Salembah langsung berhenti, dan menunggu sebentar kemudian turun dari kendaraan untuk mendorong motor menuju pintu masuk RSCM di depan Poliklinik anak- anak.

Kantor POPTI sangatlah sepinya, dalam kesempatan ini saya mengambil piket POPTI sebab sejak masuk tahun 2009, saya belum pernah jaga Piket POPTI, POPTI sendiri adalah Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalasemia.

Ternyata Kuat dan Intan orang yang diperkerjakan merangkap sebagai Pegawai POPTI dan RSCM sekarang tidak ada di tempat sebab lagi Prajabatan, berkaitan dengan pengangkatannya menjadi pegawai negeri.



Di ruangan ternyata cukup sepi, banyak bed tranfusi darah yang tidak ada pasiennya, dan disamping Tyas ternyata ada saudaranya Anhar, anak Thalasemia dengan adiknya dengan ke dua orang tuangnya yang ikut menjagai Transfusi darah, selama perawatan sempat banyak bergurau, antara lain semangat ibunya Anhar untuk pergi ke kantor agama memberitahukan kepada mereka agar persyaratan menikah harus lulus screning tes darah dari PMI.

Sehingga jumlah penderita thalasemia tidak semakin banyak.




Dalam kesempatan ini saya yang berfungsi sebagai piket POPTI juga sempat menjalankan tugas dengan mencoba mendekati semua pasien yang sedang di transfusi untuk menannyakan segala kesulitannya, ternyata ada secercah wajah anak muda yang sednag menunggu transfusi anak putrinya, kalau dilihat dari umur, pastilah sudah di duga jikalau usia perkawinanany termasuk baru, setelah saya tanya ia menikah di tahun 2006, ya baru dong, berarti selama ia belum menikah tidak ada yang memberi tahu perihal penyakit ini, dimana pembanyakan penyakit Thalasemia ini bisa dicegah dengan tidak menikah pada pasangan yang sama- sama mengandung sifat bawaan Thalasemia.

Sekitar jam 11.30 Tyas merasakan pusing kepalanya, saat itu posisi kantong darah yang telah masuk sudah dua kantong sedang kantong terakhir baru seperempatnya, tetapi rupanya Tyas bisa menanggulangi pusing kepalanya.

Saat jam 11.55, saat mana Tyas sudah selesai di Tranfusi, saya menganjurkan Tyas untuk tidur- tiduran dahulu, sementara Anhar di bed di sampingnya telah pulang sejak 20 menit yang lalu, setelah Anhar pulang terasa sepi ruangan ini, banyak sih pasien tetapi hanya sebatas mata memandang.

Setelah selesai Tyas makan siang di ruangan piket, kemudian saya juga selesai shalat Dzhuhur, datang tiga orang tamu, yang tujuannya akan bertanya perihal Thalasemia, saya jelaskan, kalau ruang di depan saya adalah ruangan dokter akhli, mungkin kalau mau bertanya ke sanan boleh, tetapi ia mengatakan akan bertemu dengan Kuat, orang yang bekerja di POPTI, berarti hal ini sebaiknya saya hendel saja.

Setelah tiga oarng itu masuk ternyata kursi di depan saya hanya ada dua, sehingga salah seorang tamu itu berdiri saja, yaitu seorang bapak, dan tak lama kemudian saat saya mulai menerangkan perihal posisi orang tua yang mempunyai anak Thalasemia, si Bapak itu keluar ruangan dan saya dengar dari percakapannya ia berbicara banyak dengan Tyas.

Dua orang ibu di depan saya adalah tidak saling bersaudara, yang satu ibu yang berbaju putih adalah pegawai dari ibu yang berjilbab, ternyata ia seorang dokter di rumah sakit pemerintah Bekasi.

Si Ibu berbaju putih ini menunrut mata saya ia terlihat pucat, kekurangan darah, saya pikir ia yang akan di konsultasikan sekitar thalasemianya, ternyata ia menceritrakan jikalau anaknya yang berusia 2 tahun 5 bulan laki- laki sedang menderita thalasemia, sudah di transfusi darah di RS Daerah Bekasi, dan ia ingin ke RSCM sebagai pusat perawatan Thalasemia.

Banyak hal yang saya terangkan sebatas pengalaman orang tua penderita thalasemia, sehingga ia yang masih ber putra seorang jangan berputus asa, dan jadikanlah semua ini sarana untuk meningkatkan Takwa kepada Allah SWT.
Saya menawarkan ia untuk bergabung di Thalasemia dan sebagai orang tuanya juga untuk bisa menimbah ilmu bagaimana merawat anak yang menderita thalasemia.

Kemudian saya sempat paparkan kasus Dyas ( 3 Tahun ) dimana ibunya meninggal dan di susul ayahnya meninggal dan sekarang Dyas dengan kedua kakak perempuannya dipelihara olah neneknya, dimana yang sangat menonjol dari kasus Dyas adalah ibunya yang melahirkan Dyas tidak menyadari jikalau dirinya menderita Thalasemia, selama ia merawat Dyas di RSCM kondisi ibunya menurun Hbnya merosot terus dan akhirnya meninggal, tanpa ada orang yang mau tahu jikalau si ibunya juga penderita Thalasemia yang ngak dirawat.

Saat ia akanmeninggalkan ruangan sempat saya berikan nomer telepon di dua nomer, yaitu nomer Hp dan nomer telepon rumah.

Tiba- tiba hujan turun deras, sehingga kepulangan dari RSCM agak tertundah.

Cuaca masih hujan merintik tetapi Tyasnya sudah kepingin pulang, dan kemacetan akibat jalan yang terhujani ini menimblkan genagan cukup membuat repot.

Shalat Ashar di masjid depan Arundina ke utara sedikit, atau sebelum arundina 500 meter lagi, Tyasnya ngak mau shalat. Shalat di masjid yang berlantai dua, cukup anyak tangga naiknya yang berarrti bangunan ini cukup tinggi.

Di Cileungsi sempat menggati olie motor saat bunyi mesin motor sudah sangat kasar, perhitungan saya hujan turun, ternyata pekerjaan mengganti olie sudah selesai hujan pun belum juga turun sementara mendung sudah sangat menggantung.

Transfusi jam 03.00

Sabtu, 25 April 2009.






Jam masih menunjukan 00.15, berpindah tempat dari Masjid NU ke PMI Kramat. dan ternyata disana masih banyak saja orang yang menunggu.

Banyaknya orang yang datang dari jauh untuk mencari darah akhirnya ku tahu jikalau darah yang dicari adalah darah putih untuk penyakit Hemophili.

Terbukti bapak-bapak yang duduk didepan saya datang dari Cilegon, suatu kawasan industri di Banten.

Nanti kalau lain kali ke Emergency harap Tyas di daftarkan di Thalasemia Dewasa, sebab Tyasnya sudah masuk usia 21 tahun.


Naik busways, kosong, angkot plat hitam, bus jaonggol, jalan kaki membawa koper, masuk rumah sambil mempermainkan Fifi, tertidur pulas sampai adzan dzhuhur berkumandang, tidur lagi sampai Ashar,

Berangkat kekantor setelah shalat ashar dan shalat maghrib di masjid kompleks kantor pasar Jumat, ambil motor, perjalanan pulang shalat Isya di masjid kecil depan Cijantung Mall , masuk rumah jam 20.00.





dan setelah shalat isya masuk tidur dengan cepat.

Tyas masuk Emergency RSCM

Jumat, 24 April 2009.










Jam 08.30 sudah menulis absen di kantor, itupun telah mampir membeli Donat 1 bungkus, Kue tart tape 1 bungkus dan brownis coklat 1 bungkus, rencana nya akan dibawa ke Bandara Cengkareng nanti sore untuk menjemput Tyas, kemudian membayar okevision langganan TV, untuk bulan Mei. di kantor pos besar Fatmawati.

Shalat Jumat pun telah selesai dilakukan, kemudian mulai berusaha meminjam tustel milik kantor, ternyata dapat tustel yang pernah dipakai ke Kalimantan Tengah dahulu yang tidak ada memorynya dan baterynya, kerena persiapan menjemput Tyas ini langsung akan masuk ke RSCM maka yang harus dibawa adalah air minum, utnuk itu belanja terlebih dahulu ke Giant supermarket untuk membeli memory stick tustel, saat akan berangkat keluar kantor, ada teman yang dahulu pernah di belanda sama- sama, ia mencoba memanggil saya tetapi ia ngak tahu siapa nama saya sehingga ia hanya bersuara he he he, saya menoleh ternyata ia orangnya, ternyata ia akan ke Cerefure untuk membeli mouse sebagai kelengkapan note book nya, ia ceritra sambil berjalan menuju supermarket itu, jikalau note book itu pemberian salah seorang temannya, dimana ia telah membantu menyeselesaikan beberapa tugas beberapa tahun yang lalu.

Saat mulai mencari memory stick ternyata harganya bervariasi, baru sadar jikalau ini supermarket yang bisa di tawar harganya,untuk yang 1/5 giga harganya Rp 100 000,- matinya Rp 90 000,- dan saya ngak puas sehingga mencari lagi dilantai atasnya, mendapatkan memory stick sebesar 1 giga seharga Rp 90 000,- kemudian betery ternyata di supermarket Giant harganya mahal sekitar 190 000,- saya merasa buklan ini yang saya cari sehingga saya mencari lagi ke lantai tiga dan mendapatkan changer batery kosong seharga Rp 40 000,- kemudian baterynya seharga Rp 30 000,- untuk 2 batery yang bis adi isi ulang, kemudian turun lagi ke bawa membeli air minum 3 liter dua botol.

Setibanya di ruangan ditanya dengan teman sekantor, kok belum berangkat, saya shalat ashar dahulu jawabku, dan setelah shalat ashra salaman dan langsung berangkat menuju bus Damri Bandara di terminal Lebak Bulus.
Ternyata busnya belum datang, sehingga harus di tunggu, saat yang sama terdapat anak muda yang baru lulus sarjana elektro asal semarang yang habis mengikuti test penerimaan pegawai di Pertamina tetapi tesnya di Balongan Cirebon.
Sekarang ia akan pulang ke Palembang.

Bus akhirnya datang, saat mana sms dari Tyas sudah memasuki pesawat.
Perjalanan menuju bandara sore hari itu diwarnai kemacetan yang sangat panjang, tidak habis- habisnya kendaraan memadati jalan raya, sehingga saat SMSTyas memberitahukan jikalau ia telah mendarat di Bandara Cengkareng, saya yang menjemput dirinya masih di pintu tol Cengkareng.

Bus Damri itu berhenti saya turun mencari Tyas, saya lupa jikalau terminal 2 Garuda ini terdapat dua susun lantai, bus yang aru datang otomatis menurunkan penumpang yang akan bepergian, ternyata Tyasnya menunggu di lantai bawah sebagai lantai kedatangan.

Setelah berjumpah dengan Tyas kemudian shalat maghrib dahulu setelah itu menunggu bus tujuan Gambir.

Agak lama menunggu dan ternyata tujuan Gambir datang dengan penumpang yang banyak, untungnya saya dapat tempat duduk dengan Tyas.

Tiba di Gambir sekitar jam 20.30, kemudian pindah naik taksi setelah menyebrang jalan di depan Departemen Kelautan, tujuan RSCM, dan jam 20.50 sudah tiba di depan Emergency RSCM.

Saat dokter itu bertanya. kenapa kok malam datangnya, saya menjawab sebab Tyas baru mendarat, Setengah tidak bertanya, memangnya mendarat dari mana, dari Bali dok disana ngak ada darah Cuci, bisa jadi katanya setelah itu Tyas di ijinkan untuk mendaftar mengikuti prosedure Emergency.

Jam 22.00 keluar surat pengantar untuk mencari darah di PMI Kramat.

Sepenggal jalan Diponegoro di depan RSCM malam itu seperti lorong panjang yang menakutkan, bisa saja sewaktu- waktu ada orang yang berlari menuju ke tengah jalan sambil menodongkan senjatanya, untungya tidak terjadi.
Saya tetap berjalan sambil berbaju batik, sebab sedari tadi sudah berseragam batik, tidak ada lelahnya, terasa lapar mperut ini, ya di tahan saja.

Diujung jalan sudah berdiam kendaraan mikrolet 01 yang mengantarkan ke PMI Kramat. dan setibanya disana langsung mengikuti prosedure pendaftaran

Dijanjikan darah bisa diambil jam 02.00 esok pagi.
Saat ini jam masih menunjukan 22.20, kemudian terjadi kelelahan, saya sendiri belum shalat isya, kemudian mencari tempat shalat, malahan di tunjukan jikalau tempat shalatnya PMI Kramat ini ada di Masjid NU di sampingnya, berarti PMI Kramat tidak ada tempat shalat, memang praktis berfikirnya sebab disamping PMI ada masjid besar.

Setelah shalat isya mencoba berbaring di luar masjid di lantai tiga itu, sambil membuka makanan yang dibawa dari kantor tadi siang, berupa nasi, dan sepotong daging dan kuah semurnya yang ternyata sampai selarut ini ngak basi, sambil makan mata melihat kearah gedung PMI Kramat di ketinggian tiga lantai, dan terlihat disisi kanan bangunan PMI Kramat dari atas, ternyata di atap ada juga orang yang duduk-duduk di kegelapan sambil bergerombol dan terlihat sedang berkomunikasi dengan Hp nya.

Setelah makan, mulai menchangger Hp dan menunggu sambil tiduran. Sementara saya mencoba memejamkan mata kerena lelahnya ngak bisa sebab nyamuknya sangat banyak.

Saya berusaha harus beristirahat, kaki saya bungkus dengan koran dan sajadah saya gunakan sebagai alas tidur menahan dingin, ditambah beberapa koran bekas dari kantor.

Jam 24.00 saya mulai turun satu tangga ke anak tangga lainnya, saya berfikir dua jam untuk menunggu jam 02.00 sebaiknya di PMI saja.

Kawan-kawan sekantor simpati pada Tyas

Kamis, 23 April 2009.




Lokasi kemacetan ngak terlalu parah sehingga masuk kantor jam 08.30.


Baru masuk kantor Hp ku memberitahukan jikalau Tyas Hb darahnya turun menjadi 6,7.

Reaksi dari ibu Nini setelah mengetahui kondisinya Tyas dan dimana Tyasnya masih ada di Denpasar langsung mengirim sekretarisnya untuk konfirmasi ketersediaan tiket Garuda untuk pemberangkatan Tyas, akhirnya Tyas memberi perkiraan, esok pagi akan ngurusin Rujukan Askes dari Bali ke RSCM, kemudian kesepakatan tiket garuda sudah diterima jam 15.00 sore, dimana Tyas berangkat besok jam 16.55. dari Denpasar.

Kemudian rekan- rekan di kantor pada ngumpulin dana untuk nyewa kendaraan dari Cengkareng ke Emergency RSCM, terkumpul Rp 225 000,-

Malam hari setelah shalat isya langsung pulang, gelap mengiringi, tetapi badan belum ngantuk sebab masih terhitung sore, diujung jalan masuk desa Gandoang, persisnya di pasar Gandoang, mampir sebentar untuk membeli 2 bungkus nasi padang untuk Yasin dirumah, ternyata sesampainya di rumah Fifinya juga belum tidur, mendengar jikalau bapaknya akan membawa nasi padang, jadi, tidurnya di tunda dahulu.

masuk tidur jam 21.30
Rabu, 22 April 2009.


Badan ini memutuskan kelelahan sebagai pilihan untuk istirahat sepanjang hari ini, pengumuman dari okevision jikalau tayangan discovery dan enimal planet akan diganti dengan world star dan geographik.

Sekitar jam 10.00 Fifi yang sekolah TK datang langsung ikut gabung lihat tayangan film TV China.

Makan siang dirumah dihidangkan belut di olah tongseng ala rumah oleh istri, dan Yasin sangat lahap makannya.

Macet luar biasa

Selasa, 21 April 2009.


Menjelang perempatan di pertanian, sekitar 4 Km sebelumnya, macet sudah mengiringi, sudah pastinya seperti kemaren, adalah penggalian pipa air di dekat trakindo utama Mampang, tetapi setelah itu lancar hingga masuk kantor.

Menjelang malam sesudah shalat Maghrib saat mana diskusi persiapan seminar dilakukan, ternyata pak Kuat terlihat kurang sehat, hal ini mungkin disebabkan Fatty Liver yang telah lama di kandungnya yang mempengaruhi kinerja harian.

Saat pulang malam ini, ngantuknya luarbiasa, sehingga sekitar 4 Km menjelang rumah, berhenti terlebih dahulu untuk meneguk minum aqua botol kecil yang dibawa dari kantor, ternyata ngantuk pun hilang.

Setibanya di rumah 21.30 Yasin belum tidur.

Diskusi jarak Jauh

Senen, 20 April 2009.

Macet luar biasa menjelang Trakindo dikawasan Simatupang, kemacetan sejak di jalan layang pasar minggu, jalan berantuk perlahan- lahan, beberapa kali motor padam, untungnya masih mau di hidupkan.

Masuk kantor jam 08.26.


Menjelang malam saat akan memasuki maghrib pak Kuat memberikan tugas untuk mempersiapkan konsep seminar dimana kelembagaan penelitian didudukan sebagai isue sentral penggerak kegiatan sektor di lingkungan departemen pekerjaan umum.

Sempat menghubungan pak Tonny bagian pemerintahan di Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Tengah untuk memintah pendapatnya sekitar kedudukan Pusat Penelitian di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.

Pulang sesudah shalat isya, dimana buka puasa sudah dilakukan sejak tadi, hanya saja perjalanan pulang di malam ini terganggu sedikit dengan ulah pengendara mobil yang keluar dari kompleks restaurant di Cibubur sana, ia keluar terlalu cepat, sementara itu motor yang saya kendarai melaju cepat, untung masih bisa mengurangi kecepatan, saya yakin kalau ada insident malam ini, pasti pengendara mobil itu akan lari.

Inilah suatu negara Indonesia yang masyarakatnya liar, sangat sulit mengharap tanggung jawab kepada mereka yang mapan, kepada mereka yang telah menikmati hasil pembangunan, lebih luhur kepada masyarakat yang terpipitkan, lebih sederhana konsep hiodupnya dan pastinya sudah tentu tidak pernah mengganggu orang lain.

Mbahku Almarhum Sahut Wirosudirdjo

Minggu, 19 April 2009.

Pak Lik Doko ku membuat ulah





Ini fotonya mbah Kakungku, ia telah lama meninggal, ia telah tenang di alam baka, tetapi anaknya yang nomer tiga yaitu pamanku Pak lik Doko sendiri, tidak kuduga sewaktu hari minggu ini aku menelpon ibu ku yang ada di Wonrejo, ternyata Paklik Doko akan menjual semua lahan peninggalan mbahku yang berlokasi di Tempeh, Lumajang, Jawa Timur, saya sangat tertekan dengan berita ini, sampai saya tidak bisa berbuat apa- apa.

Berkali- kali saya menembak dengan telunjukku ke arah sisi kanan atas kepalaku sambil membaca ayat Qursyihis Samawati wal Ardh, baru berkurang sedikit ketegangannya, demikian juga tembak lagi baca lagi sampai berkali-kali, sebab hal berkaitan dengan waris adalah sangat berat, sebab saya ngak ingin gara-gara berebut harta waris terpisah pula hubungan kekeluargaan.

Minggu sore menjelang malam, hanya beberapa saat sebelum shalat Maghrib,hujan deras di iringi dengan sambaran halilintar bergemuruh di langit, mendadak PLN melakukan pemadaman listrik, diluar hujan masih menderas, Saat yang sama gas masak habis, Makan malam dalam gelap, hanya penerangan lilin sepotong, tetapi cukup sedap, kemudian shalat Isya dan jalan- jalan keluar rumah untuk melihat kompleks perumahan diantara gelapnya malam, hujan sudah berhenti, ternyata ada dua rumah tangga di lingkunganku yang menyala bersinar dengan listrik generator nya sendiri.


Gambar berikut ini adalah foto- foto almarhum Mbahku, pensiunan Kepala Stasiun Kereta Api Tempeh tahun 1966.





Saya, dengan mbah Gondo almarhum yang berumah di sebelah barat rumahnya mbah Kakungku, dan mbah kakung.





Fotonya mbah ku saya ingat foto ini diambil di depan rumah di stasiun Tempeh sekitar tahun 1962, saat mana saya masih sekolah SR Tempeh Tengah Lumajang Jawa Timur.





Pak Lik Bambang yang menemani almarhum ibunya Kami dimana Kami sendiri sudah almarhum, bersama mbah Putriku almarhuma dan mbah kakungku almarhum

Sekarang Pak Lik Bambang hidup sendiri disana, tanpa bekerja, tetapi syukurlah rejekinya ada saja.





Mbah Sahut Wirosudirjo ( Alm )
Istrinya, mbah putri Supratmi ( Alm )




Mabh putriku ber foto bersama dengan mbah Wi Klakah yang juga sudah almarhum.




Mbah Kakungku ber foto bersama dengan mbah putriku





Ibuku saat masih sehatnya berfoto bersama dengan mbah putriku almarhum





Mbah Kakung dan Mbah putri berfoto di depan rumah yang ditinggali rumah itu sekarang sudah dalam keadaan bocor di sana sininya.
Gambar di bawa ini adalah foto Pak Lik Bambang dengan saya sewaktu kunjungan bulan Mei 2009 kemaren, terlihat di dalam rumah sudah tidak terawat baik.






Mabh ku mempunyai mempunya empat anak


Siti Salamah
Slamet
Doko Subagio
Bambang




Siti Salamah menikah dengan Soerjo

mempunyai 5 anak
1. Nanang ( Alm )
2. Bagong dengan nama IR H Siswoyo Seputro
3. Jarot dengan nama Bambang Sugeng Biantoro
4. Naning dengan nama Sri Wahyuni
5. Debog dengan nama Lilik Sri Wahyuningati

Mangga Dua memperbaiki komputer lagi-lagi

Sabtu, 18 April 2009.

Ke Manggadua lagi membawa komputer, berangkat jam 08.30 pagi, sempat berhenti didepot depo air minum didalam kompleks perumahan sendiri sebab kedudukan komputer yang saya letakan di goncengan membuat tidak enak saya duduk, sebab Manggadua itu jauhnya bukan main.

Sewaktu melewati Cikeas melihat disisi kiri jalan suatu bangunan pertokoan yang telah disulap menjadi kelompok penyatuan memperkuat SBY supaya tetap menjadi Persiden RI.

Timbul pertanyaan saya apakah pak SBY bisa menerima konsep saya yang ada di catatan Facebook saya yang antara lain isinya.

Setibanya di Kemayoran, sampai dua kali berputar kemayoran kok ngak ketemu jalan menuju ke Manggadua, akhirnya ya ketemu juga, memang jarang kalau kesisini bisa sukses sekali.

Setibanya di Manggadua sekitar jam 11.40, dan langsung komputer dibuka ternyata hidup, saya sedih sebab penatnya badan belum hilang sudah harus pulang lagi ke rumah di Gandoang Cileungsi.

Setibanya dirumah ternyata juga tetap komputer ngak mau hidup, habis mau apa lagi.

Lapar tengah malam

Rabu, 15 April 2009.



Jam 01.00 tengah malam sudah ngak bisa tidur, dan ternyata Fifi juga ikut sadar, makan kue yang dibawa tadi sore, gigi terasa sakit kerena manisnya kue, rendam dengan pencuci mulut, akhirnya jam 02.00 secepatnya shalat tahajud dan sesudah itu sekitar jam 02.45 ngantuk sudah datang lagi.

Tadi pagi saya perkirakan hari ini tidak berangkat ke kantor, kerena lelah, tetapi setelah meminum jus sayur dua gelas berubah suasana, padahal sayur yang diramu itu adalah: tomat, tempeh ½ bagian, buncis, mengkudu 1 butir dan daunnya 2 lembar, terong ungu agak banyak ¼ kg, tauge 1 ons, wortel 5 batang, timun, buah biji leuncah yang kecil- kecil itu satu genggam, dan diblender, peras minum semua ikut minum, betul juga, semangat bangkit dan langsung berangkat kekantor.

Rapat Perumusan

Selasa, 14 April 2009.


Rapat diskusi tentang perumusan peranan apa yang diambil oleh Pusat Penelitian Sosial Budaya dan Peran Serta Masyarakat pada pengembangan aspek kelembagan Departemen Pekerjaan Umum, disini jelas bahwa terdapat banyak tidak ketemunya di satu alur berfikir, dimana anggaran pemerintah habis begitu saja di bawa nama penelitian, sedangkan hasil penelitian itu sendiri tidak mempunyai gigi untuk merubah sketor, minimal membantu sektor, sedangkan sektor dibutuhkan daya dukung yang sangat tinggi terhadap semua kajian penelitian, tetapi sering sektor memperkerjakan pihak ke tiga untuk menutup kekuranagn data penunjang tadi.


Saat pulang sekitar 7 km sebelum masuk rumah, dimana saat itu langit sedemikian redupnya, dimana saat maghrib akan tiba, tidak kuasa hati ini menikmati kebesaran illahi, dan gemah takbir memenuhi helm yang kukenakan, biarlah shalawat Rosul itu ku dengarkan sendiri.


Setibanya di rumah Fifi yang membukakan pintu dan mulai melepas belanjaan yang tadi dibeli seperti ikan, susunya Yasin, ayam dan kue sewaktu mengikuti rapat tadi siang.

Nomer Plat Motor

Senen, 13 April 2009

Makan Sahur cukup enak, yaitu lombok dan bawang merah bawang putih di gerus halus dan dimasukan potongan peria

Menuju Kantor Bersama pelayanan STNK di Cibinong untuk mengambil plat nomor motor yang sudah dijanjikan sejak satu bulan yang lalu, keadaan perjalanan lancar, dan seperti biasanya setelah Astari turun di depan SMPNeg 1 Cileungsi, kemudian melaju untuk beberapa lama dan sampai di Kecamatan Kelapa Nunggal shalat dlhuha disana, dihalaman depan kecamatan masih terlihat bekas kesibukan pengamanan Pemilu 2009, masih terlihat beberapa pemuda berseragam kuning-khaki seragam Pemda duduk berjajar di saat mana saya sedang mengerjakan shalat Dlhuha.

Hanya sepuluh menit menunggu di depan loket pengambilan nomer plat kendaraan, sehingga setelah selesai urusan langsung berangkat kekantor, di Cibinong setelah melewati overlay jalan raya dengan jalan kereta api, mampir ke bengkel untuk memasang nomer kendaraan yang baru didapat.

Depok, pagi ini terlihat suasana macet, sebab macet adalah jalan putar balik di sisi kanan sehingga kendaraan yang dibelakangnya ikut memperlambat laju kendaraan.

Masuk kantor jam 09.41.

Mendorong motor dengan istri

Minggu, 12 April 2009.

Mendorong motor bersama istri yang hendak kepasar, sebab ban depan kempes, jalanan basah rupanya habis hujan semalam, cuma saya saja yang tidak mengetahui jikalau hujan turun semalam.

Ada tiga bengkel telah dilewati tetapi saya ngak mau mampir, istri yang mendorong dari belakang sudah mulai berbicara banyak- banyak, kenapa harus bengkel yang jauh.

Bengkel yang disenangi adalah bengkel yang ada di tengah sejarak pasar Gandoang sampai Puri Cileungsi, yang pagi itu baru saja buka dan saya sebagai pelanggan pertama yang dilayani, tetapi baru dibuka ban depan ternyata ada seseorang yang hanya minta di tutup lobang baut yang terlepas saja maka ban depan saya sudah di tingalkan oleh pemilik bengkel.

Ternyata ban ngak kempes- kempes setelah dibiarkan terisi angin tanpa dikerjain.

Melanjutkan perjalanan menuju pasar Cileungsi.

Tomat 2 Kg, terong 1,5 kg, buncis 1 kg, wortel 1 kg, terasi 1 pak, rumput laut ¼ kg, tali mesin jahit dan pita rambutnya Fifi.

Sesampainya dirumah mencoba memakan rumput laut dengan sambal lombok , terasi dan tomat.

Hari Pemilihan Umum

Kamis, 9 April 2009.

Dilihat bapak dan ibunya pergi dengan bergegas Fifinya mau ikut, padahal mandi aja belum, sehingga sambil menunggu Fifi mandi, sket dahulu keadaan depan rumah.

Setelah itu, berjalan bertiga sebab Fifi ikut, dan melihat keadaan tetangga yang memang semuanya di liburkan hari ini untuk memilih.




Ditengah perjalanan melihat ada bayi tetangga jauh dimana sewaktu ibunya menikah dahulu saya ikut datang menyaksikan, dan sekarang bayi itu digendong Kakeknya, dan kakeknya itu teman seumur dengan saya atau bisa lebih muda.














Terlihat setelah tikungan tempat pemilihan suara di TPS 10 Kompleks Puri Cileungsi, sederhana tetapi tertib, sudah pengalaman panitianya untuk melakukan pemilu.

Ledakan jumlah penduduk

Senen, 6 April 2009.




Pembahasan ROB Semarang, yang dibahas masalah kelembagaan jikalau teknologi ROB sudah ada.


Ledakan Jumlah Penduduk Dunia : Indonesia Masuk Daftar Penyumbang Terbesar


Kamis, 02 April 2009 13:09 WIB 243 Dibaca | 0 Komentar
Reporter : Patna Budi Utami

NEW YORK--MI: Indonesia adalah salah satu dari lima negara
berkembang yang memberi kontribusi besar pada pertambahan penduduk
dunia yang pada 2050 diperkirakan berjumlah sembilan miliar jiwa. Oleh
karena itu, kegagalan pengendalian penduduk di lima negara akan
mempengaruhi penduduk dunia secara keseluruhan.

Empat negara berkembang lainnya yang memberi kontribusi terhadap
jumlah penduduk dunia adalah India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria.
Demikian terungkap dalam sidang ke 42 Commision on Population and
Development di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti
dilaporkan wartawan Mediaindonesia. com Patna Budi Utami dari New York, AS, Rabu (1/4) waktu setempat.

Menurut Wakil Ketua Delegasi Indonesia Nina Sardjunani dalam sidang
yang dipimpin Duta Besar Meksiko untuk PBB Elena Zuniga Herrera,
pemerintah Indonesia memang memiliki komitmen dan program untuk
mengendalikan jumlah penduduk.

"Namun jika internasional tidak membantu (upaya yang dilakukan
Indonesia), bukan hanya Indonesia yang terkena dampaknya, tapi
mempengaruhi masalah kependudukan secara global," katanya.

Salah satu program yang dilakukan Indonesia untuk mengendalikan
penduduk adalah melalui program keluarga berencana (KB). Sayangnya,
dana kependudukan untuk program KB secara internasional kini merosot
drastis.

Pada 1995, dana internasional untuk program KB masih sebesar 55%
dari total dana bagi pengendalian penduduk. Tetapi pada 2007 hanya
tinggal sekitar 5%. Sedangkan
selebihnya digunakan untuk program non KB, di antaranya untuk penanggulangan HIV/AIDS dan peningkatan kesehatan ibu dan anak.

Jika melihat tren demografi, kata Deputi Bidang Sumber Daya Manusia
(SDM) dan Kebudayaan Bappenas itu, seharusnya dana untuk KB
ditingkatkan. Oleh karena itu dalam sidang Indonesia juga meminta
negara-negara donor melalui PBB agar bisa membuat skema-skema
pembiayaan baru program KB. Salah satunya melalui debt swap.
Jika tidak, jumlah penduduk dunia akan terus meningkat dan
Indonesia menjadi salah satu negara yang memberi kontribusi besar dalam
penambahan itu.

Ia juga mengungkapkan, Indonesia memiliki komitmen terhadap program
KB. Bahkan sekarang sedang melakukan revitalisasi program tersebut.
Oleh karena itu diharapkan internasional dapat memberi dukungan melalui
teknik asisten atau dengan
pembiayaan dalam konteks kesetaraan.

Terkait dengan debt swap untuk biaya pengendalian pertumbuhan
jumlah penduduk, Nina saat dimintai konfirmasi di luar ruang sidang
menyatakan hal itu baru usulan dan masih harus dibicarakan dengan
Departemen Keuangan.

Oleh karena itu, mekanismenya juga belum diketahui. Namun jika para
negara donor setuju memberikan debt swap di bidang itu, bisa
menggunakan mekanisme debt swap seperti yang dilakukan di bidang
pendidikan dengan Jerman. Dalam pembangunan sekolah di Indonesia bagian
timur, Jerman memberikan dua kali lipat dari alokasi yang dikeluarkan
Indonesia untuk program pendidikan itu.

"Pembebasan utang itu diberikan setelah laporan kita diverifikasi
oleh badan audit internasional. Itu jauh lebih bagu," ujarnya.

Beberapa delegasi negara lainnya yang menanggapi laporan Sekjen PBB
mengenai tren demografi dunia juga meminta para donatur untuk
memberikan bantuan kepada negara berkembang yang tengah melakukan
proses pengendalian jumlah penduduk.

Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 227 juta dan diprediksi
laju pertumbuhannya sekitar 1,3%. Laju pertumbuhan itu jauh menurun
jika dibandingkan dengan 1970-an yang tercatat 2,32% maupun pada kurun
waktu 1990-2000 sebesar 1,7% per tahun.

Menurunnya persentase laju pertumbuhan penduduk Indonesia terjadi
seiring turunnya rata-rata jumlah anak yang dimiliki setiap perempuan
selama masa reproduksinya (TFR). (Pbu)


Komentar.


Ya saya sendiri menyadari hal ini, hal yang harus selalu digalakkan adalah memberi peluang kemudahan untuk mendapatkan program pembatasan kelahiran. Kemudian setiap desa melakukan pembatasan ruang untuk tidak semua lahan dijadikan kawasan perumahan.



Kita memang manusia yang merugi


Ada pengamen, yang berkampanye dengan rambut gondrong di sebuah bus kota, satu sosok sedang menunggu kapan datangnya serangan fajar untuk memberi sekedar sembako.
Ada sosok lain yang merasa sebagai kepala urusan masyarakat, memanggil masyarakat untuk ikut pengajian agama dan ternyata di dalamnya mencalonkan seseorang.
Dan bagaimana tentang Pemilihan Umum 2009 ? Jawabannya satu hal: inilah sebuah pemilu tanpa kejelasan.
Ada puluhan partai politik yang tak pernah jelas apa bedanya dengan partai lain, tak pernah jelas apa program dan ideologinya, bahkan tak pernah jelas (saking ruwetnya) tanda gambarnya. Pembuat logo itu pasti bukan pendesain yang berpengalaman dalam komunikasi massa; ia pasti seorang calon politikus yang terlalu banyak maunya.
Juga mungkin terlalu banyak pesaingnya. Ada ratusan nama aspiran anggota parlemen yang gambarnya dipasang jor-joran di sepanjang jalan – dengan hasil yang sama sekali tak memikat. Ada calon-calon presiden yang tak bakal punya kans tapi nekad, atau yang rapor masa-lalunya mengerikan tapi bicara sebagai bapak bangsa, atau seorang yang tak jelas kenapa gerangan ia maju: karena merasa diri mampu atau karena merasa diri keren?
Di tengah hiruk-pikuk itu, pejabat penyelenggara pemilihan bekerja seperti orang kebingungan. Dan di tengah kebingungan itu, birokrasi mendaftar nama pemilih dengan kebiasannya yang malas dan serampangan.
Jangan-jangan, inilah sebuah pemilu yang diam-diam dianggap tak begitu perlu tapi ajaib. Saya katakan “tak begitu perlu” karena tampaknya orang tak antusias lagi ikut ramai-ramai berkampanye. Dugaan kuat: yang ikut pawai di jalan-jalan itu hanya tenaga bayaran. Dugaan kuat pula: mereka yang tak hendak memilih, “golongan putih” itu, akan lebih banyak ketimbang jumlah suara sang pemenang nanti.
Walhasil, kalau para pesaing sendiri tak begitu jelas kenapa ikut bersaing, bukankah sebenarnya lebih baik mereka memilih kesibukan lain – misalnya mendanai (dan ikut main) satu tim bola kasti, atau lomba andong, atau kompetisi jaipongan?
Tapi “ajaib”. Meskipun tak jelas benar tujuannya, toh bermilyar-milyar rupiah dibelanjakan untuk itu. Para peserta itu tak peduli bila hasilnya cuma sekedar masuk hitungan dalam daftar yang umurnya tak lebih tiga bulan.
Tapi kata “ajaib” mungkin tak sepenuhnya tepat. Kata yang lebih tepat mungkin “lucu”. Pemilihan Umum 2009 tampaknya jadi sebuah parodi atas diri sendiri: orang-orang membuat sebuah tiruan yang menggelikan atas sebuah proses demokrasi yang tengah mereka tempuh tapi diam-diam mereka cemooh. Demokrasi yang pernah diejek Sokrates di zaman Yunani Kuno sedang diejek para pesertanya sendiri.
Tapi mungkin lebih baik kita berhenti masgul dan mencibir. Ada satu sifat dalam pemilu 2009 ini yang agaknya bisa menghibur para pemerhati politik yang prihatin: bagi sang pengamen, sang “petinju”, sang “superman” dan lain-lain yang tak meyakinkan kita, ini sebuah karnaval, Bung!
Keramaian yang “karnivalesk” (istilah ini saya pinjam dari Bakhtin, tentu) mengandung sesuatu yang kurang ajar, meriah, kacau, berlebihan, tapi bisa kreatif, menghibur, sama rata sama rasa, melibatkan semua orang, tak ada garis pemisah antara pemain dan penonton, dan sama sekali tak ingin produktif.
Sebuah bentuk baru kehidupan sosial terbangun dalam karnaval: mereka yang datang dan ikut serta (kecuali para pengikut pawai bayaran) tak menganggap benda dan manusia sebagai komoditi. Ruang dan waktu tak dihitung untuk dipertukarkan, melainkan dikomunikasikan. Dalam saatnya yang paling menggugah, sebuah karnaval adalah saling merangkul pada pertemuan yang saling menghibur. Ia melawan monolog kebersungguh-sungguhan – termasuk kebersungguhan para analis politik.
Humor sangat penting di sana. Dengan humor, sebuah parodi bisa terhindar dari sikap benci. Saya kira sebenarnya itulah yang tercapai oleh poster-poster yang ganjil itu: sebuah ekspresi menertawakan diri sendiri. Lihat, kami gila-gilaan, berjudi dengan nasib, menarik perhatian bapak dan ibu, dengan merendahkan diri sendiri.
Maka marilah kita jangan terlalu masgul: tak ada jeleknya orang buang uang (yang akan diserap anggota masyarakat lain) untuk secara sengaja atau tak sengaja jadi lucu.

Mangga Dua memperbaiki komputer lagi

Rabu, 8 April 2009.

Menuju ke Mangg dua Mall.

Untuk perbaikan komputer yang beberapa minggu yang lalu sudah ditangan, kok sekarang sudah ngak mau menyala lagi.

Juga kepagian datang ke Mangga Dua, sehingga sempat menunggu pemilik toko datang, berjalan dan berbicara dengan toko tetangga toko yang di tuju yang masih tutup tetapi ia sudah buka, ternyata ia spesialis menjual barang baru untuk perkantoran.

memang disini banyak yang harus diperhatikan setiap unit tokonya, sebab mempunyai spesifikasi tersendiri secara profesional.

jam 10.00 mereka datang dan lanmgsung menangani komputer pentium III saya, untuk kali ini memang betul Powernya mati, untuk itu diganti ulang di Pentium III cadangan yang lain.

Saat Hp berbunyi mengingat jikalau sudah masuk shalat Dzhuhur, bergegas bertanya dimana tempat shalat, ternyata ada di lantai basement, setibanya di musholah yang lagi antri wudhlu banyak juga, setelah itu ambil posisi sebagai iman shalat dan memimpin shalat Dzhuhur berjamaah.



Kerena lamanya sampai membayar parkir Rp 5 000,-

Beli beras dengan Fifi

Minggu, 5 April 2009.

Bermotor dengan Fifi dari Cileungsi, di belakang ada sekarung beras yang memang sudah sejak beberapa hari ini habis, tadi sebelum ke Celeungsi sempat mampir ke pasar Gandoang ternyata di sana penjualnya tidak tepat menentukan harganya, kerena ia ragu maka pembelian saya batalkan, terpaksa membeli di Cileungsi.

Didepan Fifi ada sekarung kecil belanjaan sayuran, gula dan lain sebagainya.

Cukup berat memang muatannya.


Sehabis shalat Ashar mengerjakan cucian yang seharusnya tadi pagi dikerjakan, tetapi kerena kondisi harus membeli beras maka cucian di tunda sore hari.


Sore hari hujan cukup keras

RS Melia

Sabtu, 4 April 2009.

Ke rumah Sakit Melia, Cibubur, berkunjung ke orang sakit, yang sakit tetangga kiri rumah, bapaknya rani.

Rumah sakit itu juga rumah sakit yang pernah merawat saya beberapa jam saat saya di tobrok dari belakang.

Saat memasuki halaman rumah sakit, saya dengan istri yang bermotor dari rumah, melewati juga bagian emergency dan belok kanan untuk parkir motor bersama pegawai rumah sakit.

Sewaktu mencari dimana pintu masuk terpaksa mengelilingi rumah sakit sampai ketemu pintu utama pintu loby rumah sakit.

Lobby rumah sakit yang di design sebagai rumah sakit modern ini menyajikan gerai makanan yang cukup mirip mall, ada gerai donat, ada gerai perjalanan dan ada gerai penunjang rumah sakit itu sendiri seperti apotik dan laboratorium.

Lantai 3A kamar satu, di ketok, ternyata bapaknya Rani lagi mencoba berjalan, rupanya ia hendak kekamar kecil.

Ruang perawatan itu terdapat 3 bed, bed yang di tengah kosong, sedangkan bed sebelah kanan baru saja masuk pasien yang matanya tadi pagi terkena sutlecok bola badminton, kerena kerasnya sampai ia harus masuk rumah sakit.

Sewaktu pulang, saya merasa mempunyai kewajiban untuk memberikan sesuatu kepada anak- anak di rumah, oleh sebab itu mampir dahulu ke Giant supermarket untuk membeli : paket roti isi donat coklat, roti panjang, roti sosis dan roti lempeng bundar, kemudian ayam satu bunder, kemudian roti isi coklat , kemudian masakan sayur ayam sudah dimasak supaya nanti anak- anak bisa langsung memakannya, tepung terigu dan tepung beras, akan membeli gula ternyata istri bilang kalau gulanya basah sehingga beban timbangannya memberat, kemudian membeli saus tirem untuk pelezat makanan, kemudian teh goalparah besar.

Sesampainya dirumah ternyata Yasin nggak ada dirumah ia pergi bermain, kemudian Fifi dan Astari yang dirumah minta dibukakan roti isi coklat yang memang menjadi makanan favorit sejak anak- anak masih kecil.

Ternyata makanan sayur campur ayam yang dibeli sudah matang tadi, bumbunya agak keras kalau menurut lidah dirumah sehingga saya usulkan ke istri untuk ditambahi dengan ayam di potong kecil dan sayuran kacang panjang, wortel, akhirnya jadi semakin banyak tanpa harus menambah bumbu lagi, itu pun rasanya masih enak, sehingga makan siangnya saat mana Yasin sudah pulang, makannya semakin lahap.

Rapat Pembahasan Pemindahan Jalan Aek Takong

Jumat, 3 April 2009.

Rapat pembahasan Laporan Pendahuluan Pemindahan ruas jalan Aek Latong Tarutung Sipirok.

Saya menekankan pembahasan pada pengaruh bencana penurunan tanah dbuatkan petanya sehingga jangan sampai jalan sudah dipindah tetapi masih terkena pengaruh penurunan tanah, tanah ambles.

Isi Pulsa

Kamis, 2 April 2009.

Bangun dari tidur sekitar jam 01.00 tengah malam.

Makan sahur jam 03.30.

Masuk kantor relatip lancarjam 08.39 sudah dikantor, walau tadi bangun agak kesiangan, shalat shubuh saja jam 05.15 dan sempat mencuci pakaian dan membuat jus sayur buat anak- anak yang ngak puasa.

Memasukan dana Rp 340 000 ,- ke Pulsa melalui Bank Mandiri di Poin Square untuk dijual lagi.

Sore hari sempat membeli ikan yang di korting 50 % di Giant Super store Poin Square.

Survey Situ Gintung

Senen, 30 Maret 2009.



















Tiba dikantor jam 08.26, termasuk cepat dan lancar, dugaan saya terjadi kemacetan parah akibat jebolnya situ gintung ngak terjadi.

Korban jebolnya Situ Gintung sudah mencapai seratus lebih, herannya korban segitu banyaknya tidak ada pejabat pemerintah yang turun sebagai bentuk pertanggungan jawab, Menurut saya yang harus turun adalah menetri PU sendiri, disusul dengan Dirjen Sumber Daya Air, kemudian disusul dengan kepala Balai sungai pak Pitoyo.

Berangkat dari kantor menuju Situ Gintung bersama pak Kuat, pak Pardino Kapus, Kirin, Cip,Nardi dengan mengendarai 2 mobil dinas, sesampainya di lokasi jalanan masih lancar saja, dan berhenti parkir di Giant superstore, kemudian jalan kaki sampai menjumpai jalan kekiri dan memasuki jalanan menurun dan langsung bertemu dengan lokasi dibawah tanggul yang jebol, didepannya ada masjid yang utuh terkena air lewat.

Saya mulai menyeket, sebab kalau menyeket setiap tarikan garis itu mengandung makna, saya menjadikan masjid sebagai patokan sketsa dan mulai menarik garis hingga ke dinding situ gintung yang jebol di kejauhan, dan terlihat semakin banyak manusia yang berdatangan, panas terik semakin menyengat, dan disini saya mulai memperhatikan dimana konstruksi tembok atau pondasi pagar yang kokoh, ternyata itu adalah tanah yang bersertifikat.

Berarti semua lahan yang ada di lembah yang tersapu air secara cepat adalah lahan akupansi penduduk secara tidak syah.

Lahan yang ada ini dirubah oleh penduduk untuk perumahan yang tak tertata dan cenderung kumuh.

Informasi yang masuk adalah, hari Kamis sore saat hujan deras di kawasan itu, si pak Haji yang menyelenggarakan pemancingan di kaki dinding Situ Gintung yang jebol itu, khawatir akan ikannya, sebab kalau limpahan air dari situ Gintung terus membesar sebab hujan memang sedang lebat, ini berarti kolam pemancingannya akan penuh dengan ikan dan berarti ikannya akan berlompatan, maka si pa Haji itu akhir berinisiatip untuk menunutp pintu pelepasan situ itu, sebab kerena pekerjaan yang tidak profesional tanpa di dukung banyak hal, maka penutupan pintu air situ itu menyebabkan ambrolnya dinding pintu air pada saat maghrib tiba.

Saat itu penduduk sudah sadar jikalau dinding situ terkikis air, tetapi tidak ada yang mau pergi dari situ, malahan menjawab nanti kalau airnya semakin tinggi saja.

Akhirnya saat Shubuh tiba, saat itulah air bah akibat pecahannya dinding penahan situ semakin lebar dan melimpahan air menerjang pemukiman padat penduduk termasuk indekosan mahasiswa Muhamadiyah. dan akhirnya hingga hari seratus jiwa melatyang dan banyak lagi yang belum diketemukan.

Saat mencoret garis itu terlihat antara dinding kokoh bangunan bersertifikat dengan bangunan indah dibalik pepohonan itu ternyata cukup jauh, menurut pandangan mata saya lebar lembah ini sejauh 1,2 km belum panjangnya sekitar 1,52 km

Kondom kondom berserakan di sela- sela bebatuan yang tersingkap di lumpur yang menghitam, penduduk yang mendapat ikan besar sapanjang 1.20 m dan para pemburu berita yang datang ke lokasi dengan sepasukan peralatannya.

Akhirnya pulang kembali ke kantor dan dilanjutkan rapat di dalam ruangan.

Menengok Pak Abdullah

Rabu, 1 April 2009.


Sempat melihat Pak Abdullah pagi ini sebelum masuk kantor, saat kemacetan lalu lintas, terbersit suara hati untuk melihat pak Abdullah.
Ia dalam kondisi sehat walau dalam sakit, saya berikan jus sayur yang saya bawa.

Ban kempes setelah memasuki jalan simatupang, ganti ban dalam Rp 35 000,-

Masuk kantor jam 09.30

Menyusun daftar kegiatan Jabatan Fungsional Penataan Ruang

Tebar janji buat Situ Gintung

Selasa, 31 Maret 2009.

Hari yang sedikit tersendat, sebab sepanjang jalan dipenuhi dengan bus yang parkir untuk kampanye partai Gerindra, partainya Prabowo, yang punya catatan merah tentang membungkam kegiatan mahasiswa yang menentang pak Harto dahulu.

Saya melihat apakah ini bukti keluhuran bangsa Indonesia yang dengan cepat bisa memaafkan kesalahan seseorang atau ini sekedar permainan uang belaka, saya kan dibayar pak untuk ikut ini, makan siang dijamin nasi bungkus, kemudian bus untuk pergi ke senayan di sediakan, kaos baju diberi, saya kan butuh hiburan ramai- ramai ke senayan berombongan banyak orang, kapan saya bisa ke senayan ramai- ramai kalau tidak sekarang.



Apa yang terjadi dibalik tebar senyum dan bantuan di Situ Gintung



Berbagai Partai berlomba menuju kawasan Situ Gintung untuk menunjukan perhatiannya jikalau ia peduli dengan derita rakyat, dan tadi pagi ( Selasa 31 Maret 2009 ) ada rombongan dari Bandung dengan papan nama Pikiran Rakyat koran terbesar di Bandung yang membawa bantuan ke Situ Gintung, tetapi sepanjang jalan macet di Simatupang, ia membunyikan sirenenya, kampungan banget, jelas jalan macet, telinga dibikin bising dengan niat RIA menampakan bahwa orang Bandung mau peduli penderitaan penduduk Situ Gintung.
Organisasi bantuan. Sering dianggap sebagai 'malaikat penyelamat'. Mereka datang ke daerah bencana dengan membawa bantuan. Tapi, sering yang menerima bantuan adalah mereka yang selamat, sedangkan yang menjadi korban sudah terkubur dalam lumpur sedalam 3 meter hingga hari ini belum diketemukan.

Mobil Bantuan.

Menyusul sebuah bencana alam atau kemanusiaan banyak organisasi politik, sosial dan kemasyarakatan akan datang ke wilayah bencana. Mereka datang dengan jip-jip mahal dengan berbagai peralatan canggih lainnya. Apa akibatnya untuk penduduk di wilayah bencana? Di sana banyak orang mengantri untuk mendapatkan baju bekas layak pakai, ada menjujung sembako, orang Situ Gintung dan sekitarnya meramaikan berbagai klinik dan tenda-tenda tempat penampungan dibangun"
Terlihat juga militer dan polisi. tanpa Tank-tank hanya mobil angkutan personal berupa truk panjang antara tenda-tenda. Dunia ramai menduga bantuan akan sampai pada para korban Situ Gintung. Tapi terdapat dugaan bantuan itu justru dipakai untuk kepentingan para pelaku. Tentu saja ada yang dibagikan dan ada yang di tilep sendiri, Tentu saja pegawai organisasi tahu semua itu. kalau berita ini sampai bocor keluar, bahwa semua kelompok sosial dan politik dan pemerintahan itu membantu pengungsi, para pemberi donor pasti akan segera menghentikan bantuan mereka. Nah, bagi organisasi bantuan itu artinya mereka kehilangan pekerjaan".
Pekerjaan antara kebutuhan masyarakat dan Kontrak
Sepantasnyalah semua pekerjaan yang terjadi kerena musibah, yang mengerjakan adalah penduduk setempat, biarkanlah mereka menikmati jerih payahnya sambil mengabdi buat wilayah dimana selama ini ia hidup. Terkadang pekerjaan itu dikontrak darurat kan untuk mengerjakan pekerjaan bantuan untuk bencana situ gintung.
Sudah diperhatikan berbagai organisasi bantuan mengakui saat itu mereka dilanda 'demam kontrak'. Menurut seseorang aktifis , kontrak kerja dibuat untuk wilayah tertentu. Organisasi bantuan menawarkan diri untuk mengerjakan berbagai aktivitas yang diinginkan oleh para pendonor uang. Misalnya, mendirikan tenda dan memasang pipa air minum. Mereka berpindah dari satu tempat bencana ke tempat lain, tergantung di mana ada bencana dan apakah ada uang yang akan disalurkan, masih perlu kiranya diingat ketika gelombang bantuan datang ke Banda Aceh setelah meletusnya Stunami besar-besaran.
Ketika itu kota masih porak-poranda. Penduduk setempat tinggal di naungan karton. Organisasi bantuan datang. Yang pertama dilakukan adalah membangun tenda lapangan darurat sebagai pos bantuan, membutuhkan kehidupan berupa fasilitas makan lainnya. "Saya miris setiap kali melihat semua itu terjadi. Berbagai LSM itu masuk dengan membawa kekayaan mereka. Itu saja yang dilakukan organisasi bantuan dari Barat. Mereka membuat hidup mereka di wilayah bencana senyaman mungkin".

Kritik

Memang banyak yang mengkritik keras bantuan darurat. Menurutnya, Kita selalu ingin solusi yang paling mudah. Kenyataan di lapangan jauh lebih rumit. Ini yang harus diteliti oleh organisasi bantuan. "Kadang mereka harus mengambil pilihan pahit untuk tinggal di rumah saja. Misalnya kalau ternyata orang-orang jahatlah yang justru diuntungkan dengan bantuan".
Terlihat juga para wartawan dan para stasiun television swasta menurut pandangan awam mereka terlalu sering berada di pihak organisasi bantuan. Para wartawan terlalu sering melihat drama kemanusiaan dari kacamata organisasi bantuan. banyak mereka berharap tidak hanya wartawan yang bersikap kritis terhadap organisasi bantuan. Para pemberi donor juga harus kritis. "Jangan berpikir semuanya baik-baik saja karena ini berkaitan dengan organisasi bantuan".
Kunci pokoknya adalah belum adanya masterplan bantuan situ gintung dalam minggu ini, pencaharian jenazah yang diutamakan, dikhawatirkan terjadi perusakan jenazah akibat proses pembusukan, sebenarnya lokasi situ gintung yang mungil ini tidak seharusnya menelan korban seratus lebih meninggal, walau nanti akan ada suatu pekerjaan konstruksi yang di kontrak daruratkan, yang dikerjakan pertama adalah memperbaiki dinding penahan situ yang ambrol dengan konstruksi yang terpilih dan baik, hal ini sangat kontras dengan konstruksi situ yang lama yang hanya terdiri dari tanah padat biasa. Sambungan antara dua konstruksi ini ( yang baru rehab kerusakan dan yang lama sebagai dinding existing ) yang sering mengganggu, sebab tersusun dari dua konstruksi yang beda, kemudian pembangunan saluran pelimpah, yang terdiiri dari saluran besar dan tinggi, ketinggian yang tertinggi sampai 10 meter dan terendah 1,5 meter diujung sungai pesanggrahan, dari konstruksi beton bertulang, setelah ini selesai dijamin situ sudah baik kembali.
Maka timbul masalah baru saat penduduk datang untuk memperbaiki rumah nya yang terbawa air dan hilang, ia masih ingat batas- batas lahannya, itupun kalau sipemilik masih hidup, lantas apa yang terjadi, mereka membangun terkadang melebihi batas kepemilikannya, apalagi ia tahu jikalau tetangga sampingnya hilang bersama anak dan istrinya.
Yang paling baik adalah Pemda melihat kembali status tanah itu, kemudian ditentukan kiri kanan saluran pelimpah air situ sepanjang 2,2 km itu selebar 10 meter atau lima meter kiri saluran dan lima meter kanan saluran di hijaukan dengan jalan setapak selebar 2 meter di kiri kanan saluran sebagai penengat rerimbunan, kemudian sisa lahan disebelahnya hingga mendekati batas tanah di dinding lembah di bangun rumah susun sewa murah dan bebas uang cicilan, sebab rumah susun ini harus merupakan tanggung jawab pemerintah atas meninggalnya seratus lebih jiwa yang melayang.
Pemerintah harus berani bersikap demikian sebab rakyat yang teraniaya sangat lugu tidak mau menuntut ini itu walau kerusakan tanggul situ gintung itu disebabkan kesalahan profesional, bukan kesalahan alam, sekali lagi bukan kesalahan alam. Teknisi mana yang mengatakan itu kesalahan alam.
Ada pertanyaan, apakah wilayah ini cukup aman, aman. sebab dengan berfungsinya saluran pelimpah bahaya yang dikhawatirkan tidak akan terjadi, sehingga kata kuncinya bencana itu adalah mengapa pintu saluran air pelimpah situ kok di tutup. ( Kronologi peristiwa bobolnya situ gintung ). Mengingat situ gintung itu bukan penampung air aktif dari sumber mata air yang memancarkan airnya secara terus- menerus ke situ gintung.
Sepele kan. oleh sebab itu hati nurani saya hingga detik ini gelisah jikalau hukum tidak bisa di tegakan pada kasus ini, boleh saja dengan kekayaan mereka, dengan kemampuan lobi mereka mereka terlepas dari jerat hukum, tetapi hati nurani akan selalu menghantui, profesi apa yang anda sandang dan banggakan mengapa tidak berbicara banyak pada kasus ini.

Selasa, 31 Maret 2009.
Ir H Siswoyo Seputro

Bencana Situ Gintung ke dua

Sabtu, 28 Maret 2009.


Lari pagi menuju arah Jonggol tetapi hanya sampai hotel melati permata bersama istri, dan pulangnya mampir ke pasar Gandoang dan sempat membeli ikan Patin, sebab teringat sewaktu makan ikan patin di Palangka Raya enaknya luar biasa.

Memperhatikan berita televisi dan korban semakin menaik sekarang sudah 80 orang.

Bencana Situ Gintung

Jumat, 27 Maret 2009.

Lari pagi setelah tertunda beberapa hari, jalur hingga ke pertengahan jalan ke Mampir.

Sehabis shalat Jumat, saat duduk dengan pak Kosim di beranda Masjid, si akhli elektronik yang tak berkaki asal Jambi itu, diberitahu jikalau di Ciputat ada bencana besar, saya merasa dari tadi pagi ngak menghidupkan televisi, sehingga merasa tertinggal, secepatnya pulang untuk mencari berita dan ternyata sudah meninggal 60 orang jiwa, akibat jebolnya tanggul situ Gintung di Ciputat, 2 km ke selatan kantor Pasar Jumat.

Sadar jikalau hari ini adalah hari cutinya bapak Presiden, dan sadar pula saat bencana datang saat para penjabat lengah tidak tahu apa yang harus dikerjakan sebelum bencana.



Sore sesudah shalat maghrib sempat mengerjakan shalat ghoib dilakukan di rumah dengan anak- anak dan istri sebagai makmum.

Puncak hari ke dua

Selasa, 24 Maret 2009.




Pagi masih jauh dari impian, sudah ngak bisa tidur, satu tempat tidur di isi bertiga dengan Yasin di tengah dan Rahman di sisi pinggir kanan, tempat tidur besar juga, perut terasa lapar, sejak sore sudah membawa kue – kue yang di hidangkan acara malam hari. Makan kue sambil tidur-tiduran.

Tiba- tiba perut minta di bawa ke belakang dan setelah itu malanjutkan dengan shalat tahajud di kamar villa yang resik.

Saat shubuh mulai tertandai dengan gemuruhnya adzan, saat itu pula mulai melakukan shalat, Rahman telah bangun juga. Yasin ikut menyusul bangun.

Udara dingin terasa sejuk, selimut tebal telah di tinggalkan dan mulai berolah raga dengan Yasin, menuruni kemiringan dan sampai di lapangan tennes meja, Yasin lagi seneng dengan tennis meja, bermain sampai kekuatan sama satu- satu per setengah set.

Pak Budi dan teman- teman lainnya sudah turun dari kamarnya untuk mulai mau berolah raga tennis meja.


Saat itu sarapan sudah siap, hidangannya nasi goreng dengan lauk telor mata sapi dan ketimun tomat di iris tipis.

Acara pagi dimulai sekitar jam 09.20 dan acara di tutup jam 11.45.

Masih segar setelah istirahat cukup lama, sebelum pulang sempat foto bersama dengan peserta lainnya, dan mulai berkemas.

Motor di panaskan dan meluncur ke bawah, sepanjang jalan sudah terdengar adzan Dlhuhur, tetapi mencari masjid disisi kiri jalan masih belum di ketemukan, ada satu masjid tetapi sudah terlewat jauh. kemudian memasuki kota Bogor, mencari masjid dan akhirnya di pusat kota, di pertigaan jalan setelah Matahari, di wilayah PDAM Kota Bogor, ada masjid biru.

Motor diparkir diluar, dan Yasin dan saya mulai memasuki halaman masjid, masjid termasuk baik dan bersih, setelah itu mencari makanan di sekitar masjid, pilihan jatuh pada nasi Padang dengan lauk perkedel kentang seharga Rp 5 000,- langsung memesan dua piring, untuk Yasin juga.



Masuk rumah sesaat sebelum adzan Ashar.

Puncak hari pertama

Senen, 23 Maret 2009.













Cisarua, jam 13.00, acara Pelatihan Up Dating Poster dan Leaflet akan dimulai
udara semakin dingin
tetapi peserta masih ada yang belum masuk ruangan
makan siang telah dilakukan, shalat dlhuhur di kamar sedangkan Yasin duduk nonton TV, ia akan mengerjakan shalat setelah selesai saya mengerjakan shalat.
Tiba-tiba suasana mendung di iringi gemuruh petir, sehingga Yasin tidak mau dikamar sendirian
Yasin hanya duduk di ruang lobby Villa Anggrek
hujan sudah menderas, tadi sewaktu berangkat dari kamar diberi payung dengan penjaga pintu unit apartemen
selama pelatihan menempati ruang an appartemen C dengan tiga teman yang lain dua dari Jakarta dan dua dari Jogjakarta
Tadi pagi berangkat dari rumah sekitar jam 06.15 terjebak macet di Mampir, didepan pabrik Samic
sebegitu banyaknya motor memenuhi jalanan yang rusak berlobang sana sini
sebab sepenggal jalan ini sudah banyak pabrik yang di bangun di kiri kanannya, sumber kemacetan ternyata jalan rusak didepan pertigaan yang menuju perumahan permata
Selepas itu jalanan lancar, setibanya di kecamatan Kelapa Nunggal mampir ke masjidnya
Yasin bertanya kenapa berhenti disini, Shalat dlhuha jawabku menjelaskan
Yasin berdiri disamping motor
ngak mau masuk ke Masjid
Perjalanan pagi ini mendapat empat kali keberuntungan
Yang pertama, saat kemacetan dipertigaan Nagrak yang menuju Marsedes
disitu mobil besar saling mengunci
dan ada jalanannya sempit dan motor bisa melewatinya, plusss motor melejit dan berlari meninggalkan mobil yang terkendala kemacetan

Peruntungan yang ke dua, adalah saat melewati lobang besar di depan pabrik Cibinong yang sisi kirinya ada got besar mengangah, lobang itu ngak saya perhatikan, tetapi motor melewati hanya 1 cm di sisinya, aduh... lobang itu sangat menusuk mata.

Keberuntungan yang ketiga, saat memasuki kota Bogor dari arah Cibinong, terdapat peringatan tanah longsor, rupanya turap penahan tebing jalan di sisi kiri longsor sepanjang 200 meter, tetapi macetnya jangan ditanya, untungnya motor masih bisa jalan, sehingga setelah melewati antrian mobil yang hendak lewat motor melenggang dengan tenang sebab kiri kanannya ngak ada kendaraan.

Keberuntungan ke empat saat motor tiba- tiba padam di depan sekolahan selepas RS Daerah Ciawi, motor mati dan dipinggirkan kemudian diengkol kembali dan mau hidup, langsung menuju ke pertigaan Ciawi.

Saat menjumpai jalan yang mendaki dan lurus yang menyatakan bahwa kawasan puncak sudah dekat, tempat orang bersitirahat, saat itulah saya ingatkan ke Yasin jikalau sudah memasuki wilayah kunjungan wisata Puncak.

Hotel Pramesti yang dulu pernah di tinggali selama dua siang dan tiga malam terlihat samar – samar dari sisi jembatan.

Moor melaju terus mah menunjkan kekuatanya, Saat melwati Cipayung Asri Yasin masih ingat jikalau ia pernah tinggal disana bersama Fifi dan Ibunya.

Motor mendaki terus dan memasuki kawasan Cisarua, saat itu terjadi keraguan sehingga saya harus mengerem kendaraan, sehingga saya putuskan untuk bertanya kepada seseorang di pinggir jalan, untuk menanyakan dimana letak Villa Anggrek, saat ia membaca undangan yang saya pegang dan disana terlampir peta lokasi, ia melihat kejauhan dan langsung menunjukan kearah belakangnya berarrti sudah dekat dari sisini pak, dan betul juga setelah diperhatikan dengan seksama terbaca Villa Anggrek dengan papan nama yang terlihat kusam.

Saat itu ada kendaraan yang memasuki jalan kecil, dan saya ikut menyebrang jalan untuk memasuki jalan kecil tersebut, perjalanan didalam gang yang hanya bisa dilewati satu kendaraan itu terasa mendaki, dan mendaki terus sampai terlihat dinding tembok dengan pintu kayu yang tertulis secara jelas Villa Anggrek.
Motor langsung diparkir disamping Front Office dan mendaftar, dan langsung dapat ruangan C untuk berempat, didalam ruangan terdapat dua tempat tidur dan ruang makan, ruang duduk dan beranda depan, cukup lengkap untuk satu keluarga.
Hari masih cukup pagi, 09.50. setelah Yasin berjalan-jalan melihat kondisi kamar yang cukup mewah, ia minta mandi kekolam renang, sambil bembawa handuk mulai menuruni anak tangga menuju kolam renang di depan front ofice bawah.
Yasin minta main tenis meja dan mulai tak tok main tenis meja sambil menggu berkumpulnya para untdagan untuk makan siang.
Setelah agak siang tiba waktunya untuk makan siang, Sayur lodeh panas, sepotong ayam di bumbu pedas, sayuran dan lalapan dan ikan asin kering tipis kerupuk, saat makan dengan Yasin terdengar adzan Dhuluhr


Jam 13.00 acara pelatihan dimulai .


Sore hari saat jam 17.00, berlari disepanjang jalan Cisarua menuju Pasar jauh sore yang dingin dengan banyak orang dijalan semuanya menunggu saat shalat Maghrib. Berlari terus mendaki jikalau lurus terus ya ke Puncak Cianjur dan Bandung.

Langit semakin gelap putus kan balik menuruni jalanan dan banyak sakali ojek yang menawarkan kendaraan, tetapi saya kan berlari olah raga, ia hanya tersenyum saja.

Ternyata banyak sekali kegiatan yang dilakukan di hotel- hotel di Cisarua yang semuanya adalah kegiatan pemerintah, ada kegiatan Departemen Agama dengan para penghafal Al Quran, dan kegiatan lainnya.

Setibanya di penginapan langsung mandi air panas dan shalat Maghrib, udara puncak di waktu malam belum terlalu dingin.

Acara makan malam dilanjutkan dengan acara pelatihan hingga tengah malam.

Yasin hanya di ruangan kamarnya saja nontoh film-film televisi kabel.