selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Isnin, Disember 21, 2009


Kamis, 20 Agustus 2009.

Kota Surabaya.
Pagi sekitar jam 03.00
Saat jam pembangun tidur di Hp berbunyi, saat mana sebaiknya menghadap kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. Menyadari bahwa gerak gerik ini senantiasa ter awasi oleh Nya, sehingga badan ini tidak terlalu liar, sempat meng Hp istri di Jakarta untuk bangun mengerjakan shalat juga.

Sementara pak Tjik Nanang sedang tidur dan mulai terbangun juga.

Shalat Shubuh pun telah di kerjakan sekarang menunggu sarapan, kerena terlalu pagi minta sarapan saat mana tamu yang lain belum bangun, dan juga memang semalam masuk kota Surabaya sama sekali tidak makan lagi, cukup makan siang di Kantor sebelum berangkat kemaren siang.

Saat menjumpai pak Budi yang sedang duduk di Loby hotel Amy ikut juga mengambil sedikit sarapan berupa air jus buah jeruk dan jambu, dan roti tawar.

Acara Pembahasan Jembatan Surabaya Madura yang sudah dibuat di laksanakan di Balai Besar V Binamarga Suarabaya, lokasinya berdekatan dengan terminal bus Bungurasih.

Beberapa tanggapan disampaikan oleh Kepala Balai V, PuslitbangSebranmas, Pusjatan, Analisi LL.

Saat adzan dzhuhur terdengar, keluar sebentar untuk mencari tempat shalat.

Musholahnya kecil dan bersih.

Acara berikutnya adalah diskusi dari paparan yang telah di sajikan, Saya mengusulkan 1, Memberi analisa kualitatip pengaruh jembatan Surabaya- Madura terhadap konsistensi Tata Ruang Wilayah Jawa Timur.

Yang harus di persiapkan adalah bagaimana keberadaan Jembatan ini bisa memacu pertumbuhan ekonomi riil masyarakat Jawa Timur khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Madura masih harus dikembangkan, tetapi perkembangan yang memicu pertumbuhan wilayah Jawa Timur lainnya sehingga keberadaan Jembatan di rasa manfaatnya oleh seluruh lapis masyarakat.

Jam 14.00 acara berakhir.

Jam 14.30 saat saya turun dari mobilnya Hakim Anwar baru sadar jikalau kamera yang di pinjam dari kantor belum ada baterynya.

Menyusuri jalan raya besar itu untuk mulai bertanya mana toko penjual batery, keadaan pertokoan sangat kumuh, bisa jadi tidak dapat ijin renovasi sebab wilayah ini termasuk wilayah kota Surabaya yang akan dikembangkan.

Memasuki terminal dari pintu dimana keluarnya bus- bus antar propinsi dari terminal, tujuan utama adalah mencari masjid dekat terminal untuk mengerjakan shalat Ashar, keadaan siang itu sangat terik, panas menyengat pancaran matahari terasa di kulit kering, setelah bertanya remaja di pertengahan jalan dimana letak masjid, ia menunjukan untuk menyebrang jalan dan memasuki gang yang terlihat ramai dengan sepeda motor ojeg, ternyata di masjid ada dua orang makmum shalat yang sedang menunggu datangnya waktu shalat Ashar dan kini tidur- tiduran di emper masjid, udara panas membuat semua harus beristirahat.

Ia berceritra jikalau tempat tinggal istrinya ada di Kemanggisan Slipi Jakarta Barat, istrinya orang betawi asli, ia banyak bercerita sewaktu akan menikahi istrinya yang orang betawi itu, yang serba lengkap dan semua bisa di penuhi, pembicaraan selanjutnya berkisar perbedaan hidup di Surabaya dan hidup di Jakarta.

Saat adzan Ashar dikumandangkan bersiap- siap melakukan shalat Ashar dan saya berposisi menjadi imam shalat, kerena masjid sedang di perbaiki maka shalatnya cukup di emper belakang.

Shalat selesai kemudian berkemas hendak berangkat lagi, berjalan keterminal, menunggu cukup lama, dapat teman bicara seorang pegawai PU Pusat yang di kerjakan di Surabaya, akhirnya bus tujuan Probolinggo Jember Banyuwangi datang, naik saat bus itu berhenti, dan penumpang sudah cukup banyak di dalam, saat bus mulai bergerak saat mana ngantukpun datang dan teridur nyenyak di dalam udara surabaya yang panas.

Agak mulai sadar saat bus memasuki jalan putar untuk mencari jalan alternatip ke Tanggulangin, ini berarti terjadi kemacetan luar biasa sehingga bus mencari jalan tikus.

Kerena ngantuknya akhirnya tertidur lagi, dan mulai sadar sewaktu bus memasuki kemacetan di kota gempol setelah Lumpur Sidoharjo, memang dari semua arah kendaraan sangat banyak.

Sore hari semakin merangkak senja, tidak beberapa lama lagi maghrib pun tiba, bus masih berjalan perlahan sebab kemacetan panjang masih terjadi.

Keadaan sore di Bangil sangat ramai, wajah- wajah remaja yang mencari ke ilmu santri tertebar di kota ini.

11 Km sebelum memasuki kota Probolinggo, jam sekitar 19.00, Bus yang berangkat dari Surabaya Ashar tadi, sekarang berhenti total, kehabisan Bensin.

Jam 23.00, memasuki kota Wonorejo, dimana semua bus berhenti, sebab titik ini adalah titik persimpangan bagi semua pejalan yang akan membelokan arah langkahnya.

Mencari tempat shalat di musholah di depan terminal, setelah berjalan jauh, ternyata pintu besar di kunci, di anjurkan untuk memasuki musholah dari pintu samping tempat parkir kendaraan bermotor.

Akhirnya bisa mengerjakan shalat Maghrib dan Isya.

Perut terasa lapar membeli ketupat tahu dengan rujak petis dan potongan tempe tahu seharga Rp 5 000,-

Mulai berjalan kaki menuju ke Lumajang , tetapi sewaktu berbicara dengan polisi yang menjaga pertigaan Wonorejo, tiba- tiba lewat angkot yang akan pulang, ia berhenti saya naik, di dalamnya sudah ada penumpang tiga orang, semuanya merokok.angkot berjalan perlahan- lahan dan sesampainya di depan makam pahlawan saya turun.

Makam pahlawan itu di kunci.

Saya membaca doa buat Ayahnda almarhum di tengah malam dari luar makam.

Melangkah balik menuju ke terminal bus Wonorejo lagi.

Berharap ada angkot yang lewat malam – malam ini, tetapi pemandangan di depan taman di seberang jalan adalah lapangan olah raga kebanggan kota Lumajang, jikalau malam banyak sekali pedagang yang jualan.

Saya berjalan menuju Terminal, harapan itupun datang, dari arah belakang datang angkot yang hendak menuju ke terminal, angkot itu sangat tua, saya naik, sambil berbicara sekedarnya.

Tiba di Terminal turun di arah memasuki komplek perumahannya Ibunda, hanya saja ibu malam ini sedang ada di kota Malang, jadi siapa yang akan di temui jikalau masuk kesana.

Bus tujuan Probolinggo datang, saya langsung naik dan mencari posisi duduk, ternyata banyak tentara yang naik bus ini dan sedang tiduran, saya mendapat tempat duduk isi tiga dan di duduki sendirian, dan langsung tidur.

Bangun- bangunnya sudah memasuki kota Probolinggo, tetapi baru melewati jalan kereta api yang sering memakan korban.

Tiba di terminal ganti bus ke Malang, bus ini sangat penuh dan sepanjang jalan masih mencari penumpang.
Dapat duduk tetapi tidak dapat baring, tidur sambil duduk.