selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Selasa, Oktober 18, 2011

Tyas di Cengkareng jam 23.30


Hari Kamis, 1 September 2011

Pakaian kotor, langsung di cuci



Hari Jumat, 2 September 2011

ke pak is berangkat jam 08.00

berangkat ber empat satu motor

08.20 tali kopling putus

08.30 jalan lagi, e motor jatuh terpeleset beda tinggi bahu jalan depan mekarsari, jatuh berempat, jatuh perlahan sudah memacetkan jalan,

tiba di pak is jam 10.00

Astari dan Fifi naik angkot nyambung bus.

jam 1100 sebab akan jumatan

Jam 12.00 shalat jumat di masjid kampung makasar

jam 13.00 masuk rumah

jam 21.30 ke Puskesmas Cileungsi, tenggorokan istri semakin ngak enak.

jam 22.16 saat jalan pulang giant tutup

masuk rumah jam 22.30



Hari Sabtu, 3 September 2011

Jam 04.30 terbangun

Jam 05.56 blenderan halus kacang ijo dan kedelai

Jam 05.00 dapat undangan dari pak marzuki usman

Jam 08.00 berangkat dengan Astari dan Fifi naik motor, setibanya di Cileungsi di bawah jalan layang, setelah lama menunggu, datang mamanya dan Yasin yang naik angkot, tetapi ada berita yang menyebabkan perjalan tertunda, ibunya bilang kalau lupa mematikan kompor tadi sewaktu berangkat, resiko ucapan ini adalah saya harus pulang kembali melihat rumah sejauh 7 km dari Cileungsi, sabar dan takwa, senjata yang harus dikeluarkan menghadapi hal seperti ini, pulang kerumah, istri dan anak2 menunggu di bawah jalan layang, bertemu dengan arus pelancong yang akan memasuki taman buah Mekarsari, setibanya di rumah kompor ya sudah lama mati, hanya kerena lupa memperhatikan saja sampai istri menyuruh saya pulang kembali.

Jam 09.27 diatas bus Cileungsi Senen mengambil tempat duduk bertiga dan Yasinnya di pangku bapaknya.

jam 09.42 bus berangkat dengan muatan penuh, lancar sebab jalanan sepi.

10.00 tiba dilokasi Cempaka Emas Kemayoran.

Berjalan berlima menikmati swpinya suasana sudut Jakarta di Cempaka Putih, berjalan jauh, Fifi berjalan diatas bibir saluran air dipinggir jalan sambil dipegangi tangannya, ia berkomentar ikan yang banyak di saluran air kecil itu.

12.00 mohon diri dari pak Marzuki

12.06 berjalan berlima mencari masjid

12.12 Shalat di masjid ....

13.00 angkot 56 Cileungsi

13.30 giant super market

14.15 masuk rumah




Hari Minggu, 4 September 2011

Jam 03.15 Hp berdering kuat membangunkan untuk tetap istiqomah dalam kehidupan, yang jadi perhatian utama adalah mengisi penuh cadangan air, dan mempersiapkan jus panas kedelai dan kacang hijau.

03.30 Shalat tahajud, melaksanakan shalat ini terputus putus sebab sambil memperhitungkan penuhnya air di bak penampungan untuk diangkat ke kamar mandi, olah raga memperkuat struktur tulang dan syaraf gerak.

04.00 membangunkan ibunya anak2 untuk minum/ makan blenderan halus kacang ijo kedelai panas dipagi hari, blenderan ini sangat halus sehingga diserap oleh usus dalam waktu cepat sehingga saat badan mengambil keputusan untuk melakukan ini dan itu sudah punya cadangan energi.

Yang saya perhatikan kalau ibunya tidak minum atau makan blenderan halus kacang ijo dan kedelai, banyak sekali keluhan sakitnya, yang sakit ini dan itu.

04.45 shalat shubuh berjamaah dengan anak2

05.00 mencuci baju.

setelah itu istirahat sebentar.

jam 08.00 berangkat silaturahmi berempat ke pak Jaja Bintaro, perjalanan lancar, Setelah bertanya sana sini dengan mengambil titik utama STAN sekolah tinggi akutansi negara, masuk jalan kecil di dalam kompleks dan bertanya sampai juga di rumah pak Jaja di Bintaro jam 10.00. Fifi keram kakinya, Yasin semangat saja demikian juga Astari. Rumah pak Jaja cukup besar dan terang dengan banyak cahaya day light yang masuk, Pak Jaja menghidangkan Sate dengan ketupat lontong dan ada juga opornya dan ada juga gado- gadonya.

Setelah makan sate dengan lontong dan ada gado2 langsung permisi untuk melanjutkan perjalanan berempat satu motor ke Ciledug.

Berjalan perlahan keluar dari kompleks, tidak lupa untuk unjuk salam kepada seorang laki setengah tua yang sejak tadi sewaktu di tanya di mana rumahnya pak Jaja, ia sedang mencuci mobilnya dan sekarang juga terlihat mencuci mobilnya, jikalau terlihat dari penampilan ia termasuk orang Jawa.

Saat berkendara di wilayah Bintaro, setelah melewati STAN, kearah balik dari kedatangan tadi pagi, tiba2 melihat angkot hijau kuning yang menghubungkan Bintaro - Ciledug,

Memasuki kompleks yang tidak diketahui, dan akhirnya menemukan jalan Cipadu, yang saya tahu ujungnya akan bertemu dengan jalan Ciledug Raya

Hanya saja sewaktu di atas motor siang itu yang cukup terik, jalan Cipadu ini kok panjang sekali rasanya, tetapi akhirnya terlihat dari jauh pertemuan dengan jalan Ciledug Raya itu dengan di tandai kemacetan, setelah itu belok kiri, melaju cukup kencang sebab sepi, setelah itu belok kiri lagi memasuki jalan Chaplin, dan sewaktu lewat jalan ini teringat saat Tyasnya kecil dahulu, dimana ia harus mengajak temannya untuk makan di supermarket di situ sebab Tyasnya ulang tahun, mengajak temannya dengan naik sepeda.

Pak Lilik membukakan pintu, suatu kunjungan ritual yang berlangsung setiap tahun dan telah berlangsung beberapa tahun.

Hanya saja di sebabkan keluar dari rumah pak Jaja dalam posisi perut terisi penuh dengan makanan ketupat lontong sate, makan di sini anak- anak hanya duduk lemes aja.

Shalat Dzuhur di rumahnya Pak Lilik, tetapi saat di hidangkan mie ayam panas dengan pak Lilik semuanya mengunjukan tangan untuk mau memakannya, sehingga kembali makan mie ayam beraroma pedas.

Setelah itu ke rumah pak Sigit yang bertetanggaan.

Mengingat pak Kuat telah menunggu saat menjelang jam shalat Ashar, maka secepatnya mohon diri dan berangkat ke Cipulir, sewaktu mengunjungi pak Kuat sempat salah jalan, Shalat Ashar di rumah pak Kuat. setelah itu pulang untuk menuju ke pak Bambang.

Senjah semakin mendekat, dan diujung hari itu memasuki rumah nya pak Bambang yang sudah menunggu, tak bisa di hindari lagi anak- anak terlihat sangat antusias sewaktu pak Bambang menyalakan Televisi yang menanyangkan acara yang di sukai Fifi dan Astari.

Maghrib datang dan shalat berjamaah ber enam dengan Pak Bambang dan Istrinya.

Sewaktu perjalanan pulang, lancar saja dan 6 Km sebelum masuk rumah ban belakang kempes, mendorong motor untuk mencari tukang tambal ban.

Perkiraan saya ganti ban, saya sudah mengeluarkan ban cadangan, ternyata hanya bocor biasa saja akibat gesekan ban luar dengan ban dalam.

Masuk rumah jam 20.00.



Hari Senen, 5 September 2011

Masuk kantor hari pertama setelah libur panjang, Pak Menteri Pekerjaan Umum meluangkan kesempatan untuk menerima ucapan idul fitri dari semua lapisan pegawai di Kementerian Pekerjaan Umum.

Jam 06.00 berangkat dari rumah, Ibunya ikut dengan niat akan memeriksakan giginya, salat Dhluha di masjid kompleks Pramuka Cibubur sekitar jam 06.55.

Masuk kompleks kementerian pekerjaan Umum sekitar jam 08.20, sementara istri akan bertanya ke Al Azhar untuk peningkatan kemampuan berdakwa Islam nya, saya sudah masuk di antrian barisan yang melingkar panjang menuju ke depan berjalan perlahan, untuk salaman dengan pak Menteri Pekerjaan Umum.

Diantara kerumunan para intelektual Pekerjaan Umum, terbersit pemikiran tidak beberapa lama lagi para Insinyur akan hilang dengan masuknya usia pensiun pegawainya penyandang gelar ke Insinyuran.

Jam 10.00 berjalan menuju masjid Al Azhar dan menjumpai istri yang sudah menunggu di sana, istri ke Al- Azhar untuk urusan menyampaikan sodaqoh ke Al- Azhar peduli setelah itu berangkat pulang,

Jalanan masih cukup sepi sehingga lancar, tiba- tiba terserang kantuk yang amat sangat sehingga di putuskan untuk tidur dahulu di masjid di kawasan Ciracas dekat puskesmas Ciracas Cibubur. ( 11.06 ).

Saya betul- betul tertidur di masjid itu, siang itu, sambil menunggu saat Dzhuhur tiba, sementara istri saya perhatikan sedang sibuk dengan bacaannya duduk di emperan masjid menunggu saya tertidur.

Dzhuhur masih jauh, biarlah mengantuknya mata ini sangat kuat.

tertidur sesaat dan dua kali tersadar bangun, setelah shalat Dzhuhur berangkat lagi bermotor dimana badan sudah sehat kembali.

Masuk rumah jam 14.00.



Hari Selasa, 6 September 2011

Sudah berniat melaksanakan puasa syawal, tetapi jam 11.00 diadakan halal bi halal di Balitbang dimana semua pegawai di Pasar Jumat di undang ke sana ( ke Kementerian Pekerjaan Umum jalan Pattimura ), sehingga untuk nilai sosial ini saya mohon Maaf pada Allah. untuk membatalkan puasa.

Sore hari rapat di Politeknik Kesehatan Jalan Hang Jebat untuk me evaluasi perencanaan, semua pekerjaan konsultan perencana tidak melakukan apa yang disarankan saat rapat terakhir sebelum lebaran.

Masuk rumah jam 21.00



Hari Rabu, 7 September 2011

Hari ini berangkat kantor pagi jam 07.00 jalanan masih sapi, sebelum memasuki Cijantung sarana pendidikan, Jakarta Timur, melintas lelaki gila tanpa busana tidak pernah mandi, postur gagah, yang jadi pertanyaan, adalah kemana kementerian sosial, taru kata, kementerian itu tidak ada, wajar di bicarakan dan dirumuskan, tetapi kementerian itu ada, apa kerjanya, kalau di bantah- bantah memangnya hal sekecil itu harus setingkat menteri yang ngurusi, baru terasa sebetulnya kementerian itu ngak perlu ada, sebab yang diurus adalah sesuatu yang di ada- adakannya.

Hal yang sama sewaktu saya membuka web Republika saat menyajikan MUI Jawa Timur yang mengharamkan penukaran uang, dan di ruang komentarnya malahan menjelek- jelekan Nabi Muhammad SAW, lho bagaimana sistim Web Republika kok bisa kemasukan kalimat begini tidak d tangkal.



Hari Kamis 8 September 2011

punya waktu beberapa menit saja untuk makan sahur puasa syawal hari ke dua, syukurlah bisa mendlurup bubur blenderan kacang ijo dan kedelai panas di tuangi susu kental manis setelah itu adzan shubuh datang.

Siang sedikit membongkar saluran air yang tersumbat, diyakini tersumbat setelah kemaren sore sewaktu pulang dari kantor sewaktu tertahan diluar rumah sebab di dalam rumah ada pengajian ibu- ibu, saya memperhatikan got kok ngak ada airnya, air sebegitu banyaknya lari kemana, tersumbat kata istri setelah pengajian selesai.

Sebelum melakukan pembonkaran atasnya disiram air panas mendidih dahulu, sehingga semua binatang melata yang ada seperti lipan mati semua.

Endapan yang berhasil di angkat dari mulut saluran ada sekitar 5 kg terdiri dari pasir dan kotoran lain.

Kotoran dalam got, itu jelas barang yang terbuang, seandainya kotoran itu adalah dosa- dosa kita, yang dilakukan secara tidak sengaja, banyak sekali dosa kita ini, hanya ridlo Allah SWT yang bisa memaafkan.

Hari Jumat 9 September 2011

Sabtu 10 September 2011

Minggu 11 September 2011



Senin 12 September 2011.

Ini bengkel ke lima yang saya masukin untuk urusan motor yang akan membawa saya ke rapat Politeknik Kesehatan Di Hang Jebat III Jakarta Selatan, saat ini jam sudah jam 09.50 rapat sendiri dimulai rencanannya jam 10.00, itu yang terbaca dalam SMS yang dikirimkan ibu Dami kemaren.

Saya bertanya dimana bengkel tambal ban yang terdekat, pengojek sepeda motor di depan yayasan Soedirman Cijantung itu memberitahukan saya untuk putar arah, itu yang terdekat, sebab sewaktu saya minta pertimbangannya bagaimana kalau di depan, jauh katanya ( 09.41 )

Saya dorong motor putar arah, pertigaan yang tidak beberapa jauh dilewati tadi sekarang didatangi lagi, mengapa saya minta arah kedepan sewaktu tukan ojek itu bilang jauh kedepan, sebab saya paling malas kalau disuruh berjalan balik, sama seperti menyusuri bekas langkah kaki ini, sehingga saya sangat hati- hati memakai kaki ini, sebab kalau melihat kebelakang janganlah dosa- dosa saja yang terlihat, ngak enak kan, tapi membuat jasa juga ngak gampang lho.

Hidup ini sukar dan gampang.

Pak putar, kepala motor di arah jalan, mencoba mengatur motor didepan bengkel yang sangat sempit tempat kerjanya, saya terjongkok di samping motor yang diganti ban belakangnya, ban belakang dalam itu cukup lama usianya, dengan lebih 19 tambalan dibadannya.

Tiba- tiba terdengar di belakangku ada suara seorang ibu yang menyodorkan tangannya, saya bilang tunggu, saya memasuki warung sate di samping bengkel untuk meminjam uang kecil dalam waktu cepat, si ibu penjual sate membuka laci dan memberikan uang kepada saya, saya keluar dari warung sate dan uang itu saya berikan ke ibu- ibu yang meminta tadi, hal ini bukan masalah sepele kalau di jalan, sering kecelakaan yang besar terjadi kerena masalah ini tidak dianggap serius, setelah itu saya memasuki warung sate untuk membayar pinjaman dengan uang yag berbeda dan nilai nya lebih besar sedikit, sehingga saya menerima kembaliannya.

Sewaktu tukang bengkel meminta ban baru dan saya mengambilnya dari tas plastik yang selalu saya siapkan ban dalam darurat, ia bertanya, tumben saya menambal ban dan sepeda motornya memiliki ban dalam darurat.

Akhirnya ban itu terpasang dan motor di kendarai lagi, hari sudah siang,( 10.10 ) tetapi saya tetap memasuki kompleks pendidikan Yayasan Sudirman ke bank Muamalat untuk menyantuni anak Yatim NTT dari nomer rekening banknya.

Siapa yang berani mengabaikan lagi, sebab tadi saja baru tersirat akan menunda saja, menunda, bukan mengabaikan, ditunda akan dibayarkan esok hari saat waktu tidak tergesa- gesa seperti saat ini, itu saja langsung motor kempes bannya.

Berjalan terus motor disiang hari itu, kemacetan di Kemang tidak diperdulikan, disusul kemacetan di Antasari yang lagi dibangun jalan susun diatasnya, lewatin terus dan akhirnya jam 10.50 saya memasuki ruang rapat Politeknik Kesehatan III Jakarta yang mana di ruangan sudah menunggu peserta rapat lainnya.

Selasa 13 September 2011


Rabu 14 Septenber 2011

Siang hari saat Fifi akan masuk sekolah, minta diantar, ibunya ikut juga dengan niat akan membelikan kado ulang buat anak yang sakit jantung,setelah Fifinya turun di depan sekolahannya, bermotor dengan istri ke Giant Matland, barang yang dicari ngak ada, ada sama persis kepunyaan Fifi tetapi harganya sudah naik tiga kali, sehingga dicari lagi kemungkinan dan merubah kriteria pemberian kado, akhirnya barang itu ada juga, sebuah tempat minum manis untuk anak- anak.

Terlihat harga blendder dibawah seratus ribu, sudah kepingin membeli tetapi di urungkan


Kamis 15 September 2011

Jam 10.05 memasuki halaman kantor Politeknik Kesehatan III di Hangjebat Jakarta Selatan untuk mengikuti acara aanwizyng melalui media elektronik pekerjaan rehabilitasi gedung pendidikan Anafarma Pasarminggu.

Ada sedikit dugaan bahwa aanwizyng elektronik itu dilakukan oleh masing2 peserta rapat di ruangannya masing2, sebab ruang utama sedang dipakai rapat dengan topik berbeda, sehingga sampai jam 10.11 ruangan masih sepi, hanya saya yang berkantor jauh memang datang kesini atas undangan SMS kemaren siang, padahal acara aanwizyng sedang berlangsung dari jam 10.00 -12.00 di dalam saluran internet.


Jumat 16 September 2011

Kemacetan yang luar biasa di pintu masuk kompleks perkantoran Pekerjaan Umum di Pasar Jumat sebab ada informasi jikalau sebuah dumtruck menobrok sisi depan terowongan pendek yang menghubungkan Pasar Jumat dengan Ciputat.

Efek peristiwa ini kemacetan yang mengekor sampai jauh, saya putuskan masuk halaman kantor dari pintu cadangan belakang yang selalu terkunci, nanti akan minta kunci dengan Satpam untuk membukakannya.

Di Jakarta hanya jikalau ada peristiwa sedikit saja di satu ruas jalan, memberikan pengaruh macet ke ruas jalan yang lain.

Saat motor sudah masuk kehalaman kantor, terhendus bau yang tidak enak menyergap, hujan pertama yang melanda sebagian wilayah Jakarta kemaren sore itu menyisahkan banjir yang pagi ini baru surut, air banjir yang membawa lumpur hitam bau itu yang menghampar seluruh halaman kompleks kantor.

Saat shalat Jumat pun tiba, tidak ada kebaikan yang di ridloi kecuali secepatnya ke masjid.


Sabtu 17 September 2011

Berlari pagi bersama istri setelah shalat shubuh, langit masih gelap, perumahan masih sepi, nyenyaknya orang masih terdengar, istri minta jangan lari tapi jalan cepat, akhirnya berobah menjadi jalan biasa, sedikit cepat.

Pagi yng masih mencekam, melihat ujung langit di ujung jalan ingatan kembali menerawang jauh sewaktu pagi- apgi begini saat melakukan perjalanan dinas di Pakanbaru, bus yang dinaiki, berhenti untuk shalat shubuh, saya sakit perut untuk buang air besar. Berlari dilorong dan dapat sungai, tetapi sewaktu balik ke bus, tersesat, bus juga mencari, saya juga mencari, akhirnya sampai juga, gelap itu membuta kan arah jalan.

Pagi ini sewaktu berjalan dengan istri di pagi hari di jalan Gandoang, jalanan dalam keadaan berdebu, musim kering ini cukup dirasa lama.

Ada kebiasaan jelek pemilik rumah disini adalah mengalirkan air buangan rumah tangga ke jalan raya, maksud hatinya sih ingin menyiram jalanan agar tidak berdebu, sama dengan menyiram jalanan dengan kencingnya, memang jalanan dalam kondisi berdebu, dan jalanan, dahulunya sih sudah pernah diperkeras tapi sekarang semua perkerasan jalan itu sudah tenggelam kerena dilintasi mobil pengangkut tanah.

Memasuki kompleks perumahan baru, perumahan Cileungsi Puri Indah, yang dihuni beberapa orang, ungkin 10 % dari perumahan yang ada, sudah berpenghuni, banyak sifat yang macem- macem dari penghuninya, yang dikhawatirkan adalah kalau rumah itu di beli malahan untuk memproduksi ekstasi, atau obat terlarang lainnya.

Berjalan berdua dengan istri melintasi deretan rumah baru kecil- kecil yang sudah dimiliki tapi belum di huni, kemudian terlihat salah satu rumah yang ditempati langsung dirombak untuk jualan sayur mayur, dan pagi ini terlihat kesibukan, rumah yang lain seperti kuburan, diam diam diam, hanya pedarnya lampu kecil diteras depan rumahnya yang menyatakan rumah itu telah dimiliki, tapi tak berhuni.

Kerena berjalan kaki terus menemani istri, sehingga target energi yang keluar malahan ngak tercapai, saya anggap ini sih belum olah raga.

Hari semakin siang, matahari pagi yang bersinar redup sudah menampakan sinarnya, okey lah ma kita pulang, putuskan untuk pulang, dengan melewati jalan yang berbeda waktu berangkat, sempat mampir ke rumah pak Katemun yang sewaktu Idul Fitri kemaren ngak kelihatan ternyata mudik.

Pak Katemun ini sering bersilaturahmi kerumah setiap idul fitri, hanya idul fitri kemaren dia ngak kelihatan, kebetulan lihat pak Setu baru pulang mengantar gas kerumahnya, oh berarti ada pak Katemun pagi ini dirumahnya.

Minggu 18 September 2011


Senen 19 September 2011

Saya serba salah hari ini, apakah disebab perjalanan kesehatan, kemaren seharian hari minggu istirahat, ngak kepasar juga, bangun pagi sekali untuk mengejar kesempatan shalat malam yang hampir habis, setelah itu jedah sebentar untuk shalat shubuh, saat mencuci motor, papan kayu penyangga standard sepeda motor ngak ada, ini yang jadi pemicu, saya tahu sebentar lagi akan donor darah, saya harus sehat, jus sayur terdiri dari buah mengkudu, wortel, tomat, jambu, sudah di minum, setelah mencuci motor datang rasa kantuk, tidurkan, jam 07.00 berangkat dan 07.30 sudah di depan ATM waterpark Taman Buah Mekarsari untuk kirim uang ke Aswan yang kehabisan uang, berjalan terus an 09.10 di Bank Muamalat Yayasan Sudirman Cijantung dan 09.30 di Jalan Raden Patah Kementerian Perumahan untuk donor darah.

Suatu komunitas yang tak seorang pun saya kenal, setelah proses screning kesehatan untuk menentukan di ijinkan atau tidak di ambil darahnya selesai, saya membawa lembaran itu dan memilih bed ( tempat baring lipat seperti yang sering dipakai di militer ) yang paling sebelah kiri, dan saat diperkenankan baring untuk diperiksa tangan kirinya, saya merasakan nikmat yang luar biasa tidur walau sebentar sementara darah diambil untuk di donasi kepada yang membutuhkan.

Proses selanjutnya recovery, menyehatkan badan, ada mie dalam wadah stayroform tapi teringat ucapan Fifi tadi pagi jikalau mienya untuk dirinya, sehingga yang dimakan adalah kue- kue dengan aqua sebotol, yang lain untuk anak- anak ( kacang ijo kotak, susu kotak, dan pop mie ) dirumah.

Halaman Al- Azhar luas itu penuh diisi parkir mobil, untuk itu, mencapai hingga Al- Azhar peduli, lebih manusiawi kalau melewati perguruan tinggi Al-Azhar di sampingnya, diakhir teras anak tangga terbawa, menyebrang, melintasi teras bawah masjid Al- Azhar dan menarik pintu, unjuk salam, bangkit rasanya kehidupan disitu, sebab disitu tempat amalan ditorehkan sebagai istiqomah setiap mendatangi Kementerian, sebelumnya harus singgah dahulu di rumah Al-Azhar Peduli Umat.

Halaman Kementerian itu pun seluas- luasnya di isi mobil parkir, naik ke lantai lima untuk mulai bertanya bagaimana mengedit laporan yang diawasi dalam pengelolaan teknis.

Di penataan ruang terbaca di dinding lift meninggal dunia teman yaitu pak Maman Jumantri, innalillahi waina illaihi roziun.

Sore hari saat pulang kantor, kaca spion motor patah, sehingga diniatkan untuk membeli sebelum polisi menegur.


Selasa 20 September 2011

Waktu shalat tahajud pun tiba 03.30, sementara kran air mencucurkan air nya sedikit sebab musim kemarau ini panjang,

jam 04.00 giliran makan blenderan kacang ijo dengan kedelai yang telah dimasak lunak dengan presto.

Jam 09.00 baru terasa sehat badan dan berani putuskan kekantor.

Jam 09.40 kantor pos pembantu Ciracas LAPAN dijalan utama Jakarta - Bogor, untuk mengirim uang ke ibu di Wonorejo Lumajang dan paklik Bambang di Tempeh Lumajang, saya jelaskan ke pegawai pos bahwa sejak kemaren saya kesini tapi kok antrian nya banyak sekali, ya itulah sifatnya hari Senen katanya.

Dengan jaman semaju begini seharusnya Kantor Pos mekakukan kerjasama dengan Bank- bank nasional bisa BRI atau MANDIRI untuk menerima pengiriman tapi pembayarannya tetap kantor pos.

Jam 10.00 Bank Muamalat Yayasan Sudirman Cijantung, ngak tahunya disana lampu PLN padam siang itu.


Rabu 21 September 2011

Jam 00.16 belum bisa tidur, pengaruh dari SKM susu kopi mengkudu, tadi sore sewaktu pulang dari kantor badan lemas saja, melihat ada buah mengkudu sudah mulai lembek kerena matangnya, langsung buah mengkudu itu di cuci dan dibersihkan beberapa kali dengan guyuran air, setelah itu ambil wadah dan mengkudu lunak itu diletakan didalamnya, setelah itu dituangi air minum, kemudian mengkudu itu diremas hancur, sekitar lima menit, menyaringnya, minum dengan dicampur kopi panas dan susu, rasanya sedap sekali, tapi istri mengingatkan bahwa ngak bisa tidur lagi malam ini.

Kamis 22 September 2011

Jumat 23 September 2011


Sabtu 24 Septb 2011

Sejak pagi shubuh ibunya anak - anak menahan sakit giginya, okeylah siang sedikit diantar ke Puskesmas Jonggol, jam 07.30 berangkat sementara Fifi dirumah, mau belajar katanya.

Jalur jalan Gandoang ke Jonggol termasuk jalur yg tidk pernah dilintasi, sekarang melintas bersama istri, kendaraan dari dua arah di stop dengan bapaknya Nana, awalnya saya tidak merasa jikalau pemberhentian kendaraan di tujukan ke saya, awalnya saya kurang tanggap, setelah disadarkan baru saya memutar gas motor untuk memotong jalan dan belok kanan menuju Jonggol.

Terasa sekali ruas jalan ini semakin bermodal, terlihat zona pintu masuk perumahan skala besar tidak jauh setelah pasar Gandoang mulai dikerjakan, bermotor lebih jauh lagi menuju Jonggol, semakin rapi penampilannya yang kesemuanya adalah swadaya.

Didepan pintu masuk perumahan Grand Citra, macet sebab node jalan disitu sudah membentuk situasi sendiri, sehingga banyak kendaraan yang berhenti disitu

Ada yang berurusan dengan sarapan pagi ini sehingga kendaraannya di pinggirkan, ada yang mencari penumpang dari kalangan ankot sehingga ikut meramaikan pinggiran jalan, jalanan menyempit, kendaraan berjalan perlahan, macet jadinya.

Siang hari sekitar jam 10.00 keluarga nya pak Beta datang kerumah, antara yakin dengan tidak, rumah saya yang hampir tidak pernah menerima tamu sekarang mendadak menerima tamu,

Saya saat itu lagi di depan laptop, tiba- tiba Fifi datang, Pa-papa itu orang yang bapak ceritrakan datang, saya sendiri sudah lupa, tapi baru ingat, Pak Beta ini adalah Dermawan yang sudi mengangkat seorang anak, ngak tahunya anak itu mengindap Thalasemia, suatu gejala dimana badan si anak tidak bisa membuat darah merah, ya seperti Tyas, Yasin kalau di rumah.


Si kecil Fahri yang menyandang Thalasemia itu berguling- guling bermain dengan kakaknya, memang anak itu terlihat pucat, tetapi bayangan ini mengingatkan saya sewaktu Tyas kecil dahulu di Jayapura, bermain, gembira, bergulingan dan menangis, e- e, tidur lagi.

Saat anak tidur itulah suatu kegiatan yang sangat menggugah langit, yaitu bertanya mengapa anak- anak menderita dengan gejala badan tidak bisa membuat darah merah.

Hanya Allah yang tahu, dan hanya Allah semata tempat mengadu, dan memang biayanya sangat banyak untuk menanggulkangi badan yang tidak bisa membuat darah merah ini, tetapi kalau ngak punya uang ya memohon- mohon kepada Allah agar di karuniakan cucuran rezekinya.

Terkadang dengan kerikil di jalanan sayapun merasa terharu, sebab ia seperti mendengar apa derita hati dengan memelihara dua anak yang tidak bisa membuat darah merah ini.

Jangan lagi di tanya duka dan susahnya, tak bisa di ungkap selain semuanya ini adalah sarana untuk meningkatkan takwa kepada Allah SWT.

Minggu 25 Septb 2011

06.55 Terasa separuh jiwa menghilang sesaat mendengar dari Hp tangis sakitnya Tyas di Denpasar, ia minta uang untuk secepatnya pulang sebab ia tiba- tiba saja lemas saat pulang dari pasar tadi pagi.

Demikian juga Ibunya, hanya menyebut nama Allah SWT semata yang di ingat, coba membuat teh panas manis Tyas pesan ibunya dari sms hp.

07.30 saya sendiri ada yang tidak enak di jantung kiri seperti ada yang mencekram, dan ibunya mengeluh pusing dan tidak ada keinginan bangkit sementara tangannya masih sakit.

Saya harus melakukan sesuatu sebelum semuanya menjadi parah

Jus sayur, itu yang saya ingat apalagi memang pagi ini baru pulang dari pasar Cileungsi, sehingga bahan membuat jus sayur cukup adanya, campuran jus sayur pagi ini untuk menanggulangi detak jantung dan cengkraman di dada kiri agar tidak semakin parah dan pusing ibunya tidak berlanjut, adalah : buah mengkudu, daun pepaya, wortel, tomat cukup banyak,

tauge, buah nenas, saat diminum satu gelas pertama, saya seperti dalam rekondisi, emosi mulai tenang menghadapi berita dari Tyas, kemudian minum gelas ke dua, dan ibunya juga sudah dua gelas, tiba- tiba perasaan enak sekali untuk membersihkan diri dan mengerjakan shalat Dlhuha, ibunya juga terlihat memasuki kamar mandi dan setelah itu ikut shalat dlhuha.

Membaca Al-Quran surah Al-Imran e e e badan lega luar biasa, berfikir mulai terstruktur, minum lagi jus, setelah itu mulai menghubungi penerbangan untuk kemungkinan Tyas pulang naik pesawat aja, tiket promo dapt di tanggal 27-09-2011 di jam 20.20.

Banyak dukungan SMS yang masuk untuk menyarankan Tyas istirahat dahulu, termasuk dari pak Beta yang kemaren kerumah, sambil membawa bayinya yang 24 bulan dan thalasemia juga.

Setelah minum jus sayur itu ada perubahan pada tubuh dan istri tidak ribut lagi soal tangan kanannya yang sakit, jam 09.55 sudah makan pagi dengan lauk minim kolesterol yaitu sayur bening ada jahe sedikit cuma yang disayur agak beda yaitu, daun labu parang, tadi dapat beli dipasar, terong ungu, biasanya daun labu parang cocoknya di lodeh dengan sedikit santan, tetapi khawatir tangan istri semakin menggila sakitnya, disayur bening saja, tapi enaknya, sangat fantastis, dan tempe goreng, dan istri ikut makan juga.

Setelah itu mulai mengganti komputer diatas meja yang beberapa hari ini mati,

Saya biarkan Yasin yang mencoba memasang komputer pengganti yang dahulu pernah dibawa Tyas ke Denpasar dan sampai disana ngak bisa digunakan, dibawa lagi ke Jakarta dan diservice di mangga dua, dengan mengganti component yang tidak berfungsi, akhirnya baik lagi, Yasin terlihat gagal memasang ulang.

Badan sudah agak enak 11.00 akhirnya putuskan ke ATM Bank Mandiri terdekat dari rumah yaitu di taman rekreasi air taman buah Mekarsari, berangkat bermotor berdua dengan istri, terlihat dikajauhan di gang yang melintasi rumahnya pak Gobai ada keramaian, istri mengingatkan pak Gobai akan berangkat ketanah suci.

Pulang dari ATM langsung mencari beras, banyak kedai yang dimasukin semuanya bilang beras tidak ada.

Masuk rumah sementara dikejauhan sudah terdengar adzan Dzhuhur, setelah shalat berjamaah dengan anak2 pengerjaan pasang komputer dilanjutkan, pasang modem smartfren juga bisa, akhirnya harus nyerah saat saat terdeteksi windowsnya bohong.


Senen 26 Septb 2011

Memperbaiki kondisi tubuh mengingat tekanan kehidupan sedemikian berat, diperbaiki dengan puasa sunah hari Senen ini, untuk mencari ridlo Allah SWT, kita harus kuat ma, kataku pada istri untuk menyemangati semangat hidup.



Selasa 27 Septb 2011

Jam 11.56 mengimami shalat Dzhuhur di masjid Al-Taqwa PU Pasar Jumat

Jam 14.45 mengimami shalat Ashar di masjid Al-Taqwa kompleks PU Pasar Jumat

Jam 15.40 memarkir motor di Inspektorat Jenderal Kem PU.

Jam 16.00 diwilayah Al-Azhar Blok M Kebayoran Baru peduli umat untuk menjemput doa keselamatan yang dibacakan oleh anak2 generasi muda, sebab ia ingin tahu juga mengapa datang sore hari, saya jelaskan jikalau Tyasnya lagi sakit, ini akan di jemput di bandara cengkareng, sebab Tyasnya dapat pesawat jam 22.20, diketahui hal sedemikian baca doanya semakin khusuk.

Jam 16.30 Hp berdering dari rumah menanyakan keberadaan saya ada di mana.

Jam 17.45 mengimami shalat Maghrib di masjid Badan Pertanahan Nasional

Jam 18.14 naik bus bandara Blok M - Cengkareng yang dijumpa dijalan depan kejaksaan, memang terlihat dikejauhan sewaktu saya berjalan, ada bus bergerak, saya putuskan untuk menyetopnya.

Jakarta sewaktu malam memandang dari bus luks bus bandara yang cukup sejuk, sinar lampunya Jakarta dinikmati sambil bersyukur kepada Allah SWT.

Jam 19.04 turun dari bus Damri bandara sebab sudah tiba di terminal Lion airlines, sedikit bingung sebab selama didalam bus tidur nyenyak, kaki ini melangkah terus yang dituju adalah tempat shalat Isya, harus menyebrang dahulu dan jemaah shalat sedang melaksanakan shalat, saya masbuk di rakaat ke empat.

Jam 20.04 lagi berdiri disamping mesin penjual minuman, sebab dari sekian banyak mesin minuman ini hanya ini yang ada lubang fitting untuk menchangers Hp

ada juga anak muda yang akan ikutan menchanger Hpnya, cuma tidak ada colokan cabangnya.

Manusia yang hilir mudik tidak ada habisnya, tapi saya melihat ada manusia yang tiap hari kerjanya di airport.

Jam 20.43 duduk di daerah terminal kedatangan dan disini ramenya bukan main, antara penjemput dan calo taksi yang menawarkan jasa antarannya.

jam 23.15 pesawatnya tyas mendarat

Keluar dari bandara jam 23.40


Rabu 28 Septb 2011

Jam 00.04 diarea parkir bus Damri, ada lima bus yang standby tapi jurusan, Gambir, Kp Rambutan, Bogor, Rawamangun, Bekasi, "Lho mana Blok M", "lagi muter pak", kata petugas Damri yang menahan kantuknya,

Jam 00.06 ada bus Damri datang mendekat, belum menyalakan lampu dalam sehingga tidak diketahui bus ini akan kemana, setelah berhenti saya tanyakan pada kondektur bus yang baru turun " Bus jurusan mana ini pak "," Blok M" jawabnya singkat sambil menahan kantuknya, lega perasaan ini bahwa ada angkutan walau tengah malam untuk pulang, sebab deretan bus ini adalah bus terakhir dalam tugasnya hari ini, langsung aja naik bus Damri jurusan Bandara Cengkareng ke Blok M

Jam 00.13 bus mulai bergerak berangkat menghampiri terminal pesawat lainnya.

Jam 00.31 bus keluar bandara dan berjalan kencang melintas kesunyian malam, malam sudah demikian lerut, badan- badan pesawat yang diparkir berbaris rapi siap untuk diterbangkan esok hari yang hanya tinggal lima jam lagi, saat mana semua pesawat dari jakarta beterbangan menuju tempat tujuan masing- masing.

Tidak terasa bus sudah memasuki kota jakarta dengan hadirnya bangunan hotel dan perkantoran dan appartemen yang tinggi- tinggi.

Jam 01.04 turun dari bus di depan Masjid Al- Azhar yang malam itu terlihat sunyi, jalan masuk kecil yang hanya diperuntukan bagi pejalan kaki itu tetap terbuka, sesaat kemudian setelah berjalan beberapa menit, berada ditengah halaman kompleks masjid Al-Azhar, menyapa satpam yang ronda, Tyas membawa tas jinjingan dan komputernya sedangkan saya membawa tas dari kantor dan tas bagasinya Tyas.

Saat berjalan di belakang kompleks kantor Kementerian Pekerjaan Umum, sunyi dan gelap, semua pedagang yang meramaikan jalan ini telah lenyap, berjalan sambil memandang kesibukan pekerja bangunan kantor Kem PU berlantai banyak yang sedang pelaksanaan malam ini, didepan poliklinik PU kalau malam ada kantin tenda, kesana kaki melangka, makanan yang dipilih adalah sate padang dua porsi, Tyas menghabiskan sate sebanyak lima tusuk, sebab dalam porsi sate padang hanya 8 tusuk tidak 10 tusuk kalau membeli sate kambing, sedangkan saya merasa cukup enak dengan satu tusuk sate padang dan menghabiskan semua potongan ketupat yang dilumuri bumbu sate, tuju tusuk sate dari saya dan tiga tusuk sate dari Tyas minta dibungkus ulang untuk di bawa pulang, sejak awal duduk di warung tenda sambil menunggu sate di siapkan, Tyasnya telah membuka laptopnya hanya saja perjalanan masih jauh dan sekarang sudah jam 01.31 saya ingatkan Tyas untuk secepatnya pulang.

Pintu pagar kantor Kementerian Perumahan Rakyat itu terkunci kuat, sementara satpam yang menjaga, tidur di loby kantor, seberapa keras ketokan gembok kunci yang saya adu dengan besi pagar sehingga menimbulkan bunyi, tidak akan didengarnya, malam larut ini mengiring orang untuk tidur nyenyak, pagar saya loncatin dan sebelumnya saya pasang tagname tanda pengenal kementerian pekerjaan umum

agar satpam tidak bertanya ini itu kalau melihat saya.

Banyaknya mobil dan motor yang diparkir, saya tidak mengerti, apakah titipan, apakah milik karyawan kantor, dan pintu kaca saya dorong saya menghampiri satpam yang tidur nyenyak didepan TV yang menayangkan film seri, saya berjongkok disampingnya dan meraba tangannya agar kesadarannya pulih, dan betul juga, ia sadar dan tersenyum, mau ngambil motor pak, ya jawabku membenarkan, saya yang masih mengenakan pakaian kantor sejak pagi hanya dipandangnya saja, kunci parkir motor diserahkan ke saya dan dia berjalan menuju ke halaman untuk membuka pagar, motor sudah hidup dan berjalan meninggalkan satpam yang akan kembali dengan kantuknya, Tyasnya gonceng di belakang dengan ransel bagasinya, motor meninggalkan Jakarta hanya saja saat di jalan Antasari yang sedang di konstruksi, arus kendaraan dibelokan ke kanan, nah disini saya kehilangan jejak, tanpa pencahayaan cukup, tidak lihat tanda belok kiri atau kanan hanya sekedar mengikuti gerakan mobil didepan, ngak taunya tembus jalan Panglima Polim yang menuju Fatmawati, langsung aja belok kiri kerena diujung jalan ini akan ketemu jalan Simatupang, tanda- tanda pagi nan dini adalah ramainya pasar Cipete yang malam ini terlihat para pedagang hasil bumi akan menggelar jualannya, jalanan sedikit macet,

masuk jalan Simatupang, sunyi- nyi suasananya, hanya ada satu dua motor melintas cukup kencang, masuk jalan Bogor lama, lancar, melintas jalan Kelapa dua wetan, Cibubur Juction, Jalan tembus Cibubur Cileungsi, sampai di Cileungsi datang serangan yang sangat di khawatirkan yaitu mengantuk yang luar biasa, segala upaya dilakukan untuk jangan tertidur, udara dingin menambah kantuk, kecepatan motor dikurangi, di pintu air depan Mekarsari motor berhenti untuk membuka permen rasa pedis dan kantuk sedikit berkurang, rumah tinggal 2,5 km lagi

bermotor lagi, jam 03.00 masuk kompleks perumahan, rumah sudah terang berarti ibunya sudah bangun, minum teh panas, langsung tidur, sepintas aja lihat Fifi terbangun minta oleh- oleh saya serahkan sate Padang yang masih terbungkus rapi, dan langsung pagi itu Fifinya makan nasi sedikit dengan sate padang 6 tusuk habis, kakak2nya yang masih tidur Yasin dan Astari disisahkan masing2 dua tusuk, tertidur 30 menit, bangun untuk mengerjakan shalat Tahajud diujung pagi, sebab Tahajud tidak bisa dikerjakan jikalau belum tidur, tidur merupakan pintu masuk untuk shalat tahajud, tidak tidur tidak ada shalat, tidak beberapa lama kemudian adzan shubuh datang, kerjakan shalat berjamaah dengan anak2, setelah itu bersiap- siap untuk tidur