selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Isnin, April 09, 2012

Awal memasuki usia Pensiun







Kamis, 1 Maret 2012

Pagi sekitar jam 05.00 Tyas di Denpasar Bali yang menderita Thalasemia, ceritra sekarang sakitnya sekitar kening, terasa pusing yang amat sangat

Saya anjurkan untuk minum jus sayur terdiri dari : brokoli, kentang, tomat, mengkudu.

jam 14.40 masuk rumah ternyata rumah sepi, entah kemana isi rumah, baring- baring sebentar terdengar di depan langka kaki mendekat ternyata Astari baru pulang dari sekolah.

Tidak lama kemudian terdengar adzan Shalat Ashar ( 15.20 ), sementara Astari makan, ambil air wudhu dan persiapan shalat berjamaah.

Hari ini memang mengambil puasa hari Kamis, sahur tadi pagi hanya blenderan rebusan kacang hijau dan kedelai ditambah jahe, kayu manis satu batang panjang 17 cm dan daun pandan, saat itu jam masih menunjukan 04.20, waktunya sangat singkat untuk makan sahur lengkap, sehingga tidak dilaksanakan.

Saat akan berangkat kekantor, tertunda, sebab ibunya bilang pak Kosim akan datang pagi- pagi akan memperbaiki TV kenapa sudah dipasang playback juga ngak hidup TV nya.

Betul juga jam 06.30 saat akan melaksanakan Shalat Dlhuhaan pak Kosim datang, shalat tetap di jalankan dan setelah itu menemani pak Kosim membongkar TV, pembongkaran hari ini sudah memasuki pembongkaran yang ke tiga, play back ngak cocok dalamnya sehingga gambar tidak muncul. Pak Kosim angkat tangan, untuk sementara dan cukup lama soal televisi di hapus dahulu dari pikiran, masih banyak hal penting menjelang pensiun ini, sudah diumumkan kepada anak- anak untuk siap- siap tidak menonton TV dalam waktu cukup lama. Jam 10.30 baru bisa berangkat.

Jam 11.45 baru tiba di bank Muamalat Cijantung.

Jam 12.01 bank Mandiri plaza PP Simatupang untuk mengirim uang bulanan untuk anak-anak Aswan yang di kedokteran Makasar, dan Tyas di Udayana Denpasar Bali Sastra Jepang, ternyata diluar hujan deras turun, setelah itu menuruni anak tangga di bangunan itu untuk mencari Masjid di belakang untuk shalat Dzuhur.

Malam hari Tyas menjawab SMS tadi pagi jikalau blenderannya mur nya ada yang lepas, saya anjurkan untuk reperasi dan kalau tidak beli baru. Tapi itupun tidak dilakukan.


Jumat, 2 Maret 2012

SK Pensiun Belum Terima.

01.00 tengah malam tersadar sebab Fifi nya nangis, tapi efeknya ngak bisa tidur lagi, buka internet di Hp, terbaca berita duka, peristiwa jam sepuluh malam tadi tiga anak pondokan santri di jalan panjang jakarta barat, umur 13 13 14, bermotor dan menobrok saparator busway, terpelanting, dan dua anak meninggal dan yang seorang

luka berat, apakah itu takdir, ya takdir, ketentuan Allah telah berjalan, kita patut berduka sebab hal itu bukan peristiwa aneh, saya sendiri di usia segitunya pernah bermotor bertiga.

Jam 03.00 bangkit untuk mulai aktif masak kacang ijo dan kacang kedelai dan satu batang kayu manis dan jahe, tinggal kan saja untuk shalat tahajud dan jam 04.10 sudah bisa di makan berdua dengan istri.

Jam 09.20 di Bank Muamalat Cijantung Jakarta Timur.

Jam 09.56 saat melintas di perempatan Fatmawati dan Simatupang, ada suatu perasaan tidak enak, mengikuti perasaan yang tidak enak ini, motor berbelok kiri menyusuri depan RSU Fatmawati, lurus, menjumpai kompleks Kesehatan, belok kiri hingga jalanan turun dan belok kanan, dan sekali lagi belok kanan, pas di ujung jalan, jalanan di portal, motor saya letakan diujung jalan dan saya berjalan kaki menyusuri jalan yang diportal tadi maju beberapa meter menjumpai rumah bertingkat sederhana yang sudah tiga puluh tahun arsitektur rumah itu ngak di ganti- ganti dan halaman rumah itu terkunci, saya tidak menyentuhnya.

Didepan rumah itu terlihat ada seseorang yang lagi berbenah mobil, hendak pergi agaknya, sehingga saya bertanya kepadanya perihal Bapak Aziz La Sida, yang menempati rumah bertingkat sederhana itu, sibapak muda itu mengatakan jikalau bapak yang dimaksud itu sudah satu tahun ini meninggal dunia, saya berdoa di depan halaman rumah itu, terbayang kembali saat tiga puluh tahun yang lalu saya pernah tinggal beberapa malam disana.

Innalillahi Waina Ilaihi Roziun

Rumah itu saya tinggalkan dan bermotor lagi menuju kantor, hujan masih turun gerimis menyiram.

Setibanya di kantor, sewaktu menjumpai bagian kepegawaian diberitakan jikalau SK Pensiun belum terima.


Sabtu, 3 Maret 2012

Sehari sebelum masuk usia pensiun

Maghrib baru saja usai, Fifi sudah bersiap untuk ikut kekantor malam ini untuk memindahkan buku - buku dari kantor ke rumah dengan bantuan mobilnya pak Syarif.

Sejak pagi sudah di bicarakan tapi pilihannya malam hari.

Berangkat berlima di mobil kecil, milik pak Syarif setelah mengerjakan shalat Maghrib, baru keluar 2000 m

menghadapi kemacetan parah sejak jalan mendaki di Gandoang, berhenti total, untuk melintas dari Gandoang hingga Cileungsi sejarak 6 km ditempuh 120 menit, dan masuk jalan tol tiba dikantor lancar saja jam 22.00

Mulai mengangkat buku-buku, sementara itu pak Syarif dan istrinya dan Fifi dengan ibunya makan mie depan kantor, berangkat lagi lancar sebab sudah malam, di ujung jalan Simatupang depan FedEx terlihat Prima Jasa bus putih besar tujuan Garut mulai bergerak perlahan meninggalkan Jakarta.

Masuk Gandoang jam 22.56

berhenti dahulu untuk membelikan bakso anak- anak di rumah, Yasin Astari dan dua anaknya pak Syarif.

Masuk rumah jam 23.20

Mengangkat buku, makan bakso, shalat Isya, mengikat buku- buku di temani Fifi ngak tahunya udah jam 24.00


Minggu, 4 Maret 2012

Hari pertama Usia Pensiun

00.30 pekerjaan ngatur buku pindahan dari kantor sementara udah selesai

Fifi mulai bersiap tidur, kelambunya robek, jahit kelambu tengah malam. Berangkat tidur.

Jam 12.30 siang hujan deras turun, mendung menutup cakrawala, makan nasi kuning bersama keluarga, lauk sederhana saja, seakan tidak mau mengurangi makna nasi kuning di hari pertama Pensiun, dilakukan, sambil berhujan- hujan menghantar makanan ke tetangga yaitu pak Syarif dan pak Yapis. Badan terlindungi plastik, sambil membawa payung, dan Fifi berjalan didepan mengenakan jashujan membawa hantaran berupa nasi kuning lengkap dan saya melindunginya dengan payung.


Senen, 5 Maret 2012

Hari kedua usia pensiun

Mengambil puasa hari Senen,

Menghubungi Tyas terus di Denpasar sebab kondisinya menurun.

Jam 12.30 membookingkan tiket pesawat Lion Airlines dari Denpasar Jakarta dan dapat pembeangkatan besok alam, tetapi setelah Tyas di beritahu, ia menolak, ia akan mencari sendiri penerbangan dari Denpasar, akhirnya didapat, disampaikan dengan Hp, pesawat Sriwijaya, jam 15.30 Denpasar, soal jemputan nanti akan diberitahu.

Malam hari Tyasnya datang sekitar jam 20.30, tidak ada oleh- oleh sebab perjalanan sakit.

Selasa, 6 Maret 2012

Hari ketiga usia pensiun

Kerena tadi tahajudan dan shubuhan di masjid maka makanan kebanggaan berupa blenderan kacang ijo yang direbus hingga lunak dengan Kacang Kedelai, Jahe, sebatang kayu manis, agak terlambat sehingga jam 06.00 baru bisa dikonsumsi, dimakan berdua dengan istri, setelah itu membuat blenderan sayuran untuk Yasin dan Fifi, ibunya ngak mau sebab perut penuh katanya, Shalat Dlhuha, berangkat kepasar untuk membeli bahan sayuran untuk sinusitisnya Tyas terdiri dari Buncis, bunga kool, lobak, nenas, kacang ijo dan kedelai, persiapan aja, sebab Tyas datangnya malam.

Memang saya berusaha memerangi penyakit yang di derita anak- anak dengan jus sayur dan buah.

Rabu, 7 Maret 2012

Hari ke empat usia pensiun

Kamis, 8 Maret 2012

Hari ke lima usia pensiun




Jumat, 9 Maret 2012

Hari ke enam usia pensiun

Tyas berangkat ke RSCM bersama ibunya.

Jam 09.02 tiba di Bank Muamalat Cijantung

Jam 09.25 kantor

Jam 10.00 SK pensiun diserahkan oleh ibu Mulyani

Jam 11.20 berjalan ke masjid untuk shalat Jumat bersama pak Nur dan di traktir makan sebelumya makan sembilan ribuan nasi tongkol tumis kangkung, sayur pare di campur tempe kerik, teh panas hambar.

Jam 15.00 keluar dari Lotte mart Ciputat, hujan deras sekali, pada saat jalanan menurun di sisi sekolah polisi wanita, air hujan itu seperti membentuk dinding vertikal yang tinggi hingga ke awan, hanya saja ini adalah air maka bisa di tembus, yang terkena air hujan tidak pernah memandang keatas bahwa ada curahan rezeki yang berlimpah berupa air hujan yang gratis yang di biarkan terbuang hingga ke got saluran, tidak merasa, atau tidak tahu, atau tidak peduli, itu semua sifat manusiawi, terutama manusia yang tidak memanfaatkan nalarnya.

Dalam hal ini terasa malu juga saat politikus Malaysia dan Singapura bersikap bagaimana mereka menggambarkan bangsa Indonesia, " achk tidak apa-apa tetangga kita yang namanya indonesia suka lupa, besok baikan kembali, siapkan saja kita dana bantuan bencana alam, indonesia kan sering dilanda bencana alam "

Dihadapan dibawah siraman derasnya hujan terjadi macet, ujung- ujungnya sebuah kopaja 20 jurusan Pasarjumat Senen berhenti ditengah jalan menunggu penumpang yang berlarian kebasahan untuk naik kopaja itu, tidak ada keributan, basah kehujanan ya di terima, macet dibawah siraman hujan juga diterima.

Jam 15.45 shalat Ashar di masjid Al-Mujaahid Direktorat Anggaran Simatupang

Saat keluar dari masjid, hujan masih menderas, sepatu basah, memperhatikan dos karton yang digunakan tempat simpan belanjaan dari lottemart sudah mulai basah.

Saat bermotor di bawah hujan lebat, tiba- tiba dos karton bergoyang, dan pengemudi motor di samping memberitahu ada yang jatuh, cepat- cepat berhenti dan terlihat ikan yang di beli di lotte mart jatuh, saya membei tanda pada pengendara untuk jangan melindas ikan yang jatuh itu.

Pungut dan ikatkan lagi di motor, maju 700 m, di pertigaan jln Simatupang ujung dengan jalan Kesehatan, ditempat itu pedagang motor yang punya halaman agak luas dan dapat dijadikan tempat berteduh, untuk membetulkan dos tempat barang yang telah melunak terkena air hujan, tadi sempat jatuh ayam dan ikan sebelah dan ikan salem. Barang itu jatuh melewati karton yang telah melunak.

Saat memindahkan barang itu kedalam tas dilihat dengan para pekerja, saya bilang biasa kok setiap jumat hujan.

Perjalanan pulang lancar, hujan tetap datang, maghrib kurang lima menit masuk rumah, di rumah hanya ada Fifi, Yasin dan Astari, berarti ibunya dan Tyas belum masuk rumah.

Maghrib pun datang dengan senyapnya, secepatnya shalat dan setelah itu ingin tahu keberadaan ibunya dan Tyas sepulang dari RSCM, ternyata macet di tol sekeluarnya dari terminal Kampung Rambutan.

Diluar hujan masih menderas, beberapa titik bocornya atap mulai menetes, pudarnya lampu jalanan cahayanya terhalang derasnya hujan yang turun.

Jam 19.30 ibunya dan Tyas masuk rumah, semua lapar, setelah shalat Isya semuanya makan mie hangat- hangat buatan sendiri.


Sabtu, 10 Maret 2012

Hari ke tujuh usia pensiun

Kelelahan membuat pagi ini terbangun kesiangan, bangun jam 04.30 sudah ngak keburu mengejar tahajudan.

Setelah shalat shubuh memarutkan kunyit putih didapat satu gelas, setengah gelas diminum sekarang dan setengahnya di minum satu jam kemudian.

Hujan deras turun sekitar jam 11.30

Hari ini Tyas tidak ada keluhan dengan sakitnya.


Minggu, 11 Maret 2012/8

Hari ini adalah tepat 1 tahun peristiwa stunami Jepang sisi pantai Timurnya yang merengut 11 000 jiwa meninggal.

Tyas sejak semalam kepingin makan nasi pecel, tapi setelah minggu pagi ini sejak pagi- pagi dengan istri mengarungi lenggangnya jalan Gandoang - Cileungsi, pasar cukup ramai pagi ini.

Jumpa dengan bapak yang mencari sampah sayur untuk makanan jangkrik, sebab dia adalah peternak jangkrik, satu karung ini bisa dimakan hanya dalam satu jam, sebab jangkriknya sendiri berjumlah jutaan.

wortel, buncis, kacang blenderan, kerupuk, tempe, tauge, kemangi, kacang panjang, tomat, lele, lombok, ikan asin, jahe, kencur, terong, setibanya dirumah ( 09.30 )secepatnya diolah dan setelah semua siap, Tyasnya ngak mau makan sebab seleranya hilang.

Sore hari setelah Ashar bertiga bermotor dengan Fifi dan ibunya menghadiri walimah nikah dan khitan, di RW 10 RT 01 Desa Gandoang, kehidupan sederhana yang optimis yang tahu persis soal hakikat hidup.


Senen, 12 Maret 2012/9

Pagi ini jadwal Tyas ke poli THT RSCM,saya belum bisa mengantar, ke RSCM, Tyas berangkat dengan ibunya, sewaktu berangkat dari rumah ( 08.00 ), yang di bonceng motor terlebih dahulu adalah Tyas,

di bonceng sejauh 500 m dan 500 m berikutnya jalan menuju jalan raya, sedangkan saya kembali ke rumah menjemput ibunya yang sedang di tangisi dengan Fifi, Fifinya keberatan kalau beberapa hari ini ibunya ngurusin mbaknya, Tyas, dan Tyasnya ngak bisa pergi sendirian

Jam 11.40 sudah di Bapertarum PNS, suatu tempat yang sangat saya sanksikan keberadaan nya, sejak di luncurkan beberapa puluh tahun lalu,

Jam 19.45 ibunya datang dari RSCM bersama dengan Tyas, terlihat laporan penggunaan Tyas ke RSCM, pembelian obat yang mencapai hampir lima ratus ribu rupiah.


Selasa, 13 Maret 2012/10

Jam 14.00 saat masuk rumah bersama istri, badan sudah kehujanan, tetapi hujan halus, lha setelah masuk rumah, hujan deras seperti dituangkan dari langit, menyadari hal ini secepatnya sujud syukur pada Allah, betapa panjangnya jarak yang ditempuh sejak tadi pagi jam 08.00 dari rumah, saat awal berangkat, mencoba mengetahui bisa atau tidak Fifi yang akan ditinggal sendirian dirumah, sebab sekolahannya di SD Gandoang kelas tiga, bisa ngak mengunci pintu, akhirnya disimpulkan Fifi ngak bisa menutup dan mengunci pintu saat akan berangkat sekolah nantinya, sehingga Fifi di titip dahulu di rumah salah seorang rekan pengajian "Al-Afif" ibunya.

Setelah itu mengarungi jalan belakang yang terkenal kubangannya melesak dalam akibat muatan berlebih truk pasir yang lewat di jalan desa Mampir.

ke Bank Muamalat cabang Cileungsi, setelah itu meluncur ke Cibinong, jalanan cukup ramai, kemacetan terjadi di Gunung Putri.

Belok kanan dan menyusuri di bawah terowongan jalan tol Jakarta Bogor terus hingga tembus di Jalan Cibinong, saat mendaftar di SAMSAT Cibinong dapat antrian nomer 147, dan saat itu nomer yang dipanggil adalah nomer 22, berarti masih jauh- jauh- jauh.

Tiba melihat ada pusat penjualan Viva Qinkqy motor kesanalah motor dituntun, seperti ketemu saudara jauh motor ketemu dengan orang- orang yang mengetahui soal mesin motor Qinkqy, sebab paling sering onderdil motor yang dinaiki ini sering ngak ada di pasaran.

Jam sudah menunjukan 11.56 dan pemanggilan nomer di kantor Samsat sudah mencapai nomer 141.

Nomer 147 dipanggil dengan pelan-pelan, pak nomer 147 sudah bisa membayar di loket 2 katanya petugas, saya hanya senyum saja, sebab dari tadi ia sering saya ajak tertawa bersenda gurau,

Jam 12.06 Samsat Cibinong ditinggalkan, kembali ke dealer Viva - Qinkqy motor, dan setelah itu motor dihidupkan dengan iringan si Asep pekerja motor Yamaha Ciawi yang lagi berkunjung ke Cibinong.

Masjid di jalan tembus Cibinong dan Gunung Putri di hampiri untuk mengerjakan shalat Dzuhur.

Bermotor terus dan saat di Cileungsi sekitar jam 13.30 istri berbisik untuk makan dahulu, terpilih kios mie bakso Sidodadi, dan memesan 2 mie dan satu mangkok bakso.

Makanan enak dan murah, sebab istri bilang kalau langsung ke rumah dirumah belum ada makanan.

Rupanya selama makan mie tadi di luar hujan turun sangat lebat

Jam 20.00 Tyas dan Astari datang dari RSCM

memang tadi pagi Astari mengantar menemani kakanya Tyas untuk transfusi darah.

keluhannya macet dan mencari duduk di busway jalur Salemba - Kampung Rambutan.

Rumah menjadi riuh dan saling mengganggu, ada hal baru hari ini adalah Yasin mau mempersiapkan lauk makan malam buat kakak- kakaknya.

Yang di masak Yasin malam ini adalah daging cincang, entah diapakan terlihat ada potongan lobak dan wortelnya, yang penting habis satu piring olahannya Yasin.


Rabu, 14 Maret 2012/11

08.00 Tyas berangkat ke RSCM bersama Astari yang menemani, untuk transfusi darah lagi.

Jam 20.25 masuk rumah, sebab sewaktu keluar dari RSCM memilih jalur bus ke arah Senen terminal, jalur yang langsung ke kampung rambutan penuh penumpang yang sehat-sehat kuat badannya.

Di terminal Senen memilih bus jurusan Cileungsi, sewaktu habis shalat maghrib ( 18.30 ) saya monitor keberadaannya melalui Hp, Tyas dan Astari di titik tol Kebon Nenas Jakarta Timur, dan setelah shalat Isya ( 19.35 ) didepan TAMAN MINI INDONESIA.



Kamis, 15 Maret 2012/12

Jumat, 16 Maret 2012/13

Urusan jus sayur pagi ini selesai, sehingga tangan untuk memegang yang kotor seperti mencuci sepeda motor yang kotor sejak pulang dari Bogor kehujanan hari Rabu kemaren belum tertangani.

Bersama istri bermotor ( 08.30 ) ke kantor Pasar Jumat tetapi jam 09.50 tiba di Bank Muamalat Cijantung, dan seterusnya bermotor terus hingga kantor

Jam 10.20 tiba dikantor, teman bagian keuangan yang ngurus SKKP mengatakan hari Rabu minggu depan surat keluar, baru bisa di proses di Bogor.

Bermotor lagi dengan istri menyusuri keramaian dan macet jalan Kebayoran Lama Pondok Pinang, saat melintas depan stasiun kereta api Kebayoran Lama, saat yang sama, melintas KA Rangkasbitung yang sarat dengan penumpangnya, dan melaju terus tembus Kebayoran Baru, parkir motor di parkiran Perumahan Rakyat dan langsung istri ke poliklinik gigi dan saya ke Al-Azhar peduli Umat.

Jam 10.50 Sewaktu di Bank BRI KCP Kementerian Pekerjaan Umum menolak berkas Bapertarum yang saya sodorkan, dianjurkan untuk ke kantor Cabang BRI Blok M, setelah bermotor 5 menit dengan istri sampai juga di BRI Cabang Blok M jam 11.00, dan setelah diperiksa berkas ternyata jatuh tempo penguangan BAPERTARUM mulai tanggal 1 April 2012, sekarang belum waktunya.

Shalat Jumat di Masjid Kemen Perumahan.

membelikan empat anak rendang di warung padang Family, dan langsung pulang.

Saat Ashar 15.12 masuk rumah.


Sabtu, 17 Maret 2012/14

Berita di Twitter ada wartawan kamera TVRI di tembak perampok di pagi hari yang sedang mencuci mobil, motornya yang diparkir tidak jauh, diambil perampok, dikejar, dan sipengejar di tembak, kena pundak tembus dada, meninggal, si perampok tidak jadi mengambil motor.

Hal ini bisa terjadi di setiap orang, sebab diurut, hampir tidak ada alasan untuk terjadinya peristiwa itu, mencuci mobil dan bersih2 motor di rumah sendiri, itu lazim dilakukan di setiap rumah di kompleks perumahan.

Datang perampok yang berani mengambil motor didepan pemilik kerena dia memiliki senjata api.

Langsung tembak.

Ini sudah pernyataan perang, tapi tidak dijawab.

Mempersiapkan bahan kue kacang dengan membeli bahan terdiri kacang giling halus, tepung, gula, pisang satu tandan, kos-kosan suatu makanan buah sebesar duku tapi bukan duku, susu kaleng, biar dirumah ada yang dikerja oleh Tyas.


Minggu, 18 Maret 2012/15

Kepasar hari minggu ini cukup banyak yang dibeli antara lain beras tiga karung, satu karungnya untuk konsumsi dirumah dan dua karungnya akan dibagikan habis ke anak yatim piatu di kompleks perumahan puri Cileungsi Gandoang, pada peristiwa hari Rabu besok lusa saat pengajian ibu- ibu Al- Afif di rumah setelah Ashar.

Saat membawa tiga karung beras itu, berarti tiga kali pulang pergi kepasar dengan motor, di dua kali pembawaan karung beras terakhir, Fifi ikut menyertai, untuk itu Fifi diharuskan minum blenderan mengkudu dan tomat agar tidak masuk angin di jalanan.

Dzuhur kurang dua menit semua beras sudah dirumah.


Senen, 19 Maret 2012/16

Pagi ini Tyas kontrol lagi ke RSCM berkaitan dengan masalah polip di rongga pangkal hidung bagian dalam, kemaren sore sebelum maghrib ibunya sangat cemas sebab hidungnya Tyas mengeluarkan darah, ada luka kata Tyas, di bagian dalamnya.

Yasin ikut ke RSCM berperan sebagai teman bagi Tyas, hanya saja berangkat ke RSCM Tyas memutuskan agak siang, jam 09.00 berangkat dari rumah.

Pulangnya agak malam hampir jam sebelas malam Tyas dan Yasin pulang dengan alasan baru dapat obat saat maghrib tiba.


Selasa, 20 Maret 2012/17

Jam 09.00 tiba di bank Muamalat Kranggan Cibubur, udara tidak terlalu panas, angin cukup kencang bertiup sejak semalam, saat di beberapa titik sewaktu berangkat tadi sempat tertiup angin samping, sehingga saya yang lagi bermotor terasa terdorong, dan secepatnya mengurangi laju kecepatan motor.

Sebelum berangkat sempat naik keatap rumah sebab karpet atap untuk wuwungan tertiup angin

Jam 10.00 tiba di bank Muamalat Kranggan

agak sedikit lama padahal di bank hanya ada satu nasabah yang sudah masuk terlebih dahulu, ternyata nasabah itu menabung dan ada sedikit pertanyaan di tabungannya

Jam 10.20 saat akan melanjutkan perjalanan tiba-tiba disudut mata kiri melihat seorang nenek terlantar dan kesana kaki melangkah untuk menyampaikan sodaqoh, tak lama kemudian motor sudah melaju menuju Patimura Blok M.

11.40 lapangan parkir motor Kementerian Perumahan.

11.45 Al- Azhar peduli umat untuk menyampaikan sodaqoh

11.55 memasuki halaman Kementerian Pekerjaan Umum mengingat hampir Dzuhur, langsung aja kaki melangkah menuju masjid As-Salam

12.30 saat pintu lift terbuka di dalam sudah ada pak Hidayat, " saya mau keruang bapak" ," habis kegiatan rapat diluar kantor" katanya.

12.32 saat memasuki ruangan pak Hidayat yang sempit itu, pak Hidayat memesan 2 porsi makan siang dengan lauk Patin di pindang asam.

12.40 pak Hidayat izin keluar meninggalkan saya sendirian untuk mengerjakan shalat Dzuhur

12.50 makan bersama pindang asam Patin

13.30 utusan pak Khamidan datang

13.32 keluar ruangan kaki melangkah didepan halam menteri, terlihat beberapa mobil kedutaan Jerman parkir di halaman.

13.45 tiba di bank Mandiri Kantor Cabang Mabes Polri sangat sepi dibandingkan Mandiri Kantor Cabang Pembantu Kementerian Pekerjaan Umum yang antriannya sampai keluar, beberapa nasabah dibelakang saya yang melihat saya ada didalam bank dengan berbaju putih, dengan terheran ia bilang kok bisa masuk, dan saya sendiri sewaktu masuk tidak terpikirkan akan diperiksa segala, masuk ya masuk secara wajar saja.

14.00 di Bank Muamalat cabang Universitas Al-Azhar Blok M untuk menyampaikan sodaqoh yang kedua hari ini, tadi pagi di

Bank Muamalat Kranggan.

Bank itu siang ini sangat sepi, hanya saya sendirian yang dilayani, petugas bank itu ikut membantu menghitung lembar demi lembar uang yang di sodaqohkan.

14.20 Memasuki Al-Azhar peduli umat untuk yang kedua kalinya sesiang ini, kalau ada rezeki biarlah saya berada di jalur ini

14.30 keluar dari jalan Raden Patah, belok kiri memasuki jalan Hang Jebat, dan masuk jalan Mayestik, Jalan Iskandar Muda, dan tiba di kantor Pasar Jumat ( 15.00 ).

15.20 Shalat Ashar berjamaah dengan orang kantor.

15.25 Pak Parmin menyampaikan surat SKKP untuk di sampaikan ke PT Taspen cabang Bogor.

16.00 keluar dari Pasar Jumat dan memasuki Lotte mart di Ciputat untuk membeli lauk- lauk dirumah, yang terbeli adalah: jeruk 2 kg lagi murah- murahnya, ikan Bandeng, ikan Ayam- ayam, ikan Samge, ikan Filet, ayam satu bundar 960 gram, daging masih terhitung mahal untuk kali ini di abaikan dulu.

17.10 saat meninggalkan Lottemart Ciputat hari sudah senjah, mulai berhitung shalat maghrib dimana.

18.05 Shalat Maghrib di masjid Pasar Rebo Ciracas samping gedung olah raga, jalan Bogor lama.

19.20 shalat Isya di musholah kecil jalan Transyogi Cibubur Cileungsi.

20.15 masuk rumah.


Rabu, 21 Maret 2012/18

Berkumpul 10.00 dengan para pensiunan di gedung Taspen Bogor, mendapat nomor urut mengambil berkas 38.

ke Bogor tadi pagi 08.00 dari rumah ditemani istri.

Lamanya proses satu nomer yang dilayani, hampir 20 menit.

Nomer 38 dipanggil tepat jam 10.30 disarankan untuk datang hari Senen dengan melengkapi isian yang harus dipenuhi dengan disertai materai Rp 6 000,- NPWP dan buku bank BTPN.



10.40 pindah meja menuju meja BTPN untuk membuka rekening.

Ternyata meja ini hanya meja penghubung, dengan bermodalkan Hp, nama dan identitas saya dicatat dan dikirim ke bank pusat, "nanti ada utusan yang mengantarkan kesini pak" kata si penghubung yang seorang nona itu.

Mendekati jam 12.00 buku tabungan BTPN datang, tanda tangan spesimen dan selesai sudah, buku tabungan dalam posisi " nol ",

Bogor itu pun ditinggalkan, ramainya lalu lintas bersamaan pulang anak sekolah.

Shalat Dzuhur di masjid sekolah Islam di batas kota Bogor.

Panas terik siang hari cukup menyengat

Masuk rumah jam 14.30.


Kamis, 22 Maret 2012/19

Jumat, 23 Maret 2012/20

08.00 berangkat bermotor dengan istri dari rumah untuk mengejar lauk nya Tyas, sebab hari ini adalah hari Jumatan.

Di ujung kota Bekasi, telah dibuka sebuah pasar bersih dan sehat, ingin tahu apa yang disajikan disana, berjalan bersama istri, dan gedung besar itu di dalamnya di sekat-sekat menjadi kios2 jualan, naik menggunakan eskalator ada pasar basah, bukan ini yang saya cari, akhirnya keluar, merasa telah hilang waktu tempuh.

09.00 Tiba di Lottemart Bekasi.

Yang didapat sedikit aja yaitu daging dan ikan tongkol besar seberat dua kilogram, masih sempat membeli roti tawar besar.

10.00 di Giant Metland istri mengingatkan jikalau kecap dirumah habis.

Di Giant hanya membeli kecap tapi antrinya cukup panjang untuk keluar membayar.

10.30 siang itu matahari cukup terik, sedang bermotor berdua dengan istri, dalam perjalanan pulang setelah mencari daging untuk lauknya Tyas, didepan Taman Buah Mekarsari Cileungsi, saya bermotor dibelakang mobil hitam toyota landcruiser dengan hiasan tiga bintang logam kuningan yang diletakan di pinggang belakang mobil, tiba- tiba menabrak pengendara motor dari arah depannya, saya hanya mengetahui, mengapa kok tiba-tiba saja mobil hitam didepan saya tadi kok membanting ke kiri, dan sedetik kemudian saya melihat ada manusia terbanting jatuh kearah kanan jalan, banyak orang menolong, dan saat saya maju perlahan menyalip mobil yang berhenti kerena insiden tabrakan itu, terlihat sepeda motor bebek yang terperosok di bawah kolong mobil dalam keadaan ringsek.

Dengan kejadian kecelakaan di depan mata ini, jalan antara desa Gandoang dengan perempatan Cileungsi sudah tidak bisa menggunakan satu ruas yang sama dengan saling berlawanan arah.

Saat pemerintah menundah pelaksanaan perluasan jalan ini, mulai lah berjatuhan korban kecelakaan yang tak terhitung jumlahnya, keterlambatan mengambil keputusan sudah menjadi karakter bangsa Indonesia.

Mengingat saat shalat Jumatan sudah mendekat dan banyaknya orang yang menolong maka peristiwa tadi saya tinggalkan saja.

11.30 menuju masjid Al-Hidayah untuk mengerjakan shalat Jumat.


Sabtu, 24 Maret 2012/21

Minggu, 25 Maret 2012/22

Hari ini di umumkan jikalau PLN akan memadamkan listrik sejak jam 08.00 sehingga saat nyamuk itu menggigit baru tersadar jikalau jam sudah menunjukan pukul 03.40

Situasi kesehatan Tyas belum baik sekali, sehingga dibutuhkan pertolongan Allah SWT dengan mengerjakan shalat Tahajud

Kacang hijau dan kedelai jahe kayumanis yang di blender halus menjadi sarapan pagi sekali ( 05.00 ) setelah selesai shubuhan, Tyas mau memakannya, dan ibunya, tetapi Yasin, Astari dan Fifi ngak suka.

Blenderan tadi khusus dimangkok saya tambahin roti tawar dan susu kental manis

06.30 shalat Dluha.

06.40 berangkat ke pasar Cileungsi.

Belut menjadi santapan ( 10.00 ) pagi menjelang siang, sebab sewaktu kepasar tadi sempat membeli satu kilogram, sengaja pilih yang besar-besar yang berdaging.

belut itu dimakannya sangat sederhana, hanya di goreng begitu saja setelah di garamin sedikit dan sedikit kunyit, dan terong ungu yang di kukus sebagai temannya belut goreng.


Senen, 26 Maret 2012/23

Jam 02.30 terbangun

Acara sahur pagi ini sangat ramai, ada Astari dan Tyas ikut sahur setelah tahajudan.

jam 07.00 shalat dlhuha

jam 07.20 mulai membuka berkas untuk diajukan ke Taspen

Setelah di isi dengan tulisan tangan, terlihat kekurangannya adalah foto suami dan foto istri, foto copy KTP, foto copy NPWP pajak, materai Rp 6000,-

tepat jam 08.00 berangkat bersama istri ngurus pensiunan.

bermotor 500 m berhenti sebentar untuk foto copy KTP dan Afdruk cetak foto, foto mengambil data lama.

Jam 09.30 di kantor pos Cileungsi untuk membeli materai dan me ngirim uang ke pak lik Bambang di Tempeh Lumajang, siang semakin terasa panas saat melaju di Cikeas, berhenti sebentar di Bank Muamalat KCP Cikeas untuk sodaqoh yatim, setelah itu meluncur lewat perumahan estate Citra Grand yang rumahnya milyardan dan jalan lingkungannya tertata baik, tembus di jalan menuju Leuwinanggung, jalan mulai rusak.

Tiba di Cibinong jam 11.00, Kota Bogor masih jauh, keramaian siang itu tidak terlalu padat, dan tiba pula di depan PT Taspen Cabang Bogor jam 11.15.


Saat nomer antrian itu di tekan keluar nomer 055 sedang nomer yang sekarang dilayani adalah nomer 28, cukup jauh jaraknya untuk menunggu.

Jam 12.00 saat semua petugas Taspen beristirahat, semua orang yang berurusan dengan Taspen ikut meninggalkan ruangan, berjalan menyusuri sepenggal jalan di kota Bogor untuk mencari musholah guna mengerjakan shalat Dzuhur.

Setelah menapak jalan kecil yang sering di lintasi sepeda motor itu terlihat masjid Daarun Najjah RW 13 Kelurahan Batarjati, Bogor Utara.

Jam 12.50 kembali bangku duduk di ruang Taspen di duduki, saat itu nomer urusan pensiunan 45, masih sepuluh nomer lagi.

jam 13.30 nomer 54 dipanggil berkali- kali, setelah yakin yang bersangkutan tidak ada di tempat saya maju, seorang wanita berwajah tua dan berumur setahun lebih mudah dari saya, menerima berkas pensiun yang saya ajukan, satu persatu berkas itu dikomentari, dan jam 13.45 selesai setelah beberapa menit sebelumnya saya berlari ke bawah untuk membeli map sebagai bungkus semua berkas yang saya ajukan.


Jam 14.00 Bogor di tinggalkan, udara siang itu cukup teduh tetutup awan, barisan pedagang kacang rebus dan kacang bogor rebus sudah berbaris di pinggir jalan, pedagang menanti pembeli yang fanatik dengan kota Bogor di senjah hari paling enak dilewati dengan memakan kacang rebus.

Jam 15.25 shalat Ashar di Masjid Manna di citra Grand Cibubur, suatu masjid yang cukup baik.

Jam 17.00 masuk rumah, Astari yang baru pulang dari sekolahnya masih berseragam SMA MAN terlihat menyapu halaman dibawah pohon mengkudu, rumah sepi, sebab Tyas, Yasin dan Fifi sedang keluar rumah.

Buka puasa hari ini jam 16.04


Selasa, 27 Maret 2012/24

Berita unjuk rasa cukup merisaukan disimak dari radio Hp, sebab sudah dua bulan ini di rumah tidak ber televisi lagi, sejak rusak playback nya dan belum dapat gantinya.

Tidak sepantasnya di negara yang berazaskan hukum seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia menghadapi para pengunjuk rasa dengan Water Cannon , apalagi dengan peluru tajam, bagaimana juga mereka anak tetangga kita, yang mana mereka akan mengangkat jenazah kita jikalau meniggal kelak.

Water Cannon sekali saja menunjukan jasa baiknya yaitu saat mendinginkan menara nuklir di pusat listrik tenaga nuklir Fukushima Jepang, sesaat setelah kena hantaman gempa bumi berskala stunami, terbakar akibat reaksi tak terkendali proses kimia pemecahan fusi nuklir.


Rabu, 28 Maret 2012/25

Malam hari sekitar 19.30 hujan turun dan air jatuh di dapur dan disudut ruang tamu, secepatnya naik ke atap, bekerja dengan Yasin di bawah hujan yang turun dengan sinar lampu senter dan pelindung plastik untuk kepala membetulkan genteng yang bocor.

Cukup lama dibawa siraman hujan, sebab ada terpal plastik yang melipat di bawah genteng sehingga airnya masuk

Jam 23.00 tiba- tiba aja ada rasa ingin berolahraga


Kamis, 29 Maret2012/26

Ide pagi ini adalah " 170 kesalahan BusWay di Jakarta dan 7 jalan kematian pasien di rumah sakit daerah " bagaimana bisa secepatnya menyusunnya.

Pagi terasa cepat berlalu, sahur dengan nasi tomat itu tidak semua bisa dihabiskan,

sebab adzan shubuh sudah terdengar.

Puasa itu seperti naik bus layaknya, perlahan meninggalkan waktu sahur dan sekarang mengarungi lautan waktu dengan takwa.

Sekitar jam 05.50 setelah ngaji shalat shubuh mencoba menghubungi seorang bapak di Depok yang putrinya menderita Thalasemia, dengan bapak ini sering ketemu di RSCM.

Bapak itu menghabarkan jikalau derita putrinya harus di tambah lagi dengan pengangkatan limpa nya, itu saran dokter, saya hanya bisa memperkuat keputusan dokter, dan pengangkatan operasi limpa sangat efektip jikalau si pasien dalam kondisi sehat.

Cukup lama bapak itu menceritrakan derita thalasemia putrinya.

Setelah di angkat limpahnya sebaiknya kontinyu minum kunyit untuk mempertahankan immun daya tahan tubuhnya.

Tyas nya sendiri akan ke rumah sakit Cipto hari senen mendatang.

Siang hari berita dari pak Bambang bahwa kamar di mess PU Marthadinata Bandung sudah di pesankan.


Jumat, 30 Maret 2012/27

Hari masih gelap, 03.02 kelihatannya masih banyak waktu untuk persiapan berangkat ke Bandung

07.20 Terminal Kampung Rambutan, setelah turun dari angkot 121 terlihat anak- anak dan ibunya menyebrang jalanan melewati celah pagar terminal.

Betul juga saya terpaksa melihat pantatnya bus, entah bus itu menuju kemana, jalan kedepan bus, dan mulai ketemu awak bus yang menawarkan harga bus, Bandung- bandung teriaknya.

07.34 bus bergerak meninggalkan terminal Kampung Rambutan, bus dalam keadaan kosong.

07.42 bus Saluyu berjalan perlahan untuk menangkap para penumpang, tetapi sedemikian banyaknya penumpang yang berdiri menanti bus tapi yang tujuan Bandung hanya sedikit, kebanyakan orang ke Bandung naik travel dan mobil pribadi,

mungkin sudah ngak jamannya lagi ke Bandung naik Bus.

Bagaimana kalau Jakarta Bandung dibuatkan tube, sebuah tunel dengan kereta api cepat di dalamnya, menghubungkan Jakarta Bandung 30 menit.

08.07 bus Saluyu bergerak tetapi tujuannymalahan masuk tol dan belok kanan masuk terminal Kampung Rambutan lagi sebab jumlah penumpang masih dirasa kurang oleh bus.

08.36 bus di Tol Cikunir.

08.48 tol Bekasi Barat, udara terlihat cukup terik dan bus Saluyu melaju kecepatan sedang, di jalan tol situasi kendaraan cukup padat, bus bisa berjalan normal.

Fifi yang sedari tadi duduk dengan ibunya sekarang merapat ke bapaknya.

Ada SMS dari pak Bambang memberitahukan ada demo di tol Cikarang.

09.08 saat melewati Cikarang, syukur tidak terjadi

09.15 Kerawang.

terlihat beberapa piring roda mobil di sisi kanan jalan tol.

09.25 di rest area 57.800 Fifi minta diantar ke toilet

Berlari kecil menuju toilet, banyak juga yang antri.

09.39 memasuki tol Purbaleunyi

10.15 Bus keluar tol Padalarang untuk menurunkan penumpang, berputar di Bandung Bumi Kota Baru Parhyangan.

10.19 bus parkir di terminal bayangan menanti datangnya penumpang bus menuju Garut, banyak juga warga Bandung yang hendak bepergian ke Garut.

Tiba- tiba masyarakat pedagang asongan Bandung dengan keuletan memasuki bus menjajakan banyak makanan dan buku dan musik ngamen, bahasa Sunda di lagukan dengan pas mengkritik korupsi di lingkungan pemimpin yang tidak malu, rakyat miskin berusaha bangkit, walau hasil tak bisa di harapkan, hidup hanya diatas pijakan sepatu buntut, ngutang di warung semakin tebal catatannya, ngamen untuk kawin lagi, kehidupan yang di guyonkan, standard harga masih dipegang,

sekedar amplop di harapkan partisipasinya, jaga barang, unjuk salam.

Terlihat Fifi sangat menikmati, sebab di titik ini pula pernah bus yang akan membawa Fifi ke Bandung malam hari berhenti cukup lama.

" Kita pernah kesini ya pa malam2 katanya"

11.05 memasuki jalan tol lagi tujuan Garut

Saya sudah ingatkan anak- anak enam kilometer lagi kita mau di turunkan di pinggir jalan tol dan dibawah melintang jalan Kopo yang terus ke Soreang.

11.15 di turunkan di tol diatas jalan Kopo.

Berlima menuruni tebing jalan tol, cukup bahaya, sebab licin yang tidak di perkirakan.

Setibanya di bawah di jalan Kopo banyak angkot yang menanti, tapi saya harus shalat Jumat terlebih dahulu.

Setelah bertanya dengan penjaga parkir dimana mengerjakan shalat Jumat, ia menyarankan untuk masuk Mall, saya sempat terheran, mau shalat Jumat masuk Mall, bapak itu menjelaskan, di Mall diselenggaran shalat Jumat pak,

Okeylah, masuk Hypermart Kopo, interior yang cukup memusingkan sebab memanjang ke dalam, naik beberapa kali dan di atas parkiran ada sebidang parkir luas di sulap menjadi tempat shalat, jumlah makmumnya cukup banyak, khotba jumatnya baik, singkat, membahas masalah amanah.

Keluar dari Mall dan setibanya dijalan naik angkot menuju terminal Leuwipanjang, dan setibanya disana perjalanan dilanjutkan dengan bus kota tujuan Dago.

12.44 Pasir Koja, kota Bandung, belok kiri memasuki jalan Astana anyar, Bandung terasa kota sempit, trotoar sebagai tanda suatu kota besar disini tidak tampil baik, hanya sekedarnya dan diputus pedagang jalanan.

Bandung tanpa pohon, membeban sejumlah manusia sedemikian banyaknya, sepeda motor memadati jalan, jalan- jalan Bandung yang sempit.

Belok kanan masuk Kebon Jati.

Terlihat stasiun kereta api, suatu masa tiga puluh tahun lalu akrab dengan saya.

setelah berjalan agak lama maka ujung jalan Marthadinata di jumpa

Menyusuri jalan Marthadinata yang dipenuhi dengan para penjual, jalan yang ramai.

Dijumpai ada Mall Yogya supermarket, yang mencoba menjajakan court untuk duduk dan makan hidangan hanya saja lokasinya tidak mendukung, banyak Bank, dan terbaca juga Bank Muamalat, terutama sekali Factory Outlet - FO yang bertebaran mengundang pembeli dan parkir mobil yang tidak beraturan.

Jalan Marthadinata itu menjadi sempit jadinya.

Jam 14.20 masuk ke Mess Diklat Binamarga PU mendapat kamar 125A

Satu ruang dengan empat tempat tidur, cukuplah setelah penat berjalan kaki perlahan.

Jam 14.30 makan di kaki lima semua ikut makan dan Fifinya ngambek ngak mau makan.

15.05 shalat ashar di kompleks penginapan.

16.00 jalan-jalan menyusuri jalan Cihampit dan menjumpai banyak warung makan.

Jikalau disimak dari banyaknya pertemuan jalan maka wilayah ini adalah wilayah perumahan tinggal yang di jual dan dijadikan perkantoran, rumah mode, rumah makan, gerai jualan, dan bank- bank perniagaan umumnya.

Kompleks ini di warnai banyak satpam yang sore hari ini banyak berdiri dan duduk di unit rumah yang sudah di robah menjadi unit usaha.

Ada pasar Cihampit, dan ada tulisan toko P &E dimana tulisan ini tidak pernah di jumpai di Jakarta.

Yang luar biasa ada menjumpai FK-PPI Bandung, tapi tidak dijumpai seorangpun kelihatan di bangunan berhalaman luas itu

Jalan Aceh, terlihat ada stadion, dan yang sangat berkesan adalah saat menjumpai PMI Cabang Bandung, dan ada unit kesehatannya.

Belok jalan Lombok, trotoarnya hancur, akibat parkir kendaraan, memang luar biasa sekali di Bandung, banyaknya mobil yang dimiliki per rumah tinggal, dalam saat situasi harga BBM yang melambung ini terasa benar cukup mahal pemeliharaannya.

Design arsitekturnya cukup mempunyai vision, hanya saat menampilkan pesan design buildingnya menjadi kacau dengan tidak adanya dukungan macro serounding.

Arsitekturnya berkarakter memanfaatkan semaksimal mungkin lahan yang ada.

Masuk lagi ke kamar 125A.

Jam 18.06 bergegas berjalan bersama istri menuju masjid Cihapit, keberadaan masjid itu didapat saat jalan sore tadi, tiba2 ada bapak tua yang menunjukan pintu masuk untuk lewat pintu ini saja tembus ke Masjid dan lebih singkat, ternyata tidak sedemikian halnya dengan saya dan istri, saat tembus ke jalan besar menjumpai sesuatu lingkungan yang tidak ada masjidnya, betul juga, saat di tanya banyak orang tidak tahu keberadaan masjid.

Setelah ada penjaga toko yang memberitahu dimana letak masjid Cihapit, kesana saya melangkah.

Saat selesai shalat ternyata Yasin ada juga disitu, termasuk Tyas dan Fifi ada dikelompok ibunya.

Makan bakso berlima setelah shalat maghrib.

18.56 masuk lagi penginapan.


Sabtu, 31 Maret 2012/28

02.06 Terbangun saat mendengar Fifi batuknya berdengking, harus kunyit, tapi dimana mencari.

Melangkah keluar kamar dan di ruang pertemuan masih terlihat para pegawai PU yang melembur mengerjakan tugas pendidikannya.

Shalat tahajud di musholah penginapan bersama istri, tetapi didalam sudah ada juga yang shalat, ramai juga yang shalat tahajud.

Tiba-tiba terdengar kesibukan dapur, ingat jikalau Fifi ngak bisa tidur kerena batuk radang tenggorokannya, secepatnya ke dapur minta kunyit sepotong kecil, kembali ke kamar, bersihkan kunyit dan membangunkan Fifi, dan kunyit sepotong itu di gigit dengan bantuan pisang, dan Fifinya kembali tidur nyenyak

Shalat Shubuh berjamaah dengan peserta pelatihan teknis lainnya, setelah itu berjalan pagi menyelusuri bagian kota Bandung.

Bandung masih gelap dan pasar masih sepi, kembali ke Mess tapi berjalan terus dan berbalik arah setelah tiba di depan bangunan Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat.

Pagi masih meremang, kesibukan hampir tidak ada, didepan mess PU ada bubur ayam, pesan tiga bubur untuk Tyas, Yasin dan Fifi, setelah itu dibawa memasuki mess, saya membawa dua bubur dan istri satu mangkok bubur dengan kerupuk dan betul juga Yasin dan Fifi masih tidur, bangun, bangun, shalat shubuh bangun, bubur ayam sudah siap.

Setelah shalat Dlhuha 06.45 semua keluar, nganter bapak dan ibunya yang belum sarapan, sarapan kita ngak mau bubur, maunya nasi, tapi penjualnya belum siap, jalan- jalan dulu ke Cihapit, harga- harga di Bandung cukup tinggi, sehingga selera untuk membeli tertahan, sepatu bekas tawarannya dua ratus ribu, kok ngak sejuta sekalian, ya kita sebagai pemegang dana ngak mau dikibulin, ngak beli dan ngak nawar, pedagang juga harus jeli menangkap pasar, tidak berfikir ke depan ya bangkrut.

Masuk pasar Cihapit, yang tadi pagi setelah shubuh sudah dimasukin tapi kosong.

Pasar yang sempit dan pengunjung yang datang membanyak mendadak, seperti jadwal sekolah, telah ditahu jadwal buka pasar.

Tidak ada yang patut untuk dibawa sebagai oleh- oleh.

Istri kepingin apa itu soto bandung, e ternyata kios di samping masjid Cihapit itu dimasukin yang dijaga oleh seorang tua yang bertakwa, masih belum lengkap yang dijual, masih kurang sana sini.

Akhirnya dapat kedai yang siap saji untuk sarapan, dan Tyas dan Fifi lebih tertarik dengan serabi.

Jam 08.20 meninggalkan mess PU, berlima berjalan dan bergurau menyusuri jalan Marthadinata, sambil menjelaskan pada anak- anak perihal miskin penduduk kota yang masuk ke jalan raya, bisa jadi si miskin yang terlihat dipinggir jalan tidak terdaftar sebagai penduduk setempat.

Masuk ke Terminal Tas, disini Fifi membeli tas sekolah yang warna dan bentuknya sesuai dengan pilihannya, dan ibunya juga tertarik dengan tas, mencari agak lama tas di bawah harga seratus ribu dan indah, baik, modeste, dan cocok setiap judul kegiatan wanita, akhirnya di dapat juga.

terlihat Fifi yang sibuk memilih banyak ragam tas sekolah yang dilihat

Berjalan lagi dan saat saya tiba di lampu merah dimana bus kota lewat jalur ini, ternyata anak- anak belum muncul juga, ditunggu agak lama, juga belum muncul.

Ditunggu agak lama akhirnya ibunya gelisah, berjalan balik lagi menyusuri sisi jalan Marthadinata yang tadi di lewati, setibanya di samping hote Santika ada FO yang berpagar tembok dan teduh ada pohon pelindung, memang Bandung agak panas.

Buka Al-Quran baca surah Yasin, tiba-tba ada pesan dari Tyas jikalau ia sengaja jalan putar sebab Fifi nya minta pipis, sehingga di tunggu di depat Gramedia, berjalan lagi dengan ibunya.

Tiba di depan Gramedia terlihat Fifi, Yasin dan Tyas sedang menunggu bus.

Agak lama menunggu datangnya bus, sampai adzan Dzuhur terdengar bus kota belum lewat juga, tempat ini jauh dari masjid.

Jam 12.30 kerena ibunya sudah ngak sabar menunggu bus kok lama sekali datangnya, naik bus yang menuju ke Bumi kota baru Parahyangan, bus ber AC, longgar, bus berjalan terus menyusuri kota Bandung, dan berhenti cukup lama di depan Alun- alun Bandung.


Suatu Alun- alun yang hilang maknanya, tidak ada itu yang namanya Alun-alun tanpa ada anak berlarian, yang ada sekarang suatu Alun- alun dengan banyak pedagang dan pengunjung dengan penataan pedagang yang tidak menunjang ke sakralan Alun- alun dan Masjid, terlihat Masjid Agung yang dahulunya kecil saja sekarang mengambil wilayah Alun- alun, dan tidak ramah untuk umat datang beribadah ke Masjid, terlihat banyak ibu- ibu pengajian yang dibawa kesini dan bergerak seperti semut, entah menuju ke mana, antara yang Shalat dan yang makan dan jualan tidak ketemu, kalau sudah berani mendesign menyatukan halaman alun- alun dengan Masjid harus mengikuti aturan masjid, tidak ada jual beli kalau adzan sudah dikumandangkan, harus ada polisi ibadah yang menghakimi, di Bali saja ada polisi "pacalang " yang berkaitan dengan acara nyepi, di Bandung harus ada sebab berkaitan dengan tertibnya tempat ibadah.

jam 13.10 bus bergerak meninggalkan Alun- alun, menyusuri jalan Baceui, sisi Stasiun KA Bandung, viaduct kereta, kantor gubernuran, Jembatan Pasupati jalan layang di depan RS Hasan Sadikin, dan Kementerian Perdagangan yang ditinjau awal Januari 2012 kemaren, sambil memperhatikan jalan kecil sewaktu melintas ber enam mencari angkot yang menuju ke Lembang.

Bus masuk dalam arus kendaraan yang menuju ke luar Bandung, semakin mendekati Pasteur, dan lewat di depan resorant Kabayan dimana Yasin pernah makan soto bandung disini, Bandung yang tak berpohon, menjadikan Bandung panas, perbedaan panas siang hari dan malam hari tidak boleh lebih dari sepuluh derajat, bagaimana kalau lebih, siap- siap penyakit yang datang.

13.05 Bus mamasuki gerbang Tol Pasteur, melintas di tol yang cukup ramai siang itu.

13.20 bus keluar tol dan saat lampu merah di Kota baru bumi Parahyangan menyala, semua turun sambil melihat kekanan sudah ada beberapa bus yang parkir menuju Jakarta.

13.30 bus Raharja Santoso berangkat dari bunderan Kota Baru Bumi Parhyangan, sebelumnya seorang sopir dengan postur dan bentuk bundaran kepala yang sedikit menumbuhkan tanda tanya memasuki bus, berseragam merah, sopir bus ini, awalnya dia naik saya pikir kernetnya, ternyata supirnya sendiri, saat bus itu bergerak memasuki tol Cimahi ngak ada yang aneh, tetapi setelah di jalan tol saat menurun meninggalkan perbukitan Bandung bus ini menunjukan ke garangannya, hampir setengah nafas ini melayang.

Bus terlihat angker kalau sudah terhalang mobil kecil plat hitam yang meluncur di depannya tapi kalah cepat dengan bus.

akhirnya Jakarta Terminal Kampung Rambutan dicapai sesaat sebelum adzan shalat Ashar berkumandang.

Mencoba untuk menyimpulkan perjalan pulang dengan bus yang sedemikian haus merajai jalanan Jakarta- Bandung, kesimpulan 1, Jalan tol banyak nyawa orang mati sia- sia, sebab pola mengemudi nya tidak lebih dari naik sepeda motor, atau lain kata, sipemakai jalan tol baru bisa menyetir bus atau mobil, setelah berpuluh tahun membawa motor; kesimpulan 2, pemerintah sebagai pemegang kekuasaan anggaran negara harus bisa bersikap untuk menghukum kendaraan dan pengemudinya yang memotong jalur kendaraan lain tanpa merasa berdosa telah menghawatirkan keselamatan pengemudi lainnya.

Ini tidak dilakukan; satu, korban akan sering berjatuhan dan pemerintah tutup mata; dua, pemerintah tidak mendapat simpati masyarakat tidak memberi jaminan keselamatan pemakai jalan tol; tiga, pemerintah terlihat bodoh, gemuk, dan kenyang akhirnya malas.

Anak- anak seturunnya dari bus diarahkan ke masjid Terminal Kamp Rambutan, untuk shalat Dzuhur yang tertunda dan shalat Ashar sekalian.

Saat ber angkot 121 dari Kp Rambutan - Cileungsi, hujan turun cukup deras dan Yasin yang duduk disisi jendela angkot yang tak berkaca itu kebasahan.

Di Cileungsi mampir dahulu ke pasar untuk membeli ikan lele satu kilogram, mengantisipasi masuk rumah perut kosong, ngak ada lauk.

Sewaktu turun di Gandoang, semua berjalan kaki melewati gang SMP PGRI dan 17.00 masuk rumah.