selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Isnin, Disember 02, 2013

Tyas di Wisuda













Jumat, 1 November 2013

06.00 Hujan beberapa hari ini menumbuhkan daun baru pohon mengkudu, sementara ibunya membuat nasi goreng berdaging, untuk sarapan anak-anak yang beberapa hari ini terlihat pucat berarti Hb darahnya turun,  saya masak daun mengkudu cukup banyak, untuk menetralisir akibat buruk makan nasi goreng berdaging.
07.00 PLN masih padam, Fifinya udah selesai persiapan ke sekolah, bermotor bertiga mengantar Yasin dan Fifi ke sekolah.
08.16 PLN masih mati.
09.03 PLN hidup, air minum dan bak air terlebih dahulu yang di urus, kamar mandi sudah bau pesing sebab sedari tadi hanya disiram sekedarnya saja.
11.00 Shalat Jumat di masjid Gaok Gandoang.
16.30 Hujan dan petir datang lagi, panas terik tadi pagi langsung sirna. 
19.56 Hujan masih merintik
20.00 Bukan ke gembiraan membaca Axis yang selama ini dipilih kerena murahnya berkomunikasi Hp, tapi sedikit bayangan muram, sebab sejak tanggal satu ini Axis dibeli oleh Xl, Xl kan tahu lah kejahatan memakan pulsa, dan di rumah sudah berapa kali menggunting kartu provider Xl.
Suatu perubahan yang dirasa hari ini adalah  hilangnya sinyal Hp berprovider Axis.
Ada suatu perasaan bahwa kemuraman itu bukan saya saja, tetapi para pengguna internet murah lainnya, sedikit hilang sudah optimisme untuk memandang kebaikan Axis di tangan Xl.  
 
Sabtu, 2 November 2013
Cuaca cerah.
05.00 Berjalan pagi bersama istri menyusuri jalan perdesaan yang basah tergenang air, rumah - rumah yang sunyi, bertegur sapa dengan pedagang sayur keliling dan tiba di ujung gang untuk membeli 2 nasi udug buat Yasin dan Fifi di rumah.
05.40 Masuk rumah dan Fifinya langsung menyambar nasi udug pagi, tak lama kemudian mereka makan.
06.30 Saat mengeluarkan motor, mengapa tembok pagar rumah, didepan rumah, di gambari kelamin pria dalam ukuran besar, saat yang sama tetangga pak Yapis lewat, saya bilang apa pantas gambar dinding itu pak, pak Yapis tidak setuju, akhirnya ada sekitar tiga puluh menit saya memahat menghilangkan cat dan bekas catnya masih membayangkan gambar awalnya, kemudian di tambah pahatan tembok di gurat untuk menggaris tali hidungnya akhir terakhir menggambar giginya dan jadilah wajah seorang kakek tua di tembok pagar tetangga depan rumah.
Tapi kan jelek jadinya.
Pikir- pikir sewaktu menggambar memang mudah tetapi menghapus gambar itu yang susah dan rusak lagi cat dasar temboknya, termasuk kejam juga corat- coret di pagar tembok itu.
    
Minggu, 3 November 2013

01.50 Terbangun saat mendengar pintu di gigit kecil- kecil dan ramai, oleh tikus dari luar mau masuk.
03.00 Bangun untuk shalat
05.00 Kepasar bersama Istri

0923 Listrik PLN kembali padam dengan alasan melakukan pemeliharaan rutin.

11.30 Menghubungi ibu di Wonorejo Lumajang Jawa Timur melalui Hp untuk minta doa nya agar rencana perjalanan ke Bali hari rabu 6 November 2013 berjalan selamat, sebab membawa anak- anak Yasin dan Fifi, belum berangkat saja sudah banyak gangguan yang harus secepatnya minta perlindungan kepada Allah SWT.


Senen, 4 November 2013
Puasa sunnah hari Senen
02.30 Terbangun untuk mempersiapkan makan sahur, menu hari ini adalah blenderan kacang ijo halus, prosesnya agak panjang, dari memilih bahan kacang ijo nya, mencari diantara bungkusan lainnya, mencari jahe nya,  akhir didapat dan di cuci, di presto sekian lama.
03.20 Siap dihidangkan panas- panas
Makan nya ngak bisa cepat sebab kacang ijo yang sudah halus ini sangat lengket di tenggorokan.
03.40 Shalat tahajud hingga habis waktu malam dan diganti shalat Shubuh.

Selasa,5 November 2013
Puasa awal tahun Hijria 1345, termasuk puasa Muharam.
02.28 Terbangun, masalah gizi sederhana harus di fikiran untuk memasuki puasa hari ke dua dengan niat yang berbeda. Persiapan cukup terkoordinir, sehingga.
03.01 Makan panas- panas di gelapnya pagi, dimana ayam pun enggan berkokok,  blenderan halus kacang ijo, jahe,  kali ini dibuat agak encer dikit dan ditambahi sisa- sisa madu.
Enak sekali, kacang ijo sehalus ini langsung diserap oleh darah, terasa benar di otak itu keinginan untuk mengupas permasalahan, tapi di tahan dulu.
Istri yang kemaren pagi di hidangkan kacang ijo jahe panas - panas di pagi hari yang sama seperti hari ini, siang harinya sudah bergiat ke beberapa sasaran tanpa ditemani, dan sore harinya mengantar sodaqohan susu Anline buat seorang nenek rentah.
03.20 Shalat Tahajud
03.45 Makan sahur puasa sunnah satu Muharam  dengan, satu butir kecil bakso, tiga butir telur puyuh, sayuran yang dikukus hangat terdiri tomat, terong, pare, jagung, wortel.
04.06 Adzan Shubuh.
08.30 Fifi minta di antar ke supermarket Giant Metland Cileungsi.
09.00 Bermotor bersama Fifi,
Jalanan sepi hari libur.
09.15 Saat memasuki supermarket yang telah dibuka,
19.15 Bermotor bersama Yasin membela gelap malam untuk mengirim uang ke Astari anak nomer tiga yang ada di Makassar, lewat di jalur alternatip Mampir, tapi yang namanya lobang jalanan berbaur dengan gelapnya malam sehingga tak terlihat.
Kendaraan banyak yang melintas di sini sebab di jalur utama Gandoang - Cileungsi sedang diperbaiki jalannya, sehingga menimbulkan macet panjang.
Setibanya di Bank Mandiri, nomer rekening yang di SMS dari Astari Bank nya BRI, tidak sedang online, gagal jadinya kirim uang.
20.45 Masuk rumah dengan kekecewaan.
20.50 Mulai berkemas - kemas pada pakaian dan handuk mana - mana yang dibawa ke Denpasar Bali.
Istri yang terlihat sedikit lelah dipersilahkan untuk tidur.
21.30  Mencuci baju sekiranya baju itu sudah tidak digunakan lagi, sementara Yasin mau membantu mempersiapkan lauk yang dibawa naik kereta api.
21.55 Mulai membuat bumbu, ternyata merica nya tersisa sedikit sekali, saat mana semua warung tutup.
Diperkaya dengan irisan jahe dan lombok rawit digunting halus.
22.30 Mulai menyalakan kompor, yang di kelola dahulu adalah ayam cingcang, cukup lama untuk menjadi sedikit kering dan ber urai, angkat.
22.45 Mulai menumis irisan bawang merah dan bawang putih dan disusul dengan bumbu garam, pala dan merica.
Setelah itu dimasukan irisan jamur merang nya dengan jagung muda, jagung putren.
dibiarkan agak lama, dimasukan telor puyuh, setelah itu daging ayam cincang dan tahu yang tadi telah digoreng terlebih dahulu.
23.09 Semua sudah tidur, mulai makan masakan entah apa namanya, tapi kerena masakan harus punya nama, sekarang diberi nama, berbekal perjalanan ayam masak kilat.
            
Rabu,6 November 2013
02.30 Terbangun saat ingat jikalau persediaan makanan utama habis, 
02.40 Tahajudan



06.00 Pemberangkatan pertama di mulai, Diantar dengan motor yang berangkat terlebih dahulu adalah Fifi dan Ibunya dengan barang- barangnya, tas makanan, tas kue, tas pakaian.
Setelah tiba di pinggir jalan utama, ibunya dan Fifi turun bersama barang bawaan, motor dibawa pulang.
Di rumah Yasin sudah selesai berkemas, baca doa dan menyalakan lampu depan kunci pintu, mencabut aliran telepon, televisi dan kulkas, rumah ditinggalkan untuk delapan hari kedepan.

06.30 Berjalan bersama Yasin melewati jalan kampung
06.40 Naik angkot menuju Cileungsi. 

07.44 Masih di kawasan Kranggan diatas bus APTB Cileungsi - Blok  M.
Jalan tersendat sebab padatnya kendaraan pagi, Fifi sudah tertidur di pangkuan.
Bus APTB Cileungsi ke Blok M ini bersih dan ramah pelayanannya, dari sini saja bisa di taksir pendapatan rata- rata awak bus bisa diatas 3 juta rupiah.

09.00 Bus memasuki kawasan Cawang UKI dengan kemacetan yang menghadang.
09.19 Melintas di perempatan Rasuna Sahid, melihat ruas jalan Kuningan ke Warung Buncit, dipenuhi dengan kendaraan, masalah Kemacetan tidak akan bisa di selesaikan oleh Jokowi.
Ide-ide penata laksana kemacetan di jalan tol sudah pernah saya sampaikan didalam Sayembara yang diselenggarakan oleh Jasa Marga, dan saya tidak menang.
Keputusan menang adalah hak panitia, cuma saya kan sebagai peserta, hari ini kok ngak merasa adanya perubahan di jalan tol akibat dari pernah di laksanakan sayembara itu atau tidak, sedikit banyak kan sudah menggunakan dana pemerintah, pertanggungan jawan Jasa Marga dimana, akhirnya wajah jelek bangsa Indonesia muncul di penyelenggara jalan tol adalah gemuk, lamban, kurang bersaing, pintar melimpahkan pekerjaan, rutin, ngantuk, dan terakhir menyebalkan buat Bangsa Indonesia.

Kan bangsa ini ngak akan pernah maju- maju kalau modelnya seperti ini, yang di kejar- kejar kedudukan RI No I, toh sejarah membuktikan, kalau sudah di kedudukan nomer satu tadi, apa kemajuan bangsa yang diberikan.
Tidak ada, kalau ada malahan nada sumpah nya terucap, siapapun orang nya yang memegang kedudukan nomer satu di negara ini akan mengalami kesulitan seperti ini. 
Untungnya ngak bilang, memerintah 5 tahun kok minta baik.
Penupang bus way banyak yang berdiri       

09.30 Turun di Halte busway Kementerian Pendidikan untuk ganti bus yang dari Blok M ke stasiun Kota.
Saat turun kerena membawa banyak barang sempat menjadi perhatian orang.
09.35 Busway dari Blok M datang
09.50 Turun di halte busway Stasiun Kota.
Rute jalan kaki yang sangat panjang dan tidak nyaman, mengapa design pertemuan stasiun kota dengan fasilitas umum busway tidak dibuat se taraf dengan kota- kota besar di Taiwan, Singapura atau Tokyo.

Sebab kegiatan ini yang menyentuh penampilan Stasiun Kota, yang memang tidak pernah di make - up semenjak Indonesia Merdeka dan menerima asset penjajahan ke tangan Nasional, ya baru kali ini.

Tapi nyatanya kali ini saya nikmati hasil pembangunan itu, jelek, jelek jelek.
Masih kalah jauh dengan bertemunya angkutan bus networking dengan stasiun Kereta Api, bertemu  dengan Bandar Udara Adisucipto Jogjakarta.
Kemampuan anda memberikan kebanggan buat bangsa ini lah yang di tuntut, jangan larut dalan melankolik, habis dananya sedikit pak, lah kenapa tidak diusulkan besar proporsional.


















10.05 Lobby ruang tunggu stasiun Kota, Beos, Jakarta Pusat.
10.30 Pengumuman dari pengeras suara stasiun kota jikalau penumpang tujuan Surabaya diijinkan memasuki apron stasiun.
10.40 Rangkaian Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan Jakarta Surabaya memasuki apron stasiun.
Saat kereta melintas perlahan disamping penumpang berdiri, anak- anak dengan gembira  menghitung, gerbong delapan, gerbong tuju, dan akhirnya gerbong enam.
Perhitungan tepat, posisi menunggu terletak di gerbong enam saat kereta berhenti.
Saat memasuki ruang kereta, udara dingin menerpa, sadar jikalau kereta ekonomi ini ber pengatur suhu.

11.30 Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan Jakarta Surabaya, berangkat, menikmati kehidupan dengan aspek permasalahannya dari setiap obyek yang dilihat.
11.56 Saat posisi kereta di Lemahabang Bekasi, ambil tanyamum untuk mengerjakan shalat Dzhuhur dan Ashar, anak - anak ikut shalat.























12.05 Makan siang dengan memakan makanan yang dibawa dari rumah.
13.00 Kereta berhenti ditangah sawah,berhenti kerena sinyal masih menyala. Lokasi berada di 5 Km setelah Cikampek.
14.08 Jatibarang, kereta berhenti kerena menunggu melintas kereta dari Cirebon.
14.15 Kereta berangkat lagi.
14.55 Memasuki stasiun kota Cirebon.
Penumpang banyak yang naik kereta dan terasa penuh kereta sekarang.
15.51 Stasiun Ciledug, semakin banyak penumpang yang naik, bangku yang tadinya kosong sekarang ter isi.

17.55 Stasiun Purwokerto
Manghrib sudah hampir mendatangi, sembrurat cahaya merah memenuhi ufuk barat.
Dinamika masyarakat, duduk di hadapanku, wanita berprofesi sebagai penyanyi organ tunggal, organ tunggal di Jawa Tengah sangat menjanjikan, untuk memenuhi perhelatan masyarakat dengan segala judul, nikahan, ulang tahun, hitanan.
Jumlah penduduk yang banyak dan keinginan beragam membuat organ tunggal mampu menjadi saingan pertunjukan saat khajatan lainnya.
Bersaing di lingkaran harga, bersaing penyanyi, bersaingan teknisi alat.

18.30 Stasiun Kroya.
18.20 Stasiun kecil Sruweng, menandakan tidak berapa lama lagi akan memasuki kota Jogjakarta.
18.35 Stasiun Kebumen.
19.41 Purworejo
19.47 Kutoharjo

20.15 Jogjakarta, turun dari kereta untuk membeli nasi 4 bungkus di bufet bawah.
22.05 Memasuki stasiun Solo Jebres.
Distasiun ini teringat almarhum pak Sumantri, rekan kerja di Dinas Pekerjaan Umum Irian Jaya, yang meninggal di Solo dan dimakamkan disini.
Akhirnya mengantuk bersangatan yang membuat tertidur.
   
Kamis,7 November 2013
00.30 Sadar saat anak muda yang duduk disamping saya turun di stasiun Kereta Api Jombang, dan mulai hilang kantuknya, tetapi tak lama kemudian tertidur lagi.
02.10 Memasuki Stasiun Kereta Api Wonokromo, kereta tidak berhenti.
02.20 Stasiun Gubeng Surabaya
Turun untuk mencari kendaraan kecil menuju Terminal Bungur Asih Surabaya.
02.40 Pintu keluar Terminal Bungur Asih Surabaya sudah terlihat bus yang menuju ke Probolinggo Jawa Timur.
05.00 Probolinggo terminal bus, turun untuk secepatnya mengerjakan shalat shubuh.
05.30 Mencari sarapan, Yasin menyukai nasi rawon dan Fifi minta nasi mie.
06.15 Mulai bergerak menuju bus yang sedang antri berangkat, mencari jurusan Denpasar, bus akan berangkat jam tujuh pagi, berarti saya istri dan anak- anak adalah penumpang pertama memasuki bus tersebut, dapat tempat duduk paling depan.
07.00 Bus berangkat, pemandangan perdesaan Jawa Timur di sisi pantai utara nya dengan tanaman tembakau nya yang mahal sekelas cerutru di  Bremen Jerman.























09.00 Memasuki Paiton dengan pusat tenaga listrik Jawa Bali yang dibangkitkan dari pemanasan air laut, terlihat ada 12 tower generator.
11.03 Memasuki kawasan Hutan Lindung Blauran, sepanjang mata memandang tidak ada rumah satu pun terlihat.
Panorama hutan jati menghiasi pemandangan.
11.35 Keluar dari Kawasan Hutan Lindung Blauran langsung berhadapan dengan birunya lautan yang memisahkan pulau Jawa dengan pulau Bali.
























12.01 Penyebrangan Ketapang Banyuwangi menuju Gilimanuk Bali.
12.40 Semua penumpang disuruh turun untuk pemeriksaan KTP.
13.00 Memasuki kota Negare,Jembrana.
14.50 Memasuki kota Tabanan
15.30 Terminal Mengwi, semua penumpang turun, perjalan berakhir.
Di terminal ini disediakan ruang untuk Shalat, menyempatkan diri untuk shalat Dzhuhur dan Ashar.
17.00 Hari semakin sore dan Maghrib pun hampir tiba, Paklik Doko datang dengan ketua an nya.
di sewakan mobil untuk membawa anak- sekeluarga menuju ke Kesiman tempat tinggalnya paklik Doko.
19.15 Shalat Maghrib dan Isya di rumah paklik Doko, Kesiman, Sebelah Timur Denpasar. 
20.00 Makan malam dengan nasi bungkus yang dibeli oleh paklik Doko, entah di beli di mana.
20.30 Bermotor lagi, saya dengan istri satu motor dan paklik Doko dengan Yasin dan Fifi motor yang berbeda.
Hal ini di sebabkan ibunya dan Fifi ingin tidur di tempat indekosannya Tyas dan saya dan Yasin tidur di rumah sini saja.
Bermotor lewat jalan besar Kesiman, Sanur, Sesetan, ramai sekali Denpasar saat itu.
21.50 Tiba di indekosan nya Tyas.  
Langsung pulang, sekarang Yasin ikut goncengan dengan saya, melintasi jalan Diponegoro, jalan Teuku Umar, jalan Anyelir, dan belok kiri sudah menuju arah Kesiman.
22.30 Masuk rumahnya lik Doko.


Jumat,8 November 2013

03.00 Terbangun untuk mengerjakan shalat tahajudan.
Ari anaknya Paklik Doko, sewaktu tahun 1985 saya tinggal kehidupan di Bali, Ari masih klas empat sekolah dasar, dan sekarang sudah punya anak dua.

05.30 Diajak dengan Pak Lik Doko menuju ke tempat jualannya, ia sekarang berjualan di sebuah warung dengan bermacam- macam barang yang di jualnya, pulpen, tempat sampah, pembungkus, makanan ringan, kue dan telor, disebabkan istri Pak Lik Doko adalah pensiunan suster perawat RS Wangaya Denpasar, maka yang datang berkunjung sering memeriksakan tensi darahnya, urusan Keluarga Berencana, hingga keluhan kencing manis.



















07.30 Diantar oleh pak lik Doko ke terminal angkot di Kreneng untuk melanjutkan ke Sanglah.
Di Terminal Kreneng sempat bertemu dengan dua orang karyawan DLLAJR Terminal Kreneng dan berbicara panjang lebar tentang Denpasar tahun 1965, dua orang karyawan itu kelahiran tahun 1968 dan 1970.
Sempat juga ia bertanya tentang saya dan tujuan saya yang hendak Shalat Jumat di Masjid An- Nur Sanglah Denpasar, sebab untuk mencari masjid ini saya harus berjalan sejak hari Rabu dua hari yang lalu.
















10.00 Di rumah mas Sutarman, adik dari Almarhum Bapak Suhariono dosen FT Arsitektur di tahun 1977. 
11.30 Di Masjid An-Nur Sanglah Denpasar untuk mengerjakan shalat Jumat



















14.49 Dapat pinjaman motor dari Mas Sutarman, berbatas waktu, sebab setengah lima motor akan dipakai putra nya mas Sutarman.
14.55 Bermotor menjemput istri di kamar kontrakan nya Tyas, menuju rumahnya pak Juremi di jalan Imam Bonjol no 100. 
15.00 Bermotor dengan istri, membelah sebagian kota Denpasar, menuju jalan Imam Bonjol No 100 .
17.20 Masuk rumahnya Mas Sutarman, Tanimbar 45 Denpasar -Timur.
18.02 Bedan bekeringat sehingga ingin mandi
18.30 Sesudah shalat Maghrib di masjid An-Nur dilanjutkan dengan mendengar tausiah maghrib.





















Sabtu,9 November 2013

02.45 Tersadar tidak bisa tidur lagi, anak- anak nya mas Sutarman tidur juga di ruangan ini, saat meneguk air minum untuk mengimbangi cairan dalam tubuh, rumah ini sunyi, udara gerah sekali dan secepatnya mandi untuk meraih kesegaran.
03.03 Akan meninggalkan rumah untuk menuju masjid sempat membangunkan anak2 nya mas Sutarman, yang bangun hanya seorang dan ditengah malam itu saya menyerahkan uang untuk dua anak nya mas Sutarman yang statusnya anak Yatim, sebab ibunya yaitu istrinya mas Sutarman telah meninggal.
Setelah itu membangunkan Yasin untuk ikut ke Masjid, Yasin tidak mau.
Berjalan di jalan raya Tanimbar kota Denpasar Bali di saat malam menjelang pagi.
Biasanya kalau ke sini, ke rumah mas Sutarman saya shalat tahajud di ruangan, tetapi malam ini lima orang tidur disini di satu kamar, anaknya mas Sutarman dua orang, mas Sutarman sendiri, saya dan Yasin, ruangan habis untuk tidur.
03.15 Didepan pintu belakang Masjid An- Nur yang terkunci.
Mencoba mengetuk besi jejari pintu, malahan yang terbangun adalah anak muda penjual roti goreng yang akan berangkat ke pasar jauh.
Belum jam empat pak
Saya tidak mau bertamu, saya mau ke masjid.
03.30 Mencoba berjalan memutar menuju pintu depan masjid, terlihat  ada kegiatan di ujung jalan, ternyata setelah di dekati adalah sebuah toko bunga yang sedang mempersiapkan pesanan bunga penganten, yang akan diserahkan jam tujuh pagi ini.
Disini ada terjadi dua pemandangan yang berbada, si pedagang bunga yang merangkap sebagai orang yang mengerti azaz bisnis bunga dekorasi penganten sudah siap bekerja di pagi ini, yang jaraknya hanya 150 meter dari masjid An-Nur Denpasar,  sementara di masjid, terlihat gabeng, terlihat malas dan rutin, rutin dengan status tugas, dengan alasan  belum jam, menghadap Allah SWT kok di batasi dengan jam.
03.45 Setelah mengetok pintu dari pagar depan jauh, pinru dibuka, langsung naik ke masjid An- Nur untuk shalat tahajud memanfaatkan waktu tersisa sebelum waktu shubuh datang.
05.55 Mempersiapkan baju batik dan celana hitam untuk dikenakan mengikuti wisudawannya Tyas.
06.00 Mulai berjalan dengan Yasin menuju kerumah dimana Tyas indekos yang ditemani ibunya dan Fifi.
Pagi masih menyelimut menyusuri jalan jalan yang tembus ke Pasar Panjer.
06.15 Didepan tempat indekosannya Tyas, sipemilik indekosan memasang muka jelek, sehingga saya tidak masuk, hanya Yasin yang mencari ibunya.
Sambil menunggu itu sempat menelpon ke Aswan, 
07.00 berjalan menuju rumahnya bapak Diartika.
Pertemuan kembali dengan pak Diartika dosen Fakultas Teknik Universitas Udayana setelah 1984 semenjak lulus dan saya berangkat menuju Timor Timur.
Sekarang ini ia sudah memasuki masa pensiun, dan saat berjumpa terlihat badannya me kecil.
Awalnya pak Diartika lupa dengan saya, tetapi sewaktu saya peluk dirinya lantas ia ingat, yang menjadi pertanyaan adalah sangat beda dengan penampilan sekarang dengan sewaktu masih mahasiswa.
Studio tempat saya pernah bekerja beberapa bulan diatas rumahnya pak Diartika masih terawat.
08.30 Didepan kampus Universitas Udayana jalan Sudirman, menunggu di Halte busway model Denpasar Bali yang mirip di Jogjakarta yang tidak memiliki jalur khusus seperti Jakarta.













08.35 Naik busway menuju Kampus Bukit 
10.00  Acara wisuda ke 106 Universitas Udayana dimulai dengan acara pembukaan oleh Rektor.
Jumlah total wisudawan 664 524 orang.
Saat ini yang akan di wisudawan 833 orang.















































13.30 Pulang dari Kampus Bukit Universitas Udayana kemacetan menghadang sebab lampu lalu lintas di KFC Bukit bawah, ditambah banyaknya mobil para wisudawan yang ikut pulang memenuhi jalanan.
16.30 Tyas tinggal sementara dahulu di Denpasar sebab kondisinya turun, tadi sehabis wisudawan, dari hidungnya Tyas keluar darah.
Saya Istri Fifi dan Yasin berangkat dahulu ke Jakarta lewat Wonorejo, ibunya sedih harus berpisah dengan Tyas yang lagi berdarah hidungnya.
16.40 Menunggu taksi di depan rumah mas Sutarman, sementara itu mas Sutarman yang mencarikan taksi di depan RSUP Sanglah Denpasar dimana ditempat itu taksi sering berkumpul.
16.45 Taksi datang dan mohon diri dengan keluarga almarhum bapak Suhariono Mantan dosen FT Arsirektur Universitas Udayana Bali.
16.50 Melintasi kota Denpasar untuk menuju ke terminal bus Ubung.
17.00 Diatas bus Akas yang akan membawa ke Jember, rencana awal mau naik bus lokal hingga Gilimanuk, tetapi bus lokal itu sering berhenti menunggu banyaknya penumpang yang naik sehingga diperkirakan lama waktu tempuhnya.
17.30 Bus Akas mulai bergerak perlahan meninggalkan terminal Ubung, dan setibanya di Sempidi berhenti cukup lama menaikan barang nya penumpang cukup banyak.
22.30 Gilimanuk dengan debur ombaknya yang halus mempersilahkan para penumpang untuk menyebrang menuju ke Ketapang Banyuwangi.
22.35 Diatas ferry penyebrangan Gilimanuk- Ketapang, istri mengeluh sakit di bagian pinggang yang amat sangat tapi dengan menarik nafas beberapa kali keluhan itu hilang.
Angin laut sangat kencang, lampu- lampu kapal di kejauhan terlihat berkelap kelip bagaikan nyamuk beterbangan.
23.00 Ketapang Banyuwangi.
Bus berjalan terus, kalau hari Kamis kemaren mendatangi titik ini ( Pelabuhan penyebrangan Ketapang )dari arah utara sekarang meninggalkan kota ini menuju arah selatan, sebab bus yang dinaiki ini menuju Jember Jawa Timur.
Gelap malam dan dinginnya udara membuat mengantuknya mata semakin bersangatan.                    

Minggu,10 November 2013
00.01 Bus Akas yang di naiki sejak dari Ubung Denpasar Bali sore tadi sekarang tiba di wilayah Kalibaru, bus berhenti cukup lama sebab para awak bus berkenan untuk makan di tempat ini.
Saat bus berhenti, buang air kecil yang dirasa untuk dilakukan, suatu wilayah gelap di balik lereng gunung, Kalibaru adalah kawasan perkebunan yang terletak di lembah gunung Gumintir.
Malam yang gelap di tengah lembah itu terasa tiupan angin lembahnya.
Masih ada waktu menunggu saat awak bus sedang makan, memasuki restoran dan mulai mencari sesuatu yang dapat dibeli sesuai harganya, yang dibeli adalah roti lapis dengan nasi rawon khas Kalibaru, yang saya tahu sejak saya kecil dahulu kalau di ajak bepergian ke Bali, kereta api nya berhenti di Kalibaru dan tukang jual makanan memasuki gerbong kereta dan selalu membeli nasi rawon.
Rasanya enak bener dan bisa dijadikan acuan standard rasa rawon sebenarnya, ya di kota Kalibaru ini.
Mengingat kondisi keuangan, maka yang dibeli hanya satu nasi rawon dan roti lapis, nasi rawon hanya untuk istri yang belum makan sejak tadi.
00.30 Bus pun berjalan kembali, jalan mendaki dan berliku.
Saat rawon diberikan kepada istri yang berada diatas bus sambil tertidur, saya bangunkan, terlihat istri sangat lahap memakan rawon itu, hingga habis.
03.00 Malam masih gelap, sangat sepi keadaan terminal bus Jember, dan langsung ganti bus menuju Wonorejo.
04.10 Tiba di kota Wonorejo Lumajang.
Terdengar ibu yang sudah terbangun
sedang membukakan pintu, Shubuh pun datang.
04.20 Mencuci baju, semua baju yang dikenakan selama perjalanan dari Jakarta ke Denpasar dan sekarang di Wonorejo di cuci semua.
05.00 Setelah sarapan semua tertidur kelelahan perjalanan, hanya ibu sendiri yang terlihat mengerjakan sesuatu di dapur.
07.00 Mengerjakan shalat Dlhuha 20 rakaat.
Disebabkan halaman jemur pakaian di rumah ibu di Wonorejo Lumajang sangat sempit maka jemuran di panaskan di pinggir jalan ,disebrang.
Tidak ada pakaian kering sehingga sehari ini istirahat di rumah ibu.          
15.12 Setelah shalat Ashar, udara mendung batal hujan, menjadi sejuk udara jadinya, ingin mengabadikan moment sedikit dalam foto, kaki melangkah keluar dari rumah ibu di Wonorejo.
Bersama Fifi berdiri didepan rumahnya almarhum bapak Jaiman  perumahan Wonorejo Indah, sekarang berdiri kios tongkrongan dengan barang jualan goreng- gorengan.
Kemudian tertarik pada pohon kecil kerena sering di tebang ternyata pohon asem yang lebat daunnya, pohon asem ini tidak bisa tinggi sebab sedikit- sedikit daun asemnya di ambil.
Sipeminat pohon asem kecil ini datang dari jauh- jauh.
Memetik daun pohon asem bersama Fifi.
Dapat satu plastik kecil dirasa cukup untuk membuat minumam asem kunyit atau sebutan lainya yaitu Sinom dari daun asem segar petik pohon.
15.30 Fifi mengusulkan untuk jalan sore- sore sambil memperhatikan sebagian kota Lumajang wilayah Wonorejo.  
Ada sesuatu yang menonjol, yaitu kampanye di jalan raya antara Wonorejo ke Tanggul. reklame Tariqot Naqsyahbandiah
Ternyata di Lumajang ada peringatan persatuan Tariqot tersebut, dengan beberapa bus penuh makmum berbaju putih datang dari berbagai tempat menuju kota Lumajang.
Mengapa Tariqot ini mengkritisi soal- soal Aqida ke Islaman, pekerjaan sia- sia, kalau mengkritisi pembangunan suatu kabupaten, wajar, mengkritisi ketetapan Allah, akhirnya terjadi kesimpulan beda sehingga, keributan saja yang di lahirkan.  
Atau di wilayah ini ada kesalahan seseorang dalam berkaidah walau dirinya menyatakan dirinya Islam, Ia ber kaidah Islam tetapi pembohong, ia ber kaidah Islam tetapi Ria, ia berkaidah Islam tetapi berteluh, ia berkaidah Islam tetapi melakukan kemusyrikan masih ada Tuhan yang lain dari Allah SWT yang di imani, terbukti kalau disuruh Islam, ia menolak.
Islam yang meng azas kan penyerahan diri mutlak pada Allah SWT, masih diwarnai dengan tambahan- tambahan, sehigga timbul wali- wali baru.
Kalau ngak di akui ke waliannya ia marah dan ujung- ujung nya mengumpat, kelihatan kan, mana ada wali mengumpat, seorang wali bisa meletakan permasalahan pada hakekatnya.
Hakekat permasalahan itu, mengingatkan bahwa ada Allah SWT yang berkuasa atas segala sesuatu.
Kekuatan tariqot yang nalar belum terlihat, khawatirnya lagi kalau kelompok ini muncul, masyarakat cepat mengkultuskan.
Dan kembali lagu lama berkumandang, Allah SWT kok di lupakan.
   
Senen, 11 November 2013
Wonorejo- Lumajang.
02.30 Shalat Tahajud
04.30 Shubuh datang
11.25 Masjid Jamie Tempeh Tengah dekat jalan Drs Moch Hatta, untuk mengerjakan shalat Dzhuhur, Yasin ngak mau shalat, padahal berada di tengah masjid, alasannya  ngak bawa sarung, aneh pikirku, tiba- tiba diperlihatkan oleh Allah SWT, sarung banyak sekali jumlahnya, sarung sodaqohan, yang diletakan di masjid, diperuntukan bagi yang ingin shalat tetapi celana panjangnya dianggap kotor, selembar sarung saya ambil, " Yasin, lihat ada sarung, tidak ada alasan tidak shalat".
11.45 Ke kubur nya mbah saya, atau buyutnya Yasin, untuk nyekar dan membaca doa, letak kubur itu dibelakang masjid besar Tempeh Tengah.
Kubur mbah adalah pemakaman dari ayahnya ibu, ayahnya paklik Doko di Bali, ayahnya paklik Slamet di Cililin Bandung, dan ayahnya paklik Bambang Tempeh, tadi sudah di kunjungi.   
12.00 Siang yang terik, berjalan berdua dengan Yasin, melintasi Pasar Tempeh, siang itu Tempeh sepi- sepi saja, hanya ramai di jalan raya dengan melintas tak henti - hentinya truk tonase 8 ton tetapi di muatin hingga 12 ton, mengangkut pasir muntahan Gunung Semeru yang mengandung besi. 
13.30 Ber angkot ria perjalanan dari Tempeh ke Lumajang dan setibanya di Lumajang menunggu angkot lagi ke Wonorejo.
15.30 Awan hujan yang tertiup dari Timur ke Barat tertahan dilereng timur Gunung Semeru dan semakin padat lapisannya sehingga dengan cepat  merubah suasana siang yang terik menjadi mendung,  hujan turun dan Fifi merasa saat nya untuk mencari pisang goreng.
Suasana kelabu yang indah pun terwujud, angin semu abu-abu dengan kehijauan yang membentuk lapis bayangan fatamorgana menyejukan hati, suatu pemandangan yang jarang terjadi di Jakarta yang berdinding bangunan tinggi.
Bus antar kota yang menuju ke Koya Jember melaju dengan cepat. 
15.55 Pisang goreng hangat berukuran besar, limaribu rupiah dapat sebelas, langsung di bungkus.
Hujan pun berhenti, sesampainya di rumahnya YangTi nya, pisang goreng diletakan di piring dan dipersilahkan siapa saja yang menikmati, kemakmuran itu, walau sebatas pisang goreng di senja saat hujan turun sore- sore, harus di bagi.
16.15 Fifi nya kepingin minum minuman sinom, yang kemaren sore pernah dibuat.
Dibawah rintikan hujan sore hari mulai memanen daun pohon asem, dibantu Fifi dan Yasin.   
16.30 Minuman sinom sedang diproses.

20.00 Acara memijit ibunda, sejak berangkat dari Jakarta, di tas pakaian, ada satu kotak kue Bagelen yang kuenya udah habis dan sekarang diisi, minyak tawon botol besar, balsam gosok Galiga, counterpaint, betadine kecil, benang dan jarum.  
Sekarang kotak itu berfungsi.
Pertama yang dipijat adalah bagian punggung, setelah itu tangan kanan kiri dan kaki kanan kiri.
Saat memijat telapak kaki ibu katanya sakit semua badan, berarti bagian dalam ibu ada tidak beres, cuma ibu terlihat sehat- sehat saja.
 
Selasa, 12 November 2013
01.29 Terbangun saat mendengar batuknya ibu, ibu masih tertidur, tapi sesekali batuk.
Mulai me ngirim SMS buat Tyas di Denpasar untuk makan kuning telor dan membeli tiket hari ini, semoga saja dijalankan.
03.00 Tahajudan.
03.30 Ke Masjid kompleks perumahan Wonorejo indah.
04.50 Berjalan bersama istri mencari belanjaan untuk sarapan, berdiri di perempatan jalan Wonorejo, kerena masih pagi, hari terasa sepi dan pedagang masih di pasar belum datang.
05.00 Berjalan sendirian menuju rumah Kholik, sudah di SMS sejak sore kemaren belum ada jawaban, ngak tahunya setelah ketemu, Kholik itu ngak bisa membaca, buta huruf, tapi punya Hp.
05.05 Setelah berjalan sekitar lima menit, kearah Jatiroto, ada lelaki Madura naik sepeda kayuh sepulang dari musholah dan saat saya bertanya dimana rumahnya Kholik Splas, dia memberi tahu masih harus berjalan cukup lama lagi.
05.16 Ada jalan berbelok ke kiri, jalan desa, didepan SPBU Wonorejo, berjalan dan melihat ada kuburan, terlihat ada seseorang didalam pekuburan, membaca doa shalawat Rosululloh, memasuki kuburan untuk bertanya dimana rumah Kholik.
Saat itu berada di tengah kuburan yang menjadi saksi dialog singkat itu.
Rumah Kholik sangat jauh katanya berjalan terus mengikuti jalan aspal dan setelah menyebrang jembatan berjalan lagi lurus terus, lho sampean naik apa, jalan kaki jawab saya.
05.20 Tiba - tiba saja timbul keinginan untuk buang air kecil, sedikit berjalan cepat untuk memperpendek jarak, setelah itu orinoar pun didapat.
05.35 Berjalan terus tiba- tiba saja ada suara memanggil ternyata Kholik datang dari belakang, langsung naik motornya dan berkendara menuju rumahnya, sudah melampui beberapa tikungan dengan jarak sejauh pandangan mata, baru yiba di Splas, belok lagi melewati sawah- sawah dengan kesuburan tinggi, semoga masyarakat disini banyak bersyukurnya sehingga Allah SWT tetap menganugrahkan kesuburan yang tinggi, air sungai langsung dari lereng gunung Semeru, tanpa dikurangi sedikitpun berkahnya.
Ceritra Kholik saat belum menjumpai saya di jalan, Kholik yang sedang di jalan di panggil- panggil para penduduk mengingatkan jikalau ia sedang dicari- cari oleh orang jauh dan hanya mengenakan sarung.

05.42 Di rumah Kholik, suasana perdesaan tetapi rumahnya perkotaan.
Yang dibahas untuk mencarikan tukang kayu agar pohon tinggi di rumahnya Pak Lik Bambang ditebang.
06.00 Mohon diri       
07.00 Shalat Dlhuha duapuluh rakaat di rumah Wonorejo.
09.50 Bertiga dengan Fifi dan ibunya ke pasar Lumajang untuk mencari oleh-oleh yang akan dibawa ke Gandoang- Cileungsi.
Angkot yang akan berangkat ke Lumajang sudah menunggu, tak lama kemudian sudah diatas angkot menuju Lumajang.
Pagi sudah berganti panas
Lumajang pagi menjelang siang saay itu sangat tentram, beli oleh-oleh kerupuk ikan Tenggiri, kacang kedelai goreng, kacang tolo goreng, marning, dan roti, teh naga, kacang koma daging dan kacang koma ikan.
13.45 Mendung tebal datang dari utara dan membawa angin bergemuruh, hujan pun turun.
15.30 Kegiatan setelah shalat Ashar yang dilakukan selama tiga hari di Wonorejo Lumajang adalah memetik daun pohon asam berujung muda untuk dibuat minumam sinom.
16.00 Sore hari, udara basah setelah hujan turun, mendung masih menggantung, kemacetan lalu lintas akibat lampu merah perempatan Wonorejo menimbulkan antrian kendaraan yang panjang.
Berjalan menuju tukang jualan goreng pisang.
Bus- bus antar kota yang melintas cepat menguasai penggal jalan Wonorejo - Jember, sudah banyak korban yang berjatuhan, tetapi gaya mengemudi para pengendara bus sudah mentradisi sejak awalnya, berkecepatan kencang dan kalau terjadi tobrokan hanya bilang Ya sudah nasib.
16.40 Melepas sore di udara Kota Wonorejo   Lumajang Jawa Timur dengan pisang goreng dan sinom hangat, mendung masih menggantung.

Rabu, 13 November 2013

01.10 Lauk pauk dan nasi siap di hidangkan.
tetapi lebih memilih untuk istirahat.
02.00 Terbangun untuk mengerjakan Tahajudan dan doa perjalanan menuju Jakarta.

02.30 Makan pagi persiapan perjalanan
03.35 Terdengar Adzan Shubuh untuk wilayah Lumajang Wonorejo, segera mengerjakan shalat.

03.42 Salaman dengan Ibunda/Yangti untuk pamitan berangkat ke Jakarta.

04.00 Berdiri di pertigaan Wonorejo untuk menunggu bus yang dari Jember menuju Surabaya, selama menunggu memperhatikan angkutan tambang pasir besi yang datang dari Tempeh entah mau kemana, angkutan 12 ton melintas dijalan umum, kegiatan itu tak lebih upaya merusak jalan utama Probolinggo - Tempeh, perkiraan kerusakan parah jalan itu sekitar 24 bulan yang akan datang, yang di khawatirkan adalah runtuhnya jembatan di arah keluar Wonorejo- Lumajang.
Angkutan berat pasir besi itu bagaikan kumbang pelubang kayu berjalan perlahan, mempersulit kelancaran arus lalu lintas.

04.05 Bus datang
05.49 Terminal bus Probolinggo, bus yang dinaiki sejak dari Wonorejo Lumajang tidak berhenti, sehingga lanjut saja diatas bus untuk perjalanan ke Surabaya. 

06.00 Sumberasih Probolinggo
06.44 Memasuki batas kota Pasuruan.
06.45 Terminal Pasuruan.
07.26 Kawasan Industri PIER

07.43 Kota Bangil, pedagang soto seorang ibu di ujung jalan stasiun KA Bangil masih terlihat berjualan di pagi ini, soto ini pernah dibeli Fifi sewaktu perjalanan Wonorejo- Surabaya beberapa tahun lalu.

07.55 Lumpur Lampindo, lambang derita sekian banyak warga yang terusir dari rumah tinggalnya kerena mismanagement cashing pengeboran.

08.00 Jampanan Gempol, untuk mendekati jalan tol Surabaya, banyaknya truk- truk barang memasuki kota Surabaya membuat jalan bus merayap.

08.18 Awal jalan tol
Luar biasa muatan beban jalan yang akan memasuki Surabaya, sangat padat, truk- truk barang saling beriringan semenjak awal masuk hingga keluar jalan tol, terasa kegairahan industri suatu wilayah.

08.40 Keluar dari Tol memasuki kota Surabaya, sepanjang jalan tol menuju Surabaya dari Gempol beriringan kendaraan angkutan barang tak putus- putus nya, suasana bisa berubah mendadak ada satu mobil terganggu kesehatannya, langsung mogok di tengah jalan, macet panjang pun pasti terjadi.

Setelah sekian lama melintas jalan tol Gempol - Surabaya, akhirnya pintu keluar tol pun terbaca, langsung memasuki desa Madaeng Surabaya, dan menelusuri jalan terus memasuki terminal Bungurasih Surabaya.

09.30 Diatas bus kota dari Bungurasih menuju stasiun Gubeng.
Surabaya pagi itu terlihat cukup tentram, sungai Porong yang memasuki kota Surabaya dan berobah nama menjadi sungai Mas, masih terlihat tenang.
Terlihat dari kejauhan bangunan tinggi hotel pertanda sudah dekat dengan stasiun Gubeng.       

10.00 Stasiun Kereta api Gubeng Surabaya, perasaan lega sebab sudah tiba di stasiun awal pemberangkatan kereta api Gaya Baru Malam Selatan menuju Jakarta Jatinegara.

10.05 Anak dan istri menunggu di stasiun, saya berusaha mencari bekal perjalanan di Superindo, suatu supermarket di pusat perbelanjaan Delta Plaza.
Yang dicari adalah bekal tambahan air minum, sprite ukuran satu setengah liter, susu coklat minum ukuran satu liter, dan kue kering dan kacang sukro.

10.30 Bergabung lagi dengan anak- anak di ruang tunggu stasiun Gubeng Surabaya.
11.00 Diijinkan memasuki stasiun.
11.30 Shalat Dzhuhur dan Ashar di ruang tunggu stasiun
11.35 Kereta api Gaya Baru Malam Selatan Surabaya Jakarta sudah terlihat.

12.00 Kereta berangkat, kerena perasaan lega sudah berangkat meninggalkan Surabaya, lapar pun tiba, langsung membuka bekal yang dibawakan Yangtinya dari Wonorejo Lumajang tadi pagi.

12.30 Sambil mata memandang persawahan dikejauhan rasa kantuk pun datang dan tertidur ditempat duduk yang belum ada penumpangnya.

13.00 Saat kereta berhenti di Mojokerto, berbondong- bondong penumpang menaiki kereta dan tempat yang digunakan tidur berbaring itu sekarang ada penumpangnya.   

15.00 Stasiun Madiun, penumpang masih terus naik.
16.00 Stasiun Solo Jebres

17.25 Stasiun Jogjakarta Lempuyangan, disini berhenti cukup lama sebab pergantian lokomotip penarik.

17.55 Kereta berangkat dari stasiun Jogjakarta.
18.00 Setelah shalat Maghrib dan Isya diatas kereta, mengantuk pun datang dan tertidur sebisa- bisa nya tidur sambil duduk.
Terdengar sih lamat- lamat kereta tiba di Stasiun mana disebutkan tetapi ngantuk sedemikian kuat dan tertidur.

23.00 Tersadar sewaktu kereta memasuki stasiun kereta api Pengrujakan Cirebon.
23.15 Saat kereta melintas stasiun Cirebon kota, terlihat dari kereta stasiun yang sunyi sebab tidak ada pemberangkatan kereta jam sekian.
          
Kamis, 14 November 2013

00.01 Suasana tengah malam di kabin kereta ekonomi Gaya Baru Malam Selatan Surabaya- Jakarta, suhu udara sangat dingin menggigilkan badan akibat pengaturan AC kereta api, terlihat Fifi yang tertidur sambil berselimut, selimutnya  yang dibawa sendiri, selimutnya sewaktu masih bayinya dahulu masih dipakai hingga sekarang, selimut bayi itu ada empat dijahitkan sisi-sisinya menjadi satu selimut besar, dan tetap setia menemaninya hingga Fifi beerusia sepuluh tahun sekarang.

Ibunya terlihat tertidur sambil duduk, demikian Yasin tertidur sambil duduk.       

Mencoba melihat situasi saat kereta lagi berhenti saat ini, mata mencoba menembus kaca gelap yang dipasang di kabin kereta, tidak sanggup, hanya perkiraan saja bahwa kereta masih di daerah Indramayu, stasiun
Haurgeulis.

00.40 Setelah berjalan cukup lama sekarang kereta berhenti lagi di stasiun Kereta Api Pegaden Baru Subang.

01.30 Stasiun Kereta Api Cikampek, terlihat wajah gembira dari sebagian penumpang yang berarti Jakarta sudah dekat.
Berhenti cukup lama untuk mempersilahkan kereta api yang ber klas lewat terlebih dahulu.

02.00 Stasiun Kereta Api Kerawang, saat kereta melewati jembatan sungai Bekasi yang hulu sungai nya ada Cileungsi dan Citeurup, pikiran sudah menebak- nebak kan ini wilayah Bekasi, betul juga setelah menyebrang jalan ada tulisan besar Bekasi, dengan sedikit penataan bangunan tiketnya di sisi kanan rel kereta yang sedikit menyisahkan ruang terbuka. 

02.30 Stasiun Kereta Api Bekasi.
Banyak penumpang yang berumah di sekitar Bekasi pada turun di stasiun ini.

03.05 Cipinang, kereta berhenti lama sebab semboyan 35.
Jatinegara belum memberi tanda hijau berarti aman untuk kedatangan kereta api berikutnya. 
03.13 Stasiun Kereta Api Jatinegara, berempat turun dari Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan perjalanan Surabaya Gubeng- Jatinegara
Keadaan stasiun Jatinegara di pagi itu sangat ramai, banyak penumpang yang sudah turun dari KA, tetapi tidak secepatnya keluar dari stasiun sebab angkutan umum belum berfungsi.

Fasilitas stasiun kereta sudah baik, yang tidak baik adalah sempitnya space penumpang dengan jalur kereta, sehingga ada saja disuatu ketika ada penumpang yang tersambar kereta api. 

Suatu pemandangan yang sedikit art adalah nyeyak tidurnya para penumpang yang baru turun dari kereta, tidur di bangku- bangku stasiun.

03.20 Setelah berjalan sangat perlahan di stasiun Jatinegara, mengingat banyaknya penumpang yang turun dari KA GBMSelatan, memasuki minimarket yang ada di stasiun untuk membeli sekedar snack yang bisa digigit seandainya anak- anak minta.

03.30 Keluar dari stasiun Jatinegara dengan niat akan mengerjakan shalat Shubuh di musholah depan stasiun Jatinegara.
Musholah yang terletak di samping unit Kepolisian setingkat Kecamatan, didepan stasiun kereta api Jatinegara.
Bergabung duduk dengan banyak manusia di emperan kecil samping musholah.

03.45 Pintu musholah dibuka, secepatnya ambil air wudhlu dan mengerjakan shalat sunnah.
04.15 Shalat Shubuh.
04.30 Diatas Angkot menuju Uki Cawang

04.45 Didalam angkot 56 yang menghubungkan Cileungsi - Cawang UKI, menjadi penumpang yang pertama dan mulai membuang waktu sebab angkot mau berangkat jikalau penumpang penuh.

05.30 Dari gelapnya langit sewaktu memasuki angkot hingga langit berubah terang, penumpang angkot penuh, angkot bergerak meninggalkan Cawang Uki.

06.15 Cileungsi, basah oleh hujan yang sudah mereda.
06.30 Gandoang, istri berasama Fifi dan sebagian barang bawaan menaiki ojeg, dan saya bersama Yasin memilih jalan kaki.
Bubur ayam di depan pasar Gandoang yang terlihat baru datang langsung saya tawarkan ke Yasin, mau ngak sarapan bubur ayam hangat- hangat pagi ini, Yasin setuju, ambil bangku duduk dan menunggu pesanan bubur dibuat.
Bubur cukup enak dan air teh hangat sebagai penutup selalu dihidangkan.
Setelah itu berjalan lagi.
06.55 Memasuki rumah dengan alas kaki berlumpur sebab saat memotong jalan melewati perkampungan dengan jalan tanahnya yang basah hujan semalam.

06.58 Mulai membersihkan rumah.

12.25 Dapat SMS dari Tyas di Denpasar jikalau uangnya habis.
12.30 Saat berangkat ke bank bersama Fifi, sementara ibunya mengantarkan oleh- oleh buat tetangga yang di beli dari Lumajang Jawa Timur, tiba- tiba mesin motor hilang tenaganya, di engkol berkali- kali, motor tetap mati.

Akhirnya putuskan mendorong ke bengkel dan Fifinya pulang, mendorong motor di siang hari dengan keterikan mataharinya.

13.15 Keluar dari bengkel dan motor melaju kencang menuju Cileungsi, di langit mendung sudah menggantung.
Setibanya di Samic berhenti untuk mengenakan plastik pelindung hujan, setelah plastik terpasang hujan deras pun turun.

12.50 ATM Bank Mandiri di Cileungsi untuk mengirim uang ke Tyas yang akan terbang ke Jakarta dari Denpasar sebentar sore.
Hujan masih turun dan satpam Bank Mandiri mau membantu mencarikan selembar plastik untuk melindungi kartu debet dan buku tabungan dari basahnya air hujan.

13.40 Memasuki BTPN bank nya para pensiunan untuk mencairkan dana mingguan.        

13.58 Memasuki Bank Muamalat Kantor Cabang Cileungsi dalam keadaan basah kuyup kehujanan, bercak sandal sepatu yang saya kenakan ikut mengotori lantai Bank Muamalat, tetapi transaksi untuk anak yatim piatu di NTT-TTS berjalan lancar.

14.05 Dibawah hujan- hujan mencari tempe dan sayuran di ujung kanan luar pasar Cileungsi, ngak ada semua pedagang berteduh kehujanan.

14.10 Mengambil keputusan pulang saja dan bermotor dibawa hujan yang turun.
Dapat tempe dan sedikit sayuran di jalan Cibereum

14.30 Tiba di rumah sementara hujan masih turun.
16.51 Hujan baru meredah, kelelahan perjalanan masih mewarnai.

17.56 Dapat SMS dari Tyas jikalau Tyas sudah datang di Airport Ngurah Rai ke pagian sebab terbang  jam 19.30 WITeng.
21.22 SMS dari Tyas jikalau Tyas mendarat di Jakarta Cengkareng

22.48 Tyas berada di jalan baru. Kampung Rambutan.
Saat untuk menjemput Tyas di Kecamatan Cileungsi.

Istri membuatkan teh hangat dan ada sepotong tempe goreng di almari, itu yang digigit, untuk melawan dinginnya malam.
Bermotor ditengah malam dengan suasana masih mengantuk berkali kali masuk lubang jalanan, dan kendaraan besar- besar masih saja bekerja di yengah malam, rajin sih rajin, tapi rajin merusak alam.
   
Jumat, 15 November 2013
00.10 Masuk rumah setelah hampir satu jam berdiri di perempatan Cileungsi menjemput Tyas datang dari Denpasar Bali.
Tyas terbang dengan Merpati dari Denpasar jam 19.30 dan jam 21.19 mendarat di Cengkareng,   
Tadi sebelum naik motor Tyas sempat membeli dua porsi sate Padang di perempatan Cileungsi, mengantisipasi datangnya lapar, dan membandingkan harga sate Padang di Denpasar yang duakali lipat harganya dari di Cileungsi. 
Fifi yang tahu jikalau kakaknya datang langsung terbangun an ikut makan sate padang kesukaan Tyas.
01.30 Masuk tidur lagi
03.55 Terbangun sadar jikalau shubuh itu tinggal beberapa menit lagi, shalat tahajudan
04.09 Adzan Shubuh
04.20 Memasak presto kacang ijo 100 gram
04.35 Blender kacang ijo ditambah jahe dan madu langsung di bagi di 5 piring.
05.00 Ke pasar Cileungsi sebab bahan habis, dan Tyas nya kepingin ikut.
Ibunya sampai heran disini khawatir dengan kesehatannya Tyas tetapi setelah minum blenderan halus kacang ijo sekarang Tyas nya minta ikut ke pasar.
06.45 Fifi dan Yasin minta diantar sekolah
07.00 Shalat tahajud 20 rakaat.
08.00 Jus sayur sasarannya untuk Tyas tetapi Ibu bapaknya ikut makan, jus sayur itu terdiri dari : buah mengkudu 6 butir, tomat 6 butir terong ungu 4 bh, buncis 100 gram, wortel 168 gram, dibuat agak sedikit airnya mencari tinggi konsrentatnya, peras dan minum.
Tyas dua gelas ibunya satu setengah gelas, tiga gelas saya yang minum.
11.00 Shalat Jumat di masjid Gaok depan pasar Gandoang.
15.00 Hujan turun.
    
Sabtu, 16 November 2013

02.45 Tahajudan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hujan masih turun merintik, awal hujan yang dimulai sejak jam tiga kemaren sore masih merintik hingga hari ini.
03.15 Setelah shalat dilanjutkan membaca Al-Quran surah Al-Imran dari ayat 133 - 160.
Suara kodok yang mendeking mengantarkan orang untuk semakin larut dalam tidurnya.
04.10 Shubuh datang
04.30 Membuat kacang ijo di presto
05.15 Makan blenderan kacang ijo, makanan penyelamat hidup
07.00 Shalat dlhuha 20 rakaat.

Minggu, 17 November 2013
08.30 Baru bisa melaksanakan shalat Dlhuha 20 rakaat, setelah itu mulai berjalan kerumah tetangga untuk memberitahukan jikalau sebentar malam ada syukuran di rumah, baca doa Yasin dan sebagian surah Al-Imran dan penutup, atas selesai studinya Tyas di Sastra Jepang, Universitas Udayana.
14.55 Shalat Ashar.
15.00 Masuk lagi ke persiapan syukuran dengan membuat paket kerupuk. 
16.35 Mulai masak ayam dalam dua tempat, sebagian di presto sebagian di panci tutup kaca sehingga dimatangkan dengan uap.
17.00 Memasukan nasi dan urap kedalam tempat sajian perseorangan
17.29 Memasukan potongan ayam betutu kedalam wadah yang sudah ada nasi dan urap nya
19.30 Warga RT mulai berdatangan
20.00 Acara dimulai.
20.40 Acara baca doa syukurannya Tyas udah berakhir.
21.54 semua sudah selesai langsung masuk tidur dengan kelelahan luar biasa

Senen, 18 November 2013

03.00 Terbangun untuk sahur dan shalat tahajud

Selasa, 19 November 2013
08.00 Bermotor bersama Tyas untuk mendaftar Jampelthas, dan didalam otak ini terjadi miss berfikir, mengapa yang terekam di otak ini adalah rumah sakit Tugu Ibu, padahal yang di tuju adalah rumah sakit Harapan Bunda Pasar Rebo.
Entah bagaimana kok motor ini mengarah ke Depok Cimanggis rumah sakit Tugu Ibu, padahal melewati pemeriksaan kepolisian Depok untuk periksa rutin motor yang melintas.
Akhirnya apa, di depan rumah sakit Tugu Ibu Cimanggis ya tidak bisa mampir sebab yang dituju rumah sakit Harapan Bunda.
Mau jalan balik, keberatan, sebab berangkat tadi melewati pemeriksaan polisi Depok, sekarang mau balik, khawatir dibilang mempermainkan.

Jalan lurus dan belok kiri ada jalan yang melewati kompleks perumahan Kementerian  Koperasi dan UKM dan tembus di Cibubur, sampai Tyas kaget, lho kok lewat di jalan yang tadi di lewati.

Akhirnya11.00 tiba di Rumah Sakit Harapan Bunda     
11.15 Setelah mencari dimana perawatan Thalasemia berada, di sarankan untuk mendaftar di Popti Bogor, sebab KTP nya berdomisili di Bogor.
11.30 Keluar dari RS Harapan Bunda Pasar Rebo menyusuri jalan Ciracas
11.45 Shalat Dzhuhur di masjid Ibadur Rahman Kelapa Dua Wetan.

12.00 Bermotor menuju Bogor melintas di jalan kecil dari pertigaan Cibubur Madu Pramuka ke arah Sukatani yang pas untuk satu mobil, yang ada rumahnya BJ Habibi katanya, dan tembus diatas jalan tol baru Jagorawi - Depok.

Belok kiri mengikuti jalan lama Jakarta Bogor setelah menyusuri searah jalan tol Depok hingga perempatan.

12.30 Simpangan Depok Timur pun dilewati
setelah itu memasuki Cibinong.
Jarak Cibinong - Bogor lumayan jauh dihitung dari waktu tempuh sepeda motor
13.46 Markas Brimob di Cibadak Bogor, jalan lurus.
14.00 PMI Bogor
14.30 Penerimaan yang tidak bersahabat dari PMI Bogor yang di cerminkan dari suster gemuk di ruang Perawatan Thalasemia.
Mengisi formulir untuk mendaftar Jampelthas, baru sadar di rumah sakit ini tidak ada orang Popti yang piket, sehingga patut di tanyakan mengapa mendaftar melalui Popti, apa kewenangan POPTI mengurusi anak sakit, saya juga orang Popti, tapi tidak sampai mempersulit demikian.
Dan mengapa sampai ke PMI Bogor, sejarak 60 km dari Cileungsi, kelihatan sekali di PMI Bogor tidak tahu menahu soal Thalasemia.
Ada ucapan suster Ruang Thalasemia yang berucap, sekarang mendaftar Jampelthas belum tentu besok keluar, yang mengeluarkan Jampelthas adalah Popti Pusat.
Permasalahan ini terjadi di saat secara ke negaraan Negara Republik Indonesia sedang mempersiapkan hadirnya Jaminan Kesehatan Nasional, sehingga semua bentuk jaminan kesehatan di luar itu tidak berlaku, baik itu yang namanya ASKES sekalipun.
Tyas selama ini perawatannya melalui ASKES sejak sakit di umur 4 tahun di 1992
dan sekarang Tyas memasuki usia 25 tahun berarti ASKES tidak lagi menjamin kesehatannya.
14.45 Saat menyusuri jalan raya Bogor menuju Cibinong, terbersit ingatan, untuk mencoba mendatangi Askes Bogor, di Jambu Dua belok kiri, dan terus meluncur hingga tiba di gedung Askes Bogor.
14.50 Penerimaan yang baik dari staf terdepan Askes Bogor untuk menanyakan permasalahan apa yang menganjal, saya mengeluarkan kartu anggota Askes saya yang selalu di bawa, demikian juga Tyas, setelah itu di scan, tidak ada laporan sakit untuk atas nama kartu saya, dan sebaliknya Tyas, perawatan terakhir di Denpasar ya mbak, kata petugas itu kepada Tyas.
         
Disarankan untuk Tyas tanggal 1 Januari 2014 untuk datang ke Askes Bogor untuk ikut kembali di Askes ayahnya dengan membayar premi tambahan.

15.30 Shalat Ashar di musholah milik kantor ASKES Bogor

15.40 Saat melintas di jalan layang tol sebelah baratnya Jambu Dua, Tyas merasa lapar, okey mulai mencari tempat makan yang ngak mahal, yang sederhana, yang bersih, sementara bermotor terus sambil melihat di kiri jalan adakah warung yang dimaksud.
15.55 Saat belok kiri itu melihat ada warung tongseng yang dikelolah cukup bersih, Sate Gondrong Underpass, jln Sholeh Iskandar exit tol Kedung Halang Kedung Badak, 0251 8330180.
Pertama saya tanya harganya, sebab tipisnya keuangan dengan perkiraan biaya beli premium motor lebih besar dari biaya makan.
Ketemu harga ideal, satu porsi tongseng ayam seharga Rp 13 000,- tidak dengan nasi.
Akhirnya pesan satu mangkok, sampai si petugas warung baik itu bertanya kan bapak berdua, saya mengerti pertanyaan mereka, saya tidak sanggup makan tongseng sendirian, ngak habis, jawabku sambil tersenyum.
Menanti datangnya pesanan, memperhatikan tingkat keramaian di kota Bogor yang sangat kontras dengan kota Kecamatan di wilayah Bogor, lamunan berubah saat aroma tongseng di bakar dan asapnya memasuki ruangan.
Tidak lama kemudian semangkok besar tongseng ayam datang, sambal yang secuit itu tidak cukup padas untuk mengenakan semangkok tongseng, terpaksa minta lagi.
Nasi yang sudah dikemas di dua tempat terpisah oleh ibunya sebelum berangkat tadi sekarang saatnya di keluarkan, suapan pertama sanggup membangkitkan selera makan dan habis pula nasi satu tempat itu.

16.30 Peristiwa buruk yang terjadi, adalah kemacetan lalu lintas yang sangat parah akibat unjuk rasa para buruh untuk menuntut kenaikan pendapatan, mereka yang berunjuk rasa berjumlah sedikit tetapi berunjuk rasa di ditengah jalan perempatan Bogor, Sentul dan Cibinong, bagaimana ngak macet, marah pun timbul, tapi Tyas nya menyabarkan.
Ada sepuluh ribu orang dirugikan sore itu dengan kemacetan total, lho kok mau di bodoh- bodoh in buruh.      
17.56 Shalat Maghrib di Masjid Baru pertigaan yang mengarah jalan Simatupang- Pasar Rebo lurus Kampung Rambutan, diatas jalan tol Simatupang, dekat Aldy Donat.
18.45 Saat melintas di bawa jalan non tol Antasari, pemandangan indah terjadi akibat peletakan lampu penerangan jalan yang sangat arimetik.
Belum pernah dilihat di belahan bumi di manapun, termasuk Jepang dan 
19.00 Saat adzan Isya shalat Isya di masjid Sapta Taruna Kementerian Pekerjaan Umum jalan Pattimura Jakarta Selatan.
22.00 Masuk rumah di Gandoang Cileungsi Bogor

Rabu, 20 November 2013


Kamis, 21 November 2013

Hari berpuasa sunnah hari Kamis, walau tadi kesalahan management waktu sehingga tidak sempat makan sahur, padahal terbangun jam tiga lewat lima belas menit.
Tadi itu lebih cenderung mengejar shalat tahajud terlebih dahulu dari pada makan sahur.

Jumat, 22 November 2013

Sore hari sekitar jam 16.00 baru masuk rumah setelah shalat Jumat di Masjid Jamie Nurul Islam, Jalan Pramuka Raya Kav 63, Jakarta sekalian membeli baju dokter dan baju ruang operasi untuk  Drs Med Aswan, anak pertama, di pasar Pramuka.
Masuk rumah dalam posisi kepayahan luar biasa, ketemu lantai langsung saja rebahan dilantai, setelah ibunya yang ikut juga seharian bermotor mencari baju jas dokter dan baju ruang operasi anaknya, menyuruh siapa saja yang di rumah, dengan lambatnya datang teh panas hambar dan kue ekspres hambar sisa tadi pagi. 
Minum untuk mencari kehangatan dan menumbuhkan semangat, tetapi semangat itu ngak bangkit- bangkit.
Berbeda dengan tadi pagi, sekitar jam 05.10 keluar rumah untuk berlari - lari pagi bersama istri, malahan sudah bersepatu olah raga terpaksa di lepas lagi sebab ibunya mengingatkan uang angkot nya anak - anak seandainya kita belum pulang tetapi anak- anak hendak berangkat ke sekolah.
Berlari terus berlari, dan di tikungan jalan di pagi itu, istri masih sempat membeli tempe lima ribu rupiah, barangkali saja nanti pulangnya tidak jumpa lagi pedagang tempeh.
Berlari- lari terus dan keringat pun mengalir, dan tak terasa jarak empat kilometer lintasan lari pagi selesai di lakukan, jauh sebelum masuk rumah sekitar jarak 800 m istri masih sempat membeli nasi uduk super enak seharga dua bungkus lima ribu rupiah.
Dan bener juga setibanya di rumah Yasin langsung menyongsong yang membawa nasi uduk dan langsung dimakannya dengan lahapnya, sementara Fifi dan Tyasnya cukup makan satu bungkus berdua sebab porsinya besar.


Sabtu, 23 November 2013

05.20 Tiba- tiba saja anak- anak Tyas, Yasin dan Fifi minta lari pagi sama- sama, kelihatannya mereka sudah siap dengan pakaian dan sepatu lari nya, terlihat Tyas menggunakan sepatu lari ibu nya, sebelum ada sepatu itu, jikalau Tyas datang ke Jakarta selalu alasannya tidak ada sepatu lari sehingga tidak berolah raga.

Tapi pagi ini mereka bertiga malahan mengajak ayahnya untuk bersama lari pagi.

05.30 Menyusuri jalan setapak perkampungan di belakang rumah, bongkahan batu pun dilewati, rerumputan bercampur lumpur pun dilintasi, ketemu jalan raya klas lima wilayah perkampungan, berlari terus, Fifi nya cukup lincah untuk berlari.

05.50 Masuk kompleks GNI dari arah hutan bambu sarang ular desa Gandoang
Dihamparan yang luas, cakrawala pagi menjelang siang, berolah raga lari kencang untuk memacu jantung.

Keringat pun mengalir.
Berjalan cepat menuju Gate masuk kompleks NGI dari arah jalan raya Gandoang.

Tiba di pasar Gandoang, suasana pagi yang cukup sibuk, langsung menuju tukang bubur ayam dan beli empat mangkok.
06.00 Makan bubur ayam, berlari berjalan dan bergerak terus untuk menunjukan kehidupan.        

06.30 Masuk rumah.
06.40 Shalat dlhuha 20 rakaat.
Apapun yang terjadi tetaplah berpegang teguh kepada ALLAH SWT Yang Esa

19.30 Setelah shalat Isya sengaja keluar rumah untuk mendapatkan informasi perihal salah satu warga RT ada yang masuk rumah sakit kerena strooke.
Warga itu bernama Topo, terkena strooke tadi pagi.
21.00 Hujan cukup lebat turun.

Minggu, 24 November 2013

05.00 Bermotor bersama istri menuju ke pasar pagi Cileungsi, mengingat kacang- kacangan sudah habis maka perhatiannya ditujukan ke kacang ijo, tepung terigu dan gula.
Setelah itu masuk ke sayuran dan istri masih sempat mencari minyak kelapa yang sudah dikemas untuk dijadikan satu bungkusan nantinya dibagikan ke Piatu dan Dhuafa.
07.40 Shalat Dlhuha 20 rakaat
08.30 Melihat pak Alam yang sakit Kuning, dan saluran batu ampedu, pak Alam di temani istrinya saat saya datangi.
Akhirnya sewaktu pulang melihat ada tanaman meniran, cabut tanaman itu dan diberikan ke pak Alam untuk memperbanyaknya sendiri dan dimasak dan diminumkan.
09.00 Saat sedang sarapan, tiba- tiba saja Tyas nya mengeluh ada rasa ngak enak di lambungnya, dan secepatnya makan dipercepat dan keluar rumah untuk mencari temulawak.
10.00 Ada penduduk pedesaan yang datang membawakan temulawak sedikit dan akhirnya temulawak itu diparut dan di parut pula temu putih, diperas dan diminumkan ke Tyas.
12.00 Setelah adzan dzhuhur berlalu beberapa menit yang lalu, semua yang ada dirumah untuk bangkit mengerjakan shalat berjamaah.
12.05 Bermotor bersama istri menuju RS Husni Thamrin Cileungsi untuk melihat tetangga yang terkena strooke kemaren pagi.
12.20 Rumah sakit Husni Thamrin Cileungsi siang dalam keadaan sepi, tetapi di ruang ICU itu, terlihat ramai keluarga yang menunggu salah seorang keluarganya yang dalam kondisi gawat sehingga dimasukan ke ICU.
Pasien Topo sang tetangga yang berbaring di didalam ruangan ICU sejak kemaren pagi, siang ini belum banyak perubahan.
12.45 Bermotor kembali bersama istri, saat menjumpai pertigaan jalan yang menuju Kota Wisata Cileungsi, suatu kompleks permukiman yang berthema, kesana motor di arahkan.
Melewati jembatan sungai Cileungsi, dan memasuki jalan besar kota Wisata hingga jalan penghubung Cileungsi - Cibubur.
Terlihat sekali kompleks perumahan ini ditinggal oleh pelanggannya sebab kompleks perumahan ini cenderung monotone, dan terlihat tua.
13.00 Citra Grand Cibubur untuk tembus ke Leuwinanggung.
13.05 Berhenti untuk antri melintas di terowongan bawah jalan tol Jagorawi.
13.45 Kota Cibinong
14.00 Bogor, Kedunghalang, underpass jalan tol belok kiri menuju pertigaan Yasmin.
14.05 Ruas jalan Bogor- Parung, lebar dan lancar, cuma jarak capai nya yang jauh membuat cepat lelah.
14.20 Selabanda, ada pedagang roti, istirahat sebentar makan roti dan sedikit minum.
14.22 Bermotor lagi sebab kompleks perumahan Billabong sudah dekat.
14.36 Terlihat pintu masuk perumahan Billabong seperti siluet keong, mencari putaran jalan dan masuk, saat masuk kompleks perumahan di sambut dengan kehijauhan pepohonan lebat dan tentram, tetapi setelah itu terlihat pemandangan suatu penguasaan lahan luas yang tidak efektip, nampaknya kurang biaya, kurang rapi management lahan nya, lemah di marketing, dan lemah inovasi.
14.55 Setelah menunggu jemputan dari si penghuni yang di tuju, yaitu seorang ibu yang memiliki putra berpenyakit Thalasemia, ia menjabat sebagai ketua Popti Bogor dan kartu Jampelthas nya Tyas terbitnya harus dari Popti Bogor.
Akhirnya datang juga, ia bermobil sederhana, akhirnya istri bermobil dengan wanita muda itu dan saya tetap bermotor mengikuti arah mobil untuk menuju ke rumahnya.
15.05 Saat memasuki rumah yang kecil saja, langsung minta injin untuk mengerjakan shalat Ashar, setelah itu berbincang prihal perawatan penyakit Thalasemia di PMI Bogor         
16.46 Hujan deras saat melintas di Bojong Gde dan kemacetan akibat angkot yang ngetem didepan stasiun, dan banyaknya penyebrang jalan turun dari kereta api.
16.50 Saat hujan itu melahirkan genangan air yang menghanyutkan buah jualan pedagang di sekitar stasiun, dan limpahan air itu memasuki jalan raya, membawa buah- buah yang dihanyutkan, motor yang melintas terpaksanya menabraknya.
16.52 Air hujan mematikan mesin motor.
Dorong motor menuju bengkel terdekat, ternyata sore itu banyak bengkel yang sudah tutup.  
16.55 Saat berhenti melintas simpangan kereta api dan jalan raya Bojong Gde itu, masih dalam posisi mendorong motor, sengaja berhenti agak jauh dari rel kereta api, sebab ada peristiwa dimana suaminya mendorong motor yang mati mesin melintasi rel kereta, istrinya di belakang motor mengikutinya, dan istrinya malahan yang di tobrok kereta yang melaju cepat.
16.57 Memasuki bengkel dan apa katanya petugas bengkel, montirnya lagi libur.
Libur ?
Akhirnya teringat sifat motor kalau sudah di bengkel pasti motor ngak rewel, betul juga, di stater sekali, motor hidup.   
Menyusuri jalan Bojong Gde di bawah rintikan hujan, dan cuaca meremang senja, hanya genangan air yang memasuki jalan raya, Bojong Gde kan wilayah ketinggian, sehingga teoritis tidak ada genangan air, kecuali ada hambatan aliran air atau tidak adanya saluran pelimpasnya.
Tapi buktinya sore ini, genangan air hujan dimana- mana.
17.10 Dibawah rintikan hujan yang turun memasuki jalan raya lebar memasuki kompleks Pemda Bogor Cibinong, pemandangan abu- abu dan cuaca mulai meremang, beberapa lampu jalanan mulai menyala, setelah tiba di jalan utama Cibinong Bogor mulai terlihat SPBU, isi bensin motor.  
17.30 Dihadang kemacetan di pertigaan jalan Cikaret Cibinong, kemacetan akibat lampu merah dan akibat ngetemnya angkot- angkot Cibinong.
17.40 Melintasi flyover Cibinong, udara basah dan mendung menyisahkan kemuraman yang merata di saat menjelang maghrib itu.
17.42 Pertigaan Cilodong, memasuki jalan ke Tapos.
17.52 Masjid Muhammad Sodhaqoh Fakih, Tapos Cibinong, Untuk shalat Maghrib 
18.00 Makan malam saat penjual tongseng sudah buka dagangannya, masih di jalan utama Tapos, satu mangkok tongseng panas mendidih dan pedas dan harumnya membangkit kan lapar, mulai di suap berdua bersama istri.
Kerena istri ingat pesan nya anak- anak kalau masuk rumah membawa makanan, ahirnya tongsengnya di pesan lagi satu bungkus untuk di bawa pulang.
18.20 Melintas terowongan jalan tol  di Cimanggis.
18.26 Citragrand Cibubur, masuk dari pintu Leuwinanggung, sepi saja, jalanan menurun, jalanan mulai rusak.
19.05 Kranggan jln Cibubur Cileungsi
19.40 Masuk rumah, dan yang berpesta tongseng satu bungkus ukuran satu porsi sekarang anak- anak.

Senen, 25 November 2013

00.10 Saya hanya bisa memandang nanar kepada langit- langit rumah yang roboh, yang tidak bisa dikerjakan, baik dari segi waktu maupun keuangan.
Saat mana Fifi nya baru seja reda dari tangis nya di tengah malam karena berebut tempat tidur.
Kakaknya Tyas tidur ngak mau bersama Fifi sebab sedang memasang alat pencuci darah kehalasi zat besi nya hingga pagi.
  
07.30 Berangkat kepasar setelah mengantar Yasin untuk membeli dua karung beras untuk anak Yatim Piatu dan Dhuafa, kerena dua karung pemberangkatan ke pasar hingga dua kali, kemampuan motor membawa karung beras hanya satu karung 
09.00 Saat karung kedua atau karung terakhir di embrukan di karung pertama.

Selasa, 26 November 2013

03.30 Terbangun dalam keadaan terburu- buru sebab shubuh itu datang tiga puluh menit lagi,
03.32 Masih sempat mem presto kan kacang ijo sebab pagi ini, sesuai rencana kemaren, Tyas akan lari pagi.
03.35 Shalat Tahajud diujung akhir waktu, sementara presto bekerja sendiri merebus kacang ijo
04.05 Shubuh datang
04.30 Minum makan blenderan halus kacang ijo di campur jahe, makanan anti strooke, Tyas ikut makan satu mangkok demikian juga ibunya.
04.55 Persiapan lari- lari pagi
05.00 Bertiga, saya, istri dan Tyas berlari pagi, lewat belakang rumah, jalan perkampungan, jalan kompleks perumahan, ketemu jalan utama, belok kanan gang masjid, hutan bambu, hingga jalan besar komplek perumahan Grand Nusa Indah, berlari terus bertiga hingga berkeringat.
06.00 Pedagang nasi uduk sebab pesan  Fifi dan Yasin yang tidak ikut lari2 semalam minta oleh2 nasi uduk kalau pulang.
06.20 Masuk rumah
06.30 Shalat Dlhuha 20 rakaat
07.01 Mengantar Yasin dan Fifi sekolah


Rabu, 27 November 2013

12.00 Shalat Dzhuhur di musholah kecil depan sebrang jalan Mall Cijantung.
17.00 Membuat jus sayur yang tertunda beberapa hari.

Kamis, 28 November 2013

02.00 Terbangun dari tidur, rasa lapar di perut yang membangunkan, teringat tadi sore Tyas ada memberikan satu sanchet kopi seduh, sekarang masak air dahulu membuat hangatnya suasana.
02.20 Menyeduh kopi dan saat yang sama istri terbangun menemani, ngopi di tengah malam, dengan kue apem buatan istri teman minum kopi.
02.30 Mulai Tahajudan
03.00 Makan sahur, hanya ada satu telor ayam yang tersisa, kupas bawang merah dan putih dan diiris tipis, ceplok telor ayam di wajan panas dengan minyak sangat sedikit, sekedar licin nya wajan saja, kemudian ditaburi irisan bawang merah dan putih, dan sengaja berani menaburkan garam sedikit, sebab cucian baju sudah menunggu.
Tutup, telor matang jangan sampai kering, angkat, dan mulai makan sahur, telor dibagi dua dengan istri.
03.30 Sahur selesai, waktu masih ada, tenggelam dalam cucian baju yang menumpuk.
04.00 Cucian selesai, minum air satu gelas untuk berangkat berpuasa sunah hari Kamis.
04.05 Adzan Shubuh terdengar.
06.40 Mulai mengerjakan shalat Dlhuha 20 rakaat.
06.50 Shalat Dlhuha telah dikerjakan sebagian, Fifi dan Yasin minta di antar ke sekolah, Shalat di tunda sementara.
Jalanan itu cukup sibuk pagi ini, ada acara penanaman pohon dari pihak Gudang Zeni Militer Gandoang, dengan upacara segala sehingga mengundang tamu dan dilakukan penyetopan kendaraan.
07.30 Saat kembali ke tempat shalat di rumah, kembali melanjutkan shalat dlhuha yang telah dikerjakan sebagiannya.
08.00 Bermotor bersama istri menyusuri jalanan Cileungsi Gandoang.
09.00 BTPN Kantor Cabang Cileungsi
10.00 Rumah Sakit Husni Thamrin Cileungsi.
 
Jumat, 29 November 2013
10.00 Palang Merah Indonesia, Kramat Raya, Jakarta, menyebrang sambil mengendarai motor di depan PMI Kramat sangat tidak aman.
10.11 Mulai mengisi formulir, seingat saya formulir isian donor darah ini berwarna merah muda, sekarang kok hitam putih dan hasil perbanyakan dengan foto copy, waspada korupsi di item cetak form.

10.15 Periksa dokter PMI
10.27 Mulai Donor darah, darah mengalir dari lengan kanan.
10.40 Memasuki ruang makan PMI Kramat untuk wajib makan kacang ijo dan roti tawar dan susu coklat.
10.55 Meninggalkan PMI Kramat, tak lama kemudian bermotor kembali bersama istri mencari Masjid untuk shalat Jumat.   
11.40 Memasuki masjid di jalan Kerja Bhakti Kramatjati Jakarta Timur.
13.00 Makan tongseng di langganan tongseng, jalan Kelapa Dua Wetan.
14.00 Mencari ikan lauk pauk, dan seekor ayam dan empat liter susu di Giant Kranggan.
15.00 Memasuki rumah dengan kelelahan, istri langsung ambil posisi berbaring untuk menetralisir peredaran darah.
Kacang ijo tadi pagi masih bersisa, kacang ijo di aduk tepung terigu dan gula halus, diaduk tercampur semua dan di oven di panci, dimasak dengan api kecil.
15.02 Adzhan shalat Ashar terdengar, kerjakan shalat dahulu berjamaah dengan anak- anak dan istri.
15.20 Teh panas hambar peredah kelelahan mulai diminum ditemani kue yang di oven dipanci dengan api kecil itu, sambil melepas kelelahan setelah melintas kota Jakarta untuk beristiqomah donor darah ke 53 kalinya dan ke 6 kalinya untuk istri.  
Yang jadi renungan adalah tuben- tumbennya mama yang biasa tertolak saat periksa Hb darah, kok tadi sewaktu diperiksa Hb nya menjadi 14.
Syarat minimal donor wanita Hb 12, sehingga memang terlihat gembira istri sewaktu memasuki ruang transfusi di PMI Kramat tadi siang.
Fifi yang ditawari minum teh hangat hambar itu hanya geleng- geleng kepala menolak, tapi ia turut bertanya kok bisa- bisa nya mama lolos test Hb, biasanya Hb mama 10, tanya Fifi.
Mama ceritra satu minggu ini sering makan kacang ijo, nah baru sekarang ketemu jawaban nya mengapa stock kacang ijo kok cepat habis.
16.00 Hujan deras turun

  
Sabtu, 30 November 2013

05.00 Persediaan ayam untuk lauk masih ada tetapi sangat berhasil jikalau ayam itu dikelolah ada bahan tambahannya, segera bermotor kepasar Cileungsi untuk mencari telur puyuh, teri medan putih, jamur merang putih, bumbu, dan daun kenikir
05.49 Setibanya di rumah langsung merebus telor puyuh, dibiarkan sampai mendidih dan jamurnya di suir- suir oleh anak2, bumbu yang di beli tadi di goreng dahulu dengan di masukan terlebih dahulu daun jeruknya, setelah itu teri medan ditumpahlan ke wajan dan setelah di aduk dimasukan jamur merang nya semua dan terakhir dimasukan telur puyuhnya.
Biarkan api kecil.
06.30 Shalat Dlhuha 20 rakaat
08.20 Mengantar Yasin untuk mengurus pembayaran uang sekolahnya   
08.30 Mengantar Tyas untuk mencari surat keterangan catatan kepolisiannya
09.00 Masih di Kantor Kepolisian Sektor Cileungsi mengantar Tyas yang mengurus surat catatan kepolisiannya, mengamati gaya kepolisian di sektor pelayanan publik yang tidak terlepas adanya pembayaran administrasi, uang sukarela, uang formulir, dan masuknya uang ini apakah tidak tergolong kepada korupsi.
Sebab uang ini tidak dimasukan ke negara dalam pungutan bukan pajak.
Dan ini lagi, praktek ini telah berlangsung merata di seluruh Indonesia, sehingga dalam seharinya, kepolisian sebagai intitusi negara sudah berapa banyak uang yang di kantongi tanpa di serahkan kepada negara.
Dan sedihnya sudah berlangsung sejak tahun 1974 hingga sekarang, kalau hal ini adalah pungutan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan oleh negara maka intitusi kepolisian harus mengembalikan kepada negara uang hampir 175 Trilyun, praktek pungutan sejak tahun 1974 itu, diseluruh Indonesia.
Mana institusi hukum yang mau menelusuri masalah ini.
Yang jelas bertahun- tahun masalah ini tidak diungkit dan bibit - bibit korupsi akan tetap tumbuh dari aparatur negara sendiri.
Selamat Negara Indonesia yang kita cintai penyandang gelar negara yang tidak bersih dari praktek pungutan untuk sekian lamanya.
Itu baru satu sektor, belum merambah polisi lalu lintas nya, belum ke bagian lain, belum instansi lain, perdagangan dengan segala macam pengendalian ijinnya, belum sektor agama, uang nikah dan uang talak, belum industri dengan segala merk jualannya, belum bagian pertanahan, dan kehutanan yang sejak di terbitkan kementerian kehutanan tidak membuat bangsa ini menjadi baik, parah lagi di sektor pertambangan dan gas dan pertamina nya, bohong saja akan memperkuat kedaulatan rakyat Indonesia, bangsa ini kuat dan masih berdiri kerena ada rakyat miskin yang bergelanjut pada kerapuhan rentang tali nasionalism bangsa Indonesia.
Yang jelas kalau terjadi huru hara secara nasional, rakyat miskin bangsa Indonesia tidak akan sampai lari ke Singapura, hanya mereka segelintir orang yang memakan kekayaan bangsa Indonesia, yang telah mengantongi kekayaan sedemikian banyaknya, yang akan hengkang dari bumi pertiwi Bangsa Indonesia.

21.59 Masuk rumah setelah pulang dari rumah sakit Husni Thamrin Cileungsi, menjenguk kondisi tetangga RT yang berbaring disana akibat strooke.
Berangkat sekitar jam 20.15 berlima, saya, pak rudy pembawa mobil, pak kayun, pak urip dan pak yapis.
Kondisi si sakit ada kemajuan, sudah boleh disuapin bubur halus, menandakan pencernaannya sudah pulih.