Sabtu, 1 November 2014
06.05 Bermotor bersama istri menuju
PMI Kramat untuk donor darah sebab hari ini adalah jadwal donor darah istri ke
sepuluh.
07.00 Mengerjakan shalat Dlhuha di
masjid Al-Mujahidin Kranggan
08.00 Melintas di Pasar Rebo
08.45 Tiba juga akhirnya di PMI
Kramat, proses donor darah termasuk cepat sebab sedikit orang yang berdonor
pagi ini.
09.15 Kantin PMI Kramat untuk
menerima asupan mie kuah setelah donor darah.
09.55 Sudah tiba di Cawang UKI
tetapi balok penahan lintasan jalan belum di buka, jadwal buka jam sepuluh
pagi, kerena sudah hampir jam sepuluh
sebaiknya memilih menunggu saja, bersama lima puluh orang pengendara motor
lainnya.
10.00 Lintasan di buka dan
berhamburan pula motor memacu kecepatannya melintas di Cawang Uki.
10.30 Makan tongseng langganan di
jalan menuju Arundina.
12.05 Shalat Dzhuhur di masjid depan
terminal bus Cileungsi.
12.20 Masuk rumah.
Minggu, 2 November 2014
Semalam batuk nya sangat menyerang
sehingga terbangun hingga dua kali malam ini, tidak sempat shalat tahajudan
06.00 Menuju pasar bersama istri
berbekal kartu Askes dengan foto copy nya dua buah, rumah sakit nya, entahlah.
06.38 Sudah sampai di poliklinik
Roby Medika, tetapi dari keterangan penjaga klinik sekitar jam sembilan ada
dokter yang memeriksa, pindah klinik.
07.00 Poliklinik Betty, ternyata
setelah lama menunggu, ada informasi jikalau kartu saya terdaftar di Puskesmas
Gandoang, sehingga tidak bisa di pakai disini, kalau mendesak ya ke Rumah Sakit
Mery saja.
07.30 Tiba di Emergency Rumah Sakit
Merry.
07.38 Pemeriksaan batuk nya
07.40 Datang pasien wanita gawat
darurat sehingga perhatian dokter tersita habis kepadanya.
08.00 Akhirnya obat keluar dan
langsung mencari penjual air minum untuk minum obat.
08.15 Naik ke lantai tiga untuk menjenguk
pak Waluyo yang masih sakit.
Saat di jenguk ternyata badannya pak
Waluyo pensiunan Angkatan Laut itu sangat kurus.
saya sangat khawatir keadaannya,
rumah sakit Merry Cileungsi ini tak ubahnya seperti Puskesmas Plus, tetapi untuk penyakit se
kelas pak Waluyo, Rumah Sakit ini tidak bisa menuntaskan.
Senen, 3 November 2014
Berpuasa sunnah meraih ridlho Allah
SWT.
Terlalu banyak judul dalam
kehidupan, agar tidak larut dalam putaran nya, puasa sunnah adalah jalan untuk
melihat ulang, sehingga keterbatasan badan tidak menjadi alasan.
Disiang hari ini cuaca sangat panas
sekali.
18.30 Setelah buka puasa dan shalat
maghrib, berempat, ibunya, saya, Tyas dan Yasin menuju ke perkawinan si Eneung
teman Tyas sejak kelas satu SD Gandoang, disini perjalanan waktu sangat luar
biasa, kekuasaan Allah SWT, yang lanjut usia, yang tersisa dan akan meninggal.
Selasa, 4 November 2014
05.00 Ber lari- lari suatu kegiatan
yang sudah dua minggu ini tidak dilakukan, berlari bersama istri, menyongsong
terbitnya matahari pagi.
06.45 Sebelum masuk rumah,
memobilisasi warga untuk menyumbangkan sarung sisa pakai teruntuk pak Waluyo
yang masih berbaring sakit, hal ini disebabkan adanya seorang ibu yang telah
melihat kondisi pak Waluyo di RS Mery Cileungsi, yang ngak punya sarung ganti
nya.
07.00 Shalat Dlhuha
08.00 Berangkat menuju ke BAPPEDA
KAB BOGOR
08.45 Mampir ke RS Marry Cileungsi
untuk menggantar sarung bantuan warga buat pak Waluyo, di rumah sakit Mery pak
Waluyo sudah tidak bisa di infuse dan tidak bisa makan, saya tidak bisa berbuat
banyak sebab mau ke BAPPEDA Bogor.
09.20 Menuju ke Bogor lewat Leuwinanggung.
11.00 Tiba di Cibinong
11.48 Saat Adzan shalat Dzhuhur
berkumandang, sedang berbicara banyak dengan kepala Fisik Prasarana BAPPEDA
Pemda Bogor tentang strategy Kabupaten Bogor mendifinisikan kawasan kumuh.
Saat itu terpikirkan jikalau permasalahan
Bogor sebenarnya, antara difinisi kumuh menurut siapa, dan ke tidak ingin dari
kepala daerah kabupaten wilayahnya ada terdifinisi kumuh.
Sehingga City Changers kalau tahu
ada tempat kumuh ya laporkan saja dan tidak usah peduli dengan Pemda nya.
Terdapat hunian tergolong kumuh,
setelah di telusuri ternyata itu rumah indekosan, si pemilik mengatakan jikalau
rumah di perbaiki, apakah sanggup si penyewa membayar uang sewa, sebab kalau
rumahnya menjadi lebih baik maka harga sewanya juga naik ( kumuh dalam konteks
sosial ).
12.15 Shalat Dzhuhur di masjid jalan
Situ Cikaret yang masih baru, dengan menara nya yang cukup tinggi.
12.40 Tiba di pertigaan Kinansih
perut terasa lapar dan makan siang sederhana saja yaitu dengan membeli Bakso
dan nasi dari kantong yang di bawa dari rumah.
Ibunya menganggap bakso nya enak,
beli lagi dua mangkok untuk di bawa pulang.
13.00 Saat melintas di daerah
Leuwinanggung baru sadar jikalau permukiman kumuh itu sudah sangat susah
dicari, Leuwinanggung sudah termasuk maju dan baik.
Rabu, 5 November 2014
01.00 Terdengar air hujan mengguyur
dan terbangun, periksa bocoran atap, ternyata di kasur tidurnya Tyas ada air
turun, Tyas terbangun, dan saya mulai menurunkan anak tangga untuk membetulkan
letak plastik penutupnya yang tergeser, semoga air tak turun lagi.
06.20 Saat takbir shalat Dlhuha akan
di ayunkan, saat ibunya baru masuk kerumah setelah mencari lauk untuk sarapan
anak-anak, ternyata pak Waluyo di pulangkan dari rumah sakit dalam kondisi
tidak bisa apa- apa, ini berarti pihak rumah sakit menyerah keadaan.
Entahlah, cari upaya dalam shalat
dhluha dua puluh rakaat.
08.00 saya nya kondisi menurun
18.20 Selepas maghrib menuju
rumahnya pak Waluyo untuk membaca surah Yasin dan doa kesehatan.
Saat membaca Yasin, terasa banyak
malaikat yang berada di ruang tamu itu dimana pak Waluyo berbaring lemah.
Ya Allah SWT pemilik kehidupan
Ya Allah SWT pemilik Kekuasaan
Ya Allah SWT pemilik Kerahmanan
Tolong lah sembuhkan lah pak Waluyo
amien Ya Robb
Ada kata sepakat untuk membawa
kembali pak Waluyo ke RS Fatmawati, awalnya RS Pasar Rebo saja tetapi mengingat
jarak dan kemampuan rumah sakit akhirnya sebelum pulang saya jam lima pagi
besok mau kesini lagi.
Kamis, 6 November 2014
03.45 Terbangun untuk melaksanakan
tahajudan
04.09 Shalat Shubuh
04.50 Berjalan ke rumah pak Waluyo
dengan posisi berolah raga, setibanya di sana rumah masih tutup.
05.05 Ke Dokter Dyna, untuk minta
pertimbangan perihal keadaan pak Waluyo, menurut dokter Dyna memang dalam
kondisi sedemikian pak Waluyo harus di rumah sakit, hanya saja apakah semua
surat Askes nya masih ada, menurut dokter Dyna askes nya pak Waluyo turut
hilang saat satu tas kecil milik pak Waluyo hilang di rumah sakit Mery
Cileungsi.
05.25 Kembali lagi ke rumah pak
Waluyo untuk ke dua kalinya dan terlihat anaknya yang tuna grahita itu sudah
bangun, akhirnya dapat kesimpulan anak- anak pak Waluyo akan ke BTPN mengambil
pensiun sebab ia tidak berbekal uang sama sekali.
Pulang lagi kerumah, langit masih
semu ke abuan dan terang, cuaca pagi sudah mewarnai kehidupan.
05.35 Setiba nya di rumah istri
berfikir lebih baik kita menolong mengurus Askes nya yang hilang ke BPJS Bogor.
05.37 Setelah ganti pakaian, tadi
mengenakan baju shalat, bermotor ke rumah pak Waluyo untuk menguruskan Askes
nya yang hilang.
05.40 Di rumah pak Waluyo, anaknya
memperlihatkan kartu Askes warna kuning yang tidak turut hilang kerena di tas
nya anak nya untuk sering- sering di foto copy.
Saya bersyukur Ya Allah SWT, satu
permasalahan teratasi, berarti kartu Askes nya pak Waluyo tidak turut hilang.
05.50 Tiba di rumah langsung istri
mengejar dengan pertanyaan, bagaimana mas?
Kartu Askes nya ada hanya saja pagi
ini keluarganya pak Waluyo sibuk ngurus pensiunan di bank BTPN.
13.00 Hari sedemikian teriknya, dan
terlihat ibu- ibu mendaki bukit di belakang rumah untuk memenuhi undangan
walimah khitan tetangga kampung sebelah, termasuk istri yang semangat mendaki
bukit, tidak ada yang memaksa hanya kerena terbiasa.
Jumat, 7 November 2014
03.30 Bangun tidur dengan ada terasa
tidak enak di jantung, menyeduh teh rosela.
03.50 Shalat Tahajud
04.07 Adzhan Shubuh, langsung minum
dua gelas teh rosela hangat kemudian berwudhu untuk shalat shubuh
05.40 Dirasakan lauk makan anak-
anak sudah habis, dan sekarang berniat ke pasar.
Bermotor dengan istri memecah
kesunyian pagi, menuju pasar Cileungsi, dapat yang di cari dan harga
terjangkau, ayam, tomat, tauge, wortel, ketimun dan tahu tempe
06.30 Saat tiba di rumah Fifi nya
lagi sarapan untuk berangkat ke sekolah.
07.00 Shalat Dlhuha
08.00 Sarapan dengan tomat dan
wortel di kukus, nasi sedikit saja, tetapi wortel dan tomat kukus nya cukup
banyak untuk mengatasi masalah jantung yang di rasakan.
13.00 Setelah shalat Jumat, bermotor
mengantar Yasin yang mendapat undangan di Pondok Indah.
Motor ini udah dipacu kencang tetapi
kemacetan di Jakarta sangat menyita perhatian.
14.48 Sudah berada di ujung jalan
Sultan Iskandar, setelah muncul di permukaan tanah dari melintasi terowongan di
depan Pondok Indah Mall, kemudian bertanya kepada satpam penjaga gerbang rumah
sakit kulit, setelah Yasin menerangkan alamat yang di cari, ternyata udah
kelewatan tujuh bangunan, berjalan sambil mendorong motor menuju alamat.
Terbaca Gameschool, apa yang di cari
Yasin, Yasin meng iya kan dan akhirnya Yasin memasuki gedung itu dan nanti
kalau urusan sudah selesai kirim SMS ke Hp bapak.
14.51 Motor menyusuri jalan Kodim
berapa gitu yang tembus jalan Kebayoran Lama.
14.57 Masuk Masjid Al- Musyawarah
Pondok Indah untuk mengerjakan shalat Ashar.
15.30 Tiba di Radio Dalam
18.03 SMS dari Yasin bahwa dia sudah
selesai dan menunggu di halte.
18.15 Kemacetan lalulintas di jalan
Margaguna
18.45 Ketemu Yasin di halte
20.00 Shalat Isya di masjid depan
Mall Cijantung.
20.40 Makan soto ayam di Ciracas
21.00 Masuk rumah.
Sabtu, 8 November 2014
04.00 Pengumuman berita duka dari RW
8 Rt 4, ada seorang ibu usia 63 tahun meninggal.
04.55 Berangkat bersama istri Takjia
Duka, menyusuri jalan setiap RT untuk mencari alamat duka.
05.15 Jumpa juga, tenda RW 8 sudah
terpasang, proses memasang sejak jam dua belas tadi malam. Sekilas informasi, ibu ini adalah bertamu ke
sini, menjenguk anaknya yang berumah disini,
belum cukup empat puluh hari, sakit batuk dan komplikasi nafas dan
meninggal.
08.00 Kembali lagi ke walima
kematian, banyak terlihat warga yang tidak mengunjungi, dan ini menjadi
pertanda khusus untuk di perhatikan jikalau dilingkungan sini sedang terjadi
pelunturan etik moral, biasa nya di iringi dengan peristiwa tak terduga.
09.00 Jenazah baru dimandikan.
10.00 Shalat Jenazah di musholah
10.15 Berangkat menuju pemakaman,
ambil posisi terdepan sebagai pembuka jalan jenazah.
11.00 Masuk rumah, mandi setelah
panas matahari terik dikuburan.
Minggu, 9 November 2014
03.40 Mengawali shalat tahajud,
begitu bermakna nya kehidupan sehingga terasa sia- sia kalau tidak shalat.
04.07 Shubuh
04.49 Berangkat bersama istri ke
pasar Cileungsi.
09.00 Setelah sarapan dengan banyak
makan sayuran yang di kukus badan terasa segar, sehingga timbul pemikiran untuk
melihat kondisi terakhir pak Waluyo sang pensiunan angkatan laut di Rw 7, tadi
niatnya mau mendatangi dua nama tetapi nama pertama tidak ada di rumah.
09.08 Saat melihat kondisinya pak
Waluyo yang sedemikian menderita nya, pagi ini sudah buang air lima kali, saya
tidak ingin berdebat kata dengan anaknya yang normal, cuma yang saya dengar
ucapannya yang ditujukan ke istri saya yang ikut menengok kondisinya pak
Waluyo, ia tidak ingin ayahnya di bawa ke rumah sakit sekarang juga, belum
mengurus uang pensiun ayahnya, katanya.
Saya keluar dari rumah itu dan
mengharap petunjuk dari Allah SWT, tidak ingin melihat akhir hidup pak Waluyo
sangat menderita, orang ini sewaktu menjadi angkatan laut sangat baik dan ber
iman Islam.
Ke rumah ibu Langgoro untuk mencari
informasi, saat ibu Langgoro datang, ia dalam keadaan lemah, usia 60 thn masih
perdarahan, dan akhirnya saya persilahkan berbaring lagi sebab ibu Langgoro
memberi kalimat coba hubungi pak Slamet.
Pak Slamet pun demikian, kondisi
sakit, ia hanya bisa memberi pesan coba hubungi bapak yang lain, akhirnya saya
berjalan di kompleks perumahan itu, dan melihat ada mobil espas lama dan ber
plat nomer Hankam, setelah bertanya kesana kemari dapat informasi, mobil itu
yang mengelolah pak Kanan, langsung saya kerumahnya.
09.40 Pintu itu di buka, saat itu
saya berkopiah hitam, memang sebelum pintu di buka terlihat wajah yang bertanya
dari seorang ibu, siapa gerangan berani mengetuk pintu rumahnya melihat wajah
yang tidak biasa ia lihat, semakin besar ke inginan tahu an nya.
Saya menerangkan soal kondisi nya
pak Waluyo pensiunan angkatan laut.
Saya disuruhnya duduk agak lama
ternyata pak Kanan yang saya cari sedang sarapan.
Saat pak Kanan di hadapan saya, saya
mencoba mengawali pembicaraan dengan menanyakan keadaan kesehatan cucu2nya,
ternyata bapak pensiunan Kopasus ini sangat menyanyangi cucu nya, dia sangat
tidak sampai hati jikalau mendengar panggilan cucunya ke pada nya, akhirnya
permintaan saya untuk sosok nya pak Kanan
melihat kondisi terakhir pak Waluyo, dikabulkan.
Saat di rumah pak Waluyo, pak Kanan
langsung masuk, dan keluar lagi kerena ngak tahan melihat kondisi pak Waluyo
yang pensiunan perwira angkatan laut itu.
Pak Kanan berbisik didekat saya,
harus di bawa sekarang juga ke rumah sakit Thamrin Cileungsi.
Pak Kanan pulang dahulu mengambil
mobilnya, saat mobil datang saya pandu untuk berjalan mundur agar badan pak
Waluyo saat di masukan ke dalam mobil langsung ketemu pintu.
10.00 Mobil udah berangkat, saya dan
istri menaiki motor pulang dahulu mengambil helm.
10.15 Berangkat menuju RS Thamrin
Cileungsi, kemacetan sudah terjadi sejak di depan Taman Buah Mekarsari.
10.30 Beli roti dan aqua dahulu untuk
anak pak Waluyo
11.10 Tiba di RS Thamrin Cileungsi
12.40 Dokter Rumah Sakit Thamrin
Cileungsi menyarankan untuk membawa Pak
Waluyo ke RS PMI Bogor.
Saya dan istri ikut dalam mobil dan
motor dititipkan di parkiran motor RSThamrin
13.00 Kemacetan menghadang di
Cibubur.
13.30 Tiba di RS Fatmawati
Simatupang Jakarta Selatan, ketrampilan dokter yang menangani pasien jauh jauh
berbeda dengan dua rumah sakit di Cileungsi, tetapi disini ada rasa tenang
melihat pak Waluyo mendapat perawatan yang layak.
13.40 Shalat Dzhuhur di musholah RS
Fatmawati yang terhitung sangat sangat sederhana.
14.00 Anaknya pak Waluyo yang gagu,
sakit buang air besar dan muntah, saya urus untuk masuk emergency RS Fatmawati
dan diterima langsung hingga periksa dokter dan tunggu obat di apotik.
14.58 Shalat Ashar di musholah
Kantor Pos Besar Jakarta Selatan yang letaknya di belakang.
15.20 Beli roti tawar dahulu untuk
mengisi perut yang lapar bersangatan, sebab setelah berkeliling akhirnya
diputuskan beli makanan yang tidak menimbukan masalah, ya roti tawar.
16.00 Pak Waluyo bisa di tinggalkan.
Pulang bertiga, saya dan istri dan
mobil dikemudikan pak Kanan sang pensiunan Kopasus
17.15 Tiba di RS Thamrin Cileungsi
untuk mengambil motor
17.25 Memberi informasi kepada pak
Slamet atas telah tertolongnya di perawatan Emergency RS Fatmawati.
17.30 Masuk rumah, sisa roti tawar
yang hanya empat keping jadi oleh- oleh untuk anak dirumah.
17.35 Anak-anak ceritra jikalau
bapak yang kritis di RT 2 RW 8 sekarang sudah meninggal, dan jenazah akan
dibawa ke Pati Jawa Tengah
18.05 Setelah shalat Maghrib
berjalan dengan istri menuju rumah duka, istri mengeluh capeknya luar biasa.
18.10 Di rumah duka, almarhum sudah
di baringkan di peti untuk akan diangkat ke mobil ambulance.
18.30 Atas permintaan keluarga
jenazah minta di sholatin di rumah saja dan akan segerah dibawa berangkat ke
Pati Jawa Tengah.
18.31 Berwudhu rame-rame dengan
slang air yang di pancurkan di jalan.
18.40 Memimpin shalat Jenazah.
18.45 Jenazah di berangkatkan ke
Pati.
18.59 Shalat Isya berjamaah di
musholah
19.25 Masuk rumah dengan kelelahan
luar biasa.
Senen, 10 November 2014
03.40 Terbangun, sahur hanya minum
air satu gelas besar.
03.45 Shalat Tahajud
04.08 Adzhan Shubuh
06.22 Shalat Dlhuha
07.00 Bermotor lupa memakai kaca
mata, sebab Fifi nya sudah menangis takut terlambat masuk sekolah
07.20 Saat mendekati rumah, ternyata
pohon depan rumah yang ditabrak sebab mata tidak bisa memperkirakan jarak.
11.00 Berkunjung kerumah tetangga
belakang rumah yang akan menyelenggarakan hajatan perkawinan untuk putri ke dua
nya, rangka tenda sudah terpasang tetapi terpal tenda nya sendiri belum, kata
nya si pengusaha tenda ada dua puluh lima kegiatan perkawinan hari ini,
sehingga di jadwalkan sebentar malam akan dipasang terpal tendanya.
16.30 Hujan deras di Gandoang
Cileungsi
17.23 Hujan masih turun menderas
Selasa, 11 November 2014
05.30 Lari pagi, lari sendirian,
istri tidak ikut, sebab ada rencana bepergian yang membutuhkan sarapan untuk
menunjang kegiatan.
06.00 Lari dalam kesunyian pagi,
hanya menjumpai sembilan orang yang melakukan lari pagi hari ini.
06.30 Masuk rumah dan Astari nya
sudah siap untuk berangkat ke dokter gigi kantor PU jalan Pattimura 20 Jakarta
Selatan.
06.40 Sarapan dan dilanjutkan bersih
badan dan Shalat Dlhuha
08.00 Berangkat, bertiga, untuk
awalnya ibunya di gonceng di sepeda motor hingga ke jalan besar dan kemudian
balik lagi menjemput Astari yang sudah berjalan, dan akhirnya bermotor terus
sementara ibunya naik APTB jurusan Cileungsi Blok M.
08.40 Melintas di Kranggan.
08.50 Cibubur Jucntion, terbayang
kemacetan yang parah di Simatupang akibat pembangunan jembatan sebelum
Kementerian Pertanian.
09.10 Saat melintas di ujung jalan
Simatupang, sekitar putaran Ranco, balik arah untuk menuju gang sempit yang
menghubungkan jalan Poltangan Raya.
09.16 Lintasan Kereta Api Pasar
Minggu.
09.19 Salah ambil jalur, ambil jalur
jalan lurus akhirnya di arahkan ke terowongan depan stasiun KA Pasar Minngu.
Masih di bawah terowongan, kemacetan
parah akibat lampu merah ke Buncit berpengaruh hingga ke terowongan.
Salah berikutnya, seharusnya belok
kiri tetapi memilih jalan lurus hingga memasuki kompleks perumahan Pejanten
Indah.
09.40 Ketemu lampu merah Republika,
lancar perjalanan sampai Blok M.
09.45 Jalan Antasari.
09.56 Pintu gerbang Kementarian
Pekerjaan Umum Pattimura 20, mencari tempat parkir motor.
10.10 Tiba di poliklinik PU
Pattimura 20, untuk memeriksakan batuk yang tak berhenti, dan Astari
memeriksakan gigi nya.
Saat kartu berobat selesai di urus,
istri baru datang dari perjalanan Cileungsi, istri langsung meminta
memeriksakan gigi.
10.20 Saya sudah selesai diperiksa dokter
dan sudah menerima obat dari apotik, sedangkan istri sudah selesai diperiksa
dokter gigi, sekarang menunggu kapan selesainya urusan giginya Astari
10.25 Astari keluar dari ruang
perawatan gigi dan langsung menuju apotik, setelah menunggu sebentar obat pun
keluar.
10.30 Bertiga berjalan keluar
bangunan Haritage Kementerian Pekerjaan Umum.
Menyebrang jalan depan Al Azhar,
siang itu sangat sepi, tidak lagi dijumpai berkerumun nya manusia menunggu bus.
Berjalan terus hingga ke PLN,
kendaraan tidak ada yang lewat.
11.00 Menunggu di depan gedung
Asean, barangkali aja APTB Cileungsi Blok M lewat.
11.30 Mendapatkan bus APTB Cileungsi
Blok M di depan Mabes Polri, Astari langsung naik, dan saya bersama istri balik
lagi ke Kementerian Pekerjaan Umum.
Berjalan perlahan saja bersama
istri, kan orang pensiunan, dan menjumpai polisi muda usia penjaga gegana dan
kolong mobil jalur masuk Mabes Polri yang ternyata orang Penebel Tabanan
Bali
11.50 Terdengar Adzan Dzhuhur.
12.00 Shalat Dzhuhur di musholah
bekas Cipta Karya dan bekas Menteri Perumahan Rakyat.
12.25 Di Lobby lift Gedung Cipta
Karya
12.26 Menjumpai ibu Diana yang
memberitahukan jikalau saya ada undangan pertemuan City Changers untuk tanggal
17 besok ini di Bogor.
12.30 Makan nasi rendang di kedai
Family, memesan nasi rendang ngak memakai nasi sebab nasi sudah membawa dari
rumah.
Memesan satu piring saja berdua
sebab sudah pensiun tidak membutuhkan makan banyak-banyak.
12.56 Keluar dari kompleks
kementerian Pekerjaan Umum, menelusuri jalan Antasari.
13.30 Tiba di RS Fatmawati
13.35 Sewaktu keliling di ruang
Emergency, Pak Waluyo sudah dipindahkan di ruang rawat inap lantai tiga kamar
303.
13.45 Menelusuri lorong panjang
Rumah Sakit Fatmawati untuk mencari ruang perwatan pak Waluyo.
14.00 Diruang itu, satu ruang di
peruntukan bagi empat pasien, dan dipisahkan dengan tirai tinggi, terlihat pak
Waluyo sendirian berbaring di bed dengan tangan terikat sebab sering meronta,
kondisi sadar, infusan masih digunakan termasuk alat bantu pernafasan, tidak
bisa di ajak komunikasi.
15.00 Shalat Ashar di masjid Kantor
Pos Besar Jakarta Selatan.
17.00 Masuk rumah.
19.30 Tyas dan Fifi minta di temani
menuju ke tetangga belakang rumah yang mengadakan perhelatan perkawinan anaknya,
hari ini belum nikah, besok akad nikah, kalau di Jawa Timur disebut malam
midodareni tetapi kerena tetangga belakang rumah, ya datangi saja sambil lihat
wayang golek, sehabis makan di tempat perhelatan mengambil posisi duduk di
depan mimbar wayang golek.
20.30 Acara wayang Golek baru di
mulai, Fifinya sudah tertidur, sehingga mohon diri untuk pulang.
Rabu, 12 November 2014
00.01 Tidur yang tersiksa, geraham
gusi sakit, ngantuk luar biasa, alunan gamelan wayang golek semakin membahana,
tertidur kerena ngantuknya tetapi terbangun lagi saat dentuman gong gamelan
golek di pukul keras
18.00 Setelah Maghrib, hujan turun
cukup deras
19.00 Saat hujan terlihat cerah,
langsung berjalan kaki bertiga ibunya dan Yasin untuk memenuhi undangan
perkawinan anaknya tetangga belakang rumah di hari kedua.
Suasana gerimis membuat suasana
kacau, jumlah tamu yang berdatangan cukup banyak, sehingga di tempat perhelatan
setelah makan sekedarnya langsung pulang, kerena banyak tamu yang tidak
kebagian tempat duduk.
Kamis, 13 November 2014
Ditengah malam istri menangis luar
biasa, mendapat berita dari Pangkep Sulawesi Selatan, Wati, saudara misan nya,
anak dari adik ayahnya almarhum, hari ini meninggal dunia, jadwal operasi
cranial rencananya besok, sempat mengalami koma, dugaan sementara adalah kanker
otak, sekitar jam tiga pagi hari ini saya ajak istri untuk membaca surah Yasin
sambil membaca Tahlil untuk almarhuma dan dilanjutkan shalat tahajud.
Makan sahur pagi ini aman, artinya
terpenuhi syarat dan rukun nya
05.00 Cucian banyak sekali, pakaian
lama- lama ternyata terserang rayap, sehingga di rendam dengan air sabun, istri
ikut membantu.
12.05 Siang ini saudara misan istri,
Almarhuma Wati, di makamkan di Pangkep Sulawesi Selatan, di sini, Gandoang
Bogor Jawabarat masih terkena imbasnya, istri bersedih terus menangis.
17.54 Buka puasa
18.20 Setelah shalat maghrib
melakukan Yasinan dan Tahlilan untuk almarhuma Wati saudara misan istri,
dilakukan dirumah dan diikuti oleh Yasin, Astari, Tyas dan Istri
Jumat, 14 November 2014
03.45 Sakit, sakit lho lho kok sakit
dirasakan sakit sinus, ada rasa di pipi kiri hingga ke kepala tengah,
secepatnya shalat tahajud mengingat waktu yang sangat cepat berlalu.
04.07 Shubuh
Setelah shalat, Astari mengambilkan
kunyit, pisau kecil untuk mengupas, sambil mengupas kunyit di atas sajadah yang
kupasannya di tapung di selembar kertas, sementara mulut melafadkan bacaan
Al-Quran Surah Al-Imran dari ayat 152, dan Yasin yang masih duduk setelah
shalat, memadu bacaan saya yang membaca Al-Quran menghafal sebagian surah
Al-Imran.
Kunyit satu genggam selesai dikupas,
di cuci dan di kunyah dan di telan, cukup banyak jumlahnya, ada reaksi positip
rasa sakit sedikit dari sinus mereda.
06.00 Berbekal bambu panjang mulai
mencari buah mengkudu untuk bahan jus sayur.
07.00 Shalat Dlhuha, mengerjakan
shalat baru empat rakaat, Fifi nya merengek minta diantar sekolah
07.50 Ada sesuatu methoda baru yang
baru kali ini dilakukan saat makan pagi, tahu, bahwa badan sangat kurang fit,
tahu jikalau istri sudah memasakan sayuran cukup banyak dengan cara di kukus,
tahu pula saat mencoba sedikit sayuran yang sudah dikukus itu, leher dipakai
menelan makanan sakit sekali.
Akhirnya sayuran yang sudah dikukus
oleh istri itu, di blender, halus dan di tuangkan ke sepiring nasi, dimakan kok
enak banget ke tengorokan, sayuran yang dikukus itu terdiri dari : Sawi hijau,
wortel, sawi putih, tomat, tauge, pare pahit.
08.00 Badan diistirahatkan dulu.
08.15 Terasa segar badan, akhirnya
di niatkan untuk berangkat ke Manggadua.
09.00 Berangkat ke Manggadua Jakarta
Utara bersama istri, we we we yang namanya macet sejak memasuki Cileungsi
hingga Cibubur.
17.00 Perjalanan sore, busway yang
di naiki sejak di Pademangan Mangga Dua baru sampai di halte Senen, 081 5903
9026
Sabtu, 15 November 2014
03.50 Tahajudan di saat waktu yang
sangat sempit sekali sebab sebentar lagi Shubuh datang.
04.05 Adzhan Shubuh
05.30 Rencana mengantar Tyas yang
akan ikut test PNS nya, Tyas ngak mau di antar entah alasan apa..
05.45 Lari pagi bersama istri
07.00 Masuk rumah dengan perasaan
segar sebab habis berlari, belum sempat istirahat, Astari minta diantar ke
Taman Buah dan Fifi nya ikut.
08.40
09.00 Shalat Dlhuha.
09.30 Ambil istirahat
10.00 Innalillahi Waina Illaihi
Rajiun Diumumkan di masjid jikalau pak Waluyo telah berpulang ke rahmatulloh
jam sembilan tadi pagi.
Persiapan untuk berangkat ke rumah
duka sebab istri mau ikut, berarti harus menunggu lama, untuk membuang
kejenuhan langsung keluar rumah dan menjumpai pak Yapish yang akan ke rumahduka
juga.