Jumat, 1 Juni 2012/3-30
Bangun dengan
kepala sedikit pusing, langsung saja ambil kentang satu butir di kupas dan
dimakan seperti makan buah, jangan ditambahin apa2.
Perasaan
sedikit baikan, langsung kerjakan serangkaian shalat dan ngaji hingga waktu
shalat shubuh mendatang,
Kegagalan
hafalan surah Al-Sajjadah di ayat ke 6 sehingga saat shalat shubuh tadi
pembacaan surah-surah Al-Qurannya di pindahkan, sudah hilang pula kesempatan
sujud sajjadah di rakaat pertama.
Kegagalan bacaan tadi apa disebabkan pusing kepala sedikit itu ya?, yang jelas kurang hafal lah.
Setelah
shubuhan meramu jus sayur terdiri: mengkudu, wortel, terong ungu, buncis, timun
dikit, daun srikaya satu lembar dan daun kumis kucing agak banyak, setelah
minum tiga gelas jus sayur tersebut, badan terasa enak sekali, cucian baju
langsung sikat.
09.00 mulai
menghidupkan motor untuk mengurus pengiriman uang bekal hidup dua anak di
Makasar dan Denpasar,
seperti dugaan
sebelumnya saat ( 10.00 )
memasuki BTPN
Cab Cileungsi ramainya bukan main, dapat nomer antrian 106, kemudian tinggalkan
BTPN menuju Bank Mandiri Cikeas, disinipun penuh antrian, keluar dari bank
sebab masih punya harapan di Bank Mandiri Kranggan, sejarak 2 km dari Cikeas, dan disana dapat antrian ke delapan
saat waktu menunjukan 10.45, mulai dilayani sekitar jam 11.15
Menuju masjid
di Ciberieum Cileungsi untuk Shalat Jumat, sementara istri menunggu di BTPN
Cileungsi.
12.30 memasuki
BTPN dan didalamnya masih ada antrian 10 ibu-ibu dan 2 bapak.
13.00 memasuki
Bank Muamalat cabang Cileungsi untuk menyampaikan santunan anak yatim NTT
Kabupaten TTS
14.00 memasuki
Giant Metland untuk mencari lauk kesukaan Yasin, yaitu Ayam.
15.00 tiba di
rumah.
Sabtu, 2 Juni
2012/4- 1
Minggu, 3 Juni
2012/4-2
Hari ke dua
setelah 4 bulan pensiun mengikuti pemilihan ketua RW 8 desa Gandoang Kecamatan
Cileungsi.
05.00 Hari
masih pagi benar, motor agak tersendat saat dijalankan, berdua dengan istri
menuju kepasar.
Gelap panorama
pagi terbiaskan embun yang hendak melayang,
sebab suhu semakin naik, pantul kemerahan kaki langit bertabir udara pagi yang
masih gelap.
Pasar yang di
datangi pun masih bertabur lampu listrik dengan sistim kabel sembarangan,
bentuk korupsi internal yang tidak dilacak bertahun- tahun, kerena pintarnya bangsaku
dengan merekayasa energi nasional.
Pasar pagi masih bertabur lampu listrik
07.00 rumah
07.30 dlhuhaan
ngaji
08.30 acara
pembukaan dengan pidato sambutan dan pemberian piagam penghargaan untuk
penyusunan laporan pertangungan jawab kepengurusan RT, dari RT 01 - RT 10.
Terbaca
terdapat 8 calon dengan dua orang calon yang tidak muncul.
Duduk dikursi
para calon RW adalah penghomatan suatu prosedure kejujuran dan keterbukaan,
bahwa ada nama para calon dipasang di billboard dan ada wujud orang dari nama-
nama itu.
Ada suatu
hakekat yang dirasakan adalah kemuliaan suara dari hak pemilih, mereka yang
memilih dengan suara hatinya, sesaat saya melihat diri saya, rasa nya tidak ada
sesuatu yang sangat dibanggakan dari diri saya sehingga apapun hasilnya tidak
menjadi pemikiran.
Dalam
penyelenggaraan satu pemilih satu suara sangat terbukti bahwa keberadaan satu
manusia pemilih sangat berharga.
Tepat sekiranya
dikatakan bahwa suara hati pemilih lebih dekat pada suara Tuhan.
Sebelum Zhuhur
datang, mulai berjalan meninggalkan tempat pemilihan RW dan menyakini suara
terbanyak di RW lama.
Kepada pemilih
warga RW 8 Kelurahan Gandoang yang telah mempercayakan hak suaranya kepada
saya, dan tidak menang, saya dan istri dan anak- anak mengucapkan terima kasih
atas kepercayaannya.
Hari beranjak sore, ditelinga masih terngiang
nomer lima ( nomer pencalonan RW atas nama saya ) terpanggil sesekali menyusul
nomer satu yang jauh mendahului, kehidupan masih berlangsung tanpa terpengaruh
hasil pemilihan, sesayup kumandang lagu sunda dengan serulingnya dikejauhan
mengalun sunyi, suara ibu yang menenangkan bayinya, embikan kambing yang merasa
haus, hentakan palu memukul kayu.
Sebelum sore
mengikat kuat, menyempatkan ber olah raga jalan kaki bersama istri, berjalan
melintas desa Mampir dan memasuki Grand perumahan dekat kandang sapi, sesaat
terlupakan beberapa pandangan mata yang seperti mimpi, mendadak bertemu banyak
orang saat pemilihan RW tadi pagi, berjalan terus bersama istri, setelah penat berolahraga masuk kembali
kekompleks perumahan dan banyak yang memberi selamat atas kedudukan nomer dua
pencalonan RW tadi pagi.
Diawal malam
sesudah shalat Isya bersilaturahmi bersama istri dan Fifi kepada warga yang secara jelas
telah
menconteng gambar nomer lima, pemilihan RW tadi pagi.
Persiapan tempat pemungutan suara
Para pemilih sebelum memanfaatkan hak suara nya
Saat istri ikut mempersiapkan sesuatunya
Para pemilik hak suara yang mendatangi tenda pemilihan RW
Beberapa warga terpilih sebagai calon RW 08 Kelurahan Desa Gandoang Cileungsi Bogor
Pemilik hak suara mengisi buku absen dari masing-masing RT nya
Penentuan ketua RW dengan memberi tanda pada gambar calon di mulai tanpa ada tekanan
Data adminstrasi yang akurat untuk mempermudah verifikasi atas sanggahan apabila terjadi.
Setelah selesai pengerjaan yang hanya 41 menit itu motor sudah di pinggirkan untuk dikendarai menuju masjid, entah ketemu masjid dimana.
Di jalanan Simatupang sudah mulai menjupai seseorang yang berjalan menuju masjid, berarti waktu shalat Jumat sudah hampir tiba, motor di belokan kekiri, sambil bertanya mencari masjid, setelah belok beberapa kali menjumpai masjid Baitunnur Lebak Bulus I Rw 04 Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Sebelum masuk masjid sempat belanja es dogger Rp 3 000,- dan dimakan berdua dengan istri, es dogger yang se upil itu kecilnya dimakan berdua di halaman masjid malahan ngak habis- habis, mengingat waktu shalat semakin dekat saya minta istri untuk menghabiskan es itu di ujung halaman masjid.
Masjid yang bagus, dan sedang melakukan rehabilitasi, di hamparan setiap sajadah orang shalat diselipkan amplop untuk memasukan sodaqoh pembangunan masjid, timbul tanda tanya nanti setelah amplop itu selesai shalat kan akan dikumpul kan dan saat dikumpulkan itu ada kemungkinan amplop yang berisi uang akan terlepas dari perhatian.
Persiapan tempat pemungutan suara
Para pemilih sebelum memanfaatkan hak suara nya
Saat istri ikut mempersiapkan sesuatunya
Para pemilik hak suara yang mendatangi tenda pemilihan RW
Beberapa warga terpilih sebagai calon RW 08 Kelurahan Desa Gandoang Cileungsi Bogor
Pemilik hak suara mengisi buku absen dari masing-masing RT nya
Penentuan ketua RW dengan memberi tanda pada gambar calon di mulai tanpa ada tekanan
Data adminstrasi yang akurat untuk mempermudah verifikasi atas sanggahan apabila terjadi.
Selasa,5 Juni
2012/4
Sudah sejak
pagi kucing rumah yang diberi nama Bontek
tidak pulang, terlintas bayangan sedih seandainya harus lagi
melakukan prosesi penguburan bontek yang diketemukan menggeletak dijalan, mohon
pada Allah SWT supaya peristiwa itu tidak terjadi.
Sudah dua hari
ini kucing "Bontek" tidak pulang, tapi sekitar jam
09.00 kucing itu datang.
09.30
menurunkan sepeda yang sudah karatan untuk diperbaiki, sebab pak Rosa
menyetujui untuk membongkar sepeda, sepeda itu sangat aktif saat Yasin masin
TK, sekarang Yasin sudah kelas satu SMK
Menjelang
Dzuhur membongkar sepeda selesai, rencana akan dibelikan bagian sepeda yang
rusak.
20.00 hujan
deras turun.
Kamis, 7 Juni
2012/4
Terbangun jam
02.15 tidur sangat pulasnya, pengaruh hujan, diluar memang dingin, satu gelas
air minum untuk memerangi udara dingin.
Keluar rumah
untuk Ronda jaga malam, sambil membekali diri pipa besi bengkok bekas
stang sepeda motor, untuk membunyikan tiang, memang hari ini jadwalnya, jumpa pak
Dahlan teman jaga malam, dengan bersenjatakan tongkat pendek.
02.30 keliling
kompleks
04.00 makan
sahur
Jumat, 8 Juni
2012/4-7
Sudah sejak
pagi persiapan untuk bermotor dengan istri, rencananya mau shalat Jumat
ditempat berbeda dan ke Lottemart - Ciputat.
09.56 saat
melintas di depan Kementerian Perdagangan Ciracas, mengingatkan istri jikalau
di titik ini kemaren sore ada kecelakaan lalu lintas, terjatuh dari motor sebab
tersenggol motor lain, dan sikorban di lindas oleh bus tiga perempat kampung
rambutan cibinong, meninggal.
10.00 tiba di
Bank Muamalat kompleks pendidikan yayasan sudirman Cijantung untuk menyantuni
Yatim dan Taman pendidikan di NTT-TTS
10.40 saat
melintas di Pasar Jumat, keramaiannya sederhana saja.
10.45 memasuki
Lottemart Ciputat yang sudah berbenah menyambut musim belanja Ramadhan beberapa
hari kedepan.
Langsung menuju
gerai ikan, sementara istri melihat- lihat elektronik, niatnya akan mengganti
telephon rumah yang rusak.
Ikan tongkol
masih ada, lansung ambil dua ekor, sebab kalau ke sini siang setelah Jumatan,
ikan ini habis, ikan selar, ikan kecil
kecil yang enak kalau digoreng tanpa tambahan apa-apa, ikan kembung como beli
800 gram saja untuk mengejar harga sekitar duapuluh ribuan, ikan patin besar
seberat 1000 gram, ikan sebelah, ikan ayam-ayam yang selalu ngak kelupaan.
Keluar dari
Lottemart secepatnya sebab akan Jumatan.
Shalat Jumatan
di ujung jalan Fatmawati, dengan jumlah jemaah yang banyak.
12.35 bermotor
melintas Simatupang
13.00 di ujung
Penganten Ali Ciracas didepan Kemen Sosial Panti Jompo, berhenti untuk makan
siang dengan lauk bakso bulatan besar dan mie ayam, nasi membawa sendiri dari
rumah.
Dimakan berdua
dengan istri dan minumannya juga bawa air putih dari rumah yang dimasukan dalam
botol aqua 600 gram.
Cukup lezat
sih, walau nasi di satu tempat plastik itu di bagi dua dengan istri, udara
siang itu menambah badan berkeringat.
Datang ibu-ibu
bertiga masing-masing membawa seorang bayi dalam gendongan, sederhana, ingin
makan siang dengan sederhana juga, mereka duduk memenuhi satu meja tanpa
melepas gendongan bayinya masing- masing, dan yang dipesan adalah bakso juga.
Bedanya dengan
saya dan istri, mereka tidak membawa nasi.
Istri juga
teringat saat anak kedua Tyas yang kini kuliah di Denpasar Bali, saat di
gendong sambil makan siang di Kudamati, kota
Ambon Desember 1988, dimana Aswan 2 tahun yang sekarang masih kuliah di
kedokteran UNHAS Makassar masih nakal- nakalnya.
14.30 masuk
rumah, dimana Fifi dan Yasin ada didalam sedang melihat TV.
Sabtu, 9 Juni
2012/4
Menjelang pagi
hujan masih turun merintik, saat pintu dibuka setelah Shubuhan, menyerbak udara
sejuk basah dari luar, hujan pun masih merintik.
Minggu, 10 Juni
2012/4
Perjalanan
pagi 06.30 bermotor dengan istri menuju pasar Kecamatan,
masih sempat menjumpai pedagang sayuran yang orang pesantren, dari sana terbeli
wortel, terong, tomat, buncis masing2 dua kilogram.
08.00 masuk
rumah dan terlihat orang- orang se Rt mulai kerja bhakti.
Dirumah yang
dikejar dahulu adalah makan pagi dengan lauk ikan patin di gulai asam
belimbing.
Sambil membawa
cangkul mulai keluar rumah, mencari dimana lokasi kerja bhakti, ternyata yang
dikerjakan adalah memperbaiki pos ronda dibelakang rumah,
Cangkul itu
sangat berperan saat mengaduk semen dengan pasir untuk membuat umpak pelindung
tiang kayu yang dimakan rayap.
11.46 Adzan
Dzuhur terdengar, pulang dahulu untuk shalat berjamaah dengan anak dan istri,
setelah itu sekitar jam 12.30 balik ke pos yang sedang diperbaiki, ternyata
yang bekerja tinggal pak Trisno sendirian.
14.00 mulai
memaku bilah- bilah bambu untuk dijadikan hamparan pengganti tripleks yang
sebelumnya digunakan sebagai lantainya.
Senen, 11 Juni
2012/4
03.40 sakit
bersangatan saat hendak buang air besar, terjadi pengerasan, sakit sekali, di
bantu dengan dibuatkan jus tomat, agak lama bereaksinya, perut digosok minyak
tawon oleh istri, setelah itu terjadi dorongan hendak kebelakang dan blus
keluar, lega rasanya, shalat tahajud waktunya tinggal lima menit, setelah
shubuhan lelah rasanya dan tertidur.
10.00 Saat
rumah telah ditinggal pergi anak anak yang sekolah, ibunya juga sebagai komite
sekolah ikut berangkat ke SD nya Fifi, untuk memberi sambutan pada acara
peringatan Isra Miraj se SD Gandoang.
Tiba- tiba saja
di kamar mandi yang sengaja di gelapkan lampu penerangannya, ada seseorang
berdiri, ternyata adik istri datang
dari Makassar.
Ia menginap
dirumah temannya di Cibubur, dan di Jakarta sejak hari Sabtu, Selasa besok
pulang, urusan bisnis katanya.
11.00 goreng
pisang dan hangus sebab tidak memperhatikan waktu, sehingga menghitam, tapi ya
dimakan juga.
Ilham disini
sebentar saja, sekitar jam 14.00 Ilham kembali ke Cibubur untuk mengurus tiket
penerbangan besok hari ke Makassar.
Selasa, 12 Juni
2012/4
Rabu, 13 Juni
2012/4
Sesuatu yang
harus dialami, dalam setiap tahap kehidupan, sore hari setelah shalat maghrib,
istri mengalami kesulitan bernafas, secepatnya diberi air minum oleh Astari,
dan agak redah, jam 19.00 saya membuatkan jus kacang ijo dan kedelai, ditambahi
kayu manis, tiga jenis makanan ini akan membantu kesehatan jantung istri.
Kamis, 14 Juni
2012/4
Ngak bisa
tidur, jam 01.30 terbangun, semua sedang tidur, menggosok lantai yang mulai
licin, shalat, dan membaca Al-Quran cukup lama hingga jam 03.00 mulai masuk
dapur untuk membuat sayur untuk makan sahur, sayur itu sederhana saja, wortel
diiris kecil, buncis juga, daun saledri dipotong kecil, ditambah tomat, tumis bawang putih dan merah dan masukan
sayurannya tanpa ditambah apa- apa, angkat, makan sahur dimulai, dan istri
dibangunkan untuk ikut makan.
Shalat lagi dan
jam 04.00 datang ngantuknya bersangatan, baru tidur sepuluh menit terasa di
jantung dada kiri ada sesuatu yang sakit sebesar satu titik kecil.
Terbangun lagi,
dan jam 04.35 adzan shubuh berkumandang, dan setelah itu kantuk pun datang
lagi.
10.20 dapat SMS
Dari Tyas jikalau kakaknya
istri sedang
menuju ke Bandung dari Makassar lewat Cengkareng.
Jumat, 15 Juni
2012/4-14
Perjalanan yang
di rahmati
Betul betul
sesuatu yang terjaga dan terawasi serta terlindungi, sekitar jam 08.00
berangkat dari rumah bersama istri dengan niat shalat Jumat di masjid mana se
jumpanya, motor dihidupkan tidak masalah, hanya setelah dinaiki mesinnya
langsung merendah mau mati, kecilkan gas nya mesin hidup lagi, di depan
sekolahnya Fifi SDN Gandoang malahan motor mesinnya lemah, saya pikir
bermasalah, ternyata tetap hidup dan mau naik lagi putaran mesinnya, motor bisa
dinaiki tapi sepanjang jalan batuk- batuk.
Melintas di
Permata Cibubur yang di Cileungsi, agak sepi, dan motor tetap tidak mau kencang
jalannya, akhirnya masuk bengkel di samping BTPN bank nya para pensiunan cabang
Cileungsi.
Montir bengkel
hanya seorang sehingga ia tidak bisa menangani motor saya, sementara istri
mefoto copy Ktp saya untuk syarat penarikan uang di BTPN.
Masuk BTPN dan
mendapat antrian nomer dua, sebab bank dalam keadaan sepi, setelah urusan bank
selesai, kembali ke bengkel, dan salah seorang staf bank BTPN mencoba menolong
permasalahan motor, saya ceritrakan jikalau motor sedang berjalan di masukan ke
persnelling dua atau tiga mesinnya ngak mau mengangkat.
Ia berteriak
memanggil seorang mekanik bengkel, dan motor dicobanya, dia menyimpulkan cukup
berat masalahnya dan yang akhli mekaniknya tidak datang.
Motor tetap
bisa berjalan bergoncengan dengan istri dan mesin sesekali berbatuk- batuk,
masuk ke bank Muamalat untuk menyantuni anak Yatim dan pendidikannya di NTT
TTS, motor dikendarai menuju arah Permata Cibubur Cileungsi sebab tadi sempat
melihat ada bengkel yang sepi pengunjungnya, tapi apa nyatanya setelah saya
kesana, dapat antrian nomer limabelas.
Motor tetap
dikemudikan menuju jalan utama Cileungsi - Gandoang.
Kalau belok
kekanan menuju pulang, berarti permasalahan motor dan shalat jumat di masjid
yang belum pernah dikunjungi batal, ah jangan ah, motor belok kekiri, melintasi
Flyover Cileungsi, motor tidak ada masalah, batuk- batuk sih masih terjadi,
akan menyalip angkot didepan kecamatan Cileungsi juga ngak bisa, angkot sengaja
jalan pelan menunggu penumpang.
Sebelum jumpa
pertigaan Cikeas pak SBY, ada bengkel motor yang pernah menangani motor ini
juga, tapi pagi ini bengkel itu sudah ada pelanggannya yang bermasalah juga
motornya, okey, melintas pertigaan Cikeas dan sesudahnya juga ada bengkel yang
sering jadi langganan, juga penuh dengan pelanggan.
Masuk bengkel
di Kranggan sebelum lampu merah, aduh pak, montirnya ngak datang, berjalan
terus dengan motor yang bermasalah, setibanya di pertigaan Cibubur lama dengan
jalan Jakarta Bogor, ada bengkel yang sering di datangi, dan ada seorang
mekaniknya yang nganggur, memang lain, kalau masuk bengkel dengan mesin motor
mati, dengan mesin motor hidup.
Mekanik bengkel
bertanya dari jarak lima meteren terhalang motor- motor yang diparkir menunggu
penanganan, saya memberi kode dengan telapak tangan mengikuti laju kendaraan
dan tiba- tiba berhenti dan jalan lagi dan berhenti lagi.
Ia cukup
mengerti, motor yang lain di pinggirkan dan motor saya langsung di tangani dan
saat motor dihidupkan, tangannya meraba kearah bawah mesin, kok ada yang aneh
dengan suara mesin, wah meaningful nya pecah pak, ya ganti jawabku.
Istri duduk
disudut bengkel itu tanpa melepaskan helm nya, luar biasa ma, kataku, kalau
dilihat dari kerusakannya, sejauh jarak 40 km motor masih bisa di bawa menuju
ke bengkel, ini kalau tidak ber amal sodaqoh anak yatim piatu dan pendidikannya
di NTT TTS tadi, mungkin motor ngak sampai disini, kita nikmati saja karuniah
Ilahi ini dan jangan lupa bersyukur.
Setelah selesai pengerjaan yang hanya 41 menit itu motor sudah di pinggirkan untuk dikendarai menuju masjid, entah ketemu masjid dimana.
Di jalanan Simatupang sudah mulai menjupai seseorang yang berjalan menuju masjid, berarti waktu shalat Jumat sudah hampir tiba, motor di belokan kekiri, sambil bertanya mencari masjid, setelah belok beberapa kali menjumpai masjid Baitunnur Lebak Bulus I Rw 04 Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Sebelum masuk masjid sempat belanja es dogger Rp 3 000,- dan dimakan berdua dengan istri, es dogger yang se upil itu kecilnya dimakan berdua di halaman masjid malahan ngak habis- habis, mengingat waktu shalat semakin dekat saya minta istri untuk menghabiskan es itu di ujung halaman masjid.
Masjid yang bagus, dan sedang melakukan rehabilitasi, di hamparan setiap sajadah orang shalat diselipkan amplop untuk memasukan sodaqoh pembangunan masjid, timbul tanda tanya nanti setelah amplop itu selesai shalat kan akan dikumpul kan dan saat dikumpulkan itu ada kemungkinan amplop yang berisi uang akan terlepas dari perhatian.
Shalat Jumat
pun usai, kembali bermotor berdua menuju Lottemart Ciputat.
Ikan merupakan
sasaran utama, ikan patin dua ekor, satu ekornya untuk sodaqoh ke RT kalau
kerja bakti besok minggu, ikan selar, ikan kembung como, ikan bandeng.
Sabtu, 16 Juni
2012/4
Ternyata hari
ini adalah jadwal jaga malam saya di lingkungan RT 05 RW 08Desa Gandoang, sudah
sejak sore istri mencari daun mangkoan, daun itu nantinya di campur dengan daun
mengkudu, daun kunyit, daun pandan, daun jambu biji
di iris super
halus dengan gunting dari lembar daun.
Saat sadar dari
tidur malam sekitar jam 22.30 mulai mencuci beras untuk dibubur dengan campuran
empat daun tadi, daun mangkoan, daun kunyit, daun mengkudu, daun jambu biji,
sementara panci bekerja merubah beras menjadi bubur berdaun tadi, keluar rumah
untuk berjumpa dengan teman satu team jaga malam, sementara istri dan anak2
masih lelap.
Udara cukup
dingin, setelah merasa tiga puluh menit bubur matang balik lagi kerumah dan
matikan kompor.
Bubur berdaun
mangkoan, kunyit, jambu biji, mengkudu tadi mulai dikudap, memang hambar dan
harum daun kunyit sangat enak, terasa sedikit pahitnya daun jambu biji, tapi
kerena digunting sangat halus, pahitnya hilang.
Betul juga,
bubur sepiring habis, semangat naik, badan terasa hangat memerangi dinginnya
malam.
Minggu, 17 Juni
2012/4
Saat terbangun
jam 04.25 menjelang shubuh, mata ini sangat berat, tapi setelah beberapa suap
bubur berdaun tadi dikudap, semangat
datang, Shubuh pun tiba 04.40,-
Setelah shalat,
bubur tadi di tambah satu ekor ikan patin, dan di presto lagi, saat dimakan
tiga puluh menit kemudian ( 05.30 ), rasanya semakin enak sebab ada patinnya.
Setelah itu kantuk datang
Setelah itu kantuk datang
Rasanya sih
tidur belum terlalu lama, sesudah dlhuhaan, istri minta diantar ke hotel Cemara
belakang Sarina Thamrin, sebab kakak istri yang tiga hari lalu berada di
Bandung, semalam telah di Jakarta dalam rangka mendekati bandara untuk terbang
kembali ke Makassar nanti malam dan sekarang menginap di hotel Cemara.
09.00 keluar
rumah berdua dengan istri bermotor, Fifi yang kepingin ikut, tapi kerena motor
belum sehat, jadi tidak bisa dibebani banyak muatan.
Seperti terbang
layaknya setelah beberapa hari tidak bermotor, ada keserupaan kalau kita
terbang meluncur menggunakan pakaian bersirip dimana kedua kaki dan kedua
tangan dihubungkan dengan kain untuk mengendalikan pergerakan udara panas yang mengangkat daya terbang melayang, hanya saja
kalau mau berhenti harus menggunakan payung.
Lha kalau
bermotor kita bisa memperhatikan hamparan aspal yang dilewati dari satu
sentimeter ke sentimeter berikutnya, nikmat sih, apakah kita tidak bersyukur.
Tiba- tiba motor
ngak mau maju lagi, saat itu di jalan Cibubur Junction, ternyata setelah istri
turun ia memberitahu jikalau rantainya lepas, wah harus diganti pikirku, harus
sedia uang.
Hari ini
pergerakan kendaraan tidak terlalu ramai, keramaian terjadi di depan titik
utama Mall Cijantung Ciracas, ada gegiatan olah raga bersepeda agaknya, tetapi
melubernya pedagang kaki lima hingga mempersempit gerak di jalan yang
menyebabkan kemacetan.
Para penjual
itu datang dari mana-mana, padahal ini kan termasuk kawasan tertentu, yaitu
kawasan militer, seharusnya kegiatan ini yang mengisi adalah para
purnawirawannya, tapi apa hendak dikata, pembinaan ber swadaya di lingkungan
mereka macet, yang menonjol konsumeritasnya.
Kembali ke
sistim pasar, dimana ada segerombolan orang akan datang serombongan penjual.
Jual dan
membeli barang tidak ada sistim pemaksaan, berminat silahkan datang, cocok
harga ambil dan bayar selesai, kelihatannya mudah, ternyata banyak pembeli yang
melindungi kepentingannya, yaitu uangnya, tidak digunakan kecuali untuk hal
yang utama, walau hal utama ada di jual ditempat ini, lihat harganya, kalau
tetap tinggi cari di tempat lain.
Saat memasuki
jalan Antasari dari pertengahan di perempatan jalan dari Kemang, jalan layang
sudah terlihat hampir selesai, dari mata pengelolaan teknis saya bisa ditaksir
87% progres
kemajuan, semuanya serba terukur dan terencana, cuma secara pencapaian
globalnya apakah sesuai dengan niat awal untuk mengurai kemacetan di Jakarta,
kalau jawaban saya sejak awal tidak, sekarang dihitung ulang laporan penggunaan
uang pembangunannya apakah efektip.
Kementerian
Pekerjaan Umum saat dilintasi siang itu ada keramaian perkawinan rupanya.
10.30 Kemacetan
di jalan Sudirman, semua kendaraan di tahan laju nya sebab jalur utama
digunakan balapan sepeda
Sampai di depan
Hotel Indonesia.
Jalan putar
didepan Bank Indonesia, melintas Lapangan Monas, putar dekat balaikota DKI
Jakarta, belok kiri masuk jalan belakang Sarina, dan mulai mencari hotel dimana
Marwah kakaknya istri menginap.
11.30 Hotel
Cemara, setelah bertanya sana sini akhirnya jumpa, motor diparkir, dan masuk ke
loby, ternyata nama Marwah tidak ada di daftar tamu.
Berkali- kali
meyakinkan petugas front affice, jawabannya negatip, hal ini perlu sebab si
mata penjaga sudah curiga aja bawaannya, baiknya lagi hotel ini menyiapkan
minuman selamat datang yang dingin.
Tiba-tiba
terdengar adzan shalat dzuhur, mohon ijin shalat di musholah hotel, dan naik ke
lantai dua untuk mengerjakan shalat berjamaah dengan istri.
Keajaiban
pertama ada sambungan Hp dari Marwah jikalau ia berada di Pasar Tanah Abang,
belanja, tunggu aja ki di hotel jawabannya dengan logat Makassarnya.
Turun ke lobby menunggu dan tiba-tiba perut
terasa lapar, ijin dengan petugas, kaki melangkah keluar dari loby untuk
mencari makanan, saat menyusuri jalan Abdul Muis depan hotel tepatnya di
restoran " tiga nyonya", ada ojek sepeda motor membawa kakaknya
istri, saat itu istri berseru itu dia yang di cari, akhirnya bertemu juga, dan
masuk lagi ke loby hotel sambil memperlihatkan ke petugas ini loh orang yang di
cari-cari, ternyata Marwah sudah chekout sejak pagi tadi, pantesan aja namanya
hilang di layar monitor penginap hotel, terbang ke Makassar nanti malam jam
20.00 dan barang koper rombonganya diletakan di gudang hotel.
Makan siang di
restoran tiga nyonya di samping hotel Cemara, restoran bergaya tempo doelu,
hidangan yang di pesan, tiga piring nasi, tiga minuman air putih hangat, dua
jus strobery, satu tempat soup buntut, dan lalapan komplit ada irisan tomat,
kacang panjang, salada,dan ketimun serta piring kecil sambal, sebelum pulang
sempat pesan lagi satu tempat soup buntut untuk dibawa pulang untuk anak-anak.
Kembali lagi ke
loby hotel sambil melepas kerinduan dan permasalahan keluarga antara istri dan
kakaknya.
14.20 meninggal
hotel
14.30 melintas
di jalan Thamrin yang sepi.
15.20 masjid
baru di Ciracas, jalan Jakarta - Bogor.
Shalat sunnah
dan shalat Ashar
bermotor lagi.
16.24 rantai
motor lepas lagi di Cileungsi
Ke bengkel
tambal ban, tidak bisa diperbaiki kecuali harus di ganti rantainya.
16.52 masuk
rumah, Fifi menyambut gembira sebab ada oleh- olehnya dari kakak istri berupa
uang selembar limah puluh ribu rupiah.
Senen, 18 Juni
2012/4
Bermotor lagi
bersama istri memenuhi undangan untuk berkumpul di gedung Sapta Taruna Kementerian
Pekerjaan Umum.
Tiba di komplek
kementerian sekitar 11.30, langsung menuju ke Bank Muamalat Universitas
Al-Azhar, dan setelah itu menuju Al-Azhar peduli umat untuk menyampaikan
Sodaqoh, setelah itu memasuki halaman Kementerian Pekerjaan Umum dari pintu kecil yang berhadapan dengan
Masjid Al - Azhar, tiba- tiba berkumandang azhan shalat Dzuhur
Shalat di
lantai empat Bina Marga setelah bersilaturahmi ke pak Bambang Wied,
kemudian menuju ke ruang pertemuan Sapta
Taruna.
Makan Siang
bersama, acara ini sangat lama, yang datang dalam pertemuan ini banyak juga.
Terlihat datang
Pak Suyatno yang pernah menjemput saya dengan Yasin di Surabaya, saat Aswan mau
masuk ITS 10 November Surabaya tahun 2004.
Keseluruhan
acara menyimpulkan untuk mencermati pengertian membantu disini
sebab
kementerian pekerjaan umum yang diminta bantuannya berupa seseorang yang
berke-ahlian dengan temannya untuk menjadi pengelolah teknis pembangunan gedung
di suatu kementerian.
Isi diskusi
tanya jawab lebih banyak diisi keluhan romantisme kekurangan segala hal bagi
pengelolah teknis.
Saya mencoba
melihat apa yang terjadi selama ini dihubungkan dengan pidato pengarahan dari
Dirjen Ciptakarya Kementerian Pekerjaan Umum, mengangkat berbagai permasalahan
pembangunan bangunan yang di biayai APBN, yang dibina pengelolah teknis di Tata
Bangunan. pertama institusi ini sangat lambat untuk maju, reaksi kejujurannya
kurang tanggap, lebih cenderung tinggi hati.
Bertahun- tahun
saya dilingkungan ini, cuma menjumpai manusia yang itu- itu juga, apabila di
usulkan dia bilang nanti dipertimbangkan, dan ada sesuatu yang melekat disini
adalah persekawanannya tinggi, hanya berkawan dengan saya sebatas formal, dan
rapuh.
16.55 acara
ditutup dengan p guratno.
17.00 tiba
dilapangan parkir kementerian perumahan rakyat, motor saya terlihat jelas
paling jelek seluruh motor yang ada, sebab memang ngak ada dananya.
17.30 diujung
jalan Antasari mendekati Simatupang
17.50 saat
terdengar adzan maghrib, posisi masih di atas flyover pasar minggu.
Masuk ke Batam
dan mencari masjid untuk shalat maghrib.
17.40 kemacetan
parah di pertigaan Condet dan Simatupang.
18.00 di Mall
Cijantung.
19.00 di
Cibubur Junction
19.30 di
Cileungsi
20.00 masuk
rumah, Fifi yang menyambut, oleh- olehnya cuman kacang snack rapat tadi.
Istri langsung
berbaring kelelahan, terpaksa nyiapkan minumannya berupa teh hangat manis untuk
menstabilkan kondisinya.
"itu
saja masih untung dibantu minum jus mengkudu dan makan empat jenis daun, daun
kunyit, daun mengkudu, daun mangkoan, daun jambu"
Siang hari saat
mengantar istri untuk membeli beras buat Yatim dan Dhuafa, tiba- tiba motor
yang di naiki mati mendadak, menurut tetangga yang melihat ini berkaitan dengan
scheher piston mesin,
sudah terbayang
rencana untuk ke bengkel dan biayanya.
Rabu, 20 Juni
2012/4
09.30 mendadak
Modem Smartfren mematikan komunikasinya, padahal sudah langganan unlimited R30
seharga Rp 45 000,- padahal memperpanjang penggunannya terakhir tanggal 7 Juni
2012, berarti baru digunakan 13 hari mendadak dimatiin.
Sejak awal
sewaktu membeli smartfren, saya sudah berfikiran buruk saja dengan satu nama
ini, " jangan dipercaya " tapi kerena harganya murah saat itu
Rp 199 000,- dan ada uang ya beli lah, sehingga dengan peristiwa seperti ini,
dengan dimatikan secara sepihak, kapok deh memakai nama produk ini.
09.40 istri
mengeluh sakit dada sebelah kirinya, langsung saya kupasin bawang putih tiga
siung dan air satu gelas agar bawang putih itu dikunyah dan dimakan didorong
dengan air.
Fifinya juga
merasa ngak enak perutnya, masuk angin agaknya.
Membuat jus,
campuran mengkudu ( agak banyak ) dengan
wortel, buncis, tomat, terong, cuci, saring, minum, Fifi setengah gelas
cangkir, ibunya dua gelas dan saya tiga gelas, tak lama kemudian Fifi sudah
lari lipat sepuluh mencari temannya dibelakang rumah.
Istri tidak ada
keluhan sedikitpun.
Tyas kirim SMS
dari Denpasar minta uang membayar indekosan, terasa sekali tidak ada
penghasilan, berat, terasa sesak dada, 09.55 ber motor dengan istri untuk
mencari ATM, tumben motor lancar saja, tidak terbatuk- batuk.
Dapat ATM di
Harvest City.
proses
pengiriman lancar.
10.45 Shalat
dua rakaat setibanya di rumah sebagai rasa syukur masih bisa ngirimi Tyas untuk
memperpanjang indekosannya di Denpasar Bali, disaat tiada uang sepeserpun di
tangan.
Kamis, 21 Juni
2012/4
Sudah tidak
bisa tidur sejak jam 02.30; saat memasuki dapur tercium bau makanan basi,
ternyata sayur untuk sahur tidak dihangatin semalam sehingga pagi ini
mengeluarkan aroma bactery pembusuk, mulai menghidupkan mesin air untuk mengisi
semua bak yang kosong, dan merebus menggunakan panci presto kacang ijo
Almarhum mas
ajar sanjoyo mendatangiku
Almarhum
berkendaraan dan saya menumpang, almarhum berkenderaan sangat kencang, saat
saya minta berhenti, ia pun turun dari mobil, sempat menanyakan kapan mau minta
tolong lagi mengantar, rupanya almarhum tahu jikalau saya sudah pensiun, saya
bilang lusa saja mas saat Tyas akan berangkat ke RSCM, sebab aku kesulitan
transportasi ke RSCM.
Saat sadar baru
ingat jikalau mas ajar sudah tiada, Tolonglah mas ajar Ya Robb, engkau maha
penolong.
Jumat, 22 Juni
2012/4
Jam 11.00 saat
bertanya kepada pedagang makanan yang mangkal di depan pintu masuk halaman
pasar Asemka Glodok Kota, sebab saat sudah terdengar suara Al-Quran dilantunkan
dari Masjid mengiringi perjalanan waktu saat masuk shalat Jumat, Fifi yang ikut
serta bersama ibunya bermotor bertiga ke pasar Asemka berangkat dari rumah jam
09.30
kelihatannya
cukup kuat bermotor berjam- jam.
Pasar Asemka
yang baru kali ini dimasukin lorongnya sangat sempit, dengan berbagai macam
sovenir yang dijual, kedatangan saya dengan istri dan anak juga dengan alasan
mencari souvenir buat perkawinan anak perempuan ke dua dari kakak nya istri di
Makassar.
Barang sudah
didapat tetapi dengan jumlah hanya empat jenis sebanyak empat ratus, targetnya
lima jenis sejumlah lima ratus, kerena waktu sudah menunjukan 11.40 saya
serahkan istri untuk mencari sendiri kekurangannya.
Masjid di pusat
pasar Asemka ini menempati dibawah fly over jembatan lima, masjid di bawah fly
over jalan.
12.20
menyebrangi jalan sambil menenteng sepatu, sebab melihat Fifi dan ibunya
menunggu, setelah mengikat sepatu, kaki melangkah pulang sambil melihat- lihat
barang pernak pernik.
13.00 Bermotor
dengan Fifi dan istri melintas di samping Sekretariat Negara Republik
Indonesia.
13.30 melintas
Senayan.
14.00 masuk
wilayah kementerian perumahan rakyat untuk parkir motor.
14.10 makan
nasi rendang, disini Fifi menujukan ketidak sukaan nya, ia ngambek dengan tidak
jelas keinginannya.
Rendang
dibungkus dibawa pulang.
14.30 melangkah
ke Al Azhar Peduli Umat, di ruang kecil ini Fifi menyampaikan sodaqohnya, dan
diruang ini, Fifi mencair ngambeknya, yaitu saya memang dari rumah sudah
mempersiapkan teh jahe sejak pagi, teh jahe itu lupa di beri gula oleh ibunya,
di ruang Al- Azhar Peduli Umat Fifi dibuatkan teh jahe panas, teh jahenya
ngambil dari tas, dituang di gelas pinjaman, kemudian minta gula dua sendok
agar teh jahenya manis, setelah itu teh jahe hangat di gelas besar habis
diminum Fifi sendirian, kemudian membaca doa dan keluar dari Al-Azhar Fifi
terlihat gembira.
14.45 melintas
di jalan Antasari yang sudah mulai teduh sebab Flyover untuk non tol tanpa
motor yang sedang dibangun terus maju penyelesainnya mengejar batas waktu
project pengerjaannya.
15.23 saat
Adzan Ashar terdengar motor sudah masuk musholah Sirajud hak di jalan Lapangan
Tembak Cibubur, untuk mengerjakan shalat Ashar.
16.15 masuk
rumah, lelahnya luar biasa, istri langsung menggeletak kelelahan, saya
memanaskan nasi rendang dengan panci bertekanan presto untuk membunuh kuman
pembusuk kuman,
Fifi terlihat lapar langsung minta makan rendang yang harum semerbak rasa
dagingnya.
Sabtu, 23 Juni
2012/4-22
Siang hari
12.37 kemacetan panjang di jalan Cileungsi sejauh 5 km.
Sebab akan
mengirim barang souvenir ini ke Makassar, bermotor dengan istri.
Musim kemarau
ini menyinarkan pancaran matahari yang cukup terik, sedikit rasa khawatir
terhadap kemacetan yang terjadi, sebab ini jauh dari Jakarta, kemacetan tetap
terjadi.
Tiba di kantor
pos Cileungsi, tapi tutup, akhirnya dikirim lewat Tiki, barang kiriman seberat
6 kg itu diperkirakan tiba hari Jumat di Makassar.
Minggu, 24 Juni
2012/4
13.00 Di iringi
bacaan talmid dan membesarkan Asmah Allah saat hadir peringatan Isra Miraj di
masjid Nurul Hidayah Kompleks Perumahan Puri Culeungsi Gandoang Bogor.
Peristiwa Isra
Miraj itu sendiri sesuatu yang tidak sanggup akal manusia untuk menerimanya,
kecuali Iman, percaya bahwa hal itu nyata.
dan banyak yang
tidak sanggup menggugah Isra Miraj,
sebab terbatasnya kemampuan, dan sering pembicara hikma Isra Miraj tergelincir
pada bergurau sekitar pelaksanaan ibadah, sekitar cacat niat, sekitar sifat
manusia yang beribadah banyak melakukan tidak tertib beribadah.
Masuk ke
ceritra tetapi ceritra yang dibawa bukan berkaitan dengan Isra Miraj.
Ada sesuatu
yang aneh, bahwa acara seperti ini dijadikan hiburan, banyak yang tertawa.
Dan contoh yang
diambil bukan dari hadis, inilah kesalahan didepan umat
16.00 olah raga
berjalan kaki dengan istri mengitari desa Gandoang masuk ke Grand Nusa Indah,
bertanya ke bagian ammusementnya yang mengelolah kolam renang, ternyata untuk
anak yang ranking satu hingga tiga bisa masuk kolam renang gratis, soalnya Fifi
naik ke kelas empat dengan ranking ke dua, matahari sejengkal akan masuk ke
bumi, baru masuk rumah.
Senen, 25 Juni
2012/4
Depok, belakang pasar Agung, silaturahmi kepada orang tua penderita thalasemia
Depok, belakang pasar Agung, silaturahmi kepada orang tua penderita thalasemia
11.57 saat
adzan Dzhuhur berkumandang mulai mengetuk rumah pak Makmur yang habis di tobrok
angkot tanggal 4 Maret 2012, saat mengantar kartu undangan pernikahan anak
perempuan pertamanya, sehingga tersisa 200 undangan belum terkirim termasuk
undangan untuk saya sehingga PMakmur yang dijumpai hari ini merasa tidak enak
hati melihat kedatangan saya sebab undangan nya ngak sempat terkirim.
12.05 shalat Dzhuhur berjamaah dengan istri di ruang tamu pak Makmur.
Istri pak Makmur ini trampil membuat tas dari bungkus kopi kapal api, terlihat istri di ajari bagaimana seni melipat
12.05 shalat Dzhuhur berjamaah dengan istri di ruang tamu pak Makmur.
Kerena sedang
melaksanakan puasa sunah hari Senin maka silaturahmi ini berjalan sangat akrab.
15.15 Adzhan
Ashar terdengar, shalat Ashar dahulu, kemudian mohon diri, bermotor menuju
Cileungsi melewati Jalan Baru Depok Cimanggis, Trubus, Cibubur, Cileungsi.
16.30 masuk
rumah.
Sebelum mohon diri untuk meninggalkan mereka
Selasa, 26 Juni
2012/4
23.45 keluar
rumah untuk melangkah ke pos ronda, sebab malam jadwal ronda lingkungan RT
malam ini jatuh ke nama saya, sebelumnya sudah menghangatkan badan dengan teh
hangat dan irisan jahe, irisan jahenya dikunyah langsung ditelan, untuk menjaga
pencernaan sebab badan akan dipakai ronda jaga malam.
Di tempat yang
disepakati sebagai pos ronda, hanya ada kursi panjang kayu untuk warung satu
dan dipan bambu kecil yang saat ini sedang diduduki dua orang, dengan hadirnya
saya di pos maka jumlahnya menjadi empat orang.
Rabu, 27 Juni
2012/4
03.00 masuk
rumah dengan perut lapar, semua yang dirumah masih tidur nyenyak, teringat tadi
sekitar jam 01.00 saat jalan keliling putaran pertama wilayah RT05 RW08
Kelurahan Gandoang sempat memetik bunga pepaya yang putih semu kehijauan dengan
batang bunga yang panjang.
Kemudian masuk kerumah meletakan genggaman bunga pepaya,
ternyata ibunya dirumah ditengah malam itu membuat gorengan terigu campur
sayuran dan saat itu sudah selesai gorengan yang pertama, sewaktu tangan saya
meletakan bunga pepaya dan akan berkeliling ronda lagi istri datang memberikan
piring berisi gorengan ini, akhirnya gorengan itu dimakan sambil berjalan
dengan beberapa orang yang terkelompok dalam group ronda malam itu.
Dan makan
diujung pagi ini dengan tumisan bunga pepaya, enak sekali
pengaruhnya ke pencernaan, dan membuat badan sehat.
Kamis, 28 Juni
2012/4
Jumat, 29 Juni
2012/4
Sabtu, 30 Juni
2012/4
Bermotor bersama istri menuju ke
tempat berkumpulnya para orang tua penderita sakit Thalasemia di depan stasiun
Cikini Jakarta Pusat, di tempat itu adalah sebuah sekolah kesehatan dan
laboratoium gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, tiba disana sekitar
jam 10.20 pagi, betul- betul dua jam bermotor dari rumah.
Semalam sudah di rundingkan dengan
istri sebab hari ini ada dua undangan di waktu yang sama, akhirnya diputuskan
untuk menghadiri acara orang tua penderita Thalasemia di Cikini.
Saat parkir motor bergabung dengan
motor para orang tua penederita dan motor lainnya, terlihat di depan meja
pencatat kunjungan, pak Ruswandi, salaman dan memasuki ruangan.
Didalam ruangan ternyata sudah
banyak yang datang, dengan bangku berteras-teras sebagaimana bangku kuliahan,
anak- anak thalasemia bermain dan berteriak ceriah dengan didampingi orang
tuanya, saya berusaha menyalami sebanyak- banyaknya tapi tak bisa juga.
Beberapa tahun yang lalu di sekumpulan anak penderita Thalasemia di RSCM ini ada penderita bernama Diaz, nama anak itu dipanggil tetapi pendengaran saya Tyas yang dipanggil, sehingga sewaktu mendekati loket pengambilan darah, dijelaskan oleh petugas bukan Tyas pak tapi Diaz anak laki-laki, usia satu tahun dan Hb darahnya 2.
Saya terkesiap mendengar angka dua ini, sebab Tyas sewaktu kecil dulu ( 1993 ) masuk RSCM dengan Hb 6.
Dan si ibu muda, ibu dari anak bernama Diaz itu menghampiri loket sambil menggendong Diaz yang ber Hb 2.
Dalam pandangan mataku si ibu itu sendiri berwajah pucat dengan perkiraan Hb 7.
Tahun berjalan tahu, dan suatu pagi sewaktu mengantar Tyas untuk kontrol lagi ke RSCM ternyata loket darah itu memanggil nama Diaz tetapi yang mengantar ayahnya, dan saya langsung bertanya kemana ibunya, meningal pak sebulan lalu.
Terpukul saya mendengarnya, dan lebih terpukul lagi saat Diaz ke RSCM di antar neneknya sedang Diaz sendiri telah berusia 5 tahun , saya langsung mendekati anak itu, he he Diaz udah besar, mana ayahnya, langsung aja wajah nenek itu berubah, ow bapak tahu tentang Diaz ya,
" Ya sejak Diaz usia 1 tahun ber Hb 2 dibawa ibunya ke RSCM ini "
" Ayahnya meninggal sebulan yang lalu "
Terkejut, benar benar terkejut, ini baru suratan takdir, nenek itu dengan sedih berceritra, diusianya yang sedemikian rapuhnya, ia harus berusaha mengantar Diaz ke RSCM setelah meninggal ibu dan ayahnya Diaz, sampai sekarang saya belum berjumpa kembali, semoga Diaz sehat selalu
Kesimpulan saya, pertama, ibu dari si pasien Diaz ini adalah penderita Thalasemia yang tidak terkontrol, sehingga saat Hb darah nya menurun tidak dianggap sebagai penyakit, dianggap kelelahan biasa sampai menghentikan denyut jantungnya,
Ceritra inilah yang saya berikan kepada ibu muda yang melintas di depan saya saat pertemuan para orang tua penderita Thalasemia itu.
Allah SWT yang mengetahui segalanya, dan Allah SWT tempat kita memohon, amien.
Jam 15.04 tiba di rumah, shalat Ashar terlebih dahulu, sebab undangan yang harus di datangi yaitu khitanan anak tetangga yang orang Maluku dari Sirisori Islam, Fifi yang ikut serta sudah bersiap diri.
Tenda besar dipasang dirumahnya yang besar, panggung setengah bulat masih menyediakan hiburan berupa lagu- lagu yang tak bermakna.
Banyak dari warga Puri Cileungsi yang berkunjung setelah Ashar
Dominasi klen sangat terasa, hubungan dara, sepupu dan misanan, serta persaudaraan perkawinan semua ikut meramaikan sehingga sewaktu melihat mereka, mencoba berfikir bahwa mereka hidup awalnya di Jakarta berbasiskan kekeluargaan.
16.30 Tetangga satu RT memanggil istri untuk ikut dalam latihan sepakbola lapangan kecil, istri
datang belum sempat ganti pakaian.
Latihan pun dimulai dengan pakaian lengkap.
Persiapan latihan sepak bola lapangan kecil
Ibu- ibunya latihan dan bapaknya mengasuh bayi
Mencerdaskan kaum ibu dengan bola
Tiada ulasan:
Catat Ulasan