Minggu, 12 November 2006
Ke Hotel Mandari bersama Istri.
Pagi hari setelah shalat dhluha, berdua berkendaraan motor ke hotel Mandarin, jalanan cukup sepi, sewaktu di POM Bensin pertama yang dilihat dari rumah, langsung mengisi bensin sebanyak 12 000 rupiah. Motor kembali melaju, jalur jalan yang diambil adalah jalur jalan yang biasa digunakan kekantor, sehingga melewati Cibubur, Khong Guan Biskuit, Kopasus Cijantung, Simatupang, dan belok kanan kearah Buncit samapi ketemu jalan Tendean, belok kiri ke arah Mabes Polri, belok kanan ke Patimura dan tembus jalan Thamrin, putaran hotel Indonesia dan masuk hotel, parkir motor di lantai 6.
Setelah parkir sempat mengenakan baju kokok yang dibawa dari rumah dan berjalan menuju pintu kecil untuk memasuki lobby hotel Mandarin.
Hotel ini adalah hotel yang baru kali ini saya masukin, gang-gang lintasannya lebih banyak melingkar dan lobby hotel temeraman berwarna coklat ke merahan.
Sesampai di Hall Hotel Mandari peserta pertemuan produk yang bekerja dari rumah sudah banyak, saya dan istri langsung masuk tanpa registrasi terlebih dahulu, yang registrasi sekarang adalah para anggota yang lama yang sudah mempunai nomer pin.
Didalam ruang pertemuan, banyak para pengedar/distributor Makanan Kesehatan yang mempromosikan keberhasilannya Herbal life yang bisa menuruskan berat badannya sebanyak 20 kg ada yang turun 10 kg, macam – macam tingka laku mereka di panggung, mereka berteriak- teriak akan keberhasilan dan kesuksesan bisnis di Herbalife, ada yang berteriak sudah mendapatkan fee 20 juta.
Kemudian saya mulai mendekati salah seorang panitia yang mengundang dan menanyakan soal herbalife, dia menyarankan banyak keuntungan apabila terlibat dalam kegiatan herbalife tetapi harus membeli dahulu starter kit seharga Rp 500 000,- yang isinya adalah probuk makanan herbal yang harus dikonsumsi dan sampai terlihat menurun berat badannya.
Saya berprinsip, saya belum bekerja sudah mengeluarkan uang Rp 500 000 berarti bisnis ini harus ditinggalkan.
Sebelum meninggalkan hotel pagi itu sempat meminum kopi susu kremer, kemudian buang air kecil dan mulai berjalan keluar menuju tempat parkir di lantai 6.
Keluar dari hotel tidak mengalami hambatan apa-apa, jalanan minggu pagi ini masih sepi, motor diarahkan langsung ke Mampang Prapatan IV, menuju rumah seorang Istri dari Almarhum Dosen Arsitektur selamam pendidikan di Universitas Udayana, yaitu ibu Robi Sularto.
Saya berdua dengan istri sudah memasuki halaman ibu robi sularto, anjingnya yang putih besar menggonggong terus menerus, si anjing Anton terlihat agak lunak. Ia terlihat sering tidur.
Sewaktu menunggu di ruang duduk di meja makan berdua dengan istri, sementara ibu Robi sedang mandi, anjing itu berkali – kali akan mendekati saya. Samapi – sampai saya menyebut “ nak- nak jangan dekat-dekat sini nak”
Ibu Robi sudah mandi langsung silaturahmi, dan bu robi memberikan oleh-oleh dari Umro ke Mekkah berupa kain bungkus wanita hitam, beserta kudung hitamnya, yang biasa dikenakan oleh wanita Arab disana, kopiah putih haji dan tasbih.
Ia berceritra tentang Umroh yang dibayarin oleh teman-temannya dan kegiatannya sekarang kuliah di Al Azhar ilmu Dakwa perihal agama Islam.
Pulang, sewaktu dijalan istri berbisik jikalau anak-anak minta oleh-oleh, sehingga diputuskan membeli oleh-oleh mangga 3 kg Rp 10 000 ,-
Sewaktu dijalan pulang dalam kecepatan tinggi sempat motor mati, tetapi hidup lagi.
Isnin, Disember 04, 2006
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan