Rabu, 07 Maret 2007
Keluar dari rumah jam 05.40 untuk berjalan kaki ke jalan raya depan, istri ikut juga sambil kepasar desa Gandoang katanya, diperempatan gandoang menunggu hingga 30 menit untuk mendapatkan bus Kampung Rambutan datang, yang banyak angkot, kalau naik angkot ke kampung rambutan habis Rp 5 500,- sedang kalau naik bus habisnya Rp 4000,- saya akan memilih pilihan pertama kok ngak etis sebab sesampainya di kantor juga kepagian. Saya memilih nunggu bus yang lewat walau jarang.
Didalam bus sempat membaca koran kompas yang dibawa dari rumah. Sesampai di kampung Rambutan naik kendaraan lanjutan 510 dan didalam kendaraan yang padat ini tidak ada penumpang yang berambut putih, saya dipepet gadis-gadis.
Ide yang masuk ke otak adalah kenapa kantor tidak membuat poster masalah gempah, toh gempa selalu ada di indonesia.
Shalat dhluha di kantor, sebab tiba dikantor jam 08.25.
Pak budi memberi pinjaman uang untuk menebus biaya perbaikan spul motor sampai Rp 400 000,- akan dibayar dengan uang kegiatan apabila di dapat.
Sore hari ke bengkel ternyata motor belum baik, sehingga pulang harus balik lagi ke terminal untuk mencari kendaraan ke kampung rambutan.
Khamis, April 26, 2007
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan