selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Isnin, April 06, 2009

Jakarta di sudut malam

Senen, 15 Desember 2008


Foto Kartu Pegawai di Departemen.

Sejak hari jumat telah di umumkan kepada semua anggota pegawai departemen pekerjaan umum akan dilakukan foto untuk pembuatan kartu pegawai elektronik.

Jam 07.30 saya sudah sampai di Departemen untuk melakukan foto, sengaja mengambil yang pagi sebab banyaknya pegawai bisa sangat melelahkan waktu menunggunya.

seusai foto sempat singgah ke ruangn staf akhli menteri bidang khuhus Pak Saleh Latuconsina, ruangan nya disamping ruangan bapak menteri PU.pagi itu pak Saleh belum masuk kerja, kata sekretarisnya agak siangan masuknya.
sempat dibuatkan minuman teh hangat dengan coklat.

Makan sate kambing 5 tusuk dengan soup kaki kambing, makanan ini sudah lama ngak pernah di makan sehingga untuk memenuhi keinginan yang lama tertunda sekarang sempat makan sendirian.

saya merasa seperti ada bahaya kalau makan ini terlalu banyak, sehingga secepatnya ke Al Azhar dahulu untuk meletakan uang pengembalian dari makan sate di Al Azhar Peduli Umat atas nama Yasin.

Sewaktu dalam perjalanan pulang ke kantor Pasar Jumat, di depan Pondok Indah Mall, leher belakang kanan terkena dampak makan sate, terasa kaku leher, kemudian motor dikendalikan perlahan lahan sisi kiri dan setiap menemui persimpangan berlaku mengalah dengan memperhentikan motor sambil tangan kiri memijit tekuk sebelah kanan.

Sesampai di kantor sempat belok dahulu mencari buah mengkudu yang sudah matang dan di bawa kekantor dan diremas- remas dan dibuang bijinya dan langsung diminum, sekarang agak enakan badan.
Buktikan ke hebatan buah mengkudu yang bau ternyata menolong nyawaku.

Dikantor dalam keadaan sepi, Shalat Dhzuhur sendiri sebab teman sejawat kantor sedang ke kantor pusat untuk di ambil fotonya dalam pembuatan Kartu Pegawai Elektronik.

Jam 12.30 saat menelpon ke Pak Marzuki Usman, ternyata di undang pertemuan nanti malam di La Meridien Hotel jam 19.30 membahas ekonomi Indonesia.
Memberitahukan ke rumah jikalau sebentar malam pulang pasti terlambat.

Berangkat dari kantor sekitar jam 17.30, cuaca sudah berubah menjadi abu- abu menjelang senjah sore, perjalanan tidak terlalu ramai, akhirnya sampai juga di ujung kemacetan yang ternyata ada dipertigaan sekolah dokter gigi mustopo beragama, melaju terus dan memasuki senayan city, lurus dan saat akan berhenti kerena kendaraan memadat, ternyata harus mengambil jalan kekanan untuk bertemu dengan Jalan Sudirman, setelah melewati terowo ngan semanggi.


Adzan magrib terdengar, saya harus shalat, dari sisi jalan saya berusaha memanggil satpam hotel Le Maridien untuk menanyakan adakah parkir motor disana dan berapa harga setiap jam nya.

Saya disuruh masuk halaman hotel, seperti biasanya memasuki hotel berbintang segala pemeriksaan dilakukan, saya selalu membawa sendok, untuk apa sendok, untuk buka puasa dijalan jawabku, selalu puasa pak, harus.


kemudian jalan lurus dan keluar dari pintu selatan, suasana kota jakarta saat maghrib itu sudah mulai menggelap dengan cepat, kemudian saya melihat ada peluang selasar trotoar motor saya parkir sementara disana dan saya masuk hotel kembali untuk mengerjakan shalat Maghrib.

Ruangan shalat sangat sederhana, panas dan bising, yang shalat banyak orangnya, kebanyak para pembawa kendaraan mengantar tuannya, saya gabung shalat bersama satpam hotel dan jadi imamnya.


setelah shalat keluar lagi ke hotel menghampiri motor dan menurunkan motor dari trotoar di duduki, seakan menunggu seseorang, sebab saya melihat ada tiga motor dalam posisi sedemikian.

Banyak orang berpendapat suasana remangnya senjah beberapa saat setelah maghrib banyak menimbulkan pemikiran yang membangkitkan kehidupan, kalau ide pertama gagal tetapi akan di ikuti ide- ide berikutnya.

Bahaya yang sering terjadi dalam pencairan idea adalah kontaminasi sesuatu, sebab perjalanan nalar itu selalu diwarnai, siapa yang berpengaruh kuat atas nya.

Jikalau boleh disebut banyak orang yang sukses dengan pemikiran sedemikian, tetapi terkadang yang terbaik adalah menciptakan sebuah lirik lagu undergone Jakarta.

meremangnya awal gelap
berlarinya kendaraan yang melaju
bergemerlapannya lampu gedung berhamburan
bingkai kuning temeraman coklat tua
kedekatan untuk menggapai
warna merah
menyebar pandangan

wanita yang berjalan cepat
memintas di trotoar yang lebar
disisi perdu semak yang menyebarkan bau harum bunga
bunga yang menyebarkan harum di kala gelap mendatang






Jam dari detik ke detik berlalu, kendaraan berlalu lalang banyak melewati, akhirnya jam 19.00 pun dicapai.



Masuk hotel dalam keadaan motor di hidupkan, pemeriksaan ulang, dan mencari tempat parkir, parkir untuk jam pertama Rp 1000,- dan satu jam selanjutnya Rp 1000,- masuk parkir jam 19.00.54.



Berjalan menuju lift yang menghubungkan ke Loby hotel, disini diperiksa lagi, ruangan ber AC dan lift kecil itu berpintu dua, masuk dari pintu kiri dan keluar dari pintu kanan, langsung berada di front office.

Saya bertanya dimana coffe shop dan saya di tunjukan pada ruangan besar dimana para orang didalamnya sedang makan dan duduk- duduk.

Saya dipersilahkan duduk untuk menunggu, saat itu jam 19.20.

jam 19.35 pak Marzuki belum juga datang, sebaiknya saya tinggal saja untuk mengerjakan shalat isya, saya bertanya dimana musholah, dan diberi jawaban di lantai 207 naik lift kanan.

ruang musholah di nomer 207 sangat mewah, udara dingin, air berlimpah, tempat tatakan tas dan sepatu sudah disiapkan, handuk untuk mengeringkan telapak kaki sudah ditebarkan, setelah berwudhu menghampiri tempat shalat bersajadah empuk, berudara dingin dan berbau harum, sementara di dinding belakang jendela kaca besat terbuka memperlihatkan bangunan- bangunan tinggi yang lain.

Keindahan ini sangat sulit di ceritrakan, hanya saja mengapa shalat sendirian, sebab tidak ada makmumnya, setelah shalat saya melihat AlQuran berbaris empat buah, saya ambil salah satunya dan mulai membaca.

Kemudian turun kebawah kembali lagi duduk tetapi sekarang duduknya berbeda di depan yang hangat.




dan jam 20.00 pak Marzuki terlihat datang tinggi dengan baju batik, saat saya menyambut kedatangannya berdiri pula tiga orang yang sangat meragukan, terdiri dari bapak, dua orang dan ibu seorang, yang bapak sangat meragukan dan yang ibu sangat- sangat meragukan.

Pak Marzuki berjalan menuju tempat yang sudah disiapkan oleh pramusaji ruangan itu, trdiri dari wanita ber kain panjang seragam agak kecoklatan


Keluar dari hotel sekitar jam 21.30 malam

Pulangnya sempat membeli olie motor di Cileungsi.

Tiada ulasan: