Kamis, 1
November 2012
08.56 timbul
semangat baru untuk mengganti CDI, pertama ngak yakin, yang ada di motor kan
CDI baru, mengapa di ganti, untungnya CDI yang lama tidak dibuang, setelah CDI
diganti juga motor tidak mau hidup.
09.00 mendorong
motor dibantu istri
sepanjang jalan
selalu menjadi perhatian dan diiringi pertanyaan kenapa motornya di dorong.
09.10 di
bengkel yang di sasar, ternyata sipemilik bengkel yang merangkap teknisi sedang
menjemput anaknya sekolah, ditunggu beberapa saat, sambil memperhatikan kios
tukang cukur rambut asal Garut yang tutup, akhirnya motor didorong lagi mencari
bengkel yang lain.
09.20 masuk ke
bengkel yang sepi pagi ini, ada rasa khawatir tukang bengkelnya tidak ada
ditempat, ada anak 3 thn perempuan di bengkel ini, ada yang 13 thn dan ada yang
perempuan 15 thn, dan situkang bengkel datang sambil tersenyum, " sepi
!" tanyaku, hanya 5 menit motor di pegangnya dan hidup, kemudian di coba
dan enak, motor ini lama ngak dipakai, katanya, setelah membayar sempat bicara
sedikit dan langsung pulang.
10.00 setibanya
dirumah motor langsung di mandiin untuk menghilangkan debu- debunya.
11.00 kembali
ke bengkel sambil membawa bingkisan dhuafa, terdiri dari beras, minyak kelapa,
gula, kopi, kue, mie, sebab sepinya bengkel dan adanya anak- anak yang harus
dihidupin, sangat mengganggu perasaan.
Biarlah dia
gembira sesaat menikmati karuniah Ilahi.
15.04 setelah
shalat Ashar, Yasin membawa masuk paket kiriman, rupanya kiriman yang tadi pagi
diberitahukan dari ibunya istri di Pangkep, bahwa kemaren Aswan telah
mengirimkan abon daging sapi ke rumah Gandoang, Cileungsi-Bogor.
15.20 hujan
turun cukup deras
Jumat, 2 November 2012
08.00 dapat
berita jikalau ibu mertua di Pangkep pingsan, saya menduga antara jantung dan
tekanan darah tinggi.
secepatnya
kirim SMS untuk selalu diminumkan jus tomat dan wortel untuk kekuatan
jantungnya.
08.30 motor mau
hidup, dan langsung menuju Bank Mandir
Mengejar
Jumatan
10.30 naik
busway dari Pasar Rebo, dan disebabkan kaki tidak tahan berdiri, minta duduk di
lantai depan berdampingan sopir, tapi entah beberapa lama ada kursi kosong
dibelakang dan setelah saya duduki baru sadar jikalau ini khusus untuk wanita.
Ternyata lama
tidak naik busway tidak menyadari hal ini, saya dengan terpaksa minta maaf
kepada para wanita yang ada.
12.00 masih
diatas bus way ruas Kampung Melayu - Ancol, saat itu sudah dijalan Gunung
Sahari, bus berhenti kerena ada kereta api lewat, KA Gaya Baru Malam.
Angkat tangan
berdoa " Ya Allah jangan sampai hamba tergolong orang tidak taat
perintahmu"
12.07 busway
berhenti di Halte Mangga Dua, secepatnya turun berlari- lari, istri tertinggal,
berlari- lari mengejar shalat, ada satu masjid malahan jemaah shalatnya sudah
berakhir dan sekarang mengejar masjid yang lagi satu, yang sedang membaca doa.
Saat air wudhlu
tersentuh ditangan saat itu iqomah dikumandangkan.
Saat imam
shalat mengangkat takbir saat itu pula saya sudah di shaft shalat langsung
mengikuti imam.
12.30 keluar
masjid istri sudah menanti, jalan menuju Mangga Dua Harco ke service komputer.
Diansastroberjenggot.
12.45 saat
memasuki indomart untuk membeli airminum, jumpa dengan Dian, pengawas lapangan
sewaktu di Poltekes Hang Jebat tahun lalu.
Lho kok disini
sapaku kepada pengawas lapangan Poltekkes II Hang Jebat.
Menunggu
install windows laptop
15.12 bersama istri mencari musholah di Basement untuk mengerjakan shalat Ashar
16.46 hari
semakin senjah, musik pengiring sore setiap toko mengalunkan Ebit G Ade, dan
komputer masih di istall juga.
17.40 saat
teknisi komputer itu menyimpulkan komputer gampang panas berarti banyak debu
sehingga panas tidak keluar, diservice.
Turun dari
lantai 3 Harco udara sore sudah menjelang maghrib.
18.00 bel perlintasan
kereta api berbunyi dan semua berhenti, maghrib telah tiba, mencari tempat
shalat di WTC Mangga Dua.
Tempat shalat
itu berada didalam melewati tempat orang jualan pakaian.
18.18 dapat
busway langsung naik dapat tempat duduk bersama istri.
20.00 di Pasar
Rebo, saat pulang bermotor, terasa motor mulai ngadat
lagi dan betul
mati di Arundina Kelapa Dua Wetan.
Mulai mendorong
motor.
Ada anak muda
yang mau menolong, istri diantar hingga naik angkot 121 dari Cibubur Pramuka
menuju Cileungsi, dan anak muda itu balik lagi ke saya yang sedang mendorong
motor dan menariknya.
Sabtu, 3
November 2012
00.00 kelelahan
mendorong motor dan memasuki pasar Cileungsi yang ditengah malam ini sangat
ramai.
Akhirnya bisa
mencapai Masjid Nurul Hidayah Kampung Sawah seberang terminal Cileungsi dan
mengerjakan shalat Isya.
00.07 masih
duduk di masjid kecapaian
00.20 datang
tetangga pak Helmi dengan membawa salah seorang penjaga malam dan ia mencoba
untuk menarik motor, rupanya ia tidak bisa, sebab ditengah malam itu kendaraan
pengangkut tanah sudah menguasai jalanan.
Menarik motor
yang mogok memang terasa berat dan sering oleng kekanan, takut diserempet truk
pengangkut tanah yang merajai malam ini, maka Helmi menyatakan tidak berani
untuk meneruskan menarik motor.
00.30 istirahat
didepan bengkel yang masih tutup sepagi ini hari.
00.35 merasa
sudah cukup istirahatnya dan sekarang sudah waktunya untuk mendorong motor
lagi, dan kebetulan jalanan menurun dan di naiki saja motornya, motor berjalan
di kegelapan malam tanpa mesin, dan truk tanah 9 ton menderu di samping sangat
dekat, resiko sangat berat.
Didepan Giant
Metland Cileungsi jalanan datar dan motor berhenti dengan sedirinya.
Turun dari
motor dan dorong lagi, saat mendorong itu tiba- tiba ada sepeda motor berhenti
di depan, saya tidak berani berharap, dan berjalan terus mendekati, tiba- tiba
muncul anak muda, e Bapak katanya, oh ya, lho kok disini, tadi saya lewat
saya pikir siapa dorong motor ditengah malam ini, ngak taunya bapak, ditarik
aja pak.
Setelah itu
mulai mencari tali, akhirnya di dapat spanduk robek dan udah di ulet- ulet di
tiang dipinggir jalan, uletannya dilepas dan dipilin ulang seperti tali dan
diikatkan di motor dan motor bisa itarik kembali.
01.30 masuk
rumah
04.52 berangkat
ke pernikahan putri sulungnya Almarhum Mas Ajar Sanjoyo, Fifi dan ibunya ikutan
juga, berjalan melintas gelap, lintasan yang pernah dan sering dilewati sewaktu
anak- anak masih kecil dua puluh tahun lalu,
ekonomi penduduk yang berubah baik, tidak sama dengan ekonomi di rumah.
04.57 saat bus
datang dari Jonggol yang ke Bekasi, hujan turun, hujan menerpa sewaktu
menghampiri bus.
05.15 ternyata
semua mobil bus berhenti di Cileungsi, dan membentuk urutan parkir sehingga
bisa diperkirakan jam berangkat, ternyata pergi ke Bekasi tidak sederhana.
Bus yang saya
naiki ini dapat giliran berangkat jam 08.30
Pindah bus, bus
pindahan dalam keadaan kosong menunggu penumpang.
05.53 bus mulai
bergerak, bus tua, hujan masih turun, Fifi makan nasi diatas bus, lauknya abon.
06.04 bus sudah
mencapai Limus Pratama
sementara
diluar hujan masih menderas, Fifi bilang " aduh deh kalau naik motor,
sahyup", "apa itu sahyup Fi", " basah kuyup pa, menggigil
lagian dingin hujan gipagi".
06.20 bus tua
yang tidak penuh penumpang itu melintas Batargebang, hujan sedikit lebat masih
mengguyur.
06.30 bus masuk
terminal Kota Bekasi
di terminal ini
turun, dan mulai mencari angkot nomer 30 tujuan Harapan, kalau salah naik
angkot, tujuan bisa sama- sama Harapan, tapi Harapan Indah ada kompleks Harapan
Indah, Harapan macem- macem tapi tujuan akhir saya bilang kolam renang Harapan.
07.30 angkot
sudah berada di depan kolam renang Harapan, turun dari angkot dan mulai
berjalan saat hujan sudah tidak lagi turun tapi masih gerimis.
Sambil
berceritra pada Fifi, dahulu sewaktu mas Aswan kecil dan mbak Tyas berkunjung
ke rumah pakde Ajar Sanjoyo, jalan beton yang diinjak ini belum ada, masih
berair dan bersampah, sekarang jalan sudah di beton tetapi sampahnya masih
banyak sebab di samping kolam renang adalah TPS
tempat
pembuangan sampah sementara.
Berjalan terus
beriringan saya istri dan Fifi.
dan tiba di pos
penjagaan, langsung ganti baju atasan, dan tibalah saatnya untuk bertemu dengan
orang- orang yang dikenal sejak 30 tahun lalu dan berjumpah sekarang.
08.00 sewaktu
akan memasuki tempat nikahan, jalanan sudah di seterilkan, sebab upacara
penerimaan calon penganten pria akan dimulai.
08.01 saat
mendekati sekumpulan orang yang wajahnya dalam memory hampir tidak terdata,
blank rasanya, langsung perintahkan abaikan, rumah yang sedang menyelenggarakan
pernikahan putrinya pagi ini adalah rumah seorang sahabat Ajar Sanjoyo
Almarhum, perkenalan dengan sohib ini diawali sejak kegiatan di Dewan Mahasiswa
Univ Udayana Januari tahun 1975.
dengan mas Budha, pensiunan dokter bedah
Rumah sakit umum Sanglah Denpasar
saat menunggu kedatangan mempelai laki-laki
kerabat mempelai wanita yang dari Bali
sudah berdatangan
Mungkin kerena kedudukan sahabat ini maka saat usainya acara akad nikah ( 10.30 ), saya dan istri dan anak tidak dipanggil untuk dilakukan foto bersama, sampai istri bilang apa sih arti selembar foto, yang jelas Mas Ajar Sanjoyo telah berpulang, sehingga saat akhirnya acara, sangat dingin dari nafas- nafas persahabatan, dan pulang mengayunkan kaki, menapak bersama dengan anak dan istri, suatu lorong jalan yang bersaksi sejak puluhan tahun lalu saat mas Ajar masih hidup.
Almarhum mas
Ajar Sanjoyo seakan mengiringi langkahku menjauh keramaian rumah itu.
Yamg penting kewajibanku terhadap seorang sahabat yang berpulang terlebih dahulu telah kupenuhi, seorang sahabat yang masih mau memperhatikan susahnya hidup dengan dua anak menderita Thalasemia.
Yamg penting kewajibanku terhadap seorang sahabat yang berpulang terlebih dahulu telah kupenuhi, seorang sahabat yang masih mau memperhatikan susahnya hidup dengan dua anak menderita Thalasemia.
( sedikit seperti
terjadi di film Dr Zhivago, saat Dr Zhivago dalam usia senja dan sakitnya
merindukan kehadiran istrinya Lara, dan ia memang melihat istrinya di dalam
trem yang melewati sepenggal jalan itu, Dr Zhivago berlari terseok - seok
meneriakan nama istrinya, Lara, yang berada di dalam trem itu, tapi istrinya yang
berdesakan dengan penumpang lain di dalam trem itu tidak memperhatikan, dan
akhirnya Dr Zhivago kerena lelah dan uzur usianya, ia meregang nyawa disisi
jalan, kerena kelelahan ).
Hati ini
sedikit bergetar setelah mengangkat mata melirik ke kanan jalan kok dari
belakang terdengar suara derunya mobil ber cc besar berpenumpang banyak sedang
melintas, saya tahu, itu adalah rombongan saudaranya Almarhum mas Ajar Sanjoyo
yang dari Surabaya, Denpasar dan Lombok, ada Dr Budha pensiunan dan mbak Dr
Asih dengan menantu dan cucunya, ada mas Dr Asmono dengan istri dan anak
perempuan yang remaja, ada Dr Arif dan istrinya yang dari Lombok, belum lagi
kakak perempuannya Almarhum mas Ajar dengan putra putrinya dan para keponakannya
dari Mas Har yang tidak ikut kerena Stroke yang dideritanya.
Rombongan
bermobil itu lewat hingga diujung tikungan dan menghilang, dan saya kembali
tersenyum dengan anak dan istri yang berjalan menyusuri jalan itu menuju tempat
angkot nomer 30 berada.
Keberadaan
almarhum Mas Ajar Sanjoyo sekarang malahan lebih dekat, sebab ia berada di sisi
hati, sebagai seorang sahabat yang tak lengkang oleh waktu, jikalau istrinya
dan anaknya adalah orang lain dari sisi lain, dengan karakter lain, memang ada
sebagian sifat almarhum ada di kedua putrinya, tetapi itupun di dominasi sifat
dari ibunya yang keluarga Tabanan Bali.
Sekarang
malahan ada rasa sudah lega, sudah menyaksikan pernikahan anak pertamanya
Almarhum mas Ajar Sanjoyo, dimana sejak bayinya si pengantin perempuan itu,
usia satu bulan, saya sempat menjenguk di Surabaya, Juli 1985, saat mana saya
baru mendarat di Surabaya dengan pesawat Mandala, dari perjalanan Makassar -
Surabaya melihat calon istri, saat itu
tiket masih seharga Rp 66 000 ,-
Dimana saat itu
almarhum mas Ajar Sanjoyo tidak punya uang, itu adalah kehidupan Almarhum mas
Ajar Sanjoyo yang paling bawah, ada bayi kecil saat itu, ( sekarang jadi
pengantin ) harus ada uang untuk membiayainya, dan saya baru menyelesaikan
sarjana Arsitektur saya, harus berusaha.
Tidak apa- apa,
tidak apa-apa, kehidupan masih berjalan ketakwaan kepada Allah SWT harus
dipertebal.
12.30 tiba di
Terminal Bekasi
Bus besar jalur
Bekasi Bogor seakan lambat saja jalannya, sering berhenti dan ngetem lama
sekali menunggu penumpang, soal ongkos cukup mahal.
14.00 tiba di
Cileungsi
Shalat Dzuhur
di basement Ramayana
Istri dan Fifi
naik angkot untuk pulang
dan saya
berjalan menuju masjid Nurul Hidayah mengerjakan shalat Ashar.
Minggu, 4
November 2012
ke pasar dengan
jalan kaki
04.30 Hari
masih gelap walau shalat Shubuh telah dikerjakan, dan diserukan pada anak-anak
untuk menjemput di ujung gang geboy jam tuju pagi saat itu bapak sudah sampai
disana membawa belanjaan.
05.00 berangkat
menuju pasar, sendirian, berjalan kaki, mengenakan training dengan baju atasannya bahan kaos.
Gelap nya
langit masih terasa, pedarnya cahaya neon menerobos kegelapan di tanjakan
dibelakang rumah masih gampang dilihat.
05.05 jalanan
kampung itu diinjak terasa bergerak basah, berarti hujan rintik semalam
menjadikan tanah berlumpur.
05.10 tiba
diujung gang geboy, kendaraan berlalu lalang pagi ini begitu cepatnya.
Kabut tebal
masih menyelimuti pepohonan, pandangan mata kearah sisi kanan jauh yang masih
menyisahkan persawahan sedikit, terhalang kabut diantara pepohonan kelapa.
Tanjakan yang
dahulunya ( 1994 ) curam sekarang sudah agak landai.
05.20 dikejauhan
ada truk mati mesin sebab patah roda gila nya, sebab sempat bertanya kepada
penjaga truk, patah atau lepas ban ini pak, kalau patah memang tidak ada
kontrol sejak awal terhadap kondisi truk ini pak, mendapat pertanyaan
sedemikian penjaga truk itu terlihat sewot juga, saya sudah bilang kepada
teknisi untuk diganti, tetapi tidak diganti ya begini jadinya, saya dibilang
sok tau loe, akhirnya apa yang saya lakukan.
Jawaban ini
menyiratkan permasalahan di jalanan adalah muaranya semua permasalahan
kehidupan otomotif, yang ber awal dari sistim managed kebendaan dan
pemeliharaannya, dan hal ini di abaikan sehingga sret dijalan mogok seunggukan
truk tanah melintang jalanan.
05.30 berjalan
melintas di depan Taman Buah Mekarsari, masih tersisa tiga puluh menit dari
waktu yang diperkirakan bisa menyelesaikan jalan kaki ini menuju pasar
Cileungsi, akhirnya belari dan lelah berjalan kaki kembali, setelah lelah
hilang berlari lagi.
05.35 pompa
bensin kanan jalan itu sudah dilewati.
05.40 pabrik
garment Citra yang kalau sore dan pagi hari memacetkan lalu lintas kerena
banyaknya karyawan pabrik yang memotong jalan raya, sekarang sudah dilewati.
05.42 Giant
Metland Cileungsi
06.00 Masjid
Nurul Hidayah seberang Terminal Cileungsi, berarti target enam puluh menit
hendak menyelesaikan jalan kaki Pasar Cileungsi ke rumah tidak tercapai.
06.06 Pasar
Cileungsi dan mulai pembelanjaan pertama, sempat ditanya kemana ibu pak,
gangguan motor, ibunya di rumah ngak ikut.
06.50 naik
angkot pulang dengan belanjaan satu karung penuh, cukup berat kalau jalan kaki
lagi.
07.00 tiba di
ujung gang Geboy, tetapi anak- anak belum terlihat.
Satu karung
belanjaan itu cukup berat sehingga sewaktu menyebrang jalan tidak bisa cepat.
07.05 setelah
berjalan beberapa ratus meter dengan belanjaan satu karung ditaruh diatas
pundak, terlihat Astari dan Fifi datang, Yasin masih tidur pak.
Belanjaan
dikurangi dan dibuka kembali, seberat 3 kg belanjaan dibawa Fifi, seberat 10 kg
dibawa Astari, dan sisanya saya angkat, beriringan berjalan kaki pulang kerumah,
suatu pemandangan survival,
Tiba -tiba
dikejauhan Yasin terlihat menyusul dan belanjaan Astari di bagikan ke Yasin,
sekarang berempat berjalan beriringan masing-masing membawa belanjaan.
07.13 masuk
rumah, langsung yang dikerjakan adalah membersihkan 1 kg ubi ketela manis, tadi
sewaktu membeli sudah bekerja keras untuk memilih yang tidak bongkeng, tapi
masih terselip satu dua yang bongkeng.
08.00
tinggalkan ubi di open dengan api kecil dan sekarang bersihkan badan untuk
mengerjakan shalat Dlhuha.
08.30 mulai
makan ubi yang di open kering, kuitnya sedikit hangus enak dan empuk, satu kilo
habis dimakan berbanyak Fifi, Yasin, Astari, ibunya.
12.30 setelah
shalat Dzuhur mulai membuka bahan - bahan rujakan yang tadi di beli di pasar 1
kg terdiri dari : jambu air merah kecil- kecil, kedondong, bengkuang, mangga,
dan ketimun dan nenas memang di beli terpisah dari bahan rujak sekilo itu.
setelah dikupas
semua, dicuci, mulai membuat bumbunya, ternyata kunci enaknya rujak itu ada di
bumbu terasinya, dan akhirnya sekitar jam 1330 semuanya makan rujak satu baskom
kecil seberat 1,7 kg, semuanya suka sebab tidak terlalu pedis dan enak
Senen, 5
November 2012
04.12 Saat
adzan shubuh terdengar sedang asyik menyantap hidangan makan sahur untuk
berpuasa hari ini, langsung stop makanan, langsung meloncat kekamar mandi untuk
sikat gigi membersihkan makanan yang tersisa.
04.15 Shalat
shubuh berjamaah dengan anak dan istri dan masuk babak baru perihal rencana
keberangkatan ke Pangkep.
10.00 berangkat
sendirian, istri dirumah mengingat biaya transportasi tinggi menuju Mangga Dua mengambil komputer
yang di reperasi hari Jumat kemaren.
11.00 masuk
terminal Kampung Rambutan
11.04 naik
busway di Kampung Rambutan, sedikit penumpang sehingga dapat tempat duduk,
duduk paling belakang yang di design agak tinggi, tapi ternyata terancam tiupan
angin AC mobil persis diatas kepala, lho masuk angin ini jadinya, buka tas
mencari sesuatu untuk pelindung, ada topi haji, kenakan saja untuk melindungi
kepala dari tiupan angin Ac mobil.
11.18 Kramat
Jati mulai macet, tidak perlu harus mendahului sebab bahaya kecelakaan lalu
lintas, ruas Kampung Rambutan Celilitan termasuk terkecil kecelakaan buswaynya.
12.00 Halte
Kampung Melayu, tadi sempat turun di Celilitan maksudnya ingin mencari busway
langsung Celilitan - Ancol, ngak tahunya diumumkan lama menunggunya, akhirnya
nyambung lagi tujuan Kampung Melayu dan ikutan antri.
12.40 turun di
Pademangan merupakan halte ke Harco Mangga Dua, siang di iringi mendung.
12.50 BCA
Syariah di Mangga Dua Harco, tidak menyediakan musholah, sebab saya berharap
berani manamakan diri Syariah, tempat shalat musholah pasti ada.
Habis mau apa
dikata, ujungnya BCA kan orang tidak bersholat, panteslah.
12.52 Bank
Mandiri Mangga Dua Harco, saat minta
kesempatan mengerjakan shalat Dzuhur malahan dipersilahkan untuk naik dilantai
tiga.
13.00 tiba di
service komputer dan komputer bisa digunakan, hanya coreldraw nya saja belum
bisa di instal, usaha untuk meinstal ini mengalami beberapa kali ke gagalan dan
berhasil saat jam menujukan 16.00.
19.00 Bus
melintas perlahan di Kramatjati pasar, kendaraan di jalaraya sangat padat.
18.00 saat
busway melintas di bilangan Kramat Gramedia, kendaraan sangat padat, sudah tiba
waktunya buka puasa, yang dilakukan adalah meminum bekal air yang dibawa dari
rumah.
19.30 Akhirnya
tiba juga di Terminal Kampung Rambutan, hujan deras menjemput, kederasannya
tingkat dua, atap halte busway mengucurkan air bocoran atap, merenungi ke
sembronoan bangsaku dalam membangun, padahal pengerjaan halte ini di bayar,
ngak tahu lah kalau ada kalimat, ngak usah rapi- rapilah membangun halte ini,
toh ngak ada yang memeriksa, atau kalau datang pemeriksa kita kasi uang dia,
sisihkan dari uang pembangunan halte bus way ini, akhirnya halte busway yang
bocor, bahayanya lagi bocor itu dari arah lampu tanam teritisan halte, aliran
listrik mengalir, lha kalau nyetrum, bagaimana, nanti pengurus busway hanya
cukup minta maaf pada keluarga yang kehilangan seorang bapak yang meninggal
kesetrum di halte busway.
Kok rasanya
negara ini susah di bawa kebaikan, ini kalau ditahun 1945, tergolong orang-
orang yang tidak loyal kepada kemerdekaan RI, dan juga ditahun itu siapa
pejuang dari Bogor yang menonjol.
20.00 Hujan
meredah menyisahkan genangan air, loncat dari batu yang satu ke batu yang lain,
saat ini banyak orang makan malam dari sepanjang trotoar di terminal Kampung
Rambutan hampir penjual makanan dimana- mana.
Langsung naik
angkot 121 tujuan Cileungsi, angkot harus berhenti berkali- kali ditempat
berbeda untuk mencari penumpang sebab saya sendirian saat itu yang jadi
penumpang.
Penumpang
sejumlah 8 orang angkot sudah berani meninggalkan Kampung Rambutan, dan banyak
penumpang naik di Cibubur Junction, dan angkot pun penuh sesak.
20.50 tiba di
Cileungsi dan pindah angkot ke Jonggol.
21.10 Macet di
tengah malam, rupanya, pabrik yang terletak sebelum jalan turun Gandoang dari
Cileungsi, sedang memasukan tangki pendam bawah tanah penyimpanan Solar pabrik kapasitas 16 ton,
besar sekali, dan menimbulkan macet di dua arahnya.
21.20 berjalan
ditempat gelap- gelapnya wilayah Bogor, yang tidak beda sewaktu Bogor tidak ada
uangnya tahun 1980, dengan Bogor sekarang, uang pembangunan selama ini hanya
seujung kukunya saja menyentuh wilayah Gandoang Kabupaten Bogor, itu pun
dibawah nama PNPM beberapa tahun lalu, padahal kalau melihat gemerlap nya kota
Bogor diwaktu malam, cantiknya sangat bersangatan, isi didalamnya banyak yang
menantang adzab dari Allah SWT, ada anggota DPR Bogor yang bermabuk- mabukan di
kafe dan bentrok dengan sekawanan orang Bogor juga, nantikan saja adzab Allah
di malam hari menjelang shubuh.
Gelapnya
sepenggal jalan pulang, lanjutan dari
gang almarhum Geboy, menuntut dimana keadilan mu pemimpin yang mengatas namakan
wilayah Bogor, tuntutan ini dialamatkan pada malaikat yang akan menanyakan
dirimu saat pengantar kubur terakhir meninggalkan peristirahatanmu kelak,
rupanya hujan deras di terminal Kampung Rambutan berimbas juga sampai
disini.
21.30 masuk
rumah
Selasa, 6
November 2012
09.00
menghubungi Lakupon untuk menanyakan pengiriman happy call yang dijanjikan
pengiriman tanggal 5.
Disuruh menunggu
saja.
Rencana
menjenguk ibu istri masih tergantung Tyas, sebab jangan sampai semua di
Makassar dan Tyas nya seorang diri masuk RSCM.
Menurut
perkiraan Tyasnya mulai turun kondisinya.
17.00 hujan
cukup deras
Rabu, 7
November 2012
Kondisi tubuh
sedang mengalami penuaan perlahan dan pasti
03.00 sudah
ngak bisa tidur, inginnya shalat dan berdoa sebab ujung jalan ke Pangkep
Sulawesi Selatan itu belum kelihatan, sementara ibu mertua masih dirawat di
rumah sakit.
06.00 tiba-tiba
saja semangat itu datang saat
Tyas
mengirimkan SMS menegaskan akan berangkat dari Denpasar tanggal 12 November
07.00
Pelambatan berfikir ini mendapatkan rangsangan untuk aktif terpacu semangatnya
Tyas, sebab yang di Jakarta saja belum tahu kapan mulai mencari tiket kereta
api Jakarta Senen - Gubeng Surabaya.
Angkat telepon
rumah 121 langsung reservasi tiket ekonomi KA Gaya Baru Malam Selatan, untuk
tanggal keberangkatan kapan pak tanya nya, ya sejak besok, besok tanggal 8
penuh, lusa tanggal 9 juga penuh,
besoknya lagi tanggal 10 penuh, tanggal 11 hanya ada tiga tempat duduk, tanggal
12: 13: 14; 15 juga penuh, 16; 17; 18; penuh, ada di tanggal 19 dengan sisa
tempat duduk 150 tempat, langsung setuju di tanggal itu berangkat.
Kumpulkan bahan
- bahan jus sayur terutama yang berhubungan dengan degranatif tubuh, ada buah
mengkudu cukup banyak lebih 1/2 kg, wortel 800 gr sebab mulai diserang busuk
batang, ketimun, tomat 1/4 kg , terong, nenas, di potong, di cuci, di blender,
diperas diminum, dengkul kaki terasa enak.
Kamis, 8
November 2012
02.00 sudah
sadar
02.10 mulai
mengerjakan kacang ijo dan kacang kedalai dan kayu manis, cuci, presto
02.30 shalat
tahajud
03.00 mulai
minum teh hambar saja dengan blenderan halus kacang ijo dan kedalai dengan
tambahan kayumanis dan jahe
03.20 membuat
sayuran untuk makan sahur, buncis di
iris, wortel di iris tipis, tomat juga di iris tipis, bokcay dan makan sahur
pagi ini enak sekali dengan sayuran tadi tanpa garam dan gula dan bumbu
lainnya, ditambahin suiran abon daging sapi.
10.10 pikiran
dipenuhi gejolak untuk mengikuti sayembara perencanaan kota Jakarta
Pengumuman
terbuka sayembara ini ada di harian
kompas untuk hari ini.
15.30 happy
call penggorengan yang dibeli lewat online sudah diterima, pengantarnya seorang
anak muda dengan membawa banyak barang hantaran, semua sudah ada alamatnya.
Jumat, 9
November 2012
otak tervirus
oleh ide ide sayembara kota Jakarta.
13.00
sepulangnya shalat Jumat, buka Hp, ternyata Tyas tidak ikut berangkat ke
Pangkep Minggu depan kerena akan ujian meja.
Masalah banjir sebagian kota Jakarta adalah target
yang harus diatasi dalam sayembara walau panitia
tidak me positipkan
05.30 mendapat download peta dasar kota Jakarta dari web site Bakosurtanal.
di download
dengan bantuan Hp Samsung C6625 setelah itu dibuka di laptop dan dipindahkan ke
coreldraw 13.
05.58
menelusuri potensi kota Jakarta dari peta dasar.
22.30
mengerjakan terakhir peta dasar hari ini di bagian jalan Sudirman hingga
Semangi, kerena harus ada kosentrasi khusus untuk membuat lingkaran jalan
semangi, sehingga ngantuk cepat menghampiri
Sabtu, 10
November 2012
Sayembara Kota
Jakarta,
sejak pagi
setelah shubuh mengerjakan peta dasar kota Jakarta dengan program coreldraw 13,
mengambar ulang jalan diJakarta bagian wilayah Ciledug hingga Blok M, dan Pasar
Jumat dan Grogol
Mulai terasa
jikalau Jakarta memang tidak pernah di design untuk menghadapi perubahan
kehidupan hingga 2100.
Minggu, 11
November 2012
Shalat tahajud
malam menjelang pagi ini cukup indah, takut Allah SWT melupakan saya yang tak
berharga ini, ijinkan hamba menyebut Asmah Mu ya Allah.
05.00 pagi
masih menyelimuti shubuh, bulan sabit bertengger diatas kepala, hidupkan
semangat untuk berangkat kepasar.
Cahaya
perhelatan nikah dari rumah dibelakang barisan rumah disepanjang gang, masih
menampakan kesibukan persiapan penerimaan tamu.
05.05 menyapa
pedagang sayur yang masih menyapu halaman rumahnya, mengapa kok ngak berangkat
ke pasar, sebentar, kan saya naik angkot, ia mengerti rupanya jikalau saya ke
pasar Cileungsi dengan berjalan dan berlari.
05.09 tiba di
ujung gang almarhum Geboy, minggu lalu untuk mencapai titik ini 10 menit dari
rumah.
05.15 Di titik
ini di jalan raya Cileungsi Gandoang, ada truk yang lepas rodanya, minggu lalu
mencapai titik ini 20 menit
05.34 depan pintu
utama Taman Buah Mekarsari, berjalan terus dan berlari.
05.45 depan
Giant Metland Cileungsi
05.52 masjid Al
- Hidayah terminal Cileungsi
05.58 masuk
kawasan pasar Cileungsi.
minggu lalu
mencapai tempat ini dengan waktu 1 jam 6 menit.
06.08 saat
membeli ikan emas 1 kg untuk dibakar, seberat limaratus gram se ekornya, datang
kucing teman sipenjual ikan, akhirnya ingat akan kucing dirumah, maka isi dalam
ikan yang hendak dibuang oleh penjual ikan saat membersihkan saya minta
dibungkus sebab akan diolah atau digoreng kering sebab kucing mau memakannya
kalau sudah digoreng akan kering.
07.00 turun
dari angkot dengan menggendong belanjaan dan meletakannya di pundak.
07.05 datang
Astari untuk membantu bawaan belanjaan, terasa ringan sedikit setelah belanjaan
dipindahkan.
07.10 Yasin
datang ikut membantu dan jalan pulang semakin enak.
07.15 masuk
rumah dan langsung menggoreng isi perutnya ikan emas untuk konsumsi kucing
dirumah.
Betul juga
kucing lahap memakannya.
09.00 saat
mulai mempersiapkan sayembara kota Jakarta, masih membuat peta dasar Jakarta
22.00 Peta
dasar baru mengangkat design jalan existing dan baru menyelasikan seperempat
bagian kota Jakarta.
Senen, 12
November 2012
03.30 bangun
untuk mempersiapkan makan sahur, sedikit tapi lengkap, dan kecepatan waktu
dibutuhkan, langsung mempresto kedelai dicampur kayumanis.
sementara itu
mempersiapkan sayuran, labu siam, buncis, wortel, bakcoy dan tomat, sedikit
saja, cuci bersih dan dimasak tanpa garam dan gula dan apapun juga.
Waktu berjalan
terus, dan blederan kedelai sudah siap, bagi dua diminum bersama istri.
Makan sahur
dengan sayuran yang ditumis kering, minum, sikat gigi untuk persiapan bersuci dan terdegar adzan shubuh,
Alhamdulillah puasa hari senen pun mulai dijalani.
06.45 cukur
rambut oleh istri dengan memanfaatkan gunting
07.10 shalat
Dlhuha
07.20 mendorong
motor ke bengkel, memang ada 2 bengkel yang dilewatin, tetapi bengkel yang siap
memakan pelanggan dengan mahal.
Jalan mendaki
sedikit, tapi cukup berat untuk mendorong, istirahat, setelah itu di dorong
lagi, saat tiba diujung turunan motor dikendarai dengan mesin mati.
Tiba di bengkel
menunggu cukup lama sebab si pemilik bengkel merangkap teknisi istri tadi masih
sibuk dengan ganti pakaian segala, langsung saya tinggal menuju bengkel, dan
sekarang istri sudah menyusul.
Motor minta di
tinggal di bengkel dan pulang berdua dengan istri.
Istri bilang
ada rasa enak di kaki setelah berjalan dari rumah ke bengkel.
Melihat banyak
orang di jalanan sempit Desa Mampir, Cileungsi, Bogor.
Terasa indah
semua wajah, dan terperangah oleh konsep sendiri bahwa Perencanaan yang
berhasil adalah bisa menggembirakan orang lain. Pemikiran ini untuk
mengingatkan ke otak bahwa otak yang kini bergelut dengan merencanakan kota
Jakarta dimasa datang yang bisa lebih enak dari pada sekarang, entah enak
menurut siapa.
09.00 masuk ke
permasalahan Sayembara Kota Jakarta, masih dalam tahapan mengangkat peta dasar
dengan mengambar ulang jalan existing.
sudah memasuki
kawasan Kampung Melayu, suatu wilayah permukiman yang berumur panjang.
10.12 hilang
idealisme jakarta future pada diri kerena lelah dan usia, padahal sudah dilawan
dengan olah raga fastrider, istirahat dulu lah Insya Allah muncul lagi.
11.00 sudah
bangkit lagi dan mulai menggambar peta dasar lagi sudah memasuki kawasan
kuningan rasuna sahid.
13.30 lelah.
Ambil pilihan
berjalan melihat sampai dimana motor di betulkan sistim pengapiannya.
Tiba di bengkel
ternyata tukang bengkel nya sedang keluar belanja alat- alat kelengkapan sepeda
motor pelanggan.
Motor yang ada
di bengkel terlihat empat motor yang sedang dibongkar, sementara ada bengkel
sebelumnya sepi pelanggan sama sekali.
Beberapa lama
datang tukang bengkel pemilik dan merangkap teknisi, ia menjelaskan posisi
keterhambatan motor untuk hidup, masalah spul dan qprox dan sistim pengapiannya
lagi.
saya titipkan
uang seratus ribu untuk modal kerjanya.
Jalan lagi
menuju pulang sambil merenungi kembali tujuan perencanaan kota Jakarta.
Atas nama
perencanaan, banyak hasil karya perencanaan itu yang di abaikan, atas nama
laporan, laporan itu sendiri tak bermakna.
Pikir-pikir
hasil nya apa buat negara yang setiap tahun mengeluarkan uang sekian ribu
trilyun, kemaren malam WNI di perkosa Kepolisian Malaysia.
Seakan tidak
ada hikma Illahi.
17.54 tiba pula
waktu Maghrib, adzan berkumandang dan buka puasa diawali dengan doa, doa yang
didengar dengan si Pencipta Alam, doa buat Tyas yang ada di Denpasar sebab Hb darahnya lagi turun, buat Ibu mertua di Pangkep
Sulawesi Selatan yang sakit, buat ibu di Wonorejo Lumajang Jawa Timur dengan
usia senja nya, buat istri untuk selalu terjaga kesehatannya, buat anak- anak,
Aswan, Tyas, Astari, Yasin, Fifi, semoga selalu dilindungi oleh Allah SWT,
puasa dahulu baru berdoa.
Ya itulah salah
satu hikma puasa sunah.
19.50 hujan
deras dan kebocoran di depan TV belum bisa di atasi.
Selasa, 13
November 2012
01.00 saat
tersadar kerena rasa haus yang menyengat, masih tersisa kacang hijau ketan
hitam tanpa santan buka puasa tadi maghrib, di hangatin langsung dimakan.
01.10 shalat
tahajud sebagian rakaatnya dan membaca Al-Quran sebagian surah Al-Imran hingga
ngantuk datang lagi.
02.00 tidur
lagi dengan harapan sekitar jam tigaan bangun untuk melanjutkan shalat
tahajudnya.
07.00 saat
mengerjakan shalat Dluha, mengingatkan istri untuk menyelesaikan semua
pembelian beras dan pembelian lainnya untuk dijadikan bingkisan buat anak
Yatim, Dhuafa.
Setelah itu
terlihat istri berkemas menuju kepasar Gandoang untuk mencari bahan isian
bingkisan Yatim dan Dhuafa.
09.00 Berkopiah
hitam, ber tas kain, baju tangan panjang bergaris tipis, berjalan bersama istri menuju kantor
Kementerian Pekerjaan Umum untuk mendaftar sayembara kota Jakarta.
Berbekal laptop
komputer, dan air minum dan nasi yang diletakan di plastik pembungkus gula.
Jalanan
berlumpur, hujan semalam menyisahkan keadaan khas wilayah perdesaan, Desa
Gandoang, jalanan berlumpur, istri yang diajak berjalan mulai terdengar
lagunya, sebab sepatunya berlumpur.
09.12 tiba
dipinggir jalan depan dan langsung naik angkot tujuan Cileungsi, dan langsung
naik angkot 121 Cileungsi - Kp Rambutan.
Saat angkot
melintas jalan tol terpikirkan bahwa saat ini sedang di dalam pertanyaan untuk
menjawab apa gagasan untuk ruas jalan Cibubur - Blok M, apa akan di tingkat,
bagaimana dengan jalan raya yang melintas memotong diatas jalan tol, apa satu
hamparan, ini tidak mungkin sebab sifat tol nya sendiri.
10.00 naik
Kopaja P 57 dari Kp Rambutan yang melewati jalur Pasar Rebo, Kramatjati,
Celilitan, Kalibata, Mampang, Tendean, Blok M, Lama dan macet.
11.00 Al-Azhar
peduli umat, sementara istri ke Dokter Gigi PU.
11.10 setelah
doa dikumandangkan oleh si penerima sodaqoh Al- Azhar, bertingkah dengan
tertawa beberapa staf Al-Azhar, tidak mengurangi ke khusu'an bersodaqoh dengan
hadiah panjatan doa, doa untuk Aswan biar lancar kuliahnya, doa buat Tyas yang
Hb nya lagi turun dan sedang mempersiapkan karya tulis untuk ujian meja minggu
depan.
11.30
mendaftarkan nama di komputernya pak Darto, Laptop yang saya bawa ngak mau
konek dengan Wivi ruangan Tata Ruang.
11.50 dengan
pak Darto menuju Masjid As Salam untuk mengerjakan Shalat Dzuhur.
13.05 tukang
rujak itu berteduh saat hujan mengguyur, dan saya datang mendekati tukang rujak
itu tanpa air hujan menetes, untuk memesan rujak, dan tukang rujak bergegas
keluar dari naungannya, " Lho tadi hujan " saya diam saja
sebab memperhatikan kebersihan buah yang disayat - sayat yang akan dijadikan
hidangan.
13.09 memasuki
rumah makan Family disudut jalan Raden Patah, langganan tetap untuk makan.
13.10 makan
nasi padang lauk Rendang, nasi yang tadi dibawa dari rumah sekarang mulai
menunjukan perannya, yang dipesan adalah satu piring nasi dengan lauk rendang
lengkap sambal sayur dan lalapan daun ubi, ini diberikan kepada istri, dan saya
sepiring ada rendang, ada sayur nangka, ada daun ubi, ada sambal, tanpa nasi,
sampai situkang menu masakan warung itu bertanya heran " ngak pakai
nasi ? " . saya hanya tersenyum, tempat makan yang sempit itu
dipenuhi banyak pelanggan, hanya ada sisa dua bangku sisa, teruntuk istri dan
saya, duduk, dan mulai membuka tas untuk mengeluarkan nasi bawaan dari rumah.
13.30 keluar
dari masjid Badan Pertanahan sebab istri shalat Dzuhur disini.
Alhamdulillah
Ya Allah SWT diberi kelancaran, lancar mendaftar lomba Sayembara Green
Metropolis Jakarta 2050, diberi kesempatan makan nasi Rendang yang kering enak
dan empuk dan badan tetap sehat, tidak pusing dan mual, di ijinkan makan buah
ada nenas, ada jambu, ada belimbing, ada nangka, ada aple.
13.35 menyusuri
trotoar depan Badan Pertanahan hingga gedung Asean, suatu trotoar yang terjelek
di jalan utama kota Jakarta, hujan yang baru redah menjadikan trotoar tempat
penampungan air, sepatu istri basah dan kembali bernyanyi.
13.40 naik bus
Mayasari Bhakti Blok M - Cileungsi yang saat itu sedang lewat didepan Gedung
Asean.
Bus besar
bersih nyaman dan sejuk sebab berpengatur suhu, dan sopir dan kondektur ramah
untuk diajak bicara.
13.57 bus besar
berhenti lampu merah di bunderan api nan tak kunjung padam ujung
Sisingamaharaja
14.16 Jembatan
Semangi
14.45 Cibubur
Juction.
14.54 kemacetan
di Kranggan.
15.03 macet dan
jalan perlahan Lampu merah Kranggan.
15.09 Cikeas
15.15 kota
Wisata.
15.19 Kota
Lagenda Wisata, macet panjang masih mengiringi.
Mendung tebal
sudah merentang luas di kawasan Cileungsi.
Bus berjalan
beberapa meter ke depan tiba- tiba hujan deras turun, dan pemandangan yang
paling saya suka sejak kecil adalah redup kerena sinar matahari terhalang
mendung, warna hijau pepohon yang memburam kerena derasnya hujan, sementara
istri masih tidur menikmati keadaan bus Mayasari Bhakti BlokM - Cileungsi yang
bersih dan terpelihara ini
15.25 Bus
Mayasari besar dan baik itu berhenti di Cileungsi, tetapi saya belum mau turun,
sebab masjid masih jauh, akhirnya bus berjalan lagi tepat didepan masjid Nurul
Hidayah Kampung Sawah Cileungsi depan terminal.
15.30 Didepan
Masjid Nurul Hidayah, saat turun dari bus bersama istri, sama seperti saat
naiknya tadi hanya berempat, ada supir, ada kondektur saya dan istri, semua
penumpang sebanyak itu telah turun
menyebar di titik titik sepanjang jalan Cibubur hingga Cileungsi.
Suatu perjalanan yang indah, begitu
turun dari
perjalanan langsung masuk "Masjid " untuk mengerjakan shalat
Ashar, Alhamdulillah ya Allah SWT
15.40 setelah
shalat mengajak istri untuk berjalan kaki menuju Giant Metland sejauh 1500 m.
23.30 saat
menutup komputer terasa menurun semangat membangun Jakarta 2050, sebab setelah
membaca KAK Sayembara Green Metropolis Jakarta 2050 banyak sekali batasan
batasan perencanannya.
Rabu, 14
November 2012
08.25 seakan
terbang rasanya bermotor hari ini setelah hampir beberapa minggu ngak naik
motor, sejak mogoknya motor tanggal 3 November 2012 di tengah malam.
Berangkat ke
Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengikuti rapat penjelasan Aanwizhing
Sayembara Jakarta Green Metropholis 2050, istri ngak ikut, sebab hari ini
dirumah diselenggarakan pengajian, dan
pamitan untuk pergi ke Makassar Sulawesi Selatan hari Senen 19 besok
dengan Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan, semua berangkat hanya kucing
kesayangan tertinggal nantinya.
09.30 di bank
Muamalat Yayasan Pendidikan Sudirman untuk menyantuni anak yatim NTT-TTS
09.40 bermotor
lagi melintasi Cijantung sisi utaranya
09.56 kemacetan
di Buncit
10.30 Kawasan
blok M
10.45 Al-Azhar
peduli umat, untuk menyantuni Yatim piatu
11.00
Kementerian Pekerjaan Umum
11.30 Persiapan
Shalat Dzhuhur di masjid As-Salam Kementerian Pekerjaan Umum
12.10 Ruang
rapat Penataan Ruang lantai III
bertemu dengan
peserta lomba Sayembara Green Metropolis Jakarta 2050
mengisi absen
kehadiran
Saat pak Lubis memberi sambutan
Peserta Jakarta Metropolis 2050
Inilah Indonesia yang serba kaku
Saya diantara generasi muda
Arsitek muda, semangat muda
Saat pak Lubis memberi sambutan
Peserta Jakarta Metropolis 2050
Inilah Indonesia yang serba kaku
Saya diantara generasi muda
Arsitek muda, semangat muda
Saat saya usulkan, harap diberi tanda
terima setiap e-mail pengiriman
hasil sayembara yang dikumpulkan,
( pengalaman mengikuti lomba
internasional di Ghana Afrika Barat )
Jawabannya kaku, tidak ada
pemberitahuan.
itulah orang Indonesia
walau usia muda
tetapi sifat kaku nya luar biasa
12.30 Ruang rapat besar dibuka, langsung ambil posisi duduk sambil memakan dan minum hidangan air putih botol aqua kecil 300 ml dan buah lengkeng dan keripik singkong.
13.30 acara di
buka ternyata yang membuka pak Lubis, dahulu pernah menjadi Kepala Seksi
Tatabangunan Wilayah Timur tiga, saat itu acara resmi sehingga dia tidak
mengenal saya lagi.
Hal yang
mengejutkan bagi saya adalah sayembara ini dibagi dua tahap, tahap pertama
hingga 5 Januari 2013 adalah menyimpulkan Jakarta 2050 dari wilayah
Metropolisnya, yang meliputi Bekasi keseluruhannya, Bogor dan Tanggerang, Kota
Bogor, Depok, Tangerang Selatan, kota Tangerang.
Tahapan kedua
bulan Februari 2013 adalah Jakarta kotanya sendiri.
Beberapa
kesimpulan yang terbayang di benak dan dilihat cepat adalah " Bagaimana
Jakarta 2050 " dan
"Spesifik
metropolisnya Jakarta ".
Kesimpulan ini
berbeda setiap peserta.
Begitu
diuraikan cakupan permasalahan Metropolis Jakarta, terbayang sesak nafas ini
untuk menyusuri wilayah metropolis Jakarta, ditinjau dari waktunya dan motor
yang dikendarai nya, dari Timur nya Bekasi sebelah Utara, yang sepi.
15.10 acara di
tutup.
15.15
menandatangani berita acara Aanwyzing terpilih dua peserta, saya dengan entah
siapa lagi.
15.17 copy
materi yang ditayangkan selama rapat penjelasan Sayembara Green Metropolis
Jakarta 2050
15.30 Shalat
berjamaah bersama tiga arsitek muda, yang satu dari Jogja namanya Gusma, yang
satu namanya Erick, yang satu lagi Reza.
16.00 berempat
makan nasi padang di kedai Family, sewaktu pesan makan saya tetap pesan lauk
nya tanpa nasi, sore ini ayam sayur, sebab rendang habis, sudah sore, maklum.
Saat berempat
sudah di depan meja dan hidangan sudah turun, mereka bertiga bertanya, kok ngak
pakai nasi, nasinya dari tas kataku, tas dibuka dan ditarik pastik
pembungkusnya, ada nasi yang dibawa dari rumah.
16.30 berpisah,
Gusmau yang dapat tiket pulang ke Jogja Kereta Api, jadwal berangkatnya besok
sore, saya sarankan cari hotel dekat Gambir saja, dan Erik dan Reza berpisah,
saya menuju lapangan parkir motor Kementerian Perumahan
Sore itu
jalanan Antasari macet seperti hari- hari sebelumnya
Kamis, 15
November 2012
03.50
Almadulillah bangun dari tidur nyenyak luar biasa, sebab kemaren malam ngak
bisa tidur sebab kepala ini dipenuhi konflik permasalahan sayembara Jakarta
Green Metropolis 2050, tapi hari ini kan awal tahun Hijriah, langsung niatkan
puasa awal tahun bersamaan hari Kamis.
Waktu shubuh
tersisa 15 menit lagi, apa yang bisa dilakukan, bangunkan istri agar
berkesempatan makan ala kadarnya sahur puasa sunah Muharam.
Waktu sesempit
itu hanya bisa minum air biasa, ngopi segelas, makan kue ketan se untit
kecilnya, e ngak akh, ngak se untit agak besaran dikit, setelah itu adzhan
Shubuh terdengar, gosok gigi bersihkan bagian mulut langsung take off
puasanya.
07.00 shalat
Dlhuha
Mulai berdatangan para Yatim yang mengambil bagiannya di bagi kemaren sore saat Istri menyelenggarakan Pengajian Ibu- Ibu Al Afif di rumah.
Mulai berdatangan para Yatim yang mengambil bagiannya di bagi kemaren sore saat Istri menyelenggarakan Pengajian Ibu- Ibu Al Afif di rumah.
07.30 mulai menyusuri sayembara Green Metropolis Jakarta 2050, peta dasar Metropolis Jakarta belum di dapat.
lari ke
Bakosurtanal untuk mencari peta.
11.45 Shalat
Dzhuhur
12.30
penggambaran peta dasar Jabodetabek
15.00 istirahat
persiapan Ashar.
21.56 kehabisan
idea
Jumat, 16
November 2012
09.00 bermotor
bersama istri menyusuri jalanan di desa Gandoang untuk mencari plastik talang
air hujan, kunci gantung, obeng, dan pengait kunci, banyak toko yang dimasukin
semua harganya tinggi- tinggi.
Tidak menyerah
dengan mereka yang menjual barang, tidak cocok harga ya tidak beli.
Bermotor agak jauh dan dapat ditoko bangunan
yang harganya belum dinaik naikan, 20 meter plastik talang air itu terlihat
berat bebannya, di beli sebanyak ini sebab pasti dibutuhkan dirumah.
11.10 berangkat
ke masjid untuk mengerjakan shalat Jumatan.
13.30 mulai
naik genteng bersama Yasin, Yasin berada dirumah dari sekolahnya sejak selesai
jumatan, lagi pula saat itu mendadak matahari yang pulang jumatan tadi panas
terik kok sekarang redup, tertutup awan rupanya sinar matahari.
Fifi juga
ikut naik, mulai menganalisa dari mana datangnya air bocoran, genteng yang
berusia tua itu sangat rapuh, cabut saja, dibuangin.
Plastik talang
air hujan yang dibeli sebelum jumatan sekarang dipotong 170 cm.
Dipasang
dibawah genteng yang diperkirakan bocor.
Tiba- tiba
pedagang siomay lewat, semenjak pulang jumatan tadi belum makan, kepingin makan
dengan siomay, Fifi dan Yasin ikut makan juga dari siomay yang sepiring itu,
siomay ini agak enak dibandingkan dengan siomay di Cijantung, yang dijual di
depan tempat pendaftaran tentara muda, sudah ngak enak mahal lagian.
Bocoran atap
diatas pintu sekarang di analisa, langit-langit tripleks tipis dibuka, dan
diatasnya disisipkan lembar plastik lebar untuk menampung air tetesan bocoran
genteng, setelah itu melihat cakrawala diatas, mendung semakin tebal.
14.00 hujan
sangat deras turun, tidak lama kemudian PLN memadamkan alirannya, gelap
jadinya.
15.00 saat
Ashar masuk waktu, shalat dalam kamar yang gelap, menggunakan lilin, hati-hati
lilin sering kebakaran rumah.
Hujan gerimis
lama turunnya, bocoran genteng sudah tak terjadi.
Hingga maghrib
datang, 18.00 hujan tidak berhenti, gelap menyelimuti, demikian juga saat Isya
jam 19.00 datang, suasana masih gelap
23.00 mulai
berburu bahan bacaan perencanaan kota dengan menggunakan Hp.
Sabtu, 17
November 2012
02.00 masih
setengah tidur setengah sadar, setiap download bahan bacaan perkotaan di
terima, pindah cari bahan lagi.
12.00 efek
kurang tidur masih terasa
18.00 sejak
awal malam sudah hujan gerimis.
Minggu, 18
November 2012
05.30 bagaikan
terbang terasa sewaktu motor bergerak perlahan dikeremangan pagi ini
meninggalkan rumah menuju pasar Cileungsi bersama istri, motor lancar jalannya,
becek dan berlumur sebab hujan gerimis sejak semalam.
Pagi dengan keremangannya
menyibak pemandangan sisa peristiwa semalam, truk pasir tidak kuat mendaki dan
mundur dan membanting diri masuk got.
Bermotor dan
05.50 pasar
Cileungsi.
Kerena besok
akan berkereta api ke Surabaya maka belanja hari ini tidak terlalu banyak.
Saat menyusuri
kios daging yang beceknya mewarnai pasar Cileungsi, suasana pasar kok sepi,
biasanya banyak daging sekarang meja daging tetap bersih, ada Demo pak kata
seorang pedagang menjelaskan kepada saya.
08.30 bermotor
bersama Fifi, Fifi hendak mencari makanan kecil untuk bekal perjalanan naik
kereta api besok.
12.30 beberapa
saat selesai shalat Dzuhur Fifinya mengingatkan rujak - rujak
katanya,
turunkan semua
isi kulkas sebab besok akan mengawali perjalanan jauh hingga Sulawesi Selatan,
siang ini harus di lihat ulang, kalau bisa tidak ada bahan makanan tersimpan,
kulkas harus kosong.
Satu kilogram
bahan rujak ( bengkuang, mangga, kedondong, jambu merah ) yang dibeli tadi pagi
sewaktu kepasar bersama istri terlihat sedikit sehingga harus ditambah nenas
satu setengah butir seberat seribu enam
ratus gram, ketimun empat ratus gram.
15.05 adzan
Ashar mulai terdengar ujung awalnya, merebak udara sore yang basah, hujan sudah
turun sejak 11.00 siang tadi
Shalat dan
mengaji Al-Quran surah hafalan Al- Imran, lupa, baca ulang lagi, lupa, baca
lagi, saat halaman Al- Quran tetap ngak bisa membaca berarti lupa, buka lagi
dan baca.
Suatu methoda
untuk tidak membuat otak pikun.
15.40 kue sore
hari ini cukup enak, yang ngerjain anak2 dan istri, walau tetap lagu lama yaitu kue yang bantat
tidak ngembang masih mewarnai, tapi digigit dilidah enak juga, ada telornya,
ada ini dan itu, biasanya kue yang saya buat manisnya hanya tingkat satu tapi
sekarang manisnya tingkat empat dari sekala manis satu hingga sepuluh.
20.00 mencoba
mencari ide warga terhadap pen cangkupan wilayah metropolitan Jakarta hingga
Bogor Tangerang dan Bekasi yang akan berefek terhadap lingkungannya, huniannya
dan kesulitan/kesenangannya,
Mencari ide
warga lewat rapat RW 08 kelurahan Gandoang, dari sekian banyak masukan yang
berkesan adalah perihal prilaku kepolisian lalu lintas yang atas nama hukum
melakukan penilangan dengan iringan pungutan uang damai, saya langsung
berkesimpulan, dengan usia kepolisian yang dewasa ini, sudah tidak seharusnya
melakukan hal itu, sebaiknya jadilah jajaran kepolisian yang menolong, bukan
menuduh dengan pelanggaran dan terserah bapak sekarang, bapak sudah melanggar
pasal sekian dan ayat sekian.
Warga mau
membayar sekedarnya tapi akan menjadi omongan sebagai prilaku jelek seorang
aparat yang dibiayai uang rakyat.
Rapat RW nya
sendiri hanya rutin- rutin saja, tidak ada hal yang mencuat untuk patut menjadi
catatan akhir.
Senen, 19
November 2012
03.00 tersadar
jikalau hari ini akan berangkat berkereta api ke Surabaya dengan istri dan
anak- anak.
11.49 Bus yang
dinaiki sejak dari Cileungsi tujuan stasiun Kereta Api Senen baru memasuki
kawasan Cempaka Emas.
Hati sudah
merasa was was terhadap keterlambatan.
11.55 tiba
disisi kanan stasiun kereta Senen, secepatnya turun sebab belum menukarkan
tiket pembayaran ATM ke fisik tiket sebenarnya.
12.10 memasuki
peron stasiun
12.30 Kereta
api ekonomi Gaya Baru Malam memasuki emplasemen stasiun Senen
Penumpang tidak
berjejal dan jumlah penumpang dijual sesuai dengan jumlah tempat duduk.
Fifi yang namanya anak-anak berebut duduk pinggir
jendela dengan Yasin.
12.35 shalat Dzhuhur dan Ashar di kereta, air berlimpah dan bersih, petugas kebersihan sangat rajin.
Biasanya kalau
naik kereta ini, shalatnya cukup bertayamum, Alhamdulillah sekarang bisa
berwudhu.
15.01 kereta
api ekonomi Gaya Baru Malam Selatan baru lepas dari stasiun Cilegeh.
15.16 masuk
stasiun Jatibarang, kota ini terlihat perekonomi kotanya sudah semakin baik,
pertumbuhan orang kayanya pesat.
15.54 nuansa
kota Cirebon, mendung tebal menggantung, cemara jarum bergemulai tertiup angin
membawa hujan.
Gemulainya
cemara cemara yang berbaris dipinggir jalan sore itu mengispirasi tarian
cirebonan tari berdzikir, tapi apa sempat di munculkan ideanya ini, coba
ingatkan saya.
15.57 masuk
stasiun kota Cirebon Perujakan.
16.00
pemandangan alam kawasan Bumiayu.
Setiap lewat
Bumiayu, pikiran sedih menerawang jauh diperbukitan, bukit- bukit yang
dahulunya penuh hutan sekarang tandus gersang, menyisahkan longsoran bukit
terjal menimbun jalanan, seandainya mampu negara ini melacak kasus siapa yang
memakan hasil hutan secara semena- mena itu, pasti bisa diperkirakan, orang
yang menyatakan kaya itu adalah pemakan hasil hutang dengan tak terbilang
nilainya.
17.30 Stasiun
Bumiayu disaat gelap langit menyelimuti di awal malamnya
18.20 Stasiun
Purwokerto, cukup ramai dengan kereta api yang bertemu di titik ini.
20.30 Stasiun
Jogjakarta Lempuyangan, di stasiun ini sempat turun dari kereta untuk membeli 4
bungkus nasi gudeg lauk ayam seharga enam ribuan satu bungkusnya.
Astari jug ikut
turun tetapi sebatas didepan pintu kereta, lari bergegas menuju kereta dan
membangunkan ibunya dan Yasin untuk makan malam nasi Gudeg Jogjakarta.
Kereta berjalan
lagi dan stasiun berikutnya pun Klaten, disinggahi, mata semakin ngantuk dan
tertidur.
Tertidur sambil
duduk.
Selasa, 20
November 2012
02.00 masuk
stasiun KA Nganjuk.
03.00 Stasiun
Surabaya Wonokromo
03.20 stasiun
Semut Jakarta Kota.
turun jauh dari
emplasemen sehingga agak tinggi, dan menyusuri rel kereta .
03.30 terdengar
suara orang mengkaji Al-Quran, mencoba bertanya dimana masjid yang
memperdengarkan qiroah tersebut, disamping stasiun katanya.
Berjalan
berombongan anak dan istri semuanya berlima, betul, ini kan stasiun Semut,
kriminal nya tinggi, keluar stasiun dicegat seseorang untuk naik mobil, tidak
saya tidak naik mobil, saya ke masjid .
Orang itu tidak
mengejar.
Keadaan kota Surabaya di depan
PT Pelni Surabaya
masih pagi hari.
04.00 adzan Shubuh dan dilanjutkan dengan shalat.
05.00 masih
bertahan di dalam masjid sebab Astari dan Fifi sakit perut
06.00 keluar
dari masjid
06.10 masuk
lagi di stasiun Semut; menjadikan stasiun sebagai basecamp, Astari dan ibunya
istirahat didalamnya.
06.20 didepan
kantor Pelni yang masih tutup bersama Yasin dan Fifi.
Sepanjang jalan
dipenuhi dengan penjual baju bekas pakai, pembelinya banyak juga.
06.30 shalat
Dlhuha di musholah stasiun Semut.
06.40 berangkat
lagi ke Pelni, kali ini bersama Astari untuk mencari tiket Pelni tujuan
Makassar.
Agak lama
menunggu, tugu pahlawan sepuluh nopember itu hanya terlihat puncaknya saja,
tertutup rerimbunan daun pohon.
07.40 jumpa
dengan petugas tiketing yang pagi itu sedang berjalan menuju kantor.
langsung ia mengajak
ke konter tiket dan melayani pembelian tiket ke Makassar dengan kapal Dobonsolo
nanti sore.
Saat diumumkan
kapal merapat di Tanjung Perak jam 17.30 saya sedikit gelisah sebab belum
menengok ibunda di Wonorejo.
08.01 berjalan
bersama Astari menyusuri jalan Pahlawan kota Surabaya yang satu sisinya
dipenuhi dengan pedagang pakaian bekas.
08.10 istri
yang sedang menanti di ruang tunggu stasiun Semut bersama Yasin dan Fifi,
merasa terkejut dan tak terduga dapat tiket kapal untuk malam ini.
08.12 diatas bus
kota jalur Dupak - Bungurasih.
08.30 dapat bus
ekonomi menuju Probolinggo
12.00 setibanya
di Wonorejo, melihat rumah dalam keadaan
sepi, tetapi ibu ada di dalam, ibu bertanya kemana anak- anak, sebab saat itu
anak- anak dan ibunya ditinggal di Probolinggo sebab Fifinya muntah.
12.05 makan
nasi jagung dengan sayur asem
12.07 Shalat
Dzuhur dan Ashar
12.10 mohon
pamit dengan ibunda dengan sungkem kaki sebab perjalanan jauh menghadang dan
lautan luas sepanjang mata melihat.
13.15 Tiba di
Probolinggo, panggil anak2 untuk naik ke bus.
17.00 Terminal
Bungurasih Surabaya
17.04 Makan
soto ayam di terminal Bungurasih.
17.25 naik bus
kota tujuan Perak, saat awal masuk bus penumpang didalamnya ada 2 orang, masuk
saya dengan anak2 mengambil tempat duduk empat, mengingat waktu keberangkatan
kapal, sempat gelisah luar biasa, sebab bus masih terisi 10 penumpang, minta
bantuan pada Allah SWT di iringi bacaan shalawat rosululloh dan dzikir Illahi
dan mulai terlihat penumpang berduyun- duyun memasuki bus Damri.
18.00 Bus
berangkat menuju Tanjung Perak.
19.00 tiba di
Perak, terlihat dari jauh dinding badan kapal Dobonsolo yang sandar di
pelabuhan, langsung masuk pelabuhan, menuju bagian laporan tiket.
19.15 saat kaki
akan melangkah menaiki tangga kapal yang tinggi dan panjang itu, terlihat Fifi,
Yasin dan Astari bergembira, baca doa, dan kaki mulai menapak tangga.
Setibanya
diatas penuh, penuh dan penuh penumpang, dimana- mana terisi manusia, manusia
dari Indonesia Bagian Timur yang banyak terlihat.
Akhirnya dapat
secuil tempat di deck 7 di luar, didepan loby, sudah terisi penuh penumpang,
dengan menyewa kasur akhirnya kasur di gelar dan badan bisa direbahkan, mulai
menyusun tumpukan tas agar yang tidur tidak dilewati orang.
19.30 shalat Maghrib dan Isya diatas kapal.
21.30 Kapal
Dobonsolo bertolak dari pelabuhan Tanjung Priok.
Diiringi mata semakin berat hendak tidur,
terlihat bayangan lampu pelabuhan Tanjung Perak bergerak semakin jauh, jembatan
Surabaya Madura yang bersinar buram itu pun ditinggalkan semakin jauh.
Rabu, 21
November 2012
02.00 ditengah
samudra laut nan luas tak berbatas, gelombang dan iringan hujan rintik
menemani, tiupan angin datang halus.
Manusia
berjejal tidur dihamparan deck 7 kapal Dobonsolo.
Saat
mempersiapkan untuk mandi, teringat jikalau manusia sekian banyaknya diatas
kapal akan mandi maka diperlukan banyak waktu dan tempat untuk
menampungnya
Menuruni tangga
lantai 7 menuju lantai 5 dan masuk tanpa susah payah menjumpai kamar mandi
suasana kapal Pelni Dobonsolo sekarang ini, yaitu kamar mandi yang kotor, hanya
untungnya, tidak ada genangan air, westafel yang rusak, alat -alat kamar mandi
yang hilang, dinding yang berkarat, sisa sampah shampo dan pembungkus sabun
yang berserakan, redup nya sinar lampu, suasana semakin sempit.
05.30 di arah
haluan kapal, cahaya besar matahari pagi terbit perlahan-lahan, menyibak malam
tanpa keluhan, gelap malam pun hilang tanpa suara, manusia tidur di deck
berselimut sarung, terlihat juga warga Australia yang tidur diatas deck 7 beratapkan
langit, ia sudah berbekal kantong tidur tebal dan hangat.
07.15 mulai
antri untuk mengambil pembagian makan pagi, banyak menjumpai manusia se Bangsa
Indonesia
07.30 makan
nasi jatah Pelni, nasi 300 gram, dadar telor di banyakin tepungnya tanpa bawang
merah seberat 50 gram, ya sudah ukurannya segitu, estimasi kalorinya 500, suatu
program mengejar keuntungan kooperatet dengan menekan hak sehatnya penumpang,
oh bangsaku, property udah dipegangnya sendiri juga tidak bisa membuat warga
negara makmur, apakah tidak ada unsur korupsi disini.
Ukuran diatas
tadi untuk sekedar menahan asam lambung tidak membanyak.
Fifi yang pertama kali berlayar dalam hidupnya
menikmati pemandangan air laut.
antrian mengambil nasi makan kelas ekonomi
Fifi yang pertama kali berlayar dalam hidupnya
menikmati pemandangan air laut.
antrian mengambil nasi makan kelas ekonomi
11.56 terdengar pemberitahuan jikalau beberapa saat lagi akan dilakukan pemeriksaan tiket penumpang.
12.05 Shalat
Dzuhur yang di gabung dengan shalat Ashar.
Kembali
bercengkrama dengan keluarga hingga mengantuk datang dan tertidur lagi.
Posisi kapal
sudah jauh diutara pulau Bali bergeser ke timur.
15.00 membuat
kopi panas satu gelas minum plastik besar yang selalu di selipkan di tas
sekolahnya Fifi dipakai minum ramai- ramai, gelas itu di isi 2 sanchet Top Kopi
dan dituang air panas diaduk langsung diminum panas hangat.
19.00 kembali
membuat kopi setelah makan malam nasi ikan secuil kecil, menu demikian tidak
apa- apa semua maklum
22.00 kembali
membuat kopi sebab diumumkan kapal akan merapat di pelabuhan Makassar jam satu
malam.
semua kopi yang di seduh di kapal di beli sebelumnya di Giant Metland Cileungsi sebelum berangkat, tidak mikir jikalau kopi ini sangat berguna saat berlayar ini, kalau beli di kapal seharga lima ribu satu sansetnya, setiap membuat kopi di perlukan dua sansetan sebab gelas minumnya Fifi cukup besar, satu gelas untuk lima orang.
Subhanalloh.
semua kopi yang di seduh di kapal di beli sebelumnya di Giant Metland Cileungsi sebelum berangkat, tidak mikir jikalau kopi ini sangat berguna saat berlayar ini, kalau beli di kapal seharga lima ribu satu sansetnya, setiap membuat kopi di perlukan dua sansetan sebab gelas minumnya Fifi cukup besar, satu gelas untuk lima orang.
Subhanalloh.
Kamis, 22
November 2012
00.05 hujan
turun cukup deras ditengah samudra, saat yang sama keinginan untuk membuang air
kecil pun datang, keluar dari deck 7 dan disiram air hujan, pelataran yang
banyak orang jikalau hujan tidak turun sekarang basah tersiram air hujan,
penumpang berteduh dengan memasuki bagian kapal yang teduh dari siraman air
hujan.
Dilantai bawah,
deck 4, para penumpang lebih bersiap hendak turun dikota Makassar, dari
pengumuman kapal akan bersandar diperkirakan jam 01.00.
00.30 tiba-tiba
diumumkan kapal Dobonsolo sandar 30 menit lagi, penumpang harap berkemas.
Serentak
penumpang mulai terlihat kesibukan dan anak- anak pun mulai dibangunkan.
Fifi dengan
semangat berlari keluar ruangan dan masuk lagi sambil membawa berita " kota
Makassar sudah terlihat "
01.00 kapal bersandar
01.20
diperkirakan penumpang mulai berkurang tekanannya pada pintu keluar, berani
putuskan untuk meninggalkan kapal, salaman dengan para penumpang yang masih
melanjutkan perjalanan hingga Jayapura.
Sedang asyik
berjalan perlahan mendekati pintu keluar, tiba- tiba Yasin berbisik Mama ada
mas Aswan, Aswan anak pertama yang kuliah di kedokteran Unhas Makassar datang
menjemput.
Setelah salam
cepat menarik rangsel ibunya dan mulai merunduk jalan turun ke lantai empat.
di Deck 4 ini
tertahan sebab rombongan pekerja pembawa barang datang menyibak.
Setelah itu
lancar hingga ke halaman parkir kendaraan, yang menjemput adalah saudara dari
keluarga ibu mertua dan yang punya mobil adalah adik istri, Ilham.
Sedangkan Aswan
kerena masih ada ujian, ia bertahan di Makassar saja.
Mobil penjemput
melesat di tengah malam melintasi tol kota Makassar
01.30 tiba di
rumahnya adik istri, Maryam, yang memesankan kepada si penjemput untuk di
ampirkan di Maros di kediamannya untuk makan konro, betul juga, konro sudah
siap, makan sekedarnya.
02.50 tiba di
rumah Pangkep, pintu dibuka oleh adik ipar.
Mama mertua
terlihat sehat, unjuk salam dan silaturahmy.
03.30 dibukakan
mangga hasil kebun sendiri, mangga besar dan manis sejenis mangga Dermayu
03.35 masjid mulai melantunkan ayat Al-Quran menandakan shalat Shubuh akan tiba.
04.00 Shubuh di Masjid Agung Pangkep bersama Yasin.
07.45 saat langit cerah menyeruak tajam, gemuruh mesin kapal sungai yang menghubungkan ke pulauan di Kabupaten Pangkep mulai terdengar, denyut kehidupan kota Kabupaten Pangkep mulai terasa, Bentor sebagai kendaraan penghubung antar titik dalam kota hilir mudik dengan kecepatan nya.
Perembesan air di kuba Masjid Agung Pangkep
didalam masjid Agung Pangkep
Beberapa titik rembesan air di langit- langit masjid
Mendatangi Masjid Agung untuk
mengerjakan
dlhuhaan dan Insya Allah setelah shalat mulai menganalisa untuk ngepel masjid,
setelah mempelajari kondisi masjid Agung antara ketersediaan tenaga, ketersediaan
alat kerja dan methode kerja disimpulkan yang akan dikerja adalah selasar
antara tempat wudlu dan masjid.
Pulang, untuk
membentuk kemandirian, sebab dirumah ada ember, ada sikat, ada alat pembersih,
setelah itu berjalan berdua bersama istri menuju masjid kembali.
Setibanya di
masjid langsung membagi tugas, istri menampung air dikran yang mengalir kecil,
mungkin habis ketersediaannya, dan saya langsung menggosok dengan sikat pada
lantai selasar yang sudah disiram air.
mulai mengepel selasar penghubung tempat wudlu
dengan masjid
1145 shalat dzuhur di masjid diujung jalan jembatan baru.
Bersih, AC,
kaca bening.
12.30 mencari
tempat berjualnya Haji Ramsina adik kandungnya istri.
Bertanya hingga
dua kali baru ketemu.
Awal pertemuan,
sosok gemuk dan lambat dan tidak sehat, cenderung cerobo
13.00 makan Cotto Makasar satu mangkok seharga sembilan ribu rupiah, dan habis ketupat tiga biji, hanya sekedar melepas rindu makanan tradisional dengan disesuaikan keadaan keuangan.
usus goreng dipotong, hati gorengan dipotong
babad goreng dipotong
disiram kuah, enaknya setengah mati
16.30 Sore hari, melepas waktu dihalaman masjid Agung Pangkep, bersama dengan bapak- bapak yang tidak di tahu namanya, tetapi pensiunan pegawai negeri juga, berbicara panjang sejarah pembangunan masjid.
13.00 makan Cotto Makasar satu mangkok seharga sembilan ribu rupiah, dan habis ketupat tiga biji, hanya sekedar melepas rindu makanan tradisional dengan disesuaikan keadaan keuangan.
usus goreng dipotong, hati gorengan dipotong
babad goreng dipotong
disiram kuah, enaknya setengah mati
16.30 Sore hari, melepas waktu dihalaman masjid Agung Pangkep, bersama dengan bapak- bapak yang tidak di tahu namanya, tetapi pensiunan pegawai negeri juga, berbicara panjang sejarah pembangunan masjid.
Jumat, 23 November 2012
02.00 sudah
ngak bisa tidur, rasa lapar sangat mengganggu, istri bangun dan ikut
memanaskan
makanan
03.00 sunyi dan
gelap sungai dibelakang rumah, tidak terdengar kebisingan nelayan, sangat sunyi
03.10
mempersiapkan tempat shalat tahajud dengan mengepel agak kering
03.15
Tahajudan.
04.00 berjalan
ke masjid Agung
04.20 Adzan
dikumandangkan
06.10 shalat
Dlhuha
06.20 berangkat
ke Makassar
06.25 tiba
-tiba angkot berteriak Daya- Daya - Daya
Tidak lama kemudian angkot mulai penuh
daya kota
pinggir Makassar yang mengejutkan, terheran, sebab tidak menunjukan suatu
kehidupan yang terstruktur dengan management pemerintahan yang baik.
kota Makassr
yang tak pernah berubah; ada perubahan yang lambat, sehingga diperlukan
terobosan baru; jangan percaya janji pemimpin yang gagal,
trotoar jalan depan SD Sudirman Makassar yang
mencerminkan tidak ada dana APBN maupun APBD
jln Maccini kota Makasar drainage kota yang sangat jelek
Hanya satu
karunia Illahi Hepatitis tidak merebak di Makasar
09.00 tiba di
pusat pertokoan Korebesi kota Makassar, ada indikasi di kota ini, ruang udara
jalan umum ditutup dengan konstruksi jembatan dan diatasnya digunakan sebagai
fasilitas pertokoan.
Tetap hal ini
merupakan pelanggaran hukum.
09.10 SMS dari
Aswan menanyakan keberadaan, saat itu saya berada di depan sekolah dasar
Sudirman, dan berjalan terus menuju Pelni untuk membeli tiket kapal laut pulang
Jakarta.
09.20 Aswan datang menjemput, sebab Aswan hendak kuliah siang hari.
Akhirnya
bermotor dengan Aswan untuk mencari tiket Pelni.
Di kantor Pelni
yang lama, tidak ada kegiatan perkantoran, bangunan sedang di rehabilitasi,
penjualan tiket disarnkan menuju tempat di jalan yang sama sejarak 200 m dari
bangunan ini.
Kembali lagi
bermotor dengan Aswan.
Akhirnya kantor
darurat Pelni Makassar di dapat dan beli 3 tiket untuk saya, Yasin dan Astari,
ibunya dan Fifi belum pasti pulang, untuk
kapal Labobar keberangatan
tanggal 27/11/2012
11.25 Aswan berangkat kuliah
11.30 masjid di
jalan Kejaksaan masih sepi, saya sampai ngak percaya ada ngak nanti setibanya
waktu shalat jumat ada orang shalat nggak.
Ada itu mi,
kata anak muda yang saya ajak bicara, sebab masjidnya sendiri tidak
mencerminkan bangunan masjid apa adanya.
11.40 jemaah
shalat Jumat mulai berdatangan
12.30 Naik
angkot menuju kampus Unhas.
13.00 Ganti
angkot menuju Daya.
Setibanya di
Daya istirahat di depan masjid untuk mulai makan siang, nasi bawaan istri dari
rumah.
Makan siang
diruas jalan Daya - Maros.
15.00 tiba di
Pangkep langsung masuk masjid Agung sebab adzan Ashar sudah dikumandangkan.
Sabtu, 24
November 2012
06.15 menuju
masjid Agung untuk shalat dan membersihkan disebagian luas lantai masjid Agung
Pangkep.
06.30 terlihat
masih terdapat kelompok makmum sejak shubuh tadi yang menggelar diskusi.
Simpanan air di
bak mandi maasjid cukup banyak, mulai hilir mudik berjalan membawa air satu
gayung disiramkan kelantai, ambil lagi langsung siram, ambil lagi, setelah itu
digosok dengan alat pel.
Berkeringat-
keringat hanya mencari ridlo Allah SWT.
07.00 shalat
Dlhuha, memohon ridlo pada Allah SWT yang memiliki semua rezeky makhluknya,
sebab terlalu banyak orang pelit di dunia ini.
09.40 Aswan
datang dari Makassar ke Pangkep sejarak 70 km
Dilihat
kakaknya bermotor, Yasin kepingin mengendarai motor juga, selama ini ia hanya
melihat saja anak seumurnya yang mengendarai motor.
Tidak lama
kemudian Yasin sudah mengendarai motor kakaknya.
10.00 datang
tetangga minta dipijit garang arang, tetangga dekat samping rumah,seorang ibu,
daeng Nani, usia 76 tahun, dengan keluhan tidak bisa tidur jikalau malam.
Bara api dari
arang sedang disiapkan dan pemijatan diatas hantaran panas bara api pun
dilakukan.
Setelah itu
berdatangan dua ibu muda yang minta di terapi Garang Arang.
Tiga orang
selesai, ibu mertua sekarang yang meminta terapi garang arang, kemudian istri
sendiri.
10.45 datang
ibu pertama yang diterapi garang arang, dengan membawa seorang ibu, usia 78
tahun, di badannya dipasang pen penyanga tulang punggungnya agar tidak bengkok,
juga meminta diterapi garang arang.
Minggu, 25
November 2012
Kota Pangkep dengan sungai nya yang membela kota
sungai yang siap membawa banjir
bila musim hujan tiba
sungai yang siap membawa banjir
bila musim hujan tiba
03.00 saat terbangun dirumah banyak orang yang tidur, dari keluarga adik ipar ada yang sampai 5 jiwa, dari satu orang adik ipar.
Akan
melaksanakan shalat tahajud, susah mencari tempat, tinggalkan rumah dan
berjalan menuju masjid Agung Pangkep.
Shalat tahajud
di masjid.
Saat itu
terbayang secepat ingatan bagaimana selayaknya suatu masjid kabupaten Pangkep,
ditinjau dari jalan pencapaiannya dari jalan utama Makassar - Parepare, tidak
seperti sekarang yang agak tersembunyi.
Ditinjau dari
segi Arsitekturalnya, yang keadaan sekarang berkesan berat dan malas, tidak mau
tahu.
Ditinjau dari
warna nya dominan terbelakang dari berbagai pertimbangan.
Ditinjau dari
management menyelesaikan masalah berkesan tertutup terhadap kreatifitas.
05.00 seusai
shalat shubuh, dalam melangka kaki keluar masjid dan jumpa dalam seiring jalan
bendahara masjid.
05.45 kembali
ke masjid Agung sambil membawa timba besar untuk perlengkapan ngepel foyer
masjid dan selasar tempat berwudlhu.
05.50 mulai
ngepel
07.00 Shalat
Dlhuha
07.20 saat
pulang ke rumah, terlihat dikejauhan H Bidin bersama ibu dan bapaknya pak Usman
yang sakit pra stroke, keluar dari mobil, kunjungan pagi ini untuk mengajak makan bersama keluarga.
Bersilaturahmi dengan keluarga Pangkep Sulawesi Selatan
Menunggu waktu tiba
di saat Hp di letakan di pangkuan
lho kok jepret sendiri
Pasar Pangkep Sulawesi Selatan
Yasin mencoba sambal mangga
Semua ikut berkumpul baik keluarga dari Maros
dan kota sekitar Pangkep
terbatasnya tempat duduk di lantaipun jadilah
Aswan terlihat didepan adik- adiknya
merasakan kue kue dahulu sebelum
makan bersama
hidangan bandeng bakar khas Pangkep
Makan bersama yang melibatkan
lebih 20 orang.
Rumah Sakit Daerah Pangkep
menjenguk keponakan sakit demam
Pemandangan sepanjang jalan Maros Pangkep
Keponakan yang sakit
Sakit panas tanpa diketahui penyebabnya
neyla yang sakit
Bersilaturahmi dengan keluarga Pangkep Sulawesi Selatan
Menunggu waktu tiba
di saat Hp di letakan di pangkuan
lho kok jepret sendiri
Pasar Pangkep Sulawesi Selatan
Yasin mencoba sambal mangga
Semua ikut berkumpul baik keluarga dari Maros
dan kota sekitar Pangkep
terbatasnya tempat duduk di lantaipun jadilah
Aswan terlihat didepan adik- adiknya
merasakan kue kue dahulu sebelum
makan bersama
hidangan bandeng bakar khas Pangkep
Makan bersama yang melibatkan
lebih 20 orang.
Rumah Sakit Daerah Pangkep
menjenguk keponakan sakit demam
Pemandangan sepanjang jalan Maros Pangkep
Keponakan yang sakit
Sakit panas tanpa diketahui penyebabnya
neyla yang sakit
07.30 perawat garang arang pak Usman, kakak dari ibu mertua, yang sakit pra stroke, cukup lama perawatan sebab hampir semua badannya hampir tidak di rasa.
08.30 semua
yang ada di rumah sekitar 20 jiwa lebih
13.00 ada adik dari Ayah mertua almarhum datang berkunjung, datang untuk perawatan garang arang, setelah itu saya,istri, Yasin, dan salah seorang keponakan di ikut sertakan kerumahnya untuk mengunjungi kubur/ pemakaman kakek Sila Almarhum yang dimakamkan dibawah bukit Karst Pangkep.
Adik Almarhum Ayah Mertua
Silaturahmi keluarga
Pemakaman di bawah semak
Menuju pemakaman Kakek Sila Almarhum
Keluarga dari pihak Ayah Mertua Almarhum
Perawatan Garang Arang
Istri sedang merawat adik Ayah Merta Almarhun
Bukit karst yang mencuat dari permukaan bumi
banyak dijumpai di Pangkep
Bukit Karst yang banyak mengandung bahan
pembuatan semen
13.00 ada adik dari Ayah mertua almarhum datang berkunjung, datang untuk perawatan garang arang, setelah itu saya,istri, Yasin, dan salah seorang keponakan di ikut sertakan kerumahnya untuk mengunjungi kubur/ pemakaman kakek Sila Almarhum yang dimakamkan dibawah bukit Karst Pangkep.
Adik Almarhum Ayah Mertua
Silaturahmi keluarga
Pemakaman di bawah semak
Menuju pemakaman Kakek Sila Almarhum
Keluarga dari pihak Ayah Mertua Almarhum
Perawatan Garang Arang
Istri sedang merawat adik Ayah Merta Almarhun
Bukit karst yang mencuat dari permukaan bumi
banyak dijumpai di Pangkep
Bukit Karst yang banyak mengandung bahan
pembuatan semen
Kapan masyarakat Pangkep sadar untuk melindungi
dan mendaftar kan ini sebagai warisan budaya
17.10 ada perubahan keberangkatan pulang ke Jakarta hari Selasa besok, rencana ibunya bersama Fifi tinggal dulu di Pangkep sementara saya pulang, mengingat ibu baru sembuh sakit, terpaksanya batal, istri mempertimbangkan Fifi kesulitan mencari sekolah disini dan susah makan nya, lantas masuk rumah sakit, jauh dari suami, idiii ikut pulang bersamaan aja ach.
17.45 masjid
Agung Pangkep
18.30 masih
berada di dalam masjid, setelah shalat maghrib dan berdoa, mulai membuka dialog
tentang pembangunan rehabilitasi masjid Agung Pangkep, dengan tiga orang
pengurus masjid Agung.
Pembicaraan
terputus saat menyebut satu nama pengurus masjid yang sedang sakit sinusitis.
20.07 sepulang
dari shalat Isya ada perubahan, Fifi tidak mau pulang ke Gandoang Cileungsi
Bogor.
Senen, 26
November 2012
02.00 tersadar
jikalau memasuki hari Senen, untuk melaksanakan puasa sunah Senen, nasi habis,
istri terbangun dan memasakan nasi.
03.00 Sahur
sangat sederhana dan enak, yaitu nasi panas, mangga matang pohon separuh
dipotong tipis, satu sendok kuah hati sapi
04.00 masjid
Agung Pangkep, membawa buku dan ember,
empat buku yang dibawa satu diantaranya Al-Quran, idenya akan banyak-
banyak waktu di masjid tanpa diganggu untuk sarapan, mencari kesimpulan,
barangkali bermanfaat untuk perencanaan design Jakarta 2050, mengingat besok 27
Nov harus pulang ke Jakarta lagi.
05.00 setelah shalat shubuh,tetap bertahan dimasjid untuk mulai memasuki pemikiran untuk menegakan konsep dasar Jakarta Metropolitan 2050, diawali dengan membaca Al-Quran dahulu, kemudian masuk dalam geografis yang menetap kota Jakarta, hasilnya, walau masih jauh api dari panggang tapi methode ini sudah baik untuk ber kotempelasi terhadap semua aspek kehidupan.
Kota Jakarta juga adalah suatu organisme hidup
yang bisa mati.
Nyamuk yang
tadi tidak ada sekarang bermunculan dan sengatannya cukup pedis.
06.00 waktunya
ngepel foyer masjid dan selasar berwudlhu masjid Agung Pangkep,
sedang asyik
bekerja mengangkat air dan membilas pel - pel an datang pemulung yang mengais
sampah botol plastik, kehadiran pemulung ini mengingatkan saya bahwa saja juga
berada disini sedang memulung rahmat Illahi, terutama untuk mencari terobosan
perencanaan Metropolis Jakarta 2050.
07.00 shalat Dluha
07.30 Lelaki
pembersih lantai di dalam masjid datang, masjid terdengar sibuk, pintu- pintu
ditutup
07.45 istri
datang dari rumah memberitahukan jikalau dirumah sudah menunggu orang yang
ingin di terapi garang arang.
07.50 yang
menunggu dirumah adalah Kakak lelaki ibu
mertua, 75 tahun yang sudah kemaren di terapi garang arang.
12.00 menjadi
imam shalat Dzhuhur di masjid Agung Pangkep.
12.05 hujan
deras mengguyur
12.30 Yasin
datang berpayung menjemput, saat Yasin memasuki ruang masjid, ia dilihat oleh
seseorang yang sedang berbicara dengan saya; seperti ku lihat azis temanku, serunya
kepada Yasin, yang dimaksud Azis disini adalah Azis adik Almarhum H Abd Rauf
Sila, mertua atau ayah kandung istri.
16.00 setelah
mengerjakan shalat ashar dimasjid, hujan deras datang mengguyur, memang, awan
biru gelap sudah menggantung dilangit sisi timur, sudah selayaknya tidak berapa
lama kemudian kota Pangkep diguyur hujan
deras.
19.00 sehabis
buka puasa perut terasa sakit.
Selasa, 27
November 2012
03.00 terbangun
dan mulai shalat Tahajud dirumah
03.40 berjalan
menuju masjid Agung Pangkep untuk mengerjakan shalat Shubuh.
06.00 keluar
dari rumah dengan ember untuk ngepel Masjid Agung di hari menjelang berangkat
jam sepuluh siang ini.
Satu jam
diperlukan waktu mengepel loby masjid yang luas dan bangunan selasar wudlhu
masjid dan sekitar jam tujuh langsung shalat Dlhuha.
07.10 Keluar
dari masjid Agung Pangkep, sunyi, dan dikejauhan terdengar suara anak bermain,
di pintu gerbang membalikan badan mengarah ke Masjid dan membacakan Al- Fatiha,
untuk pamitan pulang kembali ke Jakarta.
bukan masalah apa- apa kok sampai terharu dengan masjid
ini, sebab di tahun 1992 saat saya berangkat ibadah haji dari Jayapura
mendarat pulangnya di Ujungpandang
dan shalat dua rakaat setelah pulang ibadah haji ya
di masjid ini.
Sekarang akan berlayar kembali ke Jakarta
dengan kapal Labobar,
07.20 Dirumah Aswan sudah menunggu untuk minta foto copy kartu keluarga, Aswan berangkat ke Makassar untuk mencari tiket kapal laut buat ibunya dan adiknya Fifi.
07.21 berjalan
dengan istri untuk sodaqoh keberangkatan ke Jakarta, kepada tetangga yang
paling miskin.
08.00 saat
berkemas- kemas diberitahu rencana mengantar ke pelabuhan semula adalah suami
dari adik ipar tekecil, kerena demam semalaman maka pagi ini tidak bisa
mengantar.
09.00 semua tas
nya anak- anak dikupul diruang tamu dan mulai di perkira, mana tas yang bisa
disatukan, ternyata tasnya ibunya dan dua tasnya Fifi, Fifi dapat hadiah tas
dari saudara misannya wanita sudah duduk di SLTP, bisa disatukan.
10.00 Nandar
adik ipar datang menjemput, mobil kecil itu diisi dengan adik ipar Maryam dan
putrinya ikut juga.
Meninggalkan
Pangkep dengan iringan air mata.
11.50 saat
Adzan Dzuhur dikumandangkan baru tiba di perumnas Pattarani, tiba dirumahnya
Marwah, kakaknya istri.
11.51 saat
semua sibuk dengan urusannya, tinggalkan mereka berlari saat adzan masih dikumandangkan,
banyak yang memberitahukan lorong yang ini menuju masjid, sepanjang jalan
Perumnas Makassar itu banyak orang membakar ikan di depan rumahnya di pinggir
jalan, sehingga saat ada orang lewat, ikut pula mencium harumnya ikan yang
dibakar.
12.30 sudah
kembali ke posisi perumnas dirumah kakaknya istri.
14.00
meninggalkan Perumnas, hanya kerena kakaknya istri ingin ikut ke mengantar ke
pelabuhan, maka diperlukan waktu tunggu lagi.
14.30 Perumnas
Pattarani ditinggalkan dan sekarang bertemu kemacetan jalan Pattarani untuk
masuk ke jalan tol Makassar.
15.10 Pelabuhan
Nusantara Pelni Makassar.
Pelabuhan
terlihat sepi sebab kapal Lalobar belum masuk dermaga, buruh- buruh angkat
terlihat berlarian apabila melihat ada kendaraan yang masuk.
15.30 setelah
lama mencari tempat parkir sambil menjelaskan pada buruh pelabuhan bahwa tidak
ada barang berat yang perlu bantuan angkat, mulai mencari tempat menunggu di
loby pelabuhan, pelabuhan sudah banyak penumpang untuk jurusan NTT, Flores,
Kupang, Ende, Bima, entahlah kapal Pelni yang mana yang hendak membawanya.
Setelah
mendapat tempat, Astari yang mendapat tugas untuk menjaga tempat itu, dan mulai
memberitahukan kepada pengantar tempat untuk meletakan tas dan dos bawaan untuk
bekal di pelayaran.
16.00 Aswan
datang membawa tiket ibu dan adiknya.
17.00 Pelabuhan
sudah mulai terlihat sibuk setelah diumumkan bagi penumpang tujuan Surabaya
memasuki ruang tunggu.
dikejauhan
18.00 naik ke
kapal, berpengalaman saat berangkat, dan pernah berembut tempat di Raudlhoh
masjid Madinatul Mukaromah, dapat tempat di loby deck 4 sudah merasa bersyukur
19.00 menuju
anak tangga turun dari kapal bertiga dengan Aswan, ibunya setelah membaca SMS jikalau adik ipar dengan sabar
menunggu di bawah dengan soto makasar.
Ruang tunggu
yang tadinya ramai sekarang sepi, sebab semua penumpang sudah naik ke atas
kapal.
Silaturahmi di
pelabuhan Makasar dibawah badan kapal yang besar, dibawa pengawasan petugas
Pelni sangat singkat
19.30 Bel
pertama kapal Pelni Labobar di bunyikan, dan mulai menaiki tangga setelah
menjumpai adik ipar yang datang ke pelabuhan mengirimkan soto makasar.
Rabu, 28
November 2012
13.00 melihat
ada penumpang yang tidur di bawah sakit,
17.40 maghrib
tiba, shalat di kapal
19.30 kapal
Pelni Labobar telah merapat di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Penumpang
bersiap hendak turun, disebabkan juga bahwa tiket yang di beli di Makassar
hanya sampai Surabaya, maka harus pindah deck, sejak dari Makassar naik dan
tidur di deck lima, untuk rencana berlayar ruas Surabaya - Jakarta akan membeli
tiket lanjutan dengan satpam deck empat.
Hampir 80%
penumpang turun Tanjung Perak - Surabaya sehingga kapal berubah sunyi senyap,
sehingga penumpang dikumpulkan di deck 4 untuk merapatkan dan menyatukan
pelayanan dan service.
20.00 Pindah
deck, suasana deck baru penuh berlingkungan keluarga Teminabuan Sorong, Aitiyo
Sorong dan Ayamaru Sorong, disebabkan tiga wilayah itu di Desember tahun 1999
pernah di design dari kedua tangan ini, dan kaki ini pernah melangkah kesana,
sebagai saksi adalah training hitam bersetrip panjang putih yang sering dipakai
olah raga di rumah.
Maka komunikasi
dengan mereka sangat lancar, yang terheran- heran adalah anak-anak
22.00 Kapal
berangkat kembali menuju ke Jakarta.
Kamis, 29
November 2012
03.00
terbangun, mulai mandi di saat penumpang sedang tidur.
Setelah itu
naik ke lantai tujuh untuk keluar loby dan terkena udara segar, penumpang sepi,
dan arah kiblat haluan kapal.
Pulau Jawa
terlihat sisi kiri lambung kapal.
03.10 Shalat tahajud.
03.20 mulai
berdatangan jemaah shalat shubuh, untuk bersiap shalat Shubuh, membesarkan
Asmah Allah SWT di tengah laut Jawa, kira- kira sebelah utara Cepu.
Alhamdulillah di tengah laut masih bisa membesarkan nama Allah dan beribadah kepada Nya
semoga Allah SWT menolong diriku, keluargaku, ibuku, ibu mertuaku, istriku, anak-anaku Aswan, Tyas, Astari, Yasin dan Fifi.
Alhamdulillah di tengah laut masih bisa membesarkan nama Allah dan beribadah kepada Nya
semoga Allah SWT menolong diriku, keluargaku, ibuku, ibu mertuaku, istriku, anak-anaku Aswan, Tyas, Astari, Yasin dan Fifi.
06.00 Shalat
Dlhuha dan terlihat gunung Muria Jepara mencuat diatas muka laut.
Setelah itu
memberi tausia masalah eksistensi ke islaman Indonesia di Nusantara di tahun
1025, bagaimana semangatnya orang Jawa berangkat haji, tidak ada kapal, tidak
ada harga, tidak ada pemerintahan
.
.
Sewaktu berangkat ke Makassar, tidak dapat
tempat tidur, sebab penumpang penuh
sebaliknya berangkat ke Jakarta penumpang
sepi.
dinikmati saja apa adanya
Kapal ini berlayar dari Irian Jaya sehingga banyak
warga Irian Jaya yang ada di dalam kapal menuju
Jakarta
Cahaya pagi saat menyeruak menandakan waktu
Dlhuha telah tiba.
Kapal ini sangat sepi untuk ruas pelayaran
Surabaya - Jakarta
memutus kebosanan Fifi main game di Hp ibunya
10.00 pemeriksaan tiket
Kapal ini berlayar dari Irian Jaya sehingga banyak
warga Irian Jaya yang ada di dalam kapal menuju
Jakarta
Cahaya pagi saat menyeruak menandakan waktu
Dlhuha telah tiba.
Kapal ini sangat sepi untuk ruas pelayaran
Surabaya - Jakarta
memutus kebosanan Fifi main game di Hp ibunya
10.00 pemeriksaan tiket
11.00 makan
terakhir dikapal sebab diperkirakan kapal merapat 18.00 sehingga saat itu
ditiadakan layanan makan sebab para ABK akan mengambil cuti 30 jam di Jakarta,
hari sabtu kapal berangkat lagi ke Surabaya, Makassar, Bau bau, Sorong,
Manokwari, Nabire, Jayapura
11.30 Menjadi
imam shalat Dzhuhur Ashar di masjid
15.00 mulai
menghidupkan lagu pembangkit semangat untuk merobah suasana, dari suasana
menunggu menjadi suasana bersiap
16.00 daratan
pulau Jawa belum terlihat, kapal berlayar jauh dari titik pandang cakrawala,
ada keraguan apakah bisa Jakarta 2 jam dari target.
17.01
Pengumuman untuk mengambil makan malam.
Fifi berwudlu untuk persiapan shalat Maghrib
17.02 ada pengumumam jikalau maghrib pada saat jam menunjukan 17.32
17.10 berdiri dipinggir kapal menanti
datangnya maghrib, pulau Jawa telihat diwakili oleh tanjung Kerawang.
17.35 menjadi
Imam shalat Maghrib dan Isya di kapal Labobar
20.00 Kapal
terasa sudah merapat di dermaga Tanjung Priok, di tandai banyaknya kuli angkut
barang yang mencari jasa menurunkan barang penumpang dari kapal, atau membantu
bawaan barang penumpang yang terlihat wanita, membawa anak, atau wanita usia
tua, sedikit banyak membutuhkan bantuan nya.
20.30 setelah bergerak perlahan- lahan, menuruni anak tangga, sekarang betul sudah sampai Jakarta.
Berjalan keluar dari
pelabuhan yang luas itu sangat melelahkan.
Bertujuh
berjalan perlahan ber iringan, dua orang lain disini adalah seorang ibu yang
menjemput suaminya, pekerja suaminya adalah berjualan nasi di kapal, sekali-
kali berhenti kerena lelah, akhirnya
tiba juga di depan terminal Tanjung Priok.
Lama berdiri menunggu bus kota, akhirnya putuskan naik busway.
21.45 Turun dari busway, halte depan Park Hotel Cawang, yang terlihat tertidur didalam busway yang berangkat dari Tanjung Priok adalah Fifi, dengan agak malas menuruni tangga miring halte Busway.
Cuaca baru reda
dari hujan sehingga becek di mana-mana.
diujung lidah
anjungan halte busway sudah menunggu taxi dengan berbagai nama, banyaknya para
driver taxi terlihat meminum kopi dari pedagang kopi bersepeda.
Ia melihat
saya, sopir taxi itu, akan merayu untuk naik taksinya, tapi melihat penampilan
saya berkopiah hitam dengan anak kecil dibelakangnya ( maksudnya Fifi yang
ngantuk berat malam itu ), akh orang itu ngak punya uang.
Saya senang
tidak merasa terganggu.
21.50 Angkot 56 tujuan Cileungsi datang, saya masuk dan membayar kekurangannya, agar tempat duduknya anak- anak agak enak.
22.10 Cibubur
Juntion, didalam mobil angkot 56.
22.35 turun di Cileungsi, charter angkot seharga dua puluh ribu rupiah untuk melanjutkan perjalanan ke rumah, sebelumnya beli ayam 1/2 kg dari uang kembalian naik angkot 56, sebab sudah dimengerti sampai dirumah pasti lapar dan ngak ada lauk.
23.00 masuk
rumah.
Jumat, 30
November 2012
11.30 tiba
dirumah dari pasar, terasa sempit keadaan, sebab waktu shalat Jumat semakin
dekat sementara badan belum di bersihkan.
Turun kan beras
satu karung dari motor dan belanjaan sayuran, bergegas kekamar mandi, berwudlhu
bersih dan berangkat ke masjid.
12.12 sepulang
dari masjid ada SMS yang memberitahukan
Tyas masuk Rumah Sakit Sanglah Denpasar.
13.00 minta
tolong kepada Ir Ktut Sunarte Msc Pertanian Unud, saat itu merasa teman se
alumni FT UNUD tidak ada fungsinya.
19.30 gerimis
merintik merata seantero wilayah Gandoang.
Tyas ceritra
yang mengantar ke RSUP Sanglah Denpasar adalah mas Sutarman.
20.00 diserang
ngantuk luar biasa
Tiada ulasan:
Catat Ulasan