Selasa, 1 Oktober 2013
Tidak ada kegelisahan, tetapi tangis
imagine berhamburan meliputi dunia
akhirat, masih teringat di benak, beberapa hari yang lalu, saat pulang dari
pasar, wajah gadis sedikit sakit jiwa itu berdiri di ujung gang rumah makan
Sunda, seratus meter sebelah kanan SDN I Gandoang, ia berdiri tanpa rasa
bersalah, sedikit kumal, tetapi yang jadi pertanyaan dalam hati mengapa gadis
sakit itu mengenakan pelapis besar di balik rok nya, apakah dia sakit masalah
kencing,
13.30 Tetapi saat ini, siang tanpa
awan sedikitpun, bermotor berdua dengan istri untuk urusan uang nya anak- anak,
Aswan, Tyas dan Astari, dan yatim piatu di NTT-TTS. Saat berangkat itu, tidak lupa dibawakan satu
bungkus bahan makanan beras dengan gula, teh, kopi, minyak goreng, kerupuk,
untuk anak gadis sedikit sakit itu.
13.45 Istri sudah terlihat lama
berbincang - bincang didepan rumah gubuk dengan seorang wanita muda usia yang
diikat keatas rambutnya dengan mengenakan baju kaos putih, saya menunggu di
atas motor.
13.55 Setelah menunggu cukup lama, istri
datang menuju motor setelah menyerahkan bingkisan itu dan mengatakan anak itu sudah lama meninggalnya mas, Lho,
dengan rasa tidak percaya, beberapa hari yang lalu kan dapat dijumpa sedang
berdiri di pinggir jalan, tapi meninggalnya lama sebelum puasa.
Innalillahi Waina Ilaihi Roziun.
Motor berjalan terus menembus
kemacetan
ruas Tamanbuah - Perempatan
Cileungsi.
Sepanjang jalan menuju ke pasar itu
masih teringat wajah gadis belia yang sedikit sakit itu menyapa saya kalau
pulang kantor dahulu.
14.00 Pasar Cileungsi sebab ibunya
sedang berniat untuk membuat makanan sederhana
sekitar nasi kuning dengan lauk telor dan tahu di bumbu pedas diwarnai
kerupuk, besok hari, sebab, Aswan anak pertama di Makassar sudah S Med, dan sekarang masuk klinik, dan
Tyasnya anak ke dua di Denpasar Universitas Udayana sudah di ACC skripsi kajian
sastra bahasa jepang nya, minggu depan akan ujian, hari ini minta uang foto
copy dan persiapan ujian, kemudian membayar uang wisuda sarjananya, dan Astari
anak ke tiga sudah di asrama Akedemi Pariwisata jurusan Traveling dan selalu
minta uang makan, Yasin anak ke empat usianya pas masuk tujuh belas tahun, dan
Fifi anak ke lima senyum- senyum saja.
14.20 Bank Mandiri Cileungsi
14.45 Tiba dirumah dan Fifi
menjelaskan jikalau meninggalnya anak yang sedikit sakit itu meninggal beberapa
hari setelah tahun baru, saat hujan deras.
Yang jadi renungan adalah hadirnya
anak itu dihadapan kita beberapa hari yang lalu semata pamitan bahwasannya ia
sudah tak lagi di alam dunia ini.
Banyak anak yang tidak normal
disekitar kita, bermain dan berlari adalah kesehariannya, hanya saat ia
menyeringai berusaha tersenyum baru kita menyadari jikalau anak itu tidak
normal.
Dan suatu saat anak itu tak lagi
dilihat kerena telah dipanggil oleh Allah SWT, Lantas kita hanya mampu sebatas
merenungi juga, pergi juga akhirnya.
Subhanalloh.
Surga lah untukmu, sebab kerena
sakit jiwa mu sedikit.
Sore menunjukan keberadaannya dan
semua takluk terhadap kekuasaan Allah SWT, disadari atau pun tidak, biar sejuta
manusia tidak menghormati keberadaan Allah SWT, tetapi kebesaran Allah, ke
Mulyaan Allah SWT, tidak pernah berkurang.
Allahuakbar.
Rabu, 2 Oktober 2013
03.45 Terbangun saat kokok ayam
terdengar di kejauhan, hidup ini sunyi dan menakutkan jikalau tidak selalu
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
10.00 Proyek perumahan rumah tinggal
swasta jalan mawar pangeran antasari.
Pekerjaan sudah memasukan besi untuk
tulangan pondasi.
Bobot 1.075 %
13.00 Bengkel sepeda motor langganan
di jalan kesehatan Cijantung untuk masalah olie motor yang menetes
14.00 Hujan deras derasnya hujan di
Arundina.
Basah kuyup jadinya
15.00 Shalat Ashar di masjid yang
masuk wilayah Jatiwarna, dalam keadaan baju basah.
15.30 Masuk Giant Supermarket untuk
mencari lauk yang di obral dan ternyata dapat juga beli Hp untuk ibunya sebab
Hp yang lama sudah gelap gambarnya.
Ikan dapat dan Hp murah dapat juga.
16.45 Ada insiden sedikit di jalan,
di pusat macetnya ruas jalan Cileungsi-Gandoang.
Mobil tentara engkutan personal,
truk bertenda,
17.00 Masuk Rumah
Kamis, 3 Oktober 2013
Puasa hari Kamis.
Sehari ini sedih saja sebab MK
ketangkap tangan menerima suap.
Jumat, 4 Oktober 2013
07.30 Jus sayur pagi ini adalah buah
mengkudu semengkal, tomat, wortel, udah deh oh lupa satu butir jeruk; di
blender dan diperas, diminum; langsung kuat naik ke genting menjemur pakaian
Mengejar kain kafan.
ini hari jumat, waktu yang sangat
singkat untuk melakukan sesuatu sehingga harus direncanakan dengan benar, yang
teringat diusahakan untuk menyetor uang kafan buat jenazah miskin di
perkampungan sebelah, sebelum shalat Jumat.
10.50 Saya an istri bermotor
memasuki halaman musholah, letak musholah dibelakang SD Neg I Gandoang,
musholah yang sedang di cat temboknya,
dari musholah itu keluar seorang bapak,
orang yang dipercaya memegang keperluan buat si mati.
Langsung disampaikan oleh istri
untuk keperluan mengurus kalau ada jenazah miskin.
11.00 Saat bermotor pulang melihat
Fifi berjalan dengan kakak kelasnya yang baru pulang dari sekolah, rumahnya
dibelakang rumah, suara motor sudah terlatih Fifi mendengarnya, motor masih
jauh Fifi sudah berdiri menjaga untuk ikut pulang.
11.10 Shalat Jumat di masjid Gaok.
Sesaat siang yang terang benderang,
siang nya para wali- wali, para pelantun kidung- kidung pengingat kematian yang
akan menimpa.
Siang yang jelas nyata, masih
terdapat juga orang- orang yang tak shalat Jumat.
Tak merasa jikalau shalat Jumat
memenuhi ayat khusus dari kaf hingga nun.
Allah SWT sampai menurunkan segala
perkuatan konsep melaksanakan shalat Jumuah.
Sabtu, 5 Oktober 2013
Pagi hari masih sunyi, rumah
dimasukin tikus, mati kutu jadinya dengan tikus, susah bener nangkapnya.
10.45 Tiba di Kampung Rambutan,
udara cukup panas, terminal agak sepi siang ini
11.00 Naik Karunia Bhakti tujuan
Garut klas ekonomi, awalnya tidak menyenangi bus ini, sehingga saat ia
menawarkan jasanya saya hanya tersenyum, rupanya siang itu bus tujuan Bandung
tidak ada yang aktif, sehingga saat tiba di ujung keluar terminal Kampung
Rambutan bus tetap menawarkan jasanya, setelah disetujui harganya maka naiklah
saya bersama istri kedalam bus, bus yang tidak segar tapi layak jalan.
Saat memilih tempat duduk, istri
terlihat gembira sekali, belum seberapa lama duduk datang penjual onde- onde dan langsung istri
membelinya,
11.20 Bus berjalan sambil memunguti
penumpang pinggir jalan.
11.30 Masuk pintu tol Pasar Rebo
untuk mulai menelusuri jalan Tol Jagorawi, sebab bus ini tidak melintasi jalur
Cikampek.
11.49 Hampir timbul rasa merugi saat
bus Karunia Bhakti yang dinaiki keluar tol Cibubur, berarti bus ini akan
memasuki ruas jalan Cibubur- Cileungsi- Jonggol, istri sempat mengatakan jauh-
jauh dari rumah Gandoang ke Terminal Kampung Rambutan ngak taunya busnya lewat
depan rumah,
Kernet bus itu mendengar, ternyata
keluar dari tol tadi untuk menyalip antrian tiket tol saja, lumayan 200
kendaraan di salip.
Semenjak pintu tol Cibinong ada
pekerjaan penambahan ruas jalur kiri lagi, sehingga menyempit.
12.04 Saat jalur tol memisahkan
jalur Bogor dan Ciawi, arus kendaraan mulai berkurang 60 % nya,
12.10 Memasuki Ciawi, disambut dengan kemacetan
tikungan Ciawi.
Udara segar memasuki dari sela- sela pintu
saat ada penumpang turun, Ciawi sudah termasuk daerah pegunungan.
Teriakan pedagang asongan mulai
terdengar, kacang rebus- kacang rebus, aqua- aqua, taraho asin taraho asin,
tarahoan pilih pa'de, dingin- dingin.
Kenakalan.
Ada kenakalan yang menggejala, yaitu
pedagang asongan menawarkan tigaribu rupiah anggur sejenis Grape USA, lho kok
murah banget, ada nona - nona khas Garut membeli, ternyata harganya menjadi
duapuluh ribu rupiah, ternyata harga tiga ribu yang ditawarkan adalah harga
satu ons, sehingga satu kemasan itu harganya bisa menjadi dua puluh ribu
rupiah.
Otomatis si pembeli membatalkan
tawarannya ngak menyangka harganya sebegitu tingginya.
Mobil bus Karunia Bhakti yang
dinaiki cukup lama ngetem disini, akibatnya ada seorang bapak berusia lanjut
turun dari bus bersama istrinya, dan terlihat menaiki angkot untuk melanjutkan
perjalanannya.
12.40 Awak bus terlihat berlarian
memasuki mobil dan mesin bus dihidupkan dan berangkat.
Melewati Rumah Sakit Umum Daerah
yang cukup represent dan saya pernah dirawat disana saat batuk yang tak pernah
usai.
Bus berjalan terus.
13.00 Cibogo, awal kemacetan kawasan
Cisarua, bus berjalan perlahan dan berhenti, kemudian berjalan lagi.
13.15 Dalam keadaan merayap jalannya
bus,
saat ini melintas di depan Hotel
Cipayung Asri, dimana saya dan istri dan anak-anak pernah tinggal disini.
13.30 Melintas di Grand Jaya Raya,
juga pernah tinggal disini.
13.36 Mega Mendung, masih macet.
13.39 Tikungan Cilember, ternyata
disini pusat macetnya, macet terjadi kerena ada kendaraan yang keluar dari
Cilember memasuki jalan umum, setelah itu jalanan sepi dan bus berjalan lancar.
13.50 Pertigaan Taman Safari dan
mulai terlihat wajah arab ke arab an yang bercitra negatif kerena pola kawin
kontraknya dengan penduduk setempat.
14.05 Masjid At-Ta a un Puncak,
kepingin shalat disana belum kesampaian.
14.19 Cimacan, kota kecamatan yang
di banjiri pelancong Arab, sehingga semua toko dan fasilitas umum selalu
diselipkan bahasa Arab.
Ya Allah SWT, hindari kota ini dari
perbuatan kawin kontrak yang sebenarnya kawin kontrak ini tidak engkau ridloi,
yang membawa adat kawin kontrak ini ya para pelancong dari Arab, Handramaut,
Afghanistan, Iran, Irak. Amien.
15.00 Memasuki kota Cianjur, kota
yang berbenah, kota yang mengutamakan rakyatnya, kota yang memperhitungkan masa
depan pertumbuhannya.
Suatu hal yang melegakan adalah
menyediakan tempat berjualan makanan khas Cianjuran sepanjang jalan utama
sebelum memasuki desa kecamatan Ciranjang dari arah Bandung, dengan tenda birunya
dan bangku duduk dari bambu di buat memanjang.
16.00 Yang paling menggelisahkan
dalam perjalanan ini adalah belum melaksanakan shalat Dzhuhur dan Ashar,
sementara sore hari telah mendatangi, kapan bus ini tiba.
Bus masih berjalan lambat sebab di
depannya kendaraan juga jalan lambat, tikungan yang mendaki di wilayah Citatah,
Plered akan memasuki dataran tinggi Padalarang sore itu.
Setelah bisa menyalip satu persatu,
ternyata penyebab kelambatan yang menyita waktu satu jam lebih itu adalah
kendaraan truk pengangkut alat berat ditutup karpet, yang tidak kuat mendaki di
tikungan Citatah.
Truk itu berjalan pelan dan membuat
berjalan pelan pula kendaraan di belakannya.
16.20 Memasuki Padalarang sekarang
penyebab melambatnya jalannya bus adalah padatnya arus kendaraan dari kota
Bandung.
Akhirnya putuskan tanyamum diatas
bus dan melaksanakan shalat Dzhuhur dan Ashar.
Bus berjalan pelan, sebab ada
pekerjaan penambahan lebar jalan selebar 200 cm, pemandangan kota Padalarang sore itu yang
diwarnai ramainya kendaraan yang melintas, merasakan inilah Indonesia dengan
240 juta penduduknya.
Di lahan yang dikelolah Pertamina,
terlihat pedagang bakso dengan alas tikar yang kumal tapi lebar, memanfaatkan
perbedaan tinggi dan rumput yang disiram bagus, mengharap ada warga yang mau
membeli baksonya sore itu.
Jangan ditanya soal masif nya debu
jalanan akibat ada pekerjaan penambahan ruas jlan.
Dan memang tidak ada seorang
pelanggan pun yang duduk di hamparan tikar itu untuk membeli baksonya.
Padalarang yang terlambat berbenah,
kota ini tak banyak berubah sejak tahun 1980 saat dikunjungi pertama, yang
patut di waspadai adalah penggunaan uang publik yang tidak di berikan
selayaknya ke masyarakat.
Selama- lama ini belum pernah
terdengar korupsi di Padalarang, tetapi jikalau diukur dari apa yang dinikmati
oleh masyarakatnya, patut di duga ada penyimpangan penggunaan anggaran dari
pajak bumi bangunan, dari penerimaan bukan pajak, dari setoran perusahaan-
perusahaan, dari setoran pengembang, dari ijin- ijin perdagangan.
Ingatlah Allah SWT tidak tidur.
16.55 Bunderan Kota Baru Parhyangan
pun sekarang sudah dilintasi.
17.00 Bus terlihat memasuki halte
darurat Cimerame sebelum memasuki Tol Padalarang - Cileunyi Bandung Timur,
turun dari bus, dan berjalan menyebrang jalan, beberapa saat menunggu angkot
hijau penghubung keluar masuknya kota Cimahi
Naik angkot dan kendaraan telah
diisi banyak penumpang pelajar mahasiswa.
17.15 Angkot berhenti di pertigaan
jalan menuju Cililin.
Turun dari angkot, dan menyebrang
ramainya jalanan di pertigaan Cimerame sore itu.
Sejenak kaki ini merasakan sebagian
kecil wilayah Bandung, Bandung Barat, suatu wilayah yang banyak di lintasi
orang, kebayang ngak bagaimana padatnya kalau pagi dan sore saat orang pulang
kerja, tidak tersentuhnya wilayah ini dengan perencanaan yang kompleks adalah
tidak adanya jalur pejalan kaki yang aman setelah orang itu turun dari bus, di
terminal bus bayangan, untuk mencari kendaraan lanjutan, tidak adanya pepohonan
dan usaha penanaman kembali pepohonan, sebab iklim udara di Bandung sangat
mendukung, perlunya mengatur dan menata kembali pusat jajanan dan makanan kaki
lima di pertigaan ini sebab hal ini merupakan usaha Pemda mencegah kenakalan
remaja.
Bapak Polisi yang menjaga di pertigaan menuju Batujajar Cililin itu,
dengan ramah mempersilahkan istri saya untuk berdiri menanti kendaraan yang
akan ke Cililin agak jauh bergeser ke barat dari tikungan jalan.
Memasuki kios makanan kecil untuk
membeli minuman kesukaan Okky jelly drink seharga seribu rupiah satu cup nya.
Bagi saya minuman satu cup itu sudah
cukup untuk mengantar roti ekspres terigu buatan istri yang dipersiapkan istri
khusus dalam perjalanan ini, suatu roti yang banyak membantu kerena sederhana
membuatnya, cepat prosesnya dan menolong dari penyakit asam lambung, khusus
untuk jalan kali ini tepung terigu yang digunakan tiga ons dan di beri bubuk
kayu manis setengah sendok teh dan air untuk menguleni, panggang.
Roti ekspres itu dimakan sambil
berdiri di pinggiran jalan yang sempit, mepet got, dan kendaraan ke Cililin di
biarkan saja lewat.
17.25 Naik angkot ke Cihampelas,
saya terkejut sewaktu memasuki angkot mengapa banyak yang senyum- senyum,
agaknya sewaktu saya menyebut nama- nama tempat
untuk memastikan bahwa angkot ini benar sampai di tujuan, tersebut
kalimat Cihampelas pertigaan, kalau lurus akan ke Layangan dan Moroko terus
nyebrang lewat Gibraltar menuju Spanyol.
Situkang angkotnya sedikit tersedak,
mungkin Panyolan pak dan itu Palalayang pak bukan Layangan.
Didalam angkot sudah ada banyak
penumpang, dua orang wanita diantaranya menanyakan hari hampir maghrib
begini
menuju ketempat itu apa bapak ada
saudara di sana, saya hanya tersenyum saja.
Angkot berjalan dan debu akibat
sifat tanah yang tidak mengikat ini beterbangan dimana- mana.
17.50 Masih di atas angkot dan adzan
maghrib pun terdengar.
17.59 Saat tiba di Cihampelas,
keadaannya cukup ramai, banyak tukang ojeg mangkal, saya di anjurkan naik ojeg
ke Palalayang rumahnya adik ibu saya yaitu Paklik Samet, yang menikah dengan
orang Bandung asal Cililin, tetapi sejak jam sebelas tadi siang duduk terus
diatas bus, maka sekarang perlu berjalan.
Jalanan dari Cihampelas ke Marokko
termasuk jelek berlobang dan berdebu, dan tidak ber penerangan umum.
Sehingga sewaktu berjalan di awal
keremangan malam itu sering kaki ini menginjak lobang jalanan berkerikil tajam.
Dikeremangan malam, serombongan anak
SD klas dua dan tiga yang sedang parkir bersepeda di bawa gelap perdesaan,
mencoba menolong akan tetapi sepede mereka sepeda mini semua sehingga istri
tertawa dibuatnya.
18.25 Setelah berjalan cukup lama
dan bertanya dan banyak yang tidak tahu rumahnya Paklik Slamet, akhirnya tiba
juga di rumah berhalaman dan penerangan cukup, rumah sederhana yang cukup
bagus.
Terlihat dalam usia ke tua an nya
Paklik Slamet datang menyambut.
Setelah bersalaman langsung mencari
tempat wudlu untuk segera melaksanakan shalat Maghrib.
18.32 Kembali ke ruang tamu sekarang
yang dipikir adalah menambah stroom Hp yang dibawa.
Kemudian makan malam sederhana,
banyak lauk yang dihidangkan tetapi saya membatasi diri dan hanya makan nasi,
sambal kecap, tahu bandung, sepotong belahan buah jengkol, cukup sudah.
Dirumah ini ternyata akan ada
kegiatan esok hari, maka sekarang berdatangan orang tua istri paklik Slamet
yang berumah di Ciwastra Bandung Buah Batu.
Saat berbincang maksud kedatangan
saya kesini bersama istri, ramailah pembicaraan, sebab berniat akan kurban sapi
di sini, dibagikan untuk masyarakat sini, sehingga perlulah malam ini diantar
ketempat penjualan sapi.
Ibu kandung istri paklik Slamet yang
sehat di usia tua nya itu, malahan mengusulkan jangan kurban kambing sebab
masyarakat disini kurang suka dengan daging kambing sebab rata- rata
masyarakatnya mempunyai penyakit tekanan darah tinggi.
Dirumah ini yang berkurban untuk
Iedul Adha besok adalah Paklik Slamet dan Istrinya, hanya mereka berdua,
sehingga perlu mencari teman lagi lima orang untuk memenuhi syarat harus tujuh
jiwa kalau berkurban satu ekor sapi.
Sementara saya dan istri dan lima
anak cukuplah memenuhi syarat kurban satu ekor sapi.
18.46 Adzan Isya terdengar, bergegas
keluar rumah bersama Paklik Slamet menuju musholah tempat shalat.
19.00 Kembali ke rumah paklik Slamet
dan sekarang mulai diatur untuk pergi kerumah Haji Uju yang menjual sapi untuk
kurban di desa ini.
19.10 Berjalan berdua dengan Paklik
Slamet menuju tempat penjualan sapi, sambil berbincang pengalaman sewaktu
pulang ke Wonorejo Lumajang Jawa Timur menengok ibu.
19.20 Tiba di tempat H Uju, terlihat
truk pengangkut hai, rumput fermentasi makanan sapi, dari jenis memilih makanan
sapi ini saja saya sudah merasa lega hati sebab orang ini mengikuti sylabus
peternakan, beda dengan yang dilihat di penjual sapi di Jakarta, makanan sapi
yang dijual hanyalah rumput- rumput dan daun segar biasa saja.
Sapi nya banyak berbaris dibagi
dalam tiga blok, dilahan yang sempit,
perkiraan sapi yang ada malam itu sekitar 125 ekor.
H Uju sebagai orang nomer satu di
usaha penjualan sapi itu terlihat masih mudah, umur diperkirakan 45 tahun,
berbadan besar, dan suka tertawa.
Setelah banyak bersilaturahmi
bertiga antara saya, H Uju dan Paklik Slamet, akhirnya dibawa saya ke sapi yang
pas dengan keuangan saya, sapi putih yang cukup besarnya dan saya pun langsung
menyetujui.
Saya minta tolong di jemput istri
yang sedang berada di rumahnya Paklik Slamet, untuk ikut menyetujui pada sapi
kurban yang terpilih.
19.30 Istri datang dan melihat
sendiri di malam itu banyaknya sapi yang dijual, akhirnya sampai pada sapi
nomer leher 196, yang saya pilih dan istri juga menyetujui.
19.40 Pulang setelah disetujui
pembayaran melalui ATM Bank Mandiri dari Cileungsi, banyak keheranan di wajah H
Uju, kok ada pembeli dari sejauh jarak segitunya.
Berjalan pulang bertiga dibawa gelap
malam sebab jalan ini tidak berpenerangan umum.
19.50 Tiba di rumahnya Paklik Slamet
dan langsung minta permisi untuk berangkat ke jakarta, sebab motor ada di
kampung rambutan terminal dan anak2 tidur sendirian di rumah.
20.05 Menunggu ojeg di depan rumah
Paklik Slamet di Palalayang, malam semakin gelap.
20.10 Berdiri di pertigaan
Cihampelas, wilayah Cihampelas yang kalau berjalan ke kanan dua ratus meter
akan menjumpai danau Cililin, danau yang luas sekali, danau yang mengering saat
ini kerena kemarau, mengapa kok tidak dilakukan pengerukan besar- besaran untuk
memperbesar kapasitas tapung danau, sehingga sedikit melegakan masyarakat
Bandung dari ancaman banjir.
Malam hari di Cihampelas datang dengan
keperkasaannya, sanggup menyita kekuatan seseorang dengan melimpahkan rasa
mengantuknya, seperti menikmati roh sihir para bidadari pegunungan.
Banyak gadis Cililin yang bekerja
malam di industri estate Batujajar, rata- rata bekerja di sektor textil.
Mereka datang dengan kecantikan nya
khas gadis pinggir kota Bandung, datang dan berkumpul berbanyak dengan sesama
gadis pekerja malam.
Suatu kecantikan yang bergemah jauh
hingga ke wilayah Rotterdam Belanda, disana ada orang Belanda tua yang sangat
berkesan terhadap gadis Bandung sehingga senantiasa diingatnya hingga hari
tuanya ( peristiwa tahun 1987 ).
Malam semakin sunyi, tetapi semakin
banyak gadis- gadis belia yang ikut menunggu angkutan jemputan untuk berangkat
ke tempat kerja di industrial estate Batujajar.
20.19 Tiba- tiba datang kendaraan
angkutan penumpang tidak umum, sejenis avanza hitam dengan tulisan di kaca
depannya Rombongan Ibadah Haji Kloter 61 CKS, Cimahi, berarti kendaraan ini
habis disewa rombongan pengantar haji, sebab hari ini adalah hari terakhir
pemberangkatan haji jemaah kabupaten Cimahi.
Selama diperjalan sipembawa
kendaraan itu mengajak berbicara dengan bahasa sunda saya hanya bisa
mengucapkan satu kalimat " Lares atu "
Setiap dia mengakhiri ucapannya saya
selalu bilang " lares "
entah apa yang diucapkan, tetapi sih
diperkirakan dia berceritra tentang mengantar rombongan ibadah haji Cimahi tadi
siang
20.20 Naik angkutan sewa pengantar
jemaah haji yang hanya sambil lewat dari pada kosong, perjalanan dari
Cihampelas- Cimerame cukup jauh.
20.40 Cimerame.
Termasuk wilayah Bandung Barat, yang
belum terkena perencanaan bagian kota Bandung lengkap, suatu perencanaan yang
menghadirkan taman kota dan space jalan kaki, dan space tikungan jalan yang
membagi jalur lintasan kendaraan dalam penataan yang indah, sudah tentu akan
memerlukan perombakan ruang yang ada untuk di tata.
Suatu perencanaan yang melahirkan
blok bangunan untuk ekonomi menengah ke bawa, sebab kota Bandung adalah kota
yang sangat cepat mendapat dukungan masyarakat jikalau masyatakat di utamakan.
Suatu perencanaan yang melahirkan
pusat makanan kaki lima diatasnya dan di tengahnya pusat terminal angkot
Cililin, Batujajar- Cimahi, dan dibawahnya pertokoan dan pedestrian jalan
kaki.
Malam ini sepi penumpang, menunggu
cukup lama bus yang ke Jakarta.
Para pengemudi travel gelap
menawarkan jasanya untuk ke Jakarta dengan tarif limaribu rupiah lebih murah
dari tarif bus, saya tidak mau.
Setelah berdiri cukup lama, istri
berpendapat lain, lebih baik ke seberang saja, disisi jalan yang menuju ke
Padalarang, untuk naik bus yang melewati jalan biasa Bandung- Jakarta.
Saya menjelaskan tetapi nanti tiba
di Jakarta saat Shubuh.
Akhirnya keinginan itu di
batalkan.
Keinginan untuk naik bus bagus
dengan suara mesin yang halus dari Bandung- Jakarta harus disertai kesabaran
menunggu kapan datangnya bus tersebut.
21.30 Dari mata yang mulai mengantuk
ini, terlihat di seberang jalan ada bus bagus tertutup rapat, saya bilang
dengan istri, bus nya udah datang ma, itu dia, bus itu putar dahulu di bunderan
Kota Baru Parhyangan.
Mulai berdiri bangun dari tempat
duduk darurat, untuk menahan ngantuk yang semakin berat.
Berjalan menuju titik kira-kira bus
itu nantinya berhenti.
21.35 Ternyata bus sudah datang
dengan cepat, dan parkir dimana pintu belakang bus persis di mana saya dengan
istri berdiri.
Saya dan istri memilih naik dari
pintu depan, bus yang bagus, bersih, bus Laksana namanya, malam itu sangat
penuh penumpang yang hendak ke Jakarta, mereka semua naik dari Leuwipanjang.
Saya dengan istri duduk terpisah di
dua deret bangku yang berisi tiga orang, dimana tempat duduk tengah- tengahnya
kosong.
Dari pembicaraan seorang penumpang
kepada keluarganya yang di Jakarta, ia mengatakan di terminal Leuwipanjang
susah bus, pantes aja saya menunggunya cukup lama dan penumpang bus penuh.
22.00 Bus Laksana yang penuh
penumpang itu bergerak perlahan untuk meninggalkan Bunderan Bumi Parhyangan,
untuk memasuki jalan tol Cipularang.
Perjalanan malam, gelap pemandangan
dari jendela samping, tidak bisa
memperkirakan keberadaan saat ini, akhirnya ngantuk dan tertidur.
Dapat tempat duduk di tengah-
tengah, diapit bapak muda besar badan kiri kanan bus, tapi duduk terus dan
tertidur.
23.30 Dari ketemaraman cahaya yang
sengaja di redupkan oleh awak bus Laksana, terlihat sekilas bangunan2 tinggi
yang bisa dijadikan simbol keberadaan, muncul bangunan RS Mitra Keluarga,
berarti saat ini ada di Tol Timur Bekasi.
23.40 Pintu Tol Cikunir untuk
memasuki ruas tol Cikunir - Kampung Rambutan.
Mata masih minta dipejamkan kerena
ngantuknya.
Merasakan jikalau bus besar ini di
rem untuk berhenti beberapa saat saja untuk menurunkan penumpang, diperkirakan
lokasinya di bunderan menuju Pondok Gde.
Bus berjalan lagi, dan kantuk pun
menghilang.
Sudah tidak ngantuk lagi, pesatnya
pertumbuhan ekonomi dirasakan di wilayah Bekasi, dan mulai terlihat dinding di
samping jendela bus meninggi dan berarti saat ini bus ada di Pasar Rebo.
Minggu, 6 Oktober 2013
00.06 Bus Laksana yang dinaiki sejak
dari Bunderan Parhyangan Baru sekarang memasuki Pasar Rebo, hampir semua
penumpang turun, yang tidak turun akan dibawa bus memasuki Terminal Kampung
Rambutan.
00.09 Bus berjalan lagi memasuki
jalur cepat menuju Terminal Kampung Rambutan.
00.11 Terminal Kampung Rambutan,
malam yang sunyi menyajikan pemandangan senyap, suatu terminal bus dengan
banyak bus yang istirahat, ditinggalkan oleh pengemudinya.
Saat turun dari bus hanya ada 6
orang penumpang sebagai penumpang terakhir yang turun dari bus itu, saya dengan
istri langsung menuju parkir sepeda motor yang tadi sewaktu berangkatnya sempat
di siramkan olie bekas dimesinnya sehingga banya olie yang menetes dibawah
mesin.
Ban depan motor agak kempes saat
itu, sedikit penyesalan mengapa tadi pagi kok tidak membekal pompa angin,
sekarang di tengah malam, keluar dari terminal sambil mendorong motor.
Seorang bapak penjaga malam di
sederetan warung jualan yang tutup di luar terminal menyarankan untuk memasuki terminal lagi sebab diujung
belakang terminal didekat pengisian bahan bakar Gas untuk bus, selalu ada
tukang tambal ban.
Masuk lagi terminal sambil mendorong
motor agak kempes ban depannya.
Setelah berkali- kali bertanya dan
melewati sebanyak- banyaknya bus parkir, diujung mata terlihat kesibukan
menambal ban dengan karakteristik tabung kompresor besar, mesin penyimpan udara
sebagai pertanda tukang tambal ban.
Ban diisi angin dan membayar atas
jasanya dan
00.25 Motor hidup melintas terminal
ditengah malam, keluar terminal, membela kesunyian jalan kecil di belakang
terminal dan keluarnya di jalan Penganten Ali.
01.00 Melintas Cibubur Junction
01.30 Memasuki rumah, anak-anak udah
tidur pastinya, tapi ada suara tangis, ternyata suara Fifi yang merindukan
kehadiran ibunya di sisinya saat tersadar dari tidur malamnya.
Tangisnya semakin tinggi nadanya
saat ibunya menenangkannya.
Merebus teh panas untuk menaklukan
malam dingin, roti ekspres yang dibawa sejak pagi dan sekarang masih sisa, dan
saat ini dimakan untuk menemani teh panas manis menahan lapar.
02.00 Masuk tempat tidur setelah
sikat gigi.
04.10 Terbangun tergesah sebab saat
untuk tahajud sangat singkat.
04.20 Adzan Shubuh terdengar, dan
langsung shalat berjamaah dengan istri dan anak, kecuali Fifi.
07.00 Cucian baju yang menumpuk itu
sekarang di cuci.
07.30 Dlhuha.
08.00 Naik ke atap untuk menjemur
pakaian.
09.10 Sarapan.
09.30 Bermotor menuju pasar
Cileungsi, hari sudah siang, tujuan pertama adalah melunasi pembayaran Sapi
Kurban yang dibeli semalam di Cililin Bandung Barat.
09.50 ATM Bank Mandiri Cileungsi.
proses transfer pembayaran sapi
sudah selesai, hanya kerena membutuhkan kosentrasi berkaitan uang sewaktu
mengirim SMS konfirmasi pembayaran, maka di perlukan duduk, akhirntya duduk
bersila dilantai bersih didepan Bank Mandiri Cileungsi untuk mengirim sms
konfirmasi pembayaran.
10.05 Istri minta ditemani
mencarikan sepatu buat Yasin, hitam dan bertali.
Memasuki Mall yang banyak menjual
sepatu, dari satu gerai ke gerai berikutnya, tidak ada ukuran yang sesuai
kakinya Yasin.
10.30 Keluar dari Mall untuk menuju
salah satu kios sepatu yang mencantumkan obral setelah dicari sesuai syarat
sekolahannya Yasin, sepatu hitam dan bertali, dan dapat pula saya dan istri
sepatu untuk olah raga lari yang di obral.
11.00 Meninggalkan toko sepatu untuk
pindah lokasi ke penjual sayur.
11.30 Giant Metland untuk mencari
lauk yang di korting hari ini.
11.50 Dalam perjalanan pulang
terdengar adzhan dzhuhur.
11.59 Masuk rumah dan langsung
membersihkan diri untuk shalat berjamaah 12.30 Menuju ke pesta sangat- sangat-
sangat sederhana penduduk kampung yang biasa menerima zakat, yang kali ini
menikahkan cucu lelakinya.
Pesta sederhana, kemanten lakinya
tidak mengenakan pakaian pesta, hari Selasa lusa di rumah calon istrinya baru
dilakukan pernikahan seperti biasanya ada pelaminannya.
18.00 PLN mati listrik.
Lap gelap gelapan shalat maghrib
berjamaah.
Senen, 7 Oktober 2013
Puasa hari Senen tidak sempat sahur,
sebab waktu shubuh dengan cepat mengambil alih.
13.30 Ada SMS dari Tyas jikalau Tyas
harus memperbaiki dahulu beberapa kesalahan dalam sidang ujian sarjananya siang
ini.
Selasa, 8 Oktober 2013
05.00 Berlari- lari pagi terus,
lari-lari bersama istri kerena ada sepatu baru, sekalinya ini bisa beli sepatu
olah raga yang di obral 75%.
Membelinya hari Minggu kemaren.
Rabu, 9 Oktober 2013
05.00 Istri merasa badan nya lebih
enak jikalau lari kemaren, sekarang ber lari lagi
Berlari tanpa berhenti, berlari
terus.
berhenti saat jantung ter lelah
kerena nya.
Anak- anak ( Yasin dan Fifi ) yang
minta diantar sekolahnya, Fifi yang belajar hingga larut malam berbeda dengan
Yasin.
Melihat sibuknya perubahan kota
Makkah langsung memohon pada Allah SWT untuk bisa kesana, bekerja dan
beribadah.
Menghadapi Mekkah tahun 2020 sudah
sedemikian sibuknya, apalagi Mekkah tahun 2050.
21.00 PLN matikan lampu.
nyamuk pun dengan galaknya
menghujam.
Kamis, 10 Oktober 2013
08.30 Bank Muamalat Kranggan untuk
Yatim piatu NTT- TTS
hari masih pagi tetapi panas sudah
memancar.
11.00 Jalan Mawar Antasari, kemajuan
pekerjaan 1.556 %
Sejak hari Sabtu kemaren pekerjaan
pengeboran bor pile manual sudah dilakukan.
14.30 Hanya beberapa ratus meter
dari rumah saat pulang, tiba- tiba motor kempes ban belakangnya, kelelahan yang
sangat di tambah lagi mendorong motor, sangat tidak membuat nyaman keadaan.
Motor ditambal setelah mendorong
sejauh 500 meter.
Setelah menunggu tambalan, motor
sudah bisa dijalankan dan setibanya di rumah motor kempes lagi ban belakangnya.
Saya sudah menduga tekanan angin itu
yang mampu membuat lobang yang baru di tambal terbuka lagi.
14.50 Adzan Ashar terdengar, dan
secepatnya shalat berjamaah.
15.20 Mencoba pinjam sepeda dayung
untuk belanja mencari ban dalam.
Seorang anak kecil mengijinkan
sepedanya dipinjam, sangat- sangat menderita naik sepeda kecil sejarak 1000 m
menuju bengkel depan, ban dalam di dapat dan sepeda secepatnya dikembalikan.
16.00 Menuju bengkel ban motor untuk
mengganti ke dua ban dalam.
17.00 Motor sudah di rumah dengan
kondisi sehat lagi
Jumat, 11 Oktober 2013
07.00 Rumah yang di bongkar tikus,
membuat galian sehingga rumah kemasukan tikus, pagi ini di kerjakan dengan bantuan
tiga ember kecil adukan semen dan pasir, dari tetangga yang sedang merehab
rumahnya.
09.00 Keringat mengalir membasahi
setelah menambal lobang tikus dibawah anak tangga, tikus, binatang yang sering
dijadikan tayangan cartoon selalu mencerminkan panjang akal.
Nafsu dan amarah itu yang membutakan
segalanya, sehingga pantas- pantas aja ada kecelakaan lalu lintas yang seram-
seram sebab individu pengendara yang di selimuti ketinggian hati.
Sudah miskin, hidup susah, dan
tinggi hati lagi, masih baik kalau tidak di tambahi prilaku kriminal, kalau
ditambahi prilaku menyimpang, oh ya baru ingat, sesungguhnya Majelis Ulama
Indonesia itu harus merasa gagal dengan keadaan Negara seperti ini, kemiskinan
yang menjerat masyarakat Bandung pinggir sekarang malahan dicari oleh
segelintir orang untuk menjadi pembunuh yang dibayar, tanpa ada keterkaitan
emosi.
Ini uang muka, itu foto orangnya,
dan ini alamat orangnya, orang itu pun meluruk ke medan sasaran untuk
melaksanakan niatnya, dan ternyata rumah yang disasaran adalah orang
berkualitas di mata masyarakat umum.
Akar permasalahnnya adalah: ada
seorang yang berbicara secara berbisik dengan menyamarkan sebagian wajahnya
dengan kaca mata hitam nya, setelah orang itu melihat syarat timbulnya motivasi
orang tergadai, yaitu, orang itu miskin, rumah sangat sederhana, permasalahan
ekonomi menghujamnya setiap hari, si kaca mata hitam itu merasa telah menemukan
obyek eksekutor, di beri nya uang banyak, tapi apa jawaban orang itu, saya bisa
melakukan semua apa yang bapak telah jelaskan tadi, tapi saya mempunyai Allah
SWT, yang senantiasa melihat diriku yang susah itu, Tuhanku bukan seperti
Tuhanmu yang telah mati dalam siksaan, Tuhanku tidak seperti tuhan dalam dirimu
sehingga dengan kuningnya kain di badanmu berani benar membakar umat muslim,
membakar toko sumber penghasilannya,
tetapi Tuhanku Hidup dan Tidak membutuhkan bantuan, Tidak hilang
keagungannya sebab sejuta orang tak mengimaminya, tidak menyebut- nyebut
namanya, tidak mengikuti aturannya, badai Katrina pun datang, matilah dia, dan
aku tidak akan melaksanakan pesanmu hai bapak berkacamata hitam, makelar
pembunuh bayaran.
Banyak sekali profesi yang lahir
dari terjadinya kemiskinan struktural di masyarakat, kawin kontrak salah
satunya, yang tidak ada di tahun 1945 saat Indonesia di munculkan.
Buruh di bayar rendah untuk mendapat
keuntungan si management adalah termasuk prilaku yang tidak sejalan dengan
tujuan negara Indonesia di munculkan.
Sabtu, 12 Oktober 2013
05.00 Lari- lari- lari pagi masih
dirembang pagi, istri ikut juga berlari, membakar energi untuk memperahankan
kesehatan dan tanggal terakhir bulan depan, donor darah lagi yang ke 53.
Lari terus lari, dengan motivasi
tinggi dan seandainya ditanya, apa profesinya pak, donor darah, sekilas pikiran
apakah donor darah bisa dijadikan profesi.
Bisa dong, sebab dari sejak donor
darah terakhir hingga donor darah berikutnya, harus dijaga kesehatan, semua
motivasi di orientasikan untuk menjaga kesehatan dan melaksanakan donor
darah.
Si pendonor darah tidak akan
berprilaku minuman keras, tidak akan berprilaku hidup bernarkotika dan obat-
obat an terlarang, tidak akan berprilaku
dugem, tidak akan berprilaku sex bebas, tidak akan berprilaku aniaya diri,
tidak akan berprilaku membentuk geng motor dan berkelahi dan memperkosa
gadis.
Mengingat kejahatan yang semakin
berani sekarang ini, yang terakhir beberapa hari yang lalu, di appartemen
Kalibata soal kematian lelaki yang jatuh dari ketinggian setelah melakukan
pembunuhan berencana,
secara arsitektonis, perencanaan
pembuhunan di appartemen Kalibata itu menandakan gagal design appartemen
Kalibata, type appartemen seperi itu sudah melahirkan pola pembunuhan baru,
yang kemaren- kemarennya belum terjadi di Indonesia.
Dimana si pelaku pembunuhan
berencana, menyewa kamar di samping kamar korban, dan dari jendela kamar
sewaan, merayap dengan meniti tambang dan handuk masuk ke jendela kamar korban
disampingnya, sambil berbekal pemecah kaca, ia melakukan itu sebab tahu kamar
disamping kosong dan penghuninya sedang pergi atau kuliah.
Setelah pecah kaca maka pembunuh
sembunyi di dalam kamar, saat korban masuk langsung dilakukan kejahatan itu.
Saran, secara arsitektonis
Perkecil luasan jendela belakang
setinggi 30 cm saja untuk udara masuk, alhamdulillah dengan ide ini saya
tergolong orang yang disenangi Rosululloh SAW sebab bisa berbuat kebaikan buat
sesama.
Saran secara administrasi pengesahan
design oleh Pemda, evaluasi ulang design hunian appartemen Kalibata Jakarta
Selatan, untuk dicari kemungkinan adanya kelemahan design sehingga penghuni
terjaga dari rencana perbuatan kriminal berikutnya.
08.00 Mengapa Layanan Exis di
wilayah Gandoang Cileungsi Bogor tiba- tiba hilang dari layar Hp.
14.00 Ingatan mendadak datang untuk
mengisi menggati olie motor; bermotor bersama Fifi ke bengkel depan, uang yang
dibawa dari rumah, ternyata seharga olie dan saya berutang dua ribu rupiah
kekurangannya.
16.30 Hujan deras turun, Astaghfirulloh, hujan sangat lebat sampai
daun pintu lepas, dan air banjir cepat
datang sebab kelupaan membuka lobang got di depan, lobang got di tutup sebab
tikus masuk kedalam rumah,
sekarang menyebabkan air dari atas
tidak bisa keluar dan naik dan masuk ke kamar membasahi segala.
Astaghfirulloh Ya Allah, kerja
cepat, menerjang hujan membuka lobang got dan arus air kuat dari rumah datang
menerjang.
17.00 Hujan redah, ngepel, dan
persediaan air bersih berkurang, takutnya diriku melihat besarnya kekuasaan
Allah SWT dari derasnya air hujan yang turun diiringi kilatan petir menyambar.
Shubhanalloh Ya Robbi Alamin
18.00 Shalat Maghrib dalam keadaan
gelap.
18.20 Membaca Al-Quran dengan
penerangan 1/2 Candle light, ngak sampai satu candle light, anggap aja di dalam
liang kubur, gelapnya luar biasa.
19.30 Saat mengerjakan Shalat Isya, listrik PLN menyala lagi.
20.00 Kerena berbagai kegiatan
membersihkan rumah menyita energi yang banyak, akhirnya tertidur.
22.30 Dibangunkan istri sebab
listrik beberapa kali padam kerena turun stop kontaknya.
Minggu, 13 Oktober 2013
02.00 Terbangun persiapan berangkat
ke Bandung, untuk pemotongan hewan kurban di sana.
Alhamdulillah tahun ini bisa
berkurban sapi di Palayangan, Cihampelas, Cililin, Bandung Barat.
04.30 Setelah shalat shubuh,
langsung menghidupkan motor untuk mulai menelusuri jalan Gandoang ke Jonggol,
lanjut menuju Bandung.
05.00 Motor tidak dipacu secara luar
biasa, sederhana saja, kota Jonggol udah dilewati, akibat hujan deras kemaren
sore, saat sekarang beberapa sungai yang berhulu di Jonggol sudah basah dengan
air, biasanya sungai itu memberi warna gersang berbatu kalau di lewati, kering
kerontang.
05.30 Memasuki Kecamatan Cariu, pagi
hari yang di karuniahi Allah SWT, banyak menjumpai rombongan yang lagi berkemas
untuk melakukan lamaran nikahan, kalau dilihat dari persiapannya, mobil-dengan
muatan almari pakaian dan kasur dipan,
kemungkinan besar mereka dari pihak keluarga laki- laki.
05.35 Di pinggir jalan disuatu
perdesaan yang sepi dipagi hari menjumpai tiga tengkulak ayam yang sering lewat
di Gandoang, baru terpikirkan saat ini, ternyata tengkulak ayam yang sering
lewat Gandoang adalah para seseorang dengan sepeda motornya berdiri di pinggir
jalan di daerah Cariu, menunggu ada orang- orang kampung yang membawa ayam dari
desa- desa sepanjang jalan itu dan langsung di jual, kemudian tengkulak
membawanya ayam tadi dalam jumlah yang banyak, bermotor, dengan keranjang
besar, dan kadang kala di gantung di bambu.
06.00 Mendaki- mendaki motor
berjalan pelan di saat pendakian, selepas Kecamatan Tanjungsari, mendaki semakin
tinggi, dan akhirnya tiba di puncak pinus.
Banyak para pengemudi motor yang
beristirahat minum soda atau kopi di warung dipinggir jalan.
06.30 Pertigaan, kalau jalan lurus memasuki
kota Cianjur dan belok kiri jalan menuju Bandung, jalan ini yang dipilih.
Melintasi hutan karet yang sejuk dan
pagi itu banyak anak muda yang berolah raga lari pagi.
Bersepeda olah raga juga terlihat
para bapak dengan anaknya, kiri kanan hutan karet sudah dipangkas.
06.32 Menjumpai pendakian jalan
seblum memasuki jalan lurus sepanjang 15 Km.
06.50 Memasuki Ciranjang, pertigaan
yang menghubungkan Cileungsi- Cianjur- Bandung.
Tiba- tiba 10 meter dimana saya ber
motor dari arah Jakarta menuju Bandung, ada motor yang terpeleset sesama motor
dan jatuh di sisi kanan Jalan dan dihantam motor dari arah Bandung sampai
pengemudinya terpental dan motornya terjungkir, motor yang terlibat tobrokan
ini ada enam motor.
Tidak ada yang luka.
07.00 Masjid Al- Musa'adah Ciranjang
Cianjur untuk shalat Dluha.
07.30 Bermotor lagi menuju Bandung,
dan memasuki kemacetan akibat pertigaan di Ciranjang.
08.00 Citatah Padalarang.
Diujung desa ini adalah awal
pendakian tataran Bandung purba, pendakian panjang, berbelok kanan dan kiri,
meliuk di kerimbunan daun cemara jarum, terseok-seok jalannya kerena beratnya
muatan sebongkah batu, truk- truk pengangkut batu kapur usia tua yang akan
dipotong dan digosok untuk di cari marmernya,
Cukup lama pendakian ini, akhirnya
di capai juga tanah datar di dataran tinggi Padalarang.
Jalanan sangat ramai sebab di banyak
titik terdapat kegiatan proyek pelebaran jalan, dan banyaknya kendaraan yang
memasuki kota Bandung melalui Padalarang -Cimahi.
08.10 Bumi Parahyangan Baru. Pagi ini terlihat
sepi- sepi saja.
Menghubungi Fifi melalui SMS, Fifi
yang naik bus bersama ibunya mengirim jawaban kalau masih berada di Tol
Cipularang.
08.15 Menyelusuri ujung jalan
Cimerame menuju Cililin, jalanan yang rusak, berlubang disana sininya, jalanan yang berpotensi besar untuk
mengembangkan Bandung Raya dari sisi baratnya.
Sambil menyempurnakan pemikiran yang
ada bagaimana membangun terusan untuk menguras genangan air di Baleendah.
Pasti ada benturan dengan kawasan
pemukiman dan industri, tetapi air di Baleendah jangan selalu menjadi berita
setiap turun hujan.
Jalanan berdebu seperti bukan di
Bandung.
10.00 Setelah lama menyusuri jalan
Cimerame ke Maroko lewat Cihampelas, melewati pula jembatan panjang di
Cihampelas, rumah berpagar kuning itupun dijumpa, memasuki rumahnya Paklik
Slamet adiknya ibu.
Paklik siang itu sedang membersihkan
halaman, membersihkan rumput yang tumbuh.
Rumah berhalaman luas itu cukup
memberikan kesejukan setelah bermotor sejak shubuh tadi pagi, sekarangpun
langsung berbaring meluruskan badan di teras rumahnya Paklik Slamet.
Terdengar suara sumringah dari
belakang yang terkejut sewaktu melihat saya melepas penat dengan berbaring di
lantai teras, langsung dipersilahkan masuk dan minuman es buah pun
dihidangkan.
10.19 Dapat SMS dari Fifi
menjelaskan jikalau sekarang bus yang di naiki keluar dari tol Padalarang.
11.20 Dapat SMS dari Fifi minta
dijemput sebab Fifi dan ibunya sudah berada di Cihampelas.
11.22 Menjemput Fifi.
11.30 Memasuki rumah Paklik Slamet
bersama istri dan Fifi, Yasin yang tiba lebih dahulu sedang menonton
televisi.
11.45 Saat berangkat ke musholah
bersama Paklik Slamet, Fifi sesang makan siang.
12.49 Fifi tumben-tumbennya berada
di rumah adiknya Yangtri nya di Palalangan Cililin Bandung Barat yang
berhalaman luas, semua sudut halaman dijelajahinya, terlama saat berada di
kolam ikan lele, lelenya cuma satu, yang jadi perhatian Fifi adalah lele itu
hidup, biasanya kalau di rumah Cileungsi ikan lele dalam keadaan mati.
14.56 Adzan Ashar terdengar bergegas
ke musholah Muhammadiyah
15.20 Wui ngantuknya setengah mati.
Senen, 14 Oktober 2013
03.00 Tahajudan di desa Rongga,
Palalayang, Cihampelas, Cililin, Bandung
Barat.
Berkelana dalam ibadah dan takwa
kepada Allah SWT.
03.30 Rumah besar rumahnya Paklit
Slamet
sepagi hari ini bergetar kerena
semangat untuk mengerjakan amalan puasa sunnah hari taksyrik, rumah ini di
tinggali 9 jiwa, dari saya sendiri menyumbang 4 jiwa dan paklik Slamet 5 jiwa.
Lauk makan sahur cukup enak, ada
sayur serba ada dalam satu masakan berkuah, entah orang Bandung menyebutkan
apa, sayur ber kuah santan itu didalamnya terkandung, petai, teri, tahu, labu.
05.00 Berjalan kearah Barat, mencoba
mengingat dimana gerangan rumahnya adik istrinya Paklik Slamet, e e e salah
masuk, untungnya orang yang di salahi masuk itu mengenal adik kandung istrinya
Paklik Slamet, akhirnya diantar kesana.
06.30 Matahari sudah tinggi di
wilayah Bandung Barat, secepatnya mengerjakan shalat Dlhuha.
08.00 Menjelang agak siang, Fifi
menemani mbah nya yaitu Paklik Slamet untuk mencabuti rumput yang tumbuh
dihalaman sambil berjemur matahari.
14.45 Shalat Ashar di Masjid desa.
15.00 Bermotor dengan Fifi,
mengunjungi sapi yang sudah dibeli dengan nomer leher 196.
Selasa, 15 Oktober 2013
05.00 Baru tahu shalat iedul Adhanya
takbir di rakaat pertama hanya satu kali,
05.05 Keluar rumah minta kepastian
05.10 Bermtor dgn istri untuk
mencari masjid yang 7 takbir rakaat pertama dan 5 takbir rakaat ke dua.
Saat tiba di pertigaan Cihampelas,
keadaan jalanan sepi 97%, akibat mengetahui posisi masjid dari sewaktu membuka
android, maka tidaklah terlalu sukar mencari posisi masjid.
Memasuki pintu gerbang besar dan
lengkung mencirikan bangunan bernuansa Islami di daerah Cihampelas Bandung
Barat.
Memasuki lorong panjang yang sepi,
terlihat dari pembagian petak kamar saya menyimpulkan ini rumah- rumah para
pengajar, dan saat masuk lebih jauh terlihat seorang santri sedang menabuh
bedug kulit lembu dengan suaranya yang berat,
Ia mendatangi setelah di panggil,
Adik, benar shalat ied disini rakaat pertama melakukan takbir tujuh kali dan
lima kali di rakaat ke dua, ia membenarkan, Alhamdulillah akhirnya terpenuhi
keinginan untuk mencari tempat shalat ied yang pengerjaan shalatnya tidak di
buat lain.
Masjid Darul Falah Cihampelas, besar
dan terlalu cukup sebagai pesantren Darul Falah.
Hanya saja sewaktu melihat rumahnya
pengurus pesantren yang tergolong baik diatas rata- rata, pikiran saya langsung
teringat pada pandangan mata sewaktu tahun 1991 kurang lenih 5 km di sebelah
barat Sentani Jayapura Papua Irian Jaya,
Ada rumah sangat baik dan berhalaman
luas dan ada pesawat kecil untuk penumpang dua orang, ada parabola, setelah bertanya kepada orang-
orang disana di jelaskan jikalau rumah itu rumah Pendeta Missionaris.
Baru sekarang saya menghubungkan dua
peristiwa itu, memang kenyataan ada kemewahan dibelakang tarbiyah penyebaran
agama, pendidikan, dan hal- hal yang berkaitan dengan pembinaan.
05.15 Menjemput Yasin.
05.20 Memasuki masjid berlantai dua.
05.25 Bergabung dengan anak- anak
pesantren Darul Falah mengumandangkan takbir.
Anak didik pesantren rata- rata dari
Cililin.
09.00 Berjalan berdelapan menuju
masjid tempat pemotongan Sapi Kurban Iedul Adha.
10.00 Tiba dirumah
14.40 Sotosoup ayam model Cililin,
dibilang soto kuahnya banyak, dibilang soup kerena ada wortel dan bunga kol,
dimakan dengan lontong hangat-hangat.
15.05 Setelah mengimami shalat Ashar
di Masjid Muhammadiyah kampung Palayangan, Cihampelas Bandung Barat, ia gitu
dirumah istri masih tidur-tiduran belum shalat Ashar apalagi Yasin dengan Fifi.
16.00 Sore hari sedemikian cepat
datangnya, saat mana datang pula
Rabu, 16 Oktober 2013
Angka itu tak seharusnya menjadi
momok, sebaiknya dijadikan intro pada melihat permasalahan. Bandung memang
padat penduduknya, angka - angka sensus terus berubah menambah banyak, permasalahan sosialnya cukup tinggi, semua
hal itu hanya dilakukan gebrakan melarang dengan himbauan, dan kenyataan,
pemerintah an pun seakan sirna.
Pemerintahan yang bersangkutan
terlalu rutin, seakan mengingkari suara pembaharuan masyarakat Jawa Barat yang
memilih pimpinannya.
Pemerintahan yang bersangkutan
terlihat secara jelas bekerja sangat kaku ber gerak dari batas kiri dan batas
kanan anggaran pembangunan, takut dibilang tertuduh korupsi, padahal kebodohan
dan mati pikir sesaat itu juga adalah bentuk korupsi amanah rakyat.
Kekurangan berfikir itu sudah
terlihat saat satu wilayah Bale Endah salah satu contohnya di biarkan menikmati
10 tahun lebih direndaman banjir yang melanda saat hujan tiba.
Penghilangan bukit di Cikalong yang
sudah dua puluh tahun ini masih dianggap bukan masalah pemerintahan setempat.
Belum hal lain, tetapi kerena mata
ini tidak melihat akhirnya tak bersaksi.
Jadi untuk masyarakat di Bandung dan
sekitarnya ingatlah,
Peringatan dari Allah SWT di
uraikanNya dalam surah Yusuf 106.
Afa a minuu an tatiyahum ghotsyiatum, min adzabillahi au
tatiyahummussaatu bagh tatau wahum
layas uruun, Apakah mereka merasa aman dari
kedatangan siksa Allah SWT yang meliputi mereka, atau kedatangan kiamat kepada
mereka, secara mendadak, sedangkan mereka tidak menyadari.
Ingat kualitas air tanah kota
Bandung sudah tidak layak minum, berapa banyak akan lahir generasi autis dari
bayi- bayi yang sejak kecilnya diminumi air tanah kota Bandung yang terpapar
cemaran.
Dan bayi autis itu besarnya akan
berkelompok menjadi sekelompok generasi ngak mau tahu, dan merusak, mungkin
lebih parah dari sindikat geng motor.
Apa enaknya di negeri yang begini,
adzab itu pun akan dianggap wajar datangnya sebab kerusakannya sangat merata,
rugi juga kan akhirnya, akibat tidak kemampuan para jajaran pemimpin yang
merasa mampu memimpin di wilayah Bandung, dan mengaku dirinya tidak melakukan
korupsi, sementara pencemaran lingkungan berjalan pasti.
Bandung dengan senyuman dan
keramahannya yang mengundang orang untuk datang, akhirnya di rusaknya sendiri,
Bandung yang indah dahulu hanya sebatas ceritra, jikalau jaman dahulu di
Bandung ( tidak terlalu dulu sekali ), anak-anak sekolahannya dari SD hingga PT kalau pagi berangkat kesekolah memakai
baju tebal- tebal, malahan sewaktu itu, saya pikir anak sekolah sakit kok
sekolah, mengenakan jiket bagi saya adalah kalau sakit.
07.00 Bermotor dengan Yasin di
Batujajar, menghadapi kemacetan parah akibat truk personal aparat kepolisian
memparkir mobilnya kurang kepinggir, maju perlahan- lahan sambil memperhatikan
karakter si pengemudi, apparat kepolisian, tidak berseragam, berbaju olah raga,
agak gemuk, berwajah jawa.
Kemacetan lalu lintas akibat
banyaknya orang ke pabrik, ke kantor, kepasar dan penjual hingga ke badan
jalan, angkot yang berhenti semaunya,semuanya berdenyut di pagi hari, kerumunan
orang menunggu angkutan umum bus untuk kembali ke Jakarta setelah merayakan
Iedul Adha di Bandung masih terlihat, bergerombol duduknya tanpa keteduhan.
Sepeda motor yang menuju Jakarta
juga tak terhitung banyaknya, ditambah lagi management transportasi kota
Padalarang sangat minimal pengetahuannya setingkat kecamatan, tidak merasa
jikalau dirinya adalah poros utama keluar masuknya orang ke Bandung non
tol.
Cimerame kurang 4 km, dari arah
Batujajar isi bensin dahulu di SPBU, sebelum mengarungi turunan Padalarang.
07.45 Mengawali jalan turun selepas
kota Padalarang, jalan menurun tak henti- hentinya, menurun dan berbelok, motor
perlahan saja, terlalu sering wilayah ini menyumbang nyawa kecelakaan lalu
lintas.
Beribu sentimeter jengkal jalan
dilintasi, semua memerlukan pemeliharaan yang memadai, pemeliharaan tak
dilakukan, kecelakaan lalu lintas dan korban nyawa akan terjadi.
08.00 Cipatat, kemacetan pun terjadi
kerena ada arus kendaraan yang memotong jalan utama, pertigaan jalan menuju
PLTA Seguling.
08.02 Jembatan Raja Mandala, yang
kedalaman jurangnya sering mengirim bus menerjuninya dan korban yang dibawanya
sampai 35 jiwa.
Jembatan ini pun merupakan batas
akhir wilayah Bandung Raya, dan sebagian orang menyebutnya sebagai Bandung
Coret, sebab dengan pongahnya ada kalimat di penunjuk lalu lintas tertulis
Bandung tetapi di coret dengan garis merah melintang.
Dan kalimat itupun menunjukan egoisme
wilayah yang ujung- ujungnya berpengeruh pada batas perencanaan wilayah
pembangunan suatu kabupaten atau provinsi, yang mencakup skala prioritas, dan
besaran dana, dan akhirnya terjadinya penyimpangan korupsi itu.
08.30 Ciranjang, tepat di titik dimana
sewaktu berangkat hari Minggu kemaren terjadi tobrokan sepeda motor beruntun
yang melibatkan enam sepeda motor yang bergulingan jatuh, tanpa korban
sedikitpun.
Tikungan yang menurun dari arah
barat merupakan alasan mengapa terjadi kecelakaan itu, tetapi semuanya terpusat
pada speed kendaraan.
07.55 Pertigaan jalan kalau lurus ke
kota Cianjur dan kalau belok kanan akan memasuki Jonggol, Gandoang Cileungsi.
07.56 Setelah berhenti sejenak di
sisi kiri jalan, mulai memperhatikan depan dan belakang, ada ngak yang melintas
sebab wilayah disini termasuk sering anccident lalu lintas.
07.57 Keadaan lalu lintas sepi saja
pagi hari ini, sesaat kemudian setelah bermotor menyebrang jalan, sudah berada
di ujung jalan menuju Jonggol, Gandoang- Cileungsi, dari jalan Cianjur-
Bandung.
Langit sangat cerah, gumpalan awan
putih membentuk hamparan kecil- kecil dan merata di ufuk cakrawala.
Mobil angkutan umum penumpang yang
menghubungkan Cileungsi - pertigaan Ciranjang sedang menunggu penumpang yang
hendak bepergian.
07.58 Bermotor dengan kesunyian khas
Cianjuran, angin yang semilir tanpa mendayu - dayu nya suara alunan musik
Degung Cianjuran yang khas, dengan tarikan nafas sindennya, bernada panjang
dipanjangin dan di alunkan, diiringi seruling menelisik kalbu, sesekali kecapi
di petik menentukan titik alur nada seruling, sinden laki dengan suara besarnya
menyahut rintihan sang wanita.
Berceritra tentang hujan yang turun
di sore hari menghalangi datangnya sang pujaan hati, tiba- tiba sang pujaan ada
di jendela depan rumah, dengan baju sebagian basah kerena hujan sore hari, ia
datang dengan berbekal daun pisang sebagai payung menghindarkan hujan.
Degung Cianjuran agak beda dengan
Degung Sunda, Degung Sunda dengan dominasi suara klenengan terpukul halus
membuat suling dan kecapi datang mengikuti, banyak berceritra nasehat.
Pemerintah Cianjur yang terkenal
bisa menyisihkan APBD nya untuk
mengangkat potensi daerah sudah waktunya membuat pos musik hidup di ujung dan
pertigaan dan perempatan jalan, untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas, akibat
tekanan hidup yang tinggi.
Dengan modal pengeras suara, kecapi,
seruling dan klenengan dan sinden, bermusik di pertigaan atau perempatan jalan,
pengendara mobil akan sadar jikalau ia memasuki wilayah Cianjur.
Dan terlintas senyum sang pengemudi
saat mendengar degung Cianjuran, dan kecepatan mobil pun di turunkan, dan
segala kecelakaan maut pun terhindarkan.
Ambil contoh Pulau Bali di tahun
1966 setiap banjar selalu mengumandangkan gamelan treadisionalnya, tapi
sekarang lenyap sudah.
Tak terbaca lagi nada kasmarannya
sang jejaka kepada gadis jantung hatinya yang masih tertuang dalam nada- nada
tinggi dan lebar dari nada degung Cianjuran.
Kehidupan.
Disatu propinsi di tinggal
penduduknya dan di kabupaten lain di hidupkan kembali.
Pada patok jalan tertulis 20 km lagi Cikalong Kulon.
08.20 Berada di Cikalong Kulon,
memasuki jalan ke Tanjung Sari- Cariu-Jonggol
Jalan lurus pendakian panjang,
sampai motor pelan sekali jalannya.
08.40 Puncak Pinus, istirahat
sebentar sambil me minum air bawaan dari rumahnya Paklik Slamet.
Satu liter air habis sudah untuk
menormalkan berfungsingnya otak dan syaraf mengemudi.
09.02 Mulai memasuki jalan turun
terus tak henti- hentinya, belok turun dan jalanan rusak, terbelah tengahnya,
situasi jalan yang bisa menamatkan riwayat hidup pengendaranya apabila melintas
salah satu ban nya terperangkap pada patahan yang memanjang, pengemudi akan
terlempar dan motor jatuh.
09.30 Kecamatan Cariu dengan
kemajuannya yang sangat Ruralisme post modern
10.00 Masuk Jonggol
10.15 Pertigaan yang menuju
Kelapanunggal belok kiri, mengapa tidak mau lurus saja nanti ketemu Desa
Gandoang, tidak mau sebab ruas ini termasuk ruas maut.
10.30 Berada di depan rumah.
Kunci yang saya pegang tidak cocok
dengan gembok yang di pasang ibunya anak- anak untuk mengkunci pintu.
Me SMS Fifi dengan ibunya ternyata
masih di ruas tol Cipularang
Atas saran pak Yapis kunci itu bisa
di buka, masuk rumah dengan udara pengap.
Ngepel, membersihkan lantai,
menguras semua isi bak air, dan mengisinya kembali, menjemur kasur yang lembab,
masak air untuk membuat teh panas agar tetap semangat bekerja membersihkan
rumah, menanak nasi, mempresto daging steak yang gagal masak sewaktu di Bandung
tadi malam.
11.45 Adzan dzhuhur terdengar,
shalat berjamaah dengan Yasin.
11.50 Makan siang.
12.40 Menjemput ibunya dengan Fifi
yang sudah berada di Pasar Gandoang.
19.45 Akan mencuci karpet, tetapi
sudah sekian lama mencari sikat yang tersembunyi, sikat cucian, sudah
membongkar dos penyimpanan, sikat ngak mau menampakan dirinya.
Keluar rumah, iseng- iseng ke rumah
tetangga, adakah ia menyediakan sikat, ajaib, ada katanya, langsung beli dan
langsung persiapan kerja sebelum tidur, cuci karpet.
20.00 Mencuci Karpet yang basah.
20.25 Meniriskan karpet basah dengan
perhitungan besok pagi kandungan air berkurang tinggal di jemur.
20.30 Istirahat.
Kamis, 17 Oktober 2013
Haram hukumnya puasa di hari
Tasyrik, sehingga hari ini belum puasa sunah.
Jumat, 18 Oktober 2013
05.00 Bermotor dalam keremangan pagi
sebab lampu depan motor masih padam, baik lampu jauh maupun lampu dekat, apa
ada hubungan setelah menempuh bolak balik Jakarta- Bandung.
Tujuan pagi ini adalah ke pasar
sebab bahan makanan habis, dipasar yang dibeli hanya, tahu, tempe, terong ungu,
tauge, telor puyuh kesukaan Fifi, habis sudah uangnya.
06.00 Setibanya di rumah Fifi sudah
akan berangkat ke sekolah sekarang sedang sarapan, secepatnya masak telor puyuh
dan dihidangkan, betul juga Fifinya sangat suka.
07.20 Cucian baju jilid dua setelah
pulang dari Bandung, memang cucian tidak sekaligus di beresin, sebab mengatur
tenaga.
08.00 Bermotor bersama istri mencari
bengkel untuk menghidupkan kembali lampu depan motor.
08.15 Bengkel pertama yang di
datangi, bengkel yang sudah tiga kali memperbaiki motor, dan ternyata pagi itu,
walau bengkel udah buka tetapi montirnya lagi kewarung seberang sarapan
katanya.
08.30 Montirnya datang setelah
periksa keadaan motor, ia angkat tangan, ngak sedia stock simpanannya katanya.
09.00 Setelah bermotor lagi melihat
ada penjualan onderdil motor dan menjual lampu juga, tetapi setelah dibongkar
boks lampu, kedudukan lampu tidak cocok.
09.30 Disamping bangunan BTPN
terdapat bengkel, disanalah lampu di betulkan.
09.40 BTPN kantor cabang Cileungsi
09.20 Bank Muamalat kantor cabang
Cileungsi untuk anak yatim piatu NTT-TTS
09.30 Ibunya anak2 masuk ke pasar
untuk membeli bumbu sementara saya menunggu diluar
10.00 Bermotor menuju pulang
10.50 Mandi dan persiapan berangkat
Masjid untuk shalat Jumat.
11.05 Bermotor ke masjid Gaok,
masjid Desa Gandoang.
13.00 Angin dan mendung datang
dengan serunya, ditunggu- tunggu hujannya malahan ngak turun.
20.00 Sempat berbicara dengan pak
Wirya dosen KKB tahun 1978 melalui telephone sambungan jarak jauh
Sabtu, 19 Oktober 2013
22.30 Saat terbangun dari tidur kok
terjadi disorientasi, perasaan seperti belum shalat maghrib, padahal saat di
ingatkan istri maghrib sudah dikerjakan demikian juga shalat Isya nya udah
dikerjakan.
Fifi batuk melulu.
Minggu, 20 Oktober 2013
05.00 Terang tanah gelapnya pagi
udah hilang, bermotor berdua dengan istri menuju pasar.
06.20 Pasar terasa lebih ramai dari
hari biasanya, sayuran berlimpah banyaknya
sehingga harganya terjangkau membelinya, sayuran kalau di tahan- tahan
harganya akan diserang panas dan layu sehingga tak layak jual lagi.
07.00 Setibanya dirumah, siapkan
pisang meja yang dibeli untuk mengangkat staminanya Fifi dan Yasin
Setelah itu mencuci ubi untuk
digoreng, ubi lapis tepung.
07.20 Dhluha
07.40 Kerja bhakti tingkat RT untuk
menutup lobang jalan, sebelumnya makan ubi goreng tutup tepung dulu.
11.00 Masih ada sisa adukan sisa
kerja bhakti sehingga bisa untuk menutup
lobang tikus, dirumah, perlu di bongkar dahulu dan Yasin ikut membantu,
akhirnya lobang itu tertutup.
Banyak Shalawat pada Rosululloh
untuk menyelamatkan jalan meniti kehidupan.
Kehidupan itu susah, tidak ada
kekayaan yang kupegang akhirnya tak ada terbersit di hati untuk mencandai
seseorang.
Takut berbuat dosa baru.
Senen, 21 Oktober 2013
03.00 Terbangun untuk persiapan
makan sahur, sudah beberapa minggu ini shubuh datangnya sekitar jam empat lima
belas menit.
Berpuasa sunnah adalah methoda untuk
meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
11.00 Listrik mati
11.45 Saat waktu shalat tiba,
shalatpun dalam kegelapan
13.13 Mendung datang dan setetes air
hujan turun, turunnya tidak diikuti air hujan yang lain.
Selasa, 22 Oktober 2013
05.00 Lari pagi, lari lagi, sudah
lama ngak berlari, sepatu putih masih bersih, lari pagi, berdua dengan istri,
mengejar pagi yang terbang menghilang diganti fajar datang, sibuk jalanan.
Lari pagi, sebelum lari masih sempat
mencomot iga kambing, tulang bersih di balut daging dengan bumbu menggoda
perut.
Lari pagi semakin bersemangat,
tetesan keringat membasahi sekujur badan, memperpanjang usia dan mempersiapkan
badan untuk donor darah sukarela di akhir bulan depan, lari pagi membuka
cakrawala bersyukur kepada Sang Maha Pencipta Allah SWT.
Lari pagi, lari pagi, lari pagi.
06.40 Saat pulang kok terbersit
ingatan hendak menghubungi pak Helmi, tetangga yang sering menyuruh saudaranya
ke Denpasar mengantar barang, pulangnya ke Jakarta mobil kosong, mengapa tidak
diminta in tolong membawa barang2 nya Tyas.
Insya Allah tanggal 9 November Tyas
di Wisuda Sarjana nya Sastra Jepang,
09.00 Berangkat berdua bersama istri
ke stasiun Pasar Senen untuk mencari tiket kereta api Gaya Baru Malam Selatan
tujuan Surabaya untuk tanggal keberangkatan 6 November 2013 dan Kepulangan 13
November 2013.
09.20 Kantor kecamatan Cileungsi, di
belakang kantor ini untuk mampir sebentar dirumah orang Sulawesi Selatan yang
sakit kanker payudara, datang dengan membawa satu tas daun sarikaya yang
sewaktu kerja bhakti kemaren, cabang- cabangnya yang rendah di tebangi.
09.30 Bank Muamalat Kranggan untuk
anak yatim di NTT-TTS.
10.00 Melintas di Cibubur Arundina
10.40 Melintas di Tamanmini
11.00 Melintas di Kramatjati
macetnya bukan main, terasa sesak suasana, melihat kendaraan sebegitu banyaknya
mengelilingi.
11.50 Adzan Dzuhur di Cawang, mampir
di masjid Al- Babus Halim Kantor ASABRI untuk shalat.
12.10 Cawang UKI
12.30 Cempakaputih
12.40 Senen, parkir motor di daerah
aman dan mulai berjalan memasuki area stasiun.
Terlihat pintu pagar besi dibuka
yang berarti ada kereta mau datang, semua berhenti termasuk yang berjalan kaki.
12.50 Stasiun Kereta Api Pasar
Senen, penumpang banyak yang berdatangan dan menunggu, sementara di emplasement
stasiun sedang bersiap akan berangkat KA AC tujuan Solo Balapan.
13.00 Mengawali antrian setelah
menulis di formulir pemesanan, nama- nama anggota keluarga yang ikut, istri,
Yasin dan Fifi.
Antrian sedemikian panjangnya, dari
loket diperkirakan di antrian ke 38 orang, berdiri mengantri ini sangat
melelahkan.
13.30 Antrian baru beringsut dua
meter dari tadi, seorang bapak 65 tahun yang berdiri persis dibelakang saya
berceritra, jikalau di Jogjakarta antriannya tidak berdiri berjam- jam begini
pak, tetapi setiap orang yang datang membeli tiket, diberikan formulir dan no
antri panggilan, sementara si calon penumpang bisa bergerak bebas berdiri dan
duduk di tempat makan dan minum sambil nomer gilirannya di panggil, ada yang
sempat pulang dulu kalau dilihat ia mendapat antrian yang besar.
14.00 Ibu berketurunan Tiongha
tujuan Sragen yang berdiri dideret dua orang dibelakang saya minta ijin untuk
pergi ke WC Umum sehingga meninggalkan antrian.
14.30 Antrian maju sedikit demi
sedikit sekarang berada di bawa tiupan AC dalam ruangan tunggu, agak legaan
sedikit.
14.50 Adzan Ashar terdengar
15.00 Antrian sudah satu meter lagi
dari loket
15.06 Didepan loket, formulir di
baca, diperbaiki usia anak anak yang belum ditulis, diminta kartu keluarga, dan
menunggu tiket 8 buah pergi dan pulang Jakarta Surabaya Jakarta.
15.16 Meninggalkan loket
15.20 Keluar Stasiun
15.30 Makan di warung Tegal dengan
lauk sayur asem, bergedel dan tempe orek tambah sambal.
15.50 Bermotor melintas Flyover
menuju Cempaka Putih, hujan merintik motor tetap melaju.
16.00 Cempaka Putih
17.00 Cawang, dan mencari masjid di
Komando Angkutan Hankam untuk shalat Ashar.
17.20 Menunggu antrian membeli
Martabak manis coklat Susu Kacang harga istimewah, Di PGC Pusat Grosir
Cililitan tapi masih lebih murah lebih enak dibandingkan yang lain.
18.00 Shalat Maghrib di masjid
Ciracas, setelah shalat timbul rasa lapar, makan setengah potong kue martabak
yang dibeli.
19.10 Masuk rumah, secepatnya membuat
teh panas untuk menemani melepas lelas sambil makan martabak istimewah dengan
anak- anak.
Rabu, 23 Oktober 2013
Kamis, 24 Oktober 2013
03.30 Bangun untuk makan sahur puasa
sunnah hari Kamis.
Jumat, 25 Oktober 2013
09.00 Motor yang drat untuk oper
persneling sudah dua hari ini bermasalah, sehingga sambil mencari masjid untuk
shalat Jumat, bermotor bersama istri
09.15 Dapat bengkel didekat Taman
Buah, ternyata tutup, dan maju lagi sekitar dua kilometer lagi terdapat bengkel
anak muda yang baru buka bengkel.
Anak muda yang sedang sarapan
menghentikan sementara sarapannya untuk memperbaiki motor, motor ditangani
tidak sampai sepuluh menit.
10.05 Bank Tabungan Pensiunan Negara
10.45 Bank Muamalat Cileungsi untuk
Yatim Piatu NTT-TTS
11.05 Makan gadoo- gado bersama
istri, didepan Masjid CIBEREUM CILEUNGSI. sebab istri akan menunggu saya selama
sata shalat jumat.
11.20 Masuk majid
13.00 Isi bensin di SPBU Mekarsari.
13.30 Masuk rumah.
Sabtu, 26 Oktober 2013
13.00 Takziah meninggal dunia ibu
Suhainah Binti Soleh usia 47 tahun sakit Types.
Tidak ada tenda dan tidak ada kursi,
pengurus RT nya meminjam sewa kursi dari penduduk disekitar Puri Cileungsi.
Alasannya semua tenda dan semua
kursi digunakan untuk acara pernikahan yang jatuh harinya besok, sehingga tenda
sudah terpasang demikian pula kursinya.
14.45 Saat adzhan Ashar terdengar,
jenazah sedang di mandikan, mengingat waktu shalat, kerumunan para pelayat
bubar untuk mengerjakan shalat Ashar.
15.30 Jenazah di bawa ke Musholah
untuk di sholat kan, Alhamdulillah bertindak sebagai imam shalat adalah saya.
15.50 Iringan jenazah meninggalkan
masjid.
16.10 Pemakaman.
16.30 Pulang masuk rumah.
Minggu, 27 Oktober 2013
03.00 Tersadar saat Hp itu berdering
alarmnya saat mana istri telah terbangun lebih dahulu.
03.45 Setelah tahajudan menyantap
ubi kukus hangat dan teh pahit panas sampai terdengar
04.12 Adzhan Shubuh.
07.50 Shalat Dhluha
08.00 Bermotor ke pasar.
sengaja di cari waktu agak siang
sebab akan juga ke Giant untuk mencari lauk anak- anak.
08.20 Tiba di pasar yang diingat
adalah simpanan sayuran yang habis, langsung membeli: Kangkung ikatan besar,
terong, pare, kol, sawi, wortel, lombok, gula, terigu, tahu, bakso.
08.56 Bermotor menuju Giant Matland.
roti tawar, susu coklat kental manis, daging cincang, bakso, bawang putih,
minuman witamin c.
09.30 Masuk rumah langsung mengisi
energi dengan rame- rame makan roti tawar yang dikucuri susu coklat kental
manis, dan minuman teh hangat.
11.00 Membaca Al Quran
11.45 Adzan Dzhuhur
13.00 Menuju walima perkawinan
anaknya almarhum pak Kasdy, berjalan kaki bertiga bersama istri dan Fifi, warga
satu RW beda RT.
Siang sedemikian menyengat dan
langkah kaki ini mengantar ke rekan- rekan dari BKN yang berumah disini, umur
yang mengantar perubahan, tergambar wajah si penerima tamu yang akan memasuki
usia pensiun.
Pak Kasdy almarhum adalah pegawai
negeri sipil BKN, dan meninggalnya akibat kecelakaan lalu lintas ruas Gandoang-
Cileungsi, ruas yang sangat rajin mengambil nyawa.
Acara nya sederhana dan diisi dengan
hiburan lagu nasyid anak muda.
Makanannya cukup enak, dan saat
menyendok rendang untuk prasmanan, teringat Yasin yang dirumah, he he he
rendang ini untuk bagiannya Yasin.
14.00 Pulang, sambil menyusuri
wilayah RW, terlihat tenda duka cita
meninggalnya ibu
Suhainah binti Soleh yang kemaren
siang meninggal dunia, masih belum di lepas.
Melewati sekelompok ibu- ibu yang
siang itu berkumpul sambil makan bakso pernikahan tetangganya.
Makan bakso memang tidak perlu
banyak- banyak, sebab itu bukan makanan utama, cukup sekedarnya saja,
didalamnya penuh dengan rekayasa makanan, didalam sejarah per baso an di
Indonesia, sudah pernah terjadi bakso tikus, betul- betul daging tikus,
diberitakan di Televisi, hanya saja sudah berapa tahun lalu.
Indonesia ini sangat lemah terhadap
rekayasa makanan, hampir di bilang mati kutu.
Sertifikasi Halal saja itu
merupakan
jawaban atas merebaknya makanan yang
ke halalannya di pertanyakan, dan pernah terjadi juga di produk Ajinomoto,
sertifikasi halal di cantumkan tetapi bagian dari produk itu diketahui tidak
halal, sebab mengandung babi.
Senen, 28 Oktober 2013
02.30 Saat terbangun, untuk
persiapan makan sahur hari ini, ternyata makanan untuk sahur, habis, berarti
harus membuat yang baru.
Makanan andalan adalah membuat bubur
halus kacang hijau dengan kacang kedelai ditambah jahe diiris-iris, dimasak
sampai lunak setelah itu di blender, siap makan, istri di bangunkan, setelah
itu kenikmatan merasakan masuknya bubur halus kacang ijo kedelai ke dalam tenggorokan,
memperkuat pencernaan dan optimis dalam memandang karuniah Ilahi yaitu
kehidupan itu sendiri.
06.30 Yasin dengan Fifi minta
diantar sekolahannya.
09.00 Ke pasar Cileungsi, untuk
kebutuhan anak yatim, istri hendak menggelar pengajian ibu ibu dan bersamaan
dengan pembagian sembako anak yatim.
10.00 Membawa pulang beras satu
karung kualitas bagus, sementara istri melanjutkan pembelian kebutuhan lainnya
sehingga harus tinggal terlebih dahulu di pasar Cileungsi.
11.45 Bermotor menjemput istri di pasar
dan motor sudah di muatin banyak barang- barang yang dibeli istri.
Saat Adzan Dzhuhur terdengar masih
diatas motor ruas jalan Cileungsi - Gandoang.
14.43 Hujan deras turun, diiringi
halilintar menyambar dengan suaranya yang keras.
sudah dua kali memindahkan air
bocoran atap
16.00 Hujan mulai reda dan banjir
pun membasahi jalanan.
Air hujan yang turun cukup deras,
sebaik-baik nya prilaku kalau hujan turun adalah membaca doa, doa - doa asmaul
husna, shalawat dan tahmid.
Allah SWT sangat mendengar, Allah
SWT sangat memperhatikan, Allah SWT sangat dekat.
Sangat banyak ayat-ayat Allah yang
dirangkum didalam Al-Quran untuk mengutamakan kedudukan Manusia yang beriman
dan bertaqwa yang beda dengan manusia yang mengaku beriman tetapi tidak wujud
di lahiria nya sebagai amalan orang beriman, dan beda pula dengan orang
kafir, yang jelas - jelas memusuhi
Islam, sebagai agama yang di ridloi oleh Allah SWT.
17.00 Senja semakin mendekat,
listrik PLN yang padam sejak awal turun hujan tadi, hingga sekarang hujan
redah, PLN tidak juga menghidupkan listriknya, semakin lama ruangan semakin
gelap.
17.50 PLN menyala terang dan
terdengar adzhan Maghrib, saat buka puasa, Alhamdulillah.
Selasa, 29 Oktober 2013
10.40 Ikatan dos - dos makanan kue -
kue untuk anak yatim, melonggar, sehingga bergesek dengan aspal jalanan.
Kejadiannya di 100 m sebelum pintu
utama Taman Buah Mekar Sari.
Dibetulkan dahulu.
10.50 Dos besar isi macam untuk
bingkisan anak yatim, jatuh di jalan, tali pengikatnya putus akibat panas nya
knalpot motor.
jatuh didepan kelurahan Mekarsari
Cileungsi, sehingga menghalangi mobil yang hendak melintas, motor cepat
dipinggirkan, saya dan istri berlarian menuju jatuhnya dos berisi macam- macam
kue untuk yatim, mobil- mabil mau berhenti, dan dos saya angkat, dan tumpangkan
saja dos besar itu diatas stang motor, di atas pisang- pisang yang dibeli akan
diolah menjadi makanan es pisang ijo.
11.05 Tidak lama kemudian motor
berjalan lagi.
11.30 Sampai di rumah.
14.08 Di Jakarta terpantau hujan
deras di iringi angin, hingga hujan es.
Pohon banyak yang roboh.
16.00 Hujan mulai turun.
Rabu, 30 Oktober 2013
16.30 Sedang berlangsung pengajian
ibu- ibu Al-Affif, hujan turun kapasitas sedang, tapi hari semakin redup dan
malam akan tiba, Ya Allah SWT Hentikan sementara hujanMu Ya Allah, ibu- ibu
akan pulang.
16.40 Hujan berhenti dan serentak
ibu- ibu mohon diri, Tolong Ia Ya Allah, para ibu- ibu yang membesarkan Asmah
Mu.
Istri memang sudah 12 tahun ini
mempunyai kegiatan mencerdaskan ibu- ibu untuk ber agama Islam, terbatas
dilingkungan perumahan Puri Cileungsi Gandoang Bogor.
Pengajian ibu- ibu ini uniek, setiap
bulan membagi sembako ke Yatim dan Dhuafa.
Kamis, 31 Oktober 2013
08.45 Tiba di BTPN kantor cabang
Cileungsi, ternyata ada gangguan online komputer meakses uang nasabah.
Disarankan siang nanti balik.
17.23 Hujan deras diiringi
halilintar menerangi langit sesaat.
Gelap senja dengan matinya Listrik
PLN menambah syahdu menanti saat buka puasa, shalawat Rosululloh Nabi Muhammad
SAW selalu dikumandangkan.
Walau hanya hujan, dibelakangnya ada
malaikat pencabut nyawa yang senantiasa terjaga untuk melaksanakan tugasnya.
17.27 Hujan masih turun.
Hari ini adalah hari terakhir bulan
Oktober, KepadaMu Ya Allah SWT hamba berserah diri.
17.45 Persiapan menghadapi buka
puasa didalam gelap ruangan, lampu Hp hanya membantu untuk mengetahui posisi
duduk jangan sampai bersentuhan dengan teko panas isi teh hambar.
17.48 Saat waktu Buka Puasa tiba, di
tambahin waktu dua menit untuk menghilangkan perbedaan waktu antara penunjuk
waktu yang satu dengan lainnya.
17.50 Doa buka puasa di baca didalam
gelap, dan tegukan air teh hangat sembari mengingat kebesaran Ilahi yang
memberi nikmat sehat itu, sangat luar biasa.
18.06 Shalat maghrib berjamaah
dengan anak dan istri.
Membaca Al-Quran di dalam gelap.
18.30 akan di kegelapan malam.