Senen, 1 Juli 2013
Selasa, 2 Juli 2013
04.25 Kue ekspres hangat dan hari
masih pagi
05.00 Setelah shalat shubuh mulai
dicicipin yang namanya kue ekpres itu, kue itu hanya beberapa gram tepung
terigu di kasi air di aduk supaya tidak menggumpal, dan di tambah irisan jahe
setelah itu di taburi bubuk kayu manis dan irisan gula merah.
05.15 Berangkat ke pasar sementara
Fifi memilih tidur lagi setelah shalat Shubuh.
Pasar sudah pindah, menempati
bangunan baru bekas kebakaran pasar beberapa tahun lalu, pasar terlihat baik,
dan ada sedikit sentuhan penyediaan pembuangan sampah sementara yang diperhitungkan
dengan tingginya truk sampah yang akan membawanya ke pembuangan akhir, hanya
saja perhitungan aliran air lindi sampah dan
air pemeliharaan kebersihan sampah tidak terlihat, dikhawatirkan enam
bulan kedepan tempat ini joroknya nomer satu.
Masalah preman parkir semakin solid,
ada halaman baru dan langsung dikuasai, saya pikir pengelolah ikut andil
mencari penghasilan di parkir ini, atau dengan tangan beda tapi tujuan sama.
Sekarang ke pasar harus
memperhitungkan lewatnya mobil dan angkot, sebab saat kita jongkok menawar
bawang merah, dibelakang dengan jarak sangat dekat, lewat perlahan angkot
diantara kerumunan orang.
Secara umum pasar terlihat bergairah
dan wajah gembira penuh kepercayaan diri ter
lihat dimana- mana, sesaat lupa di
tempat yang sama pernah terjadi kebakaran hebat yang menghilangkan banyak
harta, korban nyawa tidak ada.
Yang membuat muram wajah - wajah
setelah melihat barang yang dijualnya berubah menjadi arang.
07.30 Shalat Dlhuha
09.20 Keluar rumah untuk ke kantor
pos kirim wesel pos buat paklik Bambang di Tempeh Lumajang, Fifi ngak ikut
lebih senang dirumah.
09.50 Antri di Kantor Pos, ternyata
yang antri didepan loket pembayaran wesel tidak sebanyak hari lainnya, ingin
tahu mengapa hal ini terjadi, jawab petugas wesel apa mungkin kerena liburan
sekolah.
Saya belum bisa menghubungkan dua
kenyataan ini.
10.00 Nama di panggil untuk
pengiriman selembar uang untuk paklik Bambang, adik kandungnya Ibu di Tempeh
Lumajang Jawa Timur, yang nasibnya paling sengsara semenjak meninggalnya ( 1990
) Almarhum Mbah Kakung Sahut Wirosudirjo, pensiunan PJKA Stasiun KA Tempeh
ditahun 1965.
10.30 Antri di Bank Mandiri
Cileungsi untuk pembayaran uang transportnya Aswan di Makassar dan uang makan
Tyas untuk beberapa hari sebab tanggal 11 Juli 2013 Tyas terbang ke Jakarta
dari Denpasar.
11.00 Masuk rumah, lelah dan berdebu
tapi secepatnya shalat dua rakaat untuk meningkatkan takwa, setelah itu membaca
Al-Quran.
Baca terus, baca terus, situasi
keuangan sangat memprihatinkan, baca terus jangan berprasangka, biarkan orang
tertawa, tidak punya uang kok baca Al-Quran.
Kehidupan tidak sebatas apa yang
dilihat, masih banyak kandungan hakekat tersirat setiap di perubahan waktu, dan
sesungguhnya lah kita tidak tahu, hanya kesombongan yang menguasai kita, sampai
kita berfikir progesif.
11.58 Adzan Dzhuhur pun terdengar
dan shalat bersama Fifi dan Yasin.
13.37 Kembali mengaktifkan modem
Smartfren Connex C 612 A walau lambat tapi unlimitednya satu bulan.
Kemana- mana urusan internet
ini nyakitkan hati, uang pasti hilang,
hampir semua operator ngak ada bersesuaian antara yang dijanjikan dengan
kenyataan.
Ini juga smartfren ada signal tapi
membuka google.co.id saja ngak bisa.
17.30 Lampu PLN mati lagi, biar aja
lah.
18.00 Shalat Maghrib dengan bantuan
lampu minyak kelapa yang nyalanya tidak sempurna
19.00 Isya demikian juga, gelap.
19.10 Memilih tidur berteman
gelap
Rabu, 3 Juli 2013
Kamis, 4 Juli 2013
14.39 Disaat hujan deras turun,
pengantar barang titipan datang menyampaikan kiriman dari Pangkep Sulsel berat
2500 gram, isinya kue, ikan teri, asem jawa, gula merah.
Jumat, 5 Juli 2013
Sabtu, 6 Juli 2013
Minggu, 7 Juli 2013
Senen, 8 Juli 2013
08.00 Hp berdering ternyata dari
istri yang menghabarkan akan berangkat dari Makassar jam 20.00 dengan pesawat
Air Asia.
18.30 Mengikuti sidang Isbath
penuntuan bulan ramadhan di Indonesia melalui televisi, bulan sudah terlihat
0.35 derajat masih kurang dari 2 derajat dan bulan dianggap tidak terlihat
sehingga bulan puasa jatuh di hari Rabu, lusa.
Tetapi menurut Hisab, bulan udah
terlihat walau dibawah satu derajat, dan puasa tetap besok.
19.15 Shalat Isya berjamaah dengan
Fifi dan dilanjutkan dengan shalat Teraweh pertama bulan Ramadhan.
19.30 Saat akan membuat jus sayur,
blenderannya mati.
19.32 Berusaha mencari blender
cadangan dan tidak ketemu.
Mengingat waktu yang terus bergerak,
akhirnya menembus malam tanpa minum jus sayur terlebih dahulu.
19.45 Bermotor bersama Fifi,
berangkat menuju ke Teminal Kampung Rambutan untuk menjemput istri, yang
diperkirakan mendarat jam 22.30.
21.10 Memasuki kawasan terminal
Kampung Rambutan, banyak terlihat pengantar dan penjemput bertebaran di
terminal malam itu.
21.31 Bus Damri Bandara datang,
untuk menyenangkan hatinya Fifi yang sudah rindu dengan mamanya, langsung
berdiri didepan pintu turunnya bus, berbaur bersama pengemudi taksi dan penarik
motor ojeg yang menawarkan jasa antarnya, mamanya tidak terlihat.
21.46 Bus Damri Bandara datang lagi,
tunggu dan mamanya anak2 tidak terlihat.
Malam semakin larut, bermotor kali
ini kok lupa membawa air minum, perhatiannya tersita kepada Fifi yang tidak mau
di rumah, kepingin ikut menjemput ibunya.
21.52 Bus Bandara datang dan juga
belum ada mamanya.
22.03 Bus bandara datang lagi dan belum juga ada.
22.30 Bus datang, ngak ada mamanya.
22.34 Bus datang, juga ngak ada yang
ditunggu.
22.42 Bus masuk kejar untuk mendekat
tunggu sampai penumpang habis juga ngak ada.
22.50 bus masuk juga ngak ada.
23.09 ngantuknya luar biasa akhirnya
tertidur di atas motor, walau hanya sekejap tetapi sudah cukup menyiagakan
syaraf untuk berlari kecil mendekati bus bandara yang baru datang untuk hanya
melihat barangkali aja mamanya anak- anak naik bus ini, sebab istri tidak
membawa Hp.
23.16 Bus masuk ternyata bus kosong,
penumpang bandar udara sudah turun sebelum terminal Kampung Rambutan.
23.20 La Illah Hailallah bus datang
dan tidak ada wajah mamanya di sana.
23.29 Shubhanalloh bus datang dan
wajah istri tercinta belum terlihat
23.48 Berlari mendekati bus yang
datang, setelah penumpang turun semua, wajah istri juga belum terlihat.
Tempat duduk yang sedari tadi di
duduki satu orang gendut yang juga menunggu istri dan anaknya datang dari
bandara, rupanya ia sudah penat duduk dan sekarang terlihat berdiri di tiang
lampu, kesunyian semakin terasa di terminal Kampung Rambutan malam ini.
Gantian duduk, saya dengan Fifi
duduk baik diatas tempat duduk dari balok kayu ukuran 12 cm yang cukup
menyakitkan di paha belakang, dan didepannya ada meja jualan yang digunakan
kalau siang hari.
Halaman terminal yang sedemikian
luasnya, jikalau pemerintah DKI Jakarta bisa merumuskan halaman terminal
terpadu antara penggunaan untuk perumahan 100 000 KK, terminal antar kota,
terminal dalam kota, pasar, gedung bioskop, stadion mini, lapangan parkir untuk
semua kendaraan yang dari luar kota Jakarta dilarang masuk kota Jakarta, sebab
daerah ini bebas genangan dan sangat strategis sehingga keberuntungan lokasi
ini harus dipersembahkan buat rakyat kebanyakan rakyat Jakarta.
Tiba-tiba ngantuk luar biasa
menghampiri, ambil helm motor dan tidur sambil duduk dan kepala menunduk kena
meja kecil, meja jualannya penjual kopi, tidur pakai helm itu ternyata enak
sekali, sebab helm itu yang memisahkan kotornya meja dengan kepala, kemudian
udara dingin tidak hinggap di kepala, dan helm itu ada kaca depannya yang
membuat jarak wajah dengan kotoran diatas meja.
Meja sih tidak kotor- kotor amat,
tapi yang namanya debu terminal, ya pasti ada saja.
Akhirnya mati kecil yang disebut
tidur itupun dimulai.
Selasa, 9 Juli 2013
00.20 Tersadar saat ada bus Damri
masuk terminal, bangun sambil menuntun Fifi untuk mendekati penumpang yang baru
turun, sambil di amati satu persatu tidak terlihat sedikitpun sosok tubuh istri
diantara mereka, malahan mempunyai
pikiran jikalau ini bukan bus Damri Bandar Udara, " dari Bandara pak bus
ini, lihat bapak itu" kata Fifi sambil menunjuk ke arah beberapa laki-laki
yang duduk dari tadi di dekat sini yang juga menunggu datangnya bus dari
Bandara menjemput beberapa remaja anak- anaknya.
Tetapi sampai penumpang habis juga
tidak terlihat ibunya anak-anak, kemudian bus terlihat bergerak maju dan
berhenti, berhentinya bus ini tidak diperhatikan, hanya saja kok aneh
kelihatannya, bus terlihat menyalahkan lampu ruang dalam bus.
Mencoba mendekati bus dan terlihat
istri sudah berdiri dipinggir bus dengan barang bawaan cukup banyak.
Rupanya dari penjelasan istri,
sewaktu banyak penumpang turun, istri berfikir tempat parkir motor masih jauh
kan membawa barang.
Fifi menangis dipelukan ibunya, bus
bandara itu masih berhenti disamping kita berdiri.
Kehausan air minum kerena lupa
membawa air, kebetulan air yang dibawa istri masih ada langsung diminum, untuk
menghilangkan haus yang sejak tadi menghantui.
00.35 Beriringan bertiga membawa
barang berjalan menuju motor di parkir.
Sunyinya terminal Kampung Rambutan
tak diperdulikan, sedang berjalan itu, datang seseorang dengan membawa barang,
mungkin dalam pikirannya ia melihat berjalan beriringan di dalam terminal di
sudut gelapnya, seorang anak perempuan kecil dan ibu dan bapaknya membawa
barang, sehingga dia menghampiri, dan menanyakan bus yang akan berangkat ke
Bandara Cengkareng, wow mau berangkat, ini baru pulang, itu busnya yang giliran
berangkat paling pagi, mau kemana, Merauke katanya sambil tertawa.
00.37 Saat mendekati motor, motor
kempes bannya dan untungnya selalu membawa pompa, maka di pompa dahulu di
tengah malam.
00.40 Menembus gelap dan sunyi
mengarungi perkampungan disekitar
terminal Kampung Rambutan.
01.00 SPBU Wiladatika Cibubur untuk
membeli bensin.
Bermotor terus, syukur Alhamdulillah
motor tidak bermasalah dinaiki bertiga, yang dikhawatirkan adalah mobil dengan
pengemudi wanita dan mabuk minuman keras, pasti kecelakaan itu, hukum kan
hilang kalau malam hari, ikut tidur dengan penegak hukumnya.
02.00 Masuk rumah.
02.30 Langsung makan sahur hari
kedua puasa Ramadhan 2013.
Rabu, 10 Juli 2013
00.30 Sudah tidak bisa tidur, dan
tahu jikalau tidak tersedia lauk untuk makan sahur, kerena waktu masih banyak
paling baik masuk ke dapur untuk berfikir akan membuat lauk apa sebentar ini,
sudah terfikirkan untuk lari sebentar kepasar Cileungsi untuk mencari daging
ayam, tapi antara setengah sadar istri mengingatkan jikalau ia rasanya ada
membawa ikan asin jenis ikan kakatua, kalau disini paling populer di Kepulauan
Seribu, ikan asin dipotong, dengan gunting biar rapi dan di goreng, setelah itu
membuat bumbunya, di goreng dan dimasukan ikan asin gorengnya.
Diamkan dalam panci tertutup, matang
angkat, tinggal tidur lagi.
03.00 Tahajudan
04.00 Mulai makan sahur
bersama.
11.30 Bermotor bersama istri untuk
mulai mengurus zakat mal yang Allah SWT titipkan di rumah ini.
11.50 Bank Tabungan Pensiun kantor
cabang Cileungsi.
11.58 Sayup- sayup terdengar adzan
shalat Dzhuhur
12.00 Musholah kecil di depan
seberang jalan BTPN Cileungsi, untuk mengerjakan shalat Dzhuhur, suasana jalan
yang menuju pasar Cileungsi dari arah Ciberium macet berat.
Anak-anak muda yang berbondong -
bondong menuju tempat shalat, untuk makmum wanita diatas, istri naik tangga
untuk itu.
12.30 Bank Muamalat untuk zakat mal
ke NTT-TTS, sebagai kehormatan untuk menerima pertama kali zakat rumah tangga
kami.
17.45 Terhalangan kemacetan yang
parah saat mengantar kue takjilan Ramadhan di dua masjid, masjid Nurul Hidayah
didepan terminal Cileungsi, dan masjid Kecamatan Cileungsi.
Saat itu terlihat di pelataran
masjid yang berumput dan berhalaman luas, anak- anak bermain berlarian dan
tertawa sambil diawasi dengan orang tuanya, jatuh dan bangun lagi tidaklah
menjadi permasalahan, jatuh dan bangun lagi, berlari dan tertawa.
Sementara di loby masjid terlihat
sosok yang sudah dikenal sejak tahun lalu, sedang mengatur beberapa gelas minum
dan kue, saat saya datang mendekat membawa kue dari rumah, ia masih ingat saya,
dan langsung kue itu dibariskan berteman dengan kue yang lain, kemudian datang
lagi seseorang dengan membawa tas plastik berisi banyak kolak dalam kemasan
plastik.
Tidak lama kemudian datang utusan
dari kepala desa membawa dua piring kurma, dan terakhir terlihat seorang bapak
juga membawa sebungkus kue.
Ramai kue yang ditebarkan di anak
tangga sebagai meja sajinya.
17.59 Buka puasa di masjid kecamatan
Cileungsi
18.12 Shalat Maghrib di Masjid
Kecamatan Cileungsi.
19.06 Shalat Isya dan dilanjutkan
shalat Taraweh
Kamis, 11 Juli 2013
09.54 Menjemput Tyas di perempatan
Cileungsi, sewaktu berangkat dari rumah dengan ibunya tetapi di pasar Cileungsi
istri masuk pasar untuk mencari bahan kue terutama telor.
Ada rencana isian bingkisan lebaran
untuk yatim piatu dan dhuafa, bagian kuenya akan di borong dengan mama, mama
mau mancari ilmunya untuk membuat kue enak dan murah.
10.24 masih diperempatan Cileungsi,
kemacetan di perempatan jalan sudah terjadi, kendaraan besar - besar berbaris
diam menutup cela jalan.
10.30 Tyas turun dari angkot 121 dan
mulai memindahkan barangnya Tyas yang berat ke motor.
11.00 masuk rumah sebab melintas
Samic yang cukup lancar.
Manusia ramai jikalau ada anccident,
kalau sendirian ya sepi dan sunyi.
Hari ini panas menyengat.
15.30 Membaca sebagian Al-Quran surah Al- Imran juzz ke tiga.
16.30 Mendung tebal mulai
membentuk
17.00 Hujan deras mendera, rencana
mengantar kue untuk takjilan buka puasa Ramadhan di masjid terhalang jadinya.
Jumat, 12 Juli 2013
06.40 Shalat Dluha.
07.00 Membaca Al-Quran surah
An-Nisa.
08.30 Bermotor bersama istri mencari
masjid untuk shalat Jumat.
08.45 Melintas di ruas jalan yang
sedang di perbaiki, ruas Cileungsi- Gandoang dengan kerapatan tinggi, sangat
berbahaya, sama sekali tidak digunakan rekayasa transportasi untuk perbaikan
jalan sekualitas pembetonan salah satu lintasan.
Atau negara ini tidak punya
specifikasi nya.
11.10 Saat berhenti di depan Masjid
At-Tien Taman Mini Indonesia, dari bermotor sejak tadi berdua dengan istri,
untuk menetapkan cukuplah masjid ini untuk melaksanakan shalat Jumat hari ini.
11.13 Mengambil jalan putar di
perempatan Pondok Gde Taman Mini Indonesia
11.15 Parkir motor.
11.16 Memasuki Masjid dari sisi
kanan masjid dari jalan utama, saat memperhatikan lebih detil keadaan masjid
untuk dibidik dari sisi mana masjid akan di foto.
Terlihat sudut- sudut masjid yang
kotor ngak ter urus.
Saya yakin seandainya Almarhumah
masih hidup, akan marah melihat masjid yang susah payah dibangunnya sekarang
kotor
Sudut- sudut masjid yang dihinggapi
debu, taman masjid yang tak karuan, belum lagi meletakan barang perbaikan
masjid di didaerah tempat wudhu yang tersembunyi.
Masjid ini masih belum selesai
perencanannya, menara masjid yang mulai terlihat renggang antara dua pelapis
nya.
Diruang shalat, sudah terlihat
banyak makmum shalat yang menanti tiba adzan shalat Jumat dan Khotib naik ke
Mimbar, saat melihat ada anak kecil tertidur menunggu saat waktu shalat,
teringat peristiwa beberapa puluh tahun lalu saat anak- anak ( Aswan Amir Ilma
Wicaksono ) yang sekarang ada di
Makassar, masih kecil dan sering dibawa ke masjid ini.
Sabtu, 13 Juli 2013
02.00 Makan Sahur
08.00 Mempersiapkan daun- daun untuk
perawatan kanker getah bening di leher, pasien dua orang, yang satu Padang yang
satu Batak.
Yang dirasa adalah keberadaan daun-
daun untuk perawatan kanker getah bening yang semakin menyedikit.
08.56 Berangkat menuju pasar
Cileungsi dimana dua penderita itu melakukan aktifitasnya disana, yang satu
sebagai pedagang tetap pakaian dan yang satu membawa mobil sewa, yang satu ini
saya tidak bisa berharap banyak walau sudah di SMS tapi belum muncul juga
dimana titik ketemu pertama kali.
09.30 Di pasar Cileungsi dan sudah
menyampaikan racikan daun untuk memerangi kanker kelenjar getah bening yang
menyerang lehernya.
10.00 Fifi minta sampul buku barunya
dan membelikan pesanan ibunya tiga
butir nenas untuk dibuat selae.
12.00 Sudah dirumah dan gagal
bertemu dengan pasien yang satu.
13.00 Hujan turun cukup deras, udara
panas mendadak mendung dan turun hujan.
15.30 Hujan masih turun, sudah tiga
hari dengan sekarang belum mengirim makanan untuk takjilan buka puasa, sehingga
hari ini setengah berkeras hati untuk siap menerjang hujan.
Perlengkapan hujan sudah terlalu
lama ngak di gunakan, sehingga sore ini akan berangkat ke masjid jas hujan
banyak yang lobang, sementara hujan masih turun.
Setelah jauh berada di ruas jalan Mampir, sore
kelabu itu dalam keadaan gerimis menyiram,
jalan di dua arah macet, sehingga tidak bisa keluar dari Gandoang,
putuskan untuk membawa takjilan ke masjid Gandoang, menuju masjid itu dari
kemacetan Mampir harus melewati jalanan yang berubah menjadi kolam genangan
yang cukup dalam, tiba di masjid Gandoang Pasar tetapi tidak terlihat
aktivitasnya, putar motor dan kembali menuju masjid setelah melewati gudang teh
Sosro, dapat masjid setelah gudang teh
botol Sosro, dari bayangan kepalanya terlihat dari jauh, makmumnya cuma dua
orang, apaboleh buat dari pada takjil yang dibuat susah payah ini tidak
termakan, masuk saja ke masjid itu, sambil menjelaskan niat untuk memberi
takjilan.
17.59 Saat adzan dikumandangkan
Alhamdulillah maksud untuk menyampaikan takjilan di masjid pun terlaksana.
Minggu, 14 Juli 2013
02.00 Terbangun sebab sudah ngak
enak tidur.
Shalat Tahajud.
02.30 Menyusun jus sayur pagi ini
terdiri dari : buah mengkudu, tomat, wortel, buncis.
bahan jus sayur sedikit, belum
kepasar.
02.45 Jus diperas minum, yang ikut
minum pagi ini Tyas dan ibunya.
03.00 Tiba- tiba ngantuk datang
03.45 Sadar jikalau belum makan
sahur, langsung bangun, yang lain anak2 nyenyak tidurnya, saat membuka tempat
nasi, persediaan nasi hanya cukup untuk saya sendiri, lho kok sampai ngak
terkontol.
6 ( enam ) menit harus matang nasi,
sebelum membangunkan anak- anak makan sahur, bagaimana caranya, ambil panci
kecil masak secukupnya, cuci beras, tanak, dan setengah matang pindahkan ke
presto,
tepat jam 04.00 nasi sudah matang, anak-anak
udah bangun.
05.30 Udara dingin dan hujan masih
turun
tetapi memacu semangat untuk
berangkat ke pasar
05.52 Pasar kok sepi, pasar yang
biasa berjualan dipinggir jalan kok sepi, ternyata semua pedagang dimasukan
kedalam wilayah pasar, mulai mencari penjual dimana mereka membuka lapaknya.
Gagal, sebab pedagannya lebih banyak
yang baru.
Kepasar kali ini agak lama sebab
waktu digunakan untuk menelusuri sudut2 pasar untuk menemukan penjual yang
biasa di belanjain jualannya.
07.35 Merasa sudah cukup siang,
ambil keputusan untuk pulang.
Cukup lumayan belanjaan hari ini
tanpa membeli daging- dagingan, mencoba menawar harga daging kambing sekilonya
seratus ribu, mendengar harga segitu ya hanya senyum saja, dan ikan pun tak dibelinya, Cileungsi ini kan
wilayah Pemda Bogor dan sudah terkenal kontrol petugas Pemdanya sangat lemah
terhadap penggunaan formalin di pasar ini.
Untuk sesaat jangan berfikir ada
negara di negeri ini kalau berfikir penggunaan formalin untuk mengawetkan ikan
basah sangat fulgar yang dilakukan oleh pedagang.
Membeli tempe dan tahu pasti,
lombok, tomat, tape, dan kacang panjang, buncis, wortel, terong, sawi, merica
butir, bumbu sereh laos daun jeruk.
08.00 Masuk rumah
08.05 Dlhuhaan.
13.00 Berangkat lagi ke pasar sebab
dari empat lusin toples yang dibeli ibunya satu dos hanya berisi 1/2 lusin,
kepadatan siang hari di pasar Cileungsi semakin padat saja kendaraan yang
lewat.
Ini suatu mythos, jikalau wilayah
itu pernah terjadi kecelakaan tergulingnya trailer peti kemas ukuran besar
dengan muatan besi bekas, di pagi hari, terguling menjatuhi tiga angkot, dan
masing- masing angkot ada supir dan penumpangnya, praktis yang meninggal pagi
itu hingga 8 orang.
Alasannya terjadi ban pecah di saat
melintasi jalan berlobang, sekarang jalan beton didepan pasar Cileungsi sudah
pecah dan terjadi penurunan lebih 30 cm dalamnya, dan kendaraan berat yang
lewat sudah miring- miring jalannya, akhirnya saya pikir, wilayah ini memang
tidak pernah bercermin peristiwa - peristiwa yang pernah terjadi, siapa korban
lagi yang akan jadi tumbal, setelah jatuh kurban baru dilakukan perbaikan, oh
kemana pikirmu saudaraku, apa aja yang dipikirin.
Jangan mikirin uang haram aja.
14.00 Terjadi kemacetan parah
diperempatan Cileungsi, akhirnya mencari ujung jalan flyover untuk meloncati
kemacetan parah ini, ngak tahunya ujung flyover ini sudah dekat dengan masjid
kecamatan Cileungsi, ya kesana aja dahulu memenuhi niat untuk mengantar
takjilan nanti buka puasa.
Masjid yang siang itu cukup hening,
beberapa orang terlihat berbaring dan duduk-duduk.
Loby masjid yang mengarah langsung
ke arah jalan masuk sehingga dengan cepat diketahui siapa- siapa yang datang ke
Masjid.
Seorang bapak tua pembersih masjid
datang menghampiri saat saya dan istri memarkir motor didepan masjid untuk
mengeluarkan dari bungkusan, takjilan untuk nanti malam.
14.05 Motor menderu meninggalkan
masjid Cileungsi, sementara dibelakang istri terkantuk- kantuk membawa toples
kosong dua lusin, kemacetan yang dikhawatirkan ternyata tidak terjadi, lokasi
sering terjadi kemacetan di ruas jalan yang sedang direkonstruksi badan
jalannya.
14.40 Masuk rumah
18.00 Saat maghrib tiba, menu buka
puasa sangat sederhana, hanya roti tawar dioles selai, sebab dapur dikuasai
Tyas yang belajar memasak, lamaaaaaaaanya minta ampun, tapi semua sepakat
diammmmmmm
Hanya mata ini yang menghitung
pergantian detik, tik, tik, tik, secepatnya shalat maghrib dan dilanjutkan
membaca Al-Quran. Mencari aman nya.
Senen,15 Juli 2013
05.00 Mulai menghidupkan internet
untuk mulai bekerja mencari permasalahan perpakiran di Jakarta.
17.00 Ada rasa jenuh kerena seharian
berfikir tentang parkir.
Untuk mencari penyegaran, pergi ke
Masjid Kecamatan Cileungsi untuk mengirim takjilan buka puasa.
17.30 Kemacetan parah
22.30 Mengirim hasil awal pengamatan
masalah perpakiran yang dilakukan sejak pagi hari.
Selasa, 16 Juli 2013
05.00 Sudah bergelut dengan setumpuk
data prihal perpakiran, meliputi perusahaan - perusahaan yang dibelakanya ada
orang asing yang mengelolah perpakiran seperti Sun Parking, Secure Parking dll.
08.00 Saat membaca harian hari ini,
masa pos terpadu di persingkat waktunya, untuk tahun ini dari H-7 hingga H+7,
entahlah tujuannya apa.
Yang jelas data kecelakaan lalu
lintas akan terekam baik melalui laporan yang berjengjang dari H-7 hingga H+7.
Saya mencoba prediksi jumlah
kematian akibat kecelakaan lalu lintas H-7 hingga H+ 7 sebanyak 546 jiwa,
mengingat faktor kelelahan, kondisi jalan, salah antisipasi, yang memicu
terjadinya kecelakaan.
Dan kalau masih di berlakukan H-10
hingga H+10 korban yang tercatat 734 jiwa.
Tetapi tidak diberlakukan H-10 dan
H+10 bukan berarti korban kecelakaan lalu lintas berhenti, korban berjalan
terus dan kematian mengiringi.
09.00 Berada di Giant Metland
Superstore untuk mencari panci anti lengket yang dijual dengan penurunan harga.
22.30 Rencana untuk menyelesaikan
masalah perparkiran terganjal kecapaian.
Akhirnya tertidur.
Rabu, 17 Juli 2013
02.30 Tersadar untuk bangun
persiapan sahur.
Membaca Al-Quran sudah memasuki jus
sembilan.
04.30 Mengakhiri makan sahur untuk
persiapan Shalat Shubuh.
05.00 Melanjutkan pekerjaan
penyusunan ulang pengamatan perpakiran.
08.00 Mengirim hasil pengamatan
permasalahan perpakiran di Jakarta, Surakarta, Bandung.
09.00 Dapat E-mail lagi minta
penjelasan rinci masalah kendala parkir, masalah undang2 terkait perparkiran,
masalah kerjasama dengan pihak asing, sampai disini saya berteriak di dalam
hati, negeriku yang hanya dijadikan pasar negara asing, satu- satu nya
perlawanan adalah tidak membeli produk itu, tetapi harus kompak
melakukannya.
14.00 Menjawab E-mail tadi yang
minta penjelasan tambahan.
17.00 Istri mau ikut mengantar
takjilan buka puasa di masjid kecamatan.
Kamis, 18 Juli 2013
13.30 Bengkel di jalan sunyi
belakang Taman Buah Mekarsari sebab mur pijakan kaki di motor terlepas sejak
semalaman.
14.00 Bank Tabungan Pensiun Negara
Cileungsi dapat nomer 116 luar biasa.
14.15 Bank Muamalat Cileungsi,
dimana - mana di bank penuh orang, demikian juga di Bank Muamalat.
14.30 Toko elektronik yang bertangga
dengan bank Muamalat Cileungsi, untuk memperbaiki blender yang ngak mau muter.
15.00 BTPN Cileungsi ikut antrian
sebab memegang nomor urut 116.
Saat itu pemanggilan oleh kasir baru
di nomer 90.
Para pensiun banyak berjejal walau
udara semakin sore, informasi dari pegawai bank, sudah dua kali mobil pengantar
uang mendatangi BTPN, untuk mengisi persediaan uang.
Dua orang bapak bapak pensiunan yang
ikut menunggu diluar bangunan berceritra jikalau ia telah ditinggal istrinya.
Sedih juga mendengarnya, saat ini ia
seakan kurang semangat melewati kehidupan di massa usia pensiunnya.
15.20 Terdengar adzhan menandakan
Ashar telah tiba.
15.22 Keluar dari Bank Muamalat
berjalan berdua dengan istri menyusuri jalanan yang becek karena hujan sejak
pagi, Shalat Ashar di masjid perumahan Kenari Cileungsi.
15.39 Saat memasuki Bank Muamalat
sore itu, pengantre di depan kasir tinggal sedikit, nomer antrian yang
terpanggil saat itu 111
Berarti nomer 116 tinggal 5, lama
banget.
15.56 Nomer 116 ditangan terpanggil.
16.00 Bermotor lagi dengan istri
bermacet macet ria di perempatan Cileungsi.
16.20 Giant sepermarket di Kranggan,
untuk mencari kortingan ikan.
17.00 Menyampaikan takjilan buka
puasa sore itu di masjid Nurul Hidayah Kampung Sawah depan terminal Cileungsi
17.30 Memasuki rumah.
17.40 Anti lengket panci yang dibeli
hari Selasa kemaren kok hanya dua hari saja usia pemakaian, sekarang anti
lengket nya udah habis dan panci itu untuk memanggang ikan, lengketnya minta
ampun.
Jumat, 19 Juli 2013
Berburu waktu
02.00 Bangun dengan setumpuk pakaian
kotor yang hendak dicuci, rendam terlebih dahulu untuk melunakkan kotorannya,
setelah itu berani menjerang air panas untuk membuat teh.
Sruputan hangat teh panas dengan
iringan musik LA ILLA HAILALLOH
03.00 Shalat tahajudan dan
dilanjutkan membaca Al-Quran memasuki jus 10.
03.45 Makan sahur.
04.00 Cucian baju mulai dipegang
dengan kecepatan tinggi untuk mengejar selesai sebelum imsak.
04.30 Beberapa menit sebelum masuk
imsyak, cuci an selesai dan sempat meminum terlebih dahulu kemudian masuk waktu
imsak.
09.00 Berangkat
10.30 Bengkel motor didepan musholah
Nurul Huda di jalan Lapangan Tembak Arundina, tambal ban.
Yang memiliki bengkel sepengetahuan
saya kerena sudah berlangganan, tetapi kali ini yang ada di bengkel sangat
asing.
Setelah berceritra panjang ternyata
dia adalah kakak, dan sang adik yang biasa kita datangi untuk keperluan motor,
entah nambal, entah mur, entah motor mati, sekarang sudah berada di Tapanuli
Utara.
11.00 Siang itu entahlah, panas
terik terasa bersangatan, sehingga istri mengusulkan pulang, akhirnya menuju
arah pulang.
11.20 Saat memasuki ujung jalan
setelahnya Cibubur Junction, siang itu kemacetan sudah menghadang, semua mobil
berhenti, iringan pengantar jenazah gunung pun tak ketinggalan, ruas jalan
Cibubur - Cileungsi sangat padat.
Waktu berjalan terus, sebab hari ini
adalah hari Jumat, harus shalat Jumat, sehingga mulai berfikir masjid mana yang
mau di masukin.
Kehidupan seramai bagaimanapun sudah
seharusnya di tinggalkan saja, demi kesetiaan dan ketakwaan yang dipertaruhkan
hidup mati.
Kehidupan masih berjalan dengan ke
angkuhannya, banyak orang mati langkah dengan konsepnya sendiri, tidak tahu
untuk mencegah penduduk tidak berjubel ke DKI Jakarta setelah Iedul fitri nanti
bukan berarti berhenti berfikir, kalau difikirkan sendiri jawabannya malahan
menyalahkan program operasi Yustisi
yang dilakukan pendahulunya, yang tidak tepat sasaran lah, yang tidak sesuai
dengan harkat, sudah mengeluarkan uang banyak ngak ada hasilnya, apa ngak sakit
hati orang yang dahulu menggagas operasi yustisi tahun- tahun sebelumnya, dan
sekarang tetapi juga tidak ada jalan
keluar untuk itu.
Memang kehidupan tidak seperti
sepotong roti, dan untuk Jakarta di bulan Agustus mendatang, perampokan akan
terjadi di mana- mana.
Masih terlintas sesaat hingar bingar
tepuk tangan mengelu- elukan penyanyi terkenal Whitney Houston sewaktu
membawakan lagunya yang memukau dunia I Will Always Love You di tahun 1987, tetapi ketenarannya tidak bisa menolong yang bersangkutan untuk
melewati kehidupan dengan damai.
Almarhuma Whitney Houston yang
menatap kehidupan dengan kesederhanaan, ternyata kesederhanaan itu tidak cukup
untuk melintasi kehidupan.
Keramaian lalu lintas di Cibubur,
bukan berarti kesibukan serupa di belahan bumi se siang ini tidak terjadi,
ujung- ujung nya orang kesibukan kok bunuh diri, Singapura terkenal
kemakmurannya mencatatkan dirinya sebagai negara dengan angka bunuh diri
tertinggi di dunia, ditahun 2012 saja yang melakukan bunuh diri sebanyak 467 kasus,
banyak dilakukan oleh anak muda usia 20 - 29 tahun, tadi pagi malahan tentara
yang gantung diri, cukup beratlah kehidupan jikalau ditanggung sendiri, Angka
bunuh diri meningkat berarti MUI di Singapura tidak bekerja.
Lha kalau ditanya soal FPI, lho FPI
itu siapa sih, yang jadi FPI bisa jadi tetangga kita yang bereaksi aktif
menanggapi permasalahan moral yang sengaja didiamkan oleh aparat.
Kalau didesak aparat sendiri tidak
tinggal diam, sudah menindak lanjutin, hanya saja beda di hasil akhir.
Ini yang membuat tetangga kita yang
mengenakan bendera naik pitam emosinya, ributlah jadi keramaiannya.
Mencari pembenaran, dibuatkannyalah
UU Ormas yang baru
Akhirnya Undang Undang Ormas yang
baru entah ini undang- undang ormas hasil penyempurnaan yang keberapa, di
syahkan,
Dan undang- undang ini akan menjadi
garis pemisah antara pendukung dan kelompok anti undang2 dan ujung2nya undang2
ini akan mempertemukan warga pendukung undang dan yang tidak menyetujui
diberlakukannya undang- undang, dalam ajang duel, lha duel ini kan asli produk
jiwa bangsa Indonesia, coba perhatikan kebangkitan perang Diponegoro, Puputan
Badung, Kraeng Galesung.
Membubarkan FPI adalah mudah, yang
susah adalah membubarkan jiwa proklamasi
yang menyemat di hati pejuang FPI.
Indonesia ini tempatnya para
Pejuang, tidak ada kalimat takut mati di negeri ini, kecuali dia itu para
pengekor perjuangan bangsa Indonesia, sebab dia punya kalimat simpanan,
berjuang terus pak, nanti bapak saya makamkan ditempat termegah, dan uangnya untuk
saya, bapak kan sudah meninggal, he he he.
Coba lihatlah sekarang ini, yang
tidak berpuasa Ramadhan pasti akan menyambut Iedul Fitri dengan kemegahan luar
biasa, sebab hari raya iedul fitri adalah puncaknya, bagi yang berpuasa, iedul
fitri sebagai hadiah.
Langkah kaki menuju tempat beribadah
menderu deras, waktu shalat semakin dekat, biarlah Allah SWT bersamaku,
ketenanganku pun ku dapat, mau nyanyi lagu apapun setelah shalat masih bisa
dikumandangkan nantinya, tapi ada baiknya, lagi yang mengutamakan shalawat
Rosulullulloh SAW.
11.50 Tiba di Masjid Pesantren depan
Duta Wisata, shalat Jumat di sana.
13.30 Masuk rumah, setiba dirumah
Fifi yang mendengar warta berita televisi bilang, pak ngak bisa mudik naik
kapal laut bagi pembawa motor sebab kapalnya sampai Semarang.
Lho ngak sampai Surabaya, lha lha
lha ngak jadi mudik lagi ke Wonorejo Lumajang, sudah 25 tahun ngak bisa mudik
saat berhari raya iedul fitri.
Masih berharap bantuan dari Allah
SWT.
Sabtu, 20 Juli 2013
02.00 Terdengar di masjid yang terjauh
mulai membangunkan untuk persiapan makan sahur, perlahan-lahan turun dari
pembaringan, dan masuk dapur.
Air panas pasti di butuhkan, masak
dulu air panas, kemudian panasi kolak, kemudian tengok tempat nasi, lha kosong,
song, song, song.
Intip sebentar di gentong beras,
masih ada beras, syukur Alhamdulillah.
Sampai saat ini semua masih tidur
nyenyak, air sudah mendidih dan langsung membuat teh dalam teko, beras yang
sudah di cuci sekarang di masak, dan kolak yang udah panas mulai di tata untuk
dicicipi kehangatannya.
Ceprut, ceprut masih panas teh
hambar sedikit kental, dan langsung disusul dengan kolak hangat, satu persatu
ubinya dihitung sewaktu di kunyah, ini kalau waktu imsak masih jauh sehingga
makannya pelan- pelan.
Ibunya anak2 mulai bangun dan masuk
dapur kemudian terdengar ada tutup panci yang jatuh.
03.00 Ambil air wudlhu dan mulai
shalat Tahajud.
04.00 Makan sahur
04.20 Membuat jus mengkudu untuk
diminum berdua saja saya dan istri
04.32 Imsak sudah masuk.
05.00 Membaca Al-Quran memasuki jus
12 setelah shalat Shubuh.
05.30 Membuka internet untuk membaca
e-mail barangkali aja ada pesan baru berkaitan dengan pekerjaan mengumpulkan
informasi sekitar usaha perparkiran.
Betul ada pesan baru, pertama
menanyakan jumlah salah satu perusahaan parkir kok karyawannya sedikit amat
dibandingkan sepengetahuannya dia hingga 50 000 karyawan, akhirnya saya dapat
jawaban angka semula itu untuk operasional perusahaan perparkiran di wilayah
Jakarta, dan jumlah berbeda lebih sedikit untuk operasional di kota Bandung.
Jumlah karyawan 50 000 digabung
dengan usaha sampingan perusahaan parkir yaitu, security, cleaning sevice,
catering, rental mobil.
Pertanyaan berikut adalah penobatan
untuk penguasaan pasar usaha perpakiran di seluruh wilayah Indonesia.
Sudah dijawab.
Pertanyaan sifatnya mengingatkan ada
kolom kosong sewaktu mengirimkan blangko hari Rabu 17 Juli 2013
Langsung aja di isi.
Pertanyaan berikutnya adalah minta
dipilihkan menurut berbagai kriteria siapa yang masuk lima besar
Sudah di jawab.
07.00 Kirim e-mail penyempurnaan
jawaban.
07.10 Shalat Dlhuha
Sempat membaca harian, dan disitu
ditulis Australia akan menempatkan manusia perahu di PNG, ya terserahlah, tapi
dia ngak mikir dahulu Australia di anggap benua terbuka, memangnya yang ngomong
yang sekarang menjadi perdana menteri penduduk asli Australia.
07.30 ngantuk nya datang.
12.00 Dzhuhur masuk, setelah shalat
memasuki bacaan lanjutan di jus 12.
13.00 Bergelut dengan signal kecil
dan berupaya mencari yang free, akhirnya bisa mengirim revisi pewarnaan, pada
kolom kosong yang sudah di revisi harap di kirim ulang itu harus sudah di
warna.
14.00 signal internet kacau lagi.
Memilih lebih baik membaca Al-Quran.
Memasuki surah Yusuf seperti dalam
pendakian, lambat dan banyak pengulangan, diperlukan kosentrasi berlebih.
16.00 Setelah Ashar mulai bermotor
sendiri untuk mengantar takjilan di dua masjid, masjid pertama di dekat dan
seperti biasa setibanya di SPBU Mekarsari, ujung kemacetan panjang baru
terbentuk, sangat naif pertumbuhannya, ada mobil berhenti di urutan terakhir
ujung kemacetan dan disusul dengan mobil- mobil berikutnya maka kemacetan semakin panjang.
Titik utama penyebab kemacetan
adalah pembetonan sebagian ruas jalan Cileungsi - Gandoang.
Kemacetan itu sangat masif tetapi
sedikitpun tidak ada mobil tersenggol kerenanya, tingkat penerimaan masyarakat
terhadapan pemaksaan berhenti kerena ketiadaan ruas jalan alternatif itu sangat
familiar, tak dianggap sebagai faktor pengganggu, tetapi sore ini titik
kemacetan di tiga lokasi, ditempat perbaikan jalan, di pintu keluar terminal
Cileungsi, di pertigaan Permata Cileungsi, sehingga setelah lepas dari
kemacetan satu harus menghadapi kemacetan di dua tempat lagi.
Minggu, 21 Juli 2013
03.12 Setelah tahajudan dilanjutkan
membaca Al-Quran melanjutkan di jus 12.
06.40 Berangkat menuju pasar
Cileungsi, sayuran habis.
15.00 Cuaca tiba-tiba terlihat
redup, sinar matahari pun tak muncul lagi, berwudlhu untuk shalat dua rakaat
dan dilanjutkan membaca Al-Quran, memasuki jus 14.
15.21 Adzhan Ashar terdengar
15.28 Berangkat ke Pasar Cileungsi
untuk mencari toples kue untuk menambah persediaan toples yang sudah ada
dirumah.
15.45 Melewati Kemacetan dengan
lancar, kemacetan panjang belum terbentuk.
16.00 Pasar Cileungsi, toples sudah
terbeli, ditambahin dengan pompa- pompaan cetakan kue, hal ini didorong
permintaan istri yang mengedepankan tidak beberapa lama lagi para pekerja yang melintas di jalan akan menerima uang
lebaran, kita harus mempersiapkan kue dalam toples dengan harga terjangkau agar
niat lebarannya para pekerja tercapai, dan kemampuan/ketrampilan istri membuat
kue semakin terasah. Sementara itu pasar Cileungsi ramai sekali sore ini,
terong ungu satu kilogram, kolang kaling
permintaan Fifi juga sudah terbeli, berjalan menuju parkir motor untuk pulang.
16.30 Bermotor menuju pulang, tiba
tiba saat melewati Ramayana Cileungsi di dekat pasar, terdengar Ramayana
mengobral gula seharga 10 900 harga normal sudah 13 000,
Istri turun dari motor dan menaiki
bangunan Ramayana.
16.50 Istri datang membawa gula 3
kg, agak lama katanya sebab tangga jalan turunnya jauh dibangunan belakang.
Terpikirkan untuk mengapa tidak
sekaligus membeli 48 kg gula untuk anak yatim dan dhuafa.
19.05 Shalat Isya berjamaah dengan
istri, Tyas dan Fifi, dan di lanjutkan dengan shalat witir.
20.10 Memasuki Ramayana Supermarket
yang keberadaan nya di Flyover Cileungsi, yang bermain kembang api dihalaman
yang sedikit itu banyak sekali, tetapi letusannya lucu, kecil bunyinya dan
basi, kemungkinan sengaja di bakar kembang api dan petasan yang lewat waktu,
petasan bunyinya wussssst jessss blug lantas sunyi, petasan apkir dengan kawan2
nya.
Jalan didalam supermarket Ramayana
itu sempit dan banyak pembeli dan dari wajahnya sudah terlihat lama waktunya di
Mall sibuk tidak melaksanakan shalat tarawihnya.
Saat mendekati meja di mana gula
seharga Rp 10 900,- dijual ada tulisan satu pembeli hanya boleh membeli 2 kg.
Dijelaskan dengan penjaga stand
sudah menjadi program pak, bukan kami yang mengatur dan mesin pencatat harga di
kasir di batasi penjualan 2 kg saja, kalau lebih mesin kasir yak berfungsi.
Oh ya... berarti ngak beli dong
sebab saya butuh 48 bungkus/kg.
20.15 Bermotor menuju Ramayana
Supermarket dimana istri sore hari tadi membeli 3 kg gula pasir.
20.18 Pasar Cileungsi malam itu
masih penuh dengan pembeli, dan bermotor mendekati bangunan Ramayana
Supermarket, parkir motor, berjalan menaiki eskalator panjang, oh ini yang di
bilang istri, eskalator yang hanya satu ini hanya ada program menuju naik,
menuju turun tidak ada, sehingga memerlukan waktu mencari tangga turun.
20.22 Saat kasir Ramayana
Supermarket itu menghitung 10 bungkus gula satu kiloan yang saya hadapkan di
depan kasir, saya memperhatikan diberlakukan nggak peraturan satu konsumen
maksimal pembelian dua kilogram, ternyata tidak, gula pasir 10 kg itu diproses
seperti biasa dan harus membayar sesuai dengan jumlah di strok pembelanjaan.
Akhirnya uang saya keluarkan untuk
membeli gula sebanyak 48 kg, dan waktu berikutnya adalah kesibukan mengangkat
gula 38 kg ke depan kasir.
20.35 Kasir selesai menghitung
jumlah uang yang harus di bayar dan uang yang saya berikan masih ada
pengembalian seratus rupiah.
20.40 Mengangkat ke bawah gula 48 kg
dibantu 3 orang Ramayana, tangga escalator yang hanya bisa berjalan menuju naik
sekarang dimatikan, untuk digunakan berjalan turun.
20.45 Mendorong motor untuk
mendudukan motor dalam posisi berangkat ke arah pulang.
Saat mengemas 48 kg gula ke dalam
karung, yang masuk hanya 30 kg, dan
sisanya di ikat diatas lampu dan tangki motor.
Malam semakin larut, saat mengemas
itu ada seorang bapak memperhatikan, bagaimana caranya nanti bermotor dengan
beban sedemikan banyaknya.
Ya pekerjaan ini sepenuhnya
Lillahiwataala, ya kepadaNyalah kami memohon, setelah itu naikan sekarung gula
keatas motor, gula dipeluk dan motor berjalan lurus, terus, terus.
Sebab diatas stang motor bertengger
gula 20 kg maka stang motor tidak lincah di putar ke kanan dan kekiri.
21.00 Bermotor melewati Samic sambil
membeban gula dan hujan deras turun, kemudian hilang dan hujan lagi, hujan
tetap turun dan motor tetap berjalan.
21.30 Masuk rumah, tidak sedikitpun
hujan yang turun, kering, sehingga sewaktu istri turut membantu menurunkan
barang ia bertanya kehujanan dimana, di jalan samic.
22.00 Memperbaiki kondisi tubuh
dengan minum teh hangat hambar.
22.15 Masuk tidur.
Senen, 22 Juli 2013
02.00 Sudah ngak bisa tidur.
Masuk dapur memeriksa apa saja yang
kurang, semua habis, untuk membangkitkan semangat, air panas harus tersedia
dahulu untuk membuat teh hangat nggak pakai gula.
02.20 Ting ting ting dentingan
sendok menyentuh dinding gelas dikesunyian malam, istri mulai bangun.
03.00 Memasuki saat terbaik shalat
tahajud dan dilanjutkan membaca Al-Quran
Masuk ke jus 15.
03.30 Semalam terpapar derasnya
hujan sewaktu membeli gula keperluan anak yatim dan dhuafa, pagi ini badan
kondisinya menurun menuju sakit, sebelum terjadi sakit sesungguhnya, mempersiapkan jus sayur, yang
campurannya terdiri buah mengkudu,
buncis, wortel, tomat dan nenas
03.55 Mulai makan sahur.
08.00 Selesai shalat Dlhuha membaca
Al- Quran di juz 15.
Awal dari juz 15 terkenal dengan
surah yang menjelaskan Kekuasaan Allah SWT sewaktu menjalankan Nabi Muhammad
SAW dari Masjidil Haram di Mekkah menuju
Masjidil Aqsho di Palestina setelah itu naik ke langit lapis tujuh masih naik
lagi ke Sidratul Muntaha untuk menerima perintah mengerjakan shalat 50 kali
dalam sehari semalam, Nabi Musa AS yang berada di pintu langit ke tujuh melihat
nabi Muhammad SAW turun dari Sidratul Muntaha, ditanya, membawa pesan apa untuk
umatmu Hai Nabi Muhammad SAW, aku membawa perintah mengerjakan shalat 50 kali
dikerjakan dalam sehari dan semalam, ha, umatmu yang keci- keci itu yang
mencicil itu kalau dimarahi, ( mencicil itu adalah matanya memutar- mutar kalau
di marahi ) yang suka berjalan belok setelah jalan lurus di awalnya, ( terbukti
awalnya baik sewaktu menjabat sesuai dengan janji kampanye tapi lama ke lamaan
berbelok, korupsi daging kek, korupsi jembatan Jawa Sumatra, jembatan ini walau
belum ada tetapi bau korupsinya udah tercium, seharusnya KPK mulai aktif sejak
perencanannya, ingat peristiwa tahun 1977 saat Almarhum Presiden RI Bapak
Suharto mengumumkan HPH, sejak itu Indonesia memasuki kemakmuran semu ) yang
membatah kalau diberitahu, yang suka protes sampai demo berkali- kali he he he
pemimpinnya juga sableng yang tidak sehati dengan rakyat yang dipimpinnya, lho
kok jadi pemimpin takut dengan orang musyrik kerena orang musyrik itu punya
tentara punya dolar punya kemampuan lobby Yahudinya sehingga tambang emas di
Timika Irian Jaya bisa membiayai perang membungkam perlawanan Palestina oleh
Yahudi, data nya ya cari sendiri, gitu aja kok mau tanya, sekarang balik sono
minta keringanan.
Balik lagi Nabi Muhammad SAW menuju
Sidratul Muntaha untuk minta keringanan shalat 50 kali sehari semalam, dan
kortingan di dapat hanya 45 kali dikerjakan sehari semalam, itu pun nabi Musa
AS masih mencak- mencak tidak terima, umatmu tidak
kuatttttttttttttttttttttttttt.
Kembali Nabi Muhammad SAW naik ke
Sidratul Muntaha, dan sekarang perintahNya menjadi 40 kali sehari semalam, Nabi
Musa AS tetap menyuruh Nabi Muhammad SAW untuk naik ke Sidratul Muntaha untuk
minta kortingan lagi, dan perintah shalat itu berubah menjadi 35 kali
dikerjakan dalam sehari se malam.
Nabi Muhammad SAW yang terkenal
halus perasaannya sangat menahan malu untuk berkali - kali memohon ke pada
Allah SWT agar di kurangi perintah shalat yang awal turun nya 50 kali
dikerjakan sehari semalam itu, sehingga saat perintah shalat itu menjadi 5 kali
dikerjakan dalam sehari semalam, Nabi Muhammad SAW tidak mau lagi naik ke
Sidratul Muntaha, dan Nabi Musa AS tetap mengatakan umatmu tidak kuattttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt.
Nabi Muhammad SAW tetap turun ke
langit ke enam, lima, empat, tiga dua dan satu.
Oleh sebab itu, batal lah gelar
Kyai, gelar Ajengan, gelar Dai, segala gelar ke agamaan jikalau dihadapannya
masih ada umat Islam yang tidak shalat.
Alim Ulamah nya juga bersalah
jikalau di wilayahnya masih ada umat Islam yang tidak shalat.
Terbukti semalam sejak siang harinya
kemaren Jakarta dan Cileungsi macet sebab berbondong- bondong ke Mall, dan
malam harinya ramai ramai tidak shalat Tarawih, memangnya Allah SWT tidak
memperhatikan, ingat azab Allah sangat menyakitkan, jangan lagi tanya HAM saat
itu, HAM itu berlaku kalau saja 7 kriteria yang mengawali peristiwa itu
tepenuhi, sesuai ngak dengan planning, bagaimana pelaksanannya, bagaimana
evaluasinya, bagaimana kontrol pemberitahuan early morning nya, bagaimana
evakuasinya, bagaimana prosedure informasi aktualnya dan bagaimana counter back
nya.
Akhirnya jadilah umat yang rugi,
kalau terlalu bandel, dan saat itulah hati- hati hai orang - orang yang
memegang opini publik hari ini, ada ayat Allah SWT yang menceritrakan suatu
proses yang besar tapi halus, engkau akan diganti dengan umat yang lebih baik,
yang lebih bertaqwa, yang lebih berani mengambil Sabhilillah, yang banyak
memohon ampun pada Allah SWT.
12.38 Sejak sebelum shalat Dzhuhur
tadi, istri minta tolong untuk membukakan penutup pompa-pompa adonan kue yang
baru dibelinya kemaren.
Alasan susah membuka adalah licin
kerena lemak kue yang mengemulsi semua permukaan, datang adzan, tinggalkan
semua, setelah shalat berfikir lagi, mencoba di siram dengan air panas,
Alhamdulillah bisa terbuka.
Masih dalam dilema, hujan masih
turun siang yang tertutup mendung hari ini, akan berangkat ke BTPN tapi gerimis
masih menyiram, genangan air dijalan, macet dan keramaian lalu lintas menjadi
pertimbangan.
Bulan Ramadhan yang berlaku serentak
dipejuru sudut sudut tersunyi pun di belahan dunia, menyita habis sumber daya
dan kemampuan nalar untuk meyentuhnya.
Seribu cacian kalau kita membuka
facebook, yang ditujukan ke umat Islam, tidak merubah langkah kaki keimanan
seorang muslim untuk berubah menjadi kafir seperti yang diharapkan oleh kaum
musyrikin.
Keimanan Islam semakin solid
tertancap di hati, gemuruh takbir tidak terbendung gemahnya hingga
membangkitkan orang untuk melaksanakan shalat, shalat yang perintahnya harus
diterima langsung tanpa melalui sang utusan Malaikat Jibril, shalat yang sampai
Nabi Muhammad SAW naik ke Sidratul Muntaha dimana Malaikat Jibril sendiri tidak
berani berada disitu, kerena tuakutnyaaaa.
Gemuruh takbir yang menembus lapisan
tanah yang hanya semeter lebih sedikit menyentuh para ahkli kubur untuk tetap
berzikir pada Allah SWT.
Disaat itulah kita patut bertanya
pada diri kita, bagaimana bisa berzikir pada Allah SWT dialam kubur, jikalau di
masa hidupnya tidak ingat akan adanya Allah SWT.
Hujan gerimis masih turun, gerimis
yang bisa memenuhi bak penampungan air, gerimis yang tak bisa di abaikan.
Selasa, 23 Juli 2013
03.30 Membaca Al-Quran memasuki jus
17. surat yang sangat menyentuh surah At Thaha.
Sebegitu banyaknya hadiah dari Allah
SWT berupa ayat - ayat di Al- Quran, yang terjaga, teruji, terlindungi.
Untuk menumbuhkan keimanan dan
ketakwaan di dalam hati, oh hati manusia yang membatu, walau dirinya mengaku
beriman, tapi jangan coba- coba sentuh kepribadiannya yang tidak Alquranisme,
dia akan garang dan berkata, memangnya kamu sudahhhh.
15.40 Setelah Ashar menyimak kembali
jus 17, di awal surah AnNabiya dijelaskan sudah dekatnya itu waktu untuk
menghitung amalan manusia, amalan manusia bisa dihitung kalau sudah kiamat,
berarti juga sudah dekat itu hari kiamat, hanya hati kita saja yang lalai,
kalimat lalai ini sangat membekas, lalai, sudah sifatnya manusia.
17.30 Matahari sedemikian pendeknya
dari cakrawala, sementara kemacetan masih menghadang, Flyover Cileungsi sore
ini berwarna merah, terpapar sinar senjah matahari yang hendak ke
peraduannya, takjilan buka puasa untuk
di masjid kecamatan Cileungsi masih diatas stang motor, mengharap adanya space
sedikit dari deretan kemacetan yang panjang agar motor tetap bisa berjalan
perlahan.
Rahmat Illahi kemacetan pecah dan
terurai sehingga
17.35 Di Masjid Kecamatan Cileungsi,
ganti baju dengan sarung lengkap dan menyerahkan takjilan dengan pengurus
Masjid, lantai masjid terasa kasar, minta sapu dan mulai menyapu masjid, masjid
yang luas, seluas lantai seluas itupula debu mengotori masjid.
17.59 Buka puasa bersama- sama
jemaah shalat Maghrib di Masjid Cileungsi.
18.20 Saat yang paling enak setelah
shalat Maghrib dan dzikir, yaitu duduk bersila sendirian di loby masjid, sebab
istri hari ini ngak ikut dahulu sedang mengerjakan kue- kue nya sementara satu
botol air minum dan roti ekspres sudah di plastik ada dihadapan, sambil
mengingat kebesaran Allah SWT.
Robbana ma kholakta hadza bathilan,
Ya AllahSWT tiada engkau ciptakan ini dengan sia- sia,
Shubhanaka Fakina Adza bannar, Maha
suci Engkau Ya Allah SWT, lindungi kami dari api neraka.
Anak- anak yang berlarian di emperan
masjid saat usai shalat, seorang bapak yang menyuapkan sesuatu buat buah
hatinya sementara ibunya masih mengerjakan shalat sunnah, para pedagang siomay
yang selalu hadir menjadi pilihan makmum masjid untuk berkudap saat bulan puasa
diwaktu di ijinkan untuk makan minum, tiba- tiba seseorang yang turun dari
mobil bersama anak- anaknya, sementara anak2nya berlarian mencari air wudlu
untuk mengerjakan shalat Maghrib dalam waktu yang tersisa, bapak itu datang
mendekat, saya belum menyadari siapa yang datang, masjid kecamatan Cileungsi
yang berada sejauh 8 km dari rumah tidak mungkin ada seseorang mengenali saya,
ai ternyata ia tetangga RW sebelah, lupa lah saya, sebab badan dia sudah
melebar dan perutnya ada turun, tak proporsionalah sakit apa pula bapak ini
sewaktu ia datang mendekat, ternyata pak haji Mukhit tetangga yang lama tak
jumpa.
Walaikumsalam wr wb jawabku membalas
salamnya, dia bertanya pula sendirian pak haji sis, biasanya dengan istri duduk
disini melepas Maghrib menanti Isya, tapi kali ini Istri sedang menyelesaikan
kue- kue buatannya.
Selanjutnya ia mohon diri untuk
mengejar shalat Maghrib yang tertinggal, entah dari mana saya ngak menanyakan,
tetapi menurut pikiran saya ia keluar rumah sore itu untuk bermobil mencari
buka puasa di luar rumah.
Anak- anak masih meramaikan loby
masjid yang berhalaman luas itu, anak- anak perempuan sudah mulai berdatangan
berombongan untuk persiapan mengejakan shalat Isya dan dilanjutkan dengan
shalat Teraweh.
Botol air minum di hadapan sekarang tinggal
seperempat bagiannya lagi, dan roti ekspres yang dibuat tadi sebelum berangkat
ke masjid tinggal sepertiganya, roti itu sangat sederhana membuatnya, jahe di
cuci bersih di iris halus di tambah tepung terigu sekira duaratus gram, di
tambah bubuk kayu manis setengah sendok teh, kemudian di aduk rata dan dituangi
air sedikit demi sedikit hingga adonan lemes dan diletakan di wajan tanpa apa-
apa, tanpa minyak, tutup, biarkan api kecil sedikit besar, sambil mempersiapkan
perlengkapan yang akan dibawa ke masjid, roti keras itu pun matang.
Kalau ada harta bisa di variasi
dengan madu, selai kurma, selai coklat, selai durian dan segala selai yang
terkenal di toko ujung jalan s'hcravendijkwall, Rotterdam Belanda, sambil
menghitung berapa orang Belanda yang mati di awal malam itu sebab letak toko
itu berdekatan dengan rumah sakit besar Dickjight Rotterdam, dihitung dari
banyaknya mobil ambulance berserine nguing nguing nguing ( 1987 ).
18.28 Air minum habis, kue ekspres
pun habis, saatnya beralih tempat menuju tempat wudlhu, bersuci, dan memasuki
masjid untuk mengerjakan shalat dua rakaat, dan dilanjutkan membaca Al-Quran,
hingga adzan shalat Isya terdengar, masjid masih sepi, para makmum shalat belum
berdatangan.
21.00 Masuk rumah, dirumah Fifinya
keluhannya masuk angin, Ibunya kecapaian membuat kue, satu- satunya penolong
yang ada dirumah adalah dibuatkan jus mengkudu, tomat dan wortel, di blender
diperas dan diminumkan, dan tak lama kemudian mereka terlihat semangat lagi,
malahan Fifi minta kue ekspres seperti bapak tadi sore yang dibawa ke masjid
tetapi untuk Fifi di tambahi gula pasir, keju dan butir- butir manisan.
22.00 Malam semakin larut, tidur pun
di hadapi.
Rabu, 24 Juli 2013
02.30 Terbangun terdengar dari
masjid terjauh suara untuk membangunkan makan sahur.
02.40 Kudapan indah tidak di dapat
hari ini, mencukupkan dengan apa adanya, teh hangat dan lumpur manisnya pisang
ijo udah cukup membangkitkan semangat dari kelamnya malam.
03.00 Tahajudan.
08.00 Bermotor bersama istri, istri
mau komplain pada penjual cetakan kue lebaran, mengapa alat pencetak kue suka
ngadat.
09.10 BTPN dapat antrian di nomer 16
09.15 Bank Muamalat untuk Yatim
Piatu NTT TTS.
10.00 Masuk lagi BTPN dan nomer 16
sudah dipanggil.
10.20 Antri tanpa nomer di Kantor
Pos Cileungsi untuk mengirim uang lebaran buat Pak Lik Bambang di Tempeh,
Lumajang, Jawatimur.
10.30 Di toko si orang Padang
penjual alat- alat pembuatan kue- kue di Mall Cileungsi.
Disini malahan istri di ajarin
menggunakan alat, maksud istri mau tukar alat pembuat kue yang sama, tapi pihak
toko minta dicoba sekali lagi, ya nanti kalau membuat kua, kalau alat ngak
berfungsi akan ditukarkan.
10.40 Toko penjual bahan- bahan
pembuat kue.
11.10 Masuk rumah, tadi sempat
membeli plastik untuk hujan sepanjang 2,5 meter, dan sekarang mulai di pola
untuk dibuatkan celana hujan, baju hujan dan lengan tangan hujan.
Mengingat plastik hujan yang lama
sudah usang.
Pekerjaan baru menyelesaikan lengan
tangan dan baju hujan, terdengar adzan shalat Dzhuhur.
12.20 Shalat berjamaah.
12.30 Kembali melanjutkan
mengerjakan plastik hujan untuk bermotor.
17.00 Bermotor bersama istri untuk
mengantar takjilan buka puasa dimasjid Al-Istiqomah, 200 meter setelah pintu
gerbang Puri Cikeas rumah bapak Presiden RI.
Takjilan itu dikerjakan sendiri oleh
istri dan saya yang membeli dari istri dengan harga pasar dan dikirim bersama-
sama menuju masjid yang dituju, kali ini masjid Al-Istiqomah Cikeas Gunungputri
Bogor, sejak awal perjalanan kemacetan lalu lintas sudah menghadang, lelah
kerena kepasar, ke bank, ke kantor pos pagi hari mempengaruhi jadwal membuat
adonan kue yang di buat istri untuk takjilan maghribnya, tetapi semua sudah
lewat, kue takjilan buka puasa di masjid sudah siap, sekarang sedang berusaha
menerobos kemacetan yang menghadap setiap sore saat banyak orang pulang kantor.
Matahari sore sudah menampakan
dirinya, dengan bentuknya yang bulat sempurna, dan terlihat secara jelas batas
bulat garis matahari tanpa menyakitkan mata yang memandangnya, motor dipacu
untuk mencapai masjid sebelum maghrib tiba.
Akhirnya pertigaan Cikeas pun di
capai, ramainya orang menunggu angkutan umum di pinggir jalan, belok kiri
perlahan, dan suasana ujung jalan Cikeas sudah banyak berubah, jalannya lebih
sedikit lebar, dan perputaran uangnya sedikit kencang di bandingkan kelurahan
tetangga dekat dan tetangga jauhnya.
Ujung gerbang Puri Cikeas tempat
tinggal bapak Presiden Republik Indonesia sudah di lewati, design pintu gerbang
yang tidak mencerminkan arsitektur kenegaraan, istri sudah bertanya mana
masjid?
Maju terus akhirnya terlihat menara
masjid berarti masjid sudah dekat, tidak beberapa lama sudah di depan masjid
Al- Istiqomah, masjid yang dibangun oleh banyak pihak dalam bentuk wakaf
beraneka macam, ada wakaf tanah, ada wakaf bahan bangunan, dan banyak yang
wakaf uang.
Halaman masjid yang luas, dan ada
mobil militer yang parkir, saat mulai mematikan mesin motor, terlihat seorang
bapak membawa dos berisi makanan dari kediamannya disamping masjid menuju teras
masjid, saya pun secepatnya merapikan kue bawaan dari rumah dan berjalan ke
teras masjid, meletakan kue diantara kue- kue yang lain.
Kemudian mencari tempat untuk
menanggalkan jiket bermotor untuk diganti baju sholat, setelah itu kembali ke
tempat mendaratnya kue dan minuman dan makanan lain di teras masjid untuk
merapikan, Sebab Allah SWT suka ke indahan.
Gelas plastik minum kemasan diatur
rapi, mengaturnya teringat barisan laskar dinasti Ming saat mempertahan kota
Beijing dari serangan para pemberontak keluarga kerajaan sendiri, mengatur
gelas air minum kemasan sedemikian banyak juga mengambil waktu untuk
bersilaturahmi.
Akhirnya terbentuk deretan memanjang
berlapis empat air minum kemasan, dan dibelakangnya berbaris dari sebakul
plastik kira2 berisi 20 bungkus nasi udug, disusul sewadah kue berisi aneka
dodol garut terikat rapi, disusul kuenya istri dengan warna hijaunya yang
lembut merayu sejumlah 21 biji, nasi bungkus padang sekitar 10 bungkus dan
kolak dalam bentuk kemasan gelas senanyak 10 gelas.
Sudah rapi, waktu berbuka tingga 11
menit lagi, saya tidak berhak menyeru orang untuk datang mendekat, sebab saya
juga tamu, tetapi tidak terlihat seorang petugas masjid untuk berada di tempat
ini.
Masih ada waktu sedikit untuk
bersilaturahmy dengan dua orang berwajah lokal asli Bangsa Indonesia, dua orang
dari tadi sangat memperhatikan saya yang lagi merapikan barisan hidangan
makanan.
Unjuk salam di haturkan dan
percakapan pertama adalah mengenal jarak capai ke Masjid ini saat sore
menjelang maghrib, sebab kalau jawabannya jauh seperti di masjid Kecamatan
Cileungsi beberapa minggu yang lalu sewaktu saya sapa dari mana, ia menjawab
dari Bandung, lega rasanya berarti tujuan memberi takjilan buka puasa di masjid
untuk para pejalan jaun tercapai, untuk
sekarang sapaan itu hanya menanyakan situasi, dari mana mang dari dekat apa
dari jauh, sambil tersenyum dia menjawab dari dekat saja, tarikan garis
wajahnya yang Sundanesse saat tersenyum itu sangat mengaspirasikan kebangsaan
Bangsa Indonesia, teman duduk yang satu terus saja tersenyum melepas
kelegaannya, menikmati suasana hati yang sejuk.
Kemudian saya menanyakan juga sudah
berpuasa hari ke berapa, kalau dia menjawab hari ke 15 berarti dia mengambil
puasa sesuai keputusan pemerintah berpuasa setelah sidang penentuan secara
berjamaah dan sedikit ria "isbath" yaitu berpuasa di hari Rabu, dan
betul jawabannya dia sambil tersenyum menjawab berpuasa di hari Rabu, dan dia
mengaku sendiri, tetangga nya berpuasa di hari Selasa, musholah- musholah
disekitar masjid Al-Istiqomah juga pada mengambil awal berpuasa di hari Selasa.
Pembicaraan sangat akrab, beda umur
diperkirakan 20 tahun, pembicaraan merambah ke Amerika Serikat semangatnya
orang Amerika menerima Islam sebagai haluan hidup, sebagai pegangan disaat
gelap Nasionalnya Amerika berupa hari penuh dengan manusia menggeletak di
tengah jalan, di emper rumah, di serambi kantor, stasiun kereta api, mabuk
akibat minuman keras.
Kedua orang tersenyum terus, dia
bilang disini juga banyak yang.menggeletak akibat minuman keras.
17.58 Waktu berbuka puasa.
18.10 Shalat Maghrib.
18.20 Duduk di teras masjid berdua
dengan istri dengan beberapa minuman air kemasan, dan kue ekspres buatan dari
rumah, memandang lepas kearah jalan raya, istri berkomentar masjid lagi di
renovasi sehingga ada perancah stiger di
dalam masjid.
18.30 Kembali mengambil air wudlhu
dan shalat sunnah dan dilanjutkan membaca Al- Quran.
19.10 Shalat Isya dan dilanjutkan
dengan teraweh
20.30 Keluar dari masjid
21.00 Masuk rumah.
Kamis, 25 Juli 2013
02.00 Terbangun sebab Tyas nya
terdengar batuk tak henti- hentinya.
Setelah meminum air dan mengenakan
jiket kemudian membuka pintu untuk keluar rumah mencari buah mengkudu,
Alhamdulillah buah mengkudu tidak terlalu susah mencarinya dan dapatlah lima
besar- besar, buah itu di potong menjadi delapan keping, perbuahnya, dan
ditambah tomat wortel buncis nenas dan
kol, cuci bersih, blender, peras dan membangunkan Tyas untuk meminum jus sayur,
diminumnya satu gelas langsung batuknya redah dan tertidur kembali.
13.00 Mendung menghampar dilangit,
ada setetes air hujan yang turun tetapi hilang lagi.
Bermotor bersama istri untuk
mengembalikan cetakan kue yang tidak mau berfungsi, kemacetan masih terjadi di
titik peninggian badan jalan.
13.50 Setibanya di Mall Cileungsi,
ramainya pengunjung yang berbelanja masih padat, kebutuhan baju baru yang
dituju.
Ditoko penjual alat- alat cetak kue
itu, terlihat istri memperlihatkan pencetakan kue yang tak bekerja, kemudian
teknisi toko memperhatikan lebih cermat, dan diputuskan alat cetak kue yang
telah dibeli di tukar dengan produk pengganti.
17.00 Mengantar Takjilan untuk
masjid At-Taqwa di desa Mekarsari Kecamatan Cileungsi Timur, arus lalu
lintasruas jalan Cileungsi - Gandoang tergolong sangat padat.
Jumat, 26 Juli 2013
10.45 Terminal kampung Rambutan
10.50 Masuk Masjid di terminal
Kampung Rambutan yang masih kosong, sementara istri duduk dipojok kiri depan
masjid.
Waktu yang panjang sehingga bisa
membaca Al-Quran lama- lama.
Masuk jus 20.
12.30 Keluar dari masjid setelah
menunggu istri untuk shalat Dzhuhur.
12.45 Halte Busway Kampung Rambutan.
13.00 Bus mulai berjalan.
14.12 Halte bus Pademangan Manggadua
Jakarta Utara udara sangat panas.
Istri tetap bersemangat walau udara
panas menyengat kulit, saat itu semua kendaraan sedang berhenti, pintu
perlintasan kereta api diturunkan.
Menyebrang jalan berhati- hati.
Saat memasuki halaman Harco, banyak
para sopir bajay yang merokok dan tak perduli jikalau ini masih bulan Ramadhan,
sangat menyakitkan memang jikalau memperhatikan sekilas wajahnya yang tidak
perduli masih didalam bulan Ramadhan.
Terlalu sombong dan penuntut.
14.20 Naik bus suttle Manggadua
Harco.
14.24 Dilantai dua Harco mulai
menawar harga pengeras suara jinjing untuk pengajiannya Istri.
15.22 Terdengar adzahn Shalat Ashar,
turun dengan lift barang menuju basement sebab musholah berada di sana, sewaktu
berjalan ke lift rupanya istri kurang berkenan dengan audio system yang tadi ditawar, dengan pertimbangan
ditempat pengajian kan banyak anak- anak berlarian, sementara tadi yang dilihat
satu system audio tetapi dengan dua speaker yang terlepas, ada barang yang
terlepas itu yang menjadi keberatan istri.
16.50 Indimart mencari bekal untuk
buka piuasa ternyata tidak dijual air kemasan ukuran 1500 ml
Berjalan lagi menuju pintu keluar.
17.00 Alfa mart beli air dan kue.
17.03 Memasuki jalan Mangga Dua Rya
dengan kemacetan total, kereta api pun lewat tanpa mengurangi kecepatannya,
merasa oa berjalan di aas jlannya.
17.25 Naik bus way dari halte Pademangan
17. 35 Busway terhalang lampu merah
di perempatan yang menuju Kematoran, perempatan ini termasuk lama waktu
tunggunya.
17.40 Halte Buswat Golden Trully.
Matahari semakin meredup, penumpang
diatas busway penuh walau tak sampai berdesakan.
Gantungan tas ponggung yang
diletakan didanya terasa orang itu berbadan dua, menyedikan ruang buat
penumpangna dan ruang untuk tas gantung di belakangnya atau terdkdang
didrannyam,
17.34 Memasuki halte Senen, suasana
sore sudah sedikit gelap, tetapi waktu maghtrib masih jauh, bus tidak bisa
mendarat dengan cepat sebab bus didepannya masih berada di jalur yang sama,
sementara lampu merah perempatan Senen
masih menghadang.
17.45 Halte busway Senen, lampu
penerangan di pasar sudah di nyalakan, letak busway dekat perempatan
mempengaruhi waktu mendarat busway yang masuk sebab lampu merah perempatan
berpengaruh kuat disini, e e ada tambahannya ekor kemacetan akibat penutupan
perlintasan kereta api masih tidak bisa membuat bus way maju barang selangka
aja.
18.00 Bus masih tertahan lampu merah
perempatan Senen sampai operator bus way mempersilahkan para penumpang untuk
berbuka puasa sebab waktu berbuka puasa sudah masuk dengan bekalnya sendiri-
sendiri.
Terasa sedikit senrtuhan Islami
disini, terlihat kehidupan yang mencengangkan baik penumpang busway yang
kristen juga di tawari buka puasa, tanpa menganal batas agama, sangat rukun dan
saling tersenyum.
18.10 Halte Ripoli depan PMI
Kramat
18.30 Haklte busway Matraman,
perempatan jalan Pramuka dengan Salemba.
Lama sebab padat sekali kendaraan
yang melintas sehingga bus bisanya hanya merayap selangka demi selangka.
19.00 Halte Busway Celilitan
Suatu masyarakat yang terbentuk
akibat penggunaan fasilitas publik seperti Busway ini, tumbuh saling mengerti,
bisa mengantisipasi kapan penumpang itu turun dan siap- siap untuk mengganti
tempat duduknya.
19.16 Kemacetan rutin di ruas
jalan Kramatjati.
19.30 Halte Busway Pasar Rebo,
penumpang banyak yang turun, penumpang bus tinggal 5 orang yang akan turun di
terminal Kampung Rambutan.
19.40 Masuk terminal Kampung
Rambutan
Gelap malam menyambutnya, lima
penumpang yang turun dengan cepat menyebar dan hilang, hilang pula sejarah,
sejarah walau sedetik.
Masjid Terminal Kampung Rambutan
masih terlihat di kejauhan orang mengerjakan shalat terawe
Sabtu, 27 Juli 2013
07.30 Mengejar batas waktu penjualan
di Hypermart untuk pembelian kurma dan daging.
08.00 Tiba di Hypermart Cibubur
Junction, semua pintu masih tertutup, jalan memutar, masuk dari pintu utama,
Satpam yang menjaga membukakan pintu, dan kurma di beli banyak, daging dibeli
hanya satu kilo saja sebab tadi berangkat listrik PLN masih mati.
21.00 Setelah shalat terawih,
berniat berangkat ke Hypermart yang menyelenggarakan sale tengah malam dengan
harga miring.
Minggu, 28 Juli 2013
00.01 Antri di kasir pembayaran
Hypermart, aneh Hypermart di Indonesia pengelolaanya jauh dari arti Hypermart, di Belanda jikalau namanya Hypermart barang yang dijual
pasti murah, tidak ada yang lebih murah lagi.
00.10 Teringat jikalau anak- anak
menyukai mie maka membeli mie sebanyak tiga mie setiap jenisnya, beli empat
jenis.
00.23 Proses pembayaran perburuan syrup untuk anak yatim dan
dhuafa.
00.30 Di gerai tali untuk mengikat
sebanyak empat lusin syrup lebaran.
00.40 Mulai proses mendorong lory
yang berisi belanjaan empat dos syrup yang cukup berat.
Bangunan Hypermart Cibubur Junction
yang sudah di tinggal karyawannya
mematikan lampu penerangannya
04.00 Istirahat untuk menyusun
kekuatan, ngantuknya luar biasa, sangat sangat ngantuk.
04.29 Minum air menjelang waktu
imsak, detik berikutnya sudah masuk ke puasa hari ke dua puluh.
07.00 Shalat Dhluha
07.25 Bermotor dengan mengenakan
sarung, berangkat sedikit bergegas sebab sejak semalam sewaktu berangkat ke
Hypermart berburu syrup sudah melihat bendera kuning, yang menandakan ada yang
meninggal di masjid kediaman pak Haji Gandoang, masjid awal masuk desa Gandoang
setelah jalan turunan dari Cileungsi.
Rumah rumah penduduk yang dilewati
pagi itu masih sunyi saja, dan sejurus kemudian tiba di Masjid Gandoang, motor
diparkir di halaman, melangkah masuk menembus kerumunan ibu- ibu yang bertazia
Duka cita.
Sewaktu di depan jenazah saat akan
berdoa
buat mayit yang terbaca ibu, lho
seorang ibu, berarti istrinya pak haji Gandoang, berarti juga pak Haji nya
belum meninggal, doa dilantunkan terus, sedikit ada kegembiraan dugaan saya
sejak dari rumah pak haji nya yang meninggal ternyata bu haji nya.
07.45 Menggotong langsung tangan
ketemu kulit punggungnya almarhumah berempat orang digotong untuk di baringkan
di pemandian mayit.
08.00 Berwudhlu dan menunggu di
masjid saat sholat jenazah.
08.20 Jenazah dimasukan ke masjid,
dan acara sambutan jenazah dengan sambutan tunggal pengantar jenazah yang cukup
lama, menuturkan niat dan doa hingga 26
menit lamanya.
08.50 Jenazah dimasukan ke ambulance
untuk dibawa ke Gaok, pekuburan yang menjadi pekuburan keluarganya.
Sampai disini saja saya melepas
jenazah dan langsung pulang.
09.00 Ganti baju dan bermotor berdua
dengan istri menuju pasar Cileungsi.
Jalanan tidak seramai saat hari
kerja, dan motor masih enak di pakai, walau pemindah versneleng dikaki kiri
udah mulai goyang dan sedikit susah kalau memindahkan gigi.
09.30 Toko beras, mulai menawar
harga beras dan sepakat untuk membeli empat karung, dengan rincian diterima di
rumah berasnya.
10.00 Pasar Cileungsi, dimana pasar
sudah ditinggal penjualnya sehingga kepasar dapat sayurannya terbatas: tempe,
bumbu basah, wortel, lombok, blustru, telor, lobak, kentang, belut.
Motor yang diletakan di tukang beras
sehingga cukup jauh mencapainya.
11.00 Sesampainya dirumah, belut di
pakai main dengan Fifi sehingga belutnya ada yang masuk ke badannya Yasin yang
sedang tidur, terkejutlah jadinya ada yang goyang goyang di dalam bajunya.
12.02 Shalat Dzhuhur dan membaca
Al-Quran walau satu halaman saja dan setelah itu ngantuknya datang menyelimuti.
Tidur kerena kelelahan dan kecapekan
sungguh uenak banget.
16.00 Istri ingat janji penjual
beras tadi jikalau sekitar jam empat sore beras akan di antar, lha sekarang
sudah jam empat, kata istri, ya macet lalu lintas bisa jadi sampai beras belum
di antar.
17.00 Beras belum datang juga,
terbayang wajah gelisah istri, pekerjaan di jalan Allah SWT ini ngak usah
dibawa gelisah, ma.
18.30 Terdengar mobil parkir di
depan dan ternyata beras dibawanya.
Istri gembira sekali.
Alasan pengantar beras empat karung
tadi adalah macet yang memperparah keadaan, minuman aqua gelas di minumnya
berulang- ulang.
19.00 Shalat Tarawih.
21.00 Bermotor bersama istri untuk
mencari tambahan buat isian bingkisan yatim piatu dan dhuafa.
21.15 Giant saat itu ramainya luar
biasa.
Setiap membeli jumlahnya 48 sebab
jumlah bingkisannya sejumlah itu.
Minuman seduh air panas sereal
ceremix, susu kental manis, teh celup tiga jenis, kopi capucino 100
Senen, 29 Juli 2013
00.01 Masih itikaf memasuki malam
puasa ke hari 21; di masjid Al-Taqwa
Mekarsari Cilengsi, tetangganya desa Gandoang.
Rasa kantuk belum datang?
01.20 Membaca Al-Quran terus hingga
kesadaran hilang kerena mengantuk
01.25 Terjaga lagi, langsung membaca
Al-Quran melanjutkan di jus 21.
01.45 Shalat Al- Lail
02.00 Pulang meninggalkan masjid,
bermotor bersama Yasin yang ikut itikaf an.
Lampu besar motor mati dan jalan
perlahan dipenggal jalan desa tanpa berpenerangan.
Barisan pohon disepanjang jalan
hampir tidak kelihatan, kerena lampu sepedamotor mati, hanya mengandalkan
penerangan langit saja.
02.20 Masuk rumah, ternyata istri
tidak tidur sibuk mempersiapkan 48 paket bingkisan buat anak yatim dan dhuafa,
beras tiga karung di bagi 48 bungkus, lelahnya bukan main.
02.30 Membakar belut yang tadi di
beli di pasar, belut bakar, dibakar tidak sampai hangus, langsung makan sahur
kerena laparnya.
08.00 Persiapan pengajian ibu- ibu
Al-Affif di rumah.
09.00 Dua orang ibu telah datang
09.30 Pengajian di mulai
10.00 Yang datang terlambat terus
menyusul.
11.00 Pengajian usai, setelah itu
berdatangan para yatim dan piatu, dan dhuafa datang untuk mengambil rezekinya
yang ada di rumah.
19.00 Hujan deras turun, dapur tidak
biasanya bocor sekarang bocor deras, dengan doa yang panjang, ambil kantong tas
plastik pasar, lobangi sebagian, kudungkan ke kepala tertutup semua, untuk
melindungi kepala dari siraman air hujan kemudian naik ke atas genteng sebab
bergesernya terpal penutup atap akibat angin, maka timbul kebocoran.
19.30 Shalat Isya berjamaah dan
dilanjutkan teraweh.
Selasa 30 Juli 2013
Berjalan diatas
perintah Allah SWT
02.30 Terbangun dari mati kecil
yaitu tidur, instink langsung ke dapur untuk memanaskan kacang ijo sewaktu buka
puasa tadi masih ada tersisa.
02.45 Teh hangat hambar dengan
kudapan kacang ijo beraroma segarnya pandan hijau, di gelap malam, sedap
sekaliiii.
03.10 Tahajudan.
03.45 Sahur dengan lauk belut di
bakar basah tanpa bumbu.
08.00 Berangkat dengan membeban tiga
paket sembako yang akan di bagikan kepada pembersih Masjid Al - Taqwa Mekarsari
dan dua orang pengumpul dana pembangunan masjid didepan SPBU Taman Buah
Mekarsari Cileungsi Bogor
Tiga paket saja sudah berat
membawanya, belum tambahan masing- masing paket.
Istri ikut serta, motor itu berjalan
perlahan, seribu lobang dilalui dengan tenang, pedal persneleng kaki kiri yang
sering lepas kali ini masih bisa kompromi dan motor bisa berjalan.
08.20 Tiba di depan masjid Al-Taqwa
Mekarsari tetangga desa Gandoang, istri memilih untuk duduk di tangga depan
masjid yang sejajar dengan jalan raya, untuk masjid ini yang di sasar adalah
siapa pencuci, pengepel, penyapu, pe rapi in masjid.
Dibelakang dan disamping kiri masjid
terdapat banyak rumah, sekarang mencari lelaki yang ada di rumah untuk di tanya
siapa gerangan pencuci penyapu pembersih masjid.
Mulai menghampiri rumah yang
bermobil dan di sampingnya ada pintu yang terbuka dan terlihat didalam rumah
dua orang lelaki muda usia 24 tahun, tetapi dia merokok, dia datang mendekat
dan langsung saya marah sedikit, seperti bukan orang sunda saja merokok di
bulan Ramadhan, wah malu terlihat wajah merah, saya bangkit kan ke sukuannya
sebab suku sunda terkenal taat agama Islam nya.
Dia terlihat berlari mendekati salah
satu rumah yang ada di situ dan berteriak menyebut nama seseorang.
Ada balasan suara wanita dari balik
pintu, mungkin di rumah kontrakannya.
Memasuki lorong dan emperan yang
sempit
dan tembus di kebon berudara terbuka
dengan tanaman jahe yang baru ditanam, tiba - tiba anak muda tadi menuju ke
kerumunan ibu- ibu, dari sekian banyak ibu- ibu muncul seorang ibu, dia
bertanya, cari siapa pak, mencari siapa yang membersihkan masjid, wah itu
bagian saya, kedepan saja teh ada ibunya di lobby masjid.
Di lobby masjid dimana istri
menunggu, saya bilang sebentar ma, disini pencuci masjidnya seorang wanita,
sambil mulai melepas ikatan karung di atas motor yang berisi tiga
bingkisan.
Dan datang seorang ibu berusia 35
tahunan berbadan besar dan tinggi sedang aja tidak sampai 165 cm.
Terlihat salaman dengan istri dan
mulai banyak tertawa dan bicaranya.
Dari arah belakang datang
perlahan-lahan seorang wanita yang lebih muda juga sudah berumah tangga, ikut
datang mendekat sewaktu saya mendaratkan bingkisan diatas lantai masjid,
kemudian disusul dengan temannya bingkisan tadi berupa, satu botol syrop, satu
kaleng susu coklat kental manis, dan satu toples kecil kue lebaran buatan istri
sendiri.
Yang menarik dan membuat istri
bersemangat saat tiga wanita itu berbicara soal kue apem yang berwarna hijau,
kue apem itu adalah kue apem buatan tangan istri saat digunakan sebagai makanan
takjilan buka puasa di masjid ini, masjid Al - Taqwa, Mekarsari tetangga desa
Gandoang, Cileungsi Bogor.
09.00 Akhirnya saat berangkat
meninggalkan masjid Al-Taqwa pun tiba, motor dihidupkan dan salam pun di
haturkan.
09.01 Keramaian lalu lintas tidaklah
terlalu padat saat itu, truk- truk besar pengangkut tanah sudah beriringan
turun di jalan.
09.16 Isi bensin di SPBU depan Taman
Buah Mekar Sari, setelah isi bensin saya bertanya kepada si pekerja SPBU itu.
Mengapa sudah siang begini, petugas
pengambil sumbangan pembangunan masjid di depan SPBU kok tidak terlihat.
Dijawab dengan petugas SPBU, ada
kematian pak, petugas yang agak gemuk pak, meninggalnya kemaren.
Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun.
Memasuki gang di depan Taman Buah
Mekarsari Cileungsi Bogor yang sedang di bangun masjidnya, motor berhenti tepat
didepan masjid, masjid yang tanpa dinding kata istri, kan sedang proses ma,
berdiri agak lama sampai ada remaja putri yang hendak sekolah, setelah ditanya
betul dan tidaknya kematian kemaren, ia membenarkan.
Untuk kepastian, menunggu orang
dewasa yang lewat depan masjid.
Ada seorang bapak berboncengan di
motornya, dengan dia saya bertanya, ia membenarkan, jikalau kemaren ada yang
meninggal, tapi ada baiknya bicara langsung dengan pengurusnya.
Entah dia pengurus atau bukan dari
samping kanan masjid yang sedang dikerjakan muncul seorang bapak muda tak
berbaju atasannya, terlihat muda tetapi tak muda lagi, usia diperkirakan 48
tahun.
Tali pusatnya yang sedikit bodong
terlihat jelas, lelaki itu datang semakin dekat, kaos baju biru nya yang
digantung di lehernya diturunkan di tangannya, badannya cukup besar, semakin
dekat langsung saya gelitik perut sampingnya, dan masjid yang sunyi pagi itu
riuh rendah dengan tertawa lelaki tak berbaju itu.
Bagaikan anak kecil ia berceritra,
kemaren bapak Pudin meninggal, meninggalnya terbaring di lantai pertokoan
Cileungsi saat itu jam 21.00 akan menjemput anak gadisnya pulang dari bekerja
di sales Ria Busana.
Ia berbaring tanpa diketahui oleh
orang- orang yang berlalu lalang.
Bapak Pudin ini adalah satu dari dua
orang yang bertugas memungut dana pembangunan masjid, berdirinya di depan SPBU
Mekar Sari Cileungsi Bogor.
Meninggalnya di hari yang baik saat
tiga sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan.
Akhirnya bapak tak berbaju itu
mengenakan kaos birunya dan berjalan beriringan, menuju rumah salah satu petugas pemungut uang
Sodaqoh pembangunan masjid.
Ternyata namanya Soleh, salah
seorang dari dua orang petugas pemungut sumbangan bersama almarhum pak Pudin,
ia hidup bersama ibunya, ayahnya udah meninggal, si Soleh sering berkata kepada
ibunya, ma, lebaran sudah dekat, soleh ngak bisa membeliin emak makanan untuk
hari raya.
Demikian uraian kata yang dituturkan
oleh ibunya kepada saya saat berjalan beriringan berlima ( saya, istri, pak
yang tadi ngak pakai baju, soleh dan ibunya ) menuju masjid.
Di lobby masjid duduk melantai saja
dan langsung diturunkan dari motor satu paket bagian untuk Soleh ditambah
syrup, susu kental manis, dan kue lebaran buatan istri.
Setelah itu perjalanan dilanjutkan
menuju rumah Almarhum Pak Pudin dan Soleh sebagai pengantar nya.
Setelah berjalan agak jauh, memasuki
rumah yang masih beraroma kapur barus untuk memandikan jenazah kemaren, dirumah
yang sempit dan berdasak itu, tinggal seorang ibu muda, dengan bayinya dan anak
perempuan 22 tahun.
Ternyata almarhum pak Pudin itu
punya istri nomer dua setelah yang nomer satu cerai hidup, istri yang nomer
satu datang ke pemakaman saat jenazah alm pak Pudin di makamkan.
Bayi itu berumur 2 bulan.
Setelah bersilaturahmi sejenak
langsung di sampaikan bingkisan lengkap dengan segala tambahannya kepada istri
almarhum pak Pudin.
Beban motor sudah berkurang, pulang.
10.00 Di rumah, menyusun ulang untuk
empat bingkisan buat empat mustahik
10.20 Bermotor bersama istri, menuju
sasaran pertama, seorang janda tua yang pernah menolong Aswan yang tertinggal
saat satu keluarga berangkat Itikaf di Istiqal di tahun 2000, Aswan menghilang
entah kemana sementara waktu berangkat ke Istiqal semakin sore, jarak dari
rumah ke Istiqal sejauh 70 km.
Ibu itu masih sempat menanyakan
bagamana Aswan sekarang, di Makassar bu lagi menempuh ujian dokternya.
Setelah itu bermotor lagi sekarang
menuju rumah almarhum pak Oing, Setelah itu menuju ke Masjid Nurul Hidayah di
depan
Rabu, 31 Juli 2013
Kelelahan Kronis
01.23 Tiba- tiba saja Masjid
Al-Taqwa Mekarsari Cileungsi Bogor menjadi gelap, dari jalan raya masih
melintas mobil angkutan berat membawah tanah.
Lampu jalanan juga padam, sinar yang
bergerak dari mobil yang melintas menyadarkan jikalau saat ini sedang terjadi
pemadaman PLN, rasa gelap yang menyeluruh menyatukan keberadaan wujud bahwa gelap itu mempunyai saudara, gelap
disini gelap pula di sana akhirnya gelap pun sirna di hakekatnya.
01.30 Didalam gelap, masih terlihat
secara samar, kamar mandi dan tempat wudlhu
mengambil wudlhu untuk mulai shalat
tahajudan, tahajudan di masjid dengan kondisi lampu mati.
Istri yang shalat lebih dahulu, kini
sudah selesai, doa- doa yang dilantunkan terdengar perlahan.
02.00 Pulang dengan kegelapan
mengiringi sepanjang jalan.
Kendaraan pekerja malam masih aktif
sepanjang waktu, memindahkan batu gunung, kerikil, dan tanah gali dari gunung-
gunung di Cariu untuk digunakan berbagai keperluan di Jakarta, kendaraan truk
tanah yang besar beroda sepuluh itu mewarnai jalanan sepanjang malam.
Entah bagaimana kerusakan lingkungan
di Cariu atau daerah berbatasan dengan Cianjur, Cikalong Kulon, kan udah
terkenal kerusakan lingkungan itu akibat tidak adanya pemerintah disini, apapun
alasannya, pemerintah tidak ada di sektor pengaturan lingkungan dan exploitasi
penambangan dan penggalian gunung untuk di ambil pasir dan tanahnya untuk
dijadikan urugan.
Sudah berapa tahun kejadian ini dan
sudah berapa kawasan di Cikalong yang hilang puncak- puncak bukit bebatuannya.
Damai- damai tidak ada demo damai,
sementara kerusakan lingkungan tidak tertolong, kehidupan ini yang dipilih.
Ingat kalau ada sekelompok manusia
menjumpai manusia yang melakukan perusakan lingkungan, setttt diam lah, mari
kita makan hasil perusakan lingkungan ini, dan manusia itupun diam.
Biasanya Allah SWT menurunkan
adzabnya berupa banjir bandang yang tak terduga datangnya, terhadap perusakan
lingkungan jenis ini.
Perjalanan digelap malam berdua
dengan istri keluar dari masjid Al-Taqwa menuju rumah jarak tempuhnya 9
km.
Menikmati kehidupan yang sunyi, deru
truk pengangkut tanah yang terdengar.
Tiba- tiba sedikit keindahan terjadi
saat semua lampu PLN di alur jalan ini serentak menyala, kedipan lampu yang
serentak itu yang sangat luar biasa, diperlukan energi untuk menyalahkan.
Dan ketersediaan energi itu adalah
memerlukan pengaturan yang pas dan berimbang, di Al-Quran sendiri di ingatkan
perubahan dari malam menjadi siang itu adalah Rahmat yang diberikan, berarti
bisa saja tidak diberikan.
02.12 Memasuki rumah, anak- anak masih
nyenyak dalam tidurnya.
Kelelahan ini harus di isi,
pilihannya adalah makan gorengan belut yang masih ada.
03.00 Makan sahur dan langsung
istirahat tidur, ngantuknya bukan main.
09.50 Shalat Dluha
10.00 Bersama istri bermotor menuju
Bank Tabungan Pensiunan Negara Cileungsi.
10.20 Masuk bengkel sebab pedal
pemindah persneleng gigi motor goyang.
11.00 Tiba di BTPN Cileungsi
11.30 Bank Muamalat untuk anak Yatim
di NTT- TTS
12.01 Keluar dari Bank Muamalat.
12.15 Shalat Dzuhur di masjid kecil
depan Pasar Cileungsi.
12.30 Silaturahmi kerumah salah
seorang warga Sulawesi Selatan yang tinggal dibelakang Kecamatan Cileungsi.
14.00 Masuk rumah.
14.10 Mencoba modem XL dan gagal.
15.30 Badan minta istirahat.
16.00 Terjadi kelelahan kronis,
tidak bisa bangkit, gagal berangkat ke ATM untuk membelanjain keperluan Astari
untuk pekan orientasi studi di Makassar, badan masih lelah ngak selesai.
17.30 Membuat jus sayur terdiri
dari, wortel, buncis, buah mengkudu, apel, sedikit lobak.
18.01 Saat buka puasa langsung minum
dua gelas jus sayur, dan badan bangkit lagi optimismenya.
18.10 Shalat Maghrib
18.14 Berangkat menuju sekolahnya
Fifi, sebab Fifi mengikuti acara buka puasa di sekolahannya, sejak kemaren
wanti- wanti minta dijemput pulangnya, setibanya di sekolahan Fifi, anak2 SD
dari kelas empat hingga enam ditambah SMP semua kelas, menjadikan halaman SD
Negeri Gandoang penuh sesak, terbanyak antri di tempat wudlhu untuk shalat
Maghrib.
18.40 Bermotor bersama Fifi menuju
arah pulang.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan