Tali kopling hampir putus

Jumat, 20 Februari 2009.


Sesaat setelah shalat dlhuha di masjid kuning Cibubur, perut terasa lapar sehingga tidak perlu sampai ke kantor untuk makan bekal yang dibawa dari rumah, sehingga setelah shalat sebelum naik motor, menyempatkan diri untuk makan yang dibawa dari rumah.

Jam 08.00 masuk kakantor.

Sejak tadi pagi sudah terbayang langkah apa untuk menggambarkan kerusakan DAS Bengawan Solo yang diarah gunung Lawu, sehingga pagi ini dengan cepat langkah mewujudkannya bisa.

Pulang sore hari saat motor mulai dihidupkan baru ketahuan mengapa setiap motor akan memasuki persneling satu selalu loncat, ternyata setengah tali kopling putus, sekarang masih bisa dipakai tetapi di hemat agar sampai dirumah, pokoknya jangan sering- sering memakai kopling, sehingga setiap ganti gigi gas di kecilkan dan gigi dimajukan atau di mundurkan, memang terjadi hentakan tetapi hentakan kecil.
Ternyata menjelang maghrib masuk rumah kendaraan lancar saja.

Dirumah kehabisan lauk, memang hal ini sudah diketahui, sehingga tadi sebelum pulang sempat mampir ke supermarket Carefure untuk membeli ayam, hati, kaki dan daging, sehingga makan malam sekarang terlihat agak enak, Fifi sampai nambah.

Istri memberi tahukan jikalau hujan petir kemaren itu di desa Gandoang sudah mengambil korban meninggal, sebab memang terasa hujannya kemaren itu sangat lebat dengan iringan petir yang sangat pendek.