Senen, 1 September 2014
00.01 Sudah ngak bisa tidur,
menemani ibu yang menggoreng ayam untuk dibawa bekal Tyas dan Yasin yang akan
berlayar ke Makassar sebentar sore.
01.20 Masuk ke tempat tidur sebab
persiapan sudah matap, ditempat tidur tidak bisa langsung tidur, membaca zikir Allah SWT banyak- banyak akhirnya juga
tertidur.
03.00 Terbangun untuk tahajudan,
udara pegunungan gunung Semeru yang dingin menuruni lembah dan membangunkan
anak- anak untuk bersiap berangkat ke Surabaya mengingat kota Lumajang
kesulitan BBM, khawatir susah transportasinya.
03.45 Makan sahur walau sedikit,
telur satu butir, nasi lima sendok, tempeh di bumbu enak masakannya ibu dua
iris, puasa sunah hari Senen.
04.05 Adzan Shubuh
05.00 Berangkat menuju Surabaya ber
empat untuk mengantar kan Tyas dan Yasin berlayar ke Makassar dengan kapal
Umsini.
05.05 Saat mendapatkan bus, bus
dalam keadaan penuh, masih tersisa tiga tempat duduk paling belakang,
resikonya, saat bus berjalan, udara dingin menerpa.
Terpaksanya handuk dijadikan selimut
pelindung udara dingin yang menerpa kencang dari pintu belakang yang tidak
ditutup oleh kondektur bus.
06.00 Melintasi Leces.
06.30 Probolinggo.
08.00 Mengawali pintu tol Gempol
tetapi kemacetan parah sudah menghadang.
09.30 Terminal Bungur Asih.
09.32 Menanti keberangkatan bus kota
yang mengantarkan dari Bungurasih menuju Pelabuhan Perak.
Kesibukan Surabaya terlihat dari
balik jendela bus, bus berumur tua tetapi masih enak suara mesin dan ayunan
pier tempat duduknya.
10.20 Masuk pelabuhan Tanjung Perak,
turun dari bus diserbu sekian banyak para bapak menawarkan jasa, terima kasih,
dan di dalam wajah pelabuhan Tanjung Perak ini terlihat wajah dari etnis
Kupang, Bejawa, Flores, daeng Makassar juga.
10.25 Setelah lepas dari kerubutan
para bapak yang saya hormati, sekarang memasuki pintu gerbang Pelabuhan di jaga
dan dimintain uang, saya tidak mau, tidak ada pemungutan apapun juga pikirku
dan ini harus berani di terapkan, uang yang dipungut tidak akan memasuki Kas
Negara.
Tidak mau bayar, tetapi orang lain
mau bayar, penjaga an pintu pelabuhan adalah tugas.
Di Daerah juga begitu, selalu ada
pungutan uang pintu masuk pelabuhan, pemerintah harus menertibkan sebab
jumlahnya satu hari ratusan ribu rupiah.
Tetapi masalahnya adalah hukum di
balik baju aparat adalah susah benar di tertibkan, terlihat tidak ada
ketertibannya, usaha penertiban dari Dinas terkait tidak terlihat, yang
terlihat di Pelabuhan Perak ini adalah setiap lini berusaha memanfatkan untuk
mendapatkan uang.
Pelabuhan Penumpang Tanjung Perak
sedang di Rehabilitasi, terlihat bangunan dan pekerjaan konstruksi dilakukan,
hanya saja tidak terhormatnya adalah diujung pejalan kaki harus mendaki satu
meter tembok taman yang terpotong pagar, ini tidak ada tangganya, lha bagaimana
kalau orang tua atau para wanita, disuruh keliling mengitari tembok taman,
sebab tidak ada alternatip lain, hal ini harus dijadikan pekerjaan persiapan
tambahan untuk menyediakan selasar
tertutup atap terhindar panas dan hujan sebetulnya sebab penumpang yang
berjalan kaki dari terminal bus akan selalu melalui ini.
Saya tidak melihat bestek dari
pekerjaan rehabilitasi bangunan terminal penumpang ini, ada ngak pekerjaan
pembuatan selasar sementara menginggat ada perpindahan terminal, kerena
terminal lama sedang di perbaiki.
Umpama kata ada poin pekerjaan itu
dan tidak diwujudkan maka Negara dirugikan sebesar Rp 750 000 per meter kali
700 meter panjangnya maka nilainya Rp 525 000 000,-
Banyak sekali kan untuk memeloroti
keuangan negara dari satu judul pekerjaan ini.
11.00 Menunggu diantara 400 manusia
yang hendak berlayar ke Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, Batam, menunggu di
ruang yang tidak bisa dikatakan bersih, dan ini memang bukan ruang tunggu,
tetapi disini ada orang tidur menunggu kapal datang, dan panasnya bersangatan,
panas akibat hembusan angin laut.
11.30 Kapal Umsini sudah datang dari
Tanjung Priok Jakarta, kapal sudah merapat ke daratan, ditenggarai banyaknya
penumpang transit yang turun hendak belanja makanan, bakso atau soto sedangkan
oleh-oleh yang disenangi adalah apple Malang yang buahnya disusun meninggi,
satu kali angkat satu tandan terbawa.
12.00 Sudah berdiri berjam- jam di
area terlindungi, area yang tidak di aktifkan, area yang terlindung oleh besi
chroom aluminium yang berdiri kokoh memanjang dari pintu masuk hingga ujung
loby depan,
dari sini terlihat berbagai suku
bangsa Indonesia yang duduk dan berdiri rukun dan damai.
12.30 Ada portier barang yang datang
dari dalam ruang tunggu resmi, berkata sambil berbisik, sudah boleh masuk,
sudah boleh masuk.
Secepatnya saya memberi tanda kepada
Tyas untuk memasuki pagar dengan jalan depan tanpa membawa barang, setelah tiba
di depan saya, saya pindahkan tas- tas pakaiannya dan barang lainnya saya bawa
sendiri tanpa melalui ujung pagar chroom aluminium, Fifi mengikuti dari
belakang, ada cela sedikit Fifi masuk dahulu dan tak beberapa lama kemudian
sudah berada di dalam ruang tunggu resmi.
Alhamdulillah terhindar dari
kekacauan pintu masuk terminal penumpang pelabuhan laut, memang moment ini yang
selalu sangat krusial setiap naik kapal, mengingat anak- anak Yasin dan Tyas Hb
darahnya tidak pernah normal.
Melihat Tyas sedang sibuk menunggu
tas pakaiannya untuk di scan bawaannya dari membawa benda berbahaya.
12.45 Melangka menuju kapal Umsini
yang merapat di pelabuhan yang sedang di perbaiki, menyadari jikalau baru
terlepas dari permasalahan memasuki ruang tunggu yang serba berdesak- desakan,
bukan berarti Allah SWT tidak ikut campur disini, sejak tadi pagi berangkat
dari Wonorejo setelah shubuh selalu dibayangi sedikitnya bus yang berjalan ke
Surabaya mengingat kesulitan BBM diwilayah Lumajang.
Tak terasa air mata ini menetes
mengingat ke Maha Baik Nya Allah SWT yang selalu menolong, dan akan selalu di
mintai tolong lagi untuk moment- moment berikutnya.
Kapal Umsini yang akan di naiki
anak- anak bersandar agak jauh, setelah melewati kapal RO-RO yang mengangkut
mobil dan penumpang, tiba diujung anak tangga kapal Umsini dimana sudah
terlihat dari kejauhan petugas kapal berdiri bersepuluh, dan hanya yang
berticket saja yang diijinkan naik.
13.00 Akhirnya Tyas dan Yasin naik
tangga kapal sambil membawa barang bawaannya saya hanya bisa melihat dari bawah
tanpa bisa menolong.
13.15 Fifi di dermaga, dibalik
bayangan kapal Umsini yang sandar minta di tunggu sebab ia melakukan beberapa
shoot foto dari kamera Hp nya.
13.30 Mulai meninggalkan kapal
Umsini yang masih sibuk menerima kedatangan para penumpang yang baru
berdatangan dengan tas dan bawaannya yang besar- besar.
Terlihat para penumpang yang tadi
duduk disamping Tyas duduk, tapi mengapa baru sekarang naik kapal, rupanya
mereka di tahan untuk di dudukan terlebih dahulu di ruang tunggu.
13.50 Naik ke bus kota menuju kota
Surabaya, bus berjalan ditengah panasnya udara pelabuhan, wilayah pelabuhan
Tanjung Perak sudah berubah menjadi banyak fungsi, ada perumahan, terminal peti
kemas, terminal kapal barang, terminal kapal penumpang, perkantoran, rumah
sakit, supermarket, tempat ibadah keagamaan dan hiburan malam.
14.20 Di kawasan Demak, pedagang
loak barang bekas, turun dari bus kota, dan mulai berjalan kaki untuk mencari
rumahnya adik sang Mayor Kepolisian
Polda Jatim Non Job.
Jalan kaki cukup jauh rupanya,
berdua saja berjalan bersama Fifi, berakhir di jembatan dan berbelok ke kiri,
berjalan lagi ketemu lintasan Kereta Api stasiun Pasar Turi, berjalan lagi
sedikit belok kanan ketemu jalan berdinding pagar pabrik, dan berbelok ke kiri
ketemu sungai, diujung jembatan belok kanan menyusuri sungai beraroma busuk,
dan saat itu datang seorang lelaki berumur tiga puluh lima tahunan, ia
bertanya, mau kemana siang- siang panas ini. mau kerumah adik di jalan
simosidomulyo dua, akhirnya diantar olehnya dengan mengendarai motornya,
akhirnya tiba di rumah adik.
Rumah itu berpagar dan berpintu
besi, dan ada pohon mangganya, sepuluh tahunan yang lalu buahnya pernah dibawa
ke Cileungsi Bogor.
Pintu besi itu tak terkunci sehingga
bisa di buka, kemudian mendekati rumah yang pintunya terkuak sedikit, saat
pintu di ketok muncul wajah si adik yang sudah lama tak dijumpa dan sekarang
berusia 56 tahun.
Dia agak terkejut, lho.... lho kok,
lho
Saya hanya tertawa saja, saya
jelaskan jikalau habis mengantar anak2 ke Tanjung Perak untuk menyebrang ke
Makassar.
Ngak usah repot2 saya berpuasa
sunnah hari Senin.
Shalat Dzhuhur di rumah itu.
15.01 Terdengar adzan Ashar saya
menuju masjid yang tak jauh dari situ, masjid Istikmal, Jalan Simosidomulyo
dua. Sawahan.
15.30 Istirahat
16.00 Ada SMS dari Tyas jikalau
kapal Umsini yang dinaikinya baru berangkat, Tyas sempat turun lagi kedermaga
untuk mencari Ayah dan adiknya tetapi tak di jumpa, ia mendapatkan tempat tidur
bersama Yasin di dek nomer lima.
Saya hanya bersyukur bahwa
pertolongan Allah SWT terus mengalir, mendapatkan tempat tidur diantara banyak
penumpang kelas ekonomi yang naik dari Tanjung Perak, rasanya ajaib, tetapi hal
ini masih berhubungan dengan masuknya terlebih dahulu ke kapal saat penumpang
lainnya masih menunggu di ruangan boarding.
17.50 Maghrib tiba, buka puasa
dengan kopi dan tape goreng, shalat berjamaah
di masjid.
19.00 Adik mengajak untuk makan
malam dengan sate klopo, suatu peristiwa yang tidak akan di sia2kan.
Bermotor bertiga, adik yang
mengendarai motornya, Fifi di depan dan saya gonceng di belakang.
Memasuki kota Surabaya dari jalan
Tidar dan terus berbelok di lampu merah dipersimpangan jalan besar.
Menikmati Surabaya diwaktu malam ini
sangat terasa beda dengan suasana Jakarta keseharianya, diwaktu malam begini di
Jakarta disibukan dengan kemacetan di jalan raya, dengan wajah pengendara motor
yang kucel kelelahan bekerja di siang hari nya, kemacetan tak nampak malam hari
ini di jalanan kota Surabaya.
Tiba di jalanan yang dipenuhi dengan
penjual makanan dimalam hari, dan letaknya sekitar utara dari Delta Plaza
Surabaya Gubeng.
Fifi yang biasanya makan sate cukup
tiga sekarang sepuluh, dan dengan susah payah ia harus menghabisi.
21.00 Masuk rumah sikat gigi dan
langsung tidur, ditengah malam tidak bisa tidur sebab yang namanya nyamuk
Surabaya datang menyerang.
Selasa, 2 September 2014
11.00 Jarod sang adik si Mayor
Kepolisian Polda Jawa Timur memberitahukan ke istrinya jikalau ia tidak bisa
pulang untuk mengantarkan saya kakaknya, ke terminal Bungurasih
Secepatnya memberitahukan Fifi untuk
bersiap meninggalkan rumah pamannya Surabaya untuk melakukan perjalanan ke
Wonorejo Lumajang.
11.45 Adik istri nya adik, atau adik
ipar, yang mengantar menuju pertigaan jalan dekat pasar Loak Demak, bertiga
naik motor, terlihat kembali bekas- bekas jalan kaki sewaktu kemaren menuju
rumah adik dengan berjalan kaki.
11.56 Mengambil shalat Dzhuhur dan
Ashar di musholah yang sangat sederhana di dekat pertigaan jalan pintu tol di
kawasan Demak.
12.30 Bus kota menuju terminal
Bungurasih.
13.05 Diatas bus Laju menuju
Probolinggo.
15.50 Tiba di Probolinggo dan ganti
bus
17.30 Sewaktu turun di depan
terminal Menakkoncar Wonorejo Lumajang Fifi minta susu, dan ada indomart yang
buka, langsung masuk.
17.40 Tiba di rumah ibu di
Wonorejo
Rabu, 3 September 2014
00.30 Terbangun sadar belum
menghubungi Tyas, ternyata bersamaan dengan masuknya SMS Tyas yang menghabarkan
mendarat di pelabuhan Makassar sekitar jam setengah satu malam kalau disini jam
setengah dua belas malam, yang menjemput ke pelabuhan adalah kakak istri dengan
putranya dan Aswan, kakaknya Tyas.
06.30 Sudah memasuki waktu shalat
Dlhuha jikalau wilayah Jawa Timur sebelah Timur seperti Wonorejo Lumajang ini,
hanya bisanya sebatas itu, secepatnya melaksanakan shalat, sebab hampir setiap
judul kegiatan mengandung masalah, untuk menuju khusnul chotima yang berarti
akhir yang baik maka perlu selalu mohon pada Allah SWT, khusnul chotima itu
tidak sepele. membaca surah Yasin.
08.40 Berangkat ke pasar Lumajang
untuk belanja oleh- oleh.
09.00 Tiba di toko penjual
oleh-oleh, toko itu tutup, sewaktu ditanya dengan pemilik toko di kiri kanannya
ia mengatakan ibu tua dan bapak usia tua yang berjualan di toko sebelah sedah
pindah ke Surabaya.
Ada toko penggantinya sejarak lima
toko dari toko pertama tetapi di informasikan jam setengah sepuluh toko buka.
Berjalan bersama Fifi menikmati
kesibukan kota Lumajang di waktu pagi saat pertokoan baru buka, jalanan yang
lebar dan satu arah dan bersih dan tidak ada lobang di jalan, membayangkan
jalanan di Cileungsi, lobang dimana- mana, berdebu dan macet.
09.30 Toko oleh-oleh yang ditunggu
buka nya itu akhirnya buka juga, di buka dari luar, artinya sipemilik toko
bertempat tinggal diluar tokonya, yang di beli khas Lumajang, hasil perkebunan,
yaitu satu bal kacang kapri, bungkus setengah kiloan kacang tolo goreng, jagung
jamodin, keciput.
Masuk pasar untuk membeli terasi dan
petis khas Lumajang, terasi dan petis disini bukan barang sepele, harga cukup
mahal dengan judul terasi saja, entah bahannya dibuat khusus barangkali,
akhirnya terpilih terasi yang kualitasnya nomer dua dan dari bau nya segar
udang nya sudah menggoda, demikian pula petisnya.
Di Lumajang yang namanya rujak
hitam, hitamnya itu dari petisnya rasanya aduh enak sekali dan harganya cukup
berani.
Sehingga dua jenis barang itu sangat
berharga sebab panganan hasil olahannya juga harganya mahal.
11.00 Pulang setelah berputar-putar
mencari ayam untuk lauknya fifi di kereta api besok.
15.00 Ngimami shalat Ashar di masjid
perumahan Wonorejo Indah.
17.25 Beberapa saat lagi masuk waktu
maghrib tiba-tiba saja listrik PLN padam, gelap mewarnai sebagian kota
Lumajang, entahlah, apakah ini berkaitan dengan BBM, sepengetahuan saya listrik
Lumajang Wonorejo sudah terkoneksi jaringan Jawa Bali.
Tetapi ada informasi jikalau
pemerintah kabupaten Lumajang suda membeli generator baru untuk memperkuat
listrik yang sudah ada.
Dan soal mati lampu, di Lumajang ini
sudah sering terjadi.
17.30 Saat buang air kok terasa
sakit dan ada benjolan, berarti awal terkena ambien, baru di sadari jikalau
selama di rumah ibu kurang makan sayur berserat seperti sawi.
20.00 Listrik PLN hidup kembali.
22.00 Tiba- tiba saja tenggorokan
Fifi sakit untuk menelan, suaranya parau, dan secepatnya berjalan keluar rumah
untuk pergi ke klinik terdekat, setibanya di klinik dokternya udah pulang,
seorang gadis penata apotik mau menerima keluhan, ia memberikan obat anti
radang untuk diminumkan ke Fifi separuh tablet.
22.30 Mulai menyiapkan air separuh
panas untuk diminumkan mendorong obatnya dan istirahat tidur.
Kamis, 4 September 2014
04.30 Keluar rumah Wonorejo Lumajang
Jawa Timur bersama Fifi, setelah shalat Shubuh dan salam-salam dan cium pipi
ibunda tersayang, Fifi cukup lama memeluk neneknya, dan diiringi ucap
Assalammualaikum Wr Wb kaki melangkah meninggalkan ibunda sendirian, tanpa
menoleh kebelakang lagi, pagi masih gelap, dan jalanan Probolinggo - Jember
masih sunyi, berjalan dahulu untuk beberapa ratus meter menuju bus yang sudah
parkir menanti penumpang, pintu keluar terminal sering dijadikan tempat mangkal
menunggu penumpang.
04.45 Saat bus itu dimasukin, hanya
ada belasan penumpang saja yang ada di dalam bus.
04.47 Bus berangkat membela dingin
kaki sisi timur utara gunung Semeru.
06.30 Terminal Probolinggo disini
ganti bus menuju Surabaya.
08.20 Tiba di terminal Bungurasih
Surabaya
disini Fifi minta untuk ke Toilet
terlebih dahulu.
08.30 Menaiki bus kota tujuan stasiun
Gubeng, bus kosong, menjadi penumpang pertama yang menaiki bus, tidak lama
kemudian masuk dua orang gadis sekolah menengah dan berikutnya ibu madura,
hingga bus itu penuh.
09.00 Bus berangkat meninggalkan
terminal Bungurasih, melintas kota Surabaya dari arah Wonokromo, pagi awal
kegiatan kota Surabaya, tidak dijumpai kemacetan.
10.00 Tiba di stasiun Gubeng
Surabaya, ruang tunggu untuk keberangkatan dengan kereta api Gaya Baru Malam
Selatan dibuka jam sebelas, setelah menitipkan dos oleh-oleh dan air minum
dengan petugas pintu, saya bersama Fifi bergerak cepat dalam waktu empat puluh
menit harus mendapatkan makanan yang akan dimakan di dalam kereta, mengingat
membawa Fifi, saya sih puasa hari Kamis hari ini.
10.08 Memasuki Delta Plaza, yang
dibeli adalah nasi empat bungkus, air minum satu botol besar, sprite satu botol
besar, satu kue gabin, satu biskuit roma rasa kelapa, dua botol susu dua ratus
sembilan puluh cc, biskuit wafer
coklat selamat, satu biskuit togo, dibayar dengan kartu, sehingga terasa
gratisnya.
10.45 Sudah berdiri di depan pintu
penjagaan masuk ruang tunggu, tinggal lima belas menit lagi kata penjaga.
11.00 Masuk ke ruang Tunggu.
11.35 Terdengar adzan shalat Dzhuhur
saat bersamaan rangkaian kereta mau memasuki stasiun.
11.36 Mengambil air Wudhlu di saat
menunggu rangkaian kereta memasuki stasiun, dengan membersihkan badan sebersih-
bersihnya sebab air cukup berlimpah.
11.40 Kereta Gaya Baru Malam Selatan
datang.
11.50 Setelah dapat tempat duduk
sesuai yang tertera di tiket, langsung mengerjakan shalat Dzhuhur dan Ashar,
segarnya badan masih terasa sebab basahnya air wudhu masih terasa sejuk.
12.00 Kereta Berangkat.
15.00 Stasiun Madiun
16.00 Stasiun Solo
17.40 Stasiun Jogja, langit senjah
sudah terlihat tetapi waktu maghrib untuk buka puasa belum tampak.
18.00 Sudah masuk Maghrib, buka
puasa dengan keindahan, kereta sudah berjalan terus menuju barat.
21.00 Memasuki stasiun Purwakarta.
Jumat, 5 September 2014
00.01 Kereta berhenti lama diruas
Cirebon Cikampek, berjalan sebentar dan berhenti lama, sebab kereta eksekutif
sudah banyak yang begerak ke Jakarta, dan kereta ini memiliki hak berjalan
terlebih dahulu dari kelas yang lebih rendah, jam begini ini banyak kereta yang
hendak masuk ke Jakarta, sehingga di stasiun Cirebon terlihat banyak kereta
yang parkir.
01.12 Memasuki stasiun Perujakan
kota Cirebon.
Turun dari kereta menikmati luasnya
apron stasiun perujakan yang memiliki dua ruas arah rel kereta, arah ke Jogjakarta
dan arah ke Semarang.
02.00 Kereta berhenti lama di
stasiun Bekasi, Bekasi diwaktu pagi dari rel kereta api yang menonjol tingginya
menara masjid jamie nya yang berdiri tegak dengan sinar lampu nya yang kuat.
02.15 Memasuki stasiun Jatinegara
dan sebagian besar penumpang Kereta Api Gaya Baru Malam turun di sini.
Fifi turun dengan sigapnya dan saya
tawari untuk meminum susunya, ia bilang kalau habis minum susu khawatir akan
buang air besar, tidak lama kemudian masuk kereta api Eksekutip Gumarang dari
Pasar Turi Surabaya.
02.19 Meninggalkan stasiun
Jatinegara dengan menembus para penjual jasa angkutan taksi, bajay, mukrolet,
mobil charteran, berjalan perlahan- lahan menuju masjid baru di dekat pertigaan
jalan tembus dari Jatinegara Timur ke jalan Jatinegara Barat.
03.15 Masjid .. .. .. .. yang ngak
sempat di baca namanya, berdampingan dengan SPBU, di pertigaan jalan Jatinegara
dengan tembusan jalan dari jatinegara timur ke jatinegara barat.
Berdiri didepan pintu pagar yang
terkunci dan ternyata dari balik pagar ada seorang yang duduk dan dia
mengingatkan, pemegang kunci belum datang pak, nanti jam empat baru datang,
kalau mau shalat di SPBU saja pak musholahnya tidak dikunci.
Saya perhatikan disamping masjid ada
SPBU, kesana pula kaki melangkah, akhirnya bisa shalat tahajud di musholah
SPBU.
Musholah di SPBU itu kecil saja
ukuran ruangnya, ada tempat wudlhu dengan air berlimpah.
Inikan SPBU, bukan masjid dan musik
yang di lagukan adalah musik barat jaman Jhon Lennon.
04.00 Keluar dari SPBU untuk menuju
masjid, betul juga pintu pagar terluar sudah terbuka.
Masjid ini setiap melintas dengan
busway di jalan raya di depannya sudah mengundang untuk mampir dan shalat, tapi
baru sekarang terkabulkan.
Setelah shalat dua rakaat dan
dilanjutkan dengan membaca Al-Quran.
04.36 Adzhan Shubuh di kumandangkan.
04.56 Shalat Shubuh dengan sujud
tilawah Al-Sajjadah
05.15 Meninggalkan masjid untuk
melangkah menuju halte busway yang terdekat didepan RS Mitra Keluarga
Jatinegara Kampung Melayu.
05.19 Lupa atau bagaimana kok kartu
busway ngak terbawa, untungnya boleh membeli dua ticket busway walau kelupaan
membawa kartunya.
05.20 Busway udah datang langsung
naik, sepagi ini sudah penuh
06.10 Terminal Kampung Rambutan
06.56 Flyover Cileungsi untuk ganti
angkot.
07.12 Pasar Gandoang, turun untuk
cari ojeg
07.20 Masuk rumah
Sabtu, 6 September 2014
Uang yang hendak diberikan kepada
paklik Bambang di Tempeh Lumajang, uang sudah di bawa hingga ke Wonorejo
Lumajang, tetapi saat itu bersamaan kesulitan BBM, angkot- angkot di kota
Lumajang, maka tidak jadi di sampaikan ke paklik Bambang, dan sekarang hari
Sabtu masih ada Kantor Pos buka walau setengah hari, maka cepat- cepat
berangkat ke Cileungsi
Minggu, 7 September 2014
Senen, 8 September 2014
Selasa, 9 September 2014
01.09 Tersadar saat mendengar Fifi
terbatuk- batuk.
01.12 Masuk dapur dan mencari
kunyit, ada satu jari, kupas, cuci, bangunkan Fifi untuk memakan kunyit dan
setelah itu Fifinya tertidur lagi.
01.30 Shalat Tahajud dan dilanjutkn membaca
Al-Quran surah Al-Imran.
04.00 Tenggorokan terasa seret
sekali dan merasa sedikit demam, berarti awal gejala sakit tenggorokan,
secepatmya membuka kunyit dan di cuci dan dimakan dan ditelan perlahan- lahan.
09.00 Mengantar Fifi sekolah dengan
motor laki, yang tadi pagi sempat mogok sewaktu mengantar Astari, setelah Fifi
nya turun balik lagi menyusuri jalan dan menjemput ibunya yang akan ikut juga
mencari susu buat Fifi.
09.30 Giant Metland Cileungsi untuk
mencari susunya Fifi.
11.00 Masuk rumah, membuat teh panas
sambil menyobek roti yang dibeli dari Giant beberapa jam lalu.
Rabu, 10 September 2014
15.30 Dibantu Fifi untuk memetik
buah mengkudu untuk dibuat jus sayur.
16.30 Minum jus sayur di saat badan
masih terasa kurang segar, jus terdiri dari, buah mengkudu, terong ungu, sawi,
wortel dan buncis.
21.00 Mempersiapkan berita untuk di
kirim ke Harian Online Kabar Indonesia, akhirnya tertarik terhadap gerakan ISIS
terhadap semangat petualangan pemuda Indonesia, nyatanya di Irak pusat nya ISIS
sudah ada orang Indonesia yang ikut.
22.30 Berita ke dua sudah
dikirimkan, kalau berita pertamanya dikirimkan saat Juli 1999
rasa nya membahas perjalanan Kereta
Api, lama tidak kirim berita lagi ngak tahunya sewaktu buka email ada tawaran
akan melengkapi pewarta Harian Online Kabar Indonesia dengan identitas Perss
Card, saya tetarik sehingga mengirimkan berita kedua beberapa menit lalu.
23.00 Ada jawaban resmi dari Kabar
Indonesia jikalau saya sudah dinyatakan sebagai pewarta harian online sejak
Juli 1999.
Hanya saya saja yang tidak aktif
mengirimkan berita lagi.
Kamis. 11 September 2014
04.00 Makan sahur untuk puasa sunnah
hari Kamis.
09.00 Mengirim pas photo dan KTP ke
harian online kabar indonesia sebagai persyaratan untuk di terbitkan
Internasional Perss Card Harian Online Kabar Indonesia.
Hari ini terasa panas sekali,
kemungkinan suhu udara diatas 32 o Celcius, terasa, bagaimana Bandung yang
ditebangi pohonnya.
Sore hari sekitar jam empat sore,
tenggorokan kembali sakit, sekarang diiringi batuk, pemikiran yang timbul
adalah bagaimana kalau buka puasanya minum jus sayur
Jumat. 12 September 2014
16.00 Dapat informasi dari
Kabarindonesia.com bahwa tulisan saya menyoroti ISIS terhadap semangat
petualangan generasi muda Indonesia diterima dan akan ditayangkan.
Sabtu, 13 September 2014
09.00 Berburu lauk ayam untuk
konsumsi anak- anak, sejak kemaren sore sudah habis bahan makanan, bermotor
bersama Fifi terlebih dahulu yang hendak berangkat kesekolah, sementara ibunya
berjalan.
Setibanya di sekolah, Fifi turun dan
motor kembali menemu ibunya yang jalan, akhirny bermotor bersama- sama ke Giant
Metland untuk mencari ayam.
Minggu, 14 September 2014
Berburu cingur sapi.
Senen, 15 September 2014
07.30 Setelah shalat Dlhuha teringat
jikalau hari ini harus ke Taman Harapan Baru Bekasi, sebab istri almarhum mas
Ajar Sanjoyo akan berangkat ibadah Haji hari sabtu besok.
Hanya bersarung shalat bermotor
untuk mencari olie, berangkat dengan motor laki, sendiri saja.
08.00 Bengkel yang biasa di beli
olienya itu pagi ini terlihat tutup, mulai bermotor dari bengkel ke bengkel
untuk menanyakan olie motor, rata- rata jawabannya olie yang delapan ratus cc
yang dijual, ngak sampai satu liter.
08.30 Dipertigaan Gandoang motor
diarahkan ke Panangak disana ada toko onderdil motor dengan harga grosir.
Ber motor per lahan saja, sebab
daerah sini rawan kecelakaan, sudah berapa banyak tetangga yang meninggal
kecelakaan lalu lintas disini.
08.50 Olie di dapat dan langsung
pulang
09.00 Berangkat menuju rumahnya
almarhum mas Ajar di Taman Harapan Baru.
10.00 Terjebak kemacetan di
Cipendawa Batargebang Bekasi, berdampingan dengan mobil industri yang besar-
besar.
10.20 Bekasi Barat stadion olah raga
Bekasi.
11.00 Melintas di ujung jalan yang
berdampingan dengan sungai kecil, diujung sana tepat pemberhentian angkot 30
ada pasar.
Tetapi ini melintas di sisi kanan
sungai yang banyak sekolahannya, yang menonjol adalah pemandangan motor di
parkir di sisi jalan banyak sekali, berarti anak murid disini kesekolah naik
motor.
11.15 Tiba di rumahnya mas Ajar
Almarhum
Memasuki rumah almarhum mas Ajar,
serasa mas Ajar nya sedang bekerja atau melakukan kerja luar kota.
Istri langsung terlibat dengan
obrolan istrinya mas Ajar.
11.50 Makan nasi padang
12.05 Shalat Dzhuhur
13.00 Meninggalkan rumah nya mas
Ajar setelah menitipkan sedikit uang untuk di berikan kepada siapa saja yang
menyapu lantai masjidil Haram di Makkah.
14.15 Kompleks perumahan pegawai
Pekerjaan Umum di Batargebang Bekasi.
Pak Dhofir sesama pensiunan
departemen pekerjaan umum yang dituju, siang itu ia ada di luar rumah.
Setelah dihubungi melalui Hp, ia
akan pulang.
14.35 Pak Dhofir datang, ia hendak
menikahkan anak perempuannya tanggal 18 Oktober bulan depan, saya diharap
kehadirannya.
15.25 Shalat Ashar di masjid depan
rumah pak Dhofir
15.35 Meninggalkan rumah pak Dhofir
Langsung motor di hidupkan, dan tak
lama kemudian, mampir terlebih dahulu dirumahnya pak Hary yang belum pensiun.
15.55 Memasuki rumah pak Hery,
anak-anak pak Hary sekarang sudah besar.
16.00 Selamar tinggal Batargebang,
sekarang memasuki kemacetan Cipendawa.
18.05 Masuk rumah
Selasa, 16 September 2014
08.00 Mempersiapkan literatur untuk
menyusun tulisan perumahan berkelanjutan sebagai syarat untuk melamar menjadi
pelopor permukiman berkelanjutan.
09.00 Mengantar Fifi masuk sekolah
sambil memasukan motor ke bengkel AHAS HONDA, mengingat motor sering di
jatuhkan istri.
Pulang jalan kaki.
12.00 Masih berkutat di UU masalah
Perumahan dan Permukiman
17.00 Telephon dari bengkel jikalau
motor sudah selesai.
17.15 Berangkat bermotor bertiga ke
bengkel AHAS HONDA GANDOANG yang ikut Fifi dan ibunya.
17.35 Bermotor beriringan ibunya di
depan mengendarai motor sendirian dan saya berdua dengan Fifi bermotor
mengikuti dari belakang.
20.00 Melanjutkan analisa konsep
permukiman berkelanjutan
20.30 Ngantuk yang bersangatan
datang
Rabu, 17 September 2014
05.30 Sudah mulai menyusun segala
persyaratan untuk berminat menjjadi pelopor permukiman berkelanjutan.
Permasalahan pertama dijumpai saat
menyusun konsep ideal nya suatu kawasan permukiman.
07.00 Shalat Dlhuha dua puluh
rakaat.
08.00 Sarapan dengan tauge kukus
cukup banyak, terispirasi dari makanan orang Vietnam dengan menu tauge kukus,
nasi dan daging rebus.
10.00 Tulisan untuk melamar menjadi
City Changers sudah selesai
10.11 Mengirim email kepada panitia
Habitat yang akan mengumpulkan orang 100 orang untuk dijadikan pelopor
permukiman berkelanjutan
10.22 Mendapat email balik jikalau
kiriman email persyaratan menjadi pelopor permukiman berkelanjutan sudah
diterima.
14.55 Istri minta ikutan sebagai
City Changers, dengan pemikiran apakah selama ini ia sebagai pekerja sosial tidak memiliki pemikiran sebagai penghuni kota yang baik, akhirnya harus bertanya dahulu, bagaimana sepengetahuannya ia terhadap pengertian City Changers, sebab dari sini bisa dibuatkan perumusan pemikirannya untuk dijadikan konsep dan dikirimkan ke panitia, uraian nya adalah sebagai berikut. akhirnya berkasnyapun dikirim.
Persyaratan menjadi I
‘M A CITY CHANGER.
---------------------------------------------------------
Impian permukiman
layak huni
Tak hanya bisa di tinggali, kawasan perumahan yang ideal
seharusnya memiliki fasilitas penunjang
lainnya seperti, taman-taman, transportasi lingkungan yang bebas bayar, tidak
terganggu oleh buangan sampah, apalagi buangan sampah dari ibu kota yang sering
dibuang di wilayah perdesaan, apakah masyarakat perdesaan bukan manusia.
Fasilitas air minum dan pembuangan sampah cukup memadai
Tersedianya jalan lingkungan
Tedapatnya alat pengukur kepadatan permukiman suatu ruas
jalan yang bisa memberitahukan bahwa malam ini ruas jalan ini di huni oleh
sekian banyak jiwa yang tidak sebanding dengan luas lahannya maka sebaiknya
dikurangi jumlahnya dan jangan ditambah lagi.
Alat monitoring ini terpasang di pintu masuk ruas jalan
permukiman sehingga bisa menginformasikan ke setiap orang untuk di taati.
-------------------
Yang telah dilakukan untuk mewujudkan impian permukiman
layak huni
Apa yang telah dilakukan untuk mewujudkan impian permukiman
layak huni tersebut, disebabkan kerena bekerja mandiri, maka sesuatu yang telah
dikerjakan adalah,
1.Membentuk Majelis Pengajian ibu- ibu Al-Afif yang telah
berjalan , sebab dari kelompok pengajian ini bisa di sampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan: Peningkatan Kesejahteraan Keluarga, Perintah dan larangan
Agama, Menjaga lingkungan, Mepertahankan harmonisasi dengan lingkungan
permukiman, dan Pembinaan untuk mewujudkan Kota yang layak huni, produktif,
berjati diri dan berkelanjutan.
2. Melibatkan diri dalam struktur desa dan struktur
pemerintahan yang ada hingga ke tingkat pemerintahan Kabupaten.
3. Melakukan pengamatan mandiri untuk tetap menjaga agar
keinginan untuk mewujudkan impian permukiman layak huni itu berlangsung
Permasalahan permukiman yang ada
Permasalahan permukiman yang sangat menonjol adalah :
1.
Urbanisasi
2.
Padat penghuninya
3.
Berpenghasilan rendah
4.
Sanitasi lingkungan
5.
Sampah
6.
Kebutuhan air bersih
7.
Genangan banjir
8.
Keamanan dari tindakan pelaku kriminal
Siapa yang terlibat dan peran nya untuk mengatasi
permasalahan permukiman
1.
Penghuni pribadi berperan untuk menjaga se bisa
nya ke harmonian permukiman yang serasi.
2.
Rt dan Rw untuk melakukan harmonisasi lingkungan
yang lebih luas
3.
Tokoh Masyarakat
4.
Kepala Desa, apabila berkaitan dengan ijin
penggunaan asset Negara dalam sekala kecil
5.
Kecamatan, untuk sinkronisasi program Kabupaten
dan Kecamatan.
6.
Pemda Kabupaten untuk menerima masukan dan
usulan.
Beberapa idea apabila berperan sebagai penggiat permukiman
berkelanjutan ( City Changer ) dengan melibatkan warga.
1.
Berbicara melalui Majelis Taklim Ibu-ibu untuk
mengkapanyekan kehidupan yang sehat dalam permukiman yang terbatas untuk
mencapai permukiman yang layakhuni.
2.
Berbicara melalui Majelis Taklim Ibu-ibu dan
lingkungan yang lebih luas untuk menuju peningkatan taraf kehidupan dan bisa
memperbaiki rumah tinggalnya dari kekumuhan.
3.
Mencari sponsor untuk memperbaiki lingkungan
perumahan agar tidak menjadi kumuh
Demikian kami susun tulisan ini untuk menjadi syarat sebagai
City Changer
Penyusun, Hj Mariani BSW
Lampiran 1. Data diri :
1.
Nama : Hj Mariani BSW
2.
Alamat
: Puri Cileungsi E7 No 10
Gandoang Cileungsi Bogor.
3.
Telephone:
8234827 ; 0878 7067 2039.
Lampiran 2. Foto.
Lampiran 3. KTP.
Kamis, 18 September 2014
Jumat, 19 September 2014
Sabtu, 20 September 2014
Minggu, 21 September 2014
05.30 Bermotor bersama istri menuju
pasar, ada yang spesifik kali ini adalah dapat membeli ikan patin kering asin,
sangat jarang mendapatkan ikan patin kering.
08.00 Saat sarapan bisa dirasakan
nikmatnya ikan patin di goreng dimakan bersama sambal petis dan lalapan
sayuran.
09.00 Kerja bhakti lingkungan RT.
Matahari panas terik, empat orang
yang sibuk membuat papa nama blok jalan perumahan bersimbah peluh, ada teh
panas datang, udara panas minum teh panas enaknya luar biasa.
Senen, 22 September 2014
Puasa sunnah hari Senin.
Selasa, 23 September 2014
10.00 Mendapat telephon dari panitia
City Changers bahwa saya dan ibunya diterima sebagai Penggiat Perubahan Kota.
Ibunya sampai bersujud kerena
gembiranya, pendidikan mulai tanggal 28 September 2014.
Rabu, 24 September 2014
16.00 Pengajian dan pembagian
sembako teruntuk anah yatim dan orang tidak mampu.
Diselenggarakan dirumah sehingga
butuh tenaga besar untuk mempersiapkan ruang
Kamis, 25 September 2014
Puasa Sunnah hari Kamis
Jumat, 26 September 2014
15.00 Mengirim uang sapi kurban
Iedul Adha ke Pangkep.
Pengiriman pertama.
Sabtu, 27 September 2014
01.00 Terjaga dari tidur sebab
televisi tidak dimatikan oleh Astari, Astari nya sendiri tertidur.
Matikan TV.
Tetapi kesadaran untuk menyimak
kembali masalah perkotaan menjadi tantangan untuk tidak tidur lagi.
02.00 Ibunya bangun dan belajar
kembali konsep- konsep pembangunan kota, istri mewakili wilayah Jawabarat.
03.30 Shalat Tahajud
Minggu, 28 September 2014
Tiada ulasan:
Catat Ulasan