selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Khamis, September 29, 2011

Bulan Ramadhan 1342 tahun 2011





Senen 1 Agustus 2011

Jam 02.10 terbangun setelah Hp berdering,

membantu mengerjakan urusan air, mengisi

ember yang kosong, 02.30 shalat tahajud

03.10 ngaji Al-Quran

03.30 Makan sahur

Tiba- tiba jam 04.05 badan terasa dingin, saya cepat sadar untuk secepatnya membuat rebusan panci presto segenggam kacangijo dan segeggam kedelai jam 04.20 dimakan kacangijo kedelai lunak itu berdua dengan istri dan setelah itu badan terasa enak dan hangat.

jam 09.00 Shalat Dlhuha

Tetapi malam hari setelah pulang dari masjid setibanya dirumah akan makan, makanan sudah di siapkan dan sudah dimakan beberapa suap, kok tiba - tiba sakit perut, langsung buang air, tidak keluar, tapi sakitnya melilit, terasa lemah badan, keringat dingin, keluar juga sedikit, sampai merintih berkali- kali kerena sakitnya, istri minta secepatnya membersihkan diri, saya cepat melakukan dan keluar dengan badan lemah, langsung menebarkan sarung dan tidur disitu melingkung sebab menahan sakit, istri datang dengan membawa minyak tawon, digosoknya perut yang keram dan terasa hangat, hilang rasa sakit, makan malam dilanjutkan lagi.


Selasa 2 Agustus 2011

Terbangun jam 02.00

Blender karetnya rusak, semalam sewaktu ketemu pak Kosim di Masjid, ia mengatakan susah mencari sparepart nya.

Pagi ini sewaktu membuat rebusan kacang ijo dengan kedelai sudah lunak dan matang dihidangkan begitu saja tanpa di blender lagi, memang kurang enak.

Setelah makan sahur dimana Imsyak sebagai batas halal dan haram waktu makan

kurang satu menit lagi Tyasnya muntah, saya sempat berfikir muntah kerena apa.

Tyas tidak membatalkan puasanya, tetap bertahan puasa.

Jam 08.45 sudah di halaman bank Syariah Muamalat kompleks pendidikan Yayasan Panglima Besar Sudirman, di Cijantung, saat itu udara mulai terasa panas di bulan puasa hari kedua ini, terasa benar Agustus ini.

Jam 09.07 bank mandiri Plaza PP Simatupang, motor diparkir di depan, kemudian berjalan menuju loby Plaza yang bersatu dengan kantor pusatnya Kontraktor PP.

Terlihat dari luar yang mengantri di bank sudah cukup banyak tetapi di arah saya hanya ada tiga orang antrian, sehingga waktu tunggunya tidak terlalu lama, betul juga jam 09.10 saya sudah didepan kasir, ada dua permintaan transfers satu untuk uang bulanannya Aswan dan yang satu untuk uang bulanannya Tyas, yang dibawa pulang adalah uang untuk belanjanya mama sebulan, uang untuk menyantuni anak Yatim di kompleks Puri Cileungsi, uang untuk pembayaran cicilan uang sekolahnya Yasin, uang pengganti kiriman ke anakyatim NTT tadi sebelumnya di jam 08.40.

Perjalanan dilanjutkan kekantor, dan jam 09.30 sudah dikantor, langsung tenggelam dalam kerutinan kantor.

Siang hari mencoba berburu lauk untuk anak- anak sebab kemaren yasinnya sempat mengungkapkan keinginannya untuk makan soto daging, sehingga siang ini saya berfikir bagaimana untuk membeli daging itu, supermarket besar bernama Cerefure di belakang kantor sudah di masukin siang itu, sempat berjumpa beberapa pegawai kantor yang tidak berpuasa sedang mencari makan siang.

Penataan supermarket itu sedang melakukan kerja cepat, guna menampung penyewa baru kopi starbuck ( terlihat dari spanduknya ), kalau di tuntunan menghidupkan ilmu agama menurut Gazhali, orang islam dilarang makan minum dipinggir jalan agar kalau dimintai kesaksian dia tidak mengatakan saya tidak melihat sebab sedang asyik dengan makananan saya, penolakan itu yang tidak disenangi oleh islam.

Gerai daging sudah saya datangi dan ternyata harga daging bisa di terima tetapi jenis dagingnya tidak enak untuk dibuat soto.

Pindah supermarket di depannya, Giant supermarket Pondok Indah, dan setelah masuk lorong deretan kios penjual pernak pernik dan sepatu, baru ketemu lorong masuk supermarket, ini termasuk supermarket yang tidak aman bahaya kebakaran dan escape nya.

Harga daging sama dengan di Carefure dan jenis daging cocok dibuat soto, sebab Tyas di rumah ngak suka daging yang berlemak.

Sekalian membeli keperluan lain seperti untuk takjilan masjid untuk kali ini dibelikan kurma.

Dalam perjalanan pulang siang itu shalat Ashar dimasjid Kompleks Pelatihan Pemuda di Cibubur, berteman dengan banyak para Paskibra yang sedang menjalani latihan untuk upacara tujubelas agustus beberapa minggu lagi.

Saat melewati masjid di depan Terminal Bus Cileungsi, kurma yang dibeli tadi diserahkan ke penjaga masjid untuk dijadikan makanan pembukaan takjilan nanti menjelang maghrib.


Rabu 3 Agustus 2011

Pagi hari terbangun jam 01.30 mulai ngurus air dan menghangati makanan, kebetulan juga ibunya belum mempersiapkan nasi, sehingga waktu yang panjang ini sempat menanak nasi, juga me presto kacang ijo dan kedelai.

Jam 02.30 masuk mengerjakan shalat dan ngaji, pembacaan Al-Quran sudah masuk jus 5.

Jam 03.00 makan blenderan halus kacang ijo dan kedelai, terbagi tiga, saya istri dan Tyas, Tyas dibangunkan perlahan-lahan untuk bangkit memakan blenderan kacang ijo dan kedelai itu.

Anak yang lain masih tidur, dimakan sesuap- suap sebab blenderan itu masih panas, halusnya menghangatkan jiwa.

Makan sahur sebenarnya mulai jam 04.00 dengan makanan utama soto daging buatan ibunya.

Sore hari akan mengantar takjil buka puasa di masjid depan terminal Cileungsi, bermotor bersama Fifi, tiba2 motor mati setelah berkali- kali maju mundur akhirnya motor hidup, motor hidup saat motor diarahkan kebelakang sekolah dasar negeri Gandoang sekolahnya fifi, dimana ada halaman kosong, setelah itu berputar arah melewati jalanan sempit di samping sekolahan nya Fifi yang lagi libur, kemudian ketemu jalan raya dan langsung melesat menuju masjid depan terminal Cileungsi.

Matahari sudah merendah, saya duga tidak terlalu lama lagi maghrib tiba, banyak orang tidur didalam masjid, cukup banyak orang , setelah itu bermotor pulang, ramainya bukan main di jalanan, rupanya ada kebudayaan baru yang masih baru bersemi, yaitu melepas waktu menunggu buka puasa dengan bermotoran perlahan- lahan dalam lingkungan kenalan dan keluarga, Cuma yang jadi pikiran ini kan Jalan raya, nasib orang banyak berakhir di jalan raya, apa mau nambahi kurban lalu lintas.

10 menit sebelum adzan maghrib sudah dirumah


Kamis 4 Agustus 2011

07.30 berangkat dari rumah motor hidup istri ikut sebab akan membayar uang cicilan sekolahnya Yasin, motor ya didorong, ya di stater dengan di engkol, di dorong, tapi motor tidak mau jalan, motor di arahkan mendorongnya ke bengkel terakhir motor di tangani, tidak mau menunggu lama, kemudian istri minta jalan dahulu dengan naik angkot menuju Jonggol.

Saya sendirian menunggu bengkel buka, rantai sepeda motor masih melingkari bengkel motor sederhana ini sambil menunggu saya mencoba untuk meengkolnya lagi, juga ngak mau hidup, setelah itu terdengar dari belakang ada suara motor mendekat ternyata pemilik bengkel sudah datang dengan motor tuannya, ia seorang keturunan china, ia pernah berceritra jikalau bengkelnya ini sudah dua kali dibobol maling.

Tiba-tiba sewaktu saya mencoba mestaternya dengan mengenkolnya dengan kaki motor hidup lagi saat tukang bengkel baru datang dan baru membuka pintu bengkel. Langsung saya pamitan dan motor terbang lagi menuju ke Kantor.

Jam 09.00 di kantor.

Jam 10.08 tiba di Poltekes Hang Jebat

Rapat pembahasan

Jam 12.00 shalat di masjid Pertamina

jam 14.23 hujan lebat saya harus keluar menyelamatkan jiket yang saya taruh diatas motor.

masih rapat.

Sore ini hujan menyerang setelah shalat maghrib dan buka puasa di masjid kompleks Perumahan Kodam Jaya Cibubur, soal takjil atau makanan untuk berbuka puasa hari sedikit unik, uniknya yaitu, sejak tadi pagi perjalanan kekantor, sewaktu melewati pedagang Aldi Donat di kawasan Ranco, Jalan Simatupang, dimana toko donat itu semenjak puasa pertama tutup hingga puasa ke dua, hari ini buka dan saya membeli satu dos donat untuk di niatkan memberi takjil di masjid yang dijumpai nanti sore dalam perjalanan pulang.

Sore ini sudah dalam perjalanan pulang, lokasi di Cijantung, mendung sudah bertengger di arah jalan pulang, pasti kehujanan lagi, pedagang makanan buka puasa sudah berbaris sejak dari rumah sakit tentara di jalan kesehatan tadi hingga di depan yayasan pendidikan Sudirman

Terpilih masjid di jalan raya Bogor lama, di bilangan Ciracas disamping gedung olah raga Jakarta Timur untuk diberikan takjilan, setelah masuk wilayah masjid yang sore itu banyak terlihat pemuda menunggu di pintu masuk, suatu pemandangan yang tidak santun, sebaiknya ramai di dalam masjid, bagian penerimaan takjil ada dibelakang, sewaktu saya menuju tempat itu terlihat beberapa orang sedang menuangkan kolak dari panci besar ke tempat wadah gelas plastik dalam satu baki yang tersusuj rapi, takjil saya serahkan sebagai tambahan aneka hidangan bagi umat yang berbuka.

Berangkat lagi, mendung semakin tebal, kemacetan di pasar Ciracas, masuk jalan Kelapa Dua Wetan, Cibubur, masuk kompleks Kodam, mancari masjid dipojok kompleks yang biasa shalat maghrib di tempat itu sewaktu berjalan pulang dan maghrib datang.

Masuk ke masjid, langsung di songsong seorang pemuda yang bertanya berbagai hal, masalah terbakarnya pahala kebaikan yang dilakukan seorang jikalau ria, kejamnya kehidupan sebab dia belum bekerja, masuk ngak polisi kedalam surga sebab kalau menilang minta dua ratus ribu.

Hujan didapat setelah keluar dari masjid Cikeas menjelang malam saat itu macet luar biasa, kemacetan terjadi kerena truk berkepala merah rusak dan nongkrong ditengah jalan, hingga masuk rumah agak terlambat, saat adzan isyak berkumandang baru masuk rumah


Jumat 5 Agustus 2011

Mencari sepatu buat Fifi, Yasin, Astari, Tyas dan istri, suatu pekerjaan yang sangat memakan waktu, pertama tidak di suatu tempat ada semua permintaan sepatu yang dicari, contohnya siang ini setelah Jumatan, masuk Carefure, perhatiannya tidak ke daging ikan atau susu tetapi khusus sepatu, ternyata asumsi saya harga sepatu diatas seratus ribu rupiah.

Berfikir keras, tidak ada sepatu yang agak miring, sebelum memutuskan untuk meninggalkan carefure untuk mencari harga sepatu yang lebih miring, berkeliling dahulu mengitari counter sepatu terutama untuk sepatu anak- anak buat Fifi dan sepatu atau selop lah untuk ibunya.

Sudah di Giantsuperstore, lebih tertarik ke gerai – gerai sepatu yang menghadirkan sepatu berbagai jenis tetapi jangan ditanya kualita nya, kurang, tetapi disini sepatunya Tyas dan Astari didapat, saya perhatikan kondisi sepatu ini hanya berumur seminggu, sebab beban badan yang disandangnya, terutama Astari cukup berat, disini ada dialog, kualitas dipentingkan harganya naik dan tak terbeli, atau kualita di turunkan hargapun terbeli, tapi patut di jadikan pertimbangan pula, kehidupan ini tidaklah fanah, apalagi sepatu, pastilah rusaknya, untuk menolong kegembiraan anak- anak menghadapi lebaran yang yang masih lama, tetapi sekarang rajin puasanya, apalagi Fifi, semangat puasanya tinggi, tetapi setahu saya hari ini Fifi ngak puasa, sebab tadi pagi tidak makan sahur.

Sepatunya Astari dan Tyas sudah terbeli, sekarang mencoba mencari di gerai yang lain untuk sepatunya Yasin sianak laki, gagal, masuk ke basement dimana super market diletakan, melewati banyak orang yang antri untuk dipijat di mesin duduk pemijat di etalase supermarket, dan langsung masuk gerai sepatu, dapat sepatunya Yasin harganya dan kualitanya sangat bagus kualitanya dan harganya sangat murah, kembali memikirkan sepatunya Fifi si anak perempuan usia 8 tahun ini, teringat jikalau di Carefure tadi ada sepatu untuknya, balik lagi memasuki carefure, sepatunya Fifi dan istri akhirnya didapat juga, dari segi urutan harga, harga yang termahal tetapi masih dibawah seratus adalah sepatunya Fifi, kemudian selop hak tinggi ibunya, kemudian sepatunya Yasin kemudian sepatunya Astari dan Tyas.

Saat dalam perjalanan pulang, dimana takjilan yang tadi dibeli berupa Aldy Donat satu dos ini di sampaikan, terpilih dalam perjalanan pulang, masjid didepan Terminal Cileungsi, sore itu si penjaga masjid yang juga membuka warung di halaman sisi masjid sedang duduk- duduk menanti buka puasa, saya langsung mendekati dengan motor dan menyampaikan sambil melambaikan tangan mengucapkan salam dan motor bergerak lagi.

Teringat kepada apa makanan kesukaannya Fifi, ingat jikalau Fifi suka dengan bubur daging, masuk ke supermarket baru di Cileungsi khusus untuk membeli daging cincang, motor diparkir disisi jalan luar kompleks supermarket tetapi tepat di depan loby, masuk, langsung ke gerai daging, dan bayar, cukup mengambil waktu 3 menit, sebab cuaca maghrib sudah hampir datang, jangan sampai buka puasa dijalan.

Betul juga saat menanti buka puasa ibunya membuat bubur daging buat Fifi, dan setelah maghrib datang tidak beberapa lama, Fifinya lahap memakan bubur daging tadi.


Sabtu 6 Agustus 2011

Sore belum terlalu redup, maghrib masih lama, saatnya mengantarkan makanan takjilan buka puasa di masjid yang terpilih, masjid yang tergambar didalam benak, mulai mempertimbangkan untuk memilih masjid yang terdekat dari rumah dengan konsepsi bahwa ini bukan hari kerja sehingga di hindari keluar rumah terlalu jauh.

Saat memanaskan motor, lewat tetangga jauh yang berdagang makanan goreng-gorengan untuk buka puasa, kebetulan saya masih belum menentukan pembelian makanan untuk takjilan, sehingga saya tanya, apakah masih tersisa, masih banyak pak katanya, okeylah saya beli, kemudian ia menghitung untuk menentukan harga semua jualannya, disetujui sejumlah uang yang akan dibelanjakan untuk takjilan di masjid.

Saya turun dari motor dan menyerahkan uang dan membawa baskom tempat kuenya itu kedalam rumah untuk diganti tempatnya, kemudian motor yang sejak tadi sudah hidup sekarang tinggal meluncur diantara kerikil yang terbenam di jalan tanah belakang rumah.

Keadaan lalu lintas di depan Taman Buah Mekarsari saat itu ramai sekali, bersamaan dengan banyaknya pekerja pabrik yang baru keluar dari pabrik dan beridiri berbanyak menunggu angkot ke arah jurusan yang hendak di tujunya.

Setibanya di masjid di depan terminal Cileungsi itu, suasananya sepi, hanya ada tiga orang, dihalaman mesjid.

Jalanan cukup ramai orang bergerak dan bermotor


Miggu 7 Agustus 2011

Jam 07.00 berangkat kepasar dengan istri

dalam kesempatan itu dijalan mampir ke bengkel tambal ban motor untuk minta pentil bekas ban dalam motor yang dibuang, pentil itu berguna untuk memompa ban sepeda kayuh dirumah, setelah itu melanjutkan perjalanan lagi ke pasar.

Keadaan di pasar cukup ramai, untuk mengantisipasi habisnya persediaan kluek sebagai bahan utama membuat brongkos, dalam kesempatan sekarang dibeli dahulu setengah kilo, bahan ini akan mahal harganya kalau membeli seminggu sebelum hari raya.

Suasana pasar ramai, tetapi banyak yang tidak puasa, untuk memerangi orang yang tidak puasa, barang jualannya tidak dibeli.

Setibanya di rumah ( 08.30 ) langsung mencoba pentil yang di minta dari bengkel tambal ban itu untuk memompa ban sepeda yang sudah beberapa hari ini kempes, dan dibantu Tyas

untuk memegangnya, syukurlah udara pompa mau masuk dan mengeraskan ban belakang sepeda.

Sudah seperti niat sejak sore kemaren sewaktu mengetahui jikalau pentil ban telah hilang, akan bersepeda sore- sore ke rumahnya pak Joko yang baru pulang dari Rumah Sakit akibat serangan strokenya, rencana itu ngak jadi sebab ban belakang sepeda kempes, akan di pompa, pentilnya hilang.

Akhirnya pagi ini kesampaian, di depan rumah pak Joko terlihat banyak orang yang berkumpul para tetangganya, dan setelah saya dekat, ternyata mereka baru memasukan pak Joko ke dalam rumah, sebab baru saja di jemur di panas matahari dan di

dorong dengan kursi roda dan dibantu mengangkatnya lagi ketempat tidur, sebab badannya pak Joko ini seberat 90 kg.

Tiba- tiba ada salah seorang warga yang bermotor mendatangi memberitahukan jikalau putra pak Wawan meninggal dunia, okeylah untuk berita baru sebentar kita manage, sekarang ke pak Joko dahulu yang sudah dibaringkan ditempat tidur.

Sambil saya salami pak Joko yang lagi berbaring itu saya mencoba menghibur sebab sekarang ini sahabat yang harus di datangkan adalah kesabarannya hati untuk menerima kenyataan ini, walau menurut mata saya hal ini sangat sukar di lakukan sebab mengingat pola hidup sebelum sakitnya, apakah pola hidup bisadi rubah, bisa, jikalau sakit menjadi halangan tetap, tinggal hati, apakah bisa menerima.

Berjalan berdua dengan istri menuju ketempat duka cita dan jam 10.55 sudah bergabung dengan para peziara, putranya pak Wawan meninggal dunia tadi pagi, kejadiannya hari Kamis kemaren sore si putra ( sudah di SLTA Al Hadid ) ini berkendara motor keluar dari mengisi BBM dengan kecepatan cukup hingga sewaktu membelok mengambil badan jalan sementara dibelakangnya ada kendaraan berkecepatan kencang dan tobrokan pun tak terhindarkan, masuk rumah sakit dalam keadaan koma, krisis hari jumat dan minggu pagi tadi meninggal,

terlihat banyaknya warga Perumahan Puri Cileungsi

di Pemakaman Kompleks Perumahan Puri Cileungsi





sedikit muncul kepalanya Yasin dibalik pelayat kubur




Banyak yang berkunjung orang yang seusia dengan saya dan semuanya mengeluh sakit.

Sewaktu berkumpul dengan orang yang mempersiapkan nama almarhum di papan kayu sebagai nisan makam, disini banyak gurau yang di ucapkan, rata- rata guraunya adalah sudah mendaftar kematian nggak.

Mendekati saat shalat dzhuhur, kaki ini melangkah ke masjid Al-Amin, Shalat dzhuhur berjamaah, menunggu agak lama, jenazah datang, shalat jenazah, berangkat kekuburan, banyak sekali pelayatnya, pemakaman berakhir ( 13.00 ).

Jam 16.30 bermotor berdua dengan istri mengantarkan takjil ke masjid, makanan yang akan dibeli belum ada, tapi dalam pemikiran ingin mengantarkan minuman ber gelas kemasan plastik, sore yang menyejukan, udara kering dan debu sepanjang jalan, sudah dua toko yang didatangi tutup, toko terakhir adalah toko yang penjualnya tidak berpuasa sebab bukan muslim, minuman yang dicari juga ada, setelah itu motor diarahkan ke masjid depan terminal Cileungsi.

;Keadaan lalu lintas menjelang maghrib buka puasa sangat ramai.


Senen 8 Agustus 2011

Jam 02.00 bangun, langsung mengerjakan air dan minum air putih dahulu untuk merangsang syaraf- syaraf yang bangun dari tidur.

Mati lampu, listrik PLN jam 02.10, gelap, entah dimana diletakan lilin cadangan, bersih - bersih badan, wudhlu dibawah gelap, shalat penerangan dibantu Hp, syukur sedang shalat tiba- tiba Listrik PLN hidup 02.30 dan terang kembali datang.

03.00 blender kacang ijo dan kedelai yang telah dipresto, 03.20 sesendok demi sesendok hangatnya bubur halus kacang ijo memanaskan tenggorkan untuk memulihkan stamina secara cepat.

Perjalanan Ramadhan hari ke delapan baru beberapa menit yang lalu telah berangkat, memasuki waktu dimana barang halal di haramkan kerena berserah diri kepada Allah SWT.

Sudah siang Ibunya dan Fifi dan Tyas pamitan akan pergi ke Cipulir untuk membeli barang jualannya Tyas yang akan dibawa ke Bali hari Rabu besok dan ibunya akan membeli barang ucapan selamat beribadah puasa bagi ibu- ibu pengajian Al- Afif berupa kerudung, kekurangan uang yang telah terkumpul ibunya minta saya yang menutupinya.


Selasa 9 Agustus 2011

Sambil terbatuk- batuk motor berjalan perlahan - lahan menuju kantor, pagi di bulan Ramadhan menginjak hari ke sembilan puasa.

Di masjid kompleks perumahan dekat kantor sempat shalat Dzhuhur yang sebelumnya mengaji Al-Quran hingga jus 10, setelah itu berfikir tentang makanan anak- anak yang dirumah, biar terjaga shalatnya dan puasanya.

Di carefure yang di beli untuk menjaga puasanya anak2, kebetulan juga Tyasnya hari Rabu besok akan terbang ke Denpasar

Yang dibeli

a) bakso ikan hampir satu kilo, sebab satu kilonya seharga Rp 62 000, cukup mahal, oleh sebab itu, kemaren kemarennya kalau melewati counter ini hanya sekedar dilihat saja, tapi sekarang perhitungannya beda, Tyas akan berangkat ke Denpasar besok, ngak sempat makan enak dengan anak2, tapi belum tentu dibelikan makanan mahal akan enak nanti kalau dimakan, sebab tergantung mood ibunya, tapi kalau beli ini proses masaknya sederhana, hampir tidak diperlukan keahlian khusus.

Alhamdulillah makan buka puasa sesuai rencana, perut yang kosong di isi cairan hangat kuah bakso ikan dan yang makan ada Tyas, Astari, Yasin, Fifi saya dan ibunya anak2, enaknya enak sekali.


Rabu 10 Agustus 2011

Pagi ini Tyas berangkat ke Denpasar Bali.

Jam 02.30 terbangun, anak- anak masih nyenyak sebab tadi malam sampai jauh malam masih ada kegiatan membantu kakaknya mau berangkat ke Denpasar.

jam 04.50 Fifinya masih ngambek aja bawaannya, semua sudah selesai shalat shubuh, tapi Fifinya masih aja ngambek dan tidur dilantai, saya tahu untuk melepas emosinya, Fifi saya gendong dan betul juga dia menangis kemudian di kamar belakang saya turunkan, kemudian sambil marah- marah Fifi menyerang dengan pukulan dan cakaran tangannya, banyak bekas garukannya ditangan, sementara kakaknya yang lain ngaji, ibunya menjahit tas lap topnya Tyas yang terlepas gambar blackkety nya.

saat jam menunjukan 06.50 Tyas siap berangkat tapi, harus memindahkan dahulu isi tas yang satu sebab tidak ada tempat mengaitkan kunci, setelah itu menjahit agar kalau diangkat tidak tertarik kuncinya, ibunya segera memanggil ojeg, dan 07.04 Tyasnya berangkat, saya langsung shalat dlhuha dan berangkat kekantor.

Setibanya dikantor jam 09.00 mencoba menghubungi Tyas dan tidak ada reaksi.

dan jam 10.00 Tyas sudah boarding.

jam 11.00 rapat dengan orang Poltekkes membahas KAK dan syarat Administrasi pekerjaan perencanaan Poltekes.

Jam 14.00 SMS dari Tyas sudah mendarat di Denpasar.


Kamis 11 Agustus 2011

Ibunya ikut bermotor hingga Bank BNI

di Kranggan Hari ini target besar adalah memeriksa tiga buku persyaratan tender perencanaan berbagai bangunan tersebar polyteknik kesehatan, yang harus dikerjakan

rehabnya tahun ini.

Mengirim uang sebab Tyasnya sejak tadi shubuh dari SMS Hpnya minta uang kuliah semesteran dan indekosan, sehingga jam 09.00 sudah di bank Mandiri PP Plaza Simatupang, dalam kesempatan ini juga mengeluarkan zakat dari uang yang ada ditabungan sebesar 2.5%

Setibanya di kantor pekerjaan serius itu mulai digelutin.

Tak terasa waktu pun berjalan sedemikian cepat, waktu mulai mendekati saat dzuhur, keluar kantor berbekal Al-Quran kecil pemberian nya Aswan

Tiba - tiba dari kejauhan si tukang sol sepatu yang sering ketemu di masjid itu mendekati saya sambil membisikan adakah sesuatu untuk berbuka puasa, langsung saya menjawab ada, tapi saya akan kemasjid tidak membawa uang, ia diam,

untuk menghibur hatinya, barangkali juga dia berfikir nanti kalau ditunda berubah pikiran saya, jadi ngak ngasi gitu kasarnya, okey saya balik mengambil uang ya, ia terlihat tertawa gembira, sesaat kemudian setelah saya turun dari kantor, saya mencari dimana itu situkang sol sepatu, terlihat ia duduk di bawah pohon dilapangan parkir depan kantor, setelah itu melangkah lagi kemasjid Al-Takwa kompleks PU Pasarjumat.


Jumat 12 Agustus 2011

Shalat Jumat di masjid Al- Iqro Lantai dua bangunan BPPT Thamrin, sejak jam 10.45 sudah di sana, masjid sedemikian luasnya baru terisi tidak lebih 10 orang, juga belum waktunya, duduk sambil itikaf dan ngaji Al-Quran jus 13.

Satu persatu orang memasuki masjid dan sayapun tidak memperhatikan, sebab duduk paling depan dan menunduk membaca Al-Quran.

Rapat di BPPT dimulai jam 13.00 dengan agenda utama pembahasan management pengelolaan proyek panas bumi Kamojang,

Sebelum masuk rumah, sejarak 6 km dari rumah, di Giant superstore Metland yang baru dibuka, berhenti dahulu, untuk mencari lauk kesukaannya Fifi, yaitu daging sapi.

Sore itu banyak orang duduk ditaman yang baru dibentuk bersamaan peresmian super market itu, didepan Giant store.

Ibunya daging itu dirumah diolah menjadi daging tumis seperempatnya.

Jam 21.20 ada SMS dari pak Taufik kalau ia ada di Lebak Bulus perumahan PU, perkiraannya saya tinggal disana.

Setelah diberitahu rumah baru dia masuk tol lagi untuk mengarah ke pintu tol Cibubur.

Malam hari hingga jam 22.37 pak Taufik belum juga masuk rumah

Ada SMS kalau tersesat hingga jauh ke selatan diwilayah jonggol

Saya berkali- kali keluar rumah tengah malam itu berniat akan memadu kalau ada mobil masuk dikejauhan, tapi sampai saat ini sinar mobil tidak ada,

Jam 23.30 pak Taufik datang dengan pak Andi, langsung Yasin membuatkan kopi panas dan menghidangkan kue martabak keju dan pembicaraan dimulai dengan kesan kesan sewaktu mengerjakan interior di ruang pak menteri kelautan tahun lalu.


Sabtu 13 Agustus 2011

Jam 00.00 pak Taufik masih di rumah

Pembicaraan sudah mengarah ke pekerjaan akan datang, saya akan kabari besok.

setelah kopi habis dan kue martabak keju dimakan secukupnya, ia minta diri ( 00.30 ).

Tinggal saya sendirian sebab semua sudah tudur, Yasin yang tidur di dapur saya bangunkan untuk pindah tidur sebab sewaktu ada tamu tempat tidurnya di berdirikan.

Ibunya datang dengan keluhan lapar katanya, langsung martabak keju itu di comotnya, pengaruh kopi hingga jam 02.00 ngak tidur juga badan ini, mulai mencari teman di daftar Hp yang masih hidup ditengah malam ini, semua Hp dimatiin, Hpnya anak pertama si Aswan di Makassar juga di non aktifkan.

Akhirnya pak Nurhadi di Tangerang teman kantor Balai Jakarta yang langsung menjawab dan berbicara soal kantor yang akan di rehab dan semua penghuninya harus memindahkan barang-barangnya, sebab saya sendiri belum memindahkan barang.

Jam 02.30 mulai shalat tahajud

Jam 02.50 mulai masak kacang ijo dan kedelai kemudian diblender, dimakan jam 03.00 hangat - hangat terasa enak di pencernaan blenderan halus kacang ijo dan kedelai, setelah itu membangunkan anak- anak.

Sahur selesai jam 04.00 datang ngantuknya, tidur sebentar.

Jam 04.35 saat imsyak terbangun dan mulai berwudhlu dan shalat sunah.

Jam 04.45 waktu shubuh masuk, Alhamdulillah puasa dijalankan lagi memasuki hari ke tiga belas.

Saat jam 10.30 terbangun, betul- betul mati, nyenyak bukan main, itulah yang namanya mati, siapa yang tidak bersyukur sekarang sudah dihidupkan kembali, itu orang yang tidak bersyukur, jangan engkau dekati orang itu, wajahnya appatis, matanya memandang liar, dan tak lebih seperti binatang, cuma dagingnya ngak bisa di apa- apakan.


Minggu 14 Agustus 2011

Pagi ini ( 02.30 ) membuat jus sayur campurannya terdiri dari : tomat 1 kg, buah mengkudu masak, buncis dan wortel.

Kondisi dipasar sedikit terganggu, istri merasa nggak enak di perut, dan saya ngantuk dan sedikit pusing.

Mencoba menanyakan harga beras, sudah turun.

Terlihat keturunan itu berani menyewa tiga petak ruko untuk toko yang khusus menangani beras, akhirnya keperluan tercapai semua kecuali lauk.

Siang hari mencoba modem smartfren sudah bisa dipakai internetan.


Senen 15 Agustus 2011

Teriris pisau ( 03.20 ) saat memotong nenas untuk membuat jus sayur,

kerjaan jus sayur dilepas, istri yang melanjutkan, darah masih mengalir deras.

Darah mengalir lagi saat dikantor ( 10.55 ) mengangkat file kabinet.

Ada dua hal yang harus saya syukuri hari ini

adalah, pertama adanya orang yang disewa untuk mengangkat barang dan buku dari lantai tiga ke lantai dua dikantor, sebab sejak hari Jumat kemaren saya mendengar jikalau di lantai tiga akan dilakukan renovasi interior ruang kantor sehingga semua penghuni

Tadi pagi ingat jikalau istri kepingin makan ikan laut sehingga siang ini saya harus bermotor ke Lottemart di Ciputat, suatu jarak yang terdekat dari kantor, tidak lagi menjadi tujuan Carefure dan Giantsuperstore yang betul- betul dekat dari kantor sebab keduanya meletakan harga tinggi di sektor konsumsi ikan, dua supestore itu biasanya bersaing dalam menarik konsumen dengan berani turun harga, sekarang tidak dilakukan, cenderung kerja sama untuk menghadapi konsumen.

Muncul Lottemart yang sedikit spesifik dalam menentukan harga- harga kebutuhan utama, itu yang diserbu pembeli, baik dari golongan belanja di bawah seratus ribu hingga di atas satu juta rupiah.

yang dibeli cuma dua jenis ikan yaitu ikan salem dan ikan berdaging, potongan dari ikan besar, yang enaknya untuk soup ikan.

Shalat Ashar sore hari ini malahan dimasjid yang akan di jatuhi sodaqoh buka puasa ( takjil ), masjid di depan terminal Cileungsi, setelah shalat sempat ngaji Al-Quran untuk menutup zus 15, setelah itu baring - baring di masjid meluruskan badan sekitar 15 menit cukuplah.

Sewaktu melewati flyover Cileungsi sempat memperhatikan berkibarnya baliho kain reklame harga yang di korting yang dipasang sepanjang jembatan, sekilas terbaca membeli mie cap ayam beli tiga diberi hadiah satu mie, tetapi ternyata didepan kasir tidak berlaku, sebab tidak ada koodinasi antara yang memasang baliho reklame harga dengan pemograman korting harga di mesin kasir.


Selasa 16 Agustus 2011

Bermotor sore hari mengantar takjilan ke masjid didepan Terminal Cileungsi bersama istri, sebab istri punya program akan mengisi bingkisan untuk anak yatim dan bahan bingkisan itu dibeli dari super market Giant yang dilewati kalau pergi mengantar takjilan.

Dimasjid sudah terbentang hidangan, sore ini teryata akan dilakukan buka puasa bersama, sayapun sekaligus di undang sambil mengantar takjila, tapi program istri bagaimana, saya menolak dengan halus sehingga enak semua yang memandangnya.

Kendaraan sore itu cukup sibuk, dan saat pulangnya matahari di langit barat semakin menurun, terasa benar perubahan cuaca itu, memasuki supermarket Giant Matland di halamannya sudah agak sepi, semuanya mempersiapkan maghrib yang akan tiba untuk berbuka puasa.

Secepatnya mencari 45 bungkus biskuit marie susu madu dan 8 susu kaleng kremer dan diurus pembayaran, setelah itu dimasukan ke dos karton, saat itu terdengar adzan maghrib, dan saya langsung mengambil air minum botol besar dan langsung diminum tanda buka puasa berdua dengan istri.

Sedikit yang saya perhatikan dari karyawan yang bekerja di supermarket ini adalah wajahnya tidak memperlihatkan orang dari Cileungsi, saya merasa ini akibat jikalau Camat tidak dipilih dari Rakyat, sehingga wilayah kecamatan tidak bisa memperjuangkan warganya untuk bekerja di sektor ini.

Masuk rumah untuk mengejar maghrib yang sudah agak lama meninggalkan, setelah buka puasa dengan es buah buatan ibunya langsung bersih badan dan shalat maghrib ( 18.30 )


Rabu 17Agustus 2011

Beli takjilan rotie marie di giant superstore. dengan ibunya anak2. Sebab bahan untuk mengirimnya sudah kosong, terpengaruh dengan enaknya biskuit marie dengan rasa madu maka sekarang kembali lagi ke giant supermarket dan membeli untuk takjilan di masjid.


Kamis 18 Agustus 2011

Siang itu saat pulang kantor, sesuatu yang akan di berikan ke masjid untuk Takjilan maghrib nanti belum ada di tangan, terpikirkan untuk membeli apa dan dimana, motor itu berjalan terus siang ini, setibanya di Pasar Ciracas terlihat penjual pepaya besar dan hijau kekuningan menandakan masak semengkal, okey lah, beli tiga, satu diberikan ke Masjid dengan niat meredahkan panas dalamnya para jemaah yang menikmatinya, sebab umumnya takjilan yang ada selalu yang manis dan ber karbohidrat, sekarang buah pepayah yang baik untuk pencernaan.

Shalat ashar di masjid yang akan diberi takjilan buah pepaya itu sore ini, sehingga sewaktu membongkar buah itu dari ikatan di motor si orang yang mengatur di masjid itu keluar dan mengobrol sekedarnya, mengenai berapa banyak para Bukber an, ( bukber = buka puasa bersama ) di masjid itu, lumayan katanya dan kerena letaknya pinggir jalan dan gampang dicapai, sehingga datangnya jemaah mendadak saja saat beberapa menit akan adzan Maghrib.


Jumat 19 Agustus 2011

Rencana rapat di dua tempat hari ini

Di BPPT dan di Politeknik Kesehatan Jakarta III Blok M Jakarta Selatan.

Saat berangkat pagi itu, tiba- tiba saja motor mogok lagi, setelah berjalan sejauh 4 km dari rumah. Sementara istri yang ikut akan ke bank di Kecamatan Cileungsi turun dahulu dari motor, saat itu posisi di jalan mendaki gandoang ( 08.00 ).

Dicoba berkali ada harapan hidup setelah di bawa menuruni jalanan menurun, setelah itu mati lagi dan dorong hingga bengkel, sementara itu dari tadi istri sudah naik angkot ke Cileungsi.

Tiba dibengkel yang langganan yang mengerti sifat motor, tetapi dibengkel sudah ada sepeda motor langganan sebelumnya masuk terlebih dahulu dengan keluhan mengganti plat kopling, motor antri ditangani, setelah ia melihat saya berusaha menghidupi motor sendiri dengan dibantu pelanggan yang duduk, dari pada duduk bengong katanya dia mulai membantu menghidupkan motor, tapi tetap saja motor diam saja. Saya mencoba ganti busi, sebelumnya si bengkel ngak mau menganti, sebab masih belum prima katanya, motor langsung dibongkar karburatornya, dan distroom akkinya, tunggu lagi ( 10.29 ) si tukang bengkel sedang menangani sepeda motor yang keluhan penggantian plat kopling tadi.

Ternyata si tukang bengkel selama ini menangani motor saya, ia adalah orang Bangka, ia ceritra mengenai kemahalan harga di Bangka, nelayan tidak mau mencari ikan sebab tertarik dengan hasil menggaruk tima di pantai, satu setengah kilo tima dari sipwencari tima dihargai Rp 150 000,- sehingga harga ikan mahal sebab tidak ada yang mencari ikan.

Waktu menunjukan 11.15, saya tinggalkan bengkel untuk mulai berjalan menuju ke Masjid di depan pasar Gandoang. Saya merasakan masjid ini terakhir saya datangi sekitar tahun 1997, dan sekarang Masjid sudah di renovasi menjadi luas.

Jam 12.20 saat bengkel itu saya datangi setelah shalat Jumat, motor sudah siap di naiki, langsung membayar dan berkemas untuk berangkat, jalanan sedikit macet sebab hampir di setiap masjid yang dijumpai semuanya baru menyelesaikan shalat Jumatnya, sehingga jalanan macet, ada banyak orang yang menyebrang jalan, dan mobil yang mulai memasuki bidang jalan dalam posisi berjalan perlahan.

Jalanan lancar, setelah Ciracas, masuk ke Cijantung, dan jalan Kesehatan sedikit macet sebab Gereja di ujung jalan kesehatan siang itu sedang bersaksi pengantaran jenazah militer yang meninggal.

Masuk jalan Simatupang lancar, sempat membeli donat di Aldydonat untuk Takjilan di masjid mana saja yang dijumpai nantinya.

Masuk jalan Buncit demikian juga lancar, setelah di Kemang sedikit macet sebab jalanan sempit dan banyaknya kendaraan yang berada di jalanan.

Memasuki jalan Antasari yang sedang dibangun menjadi double deck jalanan lancar siang itu, Blok M, dan langsung RS Pusat Pertamina, masuk Hang Jebat, Pol tek kes.

Acara rapat sedang berlangsung, saya langsung gabung.

Pekerjaan : Jasa Konsultan Perencanaan Rehabilitasi Gedung Pendidikan Jur Gizi Kes Lingk

PT Aryaama Duta Cipta, Reka Cita Sarana, PT Huda Tata Sarana, PT Cinipta Triutama Jaya, CV Vernakular,PT Wowongtehu Indah, PT Boby and team, PT Nusantara Citra Konsultan, PT Andira Karya Persada, PT Pola Teknika.

Rapat berjalan dengan mengevaluasi persyaratan yang telah di umumkan

jam 15.20 adzan ashar dari masjid RSPPertamina menembus ruang rapat sehingga acara berhenti dahulu untuk mengerjakan shalat.

Rapat dimulai dan yang masuk hanya tiga : cinipta, boby team, andira

Saat menjelang maghrib saya sadar jikalau saya ini membawa donat untuk takjilan yang harus di serahkan ke Masjid, saya keluar dari ruang rapat berjalan menuju masjid kompleks Polyteknik Kesehatan dibawah BPSDMK, masjid itu ada di halaman belakang, dari jauh terlihat ada dua remaja wanita sedang membersih kan meja dan mengatur makanan untuk buka puasa bersama, saya langsung datang mendekat sambil membawa donat tersebut, saya serahkan dengan sedikit ucapan salam dan silaturahmi.

Kembali ke ruangan rapat dilanjutkan, tiba- tiba salah seorang minta kuliah singkat menjelang buka puasa, dimana jam di sudut bawah komputer yang di sorotkan ke dinding whiteboard

menunjukan jam 17.40, akhirnya saya memberikan kuliah tujuh menit diantara pesera rapat sore menjelang maghrib saat ini.

Saya menekankan kepada ketaatan melaksanakan perintah agama sebagai bentuk pengukuran apakah betul agama yang di ridloi oleh Allah SWT ini berat, tahap per tahap rukun Islam dimulai hingga pelaksanaan haji, haji sebagai penyempurna keislaman seseorang.

Saat jam 17.56 mulai membaca doa buat orang terkasih masing keluarga peserta rapat dan mohon rahmat dan hidayah dari Allah SWT untuk bisa menyelesaikan pekerjaan penentuan pemenang tender Rehabilitasi bangunan pendidikan di POLTEKES, tanpa ada unsur penekanan dari segala jurusan.

Jam 17.57 saat buka puasa bersama peserta rapat dengan minum teh hangat kalau dilihat dari gelasnya pasti dipesan dari warungtegal di samping kantor, kemudian kolak.

Shalat maghrib dilakukan berjamaah, kemudian makan nasi padang, setelah itu rapat terakhir dengan pembacaan kesimpulan dan penutup.

Saat pulang motor kembali sakit, tidak bisa diangkat gas nya dan jalan nya pelan, sehingga agak menganggu pemotor yang maghrib itu bergegas pulang, malahan di lampu merah di jalan Trunojoyo depan Mabes POLRI, motor saya dorong sambil berlari menyeberangi perempatan yang lagi mendapat lampu hijau tanda jalan, dilihat banyak orang dan polisi yang berjaga.

Diujung perempatan, motor saya engkol lagi stater kaki maksudnya, dan motor hidup, langsung tancap gas pulang.

Beribu cahaya gemerlap lampu Jakarta di Kemang semuanya di tinggalkan, bukan miliku, dan bukan tanggung jawabku, menyusuri jalan sunyi di Kelapa Dua Wetan yang sejajar dengan jalan Tol Jakarta Bogor, disini mampir dahulu sebentar untuk membeli tongseng kesukaan Fifi untuk makan sahur nanti malam.

Masuk rumah jam 21.30, saat kelelahan menyelimuti, minum es buah yang sudah lama esnya mencair buatan istri hingga 2 mangkok langsung bersihkan badan dan shalat Isya yang tertunda, dan dilanjutkan shalat teraweh.

Mengantuk datang setelah membaca Al- Quran untuk masuk jus 20.


Sabtu 20 Agustus 2011

Sore hari sesudah ashar bermotor bersama istri untuk mengantar takjil di masjid Jami- Alhidayah depan terminal Cileungsi, dari rumah motor hidup tapi setibanya di sekolahnya Fifi, motor berhenti total.

Saya sarankan istri untuk mengantar takjilan ke masjid dengan naik angkot sedangkan saya mengantar motor ke bengkel yang orang bangka itu.




Setibanya di bengkel motor diperiksa dengan keluhan yang sama dan si pemilik bengkel yang merangkap menjadi montir itu menyimpulkan habis upaya untuk menghidupkan motor.



Motor di dorong pulang dengan memasuki mulut gang di depan toko bangunan bumi raya gandoang.

Tiba- tiba keajaiba datang, sesuatu kerja mekanik yang saya tidak ketahui, bengkel memutuskan ia tidak bisa mengatasi, motor di bawa pulang sebab hari menjelang maghrib saat buka puasa, setelah didorong sejauh 200 m motor saya coba untuk dihidupkan dan mau hidup, saya merasa ini bantuan dari Allah untuk membawa motor pulang mengingat maghrib saat buka puasa akan datang.

Saya masuk rumah dan rumah sudah dibuka, ternyata Fifi ada didalam, Fifi sendiri yang membuka ceritranya, ia tahu dimana mama suka menyembunyikan kunci kalau pergi- pergi, Fifi di rumah sendirian sebab kakaknya Yasin dan Astari sedang menghadiri acara buka puasa di masing- masing sekolahannya.

Jam 19.00 Yasin nya datang dengan keluhan makanannya sedikit, katanya sewaktu mengikuti buka puasa bersama disekolahnya, hanya diberi gorengan dan teh hangat kemudian shalat maghrib, makan nasi dengan lauk tolor dan tempe di terik, mengingat jauh pulang takut kegelapan malam, habis shalat maghrib pulang.

Jam 22.15 berangkat ke masjid istri juga ikut untuk itikaf hari puasa ke 21


Minggu 21 Agustus 2011

Ngantuknya luar biasa ( 02.00 ) pulang dari itikaf di masjid kompleks perumahan puri Cileungsi, malam sangat sunyi, berjalan berdua dengan istri ditengah malam, istri juga sangat ngantuk katanya, setibanya dirumah saya berusaha membuat jus sayur dengan campuran, wortel, terong, tomat, buah mengkudu, daun kumis kucing, timun,

di jus di peras dan diminum, luar biasa ngantuk nya datang dengan kecepatan dahsyat, tertidur dan jam 04.00 terbangun lagi untuk menunaikan makan sahur, makan sahur sederhana, dadar telor dan sayur asem.

Jam 08.00 hendak ke pasar hari minggu, tapi motor setelah hidup 15 menit mendadak mati, mendorong motor hingga bengkel disamping sekolah SDN Nyalindung, sebab bengkel pertama pagi itu sudah penuh dengan pelanggan.

Keputusan si tukang bengkel motor sakit dalam harus dibuka mesinnya, ada bocor stang schernya, besok sore baik, akhirnya saya dengan istri yang duduk di pinggir jalan dengan bangku bengkel berwarna merah sambil selalu bertutup hidung sebab debunya banyak sekali, menyatakan setuju saja, dan motor di tinggalkan.

Waktu itikaf semalam juga mohon pada Allah SWT agar motor di ketemukan permasalahannya sehingga tidak setiap hari ke bengkel.

Pulang berjalan kaki saat itu istri melihat ada kios kecil tetapi lengkap jualannya, sehingga disini istri membeli sayuran.

Tanpa saya sadari helm yang saya pakai untuk rencana kepasar tadi tetap terpakai hingga sedikit ada tetangga yang bertanya kemana motornya.

Masuk rumah dengan sedikit kelelahan,langsung baring- baring dan bergurau dengan Fifi, tiba-tiba terlintas pikiran untuk meminjam motornya ayahnya Shandy untuk mengantar sodaqho ke pemulung di Batargebang.

Serasa seperti di neraka ( 11.59 ), lokasi pembuangan sampah Batargebang, gunung sampah itu tinggi, panas dari tanah yang di injak dibukit sampah itu mengeluarkan gas methane dan teriknya matahari sedemikian kuatnya untuk mendakinya cukup melelahkan, letaknya jauh dari jalan raya, bermotor berdua dengan istri, mencoba memahami siapa yang harus dilimpahkan sodaqoh, mencoba menghindari lokasi pembuangan sampah sebab ada jalan yang ditengahnya dijaga orang gila, betul juga jalan ini menuju ke pengelola lapak yang membentuk kelompok- kelompok kerja, kalau diteruskan berarti keluar dari tujuan semula, dilihat dari segi pengaturan kerja mereka sudah termasuk modern.





Istri berdiri dekat motor diketeduhan yang terbatas jumlah pepohonan yang bisa tumbuh disekitar tempat pembuangan sampah,

Saat saya belum membagi sodaqoh mereka masih berdiri dipuncak bukit sampah, serentak mereka turun melihat saya membagikan sesuatu, secepat urusan selesai saya turun dari bukit sampah itu, manusia pemulung itu sedemikian banyaknya dan sodaqoh saya tak mencukupi untuk mereka, dan ada diantara mereka yang pemula di bidang pemulungan, sesuai dengan tahun ajaran baru, gagal mencari sekolah/ kerja langsung jadi pemulung,

Ada suatu pemikiran, bahwa pemulungan itu bukan kemiskinan, dan sampah itu bukan buangan tapi potensi uang dan keuntungan yang belum terkelolah, bicara soal gas methane, tempat pembuangan sampah itu sudah terpasang pipa karet keras dan licin, terasa waktu saya injak untuk mendaki diketinggian bukit sampah, pipa itu terasa panas, gas methane itu terasa panas, entah bagaimana hitung- hitungannya, yang jelas gas itu sudah terstruktur untuk dibawa ke pusat pengelolah gas, katanya pemulung untuk listrik.

Bermotor kembali keluar dari kompleks pembuangan sampah Batargebang, shalat di masjid di sisi kanan jalan, sekitar seratus meter dari pertigaan Batargebang.

Di masjid ini berfoto bers ama dengan pedagang sapu yang dapat bagian untuk di beri sodaqho setelah shalat dzhuhur.




Bermotor lagi ke pasar Cileungsi untuk membeli wortel, tomat dan kacang panjang, sementara istri membeli juga blewah dan timun suri, saya ingat untuk mengisi takjilan dimasjid mengapa tidak dibelikan disini, akhirnya untuk takjilan sore nanti di belikan siang ini di pasar berupa minuman ber gelas plastik.

Suasana siang di pasar Cileungsi cukup ramai, banyak remaja yang mencari kebutuhannya menjelang hari raya idul fitri.

Setibanya di rumah selekasnya mengembalikan motor yang dipinjam tadi.


Senen 22 Agustus 2011

Membaca SMS hari jumat yang terlambat diketahui yaitu pak Gatot Suharsono, kolonel zci meninggal dunia, innalillahi wn rz, suatu kenangan panjang saat datang berkunjung ke Kayumas, Denpasar, 1984.

Saat itu almarhum ditugaskan sebagai komandan zeni di Denpasar Bali, berkantor halaman luas, ada perhatian juga terhadap kenakalan anak muda putra putri remaja kodam xvi udayana yang semakin meningkat, melihat peluang ini, saat itu saya menyodorkan konsep pembinaan remaja dengan kegiatan fotografi, diterima oleh almarhum, dan saya mengumumkan ke Remaja Udayana kota Denpasar, siapa mau dibina karakternya dengan foto grafi, saat itu terjaring minat 11 orang dan yang di bina sampai bisa mencetak foto hanya 4 orang.

Sore hari setelah shalat Ashar, dengan perasaan yakin berjalan kaki menuju bengkel ( 16.45 ),

Sewaktu senja terkihat ujungnya, jalanan desa yang sempit itu terasa semakin sempit, dengan semakin banyaknya mobil motor yang melintas.

17.00 motor sudah didatangi ternyata motor sudah hidup hanya saja mati lagi, dan si montir bengkel minta besok aja diambil.

Hari semakin sore saja dan saat buka puasa semakin terasa.


Selasa 23 Agustus 2011

Jam 00.00 masih di masjid Nurul Hidayah pembacaa Al- Quran masih dilantunkan dengan semangat tinggi, dalam rangka lailatul qadar malam ke 23.

Keluar dari masjid 01.45, berjalan berdua dengan istri diiringi gelap dan dinginnya malam, bulan masih baru beberapa jam yang lalu sudah muncul dengan sinarnya yang pedar dan bergelombang oranye.

Sinar bulan di ujung pagi ini sangat mengesankan, dari kemunculannya ini bisa dihitung hari raya jatuh harinya kapan. Melihat sinar bulan ini harus di iringi membaca doa dan shalawat Rosullulloh.

Jam 02.00 masuk rumah, saya langsung membuat blenderan kacang ijo dan kedelai yang telah dimasak presto, makanan halus dan hangat ini paling cepat diserap oleh usus dan dibagikan ke darah untuk diedarkan.

jam 02.45 minum blenderan tersebut.

Tidak berapa lama 03.00 masjid sudah bangun untuk membangunkan ummat.

Dengan optimisme yang tinggi, persiapan berangkat kekantor, sudah terbayang kesibukan yang harus diselesaikan.

Tapi semua berubah saat saya bediri didepan bengkel yang baru buka itu, dimana si montir bengkel itu orang non muslim pagi ini terlihat sedang minum kopi hangat.




Sedikit agak kesal ia meminta kepada saya aki yang bisa hidup atau aki ini di setrumkan biar terangkat kekuatannya, saya berjalan pulang untuk mengambil alat menyetrum aki pemberian pak Kosim, setelah itu memompa sepeda dan kembali kebengkel masih mengenakan baju putih hendak kekantor, sesampainya di bengkel alat setrum aki dipasang, menunggu agak lama strum aki ngak mau masuk, aki tetap diam, kemudian saya diminta mengantar aki untuk disetrum, setelah itu saya bersepeda perlahan, udara mulai naik panasnya sebab saat itu jam 09.00

Mencoba menghampiri tukang tambal ban yang orang batak itu untuk bertanya dimana menyetroom aki, situkang tambal itu menunjuk kearah yang berlawanan diujung perumahan puri, baru saya ingat didepan rumahnya pak Kosim ada penyetrooman aki,

Bersepeda menuju kesana melewati minimarket ceria mart.

Bapak tua itu orang Bandung yang beristri dengan orang Gandoang sini, sehingga ia jarang pulang ke Bandung.

Istrinya membuka kedai jual sayuran, dengan uang jualannya diletakan diember dan digantung keatas, sehingga jikalau ia berurusan dengan uang, menerima uang atau membayar pengembaliannya ia terlihat meraih tali timba untuk menurunkan.

Sedangkan suaminya jikalau tidak ada langganan yang menyetroomkan aki ia terlihat membantu istrinya seperti menguliti ikan emas yang dibeli oleh ibu2.

Subhannaloh

Bapak tua itu menerima aki yang saya sodorkan dan dia melihat sepengetahuan saya aki ini tidak bisa di stroom, aki itu adalah aki kering, akhirnya saya putuskan untuk pulang lagi kerumah untuk mencari diantara sekian banyak onderdil motor yang tersimpan adakah aki basah yang ada, sewaktu dijalan tadi terlihat pak Setu sedang membersihkan mobilnya untuk persiapan mudik barangkali, saya dekati, dan dia terkejut melihat saya mengenakan baju kantor dan bersepeda, motor saya mogok di bengkel, saya menjelaskan, pakai motor saya pak Haji kalau mau beli- beli onderdil.

Shubhanalloh.

Di rumah Yasin ikut membongkar semua tas plastik simpanan onderdil bekas motor, dan dijumpai aki basah, kembali bersepeda ke penyetrooman aki, ditempat itu

aki di stroom dan stroomnya masuk, disuruh nunggu 2 jam, saya masuk ke bengkel elektronik nya pak Kosim, dimana saat itu pak Kosim baru menerima zakat beras dari tetangganya, dan saya bicara panjang dengan tetangga pak Kosim yang memberi zakat itu, ia orang Sragen, pensiunan militer.

Jam 11.00 aki bisa diambil, saya dikenakan pembayaran jasa sebesar Rp 10 000,- kembali bersepeda ke bengkel mengantar aki yang sudah mengandung stroom, terlihat si orang bengkel mencoba menghidupkan mesin motor, panas cukup terik dan di bengkel tidak ada tempat duduk memadai, saya mengambil duduk di warung tukang pangkas rambut diseberang jalan di depannya yang orang Garut.

Tiba- tiba istri datang menyusul, capek dirumah katanya sebab anak- anak ribut melulu, akhirnya duduk berdua menanti motor.

Tukang bengkel itu memberi isyarat, saya datang mendekat, ia memperlihatkan CDI motor yang dianggap rusak minta di ganti.

Subhannaloh

Saya masih teringat doa tahajud saya di masjid sewaktu itikaf semalam, CDI saya terima dan saya berjalan sambil menuntun sepeda dan saat itu saya ambil juga alat penyetroom aki yng putus kabelnya sehingga tidak berfungsi, setibanya di tukang stroom aki saya berseru sekarang CDI nya tadi akinya, saya masuk ke bengkelnya pak Kosim untuk menyerahkan alat stroom aki yang putus kabelnya.

Berjalan pulang sambil menuntun sepeda, mampir di pak Setu, silaturahmi, ramai bicara soal macetnya motor, seribu saran untuk membeli motor baru, lantas yang lama di bagaimanakan, saya putuskan untuk shalat dzhuhur di rumahnya pak Setu untuk shalat berjamaah silaturahmi, adzan dzhuhur terdengar saat mengambil air wudlhu baru tahu rumah besar ini tidak berair, dan air wudlhu harus menunggu lama, shalat berjamaah, Fifi datang dari rumah membawa jiket, akhirnya dipinjami motornya pak Setu untuk membeli CDI, Fifinya tidak mau tertinggal, ia ikut juga, bermotor dengan motornya pek Setu.

Di jalanan siang ini terlihat ramai saja, pemudik satu dua sudah mulai terlihat, di penjualan onderdil sepeda motor Cileungsi, CDI itu dijual seharga Rp 110 000,-

Kembali lagi kerumah, mengembalikan sepeda motor dan menaiki sepeda kembali untuk ke bengkel sementara Fifinya pulang sambil membawa kembali jiket yang tadi dikenakan untuk naik motor.

Setibanya di bengkel setelah CDI di berikan si orang bengkel itu minta nanti sore di datangi lagi, bengkel pun saya tinggalkan untuk pulang sebab mengantuk akibat kurang tidur semalam masih terasa.

Ashar tiba, shalat dahulu, setelah itu bersepeda menuju bengkel, tiba- tiba di ujung tikungan ada bendera kuning baru di pasang kelihatannya, saya bertanya pada anak- anak yang bermain siapa yang meninggal, nenek-nenek jawabnya.

Saya bersepeda menuju rumah di gang itu, dan terlihat kursi di jajar untuk menerima tamu duka, saya masuk dan si jenazah itu lagi membujur dan ditangisi beberapa keluarganya.

Baca doa dan duduk di depan sambil menanti tamu yang datang, untuk sementara urusan bengkel dilupakan dahulu.

Saya menghampiri pemuda gemuk pemuda yang ada di masjid yang selalu memberi saya air minum gelas plastik aqua kalau saya ngaji itikaf di masjid, sudah diumumkan, jenazah mau di bawa ke Jogja pak Haji jawabya, umumkan saja beri kesempatan ibu- ibu untuk berbuat baik.

Tidak lama kemudian terdengar pengeras suara di masjid mengumumkan meninggalnya ibu... tadi jam 13.30 kerena sakit yang di deritanya.

Hari semakin sore, saya mohon diri untuk ke bengkel dan di bengkel motor sudah siap hidup, sepeda diikat di motor dan pulang kerumah.

Buka puasa di rumah.


Rabu 24 Agustus 2011

Jus sayur terdiri dari tomat, mengkudu, kacang panjang, wortel dan terong ungu sebagai pembuka acara makan sahur pagi ini, Fifinya rewel sekali, yang tidak puasa hanya Astari.

Jam 08.00 saat berangkat kekantor sempat mampir terlebih dahulu ke toko onderdil yang dibeli CDI mahal- mahal tapi kok ngak bisa dipakai, Lho motor kok bisa sampai disini, motor bisa jalan sebab CDI milik bengkel yang saya beli juga dengan harga lebih mahal.

Dengan chinna keturunan yang menjual sparepart itu CDI di coba dapat yang cocok dan hidup dan dipasangkan, CDI dari bengkel saya simpan, motor bisa hidup kembali dan kencang jalannya.

Jam 09.50 setibanya di kantor dapat SMS jikalau acara pengelolah teknis dan buka puasa bersama diadakan hari ini di Pendopo Sapta Taruna Kementerian Pekerjaan Umum.

Kembali bermotor ke Pattimura.

Jam 10.40 Al- Azhar peduli untuk sodaqo

Jam 10.50 meninggalkan halaman masjid Al -Azhar dan didepan pintu lintas pagar belakang Bina Marga jumpa dengan pak Kardi pensiunan yang cenderung ke wanita- wanitaan, jumpa selama kerja setelah renovasi Departemen Pekerjaan Umum tahun 1997. Ternyata dia talah empat tahun yang lalu sudah pensiun

Jam 11.00 di Pendopo Sapta Taruna Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengisi daftar kehadiran peserta rapat.

acara sudah berlangsung

Saat mendekati jam shalat Dzuhur keluar dari ruang rapat untuk mencari Masjid di kompleks perkantoran Kementerian Pekerjaan Umum

Berjumpa pak Harjono dan silaturahmi.

Ada anak buahnya bu Nini Alm yang saya kenal pak Salam, sebab 15 th yang lalu dia pernah menyarankan saya asmaul husna dan penekananan pada Ya Salam.

Siang ini ketemu juga.

Masuk keruang rapat dan masuk ke sesion membuka web site.

Jam 15.00 keruangan pak Kuat lantai 3 bangunan Binamarga.

Lagi meng couch ing pekerjaan.

Jam 15.20 shalat ashar di musholah binamarga lantai 4, pak Bambang tidak ada dirumah.

Kembali memasuki ruangan rapat.

Jam 16.30 pembahasan Green Building

17.30 siraman rohani dari ustadz yang dipanggil khusus untuk masalah itu.

isi tausyiahnya lebih banyak berbicara riwayat hidupnya kemudian dikembalikan ke konsep Islam, si pak Uzstad ini lebih banyak bicara keredupan Islam yang diredupkan aleh umatnya sendiri yang tidak tahu apa sebenarnya yang dikehendaki agama Islam.

17.50 acara penutupan di isi pak Guratno.

17.57 buka puasa bersama

teh hangat, kolak encer, soto ayam Lamongan, ketupat gule yang sedikit sekali dagingnya, akhirnya hilang selera sebab sudah tertutup dengan makanan.

Shalat mahgrib di lantai dua loby pak menteri pekerjaan umum, dan mohon perlindungan pada Allah terhadap gagal motor akibat segala hal, tak lama kemudian sudah turun dijalan raya menyibak keramaian saat maghrib diujung Blok M yang memang sedang konstruksi saat itu.

Tanpa istirahat setelah ganti pakaian setibanya di rumah langsung ke masjid untuk itikaf


Kamis 25 Agustus 2011

jam 00.00 masuk bacaan Al-Quran zus 27.

jam 00.50 masuk surah waqia.

jam 10.00 tiba di bank muamalat Cijantung,

Jam 10.30 antri penukaran uang dua ribuan dibank mandiri plaza PP

jam 12.06 mengimami shalat Dzuhur di masjid kompleks perumahan dekat kantor,

Jam 15.20 saat Ashar tiba, masuk masjid sekolahan Al-Azhar Cibubur,

Jam 16.00 masuk rumah dengan menahan ngantuk bersangatan, sehingga langsung tertidur untuk beberapa menit, kiriman dari Yang Tri nya Wonorejo Lumajang telah tiba, ngak berfikir lagi langsung tidur, memasuki massa tak sadar tiba-tiba Fifinya masuk kerumah udah beli kue lebaran pa, katanya keras- keras, saya tidak bereaksi, kucing rumah datang mengendus dos yang di dalamnya ada belanjaan ikan dari Lottemart, kucing itu ribut aja sebab ngak bisa membuka makanan dalam dos.


Jumat 26 Agustus 2011

Jam 08.00 saat melintas di Cijantung, saya merasa tidak enak, sebab dua hari yang lalu sewaktu tempat itu di siapkan ada tulisan, bazar sejak jumat 26/8 hingga 29/8.

tempat yang dipasang tenda luas dan sejuk dan mengambil lokasi di jalan raya yang memang kurang ramai lintasannya itu, diisi dengan pedagang yang tidak layak disebut bazar.

Apa lagi sewaktu saya lihat ibu- ibu yang keluar dari area itu dengan tangan kosong,

adanya bazar bagi mereka tidak menolong sebab harganya masih terbilang tinggi, lagi pula bazar model begini sudah kuno.

Siapa yang mau rugi, atau dijual harga palsu, semua ditentukan pasar, membeli sekian dijual sekian untung sedikit sekian.

Jam 08.40 masuk kantor di Pasar Jumat.

Jam 09.30 melintas di stasiun Kereta Api Kebayoran Lama, terdengar sirene tuit klong tuit klong tanda kereta akan masuk, suatu gambaran menyeluruh terasa pulau Jawa adalah keberadaan kereta api.

Jam 09.40 tiba di Politeknik Kesehatan di Hang Jebat Jakarta Selatan, sudah ada 12 orang peserta rapat yang berdislipin tepat jam 10.00 rapat akan dimulai, konsultan perencana

Jam 10.01 sudah masuk acara belum dimulai.



Jam 10.12 acara juga belum dimulai.

Saya di bisikin jikalau nanti sesion ke dua harus memimpin rapat.



10.40 acara baru dimulai dibuka langsung oleh direktur

10.50 memimpin rapat, untuk mendengar paparan konsultan dan keinginan ketua jurusan terhadap kegiatan rehab yang sekarang sedang direncanakan.



Sesion pertama hingga 11.30 saya beri kesempatan ketua jurusan politeknik kesehatan Anafarma.



sesion kedua setelah shalat jumat hingga jam 14.00, ketua jurusan Teknologi Medik dan jurusan Rontgen.

sesion ke tiga 14.00 - sampai terdengar adzan Ashar ketua jurusan Farmasi.


Saat pulang jam 16.00 lelah nya bukan main, dan ngantuk, sekitar jam 17.10, tertidur di teras masjid Perumahan Kodam Jaya Cibubur, tertidur lelap seperti orang mati, 17.50 di bangunin sebab menjelang buka puasa.

17.57 buka puasa di masjid dengan hidangan sederhana yaitu aqua gelas, kue ongol2, roti goreng isi kacang ijo.

jam 18.15 selesai shalat maghrib berjamaah

jam 19.30 masuk rumah.

jam 23.00 keluar dari rumah bertiga dengan Yasin dan ibunya untuk mengerjakan itikaf di masjid









Sabtu 27 Agustus 2011

Jam 00.00 masih di masjid dalam rangka itikaf malam ke 27 bulan Ramadhan 1432 H.

Jam 02.00 masuk rumah, langsung persiapan sahur.

Jam 08.00 ke Puskesmas desa Gandoang Fifinya batuk dan panas, dijalanan sudah banyak terlihat orang melakukan perjalanan mudik dengan motor dan mobil.

Jam 08.40 kacang naik harganya sehingga ada ancaman hari raya sekarang tidak ada kacang.


Minggu 28 Agustus 2011

Jam 03.20 alhamdulillah bisa mengkhatamkan bacaan Al- Quran, suatu perasaan yang indah dan menambah optimisme mengarungi kehidupan.

Jam 05.00 memantau perjalanan Tyas yang akan meninggalkan Bali menuju Wonorejo Lumajang untuk berlebaran dengan Yang Tri nya, Tyas masih di indekosannya, menunggu temannya yang akan menjemput.

Jam 08.30 zakat fitrah untuk 6 jiwa ( astari sdh membayar sendiri di sekolahannya ) berupa beras 15 kg diserahkan ke keluarga miskin belakang rumah.

Sementara itu Tyas sudah tiba di Gilimanuk berangkat dari Denpasar dengan bus.

Kemudian melanjutkan untuk menyantuni 3 mustahik, satu diantaranya adalah seorang nenek, istri dari almarhum pak oing, seorang lelaki tua yang dahulu awal jumpahnya sewaktu saya tengok rumah disini dan saat itu hari jumat shg saya harus mencari masjid shalat jumat, jumpa dengan pak Oing.

Ternyata putra beliau meninggal hanya 9 bulan setelah kematian ayahnya yaitu pak O ing, ia ditabrak lari dan meninggal bersamaan antara yang di gonceng dengan yang membonceng spd motor.

Jam 11.20 Tyasnya tiba di Banyuwangi, kepadatan penumpang terasa, dan 12.17 antri tiket kereta api Banyuwangi - Probolinggo yang berangkat jam 12.30

Jam 12.30 setelah shalat dzhuhur berangkat kepasar sambil mengantar amalan zakat bingkisan lebaran untuk penjaga lalu lintas depan pasar Gandoang dan kakek penjual telor bebek belakang rumah.

Mampir di Giant Supermarket Matland untuk membeli daging dan melirik harga ayam, harga ayam masih tinggi berarti

Keadaan dipasar siang itu masih ramai, hanya panas saja hingga 32 derajat Celcius.

Ada sedikit optimisme untukmenghadapi lebaran yang akan datang, sebab kemaren optimisme itu hilang dengan melambungnya harga kacang kupas menjadi Rp 30 000,- tidak beli kataku, hari raya tidak ada kacang kurang enak. Tapi siang ini kacang tanah berkulit masih seharga Rp 16 000,- ya beli dengan kacang hijau, asam, dan bumbu lainnya.

Setibanya di rumah kacang tanah sekilo dari pasar dan sekilo ada simpanan di rumah itu langsung direndam, Ashar sudah terlihat kegiatan mengupas kacang tanah rendaman, Fifi terutama sangat senang pekerjaan ini.

Pekerjaan mengupas kacang tanah ini sampai larut malam.

Jam 16.10 Tyas baru melewati terowongan di Mrawan, ya memang agak lambat sebab namanya kereta ekonomi mines dua, sudah ekonomi kurang air dan kurang penerangan.

Jam 16.26 Tyas memasuki stasiun Kalisat.

Jam 17.20 memasuki stasiun Jember.

Jam 17.30 akan berangkat memenuhi undangan untuk berbuka puasa bersama, jam 17.42

buka puasa

Tyas masuk rumah di Wonorejo jam 19.30


Senen 29 Agustus 2011

Tersadar dari tidur yang amat sangat ngantuknya jam 01.09, anak2 lagi tidur semuanya, senyap, ibunya anak2 lagi ngak enak badan.

Melanjutkan kupas kacang yang tertunda tadi malam.

satu butir kacang harus disentuh tangan, di sapa, dibuka kulit arinya, kemaren siang sempat kepasar membeli kacang ijo dan kedelai yang habis cadangannya, sekarang ( 02.30 ) sedang di presto, terjadi penurunan kondisi pada badannya istri sebab semalam tidak lagi mengkonsumsi satu mangkok blenderan halus kacang ijo dan kedelai, stock habis.

Kupas kacang ditengah malam, melanjutkan pekerjaan anak2 yang semalam di akhiri sebab mengantuk telah menyerang.

Sebelumnya presto sudah berfungsi untuk mempresto bebeng goreng, ayam goreng, tempe goreng, tahu goreng, ikan bakar, lalapan urap kacang panjang daun pepaya dan bayam untuk lauk makan sahur.

Jam 03.00 membawa blenderan lembut dengan mangkok dan sendok sambil membangunkan istri yang lelah beberapa hari ini ngurusin zakat keluarga, untuk secepatnya mengkonsumsi blenderan hangat kacang ijo dan kedelai.

betul juga saat makan sahur ( 03.30 ) enaknya luar biasa, daging bebek goreng yang liat dan keras sekarang empuk dan kenyal.

04.20 menjelang imsak, batas waktu yang mengharamkan segala yang halal selama menjalankan ibadah puasa, urusan gigi, gigi diusia begini harus dirawat.

04.43 saat Shubuh datang.

Setelah itu rasa mengantuk yang amat sangat menyerbu, akhirnya jatuh tertidur.

Jam 08.00 setelah shalat Dlhuha mulai menangani kacang yang belum tuntas,

tidak beberapa lama kacang selesai, mulai mengisi ketupat, kulit ketupat yang dibeli kemaren direndam diair agar tidak rusak.

09.00 mulai menangani brongkos, panci besar yang tidak pernah dipakai sekarang diturunkan untuk di cuci, melihat lekat yang menempel pada permukaan panci, panci disiram dengan air panas, usaha ini menolong sedikit lepasnya debu dari permukaan panci, cuci bersih, masukan kacang tolo atau kacang sayur sekilogram, dan dimasak dengan daging sambil diberi sereh dan lengkuas.

Mengerjakan kacang dan selesai, isi ketupat yang tadi dikerjakan Yasin dan Fifi, sekarang Fifinya mogok, capek katanya, sehingga saya menggantikan posisinya Fifi mengerjakan ketupat, Fifinya tidak mengerti seberapa besar mengisi ketupat, sehingga empat ketupat yang telah di isi, volumenya hanya 40% sehingga saya harus menambahnya.

jam 11.15 memasak ketupat etape pertama.

Setelah shalat dzhuhur jam 12.10 ketupat dinyatakan matang tetapi belum bisa dibuka tutupnya sebab tekanan panci masih bekerja.

Fifinya sudah gelisah saja kepingin makan ketupat dengan Rendang Tabrak Lari, disebut rendang tabrak lari sebab kebiasaan dirumah sejak dahulu kalau membuat rendang daging dengan bumbu sudah dimasak sejak awal, sehingga saat menuangkan santan dan dicicipi tambah garam jadilah sudah, jangan dibandingkan dengan rendang yang enak dirumah makan rendang tabrak lari ini juga enak sebab Fifinya makan ketupat dengan encer rendang tabrak lari ini terlihat lezat.

Jam 14.00 mulai menangani brongkos, langsung buka komputer dan melihat susunan bumbu dibuku resep detik food.

Dipanci besar sudah ada kacang sayur yang telah dimasak bersama daging dan sereh dan laos, menyiapkan bumbu halus terdiri dari bawang merah dan putih, lombok, kunyit, ketumbar, kemiri, daun jeruk, setelah siap kmudian bumbu diblender, dimasak di pengorengan hingga bumbu itu harum.

Sementara itu panci besar yang sudah ada rebusan daging dan kacang sayurnya dimasak lagi sekarang, dipanci besar ditambah gorengan tahu, setelah itu potongan labu siem dan kacang panjang dan pepaya, Kluek sudah dibuka masak dan didiamkan, santan kental dimasukan setelah mendidih terakhir larutan klueknya yang menyatakan brongkos sudah siap saji di panci besar, besarnya panci besar itu kalau diceritrakan sebesar 80cm garis tengahnya.

jam 16.25 ketupat etape kedua dan terakhir sudah matang.

Pikiran kembali me evaluasi apa yang kurang, baru teringat masih ada bingkisan lebaran yang belum diantar, dalam situasi begini antara kesempatan dan ketersediaan

sangat diperhitungkan, akhirnya jatuh pilihan ke tetangga yang ditinggal pergi suaminya, untuk itu istri yang mengantarnya sendiri.

Jam 19.00 mengikuti sidang isbath penentuan idul fitri 1 syawal

Saya tetap mengikuti keputusan idul fitri hari selasa sebab hilal sudah terlihat, masalah itu di akui atau tidak lain soal.


Selasa 30 Agustus 2011

Jam 02.00 terbangun

Jam 0300 blenderan hangat kacang ijo kedelai menjaga stamina.

Persiapan berangkat shalat iedul fitri sudah selesai, dibagi, yang naik motor bapaknya dengan Yasin, sedangkan yang naik angkot Ibunya, Fifi dan Astari.

Jam 05.40.

Saat motor siap di kendarai, motor ngadat, maju di engkol staternya juga ngak mau hidup, mundur di engkol lagi, juga diam, sekarang dimasukan perseneling dua, dan ditekan koplingnya dan di dorong agak cepat dan di buka kopling saat masih di sorong juga ngak mau hidup,

Ternyata pagi itu sedemikian sepinya, ojeg sepeda motor ngak ada, sudah dipastikan ibunya Fifi dan Astari berjalan ke jalan raya, dan dijalan besar menunggu angkot cukup lama.

Motor mati

Tiba2 aja dibalik tikungan itu muncul seorang anak laki berbadan besar berbaju biru, dari jenis kaos, agak keriting, dan ber musik telinga terlihat dari kabel putih yang menjuntai, yang saya tidak tahu sebelumnya, dan mau kemana pagi ini yang sepi, yang tidak berlebaran hari ini pada tidur memperpanjang puasanya, saya minta tolong kepada anak besar itu, motor di dorong dan hidup di dorongan kedua.

Motor berjalan terus, memasuki kecamatan Cileuntgsi yang sudah siap berhari raya hari ini dan tundah, sehingga semua aktifitas sepi sekali, masuk ke wilayah pendidikan Muhamadiyah Cileungsi, sebab di sini tempat penyelenggaraan shalat Idul Fitri

Jam 06.45 menanti detik pelaksanaan shalat ied di lapangan Muhamadiyah Cileungsi.

06.47 terlihat Astari dan Fifi memasuki pintu gerbang halaman yang dipakai shalat pagi ini, tidak lama kemudian ibunya nyusul.


menanti saatnya dilaksanakan shalat idul fitri

yang sehari lebih maju dari pengumuman pemerintah



Takbir dan tahmid mengiringi saat berjalan menuju waktu shalat tiba

07.00 shalat dimulai

07.07 khotba Idul Fitri

07.40 pulang, sepi

18.30 mengirim hantaran hari raya berupa brongkos dan ketupat

18.45 menerima kiriman hantaran berupa macam- macam masakan, ketupat dan rendang dan sayuran.

21.00 kok badan mulai terkena gatal diseluruh badan.

jam 22.00 Yasin belum pulang, gatal- gatal masih terkena, akhirnya ngantuk datang


Rabu 31 Agustus 2011

Cucian baju yang numpuk sekarang mulai tertangani, antara waktu dan kecepatan akhirnya selesai juga cucian.

Akhirnya waktu menerima tamu pun datang sebagai semaraknya Idul Fitri.



Pak Yapis mengawali bersilaturahmi


Tamu tamu yang berdatangan diterima dijalan, saling salam dan maaf memaafkan.



rumah yang sempit sehingga tidak bisa menampung


kesederhanaan tidak menghilangkan keramahan


betapa rahmat Illahi menyirami seluruh alam


menyisipkan rasa syukur disela tangan mungil



ungkap persahabatan dan ketakwaan


Pak Kosim yang tak berkaki


Menerima tamu di jalan depan rumah, suatu cara mengatasi tinggal dirumah sederhana.

5 orang mengeluh sakit kerumah, saling tukar pengalaman menangani sakit.


Sore hari saya memandang sebaiknya olah raga jam 15.30 lari, Astari ikut, sepi jalanan lintasan lari, debu sebab memasuki musim kering.

Jam 21.30 saya melihat ditempat tidurnya Yasin kosong Berarti Yasin belum pulang. Keluar rumah mulai mencari informasi kemana keluarnya Yasin malam ini, ternyata ia keluar dengan putranya pak Mulyo,

Anak belum besar kok beraninya keluyuran sampai malam bagini kata ibunya yang ikut mencari, dan akhirnya ketemu juga anak itu berjalan berdua dengan putranya pak Mulyo..

Sampai jam 22.30 Yasin baru pulang