selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Isnin, Mac 24, 2008

Memperpanjang STNK

Jumat, 13 Maret 2008.




Memperpanjang STNK motor.

Bermotor bertiga saya Fifi dan ibunya, awalnya Fifi kalau mau ikut harus sehat sebab sudah beberapa hari ini ia terlihat kurang sehat.
Tapi setelah pulang dari Puskesmas kemaren ia terlihat kembalipulih.
Jalanan dibelakang Puri yang menuju ke Samic sangat rusak menuju parah, belum parah sih, tetapi sudah ngak enak dilewati, aspalnya hancur menjadi bubur.
Sewaktu motor memasuki jalan Cileungsi Cibinong, debu jalanan mulai berterbangan, debu yang dibawa air kemaren sewaktu hujan berupa lumpur, sekarang telah kering dan dihembus angin kendaraan yang lewat dan berterbangan kemana- mana.

Jalanan terdapat rusak dan baik, kemacetan parah di jembatan Sungai Cileungsi, permukaan aspal jalan diatas jembatan terkupas, sudah terlihat lapis beton nya.
membuat semua kendaraan berat yang melintas harus perlahan- lahan dan antrian semakin panjang.
Jembatan yang parah,tanpa perbaikan secepatnya menunggu kerusakan yang parah, terdapat mobilangkutan berat yang berjalan terseok-seok melintasi jembatan yang lapis atasnya terbuka, dan untungnya juga yang namanya naik motor bisamenghindar kemacetan yang panjang.

Memasuki jalan terpisah dari jalan utama di kawasan Gunung Putri, banyak sekali kendaraan berat yang melintas disana sepertinya ada apa di jalan utam kok semua masuk jalan alternatip, sempat memperhatikan penjual ban yang berkomentar ban dalam ini enam bulan baru rusak ternyata saya pakai dua hari sudah pecah pentilnya, orang yang berjulanaseorang bapak batak dan takmerasa bersalah sebab ia menjual tnapa bukti kegagalan barang yang dijualnya.

Memasuki kompleks pemerintah daerah Kabupaten Bogor langsung memasuki kantor Samsat dan ternyata yang antri luar biasa banyaknya, Fifi dan ibunya terpaksa mengambil tempat duduk diluar.
Pembayaran perpanjangan STNK ini Rp 150 000,-

Pulangnya sempat makan bakso bertiga denga Fifi,istri, seharga Rp 18 000,membayarnya berdua sayabRP 10 000 sedangkan istri Rp 8 000,-

SHalat JUmat diMASJID KELAPA NUNGGal, ISTRI dan Fifi
menunggu dilur,persis sewaktu di Magelang sewaktu dengan TYas dua tahun yanglalu dalam perjalanan dari Dieng ke Jogjakarta, shalat JUmat di Magelang, sehabis shalat langsung naikbus ke Jogja.
Ini juga habis shalat langsung naik motor menuju pulang, suasana panasnya dan jalannya yang menyebabkan ingatan ke Magelang.
Malam hari jantung terasa ngak enak, saya tahu jikalau ini disebabkan makan bakso tadi siang, secepatnya melumatkan buah mengkudu yang sudah matang dan diremas dalam air minum kemudian dipisahkan mana yang kasar dibuang,yakin sudah bersih langsung diminum dan enak tidurnya.

Fifi batuk lagi

Kamis, 12 MARet 2008.

Mengantar Fifi ke Puskesmas Gandoang,sebab batuknya masih dominan,saat IBUnya dan FIFIADa didalamPUskesmas,saya mencoba berjalan kearah pinggir jalan,jalan puskesmas yang kecil itu agak terganggu sewaktu sayamemarkir motor dimulut gang,oleh sebab itu motor saya dorong kepinggir dekat got, tiba- tiba pak Waluyo pensiunan AL yang sekarang rajin membantu desa di bidang kesehatan, terlihat akan memasuki halaman Puskesmas Gandoang, saya yakinkan kepadanya bahwa jarak tikungan dengan motor saya masih jauh sehingga silahkan masuk saja.

Didepan Desa Gandoang terdapat lobang jalan yang cukup dalam,saya perhatikanlobang itu disebabkan menerima secara terus menerus aliran halus air buangan dari pabrik pencetak doos,selama air dari pabrik itu mengalir intensif,genangan air yang dari kecil akan menjadi besar, dan lobang jalan itu adalah konstruksi jalan yang paling lemah, setiap kendaraan lewat akan menekan bebatuan di lobang itu dan lobang jalanan semakin lebar, sudah beberapa banyak pasir dan semen yang ditumpahkan kesanan n tetapi hilang begitu saja.

Kesimpulan saya sementara,air harus dicegah jangan menggenangi lapis aspal jalan, tetapi siapa yang berhak untuk berbicara dan mengatur pabrik.

Sepulangnya dari Puskessmas sempat mampir kesekolahnya yasin untuk membayar uang les komputer hingga bulan Juli 2008, setelah itu pulang dan membeli gado-gado yang enak dan murah harganya, yang berjualan orang satu kompleks perumahan juga.

Sewaktu ibunya membayar uang kursus komputer tadi,gurunya sempat ceritra jikalau Yasin kemaren siang dihukum sebab jamistirahat ia berbeberapa anak pergi kerumah salah satu temannya hingga melewati waktu istirahat habis,untuk itu ia mendapat hukuman berdiri dipanas matahari.

Peninjauan terakhir bangunan KUMHAM

Rabu, 12 Maret 2008.







Kemaren siang sewaktu makan siang, pak Abdullah ceritra jukalai gula darahnya naik lagi 400, sehingga siang itu ia saya beri separuh jus sayur bagian saya yang akan dimakan nanti memnjelang pulang malam.

Oleh sebab itu pagi ini saya persiapkan jus sayur buat pak Abdullah terdiri dari, jambu, wortel, buncis, terong ungu, saladri, daun sirih, mengkudu.

Semalam sebelum tidur, sempat berbicara lama antara Istri dengan Tyas, ternyata juga Tyasnya berbicara sambil tidur di pembaringan.




Periksa bangunan:

1. Bangunan sudah selesai 85 %
2. Keterlambatan selama ini disebabkan hujan, kalau hujan terjadi pekerjaan pewarnaan semprot laminating dan terjadi cacat putih pada pewarnaan.
3. Pekerjaan yang tersisi finishing di bidang, sekat ruangan, arinoar, pipa, pondasi di dua kamar kecil perlu timbunan.
4. PLN disanggupi 3 bulan lagi ada power masuk.



Pulang agak siang sekitar jam 14.30, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya di kantor, sehingga diurungkan untuk pulang menggu redahnya

Jam 15.00 hujan mulai redah, pulang, dan shalat Ashar di masjid kecil didepan Kompleks Kopasus Cijantung Supermarket.

Sesampainya dirumah ternyata orang-orang lagi berkumpul menyelenggarakan pengajian mingguan bagi ibu-ibu perumahan Puri Cileungsi.

memperbaiki surat

Selasa, 11 Maret 2008.


Berangkat kekantor lancar biasa dan jam 09.00 sudah mengisi absen dikantor, dari kesunyian pagi ini kemudian berangsur- angsur berubah menjadi ramai dengan mulai berdatangannya pegawai kantor.

Memperbaiki surat permohonan seorang peneliti dari Bandung atas nama Drs.Harlan Pangihutan Adeltua, MT yang pernah meneliti soal aspal buton.

Dapat pemberitahuan dari bagian gajih sekitar jam 19.11 soal Aswan yang akan memasuki usia 21 tahun, untuk membuat surat keterangan masih kuliah.


Malam hari Dolli datang saya ajak makan malam walau yang membayar ia juga, ia banyak ceritra masalah bangunan KUMHAM yang sudah terlambat tetapi dia kerja ngak dibayar oleh pemborong

Mobil rusak ditengah jalan

Senen, 10 Maret 2008.




Kemacetan, tiap hari menjadi makanan harian, tiap hari harus dijadikan premise, kemacetan membuat banyak uang yang hilang, dan ini berjalan hamper setiap jengkal jalanan di Jakarta dan di pinggirannya, kuncinya Cuma terlalu banyaknya kndaraan.

Kemacetan pagi ini ada didepan pabrik garment Citra Cileungsi, dari jauh sejak Taman Buah sudah terlihat ujungnya, maju terus perlahan dan ternyata ujung kemacetan itu terletak di rusak jalan dan keluar masuknya pegawai Pabrik, tetapi titik rusak jalan ada beberapa titik dan simpangan, Cuma macetnya sangat luar biasa, saya sempat memngatakan goblok bagi kendaraan dinas TNI-AL yang malahan lewat sisi kanan dan memperparah arus kendaraan, sebab kendaraan dari depan tidak bias melangka.

Kemacetan masih berlanjut hingga sebelum Fatmawati.

Mampir di Penitipan Kilat Bus Eksekutif Karina yang ke Denpasar membayar Rp 18 900,- untuk 3 kg berat titipan ke Tyas di Denpasar.


Sampai dikantor yang dibicarakan orang- orang juga sekitar kemacetan.



Jam 15.30 saat setelah shalat Ashar, keluar dari kantor untuk berjalan menuju ke Giant superstore mencari susunya Fifi yang sudah habis dan yang didapat adalah ikan yang harganya di korting 50 %, lumayan harganya.
Yang dibeli ikan Como 1 kg dan ikan Kerapu 1 kg semuanya harga Rp 16 750,- lumayan 2 kg ikan.


Buka puasa jam 18.10 di kantor dengan minum jus sayur yang sudah dibuat sejak dari rumah tadi pagi.

Makan Buka Puasa dimakan setelah shalat Maghrib berjamaah dan lauknya cukup enak, tempeh di kecapin beserta potongan Lombok dan tuna di santan.

Pulang kantor jam 20.30.

Subsidi 3 sumber dana untuk memebeli beras

Minggu 9Maret 2008.

Susana beras sudah habis, beras habis berarti sangat susah untukmelihat masa depan,
dikantong masih menyisahkan uang terakhir sebanyak seratus ribu rupiah,harga segitu tidak dapat beras satu karung, sehingga untuk keperluan beras hari ini ditunjang tiga sumber dana yaitu saya seratus ribu,istri seratus ribu dan uang cadangan ke rumah sakit RSCM Rp 20 000,sebab harga beras 220 000 sekarungnya,isi 48 kg, sewaktu pulang dari pasar istri memisahkan diri ia memilih naikangkot 45 dan saya pulang dengan menggonceng beras satukarung dan belanja hari ini di ikat dikarung depan diletakan diatas tanki motor,saya mengendaraimotor tidak terlalu kencang agar beras jangan sampai jatuh ditengah jalan, tetapi beras jatuh juga tetapi di tikungan rumah sehingga sewaktu mengangkatnya minta tolong Yasin dan FIFI Yang memang tidak ikut kepasar, tetapi apa kata Yasin,berat pa berasnya.

Sewaktu saya memindahkan beras kedalam gentong beras, ternyata didalam gentong masih tersisa beras setengah liter,beras itu langsung dikirim kekeluarga miskin sebab memang beras itu ngak dibutuhkan.

Siang hari lantai rumah atas ternyata didatangi banyak semut,semut itu mencari muntahan kucing yang berceceran dilantai,kucing itu kucing tetangga, dan yang memberimakan ikan mentah ya kita ngak tahu,yang jelas kucing itu memuntahkan makanan ikan mentahnya dilantai rumah dan muntahan yang amisnya sangat luar biasa itu dikerubutin semut,harus dipel,sebelumnya disiram airpanas agar semutnya tidak menyerang saya,setelah itu dipel,baunya lengket kekulit tangah,kulit tangan ini berkali- kali di cuci ngak juga hilang bau amisnya, sehingga saya putuskan untuk mandi saja sambil bergosok sabun gatsby yang harum semerbak.

Kenaikan harga sekarang ini sangat menekan kemampuan keluarga, bagaimana keluarga lainnya, tetapi bagaimanapun usahakanlah semua yangterjadi untukmeningkatkan takwa pada Allah.

Teman Lama

Sabtu, 8 Maret 2008.

Pagi-pagi telepon ke teman semahasiswa dahulu yang tinggal di Denpasar yaitu Ida Bagus Yadnya,anaknya pak Tugur, sebab semalam mimpi bersama dia berjumpa dengan ibunya almarhum.
Dari Telepon ia mengatakan jikalau Tyas pernah menghubungi dia dan dia menyarankan pada Tyas untuk bermain-main kerumahnya.

Mimpi- mimpi yang membayangi hidup
Selalu muncul mimpi yang lama
Yang selalu terekam dalam benak yang paling dalam



Menghitung uang yang tersisa di tangan sebesar Rp 100 000,- untuk cadangan membeli beras besok.

Tekanan keuangan dalam rumah tangga di bulan ini sangat menekan.

Selasa, Mac 18, 2008

Macet luar biasa

Kamis, 6 Maret 2008.

Tumben macetnya luar biasa sejak di ujung jalan flyover Pasar Minggu, selagi belum memasuki jalur jalan fly over, langsung mempet kekiri untuk mencari belokan dibawa, dekat jalan kerata api, ternyata setelah belok kanan sedikit disana macet juga rupanya, akibat banyak kendaraan yang membatalkan untuk lurus sebab macet tadi itu.
Setelah maju 100 meter dan memperhatikan kemacetan sangat para di jalan kecil itu, balik arah dan menuju ujung jalan kembali, dekat jalur kereta api.

Belok kanan berfikir bagaimana caranya ke Pasar Minggu, belok kanan menuju rumahnya pak Abdullah dan disana didepan musholah dekat rumahnya pak Abdullah ada seorang wanita yang mengemudikan motornya, saya ikuti dia ternyata tembusnya di jalan .... dan belok kiri sudah terlihat jalan kereta api.

Mencari putaran balik untuk menyebrangi jalan kereta api, dapat dan sudah menyebtang posisi motor masih menuju ke Pasar Minggu dan melaju kembali.

Disaat papan penunjuk arah mengatakan kalau belok kiri menuju Buncit, itu yang saya cari. Menyusuri terus dan melewati juga mess pertanian yang pernah dipakai pembahasan pemborong oleh DKP empat tahun yang lalu, yang pulangnya malam- malam.

Maju terus dan tiba juga di Buncit, belok kiri menuju ke Simatupang, diperempatan Pertanian Simatupang saya mencoba melirik kekiri dimana jalan yang biasa saya lewati, tetapi keacetan diujung jalan Flyover yang enyebabkan saya ngak lewat situ, ternyata jalannya lenggang sekali, berarti sumbatan kemacetan ada jauh dibelakang.

Belok kanan lancar dan terus sampai di Persimpangan Simatupang dengan Fatmawati, motor saya parkir di lidah jalan diperempatan yang aman, kemudian saya jongkok di sisi motor, kemudian motor saya tinggal, saya berjalan menuju kantor pos depar rumah sakit Fatmawati, untuk mengirim uang ke Ibunda.

Pengiriman ke ibunda kali ini saya kurangi seratus dan nilai sebesar itu akan disumbangkan ke Aswan untuk memperkuat uang cadangan Aswan yang sekarang jumlahnya Rp 300 000,- yang dipegang mamanya, setiap mengirim uang ke Aswan nilainya Rp 500 000,-. Kemaren hari Rabu mamanya sudah mengirimkan uang walau uang gajian belum diambil sebab uang gajian ternyata malam baru bisa diambil setelah menunggu sipemegang uang pulang dari nyelawat atas kematian pak Wachid Satpam kantor kerena gulanya.

Berjalan terus sejauh 500 meter, saya tidak terlalu khawatir meninggalkan motor di jalanan, dan di Kantor pos agak sepi pagi itu, saya lihat banyak pensiunan yang setelah mengambil uang pensiun langsung belanja, sebab di emperan kantor pos Fatmawati banyak sekali pedagang, dahulu, sewaktu pertama kaliny saya datang kekantor pos besar Fatmawati saya protes mengapa kok banyak pedagang, ternyata untuk menjawab tadi, para pensiuanan setelah mengambil uang pensiun langsung belanja makanan.


Setelah mengirimkan uang langsung balik, diujung jalan masuk Kantor Pos Besar Fatmawati ada penjual mie ayam yang terlihat enak sebab dibaca dari banyaknya si pengudap mie ayam yang merem melek ke enakan pagi itu, hari ini kan puasa, saya Cuma memperhatikan sekilas wajah sipencuci piring/mangkok mie ayam yang wajahnya seperti anak saya tetapi dia tersenyum dengan ikhlas melewati kehidupan sambl mencuci mangkok mie ayam bekas makan pelanggan.

Diujung jalan terdapat toko bangunan dan ternyata saya cari gembok yang harganya dibawa sepuluh ribu ternyata ngak ada, ada sih jelek sehingga saya ngak jadi membeli.

Kembali ke motor dan melihat motor dari jauh masih parkir dengan baiknya, kemudian saya dekati dan saya kembali jongkok di sampingnya, biar dikira motor itu bermasalah, sebab polisi sudah ada yang memperhatikan dari jauh.

Berangkat lagi dan sampai dikantor saya melihat dari belakang Pak Abdullah berjalan, saya hampiri dan saya uraikan niat tadi akan mampir kerumah pak Abdullah, pak Abdullah malahan tertawa ia naik angkot ada satu jam macet diujung jalan Flay Over tersebut, angkot sekali terjebak macet ya diam.



Sore hari:

Menghadapi liburan besok, beli sayap ayap 1 kg, punggung ayam 1 kg, ampela 2 ons, kerang 0,5 kg, bandeng 1 kg, ikan tengklek 1 kg total Rp 73.800,-

ke RSCM ngurus obat

hari ke tiga di RSCM

Selasa, 4 Maret 2008.

Hari ketiga di RSCM.

Dihadang kemacetan di pertigaan jalan Halim lapangan terbang, kampung makassar dan Celilitan, untung ada orang yang berbelok kiri dan saya ikutin dia dan tembusnya 10 meter setelah pusat kemacetan, sangat indah.


Tiba di PMI Kramat jam 08.30 dan saat jarum transfusi dimasukan di venanya Yasin jam 09.00.

Yasin saya tinggalkan untuk mulai mengurus administrasi rumah sakit.



Hari Ulang Tahun, dirayakan di kantin FK UI RSCM senilai Rp 27 500,- terdiri dari pembelian, makan siangnya Yasin ia minta nasi, sayur, ayam goreng, kerupuk putih, minumannya es alpokat senilai Rp 12000,- dan Fifi yang datang juga ke RSCM bersama ibunya ia minta makan siang sama seperti Yasin Cuma sayurnya dibedakan yang ada wortelnya, dan minumannya es Mangga bacang senilai Rp 12 000,- dan ibunya cukup es campur seharga Rp 3 500,-

Saya sendiri makan siangnya ruang piket POPTI berdua dengan istri sambil menunggu siapa penderita Thalasemia yang akan mendata ulang dirinya, sedang enak- enak makan soto daging, Yasinnya minta disisihkan sebagian dari bagian ibunya, tetapis etelah disishkan Yasinnya ngak menghabiskan, padahal sotonya enak sekali.

hari ke dua di RSCM

Senen, 3 Maret 2008.

Yasinnya sangat susah untuk diajak pagi- pagi, padahal jam 05.00 sudah bangun dan sudah mengerjakan shalat shubuh berjamaah, baru bisa berangkat ke RSCM sekitar jam 06.35. lewat jalan Bogor Jakarta, dihadang kemacetan di ujung jalan Kramat jati, maju perlahan- lahan dan ada kesempatan belok kanan ke arah jalan Kampung Makassar, dan bisa lolos dari kemacetan.

Tiba di PMI Kramat jam 08.30, kemacetan yang panjang bisa dilintasi sebab saya memasuki jalur busway.

Bahaya sekali tikungan didepan PMI Kramat, sebab antara orang yang butuh belokan dengan yang memotong jalur jalan sangat padat frekfensinya.

Proses transfusinya berjalan lancar.

Yang sangat memberatkan perasaan adalah keluhan para orang tuan penderita wilayah DKI Jakarta yang serba susah dan miskin, hidup hanya habis untuk melewati sakit.

ke RSCM hari pertama Feb 2008

Jumat, 29 Februari 2008.

Ke RSCM hari pertama.

Yasin susah sekali untuk diajak bangun pagi, padahal sudah shalat shubuh berjamaah tadi pagi tetapi dia memilih untuk tidur lagi, setelah sedikit dimarahin mengingat kemacetan yang sangat parah kalau memasuki Jakarta, baru jam 07.00 bisa berangkat dari rumah, saat ini ia tidak mau lagi berada didepan, seperti anak kecil sekarang ia minta digonceng dibelakang, ettapi pegangan, dan awas kalau ngantuk.

Kemacetan dihadang diperumahan Lagenda Kota Wisata kerenan banyaknya mobil pribadi yang mengantar anak sekolah, dan harus memutar .

Setelah merayap sebentar motor mulai terbebas lewat Cibubur Pasar lama dan mengikuti jalan Bogor Jakarta dan langsung masuk pasar Induk Kramat Jati, diujung jalan perempatan ke Celilitan Kecil kemacetan dimulai, sehingga saya beranikan diri untuk belok kekanan menuju Celilitan Kecil.
Jam 09.00 tiba di RSCM dan mulai mengurus pendaftaran, foto copy, dan peringatan untuk memperbaruhi surat rujukan dari Puskesmas Cileungsi Gandoang.


Shalat Jumat di Masjid UI, sempat mengangkat jenazah seseorang yang meninggal usia 48 Tahun dan punya anak kuliah di kedokteran UI. Saya angkat Jenazah itu untuk mendapatkan Ridlo dari Allah.

Sehabis shalat Jumat, baru dimulai pemeriksaan Yasin, Hbnya Yasin 7.00. sewaktu pulang berjalan tadi dari masjid Ui awan mendung sangat gelap, dan setelah memasuki Rumah Sakit hujan deras turun sangat deras malahan.

Yasin minta makan siang di Hoka- Hoka bento, di Kenari Plaza. sambil berhujan- hujan setelah memasukan formulir permohonan darah yang digunakan hari Senen 3 Maret 2008 dan Selasa 4 Maret 2008,

Ban pecah lagi

Kamis, 28 Februari 2008.

Sudah masuk kantor, untuk mulai membuat laporan perjalanan dinas ke puncak kemaren.
Ternyata sewaktu pulang setelah 2 Km dari Hasamasa Cibubur ban kembali pecah, saya dorong dan tidak mau mampir ke tukang tambal ban yang ban dalamnya ecek- ecek, saya dorong terus, dan potong jalan yang ditutup polisi, perjalanan itu sangat jauh, padahal sedang puasa, dan polisi ikut memperhatikan apa benar motor pecah ban, ia hilir mudik didepan sewaktu saya duduk menunggu tukang tambal ban yang menyiapkan ban dalam merek IRC untuk mulai mengganti. Rp 35 000,- biaya yang harus dibayarkan untuk penggantian ban dalam.

Setelah itu ban dalam yang baru dua hari yang lalu diganti saya ikatkan ke motor untuk saya perlihatkan ke istri.

Setelah selesai langsung pulang, untuk itu mengikuti jalur jalan menuju ke Jakarta kembali sampai diketemukan putaran balik menuju Cileungsi.

hari kedua di puncak

Selasa 26 Februari 2008.


Jam 04.30 sudah bangun langsung mandi air hangat yang mengucur deras dan dilanjutkan shalat tahajud, tidak beberapa lama kemudian mengerjakan shalat Shubuh.
Setelah itu berdua dengan istri berjalan – jalan pagi diruas jalan Bogor Bandung, keadaan pagi setelah saat shubuh sangat dingin, pinggiran jalan terdapat drainage jalan yang cukup dalam, sekitar 3 meteran, ancaman longsor, perumahan dan Vila peristirahatan dari isntasnsi banyak bertebaran di sini, terlihat ada vila Angkatan Laut, ada Vila Bahari milik Pelni, ada Vila Bank Mandiri, semuanya sunyi tetapi listriknya menyala terang benderang, apalagi yang digunakan untuk menerangi biilboard, betul juga kalau Yusuf Kalla sang Wakil Presiden bilang bangsa ini termasuk boros menggunakan listrik, mentang-mentang harganya murah, apakah musti dimahalkan harganya.


Jalan terus berdua dengan istri, sesekali berpapasan dengan orang usia tua yang berlari- lari pagi sendirian, tetapi ada sesuatu yang tersirat dimata saya adalah orang- orang yang dijumapi pagi ini sangat jauh dari keadaan orang pedesaan pada umumnya, mereka pancaran matanya sangat dingin, tidk ada senyuman apakah berarti bahwa dia sedang mebeban permasalahan.

Saat hati menyiratkan jikalau Fifi yang ditinggal di kamar berdua bersama Yasin , sudah bangun langsung saya putuskan untuk balik arah , dalam perjalanan pulang berjumpa dengan teman pelatihan yang juga ingin berjalan pagi.



Sesampai di halaman Hotel, rintikan hujan semakin terasa, dikamar ternyata Yasin dan Fifi sudah bangun, Fifi loncat langsung minta diantar ke kolam renang, hujan masih turun, Fifi sudah berendam di kolam renang.

Balik kekamar dan berkemas untuk mulai sarapan pagi, jam masih menunjukan jam 06.30 tetapi sarapan pagi sudah disediakan.

Sarapan pagi ini adalah nasi goreng, ketimun di iris tipis dengan irisan tomat, telor goreng mata sapi digoreng tidak kering, abon sapi dan kerupuk udang.

Saya menyuapin nasi gorengnya Fifi sambil bermain di pinggir kolam, sebab Fifi makannya sangat lambat dan rewel segala.



Konsep saya kalau ia banyak bergerak ia akan lapar dan mau makan, betul juga.

Masuk kamar lagi, langsung tidur sebab kegiatan akan dimulai jam 09.00, sementara itu Yasin dan Fifi main game komputer pada computer laptop yang saya pinjam dari sesama teman kantor yang pelatihan.

Jam 08.00 bangun langsung mandi dan berangkat ke ruangan, sementara itu saya ke ruang kantor hotel untuk meminta kwintansi pembayaran hotel, saat itu saya di dekati oleh seorang panitia, jikalau setiap orang peserta yang lain di mintain uang makan, sedangkan saya tidak, syukurlah.

Sekarang timbul pemikiran, mengapa musti ada pungutan lagi, kegiatan ini kan direncanakan, berapa besarnya termasuk uang makan kan di bebankan pada APBN, tapoi dari prilaku ini saya mulai mengerti permainan penyimpangan di kalangan orang penelitian, tidak ada proyek yang besar proyek yang kecil diembatnya pula, ndak enaknya mereka akan mengginggit sesama kawan, tetapi ia minta dilindungi, ya saya lindungi.
Pagi ini acara pelatihan dilanjutkan informasi pengisian bagian penutupan.

Jam 13,00 acara di tutup, langsung balik ke ruangan ternyata disana Fifi dan Yasin sedang tidur nyenyak, saya bangunkan untuk segera makan siang. Dan Pulang.

Hujan deras turun sewaktu akan pulang, saya Istri dan Yasin di depan dan diapit adalah Fifi, Hujan deras tetap turun, sewaktu mulai meluncur motor tertahan ditengah halaman hotel sebab ada angkot yang sedang parkir, sebab itu saya mengebel dengan keras, sebab posisi jalan dalam keadaan menurun.

Berhenti sementara di depan kantor hotel, istri berlarian di bawa lindung plastik hujan menyerahkan kunci hotel, dan motor menderu untuk keluar dari hotel dan tidak beberapa lama sudah di posisi di ruas jalan menuju Bogor.

Hujan tetap turun saya perkeras ban belakang sebab muatan istri sangat berat, saya khawatir gangguan ban.

Motor meluncur terus berempat bermotor dibawa hujan deras yang turun, dan tibalah di persimpangan Gadok, belok kiri, sebab kalau lurus masuk Tol.

Tiba di persimpangan Tapos sewaktu berangkat sangat macet dan sekarang lenggang sebab hujan deras. Masuk kota bogor lancar, masuk Cibinong danmulai mendaki ke jalan kecil, dan turun istirahat di masjid pertengahan jana menuju Cibinong. Untuk shalat ashar.

Yasin terlihat sangat pucat sehingga saya harus secepatnya membeli susu di supermarket Alfamart di depan masjid, susu cair itu dimnium oleh Fifi dan Yasin, sewaktu akan shalat, Yasin tidak mau shalat, sebab celananya basah.

Saya mengeluarkan sarung yang dibawa kepuncak kemarennya, dengan sarung itu Yasin mau mengerjakan shalat Ashar.

Motor berjalan lagi tetapi saat memasuki pendakian dibawah jalan kereta api di Cibinong, ban pecah, dan untungnya disisi jalan ada tukang tambal ban, motor saya dorong, sambil menunggu tukang ban membongkar ban belakang, cuaca di langit terlihat mendung gelap mulai menutupi langit, kejadian sangat terasa dan dapat dibaca, anak- anak pun gembira meihat hujan yang mau turun, hanya saja Yasin yang menahan dingin, kerena Hb nya turun, saya beri terus susu agar terjadi penghangatan, dua kali ban motor diganti selalu pecah ditangan tukang ban sehingga saya putuskan untuk menyuruh Fifi dan Yasin dan Ibunya untuk naik angkot saja pulang, saya bawain uang Rp 50 000,-
Setelah mereka berangkat, keadaan menjadi sunyi kembali, tukang tambal ban sangat terpukul melihat dua ban dalamnya pecah semua, sehingga ia tidak mempunyai cadangan lagi, disarankan saya untuk mencari di tukang tambal ban yang lain.

Saya berjalan dengan menggendong ransel dipundak sementara jas hujan kuning kotor saya payungkan untuk menghindari hujan yang sangat deras, saya berjalan menunduk sambil melihat aliran air yang melewati sepatuku yang basah, saya berusaha mencari tukang tambal ban untuk membeli ban dalamnya saja ukuran 300-18.

Akhirnya dapat dan situkang tambal ban itu berucap enam bulan dijamin sukses, Rp 25 000,- saya sempat bersalaman kepadanya dan kembali ke tukan motor awal tadi dimana motor saya dibongkar ban belakangnya,

Saat saya datangi rumahnya, ia sudah menutup bengkelnya, motor saya diletakan di depan, saya memutar mencari pintu masuk dan memberikan ban dalam yang sudah saya beli, dan secepatnya ia memasangnya kembali.
Untuk itu saya memberikan uang Jasa Rp 10 000,-

Motor hidup kembali dan berjalan menuju pulang, kemacetan semakin banyak dan maghrib telah terdengar disaat mendaki di tanakan depan Holcim Cement Pabrik.

Motor maju terus untuk mencari masjid yang tidak mengenakan uang parkir motor, di Nagrak ada Masjid besar yang sedang shalat maghrib, dengan basah- basah saya shalat maghrib disana, setelah itu motor melaju pulang, dan pandangan mata yang sangat pendek kerena diguyur hujan terus menerus say tidak berani gegabah kerena di jalur ini kecelakaan motornya sangat tinggi.

Akhirnya ujung Jalan Samic yang nanti tembusnya dibelakang Puri Cielungsi di dapat, dan lewat disitu aduh banyak lobangnya, sehingga motor tidak bisa melaju kencang.

Sesampainya di rumah ternyata anak- anak dan ibunya baru juga sampai dirumah.

Hari pertama di Puncak

Senen, 25Februari 2008.


Jam 04.30 dibangunkan istri untuk siap- siap berangkat ke Puncak. Setelah selesai shalat tahajud pagi ini sempat sarapan makan pagi sekali. Kemudian terdengar adzan shubuh, kerjakan shalat, saat itu Yasin masih tidur, ternyata ia tidak mengerjakan shalat shubuh berjamaah dengan saya.

Setelah shalat shubuh langsung berangkat, gelapnya diuung pagi masih menguasai, lewat Samic, dan jalanan rusak sehingga kecepatan motor tidak bisa cepat, rupanya kemaren sewaktu diservice motor, terjadi kelupaan mengarahkan sorot lampu motor penunduk.

Memasuki jalan Cileungsi Cibinong, jalanan cukup ramai dengan angkot yang saling ngebut mencari penumpang, dalam bayang pagi terlihat sembrurat ufuk pagi dibalik gunung Cibinong yang menandakan fajar telah tiba. Motor berjalan terus dan sampai di gunung putri kemacetan mulai terasa.

Memasuki kawasan Cibinong langsung belok kiri mengikuti saranya bapaknya Gugun untuk menyusuri jalan Nasau. Dan memang benar jalan itu bebas macet hanya saja jalannya kecil dan banyak polisi tidurnya.

Saya berfikir rasanya pernah melewati jalan ini bersama Qixqi kuning waktu masih hidup, kemudian belok kekanan untuk memasuki jalan Bogor Sentul.

Sampai di Kota Bogor kota masih pagi, kesibukan lalu lintas menyelimuti keadaan, dimana- mana macet.

Setelah menyusuri ujung jalan tol Bogor Jakarta, dan belok kekanan dan memasuki arah keluar kota Bogor, keadaan masih macet sedikit. Dan setelah lama berkendaraan kemacetan dirasa di tikungan jalan pertemuan ujung jalan tol di pintu masuk Sukabumi.

Saat di depan pertigaan ke Peternakannya pak Harto, diujung jalan itu kemacetan menjadi- jadi, dan ditambah lagi dengan pengemudi angkot yang menutup jalur jalan sisi kanannya, berarti sisi dimana jalan itu akan saya lewati, sehingga macet tak bisa diabaikan.
Saya perhatikan satu persatu wajah supir yang dengan tenang menjadikan suasana pagi ini macet total, terlihat wajah-wajah bogornise, yang sedikit sekali pedulinya dengan orang lain. Kok bisa ya.

Motor maju terus, dan mulai memasuki kawasan Gadok, ujung jalan tol Ciawi, dan setelah berhenti sebentar kerena lampu lalu intas berwarna merah, motor maju lagi belok kanan menyusuri awal jalan pendakian ke Puncak.

Terjadi kesalahan, di benak saya hotel tempat pelatihan itu namanya Cipayung Permai, sedangkan sewaktu saya menanyakan Cipayung Permai yang ditunjuk adalah hotel Cipayung Permai Mega Mendung sehingga saya harus memasuki jalan kecilo yang menanjak dan berliku-liuku, setibanya di depan hotel yang cukup bagus itu saya memasuki front affice mencoba konfirmasi alamat, ternyata terbaca di buku undangan adalah hotel Cipayung Asri, memang tadi sudah dilewati, dan jauh sekali dibawah. Kelewatan dari alamat sebenarnya ini ada 8 Km jauhnya.

Terpaksa turun lagi deh.

Memasuki Cipayung Asri mulai mencari Kamar, ditunjuk kamar yang akai Ac dengan harga Rp 195 000,- ternyata kamarnya jelek, dan ada lagi satu ternyata ngak pakai AC, sudah cukup dingin disini pak Ngak perlu AC, saya mau tetapi harganya jangan segitu dong, harga standard.

Akhirnya dicarikan kamar standard, dengan air panas yang ,memang betul- betul panas, mandi samapi kepanasan, sebab stok air dinginnya sedikit.

Shalat Dlhuha untuk bersyukur pada Nikmat Allah, dan dilanjutkan membaca Al Quran. Surah Al – Mulk.

Keluar kamar untuk mencari wartel dan menelpon kerumah untuk mengingat istri untuk jangan sampai kelupaan alamat seperti apa yang saya lakukan pagi ini.

Wartel itu letaknya ada dua, yang diseberang hotel masih tutup dan yang sejajar dengan sisi jalan letak hotel yang sudah buka, hanya menghavbiskan Rp 2000,- cukup menceritrakan keadaan tersesatnya pagi ini.

Jam 09.00 acara dimulai dengan diawqali makan sneak kopi dahulu, dan disini banyak terlihat wajah-wajah baru yang perlu di ingat, banyak yang muda dan ada juga yang tua.

Jam 15.00 Iastri, Fifi dan Yasin datang, hal ini dibisikan oleh panitia, diruang pelatihan mengatakan jikalau istri menunggu di ruangan kantor depan hotel, saya secepartnya turun dan menemui mereka, langsu Fifinya gembira menlihat saya, berempat berjalan menyusuri jalan turun menuju kamar Mawar no 1.
Mulai riuh rendah, Fifinya protes, katanya hotelnya jelaek, hal ini dibicarakan sewaktu hari minggu kemaren, ternyata sama dengan hotel Salak, ingatannya Fifi tahun lalu sewaktu menginap di hotel Salak Bogor.

Hari ini acar pelatihan ditutup jam 17.30, untuk istirahat dan dilajutkan jam 19.00 malam.

Sneak malam jagung rebus yang sudah mendingin sebab udara memang cukup dingin, dan minumannya bandrek, saya sampai mengirimkan bandrek kekamar sebab istri ngak mau bangun dari tempa t tidur kerena udara luar cukup dingin.

Persiapan ke Puncak

Minggu, 24 Februari 2008.


Persiapan berangkat ke Puncak.
Malam hari isi Hp AM3 dengan bantuan mamanya Iin, tetangga. Sebelumnya malam ini sempat menyuntikan jarum suntik desferal buat Yasin.
Jam 20.00 anak-anak belum tidur saya tinggal tidur untuk persiapan berangkat besok pagi.
Jam 22.00 saya bangun ternyata Fifi dan Yasin sedang membuat indomie dimakan berdua sambil tertawa sana sini.

Service Motor

Jumat, 22 Februari 2008.



Setelah shalat Jumat, siang ini menyempatkan diri belanja ke Giant Supermarket, yang disasar adalah Ikan, ternyata masih ada ikan yang dikorting 50 %, seninya beli ikan yang dikorting ini adalah, kita harus memilih ikan yang harga dasarnya tidak terlalu mahal, seperti ada ikan kue yang dikorting 50 % dari harga Rp 34 000 ya lumayan masih mahal sehingga ikan ini harus di hindari.

Yang dibeli adalah ikan kerapu setelah dikorting sekilonya dapat Rp 7600,- lumayan murah, ikan terbang indosiar dua biji, ikan mata merah, dan ikan bandeng ini sih ngak dihitung korting, tetapi harganya relatip murah dibandingkan carefure tetangganya.

Tambahannya, Roti, bakso, cornfik jagung, vit C, dan setelah shalat ashar siang itu langsung pulang.

Setibanya ditempat service motor didepan Ifrija Jakarta Timur, laggsung minta di service montor sebab hari senen akan dibawa ke puncak.

Yang diganti adalah olie, busi pembakaran, kabel lampu dudukan lampu depan, yang diperbaiki adalah kedudukan stir/stang yang goyang, keduduk tarikan persneling yang kaku, service karburator motor, dakinya banyak.

pengembangan Kantor

Kamis, 21 Februari 2008.

Puasa hari Kamis, sahur bersama istri, perjalanan kekantor mulai macet sejak di pendakian Horoscoping, ada mobil berhenti mogok.

Sesampainya dikantor masih mengerjakan pemetaan bangunan pada lantai tiga.

Hari ini pak Kuat masuk Kantor dengan wajah yang tersisa sakitnya, wajahnya seperti pemain scoobido, faty lever sementara ini terduga menyerangnya, tetapi perwujudannya adalah lemahnya badan.

Rahman yang membantu saya mengukur bangunan dimana saya berkantor ini, sebab taufik OB ruangan sakit, dan sudah beberapa kali ia mengukur tetapi ngak jelas mana yang di ukur, oleh sebab itu setelah makan siang saya temani ia mengukur tangga dan kamar mandi.

Setelah ukuran selasai dan diwujudkan digambar baru terlihat bagaimana map denah lantai tiga bangunan ini sebagai prototype lantai- lantai lainnya.

Diskusi dengan pak Kuat dan pak Budi perihal rencana pengembangan kantor, sebab kantor akan menerima satu unit kantor baru dibawah Bina Marga, untuk berkantor dilantai tiga.

Kapasitas ruangan untuk 10 personil.

Begitu adzan maghrib terdengar saat buka puasa. Langsung minus jus sayur yang dibawa tadi pagi, kemudian shalat Maghrib berjamaah dengan teman di kantor, dan lanjut makan malam, makan malam di lantai tiga sebab ada indovision, sambil melihat tayangan olah raga dan siaran dunia satwa.

Jam 20.00 e makan malam lagi yang ini resmi dari kantor sebab ada satenya 10 tusuk.

Pulang jam 21.00

ikut lomba penulisan Honda

Selasa, 19Februari 2008.



Hujan masih menderas, saya terbangun kerena kaki terteteskan air hujan yang menetes perlahan merambat lobang kecil yang ngak pernah tahu kapan ditutupnya, rasa kencing yang sangat membangkitkan saya harus kekamar kecil dan mulai berturas.

Ternyat a jam sudah menunjukan 04.00 pagi, acara berikutnya adalah, melanjutkan mencuci sprei yang telah direndam semalaman, air berlimpah dan cucian dengan cepat terbereskan, kemudian naik untuk shalat tahajud.

Shalat baru memasuki rakaat pertama tiba- tiba terdengar adzan shubuh, dan selanjutnya mengerjakan shalat shubuh, kemudian bercengkrama dengan Fifi yang masih tidur, ia harus dilatih bangun pagi, ia sangat malas, kalau bangun selalu ingin ada ibunya yang mendampinginya.

Acara makan singkong goreng dipagi hari dengan kopi pasar yang murah dan tidak membahayakan jantung.

Setelah itu mulai mengerjakan jus sayur terdiri dari tauge, tomat, jambu merah, buncis, mengkudu, terong ungu.

Setelah minum semangat berjuangpun bangkit, tidak lagi kecut dengan derasnya hujan, sebab badan terasa panas, dan sampai dikantor jam 09.31 pagi, masih sepi kantor, ganti baju di kamar kecil dan mulai menyusun target pekerjaan pagi ini.

Hari ini untuk pertama kali mendapat buku kerja Departemen Pekerjaan Umum, gratis.

Malam hari mengirim ke Honda, Lomba penulisan.

Hoda pun Melaju Kencang.
Dikembangkan dari topik :
Sepeda Motor Honda Bagian dari Hidup

Oleh : Siswoyo Seputro.

Seandainya seluruh insan di dunia menyadari aspek bundarnya roda, dan berpindahnya suatu dari suatu tempat ke tempat lain, maka banyak soal yang berhubungan dengan keinginan untuk bergerak menuju dan pergi dari suatu tempat, tanpa harus terbebani oleh suatu sistim dan pola pergerakan yang rumit-rumit.
Sebagai hasil teknologi, sepeda motor Honda tidak lagi dipersoalkan kerena adanya campur tangan politik perdagangan dibelakangnya, melainkan apakah kehadirannya bermakna bagi kemanusiaan dan tuntutan perkembangannya.
Pada kedudukan siapa yang diuntungkan secara missal, dengan adanya boombing sepeda motor Honda seperti saat ini, persoalannya akan dihubungkan dengan konsep penciptaan untuk apa sepeda motor di sodorkan sebagai alternatip berpindahan tempat secara efisien, kepada khalayak. Semakin kuat intervensi kapital dalam perumusan penciptaan produk- produk berkendaraan roda dua yang baru , semakin terasa adanya suatu factor pembentukan konsumen tertentu, sebagai suatu produk rekayasa teknologi, sepeda motor Honda juga tidak terlepas dari asumsi pasar, sebab produk rekayasa teknologi yang wajar diterima massa adalah produk yang tidak terlalu membebani pengendara sepeda motor dalam ketergantungan spreparth dan sistim yang diadopsikannya.
Dan akan sangat mendapat penilaian tertentu apabila produk tadi bisa direkayasa sendiri oleh konsumen, walau tidak sepenuhnya.
Para pengendara motor umumnya berkilah jikalau sepeda motor yang dikendarai adalah bagian dari hidupnya, sehingga ketiadaannya akibat mesin mati, turun mesin total, ganti suku cadang yang harus menunggu, sangat dirasa, dan berpengaruh besar terhadap pola gerakan hariannya.
Secara tidak langsung sepeda motor Honda akan menduduki posisi mutlak, atau mengambil perhatian yang cukup besar dari waktu dan pemikiran pengendara, sayangnya dikalangan masyarakat besar bangsa ini, kemutlakan yang terbentuk terkadang menimbulkan kekisruhan.
Kemutlakan yang terbentuk akan menciptakan zona peng klaiman, yang bersifat klaim kebanggaan, klaim penomer satuan, klaim terkuat walau berbeda tingkat keseriusannya, sebab kerena produk perdagangan, belum waktunya suatu produk yang bisa dimanfaatkan pada jenis kendaraan roda dua dari merk dagang yang lain.
Masalah terciptanya suatu produk ber kendaraan yang menjadikan bermotor aman dan stabil, perlu harus diperluas hingga menimbulkan kesepahaman yang sama antara pemakai dengan pencipta produk, sebab sudah terlihat agak klise jikalau berpegangan kepada konsep kepemilikan pada suatu rumah tangga baru, mana barang yang harus dimiliki terlebih dahulu, kendaraan bermotor sederhana seperti sepeda motor atau rumah kontrakan, dua pilihan yang sama- sama penting untuk dimiliki. Tak lebih dari hasil persepsi, kerena sering popular dengan sebutan antara pilihan Mocin atau Honda, disini Honda harus bisa membaca pesaing dalam meraih pasar.
Dalam studi Antrophologi, benda-benda yang dimiliki manusia dan manusia itu sangat tergantung dengan benda tersebut, sering direfleksikan dengan ketergantungan dengan benda tersebut, maka posisi klaim akan semakin terpusat, sampai tercipta usaha untuk mematahkan konsep berkendaraan dengan aman bersama Honda, terbukti banyaknya korban kecelakaan lalu lintas adalah pengendara sepeda motor Honda.
Terlepas dari pemikiran yang tercipta, kerena semua produk teknologi bersepada motor akan membawa pengendaranya nyaman dan aman, sehingga bisa ditelisik secara halus, apakah perlu pertanyaan mengendarai Honda atau Bukan? Akan membawa keamanan pengendaranya ini perlu dilontarkan.
Barangkali faktor pandangan publik, yang menyatakan bahwa berkendara lah dengan sepeda motor Honda, anda akan nyaman dan aman, sehingga terbentuk persepsi inferior yang menyebabkan sebagian kalangan menuding kuatnya pengaruh tradisi hegemonik yang menyebabkan ia harus memilih tanpa ada alternatip. Tetapi untuk ditarik secara subtansi, dalam konteks berkendara milik rakyat, maka kecendrungan memilih besepeda motor dengan Honda akan menempati urutan pertama.
Sejalan dengan pemikiran ini, kendaraan massal yang dimiliki sebagian besar rakyat Indonesia, yang secara keseluruhan bisa disebut kendaraan rakyat, sebab dalam konsep pemikiran sisi lain Tidak ada sesuatu yang disebut kendaraan rakyat sejati adalah Honda, dalam konteks ini yang perlu diharapkan lahirnya adalah tumbuhnya innovator – innovator berkendaraan roda dua dari bangsa ini.
Pada saat pengendara motor di dudukan dalam kancah bebas batas Negara, terlihat spesifik pengendara motor dari kultur yang hidup, kepentingan yang disandangnya, tujuan yang hendak dicapai, hambatan lalu lintas yang dialami, pola pergerakan lalu lintas yang harus dilewati, hokum-hukum berlalu lintas yang harus dituruti, kenyataan ini akan mengikat secara khusus mana pengendara bangsa Indonesia dan mana pengendara bangsa Vietnam misalnya.

Negara Bangsa Indonesia dengan jumlah penduduk diurutan ke 4 terbanyak di Dunia, bisa jadi merupakan Negara dengan memiliki kendaraan sepeda motor terbesar di Dunia, sebab kepemilikan sepeda motor bagi rakyat Indonesia, berbeda dengan masyarakat AS, mereka selain memiliki kendaraan bermotor, ia juga memiliki kendaraan beroda empat lainnya, dan infrastruktur angkutan umumnya bagus, sedangkan bagi rakyat Indonesia, kepemilikan sepeda motor bisa dijadikan syarat mutlak sementara infrastruktur angkutan umum tidak menunjang.
Dari sini bisa di asumsikan bahwa satu- satunya penjelasan logik mengapa rakyat Indonesia memiliki sekian banyak sepeda motor, ya tadi, kerena fasilitas untuk bepergian yang efisian belum bisa menjawab secara sederhana.
Kecuali ada perubahan drastis dimana pemerintah akan memperbaiki secara keseluruhan sistim infrastruktur angkutan umum yang mendudukan berkendara sepeda motor tidak efisien dan aman.
Sehingga tidak berlebihan jikalau Honda telah menjadi ritual tersendiri pada saat ada suatu hari libur, semua berbarengan menuju tempat service kendaraan, dari service resmi maupun tidak resmi, kewajiban ini harus dilakukan sebelum terjadi musibah seperti rantai putus ditengah jalan dan hilang di kegelapan malam, atau kanvas kopling habis sehingga mesin masih menraung- raung tetapi motor tidak maju selangkahpun.
Fakta ini menunjukan bahwa diperlukan pemikiran yang cukup cerdas untuk mengantisipasi jenis motor yang bagaimana yang layak dilemparkan di pasaran Indonesia, yang selalu melewati banjir, selalu melintas lumpur pada jalan yang longsor, selalu berhubungan dengan air laut bagi motor- motor di Indonesi Timur, atau selalu melintasi lahan gambut untuk motor di Kalimantan. Maka upaya untuk meneguhkan bahwa Honda merupakan bagian dari Hidup tidaklah berlebihan kerena sesuatu itu pun sudah ada di miliknya sebagai bentuk kebutuhan.

surat

Jumat, 15 Februari 2008.


Saya harus membuat surat, saya tidak mau, sebab itu adalah tugas struktural, untuk saya keluar dari kantor, berjalan ditengah keramaian supermarker Carefure, denga musik yang bersuara keras mengkumandangkan lagu say you say me, lagu itu sangat membangkitkan semangat, ternyata harga-harga di Carefure relative mahal, saya keluar dan berpindah ke Supermarkert Giant, dan sudah berusaha mengintip dimana ikan yang sudah dibumbu kuning yang sering di korting 50 %, ternyata sekarang yang di korting adalah ayam yang dibumbu kuning, langsung beli tiga kemasan, satu kemasan terdiri dari empat potong ayam, sebab anak- anak pasti rusak, kerena dikorting maka harganya tidak sampai 10 000.

Kirim uang ke Tyas

Kamis, 14 Februari 2008.


Pagi hari beberapa menit sebelu shalat shubuh, sudah selesai membuat jus sayur dan akan diminum, saat bersamaan terdengar adzan shubuh, berarti dialrang untuk memakan dan minum untuk mengerjakan puasa hari ini.

Hujan turun dan Yasin sudah diantar ke sekolahannya, sedangkan ibunya dan Fifi ikut sampai untuk mengirim uang ke Tyas di BNI di Cileungsi, hujan mulai menderas sampai saya harus memasang jas hujan sejak di SPBU di SMA I Cileungsi, hujan deras dan macetnya kendaraan sampai didepan Nagrak Cibubur.

Jam 09.30 sudah sampai dikantor.

Tengah malam pulang dari kantor, sudah dihajar hujan sejak turun dari kantor, dingin dan lapar selalu mewarnai untuk melampoi jarak 45 km itu dari rumah ke Kantor.

Tukar CD

Rabu, 13 Februari 2008.



Hujan turun saat akan mengantarkan Yasin ke sekolah, mengenakanmantel hujan demikian juga Yasin dan diantar hingga sekolahannya, kemudian saya balik kerumah untuk menjemput ibunya dengan Fifi yang akan ke Bank BRI Cileungsi untuk mengantar uang Aswan di Makassar Sulawesi Selatan.

Saat itu Fifi minta ditukar kembali CD Spombob yang dibeli sewaktu hari minggu kemaren sebab setelah di setel dirumah CD itu tidak bereaksi. Saat ditukar tukang penjual CD bilang tidak akan menerima lagi penukaran berikutnya.

Sepulang dari menukarkan CD menjemput ibunya ternyata ibunya masih antri di depan BRI Cileungsi, menunggu sebentar sambil mendengarkan Ipod bersama Fifi.

Mengantar ibunya membayar listrik di Koperasi PLN Mampir.

Seharian istirahat di rumah.

Bengkel Motor

Selasa, 12 Februari 2008.

Jam 24.00 Pulang dari kantor bersamaan dengan pak Hendar yang membawa mobil, mobil diarahlkan memasuki jalan tol dan keluarnya di Tol Cibubur, disana saya menunggu angkutan 56 yang datang dari UKI.

Ada rasa syukur yaitu hujan tidak turun, sehingga menunggu angkot tidak terlalu tersiksa, dan sekitar saya ditengah malam itu sangat banyak taksi yang berderet-deret menunggu penumpang, jikalau melihat sedemikian banyaknya taksi yang mangkal ini berarti banyak penumpang yang diharapkan naik, mengingat ini tengah malam, barangkali ada saja penumpang yang putus rantainya seperti saya dan punya uang banyak, sayangnya saya ngak punya uang banyak.

Angkutan 56 itu datang juga, saya naik dan ternyata didalam diisi dengan 10 orang penumpang, masih ada tempat duduk untuk saya, tetapi kendaraan itu sangat cepat sampai saya terdorong jatuh di lutut saat angkot itu menikung di tikungan dekat pembelian sapi kurba di sekitar kantor polisi Cileungsi.

Di perempetan Cileungsi, menunggu sangat lama, sebab angkot tidak akan jalan jikalau membawa orag sedikit, sehingga saya tertidur didalamnya, akhirnya angkot berjalan juga, dan saat itu yang naik ada 5 orang.

Turun di depan Pasar Gandoang, sudah dipapak dengan ojek malam hari, tetapi saya memilih jalan saja sebab penat rasanya badan, berjalan belum terlalu lama, sementara tanan membentulkan IPOD MP4 untuk mulai didengar lagunya yang baru diterima tadi pagi, tiba-tiba saja ada seseorang yang berkendara motor memberikan tumpangan, saya langsung naik dan ternyata ia tinggal di Perumahan Ambar, masih 500 meter berjalan lagi dari komplek Puri Cilungsi, di depan jalan masuk kompleks perumahan, berjalan ditengah malam sambil mendengar Ipod dengan lagu yang menggelegar seperti suatu konsert yang berbinar- binar, lagunya say you say me menggemah hingga di sanubari, membangkitkan semangat, tidak memperhatikan sunyi dan dinginnya malam, melintas diantara rumah-rumah yang berbaris dan tertutup rapat kerena tidurnya.

Masuk rumah jam 01.30 dan langsung diberikan air hangat dengan istri dan mie rebus yang sudah disiapkan, istri berfikir jikalau saya tidur dikantor, tetapi saya tetap konskwen pulang.

Jam 05.00 pagi, setalah shalat shubuh langsung berangkat kekantor dengan angkutan umum, dipilih jam ini disebabkan kemacetan yang luar biasa di depan Nagrak Cibubur sanat menggelisahkan, banyak waktu yang terbuang disana.

Jam 06.30 sudah sampai di Kampung Rambutan terminal, dan disana naik bMetromini 509 tujuan Kantor, tetapi saya naik sebagai penumpang pertama yang naik, bus dalam kondisi kosong, sebab bus didepannya belum berangkat.

Saya mengambil posisi dibelakang sopir dan mulai mendengarkan kembali lagu-lagu dari Ipod. Saya tidak memikirkan jikalau suara itu tidak sepenuhnya kedap, walau ditelingaku seperti mendengar suara konser yang hingar bingar dan membangkitkan semangat, ternyata suara Ipod itu terdengar halus juga ditelinga, terbukti dengan gadis yang duduk disamping saya juga ikut menikmati lagu yang merambat halus setipis jarum.

Masuk kantor jam 07.49 dan langsung sarapan nasi yang dibawa dari rumah dan nasi udug yang dibeli ditetangga depan rumah, sehingga badan terasa cukup hangat, datang sepagi ini danpulang semalam yang sangat larut malahan di bilang dengan pak Imam jikalau saya pulang ngak sampai kerumah.

Jam 09.30 mendorong motor ke bengkel menyusuri jalan depan terminal Lebak Bulus yang padat dengan kendaraan yang baru keluar dari terminal, saya dorong tersu dan akhirnya mendapatkan bengkel didepan kantor pos yang biasa didatangai yang sekarang sudah pindah.

Rp 125 000,- ganti rantai dan gir depan belakang, saya setuju dan akhirnya motor dikerjain.

Balik lagi kekantor sudah menunggu pekerjaan berikutnya. Hari ini saya bisa menyelseaikan konsep pidato sambutan Kepala Puast untuk ditanyangkan di web site dan saya serahkan ke pak Kuat sebagai TU dikantor.

Rantai motor putus dan hilang

Senen, 11 Februari 2008.



Hujan sudah menderas sejak dari rumah.hujan redah beberapa menit langsung berangkat dengan Yasin, saat itu jam sudah menunjukan jam 07.30 pagi, hari ini badan terasa ngak enak untuk kekantor, tetapi melihat Yasin sudah semangat untyuk sekolah, mantabkan diri untuk berangkat kekantor menembus rintikan hujan.

Saat Yasin turun di sekolahannya hujan belum turun, tetapi setelah mengisi bensin di Cileungsi awan hitam sedemikian pendeknya, dan hujan deraspun turun, sepanjang jalan mengenakan jas hujan dan hujan berhenti dan turun dan berhenti dan turun, turun hujan deras terakhir menjelang masuk kantor, 200 meter sebelum Giant Supermarket Pondok Indah, hujan deras sudah turun, kendaraan berjalan perlahan-lahan.

Masuk kantor malahan hujan sedemikian derasnya, sehingga jas hujan tidak dilepaskan setelah memarkir motor dan menuju lobby kantor.

Di depan Pak Barus sudah menanti, sebab dia Satpam yang sedang menderita Tubercolosisi dan sedang saya terapi dengan ramuan jus sayur yang ada mengkudunya.

Hari ini membawa dua, dengan harapan yang satu untuk buka puasa nanti sore kalau pulang dan yang satu untuk pak Barus.



Jam 22.00 Malam saat pulang dari kantor, rantai putus saat lewat antara lampu merah Ujung akhir Simatupang dengan Carefure, suasana gelap dan hujan gerimis, saya hanya mengetahui jikalau gas yang diputar tidak memberikan tenaga laju kecepatan, dan dengan tenaga yang tersisa saya mencoba meminggirkan kendaraan, saat itu argumentasi saya adalah masalah kopling, kalau masalah yang satu ini berarti peristiwa besar dan berarrti di sekitar sini ngak ada bengkelnya, motor saya dorong memasuki halaman kantor lagi, sewaktu menyebrang memotong keramaian lalu lintas di Carefure malam itu, saya tetap berjalan bperlahan-lahan mendorongmotor, hingga samapi di kerumunan satpam penjaga malam di kompleks perumahan PU Pasar Jumat ada seorang yang bertanya dan memperhatikan jikalau rantai motor saya hilang, berarti motor tidak berantai, hilang rantainya berarti mesin hidup tetapi tidak bisa mendorong laju kendaraan.

Motor saya dorong terus ke kantor, dan setibanya di kantor pertama adalah pak Iskandar sang Satpam di kantor, yang tadi sewaktu akan pulang ikut memperbaiki posisi kabel accu yang putus, dan sekarang terkejut sewaktu ia mengetahui bahwa saya balik lagi kekantor.

Nai kelantai dua, dan disana pak Imam juga tertawa ngakak setelah mengetahui musibah yang terjadi rantai putus, kok bisa mengendarai motor rantai putus

BCA

Jumat, 8 Februari 2008.

Menjelang pagi, semalam Fifinya demam, saya dibangunkan istri dan langsung melihat kondisi Fifi, dan saya parutkan Kunyit yang ada di persediaan bumbu rumah, setelah itu di suapkan ke Fifi dan tak lama kemudian Fifinya lelap tertidur.

Akan Berangkat ke Kantor, hujan turun merintik, pagi ini Fifi dan Ibunya saya antarkan ke Puskesmas, dibawa rintikan hujan, tetapi mereka menggunakan plastik pelindung.

Dibawa rintikan hujan yang mulai menderas saya berangkat kekantor setelah menurunkan Fifi dan Ibunya di depan Puskesmas Desa Gandoang.

Teringat akan kegagalan hari Rabu sewaktu akan mengirimkan uang pembayaran pembelian MP4 dimana semua BCA Bank yang saya hubungi semua off-line. Oleh sebab itu, sewaktu melewati BCA Arundina, turun dari motor dan memasuki Bank BCA dan ternyata sudah On-line, langsung naik kelantai atas, antrian sudah banyak, untuk antrian dipisahkan pada nasabah yang akan menyetor uang dibawah 10 juta terpisah antriannya dengan nasabah yang akan menyetor uang diatas 10 juta.
Merasa saya hanya menyetor 289 000 ya harus kekiri dan disana yang antri cuma dua orang, langsung berangkat kekantor setelah pengiriman uang sukses.

Hujan masih menderas dan sesampainya di kantor langsung menghubungi MP4 untuk memberitahukan jikalau uang sudah dikirim.

MP4

Rabu.6 Februari 2008.


Semua bank BCA pagi hari ini off line sehingga transsaksi pembayaran online tak bisa dilakukan, sebab saya akan membayar MP4 seharga Rp 289000,- bank BCA Cileungsi, Offline, Bank BCA Arundina Lapangan Tembak juga Off line, dan terakhir BCA Pondok indah, off line.

Batal rencana pembayaran MP4.

Seharian masih melanjutkan meng input data E Procurement pelelangan yang akan diselenggarakan sejak tanggal 11 februari besok

Kalender telah jadi

Selasa, 5 Februari 2008.

Jam 09.00 pagi ini sudah menuliskan nama di absen kantor, untuk siap mengkreate semua yang berkaitan dengan kehidupan. Sarapan dahulu dengan segenggam nasi yang dibawa daru rumah , nasinya sengaja sedikit saja, lauknya ayam dan tiga butir lombok rawit utuh. Dikantor masih ada kerupuk sisa semalam, dimakan juga pagi ini didepan komputer, jangan sampai waktu hilang rasanya. Enak juga.
Pagi-pagi pak Kapus sudah ngasi pesan jikalau Kalender yang akan dibagikan ke Sekretariat Dirjen Sumber Daya Air biar dia akan membawa sendiri, sebab dia temannya, katanya, saya sih hanya mengiyakan sebab bukan bidang saya membagi- bagi.

Seharian ini mengejar tayangan informasi Umum di Electronik Procurement milik Departemen Pekerjaan Umum, yang sifatnya memberitahukan kepada khalayak apa saja yang dikerjakan di unit kerja kantor saya ini dan berapa besarnya uang dan ada ngak pekerjaan yang orang lain bisa ikut nimbrung seperti pekerjaan yang di kontrakan atau pekerjaaan yang di lelang terbuka atau pekerjaan yang mengunakan sarana penunjukan langsung kerena biayanya dibawa seratus juta rupiah.

Jam sudah menunjukan 20.00 malam, ternyata saya sendiri yang belum mengerjakan shalat Isya, shalat Isya di ruang rapat besar.

Pekerjaan dilanjutkan sedikit untuk mengumumkan adanya pekerjaan Konsultan yang di kontrakan dan pengadaan barang alat – alat penunjang kerja kantor seperti komputer yang di lelang terbuka, dan pemeliharaan bangunan yang dikontrakk dengan tunjuk langsung dan pengadaan meja kerja dengan penunjukan langsung.

Menjelang pulang setelah pekerjaan meng input E Procurement Depat PU selesai , pak Kuat memperlunak sikap, secara manusiawi itu berarti kesepakatan saya untuk mengurangi hubungan diplomatik kerena dari proses pembuatan kalender itu saya tidak diberi uang design, rupanya malam ini ada perubahan, saya tidak mempermasalahkan hal tersebut, yang jelas saya harus membawa sesuatu pada istri, ini lho ma, kerjaan membuat kalender itu ada sedikit uang, tu maksdu saya. Dan ternyata malam ini terjadi perubahan, dan saya di nilai design kalendernya sehingga saya bangga dengan produk itu.

Jam 22.00 pulang dan ditengah jalan langsung dihantam badai hujan, hujan- hujan di tengah malam di iringi angin cukup menggoyangkan badan dikala bermotor.

Pandangan mata terbatas, terjadi dua kali salah lihat tetapi cepat dikontrol yaitu keberadaan pedagang di tengah malam di bawa hujan deras kok jualan di tengah jalan, padahal saya merasa dia harus jualan di pinggir jalan, rupanya akibat hujan deras membuat pandangan mata salah yang menyatakan bahwa saya harus akan berbelok kiri, untuk hal itu talk dilakukan, sebab itu adalah genangan air yang sunyi, saya pikir sudah sampai jalan tikungan.

Sesampainya dirumah, langsung Kalender yang telah dibagikan saya perlihatkan kepada istri, sebab beberapa lama ini selalu kalender...kalender...kalender saja yang di omongin tetapi barangnya ngak ada, dan sekarang barang itu sudah ada dan telah terbagi disemua staf termasuk tukang sapu dapat bagian kalender. Dari uang yang diberikan oleh juru bayarnya pak Kuat uang itu saya berikan kepada istri dan satu lembarnya untuk yatim piatu.

SMS dari Tyas

Senen, 4 Februari 2008.

Puasa Hari Senen di bulan Muharam, dengan harapan dibantu oleh Allah SWT semua kesulitan kehidupan.

SMS dari Tyas jikalau ia butuh uang untuk membayar uang indekosan bulan ini, kata ibunya kok cepat habis sih uangnya.

Di kantor, saya sengaja bilang dengan pak Kuat bahwa saya harus di kasih uang design membuat kalender, sebab kalender 2008 sudah jadi, saya lihat sendiri dibawa olah tukang cetak kalender dengan penampilan yang sangat menarik, banyak staf yang mengatakan bahwa kalender sangat baik, tetapi baiknya design kalender ini ada orang yang membuatnya, lha orang itu ngak dibayar designya.

Pak Kuat bilang dengan saya saya ngak bisa membayar satu persatu kegiatan, tetapi design kalender itu tidak termasuk tugas saya, sehingga saya berharap mendapatkan uang design kalender tersebut.

Okey saya tidak mau berkepanjangan kata, stop, cukup saya tahu, oleh sebab itu saya akan menurunkan hubungan diplomatik saya dengan pak Kuat setingkat formal, dan itu pun dengan ancaman, pekerjaan tidak akan dikerjakan dengan nilai lebih, cukup formal.

Oleh sebab itu mulai hari Selasa besok, nama pak Kuat sudah harus disingkirkan dari nama-nama yang wajib dihubungi di dalam Hp.

Buka Puasa di kantor, dengan tambahan mie ayam, Shalat Isya juga masih dikantor, sewaktu buka puasa tadi sempat meminum jus sayur yang dibuat tadi pagi, dan memang saat pulang dari kantor jam 21.00 badan ini terasa enak saja.

Siapa yang tidak bersyukur kepada Tuhannya Allah SWT yang menciptakan manusia dari benda yang berbau berlendir dan tersembunyi dubalik tulang sulbi.

Masuk rumah jam 23.00 dan Yasin belum tidur juga.

Hujan masih menderas

Sabtu, 2 Februari 2008.

Masih mengerjakan puasa bulan Muharam, Puasa hari ini tak sempat sahur sebab bangun sudah terdengar adzan shubuh, setelah shalat sudah mengantri di pedagang di samping rumah untuk membelikan pisang goreng buat Fifi, Yasin.
hujan masih turun dan di Jakarta sudah menimbulkan masalah yang serius yaitu dengan tertundanya penerbangan, sebab bandar udara Cengkareng terluapi air banjir dari anak sungai sekitar nya.

Hujan hujanan ke kantor

Jumat, 1 Februari 2008.





Hujan menderas sejak semalam, pagi ini akan berangkat kekantor sudah mengenakan jas hujan, jas hujan itu telah robek di bagian dalamnya, jas hujan yang robek itu adalah pembelian tahun lalu, pembelian tahun sekarang, adalah jas hujan ponco kuning yang dipakai untuk penutup bagian luar, derasnya hujan membuat perjalanan menjadi perlahan sebab pandangan mata sangat terbatas.
Hujan deras sejak berangkat dari rumah, tidak mengapa, se sedih sedihnya perjalanan hari ini masih menyisahkan harapan, yaitu hari ini hari menerima gajih.
Sepanjang jalan hujan mengguyur dengan derasnya, didalam kehujanan masih banyak kemacetan lalu lintas yang dilewati.

saat hujan lagi menderas, dimana saat yang sama penutup mata helm turun, menutup pandangan dan pandangan menjadi kabur, saya menberhentikan motor dan dalam posisi masih diatas motor, saya berusaha membetulkan kaca mata yang mengembun kena udara dingin, saya tahu kerena saya berhenti sesaat itu banyak kendaraan yang terhalang dibelakang, tetapi saya tidak berani maju kerena kacamata berkabut.

Hujan yang menderas ini membuat ginjal memproduksi air seni agak banyak juga, apa lagi telah minus jus sayur tadi pagi, sehingga aktifitas ginjal meningkat, sewaktu melewati masjid disisi pasar di CIbubur lama, kendaraan saya masukan, hujan masih menderas, dan saat Helm pelindung kepala dilepas, hujam pun masin turun, sehingga sewaktu berusaha mencari kamar kecil mantel hujan tidak dilepas, mesin motor pun tidak dimatikan.

Masjid ini ternyata besar juga dan cukup bersih, walau berdampingan dengan pasar dan anak sungai yang menghanyutkan banyak sampah, dan pagi itu banyak juga yang shalat dlhuha, dan setelah shalat mereka menuju ke tempat jualannya, sehingga bisa dipastikan bahwa yang meramaikan masjid ini adalah para pedagang pasar.

Motor berjalan lagi dan memasuki jalur jalan Bogor lama, motor di pacu kencang mengimbangi kendaraan yang lain, dan hujan masih menderas, terasa dingin air mengalir disela-sela lengan berarti air masuk ke lengan atas, entah mana lagi dari bagian jas hujan yang bocor.

Memang untuk persiapan kekantor pagi ini sudah siap basah-basah kehujanan, sehingga celana panjang yang dipakai kekantor adalah celana panjang yang siap basah dan setibanya dikantor akan dilepas, disalin dengan celana panjang cadangan dengan baju kokok.

Hari ini hari Jumat, saat muslim bergegas menuju masjid, sehingga di niatkan akan shalat Jumat di Masjid kantor, saat akan berangkat sekitar jam 08.30, hujan masih juga menderas.

Sesampainya di Kantor hujan masih menderas, langsung ganti pakaian, pakaina yang basah sewaktu berangkat kekantor tadi diletakan di kamar mandi kantor.

Jam 11.30 saat menuju masjid untuk shalat Jumat.
Hujan juga masih menderas, berangkat ke masjid dengan mengenakan jas hujan motor.

Komputer di kantor mulai sehat

Mulai mengimput data ke server Departemen pekerjaan umum, perihal apa saja yang dikerjakan selama ini.
Hujan mulai terlihat menurun volumenya adalah sekitar jam 14.00 siang, sehingga sewaktu ke Carefure untuk belanja keperluan di rumah, hujan sudah berhenti, Bandeng ikan, sayap ayam, mie goreng, jeruk lokam yang lagi turun harga, gula, susu kaleng, pasta gigi pepsodent, sabun mandi cair dalam kemasan yang nanti sesampainya dirumah akan dimasukan dalam botol yang sudah ada, sengaja tidak mendekati makanan anak- anak sebab yang saya perhatikan jikalau terlalu sering dibeliin kue- dan coklat, makanan itu sudah tak menarik lagi, terbukti dirumah makanan itu lama habisnya.

Sore sebelum hujan turun lagi, cepat pulang, dan sesampainya dirumah adzan maghrib baru terdengar.

Malam harinya nengok pak Parman yang hari Rebo lalu jatuh dari motor, kondisi sudah baik.

Menambal Sepatu

Rabu, 30 Januari 2008.

Sesampainya dikantor pagi ini, langsung mendekati tukang tambal sepatu yang lagi mencari income tambalan, dan memang sepatu kantor saya lobang bawahnya, setuju dengan harga Rp 20 000,- sepatu diyakini baru lagi bawahannya.

PLN di Kantor mati, mulai hidup jam 10.00 dan semua listrik yang menghubungkan ke komputer mati, sehingga haris ditelusuri mana- mana kabel yang harus dilepas.
Agar hidup lagi.

Jus sayur yang saya bawa kekantor pagi ini terbagi untuk, Pak Abdullah, Pak Barus dan pak Imam.

Isnin, Mac 17, 2008

mengisi data internet departemen

Selasa, 29 Januari 2008.

Sore hari pak Kuat sebagai Satker mengingatkan kepada saya jikalau ada pekerjaan mengisi data di internet Departemen Pekerjaan Umum, untuk meng informasikan semua kegiatan yang ada uangya di internet, dan mana yang pekerjaan swakelolah dan mana yang dikontrakan.

Tiba-tiba pak Dado datang dengan membawa kalender yang akan di asistensikan terakhir, dan perbaikan yang dilakukan adalah merubah warnah bawah dari biru laut menjadi biru kehijauan, dan meluruskan gambar, memperbaiki judul gambar di bulan Maret, memperbaiki garis-garis yang berlebih, tetapi secara keseluruhan kalender sangat cantik.

Menjelang maghrib baru mulai dikerjakan pengisian data kegiatan dalam set pelayanan informasi umum.

Pekerjaan selesai sebagian dan berakhir jam 21.00
Setelah shalat isya berjamaah langsung pulang.
Sesampainya dirumah anak-anak sudah tidur.

masih dirumah Pak Harto

Senen, 28 Januari 2008.




Jam 01.00, berangkat ke Cendana bersembilan, sekarang setelah naik satu orang laki- dan dua orang nenek.
Mereka sangat khawatir akan ditolak, saya tenangkan. Mobil turun dibunderan, Teuku Umar, sebab disitu sudah terlihat banyak penjaga yang siaga, setelah mobil diparkir di bunderan Teuku Umar, sembilan penumpang mobil itu keluar, terlihat iringan dimalam itu membela orang-orang yang duduk istirahat.
Jalan yang dimasukin saat itu jalan Suwiryo.
Menjumpai jalan Cendana, diujungnya sudah banyak penjaganya
Rombangan ber sembilan di tolak
Ada yang memberi tahu
Untuk masuk lebih dalam di Jalan Suwiryo dan menjumpai jalan Rasamala belok kanan. Di jalan ini banyak kendaraan Televisi yang memancarkan siarannya, yang parkir berderet- deret.
Kemudian masuk kekanan dan langsung berada di tengah- tengah jalan Cendana, disini sudah banyak polisi yang berjaga-jaga, dan banyak juga orang orang yang hendak nyelawat tertahan disini.
Rombongan kasak- kusuk, saya sudah dua kali ini mengusulkan untuk pulang, tetapi rombongan ngak mau sebab jauh- jauh kok gagal.
Dan diberi tahu untuk balik lagi untuk masuk jalan Yusuf Adiwinata dan belok kanan masuk jalan Tanjung. Dipertemuan jalan Tanjung, jalan Kamboja dan jalan Cendana berhenti sebab saya sudah kepingin kencing, sudah lama menahan kencing.
Dan dapat lapangan tennes yang didalamnya ada orinoarnya.
Saat itu masuk ke jalan Cendana, dihimpit banyak orang dan masuk mendekat rumah pak Harto Amarhum, dan didepan pagar saya berkata siap untuk di usir jikalau tidak berkenan, tetapi malahan dibukakan pintu dan dipersilahkan masuk, alas kaki ngak usah dibuka.



Terlihat jenazah pak Harto terbujur dengan ditemani dua anaknya, saya secepatnya mencari air wudhu dan dapat, dan balik lagi untuk menyhalati, dan makmum banyak juga.
Suasana harum bunga dan dinginnya AC membuat khusuk bacaan doa, saya doa bagaimana semua ini untuk meningkatkan takwa, percuma saja semua peristiwa kalau tidak meningkatkan takwa.

Saat putri pak Harto itu membalikan badannya untuk mengetahui siapa saja yang me nyholati ayahndanya, saya melihat sekilas kecantikan sang putri itu, si Titi.

Masuk rumah jam 04.12, saat adzan shubuh dikumandangkan.

Jam 09.00 berangkat kekantor, walau ngantuk sebab sudah janjian dengan pak Dodo akan meng Asistensi percetakan kalender kantor

Ditunggu sampai siang pak Dodo ngak datang

Shalat Jenazah Pak Harto1

Minggu, 27 Januari 2008.





Sejak semalam akan di niatkan akan, menikmati bebas hambatan di jalan Thamrin yang diberlakukan hari ini dari jam 06.00 hingga 14.00, merupaak tempat yang baik bagi Fifi yang 4 tahun, untuk melukis pemandangan kota Jakarta sementara Bus dan Kendaraan lainnya tidak melintas, setelah itu akan makan nasi rendang Rp 8000/piring didepan Perumtel Jakarta Selatan, setelah itu jalan- jalan ke Rumah Sakit Pertamina, melihat pak Harto. Tetapi sejak shalat shubuh tadi pagi, Yasin nya lemes saja, dan setelah shalat shubuh malahan kembali tidur, sedangkan Fifi ikut tidur lagi, padahal saya dengan istri telah bersiap – siap dengan pakaian lengkap training, melihat mereka tidur lagi, saya ikut tidur.

Jam 10.00 Fifi nangis sebab ingin diajak jalan- jalan keluar rumah, saya ingatkan sudah kesiangan, sebab kalau berangkat jam sekian panas udaranya, bagaimana nanti makan es krim setelah shalat dhluhur, Fifi setuju.

Jam 13.00 Berangkat bersepeda motor saya dan Yasin dan Fifi ke supermarket kecil Minimarket membeli es krim neopolitan 800 gram seharga Rp 21 000,- dan dibawa pulang untuk dimakan berempat dengan ibunya, saat membuka tayangan TV diberitakan jikalau Pak Harto meninggal dunia, saat itu jam 13.20. meninggalnya 10 menit yang lalu.

Semenjak itu acara televisi melaporkan pandangan mata bagaimana jenazah pak Harto di berangkatkan dari RS Pertamina menuju ke jalan Cendana.

Jam 15.00 pasang bendera setengah tiang.

Jam 18.30 memasang desferal untuk Yasin.

Jam 19.30 setelah shalat Isya dirumah dengan anak- anak saya keluar rumah menuju rumah RT untuk menghimbau RT ke rumah duka cita pak Harto di Cendana, awalnya sangat sulit untuk menyakinkan bahwa pekerjaan itu mulia, akhirnya jam 22.30 berangkat ke Cendana, dari rumah yang ikut saya sendiri sebab ibunya dengan Fifi dan Yasin memilih tidur dirumah, apalagi Yasinnya sedang memasang Desferal.

Mobil Suzuki 1000 cc mobil pak Parman yang digunakan mengantarkan Tyas awal bulan ini, kembali digunakan untuk nyelawat di kediaaman almarhum pak Harto, di jalan Cendana, diposisi depan, saya dengan pak Kahar mengemudi, diposisi tengah pak Parman si RT dengan anak nomer satu perempuannya Hanif dan dibelakang istrinya RT dengan anak nomer duanya.

Mobil menjemput dahulu kerumah bibinya di kawasan Menteng, saat itu sudah jam 23.30. tetapi diketok pagarnya tidak ada yang menyahut, maka mabil diarahkan menuju rumah saudara istri pak Parman di kawasan perumahan bedeng di Kuningan, dibelakang metropole, menjemput orang jam 24.00 sangat menimbulkan pertanyaan.

Orang yang dicari turun, dan dia sangat terkejut siapa yang datang sebab dari jauh.

Kembali kerumah bibi dari ibu parman, disana sambil menunggu di hidangkan kopi panas dan nasi goreng.

masih soal Kalender 2008

Jumat, 25 Januari 2008.

Hebatnya jus sayur, pagi ini jam 08.30 sudah menulis absen di kantor, terkadang hal yang sederhana adalah sangat sering kita abaikan.

Design Kalender.

Pagi ini langsung diskusi dengan Kapus pak Pardino perihal gambar-gambar yang akan ditayangkan di kaender 2008.
Gambar yang sudah ditanyakan rupanya ia ada yang tak berkenan, gambar yang tak berkenan adalah gambar di bulan Februari, gambar tentang reboisasi di Waduk Wonogiri, disini ia memisahkan mana pekerjaan yang dikerjakan oleh orang lain dan yang dikerjakan oleh institusi sendiri, ia lebih senang mencatumkan kegiatan yang diselenggarakan oleh institusi sendiri.
Bulan Maret semuanya di rubah, sebab gambar yang lama perihal kajian Aceh di rubah menjadi Cihea, kemudian bulan Juni, yang menggambarkan kegiatan Peran Masyarakat di Bangli, Bali, dirubah gambarnya yang lebih memperlihatkan jalan. Kemudian di bulan Juli kandungan gambar dtambah lebih bervariasi, untuk bulan Agustus diperbaiki gambar depannya yang menggambarkan partisipasi masyarakat pada pembangunan saluran irigasi Cihea.

Pak Dodo

Kamis, 24 Januari 2008.


Bangun untuk makan sahur dipagi hari, jam 03.45 masih cukup banyak waktu, shalat dahulu biar ngak habis waktunya untuk merasakan sahur yang sedikit tetapi diberi kenikmatan yang banyak, sahurnya cuman kuah nya soup ikan dan ikan goreng minyak sedikit berbagi dua seekornya dengan istri, ngak usah banyak-banyak, itu juga masih namba nasi.

Pak Dodo si percetakan kalender 2008 yang masih di setting, sore ini ia datang dengan contoh kalender yang akan di cetak, ntuk di assistensi, kebetulan ada pak Kuat, pak Kuat tidak setuju pada gambar di bulan Desember, disini pak Kuat memberikan foto-foto penanggulangan pencemaran Bengawan Solo.

Disaran kan lagi untuk besok pagi menghadap pak Kapus untuk assisstensi kalender, barangkalai ia ada memberi masukan.

Pulang dari kantor jam 21.00
Masuk rumah sekitar jam 22.30, anak- anak sudah tidur.
Belum bisa langsung tidur sebab pengaruh minum teh waktu buka puasa tadi dikantor, minum teh menyebabkan susah juga tidurnya.