selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Khamis, Ogos 31, 2006

Tiket Adam airline ke Bengkulu

Kamis,24 Agustus 2006



Pagi diawali dengan sahur bertiga, saya, istri dan Tyas, masih tersisa waktu saya mencoba mencari data di kompas perihal kearifan masyarakat tradisional pada pemeliharaan air.
Di kantor dilanjutkan dengan pencarian data tahun 2000 dan 2004, ternyata server ngak melacak.

Jam 10.00 terima telepon dari travel perihal perjalanan ke Bengkulu, dan disuruh memilih tiket diantar atau diambil sendiri, saya menyetujui untuk diambil sendiri sambil jalan pulang nanti jam 14.00 siang.

Memberitahukan ke Pak Abdullah, karyawan kantor yang satu ruangan dengan saya, bahwa saya besok jadi berangkat ke Bengkulu atas sponsor BPSPAM, untuk 2 tugas, yaitu tugas BPSPAM untuk melihat PDAM Bengkulu yang statusnya sakit, dan tugas penulisan sendiri perihal perdesaan ber basiskan kehutanan.
Jam 13.30 komputer kantor dimatikan untuk memberitahukan bahwa sebentar lagi akan pulang.
Jam 14.00 meninggalkan kantor menuju travel untuk mengambil tiket ke Bengkulu.
Setibanya di depan Plaza PP di Pasar Rebo, motor diparkir di pinggir jalan dengan mengunci roda depan, searah dengan jalan pulang, saya berjalan kaki menyebrang jalan memasuki halaman Plaza PP.
Sewaktu saya memasuki halaman Plaza PP pikiran saya teringat pada Tender BRKP beberapa bulan yang lalu, bahwa PP adalah menjadi pemenangnya. Saya kurang simpati dengan sikap PP sebab ia terbukti melakukan Post Bidding, dengan menambah sesuatu yang kurang yang bisa menggugurkan perusahaan. Sampai sekarang jikalau ada undangan dari BRKP saya sudah tidak mengikuti lagi.

Travel itu terletak dilantai II saya menaiki tangga di Lobby dan langsung menuju travel yang dimaksud, saya berdiri didepan para pegawai travel, saya mengatakan jikalau selama ini saya berkomunikasi hanya lewat telepon dan sekarang berhadapan muka.

Salah seorang pegawai Travel menebak, pak Siswoyo ya, saya mengangguk, kemudian saya langsung mengambil kursi untuk membuka tas dan menyerahkan uang tiket sebesar 270 000 rupiah.

Keluar dari Travel dan berjalan ke Bank Mandiri, saat itu jam menunjukan 15.15 dan dipintu masuk tertulis TUTUP, berarti ya Tutup. Tetapi saya melihat dibalik kaca banyak sekali pegawai yang memang terlihat akan mengakhiri tugasnya, saya masuk dan menanyakan apakah bisa untuk nge print tabungan, bisa katanya dan langsung di print kan.

Ada pemasukan dari pak Marzuki Usman sebesar 500 000 ribu untuk membantu biaya rumah sakit. Setelah itu saya kirim sms ke pak Marzuki untuk ucap terima kasih atas perhatiannya pada anak-anak.

Mencari tempat shalat Ashar.

Sudah masuk waktu Ashar pikirku, tetapi adzan belum dikumandangkan. Masjid terletak di kompleks parkir belakang, menuju masjid dengan melewati pintu penghubung dari lobby ke belakang dekat ruang tangga, dibelakang ternyata banyak sekali kegiatan yang ada, ada supermarket segala.

Setelah saya melepas sepatu untuk mengambil air wudhu, saya memperhatikan bahwa untuk wudhu ada pengaturan arus manusia yang lewat, saya mencoba membuktikan apakah benar arus itu diatur, saya melihat kearah arah kedatangan dan menengok kedalam betul juga terlihat berbaris orang mengambil wudhu, berarti jikalau saya memaksakan diri memasuki ruang wudhu dengan memotong arus , akan menobrok barisan orang yang wudhu.

Saya mengikuti arus kedatangan, dan memasuki orinoar setelah itu memasuki genangan air untuk membilas suci awal, sebelum memasuki ruang wudhu.

Shalat Ashar di masjid PP

Masuk rumah jam 16.40

Yasin sudah mulai sehat sedikit.

Kirim uang ke Aswan

Rabu,23 Agustus 2006




Bongkar amplop – amplop sebab akan mengirimkan Aswan uang sebanyak empat juta untuk pegangannya Aswan dalam kuliah Kedokteran di Unhas.

Jam 08.20 sudah di BNI kemang untuk mengirimkan uang ke Aswan.

Jam 09.01 sudah masuk kantor di pasar Jumat. Sebelum masuk kantor sebab membeli tomat 8 butir rp 2 000 ,- untuk dimakan di ruang kantor, dicampur gula.

BPSPAM

Selasa,22 Agustus 2006

Berangkat dari Rumah Sakit

Jam 03.30 saat alarm hp saya berbunyi, saya terbangun dan mulai mandi pagi, saat dikamar mandi rumah sakit yang kecil itu, baju dalam kaos jatuh kelantai, berarti hari ini ngak pakai baju dalam.

Setelah mandi langsung shalat tahajud, kemudian turun ruangan untuk berjalan ke masjid Al Shifaah dibelakang RSCM.
Balik lagi keruangan mambangunkan Yasin untuk mengerjakan shalat Shubuh, tetapi Yasin malasnya bukan main, lama baru dikerjakan.
Disuruh mandi juga ngak mau.

Saya sudah bersiap akan kekantor, jam 07.00 pedagang nasi dalam ruangan datang saya membeli nasi telor tiga ribu rupiah, kemudian sarapan nya Yasin datang juga.
Jam 07.30 ibunya datang, saya sudah mempersiapkan surat- surat administrasi sehingga proses keluar nantinya tidak terlalu bermasalah, dan juga ada uang untuk naik kendaraan apa yang disuka nanti sepulangnya dari rumah sakit.
Berangkat ke kantor BPSPAM dari rumah sakit Cipto, naik bus yang ke Blok M, setibanya di STM Penerbangan turun dan berjalan menuju kantor.

Kantor BPSPAM.

Kantor ini, sewaktu saya masih di BPSPAM tahun lalu pernah saya diminta mendesign interiornya, tetapi kerena ada sikap yang meremehkan dari pak Benny, saat itu pak Benny sebagai kepala kepegawaian/ personalia. Maka saya tidak mau menanganinya.
Tapi beritanya hari ini pak Benny lagi dirawat rumah sakit Cinere kerena terkena serangan syaraf yang berpengaruh pada matanya.
Dari Pak Susatyo, saat saya temui di kantor BPSPAM menceritarakan jikalau baru – baru ini ia mendapat banyak musibah, anaknya yang di Jogja mendadak sakit perut kerena usus buntu dan harus dioperasi, kemudian adiknya lagi sakit jantung, saat ia menunnguin adiknya sakit jantung ia terkena juga serangan sakit jantung dan ikut dirawat, dan usulan dari pak Tumijo katanya BPSPAM ini harus di ruwat kerena banyak penjabatnya yang meninggal dan sakit.

Akhirnya pak Rifaldi yang saya tunggu datang.
Saya keruang pak Rifaldi.
Biasa pak Rifaldi masih terlihat sombongnya orang Padang, akh ngak apa yang penting masih normatip aja.
Kemudian ia menuturkan tentang pekerjaannnya untuk me EVALUASI KINERJA PELAYANAN AIR MINUM DI INDONESIA.

Berdasarkan Payung Hukum yang melindungi BPSPAM dan Sosialisasi BPSPAM yang belum dilakukan hingga sekarang, sosialisasi formal turunan dari produk peraturan yang melindungi terbentuknya UU RI No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, telah dilakukan tahun lalu, tetapi tanggapan masyarakat daerah belum merespons.
Inginnya pak Rifaldi BPSPAM berfungsi sebagai lokomotif penarik PDAM- PDAM di seluruh Indonesia. Tetapi saat sekarang belum begitu.
Indikasi sehat dan kurang sehat semua PDAM - PDAM sudah terukur sehingga bagaimana untuk menyehatkan.
Problem utama adalah tidak adanya intregator ulung di tingkat Nasional mengingat PDAM - PDAM ini adalah sepenuhnya milik Daerah sehingga dirasa banyak prilaku berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain.
BPSPAM mmepunyai tugas nasional untuk merumuskan kebijakan, membuat aturan, dan loby ke DPR untuk merealisir program.dan BPSPAM tidak melakukan operasional.

Pembicaraan terakhir adalah penugasan saya ke Bengkulu untuk melihat PDAM - PDAM yang sakit, sebab Bengkulu terskala sebagai PDAM sakit.
Saya menyetujui ke bengkulu untuk juga melihat desa – desa yang saya teliti yang berbasiskan hutan.

Siang hari pindah kantor ke Pasar Jumat, jam 11.30 sudah duduk diruangan, dan siap menyelesaikan permasalahan di Pasar Jumat, masalah pertama adalah semua karyawan hari ini harus memasukan daftar pajak, LP2P , saya cari arsip pajak yang lama ngak ketemu, apa saya terburu-buru yang jelas ngak ketemu aja.
Tetapi jal 12.00 LP2P sudah selesai disusun dan diserahkan ke koordinator pengumpul, kemudian melanjutkan penulisan.

Jam 17.00 diruangan Pimpinan untuk melaporkan seberapa jauh apa yang telah ditulis berkaitan dengan sayembara penulisan, sebab nama saya masuk nominasi.
Pak Pardino banyak bertanya dan saya ceritrakan jikalau saya butuh dukungan untuk survey ke desa, dan pak Pardino menyetujui dan akan dilibatkan nanti pembahasan Jasa Lingkungan di Jogjakarta. Tetapi tidak boleh bertanya

Yasin masih di rawat

Senen,21 Agustus 2006


Puasa di Rumah Sakit.

Terbangun jam 02.55, botol infusenya Yasin baru aja diganti, berarti botol yang sekarang masuk adalah botol yang ke 7, kemudian keluar ruangan ambil air wudhu dan shalat tahajud dalam ruangan.
Jam 03.30 mulai makan sahur, sahurnya nasi goreng yang dibeli semalam, yang dijual oleh orang pengantar gizi pasien.
Berjalan keluar menuju masjid Al Syifaah.
Shalat Dlhuha pagi ini dilakukan dalam ruangan, kemudian suster mengingatkan jikalau persediaan cairan infus Yasin harus disediakan, sehingga tidak terburu- buru pada saat dibutuhkan nanti, memang cairan infus Yasin yang sedang terpasang sudah tinggal ¼ nya lagi.
Kemudian saya keluar mencari foto copy untuk mengcopy resep dan surat persetujuan masuk rumah sakit, alsan nya apa kok masuk rumah sakit, yang membuat harus dokter UGD.
Hari ini memang hari libur resmi sehingga tutup semua, berjalan hingga sejarak 5 km di dekat stasiun kereta api Kramat, Rs Husni Thamrin, depan Gawat Darurat Rscm, semua foto copy tutup.
Balik lagi keruangan untuk tengok in Yasin dan setelah memberi air minum ¼ gelas tinggalkan Yasin seorang diri di bangsal perawatan untuk mencari foto copy, akhirnya di dapat.
Tyas datang dari rumah, tetapi ngak bawa desferal, hanya membawa pakaian saya yang akan dipakai kekantor besok dengan sepatu juga, dan ganti baju hari ini.
Tidak beberapa lama bagian makan siangnya Yasin datang, Yasin disuapin untuk bisa makan dan sisanya di makan Tyas ditambah dengan nasi yang dibawa dari rumah, di rumah ngak tahu jikalau hari ini saya puasa.
Jam 11.30 Tyas pulang.
Jam 13.30 Ibunya datang dari rumah dengan membawa Fifi dan Astari, juga membawa desferal obat kohelasi pengambilan zat besi dari transfusi yang sudah masuk di badan nya Yasin.
Langsung memasukan desferal 4 ampuls 2000 mg ke cairan infus nya Yasin.
Jam 13.50 ibunya dan anak-anak pulang, fifi minta digendong sampai ke lantai bawah, saat menggendong Fifi, dokter ruangan bertanya ini anak bapak yang terkecil, ya kataku, sambil Fifi menari memeluk ku.
Setelah sampai dilantai bawah, saya bergegas naik keatas, tidak berani meninggalkan Yasin terlalu lama.
Sore menjelang, suasana meremang dilangit kota Jakarta akan datang, kegembiraan bagi seorang yang berpuasa dan lagi merawat anaknya yang sakit, adalah saat datangnya waktu berbuka, diiringi dengan doa yang didengar langsung oleh Allah, sehingga doa yang dihaturkan ya adalah doa kesembuhan, kepada Allah yang menyembuhkan, saya yang mengemis ridlho Allah, saya yang merengek kesembuhan buat Yasin, ya saya yang tidak punya apa- apa di dunia ini.

Maghrib pun datang, saat memasang desferal tahap kedua sebanyak 2000 mg 4 ampuls, kemudian setelah berdoa langsung minum air aqua dan glek hampir satu liter habis sekali gus.
Shalat maghrib dalam ruangan, kemudian makan kiriman nasi yang dibawa Tyas tadi siang.
Suasana dalam rumah sakit sangat menyayat, ada seorang anak dibawa kedua orang tua nya dengan keluhan demam berdarah dan sempat muntah darah dari mulut dan hidung, dan sekarang sedang diobservasi,

Jam 23.30 Infusannya Yasin dilepas dan sekarang Yasin sudah tidak di infuse lagi.

di RSCM Rawat Inap Yasin

Minggu,20 Agustus 2006


Jam 03.00 terbangun sebab tidak enak lagi tidur di rumah sakit, udara sakit membuat tidak nyaman, turun, jalan keluar, pintu-pintu masih terkunci, hanya pintu ke belakang yang terbuka, turun tangga di ruangan IW, dan melewati lorong didepan bank darah, terus lewat radiology, kemudian belok kanan, ketemu lorong panjang bangunan rumah sakit instalasi belakang, berjalan sampai keujung ketemu mentok dan belok kanan meleati jembatan besar dan masuk ke masjid Al Syifaah.
Buang air besar, masndi dengan sedikit air, wudhu dan mulai shalat tahajud.

Jam 6.40 shalat dlhuhadi dalam ruangan perawatan Yasin, kemudian membawa Yasin jalan- jalan mencari sereal energen.
Yasin mengeluh capek, berarti kesehatan belum pulih sempurna, sebab baru satu kantong darang dimasukan.
Kembali ke ruangan, suster penjaga pagi punya aturan lain lagi yaitu semua obat pasien demam berdarah harus disimpan diruang almari perawat.

Yasin terlihat tidur lagi, dan saya disamping Yasin menulis kerangka penulisan bab IV- V – VI
Jam 09.00 ngobrol dengan bagian gizi sebab hanya saya seorang yang menjaga pasien sakit yang terlihat menulis kerjaan, pak Harjo dari Purworejo.
Ia ceritar jikalau sebelum saya dan Yasin masuk ruangan ini dipenuhi pasien HIV.
Jam 13.00 pak Jaja datang bersama istri dibawa juga tiga botol aqua besar dengan buah jeruk.
Saat pak Jaja datang, saya lagi ke Bank Darah untuk mengambil darahnya Yasin yang akan di Transfusi siang ini, pada saat saya balik keruangan pak Jaja dan istri sudah terlihat berdiri disamping yasin.

Saya menyapa pak Jaja dengan salam dari Belakang badanya yang besar itu, seperti apa yang pernah dilakukan pembersih Masjidil Haram sewaktu menyapa pak Jaja di Mekkah bulan lalu.

Pak Jaja ceritra jikalau sewaktu Tyasnya lagi masuk RSCM ia sedang menuju ke Lampung sebab Pak Syamsul Bahri meningal.

Sementara suster sibuk memasang darah untuk ditransfusikan ke Yasin, tidak beberapa lama kemudian pak Jaja pulang dan setelkah itu saya diserang kantuk yang sangat hebat.

Saya tertidur, sedangkan yasin dijaga ibunya.
Terbangun saat jam menunjukan 14.40, saya ingatkan istri jikalau ia belum shalat dhuhur.
Sebentar waktu ashar akan datang lho.
Kemudian mengakhiri transfusi darah nya Yasin, kemudian mengganti bajunya Yasin, Yasin bersikukuh tidak mau ganti baju, terpoaksa baju atasannya yang diganti sedangkan yang dibawah, celananya ngak diganti.
Pada saat proses pergantian bajunya Yasin itu ( tangan kanannya Yasin masih ada slang Infusannya ) sehingga memakan waktu, saat itulah tetangga RT datang.
Datang berbanyak dan diantar pak Syarif.
Sekitar 20 menit mereka ramai diakhir dengan baca doa bersama secara islam, kemudian mereka pulang, bersama saat itu istri saya juga pulang.
Suasana kembali sepi, setelah shalat ashar ngajak Yasin jalan-jalan keliling ruangan.

Kemudian kembali ke ruangan saat itu pak Kiriadi datang, tetangga belakang rumah, saya ceritra jikalau istrinya baru saja datang, dan ia sangat sibuk kerena harus melihat bapak Sudarpo yang kaya itu untuk dirawat pernafasannya.

Tes DPL raha sore hari ini Hb nya Yasin 9.9 sedangkan trombositnya 135 000.

Yasin masuk UGD RSCM

Sabtu,19 Agustus 2006

UGD RSCM

Shalat tahajud sebab Yasin masih belum reda panasnya, setelah shalat shubuh, melihat Yasin masih panas, panas badannya ngak turun- turun, langsung saya berniat membawa ke emergency RSCM.

Rumah ketua RT saya datangi dan minta tolong untuk mengkoordinasikan kendaraan membawa Yasin ke RSCM, dapat pinjaman mobil dari pak Warsan, dan yang mengemudi pak Karna dan yang mengiringi Ketua RT sendiri pak Parman, saya istri dan Yasin yang sakit.

Jalan masih sepi, sampai di RSCM jam 06.00 pagi, langsung mendaftar ke UGD dan ibunya membawa Yasin keruangan emergency anak-anak.
Diruang pendaftaran diminta kartu berobatnya Yasin utnuk dimasukan ke data Base RSCM, kemudian di print, kemudian menyerahkan ke dokter ruang emergency anak-anak, langsung periksa darah HPL nya Yasin, kemudian berjalan menuju lab anak-anak.

Persyaratan kurang, yaitu foto copy, mencari earung foto copy buka, ngak ada yang buka ada didepan luar RSCM.

Kemudian shalat Dlhuha di musholah Auditerium Kedokteran UI. Kemudian berjalan ke IRNA mencari sarapan, sebab hanya didepan Irna yang masih ada orang jualan jinjingan nasi, beli dan langsung makan ditempat duduk diselasar ruang rawat inap dewasa.
Kemudian mengambil hasil lagi ke Lab anak dan balik ke Emergency menyerahkan hasil, Hb yasin 7,8 dan trombositnya dibawa 76 000 kemungkinan Demam Berdarah.

Kemudian terlihat Yasin di Foto Thoraknya/ Dada untuk melihat ada gejala cairan ngak di paru nya, ada sedkiti, berarti Demam Berdarah stadium 1.

Sementara Yasin di tunggu ibunya saya mencari kamar rawat inap bangsal anak- anak, saya berjalan menuju ke bangsal anak- anak klas 3, dan ada bed untuk Yasin, kemudian setelah acc kepala ruangan balik lagi ke UGD untuk mendaftar di P3RN untuk urus rawat inap , setelah keluar surat persetujuannya, balik lagi ke Emergency untuk memindahlkan Yasin ke ruang perawatan anak- anak.
Masuk Ruangan rawat Anak- anak klas 3 jam 09.00 pagi.
Kemudian mengurus darah transfusinya Yasin, blangko permintaan darah kekurangan cap ruangan, balik lagi keruangan.

Janji mendapatkan darah sekitar jam 5 sore, sekitar jam 10.00 Pak Parman dan Pak Karna dan Istri saya juga ikut pulang, biar Yasin di RSCM saya ngurus.

Sempat pak Parman membelikan Yasin ayam Kentuky tetapi ngak dimakan dengan Yasin.
Jam 13.40 Yasin diambil darahnya untuk diperiksa DPL nya
Ternyata Hb nya Yasin turun menjadi 6.8.
Jam 14.00 suster sore datang dan melarang pasien untuk chas Hp di Listrik RSCM.
Jam 15.00 ibu Nini datang, membawa makanan dan buah buahan, tapi sempat membaca doa kristen.
Jam 17.05 mulai transfusi.
Jam 20.00 transfusi udahan sebab hanya satu labu darah.
Jam 20.30 test darah DPL
Jam 23.00 dibangunkan doketr untuk mencari cairan KaEn
Jam 23.30 mencari foto copy resep, cari foto copy tengah malam begini susahnya bukan main, atas jasa baik sipenjaga yang hampir tutup mau memanaskan kembali mesin foto copyannya.
Jam 23.35 cairan didapat, balik lagi keruangan.
Jam 24.00 cairan Ka En 1B sudah dimasukan melalui infus ke Yasin.

Panas badan Yasin masih tinggi

Jumat,18 Agustus 2006

Panas badannya Yasin ngak turun-turun, sempat kepasar bersama Astari dan Fifi membeli obat penurun panas Sanmol dan obat antibiotik Amoxilin untuk anak-anak, membeli juga pepaya.
Ini hari jumat berarti shalat Jumat di masjid kompleks perumahan, Yasin sendiri tidak shalat kerena masih ngak enak badan.
Menjelang Malam demam Yasin membara sampai disiram alkohol untuk mendinginkannya, dan ibunya marah- marah, anak panas kok dikasi es krim, walau sayang anak ya jangan di beliin es krim.

Upacara Bendera 17 Agustus 2006

Kamis,17 Agustus 2006

Pagi pagi udah berangkat

Berangkat dari rumah setelah shalat shubuh, motor sudah di isi/ ganti olie sejak sore sepulang dari kantor kemaren, setiba di kantor departemen langsung membentuk barisan, acara bendera 17 agustus dilselenggarakan 30 menit kemudian.
Pemimpin Upacara Bendera 17 Agustus 2006 adalah bapak Meneteri sendiri, disampaikan pula, tekanan departemen kepada pusat desa pertumbuhan, desa Agropolitan, dan desa pulau terkecil.

Hal ini sangat berkaitan dengan topik penelitian yang sedang saya lakukan.

Setelah acara bendera selesai sempat silaturahmi, dan ketemu pak Rifaldi yang dulu di BPSPAM, ia ongin ketemu selasa besok untuk membicarakan penulisan peren BPSPAM sekarang, dan sempat ditawari perjalan dinas ke Bengkulu. Saya ingin perjalanan dinas yang ada hubungannya dengan penelitian.

Silatrurahmi ke BPJT, ketemu pak Permadi masalah lumpur di Sidoarjo.
Kemudian makan nasi rendang di warung pada Famili di belakang kantor Cipta Karya Lama, yang dibawa pulang tiga bungkus nasi rendang.
Sewaktu hendak pulang dari Departemen sempat mengisi bensin 5 liter dari kupon nya pak Bambang Wied yang masih nyisa tahun lalu.

Disepanjang perjalanan pulang banyak sekali ber samaan dengan karyawan yang baru pulang juga dari apel bendera di masing-masing unit kerjanya,
Sampai di Hero supermarket Kranggan, mampir membeli es krim satu liter, oreo pesanannya yasin yang lagi sakit, kemaren sore ibunya sampai mencari jauh sekali ereo di kompleks perumahan tetapi sudah banyak pedagang yang tidak menjual, opi torabika cap singa, kopi 3-1 indokafe.

Sesampai dirumah Yasin menyambut kurang gembira sebab masih panas, masih minum obat dari Puskesmas. Tetapi adiknya Fifi sangat riang melihat banyak bungkusan supermarket yang dibawa, akhirnya semua terlihat makan apa yang ada.

Yasin masih panas

Rabu,16 Agustus 2006

Kekantor untuk mengikuti acara penutupan kegiatan olah raga tujuh belasan, terlambat datangnya, langsung aja keruangan untuk mengerjakan penulisan.
Pak Budi dul membagikan baju, hasil kemenangan pertandingan tennes lapangan, ia mendapatkan baju sebanyak enam buah, dan di bagi-bagikan.
Diumumkan acara tujuh belasan besok jam 07.00 pagi.

Dirumah Yasin masih teraba panas badannya, tadi pagi sudah ke Puskesmas.Yasin sangat gelisah tidurnya, jangan ikut bapak sebab bapak akan pimpin upacara RT.

Malam hari diatas jam 23.00, memimpin doa renungan dilingkungan RT, berakhir jam 24.30.

Yasin Panas

Selasa,15 Agustus 2006

Yasin panas badannya, kekantor ada kegelisahan,anak sakit membuat sedikit bingung, dari rumah terus menuju kepercetakan mengejar batas akhir pemasukan logo Klapa,
Percetakan, mencetak gambar di Jaya Gopy Pasar Minggu, cetak dua gambar tigapuluh ribu.
Kekantor, sewaktu memasuki kompleks ada angkot nobrok mobil marsedes. bagi saya yang tidak mau kalah ya marsedesnya kenapa mobil mahal di adukan ke angkot apakah sopir angkot bisa mengganti kerusakan.

Menelpon ke Balitbang, ternyata abstrak masuk nominasi, sekarang kewajiban untuk menyelesaikan tugas.

Kirim logo, mengantar sendiri ke kantor pos stadion lebak bulus,ternyata sudah lama tutupnya, keterangan dari penjaga stadion kadang-kadang aja buka, berjalan lagi ke arah perempatan lebak bulus,disepanjang jalan dunia ini penuh warna, soalnya imege saya kalau ke pasar jumat ya kekantor, tidak [pernah jalan-jalan.

Dari perempatan lampu merah belok kiri berjalan 50 meter ada kantor pos di bangunan sederhana, Rp 2500 ongkosnya.

Nelpon ke rumah, kemungkinan telepon rusak.

Logo Klapa

Senen,14 Agustus 2006

Mengerjakan logo Klapa, Ke Pak Iskandar Mahkamah Agung. Mencari cetak logo di blok M, printer rusak.
Buka puasa di Kantor. Pulang jam 19.30

Rabu, Ogos 23, 2006

dari RSCM Tyas langsung berangkat TEST

Sabtu, 12 Agustus 2006


Saat ibu pasien penyakit kanker mata itu tertidur sambil mengingau, saya terbangun, jam sudah menunjukan pukul 03.40, saya berkemas, mengambil semua pakaian yang dikirim dari istri, dan berangkat menuju masjid dibelakang RSCM.

Hari masih sepi, saya buang air besar dan ganti baju, sarung yang tadi dipakai lapis tidur dan sekarang akan dipakai shalat, ee ee ee terjatuh di kamar kecil, berarti gak dipakai shalat, setelah berganti pakaian dan berwudu langsung shalat tahajud. Shubuh pun datang setelah shalat tidur dulu sebentar.

Kembali ke ruangan dan ternyata Tyas sudah shalat, mengajak Tyas untuk jalan- jalan ke sekitar UI, Perpustakaan Perancis, Apotik Galuh, niatnya cari sarapan sambil jalan-jalan ternuyata belum ada yang buka, mau mampir ke warteg ternyata semua masakannya adalah dipanasi, bukan makanan segar.

Balik keruangan setelah melewati jembatan penyebrangan di depan UI, sengaja cari jalan yang susah biar badanya Tyas siap untuk menghadapi kenyataan kehidupan.

Memasuki ruangan ada pedagang nasi keliling duaribu limaratus sebungkus, beli dan langsung makan.

Pengambilan darah untuk mengetahui posisi Hb nya Tyas setelah di Transfusi, kemudian mengirimkan sample darah ke laboratorium anak yang buak 24 jam.

Jam 06.30 sarapan dari dapur rumah sakit untuk Tyas berupa bubur ayam telah datang, Tyas dengan lahap memakannya.

Ke Laboratorium mengambil hasil ternyata Hb nya Tyas 13.65, tinggi sekali.

Jam 08.00 Ibunya datang bersama Fifi, dan proses pembayaran untuk pulang.




Acara pulang dibagi dua, berempat( saya, istri, Tyas dan Fifi ) keluar dari RSCM jam 08.30, kemudian sama- sama naik bus P2 jurusan kampung Rambutan. Di UKI berpisah, saya dan istri pulang dan Tyas sendiri ke Depok untuk mengikuti test ujian masuk Politeknik Jakarta Akutansi.

Maghrib Tyas masuk rumah.

Hari ke dua rawat inap Tyas di RSCM

Jumat, 11 Agustus 2006


Jam 02.00 pagi tetesan darah berhenti mengalir, slang dicabut, tyas melanjutkan tidurnya.
Jam 03.30 Alarm Hp berbunyi mengingatkan untuk shalat Tahajud. Setelah itu keluar bangsal perawatan, berjalan keluar mencari Masjid untuk Shalat Shubuh. Niatnya mau ke Masjid UI, tetapi semua pagar di tutup. Terpaksa berjalan ke UGD dan tembus kebelakang dan dapat masjid RSCM.
Lorong – lorong rumah sakit pagi itu sangat sepi, tak terlihat bayangan sepotong pun, kekuatan niat untuk menghadap pada Allah semata yang membuang bayangan keduaniaan.
Dihalaman masjid, banyak sekali orang tidur, terpikirkan mengapa mereka tidur tidak diformalkan saja, mereka tidur sekarang kan ngak formal, jadi kalau di formalkan ya resmi tidur dalam kube-kube tidur yang khusus di design untuk itu.

Setelah shalat, balik lagi berjalan ke bangsal perawatan anak-anak.
Terlihat Tyas setelah mendapat darah 500 cc semalam ia terlihat sedikit segar, dan sudah mandi katanya dan sudah shalat.
Menunggu ibunya yang akan mengantar pakaian kok lama, saya terpaksa berangkat saja ke kantor.

Berangkat ke kantor jam 06.30 dan mandi disana. Perlu dipikirkan untuk meletakan sepasang pakaian lengkap di kantor beserta sikat gigi dan pastanya.


Dapet Kaos penutupan olah raga hari rabu tanggal 16 Agustus 2006
Sehabis shalat jumat, langsung makan siang dan berangkat ke RSCM, lama menunggu di depan terminal untuk mencari kendaraan langsung menuju RSCM
Tetapi akhirnya diputuskan saja untuk menaiki Kopaja hijau jurusan pasar Senen. Kendaraan berangkat dengan perlahan-lahan dan turun setelah bertemu dengan jalan Diponegoro untuk mencari bus menuju RSCM dan turun didepan pintu masuk.
Naik kebangsal anak-anak tepat jam 15.00
Ternyata Tyasnya belum di Transfusi, darah yang dijanjikan belum datang, dan Ibunya tadi datang dengan membawa Fifi, fifi kurus kata Tyas.
Ibunya tadi ada juga membawakan nasi dalam boks makanan kecil, dan sekarang waktunya dimakan.


Shalat Ashar di musholah belakang auditerium UI, Tyas juga turut shalat ashar disana, tyas ingin cepat-cepat naik keruangan sebab jam 16.00 ada snak datang, Tyas sangat suka snak yang dibagikan di rumah sakit.
Tetapi mengingatkan Tyas untuk secepatnya me foto copy keperluan untuk pengambilan darah nanti.

Setibanya di ruangan ternyata sudah ditunggu dengan dokter Magdalena, ia adalah keponakannya pak Bambang Widyanto, Biona Marga,
dokter Magdalena sewaktu melihat tempat tidurnya Tyas kosong ia sempat sangat khawatir, dikiranya ada apa- apa yang gawat, tetapi sewaktu dengan gembira Tyas memasuki ruangan setelah shalat Ashar, si dokter masuk dan saya sudah menduga pasti utusan pak Bambang.
Kemudian ngobrol dengan riangnya menambah semangat hidupnya Tyas.
Pasien anak-anak di samping kamarnya Tyas, kamar nomer 7, sedang gawat, terlihat banyak dokter dan perawat yang menangani.
Maghrib pun tiba, setelah shalat maghrib saya keluar mencari sate permintaannya Tyas, sate yang dimaksud adalah sate yang dimakan Fifi sewaktu melihat Yasin lagi di transfusi dan di inapkan di Hotel Atlantik, belinya sendiri di samping Pertokoan Salemba emas berjalan lagi 100 meter.
Pesan sate 10 tusuk dan nasi semuanya seharga sepuluh ribu rupiah, kemudian setelah lama menunggu, dan pesanan di terima berjalan balik ke rumah sakit.

Ternyata darah sudah diambil, dan kini saatnya untuk dimasukan ke dalam tangannya Tyas, Jarum aboket yang telah dipasang sejak semalam digunakan lagi, dan ternyata mengalami pembekuan sehingga terasa sakit di tangan Tyas, Tyas minta diganti saja jarum aboketnya.

Beli langsung dengan perawat jarum aboket dan dipasangnya sekalian semua seharga lima belas ribu rupiah.

Batas darah cuci yang diterima jam 19.00 malam ini adalah jam 21.00, sehingga hanya ada waktu dua jam untuk memasukan tiga kantong darah ini sebanyak 500 CC ke tubuhnya Tyas.

Jam 21 00 pun tiba, Tyas terdengar batuk serak, saya berfikir bahwa pengaruh reaksi darah yang masuk menimbulkan reaksi. Dan terlihat Tyas memeluk selimut kedinginan walau tidak parah, saya bilang ke perawat, tetapi perawat mengatakan tidak apa- apa, dengan pengalaman saya merawat anak sakit, saya cepat – cepat ke apotik yang buka 24 jam di Unit Gawat Darurat untuk membeli Ambroksol, abat batuk seharga Rp 2000,-
Kemudian balik lagi keruangan dan memberikan kepada Tyas, setelah itu Tyas agak tenang dan terlihat mulai tidur.

Tengah malam jam 24.00 Doketr memasuki ruangan untuk mengecek suhu tubuh para pasien, tempat tidur di samping Tyas yang tadi pagi diisi pasien Leukimian, dan sorenya telah pulang, kini di isi pasien dengan kanker mata umur 4 tahun dari Bengkulu.

Tyas masuk UGD RSCM

Kamis, 10 Agustus 2006


Tyas Masuk UGD RSCM.
Pagi persiapan berangkat rapat penandatanganan kontrak pelaksanaan pembangunan BRKP Ancol, undangan jam 10.00, tapi, tiba-tiba Tyas menunjukan kondisi negatif, mendadak sakit perut, mendadak muntah, mendadak buang air besar, encer seperti air.
Jam masih menunjukan jam 7.00, saya berusaha menyetop buang airnya dengan memberikan kunyit yang telah di parut, tetapi mualnya masih ada, jam 08.00 saya keluar mencari temu lawak, ladang bapak tua di belakang rumah sudah tidak ada tanaman yang tumbuh, termasuk temu lawak juga mati, tetapi dengan itikad baik bapak tua itu mau mencarikan umbi temu lawak yang masih di dalam tanah.
Garpu di tancapkan, tetapi setelah tanah di buka temu lawak tidak diketemukan, hal ini berulang dilakukan sampai lima kali, akhirnya ketemu juga, tetapi temu lawak dalam kondisi kering begini ia sangat kurus.
Balik kerumah dan minumkan setelah diparut, ternyata ada baik sedikit, terlihat Tyas mulai tertidur.
Tidak beberapa lama kemudian, ia muntah lagi, dan kondisinya semakin turun.
Saya shalat Dluha, kemudian ngaji surah Yasin, memohon pada Allah kekuasaan penyembuhannya dan rezekinya.
Hp SMS dari pak Jaja bertubi-tubi menanyakan kondisi terakhir,
Saya keluar rumah untuk melihat adakah seseorang diluar rumah, diluar rumah sepi sebab sudah berangkat kerja,
Tiba-tiba istrinya RT lewat, saya panggil untuk menengok kondisi Tyas, ia datang dan masuk kedalam rumah, lantas terlihat sedkit kegugupan terbayang pada wajahnya, ia keluar dan memberitahukan para ibu-ibu RT.
Banyak ibu-ibu datang dan menyarankan tidak usah menunggu ibunya lagi dan langsung aja dibawa ke RSCM, dengan bantuan mobil tetangga RT pak Arie.

Masuk UGD RSCM jam 11.00
Langsung urus tempat pendaftaran masuk UGD, meletakan Tyas di bagian anak, periksa darah di lab anak-anak, mencari kamar untuk perawatan lanjutan.

Shalat Dzhuhur di Musholah POPTI, sambil menjelaskan kondisi Tyas terakhir, kemudian mencari ruangan di ODC, penuh, kemudian mencari ruangan di IKA anak dan ada satu bed tapi bed anak-anak.

Saya otimis badanya Tyas bisa menyesuaikan diri.
Proses ijin masuk di P3RN kemudian urus perawatan inap, kembali lagi keUGD membawa Tyas ke IKA.
Selama saya mengurus itu Tyas ditemani dengan istrinya RT, Jam 12,00 sewaktu saya menelpon dari POPTI di rumah sudah datang ibunya dari Makasar, penerbangan pesawat jam 07.00 WIT.

Masuk bangsal Anak-anak jam 15.00. urus darah, peralatan dan NHCL untuk infuse, selesai jam 17.30.

Istri ibu RT pulang jam 17.31 tidak beberapa lama kemudian istri pulang jam 17.45.

Jam 22.30 Darah datang langsung di transfusikan sampai jam 02.00.

penyusunan tulisan

Selasa, 08 Agustus 2006


Penulisan dilanjutkan
Sempat menelpon ke Kementerian Negara Daerah Tertinggal, pengumuman logo dalam minggu- minggu ini.

Menyelesaikan karikatur untuk dipasang di Majalah Dinding Kantor, tema karikatur adalah 17 agustus.
Penulisan dilanjutkan.

Telepon ke Pangkep, istri belum pulang.

Telepon ke Pangkep

Senen , 07 Agustus 2006

Penulisan dilanjutkan dikantor, telepon ke Bantul Jogjakarta, ternyata Gendur sudarto adalah teman sewaktu mengikuti P4 Nasional di Cibubur 1984, sekarang ia jadi Sekda Kabupaten Bantul.

Buka puasa di kantor, pulang kantor setelah shalat isya, masuk rumah jam 21.00

Telepon ke Pangkep, sedang persiapan acara resepsi pernikahannya ekok kusumadewi, akad nikah berlangsung jam 3 sore tadi.

Rendang Ayam

Minggu , 06 Agustus 2006


Kepasar, kerena istri sedang ke Makasar, sekarang yang ikut ke pasar adalah anak perempuan nomer 4, Astari namanya, klas enam SD Gandoang.

Yang dibeli pertama, bawang merah sekilo, tempeh dua papan, ayam satu setengah kilo, tauge sekilo, bumbu rendang, santan kelapa, bawang bombay, tomat satu setengah kilo, gorengan.

Sesampainya dirumah membuat rendang ayam.

dirumah aja

Sabtu, 05 Agustus 2006

Istirahat penuh di rumah.

Pagi sewaktu pengantar koran datang, ternyata hasil ujian SPMB nya Tyas, Tyas nggak lulus.
Malahan yang lulus di kedokteran Universitas Hasanudin si Aswan yang sudah dua tahun di ITS Surabaya.
Tapi saya tidak merestui.
Jumat, 04 Agustus 2006

Penulisan dilanjutkan, shalat jumat di kompleks PU Pasar Jumat

Tukang pengantar tiket

Rabu, 02 Agustus 2006

Pagi, sesampai dikantor, sudah sibuk dengan penulisan.
Siang hari si Tukang antar tiket datang dan menyerahkan uang 1 150 000 untuk tiga tiket penerbangan Jakarta Makasar.
Melanjutkan penulisan lagi

Aswan pulang ke Surabaya

Selasa, 01 Agustus 2006

Aswan akan pulang ke Surabaya hari ini, sebelum berangkat kekantor sempat memberikan uang tiket kereta api bisnis Surabaya, KA, Jajabaya.
Sesampainya dikantor, kerja rutin dikantor, tiba-tiba telepon berbunyi jikalau pesanan tiket untuk istri dan Yasin dan Fifi, untuk keberangkatan tanggal 3 Agustus 2006 ke Makasar, untuk menghadiri pernikahannya si adik bungsu Ekok Kusumadewi, akan diantar hari ini.

Telepon ke kantor Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, menanyakan soal pengumuman logo, ternyata keputusan final harus sang menteri yang berandil, nung gu menteri datang dulu untuk menentukan.


Uang tiket terkumpul dari sisa perjalanan dinas ke Bandung tanggal 20, 23 dan 24 Januari 2006, sebesar tiga ratus ribu, sisa perjalanan dinas ke Jepara tanggal
23 Juni 2006, sebesar empat ratus ribu rupiah, sisa perjalanan dinas ke Mataram Lombok NTB tanggal 22 Juli 2006, sebesar lima ratus ribu rupiah, total satu juta dua ratus ribu rupiah, harga satu tiket tigaratus tuju puluh sembilan rupiah, tiga tiket satu juta seratus tiga puluh tujuh ribu rupiah, tiga belas ribunya untuk bonus pengantar tiket.

Sampai siang menjelang petang tukang pengantar tiket tidak datang, tiba-tiba ada telepon dari travel yang menyatakan besok aja tiket diantar, ya nggak apa.

Sesampai dirumah sewaktu dikabarkan rencana pemberangkatan, Tyas nya ngambek berat, ia ingin ikut, pertimbangan mengapa ia tidak ikut, sebab adiknya astari yang sekarang sudah klas enam, perlu belajar, kalau kakak perempuannya ikut, dia ngak ikut, dia akan menangis, dan terganggu belajarnya, Hanya Yasin ini yang sekarang sudah kelas 5, ikut ke Makasar, berarti akan meninggalkan ruang belajar untuk beberapa hari, pelajarannya semakin berat

Sakit Pinggang

Senen, 31 Juli 2006

Sakit Pinggang.

Mulai terasa sekitar jam 01.00 dini hari tadi, diawali sadar dari tidur, kemudian terasa perut bagian atas penuh, ada pekerjaaan pada lambung, kemudian bergegas minum, ternyata meredahkan sebentar, tidur lagi, sekitar jam 02.00 terasa ngak enak, dimana pinggang juga terasa berat, seperti ada yang mencekram, kemudian bangun, turun ke dapur mengambil parutan dan mulai memarut kunyit, temu hitam, cari temu lawak nggak ada, cari jahe juga nggak ada, ya begitu aja adanya, ya dikerjain , lantas diminum, perut terasa hangat dan enak, tidur lagi, sekitar jam 04.10 bangun lagi untuk mengerjakan shalat tahajud.

Waktu berjalan, badan terasa terhuyung-huyung, saya istirahat, setelah makan pagi kemudian shalat dluha langsung ambil istirahat, saya pesan pada istri untuk mencarikan daun kumis kucing.

Antara lelap tidur terdengar istri pulang membawa berita jikalau aki dibelakang rumah jatuh dari pohon nangka, saat itu istri lagi mengantar Fifi ke sekolah taman kanak-kanak desa dibelakang rumah, saat ia berjalan, tiba-tiba terdengar ada nangka jatuh dan tidak beberapa lama kemudian ada orang jatuh, istri berteriak-teriak minta tolong ada orang jatuh, sebab ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Jam 11.00 ramuan rebusan air daun kumis kucing sudah terminum dan istirahat, memang ada perubahan sedikit.

Sore hari setelah shalat ashar, menengok aki yang jatuh tadi pagi dari pohon nangka, saya menjumpai aki

Soup iga sapi

Minggu, 30 Juli 2006

Kepasar, belanjaan yang menjadi tanggung jawab saya adalah minyak tanah 10 liter, tulangan iga sapi sekilo, tempeh tebal dua papan, tahu Bandung sepuluh biji.

Sesampai dirumah membuat soup iga sapi, anak-anak yang makan lengkap, lima-lima nya. Aswan Tyas, Astari, Yasin dan Fifi.

Rutin

Jumat, 28 Juli 2006

Rutin, masuk kantor jam 09.30. dilanjutkan dengan kerja penulisan hingga mendekati waktu shalat Jumat.
Beli susu Yasin dan Fifi yang sudah habis.

Puasa Kamis

Kamis, 27 Juli 2006

Puasa tetapi tidak sahur sebab badan masih fit sekali, minum air teh panas segelas, dilanjutkan dengan kerja penulisan hingga malam.

Rapat ANDAL Jalan Tol Pekanbaru-Dumai

Rabu, 26 Juli 2006


Dari Kantor sudah berniat akan memasukan uang ke Bank BNI untuk pembayaran uang kuliahnya Aswan di ITS semester ini. Lalu lintas macet dimana, dipilih BNI di Jalan Iskandar Muda, penghubung Kebayoran lama ke Pondok Indah, harus melewati jalan Ciputat Raya, belok di Kebayoran lama di jalan Bungur, kemacetan juga didapat sewaktu melewati Ciputat Raya.

Kemudian balik lagi ke kantor dan setibanya di Kantor, jam 08.26 sudah dicari-cari Pak Imam Orang kepercayaan nya pimpinan, dan ketemunya di ujung gang kantor. Sambil memegang undangan yang dikirim lewat Faks ia mengatakan :
untuk mengikuti rapat di BPJT di Jalan Patimura Departemen Pekerjaan Umum, Saya naik dahulu ke meja kerja untuk meminum barang seteguk sebelum berangkat lagi ke Departemen.

Jam 10.10 saya sudah sampai dihalaman bawah Lobby Menteri Departemen Pekerjaan umum, saya naik dan belok kekiri, melewati pintu penghubung Bapak Menteri dengan Dirjen Bina Marga, dan langsung memasuki ruang rapat.

Setibanya di ruang rapat, saya seperti memasuki Kerukunan Para Pensiunan, sebab Konsultan Nusvey didukung oleh para pensiunan dan oleh para senior lainnya.

Paparan Konsultan Nusvey untuk merencanakan Trace Jalan Tol Pekanbaru ke Dumai, sangat jelek pemaparannya, terlihat sekali tidak efisien dalam menstruktur uraian dalam paparannya, banyak sanggahan yang dilontarkan terutama dari saya dan dari Ibu Nurmala sebagai peserta rapat.

Saya kesulitan memberikan masukan sebab Peta yang disampaikan kurang terbaca, skalanya kurang dan informasi rona wilayahnya kurang lengkap.

Shalat Dhuhur pun tiba, ruangan rapat saya tinggalkan, saya mencari tempat shalat, dilantai dua BPJT itu tidak disediahkan musholah Sholat, saya turun hendak mencari Masjid As Salam, masjid Departemen, mengingat jauh letaknya dan ini masih jam rapat, langkah kaki yang sudah sampai di lapangan parkir saya urungkan, saya naik ke lantai empat disana ada musholahnya.

Rapat dilanjutkan, dan tidak mendapat kegairahan, moderator gagal membawa rapat ke tujuan efektip penggunaan waktu dan sasaran rapat, sebab peserta banyak yang gelisah kerena waktu sudah siang, terutama sewaktu ibu Burmala dari Bina Marga menyatakan kepada Konsultan untuk lebih banyak berbicara dengannya agar diberi tata cara penyampaian KA AMDAL PAKANBARU – DUMAI. Saya anggap pernyataan ini adalah final, sebab rapat tidak bisa dilanjutkan apabila konsultan tidak diberi masukan terlebih dahulu dari Ibu Nurmala.

Rapat BPJT di tutup jam 13.00

Keluar dari ruang rapat saya berjalan ke ruang BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM, masih satu lantai dengan ruang rapat.
Sewaktu saya menyampaikan maksud kedatangan saya untuk memasukan Abstrak penulisan dalam lomba penulisan yang diselenggarakan Balitbang Dept PU, yang ditutup pemasukannya tanggal 31 Juli 2006 besok.
Ia menjawab agar saya naik kelantai Tiga disana ada orang yang ditugaskan untuk menerima tulisan tersebut.
Informasi penting yang saya dapat bahwa waktu pengumpulan karya tulis diundur menjadi tanggal 30 September 2006.

Rapat selanjutnya ke BRKP di Mampang Prapatan.
Kembali motor dihidupkan, setelah mengenakan jiket Almarhum Ayahnda, jiket itu sendiri telah berumur sekitar 30 tahun, berangkat menyusuri kota Jakarta menuju Badan Riset Kelautan dan Perikanan.
Rapat kali ini mengagendakan penyusunan jawaban Panitian Lelang Pembangunan Gedung Lima Lantai BRKP lokasi Ancol Jakarta Utara, terhadap sanggahan dari kontraktor yang tidak masuk nominasi tiga besar calon pemenang tender pekerjaan tersebut.

Sesampai di BRKP jam 13.30 makan siang dahulu, kemudian dihidangkan irisan buah berupa rujak, makan juga sampai habis, sebab lapar dari tadi, rapat di BPJT tidak diberi makan siang.

Rekan-rekan sesamam Departemen Pekerjaan Umum yang ditugaskan kesini ada tiga orang, Pak Purwadi, Pak Azis, dan saya sendiri, mereka belum terlihat datang.

Jam 14.30 kadatangan ngantuk yang luar biasa, saya tertidur baring dideretan kursi-kursi, sedangkan rapat penyusunan sedang berlangsung, hal ini bagi rekan-rekan bukan merupakan hal luar biasa, sebab ngantuk itu adalah final.
Semua pekerjaan harus dihentikan jikalau ngantuk datang.

Saya tertidur limabelas menit rupanya, terlihat sanggahan sudah tersusun, saya periksa.

Sanggahan dari PT Widya Satria

Ia menyangggah sebab pada pembukaan SPPH tanggal 10 Juli kemaren itu, ia tidak diikutkan dalam proses berikutnya setelah pembukaan syarat administrasi diketahui surat asli dimeterai tetapi tidak dicap, menurut RKS ya tidak syah, hanya saja bahasa syah dan tidaknya dilunakan.

Sanggahan dari PT Idee Murni Pratama.

Pembukaan dokumen penawaran menyimpang, katanya, sebab ada kurban yaitu PT Widya Satria, selanjutnya ia menulis juga Evaluasi Dokumen Penawaran direkayasa, di indikasikan semangat Keppres no 80/2003 hilang, diminta Tender Ulang dan akan melakukan Somasi Hukum.

Sanggahan dari PT Panggu Artha Prima

Merupakan sanggahan Banding, sebab angka tertulis 79,20 sedangkan tertulis dihuruf tujuh puluh dua koma delapan puluh.


Sanggahan dari PT PP.

Dicurigai dari panitia terdapat permainan oknum PP sendiri yang memang ada BUMN yang kerjanya hanya sebagai Peserta Tender tetapi diarahkan tidak pernah menang, dan sekarang PT PP menduduki peringkat ke tiga apabila peringkat diatasnya gugur ia bisa naik, yang jadi maslaha setelah di verifikasi, PP tidak bisa menunjukan bukti-bukti aksi atas Akte perusahaan, dan lain persyaratan yang harus ditunjukan ke asliannya, sebab ia mengaku sendiri bahwa surat aslih perusahaan sedang dibawa di Surabaya untuk mengikuti tender juga disana.


Keluar dari BRKP jam 23.00
Jalanan sepi sehingga motor bisa melaju kencang, hanya saja setibanya dipasar kramat jati, tersendat kerena banyak pedagang malam, yang menurunkan barang dagangannnya dari mobil truk terbuka.
Masuk rumah semalam tepat jam 24.00 malam

Giliran Pemadaman Listrik

Selasa, 25 Juli 2006

Lampu Mati

Setibanya di Kantor, wilayah Jakarta Selatan. Mendapat giliran pemadaman listrik, suasana kantor panas dan gelap, sebab kesehariannya mengharapkan elektrifikasi.
Jam 12.00 siang saat hendak shalat Dhuhur, lampu listrik terlihat menyala, kehidupan kantor pulih kembali.
Pulang hari ini dari kantor jam 19.24 setibanya dirumah jam 20.30

Pulang dari NTB

Senen, 24 Juli 2006


Pagi masih sepi, jam masih menunjukan jam 03.45, terasa masih kantuk sebab masuk tidur jam 23.30.

Ruangan hotel Mataram yang ditiduri malam ke dua masih seperti biasanya hotel bergaya Bali jaman saya kecil dahulu, apalagi yang punya orang Bali, dan banyak pegawainya orang Bali.

Shalat Tahajud kemudian mandi air panas dan angkat tas yang isinya pakaian sedikit, oleh-oleh kacang rahayu dan kacang mente dari mas Asmono juga kain sasak dengan perhiasannya sudah mulai dimasukan dalam tas plastik, sebab tas utama terlalu kecil.

Jam 04.10 keluar dari kamar membangunkan bagian dapur untuk mempersiapkan sarapan kerena akan ke airport pagi-pagi.

Jam 04.40 sarapan sudah datang berupa roti bakar setangkup isi mentega dan jam buah, dan kopi hangat se cangkir kecil, makan sarapan bersama pak Edi.

Tiba-tiba ada tamu juga yang lewat dan hendak ke Bandara, ternyata ia akan berangkat ke Surabaya pagi ini juga.

Jam 04.57 sudah keluar dari Hotel bersama pak Edi, mobil jemputan sudah siap
Langsung ke Airport membela kesunyian kota mataram pagi itu.

Hampir terjadi kecelakaan, saat mobil yang membawa saya dengan pak Edi melaju kencang, diperempatan di suatu perempatan yang banyak di jalan Udayana, ada motor yang memotong dari jalan lain, untung ia mengerem dan mobil pun terkejut, tapi terkendali.

Masuk terminal tepat jam 05.10, Pengurusan chek in tiket dibantu pak Fred orang yang membawa mobil dan saya dan pak Edi pergi ke masjid diujung terminal untuk mengerjakan shalat shubuh.

Masuk ruangan jam 05.30, sementara pak Edi yang akan berangkat ke Kupang nanti jam 08.00 berpisah dengan saya di pintu masuk, untuk jumpah lagi dikantor Jakarta.

Ruangan tunggu terminal Seleparang pagi itu sangat sibuk, sebab ada dua penerbangan pada waktu yang tidak terlalu jauh, yaitu penerbang Lion ke Jakarta dan Lion ke Surabaya.

Terdengar para penumpang tujuan Surabaya dipersilahkan memasuki pintu keluar berjalan kaki menuju pesawat yang diparkir, tidak beberapa lama penumpang menuju Jakarta dipanggil dan berangkat dari pintu yang sama menuju pesawat yang diparkir berdampingan dengan pesawat yang akan berangkat ke Surabaya.

Menaiki pesawat dengan perasaan dingin, angin bertiup sangat terasa membawa udara dingin, langsung mencari tempat duduk nomer 22 E, dibelakang.

Bersama berangkat terlihat wajah pak Budi Pimpro P2AT Lombok yang mempunyai tugas membangun sumur di desa Akar-akar. Ia hendak ke Bandung rupanya

Tepat jam 07.00 pesawat Lion Air tujuan Jakarta berangkat, pemandangan terhampar pantai Ampenan, kemudian lautan selat lombok, tidak beberapa lama terlihat dibagian depan Gunung Agung Bali di Kabupaten Karangasem.

Pesawat mendekat dan terlihat sisi Gunung Agung dari arah timur, utara dan begitu sunyinya hamparan Gunung Agung di sisi utara hingga ke pantai, sangat sedikit permukiman yang terlihat, pesawat terbang terus ke barat tiba-tiba sudah sampai diujung barat P Bali yaitu Gilimanuk, terlihat gili terawangan dan selat Bali yang sempit yang memisahkan pulau Jawa dan Bali, kemudian memasuki dataran Banyuwangi dengan gunung merapinya, Pulau jawa terlihat besar, datarannya tak henti-hentinya sambung menyambung dengan bukit dan gunung, penat istirahat.

Mendarat di Terminal Cengkareng jam 08.30, masih pagi waktu Jakarta, terlihat banyak pegawai penerbangan yang baru datang.

Naik Bus Bandara menuju Kampung Rambutan, sepanjang jalan di telepon dari rumah sudah dimana posisi sekarang, ya, Terminal kampung rambutan aja belum dicapai.

Setibanya di Kp Rambutan, naik angkot 121 ke Cileungsi, dan setibanya di Cileungsi pindah bus naik jurusan Jonggol, turun di depan sekolahnya Astari, ternyata Astari belum masuk, ia minta uang saku, saya berikan juga bersama untuk Yasin, saya pulang berjalan kaki dari sekolahannya Astari, lewat kampung sambil melihat kehidupan pagi ini.

di desa Akar- Akar, NTB

Minggu, 23 Juli 2006

Lauk Ikan Bakar

Jam 04.50 keluar dari hotel, suara adzan yang terdengar di telinga membangunkan saya, saya berusaha mencari dimana sumber suara adzan itu, dijalan di depan hotel Mataram pagi itu Sangat banyak masyarakat kota yang berjalan-jalan pagi. Ada juga yang berlari-lari.
Lampu jalanan sangat memadai terangnya sehingga tidak terasa jikalau kota ini jauh dari Jakarta.
Kemudian terlihat kuba masjid dan saya menuju kesana menyebrang jalan dan berjalan memasuki jalan lebih kecil.
Masjid itu cukup besarnya, setelah shalat bersilaturahmi dengan jemaah masjid, sempat juga membicarakan Hakim Agung yang baru-baru ini berkunjung ke Mataram yaitu bapak Iskandar Kamil, kemudian soal Islam, Haji dan Akhirat.
Jam 07.00 mobil yang semalam dipakai menjemput sekarang datang untuk menjemput berangkat ke desa Akar- akar, Bayan.
Sebelum keluar kota sempat cari ticket untuk pulang besok ke Jakarta.
Pagi itu badan sangat ngantuk, sehingga tertidur lelap.

agak mulai sadar sewaktu mobil yang dinaiki berjalan berkelok- kelok di desa pusuk, jalan mendaki dan sempit.

Sesampainya di Desa Pamenang, bangun dan badan terasa lapar, saya usul untuk mencari makan pagi dulu, makan sarapan di hotel dengan sebilah roti dibakar sangat kurang rupanya.
Makan pagi dengan lauk ikan bakar cukup besar, sehingga energi bertambah pagi ini, langsung berangkat ke desa Akar-akar.
Jam 11.00 sampai di Desa Akar-akar dan sudah ditunggu dengan kepala dusun di sana.
Acara pertama saya memberi kata sambutan kepada mereka dalam acara non formal di kantor kepala desa.
Setelah satu jam disana sambil tanya jawab program, perjalanan dilanjutkan kepedalaman desa Akar-akar, sambil dipandu dengan para kepala dusun yang belasan orang banyaknya bermotor didepan.
Memasuki perkebunan pak Wilie, Pak Wilie ini adalah orang keturunan Jerman yang semasa kecilnya ia dan keluarganya ditangkap oleh Belanda dan Jepang dan kemudian dipungut oleh orang Cina dan dibesarkan dan menjadi orang.
Pak Wilie ini ada memanfaatkan lahan kering yang disirami pompa semprot springkle bantuan PU yang masih ada, ternyata untuk wilayah desa Akar-akar sudah ada sumur pompa sebanyak 25 unit dan yang masih aktif hanya 5 unit. Kalau ada kerusakan penduduk tidak boleh memperbaiki.
Shalat dhzuhur di kebun pak Wilie, setelah mandi tanpa berhanduk, sebab udara cukup dingin dan humiditinya rendah sehingga badan cepat kering.
Diajak makan siang bersama-sama pak Wilie, dengan lauk udang, cumi, sayur oyong di bening.
Peninjauan ke lapangan dilanjutkan dan memasuki salah satu dusun, bau kotoran manusia menyebar terasa di hidung, rumah gelap, hanya terisi dapur utama dan lumbung padi, rumah berindikasi bahaya pnomia.
Jam 14.30 meninggalkan desa Akar-akar, kepayahan sudah menyerang dan kantuk pun menguasai.
Shalat Ashar di salah satu masjid di desa Pamenang, melewati hutan yang banyak kera nya berhenti sebentar memberi makan pisang kera- kera disana.

Memasuki pintu kota Mataram, dihadang oleh arak – arakan penganten adat Sasak, terlihat calon penganten dan keluarganya dinaikan diatas usungan dan ditandu oleh empat orang berpakaian hitam-hitam dengan berdesat di kepalanya.
Iringan itu diramaikan dengan gamelan yang bersuasana gembira, gamelan bali.
Menjelang maghrib memasuki hotel, sebelumnya sempat mencari rumah kediaman mantan Gubernur NTB Bapak Gatot Suherman, tapi nihil.

Sewaktu mengambil tiket penerbangan Lion Air untuk pemberangkatan besok pagi, harga tiket sudah turun, seharga empat ratus tujuh puluh sembilan ribu, sebab harga tadi pagi sebelum berangkat ke desa Akar-akar tiket masih seharga tujuh ratus ribu rupiah, ini berarti selisih harga tiket akan dibelikan sepenuhnya oleh-oleh buat istri.
Membeli oleh-oleh buat istri dengan pedagang asong didepan hotel yaitu kain songket Sasak dan hiasan bros dada dari mutiara, dan anting, kalung dan cincin mutiara Lambok, entas kualitasnya baik atau buruk.
Shalat maghrib di hotel, air sudah berjalan lancar, tadi pagi macet, setelah shalat maghrib nelpon ke mas Asmono, kakaknya mas Ajar Sanjoyo. Ia Doketr di sini.

Mas Asmono datang bersama istri dan Anak gadisnya dan langsung diajak makan malam disalah satu restoran, mas Asmono sempat berceritra jikalau tiga bulan lagi akan pensiun.

Sekeluarnya dari restoran itu, berangkat ke rumahnya Arief, juga dokter bedah di Mataram dan baru pindah dari Medan, 3 minggu yang lalu.

Cari Wartel yang masih buka, saat itu jam sudah menunjukan pukul 22.30 malam, ternyata ada wartel di sisi kanan mal Mataram dan menelpon ke Jakarta untuk mengabari jikalau besok pagi akan pulang.

Sesampainya di hotel lagi ternyata mas Asmono sempat membelikan oleh-oleh untuk anak-anak dirumah berupa kacang bali 800 gram dan kacang mente mentah setengah kilo.

Berangkat ke NTB

Sabtu, 22 Juli 2006


Persiapan Berangkat ke Mataram


Sehabis shalat shubuh, kepasar dengan istri, saya tertarik untuk memeblikan pisang ambon mentah untuk anak-anak empat sisir Rp 5000,- ayam satu kilogram dan daun jambu mente, sedangkan keperluan lain istri yang membeli.
Sesampainya dirumah, makan pagi masakan kemaren yang masih ada, kemudian lanjut dengan shalat dlhuha, setelah itu tidur.

Jam 11.00 bangun dan langsung mempersiapkan baju-baju yang akan dibawa, keluar dari rumah jam 13.40

Dugaan macet di depan citra garment, ternyata lancar, tidak banyak kendaraan di jalan dihari ini, setibanya di Cileungsi langsung naik angkot 121 menuju terminal Kp Rambutan, perjalanan lancar, begitu sampai disana langsung naik bus bandara tepat jam 14.34.

Bus bandara keluar dari terminal Kp Rambutan jam 15.00.memasuki bandara macet sejak di pintu keluar tol Sudiatmo.

Memasuki bandara jam 16.20

Memasuki anjungan keluar A1 jam 16.40, langsung shalat Ashar disana, keadaan bandara masih sepi, hanya penumpang menuju Pekanbaru terlihat ramai.
Terlihat pekerja TKI yang orang Lombok asli baru pulang dari Arab Saudi, ia sibuk dengan segala teknologi komunikasi yang baru dibawanya, hanya kekurangannya adalah rasa gembira akan terbang ke Mataram untuk memberitahukan kepada sanak keluarganya untuk menjemput di Bandara Selaparang Lombok, disuarakan dengan bahasa sasak dengan suara keras, sehingga mengundang perhatian orang yang menunggu pesawat.

Pikiran saya, bagaimana orang tidak akan menipu mereka, padahal mereka sendiri yang memperlihatkan diri bahwa saya baru pulang dari luar negeri dan penuh membawa oleh-oleh teknologi.

Saya masih menikmati kesejukan udara sore, tetapi kesejukan udara buatan sambil melihat kesibukan sore hari, menjelang matahari turun.
Udara sejuk ini sangat aspiratif untuk membangkitkan sel – sel otak untuk berfikir lebih, kaca tembus pandang yang mengitari ruangan terlihat kesibukan penerbangan sore, tidak biasanya saya menikmati sore, sangat damai menjelang maghrib.
Saya ingat, kalau saya ini dibawain nasi dan sayur dari rumah, dan memang penumpang belum terlihat ramai. Saya ke bangku belakang pojok dan mulai membuka tas plastik.
Cukup enak, sayur sawi hijau, lauk ayam, kerupuk melinjo.
Maghrib pun datang, saya bergegas turun kebawah untuk mengerjakan shalat maghrib, setelah shalat naik lagi ketempat duduk yang tadi.
Tidak beberapa lama pak Edi teman kantor yang berangkat bersama- sama ke Mataram telah datang juga, pesawat yang berangkat jam 19.00 di undur menjadi jam 22.30 malam.
Udara dingin menguras energi sehingga lapar pun datang, untungnya pihak maskapai penerbangan memberikan nasi ayam kentuky dan air minum, didalam ruang tunggu ini saya telah makan dua kali.
Jam 22.30 pun tiba, semua penumpang naik ke pesawat lion air, penumpang banyak, dan setiap tempat duduk terisi penuh.
Selama penerbang saya tidak enak, kerena dingin menyiksa, di pesawat sempat juga pergi kekamar kecil.
Sampai di Mataram jam 00.30, sudah dijemput dengan LSM di Mataram, diantar ke hotel Mataram dan masuk kamar no 14.
Hotel seperti hotel lama periode arsitektur tahun 1970 an di Bali, setelah meletakan tas dan mengunci kembali kamar, keluar mencari nasi plecing di tengah malam di depan hotel, menyebrang sedikit.
Ayam taliwang yang dimakan kurang berkesan, sambalnya hanya kerena pedisnya aja, ayam taliwang ini sangat berbeda dengan sewaktu saya kecil dahulu.
Masuk hotel lagi jam 02.00, langsung shalat Isya dan tidur.

Rabu, Ogos 16, 2006

Faks Rapat BRKP

Jumat, 21 Juli 2006


Masuk kantor. Tiba dikantor jam 08.20
Pagi terasa cerah, pikiran sangat produktip, merumuskan Karikatur untuk terbitan majalag dinding kantor, karikatur menyiratkan hendak kemana konsep SEBRANMAS hendak dibawa, ditarik bajunya dari belakang oleh tangan yang besar sekali, tangan bencana.

Jam 10.30 timbul rasa lapar, naik kelantai IV menjumpai pak Syarif, sebab disana pasti ada gorengan, bersilaturahmi, sampai mendekati waktu shalat jumat.

Jam 11.30 berangkat ke Masjid, shalat di Masjid kompleks.

Setelah shalat memasuki ruangan ada Faks dari pak Edi BRKP bahwa Pengelolah Teknis diminta kehadirannya untuk menyusun jawaban atas sanggahan konsultan perencana.

Seteah makan siang berangkat ke BRKP Mampang, tapi sempat sebelum keluar kompleks PU mampir di Carefure untuk membelikan susunya Yasin dan Fifi.

Tiba di BRKP mampang jam 14,30, pak Pur sudah ada disana, setibanya saya disana pak Pur minta ijin untuk mempersiapkan pelelangan di MenPan.

Sampai mghrib datang konsultan yang diundang utuk klarifikasi tidak datang juga setelah shalat maghrib pulang. Tiba dirumah jam 19.39.

Bekasi, Rapat

Kamis, 20 Juli 2006

Rapat Pembahasan Pelaksanaan Jaringan Irigrasi non Padi ( JINP ) desa Akar-akar Lombok Barat, rapat di ruang rapat Matsumoto Balai Irigrasi Bekasi.

Pemimimpin rapat Kapus SEBRANMAS, sebab ia esselon dua yang datang, selainnya esselon tiga.

Isue pertama, terjadi keterlambatan pelaksanaan lapangan hingga bulan ini di NTB belum ada aksion.
Isue ke dua, apakah Dinas-dinas di NTB bisa meintrgasikan programnya untuk mensukseskan desa Akar-akar,
Di indikasikan ada penolakan warga terhadap program.

Isue ke tiga kurang nya koordinasi dengan Daerah

Isue ke empat Hinbauan agar posisi – posisi kunci di pusat nmaupun di daerah jangan menyebabkan saling ketergantungan.

Isue ke Lima Usulan memisahkan kolom daftar simak pelaksanaan pekerjaan antara masyarakat dan Pemda di pisahkan sebab apa yang dilakukan Pemda beda dengan yang dilakukan Masyarakat.

Isue ke enam, dilapangan sudah ada kelompok – kelompok masyarakat hasil pembentukan instansi lain yang meminta diberikan kewenangan yang sama.


Isue ke Tuju, tujuan akhir harus bisa menghasilkan NSPM ( Norma, Standard Pedoman dan Manual ).

Isue ke Delapan, Konsep program Koloberasi seperti ini jikalau bisa dikembangkan dimasa akan datang,


Isue ke Sembilan, Lempar usulan modul, saya melihat semenjak rapat di Bandung beberapa bulan yang lalu belum ada kemajuan yang berarti,

Isue ke sepuluh, Operation dan Maintenace alat pompa di desa Akar-akar adalah mahal, apakan bisa jarak dan jagung menutupi ongkos OM

Tiba adzan dhuhur, etrdengar dari ruangan, ruangan rapat saya tinggalkan, saya berjalan kemusholah untuk mengerjakan shalat, kemudian balik lagi keruangan, ternyata sudah dihidangkan makanan nasi boks
Acara ditutup jam 12.50.

Berangkat ke kantor dari Balai Irigrasi Bekasi, keluar kompleks dan belok kiri, sudah terhadang kemacetan lampu merah, kemudian belok kiri menyusuri sungai irigrasi, diujung belok kiri lagi menuju perempatan dan belok kanan menuju ke Pekayon, memasuki jalan Pekayon yang banyak rusaknya jalan perlahan-lahan, samapi di ujung tol pondok Gde memasuiki jalan kekiri untuk bertemu lagi dengan ujung jalan tol pondok Gde, TMII, Pasar Rebo, lurus langsung Pondok Indah, masuk kantor jam 14,15.


Setelah Maghrib hujan turun deras, masuk rumah jam 20.30, kebasahan sebab tidak membawa jiket hujan.

Mengantar Tyas ke RSCM,

Rabu, 19 Juli 2006

Mengantar Tyas ke RSCM,

Berkendara motor, sesampainya di perempatan salemba Tyas turun dan langsung memasuki kawasan RSCM, saya balik ke kantor Jafung di lantai 8 Bangunan Bina Marga di Patimura, sesampainya disana mengambil amplop besar yang telah terisi logo yang kan di lombakan, dan sekarang langsung menuju ke Kementerian Negara Daerah Tertinggal.

Kantor tersebut disekitar kawasan Tanah Abang, sesampainya di sana saya mendaftar dan urutan ke 149.

Balik lagi ke RSCM, sesampai di RSCM Tyasnya sudah di ruangan dokter, ternyata Hb nya Tyas 8.1 sehingga belum bisa di Transfusi.

Mengantar Tyas ke RSCM,

Rabu, 19 Juli 2006

Mengantar Tyas ke RSCM,

Berkendara motor, sesampainya di perempatan salemba Tyas turun dan langsung memasuki kawasan RSCM, saya balik ke kantor Jafung di lantai 8 Bangunan Bina Marga di Patimura, sesampainya disana mengambil amplop besar yang telah terisi logo yang kan di lombakan, dan sekarang langsung menuju ke Kementerian Negara Daerah Tertinggal.

Kantor tersebut disekitar kawasan Tanah Abang, sesampainya di sana saya mendaftar dan urutan ke 149.

Balik lagi ke RSCM, sesampai di RSCM Tyasnya sudah di ruangan dokter, ternyata Hb nya Tyas 8.1 sehingga belum bisa di Transfusi.

Logo

Selasa, 18 Juli 2006


Mengurus Askesnya Tyas ke Puskesmas Ciledug, sesampainya di puskesmas sambil menunggu panggilan petugas puskesmas, sempat memijat orang tua laki-laki yang hampir terkena stroke.
Pemanggilan petugas puskesmas bahwa Askesnya Tyas silahkan diambil.
Setelah dicap dan ditandatangani, keluar puskesmas.
Melewati jalan Ciledug lama, sesampai diperbatasan Kreo, mampir ke bengkel untuk mengganti olie motor.

Mengganti olie motor di bengkel, seharga delapan belas ribu, tiba-tiba situkang bengkel teringat jikalau sepeda motor saya yang mati dynamo starternya, ia. Kemudian ia ceritra sudah lama tidak kesini, hampir dua tahun seruku.

Ia kemudian terlihat sigap mengganti olie motor, tetapi dia bersaran, pak sebaiknya rantai motor diganti sebab mata gir nya sudah runcing, berarti rantai kendor, bisa lepas dijalan.

Mengingat saya pernah bermasalah rantai sewaktu silaturahmi dengan presiden SBY di bulan Syawal kemaren, maka saran itu saya terima, ganti rantai satu set seharga seratus dua puluh ribu, kemudian ditambah ganti klep perseneleng enam ribu dan klep gigi depan lima ribu, tip buat si petugas bengkel lima ribu.

Berjalan lagi, menuju kantor Departemen Pekerjaan Umum. Motor terasa enakan dikit.

Parkir motor di gedung Kementerian Negara Perumahan Rakyat, kemudian berjalan menyebrang langsung ke lantai 8 bangunan Bina Marga untuk mencari pak Jaja, ternyata pak Jaja ngak ada, lagi ke Batam.

Memasuki ruang ibu Luky, disisi ruang pak Jaja. Sambil melepas lelah dan istirahat, berceritra sedikit mengenai kegiatan selama ini. Kemudian minta ijin untuk menggunakan salah satu meja nya untuk memproses pembuatan logo.

Ikut lomba logo ya katanya.

Setelah terdengar adzan Dhuhur, shalat dhuhur di musholah di depan ruangan Jafung, kemudian masuk lagi ke ruang Jafung dan dipersilahkan dengan ibu Luky untuk makan salak yang dimasak ( distup ), lumayan untuk mengganjal lapar.

Minta diri untuk mulai mau mencetak logo, saya berjalan keluar komplek Departemen Pekerjaan Umum menuju Blok M, tempat dahulu pernah mencetak gambar, setelah terbuang waktu satu jam baru diketahui jikalau perusahaan pencetakan gambar tersebut sudah pindah lantai, dan setelah lantai keberadaannya diketemukan, alat untuk mencetak gambar ukuran A3 rusak.

Berjalan lagi ke Gramedia, sesampai disana orang ngak tahu dimana mencetak gambar.

Naik Busway menuju Bendungan Hilir, untuk mencetak gambar logo, biaya cetak habis lima puluh dua ribu, balik lagi ke Gramedia dengan busway untuk membeli kertas karton linen hitam yang dipersyaratkan, sampul pembungkus, selotipe, dauble tipe untuk menempel logo.

Siang yang panas, sekitar jam 14,20, berjalan dari Pasar raya Melawai ke Departemen pekerjaan Umum, menyusuri jalan-jalan depan pertokoan, memasuki lapangan Blok M yang kini dijadikan lapangan parkir Mabes Kepolisian.

Naik kelantai delapan dengan membawa gulungan kertas berjuntai, tas plastik berisi cetakan logo. Badan berkeringat, dibandingkan orang Departemnen yang baru keluar dari ruang rapat, badannya berbahu harum, rapi, bersih.

Istirahat sebentar, setelah memperlihatkan hasil logo ke ibu Luky, Adzan Ashar pun terdengar.

Shalat Ashar dari lantai 8 bangunan Bina Marga, sewaktu menunggu adzan berakhir, sempat melihat dari jendela kaca kearah kampus Al Ashar terlihat jelas bentuknya yang sedemikian hanya menjadi perangkap penangkap debu jalanan.

Setelah shalat langsung mulai kerja memotong kertas diukur sesuai persyaratan, menempel semua persyaratan dan selesai jam 17.30.

Shalat maghrib di masjid jin dan di Cileungsi menjumpai kemacetan yang luar biasa, samapi harus melewati bibir saluran selebar 20 cm, kiri lobang, kanan lobang,

Masuk rumah jam 19.30.

informasi dari masjid

Senen, 17 Juli 2006

Pagi hari sudah berangkat sebab menuju Bogor, yang gagal hari sabtu kemaren, Hari ini adalah hari pertama Yasin dan Astari masuk sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas.

Sesampainya di Bogor, cuaca masih pagi, kemacetan sewaktu memasuki Kota Bogor, sebab banyaknya pengantar anak sekolah yang harus menganatr dan menjemput di arah masuk kota Bogor, sebelum talang air. Kemudian shalat dhluha di masjid Kedungbadak, ditempat shalat ini, sepagi ini sudah ada dua orang ber kafayeh, baju putih panjang gaya pakistan, tapi yang mengenakan orang kita, pensiunan tentara, sebab ia tahu banyak tentang almarhum pak Alvin. kemudian melanjutkan perjalan ke Askes Bogor, motor diparkir disebrang halaman Askes, sebab ada tanah kosong, bisa dilihat dari dalam ruangan dan kesananya harus menyebrang got yang cukup lebar.

Proses perpanjangan Askes lancar saja, sempat menanyakan kartu, tetapi pihak disana tidak tahu menahu, harus menanyakan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

Setelah itu langsung balik ke Kantor, lewat Cibinong, Cimanggis, belok kiri ke Depok, belok kanan UI, terus ke Pasar Minggu, belok kiri Pondok Indah, masuk kantor jam 11.30.

Sore hari sengaja memperlambat pulang sebab timbul ide untuk menuntaskan penggambaran logo Kementerian Negara Daerah Teringgal.

Shalat maghrib di jalan

Masuk rumah jam 19.30.

Hari Minggu

Minggu, 16 Juli 2006

Kepasar membeli emping belinjo sekilo, kue bolu satu tempat, jeruk dua kilo, kebutuhan yang lain istri yang memenuhi.

Pak Avlin telah meninggal

Sabtu, 15 Juli 2006

Kota Bogor


Ke Bogor bersama istri ber sepeda motor, untuk mengurus Jaminan perawatan RSCM nya Yasin, sesampai di Bogor ternyata kantornya pindah, dari jalan merak ke jalan ahmad yani, hari sabtu ternyata kantor tutup, pulang
Dalam perjalanan pulang sempat mampir ke Kedungbadak, mampir kerumah pak Alvin, tetangga waktu di Denpasar.
Ternyata pak Avlin telah meninggal 90 hari yang lalu, minggu depan seratus harinya.
Setelah bersilaturahmi dengan para tetangga rumah almarhum pak Alvin, sampai datang orang yang mendiami kelanjutan status tinggalnya almarhum. Kemudian pulang.
Shalat dhuhur di masjid dekat tanjakan semen cibinong sambil makan bakso.

Hotel Atlantik dan Transfusi lanjutan

Jumat, 14 Juli 2006.

Tranfusi di lanjutkan

Jam 03.00 pagi terbangun kepanasan, sebab istri minta dimatikan AC nya sejak awal tidur semalam, kemudian memanggil front office untuk minta tolong menghidupkan AC nya, kemudian shalat, sejurus kemudian terdengar adzan shalat Shubuh, Terlihat Fifi mencari makanan yang dibawa dari rumah, masih ada sebab disimpan didalam kulkas hotel, Fifi makan sate dingin sisa semalam.
Setelah shalat, tidur lagi sampai menjelang naik matahari.
Jam 06.15 mandi dan dilanjutkan shalat Dlhuha, kemudian berempat turun kebawah menikmati sarapan hotel, acara ini sangat menyenangkan bagi Yasin dan Fifi, ia bersuara keras dan bernyanyi.

Sedang menikmati sarapan, Mie dan Nasi goreng, kerupuk belinjo, potongan acar mentimun, tiba-tiba badan terasa tidak enak, ingat jikalau istri membawa mengkudu semalaman belum diminum, saya naik keatas.
Mengambil gelas untuk dimasukan mengkudu masak, ternyata dikamar tidak ada sendok, sehingga turun lagi kebawa, menghancurkan mengkudu dengan sendok di ruang makan kemudian di isi air teh tawar panas dan diaduk dan diminum, kemudian dituang lagi teh tawar hangat dan diminum lagi sampai habis terasa mengkudunya tinggal ampasnya, kemudian bada terasa lebih enak.

Sarapan diakhiri, naik kelantai empat, masuk kamar lagi, Yasin langsung buang air yang tertahan. Kemudian saya minta ijin untuk ke PMI mengambil darah Cuci dengan naik motor, sesampainya disana ketemu lagi dengan ibu-ibu yang membantu kemaren sewaktu Yasin menggigil kedinginan akibat demam reaksi penolakan darah. Banyak pertanyaan yang dilontarkan dan bagaimana keadaan Yasin sekarang, saya menjelaskan sekarang methode transfusinya dirubah yaitu disuntikan dexamethason terlebih dahulu kemudian darah dimasukan.

Setelah darah cuci dua paks ditangan balik lagi ke hotel, saya yakin anak-anak dan ibunya sudah berangkat ke RSCM sebab tadi janjian ngak usah nunggu- nunggu lagi, betul juga sesampainya di Hotel, kunci kamar sudah dititipkan dan Ibunya sudah berangkat ke RSCM.

Motor saya parkir di hotel, dan berjalan ke RSCM, sesampai di RSCM poliklinik Thalasemia, Yasin tidak ada, saya cari kebawah ternyata ia sedang bermain ayun-ayun an denga Fifi.

Transfusi berjalan lancar.

Fifi sampai tertidur menemani disamping Yasin.

Jam 11.00 siang balik lagi ke Hotel, berjalan beriringan berempat, sambil bermain disepanjang trotoar menuju hotel, sedang di sisi kiri kendaraan macet luar biasa kena giliran berhenti lampu merah depan UI.
Setibanya di Lobby Hotel diberitahu jikalau Shalat Jumat ada disamping Hotel didalam Kompleks Bangunan Perpustakaan Nasional.
Fifi terlihat dengan ibunya di jendela kaca di lantai empat mengikuti langka-langka kaki saya dan Yasin menuju tempat shalat Jumat.
Sepulangnya dari shalat Jumat langsung chek out dari hotel, dan makan siang di Cibubur, masuk rumah jam 14.30 siang.

Hotel Atlantik dan RSCM

Kamis, 13 Juli 2006.

Tranfusi Gagal

Pagi-pagi setelah shalat Shubuh ke luar dari hotel menuju pasar kue di Senen pasar pagi, setibanya disana hamparan kue dengan warna-warnanya yang beraneka membuat enak kehidupan, belum lagi ditambah aroma baunya.
Setelah membeli kue dua dos seharga empat puluh lima ribu rupiah, kemudian naik angkot pulang ke hotel, dalam perjalanan pulang ini melihat 3 sosok manusia tergeletak dijalan, seorang wanita sebagai penyebrang jalan tergeletak pingsan, sedang dua orang, laki-laki sipembawa motor dan perempuan yang diboncengnya terlihat pingsan juga dengan motor yang tergeletak, saya tidak sempat menolong sebab angkot yang saya naiki tidak berhenti.
Sesampai di Hotel, Yasin melihat kue yang banyak ia minta bagian, jangan semua dibawa pulang katanya, kemudian saya ambilkan sebagian dan dibungkus kembali, dibawa Aswan pulang ke rumah.
Jam 07.30 berangkat ke PMI Kramat, mencari darah cuci untuk ditransfusikan, Balik lagi ke RSCM, naik ke Poliklinik Thalasemia mencari bed pilihan Yasin sendiri sebab ruangan masih cukup lenggang, hanya ada pasien sejumlah 12 orang, hari ini Yasin mendapat dua kantong darah, Proses transfusi berjalan normal, tetapi setelah transfusi berjalan 40 menit terlihat Yasin menunjukan kegelisahan, kemudian menggigil, diringi muntahan, sibuk membersihkan muntahan, transfusi dinyatakan gagal.
Minta pertolongan dengan dokter Endang, kemudian Yasin dibawa ke ODC dan disana Yasin minta kembali ke Hotel.
Istirahat di Hotel, sambil menetralisir akibat penolakan darah yang masuk oleh badannya.

Jam 14.00 ia saya tawari untuk ikut bapak rapat di BRKP Mampang Prapatan untuk menyanggah atas sanggahan dari konsultan perencana.
Naik Motor ke BRKP, sesampainya disana sekitar jam 15.15, rencana pertemuan jam 16.00, sempat makan siang, Yasin saya suapin makannya, dan Shalat Ashar.

Sewaktu saya menelpon ke Hotel, ternyata ibunya sudah ada di Hotel, sudah masuk dalam ruangan.

Acara rapat dimulai untuk mendengar komplein konsultant perencana Teramitsu akibat kekalahannya, mengingat kecanggihan yang dimilikinya, sementara itu Yasin terlihat berbaring di kursi.

Komplein berikutnya adalah calon pemenang ternyata menggunakan tanda tangan palsu, mengingat adanya laporan ini, maka team bersepakatan untuk melakukan verifikasi terhadap tuduhan yang dilontarkan berkaitan dengan pemalsuan tanda tangan. Mengingat hal ini adalah masalah kriminal.

Acara ditutup dengan tidak memberikan jawaban, kemudian minta diri untuk secepatnya membawa Yasin ke Hotel.
Sore menjelang Maghrib, pudarnya malam sudah datang, magrib belum datang, saya mengambil jalan Raharjo, tembus Manggarai, Lapangan tembak, Salemba. Dan masuk hotel, ternyata Fifi sudah ada disana.

Setelah shalat maghrib, saya turun lagi untuk membeli nasi padang berlauk rendang, dengan sate ayam sepuluh tusuk dengan nasi, kemudian balik keatas, makan berempat, saya, istri, Yasin dan Fifi.

Kemudian menunggu shalat Isya, Fifi dan Yasin bermain sepuasnya, berteriak, dan sempat Fifi jatuh dari tempat tidur sebab berlompatan di tempat tidur.

Shalat Isya dan lanjut sikat gigi dan tidur.

Perjalanan ke RSCM

Rabu. 12 Juli 2006.

Perjalanan ke RSCM.

Perjalanan ke RSCM kali ini di awali dari rumah kediaman Sekretarisnya Pak Marzuki Usman, dibilangan Kemanggisan, Kebon Jeruk.
Pagi-pagi naik bajay berempat dari rumah itu ke Slipi Jaya, kemudian menyebrang jembatan penyebrangan dan disini berpisah, Istri dan Tyas naik Bus menuju Kampung Rambutan sedangkan saya dengan Yasin naik bus menuju RSCM, semua berjalan seperti biasanya.
Setibanya di RSCM melihat nasi udug dipinggir jalan, membeli sepiring seharga lima ribu rupiah dan disini Yasin mulai muntah sewaktu makan nasi udug.
Kemudian berjalan lagi memasuki kawasan RSCM pagi itu belumlah ramai, langsung duduk untuk membeli energen panas untuk Yasin, kemudian saya mengurus fotocopy kartu berobatnya Yasin, kemudian membeli obat batuk Ambroxol dan Vitamin C agar staminanya Yasin bertahan kerena terganggu tidur nya semalam gara-gara siaran di Metrotv.
Setelah pengambilan darah sampel untuk diperiksa di lab untuk mengetahui berapa kadar Haemaglobin Yasin kali ini, meninggalkan lab untuk membayar cicilan pembelian alat pendorong suntik yang digunakan Tyas sebanya duaratus ribu, sisa cicilan limaratus ribu.
Sewaktu saya melihat Yasin diruang sekretariat Thalasemia, saya menanyakan, bagaimana, makan apa sekarang, langsung dengan antusias ia munjuk kentuky di pasar kenari, saya menyetujui, sewaktu berjalan dari poliklinik Thalasemia menuju Pasar kenari melewati pedagang kaos kaki anak-anak, mampir sebentar membeli sepuluh ribu rupiah tiga kaos kaki.
Kemudian memasuki Pasar Kenari langsung mencari tempat duduk memesan Kentuky ayam, nasi dan minum seharga duabelasribu rupiah, saya sendiri memesan es krem cone seharga seribulimaratus rupiah.
Kemudian berjalan perlahan-lahan, menyebrang jembatan Salemba depan UI dan memasuki Poliklinik, ternyata pasiennya banyak sekali.
Istirahat diruang Sekretariat Thalasemia yang sejuk dengan hembusan udara AC nya sampai tidur terduduk, dan tersadar sewaktu orang yang berlalu lalang menyenggol pintu dengan keras.
Turun kebawah melihat suasana pasien yang antri menunggu panggilan dokter, pasien banyak sekali, sampai ada yang tiduran dilantai kerena capai menunggu.
Saya mencoba melihat kesibukan dokter dalam ruangan yang menerima pasien thalasemia dalam keadaan HB rendah, ditambah lagi ia terkena Gula Darah yang cukup tinggi, sudah terjadi pembengkaan di kakinya. Ia terlihat berbaring lemah dengan wajah kebiruan,
Kemudian keluar mencari udara segar maksud saya, Yasin terlihat agak tertinggal sebab ia masih dikerumanan orang-orang untuk melihat pasien yang agak parah tadi. Sewaktu keluar sempat melihat motor yang sedang duduk dengan tenang diarea parkir, kemudian jalan beriring dengan Yasin siang hari itu, menyebrang jalan Diponegoro depan RSCM Poli Anak-anak, Cari Hotel Sin kataku menggembirakan hatinya, Ayo katanya menegaskan.
Menyusuri jalan Salemba untuk mencapai Hotel Atlantik disamping Perpustakaan Nasional.
Memasuki Hotel, Yasin terlihat gembira,dan mendaftarkan nama, jam 12.00 tepat nama tertulis untuk mendiami kamar 404.
Memasuki hotel tanpa membawa pakaian, Cuma pakaian yang dipakai itu saja dan tas kerja yang didalamnya terisi arsip kesehatannya Yasin. Harga semalam duaratustigapuluhdelapanribu rupiah, dapat sarapan pagi katanya menjelaskan sipenerima tamu hotel tersebut. Saya meminjam sajadah hotel , kemudian mandi siang itu dan dilanjutkan shalat.
Yasin juga mandi air panas siang itu juga dan Shalat Dhuhur juga.
Kemudian mengabari kerumah jikalau sudah mendapat kamar hotel dekat rumah sakit.
Setelah istirahat sejenak, jam 12.30 berangkat lagi ke RSCM, berjalan kaki berdua dengan Yasin, langka-langka kaki dihitung dengan Yasin samapi bosan ia menghitung, tiba-tiba ditrotoar ia mendapatkan permen yang terbungkus rapat dan masih layak makan, tetapi saya tahan, ingat kesehatannmu sangat mahal. Kemudian permen itu digengamnya dan diberikan kepada orang pengatur parkir didepan kampus disamping hotel.
Di RSCM sewaktu tiba disana, banyak pasien yang menanyai dari mana saja, kok pergi terus, sudah dipanggil sejak lama. Saya langsung mengatakan Yasin minta mandi siang kataku, dirumah sakit antri, masih sempat mandi siang, enak bener itu, kata seorang pasien, saya tertawa saja.
Hb Yasin hari ini 7.3, darah di cuci.
Kemudian mengambil motor untuk mengantar permohonan darah cuci di PMI Kramat, saat itu baru ingat jikalau Yasin tidak membawa jiket anti angin, sehingga ia harus duduk dibelakang, sebab semalam sewaktu berangkat ke studio Metrotv ia tidak membawa perlengkapan naik sepeda motor.
Setelah menyampaikan permintaan darah cuci di PMI Kramat, balik lagi ke Hotel mengantar Yasin, Yasin saya turunkan diluar Kobby Hotel, saya suruh naik sendiri mengambil kunci harus berani kataku.
Terlihat Yasin takut dan hampir menangis, tetapi penjaga pintu depan Hotel mengantar Yasin ke Front Ofice untuk mengambil kunci, kemudian saya melanjutkan perjalanan ke Ancol ke Badan Riset Kelautan dan Perikanan untuk mengikuti acara Penilaian Pemasukan SPH Senen kermaren.
Tiba di Ancol sekitar jam 16.30. Rapat masih berlangsung. Kemudian Shalat Maghrib, makan malam dan menyisihkan makan malam untuk Yasin di Hotel.
Jam 19.00 pulang dari BRKP-Ancol kembali ke Hotel, perjalanan sangat macet malam itu. Memasuki Hotel ternyata Aswan sudah ada disana menemani Yasin.
Menemani Yasin makan dan dilanjutkan istirahat.

Selasa, Ogos 15, 2006

Acara Rekaman Metro TV

Selasa, 11 Juli 2006.

Sudah janjian sejak dari rumah, saya ke RSCM berangkat dari Kantor, sedangkan Yasin, Tyas dan Ibunya berangkat dari rumah.

Jam 14.00 berangkat ke RSCM dari kantor, sesampai di RSCM sekitar jam 15.00, shalat Ashar di sekretariat Thalasemia, kemudian duduk menunggu kedatangan Istri dan anak- anak yang belum datang juga.
Setelah 40 menit menunggu ibunya datang dengan Tyas dan Yasin, saat itu Kuat pegawai sekretariat Thalasemia memberikan dua kaos kepada saya untuk dibagikan ke Yasin dan Tyas untuk dikenakan sewaktu pemberangkatan ke studio Metro TV.
Jam 17.00 berangkat serombongan ibu-ibu orang tua penderita bersama penderita dan rombongan penderita yang bertindak sebagai penyanyi dari RSCM dengan menggunakan bus mini MetroTV.
Dari RSCM melewati RS Santa Korolus, Diponegoro, Stasiun Cikini, Stasiun Gondangdia, Gambir, Monas, Balai Kota Jakarta, Tanah Abang, Kemanggisan, Kedoya, menyusuri jalan tol Tanggerang masuk kompleks MetroTv, turun di lobby Studio.
Diterima dilantai dua, menunggu sampai jam 17.40 saat snack dihidangkan.
Terdengar Adzn Maghrib, mencari tempat shalat, turun ke basement mencari tempat shalat, berwudhlu dan shalat bersama para supir yang lagi menunggu bos nya siaran.
Kemudian naik lagi keatas dan melanjutkan makan snack nya.
Jam 20.00 dipersilahkan masuk studio, kemudian latihan dan perkenalan acara kick andi, sejenak suasana hening, pembawa acara memasuki ruangan studio, Andi Noya berambut kribo.
Acara dimulai dengan melantunkan lagu semangat hidupnya anak-anak penderita thalasemia, saya dan istri duduk berdampingan sedangkan Yasin dan Tyas duduk memisah di sayap kiri.
Acara sesekali di istirahatkan untuk melihat tayangan iklan dan terkadang di istirahatkan untuk melihat triler penderitaan orang tua untuk mengasuh kedua anaknya yang menderita thalasemia, terkadang diisi wawancara dengan dokter pembina thalasemia dr pesiunan Bulan Ginting.
Saya dan istri hanya duduk saja sebagai penggembira meramaikan acara tersebut.
Sesaat acara ditutup, saya istri dan Tyas Yasin beriringan keluar ternyata sudah dijemput dengan sekretarisnya pak Marzuki Usman bersama suami dan anaknya.
Langsung memisahkan diri dan mengikuti mobil jemputan untuk dibawa kerumahnya sebab saat itu jam menunjukan jam 23.00 malam.
Suami sekretaris Pak Marzuki sekeluarnya dari studio Metrotv tidak ingat jalan lagi sehingga agak lama sebab harus bertanya – tanya terlebih dahulu.
Tiba dikediaman sekretarisnya Pak Marzuki sudah disiapkana hidangan makan malam berupa gulai, sate ayam, buah-buahan, dan kerupuk, sambal lalapan.
Berenam makan bersama di tingka kelakuan sikecil putranya si sekretaris, yang agak rewel kerena kantuknya tertahan.
Sehabis makan, shalat Isya dan tidur pulas.

Pembukaan SPH di BRKP Ancol.

Senin, 10 Juli 2006.

Pembukaan SPH di BRKP Ancol.

Masuk Ancol hampir terlambat, jam 09.50 kurang sepuluh menit, sudah di sms dengan ketua panitia sampai dimana keberadaan.
Yang ikut SPH hanya 12 Kontraktor, dari 15 Kontraktor yang mendaftar.
Sore menjelang malam, sesampainya dirumah diberitahu jikalau ada telepon dari RSCM besok kumpul jam 16.00 di Thalasemia untuk bersama-sama ke Metro TV ngambil rekaman acara Kick Andi membahas penyakit Thalasemia.

Perkawinan Adat Sulawesi Selatan di Bogor.

Minggu, 09 Juli 2006


Perkawinan Adat Sulawesi Selatan di Bogor.

Yang mengundang ini adalah Lia, adiknya Hafid di Ma’rang Pangkep, sebab keponakannya Lia seorang dokter laki-laki akan menikah dengan dokter wanita dari kota Bogor, dimana mereka berdua bekerja di Kesehatan di Propinsi Mamuju Sulawesi Barat.

Sehabis mengerjakan shalat shubuh langsung mandi persiapan berangkat ke Biotrop-Bogor, anak-anak tidak ada yang dibawa, pergi berdua dengan istri,
Berangkat masih gelap, naik motor sambil menyalahkan lampu besar, selewatnya pasar Cileungsi yang terkenanl macetnya, jalan pagi itu menuju Cibinong sangat sepi, sehingga kendaraan bisa melaju lancar tanpa hambatan, udara dingiun menerpa, sehingga salawat Rosullulloh selalu dikumandangkan sepanjang perjalanan, selewatnya Cibinong terjadi kemacetan sedikit, dan masuk di jalan gunung putri lancar lagi sampai di pasar Cibinong, kemudian motor diarahkan ke Bogor melewati jalan Bogor lama, sesampai di kota Bogor kembali kehidupan hari minggu pagi itu menggeliat, dan motor melaju terus,
Saya ke Biotrop ini pernah sekali sewaktu mewakili pak Aca Sugandhi dalam acara Clean Development sewaktu pak Aca masih menjabat Staf Akhli Menteri PU Bidang Otonomi Daerah.
Sesampai di Biotrop, menanyakan nmana kamar yang disewa rombongan dari Pangkep, kemudian ditunjukan oleh satpam kamar yang dimaksud, dari jau terlihat beberapa mobil antri parkir didepan rumah sewa Biotrop, tiba mata istri saya tertuju kepada rombiongan penganten Pri yang mengenakan adat Bugis Sulawesi, kemudian motor diarahkan kesana, terlihat rasa terkejut dari pihak rombongan melihat motor datang mendekat, kemudian sewaktu istri saya turun dan mendekat ke Lia si pengundang kemudian terdengar jerit rindu dan di iringi salam persahabatan.
Saya dan istri langsung di daulat sebagai pengiring penganten membawa makanan khas Bugis kerumah Calon Penganten Putri.
Rombongan disewakan bus untuk berangkat terpisah dengan Kemanten yang disewakan sedan.
Sesampai di kompleks perumahan batar jati Bogor, pihak perempuan sudah siap atas kedatangan rombongan pihak laki-laki, kemudian acara penerimaan didepan rumah dimulai di – iringi dengan ucap salam dan saling memberi maaf atas perbedaan adat yang dibawa masing- masing kemanten.

Acara berikutnya adalah acara akad nikah, setelah itu memberi salam dan makan sekedarnya berupa ketupat sayur yang diolah cukup enak dan menarik, kemudian istirahat silaturahmi, ternyata ayah dari kemanten perempuan berasal dari Lumajang dan ibunya dari Bangka, sewaktu mendengar kata Lumajang, istri saya tertawa-tawa.
Acara selanjutnya adalah balik kembali ke Biotrop Bogor untuk melanjutkan acara resepsi pernikahan di balai pertemuan Biotrop.
Dalam acar resepsi ini makanan yang saya makan sengaja dibatasi untuk mencegah jangan sampai muntah-muntah.
Setelah terdengar adzan Dhuhur minta diri pulang.

Mencari tempat shalat dhuhur di Bogor sangat susah sehingga dapat sewaktu diluar kota Bogor.

Masuk rumah sebelum Ashar tiba.

Pembukaan SPH Pengawasan, Bangunan BRKP

Jumat, 7 Juli 2006.

Pembukaan SPH Pengawasan, Bangunan BRKP

Pagi- pagi sewaktu saya hendak berangkat ke Ancol, jalan Pasir Putih, BRKP, tempat pembukaan SPH, Aswan datang, saya terkejut sebab ternyata ia sudah ada didepan pintu, pikir saya hari ini ia berangkat dari Surabaya, ternyata semalam sewaktu kirim telepon itu ia sudah ada di kereta.

Saya lupa pada jam berapa SPH akan dibuka, pagi itu sesampainya saya di BRKP di Jalan Pasir Putih Ancol, masih sepi-sepi aja, ternyata pak Uki salah seorang panitia yang datang juga pagi itu mengatakan jikalau pembukaannya nanti jam 15.00 sore, wah kepagian pikirku.

Saya berjumpa dengan bapak Doktor Subhat kepala Pusat Perikanan Tangkap di bangunan ini juga, ia mempersilahkan masuk di ruangannya dan di ijinkan membuka internet, saya menjelajah mencari data pembangunan perdesaan yang ada di internet, dan dapat.

Tiba shalat Jumat, saya dengan pak Subhat shalat di Masjid dibelakang DIHIDROS Angkatan Laut, masih dapat tempat di tengah-tengah.

Makan siang di belanjain panita di warung yang disuruh menempati kantinnya LIPI Ancol. Saya milih ikan bakar bawal darat, bukan bawal laut, Cuma itu adanya, dan rasanya jauh dari enak.

Jam 15.00 tepat acara pembukaan SPH dimulai,
7 rekanan yang ikut Aanwizing dan hanya 6 yang memasukan surat penawaran harga pekerjaan pengawasan.
Yang tidak memasukan adalah PT Sugitek Patih Perkasa
Sedangkan yang memasukan
1. Tiramatsi Utama, PT
2. Artefak Arkindo, PT
3. Qorina Konsultan Indonesia, PT
4. Rekacipta Bangun Struktur, PT
5. Quarta Bina Karsa Pamitran, PT
6. Guwinatama Purnama,PT


Acara berakhir jam 16.30. Pulang dan menjumpai kemacetan panjang sejak di Mangga Dua sampai di Senen, masih berlanjut lagi sampai di Jatinegara stasiun Kereta Api.

Mampir di Carefure Taman Mini dan membeli susu dan Duitonya Fifi.

Shalat Maghrib di masjid Al Barokah komplek CPM Ciracas, dan shalat Isya di masjid Jin Kelapa dua Wetan

Masuk rumah jam 20.00

Aswan akan datang/ abstraksi penulisan

Kamis, 6 Juli 2006.

Aswan akan datang

Kepoliklinik PU sebab semalam badan terasa meriang, dapat obat, antibiotik, obat batuk untuk Yasin yang lagi batuk sebab kondisinya menurun.
Di kantor sempat menyelesaikan masalah Bab 1 Rencana Penulisan yang disayembarakan di lingkungan LITBANG PU.

Menjelang tidur ada telepon jikalau Aswan akan kejakarta besok.

abstrak yang akan dikirim tanggal 26 Juli besok adalah seperti ini


Integrasi Perencanaan Populasi dan Pembangunan Perdesaan Dalam Penyelamatan
Sumber Daya Air



Oleh : Ir H Siswoyo Seputro
Pusat Penelitian dan Pengembangan SEBRANMAS
Departemen Pekerjaan Umum
Pasar Jumat, Jakarta Selatan.





Abstract: This paper presented of observation Planning Population Integrate with Rural Planning for conservation a water resource. The observation is centered on a specific set of considerations that were based on observations regarding Rural Planning with Planning Population.
These considerations, which provide reference points for discussion about public participatory the use of limitation natural resource, in participatory processes, focus on the following elements: access to information balanced natural resource with population level, sharing the difference between knowledge and advantages of rural potential, and design of role participatory water resource It was determined that these considerations could both facilitate a discussion of the experiment’s benefits and limitations, and improve enable future. This article demonstrates the importance fundamental reflection on the benefit of responsible the limited natural resource and public participatory specially planning population.

Ringkasan.

Karya tulis ini memaparkan pengamatan pada perencanaan populasi pada wilayah perdesaan atau wilayah terbatas lainnya, di intregasikan dengan perencanaan pembangunan perdesaan guna melindungi sumber daya air yang ada.

Pengamatan di fokuskan kepada spesifikasi pertimbangan terhadap konsep pengamatan itu sendiri yaitu perencanaan pembangunan wilayah perdesaan dikaitkan dengan jumlah populasi penduduk yang mendiami wilayah perdesaan tersebut.

Pertimbangan ini akan merujuk kepada terbentuknya diskusi partisipasi masyarakat pada permasalahan keterbatasan sumber daya alam, proses terbentuknya partisipasi, yamg tertujukan kepada: Informasi Keseimbangan antara sumber daya alam dengan tingkat jumlah penduduk, meningkatkan pengertian penduduk terhadap pengetahuan terbatasnya sumber daya alam yang membangkitkan kearifan local dengan peningkatan sumber daya alam, dan pola/bentuk peran partisipasi pada sumber daya air, yang tertujukan pada mewadahi diskusi pengalaman dan keterbatasan daya dukung, yang memungkinkan pada masa akan datang memperbaikinya.
Artikel ini secara langsung mengemukakan pentingnya partisipasi publik khususnya perencanaan populasi pada prinsip- prinsip ber tanggung jawab pemakaian sumber daya alam yang terbatas.

Jatuh dari tangga

Rabu, 05 Juli 2006

Jatuh dari tangga
Peristiwa ini terjadi jam 02.30 dini hari, saya tidak menginjak anak tangga lagi satu sebelum bordes, jadi saya terjatuh menekan dinding dan dibalik siku kanan saya baret – baret memanjang berdarah tipis, cukup perih sewaktu diberi obat merah.
Saat yang sama ibunda dari Wonorejo Lumajang Jawa Timur sedang menelpon, telepon diterima istri dan Tyas mencarikan obat merah betadine untuk luka saya.

Kekantor dengan badan agak sakit sedikit terutama di bagian yang luka.
Tapi sore harinta kok terasa meriang

Yasin dan Astari pergi Tour

Selasa, 04 Juli 2006

Yasin dan Astari pergi tour sekolahannya ke Taman Mini dan ke Lobang Buaya, , Yasin masih lambat aja, belum berkemas sudah menunjukan jam 06.00, pagi, mau berangkat jam berapa, kelihatannya ia mulai menurun kondisinya. berangkat jam 06.30 pagi dan langsung mengantar ke sekolahannya.

Sore hari sewaktu pulang dari kantor di rumah, ternyata Yasin dan Astari juga baru masuk rumah.

Fifi adiknya minta sisa bekal yang di bawa kakak-kakaknya tour tadi pagi, cukup banyak juga yang tersisa.

Pak Jaja Pulang dari Umroh

Senen, 03 Juli 2006

Pak Jaja baru pulang dari Umroh di Makkah, bawa oleh-oleh, pagi-pagi sudah berangkat ke Departemen pekerjaan Umum.
Sebelum memasuki Departemen, selewatnya Bank BNI 46, mampir terlebih dahulu untuk membayar uang bulanan nya Aswan di Surabaya sebesar enam ratus ribu rupiah, sebab seratus ribu rupiah bulan lalu tidak dibayar oleh ibunya.
Di BNI terlihat hidangan selamat datang bagi pengunjung, sebab hari ini saya puasa, saya hanya melewati saja.
Setibanya di departemen langsung naik kelantai 8 bangunan Bina Marga. Dan disana pak Jaja sudah menunggu, ia terlihat agak gemukan, dan ia lagi membagi-bagi oleh-oleh yang dibawanya dari tanah suci, saya dapat bagian juga berupa peci putih haji turki dan beberapa peci rajutan, minyak wangi setengah botol sisa penggunaan pak Jaja sendiri, tidak lupa air zamzam, air mukzizat doanya ibundanya nabi Ismail. Siti Hajar.

Saya memang sempat menitipkan uang satu lembar dua puluh ribu rupiah untuk diberikan kepada pekerja masjidil Haram, yang suka menggati air, menyapu, membersihkan masjid.
Ceritra pak Jaja, pada pagi hari itu, ia berdiri lama di depan masjid memikirkan titipan dari siswoyo ini diserahkan kepada siapa, sedang asyik berdiri itu, tiba-tiba ada orang yang berunjuk salam dari belakang, pak Jaja terkejut, apakah ini orangnya yang dimaksud pak sis pikirnya, oh ya betul dia pembersih masjid, lantas diserahkan uang itu dibulatkan dengan uangnya pak Jaja sebesar Sepuluh Real kalau dikurs duapuluh lima ribu rupiah.

Langsung balik lagi kekantor, kendaraan masih pelan- pelan membawanya.
Mengambil gajih bulan ini dan langsung memotongnya sebab tadi pagi sudah dibayarkan ke Aswan.

Belanja ke pasar

Minggu, 02 Juli 2006

Belanja ke Pasar.

Yasin ikut ke Pasar bersama ibunya. Janji kalau motor mogok siap- siap mendorong.
Dipasar yang diutamakan adalah membeli vitamin tambahan anak-anak dan panadol pereda demam, kemudian ikan lele, bumbu ikan lele di goreng, kopi setengah kilo aja, sayur pare untuk merangsang pankreas, kunyit untuk anti radang sewaktu-waktu, ibunya sempat beli pisang, dan sayuran.

Motor tidak bermasalah.

Selasa, Ogos 08, 2006

Mengantar Tyas

Sabtu, 01 Juli 2006

Mengantar Tyas sampai di perempatan Cileungsi.

Atas informasi orang bengkel kemaren sore maka pagi ini mengendarai motor langsung secepatnya ke gigi lima dan bertahan pelan disana, sebab motor belum boleh dibawa lari kencang.
Sampai perempatan Cileungsi dan pulang lagi tidak bermasalah.

Hari ini Yasin dan Astari kenaikan kelas, Yasin naik ke kelas Lima dengan nilai kurang enak, dan Astari naik ke kelas enam dengan nilai agak bagusan dikit.

Perbaikan Motor

Jumat, 30 Juni 2006

Perbaikan Motor.

KeJonggol untuk perbaikan motor, setelah paginya setelah shalat shubuh ke pasar, sebab lauk anak-anak di kulkas sudah habis, memang minggu ini belum kepasar.
Setelah pulang dari pasar ngantar Yasin dan Astari sekolah kemudian langsung ke Jonggol, mengingat ini hari jumat, sekalian di niatkan shalat Jumat di Jonggol, sehingga membawa sarung, kopiah dan baju kokok di plastik tersendiri, tidak lupa juga membawa air minum, sebab di bengkel pasti haus.

Kali ini ke bengkel yang tidak biasanya di datangi jikalau ke Jonggol, tetapi bergeser 200 meter ke kanan lagi.

Begitu sampai di bengkel motor dicoba oleh teknisi, dan setelah berputar-putar untuk menentukan kepastian kerusakan maka proses pembukaan mesin dimulai,

Shalat Jumat pun tiba, bengkel saya tinggalkan dan bergabung dengan jamaah untuk mengerjakan shalat Jumat, letak masjid ada dibelakang kanan puskesmas Jonggol, akan bertemu dengan jalan besar, dan terlihat masjid bergabung dengan pesantren.

Setelah shalat Jumat, kembali ke bengkel, motor sudah selesai.

Biaya habis Rp 260 000 ,-
Sewaktu pulang mengalami mati mesin sampai tuju kali, setelah shalat ashar di rumah disusul oleh orang bengkel yang memperbaiki motor tadi, ia diberi tahu oleh orang bengkel yang mengikuti saya untuk mengambil kekurangan pembayaran sebesar Rp 40 000,-

Menurutnya, saya mengendarai motor salah, sebab bertahan dengan gigi satu, dua agak lama, seharusnya satu, dua, tiga langsung empat, kalau landai jalan langsung lima.

Motor rusak lagi

Kamis, 29 Juni 2006

Motor Rusak lagi

Dalam perjalanan pulang dari kantor, kendaraan bunyinya tidak enak, bertanya di lima bengkel yang dilewati pulang mengatakan kalau mesin motor harus di koter, atau di kiret jikalau istilah persalinan yang gagal akibat keguguran.

Tidak bisa dikerjakan dalam sehari, suku cadangnya susah, demikian jawabnya dari lima bengkel yang saya tanyai.

Sesampai di rumah, buka puasa sederhana kopi susu.