selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Jumaat, September 11, 2009

Meninggalnya WS Rendra

Jumat, 7 Agustus 2009.


Tengah malam sekitar jam 02.00 mendengar jikalau malam ini teaterman kawakan si burung merak WS Rendra meninggal.

Ia meninggal dalam keadaan islam.

Awalnya ia katholik.

Bangun sudah pagi, setelah shalat shubuh sempat sarapan dan minum jus sayur, kemudian berangkat, dan perjalanan pagi itu belum ada matahari yang terkuak dari balik pepohonan, tetapi di jalan raya sudah banyak kendaraan yang mengejar waktu, demikian juga saya, jam 06.30 sudah harus di departemen pekerjaan umum, tetapi namanya jalan raya kalau pagi sempit sekali.

Banyak orang yang berkebutuhan terhadap jalan raya, di mana- mana sempit dan macet, akhirnya masuk kompleks departemen sekitar jam 07.00

Ampun deh, pastinya sudah terlambat.

Dihalaman departemen yang akan dipakai start gerak jalan sudah sepi tinggal panitia saja yang berserakan.

Saya berlari bergabung dengan rombongan yang tertinggal, tanpa mengindahkan seharusnya saya harus berganti baju terlebih dahulu sebab semua peserta adalah berseragam.

Kemudian berkelompok sekitar delapan orang berunding akan mencegat dimana, kemudian setelah berjalan dan berlari berjumpa dengan rombongan paling depan barisan.

Sembunyi di balik pohon sebanyak itu tetapi begitu romboongan lewat ya ketahuan juga dan di ledekin akan mencegat di tengah jalan ya.

Gabung dengan barisan Balitbang dan jumpa dengan pak Supardi sebagai Sekretaris Badan Penelitian dan pak Budi Dul Kabag Pemograman.

Ikutin barisan terus walau di sisi yang kelima, sebab setiap barisan di bentuk berempat dan di barisan pak Budi saya sebagai orang kelima, dengan pakaian kaos dari rumah, sehingga tidak terlalu janggal.

Memasuki Lapangan Departemen terlihat kesibukan polisi menahan kendaraan tetapi saya yakin kemacetan sedemikan panjangnya.

Setelah acara di Departemen langsung menyebrang jalan menuju masjid Al Ashar untuk menyerahkan sodaqoh atas nama Yasin.

Kemudian balik lagi kekantor.

Tanda tangan masuk di kantor jam 08.55


Sekitar jam 17.00 ada informasi akan membahas jembatan selat madura minggu depan, harap mempersiapkan diri termasuk informasi.

Dari Ibu Roby Sularto yang sengaja tadi siang di telepon sebab semalam WS Rendra meninngal, malahan ibu Roby ngak tahu, dan belum ada yang memberi tahu. Saat ini ibu Roby sedang di Jembatan Selat Madura dan memberi tahukan jikalau para oknum Hutama Karya mulai membeli tanah untuk dijadikan penjualan dengan harga tinggi.

Pak Budi ikut andil pertandingan ibu- ibu pengajian

Kamis, 6 Agustus 2009.

Pagi yang masih panjang, jalanan agak sepi, wajah- wajah yang bersemangat berhamburan di jalanan, mencoba membayar kabel television di kantor pos pembantu Cibubur, komputernya rusak, sehingga tidak online.

Wajah- wajah di pasar Cibubur, berkeringat dengan keceriaah an akan mendapatkan rezeki yang tersembunyi di balik waktu.

Waktu juga yang akan mengantarkan kita ke tempat- tempat yang tak terduga, waktu juga yang menemukan kita dengan sesuatu yang pada prinsipnya kita tidak tahu.

Semalam Pak Budi ada memberi hadia untuk ibu- ibu pengajian istri yang akan berlomba dalam menyambut tujuh belasan, lomba yang di usulkan dari pak Budi adalah lomba mengenali bumbu dapur dengan mata tertutup.

Jawa Barat yang menggeliat

Senen, 3 Agustus 2009.

Kekantor seperti biasanya dan sedikit ada rasa gagal mengingat perkembangan kawasan Jawa Barat yang sedemikian ini sangat gersang dan tidak mendukung pertumbuhan wilayah yang renponsif berkelanjutan.





Selasa, 4 Agustus 2009.



Menyadari jikalau sebentar malam adalah pertengahan bulan Syaban, terkenal dengan sebutan Nifsu Syaban, dimana Allah mendengar doa- doa yang dipanjatkan, dan sebagai pengingat jikalau tidak ada puasa lagi sesudah nifsu syaban sampai bulan ramadhan lima belas hari lagi.

Sehingga memang betul di larang menyambung puasa Ramadhan dengan puasa sunah sebelumnya.

Pagi ini sewaktu melintas di depan Aldi Donat membeli Donat dan Brownis coklat untuk dimakan nanti malam.

Jam 15.30 saat pulang, membeli Tongseng kesukaan Tyas.

Saat di rumah menjelang Maghrib dimana acara pembacaan doa di laksanakan setelah shalat maghrib, semua sudah siap, Astari anak yang nomer tiga terlihat lemas, kemungkinan sakit.

Setelah pembacaan Doa Nisfu Syaban, dilanjutkan dengan doa penutup dan makan kue Aldi Donat.

Kemudian shalat Isya dan setelah itu makan malam dengan hidangan tongseng panas pedas, ditambah ikan bakar.

Astari setelah di minumkan dua kali sejempol kunyit, ia mulai ngantuk dan tertidur, batuknya tidak lagi bergemuruh dan panasnya tidak bangkit.

Pertandingan Futsal dan menang

Minggu, 2 Agustus 2009.


Acara ke Pasar pagi ini tidak bisa di abaikan sebab bahan membuat jus sayur habis.
Tomat 2 kg, buncis 2 kg, wortel 2,5 kg, terong 2 kg, biji kacang merah besar ½ kg, Lobak 1 kg, dan sandal sepatu dua pasang Rp 15 000,-

Kerja bakti mempersiapkan pertandingan menyambut tuju belasan nanti, pertandingan bola Futsal.

Jam 16.05 persiapan bertanding sepak bola futsal, dimana para pemainnya di haruskan mengenakan daster istrinya masing- masing, saya mendapatkan daster biru dari istri itupun setelah membongkar sedemikian banyaknya pakain lama, barangkali ada saja daster yang layak pakai.

Sebelumnya di jumpai daster yang terbuka lebar tetapi setelah daster itu saya kenakan ternyata dada saya terlihat, anak- anak banyak yang protes.

Pertandingan Futsal dimulai, untuk group saya ternyata diperkuat dengan pak Naim dan Saya sedang dua orang lainnya adalah anaknya pak Maman dan Adi anaknya pak ... disampingnya pak Topo.

Berjalan cepat, berkali- kali saya mampu menahan bola tetapi saat bola dengan cepat di tendangkan ke arah gawang saya melihat kebobolan satu, kemudian dilakukan pembalasan, saya menikmati apa itu namanya jengkel sehingga semangat untuk membalas.

Saya sendiri tidak pernah memasukan goal tetapi menjaga bola agar bisa di goalkan.

Akhirnya bertandingan seri tiga- tiga. Di sepakati untuk adu pinalti sebab sudah lelah, untuk itu pertama kali saya menendang bola pertama adu pinalti ini dan masuk, terliha6t para penonton bergirang serentak, saya menikmati kegembiraan mereka.

Futsal di menangkan oleh kelompok saya.

Saya melihat pak Kahar, pak Rudy dan bapaknya Adam berjalan lemas sebab menyandang status kalah.

Keringat yang mengalir deras sangat melegakan.

Busi meloncat dari rumahnya, kanvas kopling habis


Sabtu, 1 Agustus 2009.



Jam 03.00 bangun untuk mengerjakan shalat Tahajud, perjalanan masih jauh, terbayang terjalnya jalan di gunung- gunung perbatasan Cianjur dan Jonggol.

Shalat shubuh di masjid di sarana pendidikan Muhammadiyah.

Acara selesai shalat cukup baik yaitu pembacaan tafsir, hanya saja penguraiannya kurang berilmu luas.

Saya keluar dari masjid paling belakang sebab sedang menyelesaikan bacaan surah Al Taghabun, sempat matikan lampu, tetapi saya lupa, setelah gelap malahan lupa jalan mana arah pulang, setelah meraba- raba baru terasa kekosongan berarti itu adalah pintu.

Sesampainya di rumahnya Pak Lik Slamet, langsung sarapan pisang goreng dengan air putih, disini tidak biasa air teh hangat.

Kemudian minta ijin akan kerumahnya Aep, sebab tahun 1994 Aep pernah ke kantor di Ciptakarya Wilayah Timur. Aep adalah adik istrinya Pak Lik Slamet, berjalan bertiga kerumahnya Aep dengan Diah, dan Tyas.

Sesampainya di rumahnya Aep, aep pagi itu lupa kepada saya, saya bermain dengan kelupaannya.

Banyak diskusi perihal kehidupan, tetapi pandangan mereka memang berbeda seperti apa yang saya alami sehingga saya hanya bisa berkata, berkatalah hanya Allah SWT yang menentukan.

Saat kembali lagi kerumahnya Pak Lik Slamet, menyempatkan terlebih dahulu shalat dluha dan baru berangkat, tetapi motor mati, diam seribu bahasa, minta di dorong ternyata diam juga, keluar ke jalan umum, minta di dorong tetangga depan rumah dan motor diam juga.

Ke bengkel dan sesampainya di bengkel tukang bengkel akan membongkar motor, saya ngak mau, saya buka sendiri businya dan saya bersihkan, kemudian keluar lagi ke jalan raya, saya dorong dan tidak mau hidup, kemudian saya sela lagi, dan terlihat tanda- tanda kehidupan, motorpun hidup.

Syukur yang besar saya haturkan pada Allah SWT.

Setelah permisi langsung motor melaju keluar kampung Palalayang, memasuki Cihampelas, kemudian di pertigaan belok kiri berjumpa dengan jembatan Batujajar.

Saat melaju lancar saja, tetapi di ujung akhir jembatan jalan nya mendaki motor saya oper gigi ke dua, ngak mau jalan juga ke gigi satu juga ngak mau naik, akhirnya saya lupa ke nol, akhirnya motornya mundur, dan jatuh deh dari motor,
Motor jatuh saya loncat sementara Tyas sudah loncat juga, motor saya dorong mendaki belok kiri, dan setelah jalan datar motor di hidupkan kembali melaju kembali.

Tiba di tikungan pertigaan, yang belok kanan ke Cimahi dan yang belok kiri ke Padalarang. Ikutin yang Padalarang, keluar kota dan memasuki jalanan menurun di Cipatat.

Saat menuruni perlahan jalan di Cipatat ini, dimana aroma tape di kiri kanan, saat itu meletup busi motor, motor berhenti sebab mesin tidak ada pembakaran.

Saya terpaksa memberhentikan kendaraan yang melaju sebab akan mengambil busi yang terlepas kejalan raya, setelah busi di dapat, kemudian dipasang lagi, ternyata busi tidak bisa hidup, otomatis mati sebab pernah di lindas ban mobil.

Berkendaraan motor dengan Tyas melintasi jalanan menurun, sampai pada peninggian motor di dorong lagi, dan di kendarai lagi saat jalan menurun, sampai berjumpa dengan kedai yang menjual busi motor.

Busi sudah terbeli seharga Rp 11 000,- dan dipasang dan motor hidup kembali, malahan si ibu itu menawarkan air minum untuk saya, kemungkinan terlihat wajah payah pada dirih saya, sementara air sudah habis, saya menolak sebab rumah ibu itu ada di bawah sehingga kasian untuk naik turun bukit sekedar air minum untuk saya.

Motor sudah melaju kembali tetapi memasuki selewatnya kota Cipatat kendaraan sudah tidak bisa melaju, sebab plat kopling motor saya pikir sudah aus.

Untuk mengakalinya saya belikan olie di pertigaan jalan menuju danau Seguling.

Setelah olie saya tuang kemudian motor di hidupkan kembali ternyata tidak merobah suasana sebab motor tidak mau melaju kencang.

Masuk bengkel pertama, ternyata ia tidak bisa, masuk bengkel ke dua, di tunggu lama baru ia berkata tidak bisa.

Akhirnya menemukan bengkel yang bisa membongkar setelah melewati tetapi untuk mendapatkan plat kopling harus membeli ke tempat lain.
Menunggu cukup lama samapi terjadi rasa pusing di kepala kerena terkena paparan matahari siang ini, dan rasa haus, minta air minum pada bapak yang menjual nasi, sambil merasakan kualitas air, kualitas air cukup jelek dan terasa amis, tetapi rasa haus hilang.

Plat Kopling seharga Rp 35 000,- dan ongkos pasang Rp 30 000,- kemudian
Motor sudah terasa beda, sudah bisa melaju kencang kembali.

Melewati jembatan Rajamandala masih semangat tinggi menerangkan kepada Tyas jikalau di samping sisi kiri ada jembatan kereta yang masih aktif, kereta tadi sewaktu melintasi silangan jalan raya dan rel kereta.

Memasuki kecamatan Ciranjang tempat shalat Dlhuha kemaren kendaraan melaju cepat.

Akhirnya berjumpa kembali pertigaan jalan kalau lurus Cianjur dan belok kanan menuju Jonggol, di ujung jalan terlihat ada lima kendaraan angkotCileungsi Cianjur antri menunggu penumpang, dan bus ada dua menuju ke Bekasi.

Beli Premium di ujung jalan awal memasuki ruas Cianjur Cileungsi senilai Rp 14 000,-

Kendaraan motor berangkat lagi, jalanan lurus, kiri kanan sawah tetapi saya yakin untuk beberapa tahun mendatang akan dipenuhi dengan bangunan entah pabrik atau penggunaan lainnya.

Motor melaju kencang tetapi di kejauhan terdapat truk besar searah dan dari arah depan ada truk besar juga sehingga waktunya mengurangi kecepatan.

Setelah melewati truk itu kembali berjalan kencang tetapi jalanan ketemu dengan perempatan yang kalau lurus menuju ke Jonggol dan kekiri menuju Cianjur kota, kemudian pemandangan kiri kanan jalan menjelang siang saat itu dipenuhi dengan pepohonan.

Jalanan mendaki terus berbelok dan memasuki kota Cikalong, terlihat toko yang menjual olie sewaktu ke Bandung dahulu melihat Pak Lik Slamet sakit, terbaca Iwan bengkel, namanya.

Jalanan mendaki terus motor kuat menanjak walau pada tanjakan terjal hanya pelan sekali jalanannya, pada jalanan menurun sangat hati, perlahan- lahan.

Memasuki jalanan rusak saat akan memasuki perbatasan Jonggol Bogor dari Cianjur, jalanan menurun kendaraan berhenti sebab harus antri tetapi motor berjalan terus malahan memimpin kendaraan banyak di belakangnya.

Dzhuhur pun datang tetapi shalat di niatkan di masjid Besar di ujung awal memasuki perbatasan Jonggol

Sepatu saya lepas di masjid itu, tetapi setelah saya berwudlhu dan melirik kearah sepatu, sepatu telah di pindahkan ke rak sepatu, saya mengimani shalat Dzuhur saat ini dengan makmum cukup berlima.

Setelah memberi uang pada penjaga sepatu motor di hidupkan kembali. Perjalanan berlajut memasuki kawasan Tanjung Sari, terasa lama sekali untuk mencapai Cariu.

Akhirnya kecamatan Cariu tercapai juga, udara panas cukup menyengat, suasana kemarau sudah menghadang mata. terasa keluar dari desa itu berarti memasuki Jonggol, tetapi jalananya ada bagian yang jelek, debunya banyak.

Akhirnya memasuki kota Jonggol kendaraan masih perkasa dan mampu berjalan cepat di kelokan jalanan yang berbelok kiri dan kanan, saat akan memasuki Gandoang terjadi kelambatan akibat banyak truk pasir yang berjalan perlahan.

Masuk pasar Gandoang belok kiri dan berjalan lurus berarti sudah memasuki rumah, melewati belakang rumah dan masuk dari sisi kiri dan langsung masuk keruang depan.

Terasa lega memasuki rumah tepat jam 14.00 siang.

Fifinya minta oleh- oleh pisang goreng dari Pak Lik Slamet.

Kemudian makan siang dengan sayur asem, sangat sedap sekali.

Malam harinya di undang selamatan rumah kakak kandungnya pak Sukarna yang baru menempati rumah di samping rumahnya pak Karna.

Istirahat malam yang indah.

Ke Bandung bermotor dengan Tyas

Jumat, 31 Juli 2009.

Jam 03.00 sudah terbangun, sebab sudah punya rencana akan berangkat ke Bandung pagi ini dengan Tyas.

Setelah shalat Shubuh kemudian minum jus sayur dan sarapan pagi dan sekitar jam 05.30 berangkat.

Melintasi Jonggol, pagi ini mengisi premium sepeda motor terlebig dahulu di BBM ke arah Jonggol Rp 10 000,- kemudian melaju lagi melepas pagi, iringan matahari pagi mulai merembak di sekitar kota Jonggol.

Saat keluar dari kota Jonggol dan memasuki Cariu langit sudah terang, sekeluarnya kota Jonggol jalanan mulai mendaki dan menurun dengan kondisi jalanan jelek, tebaran debu dimana- mana.

Motor berjalan terus, Cariu sudah dilewati dan sekarang memasuki kecamatan terakhir wilayah Bogor yaitu kecamatan Tanjung Sari, jalan sudahmendaki motor berjalan perlahan.

Keparahan kondisi jalanan setelah memasuki kawasan Cianjur di kecamatan Ciklong Wetan di bukit- yang tandus dimana kiri kanan bukit di ambil pasirnya dengan mobil pengangkut tanah berukuran besar dan merusak jalan di Gandoang.

Jalanan jelek dan mendaki, motor masih mampu menampak dengan rendah hati.

Setelah itu melewati puncak jalanan menurun malahan di jalanan menurun ini kewaspadaan lebih di tingkatkan takut jatuh.

Saat memasuki kawasan Cianjur hari sudah waktunya shalat dluha, tetapi mencari masjid yang agak baikan belum di dapat.
Setelah bertemu dengan jalan yang menghubungkan Bandung Cianjur, perasaan lega sebab terasa Bandung sudah dekat.

Belok kiri memasuki jalan menuju Bandung dan berjalan terus sampai di kawasan Ciranjang memasuki masjid yang agk besar, istirahat dan shalat dlhuha pagi ini, Tyas ikut shalat.
Masjid cukup besar, udaranya sejuk, tempat wudhunya di belakang, dihalaman masjid terlihat orang bermain bulu tangkis dimainkan oleh seorang anak wanita tanggung dengan teman prianya sedang bermain bulu tangkis, Sempat bersalaman dengan penjaga masjid, ia diam saja.

Motor di hidupkan lagi dan berangkat menuju Bandung kembali.

Diarah Cipatat jalanan sudah mendaki, aroma tape singkong merembak dimana- mana.

Setibanya di Padalarang mampir sebentar di bengkel untuk memperbaiki mur baut yang mulai longgar di pijakan pedal sepeda motor.

Tiba di ujung jalan tol bagi kendaraan roda empat, menggeser kekanan untuk serong kanan menuju Cimahi kota, selewatnya kota Cimahi, diatas jembatan Cimindi, jalan menurun, terasa kota Bandung dengan kepadatan penduduknya.

Kota Cimahi telah dilewati dan saat ada pertigaan jalan mulai bingung, menanyakankepada anak pengamen jalanan dimana arah menuju Ujung Berung, tujuan akhir.

Ia menyarankan belok kanan dan nanti setelah melewati kepadatan ada jalan sepi di sisi kiri jalan, itu adalah jalan Sukarno Hatta, yang ujung akhirnya di Cibiru.

Memasuki jalan Sukarno Hatta seperti memasuki jalan yang tak berujung, panjang sekali dan sering berhenti sebab dipotong dengan lampu lalu lintas dari kota Bandung.

Jalan Sukarno Hatta ini adalah jalan potong melewati Kota Bandung tanpa harus memasuki kota Bandung.

Perut terasa lapar, sudah kepingin makan, tetapi makanan yang diharap adalah soto bandung. Dari tadi mencari soto bandung belum terlihat.

Kejadian ini berkali- kali, sebab melihat jalan lurus Sukarno Hatta ini membuat perasaan lapar, dan sudah sempat memasuki restoran Ampera tetapi sewaktu ditanya ada soto bandung malahan jawabannya ada sayur asem dan sop buntut.

Tyas sampai berkali- kali juga melepas jiket kalau sudah turun dari motor tetapi gagal lagi. Saat papan penujuk jalan ada tulisan Ujung Berung belok kiri, saya langsung belok kiri, ternyata jalan ini juga bukan jalan Ujung Berung, ini jalan menuju Ujung Berung.

Di ujung jalan saat jalan ini bertemu dengan jalan itulah jalan Ujung Berung, kemudian belok kiri, dan setelah berjalan jauh mulai ragu dan bertanya kepada seseorang yang akan berangkat ke Masjid, ternyata saya di bilang salah arah harus berbalik sebab letak alamat tujuan saya adalah jauh di belakang.

Berbalik arah pula saya di jalan ini juga kemudian berjalan terus dan terus sampai jauh dan bertanya pula, ternyata saya salah arah, harus berbalik lagi.

Akhirnya ketemu jalan yang menghubungkan ke jalan Sukarno Hatta tadi yang di lewati, dan bertanya akhirnya di suruh berjalan lurus ada leger jalan.

Kemudian bertanya kepada penggali urungan galian sepanjang jalan dimana kantor PU ditunjukan leger jalan.

Antara percaya atau tidak saya memasuki gedung itu, dan saya terangkan jikalau dari tadi saya mencari alamat Ujung Berus 264 Kantor Balitbang PU Bidang Jalan, tetapi kerena yang ditanya adalah sesama orag PU ia bisa memberi jawaban, maju lagi pak belok kiri dan sekitar 1 km nanti ada tanda Lembaga Penelitian Jalan.

Betul juga setelah berkendaraan sejauh 1 km terlihat luas kompleks terdiri dari banyak bangunan yang pernah di datangi dahulu bersama dengan pak Kuat, juga hari Jumat dan shalat Jumat disana.

Akhirnya motor diparkir, dan bertanya dimana kantin, di tunjukan di dalam bangunan, kemudian memesan soup Buntut sebab soto bandung tidak ada, dan setelah soup itu tersajikan dibagi dua dengan Tyas dengan makan nasi bawaan dari rumah.

Setelah itu Tyas saya titipkan di kantin dan saya shalat Jumat tidak jauh dari kantin.

Sempat ganti baju putih dan mengenakan sarung, sebab ini shalat Jumat, saya ingin seperti di rumah shalatnya, ber sarung segala.

Shalat Jumat sudah dijalankan dan terlihat undangan yang datang dari jakarta berpakaian rapi- rapi dengan kemeja batik.

Sempat ketemu pak Budi Suprayitno, yang pernah ke rumah di Jayapura dahulu, ia menanyakan dengan siapa ke sini saya jawab dengan Tyas sambil tersenyum.

Saya mengganti pakain lagi di ruang disamping masjid, sekarang mengenakan kemeja Batik pemberian mas Ajar Sanjoyo dahulu. Baju ini rasanya sudah dipakai tiga kali, pertama kali dipakai ke Semarang acara perkawinan, kemudian yang kedua acara perkawinan anaknya pak Priyono di Departemen Kehutanan beberapa waktu lalu, dan saat sekarang.

Saya memasuki kantin mencari Tyas, agar ia shalat Dzuhur terlebih dahulu.

Saya menunggu di samping masjid sementara Tyas shalat. Udara kota Bandung ini panas menyengat, jikalau saya perhatikan perbedaan suhu udara siang hari dengan malam hari sudah lebih dari 10 derajat celsius, berarti sangat rawan penyakit kulit.

Setelah Shalat, berjalan dengan Tyas di belakang bangunan tempat pertemuan, dan memasuki ruangan dari pintu belakang, langsung bertemu dengan dapur, dimana sudah berhimpun para supir para pimpinan dari berbagai pusat penelitian di sekitar Departemen Pekerjaan Umum.

Langsung terlibat obrolan sana sini sambil menerangkan jikalau dari Jakarta tadi berangkat jam 05.00 naik motor.

Setelah minum kopi, satu cangkir di bagi dua dengan Tyas, sebab kalau meminum satu cangkir jantung bisa deg degan.

Memasuki loby pertemuan sambil mengajari Tyas bagaimana bergabung dengan para pegawai wanita di lingkungan penelitian PU.

Jumpa dengan banyak para senior dan pimpinan, kemudian jam 13.00 acara berbicara sedikit dengan pimpinan baru pak Amron di mulai.

Jam 13.30 acara resmi di buka dengan pembukaan acara makan siang bersama, disini saya merasa untung, sebab sudah makan soup buntut tadi jam 11.12 sehingga saat ini tidak terlalu lapar.

Rupanya banyak juga yang seperti saya, setibanya dari jakarta tadi langsung makan.

Sebab makan jam 13.30 adalah jadwal makan yang sangat di luar kebiasaan.

Acara makan di ruang besar, dengan prasmanan, lauknya cukup enak dan hangat, Tyas makan juga di samping saya. Terihat pak Budi datang mendekat menanyakan perihalnya Tyas.

Acara di lanjutkan dengan acara mendengarkan pidato sambutan di ruangan atas, saya sudah memberitahukan kepada Tyas jam 14.30 harus keluiar dari gedung, baik acara baru berjalan sedikit atau banyak.

Saat jam 14.30 itu acara sedang diisi pidato sekilas kenangan pada pimpinan lama dan pimpinan baru yang di bawakan oleh pak Budi, saat itu saya keluar

Naik motor keluar kompleks bangunan Penelitian Jalan Jembatan dan belok kanan meuju rumahnya Keny, Keny adalah anak pertama dari Almarhum pak Nana Suryana Sam Karso, ia telah berputra 8. Tinggalnya tidak jauh dari Ujung Berung tempat rapat.

Cilangkrang Dua, ternyata tempat ini telah dilewati sewaktu tadi tersesat bertanya dimana kantor penelitian Jalan Jembatan PU.

Disini di rumah ini saya dipanggil kakek oleh anaknya Keny, setelah berjumpa Keny dengan bayinya yang ke delapan, ditemani anaknya yang nomer tujuh dan nomer lima, berjumpa pula dengan Erly anak Almarhum pak Nana Suryana Sam Karso yang nomer tiga yang sedang mengikuti S2 nya di ITB Bandung bagian seni.

Almarhum pak Nana Suryana Sam Karso dahulu sangat bersahabat dengan saya sewaktu tahun 1983, saat saya masih kuliah di Denpasar.

Adzan Ashar terdengar dan shalat ashar di rumahnya Erly di depan rumahnya Keny. Terlihat berkas berkas perbaikan penyusunan skripsi S2 nya tergeletak di lantai.

Silaturahmi telah selesai, kemudian bermotor lagi dengan Tyas tujuannya adalah Cililin rumahnya Pak Lik Slamet.

Melintas kembali jalan Sukarno Hatta, membeli premium terlebih dahulu, penuhnya tangki ternyata Rp 25 000,- perjalanan ke arah pulang ini malahan lebih lancar, sebab sudah hafal sifat jalan dan mana jalur yang harus di lewati, hanya saja setibanya di ujung jalan Sukarno Hatta ini ada bunderan dan saya tergiring mengikuti arus kendaraan ke kanan, berarti masuk lagi kota Bandung, sampai di Caringin.

Caringin ternyata adalah pasar induk, terlihat pedagang sore itu sedang membenahi dagangannya yang akan di jualnya sepanjang malam.

Caringin sering saya dengar saat mendengar warta berita RRI dahulu sewaktu jam 20.00 saat menyiarkan harga- harga kebutuhan pokok dengan pusat pasar penjualannya, harga kentang sekian di pasar anu, dan disini terdengar pasar Caringin Bandung, baru sekarang saya sempat memeprhatikan pasar Caringin.

Memasuki kawasan pasar Caringin perasaan seperti terlempar di jaman Indonesia tahun 1965, sangat kusam di senjah hari itu, arsitektur bangunannya tidak menampakan ke modern, kesibukan manusia di hamparan jalan saja, dan kemacetan lalu lintas yang menyadarkan saya bahwa saya hidup di tahun sekarang.

Keluar kota Bandung memasuki kota Cimahi sore ini sangat macet, jalan perlahan- lahan.

Lewat juga rumah sakit Dustira Cimahi tempat Pak Lik Slamet pernah di rawat, warna agak gemerlapan seperti setitik kota Tokyo adalah di Pusat pertokoan Ramayana Cimahi.

Cimahi demikian juga redup, ternyata kelesuhan pembangunan ini terasa hingga jauh.

Memasuki terowongan dimana di atasnya ada jalan Tol dan dibawa ada jalan lokal, berarti menandakan telah keluar dari kota Cimahi dan akan memasuki pertigaan Cililin, mendekati area ini kemacetan akibat pertigaan itu terasa.

Memasuki jalur jalan ke Cililin, seperti sudah hafal saja, kerena pernah kesini, dan berjalan terus, sementara adzan maghrib sudah dikumandangkan.

Di niatkan akan shalat maghrib di rumahnya pak lik Slamet.

Jalanan sepi dan menurun dan melewati jembatan Batujajar setelah itu belok kanan dan menyusuri jalan di pinggiran danau Seguling.

Keramaian Batujajar dan Cihampelas akhirnya di lewati juga, sekarang memasuki wilaya Palalayang, hanya saja nama ini, yaitu Palalayang, saya lupa. Sehingga sewaktu salah mengetuk rumah orang yang mana setelah keluar ternyata yang keluar seorang ibu, saya mohon maaf, sebab hari sudah gelap sehingga sangat sulit mencari alamat.

Setelah menyebut nama pak Unang pensiunan guru yang punya Wartel, baru ia menyarankan jalan terus masih jauh dan nanti disana bertanya lagi.

Setelah berjalan jauh, agak ragu takut kelewatan seperti di Bandung tadi balik arah, sebab sepi, sehingga cari orang untuk bertanya, kemudian saat bertanya pada kerumunan anak muda di ujung gang di jalan itu di jelaskan agar berjalan lagi beberapa ratus meter nanti di jumpai rumah itu.

Ternyata rumahnya Pak Lik Slamet sudah ada di depan mata, dengan pidaran cahaya lampu neon yang terang di depan rumahnya.

Rumah itu tertutup rapat, setelah di ketok dan unjuk salam terlihat pintu di buka dan keramaian pun tercipta, saya meminta alas sajadah untuk mengerjakan shalat Maghrib.

Makan malam dengan super mie sambal kacang dan pisang goreng.

Niat baik mau Donor darah

Kamis, 30 Juli 2009.


Berniat berangkat ke kantor hendak donor darah, acara ini sejak seminggu yang lalu sudah di umumkan, sehingga sejak kemaren sore istri sudah siap, Astari berangkat sendiri ke sekolah, tetapi ia sangat sekali diantar Bapaknya, padahal sejak jam 05.00 pagi sudah di ingatkan jikalau bapak hendak kekantor Departemen Pekerjaan umum bersama mama hendak donor darah.

Setibanya di Departemen Pekerjaan Umum, suasana pagi itu masih sepi sehingga sewaktu meninggalkan motor di lapangan parkir Menperumahan rakyat, bisa berjalan santai ke departemen, di depan ruangan umum tidak ada tanda- tanda ada kegiatan, saya pikir pasti di ruang belakang, betul juga setelah memasuki pintu utama langsung terlihat di tepel kerta donor darah, kelihatan jelek sih tetapi ini hanya untuk beberapa jam saja.

Pendaftaran sudah dilakukan dan kini giliran akan diambil darah contoh untuk menentukan Hbnya sebelumnya petugas memperhatikan kartu donor yang saya serahkan dan ternyata donor darah yang terakhir di lakukan adalah tanggal 27 Mei 2009, berarti masih kurang waktunya sekitar 30 hari lagi.

Ditolak kesimpulannya, saya tidak boleh donor darah, boleh nanti kalau diatas tanggal 27 Agustus 2009.

Istri terlihat lancar sampai di bed pengambilan darah saya temani duduk disampingnya, sambil berbicara banyak perihal transfusi.

Setelah pengambilan darah nya Istri selesai dilajutkan dengan makan mie, penampilan mie sekarang sudah ngak menggunakan piring seperti dahulu lagi, petugas hanya mempersiapkan air panas dalam jug tegak listrik besar dengan indikator listrik masih menyala.

Diambilnya sebungkus supermie tabung segelas dan dirobek penutupnya dan tuang air panas dari jug tadi.

Tidak beberapa lama istri saya sudah menyantapnya.

Jam masih menunjukan 09.30.

Setelah acara donor darah selesai langkah kaki mengarah ke Masjid Al Ashar untuk menuju ruangan kecil di bawah mesjid tempat penerimaan infaq sodaqoh umat, di masjid ini nama yang terdaftar adalah namanya Yasin, dan saya sudah berjanji kalau bisa diusahakan bisa setiap ke Departemen sempatkan ke rumah Zakat untuk menaruh beberapa lembar uang atas nama Yasin.

Saat ini istri baru kali ini ikut mengantar uang atas nama yasin, kesempatan yang baik untuk memperlihatkan catatan amalan Yasin sejak awal meletak uangnya di rumah zakat ini.

Kemudian kembali melangkah ke ruang donor darah tujuan kali ini akan menjumpai Nobuyuki Tsuneoka, Ph D. Ia adalah tenaga akhli Jica Japan yang di letakan di Departemen Pekerjaan Umum.

Setelah mengucapkan salam kepada penjaga Menteri Pekerjaan Umum saya berdua dengan istri berjalan menuju ke ruang Perwakilan Jica, dan lantai dua.
Sewaktu tiba di pintu nomer tiga di sisi kiri arah masuk dari ruangan pak Menteri PU, tertulis nama Nobuyuki Tsuneoka yang saya cari, setelah di ketok pintu tertutup itu dan saya buka terlihat si Jepang yang pernah berkunjung ke kantor saya di Pasar Jumat itu sedang menerima telepon.

Kedatangan saya sudah saya informasikan sejak dua hari yang lalu, dan dia bisa menerima saya sekitar jam 10.00 pagi.

Pagi ini jam 09.58 saya dan istri sudah di depannya.

Setelah selesai ia menerima telepon baru ia mulai menerima saya, awalnya ia agak lupa, tetapi baru ingat setelah ia ingat kalimat research PU Pasar Jumat.

Pembicara en mengkerucut kepada fungsi NILIM. Nilim sebagai kelembagaan riset Jepang baru terbentuk 2001, merupakan gabungan dari PU jepang dengan Building riset jepangnya .

Jam 10.31 saya dan istri keluar dari ruangan itu dengan ucapan terima kasih dan akan dilanjutkan dengan pembicaraan lewat E- Mail.


Sebelum meninggalkan kantor departemen Pekerjaan Umum sempat membeli gagang kaca mata yang sudah lama patah dan kali ini baru kesempatan membelinya sebab di depan akntor ada seorang tua yang suka menjual peralatan kaca mata bekas, sekarang gagang kaca mata saya sudah terpasang tetapi beda warna, ngak apa bagiku, keindahan untuk mempercantik diri sudah bukan unsur utama lagi.

Perjalanan pulang diarahkan menuju ke Buncit untuk membeli coto makassar, sedikit kemacetan menjelang siang, setibanya di warung makan makassar itu terlihat sudah ada tiga group pelanggan yang telah mengkudap pesanan coto makassar, termasuk konronya.

Saya hanya membeli standard saja, yaitu Coto Makassar campur dua mangkok, kemudian burasa dan ketupat tiga, minumannya untuk istri yaitu teh panas dan saya hanya air biasa yang disediakan gratis dari rumah makan itu.

Setelah makan saya melihat tidak menimbulkan efek negatip ke tubuh saya, sehingga saya semangat saja sewaktu mengantarkan istri ke tempat pemberhentian angkot 121 Kampung Rambutan ke Cileungsi, di sekitar rumah sakit Pasar Rebo ada razia kepolisian dan saya tidak diperiksa, tetapi sewaktu pulangnya ngak berani lewat sana sehingga setelah istri turun naik Angkot, saya menuntun sepeda motor di jalan baru kampung rambutan, menyebrang jalan menuju sisi jalur jalan yang menuju kota Jakarta, tetapi belok kiri menuju masjid kecil di depan mal Cijantung.

Ada pemandangan yang baru di masjid kecil itu yaitu arah kiblatnya dirubah mengarah lima belas derajat mundur kekiri dari arah kiblat biasanya.

Setelah shalat dzhuhur langsung berangkat ke kekantor.

Masuk kantor sekitar jam 13.30 siang.

Setibanya di kantor menerima perintah jalan ke Bandung untuk menghadiri lepas dan menyambut pimpinan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum yang baru, pak Amron menggantikan pak Hardianto.

Gonjang ganjing hasil Pemilu

Rabu, 29 Juli 2009.

Hari ini cerah, rencana mau berangkat siang, sebab lelah di badan menuntut istirahat, tetapi setelah meminum jus sayur dua gelas dan satu gelas sesudah makan, lain ceritranya, semngat kembali pulih.

Saya menyusun dan meramu sayuran yang akan di jus, Tyasnya sedang tidur, setelah di jus dan di peras, kemudian diletakan di gelas, Tyas saya anjurkan meminum dua gelas jus sayur, apa jadinya, tidak lama kemudian setelah ia meminum jus sayur, langsung menghilang, ternyata ia sudah antri di depan tetangga yang menjual nasi udug.

Tidak lama kemudian datang dua anak itu, Fifi dan Tyas, belum mandi sudah membawa nasi udug di tangannya masing- masing.

Yang penting semangat hidupnya sudah bangkit lagi dari dua gelas jus sayur.

Setelah semangat hidup bangkit, tinggal di isi.

Pagi ini absen di kantor saya tanda tangani jam 08.21.





Saya setuju Pemilu kemaren itu di ulang sebab sambil memberi pembelajaran kepada penyelenggara kegiatan jangan sembarangan mengeluarkan dana pemerintah dengan pemilu yang seperti ini.

: Masalah DPT yang masih silang sengketa, mencerminkan tidak ada kebaikan positip dalam penyelenggaraan administrasi negara.

: Banyak saksi dari partai yang kalah melihat dengan kepala sendiri bagaimana manipulasi suara itu di lakukan.

: SBY sendiri pernah mengakui adanya sejumlah kekurangan dalam penyelenggaraan Pemilu kali ini.

: Terobosan soal pembangunan administrasi seharusnya di lakuan sebab Pemilu sekarang ini memakan banyak uang dengan permasalahan yang sedemikian banyaknya, hanya saja penyelenggara Pemilu berkesan masa bodoh, secara sterotipe memang orang gemuk malas pikir. Ya begini jadinya.

: Sejak awal KPU terbentuk siapa yang duduk sebagai KPU sudah terlihat niat sedikit, yaitu akan mempertahankan Presiden yang berkuasa saat ini, Cuma kurang rapi bekerjanya, sehingga dengan gampang di jumpai banyak kebobolan.

Makan rame- rame



Selasa, 28 Juli 2009.


Setelah menurunkan Astari di depan sekolah SLTPN Cileungsi dan berbalik arah menuju ke perempatan Cileungsi lagi, harus melewati pertokoan Cileungsi yang pusat macetnya ada di pasar Cileungsi, tidak jauh dari situ.

Kemaren di hadapan saya melihat dari kejauhan sepeda motor berjalan kencang menyalip motor yang juga berjalan kencang di depannya kemudian motor yang disalip itu menggeser sedikit kekanan sehingga motor yang menyalip terkena pengaruhnya, keduanya bersenggolan dan jatuh ke arah kanan jalan dan terdorong di aspal sejauh 20 meter kerena cepatnya laju kendaraannya, setelah itu mereka jatuh di hadapan saya, saya marahin mereka, saya beritahu, jikalau saya melihat dengan kepala mata sendiri apa yang mereka lakukan sehingga semuanya robek bajunya terkena gesekan dengan aspal.

Kemacetan lalu lintas menjelang terminal Lebak Bulus hari ini tidak separah kemaren, kalau kemaren rasanya sangat lama dan kerena berjalan lambat sekali sehingga sempat memperhatikan banyaknya paku di jalan Simatupang ini, dan korban motor yang di tambal juga banyak yang duduk mengantri di penambalan ban motor.


Semalam memang pulang malam, pulang sambil membawa makanan ayam goreng di pecel, dan sesampainya di rumah yang makan malahan banyak sekali, termasuk Fifi, yang katanya tadi pagi seusai sekolah, Fifinya di cabut giginya.

Ada berita lain yaitu tadi pagi, fifi di rumah membuat komputer rumah ngak lagi bisa hidup, dan memang saya perhatikan dan sudah di on kan tetap saja komputer di rumah ngak hidup lagi.

Sekitar jam 11.39
Menerima satu lembar undangan untuk menghadiri pelepasan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pek Umum , lokasi undangan di Gedung Pertemuan Puslitbang Jalan dan Jembatan di Ujung Berung Bandung. Untuk tanggal 31 Juli jam 13.00 siang.

Pulang jam 20.00 malam.

Setibanya di rumah pesta makan dengan Yasin Astari, lauknya sepotong ayam goreng kuning di cubit beramai- ramai, enak kerena sambalnya yang ada rasa kacangnya, bertiga saja makannya, ibunya yang tadinya ogah- ogahan ikut makan malam, tetapi tidak tahan akhirnya ikut sedikit memakan.

Pertandingan anak - anak

Minggu, 26 Juli 2009.


Warga RT 5 RW 7 sedang berkumpul, terutamanya anak- anaknya, termasuk Fifi yang akan mengikuti lomba menggambar dalam rangka menyambut tuju belas agustus bulan depan.

Dalam kesempatan ini pak Rudi yang duduk di depan saya di alas tikar dengan suasana pagi, dimana panas terik matahri belum menghujam, ia berkata jikalau ia harus mempersiapkan sekian banyak uang untuk anaknya yang akan masuk sekolah perguruan tinggi, di singgung juga kapan selesainya sekolah Aswan yang di Makassar.

Di gang di mana tikar ini di hamparkan terdapat banyak anak- anak warga RT yang akan mengikuti lomba mewarnai untuk usia sekolah dibawah kelas tiga SD.

Terdapat juga pohon mengkudu yang buahnya sangat banyak, dimana orang disini sangat tidak suka mengkonsumsinya, akhirnya saya mengambil tangga dan menaiki pohon itu untuk mengambil buahnya, sementara ibunya anak- anak di bawa menengadahkan kantong plastik mengumpulkan buah yang sudah dipetik.

Acara berakhir jam 11.00 siang saat panas matahri semakin menyengat.

Pertandingan anak - anak

Minggu, 26 Juli 2009.


Warga RT 5 RW 7 sedang berkumpul, terutamanya anak- anaknya, termasuk Fifi yang akan mengikuti lomba menggambar dalam rangka menyambut tuju belas agustus bulan depan.

Dalam kesempatan ini pak Rudi yang duduk di depan saya di alas tikar dengan suasana pagi, dimana panas terik matahri belum menghujam, ia berkata jikalau ia harus mempersiapkan sekian banyak uang untuk anaknya yang akan masuk sekolah perguruan tinggi, di singgung juga kapan selesainya sekolah Aswan yang di Makassar.

Di gang di mana tikar ini di hamparkan terdapat banyak anak- anak warga RT yang akan mengikuti lomba mewarnai untuk usia sekolah dibawah kelas tiga SD.

Terdapat juga pohon mengkudu yang buahnya sangat banyak, dimana orang disini sangat tidak suka mengkonsumsinya, akhirnya saya mengambil tangga dan menaiki pohon itu untuk mengambil buahnya, sementara ibunya anak- anak di bawa menengadahkan kantong plastik mengumpulkan buah yang sudah dipetik.

Acara berakhir jam 11.00 siang saat panas matahri semakin menyengat.

Pemikiran di hari Sabtu

Sabtu, 25 Juli 2009.

Dalam perjalanan ke kantor di hari sabtu yang lenggang ini, sejak mentari yang ditulis alam menyinarkan cahayanya , Ujung Jakarta dari arah Cibubur, hadir dalam sebuah sketsa pasar yang ramai dan sibuk memenuhi jalanan, dimana kendaraan mengantri panjang hanya untuk sekedar melintas. Daerah di depan Kodam, pokoknya daerah militer di Pasar Rebo itu, ruang terbuka di sisi jalan sebab terdapat sungai saluran yag besar mengalir dengan air yang cukup deras, berarti hujan di Bogor cukup banyak, angkot dan semua kendaraan yang lewat, halte, tiang lampu jalan. Tapi, yang juga terasa dari adanya saluran seperti sungai yang panjang ini adalah sebuah suasana mengapa tidak dibuatkan saluran besar untuk menyimpan atau membendung air yang datang. Digali sedalam 50 meter kedalam tanah, kemudian ditutup permukaan nya dengan beton yang kuat, kemudian diatasnya di gunakan taman yang luas. Air di dalam saluran penampungan yang di dalamkan itu digunakan juga untuk memproduksi air minum.
Didalamnya seperti sebuah danau besar dan panjang 5 Km panjangnya dengan lebar sampai 50 meter, kedalaman 20 meter berapa kemampuan menampung air, ternyata mampu menampung air sebanyak 5 000 000 m3, hui banyaknya.
Agaknya pemikiran ini muncul dari rasa jemu melihat Jakarta yang selalu terendam air : ada yang jadi rutin dalam sebuah keadaan yang menetap di saat banjir datang, pemandangan orang yang mengungsi ke sebua pengungsian, bisa gereja, bisa sekolah, dan bisa mesjid, di mana apa yang alamiah mereka seperti keinginan berhubungan badan dengan istrinya termasuk sesuatu yang harus di pikirkan, tetapi bisa jadi telah kehilangan pesonanya di antara benda-benda buangan banjir yang menumpuk, yang juga ditongkrongi sebuah tata yang sudah pasti orang yang menanti surutnya banjir sambil membaca kegelisahan waktu yang telah di hilangkan.
Tapi sebetulnya juga untuk menunjukkan kepada bangsa ini bahwa saya sebagai gubernur di DKI ini memang bekerja, ini lho buktinya.


Bagaimana mengatasi kelesuan ekonomi global, satu- satunya jalan adalah mefasilitasi penduduk untuk mengerjakan tanahnya, sebegitu banyaknya tanah yang tidak subur seharusnya di upayakan bagaimana mengangkat kesuburannya, banyaknya ruang tang tidak terpakai, bagaimana luasnya gurun Gobi China dan bagaimana untuk menyuburkan kembali.

Gunakan semua usaha dan tenaga serta keuangan untuk kembali bergumul dengan alam bagaimana menyuburkan kembali.


Sore hari hujan deras di Kantor, rencananya sih membeli lauk ayam untuk anak- anak di rumah, terhalang.

Hujan merintik sepanjang jalan pulang

Selasa, 21 Juli 2009.

Perjalanan pulang malam, sangat mengantuk, apalagi sekarang sudah menunjukan jam 21.00 dan baru sampai di Cileungsi, gelap dan dinginnya malam, masih menghiasi suasana.

Sejak pulang dari kantor tadi hujan merintik tipis merata.



Rabu, 22 Juli 2009.


Jus sayur sebagai penambah motivasi sudah diminum, tetapi setibanya di kantor, mencari kata kunci untuk sinkronisasi saja belum ketemu, ada rasa lelah yang luar biasa, apa lagi di rumah beras habis.


Kamis, 23 Juli 2009.


Makan sahur sangat sederhana hanya seiris nenas, nasi sedikit dan kerupuk sedikit, sebab waktu shubuh sudah di ambang fajar.

Sekitar jam 10.00 pagi berjalan kencang ke Carefure untuk mencari DVD guna menyimpan data- data file yang sudah membanyak di drive – D. Komputer kantor.

Komputer rumah mati lagi

Senen, 20 Juli 2009.


Sejak pagi komputer di rumah kembali tidak mau bekerja.

Hari ini libur, pagi- pagi setelah shalat dlhuha langsung kerumah pak Dede, sebab ia semalam datang ke rumah, entah apa maksudnya, tidak berjumpa, sebab saya sudah memasuki tempat tidur setelah shalat Isya malam itu, sehingga pagi ini saya perlukan datang kerumahnya untuk mengetahui apa maksudnya kedatangan semalam, tetapi sewaktu saya lewat ternyata rumahnya pagi ini masih tutup, sehingga saya lanjutkan berjalan ke rumahnya pak Setu, dan disana pak Setu memberitahukan jikalau semalam Pak Haji, maksudnya ke pada saya, akan diajak oleh pak Dede rapat soal penggalian pasir dengan RT/RW Lingkungan lain.

Setelah menunggu sampai dibuatkan teh dengan pak Setu, terlihat ada tanda- tanda jikalau pak Dede sudah bangun, kemudian ia terlihat mendatangi saya setelah menyelesaikan segala urusannya.

Pak Dede menceriterakan pertemuan semalam jikalau pertemuan semalam belum detil, masih umum, dan lebih banyak menempis masalah fitnah, sebab masalah galian pasir ini sengaja rakyat di fitnah untuk mau menerima.

Saya berceritra jikalau perilaku ini mengingatkan catatan saya tahun 1965 dimana komunis selalu mengadu domba rakyat untuk menerima sesuatu rencana yang bertentangan dengan rakyat.

Saya tertawa sebab hal ini tidak hilang- hilang.

Malam harinya menghadiri acara Peringatan Isra- Miraj di Masjid komplek perumahan sendiri, acara termasuk cukup bagus sedikit kurang sebab tujuan penjelasan isra mirajnya gagal di ungkap.

Menjaga gerak pikir kerja

Sabtu, 18 Juli 2009.


Menjaga stamina dan pola berfikir tetap menuju kantor, dan ternyata di kantor sudah ada pak Parmin dan Rahman

Makan siang membawa nasi dari rumah dengan lauknya ikan patin dibumbui kuah kuning.

Jam 12.00 siang saat makan siang di kantor, malahan di beliin nasi bungkus padang, sementara di simpan dfahulu di kulkas dan makan siang tetap makanan dari rumah.

Siang hari pak Jaenal datang memperbaiki internet kantor.

Sore hari pulang, berusaha memasuki rumah sebelum maghrib, akhirnya tercapai juga.

Ledakan bom

Jumat, 17 Juli 2009.


Ada ledakan hotel pagi ini korban 23 orang dan meninggal 2 orang, ledakan bom. Mengapa musti berbunuhan, padahal tidak ada yang diperjuangkan, sedikit pengecut bagi mataku.

Karakter bangsa Indonesia bisa dikatakan aneh, kalau tidak bisa berhadapan muka, sukanya main dibelakang, memukul dari belakang, dan bergerilya dari belakang, apa yang dilakukan dari belakang terasa hangat dan mendebarkan, ini di suka oleh banyak golongan, tidak terbatas golongan agama.
Karakter ini banyak dijumpai di berbagai suku, di Jawa Timur, di Sulawesi Selatan dan Tengah Tenggara dan banyak tempat lainnya.

Seharusnya hal ini di ketahui secara proporsional oleh pihak intelijen negara, sehingga disini perlu ditanyakan apa gunanya satuan intelijen di negara ini, selalu tidak bisa mengantisipasi, dan jikalau ada kegiatan selalu dengan mudah di lihat oleh musuh yang mengantisipasi.

Sekarang dipertanyakan apakah ini bukan ada hubungannya dengan pihak luar negeri, pihak yang menghendaki adanya kerusuhan di negara ini, apalagi terasa ada yang janggal kemenangan Pemilihan Umum, dengan di tandai sedikitnya suara yang masuk dari pada suara yang tidak masuk.

Berjalan melintasi supermarket Carefure menuju super market Giant, jam menunjukan 16.00

Sore hari yang cukup menyenangkan, begitu banyaknya orang yang belanja di Carefure, dan saya taksir setiap kereta belanjaan yang dimasukan ke mobil minimal mengeluarkan uang sekitar Rp 2 juta,-

Luar biasa mereka, untuk dia dan untuk saya cukup yang sederhana saja, oleh sebab itu langkah ini menuju ke Giant super market disana harga lauk ikan basah agak lebih murah.

Yang dibeli adalah dua bilah ikan pari. Ikan bandeng, ikan patin, ikan bersisik banyak lupa namanya, total Rp 90 000,-

Motor mogok di tengah malam

Selasa, 14 Juli 2009.


Menjelang Magrib, Saat perjalanan pulang dari kantor, setibanya di Cileungsi kecamatan, mampir ke bengkel di Cileungsi, untuk memperbaiki tali kopling sepeda motor yang mulai putus, dan mengganti olie mesin, kemudian memperbaiki lampu belakang dan lampu sen samping, semuanya habis Rp 60 000,-

Saat maghrib tiba masih di bengkel dan pekerjaan belum selesai.

Pulang dan masuk rumah sekitar jam 18.30.



Rabu, 15 Juli 2009.


Hari ini mengantar Fifi ke sekolah dengan bermotor, melewati jalan kecil yang dibangun dengan dana Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, Fifi siap dengan seragam SD nya yang ber baju putih dan mengenakan rok merah hati.

Berjalan lewat belakang rumah dan langsung tembus dengan jalan kampung, melewati perkampungan dan tersesat jalan.

Melihat ada orang gila di wilayah perdesaan dan patut untuk di kasihani, rumahnya sangat terlantar, tapi saya yakin ia berkeluarga.









Kamis, 16 Juli 2009.


Jam 21.00 malam pulang dari kantor, dan jalanan cukup sepi, setibanya sekitar 100 meter sebelum jembatan fly over pasar minggu, tiba- tiba motor mati, saya pinggirkan dan mencari tempat yang terang untuk mulai mencoba membuka businya, biasanya sih busi, terlihat ada sekeluarga yang ber mobil dengan nomor polisi BK berarti dari Aceh, yang berhenti dengan mobil Timor, juga kepanasan mesin, sehingga mogok.

Busi sudah di buka dan dibersihkan, pembuka busi memang saya persiapkan didalam tas tetapi obeng yang saya bawa tidak cukup kuat untuk membuka busi, sehingga harus meminjam dengan sesama pengendara motor yang berhenti.

Busi di pasang lagi dan motor di kongkang dan motor tetap diam, kemudian disamping mendarat dua orang bermotor hendak membeli jagung di malam ini, saya bertanya apakah ia tahu mesin, seorang anak muda yang terlihat tinggi mulai mendekati sepeda motor saya, dan mulai meraba, dan panas katanya, pasti ini panas membuat mesin mati.

Anak muda itu terlihat duduk sambil memesan jagung bakar dan tiba2 salah seorangnya berdiri membawakan minuman aqua gelas ke saya saya ngak bisa menolaknya, kemudian saya minum, kemudian motor saya mundurkan, kemudian motor saya masukan kopling dua, dan didorong sambil berlari sendirian, terdengar mesin bereaksi dan hidup, kopling saya tekan dan gas saya kurangi, kemudian persneling di normalkan, sambil melambaikan tangan ke arah anak muda yang memberikan air itu saya berangkat menembus malam menuju rumah

Jam 23.30 masuk rumah.

Tidak ada lagi barang murah

Senen, 13 Juli 2009.



Saat sore hari sesudah mengerjakan shalat Ashar, dimana banyak pegawai yang mulai pulang, saya mulai melangkah ke Carefure super market, Sore yang sempat mewarnai alam, saat istirahat sambil belanja untuk anak anak di rumah, dari kejauhan saya melihat dua supermarket yang duduk berdampingan ini memang sedang perang, sewaktu ke super market Giant di Poin, sempat menanyakan ke pada sales, mengapa kok di tutup dua hari, hari jumat dan sabtu kemaren, dia menjawab bukan dua hari pak tetapi seminggu, akibat konsel listrik di panel listrik, resiko nya banyak peralatan listrik yang berkaitan dengan kasir, harga, kacau.

Dan yang saya harapkan ada barang murah ternyata hanya daging yang berani di jual seharga Rp 49 900,- se kilonya.



Saat akan membelikan anak – anak makanan ringan yang sudah lama ngak pernah di belikan, mengingat juga dirumah sedang ada Tyasnya di rumah, maka sedikit semangat untuk mencarikan anak- anak makanan ringan.

Buka puasa di kantor, ternyata sewaktu saya ke supermarket lampu di kantor mati, sehingga serentak orang banyak yang pulang, dan saya balik lagi kekantor, lampu sudah menyala, memang sewaktu di carefure tadi ada pem,adam,an lampu sebentar, apakah itu mati lampu semua, yang jelas di kantor sudah sepi semua.

Shalat isya di kantor.

Perkawinannya putrinya pak Priono

Minggu, 12 Juli 2009.



Pasar Cileungsi

Pagi masih baru saja merebak, setelah shalat dlhuha berangkat ke pasar bersama istri sasaran yang akan dicari adalah sayuran sebab sayuran sebagai bahan utama pembuatan jus sayur sudah habis.

Pagi ini di pasar Cileungsi termasuk ramai lalu lintasnya, banyak kendaraan yang melintas dan banyaknya pedagang yang berjualan mengambil wilayah jalan.

Istri masih di sibukan dengan mencari buku tulis untuk Yasin, Astari dan Fifi, padahal minggu lalu sudah dibelikan masing- masing satu pak tetapi Astari nya merasa kurang.



Persiapan berangkat Perhelatan Pernikahan di Mandala Wana Bhakti


Dirumah setelah makan banyak di habiskan di komputer untu menemani anak- anak main game flash, game ringan, nyetel lagu dan tidur- tiduran.

Setelah shalat Ashar sore hari kesibukan terasa, mana sepatunya Fifi, baju apa yang dipakai, dan segalanya.

Berangkat naik motor sekitar jam 16.30 berempat, yang turut serta ke kondangan pernikahan pak Priyono adalah Yasin Fifi Istri, sehingga motor harus di pompa sebelum berangkat.

Motor diparkir di depan toko Cemerlang, toko yang sering didatangi kalau pagi sewaktu mengantar istri kepasar, motor ya ditaruh begitu saja di situ.




Kemacetan Cileungsi



Kemacetan sore hari ini sangat luar biasa, mobil yang parkir di kanan jalan, sehingga banyak memacetkan kendaraan.

Banyaknya orang yang keluar dari rumah saya pikir kerena besok adalah hari awal memasuki tahun ajaran baru sekolahan, sehingga banyak orang tua yang mencari kebutuhan buku- buku anaknya.

Naik Angkot 56 tujuan UKI, duduk di depan, saya memangku Yasin dan ibunya memangku Fifi, perjalanan lambat sekali sebab macetnya juga berkepanjang, akan memasuki pintu tol macet antrian sedang di dalam jalan tol sendiri macet sebab banyaknya kendaraan.

Tiba di UKI suasana sudah maghrib, tetapi mobil P6 sudah parkir sehingga semua berlari ke arah mobil dan dapat tempat duduk, hanya saja saya lupa letak gedung kantor Departemen Kehutanan, rasanya tidak di pinggir jalan persis, tetapi masuk lagi berjalan ke kiri dan didepannya ada jalan kereta api.

Ada seorang bapak – bapak yang memberi tahu nanti kalau dekat dengan gedung itu ia akan membantu berteriak akan turun, dan betul juga bus P 6 itu berhenti di ujung jalan masuk ke Kantor Kehutanan.



Shalat Maghrib di Basement gedung parkir Departemen Kehutanan

Jalan berempat di keremangan senjah, pepohonan banyak berjajar di pinggir departemen Kehutanan, merasa waktu mahgrib sudah masuk sejak tadi, sekarang pemikiran bagaimana menemukan musholah untuk mengerjakan shalat, diberi arah oleh anak- muda yang bekerja di lingkungan departemen kehutanan, belok kiri setelah jalan masuk dan menjumpai basement parkir dan didalamnya ada tempat shalat, berempat menuju kesana dan yang di cari adalah ke ridloan Allah SWT setelah mengerjakan shalat mahgrib.

Ganti baju, fifi ganti baju, ibunya memperbaiki penampilan dan Yasin dan saya hanya melapisi dari luar pakaina batik sambil mengganti kopiah penutup kepala.

Berjalan menuju ke tempat perkawinan di bangunan pertemuan instansi Kehutanan, dan sebelumnya sempat menitipkan pakain ganti anak- anak di ruang penjagaan satpam di lobby bangunan menteri Kehutanan.

Ada dua perkawinan, yang terdekat ternyata perkawinan dari keluarga militer, ini di hindari tetapi jalannya memutar dan betul juga di ruang pertemuan berikutnya terdapat keramaian menyambut tamu perkawinan anaknya pak Priyono.


Acara Pernikahan Putrinya pak Priyono

Mendekati ruang pertemuan, berjumpa dengan sesama orang Pekerjaan Umum dari Pengairan, ini menyiratkan jikalau keramaian di depan adalah benar perkawinana putrinya pak Priyono.

Memaski ruangan penuh dengan sambutan sebab baru saja rombongan pengantin memasuki ruangan sementara ujung belakang rombongan masih tertahan dan terlihat dari jauh, sebab proses adat jawa, serah terima acara perkawinan.

Berempat melintas disisi kiri ruangan untuk langsung memasuki bagian dalam ruang pertemuan dan menuggu prosesi perkawinan yang sedang berjalan.
Terlihat pak Priyono di belakang pengantin perempuan dan saat melintas di depan saya sejarak dekat dengan keluarga, pak Priyono bereaksi senyum, berarti ia tahu kedatangan saya. Sebab undangan perkawinan ini hanya melalui SMS Hp.


Setelah acara memberi salam kepada penganten dilanjutkan dengan menikmati hidangan, saya tidak berani makan sesuatu yang menyebabkan penyakit, makanan yang dihindari adalah martabak. Kemudian makanan yang dikudap malam ini adalah beef steak seiris tipis, kemudian melangkah lagi menuju nasi lengkap, kemudian melangkah lagi ke buah nenas, kemudian melihat nasi hainan, kepingin merasakan nikmatnya bebek hainan, rasanya biasa saja empuk sih, tetapi rasa sausnya yang terasa, kemudian menutup dengan mie jawa yang panas.

Sementara Yasin dengan Fifi semangat mengkudap makanan berbagai meja ini.





Shalat Isya di Lobby Departemen Kehutanan

Sajadah itu menghampar di tengah lobby, saat saya keluar dari kamar kecil setelah berturas, langsung mencari sandal pada Satpam yang sedang menyetrerika baju di lobby, kemudian berwudlu dan shalat, Yasin juga ikut shalat, kemudian berjalan keluar menuju jalan raya, kata istri terlalu jauh jalannya, sewaktu tiba di ujung jalan yang di lewati bus besar, kalau berjalan kekanan nanti menyebrangnya akan menaiki tangga penyebranan, dan kalau belok kiri menuju persimpangan Slipi yang menuju ke rumah pak Iskandar Kamil.

Ujung jalan depan dan belakang malam itu sangat sunyi hanya ada saya berempat dengan Fifi, Yasin Istri, sementara kendaraan sangat ramai di sisi kanan.

Istri berjalan agak lambat kerena sepatu hak tinggi yang dikenakan cukup menyakitkan sehingga setelah menyebrang dan mendapat mobil bus besar P 6 menuju UKI langsung istri menaikan kakinya dan tidur.

Setibanya di Cileungsi malam itu semua nya ikut berjalanmenuju motor di parkir di depan toko Cemerlang sendirian, motor dengan tunggalnya berdiri berselimut jiket biru almarhum ayahnda dan di atas lampunya terselip helm yang di tutupkan ke arah lampu depan motor, saya ucapkan salam, sebab saya yakin ada Malaikat yang menjaganya, tidak lama kemudian sudah diatas motor semuanya melintas jalan malam di Cileungsi yang sudah larut, jam menunjukan 22.00 malam.

Masuk rumah ternyata Astari dan Tyas belum tidur.

ke kantor

Sabtu, 11 Juli 2009.


Kekantor, mengingat konsentrasi pemikian menyelesaikan tugas- tugas jabatan fungsional, Yasin ikut juga, tujuan lainnya adalah mencari kortingan susunya Yasin.

Susunya Yasin kalau ngak di korting sangat terasa berat harganya.

Tiba di kantor jam 09.55, kantor sepi sekali, hanya seorang boy office yang sedang membenahi sampah.

Jam 12.00 siang saat setelah shalat Dhzuhur dengan Yasin langsung makan siang dengan makanan yang dibawa dari rumah, setelah itu kembali terlibat dalam pemikiran tetapi pemikiran kali ini lebih banyak menyaring masukan dari perencanaan wilayah Melbourne Australia.

Saat jam 14.00 keluar ke supermarket Giant di pondok indah, berjalan dengan Yasin, setibanya di Giant, ternyata bagian Supermarketnya tutup, ini berarti ada hubungan dengan kemaren sebab kemaren juga ke sini tetapi di tutup sebab ada kerusakan listrik.

Sewaktu memasuki ke Carefure terjadi sedikit persangkalan, sebab sewaktu harga susu itu ditanya di penjaga gerai susu, ia bilang harga satu susu Rp 36 000 dan maksimal belinya dua, tetapi sewaktu dibayarkan ke kasir sang kasir menentukan harga Rp 47 900.- sehingga tidak jadi membeli.

Pak Kuat sudah ada di ruangan, sementara selesai shalat Ashar, Yasin minta makan sore, dan memang masih ada satu bungkus lagi nasi untuk di makan dengan lauknya, tetapi yasin minta di buatkan Mie rasa ayam.

Pulang dari kantor jam 17.00

Shalat maghrib di masjid kecil di wilayah Kranggan, Cibubur.
Setelah itu malju di keremangan malam dan setibanya di Giant Super Market Kranggan berhenti untuk mengejar susunya Yasin.

Disini harga susu bubuk Frisian Flag Coklat hari ini seharga Rp 36 900,- seberat 880 gram.

Membeli 4 bungkus dan sekaleng susu kental manis untuk pencampur kopinya anak- anak di rumah.

Sewaktu melangkah keluar dari supermarket ini di tawari langganan okey vision, padahal di rumah tvnya ya okey vision, ternyata ada penuruan
Harga yang tidak diberlakukan ke harga saya, saya kena Rp 98500, sedangkan yang lengkap Rp 125 000,-

Jam 18.30 masuk rumah

Pelayanan Carefure yang jelek

Jumat, 10 Juli 2009.


Hari masih pagi, shalat shubuh berjamaah di rumah baru saja selesai dilaksanakan, proses pembuatan jus sayur dimulai, jus sayur pagi ini terdiri dari campuran: Terong unggu agak banyak empat ons, tomat hampir tiga ons, buncis satu ons, mengkudu empat ons,wortel 2 ons, daun kumis kucing satu genggam, timus satu biji tersisa, dan terasa badan sangat fit, padahal lelahnya sangat sekali ingin tidur, tetapi semuanya hilang, sehingga saat berangkat pagi ini ingin secepatnya mengerjakan shalat dlhuha di jalan tetapi mencari masjud belum ketemu, jumpa masjid di kompleks perumahan besar di kiri Cibubur, dimana ada kelurahan Cibubur di dalam kompleks itu, tetapi masjid nya yang cukup baik itu terlihat kotor tidak tersapu, padahal ini hari Jumat.

Kemaren sore sempat menghubungi Bapak Giyanto Departemen Sosial, menanyakan apakah hari ini jadi rapat dengan konsultan perencana, ternyata hingga pagi ini belum ada kata sepakat, jadi rapat ngak.

Beli ikan di Carefure, harga termasuk tinggi, sehingga nilai Rp 100 000,- hanya dapat sedikit daging cincang, seekor ikan ayam- ayam, seekor ikan bandeng, seekor ikan patin, sekilo ikan tengklek besar seekornya di potong tiga bagian, kepala ikan.

Hanya saja sistim bungkusnya yang jelek di carefure sehingga sewaktu pulang bocor, dan diletakan di goncengan belakang, ikan jatuh, sehingga banyak pengendara motor yang memberi tahu jikalau ikan nya bobol.

Komputer rumah hidup lagi

Kamis, 9 Juli 2009.

Jam 01.30 sudah ngak bisa tidur, hidupkan komputer dan mulai mendengarkan suara Al Quran surah Al Imran dari komputer.

Jam 03.00 mulai shalat tahajud.

Jam 06.00 keluar dari rumah, sebab Tyas akan ke dokter gigi di Departemen Pekerjaan Umum.

Jam 08.41 sudah menandatangani absen kantor.


Buka puasa di kantor, sempat salah seorang rekan menanyakan ini makan yang kedua, bukan ini yang pertama, maksudnya, ya ini buka puasa, cepat dia berfikir ini hari apa, ya ini hari kamis, oh ya, selamat katanya gembira, sebab ia tidak mengerjakan.

Saat pulang di keremangan gelap malam sekitar jam 20.55 di wilayah Kranggan ada kerumunan oarng dengan mengelilingi seseorang yang tergeletak di trotoar jalan, pasti ada kecelakaan lalu lintas, pada hal sejak dari berangkat pulang dari kantor tadi saya selalu berhenti di bengkel untuk menanyakan adakah ia menjual bola lampu lighting belakang kanan mati, dan sekarang berhenti juga sebab ada kecelakaan, setelah saya dekati ia berumah di Citra Grand, Jonggol, ia mencari teman se arah pulang, ia ingin naik taksi saja setelah mengetahui saya naik motor, kaki kirinya di tulang betisnya sakit, ia terjatuh setelah mengerem dan menobrok motor didepannya secara perlahan, motor yang di tobrok ngak apa- apa, tetapi ia terpelanting.

Saat saya tidak lagi bisa berdaya apa- apa, saya minta diri untuk melanjutkan perjalanan pulang yang tersisa 14 km lagi menuju rumah.

Sesampainya di rumah langsung ber kudap dengan makanan pallu butung buatan istri dan menginstal game untuk yasin di komputer rumah, ternyata game yang di ambil dari metacafe ngak bisa di maikan di rumah.

Sudah jam 23.00 dari warta berita di radio yang terdengar, mata belum terpejam juga, ini berarti kerena tadi buka puasanya meminum teh satu gelas besar.

Hari Pemilihan Umum

Rabu, 8 Juli 2009.


Hari Pemilihan Umum memilih Presiden dan Wakilnya, keadaan hari ini berbeda seperti pemilihan lainnya, yaitu ada Tyas dirumah, sebab Tyas mengambil libur di rumah, biasanya ia ada di Bali.

Berangkat dari rumah ber empat, Fifi Tyas dan Ibunya dan saya, seperti biasa berangkat setelah shalat dlhuha, masih dalam pakaian shalat dan berkopiah hitam melangka menuju tempat pemilihan, saya ingat anjuran masyarakat Bali untuk menuju ke tempat pemilihan di usahakan pakaian adat tradisional sederhana, dan saya juga hari ini ingin menggunakan pakaian adat, terpilih pakaian shalat dengan kokok putih.

Bubur Manado merupakan hidangan hari ini yang dipersiapkan ibunya di rumah sebab semuanya ada di rumah, pasti makannya ngak boleh tidak, lagi pula hari ini hari Rabu, bukan kamis tempat puasa sunah.

Setelah shalat ashar sore hari, istri minta di antar ke pengajian ibu- ibu hari Rabu pengajian Al Afif, saat bersepeda motor dengan Fifi dan Ibunya terlihat p Topo menuju rumah dengan peralatannya akan memasang kabel di rumah, tapi sempat saya beritahu jiklau akan mengantar ibunya dulu ke pengajian,
Sepulang dari pengajian, langsung saya membawa komputer yang kemaren sore sudah dipasang VGA Cardnya dengan Tyas tetapi juga ngak mau menyala komputernya, sekarang setelah di telusuri dengan Topo akhirnya komputer mau menyala.

Sore hari anak- anak sudah main game kesukaanya lagi.

Ternyata komputernya Aswan harus di bersihkan dahulu sebab di dalamnya banyak debu.

Kunjungan ke Departemen Sosial

Selasa, 7 Juli 2009.


Kemaren sore dapat Faks mengenai kedudukan saya sebagai pengelolah teknis mewakili departtemen pekerjaan umum untuk mengawasi sejumlah pekerjaan rehabilitasi di lingkungan Departemen Sosial.

Setibanya di kantor jam 08.30 kantor kok sepi sekali, apakah hari ini libur dalam persiapan pemilihan umum kemaren.

Jam 09.00 sudah berangkat lagi ke Departemen Sosial, mencari singkat lintasannya, saya menempuh perjalanan dari Simatupang belok kiri ke Buncit, dan sampai di Mampangprapatan 4 belok kanan sehingga tembus di Taman Makam Pahlawan Kalibata, belok kanan dan sampai di jalan Dewi Sartika, jalan terus lurus Jatinegara, Salemba.

Kantor Departemen Sosial ini terletak di Jalan Salemba, ya sering dilewati kalau ke RSCM, pintu masuk kompleks yang luas didalam ini cukup dilayani dari pintu yang sama, ya masuk ya keluar, setelah parkir mulai bertanya, dan pertanyaan pertama adalah ketemu orang stress, dan selanjutnya bertanya lagi dimana letaknya Biro Umum.

Akhirnya ketemu juga bagian perlengkapan dengan pak Yuli, dari sana di perkenalkan dengan kepala bironya, kemudian ke panitia lelang, seorang ibu, dan terakhir dilepas dengan pak Gianto bagian Pemeliharaan bangunan Departemen Sosial.

Yang sudah di lelang :

1. Pekerjaan Renovasi perbaikan ruang asrama wisma tanah air lokasi di Cawang senilai pagu anggaran Rp 1,4 milyard.
2. Pekerjaan Renovasi perbaikan atap gedung Puslitbang Kes Sos lokasi di Cawang senilai pagu anggaran Rp 900 juta.
3. Perbaikan pagar keliling eks LBKL Semarang Rp 888 juta.
4. Pengurukan tanah di Yayasan Sejahtera Bambu Apus Jakarta Timur Rp 900 Juta.

Yang belum di lelang sebab gambar belum jadi :

1. Renovasi Wisma Tamu kompleks Wisma tanah air Cawang Rp 1,4 milyard.

Disetujui untuk ketemu lagi hari Jumat dua hari lagi.

Shalat, sambil menanti orang shalat terlihat orang stress yang tadi pagi di tanya mana kantor biro umum, ternyata ia berbalik kanan, padahal ia sudah berwudhu, kemudian terlihat ia berkaca, mematutkan diri, ternyata ia berjalan ke samping menuju sudut kanan jauh di ruang masjid, saya pikir saya tunggu untuk shalat berjamaah kok ngak mau, ya shalat sendiri aja, sebab shalat berjamaah Dhzuhur sudah berlalu 1 jam lalu.

Habis shalat beli makanan Rp 5000,- nasi sayur bayem dengan seprenam potongan telur dadar goreng, ternyata nasinya sedikit, mahal juga saya pikir, tetapi kalau ngak makan bisa sakit, ya harus makan.

Berkudap di bawa pohon di samping masjid memakan buah nenas Rp 2000,- setengah buah nenas utuh, saat itu seseorang di samping saya berbisik, pak mau beli cat tembok sisa proyek, saya pikir ini tempat apa kok ada penjualan cat tembok sisa proyek segala, memang sejak masuk tadi pagi di komplek departemen sosial ini yang terlintas dalam benak saya adalah departemen ini pernah di bubarkan sejak Presidennya Gus Dur, alasanya cukup pantas di bubarkan sebab porsi kerjaanya banyak terlingkupi dengan departemen lainnya.

Sekarang kalau ngak di bubarkan agak aneh bertemu dengan orang yang memang ia harus makan, tetapi bagaimana ia lakukan.

Sekarang saya mengawasi di lingkungan seperti ini, okeylah saya jalani.


Langkah berikutnya dilanjutkan ke mangga dua untuk mencari penggantian VGA Komputer rumah yang mati.

Sesampainya di Mangga dua langsung mencari tujuan, memang agak lupa sampai jalan ke ujung bangunan segala, dan akhirnya di dapat tokonya Andi, dan diganti VGA nya, kemudian mereparasi MP4 yang lepas colokan masuknya stroom dan data, tunggu agak lama Rp 20 000,- biayanya, kemudian pulang, sepanjang jalan macet, sejak keluar dari mangga dua ada lintasa kereta api, semua kendaraan berhenti ada kereta lewat, kemudian berlanjut tetapi macet juga dan akhirnya shalat ashar di Masjid Angdam Cawang.

Masuk rumah jam 18.20 dan shalat maghrib di rumah.

Pengelolaan Teknis Bangunan Departemen Sosial

Senen, 6 Juli 2009.


Masuk kantor jam 10.26 sebab tadi pagi setelah shalat shubuh tidur lagi kerena ngantuknya dan mulai sadar sekitar jam 09.00 langsung mandi dan shalat dlhuha langsung berangkat kekantor.
Perjalanan agak sepi sebab memang masih liburan.

Tiba- tiba sms masuk memberitahukan jikalau segera membuat laporang pengelolaan teknis, saya yang merasa belum mendapat penugasan terpaksa bertanya apakah benar saya sudah mendapat penugasan, ternyata sudah sejak bulan Maret 2009.

Akhirnya disetujui untuk mengirim menggunakan Faksmile surat penugasannya, dan betul juga saya di tugaskan bersama pak Purwadi, pak Budianto, di Departemen Sosial.

Melacak telepon Departemen Sosial dan disetujui untuk bertemu besok.

Rangkuman

Rabu, 1 Juli 2009.


Rencana istirahat tetapi kondisi masih fit, sehingga berangkat terus ke kantor. Menyusun buku laporan penataan ruang jawa timur.



Jumat, 3 Juli 2009.


Di kantor sangat sepi, sebab banyak diantara teman seruangan dan se kantor yang berangkat ke Puncak untuk mengikuti kegiatan salah satu bidang di kantor, sya sendiri samapi sendirian di kantor setelah shalat jumat, sebab semuanya memilih untuk pulang, saya mendownload data- data jawa timur sangat lambat komputernya.



Sabtu, 4 Juli 2009.


Bersepeda kecil dengan Fifi, Fifi minta diajarin bagaimana naik sepeda, ia sekarang sudah mendaftar di kelas satu SD Negeri Gandoang Cileungsi, walau sepeda ini kecil tetapi cukup besar buat Fifi terbukti dengan tidak sampai kakinya Fifi ke tanah saat sepeda berhenti.


Jam 10.00 Tyas memberitahukan jikalau Pompa air tidak bekerja, disebabkan Tyasnya terpeleset kemudian menendang pompa air, minta bantuan Pak Topo yang selama ini suka membatu soal listrik, dan setelah diperhatikan dengan Topo ternyata kipasnya nyantor, sehingga di perbaiki kedudukan penutup kipas, pompa air bisa hidup kembali.

Saat yang sama saya minta dilihat juga keadaan dua komputer di rumah, dan ke dua- duanya di bawa kerumahnya Topo, dan didiagnosa, komputernya Aswan yang diberikan ke Tyas dan akan di bawa ke Bali harus di Set Up Ulang , sedangkan komputer saya VGA yang tidak bereaksi.


Minggu, 5 Juli 2009.


Dari pagi peristiwa kematian di jalan raya sudah mengudara di angkasa, berita yang termasuk menarik perhatian adalah kecelakaan di persimpangan kereta api di Klaten yang mengakibatkan 14 orang meninggal, kemudian disusul dengan kematian pagi hari sekitar jam 06.30 di jalan tidak jauh dari rumah sebelum taman buah mekar sari dimana banyak jalan yang rusak, ia terberitakan seorang laki- laki dengan jiket hitam dengan nomer polisi AA ... dan ia meninggal di tempat dengan kepala pecah.

Saat agak siang dan akan berangkat ke Pasar, sempat memnyiarkan berita kecelakaan lalu lintas yang dekat rumah ini dengan tetangga, saat berangkat ke Pasar sempat memperhatikan lokasi kecelakaan, pemandangan ini mengingatkan bahwa kekuasaan Allah sangatlah mutlak, sehingga selalu ingat lah dan berdzikirlah dan bertakbirlah atas namanya.

Kondisi harga- harga hari ini terlihat mulai naik, pembelian yang terbesar hari ini adalah satu rol gulungan kabel nym 2.5 x 1.5 untuk mengganti kabel di rumah.
Kemudian disusul dengan emping belinjo untuk anak- anak di rumah yang harganya masih tetap Rp 23 000,- se kilogramnya.

Setibanya di rumah langsung membuat ikan pepes, sebab ikan persedian di kulkas sudah cukup banyak.

Setelah itu sambil menunggu pepes ikan masak, membantu Topo si ketua RT untuk menebang pohon di belakng rumahnya.

Walau hari ini baru sebagian yang sudah di potong, tinggal batang tegaknya saja yang masih rimbun dan diperlukan bantuan orang lain.

Sore hari setelah shalat Ashar, ke undangan silaturahmi khitanan di rumah gurunya Astari dan Yasin sewaktu masih SD dahulu, sekarang Fifi masuk di SD yang sama berarti gurunya Fifi juga.

Suasana pesta itu sangat sederhana tetapi tepat sasaran, tanda- tanda hajatan khitanan berupa tenda di sediakan dengan segala makanannya.

Rapat POPTI di wakili Istri

Selasa, 30 Juni 2009.

Yasin, Tyas dan Ibunya berangkat ke RSCM untuk ke Laboratorium, melihat darahnya Yasin dan Tyas.

Hari ini pak Budi membawakan sepeda buat Yasin.

Pulang agak siang sebab membawa sepeda di boncengan sepeda motor, dalam perjalanan pulang, berjalan cukup hati- hati agar jangan sampai menyenggol orang lain, dan tiba di rumah sekitar jam 18.00

Ternyata Yasin dan Tyas belum masuk rumah, Ibunya saja yang sudah pulang, sebab dua anak itu memisahkan diri setelah keluar dari Laboratorium dan ibunya mengikuti rapat POPTI.

Hasil rapt POPTI yang di simak dengan istri saya adalah POPTI akan membuat jurnal terbit setiap bulan.

Jam 20.00 Tyas dan Yasin baru datang, sebab ia menonton film di Jakarta.

Pulang ke Jakarta

Kamis, 25 Juni 2009.

Jam 08.00 keluar rumah untuk pergi ke Makam Ayahnda.

Kepasar Lumajang untuk mencari oleh- oleh yang bisa di bawa ke Jakarta.

Kue, Petis udang, kerupuk ikan, dan kue kue kering lainnya, gorengan kacang tolo, kedelai, dan kacang manis.

Sesudah makan sing dan shalat Dlhuhur keluar rumah diantar ibu ke pertigaan jalan naik bus ke Probolinggo.

Tiba di Surabaya jam 16.00 sore.

Masuk bandara Juanda jam 17.00

Pesawat garuda berangkat jam 19.00 tepat.

Masuk rumah di Gandoang jam 23.30 malam.

Jember Wonorejo

Rabu, 24 Juni 2009.

Pertemuan di Bappeda Kabupaten Malang.

Sore hari samapi di Jember, dan sesudah shalat Maghrib rapat dengan Bappeda Jember untuk mencari masukan permasalahan sinkronisasi program penataan ruang di Jember.

Jam 20. 00 berjalan kaki menuju masjid kota Jember yang di design bulat- bulat, masjid ini terbangun sejak tahun 1972, dan baru kali ini bisa shalat di dalamnya.

Perjalanan Jember ke Wonorejo malam ini sangat kencang lari bus nya, seperti pulsator yang bergerak cepat, jalanan gelap, saya pikir si pengemudi hanya bergerak secara nalurinya saja.

Masuk rumah Wonorejo jam 23.00 malam.

Surabaya Madiun Malang

Selasa, 23 Juni 2009.

Jam 03.00 saat kehidupan di mulai, langsung mandi untuk mengerjakan shalat tahajud, di samping ruang ada tempat shalat, ruang ber AC cukup mendinginkan suasana, shalat yang tak pernah lupa, sebab ketergantungan dan harapan pertolongan dari Allah sangat di butuhkan

Saat akan melangkah keluar ruangan untuk pergi ke Masjid baru di sadari jikalau lokasi ini letak masjidnya tidak diketahui, ternyata setelah bertanya sana sini di pagi hari ini, masjid itu ada di samping yaitu masjid Bappeda Tk I Propinsi Jawa Timur.

Jam 08.00 sudah di terminal Bungur Asih untuk mulai perjalanan ke Madiun.


Jam 21.00 masuk lagi ke Bungurasih untuk pindah bus menuju ke Malang.
Masuk kota Malang jam 23.00.

Pragmatisnya orang Jatim

Senen, 22 Juni 2009.

Berangkat ke Surabaya

Jam 03.00 sudah bangun untuk segera melaksanakan shalat tahajud, kemudian membuat jus sayur dan sarapan, setelah itu mengerjakan shalat shubuh.
Berangkat dari rumah setelah shalat shubuh dengan ojek sampai di jalan depan kemudian dengan angkot sampai diperempatan Cileungsi, kemudian naik angkot 121 ke Kampung Rambutan, kedaaan pagi itu sangat sekali sibuknya, sudah banyak para pegawai yang antri di pinggir jalan untuk mengejar mobil jemputan atau mobil biasa.

Mengapa transportasi masal tidak di operasikan di wilayah ini.

Setibanya di Terminal Kampung Rambutan pagi ini, udara masih dingin sehingga kandung kencing terasa penuh dan harus secepatnya mencari tempat kencing, dan terlihat kerindangan pepohonan di belakang taksi di sisi kiri halaman terminal.

Bus sudah siap berangkat sebab jam sudah menunjukan 5.55.

Saat menunggu adalah saat terbaik untuk mulai membuka makanan yang dibawa dari rumah, dibawa in dari ibunya anak- anak berupa donat buatan rumah yang tanpa taburan gula, lebih layak disebut gulungan tepung yang di goreng.

Tapi rasanya sudah cukup enak sambil memperhatikan keramain terminal di pagi hari ini.

Jam 06.05 bus berangkat keluar dari terminal, perlahan- lahan sebab banyak kendaraan yang antri, dahulu sewaktu saya masih naik angkot dan bus selalu pergi ke terminal ini untuk pulang dan pergi kantor.

Perjalanan lancar saja sampai di pintu tol Cengkareng sekitar jam 07.00

Setelah proses boarding jam 07.45 sudah duduk di ruang tunggu, setelah mengerjakan shalat dlhuha, saat mana panggilan untuk menaiki pesawat menuju Balikpapan di kumandangkan.

Sejak turun dari bus Damri Bandara, saya sudah merasa ada sedikit aneh, yaitu mencari pintu masuk saja ngak ke baca, dan akhirnya dapat juga, terasa sekali ini adalah penerbangan internasional, dan panggilan pesawat tujuan Ho Chi Min Vitnam terdengar juga, disini disadarkan jikalau peranan internasional Indonesia ini cukup kuat, berarti keamanan dalam negeri harus dijaga stabilitasnya, dan pertumbuhan ekonominya perlu di pacu, untuk itu jangan berhenti untuk berusaha.

Jam 08.16 pengumuman untuk penerbangan GA 288 tujuan Surabaya harap pindah ke gate F6, saya melihat ke boarding saya ternyata penerbangan saya harus pindah.

Terlihat di belakang saya ada enam orang yang ikut berpindah tempat, di tempat baru ini, G6 ternyata untuk penerbangan Merpati tujuan Indonesia Timur.

Jam 09.00 mulai berjalan menuju bus yang membawanya ke pesawat, ternyata pesawat garuda yang akan di naiki parkirnya cukup jauh.

Jam 10.45 mendarat di Surabaya, dan saat itu Hp dari Tyas berdering yang menyatakan ia sekarang sedang mencari tiket KA untuk keberangkatan nanti sore dari Kediri.

Ber Taksi ke kantor Dinas Permukiman dan Tata Ruang, jumpa langsung dengan pak Ismail , kemudian shalat Dzhuhur dan dilanjutkan makan siang dengan hidangan nasi padang ber lauk kikil, kemudian berjumpa Kepala Dinas pak Budi Susilo.

Pak Budi Susilo ini banyak berceritra tentang ke islaman yang masih baru dan telah mengerjakan ibadah haji, dan banyak memaklumkan penyesalan peda umat islam yang tidak istiqomah.

Sore hari setelah shalat ashar, menuju ke Bappeda Propinsi Jawa Timur, dengan naik bus kota.

Lama menunggu di ujung jalan Gayung Kebonsari, akhirnya datang juga bus kota yang akanmengantarkan ke gedung Bappeda Propinsi Jawa timur, di wilayah Tugu pahlawan Surabaya.

Hanya saja sewaktu melangkah kaki tidak berbelok sehingga salah jalan sampai 1 km jauhnya.

Hari semakin sore saja, terasa waktu cepat berlalu, dan saat memasuki ruang Bappeda suasana sore sudah menyelimuti, kemudian di terima di bagian Fisik Prasarana dan di sana juga sempat shalat Maghrib.




Hari semakin malam diskusi masalah masukan penataan ruang Jawa timur hingga larut malam di lakukan di ruang kerja Penataan Ruang, hanya saja terlihat disini orangnya sedikit pragmatis.

Rabu, September 09, 2009

Makan Siang se RT

Minggu, 21 Juni 2009.

Setelah pulang dari pasar pagi ini dilanjutkan dengan acara kerja bhakti di lingkungan RT.

Makan siang bersama dengan orang se RT di halaman depan rumahnya pak Parman, setelah shalat Dlhuhur.

Tiket Garuda Surabaya

Sabtu, 20 Juni 2009.

Hari ini Fifi perpisahan dan menerima ijazah taman kanak- kanaknya, dalam kesempatan ini Fifi sempat menari payung untuk acara perpisahan.

Jam 09.00 keluar rumah untuk mencari tiket Pesawat ke Surabaya untuk pemberangkatan tanggal 22 Juni 2009 lusa.

Mampir ke Cibubur Plaza, dan disana ternyata travelnya yang masih baru buka itu memberitahukan jikalau tidak bisa mengisued tiket sebaiknya di Cibubur Junction.

Tetapi sebelumnya sempat mampir ke perwakilan Sriwijaya untuk memebli tiket, juga ternyata tutup.

Akhirnya balik lagi ke Cibubur Junction untuk membeli tiket ternyata dapat tiket Garuda seharga Rp 1 100 000,- untuk berangkat ke Surabaya jam 09.00 pagi dan pulangnya seharga Rp 500 000,- tanggal 25 jam 19.00 malam dari surabaya.

Melanjutkan perjalanan ke Kantor Nelpon intensif ke rumah dan Hp nya pak Kuat, sebab telepon di rumah terhalang pulsa, berkali kali menelpon dari kantor, tetapi malahan pak Kuat menelpon ke pak Nardi untuk menanyakan siapa yang menelpon didirnya, setelah itu pak Nardi menjumpai saya apakah betul menelpon ke pak Kuat, saya jawab ia.
Setelah itu pak Kuat mau menerima telepon saya, yang dibicarakan adalah proses pengobatan pada pelepasannya setelah dua jenis daun itu telah saya serahkan ketangannya kemaren sore.

Sore hari sebelum pulang sekitar jam 17.15 masak nasi terlebih dahulu di kantor, sementara itu lauknya adalah soup ikan yang dibawa dari rumah.

Betul juga, panci yang pernah di bawa ke Ibadah Haji tahun 1992 itu memberikan harapan positip saat di buka nasinya matang, dan makan sore, setelah itu terdengar adzan maghrib dan selanjutnya pulang.

Persetujuan Berangkat yang lama

Jumat, 19 Juni 2009.

Pagi masih merembang, istri secepatnya keluar rumah untuk mencari daun dewa dan daun sirih, dua daun untuk mengobati pelepasannya pak Kuat.

Dua daun itu di bawa kekantor, tetapi seperti pemebritahuannya ke maren jiakalau pak Kuat akan masuk kantor sekitar jam 13.00 setelah shalat jumat.

Pagi hari minta tanda tangan Kepala Pusat Penelitian untuk surat survey instansional di tiga kabupaten, kabupaten Madiun, kabupaten Malang dan Kabupaten Jember.

Sempat belanja dahulu ke Giant super store untuk keluarga di rumaha, jangan sampai kekuranagn lauk – pauk nanti kalau di tinggalkan ke Surabaya.

Persetujuan berangkat akhirnya datang juga setelah jam 16.30.

Persiapan semakin di intensifkan, tetapi kelelahan juga akhirnya yang menghakimi untuk pulang secepatnya.

Masjid yang Menyejukan

Kamis, 18 Juni 2009.

Fifi sejak semalam mulai hangat badanya, pagi ini di suapin dua sendok makan perasan kunyit, ia agak meronta tetapi akhirnya di minum juga, tenggorokannya terkena radang sehingga demam.

Pagi masih membuta saat baik untuk makan sahur.

Sewaktu berangkat kekantor, saat motor lupa di kurangi gasnya dan akhirnya ter lewatkan masjid kuning Cibubur untuk melakukan shalat dlhuha pagi ini, dan setelah berjalan 3 km lagi, terdapat masjid di dalam kompleks Pusdiknas Pramuka Cibubur, belok kiri masuk dan lapor dengan penjaga untuk shalat dlhuha, masjid sederhana tetapi bersih sangat bersih, dan hamparan rumput terhampar terpelihara dengan cermat, pemandangan pagi yang sangat menentramkan, sepertinya disisi ujung terjauh dari surga.

Seharian mempersiapkan segala persiapan pemberangkatan ke Surabaya dalam reangka Jabatan Fungsional.


Pak Kuat habis pulang dari Laboratorium untuk mengecek kesehatannya, akhirnya banyak hal yang harus di pantang terutama merokok, tetapi pak Kuat masih mengabaikan saja, dan untuk sakit di pelepasan belakangnya ia minta tolong ke pada saya untuk mencarikan dedaunan yang bisa menyembuhkan pelepasan saya sewaktu berdarah beberapa bulan yang lalu.

Taman Makam Pahlawan Kalibata

Selasa, 16 Juni 2009.

Jam 12.30 berangkat ke Cibubur untuk menghadiri duka cita atas meninggalnya mertua pak Edi di lantai empat sekantor dengan saya, berangkat ber lima, dengan kendaraannya pak Jaenal.

Arah sudah benar, bendera kuning sudah terlihat di wilayah Kranggan Cibubur, tetapi didalam mobil lebih memilih belok kanan putar balik, saya biarkan saja, seingat saya belok kiri, ngak tahu jikalau pak Edi punya rumah baru, yang ngak tahu, ternyata belok kanan balik arah dan selanjutnya memasuki kawasan perumahan Citra Grand Cibubur malahan salah, sebab seharusnya ya belok kiri tadi.

Jenazah itu berbaring tentram, kerena sudah di shalatin dan sewaktu memasuki lorong yang menghubungkan rumah duka dengan jalan raya, masuk pula mobil ambulance militer, berarti waktu akan di upacara duka akan di mulai, sehingga saya tidak berusaha untuk menyalatinya.

Acara militer pemberangkatan jenazah di mulai, terlihat barisan tentara garnizun Jakarta sudah siap, di iringi genderang duka, satu langka tentara berjalan dengan tertahan separuh langkah, perjalanan duka itu sangat tertib untuk menuju Taman Makah Pahlawan Kalibata.

Iringan mobil duka cita menuju ke jalan raya dengan iringan sirene motor dinas militer berwarna putih memecah kemacetan jalan Cibubur, memasuki jalan tol, banyak kendaraan yang tidak mematuhi iringan mobil duka cita, sehingga harus diberi peringatan. Dari sini terlihat sedikit tingka laku anak bangsa yang sangat kurang menghargai orang lain, dibentuk dari pendidikan yang salah atau kerena tidak ada yang mendidik, bagaimana bersikap terhadap iringan kendaraan duka di jalan tol.

Taman Makam Pahlawan Kalibata, berbaris di belakang jenazah, berbaur dengan keluarga yang berduka, tidak ada suara yang terdengar, hanya aba- aba militer untuk memerintahkan pasukan pengiring jenazah menembakan tembakan salto penghormatan terakhir pada jenazah.

Saat adzan Ashar terdengar saat mana jenazah mertuanya pak Edi di makamkan saat itu di sadari jikalau ia, si almarhum, tidak lagi mempunyai kewajiban untuk shalat, sehingga bisa di simpulkan cepat bahwa saat adzan terdengar dan banyak orang yang tidak shalat itu berarti ia telah mati, mati hatinya terhadap seruan untuk menghadap Allah SWT.

Saat tangan menggenggam bongkahan tanah liat untuk ikut melemparkan tanah ke liang lahat, setelah di ijinkan para pelayat untuk menghormati terakhir si Jenazah, saat itu disadari jikalau hari telah sore hari, sewaktu kaki melangkah meninggalkan pemakaman terlihat para pahlawan yang terkubur dengan topi bajanya berbaring rapi.

Mobil bergerak menuju kekantor, tetapi di tengah jalan mampir ke tempat makan masakan Makassar, dan semuanya menikmati soto makassar, kecuali saya, saya memilih ikan bakar, sebab yang di makan disana sangat sedikit dan yang dibawa pulang masih tersisa banyak.

Masuk kantor jam 16.30. langsung shalat Ashar.

Sehabis shalat maghrib pulang ke rumah, macetnya jangan di tanya, lelah rasanya berjumpa ke macetan yang panjang di jalan Simatupang.

Sesampainya di rumah sekitar jam 20.00 dan langsung makan malam dengan anak- anak, dengan ikan bakar yang dibawa tadi sore.

Konsep yang di kirim ke Jepang

Rabu, 17 Juni 2009.

Pagi masih terasa nikmat, dan sudah dikantor sejak jam 08.00, pagi ini setengah hari untuk merumuskan konsep kerja sama dengan Pemerintah Jepang.

Draftnya sebagai berikut:

Memorandum Of Understanding
Between
The Ministry of Public Works, Republic of Indonesia
And
The Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism The Government of Japan
National Institute for Land and Infrastructure Management
International Research Division
Concerning of the
Technical Official Research


Recognizing the importance of Research Techinal Assisstent and the objectives reform effort , the Departemen The Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism The Government of Japan,
National Institute for Land and Infrastructure Management, International Research Division in the Government of Republic Indonesia, Ministry of Public Works, have reached the following agreement on a Tehnical Official Researhcer.

Article 1
This Memorandum of Understanding established the ministry Public Works of Republic Indonesia – Japan, the Departemen The Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism The Government of Japan, National Institute for Land and Infrastructure Management, to formulated and implement the Technical Official Researcher Assisstent Initiatif.

The RI – Japan will consist of Steering Committee and a Secretariat office. Both sides may also invited other concerned government departements, public institution, research institutes and enterprises to participate in council activities.

The Steering Committee plans to meet every two years, alternately in the the Departemen The Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism and the ministry Public Works of Republic Indonesia. Its main responsibilties include : determining the cooperation guidelines, principle, framework, priorities and aproach, and examining and approving bi annual cooperation plans.

The secretariat is standing body under the steering committee, Its main responsibility is to coordinate of the committee, then place a staff of technical assistance in the public works department of research.

Article 2
The intention of this initiative is to create an organized and systematic research that can be a conception of the world in the field researcher research the social, economic, cultural and community role in public works. This initiative may be implemented through mutual visits and short time researcher, Technical Official research, aid the task of the staff reseacher. Cooperation programs in the fields of research Public Works are outlined in the annex to this Memorandum of Understanding.

The Public Work of RI- Japan, the Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism, the Government of Japan, National Institute for Land and Infrastructure Management, may also through its cooperative discussions and activities, advance the achievement of the great economic development potential of researched Public works and promoted the social objective of the RI and Japan.

Article 3

Funding for any spesific project under this initiative or the work conducted by the Researched Public Works Council is contingent upon the availability of financial resources from the JICA.

Article 4
Activities under this Memorandum of Understanding commence upon signature and continued in effect for five ( 5 ) years, untul the Memorandum of Understanding is terminated by either party giving six ( 6 ) months notification to the other party.

Signed in Jakarta on Augustus 17. 2009. In the Japan and English languages




Sore harinya hingga malam sendirian di kantor menyusun perjalanan penelitian penataan ruang ke Surabaya.

Rapat RT

Senen, 15 Juni 2009.

Saya mencoba merangkum beberapa hari ini yang terjadi.

Sejak pulang kantor hari Jumat kemaren, sengaja sampai dirumah diusahakan sebelum maghrib berarti berangkat dari kantor sekitar jam 16.00, kemudian jalanan cukup lancar , saat ingat jikalau rem depan belum diganti sejak dua minggu yang lalu, atau bisa lebih, sehingga saat ini sebegitu dapat bengkel yang mau mengganti kanvas rem depan seharga Rp 25 000,- saya langsung menerima, bengkel itu terletak di keramaian toko peralatan motor setelah pertigaan bus Mayasari Bakti di Pasar Rabu. Saat menunggu perbaikan rem depan, datang seorang pelanggan motor berboncengan dengan tujuan mengganti olie dan ia bertanya dimana Cileungsi, saya katakan jauh dan saya juga ber rumah disana apakah mau bersamaan, begitu ia mendengar kalimat jauh langsung dia mengambil keputusan makan terlebih dahulu di warung makan sebelah, sebab sedemikian pentingnya ia harus ke Cileungsi.

Malam harinya saya melihat di Hp ada misscall dari pak Kuat sekitar jam 20.30, kerena lain sesuatu hal, miscall itu tidak saya tanggapi.

Hari Sabtu pun tiba, Saat setelah shalat shubuh di niatkan untuk berlari ke desa Mapir, di gelap keremangan menjelang pagi, jalanan masih sepi berlari terus, sementara istri memilih untuk berjalan saja sehingga terjadi jarak, tetapi saat kembali dari titik balik dipertemuan jalan desa dengan jalan penggalian pasir yang di lindungi Taman Buah Mekar Sari, terlihat pandangan mata yang sangat tidak familiar, sebab ini di perdesaan berarti ada apa- apanya.
Berlari menuju pulang dan melihat dikejahuan bayangan wanita berjilbab, tidak selalu terang sebab udara basah membuat embun pagi masih pekat menyelimuti, setelah berjalan cepat kedepan jarak pandang semakin dekat dan terlihat ibunya anak- anak berjalan sendirian, dan sekarang ikut bergabung lagi dengan arah menuju pulang sambil berjalan.

Pesan Fifi sewaktu akan berangkat tadi adalah ia meminta nasi uduk perdesaan, nasi uduk yang dijual di luar kompleks perumahan, sebab ada bedanya, kalau di luar kompleks perumahan nasi uduk itu terjual lengkap, dengan alas daun pisang sesudah alas selembar kertas pembungkus, bau aroma daun pisang ini disenangi anak.

Sesampainya di rumah masih pagi juga tetapi Fifi sudah menanti di depan pintu untuk menyongsong bungkus plastik yang dipegang mamanya adalah nasi uduk tiga bungkus teruntuk Fifi, Yasin dan Astari.


Yang berkesan di hari istirahat ini adalah saat akan mengerjakan shalat Isya malam hari, teringat akan penderitaan pak Parno yang selama ini diketahui jikalau ia hanya berbaring sakit tanpa bisa berbuat apa.

Sehingga diputuskan malam ini setelah shalat isya untuk memenuhi kebutuhan berasnya dalam sepuluh hari ini, yang membawa berasnya adalah Yasin, Yasin kalau disuruh sedikit aja ngomelnya panjang, saya khawatir aja beras itu pecah, sebab ia meletakan beras itu di kepalanya.
Dan beras yang separuhnya lagi di bawa ibunya.

Saat berjumpa dengan hari Minggu

Adalah saat setelah shalat Isya, di malam hari, pada malam senen, terdapat dua undangan pertemuan, pertemuan RT 1 Rw 08 adalah RT tetangga yang cukup progesive, sedangkan RT 5 RW 8 adalah Rt sendiri yang juga membuat acara yang sama malam ini.

Acara di pertemuan RT sendiri hanya biasa saja, berbicara sekitar sumbangan bulanan dan besarnya uang kas, dan bagaimana untuk membesarakan uang kas.

Tetapi sewaktu menghadiri pertemuan dengan RT 1, ternyata disini banyak mendapat tembakan pertanyaan.

Pertanyaan pertama, siapa presiden yang dipilih, saya harus memberitahukan kepada mereka pandangan politik saya, saya jelaskan semuanya sih tidak sangat mengesankan, baik yang nomer pilihan satu, baik yang inkumben nomer pilihan dua, dan yang nomer tiga, apalagi sejak sore tadi di beritahu jikalau pemerintah sekarang melakukan pembayaran BLT dengan menggunakan dana pinjaman luar negeri, ini sudah ngak benar, apa gunanya kenaikan harga BBM kemaren itu, dan bagaimana ke dudukan utang 2000 trilyun rupiah.

Kemudian massa bertanya lantas yang mana pak Haji ?.

Yang paling terjelek dari pilihan yang paling jelek ya Nomer tiga, lantas di bantah, lho kan mereka masih memegang kendali kekuasaan di Pemerintahan.

Ya itu yang saya bilang pilihan terjelek, sebab tidak ada kebagusan program untuk membawa Indonesia bangkit seperti Iran.

Lha kalau ngak pilih.

Lanjut saya pertegas bahwa kalau ngak memilih, harus berani bersaksi di depan Allah, sebab hanya Tuhan yang tahu kerahasiaan ini, caranya tegakan dulu konsep kita sendiri bagaimana Indonesia lima tahun mendatang, kemudian cocokan dengan calon siapa yang hendak kita pilih, kalau ngak masuk kriteria, seperti tidak cerdas, tidak bisa membaca penderitaan rakyat, tidak bisa melihat gejala alam, tidak bisa mengenal si Pencipta, lantas untuk apa dipilih.

Sebelum acara berakhir di saat jam sudah menunjukan 22.15 malam, saya dimintai tolong untuk bagaimana menggagalkan rencana penggalian pasir yang akan dilakukan di sawah sebelah utara rumah.

Saat itu saya terdiam sejenak, memang masalah penggalian pasir di halaman samping sekitar 100 meter sebelah utara rumah, harus menjadi titik perhatian bersama, sementara yang terbayang di benak adalah mengapa Mekar Sari mengijinkan jalannya untuk di lewati penggalian pasir untuk di sisi barat dari halaman Puri, sebab ada rencana di sebelah utara Puri akan dikerjakan setelah habis pemilihan Presiden.

Tukang Sulap

Jumat, 12 Juni 2009.
Datang lebih pagi dari biasanya untuk berharap semoga tidak ada keterlambatan pemakaian komputer di kantor akibat banyaknya yang memakai jaringan, ternyata juga ngak bisa mempan.



Draft penulisan pagi ini


Tukang Sulap
Suatu Kotemplasi Penelitian/jabatan fungsional teknis ke PU an
oleh: Ir H Siswoyo Seputro

Tidak ada yang kebetulan dalam ilmu persulapan, semuanya serba di rencanakan, semua serba di samarkan agar penonton tetap setia duduk dan membayar untuk mau di kibulin, Sejak saat pertumbuhannya, ilmu persulapan sudah terkait dengan masalah moral. Ketika Copernicus (1473—1543) mengajukan teorinya tentang kesemestaan alam dan menemukan bahwa "bumi yang berputar mengelilingi matahari" dan bukan sebaliknya seperti yang dinyatakan dalam ajaran agama maka timbullah interaksi antara ilmu dan moral bumi yang berputar mengelilingi matahari" dan bukan sebaliknya seperti yang dinyatakan dalam ajaran agama maka timbullah interaksi antara ilmu dan moral (yang bersumber pada ajaran agama) yang berkonotasi metafisik. Dalam pemikiran seorang pesulap, bagaimana menghadirkan fenomena alam dalam denyut penerimaan masyarakat secara awam dan penuh dengan batasan, secara metafisik ilmu persulapan ingin mempelajari alam sebagaimana adanya, sedangkan di pihak lain terdapat keinginan agar ilmu persulapan mendasarkan kepada kenyataan-kenyataan fisik yang meliputi keindahan, keinginan, kecantikan dan hitam yang selalu mengiringi syarat persulapan.

Ketika suatu saat peneliti dan jabatan fungsional teknis ke PU an dapat mengembangkan dirinya, yakni dari pengembangan konsepsional yang bersifat kontemplatif disusul penerapan-penerapan konsep ilmiah ke masalah-masalah praktis atau dengan perkataan lain dari konsep ilmiah yang bersifat abstrak menjelma dalam bentuk konkret yang berupa penerapan atau kajian teknologi, konflik antarilmu dan moral berlanjut. Seperti kita ketahui, dalam tahapan penerapan konsep penelitian , ilmu tidak saja bertujuan menjelaskan gejala-gejala alam untuk tujuan pengertian dan pemahaman suatu penelitian, tetapi lebih jauh lagi bertujuan memanipulasi faktor-faktor yang terkait dalam gejala tersebut untuk mengontrol dan mengarahkan proses yang terjadi. Bertrand Russel menyebut perkembangan ini sebagai peralihan ilmu dari tahap “kontemplasi ke manipulasi” (Sumantri, 2001:234).
Dalam tahap implementasi penelitian, kegiatan manipulasi akhirnya muncul kembali. Kalau dalam kontemplasi masalah moral berkaitan dengan metafisika keilmuan maka dalam tahap manipulasi masalah moral berkaitan dengan cara penggunaan pengetahuan ilmiah. Atau secara filsafati dapat dikatakan bahwa dalam tahap pengembangan konsep terdapat masalah moral yang ditinjau dari segi ontologis keilmuan, sedangkan dalam tahap penerapan konsep penelitian terdapat masalah moral yang ditinjau dari segi praktisi penelitian, keterbatasan peneliti, dan ambang batas hasil penelitian. praktisi penelitian itu sendiri adalah penerapan teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang didapat sambil menakar perkembangan nya.
Dihadapkan dengan masalah moral dalam menghadapai aktualitas permasalahan penelitian, penerapan teknologi dan dampak sosial kemasyarakatan suatu teknologi ke PU an yang bersifat merusak para peneliti dan Jabatan fungsional teknis terbagi ke dalam dua golongan pendapat. Peneliti dan Jababatan Fungsional teknis golongan pertama menginginkan bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai, baik itu secara ontologis maupun penerapannya. Dalam tahap ini tugas peneliti dan jabatan fungsional teknis ke PU an adalah menemukan pengetahuan dan terserah kepada orang lain atau sektor lain untuk mempergunakannya, bermanfaat atau tidak, berlebihan atau kekurangan, terlepas apakah pengetahuan itu dipergunakan untuk tujuan baik ataukah untuk tujuan yang buruk. Sedangkan peneliti dan jabatan fungsional teknis ke PU an golongan kedua sebaliknya berpendapat bahwa netralitas ilmu terhadap nilai-nilai hanyalah terbatas pada metafisik keilmuan, sedangkan dalam penggunaannya kegiatan keilmuan haruslah berlandaskan pada asas-asa fungsi, almamater, kelembagaan, dan sektor terkait, sebab untuk apa dibuat adanya segmen esselon satu penelitian jikalau tidak bisa memback up kebutuhan sektor. Golongan kedua mendasarkan pendapatnya pada beberapa hal, yakni, (1) penelitian dan kajian secara faktual telah dipergunakan untuk kepentingan kesejahteraan manusia melalui konsep filsafah ke PU an yang dibuktikan dengan adanya teknologi-teknologi ke Sumber Daya Air, teknologi penerpan ke Bina margaan dan teknologi penerapan ke Ciptakaryaan; (2) penelitian dan kajian telah berkembang dengan pesat dan makin esoterik sehingga kaum peneliti dan jabatan fungsional teknis ke PU an lebih mengetahui tentang ekses-ekses sosial yang terjadi pada saat penerapan suatu konstruksi ke PU an dan (3) penelitian dan kajian telah berkembang sedemikian rupa sehingga mampu mengubah sosial kemanusiaan yang paling hakiki seperti pada kasus jembatan Surabaya Madura, dimana ilmu penerapan ke PU an akan berpengaruh secara signifikan pada teknik perubahan sosial. Berdasarkan ketiga hal itu maka golongan kedua berpendapat bahwa ilmu secara moral harus ditujukan untuk kebaikan manusia tanpa merendahkan martabat atau mengubah hakikat kemanusiaan (Sumantri, 2001:234)
Perjalanan waktu akhirnya menghasil sekumpulan hasil-hasil riset Balitbang Dep PU yang dirasa sangat perlu untuk dipasarkan, untuk mengetahui sampai dimana kesanggupan pasar menerima produk riset atau produk riset mengalami peralihan orientasi kerena jedah waktu.
Kembali ke filosofi tukang sulap, dimana diperlukan adanya penggelapan cahaya, ke genitan penampilan dan penyembunyian lakon untuk memperkenalkan suatu bentuk hiburan yang dirasa sekejap tanpa bergeming dari permasalahan dasar bangsa.
Sedemikian besarnya minat pengusaha atau para wirausaha untuk melakukan usaha dari hasil-hasil riset Balitbang Dep PU, tanpa perlu mendapat suntikan dana sedikitpun dari Departemen PU, asal mempunyai dukungan informasi.
Berkait dengan penurunan kualitas lingkungan kehidupan masyarakat , hasil-hasil riset Balitbang Dep PU dirasa sungguh memudahkan jalan keluar kesulitan.
Perkembangan lainnya adalah kesadaran para investor pengembangan lahan berskala besar mulai sadar akan fungsi memelihara lingkungan.
Bagaimana kesiapan Balitbang Sebranmas.

Balitbang Sebranmas khususnya dan Balitbang Departemen PU Umumnya saat ini memiliki banyak hasil- hasil penelitian, baik berupa riset teknologi, riset terapan maupoun kajian penelitian murni lainnya, umumnya cukup baik. Hanya saja di kalangan Esselon I lainnya di lingkungan Dept PU belum memanfaatkan, Harga pembangunan dan ke gagalannya di Indonesia sudah tinggi dan mahal. Banyak juga ide- ide bagus di Indonesia. Sayangnya, kami masih mengalami kendala terutama akibat otorisasi siapa yang akan memanfaatkannya.
Apa strategi agar Sebranmas bisa menjadi etalase pemasaran hasil-hasil penelitiannya.
1. Mengemas produk hasil-hasil penelitian dalam informasi yang padat dan singkat.
2. Informasi sudah memuat tentang gambar, harga satuan, biaya yang diperkirakan, sumber bahan baku yang di dapat, keuntungan dari produk.
3. Hasil-hasil penelitiannya diharapkan bisa menimba masukan untuk perbaikan.
4. Menyiapkan ruangan pamer produk yang dipasarkan.
5. Petugas konsultasi.

Apa strategi agar Balitbang Departemen Pekerjaan Umum bisa lebih lama exist di jajaran pengambilan kepututan teknologis ke PU an.
Hilangkan hambatan. Baik hambatan kultur penelitian dan hambatan komunikasi antar sektor ke Sumber daya Air, ke Binamargaan, ke Ciptakaryaan. Saat hambatan mulai muncul, seluruh pelaku penelitian akan bersikap mereka pikir kalian akan menutup pintu sehingga mereka ingin keluar sebelum pintu tertutup. Jadi lembaga penelitian di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum harus memiliki kemampuan meloby pasar yang lebih terbuka dan lebih likuid,
Hal kedua, pastikan investor konstruksi dan masyarakat luas merasa aman dalam arti risikonya cukup rendah. Artinya kebijakan lembaga penelitian di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum harus konsisten.
Indonesia harus sangat hati-hati, tidak membuat kesalahan seperti yang menyebabkan krisis ekonomi dulu, walau diketahui peranan investasi bidang ke PU an mampu mengangkat sektor riil perekonomian Indonesia, harus diperhatikan banyak pinjaman mata uang asing di lingkungan investasi ke PU an, sementara sektor finansial masih mengalami banyak tekanan.
Departemen Pekerjaan Umum di Afrika Selatan lebih baik dalam hal tata kelola management asset dan sharing pembiayaan dalam investasi ke PU an. Mereka lebih fair dalam memperlakukan para pemegang sahamnya. Tidak demikian halnya di Asia. Banyak perusahaan yang masih dikendalikan oleh keluarga dan tidak memberikan perlakuan yang adil untuk investor publik.
Sebagai tanda kutip penulisan ini tidak mengatakan perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga tidak baik, akan tetapi sewaktu perusahaan sudah menjadi perusahaan publik tentunya harus memberikan perlakuan sama terhadap pemegang saham publiknya.