selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Selasa, Julai 31, 2007

Stres ditinggal istri ke RSCM

Minggu, 29 Juli 2007.

Pagi- pagi istri mengantar adik Ipar yang masih mengeluh sakit dipatatnya, diantar k Emergency RSCM, saya mengantar adik ipar terlebih dahulu dengan sepeda motor ke perempatan Gandoang, kemudian balik dan mengantar Istri yang saat itu Fifi sudah bangun untuk ikut juga ke depan dan saya antar hingga perempatan Gandoang juga.

Saya dirumah dengan anak- anak Yasin dan Fifi, kerjaan rumah numpuk juga seperti cucian piring dan anak- anak belum makan, mana lagi Fifi numpahin sari buah mangga ke karpet lagi sehingga saya agak marah dibuatnya.

Stress juga di rumah.


Akhirnya untuk sarapan Fifi saya iris bawang putih tipis dan dighoreng diatas minyak panas kemudian masukan daging cincang yang telah dibeli di Carefure Jumat kemaren, dan setelah matang dagingnya ditimpah dengan telor yang dipecahkan diatas wajan kemudian diaduk sehingga terurai pecah kecil- kecuil, setelah diberi garam dan bumbu penyedap langsung dihidangkan.

Saya makan pagi bersama menyuapi Fifi, Fifi cukup juga banyak makannya dan setelah itu lanjut dengan cucian piring.

Jam 09.00 Fifi merengek minta jajan, ibunya tadi sebelum berangkat ke RSCM sempat memberikan Fifi uang Rp 1 000,- sekarang minta dibelanjain, rtetapi tidak ada penjual yang buka, tetangga yang biasa membuka warung, kok tumben hari8 nii warungnya tutup, terpaksa sewaktu pedagang wedang Jahe datang say setop dan Fifi membeli kue yang tiga seribu trdiri dari kelepon satu dan pisang tanduk di iris tepung di kukus dua.

Jam 10.15 ibunya datang bersama Uceng membawa berita bik, kalu Uceng hanya diberi resep dan ditebus harga obatnya Rp 100 000 ,p terdiri dari dua jenis obat.

dan istri membawa karedok yang dibeli di kampung sewaktu pulang tadi, akhirnya makan lagi nasi kardok. enak juga. tanpa sadar nasi di megic jar habis.

Pemadaman Listrik

Sabtu, 28 Juli 2007.

Sudah di ingatkan oleh istri bahwa hari ini akan pemadaman aliran listrik sejak jam 08.00 pagi hingga jam 16.30.
padahal cucian lagi banyak.

Mencuci pakai, istri ikut membantu, sudah berusaha cepat tetapi kalah cepat dengan pemadaman listrik, listrik dipadamkan saat cucian telah selesai tetapi bak air banyak yang kosong, hanya tersisa 1 bak penuh terisi air dan stu bak nya lagi terisi ½ nya.

Lauk yang saya masak hari ini adalah pertimbangannnya semalam membeli daging cincang di carefure dan sekarang lampu mati, dari pada daging rusak sebaiknya ya dimasak

merica bawang putih dihaluskan dan telor dikocok daging cincang dicampur dengan kocokan telor dan digoreng per sendok makan, lantas dimakan, enaknya jangan ditanya.

semuanya makan itu, ngak ada pilihan,

makan siang di tiadakan anggap saja masih kenyang.

Saat aliran listrik PLN mulai dialirkan sekitar jam 16.20, hal pertama yang dilakukan adalah menyalakan pompa air.

Kemudian memotong- motong sayur dan di jus dan diminum, campuran sore ini, tauge agak banyak, wortel, buncis, terong ungu, buah jambu merah. semuanya harus minum termasuk Yasin, Fifi, Ibunya, Uceng.


Makan malam ini saya persiapkan mie sayur dengan potongan ayam dan cincangan daging, sayurannya terdiri dari wortel diiris tipis, kol diiris juga, jamur dipakai semua sebab kalau disimpan sudah seminggu umurnya di kulkas rasanya dan khasiatnya bisa berkurang, kemudian saya membuka bawang putih dan bawang merah diuleg halus bersamaan dengan merica dan dioseng dengan minyak dan mentega margarine, kemudian setelah layu bumbunya kemudian dimasukan ayam dan dioseng kemudian di masukan daging cincang agak banyak, setelah matang kemudian dimasukan sayurannya, setelah sayuran layu dimasukan mienya, saat itu terdengar Adzan Maghrib berkumandang, terpaksa masakan diselesaikan dahulu.

Setelah shalat lantas makan malam semua, Yasin sangat suka, Fifi juga istri. Uceng menunda makannya dengan alasan belum lapar.

Pembahasan Samarinda

Jumat, 27 Juli 2007.

Jam 03.30 saya terbangun sebab Hp telah berisik berbunyi untuk segerah mengerjakan shalat Tahajud., saya lihat pak Daman berkeluh tidak bisa tidur sebab perasaannya ngak enak diruangan kantor itu seperti ada yang mengawasi. Ada bayangan yang berkelebat.

Saya lebih banyak memikirkan kepada semuanya kehidupan ini diserahkan saja kepada Allah yang memiliki, saya memang ada khawatir keadaa istri dengan luka baker di tangan kanan nya yang belum sembuh, dan adik ipar Uceng yang habis dipotong patatnya kerena ambiennya dan sekarang masih sering etrasa sakit, kemudian anak- anak yang pemikirannya ngak ada yang praktis, sehingga saya lebih memilih secepatnya mengerjakan shalat tahajud.

Saat adzan shubuh berkumandang sesayup- sayup saya membangunkan pak daman yang tidur disofa kantor untuk mengerjakan shalat berjamaah.


Jam 07.17 setelah mandi dan mengerjakan shalat dhluha saya berjalan ke depan gang masjid menjemput kedatangan Agus yang pinter computer untuk membantu membersihkan virus.

Sengaja saya mengambil Koran kompas kantor dari satpam kantor yang menerima Koran itu dari pengantar Koran pagi, saya pikirkan adalah dalam waktu menunggu itu saya akan membaca Koran sambil membuang waktu.

Akhirnya Agus datang dan langsung saya antar ke kantor dan keruangan kerja, Agus hanya mengambil Hard Disk nya saja untuk dibersiin dirumahnya.

Kemudian Agus berangkat kekantornya, saya melanjutkan pembahasan Samarindah dengan menggunakan komputernya Akhsan.

Sore hari sebelum maghrib sempat ke carefure belanja, botol besar 2000 ml sari buah mangga yang kental dan pasti enaknya, sebab istri sangat suka dan kalau minum itu selalu ingat saat saat di Mekkah tahun 1992 dahulu saat mengerjakan ibadah haji, kemudian daging cincang, kemudian coklat kegemaran Yasn dan Fifi, kemudian buah Jeruk, susuk bendera bubuk coklat untuk Yasin dan Milo, sabun cuci piring

Pulang sampai rumah jam 21.00.

sesaampainya langsung membuat jus sayur dan baru bisa tidur lagi.

Data Komputer Kantor dimakan Virus

Kamis, 26 Juli 2007.


Peristiwa yang sangat mencemaskan.

Saat itu jam 22.30 sesaat setelah saya menginstal Outocad 2002 kedalam computer dimana setelajh itu virus Trojan menyerang dengan merobah seluruh folder di direktori D sebagai direktori data dirubah menjadi program aotocadd 2002, sehingga tidak bisa dibuka, kalut saya, padahal diruangan hanya pak Daman dengan saya sendiri, dan Pak Daman tidak banyak tahu soal computer, sehingga kalut saya dibuatnya.

Telepon ke Agus KOmputer anak muda yang sering saya minta bantuan untuk pengerjaan computer saya, dan ia menyarankan untuk di shutdown dan dihidupkan kembali, tetapi semua yang saya lakukan masih tidak bisa merubah fail yang sudah terkontaminsasi virus.
Akhirnya ia menyetujui untuk datang lebih pagi besok jumat jam 08.00.

Malam itu dikantor saya tidak biasanya tidur jam 23.30, biasanya diatas jam 24.00, tetapi kerena computer tidak bisa dipakai ya lebih baik saya memilih tidur.

Makan Siang di tiadakan

Minggu, 22 Juli 2007


Jus sayur sebagai sarapan sebelum menyerbu gelapnya pagi yang meremang menuju siang. Ke pasar ber sama Fifi, yang dibeli lumayan banyak, uang dari istri Rp 30 000 dan dari saya sekitar Rp 60 000,-

Tomat 3 Kg, Pepaya 3,5 Kg, Wortel 1 Kg, buncis 1 kg, tauge 2 kg, terong ungu 1 kg, bunga kol 1 kg, kubis 1 kg, rempelo campur hati ayam 5 biji, ikan tongkol 2 ekor seberat 1,6 kg, ayam ½ kg, bengkuang 1 kg,

Sesampainya langsung membuat cap cay dan setelah itu langsung cucian baju yang menumpuk apalagi baju dari Banda Aceh belum tersentuh untuk dicuci.


Makan siang ditiadakan, perhitungannya semuanya masih belum lapar, diganti dengan makan pepaya yang dibeli tadi pagi.

Mengantar adik Ipar

Jumat, 20 Juli 2007.

Blogger yang tertunda

Masih di Banda Aceh.

Berburu tikus dikegelapan

Sudah masuk tidur semalam di penginapan PU memang sudah agak cepat, sehingga sewaktu lampu mati akibat pemadaman listri di Banda Aceh jam 01.00 masih terasa, kerena udara terasa panas saya membuka pintu kamar, tetapi setelah pintu kamar terbuka tikus curut yang masuk, ia mengeluarkan bau yang sangat tidak enak, penerangan yang sangat sederhana saya harapkan dari penerangan lumenisasi Hp.

Setelah diburu maka tikus itupun keluar tetapi sempat menggeser tempat tidur segala, mengerjakan shalat tahajud sambil gelap – gelap, suara genset di setiap rumah sekitar mess PU, rumah tinggal semacam mess juga tetapi dari instasnsi tentara, masih terdengar.

Jam 04.00 pagi, lampu listrik menyala, terang semua kota dan saya mulai berjalan keluar mencari masjid. dari simpang tiga dimana penginapan ini berada, hanya masjid Teuku Umar yang terdekat, setelah berjalan didepan terminal Seuntui mesjid itu terletak, saya masuk dari jalan orang yang khusus dibuat kecil, dan memasuki halaman mesjid yang masih diseraki dengan puing dan rumput-rumput yang tumbuh menyemak.

Mencari pintu masjid Teuku Umar Banda Aceh

Masjid itu saya kelilingi untuk mencari pintu masuk, rupanya dari kejauhan terang benderang ruang masjid itu bukan berarti silahkan masuk, sebab setelah didekati sudah terpasang teralis besi mengelilingi masjid, teralis ini yang tidak terlihat dari kejauhan. sehingga sewaktu saya sempat bertanya pada sorang tentara yang melintas dngan motornya pulang dari jaga, ia mengatakan jikalau masjid ini dibuka jam 05.00 pagi/.

Dari pada menunggu lebih baik saya melanjutkan jalan menuju Masjid Raya Banda Aceh walau jalan menuju ke sana termasuk jauh sekitar 4 km.

Jalan disuatu kota dimana kota itu tidak ada penghuninya sebab penghuninya tidur, enak juga

sempat memperhatikan dari dekat bagaimana jalan ini dahulu digenangi air bah laut akibat tsunami, dan air itu membawa banyak jenazah yang mengapung dan jumlahnya ribuan banyaknya, seberapa kuat orang untuk berlari menuju ketinggian, semuanya akan gagal, saya mencoba melihat bukit yang terdekat 5 km jauhnya dari sini, kalau begitu mengapa tidak dibuatkan bangunan pertolongan yang letaknya tinggi diatas muka air yang pernah tertinggi menggenangi.

Pemikiran yang terlintas saat ada dilokasi

Bangunan tinggi itu bersifat terbuka lebar dan luas sehingga diperkirakan menampung 1000 jiwa darurat genangan, sudah tentu dilengkapi dengan fasilitas air bersih, saya perkirakan untuk menentukan seberapa tinggi lantai minimal bangunan itu yang lokasinya sekitar jalan Teuku Umar, 10.5 meter, berarti lantai ke empat dari bangunan bertingkat.

Lantas untuk apa bangunan itu jikalau tidak ada bencana, sebab bangunan itu tak berdinding, sengaja tidak dipasang dinding untuk mengingatkan pada setiap orang bahwa bangunan itu adalah bukan rumah tinggal.

Bangunan itu terstruktur beton tahan gempa 8,6 sekala richter, terhampar datar atasnya seluas lapangan bola, untuk kota seluas Banda Aceh sebaiknya dipasang di tiga tempat, satu di Ulhelhe, satunya lagi di jalan teuku umar dan satunya lagi di jalan menuju keluar kota setelah jembatan yang pernah putus diwilayah bekas kompleks perumahan dosen Universitas Syahkuala.

Harga bangunan eskape itu untuk hitungan tahun 2007 sebesar Rp 23 milyard, bangunan itu bagian bawahnya bisa digunakan sebagai pasar, lapangan parkir, sebaiknya bangunan itu disebagiannya di design untuk taman kota sehingga perhitungan keindahannya akan menyatu dengan hamparan taman didepannya.

Kapan Banda Aceh di kenai tsunami lagi

Banda Aceh menurut perkiraan akan diterjang tsunami lagi sekitar tahun 2765 M berarti kurang 748 tahun lagi.

Sekarang kita tinggal melihat yang namanya manusia, diberi tahukan jikalau sekiat ratus tahun lagi ada tsunami, apakah ada persiapan untuk itu, saya yakin tidak ada, sebab yang namanya manusia selalu menyerah, kurang jus sayur untuk mencoba berfikir maju.

Suatu karya membesar asmah Allah

Masjid Raya Banda Aceh pagi ini sudah saya capai, setelah berjalan kaki cukup lama, saya agak berfikir orthodok saat ini, sebab jarak antara tempat pengambilan wudhu dengan ujung hamparan masjid itu sejauh seratus meter lebih, maka setibanya saya disana saya menuju hamparan masjid yang paling bawah dan mencari sandal makmum masjid yang ada, saya kenakan sandal itu dan pergi ketempat berwudhu dan balik lagi ke hamparan masjid dan lepas sandal, praktis tidak memanfaatkan genangan air diujung hamparan masjid terbawah, sebagai pembilas air terakhir bagi pengambil wudhu, yang tidak lagi mengenakan alas kaki kenuju hamparan masjid.

Masjid itu sangat sejuk, suatu bentuk karya arsitektur tempo dahulu yang sangat memperhitungkan perputaran udara dan jumlah konsumen yang bernafas sewaktu beribadah didalamnya, mengagumkan, suatu karya yang dipersembahkan untuk membesar Asmah Illahi.
Ada kesamaan shalat di Pangkajene Sulewesi Selatan dengan di Aceh ini yaitu di rakaat pertama, sang imam shalat membaca surah Al Sajjadah dan diayat ke 15 semua harus sujud kemudian berdiri lagi dan si imam shalat melanjutkan pembacaan surah yang tersisa sampai tamat di ayat ke 30. dan dilanjutkan hingga selesainya shalat shubuh.

Sepulangnya dari shalat, saya melihat banyak para bapak haji orang Aceh yang berkendaraan terlihat makmur, saya tidak melihat hal ini di masjid lain di bagian wilayah Indonesia yang lain, biasanya untuk mengerjakan shalat shubuh pasti yang bermakmum adalah orang- orang sekitar masjid yang cukup mencapai masjid dengan berjalan kaki, hanya ada tapinya dari wajahnya saya melihat tidak ada seraut hamparan kasih untuk mempersilahkan saya berkendaraan untuk pulang ke penginapan.

Bisa jadi saya yang berumah terlalu jauh sehingga diluar sekala pencapaian mereka, tetapi ia kan bermobil tinggal menggelinding rodanya, memangnya siapa yang menggelindingkan rodanya, berfikir dari sini akhirnya saya melihat kesamaan suatu sorot wajah seorang Acehisme yang hanya melihat dirinya sendiri, dan yang penting urusannya sendiri, walau urusan ibadah itu bagus kalau lebih bagus diwarnai amalan lagi.

Berjalan lah saya menuju Simpang tiga, diujung jalan perempatan yang menuju ke Mahkamah Syariah, saya berjumpa dengan lelaki, saya menyapa apa ada kendaraan umum ke Simpang Tiga, ia mnjawab saya tidak tahu pak, saya baru datang dari Medan,
Dari Medan pikirku, baru saya sadar jikalau di Aceh ini banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan dan menghasilkan uang, terutama pekerjaan membangun rumah.

Berjalan sambil menutup mata

Untuk membunuh jarak sejauh itu, saya melihat ada tiga penomena yang harus ditaklukan
yaitu lampu kuning yang dipasang ditengah jalan terdapat tiga kelompok, kelompok lampu dari simpang tiga hingga pertokooan selewatnya jalan ke masjid teuku umar,
lampunya menyala, kemudian gelap sampai dekat dengan pertokoan yang digedung kebudayaan, dan dari sana lampu kuning jalanan menyala lagi sampai perempatan di depan gubernuran.
Sehingga waktu berjalan pulang disaat lampu terang saya berjalan tanpa membuka mata, sebab lalu lintas sangat sepi, kemudian saat dijalanan gelap saya membuka mata dan seterusnya.

Masuk penginapan masih sepi, masih sempat memasak air untuk minum, kemudian tidur lagi. setelah jam 06.30 mulai mandi dan shalat dlhuha saya kerjakan jam 07.00, menurut saya matahari sudah cukup tinggi, ternyata sewaktu saya berjalan kekantor Kepala Dinas Perumahan dan perkotaan ibu Chairani, ibu masih shalat dlhuha di kantor walau jam sudah menunjukan 09.30.
Saat saya melaporkan dan ucap terima kasih atas penerimaan selama saya disana ibu CHairani memang bertanya mengapa Pemerintah Daerah tidak dilibatkan saat kegiatan berlangsung tahun 2005 dan 2006.
Saya hanya bisa menampung sebagai saran sebab keghiatan sudah lewat,

Jam 10.00 saya mulai bergerak ke Masjid Raya Banda Aceh untuk mengerjakan shalat Jumat, yang mengantar adalah si Yoja, Insinyur Sipil yang beranak satu 15 bulan, sewaktu saya diajak keliling kota Banda Aceh yang terbayang selalu kekalutan sewaktu tsunami dahulu, tetapi sekarang Aceh sudah berobah, kalau belum tsunami saat maghrib tiba, jalanan itu sepi, tapi sekarang masih ramai, berarti banyak orang yang menunda shalatnya, kemudian makanan, sebelum tsunami tidak yang namanya burger, sekarang banyak orang jual burger, hal ini dipengaruhi oleh masih banyaknya pekerja sosial dari negara asing, yang dikhawatirkan adalah masuknya makanan haram kerena kebutuhan burger akan diiringi dengan alkohol.

Sebelum masuk masjid sempat ke pasar membeli oleh-oleh makanan kue untuk pak Marsudi dan di rumah.

Setelah selesai shalat makan dahulu di kedai dipinggir masjid, saat itu saya berucap, kalau saya jadi orang kaya, saya tidak biarkan orang- orang yang duduk- duduk di pinggir halaman mesjid selesai mengerjakan shalat Jumat tidak makan, ia harus makan, biar saya yang bayar.

Memang saat itu saya ada didalam kedai makan dan melihat keluar ternyata banyak orang yang duduk, apakah sudah makan atau belum.

Sempat membelikan oleh-oleh istri berupah kain songket tenun khas aceh dengan kemilau ke emasan dengan selendangnya, tas aceh kecil dan penjepit ujung kerudung khas pintu aceh.

Ke rumah sakit, RSU Zaenal Abidin untuk menyempatkan diri melihat pasien Thalasemia disana, sebagai bentuk syukur pada Allah atas dirawatnya dua anaku penderita Thalasemia hingga kini tidak banyak mengalami hambatan keuangan.

Jumlah pasien disana yang rutin ke RSUZaenalarifin 25 anak dan bangsal perawatannya digabung dengan ruangan penderita onkologi/kanker anak.

Shalat ashar di masjid Ulhelhe dan disana sempat melihat sendiri betapa rata-rata semua terhempas tsunami, hanya masjid yang selamat, ruko yang bertingkat pun bablas angine.

Saya melihat ketinggian masjid dan tingginya air, betapa sunyinya saat air setinggi itu menggenangi wilayah Ulhelhe, di bagaikan singa yang menduduki mangsanya, mau kemana larinya ?

Mengejar waktu ke bandar Udara, sebab sewaktu lapor ternyata pesawat Lion Air yang akan membawa saya ke Jakarta sudah mendarat.

Perjalanan panjang dan melelahkan apalagi tidak dapat makanan, sebab saya sudah membawa roti dari bawah sewaktu berangkat tadi dan sisanya biar dijadikan oleh- oleh.

Tiba di Jakarta jam 21.05 dan menunggu bus Damri tujuan Kampung Rambutan, jam 23.00 sampai dirumah pak Marsudi setelah naik ojeg Rp 5000 dari Terminal kampung rambutan ke rumahnya pak marsudi.

Masuk rumah jam 23.59




Sabtu, 21 Juli 2007.
Mengantar adik ipar yang telah dipotong ujung pelepasannya akibat ambien yang dideritanya, hanya saja pemotongan yang menggunakan laser senilai Rp 2 000 000,- masih menyisahkan kesakitan yang menyayat.

Motor saya titip kan di rumah Andi pasien thalasemia dari Cileungsi, sebab tadi berangkat dario rumah bermotor dengan adik ipar hanya saja setelah berjalan 10 km adik ipar merasa ngak enak lagi naik motor. Minta mpindah naik angkot saja.

Setibanya di UKI pindah naik bus P2 yang melewati kampung Melayu, sesampainya disana pindah angkot 44 menuju ke Casablangka.

Tempat dokter praktek itu di dekat terowongan Casablangka hanya dijalan lurus dari arah pondok bambu.

Setibanya di sana ternyata dokter yang dicari telah pulang, kesalahan ya jelas pada diri saya, sebab saya dari pagi ngantuknya luar biasa, dan terbangun setelah istri bersikeras hendak mengantar adik ipar untuk kedokter, itupun sudah jam 09.00 siang

Saya masih duduk termangu, kerena capeknya dan kerena kasihan melihat sang adik ipar yang sangat susah untuk berjalan, pikiran saya adalah bagaimana kalau jarak antara rumah ini didekatkan ke dokter praktek.

Sewaktu saya dan adik ipar berjalan pulang setelah diberi jawaban dari sang penjaga rumah praktek itu bahwa dokter akan ada lagi di hari senen dua hari lagi, jam 16.00, berjalan perlahan- lahan menyusuri pinggiran jalan yang menurun menuju terowongan yang dibawahnya melintas jalan Saharjo.

Belum sampai terowongan itu, tiba- tiba terdengar adzan shalat Dhzuhur berkumandang dan terasa dekat, saya mencari dimana letak masjid sekitar ini, akhirnya kaki ini menunjukan arah masjid itu dan masuk, diterima dengan baik dengan sipenjaga masjid, ternyata si penjaga masjid ini termasuk menjaga asset nya pak Haji, yaitu masjid ini yang sudah ditawar Rp 200 juta tetapi pak Hajinya belum mau, kalau 5 00 jua ia mau, sebab disekeliling masjid kecil ini tanahnya sudah diratakan.

Setelah selesai mengimani shalat dhzuhur dengan beberapa makmum shalat, Uceng sang adik ipar tidur- tidur dilantai musholah. Wajah sakit yang ditampakannya terbaca oleh sipenjaga masjid, dan si penjaga masjid bersepakat untuk mengantar adik ipar ke penjual obat Pak Kardi di Pasar Menteng Pulo, dan sampai disana setelah melewati jalan kecil yang diapit apparatemen tingi- tinggi, harga obat Rp 52 000,- obat untuk pasien yang habis dioperasi sesar melahirkan.

Minum obat di warung tegal setelah makan nasi sayur dan tahu seharga Rp 3 500,- dan terasa perutnya Uceng mual, tetapi rasa sakit agak berkurang, sehingga perjalanan pulang tidak terlalu menderita dibandingkan berangkatnya tadi.

Sampai di rumah saat shalat Ashar.

Berjalan kaki di kantor Banda Aceh

Kamis, 19 Juli 2007.

Jam 03.00 bangun dan makan roti terlebih dahulu untuk mengganjal perut yang terasa lapar, kemudian shalat tahajud. Dari waktu sehabis shalat tahajud menuju shalat shubuh agak lama, sebab shubuhnya di Banda Aceh sekitar jam 05.00.


Habis shalat shubuh , tidur lagi dan bangun sekitar jam 06.30, kemudian jam 07.00 mandi dan dilanjutkan mengerjakan shalat dhluha dan setelkah itu berjalan kekantor,asuk kantor jam 08.00


Kantor masih sepi, saya datang terlebih dahulu dibandingkan dengan pegawai harian yang bertugas bersih – bersih ruangan.

Berangkat ke Aceh

Rabu, 18 Juli 2007.

Bangun saat Hp berbunyi jam 01.00 tengah malam, persiapan berangkat ke Banda Aceh, pekerjaan pertama adalah membuat jus sayur, minum dan shalat dua rakaat mohon keselamatan, kemudian memasukan pakaian yang sudah disiapkan oleh istri.

Jam 01.50 keluar dari rumah, sendirian memecah sunyi dan gelap malam, membawa tas pakaian dan tas plastik tembus pandang dua buah buku laporan akhir pekerjaan di Aceh tahun 2005 dan 2006. tas plastik yang satunya berisi air minum sebanyak 1,5 liter dan bungkusan pisang goreng buatan istri, sebab semalam istri berusaha mencari roti sudah tidak ada warung yang buka, dan pisang goreng itu adalah lebihan dari hidangan selamat datang buat adik ipar yang sore tadi baru datang dari Makassar.

Tiba di rumah pak Marsudi jam 02.45 langsung masuk sebab pak Marsudi sudah terbangun dari tidur, terlihat dari lampu di ruang tamu mulai dinyalakan.

Jam 03.05 bergoncengan dengan sepeda motor bebek nya pak Marsudi menuju ke terminal kampung rambutan sejarak 2 km dari rumah pak Marsudi.

Ternyata tempat parkir bus Bandara sudah pindah, sebab tempat biasanya parkir sekarang diisi dengan terminal bus way.

Berangkat ke bandara dari kampung rambutan jam 03.30. berteman dengan waria yang langsing tetapi kempes disana sini, ia hendak ke bandara, pulang, di jakarta ia bermain.

Memang harus hati – hati setempat duduk dengan orang mereka, sebab pada saat begini, selalu kantuk saja bawaannya, sewaktu kita tidur dan tanpa disadari barang kita bisa hilang, tetapi mengerti jikalau saya sangat tidak berpotensial untuk itu maka sewaktu ia turun di kawasan Gudang di dalam kompleks bandara Cengkareng, ia turun begitu saja.
Selesai boarding langsung masuk sebab yang dikejar adalah shalat shubuh, belum shalat ni.


Jam 06.25 naik ke pesawat Adam Air, tempat duduk 21a, di jendela, hanya saja sepanjang jalan menuju Banda Aceh dibawah di tutup awan putih menghampar rata.

Sehingga kesenangan untuk melihat rupa bumi dari udara sedikit tak tersalurkan, udara baru bersih setelah dekat Medan. Pesawat transit 30 menit di bandara Polonia Medan.


Tiba di Bandara Aceh sekitar jam 11.00 begitu, naik bus Damri menuju pusat kota, dan turun di Terminal Sentui atas petunjuk SMS dari ibu Chairani, Kepala Dinas Perumahan dan Tata Kota Propinsi Nangroe Aceh Darussalam.


Langsung menuju kekantor ibu kepala dinas, dan dijumpai sekretaris kepala dinas dan diantar masuk.

Didalam sudah ada tamu dari perguruan tinggi Diponegoro Semarang, dari pembicaraannya ia banyak berbincang soal tata ruang kota Banda Aceh yang baru.

Saya diserahkan ke ibu Cici, salah seorang staf nya untuk diantar ke Pak Nur kepala Sub Dinas Tata Kota, dan ternyata sewaktu salaman dengan pak Nur, Pak nur itu orang yang telah saya kenal 20 Tahun Yang Lalu sewaktu saya masih menjabat kepala Proyek Penataan Ruang di Maluku da Irian Jaya. Dan pak Nur menjabat Pimpinan Tata Ruang di Aceh juga.

Sahabat lama, hanya Allah semata yang menentukan semua.


Makan siang di rumah makan khas Aceh di LemPereuneut, ada ayam yang digoreng bersama dedaunan, dan ikan kue di bakar berbumbu, semua makanan enak dan nilainya 6 mendekati 7.

Masuk penginapan di Mess Pekerjaan Umum, dekat dari kantor cukup jalan kaki, satu kamar terisi 3 tempat tidur, dan yang tidur ya saya sendirian.

Shalat Maghrib di Masjid Raya Banda Aceh, diantar dengan supirnya pak Nur, lantas langsung pulang.


Sebelum masuk tidur sempat membeli roti seharga Rp 6000,- dua roti isi.

Hari ke tiga Convention Hall

Jumat, 13 Juli 2007.

Berangkat sendirian ke Jakarta Convensi Center, setelah parkir di deretan motor didepan pos polisi langsung keruangan Merak 1 untuk mengikuti lokakarya.

Hari ketiga : Lokakarya pertama “ Produk Budaya Arsitektur Tradisional “


1. Pembicara pertama, Prof DR Gunawan Cahyono, Menggali Kekayaan Arsitektur Tradisional di Indonesia.

Ditekankan pada aspek konsep tradisional adalah menyatukan antara karya seni, fungsi, dan bentuk. Dengan diketahuinya konsepsinya makan diharpakan perkembangan arsitektur Indonesia bisa mengarah kepada rencana aksi atau cetak biru bagaimana arsitektur sebagai salah satu budaya Indoensia bisa meningkatkan penghasilan, konsep tambahan adalah arsitektur tradisional selalu menghitung dengan alam dimana benda arsitektur itu diletakan.

Perkembangan terakhir adalah : a) akibat gempa bumi di Jogja, telah trjadi banyak perpindahan tangan rumah joglo ke kolektor- kolektor barang sni untuk dijual, rumah joglo sudah bergerak ke luar negeri dibeli dan dibangun disana sebagai barang seni, Bale Gde di Bali sudah dibangun di California, Amerika serikat, sekarang banyak usahawan Jerman yang sedang menggali rumah Nias untuk dibangun di Jerman, dimana Jerman terkenal dengan kemampuannya untuk melestarikan kekayaan Arsitektur dunia.

Secara konsepsional tradisi itu ada yang menciptakan, Tradisional itu awalnya juga modern, hanya kerena waktu yang berjalan akhirnya menjadi tradisional, timbul pertanyaan, apa yang membangkitkan nilai tradisi, apa inspirator tradisi, tradisi buka barang yang harus dijaga keutuhannya sebab tradisi juga mempunyai sisi dinamis yang mampu mengikuti perkembangan teknologi, dan siapa penjaga tradisi.

Contoh Candi, ketradisionalan Candi sudah selesai, sekarang tinggal warisannya, sejarah hanya mencatat jikalau pada abad tertentu ada candi yang begini dan begitu, shingga karya Artsitektur sangat erat ebrnafas dengan kekinian, dengan fleksibilatasannya, dengan efisiensinya, dengan bentuknya, dengan kesederhanaannya.

Sehinga bisa disimpulkan jikalau Arsitektur itu adalah pola pikir dalam menyiasati fenomena alam, arsitektur tidak bisa berakhir selama orang masih berfikir.
Hanya saja dalam perjalanannya sekarang jikalau arsitektur sebagai bentuk budaya masal yang mengandalkan craftsmanship akan menghasilkan produk yang mahal harganya dan tidak bisa missal, sedangkan yang bersifat missal dan murah terpaksa harus melalui produk pabrikan.


2. Pembicara kedua,Ridwan Kamil, Strategi Bisnis Arsitektur Indonesia Dalam Menghadapi Pasar Bebas Globalisasi Dunia.

Arsitektur bisa digolongkan sebagai creative economic yang juga bisa diartikan sebagai ekonomi yang lahir dari kreatif manusia ( human capital ) .
Kita tidak bisa menolak bahwa produk internasional dengan leluasa membanjiri wilayah wilayah kita, tidak terlalu sukar untuk mencari kaleng koka kola diantara tumpukan sampah yang berserak.
Moderrnisasi seperti air bah yang melanda semua, kita harus ikut arus, tetapi sebaiknya sambil ikut arus kita mempunyai arah tujuan kemana arus hendak membawa,
Kemampuan arsitek juga harus mempunyai kemampuan menjual ide, jangan sampai permasalahn yang melintas pesat, kita tidak mampu berbuat apa.


Lokakarya ke dua : “Dialog dengan para duta besar “

Pengantar Moderator Sumadi Brotodiningrat, dialog 8 duta besar sebentar ini kan membuka wawasan kita bersama, kira- kira di posisi mana Indonesia kini berada, masalah hubungan perdagangan antar dua negara telah terjalin sejak jaman dahulu, bukan hal yang baru, tetapi diperlukan aktualisasi kekinian dengan warna kecerdasan kreatif bangsa berbasiskan kultural.


Dialog 1. Duta Besar Indonesia, Turky, Bapak Alwan Bahrin

Turki terletak diujung Eropa dan ujung Asia, Turky sangat strategis kedudukannya, kerena ia ditengah- tengah, disekeliling Turky terdapat negara Syria, Iraq, Lebanon, Georgia, Ermenia, Bulgaria, Yunani. Sehingga apa yang dipasakan di Turky akan terserap di negara- negara sekitarnya. Pada kesempatan tersebut Duta Besar Indonesia untuk Negara Turki menyatakan lintas sektoral ekoomi kreatif perlunya bangsa Indonesia mempehatikan :
a. Peluang dan tantangan produk budaya Indonesia di pasar dunia.
b. Modal yang lebih dominan dalam memperkenalkan hasil produk budaya Indonesia di pasaran Turki.
c. Indonesia mempunyai idologi yang sama yaitu Islam dengan pemeluk agama Islam mencapai 99,9 %.
d. Kepariwisataan Turky sudah tumbuh tanpa ikut campurnya pihak pemerintah.
e. Ekonomi Turky bergerak secara progesive, mengikuti pasar Eropa, tetapi budaya Asia, dan sekarang sedang dibangun Industri pertahanan Strategis sebanyak 12 jenis usaha persenjataan.
f. Posisi perdagangan dengan Indonesia, surplus ada dipihak Indonesia, sampai mereka menghimbau agar negara Indonesia mau menggunakan produk Turki.
g. Saingan Indonesia di pasar Turki adalah Malaysia.




Dialog 2. Duta Besar Indonesia, Beijing, Bapak Sudrajat

Warga negara Indonesia yang keturunan Cina bejumlah 12 juta jiwa, dan sudah mengenal produk budaya Indonesia sejak Cina masuk di wilayah Indonesia.
Banyak warga Cina yang mengunjungi tempat pariwisata yang ada di Indonesia, serta banyaknya orang-orang Cina yang memakai pakaian batik, kurang berkembangnya produk kebudayaan Indonesia di negara Cina diakibatkan pada masa lalu cina temasuk negara Komunis, sehingga lambatnya pekembangan produk budaya masing-masing.
Dinegara China sendiri, produk budaya Thailand hampir mirip dengan Produk Budaya Indonesia.
Dalam opini masyarakat China berpenghasilan diatas 2000 $ US sebanyak 200 juta orang yang banyak menghabiskan uangnya untuk rekreasi diluar negeri, Negara tujuan Indonesia sangat kurang diminati, sebab : 1) Sifat orang China sangat sensitif, belum lagi sering terjadi touristme asal China mendapat pemeriksaan super ketat di bandara Cengkareng Jakarta, sampai 2 jam per orangnya, dan sering tujuan untuk mempersukar masuknya ke Indonesia disebabkan keinginan untuk mendapatkan sogokan Rp 2 juta per kepala, setelah itu semua permasalahan terbuka., 2) di Negara Indoensia masih terselimuti mental perang dingin peristiwa 1965, 3) Penerjemah bahasa sangat kurang di Indonesia.
Permasalahan umu yang ada di bangsa Indonesia adalah kurangnya me enginer market, belum pernah ada barang budaya Indonesia sampai masuk ke New York disebabkan kegigihan anak bangsa memasarkan dan memamerkan karyanya, yang paling sering adalah salah satu bangsa yang tertatarik kepada budaya Indonesia kemudian menyumbangkan ke budaya di Dunia di New York, saat itulah negara Indonesia mulai dikenal.



Dialog 3. Duta besar Indonesia , Australia, bapak Hamzah Tayeb.

Indonesia betetangga dengan Negara Australia, Australia sudah tergolong maju dan pendapatan perkapita 9.000 $ US, budaya Australia yang utama mirip Indonesia yaitu batik. Dan jumlah penduduk Australian 20 juta jiwa, makanan Indonesia bisa diterima di Australia, peluangnya adalah :
a. Adanya dukungan LSM mempromosikan Produk budaya Indonesia.
b. Memperkenalkan pakaian terutama batik Indonesia di Australia.
c. Makanan Indonesia digemari di Australia.
d. Banyaknya orang Australian belajar bahasa Indonesia.
e. Kelangsungan produk harus dijaga.
f. Makanan Indonesia sangat dikenal di Australia, tetapi sangat sedikit restoran makanan Indonesia disana dibandingkan Thailand, Vietnam.




Dialog 4. Duta Besar Indonesia, Amerika Serikat, Bapak Suyadiman Parinohadiningrat.

Pertanyaan yang sering dilontarkan pada masyarakat Amerika terhadap ketertarikannya pada produk budaya Indonesia adalah, berapa harganya, dan berapa mahalnya untuk kesana, serta jarak pencapaiannya, sebab hanya untuk mendapatkan matahari terbenam dengan debur ombaknya yang sangat mempersona, mereka cukup mendapatkannya di Hawai, kesimpulannya :
a. Pameran dagang tetap di South Corrolina setiap tahunnya sangat jarang dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia.
b. Produser barang kerajinan dan kekhasan Indonesia harus menjalin kerjasama dengan mitra dagang di negara Paman Sam.
c. Akibat penyebaran televisi CNN yang sangat detil, apa yang terjadi di Indonesia langsung di siarkan di US, peristiwa yang sangat memukul peradaban adalah peristiwa Sampit tahun 2001, dimana ditayangkan orang Dayak yang menenteng kepala orang Madura, bagi masyarakat US, hal ini sangat merusak imaginasi mereka tentang Indonesia.
d. Perkembangan terakhir adalah peristiwa Stunami Aceh, belum pernah kedutaan besar RI di Amerika didatangi mantan presiden US tiga orang berturut-turut hanya untuk mengetahui dimana itu Aceh, dan apakah Aceh dan dimana Indonesia dan dimana Bali.
e. Posisi sekarang peluang pasar melempar produk budaya di US sangat terbuka, kerena semakin intensivenya pemberitaan suara amerika seksi Indonesia.
f. Hal yang paling krusial belakangan ini adalah tidak dipercayanya penerbangan Garuda Indonesia sebagai penerbangan yang aman untuk tingkat dunia.
g. Disektor Gastronomi, usaha restoran Indonesia hanya ada 46 kedai sedangkan restoran Thailand sebanyak 3070.
h. Masalah Trading House yang ada di negara-negara sahabat, sejak pamer perdagangan itu dibuka sepuluh tahun yang lalu sampai sekarang barang itu tidak pernah diganti-ganti.



Dialog 5. Duta Besar Indonesia, Budaspest, Bapak Mangasi Sihombing.

Budaspest, Honggaria, mewakili 11 negara di Eropa Timur, dengan jumlah penduduk 325 juta jiwa terdiri dari 17 negara, sangat sekali membutuhkan barang- barang budaya Indonesia terutama mebeler Jeparanya.
a. Negara ini mempunyai karakter lebih baik meimport barang dari pada me eksport.
b. Jaringan infrastruktur dari pelabuhan ke pelabuhan sangat lancar.
c. Masyarakat Ekonomi Eropa sangat mendukung negara-negara Eropa Timur.
d. Pasar di Eropa Timur bisa dijadikan entry point untuk memasuki Eropa Barat.
e. Produk Indonesia yang menonjol adalah : Keramik, Mebeler/ Furniture, Ikan dan Udang, Herb.
f. Telah muncul pesaing- pesaing dari China dan Vietnam serta Malaysia yang menggunakan ilegal loging untuk menguasai pasar furniture.
g. Jarak kirim barang dari Indonesia ke Budaspest sangat lama.
h. Melihat pola pemasaran orang Vietnam yang tinggal di Honggaria, orang Vietnam sangat banyak di Hoanggaria dan ikut memasarkan barang- barang China, sehingga China lebih banyak mendapat keuntungan dari situasi ini.
i. Merubah perspektip pandangan bangsa Indonesia untuk melihat ideologi kedepan adalah ideologi keuntungan, semua berbicara siapa yang diuntungkan.
j. Orang Honggaria sangat pesolek, sehingga produk herbal Indonesia yang sangat jauh dari kimia sangat digemari.
k. Produser Indonesia kurang bermain di Wb Site perdagangan.



Dialog 6. Duta Besar Indonesia, Spanyol/ Madrid, Bapak Slamet Mustofa.

Karakteristik masyarakat Spanyol adalah kehidupan masa lalunya yang dikemas dalam paket- paket pariwisata dan sangat gampang dipasarkan, sebab pariwisata di Spayol sudah bukan barang baru lagi, pemerintahannya sudah tidak melakukan apa- apa pariwisatanya setahunnya menghasilkan devisa negara 12 % dari anggara belanja Negara.
Pemerintah Spanyol telah melakukan banyak penyederhanaan ke pariwisataan, sehingga ada 56,5 juta orang yang menginap lebih dari satu malam dan ada 37, 5 orang yang tidak menginap.
Peluang apa yang didapat dari Spayol oleh Indonesia:
a. Peluang pasar yang sangat kuat, apa yang dijual dipasar Spayol laku terbeli.
b. Pedagang Spanyol suka melakukan hubungan dagang langsung dengan negara asal seperti Indonesia, tetapi di Indonesia sangat sedikit didukung oleh peterjemah bahasa Spanyol.
c. Penerbangan langsung antara Madrid dengan Jakarta tidak ada, hal ini menjadikan pasar Spanyol mahal.
d. Perlu diketahui masyarakat Spanyol sangat sedikit yang bisa berbahasa Inggris.


Dialog 7. Duta Besar Indonesia, Mexico City, Bapak Andung Nitimiharja.

Masyarakat Mexico berbahasa Spanyol, daya beli masyarakt Mexico sudah diatas 2500 $ US, jumlah penduduk Amerika Latin sebanyak ½ Milyard, inilah potensi pasar yang belum disentuh oleh Indonesia, ada yang menghambat dari pola Indonesia, adalah kurang kesungguhannya dalam menggarap pasar Amerika Latin. Suatu contoh kecil bagaimana meningkatkan pasar dalam negeri masyarakat Mexico adalah, setiap jiket hujan nya di hiasi bendera Mexico yang tersulam rapi dan banyak warna dan benang yang dibutuhkan, bandingkan lambang bendera Indonesia yang sederhana warnanya tetapi tidak ada jas hujan yang melambangkan bendera itu, hal ini menyiratkan berapa orang yang bekerja untuk urusan kecil ini.


Dialog 8. Duta Besar Indonesia, Afrika Selatan, Bapak Sugeng Raharjo.

Orang kulit hitam mulai bangkit ekonominya, tahun 2010 Afrika Selatan akanmenjadi negara penyelenggara Football Soccer, apakah Indonesia bisa memanfaatkan hal ini, souvenir yang diharapkan jangan dari plastik, sebab China sudah menguasai, tetapi dari kayu ukiran khasan Afrika.
Para Importin Afrika Selatan memandang Produk Budaya Indonesia adalah; a) cost nya sangat tinggi bila dibandingkan barang yang sama tetapi dari Malaysia dan Thailand, b) Orang Indonesia sangat jarang menjawab E-Mail baik hubungan dagang maupun hubungan lainnya, hal ini lebih banyak disebabkan kendala bahasa. c) Kargo super besar sangat dibutuhkan untuk hubungan Jakarta Afrika Selatan untuk mengurangi biaya tinggi, d) hanya saja Pelabuhan di Indonesia yang tidak ada.

Ternyata sekitar jam 16.20 Yasin , Fifi dan ibunya datang menyusul, pulang setelah mengerjakan shalat maghrib dilantai basement, sempat jalan- jalan sedikit.

Makan malam kerena anak- anak sudah lapar di kedai Padang dibelakang kantor Men Perumahan Rakyat, nasi padang dengan lauk pergedel kentang pesan empat nasi seharga Rp 19 000,- sebab yang makan, saya, Yasin, Fifi dan Ibunya.

Masuk rumah jam 22.00.

Hari kedua di Convention Hall

Kamis, 12 Juli 2007.

Hari kedua di Jakarta Convension Center Jakarta, berangkat niatnya ke kantor terlebih dahulu untuk mengambil tustel/kamera, tetapi baru berjalan beberapa menit, rasa kantuk datang menyerang, padahal Yasin Fifi dan Istri ikut, sehingga harus aman benar, harus berbaring terlebih dahulu konsepnya, sehingga sesampainya di masjid kuning Cibubur, masuk halaman masjid dan mulai parkir dan melepas semua pakaian pelindung jiket dan anak- anak sudah turun, langsung saya baring.

Setelah baring beberapa saat kemudian ke peturasan untuk membuang air seni, kemudian bersiap berangkat lagi, sampai anak- anak bertanya sudah sehat lagi pak, sudah jawabku menggembirakan.

Berkendaraan lancar hingga ke kantor dan langsung saya naik kelantai tiga, sementara motor saya parkir diluar, sedangkan istri dan Fifi duduk dibawah dengan Satpam. Ternyata Yasin ikut menyusul keatas, disana saya sempat membuat air teh panas manis dan dimasukan ke plastik untuk diminum dijalan.

Berangkat ke Jakarta Convension Center melalui jalan Kebayoran lama, kemudian mengikuti jalan Slipi dan Palmerah disamping jalan kereta api, kemudian melakukan belok kanan menuju hotel mulia dan dari sana belok kiri menuju Convension, tetapi disini tidak ada jalan putar, sehingga harus putar didepan Rumah Sakit AL Mintoharjo.

Kemudian sudah berada dijalan balik dan diujung jembatan penyebrangan berhenti untuk balik sebab sudah kelewatan 100 meter, kerena ini motor saya berjalan perlahan di sisi kanan, dan masuk, kemudian cari parkir, ternyata harus putar.

Memasuki Convention Center diawali dngan membuat Tanda Pengenal Identitas yang digantung dileher, yang membuat saya dengan istri dan kemudian masuk.

Mencari ruangan agak lama, setelah dapat informasi kalau ruang pertemuan dibawah, kemudian saya turun, kemudian melakukan pendaftaran dan memasuki ruangan, didalam menyadari jikalau ada ruangan disamping yang melakukan hal yang sama tapi dengan topik yang beda yaitu topiknya masalah kuliner, dimana sebaiknya istri saya yang ikut, kemudian istri saya memisahkan diri untuk menuju ke ruang samping.

Acara pagi ini diisi dengan acara pembahasan Permainan Anak-anak Tradisional sebagai bentuk warisan budaya.

Pembahasan permainan anak- anak hampir kehilangan makna sebab lebih banyak membicarakan bentuk ke ilmiahan dari setiap permainan anak- anak, yang jadi kajian saya adalah permainan itu agak terpisah dengan anak- anak sebab terpisahkan oleh mahalnya harga permainan, sebab permainan sudah di rupiahkan.

1. Pembicara pertama, Prof DR Edi Sedyawati,

Membahas Mainan dan permainan tradisional mengarah ke pengembangannya, lebih banyak pada membahas pendifinisian setiap atem permainan, asal usul dan luasnya wilayah pengaruhnya, keterkaitannya dengan pelestarian alam yang menyediakan sarana permaianan, dalam hal ini Prof Dr Edi Sedyawati mencontohkan permainan susur suruh, yang hingga pengamatannya hari ini sudah tidak memndapat perhatian lagi dari anak- anak Indonesia, disebabkan sawo kecik sebagai penyedia sarananya ( dalam hal ini bijinya ) sudah banyak ditebangi, dan tidak secara gampang didapat, untuk digunakan sebagai sarana permainan oleh anak- anak.

Tataruang perkotaan tidak lagi memprinsipkan harus ada lahan terbuka untuk menampung permainan anak- anak yang paling sederhana berupa gobak sodor, sebab lahan kosong sekarang lebih cenderung digunakan untuk kegiatan ekonomi.

2. Pembicara kedua, Zaini Alif, Peneliti Permainan anakn tradisional.

Membahas permainan tradisional yang ada di wilayah Jawa Barat hingga sebanyak 367 macam ragamnya, dari permainan tiup, ketrampilan, menyerang musuh- musuhan, berlari, melompat, berfikir, menghitung, menghafal bentuk, sembunyi-sembunyian, menunjuk, menolak, menggapai.

Negara asing seperti Amerika Serikat sering datang ke Indonesia untuk meneliti permainan anak Indonesia dan dikemas ulang untuk dijadikan permaianan anak- anak di Amerika, dengan memotivasi nalar dan gerak.


Pembahasan kedua menampilkan Iwan Tirta Design Sutera Batik,

1. Pembicara pertama, Iwan Tirta, Designer Sutera.

Mengedepankan tingkat kekejaman pengambilan hak cipta kain dan sutera yang sekarang sangat terasa, jikalau dahulu dikenal adanya perang dunia ke Dua, sekarang ini secara tidak langsung telah memasuki perang dunia total.

Negara lain dengan beraninya menyatakan produk sutera adalah miliknya, tetapi sekarang banyak anak- bangsa yang membuat kreativitas di bidang persuteraan yang meliputi karya- karya seni tinggi, contohnya salah seorang pengrajin sutera yang bermukim di Bali, ia sekarang sudah berani menanamkan modal untuk menanam murbei sebagai makanan ulat sutera, ternyata produk sutera itu sangat tergantung pada apa yang dimakan oleh ulat suteranya.



2. Pembicara kedua, Ghea Pangabean, Designer fasyen.

Mencoba bersikap kompromi dengan karya- karya kain songket dan tenun ikat tradisional asli bangsa Indonesia, sekarangh yang sedang dihadapi adalah permintaan yang mendadak banyak hingga jumlahnya jutaan pies, perlu dipikirkan bahan baku pengadaan rayon, dan cara untuk mewarna, apakah harus jatuh pada printing, mengingat kemampuannya untuk berproduk missal.


3. Pembicara ke tiga, Harry Darsono, Dr. Phd.
Membahas karya seni tinggi Houte Couter dimana ia harus menghadapi designer dunia dan cara kerja mereka yang suka memandang rendah budaya bangsa, design banyak dibeli oleh Negara asing dalam hal ini Sanghai, Itali tetapi nama jualannya adalah nama mereka, Harry Darsono di berikan disudut tersembunyi dari setiap karya houte couter yang dirancangnya, sehingga perna ia me sayembarakan, siapa konsumen yang bisa mengumpulkan 4 tanda tangannya di produk houte couter yang ia beli ia mendapat hadiah, ini hanya menandakan bahwa produk rancangan pakaiannya telah tersebar banyak di dunia tetapi dengan nama dagang orang lain.

Komentar saya mereka ini terlalu baik dan bersih untuk melihat permasalahan ekonomi perdagangan di Indonesia, sebab mereka bangkit dari kesendiriannya untuk meraih sukses seperti sekarang ini, hanya saja pemerintah selalu terlambat dalam mengantisipasi permaslahan global yang akan muncul setiap saat.

Makan siang di Covension Center, dengan hidangan lengkap. Standar hotel bintang lima. Fifi sangat rewel makannya, ia hanya menyantap kue sedikit dan daging iris sedikit kemudian minum.

Terlihat istri kemudian menyusul sebab tadi ruangannya terpisah sehingga untuk menuju ruangan ini juga terpisah.

Saat istri akan mengambil hidangan ikan salmon, ternyata hidangan itu sudah habis.

Kemudian shalat Dhluhur.

Lokakarya ketiga “ Produk Budaya Kriya “

1. Ahadiat Joedawinata.

Kemampuan designer kriya di Indonesia terbentuk untuk memenuhi tuntutan fungsi kegiatan keseharian masyarakat, konsep dasar pembentukan produk kriya di Indonesia adalah paduan unsure alam, dan bahan baku yang ada.
Produk kriya masih bisa dikembangkan dengan mempertimbangkan : a) keunikan budaya disetiap daerah, b) penerapan regulasi yang sama disetiap daerah terhadap issue pelestarian lingkungan, issue pengguna produk ancaman terhadap penggunaan, contohnya kimia pewarnaan, issue keselamatan terhadap pengguna, seperti ketajaman pada sisi tajam rotan tidak diijinkan terlalu tajam, atau produk kriya yang bisa disalah gunakan, c) orintasi pasar pada wilayah pennguna produk kriya Indonesia, contohnya jikalau produk kriya akan di pasarkan ke Amerika berkaitan dengan acara khusus, maka designya harus disesuaikan dengan life style mereka, d) pola transportasi, pengiriman barang yang masih terkendala pada lamanya perjalanan antara Indonesia dengan Eropa, Amerika dan Afrika. e) Teknologi yang diterapkan sebaiknya di tingkatkan, f) R & D.

2. Biranul Anas

Produk kriya di Indonesia mengikuti jamannya, ada yang masih bertahan dan ada pula yang telah menghilang, kerena pengguna setia dan produsennya telah tidak berproduk lagi.
Kini produk kriya tradisional bangsa mendapat perhatian dari sesame Negara untuk dijadikan konsumsi keseharian mereka, seperti produk kriya Jepara dengan mebelernya, perkembangan terakhir produk kriya sudah diklaim antar bangsa.


Untuk kegiatan Kriya ini komentar saya adalah bangga dengan telah dibentuknya perguruan tinggi yang membidangi seni Kriya sehingga penelitian designya juga akan bermuara kepada budaya apa yang akan dikemas untuk mewujudkan karya seni Kriya.
Pulang sekitar jam 17.00 dan masuk rumah sekitar jam 20.00

Seminar dengan Presiden SBY

Rabu, 11 Juli 2007.

Pagi- pagi sudah membuat jus sayur dengan harapan berefek positip terhadap kehidupan, semuanya minum, saya, fifi, yasin dan istri, sakit istri masih terasa, tiba- tiba Hp memberitahukan jikalau ada SMS dari pak Abdullah, dan pak Abdullah memberitahukan jikalau akan ke Jakarta Convention Center bersama istri, melihat ini saya mengajak Istri dan Fifi dan Yasin untuk ikut serta.

Berangkat berempat dengan motor menuju tempat Pembukaan Pekan Produk Budaya Indonesia 2007 dengan tema Bunga Rampai Produk Budaya Indonesia untuk Dunia.

Jam 09.30 sudah sampai di Kompleks senayan, dan langsung memasuki area parkir Senayan setelah membayar Rp 1000,- setelah parkir di sisi kanan depan gedung satu lingkungan dengan bangunan kepolisian pengamanan JCC kemudian berjalan beriringan menuju ke gedung, sudah terasa sibuknya dengan banyaknya mobil- mobil bagus diparkir memenuhi lapangan, sewaktu saya berjalan teraasa ada tenaga yang mendorong dari belakang, saya menggendong Fifi, disini Fifi sejak dari rumah tidak mau lepas dengan bando rambutnya nya membesar bertipe kupu- kupu warna merah, bando itu sangat besarlah sehingga sebesar separuh wajahnya, awalnya saya menolak jangan menggunakan itu, tetapi mengerti jikalau ini pertemuan budaya, pasti adalah yang sifatnya ekstrim itu muncul, sebab itu termasuk kata hati.

Sewaktu berbaris memasuki pintu masuk semua bawaan diperiksa, istri juga terlihat tertib memberikan tas nya untuk diperiksa, dan akhirnya memasuki udara ber AC yang kuat dan mencari ruang pertemuan, akhirnya menjumpai ruangan Cendrawasih dan disana sudah terlihat bangku- bangku kosong yang siap menunggu pengunjung, saya sadar bahwa saya yang membawa istri dan dua anak ini tidak membawa undangan, sewaktu saya masuk dan diterima dengan pengatur tempat duduk, ditanya mana undangan saya bilang undangan tidak diberikan, sebab yang diundang adalah pimpinan, saya hanya mewakili mereka atas ketidak hadirannya. Akhirnya saya diperkenan kan mengambil duduk empat tempat duduk teruntuk istri saya Fifi dan Yasin, di deretan nomer tiga dari depan di sayap kanan di blok belakang.

Tempat duduk yang akan diduki ternyata juga telah dilengkapi dengan boks makanan yang ternyata isinya roti isi ayam, kue manis dan kue bolu pisang dengan air putih dalam gelas plastik.

Saya berharap dengan adanya ini anak- anak senang ternyata tidak, Yasin sudah menunjukan muka tidak senangnya sebab ia tafsirkan kegiatan ini ada didalam hotel sehingga ia bisa baring melihat TV, sedangkan Fifi gelisah kerena udara dingin membuata ia mengantuk kelelahan.

Saya mencoba menghubungi pak Abdullah ternyata pak Abdullah masih tertahan diluar.

Jam 10.05 bapak Presiden Republik Indonesia Sosilo Bambang Yudhoyono memasuki Ruangan, anak- anak saya kendalikan sebab ia sudah mulai gelisah untuk disuruh duduk tenang.

Acara dimulai dengan tarian selamat datang dari Palembang Sumatera Selatan dengan peragaan tarian

1. Acara Pembukaan, dibuka oleh Bapak Presiden RI, Jam 10.00 diiringi tarian pembukaan Gending Sriwijaya, dalam pidato pengarahannya Presiden
Menekankan :

a) Pertemuan ini dikonsepkan dari pertemuan Kadin satu bulan yang lalu,
b) Kegiatan dibagi tiga kelompok, kelompok Konvensi yang terdiri dari Seminar, Lokakarya dan Dialog, kelompok Pameran mengkonsepkan perjalanan budaya Indonesia sejak dahulu hingga kini, pameran produk daerah unggulan dan kelompok pagelaran terdiri dari peragaan seni tari, peragaan budaya, peragaan seni kria, peragaan dan latihan, peragaan permainan rakyat.

2. Harapan Presiden adalah :
a) Dunia semakin tua ditandai dengan berkurangnya sumber daya air, sumber- sumber bahan pangan, pemanasan global, tumbuh rasa kebersamaan dalam menghadapi permasalahan yang sama.
b) Melestarikan ekosistim alam lingkungan,
c) Belanja dunia dalam kecerdasan intelektual berwawasan lingkungan semakin bertambah, perbandingan sekarang adalah belanja Negara RI sekitar 80 Milyard $US, sedangkan belanja produksi intelektual senilai 400 Milyard $ US, dan diperkirakan dasa warsa mendatang akan naik menjadi 6.1 T $ US.

3. Ekonomi kreatif berbasiskan budaya terdiri dari karya Arsitektural, Advertenting Pola Design, Film, Fasyen, Penerapan riset design, games digital, TV/radio, dan karya intelektual lainnya.

4. Konsep design Budaya Indonesia masa depan adalah, adanya gagasan, adanya art, adanya inovasi, adanya fun ( kegembiraan ), adanya kekayaan intelektual.

5. Pesan Presiden:

6. a) Kembangkan ekonomi creative dipadu dengan art dan teknologi,

b) Kembangkan keunggulan ekonomi berbasiskan budaya bangsa,
c) Kembangkan ekonomi heritage area dengan konsep modern menyongsong pertumbuhan yang semakin cepat, kebutuhan semakin banyak, keterbatasan sumber daya alam semakin nyata.

Setelah selesai acara dalam ruangan kemudian presiden dengan rombongan menuju ruang pamer dan peragaan, kemudian saya dengan anak-anak juga dengan pak Abdulah yang juga bersama istrinya beriring keluar ruangan, terlihat pak Abdulah mengenakan pakaian putih dengan dasi sedangkan dasi saya masih dalam lipatan map dalam tas.

Setelah melewati banyak orang untuk bisa keluar ruangan, ternyata diruangan pamer berjumpa dengan banyak bentuk pameran budaya yang dikirim dari banyak penjuru tanah air.

Disini Fifi sangat gelisah belum lagi sering diganggu dengan Yasin, Yasin merasa tidak enak aja, sebab menurutnya dia ada didalam hotel, sebab dia ingin baring tidur.

Setelah penat melihat kekiri dan kekanan, dan turun kelantai bawah melihat pameran makanan tradisional, disini dijumpai unit pameran dari banyak propinsi, hanya propinsi Gorontalo yang mau memberikan makanan yang dipamerkan untuk dicicip, sehingga sewaktu saya menerima makanan itu, ternyata makanan jagung yang diolah dengan ikan tongkol dan terasa agak asem manis.

Acara Seminar Pembangunan Ekonomi Gelombang IV berbasiskan Budaya.

Seminar di moderator oleh Menteri Perindustrian DR Marie Elka Pangestu, menekankan untuk menjawab tantangan bapak Presiden yaitu menyongsong gelombang ke IV, dimana kekuatannya adalah terletak pada ekonomi yang berbasiskan kretaifitas manusianya, kerena ini di Indonesia tetapi jangan sampai melupakan budaya bangsa.
Sehingga pemikiran sekarang adalah bagaimana memelihara dan mengembangkan Budaya sambil melangkah ke pertubuhan ekonomi baru, padahal potensi ekonomi yang dibalut dengan pelestarian lingkungan akanmenjadi acuan penerimaan negara penerima, Perlu disadari jikalau Budaya
ini sangat menyerap banyak tenaga kerja didalamnya, tanpa pemerintah ikut campur tangan, tantangan bagi kita adalah bagaimana memberi nilai tambah untuk dapat diterima pasar dunia, dan diterima stile masyarakat sekarang, hal ini perlu dibarengi dengan pemeliharaan situs- situs budaya, agar jangan sampai akar budaya itu tercabut dari akarnya.

Agus Sarjono, Bagaimana Melindungi Kekayaan Warisan Budaya Sebagai Kekayaan Intelektual Bangsa.

Apa Yang patut dikembangkan di Indonesia untuk kasus kekayaan intelektual, kesadaran bahwa Indonesia akan kalah bersaing di pasar dunia jika mengandalkan produk berteknologi tinggi adalah sangat tepat, konteksnya bukan kerena Indonesia adalah bangsa yang minder dalam bidang teknologi tetapi lebih disebabkan kerena Indonesia harus lebih fokus dalam menmgembangkan produk unggulan nya berupa produk berbasis tradisional knowledge and arts, dan produk yang bersumber pada keanekaragaman hayati, produk semacam ini jelas memiliki keunggulan kompetetif dibandingkan dengan produk negara lain, kerena memiliki karakter yang jelas dan tidak dimiliki negara lain.

Acara pulang dilakukan jam 17.00, dalam perjalanan pulang ini ada perasan tidak enak di jantung sebab habis minum kopi dalam sesi istitarahat tadi sore, dan perasaan ini hilang setelah sampai di Cibubur.

Masuk rumah jam 19.00.

doa kesembuhan buat istri

Selasa, 10 Juli 2007.

Pagi setelah shubuh ke pasar lagi sebab ternyata belum ada lobak dan jahe di rumah, untuk campuran anti infeksi, ke pasar kali ini Fifi juga ikut, sebeblum berangkat pagi yang masih gelap itu, Fifi minta minum susu coklat, biar kuat menahan dingin katanya, Yasin masih tidur, kali ini suasana pasar sangat ramai, sebab lalu lintas kendaraan yang besar-besar ikut lewat, sehingga ke pasar sambil menggendong Fifi yang takut nyebrang jalan.
Yang dibeli Buncis 1 Kg Rp 3 000,- Lobak 1 Kg Rp 2 000,- Jahe ¼ Kg Rp 1000,- Labu siam 1 Kg Rp 2 000,- sayur asem 5 ikat Rp 3 000,-

Sesampainya dirumah langsung mengolah jus sayur dengan tema anti radang dan infeksi, oleh kerena itu sampai pagi- pagi cari jahe dan lobak, campurannya semua terdiri dari : Buncis, wortel, jahe sepotong, lobak sepotong ¼ dari satu buah, tauge, terong ungu, tomat 5 biji, diblender lantas diminumkan ke saya sendiri 1 gelas, istri, Fifi dan Yasin.

Yang hebat selalu hasilnya, berfikirnya menjadi positip, melihat permasalahan selalu menjadi ringan.

Sempat masak nasi barangkali nasi kehabisan sudah ada cadangan sebab nanti kalau saya kekantor pulangnya baru besok.

Akan nglembur di kantor ternyata terbayang penderitaan istri dirumah dan kesulitannya, sebab tangan kanannya masih sakit, ngak jadi nglembur, rencananya nanti jam 20.30 mau pulang.

Sehabis Mahgrib pak Budi mengijinkan untuk saya dan pak Abdullah untuk mengikuti acara gelar budaya yang diselenggarakan besok tanggal 11 Juli selama 3 hari.

cuci baju

Senen, 9 Juli 2007.

Tidak ke kantor sebab istri yang minta, tangan istri masih sakit, dari masak nasi sampai cucian baju saya kerjain

Tomat 2 kg

Minggu, 8 Juli 2007.


Tomat 2 kg Rp 5000,- wortel 1 kg Rp 3000,- tauge 2 Kg 6 000,- labu siam 1 Kg Rp 2000,- terong ungu 1 kg Rp 2000,- ikan lele Rp 10 000/kg, ikan kerapu RP 12 000,kg, bumbu ikan goreng Rp 1 000,- gorengan makanan kecil Rp 3 000,- rumput laut 1/2kg Rp 2500 ,- Bengkuang 2 Kg Rp 5000,- Hati ayam 5 pies Rp 5 000,-

Ternyata bengkuang yang saya beli 2 kg itu ternyata bukan bengkuang tetapi ubi rambat warna putih yang warnanya sama seperti Bangkuang.

Akhirnya ubi itu dimakan langsung dengan istri kerena enaknya.

Kain Panjang Dharma Wanita Hilang

Sabtu, 7 Juli 2007.

Saat masjid mulai mengumandangkan persiapan shalat shubuh, bangun untuk mengejar shalat tahajud, sebab masalah hidup sangat sulit, tangan istri masih sakit, jus sayur masih harus diminum.

Setelah shalat shubuh langsung membuat jus sayur, sebab akan kekantor pagi ini, Fifi juga mau minum, termasuk istri dan saya.

Berangkat kekantor jam 07.00 dijalanan kain yang digunakan untuk landasan tidurnya Fifi, sebab Fifi ikut ke kantor, hilang, jatuh entah dimana.

Kain panjang itu adalah kain panjang dharma wanita dibeli sewaktu di ambon tahun 1987.

Sesampainya dikantor jam 09.00, langsung Fifi minta dimasakin nasi.
Perjalanan pulang dari kantor bersama Fifi siang itu sekitar jam 14.00 di wilayah pasar Rabo, sesuadh pabrik kue Kong Guan, diserang hujan lebat, memang ada rasa gembira, sewaktu turun dari kantor sekitar jam 12.40 siang itu, sebab langit mendung, tetapi setelah melintas satu jam seperti sekarang ini, hujan turun menderas, Fifi dibungkus dengan plastic, ia protes sebab bau, akibat air hujan yang terjebak dalam gulungan plastic membuat plastik hujan agak bau, tetapi ia mau saja memakai.

Bakso - bakso

Jumat, 6 Juli 2007.

Hari berangkat agak kesiangan sebab memasak bakso, memasak nasi sebelum ditinggalkan kekantor, sebab istri sedang sakit tangan kanannya, untuk mempersingkat waktu saya memasak bakso yang sudah dibeli di Carefure dan daging sebagai pembangkit kaldunya juga sudah ada, daripada rusak kerena terlalu lama tidak diolah, sebaiknya dibuat bakso.

Masak nasi juga tetapi sebelumnya sepagi sebeblum makanan masuk, sempat membuat jus sayur tauge, wortel kentang, buncis, tomat, di blender dan diminum, yang meminum saya dan istri, setelah itu baru mengambil semua kerjaan.

Akan berangkat kekantor sempat ke apotik terlebih dahulu mengingat jangan sampai selama saya di kantor obat oles luka bakarnya istri habis sehingga harus menunggu, setelah balik dari apotik persiapan sebentar lantas berangkat ke kantor, Fifi merengek terus sebab gizinya jelek dan rewelnya setengah mati.

Dikantor berkutat lama dengan masalah virus di komputer, sudah pernah terjadi data- data hilang tetapi setelah dicari- cari di quarantine akhirnya bisa di pulangkan, saya terasa gelap dan tertekan setelah hilangnya data yang banyak itu.

Jawaban pak Budi pada saat akan membayar uang lembur hari ini mengatakan tidak jelas dan banyak tertawa besarnya, sehingga saya sangat pesimis apaka akan dibayar, kalau saya pikir yang penting tercatat di buku absen lembur satpam, kalau ngak kebayar baru naik banding.

Dapat bantuan dari Ilyas, sejawat dalam unit kerja, penghapus virus di komputer, ternyata virus yang mengganggu adalah Bluesky, proses pembersihan virus ini berjalan lama sehingga komputer tidak saya matikan dan saya tinggal pulang.

Setibanya dirumah, Yasin belum tidur, langsung membuat blenderan jus sayur sebab istri tidak membuat kerena sakit ditangannya.

Semalam istri luka bakar

Kamis, 5 Juli 2007.

Pagi hari istri merasa sudah waktunya dokter harus turun tangan, saya langsung keluarkan sepeda motor dan membawa istri ke poliklinik Betty di Cileungsi, sementara Yasin dan Fifi dirumah, pintu depan rumah harus terbuka lebar,
Sesampainya di polklinik Betty yang merawat adalah dokter keponakannya ibu Reniansih, orang tata ruang yang dulu pernah kepala biro hokum departemen pekerjaan umum.
Perawatan dengan menghilangkan lapisan pasta gigi yang menutup kemudian dilakukan penutupan dengan bioplacenton, setelah membayar Rp 92 000 ,- langsung pulang, sesampainya dirumah saya masuk dapur untuk memasak nasi yang sudah habis setelah dimakan untuk sarapan pagi ini, Fifi minta saya yang menyuapin, dan jadilah saya melayani semuanya, kemudian mengambil cucian baju yang mulai menumpuk, kemudian membuka computer untuk setel lagu winam, biar ruangan gembira sedikit, pokoknya seharian ini menemani istri yang berbaring kerena sakitnya.

Minum Jus Sayur

Rabu, 4 Juli 2007.

Minum apa yang langsung setelah selesai meminum, badan terasa enak dan efisien, terasa sekali sebelum minum badan terasa berat, pagi ini setelah shalat dhluha saya melihat cucian baju cukupan banyaknya, kalau badan tidak mendukung, kita bisa melihat saja tanpa mengerjakan, tetapi setelah meminum jus sayur terdiri dari : tauge, buncis, wortel, lobak, tomat , di blender dan tahap berikutnya diperas diwadahi disuatu tempat kemudian dibagi di gelas, kemudian meminumnya sebanyak 2 gelas, langsung badan terasa dingin, semua energi bergerak untuk mengatasi masalah, melihat cucian yang numpuk tidak jadi masalah, langsung dikerjain, sampai disini timbul pertanyaan, apakah gunanya makanan kalau tidak menghasilkan efisiensi dalam pengelolaan energi.

Mencuci baju yang numpuk bersama Fifi, yang juga sudah meminum jus sayur sebanyak ½ gelas, kemudian mamanya dating dan juga meminumnya dan langsung terlibat dalam basah-m basah mencuci baju, ributnya bukan alang kalau ketemu Fifi dengan mamanya, yang berebut selang air, atau juga berebut dingklik untuk dudukan.


Istri tersiram didihan gula pasir yang hendak dimasak kue caramel.

Peristiwa itu sendiri terjadi sesudah mahgrib, saat itu setelah shalat, saya terasa sekali ngantuknya sehingga langsung tertidur, baru sadar sewaktu istri berteriak, saya ikut juga berteriak, sebab kalut, apakah kena stroom pikirku, tetapi ternyata terkena siraman gula yang mendidih.
Langsung ngambil pasta gigi untuk dilumurkan ke permukaan kulit di tangan kanannya, saya ngak habis piker kenapa apa peristiwa ini terjadi, okeylah ini kecelakaan, sekarang ditangani, setelah agak tenang sementara penutupan luka dengan pasta gigi berlangsung terus, saya berfikir, ini pengelupasan kulit, berarti harus minum jus sayur terdiri dari tauge, tomat dan wortel, tiga jenis sayur itu saya jus dan saya minumkan kie istri sisasnya yang segelas saya yang meminum, tangan istri masih terasa panas.

Rantai Motor lepas

Senen, 2 Juli 2007.


Rantai motor lepas sewaktu menanjak di Kranggan setelah sekolah SMA nya Tyas, terpaksa mendorong sebab putus rantai tepat dijembatan yang merupakan dasar penurunan jalan, cukup terjal mendorongnya.
Setibanya diatas ternyata ada bengkel yang sudah buka dan mau membetulkan roda belakang dan rantainya sekalian.

Menyusun Konsep Evaluasi dan Monitoring untuk bulan Juli dan Agustus 2007 dan kegiatan evaluasi Manfaat untuk bulan Juli 2007.

Sengaja saya membuat rincian terhadap pelaksanaan Evaluasi dan Monitoring terhadap kegiatan pokok yang diselenggarakan kantor, supaya nanti jangan dibilang kurang tanggap terhadap permasalahan pokok.



RENCANA KEGIATAN EVALUASI DAN MANFAAT SELAMA BULAN JULI DAN AGUSTUS 2007.

Kegiatan 2005

Kegiatan Pembangunan Sosial Dalam Bidang ke PU an Berbasis Kearifan Lokal
Di Naggroe Aceh Darussalam
Sasaran Evaluasi dan Monitoring

Kearifan Lokal yang ditonjolkan sebagai nilai strategis dalam menangkap aspirasi masyarakat, belum terlihat baik sebagai landasan kegiatan dan landasan kultural dalam penerapan pembangunan ke PU an di NAD.
Belum terlihat adanya pola Pembinaan Pendampingan Masyarakat secara jelas, sasaran yang seharusnya dijadikan bangkitan pembentukan pola pembinaan pendampingan masyarakat yang memanfaatkan nilai- nilai kearifan lokal adalah : bagaimana sasaran pragmatis dari semua bentuk pendampingan bermuara pada nilai manfaat yang didapat dari semua pendampingan kegiatan, terutama dalam kontek pembangunan ke PU an.
Yang diangkat sebagai nilai kearifan lokal masyarakat NAD adalah bentuk struktur tata praja pemerintahan, sebab tata praja pemerintahan mempunyai kekuatan hukum, dalam pemerintahan Gampong ( kampung/ desa ) diuraikan adanya penjabat yang terdiri dari : a) Keuchik atau kepala gampong, b) Teuku Meunasah, c) Ureung Tua/ majelis orang tua sebagai pemegang tata adat. Padahal sasaran kegiatan adalah pemberdayaan masyarakat, suatu bentuk ketahanan masyarakat adat untuk menentukan sikap yang bagaimana untuk menerima bermacam-macam bantuan perumahan, yang nantinya akan berpengaruh kepada pembentukan sifat karakteristik bangsa, sebab rumah adalah sarana pembentukan karakter.
Sehingga disini diperlukan suatu pendampingan mengelolah bantuan untuk pembangunan prasarana dan sarana ke PU an, dalam hal ini perumahan dan infrastruktur penunjang.

Rencana Evaluasidan Monitoring

4 Juli – 10 Juli

Keluaran Evaluasi dan Monitoring
Laporan Evaluasi Monitoring terdiri :
- Laporan konsep Pendampingan Masyarakat Kegiatan Pembangunan Sosial Dalam Bidang ke PU an Berbasis Kearifan LokalDi Naggroe Aceh Darussalam
- Laporan sinkronisasi koordinasi dalam penentuan sasaran pelatihan
- Laporan konsep memperkuat kelembagaan kelompok masyarakat pada Desa Neuheun, desa Lamnga.
- Laporan konsep kepatutan nilai lokal yang diangkat
- Laporan manfaat kajian.
- Laporan memberikan kecerahan baru bagi masyarakat.
- Laporan kemungkinan pendanaan yang ditanggung bersama antara Pusat dan Daerah.
- Laporan keterlibatan Pemda.
- Laporan memberikan alternatip kemungkinan pada pembangunan dilokasi sasaran.

Sewaktu makan malam, diruangan kantor, itupun setelah saya keluar membeli lauk untuk makan malam, dengan acara menanak nasi sendiri, tetapi proses itu juga harus menunggu sampai nasi pesanan melalui telepon yang dilakukan Elias sudah datan, sementara nasi yang ditanak belum matang.
Habis ya sih, orang puasa seharian kok makan malamnya dianggap seperti biasa saja.
Kembali lagi sewaktu makan malam itu, pak Budi menginformasikan kalau peninjauan dilakukan juga terhadap balai sebab kegiatan itu dilakukan pelanjutannya ditahun 2006 oleh Balai Jakarta.

semua ikut ke kantor

Minggu, 1 Juli 2007.

Sehabis shalat shubuh kepasar, kali ini istri ngak ikut ke pasar sebab kaki lecet sewaktu ke Bandung kemaren masih terasa, takut kena air kotor di pasar yang menyebabkan infeksi.

Berangkat ke pasar bersama Fifi, fifi yang baru 4 tahun ini ngak mau kalah sibuk, yang penting ingin sibuk saja maunya, melihat bapaknya akan kepasar, jangan ditanya, ia pasti ikut.

Dengan sepatu boot plasti kecil warna kuning untuk menembus pasar tradisional yang becek, pasti Fifi semangat.

Berangkat udara masih gelap dan lampu- lampu belum ada yang dimatikan, sengaja perlahan saja ke pasar takut kalau ada insiden lalu lintas.

Sesampainya di Pasar, yang dibeli : Tomat 2 Kg, Buncis 1 Kg, bawang merah ½ kg, tauge 2 kg, kentang 1 kg, wortel 1 kg, kacang tanah kulit untuk direbus 1 Kg, sayur nangka muda 1 Kg, Bumbu Rp 1000,-, tempe 4 biji Rp 4000,-

Sesampainya dirumah langsung membuat jus sayur biar sehat badan sebab niatnya akan kekantor,

Setelah sarapan, langsung beli beras sebab beras sudah habis seharga Rp 200 000,- sekarungnya.

Kemudian persiapan berangkat ke kantor, yang ikut kekantor semua, Fifi, Yasin Istri, kerena berangkat terburu-buru sampai lupa membawa SIM, untungnya dijalan tidak ada polisi yang jaga.

Masuk kekantor jam 11.00 siang.

Jam 13.30 setelah mengerjakan shalat Dhluhur, Fifi berteriak Pa aku ini lapar, memangnya ini di rumah, disini ngak ada makanan tau, wah masak dong.




Jam 20.00 masuk rumah, sesampainya di rumah setelah makan mie yang dibeli di giant supermarket, itupun kerena Fifinya yang minta, baru dimakan sedikit Fifinya sudah mau tidur, tidak mau sikat gigi.

Sedangkan Yasin mulai persiapan memasang alat Desferal untuk mencuci darah dari endapan zat besi.

Alat dibuka jam 23.30.

Mengejar Shalat Jumat sejak dari Bandung

Jumat, 29 Juni 2007.

Sehabis shalat shubuh dengan diselimuti udara dingin pergi jalan- jalan keliling kompleks Wisma Pendawa bersama Istri, anak- anak masih tidur, kemudian setibanya di penginapan membangunkan kembali Yasin untuk jangan sampai kesiangan shalat shubuhnya.

Shalat dlhuha, kemudian jalan- jalan ke Punclut, nama lokasi puncak di Ciumbeliut, dibelakang kompleks Wisma Pendawa, tetapi jarak menuju situ ada sekitar 4 Km jauhnya dan mendaki.

Sarapan pagi nasi goreng, telor ceplok dan kerupuk, penyajiannya sangat sederhana, mungkin kerena murahnya harga sewa wisma ini.
Pak Ade dan anaknya dan teman sekantornya yang berambut agak ikal dari Balitbang, Ibu Nur, Ibu Suharmi, Ibu Een dari Balitbang, kemudian saya berempat, tinggal itu saja yang tersisa, sebab yang lain sudah pulang semalam, ngak ada yang mau nginap.

Sewaktu akan pulang penginapan itu terasa sepi, sebab yang lain sedang jalan- jalan ke Punclut, puncak menara Televisi Bandung. Sempat menanyakan kepada penjaga angkot yang mana akan dinaiki. Disarankan naik angkot yang tulisannya belok, sebab ternyata sewaktu menunggu angkot didepan rumah sakit Angkatan Udara, ternyata memang ada angkot yang tulisannya lurus dan ada yang tulisannya belok.

Naik angkot yang tulisannya belok, dan langsung turun di Sukajadi, sekitar Rumah Sakit Hasan Sadikin, banyak penumpang yang naik dan jalanan terlihat menurun,menuju kota Bandung, ternyata semua penumpang berjarak pendek. Dan membayar Cuma Rp 1000,- seorangannya, dari sana berjalan kaki terlebih dahulu untuk melewati gang kecil di pertokoan untuk tembus dijalan belakang yang mana di jalan itu lewat bus kota tujuan Leuwi panjang kemudian mulai menanyakan di sisi mana saya harus setop bus kota tujuan Leuwipanjang, dan ternyata memang saya dengan anak- anak sudah diposisi yang benar.
Sebelum
Naik bus kota menuju Leuwipanjang, terminal bus menuju Jakarta dari Bandung.

Naik Bus ke Jakarta lewat tol CIPULARANG, mengambil tiga tempat duduk seharga Rp 90 000,-

Sempat shalat Jumat, padahal sedah di pikirkan jikalau pasti ngak bisa menunaikan shalat, bersyukur pada Illahi.

Masuk rumah jam 14.00

Koran kompas langganan berserakan didepan pintu.

ke Bandung naik Truk Susu

Kamis, 28 Juni 2007.

Hp berdering keras sebab sengaja disetel jam 00.30 untuk mulai persiapan pemberangkatan ke Bandung, yang dikerjakan terlebih dahulu adalah mengerjakan shalat dua rakaat untuk menangkap Nur Ilahi sebab perjalanan membawa anak- anak dan istri dimalam hari ke Bandung pasti banyak susahnya, hal ini kalau tidak sepenuhnya ditolong oleh Allah pasti tidak berhasil.

Membangunkan Yasin sangat susah dan sewaktu saya fonis kalau begitu YAsin dirumah bersama Mama dan Fifi, serentak mereka bangun untuk ikut.

Harus makan nasi terlebih dahulu, sedikit boleh sebab ancamannya adalah masuk angin.

Perjalanan malam dimulai, Fifi sepanjang jalan terus minta digendong, menggendong Fifi sambil membawa tas pakaian dan tas dakumen kantor sangat berat, sehingga baru berjalan seratus meter Fifi sudah harus diturunkan.

Penjaga malam diujung jalan kompleks perumahan itu masih duduk dengan teman nya, mereka menyapa kemana pak, saya menjawab mau ke Bandung, wah pagi sekali, ya sebab jam mulai rapat jam 10 pagi.

Memasuki jalan desa saya melihat kebelakang ibunya dan Yasin berjalan perlahan- lahan kerena ngantuknya.

Sampai diujung jalan di perempatan Gandoang, hanya ada dua orang pengojek yang masih terjaga. Mereka menanyakan juga hendak kemana, saya menjawab mau ke Bandung, dan mereka menjawab tunggu disini pak, naik mobil tangki susu aja pak, saya menjawab mengiyakan, sebab kalau mau ke terminal, terminal Bogor, atau terminal Kampung Rambutan atau Terminal Bekasi atau Terminal Pulo Gadung, semuanya belum ada kendaraan penghubungnya sepagi ini.

Banyak kendaraan yang saya stop tetapi mereka semuanya tidak mau berhenti sebab pertama mereka bukan kendaraan jarak jauh, ada sih kendaraan semen saya stop juga, hal ini disebabkan lebih banyak saya tidak bisa membedakan dari arah depan mana mobil pengangkut susu yang hendak pulang ke Bandung atau mobil pengangkut barang lainnya, sebab gelapnya malam dan sorot lampu kendaraan.

Setelah berkali- kali menyetop akhirnya bentuk kendaraan tangki itu dating dan ia mau berhenti sewaktu mau disetop, saat itu saya berteriak Bandung- bandung, menyebut kota tujuan, kemudian naiklah pertama Fifi, kemudian Ibunya dan Yasin dan terakhir saya.
Susunan duduk adalah yang paling kanan adalah sopir tangki susu, kemudian istri sambil memangku FIfi, kemudian saya sambil memangku Yasin, kemudian salah seorang penumpang pegawai KUD peternak Susu Ujung Berung Bandung Timur
Dan ternyata dibelakang duduk juga dua orang penumpang yang tidak diketahui keberakangkatannya hendak kemana, yang jelas pasti semuanya ke Bnadung sebab mobil tangki ini hanya sebatas Ujung Berung Bandung.

Sepanjang perjalanan saya berbincang- bincang dengan bapak di sisi kiri saya yang ia orang KUD Ujung Berung, yang dibahas permasalahan harga susu yang dari ke hari cenderung naik, dan kegembiraan semua peternak susu bahwa kehidupannya sekarang semakin baik dengan bisa menyekolahkan anak- anaknya hingga ke perguruan tinggi.

Akhirnya banyak belokan yang dilewati, banyak jalan rusak yang dilintasi, banyak lampu sepanjang jalan yang ngak lagi dihitung banyaknya, Yasin dan Fifi tertidur, demikian juga istri yang tidur sambil duduk, dan sepagi ini kota Bandung pun sudah dicapai.

Adzan shubuh sesayup terdengar sewaktu mobil tangki menurunkan saya dengan anak- anak di depan kantor bersama di daerah Buah Batu, suasana gelap masih menyelimut, setelah membayar dengan bapak sopir tangki, mobil saya lihat berjalan lurus menembus lampu lalu lintas yang sudah berwarna hijau.

Saya berjalan bersama anak- anak untuk mencari musholah atau masjid terdekat, sewaktu beberapa angkot Bandung yang dating mendekat dan menanyakan hendak kemana tujuan yang saya kehendaki, saya jawab ke Masjid, saya belum shalat Shubuh.

Mobil angkot itu berjalan lagi sambil berhenti untuk beberapa menit menaikan penumpang. Kemudian salah seorang penumpang di angkot itu menunjukan gang didepan ada masjidnya, saya dengan anak- ana memasuki gang itu dan menuju masjid, dari kejauhan dan dari balik bayangan pepohonan besar menghitam gelap pagi, terlihat kuba masjid mencuat.

Didalam masjid masih terdapat dua orang yang sedang mengerjakan shalat, masjid itu sangat kecil, pasti ini musholah namanya, sebab tidak digunakan untuk shalat Jumat.
Memasuki ruang peturasan untuk membuang air kecil dan bentuk tempat wudhu yang hanya dua keran wudhu, dan air yang terasa zat besi, dengan paparan warna kuning ke bekaratan warna besi menyebar dinding porselen, persiapan shalat dimulai.

Setelah semuanya shalat kecuali Fifi yang masih kecil dan suka menolak kalau diajak shalat, kemudian berkemas untuk melanjutkan perjalanan menuju Ciumbeliut.

Ternyata sesampainya diujung gang, kendaraan yang parker disitu ada juga angkot yang bertujuan ke ledeng dan sesampainya disana nyambung ke Ciumbeliut.

Sepanjang jalan udara dingin kota Bandung sepagi ini mengehmbus kencang, anak- anak bisa merasakan inilah udara kota Bandung, kalau pagi terasa dingin. Tiba- tiba penumpang bapak tua yang duduk didepan berceritra ke bapak sopir angkot menceritrakan tujuannnya pagi ini yaiotu hendak ke RS Hasan Sadikin untuk memeriksakan Tekanan Darah Tingginya, ternyata ia tinggal di Ciwastra, mendengar nama Ciwastra saya teringat kepada mertuanya Paklik Slamet, kemudian saya masuk ikut ke pembicaraannya untuk mencoba mengetahui apakah ia kenal dengan bakak hanji Sofyan mertuanya Pak Lin Slamet, ternyata ia kenal dan bertetangga dua rumah, kemudian ia menegaskan jikalau mengenal juga siapa itu Pak Slamet paman saya, kerena ia banyak tahu dan ingin tahu suiapan saya kemudian ia mengulurkan tangannya dan salaman sambil menyebut nama saya kemudian ia mengatakan hendak menyampaikan titipan salam saya kepada pak Sofyan.

Tidak beberapa lama ia terlihat turun, dan saya masih berkendaraan angkot tersebut sampai suatu saat angkot itu menyalip angkot dari arah Stasiun Hall menuju Ciumbeliut.
Nah angkot itu menjadi angkot sambungan untuk menuju ciumbliut.

Setelah membayar kemudian pindah angkot, kemudian angkot itu terlihat memasuki jalan yang mendaki, dan terasa bahwa angkot ini menuju ke kawasan yang meninggi.

Sesampainya di kawasan Ciumbeliut, ia menurunkan saya dibelaknag komplek Wisma Cipendawa agar dekat pencapaiannya, katanya.

Perjalanan selanjutnya dilakukan berjalan kaki memasuki gang sempit, berdampingan dengan sekolah perawat RS Angkatan Udara, milik TNI AU, dan memasuki kompleks Wisma Pendawa, suasana nya sangat sepi, nama- nama wisma terbaca dengan huruf yang dibuat besar-besar, ada nama wisma Bima, wisma Arjuna, Wisma Arimbi, Wisma Gatokaca, semuanya mengambil dari nama- nama tokoh wayang.

Setelah melapor ke pegawai Wisma dan kemudian diajak menuju ke kamar yang sudah dipersiapkan, kamar itu ber tempat tidur sebanyak 4 buah, kemudian TV dinyalakan dengan anak-anak kemudian Yasin dan Fifi naik ketempat tidur untuk melanjutkan kantuknya, saya secepatnya mengerjakan shalat Dlhuha untuk mensyukuri kelancaran yang saya alami hingga anak- anak bisa mendarat dengan dengan tenang di tempat tidur.

Acara pembahasan Penetapan Kegiatan dimulai jam 10.35, terlambat 35 menit dari jadwal yang direncanakan.

Acara dihadiri masing- masing 4 orang dari Pus Air, Pus Jalan Jembatan, Pus Permukiman, Pubangranmas, 8 dari Litbang PU.

Adalah Pola penyusunan Lakip dan Penetapan Kinerja yang baru untuk tahun 2008.

Sekitar jam 21.00, saya sempatkan memasang desferal pada perutnya Yasin untuk mengambilm zat besi yang mengendap akibat transfusi darah terus menerus.



Acara ini berakhir hingga jam 23.00 malam, banyak peserta yang langsung pulang, ngak mau tinggal.

Membuat Laporan Evaluasi Manfaat Aceh

Rabu, 27 Juni 2007.



Pekerjaan membuat Laporan atas Dokumen Laporan Akhir Kegiatan di Aceh tahun 2005 sudah bias diselesaikan, sekitar jam 11.00. kemudian sibuk dengan mencari file laporan akhir pekerjaan berikutnya seperti pekerjaaan Perbatasan tahun 2005 lokasi di Samarinda, pekerjaan Gorontalo, disini terpecah dua apakah pekerjaan jagung atau pekerjaan perkuatan kelembagaan masyarakat, belum ketemu kata kuncinya.

Sudah berusaha mencari secara horizontal, yaitu menghubungi individu- individu ysng mengerjakan pekerjaan tersebut ternyata jawabannya selalu klise, ia ,melihat terlebih dahulu siapa yang meminta, jikalau tidak mempunyai kepentingan dengan dirinya selalu jawabannya adalah sebentar pak masih dipakai, atau sesuatu jawaban yang tidak memihak suksesnya pekerjaan yang saya tangani.

Sekitar jam 11.15 siang ini, Oni dating memberitahukan jikalau saya diharuskan mengikuti kegiatan di Bandung besok jam 09.00 sudah disana.

Saya merasa tidak gembira dengan pemberitaan ini, hanya kecapoaian saja yang saya rasakan, saya ingin istirahat bersama istri dirumah seharian.

Sewaktu saya disuruh membaca foto copy undangan yang kabur 80 %, dimana untuk membaca setiap hurufnya harus berfikir dahulu, saya hanya bisa menyimpulkan lokasi kegiatan besok itu ada di Wisma Pandawa Departemen Sosial di Ciumbeliut Bandung, jalan Tambak no 4.

Untuk urusan Bandung, memang saya sangat tidak gembira, banyak hal yang membuata saya tidak gembira, adalah jumlah penduduknya yang sangat banyak, jumlah kebohongan massa yang termasuk tinggi, jalan yang sempit, urusan sederhana banyak diplintir.

Setelah makan siang menggunakan kemampuan diplomasi saya meloby Kepala Tata Usaha sebagai penanggung jawab semua kegiatan, sebab disini ternyata setiap kepala kegiatan hanya memberikan copy kegiatan akhir hanya 1 copy dan diberikan langsung kepada Kepala Satuan Kerja.

Padahal menurut anggaran yang dikeluarkan setiap kepala kegiatan menyerahkan 7 eksplar copy laporan dan dibagikan kepada kepala sub bagian structural.

Hal ini yang tidak dilakukan sehingga sewaktu saya mencari dokumen laporan akhir semua kegiatan tahun- tahun yang lalu nggak ada.

Sekitar jam 16.00 datang utusan dari lantai bawah menyerahkan dokumen pekerjaan yang dibawanya sendiri dengan tangannya, saya sangat surprised dengan kesungguhannya membantu, tetapi dokumen laporan akhir pekerjaan tahun 2005 dan 2006 itu masih ada yang belum tuntas yaitu laporan akhir pekerjaan Kumuh di kali Surabaya yang belum dikumpulkannya.

Tetapi dengan apa adanya ini saya sudah bisa bersyukur, hrus dijadwal ulang kapan dibuatkan analisa laporan nya.

Jam 16.00 setelah shalat ashar saya menyempatkan diri ke carefure untuk membeli pesanannya FIFI kemaren melalui telepon, uang dikantorng sisa Rp 142 000,-

Yang dibeli adalah susu Indomilk 4 tahun untuk Fifi berat 800 gram seharga Rp 37 000,-
Kemudian yang lain-lain seperti 1 ekor ikan bandeng seberat 600 gr, ikan kerapu ½ kg, daging diiris tipis seberat 700 garm, syrup cocopandan 1 botol, minyak kelapa 2 liter, gula 1 kg, coklat keping 2 buah untuk Yasin dan Fifi,

Sewaktu dihitung ternyata harga yang tertera sebesar Rp 144 500,- kekurangan Rp 2 500,- besar uang sih tidak seberapa tetapi saya tidak membawa uang lagi sehingga di akali bagaimana mengurangi harga Rp 2 500,- ini, sewaktu kasir mengurangi satu belanjaan saya bilang jangan, sebab semua belanjaan ini adalah sangat penting, bagaimana kalau merubah timbangan sehingga harga nya juga bnerubah, saya memilih ikan kerapu sebab ikan kerapu dalam bungkusan itu kan terdiri dari beberapa ikan, kemudian saya bergegas ke kasir ikan untuk melakukan pengurangan satu ekor ikan dan di timbang kembali, ternyata pengurangan satu ekor ikan itu menurunkan harga hingga Rp 5 000 ,- sehingga sewaktu dihitung kembali dengan kasir ternyata jumlah belanjanya sekitar Rp 139 000,- sehingga uang saya masih berlebih dan transaksi dfidepan kasir bisa diakhiri, tetapi waktu yang dipakai untuk melayani saya saja didepan kasir hampir 22 menit.

Maghrib pun datang setelah shalat Maghrib berjamaah dengan pak Putut dilantai bawah ternyata pak budi mencari saya untuk membicarakan permasalahan sekitar pemberangkatan besok.

Jam 20.00 saya keluar dari kantor dengan membawa banyak belanjaan diatas motor, motor sudah terasa enak, malahan takut dibawa berjalan kencang kerena enaknya.

Keluar dari kantor memang sudah terasa rintik hujan dan hujan mulai terasa menderas setelah belok kekanan di lampu merah Simatupang, Sekolah korp wanita polisi Polri, dan jalan menuju kebayoran lama.

Disini berhenti sebentar untuk mulai memasang jas hujan yang ternyata mulai robek disana – sini, harus diganti ini.

Berjalan dengan hati- hati dimalam ini yang diguyur hujan sangat deras juga, hujan mulai mereda sekitar Aneka Tambang Pasar Minggu, walau hujan mereda saya tidak membuka jas hujan, dan memasuki wilayah Pasar Rebo hujan tidak turun lagi, dengan dibuktikan keringnya tanah dan aspal dijalanan.

Memasuki rumah masih dengan jas hujan, rumah terlihat sepi sebab yang dirumah hanya Fifi, YAsin dan Ibunya.


Langsung saya mengingatkan Yasin bahwa sebentar jam 2 pagi harus berangkat ke Bandung sebab rapat di Bandung dimulai jam 10 pagi.

Motor rusak lagi

Selasa, 26 Juni 2007.

Sehabis shubuh mengantar Ilham untuk mencari bengkuang sebab Ibunya, atau ibu mertua saya juga suka sekali dengan bengkuang, berburu ke pasar Cileungsi, Fifi tidak ketinggalan ikutan, tidak ingat jikalau motor bermasalah.

Dapat bengkuang sekilonya kena Rp 2 500,- padahal di Makassar Rp 20 000 sekilonya. Untuk itu diputuskan beli 4 kg.

Kemudian saya membeli Brokoli sekilo, bayam dan kangkung untuk dijadikan hijauan chlorophil hijauan dedauan di jus sayur dan diminum.

Efeknya terasa rileks badan ini dan minta untuk ditidurkan, kemudian sekitar jam 08.00 berangkat kekantor, tetapi baru berjalan 4 km dari rumah gir belakang bermasalah, masuk bengkel terdekat dan diganti bantalan karet pemegang gir belakang, sebanyak 4 bantalan, namanya boster gir.

Tetapi sewaktu akan dipasang kembali ternyata persediaan di bengkel agak besar dimensinya sehingga tidak masuk, terpaksa menunggu lama lagi sebab pegawai bengkelnya sedang mencari boster yang cocok ukuran di penjual alat- alat motor di Cileungsi.

Sekitar jam 11.00 sudah terpasang dan saya pulang untuk mengambil uang sebab uangnya tertinggal di kantor celana.

Sewaktu perjalanan pulang ini gir belakang terlepas dan goyang lagi, terpaksa balik lagi ke bengkel, jam 13.00masih di bengkel.sebab urusannya berkembang menjadi lager as roda belakang harus diganti dan kanvas rem juga harus diganti sedangkan persediaan bengkel kanvasnya terlalu besar, terpaksa pihak bengkel melakukan modifikasi agar bisa masuk, tetapi lama juga waktu menunggunya.

Saat menunggu itu sempat berusaha bertanya sana sini dimana masjid yang terdekat, semuanya menunjukan masjid yang ada di depan terminal Cileungsi, jauh dong, pikirku.

Disamping bengkel ini ada warung makan tersedia nasi dan makanan sunda, tetapi saya tidak terbiasa makan berkudap diwarung, hanya aromanya saja yang menusuk hidung dan membangkitkan selera, teringat bagian nasi sepiring dikantor, semoga saja masih tersedia, sempat mengirim SMS ke pak Jaja mengupamakan kalau jam 13.00 seperti saat ini ada warung makan yang membebaskan satu atau dua orang untuk makan gratis diwarungnya, dengan methoda memberi pengumuman di depan warung nasinya jikalau jam ini dipersilahkan dua orang boleh makan gratis.

Dan kalau pun sudah ada yang makan hanya satu orang, tetap di umumkan didepan warungnya bahwa makan gratis baru dipakai satu orang, masih tersisa kesempatan buat saudara.

Jawaban pak Jaja dari SMS, kalau mau makan gratis ya datang kekantornya, padahal dari bengkel kekantornya jaraknya 40 km.

Yang jelas masuk kekantor jam 15.00.

Sewaktu menelpon Ilham yang akan pulang hari ini, ia sudah sampai di Slipi, saat itu saya suruh melihat kekiri jendela bus sebab akan melewati taman yang pernah saya menangkan perencanaannya.

Dikantor suasananya sepi dan enak untuk berfikir.

Yasin Libur dan dia ngak tahu

Senen, 25 Juni 2007.

Rencana kekantor hari ini gagal sebab badan kok terasa kurang fit, sejak bangun pagi memang sudah ngak puasa hari senen ini, sehingga membuat jus sayur terdiri dri campuran tauge, buncis, tomat ,sawi, wortel, dan diminum untuk saya dua gelas, istri 1 gelas, yasin 1 gelas, Fifi seperaempat mangkok, sebab kalau minum jus sayur fifinya suka di mankok hadiah kelahirannya, kemudian Ilham sang adik ipar.

Sewaktu Yasin mendesak minta diantar ke sekolah yang mengantar adalah Pamannya, Ilham dan bermotor bertiga sebab Fifi juga ikut.

Tidak beberapa lama kemudian ternyata mereka bertiga pulang sebab di sekolahan sedang libur, hal ini Yasin tidak diketahui sebab minggu lalu ia banyak dirumah.

Sewaktu saya membersihkan sepeda motor untuk berangkat ke Kantor saya lihat gir roda belakang goyang, dan sanat riskan untuk dikendarai, padahal kemaren pergi ke pengantenan di Pasar Jumat, sejauh itu tidak ada masalah motor, ya syukurlah.

Perkawinan Anaknya pak Satam

Minggu, 24 Juni 2007.

Pagi-pagi sudah dipersiapkan berburu tiket keberangkatan Ilham sang adik ipar ke Makassar, sudah minum jus sayur tauge, tomat dan wortel, sehingga semangat sedikit untuk berburu tiket,.
Hari minggu dijalan terlihat pagi ini sangat lenggang, memang hari masih pagi, berangkat setelah mengerjakan sjhalat dlhuha.

Sempat membeli BBM motor sebanyak Rp 14 000,- dipengisian SBPU disamping kantor desa Cileungsi Timur. yang membayar adik ipar, kemudian berangkat lagi menuju ke Kranggan, sewaktu melewati Kranggan banyak toko- toko masih tutup, memang masih pagi, menjumpai travel yang tidak ditulis tutup atau buka, dengan disiplin tiadanya tulisan dan lagi butuh mengingat batas pengambilan tiket jam 10.00 pagi.
Ilham turun dari motor, saya masih diatas motor, tetapi berkali-kali diketok memang travel itu tutup, motor melaju lagi menuju pertokoan disejajarnya Hero Kranggan, dan disana terkenal p[encurian sepeda motor.

Motor memasuki halaman pertokoan dan suasana sepi masih menyelimut, hanya ada bebertapa pegawai toko yang membuka toko dan membersihkan lantai dan ada yang membersihkan motor yang habis dikendarainya, travel yang disasar memang tutup, setelah anak muda yang mencuci motor itu menerangkan kalau minggu memang tutup.

Saya tahu, tetapi saya merasa Allah mendampingiku.
Beberapa travel sudah disisir dan semuanya tutup, motor masih melaju, sudah terbanyang kemungkinan jelek adalah menuju jalan Gajah Mada Jakarta Pusat tempat penjualan tiket Lion Air 24 jam.

Tetapi sewaktu sesampainya di Plaza Cibubur ada travel yang buka, sebetulnya sih tutup tetai kerena ia menerima telepon umum jadi ia buka juga sewaktu Ilham menceritrakan akan mengambil tiket padahal booking nya sudah dialkukan semalam dan memperlihatkan kode boooking yang diberikan oleh pihak Lion Air, maka dibukanya komputer reversafi untuk mengissued tiket pemberangkatan Ilham.

Tiket sudah ditangan, semuanya boleh lega, saya tak urung ucap terimah kasih kepada anak muda wanita yang belum mandi pagi itu mau bersusah-susah membuka komputer reservasi pemberangkatan penumpang.

Hari minggu memang tutup katanya mengingatkannya, dan pegawai tiketing memang tidak masuk, hanya rezekinya saya saja ia mau membuka komputernya.

Perjalanan motor sekarang melaju kedepan mencari putaran balik, putaran balik didapat dekat masjid kuning cibubur.

Perjalanan balik diwarnai dengan mulainya memadat kendaraan yang menuju Taman Buah Mekarsari Cileungsi dekat rumah, banyak bus- bus panjang dan bertulisan rombingan anak sekolahan.

Di Kranggan Ilham minta berhenti untuk membelikan saya jek oudio untuk menghubungkan input suara musik dari komputer di arahkan ke sound system biar suaranya bisa membahana.

Selama perjalanan pulang yang harus menyalip banyak bus yang berjalan lambat ini saya diserang rasa ngantuk luar biasa, untuk keamanan saya belok kanan menuju Mampir, rute perjalanan kalau pulang dari pasar, dan memang dijalan ini agak sepi dibandingkan didepan Taman Buah, jalan ini melewati belakang Taman Buah, dan tembus Puri Cileungsi.

Minta tidur jangan diganggu sebab akan persiapan untuk berangkat ke perkawinan anaknya pak Satam di perumahan satu kompleks perkantoran Pasar Jumat.

Jam 11.00 siang berang menuju ke perkawinan di pasar Jumat, yang ikut serta adalah istri, Fifi dan Yasin, perjalanan menghindari kemacetan di depan Taman Buah, sehingga kembali rute tadi pagi diotempuh ulang, sampai Cileungsi menuju ke perempatan jalan layang dan masuk Kranggan, sewaktu mendekati masjid kuning Cibubur, terdengar adzan Shalat Dhzuhur, saya belok kiri dan semuanya ikutan shalat di masjid.

Kemudian berangkat lagi menuju pasar jumat, perjalanan lancar sesampainya di pesta perkawinan, motor saya parkir didepan masjid kompleks PU, didepan papan pengumuman masjid, kiemudian berjalan kaki dari sana melewati barisan rumah susun komplek Departemen Pekerjaan Umum, pak Satam adalah orang tua yang usianya telah 67 tahun dan pensiun sampai dua kali semuanya sepengetaghuan saya, pensiunan formal dari Tata Ruang dan pensiunan ke 2 sewaktu bebertapa bulan lalu ia minta pensiun dari Kantor di Pasar Jumat.

Pesta perkawinan itu sangat ramai, sayangnya makanan sudah banyak yang habis, saya hanya mendapat nasi dengan standard dimeja hidangan dan sebagai kudapan adalah soto empal Cirebon, makanan ini memang baru kali ini saya makan dan sangat enak, ada rasa Arab- arabnya sedikit.

Badan terasa fit sekali setelah makan itu, sewaktu perjalanan pulang berkendaraan motor lancar saja.

Sampai rumah tepat waktu Ashar, dan shalat .
Rumah selama ditinggal dijaga dengan adik ipar yang memang tidak bepergian kemana- mana.
Sibuk nyetel musik dari komputer.
Sebab hampir enam bulan komputer mati , sekarang hidup lagi.

Fifi ikut kepasar

Sabtu, 23 Juni 2007.

Kepasar Cileungsi bersama Fifi dan ibunya, Fifi memakai sepatu bot kuning kecil mengingat udara masih basah hujan, sehabis shubuh, berangkat masih terasa gelap tetapi sesampainya dipasar sudah terang.

Yang dibeli dari kantong saya adalah : Tomat 3 Kg, Wortel 1 Kg, Buncis 1 Kg, Labu siam 4 biji, Kentang 1 Kg, Tauge 2 Kg, Lele 1 Kg, bumbu ikan goreng dan sayur padang, isi nangka muda 1 kg, lobak putih 1 Kg, premium sepeda motor 1 liter. Habis sudah Rp 50 000,-

Ibunya sendiri terlihat membeli banyak senilai Rp 50 000,- akhirnya semua belanjaan itu dimasukan karung dan diangkut naik sepeda motor, persis tukang sayur.

Kekantor nglembur bersama Yasin daripada Yasin berdiam diri dirumah.
Sampai di kantor sekitar jam 11.00 siang langsung memasak nasi untuk persiapan makan siang nantinya, sementara itu Yasin sudah sibuk minta dibukain komputer untuk main tembak-tembak an.

Menjelang Ashar di kantor, Yasin masih senang dengan banyak mainan dikomputer kantor, sehabis shalat Ashar berdua dengan Yasin pergi ke Carefure untuk belanja makan malam sebentar, yang dibeli adalah, dada ayam, aple fuji 2 buah dan biskuit roma, tatl Rp 14.000,-
Sesampainya dikantor dada ayam dimasak di rice coccer dengan bumbu supermie, menjelang maghrib dada ayam sudah terhidang dan makan berdua dengan Yasin kemudian pulang, akibat makan dada ayam ini badan terasa hangat.

Sesampainya dirumah sekitar jam 20.30 dan Ilham adik istri yang rencananya akan datang ternyata sudah datang.

Sibuk set – up komputer dirumah sebab Ilham ini termasuk akhli komputer, ia guru SMA di Labakang Pangkep, dan sedang melakukan tugas kursus 1 minggu di Bogor, dan sekarang akan pulang ke Makassar, tapi belum dapat tiket.

Jam 23.00 saya membantu menghubungi Lion Air untuk pesan Tiket dan dapat pemberangkatan hari Selasa tanggal 26 jam 21.00, tetapi tiket harus diambil paling lambat besok jam 10.00 pagi, padahal besok hari minggu.

Motor rusak

Jumat, 22 Juni 2007.


Motor rusak, ditinggalkan kebengkel, diantar pegawai bengkel untuk sampai di Pasar Rebo dimana ada bus ke Lebak Bulus, sebelum berpisah ia minta uang Rp 50 000,- untuk membeli bahan-bahan kerja, lanjut kekantor naik bus. Sesampainya di kantor terlihat kesibukan pembahasan Indonesia Timur, tetapi saya tidak terlibat didalamnya, saya mulai mempelajari perspektip.

Saya mulai menggambar tampak depan bangunan utama Museum NAD Aceh, kemudian memberi mahkota pada puncak bangunan.

Tiba waktu shalat Jumat, pergi shalat dikompleks masjid PU, disini Khotib menafsirkan lain apa yang diartikan berkelompok-kelompok, disurat ..... Al
Quran yang mengartikan kelompok datanglah mereka ke Tuhanmu dalam kelompok-kelompok, dan khotib menfasirkan disini ada kelompok seperti babi, ada kelompok seperti kera, ada kelompok yang berjalan dengan kelapa dibawah, seingat saya hal ini tidak pernah ditafsirkan sedemikian, yang benar mereka datang berkelompok- kelompom dihari akhir nanti dengan kelompok agamanya sendiri

Tiba-tiba sekitar jam 16.00 komputer yang memang sudah diganggu virus itu mencuri hasil gambar saya, hilang begitu saja sehingga harus menggambar ulang.
Pulang setelah mengerjakan shalat Isya, naik bus 509 ke Kampung Rambutan tetapi bus ini lama sekali ngetemnya, sewaktu bus ini ngetem di depan Giant super market, saya lihat sendiri kalau saja saya jalan dari kantor ke Giant Supermarket, banyak sekali waktu yang saya bisa simpan.

Sampai di Pasar Rebo, turun untuk nyambung angkot no 16 merah tujuan Cibubur yang lewat bengkel, ternyata sesampainya di bengkel, tukang bengkel lagi duduk dikedai kopi, kemudian berlarian setelah diketahui saya datang, kemudian ia menyodorkan rincian yang diganti dan semuanya habis Rp 97.000,- terdiri ganti Olie Rp 23 000,- Ganti kopling Rp 45 000,- Sevice Rp 30 000,- service dan penggantian kecil-kecil lainnya.

Motor dinaiki sudah enak.

Pasang Desferal

Kamis, 21 Juni 2007.


Puasa hari Kamis, dengan makan sahur hanya minum kopi susu dan kue biskuat.
Istirahat dirumah, terpikirkan ide bagaimana jaring kereta api digunakan untuk membuang sampah, sebab lebih bersih keretanya lebih tertutup dan jalurnya khusus, dan diperlukan analisa Wilayah Kabupaten, Wilayah mana yang patut dibuangin sampah kota-kota besar di Jawa.

Menjelang Shalat Isya pasang Desferal Yasin 3 ampul senilai Rp 500 000,-

Desferal dicabut jam 23.00