selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Selasa, Julai 31, 2007

Berangkat ke Aceh

Rabu, 18 Juli 2007.

Bangun saat Hp berbunyi jam 01.00 tengah malam, persiapan berangkat ke Banda Aceh, pekerjaan pertama adalah membuat jus sayur, minum dan shalat dua rakaat mohon keselamatan, kemudian memasukan pakaian yang sudah disiapkan oleh istri.

Jam 01.50 keluar dari rumah, sendirian memecah sunyi dan gelap malam, membawa tas pakaian dan tas plastik tembus pandang dua buah buku laporan akhir pekerjaan di Aceh tahun 2005 dan 2006. tas plastik yang satunya berisi air minum sebanyak 1,5 liter dan bungkusan pisang goreng buatan istri, sebab semalam istri berusaha mencari roti sudah tidak ada warung yang buka, dan pisang goreng itu adalah lebihan dari hidangan selamat datang buat adik ipar yang sore tadi baru datang dari Makassar.

Tiba di rumah pak Marsudi jam 02.45 langsung masuk sebab pak Marsudi sudah terbangun dari tidur, terlihat dari lampu di ruang tamu mulai dinyalakan.

Jam 03.05 bergoncengan dengan sepeda motor bebek nya pak Marsudi menuju ke terminal kampung rambutan sejarak 2 km dari rumah pak Marsudi.

Ternyata tempat parkir bus Bandara sudah pindah, sebab tempat biasanya parkir sekarang diisi dengan terminal bus way.

Berangkat ke bandara dari kampung rambutan jam 03.30. berteman dengan waria yang langsing tetapi kempes disana sini, ia hendak ke bandara, pulang, di jakarta ia bermain.

Memang harus hati – hati setempat duduk dengan orang mereka, sebab pada saat begini, selalu kantuk saja bawaannya, sewaktu kita tidur dan tanpa disadari barang kita bisa hilang, tetapi mengerti jikalau saya sangat tidak berpotensial untuk itu maka sewaktu ia turun di kawasan Gudang di dalam kompleks bandara Cengkareng, ia turun begitu saja.
Selesai boarding langsung masuk sebab yang dikejar adalah shalat shubuh, belum shalat ni.


Jam 06.25 naik ke pesawat Adam Air, tempat duduk 21a, di jendela, hanya saja sepanjang jalan menuju Banda Aceh dibawah di tutup awan putih menghampar rata.

Sehingga kesenangan untuk melihat rupa bumi dari udara sedikit tak tersalurkan, udara baru bersih setelah dekat Medan. Pesawat transit 30 menit di bandara Polonia Medan.


Tiba di Bandara Aceh sekitar jam 11.00 begitu, naik bus Damri menuju pusat kota, dan turun di Terminal Sentui atas petunjuk SMS dari ibu Chairani, Kepala Dinas Perumahan dan Tata Kota Propinsi Nangroe Aceh Darussalam.


Langsung menuju kekantor ibu kepala dinas, dan dijumpai sekretaris kepala dinas dan diantar masuk.

Didalam sudah ada tamu dari perguruan tinggi Diponegoro Semarang, dari pembicaraannya ia banyak berbincang soal tata ruang kota Banda Aceh yang baru.

Saya diserahkan ke ibu Cici, salah seorang staf nya untuk diantar ke Pak Nur kepala Sub Dinas Tata Kota, dan ternyata sewaktu salaman dengan pak Nur, Pak nur itu orang yang telah saya kenal 20 Tahun Yang Lalu sewaktu saya masih menjabat kepala Proyek Penataan Ruang di Maluku da Irian Jaya. Dan pak Nur menjabat Pimpinan Tata Ruang di Aceh juga.

Sahabat lama, hanya Allah semata yang menentukan semua.


Makan siang di rumah makan khas Aceh di LemPereuneut, ada ayam yang digoreng bersama dedaunan, dan ikan kue di bakar berbumbu, semua makanan enak dan nilainya 6 mendekati 7.

Masuk penginapan di Mess Pekerjaan Umum, dekat dari kantor cukup jalan kaki, satu kamar terisi 3 tempat tidur, dan yang tidur ya saya sendirian.

Shalat Maghrib di Masjid Raya Banda Aceh, diantar dengan supirnya pak Nur, lantas langsung pulang.


Sebelum masuk tidur sempat membeli roti seharga Rp 6000,- dua roti isi.

Tiada ulasan: