selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Rabu, Ogos 10, 2011

Tyas transfusi darah bulan Juli 2011







Jumat, 1 Juli 2011

Pagi hari Mampir dahulu ke Bank Mandiri Simatupang untuk mengirimkan uang sekolahnya anak- anak, Tyas dan Aswan.

Di bank Mandiri Simatupang ( 08.50 ) Mengurus pengiriman uang bekal sekolahnya Aswan di Makassar dan Tyas di Bali, antrian didepan kasir yang panjang, saya masuk antrian ke sembilan, dibelakang saya lebih panjang lagi, terhitung 12 orang, dengan warna pakaiannya yang beraneka, sederetan orang- orang didepan saya, jikalau ditilik uang yang diambil dari kasir, berjumlah besar, sudah dipastikan jikalau orang ini ngurus pengambilan uangnya bukan uangnya sendiri, tetapi uang gajih kantor yang dikuasakan nya, jam 09.12 giliran saya di depan kasir.

Jalanan cukup sepi sebab memasuki liburan sekolah.

Setelah shalat jumat, berjalan ke Carefure yang sudah lama ngak ditengok in, yang di beli adalah buku tulis 3 pak untuk Fifi, Yasin dan Astari, pepsodent 90 gram, vitamin Fifi, sabun cuci piring.

Sampai dirumah saat maghrib Fifinya senang sebab buku tulis yang dimintanya beberapa hari yang lalu sudah terbeli.

Sempat belanja ke Carefure untuk belanja buku tulis buat Yasin dan Astari dan Fifi, sebab kalau beli di pasar harganya tidak ada yang seperti disini, 10 buku seharga Rp 13 900,- isi 38.

Sengaja tidak menghubungi Tyas.

Pak Jaja di hubungi sejak pagi dari SMS jawabannya masih Cawang, Shalat Jumat di Cawang.

Sudah berusaha untuk secepatnya masuk rumah tetapi kemacetan yang panjang sejak pagi hari tadi, hingga sore seperti ini macet di mana- mana, dan masuk rumah sebelum waktu shalat Maghrib tiba.


Sabtu, 2 Juli 2011

Hari ini akan mengahdiri undangan perkawinan orang kantor, Iin, yang berjodoh dengan orang Lampung, alamat undangan di Jalan Raya Mediteran Raya Kompleks Pertamina Pondok Ranji.



Bermotor dengan istri ( 08.50 ) melintas Cibubur, memenuhi undangan pernikahannya Iin, orang kantor, tempat undangan cukup jauh, Pondok Ranji, Tangerang Selatan.

Jam 09.55 melintas di jalan Simatupang, lancar saja, jam 10.30 putar arah di UIN yang macetnya minta ampun deh, belok kiri memasuki ujung jalan Supratman yang kalau lurus terus sampai Ciledug.

Jam 11.00 tanya dengan tukang beca yang mangkal di depan Alfamart, mana kompleks pertamina, tukang beca itu meng iyakan jikalau ini adalah ujung pintu masuk kompleks, memang terlihat ada hiasan janur kuning di bentuk penjor- penjoran, tetapi diujung jalan ini ada lima penjor dengan secarik kertas nama pasangan nikahnya, tertulis nama Iin Imaniar, kata istri setelah turun dari motor mendatangi penjor dan membaca nama yang tertulis disitu.

Motor dijalankan lagi, mengawali masuk kompleks keramaian pesta nikah di masjid besar kompleks itu terlihat, masih ada empat pestah nikahan yang lain, sepertinya hari ini adalah hari nikahan.

Ujung tinggalnya kediaman iin dipojok dekat jalan kereta api, sehingga gampang di ingat, dan kartu undangan yang ada petanya ngak dibuka- buka lagi, kantongin aja.

Jalan lebar di kompleks Pertamina itu dalam keadaan rusak, lubang jalanan menghias rata dimana- mana, menghindar disini masuk lubang disitu, saat melihat parkir mobil berbaris di sisi jalan rusak itu, terpikirkan jikalau sudah dekat tempat nikahan, cari musholah pikirku singkat.

Jam 11.40 tiba di musolah Al- Makmur, ternyata musholah terlihat baru saja di gunakan acara akad nikahnya Iin, rombongan tamu terakhir masih terlihat, musholah masih dibersihkan dari dos makanan yang tersisa, dan didalam musholah terlihat tiga bapak usia senjah membersihkan karpet salah seorangnya menggunakan penghisap debu portable.

Sewaktu saya mendekati tempat wudhlu cadangan, tempat wudhlu utama lagi dipugar dengan dua orang tukang bangunan, tempat itu sangat kotor, saya berinisiatip untuk mengepel agar kaki tidak kotor setelah wudhlu nantinya berjalan ke ruangan tengah musholah.

Istri marah, jauh- jauh dari Gandoang Bogor sejarak 60 km sampai disini kok ngepel, tapi ini kan musholah, tempat shalatnya banyak orang, setiap orang harus menyisihkan tenaganya mempertahankan kebersihan dan kesuciannya, jawabku menerangkannya.

Memasuki musholah yang masih dibersihkan, saya langsung mengenakan baju batik, baju batik hiba dari almarhum mas Ajar Sanjoyo, ternyata dari sepatu, baju dan celana panjang yang saya kenakan saat ini miliknya mas Ajar Sanjoyo Almarhum.

Saat sudah masuk Dzhuhur belum juga ada yang adzan, akhirnya saya raih pengeras suara itu dan mulai adzan, suatu perbuatan yang sangat jarang saya lakukan, adzan dahulu sering saya lakukan ( 1965 ) di musholah SD Muhammadiyah Denpasar yang di depannya tehampar luas kuburan Badung.

Mulai jemaah mendatangi tempat shalat, dan shalatpun terlaksana tertib.

Setelah shalat istri memperbaiki penampilannya, saat mengenakan baju luarnya dengan mengenakan dari luar tanpa membuka baju yang dikenakan dari rumah, istri minta tolong untuk menarikan risleting belakangnya yang tidak terjangkau tangannya.

Shalat dzhuhur sudah berakhir dari tadi dan para makmum shalat sudah menuju ke pesta nikah, saya bertahan dahulu didalam masjid sambil menunggu istri selesai dengan keperluannya, setelah itu saya mulai melangkah meninggalkan musholah dengan istri saat ada orang laki- laki tua berambut putih berkopiah dengan berjalan dibantu tongkat dengan alat bantu dengar kabelnya terjurai keluar, di pegangi tiga ibu, istrinya dan dua orang putrinya berusia diatas 45 tahun, saya dengan istri gabung dengan mereka memasuki pesta nikahnya Iin siang itu.

Cukup ramai dengan lahan yang sempit, dan hidangan cukup baik, panggung meria dengan pelantun tembang para ibu- ibu yang mau tampil berbarengan dengan suara seadanya.

Saat akan meninggalkan kompleks Pertamina itu ( 13.45 ) masjid yangtadi dijadikan tempat berhias dan shalat itu sekarang terkunci, mulai bertanya dimana pengurus masjid, didapat rumhnya di samping rumah yang sedang nikahan, tetapi kunci yang diberikan tidak cocok, sebab dua malam yang lalu masjid dibongkar pintu aluminiumnya dan diambil uang kas masjid, sehingga hari ini masjid terkunci, setelah bertanya dengan tukang bangunan yang merenovasi masjid, ia menjelaskan siapa pembawa kunci sebenarnya, rumahnya masuk gang kanan dan di sisi kanan gang ada rumah bertingkat, disana saya berketok pintu sambil unjuk salam seraya menguraikan maksud sebab tas tertinggal didalam masjid, akhirnya masjid terbuka.

Jam 14.00 meninggalkan kompleks pertamina Mediteran raya, jalanan macet sepanjang Jakarta.

Dimana-mana macet siang ini, shalat ashar di masjid jin di Kelapa Dua Wetan. Lewat pasar Rebo membelikan anak oleh- oleh buah Alpokat dan pier.

Jam 17.00 masuk rumah

Sore hari masuk rumah jam 17.00


Minggu, 3 Juli 2011

Seperti hari minggu lainnya, hari inipun tetap akan ke pasar

Harga tomat merupakan harga yang cukup tinggi dan cenderung naik terus harganya,

tidak seperti minggu kemaren, sekarang kok dapat keripik kentang polong harganya jauh turun seperti biasanya, biasanya beli cukup 1/4 kg tapi sekarang 1 kg.

Diujung perempatan Cileungsi ibunya masih sempat minta turun untuk mampir ke Alfamart untuk membeli sesuatu yang dirasa kurang.

Tapi belanja hari ini cukup.

Pulang

Sedang mempersiapkan makanan untuk disantap secepatnya pagi ini tiba- tiba terdengar motor berhenti ternyata tukang ojeg itu menurunkan Tyas, mbak Tyassss kata Fifi yang baru saja mandi yang mencoba mengintip dari pintu depan.

Tyas datang jam 09.03

Saya seperti sadar jikalau Tyas yang dirisaukan selama ini dalam status Hb nya di bawah 8, langsung aja membuat jus sayur untuk mengangkat staminanya.


Kali ini Tyas banyak membeli oleh- oleh, kacang bali Rahayu saja sampai 3 dos besar dan bakpia Jogja juga 3 dos, biasanya satu dos aja, masih butuh biaya banyak aja kok oleh-olehnya banyak.




Senen, 4 Juli 2011

Saat melaksanakan tahajud pagi ini tersiratkan jangan ke rumah sakit dahulu, dan setelah tahajudan dilanjutkan dengan membuat blenderan kacang hijau campur kedelai dipresto lunak, pagi itu juga Tyas dibangunkan dan minum bubur halus tadi, dan saya dengan ibunya cukup satu mangkok juga.

Puasa terus tanpa sahur.

Kekantor dan setibanya di kantor ada undangan untuk menyusun bahan kolikium yang dilakukan besok di hotel Sempur Park Bogor.


Selasa, 5 Juli 2011

Pagi masih jauh dari fajar, jam menunjukan 03.00 hari ini akan bermotor ke Bogor, menyusun laporan pembahasan penelitian empat judul, dalam konsinyasi di hotel park sempur bogor, anak- anak yang akan ikut disaat liburan sekolahnya sekarang, Fifi dan Yasin.

Blenderan semangkok bubur kacang hijau dicampur kedelai setelah dipresto terlebih dahulu selama 10 menit biar lunak, yang ikut makan pagi sebelum shubuh ini, Yasin, Tyas dan ibunya.

Saat shalat shubuh dilaksanakan, biasanya anak- anak atau ibunya sedang datang bulan, tapi pagi ini tidak, shalat berjamaah ber enam terasa rumah penuh dan sempit, untungnya setiap tahun masih bisa melaksanakan kurban sapi terhitung tujuh jiwa.

jam 09.30 berangkat, Fifi dan Yasin sudah siap sejak tadi, berangkat lewat belakang di sekolahnya Yasin, masuk jalan raya ke Cileungsi, beli premium dahulu di SPBU Mekarsari, bermotor lagi, lewatin pertigaan Cikeas, lurus, di Kranggan belok kiri, masuk wilayah Leuwinanggung, terowongan sempit dibawah jalan tol Jakarta Bogor, hanya saat itu waktu menunggu agak termasuk lama ternyata dari ujung terowongan sempit muncul seorang ibu tua dengan mengangkat ranting kayu berjalan perlahan kerena rentanya, Fifi yang di gonceng belakang juga bergumam, oh nenek ini yang ditunggu.

Dibelakang nenek tua membawa ranting kayu bakar itu bergerak perlahan mobil bagus berharga mahal warna hitam yang takut tersenggol ujung ranting yang akan menggores cat mobil, dan

jam 11.54 pak Ridwan Marpaung yang berumah di Bogor baru datang.

jam 11.55 menuju ruang makan, dengan semua rombongan.



Diruang makan dilantai bawah sudah terhidang makanan, ruangan cukup kecil, dan terasa sesak, kerena masih lelah terpaksa yang dimakan dahulu buah- buah,

kemudian empek- empek setelah itu makan siang sebenarnya.

Shalat dzhuhur dilakukan di musholah samping kolam renang, hingga jam 14.19 acara belum dimulai, sementara anak- anak

gelisah kerena belum dapat kamar, lima menit lalu sempat lihat kamar 311 belum selesai di siapkan.


Jam 14.35 ruangan selesai di siapkan, saya dengan anak- anak balapan cepat turun ke front office, anak- anak menaiki lift dan saya turun lewat tangga, ternyata lewat tangga lebih cepat.

jam 14.40 acara dimulai.


membahas masalah LARAP land aquisition resettlement action plan, masalah pengadaan tanah di proyek phisik kementerian pekerjaan umum

acara hari ini berakhir jam 22.00 dan akan dilanjutkan besok permasalahan yang sama.

masuk kekamar 311, anak- anak sudah tidur.


Rabu, 6 Juli 2011

jam 04.00 terbangun langsung shalat tahajud, setelah itu membaca Al-Quran.

olah raga naik turun kursi hingga berkeringat, mandi air panas, siap- siap shalat sebab masih tersisa waktu 12 menit dari waktu dhluha, shalat dhluha jam 06.30 tepat, jam 06.40 sarapan dilantai bawah, saat sarapan terlihat kolam renang sedang dibersihkan sehingga sampai jam 08.00 diperkirakan kolam renang belum siap digunakan.

Betul juga saat ( 08.00 )Fifi nya mendesak untuk mandi berenang, kolam renang belum siap digunakan.

jam 08.12 masuk ruang rapat, di ruangan sudah ada tiga orang utusan dari Surabaya.

jam 09.00 terlihat semakin banyak yang datang, teman duduk sisi kanan saya, berambut putih, sejak kemaren mengambil posisi duduk yang sama, pak Purwono, baru juga masuk ruangan, pak Helmi di sebelah kanan saya setelah disela dengan anak muda beranak satu si Ninok, juga baru datang, datang dengan membawa gurauan, enak benar tidur sesudah shubuh katanya.

Siang berjalan juga, saya berinisiatip turun dulu mau kekamar melihat anak- anak ternyata Fifi nangis, saya ajak berenang 11.00 Fifi dan Yasin terlihat berenang.


Saat alrm hp berbunyi bahwa beberapa menit lagi masuk waktu shalat Dzhuhur saya ajak anak- anak ke masjid, jawabannya ngak ikut, jauh, jauh sih ngak tapi memang jauh tapi tidak terlalu jauh. Jam 11.50 masjid Annur Sempur Bogor kanan hotel 400 m, masjidnya besar, bersih dan miring kiblatnya tidak sesuai dengan dinding masjid, ada sudut 15ø dari perbedaan arah kiblat dan dinding masjid, teringat dua masjid di rumah yang dikelolah orang- orang keras kepala yang tidak bisa diberitahu kemana shalat di arahkan, memang betul menghadap kiblat, tapi masjid yang satu dengan yang lain kiblatnya tidak searah.

Saat sebelum jam 22.00 saya sudah menyelesaikan tulisan yang di susun dari Hp, sebab saya sendiri yang statusnya tidak memiliki Computer mini jinjing yang dibawa kemana- mana.

Masuk kekamar malam ini jam 22.12 dan anak- anak udah tidur.

dari Telephone kerumah, istri ceritra jikalau Tyasnya masuk rumah jam 22.50



Kamis, 7 Juli 2011

Terbangun saat Fifi menangis, dan tidak lama kemudian alarm Hp jam 03.00 berbunyi, ternyata penjaga malam reservasion malam tertidur di sofa tempat tamu menunggu di loby saat saya mendatangi untuk akan makan sahur, ia kelihatan terbangun dan mengangkat telephon untuk menanyakan kesiapan bagian makanan, makanan akan siap sepuluh menit kemudian, saya kembali naik keruangan atas sebab perut kepingin dikeluarkan isinya, sambil mulai memasak air dengan pemanas air listrik.

Dari dalam kamar kecil terdengar pintu diketuk, saya lihat Fifi terbangun membukakan pintu, tetapi pintu sudah dibuka dan pengantar makanan sahur masih saja berdiri di depan pintu, tidak masuk ruangan, terdengar Fifi ditanya makanan diletakan dimana, tapi Fifi yang ngantuk tidak memberi jawaban, akhirnya urusan kamar kecil selesai saya langsung mengambil makanan sahur, beberapa saat kemudian terdengar pintu diketok lagi dan sekarang secangkir teh hangat dihidangkan

jam 04.06 makan sahur selesai dan dilanjutkan shalat tahajud.

Berjalan cepat menuruni tangga sambil mengenakan sarung untuk shalat shubuh ke masjid Annur, tiba- tiba ada seraut wajah mucul ternyata satpam yang terbangun mendadak dengan berlari medekati pintu loby membukanya dan berlari lagi membuka portal didepan pintu masuk halaman.

Berjalan cepat menuju masjid, membakar kalori yang terhimpun dibadan, anjing- anjing rumahan menggonggong di gelap malam menjelang pagi.

Laki- laki itu terlihat di pagi ini kencing berdiri menghadap tembok.

Saat ia menghadapkan mukanya ke arah saya, terlihat wajah yang jauh dari masjid padahal ini bukan di luar negeri, hadirnya masjid tidak melunakkan hatinya untuk Takarrub pada Illahi Ya Rob

Masih dalam posisi berjalan cepat sampai terasa otot- otot kaki terasa pegal kesemutan, tambahkan lagi kecepatan, pagar masjid dilewati, sandal hotel dihamparkan, tempat wudlhu di datangi, baca doa, masuk masjid, disudut ruang masjid yang luas dan lebar itu duduk seorang tua dengan mikrophon besar ditangannya mengumandangkan shalawat rosullulloh.

Adzan pun di kumandangkan, shalat dikerjakan, doa di sampaikan, saat pulang ke hotel, ditempat sandal ada dua pasang sandal hotel, berarti saya tidak sendirian.

Saat berjalan pulang kecepatan melangkah kaki di tingkatkan, semua tinggalkan, dunia baru hendak dicapai, udara pagi dilembah Bogor sangat membantu, entah apakah itu ibu pemilik bangunan atau pembantu rumah tinggal itu, pagi itu terlihat sudah berdiri menanti penjual sayur datang.

Masuk kekamar ternyata anak- anak masih tidur, bangun, bangun shalat shubuh.

Jam 06.48 setelah dlhuhaan langsung mengantar anak - anak sarapan.

Jam 08.15 masuk ruang untuk mulai aktif menyusun LARAP.

09.25 mengambilkan makanan snack yang datang untuk anak- anak di kamar, dan setibanya dikamar Fifinya minta berenang, saya antar dahulu kekolam renang dan selanjutnya saya tinggalkan untuk kembali keruang rapat Akasia, terlihat pak Helmi sudah duduk di kursi samping saya sambil membuka laptop iventaris kantornya yang di bawa terus.

Jam 11.00 ruangan sedang dibersihkan, dan anak- anak berlarian diluar.

Jam 11.24 mandi dan persiapan berangkat ke masjid untuk shalat dzuhur.

Jam 11.30 berangkat dengan Fifi dan Yasin ikut berjalan ke masjid, sepanjang jalan Yasin mempermainkan Fifi, sampai Fifi jengkel.

11.45 sudah di dalam masjid

12.05 adzhan dzhuhur dikumandangkan

12.20 pulang ke hotel

13.30 saya turun dari rapat sebab anak2 belum makan, anak2 lagi tidur2 an di kamar kemudian saya antar ke ruang makan yang mulai sepi dari tamu hotel yang makan siang.


Detik- detik menjelang buka puasa, di ruang pertemuan akasia hotel, matahari semakin surut juga, udara senja kota bogor masih menyisahkan kenikmatan. Masyarakat yang tak meraih kesibukan hanya menanti datangnya maghrib, waktu pun berjalan, teh kutuang dalam cangkir, kubawa turun, berbekal beberapa kue untuk dimakan anak- anak, Adzan maghrib pun tiba, doa pun dihaturkan, airmata tertahan, terima kasih ya Allah, bisa berpuasa diantara makanan enak sepanjang hari sajian hotel.

Acara dilanjutkan hingga malam larut, sajian makanan ringan kacang berkulit dihidangkan, masuk kamar di saat anak- anak sudah tidur.


Jumat, 8 Juli 2011

lari sepuluh kali, putaran pertama Fifi ikut lari, lari perlahan saja, alas kaki juga pakai sandal hotel, celana panjang jean, kaos baju, suasana masih gelap sehabis shubuh, ikejauhan kesibukan angkot sudah tinggi, putaran kedua, Fifinya sudah berjalan perlahan, yang ikut turun kelapangan semakin banyak, memang ada pemandangan tidak sedap yaitu gerobak para penjual dermulen berpindah, putaran

ketiga ada batu kerikil cukup menganggu sebab alas kakinya bukan sepatu, tapi sandal hotel yang tipis, puteran keempat terlihat lampu jalanan dimatikan, cuaca meremang pagi, Fifinya terlihat duduk dipinggir lapangan, pedagang terlihat mulai memajang jualannya, pada putaran kelima ternyata gadis gemuk bertraining merah itu mengeluarkan pedang dan sewaktu saya berlari mencapai jarak terdekat diatas 10 m, ia mulai memasang kuda- kuda, saya berlari terus, dan semakin banyak saja yang turun kelapangan, putaran ke enam mulai kelihatan orang berseragam memasuki pinggir lapangan, setelah dekat ternyata orang DLLAJR, dan Fifi yang duduk di ujung lapangan itu bertanya sudah berapa pak, saya hanya menyodorkan kedua tangan membentuk enam jari, sementara Fifi masih duduk saya berlari terus mengelilingi lapangan Sempur Bogor, yang main wushu sudah menggerakan jurus- jurus pedang yang dipermahir, tiba- tiba tedengar derap langka kaki berlari dibelakang setelah lewat baru terlihat tiga anak muda belia belari cenderung bermain cepat- cepatan.

Saya memberi tanda tujuh jari kepada Fifi yang masih duduk, kalau mau masuk hotel, masuk aja Fi, tapi Fifinya ngak mau.

Putaran delapan sudah, sekarang masuk putaran sembilan, dan terakhir putaran sepuluh, Fifinya menghampiri, bapak berkeringat banyak serunya, kemudian masuk hotel, naik kelantai tiga, untuk mengajak Yasin berenang.

Sambil menunggu anak- anak berenang saya minum kopi tanpa gula.

Jam 06.35 shalat dhluha

Jam 06.55 masuk keruang restorasi untuk sarapan tanpa ganti baju, masih tetap mengenakan baju dan sarung shalat, mengambilkan makanan buat Fifi.

Posisi sedemikian membuat teringat kalau sedang beribadah haji, habis thawaf mandi sarapan, tadi thawafnya mengelilingi lapangan olahraga Sempur.

Diruang restorasi untuk sarapan pagi ini ramai sekali, sedang sarapan tiba- tiba Fifinya yang mengambil meja dibelakang saya datang sambil menangis, pasti ada sesuatu, saya langsung menggendong dan dilihat sedemikian banyak rekan kantor yang ada di ruang makan.

Saya berusaha untuk mendiamkan, dan akhirnya sambil menahan isaknya, Fifi mengikuti saya yang keluar dari ruangan sambi membawa satu mangkok mie ayam yang belum sempat dimakannya.

Sesampai dikamar mulai berkemas.

jam 08.00 lapor ke resepsionist untuk menyatakan akhir penggunaan hotel, kebelakang menghampiri motor yang diparkir tiga hari sejak selasa, motor susah di hidupkan, keluar halaman hotel motor masih kapasitas 20% sehingga hanya bisa jalan dipersneling satu, dibawah tanjakan, motor mati, putar balik, Yasin marah2 disuruh turun, setelah agak lama kemudian mesin stabil, mendekati Fifi dan Yasin yang berdiri menunggu stabilnya mesin motor, setelah anak2 naik, anak muda di sisi luar pagar hotel yang bertato itu bilang harus mundur dulu sebelum keluar tanjakan, akhirnya motor putar balik lagi ke arah hotel dan dari sini putar lagi dengan di naikan gasnya dan betul juga motor bisa menanjak memutar kiri, diujung tanjakan ada orang naik motor tidak jelas maju atau mundur, saya sempat bersuara minggir kalau ngak saya tobrok, motor itu maju dan memberikan ruang sisa sedikit untuk saya lewati dibelakang dia, rupanya dia melawan arah dan memotong arus.

Perjalanan lancar dan setibanya di suatu taman, baru ingat jikalau tahun lalu taman ini pernah didatangi saya dengan istri dan anak2 sewaktu diundang rapat oleh Meneg BUMN dan di inapkan di hotel Mira.

Keluar kota Bogor tidak ada kemacetan, melewati markas komando Brimob lancar, sampai di Cibinong isi premium motor seharga Rp 9 000,-

Cibinong pagi ini masih sepi, memasuki ujung jalan yang akan tembus ujungnya di Kranggan Cibubur, ramai oleh angkot biru, ujung jalan dijadikan pusat ngetem angkot.

Terowongan sempit itupun dilewati, dan sekarang meluncur lurus ke Cibubur.

Masuk rumah jam 10.00

Shalat jumat hari ini dimasjid kompleks rumah.



Sabtu, 9 Juli 2011

Hari ini listrik PLN mati seharian, perkiraan sejak jam 08.00 tadi pagi, shubuh gelap setelah selesai shalat, membuat blenderan kacang ijo dan kedelai, dituang ke mangkok dan bangunkan Tyas dari tidurnya untuk makan hangat halusnya blenderan kacang ijo dicampur kedelai, istri pun ikut makan satu mangkok dan sesuatu yang terjadi, terlihat Tyas bangun dan terdengar masuk dapur dan mulai aktif membuat air teh hangat. Saya yakin blenderan kacang ijo dan kedelai telah mengaktifkan syaraf kreatip dan berfikir menjadi enak.

Menyusun bahan ajar pengajian ibu- ibu Al- Affif tapi kerena istri yang akan membawakan bahan ajar itu tidak mau masuk ke bab pembahasan kritisi mudik dan hilangnya kesempatan amalan sepuluh hari terakhir bulan puasa, bagaimana Allah SWT akan memberi rahmatnya, diberi kesempatan meminta malahan ngak dilakukan.




Minggu, 10 Juli 2011

Pagi masih meredup, berangkat ke pasar bersama istri, Tyasnya kepingin dibuatkan pepes ikan mas.

setibanya di pasar penjual ikan mas yang dicari, satu kilonya Rp 16 000,- membeli 1,5 kg, kemudian beli sayuran dan tomat sudah turun harganya

Waktu menunggu agak lama saat menjahitkan sepatunya Astari, menunggu kedatangan tukang sol sepatu, dan menunggu saat sepatu di jahit.

Sehingga masuk rumah 08.30

Sehabis shalat Ashar sore ini persiapan menghadiri undangan perkawinan, keluarga kampung yang tidak pernah dialog, ngak taunya sekarang mengundang untuk nikahan anak perempuannya.



Senen, 11 Juli 2011

Bagun saat alrm Hp berdering, ternyata 03.20, bangun untuk persiapan jus sayur, mencuci terlebih dahulu bahan2 jus sayur seperti wortel, sayur sawi satu ikat sedang, buah mengkudu masak tiga, nenas setengah butir, ini di blender halus dan saring, kemudian air saringan tadi dipakai lagi dan sekarang di blender tomat empat butir besar dan jamur kuping coklat dan jamur putih besar, blenderan ini ngak disaring, bagi di gelas, untuk Tyas pagi ini dibangunin dan suru minum dua gelas jus sayur campur jamur.

Sahur, pagi ini terasa tepat waktu, setelah mandi dan sikat gigi, sudah suci, masuk ketempat shalat, terdengar adzan shalat shubuh berkumandang.

Nanti siang jam 12.00 Yasin akan nginep di pesantren selama 2 hari, acara dari sekolahnya, sehingga pagi ini Yasin sendirian di rumah, sebab ibunya dan Fifi ke RSCM menemani Tyas yang akan Transfusi darah hari ini.

Tyasnya sendiri sudah berangkat tadi sekitar jam 06.15 pagi.

Jam 07.30 ibunya dan Fifi ikut bermotor sampai perempatan Cileungsi

Sewaktu berangkat kekantor sempat mampir dahulu ke bank Muamalat Cijantung untuk menyantuni anak Yatim Piatu di NTT

Kantor masih sepi, jam 09.30 sudah keluar dari kantor untuk berangkat ke RSCM, berjalan kaki, motor diletakan dikantor, terminal Lebak Bulus agak sepi, ada satu busway yang akan siap berangkat pagi ini, antri tiket dan berjalan menuju pintu dimana bus sudah menunggu.

jam 10.00 bus transJakarta berangkat dari Lebak Bulus untuk ke RSCM

Bus tidak terlalu ramai

jam 11.06 masih diatas busway station Jelambar Jakarta Barat, macetnya di Daan Mogot lumayan menghambat perjalanan.

ee11.20 baru di Harmoni ganti jalur bus, menunggu disini agak lama, semua penumpang berjubel di halte Harmoni. setelah menunggu agak lama busway lewat Senen itupun datang, menjumpai demo massa di depan kementerian BUMN.

jam 12.03 masih di senen, jam 12.15 baru tiba di RSCM.

Berjalan di halaman parkir UI Kedokteran Gigi, dan masuk di ruang Jenazah, di loby ruang Jenazah belok kanan dan meyusuri lorong panjang Pathologi Klinis.

Naik kelantai dua bangsal anak- anak yang lama dan terlihat sekian banyak pasien yang menunggu dipanggil namanya untuk konsultasi dengan dokter, di dalamnya terlihat Tyas sedang berbaring di transfusi darah di temani Fifi dan ibunya,

Hari ini adalah transfusi darah yang terakhir, sehingga agak lama proses memasukan darahnya.



Jam 14.07 keluar RSCM. Fifi berlarian dikejar Tyas, melewati ruang Jenazah, berapa sering Tyas mengantar temannya yang sama sakit Thalasemianya yang meninggal di ruang itu.



di Halte busway depan UI Salemba mulai mengatur arah sebab saya harus balik kekantor

Berpisah arah dengan anak dan istri, mereka menuju Kp Rambutan, dan saya menuju Harmoni lanjut Lbk Bulus. Ternyata di Salemba ada jalur langsung Harmoni tanpa lewat Senen, bus ini dipenggal tertentu keluar dari jalur busway, jam 14.18 lewat istana negara jalan veteran, lampu merah diujung jalan veteran dgn gj mada cukup lama, jam 14.25 turun di halte Harmoni. Jam 14.31 sudah naik busway harmoni lebak bulus, bus memutar balik didepan istana negara veteran, dan ketemu lagi lampu merah lalulintas yang lama di ujung jalan veteran.

Dari busway kearah istana negara sepi2 aja

jam 14.42 melintasi Roximas, jam 14.46 didepan perguruan tinggi Trisakti, naik dengan banyak penumpang, mendadak bus penuh.

macet di kebunjeruk diatas jalan tol jakarta merak 15.03, kemacetan masih panjang jam 15.35 masih diujung terakhir terowongan jalan iskandar syah,

Kemacetan berakhir setelah lampu lalu lintas di perempatan perumahan Kostrad, setelah itu lancar terus, dan dilampu lalu lintas pohon beringin pondok indah, kemacetan terjadi lagi.

15.52 tiba di Lebak Bulus

beli rempeyek dan tempe untuk lauk buka puasa nantinya.

Menjelang buka puasa masih di kantor, sekitar jam 17.35 saya harus mempersiapkan minuman hangat, di kotak simpanan hanya ada kopi kapal api yang lama, pakai aja dulu, dan gulanya juga gula lama, membuat kopi panas sedikit aja, hanya sepertiga gelas.

sambil menunggu buka puasa, menelpon ke Okevision, mengapa tayangan TV berlangganan di rumah kok digangguin, ternyata struk pembayaran tanggal satu juli kemaren belum sampai ke mekanis, dalam telepon saya jelaskan belum sampai dengan belum bayar sangat jauh jaraknya.

Buka puasa tiba, berdoa, berdoa, berdoa, ya berdoa,

Shalat maghrib berjamaah dengan pak Parmin.

Setelah mengerjakan shalat Isya langsung pulang.



Selasa, 12 Juli 2011

Saat mencuci pakaian pagi ini mendadak teringat dengan ibu Nini almarhum, jam 09.00 sudah berdiri di depan luar rumah berwarna coklat yang sepi dan tertutup rapat, saya tahu engkau telah pergi tetapi ilmu pengetahuan berjalan terus, mengambil kesempatan sebelum kekantor dengan menembus kemacetan yang luar biasa kerumah yang di Pasar Minggu, tempat disemayamkan terakhir sebelum dimakamkan.

Rumah sangat sepi, balik lagi kekantor, sore hari saat mau pulang sempat berbicara banyak dengan pak Sarwono Kusumaatmaja, suami ibu Nini Almarhuma, masalah penelitian ibu Nini Almarhuma di Yahukimo Papua, saya yakin pasti berhenti.


Rabu, 13 Juli 2011

Berangkat kekantor pagi ini dengan membawa open yang robek, niatnya nanti di Cibubur akan diperbaiki, tetapi setibanya di Cibubur, tukang aluminium yang saya lihat berhari- hari kerja aluminium itu ngak sanggup mengerjakan, saya diberi alamat, balik arah di depan pasar Cibubur lama, jalanan mendaki jumpa bank BRI, belok kanan masuk gang hingga ketemu belokan, diam dahulu sebentar tanya dengan tukang Sayur.

Saya disuruh jalan terus dan menjumpai jalanan turun, setelah berada di titik terbawah turunan saya bertanya dimana tukang patri, saya maju tiga rumah lagi, tempat kerjanya sederhana saja, orangnya berkacamata, apen pemanggang kue dari rumah saya tinggalkan, langsung kekantor.

Sejak berangkat tadi, mengapa kok banyak polisi di jalan apalagi di jalan Simatupang sampai terjadi tiga rite berjarak 3 km

Saya belum ada data.

Sore hari saat pulang kantor, mampir dahulu di kawasan Cibubur untuk mengambil open yang tadi pagi di service.




Kamis, 14 Juli 2011

Beberapa saat makan siang ( 14.30 ) yang tertunda itu akan berakhir, Yasinnya datang dari dipesantrenkan oleh sekolah barunya dengan topik bela negara yang diselenggarakan oleh Kodim Bogor.

"Wah mie nya hampir habis, mau makan Sin?" tanyaku, masih kenyang pa jawabnya, Yasin berangkat ke PRA-OSPEK sekolahnya hari Senen kemaren saat saya, ibunya, Fifi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta mengantar Tyas transfusi darah.

Sehingga ibunya selalu bertanya tanya waktu Yasin ngak ada di rumah, siapa yang ngurus pakaiannya, apakah ngak kurang persiapan pakaiannya, tapi akhirnya anak itu datang juga sore ini.

Jumat, 15 Juli 2011

Di Polyteknik Kesehatan di Jalan Hang Jebat III Jakarta Selatan

jam 09.01 memasuki ruang rapat di Poltekses II Jakarta, Kondisi udara ruangan masih baru dihidupkan, terasa kepengapannya, yang menghubungi saya ibu Rani melalui SMS kemaren sudah ada di ruangan juga baru datang, tempat duduk tersedia untuk rapat baru terisi tiga orang.

Jam 09.14 minuman kopi dihindang kan, sangat enak dengan kondisi perjalanan dari rumah sejarak 55 km, berangkat dari rumah tadi jam 07.05 setelah terlebih dahulu shalat sunah dlhuha.

Di bank Muamalat Cijantung sekitar jam 08.10, saat teller bank itu mearsip slip pembayaran saya, saya berkesempatan untuk buang air kecil.

Mengenakan lagi jiket dan helm dan menghidupkan motor untuk melanjutkan perjalanan, timbul pertanyaan, apakah akan berkantor dahulu diPasar Jumat atau langsung ke kawasan Blok M Poltekkes II dijalan Hang Jebat, terpilih alternatip terakhir, sebab perhitungannya rapat di hari Jumat ngak bisa lama, sekarang hari Jumat kan nanti habis rapat kekantor, itu baru rencana.

09.50 acara di buka oleh ibu Dami.

dibuka dengan ke pesimisan sebab tenaga yang membantu di pengadaan hanya 6 orang, acara berikut pembahasan Dokumen Pengadaan jasa konsultansi rehab gedung Anafarma.

Jam 11.20 ruang rapat saya tinggalkan untuk menuju masjid Rumah Sakit Pertamina.

Jam 13.00 masuk ruang rapat dan langsung makan nasi boks yang telah di siapkan.

jam 13.15 acara dimulai dengan pembahasan jadwal lelang konsultasi Perencanaan.

Jam 14.00 mengakhiri rapat di Poltekes dan pindah kantor ke Pasar Jumat

Jalan raya padat luar biasa

Lotemart untuk memenuhi kebutuhan ikan lauk pauk anak2 di rumah.

Tepat maghrib masuk rumah dan langsung shalat maghrib dan dilanjutkan membaca Yasinan dan doa Nisfu Syaban, malam Nifsu Syaban hari ini tidak ada kue, setelah shalat Isya keluar rumah mencari kue biskuat, biar enakan sedikit.


Sabtu, 16 Juli 2011

Pertemuan Orang Tua Penderita Thalasemia

jam 09.00 sudah di Cikini di bawah stasiun kereta api, untuk mencari jalan putar balik, sebab lokasi undangan ada di sebelah kanan jalan.

Stasiun Cikini udah diputerin, dan masuk ke gedung Mikrobiologi, beberapa undangan telah datang, mengisi absen dan memasuki ruangan, ruangan seminar model kuno, silaturahmi dengan sesama orang tua penderita.

Acara dimulai jam 10.00

Penjelasan perihal obat kohelasi.

Ada seorang ibu dengan 3 anak yang menderita Thalasemia, ayahnya baru meninggal.

Untuk menghilangkan kejenuhan setelah shalat dzuhur berjamaah di musholah disudut halaman mikrobiologi Cikini, menyelusuri lantai dasar stasiun Cikini, yang dipenuhi setiap sudutnya dengan pedagang anyaman untuk hantaran buah, bunga, bingkisan lainnya, semuanya di design cantik- cantik.

Tapi yang terlintas dipikiranku adalah terbakarnya stasiun Cikini kerena api dari lantai bawah tempat penjual mie rebus dan api menyambar anyaman bambu jualan pedagang dan ditiup angin, api cepat membakar stasiun kereta api diatasnya, stasiun seperti open pemanggang kue, untungnya hal itu belum terjadi, tapi apakah ada dinas Kebakaran DKI yang turun kesana sebelum peristiwa kebakaran besar terjadi.

Jam 13.00 keluar dari ruang pertemuan, motor berjalan di depan jalan Diponegoro, sambil melihat bekas gedung perawatan anak- anak yang kini telah diratakan dan diatasnya akan dibangun bangunan perawatan yang sama.

Didepan Pasar Jatinegara Master kemacetan yang padat terjadi, lebih sering berhenti, saat menyelinap kekanan terlihat ada kesempatan motor maju, diujung kemacetan ternyata ada pedagang di bawah kaki penyebrangan yang mengambil ruang jalan, yang ini menyebabkan penyempitan.

Jam 13.20, singgah sebentar kerumahnya Pak Minis, dibilangan Klender, samping YOGYA supernarket dijalan Ngurah Rai, seorang pensiunan PNS Dep Dalam Negeri, yang dahulu pernah di Jayapura dan sama- sama berangkat ibadah Haji 1992.


Ia berceritra bahwa dua hari yang lalu dioperasi mata kirinya sebab tekanan pada bola matanya sangat tinggi.

Setelah berbicara banyak kemudian mohon permisi untuk melanjutkan perjalanan pulang. ( 14.00 ) pulang mengambil arah pondok gede.

Jam 15.33 Ashar mashjid Al- Mahdi Jatiwaringin, masjid yang baik dengan penataan tamannya harmoni, istri tidak shalat, ia memilih membaca buku di bawah pohon.

jam 15.50 saat motor dihidupkan hendak melanjutkan perjalanan, motor terasa goyang, ternyata ban belakang kempes, motor di dorong menuju tukang tambal ban, keluar belok kanan 200 m dari pintu masjid.

Baru maju melangkah 4 km ban motor bermasalah lagi, ( 16.25 )sehingga harus diganti ban dalam belakang, sewaktu saya perhatikan terlihat bekas tambalan sepuluh menit yang lalu masih cukup baik tetapi mengapa kempes lagi dan pentil ban belakang lepas, patah, del, sehingga habis anginnya.

17.00 kemacetan di Cileungsi, kemacetan yang panjang

Jam 17.30 masuk rumah


Minggu, 17 Juli 2011

Kepasar di hari minggu bersama istri, berangkat kepasar kali ini agak siang, setelah mengerjakan shalat dlhuha 06.30

Jam 11.00 bermotor sendirian untuk membeli beras,sewaktu berhenti di warung langganan, beras termurah 380ribu, keluar lagi untuk mencari harga yang memadai, harga sebesar itu saya anggap mahal, masuk sampai dua kedai beras yang lain, baru didapat 350 ribu, kenaikan harga yang cukup mahal.

beli beras dengan harga sedemikian termasuk kena tipu, sebab sewaktu di tunjukan contohnya berasnya bagus, tetapi sewaktu dpindahkan ke motor beras ditukar, ia bilang sendiri ini sama pak, saya percaya dan sampai dirumah di buka karungnya berasnya jelek.




Senen, 18 Juli 2011

Hari ini tidak ada puasa sunah, sebab setelah nifsu syaban tidak ada puasa sunah lagi hingga datangnya Ramadhan awal Agustus besok.

14.00 menuju tempat perjanjian bertemu dengan pak Rudy Poltekkes di lampu merah Fatmawati, 20 menit untuk mencapai tempat itu, langit terlihat mendung.

dilampu merah Fatmawati dari arah Lebak Bulus dikiri jalan ada toko usaha bingkai lukisan, dan usaha travel, saya memilih duduk menunggu pak Rudy di Baraya Travel, saat itu datang seorang belum cukup tua diantar menantu dan anaknya dengan mobil hitam dengan membawa dos dan dua tas, kalau ini benar2 penumpang travel Jakarta - Bandung, kalau saya hanya menunggu datangnya pak Rudy sambil menchanger Hp yang kehabisan stroomnya.

Sempat terlintas dipikiran saya seandainya

P Rudy ngak datang, ya saya abaikan saja.

Jam 14.50 dapat SMS jikalau pak Rudy sampai diseberang jalan sehingga untuk mencapai saya berada pak Rudy harus memutar cukup jauh di depan Carefure Pondok Indah

15.30 shalat Ashar di masjid Cilandak, milik

lembaga pendidikan ada sesuatu yang unik di masjid ini adalah tetangga masjid adalah dealer kebab turki, bau bumbunya itu mengingatkan saya di masjidil haram.

Jam 17.35 waktu pulang diserang hujan di taman bunga Cibubur.

Dengan badan basah sebab tidak membawa plastik hujan shalat maghrib di masjid kompleks latihan pemuda.

jam 23.30 selesai pekerjaan evaluasi.


Selasa, 19 Juli 2011

Masih ngantuk sebab tertidur sekitar jam satu tengah malam, saat terbangun pagi ini jam 04.30 di Masjid sudah terdengar suara persiapan shalat.

Untuk mempertajam daya pikir, Al-Quran dibaca empat ayat berkali-kali.

jam 06.55 mulai mendatangi, persiapan kekantor hari ini, yang harus dijadikan perhatian adalah akan mengirim wesel buat ibunda di Wonorejo, jam 07.30 sudah mengendarai motor, Fifi berangkat lebih pagi, motor sedikit sulit dikendarai,

Motor mulai membaik kondisinya setelah didorong beberapa meter.

Saat melewati kantor pos Cibubur lama, antrian terlihat dari jalan, cukup banyak orang mengantri, sehingga motor tidak berhenti disini.

Mencoba kantor pos dijalan utama Jakarta Bogor, dibilangan Cibubur, motor diparkir di sisi shelter angkot, di wilayah Lapan Jakarta Timur.

Kantor pos itu terletak didalam, melewati jalanan kecil 200 m dengan pedagang di kiri kanannya.

Jam 10.00 sudah dikantor.

Kamis, 21 Juli 2011

Kena giliran jaga malam, istri yang membangunkan jam 00.05, mas bangun mas dari pada didenda Rp 25 000,- bangun, bangun kataku dalam hati, mulai minum satu gelas besar, lambung tidak kosong, buang air kecil, istri mengingatkan memakai topi untuk melindungi kepala dari udara dingin, dan jiket yang setiap harinya dipakai

bermotor kekantor, mulai berjalan di kesunyian malam berselimut udara dingin menuju pos yang dijadikan tempat kumpul, mulai teringat awal- awal tinggal di sini sekitar tahun 1994, juga berjalan ditengah malam untuk mengatasi pencurian yang lagi ramainya.

Di pos penjagaan sudah terlihat beberapa orang ada yang duduk dan ada yang tidur, semuanya umurnya dibawa saya.

Yang namanya jaga malam menurut saya ya jaga malam, bukan pindah tidur, tapi semua orang lelah, ada penyakit baru akan timbul yaitu masalah keseimbangan tekanan darah dan emosi.

Mulai keliling melihat rumah orang satu persatu dengan pagar besinya, diujung jalan terlihat ada bapak2 dan istrinya sedang mencari sesuatu diluar rumah, tetapi sewaktu saya melangkah maju bapak ibu tadi masuk kepintu rumahnya dan terkunci dari dalam, saat didepan masjid diujung kompleks, dimana masjid dalam pengerjaannya sampai sekarang pasang kerangka atap, didepan masjid ini saya membaca doa Membesarkan Asmah Allah SWT, sebab masjid ini yang bertanya kepada saya mana arah kiblat yang benar yang diambil garis lurus dari tengah- tengah Ka'ba Mekkah Masjidil Haram, dan saya ada datanya, ya diberitahu.

Jam 07.00 mulai mengerjakan shalat dlhuha, saat akan berangkat 08.00 baru diketahui jikalau tali kopling motor, putus.

Berangkat pagi ini tidak langsung tapi mendorong motor ke bengkel terlebih dahulu, cukup payah, bengkel pertama yang didatangi terlihat mahal penawarannya walaupun belum menawar, bengkel ke dua si orang batak tangan bengkok sedang berada di Banten Malimping, bengkel ketiga tidak dihampiri, perjalanan dari bengkel kedua ke

dan mendorong belok kanan ke arah Jonggol, jalanan turun, motor di naiki tanpa mesin hidup.

Bengkel yang terakhir didatangi sewaktu memasang jari- jari roda belakang itu, pagi ini juga masih merakit jari- jari dua motor yang sudah parkir pagi ini, tukang bengkel si anak muda orang Gandoang asli, bertanya tentang motor yang saya dorong masuk bengkelnya.

Sambil melepas lelah saya bilang mesin mati, saya bangun dari duduk dan motor saya dekati dan saya hidupkan dan motor hidup, tanpa disentuh tukang bengkel. Hanya tali kopling yang putus diurus oleh bengkel.

sore hari di Cikeas pemindah gigi lepas, masuk bengkel lagi.



Jumat, 22 Juli 2011

Shalat Jumat di Masjid Al Azhar

Kesejukan udara di masjid Al-Azhar blok M Kebayoran Baru, duduk menanti Jumat sangat indah, himbauan khotib yang santun untuk selalu meningkatkan takwa masih mendayu-dayu, jendela masjid yang tinggi siang itu memasukan udara hangat, sedangkan pendingin udara portable yang berdiri disudut ruang berdampingan dengan jam dinding menghembuskan udara sejuk dingin, pergantian udara panas dan dingin membuat Jumatan enak bener.

Shalat ghoib menyusul setelah Jumatan, dan mulai turun dari masjid yang masih dipenuhi orang- orang yang membaca doa, masjid yang selalu ramai, antri satu persatu memasuki pintu kecil pemisah halaman Kementerian Pekerjaan Umum dengan jalan umum, banyak sekali pegawai Kem PU yang shalat di Al-Azhar, naik ke lantai tiga ternyata diruangannya pak Kuat banyak sekali teman sekantor dari Pasar Jumat, yang kumpul disitu, rupanya mereka akan berangkat Outbound di Lembang, kegiatan itu telah saya ikutin tahun 2000.

Melihat saya memasuki ruangan pak Kuat menawari untuk makan siang, dan serentak 11 orang dari Pasar jumat ikut semua, makan siang dikantin bawah

Sore saat dalam perjalanan pulang, mampir di musholah sebab sudah masuk waktu shalat Ashar, musolah dijalan Susu indomilk menuju kelapa dua wetan, setelah Alfamart, musholah dalam keadaan sepi, adzan, tetap juga umat ngak datang, shalat ashar sendiri.

Hujan tiba- tiba datang di wilayah Arundina sore itu, kerena sudah membawa plastik hujan, aman rasanya


.



Sabtu, 23 Juli 2011

Minggu, 24 Juli 2011

Pagi ini ibunya berniat akan membuat bubur sayuran sebab Tyasnya suka makanan itu, kelengkapan sayurannya akan dicari dipasar sebentar lagi, tapi sebelum ditinggalkan kepasar beras yang hendak dijadikan bubur sudah dimasak tahap pertama.

Motor pagi ini akan dibawa kepasar, istri sudah berjalan kaki terlebih dahulu, tetapi motor belum juga stabil, mati mesinnya, dorong, akhirnya di jalan depan sekolah SLTPnya Yasin motor hidup lagi dengan suaranya yang mengarung, setelah itu motor berjalan terus.



Setibanya dipasar langsung memarkir motor dibelakang deretan kaki lima darurat depan pasar, belanjaan cukup banyak hari ini, setibanya dirumah shalat dlhuha sebelum membantu, rumah terasa kecil, padahal masih ada anak yang nomer satu si Aswan masih diluar rumah.

Jam 10.00 bubur sayur telah siap, aroma serehnya terasa, dimakan hangat- hangat.





Senen, 25 Juli 2011

Selasa, 26 Juli 2011

Jam 08.00 berangkat dari rumah motor hidup dan mati.

Sewaktu mendorong lewat belakang rumah, adiknya si Enchum mencoba menolong, sebab dia memiliki pengalaman dengan motor yang satu merk dengan motor saya, ia minta kunci busy, barang itu tertinggal di rumah sehingga pulang lagi untuk mengambil kunci busy.

bantuannya gagal, motor tetap didorong, sampai bengkel samping kepala desa Gandoang sekitar jam 09.00

Jam 10.00 masih dibengkel samping kepala desa Gandoang, aki dibongkar sebab strumnya lemah, di chass dulu, busy diganti dan kepala busy juga diganti.


terlihat motor antri menunggu akan di kerjaain dengan orang bengkel



10.19 dicoba hidupkan juga gagal.

jam 11.00 motor hidup setelah dibuka saringan, dibersih karburatornya, dan masih ada rentetan pekerjaan lain sekitar pengapiannya, jam 12.00 shalat Dzhuhur di masjid menara kembar Cikeas, jam 13.00 sudah dikantor, sebelum masuk kantor diujung jalan membeli rempeyek udang dan urapan untuk makan siang.

Sore jam 17.56 sebelum masuk rumah sempat mampir di Giant supermarket yang baru dibuka di Cileungsi Kidul untuk belanja Ayam dan telor sekilo. Bahan persiapan memasok soto besok menjelang pengajian ibu2 memasuki liburan Ramadhan.

Setelah shalat Isya saya dan istri mengunjungi keluarga pak Joko, kerena pak Jokonya masuk rumah sakit Pluit terkena pecahnya pembuluh darah diotak.

Rumah itu sunyi saja, hanya tetangganya yang menerima saya, ia berceritra kondisi terakhir pak Joko, ia terkena serangan stroke saat pagi itu akan berangkat tugas kerja kantornya ke Denpasar, terkena serang di sekitar Bandara Cengkareng, dan RS Pluit adalah rumah sakit yang terdekat dari tempat peristiwa, yang mengantar adalah teman kantornya, sebab berangkat dari kantor, berbanyak.


Rabu, 27 Juli 2011

Pengajian Ibu- Ibu Al Afif Puri Cileungsi penutupan sebab akan memasuki Bulan Ramadhan

Persiapan untuk pengajian sore ini hari, pagi- pagi setelah shalat Dlhuha pergi kepasar, setibanya dipasar istri baru ingat jikalau lupa nembawa catatan di secarik kertas untuk membeli bahan yang khusus dibeli hari ini.

Setelah di Hp in Tyasnya memberitahukan apa2 yang harus dibeli hari ini adalah : Tauge, Merica, Kerupuk, Mihun, Jeruk nipis.

Rencananya akan menghidangkan soto ayam pada acara menjelang libur panjang selama bulan Ramadhan.

Tomat hari ini turun harganya sehingga membeli 2 kg/Rp 5 000,-

Merica terbeli dengan satu plastik mihun dan kerupuk, setelah itu kok mendengar ada orang membeli bumbu basah soto, dari tadi sibuk mikirin bumbunya soto, ya datangi penjual itu untuk membeli bumbu soto. Sementara istri membeli santan dan pisang untuk dibuatkan kolak buat pegangan pulang ibu- ibu pengajian, jeruk lemon terbeli sampai dua kali, Tauge terbeli tunggal,

Sesampainya dirumah langsung bekerja serentak dibantu Tyasnya membuat soto ayam, yang dikerjakan pertama kali adalah mengupas bawang merah, saya membantu

mengiris halus bawang merah untuk dijadikan gorengan bawang, kentang yang sudah direbus datang untuk dibuka oleh Tyas dan saya yang memotong tipis, naik keatas genteng mengambil kerupuk yang dijemur ibunya sepulang dari pasar, sekarang menggoreng kerupuk, Tyas mulai menggerus merica, akhirnya adzan Dzhuhur datang, setelah shalat berjamaah langsung menurunkan sepeda motor dan membersihkan dan ngepel disiram banyak air diteras depan untuk menampung ibu- ibu pengajian yang datang apabila didalam ruangan penuh.

Menjelang Ashar tetangga yang ikut pengajian datang membantu memasukan bahan kering soto yang sudah siap seperti kedalam mangkok, soun, rajangan kol, rajangan daun bawang dan saledri, daging suiran ayam, bawang goreng, kemudian disiram kuah, saya mencicipi satu mangkok langsung menyetujui rasa untuk dihidangkan.

Asharpun datang, setelah shalat berjamaah meminjam tikar dari tetangga untuk ditebarkan di teras depan, yang tadi basah di pel sekarang sudah kering.

Tidak beberapa lama ibu2 mulai berdatangan dan acara dimulai.

Sore beberapa saat akan masuk waktu maghrib pengajian berakhir, tugas saya untuk mencuci piring sebegitu banyaknya,

sejak kecil jikalau disuruh mencuci piring habis selamatan oleh ibu saya sangat senang, ada manajemen didalamnya, mengalir dan tidak ada bunyi beradu antara dua piring, Tyas yang membantu mengangkat sedikit demi sedikit semua piring ditapung di ember besar, masukan aja Tyas dengan segala kotorannya sisa- sisa makanan dari ibu- ibu.

Dari ember pertama yang tercampur segala kotoran itu di ambil satu persatu piring gelas dan sendok diletakan bebas dan mulai dicuci dengan sabun cuci piring, dimasukan ke ember kedua untuk di bilas dan dimasukan lagi ke ember ketiga untuk bilasan terakhir.

Maghrib datang bersyukur pada Allah acara berjalan lancar.


Kamis, 28 Juli 2011

Menjenguk Pak Joko yang terkena Stroke di RS Pluit

jam 11.40 halte bus way pasar rebo, manusia banyak menunggu.

Menunggu cukup lama, jam 12.00 busway datang, badan terdorong kedepan mengikuti arus penumpang, ,

Penumpang sangat banyak, saat badan sudah didalam busway bersama istri, bus dinyatakan penuh dan punggung belakang saya tepat disisi pintu geser busway, ada bapak didepan saya memberikan pegangan untuk saya agar tidak jatuh saat pintu busway terbuka di setiap halte, perkiraan penumpang yang di angut siang itu sekitar 120 orang.

Berdiri berhimpitan untungnya busway ini mefasilitasi dengan AC sehingga udara sejuk mengurai kepengapan akibat padatnya penumpang.

Jam 12.40 turun didepan RS Pluit, jalanan yang ramai dengan banyaknya pedagang makanan di sisi jalan, dijalan masuk khusus pejalan kaki yang terpampang pengumuman RS ini menerima pelayanan pasien miskin.

Jam 12.43 memasuki ruang Emergency sambil menanyakan dimana ruang ICU, penjaga pintu memberi isyarat naik tangga diatas, tangga itu terlihat kecil saja, cuma ada kejanggalan ujung awal tangga itu tidak diarah datangnya pengunjung, sehingga didalam lobby emergency keberadaan anak tangga itu tidak menyolok mata, tidak dijadikan sarana yang di utamakan, saya berfikir biarlah yang penting naik, saat menghampiri anak tannfitu telihat ibu Joko yang sedang menunggu suaminya yang sakit lagi dusduk disitu, sehingga saya merasa beruntung atas perjumpaan mendadak ini sebab saya tidak akan bertanya- tanya dimana ruang ICU pak Joko dirawat.

Istri terlihat gembira jumpa dengan bekas tetangga dekatnya yang telah beberapa hari ini berada terus di rumah sakit.

Sambil naik lift berdaun pintu dua, ibu Joko berceritra terus dengan istri sementara saya mendengar suara yang menyebar, pak Joko terkena serangan pecahnya pembuluh darah diotaknya pada pagi hari Senen 25-07-2011 sebelum jam enam pagi diperjalanan mendekati pintu bandara Cengkareng, dimana rombongan kerjanya pak Joko akan ke Bali, semalam pak Jokonya sudah ngak pulang, rumah sakit terdekat dari Cengkareng ya rumah sakit Pluit ini.

Jam 12.49 didepan pintu ICU dimana pak Joko dirawat.

Satpam lantai lima itu bergegas mendekati saya, saya bilang dari kantor untuk melihat pasien, akhirnya diijinkan dengan lebih dahulu mengenakan baju lab berwarna hijau.

Jam 12.50 didalam ICU Rs Pluit lantai lima, dimana pasien bernama pak Joko sedang dirawat, siang itu pasien sedang tidur nyenyak, saya tidak tahu dan tidak ada informasi apakah tidur normal atau tidur dibawah pengaruh obat, selang infuse dan oxigen masih terpasang, jam 12.52 saya dan istri keluar dari ICU, sementara istrinya pak Joko menunggu diluar.

Turun kelantai dasar dan langsung mohon diri ( 12.55 ) di lobby emergency, pintu keluar itu terbuka dengan bantuan penjaga, hamparan halaman parkir terasa panas, sekarang terfikirkan akan mengerjakan shalat Dzhuhur, tapi dimana, tadi sempat istri diberitahu oleh pak Joko tempat shalatnya di Malpores Pluit.

Jam 13.00 masuk musholah Polres Pluit bersebrangan dengan RS Pluit geser kekanan 100 m setelah menyebrang jalan.

didepan halaman Polres ada terlihat 6 orang terbagi dua kelompok sedang bersitegang entah apa yang di ributkan.

jam 13.20 turun dari angkot yang menghubungkan RS Pluit dengan Megamall Pluit, turun dimana halte bus way tidak disisi yang sama dari jalur angkot, sehingga harus menyebrangi halaman megamall yang luas bersama istri. Jakarta Utara berdampingan dengan Jakarta Barat.

masyarakatnya kebanyakan warga keturuna chinna dengan karakter putih dan jarak gigi-giginya bercelah, istri bilang kayaknya tidak di Indonesia saja.

jam 13.35 masuk halte busway Megamall Pluit

Jam 13.40 busway datang, naik duduk depan dibelakang sopir, banyak penumpang yang naik, langsung brjalan mengikui jalurnya.

Jam 14.16 masuk Slipi Palmerah dengan ditandai kemacetan luar biasa.

Jam 14.28 saat melintas diatas jembatan Slipi dimana dibawahnya ada jalur kereta api Tanaabang Rangkasbitung, sempat melihat ujung terakhir rangkaian kereta api menuju Tana Abang, yang berkelok kekanan dengan warna orange yang pudar.

Busway berjalan terus, sampai tidak sadar jikalau melewati halte yang harus turun untuk ke Kampung Rambutan, untuk mengejar kesalahan saat busway berhenti di Taman Mini Indonesia, putuskan untuk turun di halte Tamanmini.

Bus yang akan kembali ke Pluit sudah datang, naik bus dan turun di UKI, setelah menunggu agak lama di Halte Cawang, jam 15.20 terdengar adzan shalat Ashar, masih menunggu datangnya bus, bus yang menuju ke Kampung Rambutan datang.

Cukup lama menunggu, yang sering datang adalah bus no 9 Pinang Ranti ke segala jurusan jam 16.00 bus datang dan posisi sudah penuh. Pastilah berdiri, e berdiri juga akhirnya dalam kondisi berdesakan hingga di Pasar Rebo, diPasar Rebo motor sudah dibelakangnya para pedagang buah, sambil tersenyum motor diturunkan dan didorong memutar arah wajah ditujukan ke Bogor dngan menyebrang jalan dibawah jembatan penyebrangan, disisi ini juga sore ini banyak lapak penjual malam sedang disiapkan.

Jam 16.30 masuk ke Masjid kecil depan seberang mall Cijantung, untuk mengerjakan shalat Ashar.

Jam 16.45 di bengkel samping Mayasari, untuk memasang filter yang kemaren lalu dibuang oleh bengkel Gandoang sebab sudah rapuh.

Jam 17.05 makan nasi Padang didepan pasar Ciracas, minumannya air hangat, tambah nasinya dengan nasi didalam tas yang diperuntukan istri buat saya, sekalian membelikan anak2 dirumah Berkedel kentang untuk lauk.

Jm 17.55 terdengar adzan Maghrib saat posisi motor bergoncengan dengan istri didepan Masjid Kecamatan Cileungsi, shalat maghribnya tidak disini, sebab masjid terletak disisi kanan jalan, setelah menjumpai masjid di sisi kiri jalan motor dibelokan masuk kehalaman masjid depan terminal Cileungsi.

Masuk rumah jam 18.00


Jumat, 29 Juli 2011

Jam 08.35 memasuki halaman sekolah bernuansa islam dibawa yayasan Sudirman Cijantung sebab bank Muamalat ada didalamnya, halaman yang biasa padat oleh mobil parkir sekarang sepi, berarti sekolah sudah libur.

Jam 08.56 di bank Mandiri Simatupang untuk membayar okevision, ternyata struk pembayaran tertulis untuk bulan juli 2011, yang sudah saya bayar tanggal satu awal bulan ini, dari saran penjaga bank Mandiri harus datang langsung ke indovision untuk memperlihatkan struk pembayaran kok sampai tercetak dua kali bulan ini.

09.20 dikantor Pasar Jumat

10.20 halaman indovision dijalan Panjang, setelah diberi kartu tanda tamu untuk diselipkan di dada, berjalan menuju loby lift, yang akan masuk lift sudah banyak, naik lift ke lantai 15.

10.28 satpam menerima untuk ditulis keluhannya dengan menyebut terlebih dahulu nomer langganan yang saya ingat betul yang ada nol nya enam kali, kemudian disampaikan keluhannya, tagihan dua kali kataku.

10.30 Menunggu di gang yang menjadi tempat keluar masuk karyawan okevision

didudukan di gang dimana banyak orang keluar masuk.

10.40 kencing ke orinoar, yang aneh adalah tempat wudhlu diletakan setelah tempat kencing, seharusnya tempat wudlu diletakan diujung awal masuk peturasan.

10.49 dipanggil dipersilahkan masuk dan diletakan diruang kosong meja bundar ruangan penuh dengan suara masalah identitas pelanggan, ktp pelanggan, dan hilir mudik orang keluar masuk.


Jam 10.55 petugas keluhan pelanggan datang, dan seperti biasanya menanyakan apa keluhan pelanggan, pertama saya tanyakan anda ini bekerja tidak profesional sebab pagi ini saya membayar billing saya di ATM Bank Mandiri Plaza PP Simatupang, kok sampai ada tagihan dua kali di bulan yang sama, awal bulan juli ini saya sudah bayar dan sekarang akhir bulankok tagihan masih bulan yang sama, dia memberi keputusan nanti saya coret dan ganti pak, mengingat inihari Jumat saya tidak bisa lama- lama mendengar alasannya.

Berikutnya jangan suka melakukan gaya penyiaran seperti orang tidak berpendidikan, yaitu dengan mengganggu tayangan, seperti ngak pernah membayar saja, sebab saya tergolong pelanggan lama.


dia langsung menyetujui billing yang saya bayarkan tadi pagi untuk tagihan bulan Agustus.


jam 11.00 acara selesai dengan pihak indovision mau merobah billing hingga berakhir 12 08 2011.

Saat pulang macetnya luar biasa, masuk jalur busway,

masuk jalur ini dengan mengendarai motor harus cukup pintar sebab harus berhitung saat mana busway lewat.

Jam 11.35 parkir motor untuk masuk masjid di ujung jalan bersebrangan dengan rumah sakit Permata Medika, dipersimpangan jalan Kebon Jeruk - Kebayoran Lama dengan jalan Panjang.

Saat memasuki tanah kosong yang menghubungkan kehalaman masjid, dibawa pohon, dari jauh sudah berlarian anak- anak kecil keluarga peminta jalanan yang berteriak, nasi datang, nasi datang, saya langsung berfikir ada sebagian warga yang siang itu berkenan memberikan nasi bungkus ke pada mereka yang mengais rezekinya meminta sedeqah dijalanan.

Banyaknya orang yang tidak shalat, terutama orang miskin yang sekarang duduk berkelompok dan nanti setelah usai shalat mereka bergerak mendekati jamaah shalat yang baru bubaran shalatnya untuk memungut sodaqoh.

Jam 12.30 bermotor ke Lebakbulus.

Jam 17.00 masuk rumah dengan membawa ikan Patin, ikan Kacang bercucut panjang kecil, ikan Bandeng kecil sedang, ikan Ayam2, punggung ayam dan rempelo, dan kurma, yang dibeli di Lotte Mart Ciputat.



Sabtu, 30 Juli 2011

jam 08.00 mencuci karpet cukup berat saat membilasnya, setelah disabunin sekarang dibilas, saat dibilas terasa beratnya, sebab karpet itu harus diangkat, belum lagi gesekan sikat yang dipegang ditangan sewaktu menggosok karpet kulit tangan ikut terkikis, pembilasan tidak cukup satu kali tapi sepuluh kali, saat terlihat air bilasannya tidak lagi pekat kecoklatan, barulah pembilasan dihentikan, setelah itu ditiriskan agak lama dan dijemur.

Hari sudah menjelang sore, sinar matahari tidak lagi mampu memanaskan bumi lagi, saat karpet yang tadi dijemur sekarang kering dan diambil lagi, langsung ditebarkan dan digunakan lagi.


Minggu, 31 Juli 2011

Menjelang Memasuki Bulan Ramadhan 1432 H

Hari masih pagi, memanasi motor untuk persiapan kepasar Cileungsi, beberapa saat istri harus turun dari motor saat motor tidak bisa bereaksi saat dioper gigi, setelah dipanasi lagi dan hidup mesin langsung masuk ke nada stationer, langsung tancap gas dan berangkat ke pasar, belum tiba dipasar didepan pengisian bahan bakar bensin membeli pisang dua sisir besar seharga sepuluh ribu rupiah, pasar suasananya ramai sekali, cari harga yang tidak naik, akhirnya banyak juga yang dibeli

ada, tomat, terong ungu, buncis, sawi putih, wortel, tempe besar, ubi, tahu, jamur kuping yang coklat kehitaman, bumbu gule ikan, dan saat pulang masih mampir lagi membeli rinso, hanya sayang sewaktu

dirumah akan membuat jus sayur putaran kedua blendernya slip dan terkikis habis karet putar as tabung atasnya.

Sudah diniatkan akan makan sedikit enak dirumah menjelang puasa besok, oleh sebab itu bermotor lagi berdua dengan Fifi ( jam 09.00 ) untuk mencari makanan yang ditulis di catatan, urusan tiketnya Tyas dulu, mengambil tiket pesawat lionair yang dipesan kemaren di tempat pariwisata air Taman Buah Mekarsari, lewat ATM bank Mandiri, setelah itu bermotor lagi hingga jauh sepuluh kilometer sudah dilewati, pilihan belum putus, motor mau mendarat di kedai mana, sebab ada permintaan ibunya yang cukup sulit dicari yang sesuai antara harga dan barangnya, yaitu gule kepala ikan, di pasar Cibubur, mampir dikedai padang, kedai yang setiap hari dilihat tetapi tidak pernah di ampiri sewaktu berangkat kekantor, ternyata harga jual diwarung kecil itu mahalnya cukup menekan kantong, sehingga dibatalkan saja, bermotor lagi, dan melewati jalan Bogor lama, dipertigaan Keong masuk kekanan ke arah pasar Ciracas dan dijalan ini dapat memenuhi pesanan, gule ikan didapat diwarung makan Padang yang kelihatannya pagi itu kok banyak orang yang membeli, indikasi banyak orang membeli menandakan rasa dan harga diterima oleh masyarakat, gule ikan sudah beres, berjalan kewarung sebelah untuk membeli soto ayam Surabaya kesenangan Fifi juga aman, berarti sudah dua judul lauk terkumpul, kemudian bermotor lagi dan mampir dirumah makan Padang yang pernah di ampiri berdua dengan istri untuk makan siang menjelang sore hari kamis kemaren sepulangnya menengok pak Joko di RSPluit, disini yang dibeli, sepotong ayam goreng, lima biji pergedel dan dua rendang, pulang sebab tinggal satu pesanan tapi bisa didapat didekat sekolahnya Fifi, saat

pulang perjalanan lancar saja, sebelum masuk rumah membeli pesanan yang belum terbeli yaitu bakso, masuk rumah jam 11.30 dan langsung makanan yang dibeli tadi

tadi dipindahkan olah anak2 kepiring dan sekarang siap disantap, ada ibunya, ada Tyas yang kuliah sastra jepang di universitas udayana tetapi perawatan sakitnya di RSCM Jakarta, ada Astari sekolah MAN Jonggol, ada Yasin di sekolah SMK Komputer Al Fateha dan ada Fifi di SD Negeri Gandoang kelas 3, hanya Aswan yang paling besar ada di Makassar Universitas Hasanudin Kedokteran, kemudian membaca doa untuk memasuki bulan puasa dan akhir makan dilanjutkan shalat Dzhuhur.

Menjelang maghrib duduk semua didepan TV untuk mengikuti sidang isbath penentuan awal masuknya bulan suci Ramadhan, saat itu jam 17.00 tetapi sudah maghrib di Makassar sehingga ibunya cepat2 mengangkat telepon dan memberi selamat kepada Aswan diseberang sana untuk memasuki Ramadhan terlebih dahulu datang.

Shalat maghrib berjamaah dirumah dan dilanjutkan dengan membaca Al- Quran jus pertama, sampai mendekati Isya, pembacaan di hentikan, berombongan berangkat ke masjid yang ada di kompleks, yang arah kiblatnya kurang 5 derajat, yang telah diberitahu tapi ngak mau mengikuti, jam 21.00 selesai teraweh makan malam.