selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Isnin, Disember 04, 2006

Tidak bisa tidur

Senen, 13 November 2006

Tidak bisa tidur, padahal tidak ngopi kemaren sore.

Makan Sahur untuk menjalankan puasa hari Senen.

Berangkat kekantor sudah dihadang kemacetan dijalan Simatupang menjelang sekolah High Scope.
Melepas kemacetan dengan melewati : belok kekanan keluar potong jalan Simatupang jalur kanan, memasuki Pangeran antasari dengan sedikit melawan arus kendaraan, Pangeran Antasari, belok kiri ke Cipete Raya, belok kiri ke Fatmawati dan belok kanan gang kecil untuk tembus dijalan Simatupang lagi, lumayan keluarnya diujung akhir lampu merah fatmawati sehingga jalanan sepi sampai di Pondok Indah.

Mencari informasi tentang rencana outboun di lembah hijau Cilotoh Puncak pas, sebab rencanannya hari Rabu, berarti berangkatnya hari Selasa, tetapi pagi ini belum ada informasi.

Siangnya sedikit ada telepon dari juru bayar jikalu peserta outbound mendapat uang saku sebesar limaratus ribu rupiah.

Hotel Mandarin

Minggu, 12 November 2006

Ke Hotel Mandari bersama Istri.

Pagi hari setelah shalat dhluha, berdua berkendaraan motor ke hotel Mandarin, jalanan cukup sepi, sewaktu di POM Bensin pertama yang dilihat dari rumah, langsung mengisi bensin sebanyak 12 000 rupiah. Motor kembali melaju, jalur jalan yang diambil adalah jalur jalan yang biasa digunakan kekantor, sehingga melewati Cibubur, Khong Guan Biskuit, Kopasus Cijantung, Simatupang, dan belok kanan kearah Buncit samapi ketemu jalan Tendean, belok kiri ke arah Mabes Polri, belok kanan ke Patimura dan tembus jalan Thamrin, putaran hotel Indonesia dan masuk hotel, parkir motor di lantai 6.
Setelah parkir sempat mengenakan baju kokok yang dibawa dari rumah dan berjalan menuju pintu kecil untuk memasuki lobby hotel Mandarin.

Hotel ini adalah hotel yang baru kali ini saya masukin, gang-gang lintasannya lebih banyak melingkar dan lobby hotel temeraman berwarna coklat ke merahan.

Sesampai di Hall Hotel Mandari peserta pertemuan produk yang bekerja dari rumah sudah banyak, saya dan istri langsung masuk tanpa registrasi terlebih dahulu, yang registrasi sekarang adalah para anggota yang lama yang sudah mempunai nomer pin.

Didalam ruang pertemuan, banyak para pengedar/distributor Makanan Kesehatan yang mempromosikan keberhasilannya Herbal life yang bisa menuruskan berat badannya sebanyak 20 kg ada yang turun 10 kg, macam – macam tingka laku mereka di panggung, mereka berteriak- teriak akan keberhasilan dan kesuksesan bisnis di Herbalife, ada yang berteriak sudah mendapatkan fee 20 juta.

Kemudian saya mulai mendekati salah seorang panitia yang mengundang dan menanyakan soal herbalife, dia menyarankan banyak keuntungan apabila terlibat dalam kegiatan herbalife tetapi harus membeli dahulu starter kit seharga Rp 500 000,- yang isinya adalah probuk makanan herbal yang harus dikonsumsi dan sampai terlihat menurun berat badannya.

Saya berprinsip, saya belum bekerja sudah mengeluarkan uang Rp 500 000 berarti bisnis ini harus ditinggalkan.

Sebelum meninggalkan hotel pagi itu sempat meminum kopi susu kremer, kemudian buang air kecil dan mulai berjalan keluar menuju tempat parkir di lantai 6.

Keluar dari hotel tidak mengalami hambatan apa-apa, jalanan minggu pagi ini masih sepi, motor diarahkan langsung ke Mampang Prapatan IV, menuju rumah seorang Istri dari Almarhum Dosen Arsitektur selamam pendidikan di Universitas Udayana, yaitu ibu Robi Sularto.

Saya berdua dengan istri sudah memasuki halaman ibu robi sularto, anjingnya yang putih besar menggonggong terus menerus, si anjing Anton terlihat agak lunak. Ia terlihat sering tidur.

Sewaktu menunggu di ruang duduk di meja makan berdua dengan istri, sementara ibu Robi sedang mandi, anjing itu berkali – kali akan mendekati saya. Samapi – sampai saya menyebut “ nak- nak jangan dekat-dekat sini nak”

Ibu Robi sudah mandi langsung silaturahmi, dan bu robi memberikan oleh-oleh dari Umro ke Mekkah berupa kain bungkus wanita hitam, beserta kudung hitamnya, yang biasa dikenakan oleh wanita Arab disana, kopiah putih haji dan tasbih.

Ia berceritra tentang Umroh yang dibayarin oleh teman-temannya dan kegiatannya sekarang kuliah di Al Azhar ilmu Dakwa perihal agama Islam.

Pulang, sewaktu dijalan istri berbisik jikalau anak-anak minta oleh-oleh, sehingga diputuskan membeli oleh-oleh mangga 3 kg Rp 10 000 ,-

Sewaktu dijalan pulang dalam kecepatan tinggi sempat motor mati, tetapi hidup lagi.

Kepasar sendirian

Sabtu,11 November 2006

Pagi hari setengah terang tanah sekitar jam 05.30 pagi sudah berangkat ke pasar, sendirian, jalanan licin dan banyak yang terlihat tergelincir sehingga harus perlahan-lahan.
Yang dibeli Daging has dalam ½ kg dan minta diiris tipis-tipis, bakso satu pak, tahu kuning dua puluh biji, otak-otak ikan satu bungkus, sayuran bayam tiga ikat, buncis ½ kg, tomat 1 kg dan blomkool ½ kg bit merah 3 biji.

Sesampai nya di rumah daging langsung dipanggang sebagian dan yang makan Yasin, sebab ia telah makan nasi terlebih dahulu sekarang ia makan daging panggangnya saja, proses membuat daging pangang beraroma saus tirem, sebab kemaren sore telah membeli saus tirem 3 botol. Sisa bumbu panggangan dijadikan tumisan untuk memasak otak-otak.


Sore hari sewaktu meminum jus sayuran yang terdiri agak banyak aneak ragam sayuran Yasin agak ngambek sebab melihat merah akibat reaksi buah bit yang di blender juga.

Membeli susu

Jumat,10 November 2006

Setelah shalat Jumat menerima honor kegiatan, merupakan syukur sebab susunya anak-anak sudah habis, setelah menerima langsung dibelanjakan ke supermarket Carefure, yang dibelanja adalah satu CD Phantom Of Opera sepuluh ribu rupiah, mie jawa dan mie Kare Melayu masing2 tiga biji, jas hujan ponco yang lagi dikorting seharga enam belas ribu, saus tirem tiga biji, susu coklat yang lagi naik harganya 4 biji, susu ful cream 1000 gram tigapuluh empat ribu rupiah

Dikantor tidak banyak yang dikerjakan hanya saja ada informasi jikalau sabtu besok ada lembur khusu group yang mengerjakan RKAL, sebab hari Senen besok akan di bawa ke Bekasi.

Anak tetangga sakit keras

Kamis,09 November 2006

Puasa sunnah hari Kamis

Jam 03.00 pagi terbangun akibat bunyi alrm Hp yang distel jam segitu. Langsung urus pompa air untuk menandah air yang masih mengecil juga alirannya.

Shalat tahajud, dan setelah itu makan sahur ternyata sudah jam 03.57

Sangat singkat makan sahurnya, sehingga sahurnya hanya minum susu segelas. Selesai

Dikantor tergeletak diatas meja undangan mengikuti Out Bound untuk kegiatan tertanggal 15 – 17 minggu depan.

Sekitar jam 10.00 pagi terbentik berita kawan sekantor yang ada akan mencari pemancingan dan dimakan hasil pemancingan disana, itu konsepnya, kemudian terlihat ada yang merancang hingga mobil siapa yang dibawa, melihat keseriusan sedemikian ini, saya menyatakan akan ikut bergabung dengan mereka.

Jam 10.40 sudah mendekati mobil satu, dinaiki oleh Deka sebagai pengemudi, Jay sebagai penumpang depan kiri, saya sebagai penumpang belakang kiri, Sari sebagai wanita satu-satunya sebagai penumpang tengah belakang dan Budi Dul yang bertanggung jawab memegang mobil plat merah ini duduk dibelakang kanan, saya berangkat hanya bersandal jepit dengan perkiraan nanti tidak usah repot-repot mencari alas kaki kalau sudah tiba saat shalat Dhuhur.

Kendaraan keluar kantor dan mencari bahan bakar dahulu Stasiun Pengisian Bahan Bakar di belakang kantor, setelah itu kendaraan melaju memasuki jalan tol ruas Pondok Indah Kampung Rambutan.

Sepanjang jalan yang dibahas masalah kegiatan masing-masing penumpang yang ditekuni, keadaan harmoni keluarga, hobi para istri dan kemampuan para suami untuk memenuhinya, hubungannnya dengan anak-anak, hal-hal lain pada kehidupan berkeluarga.

Mobil memasuki tol ruas Kampung Rambutan Ciawi Bogor, kendaraan melaju tidak terlalu kencang, asal tidak sampai disalip bus penumpang antar propinsi saja standardnya.

Akhirnya memasuki ujung akhir ruas jalan tol, dan berjumpa dengan pertigaan, dimana kalau saya berspeda motor bersama Yasin dipertigaan jalan itu selalu berhenti untuk memberi kesempatan melintas kendaraan yang keluar dari jalan tol.

Terlihat Budi Dul sedang menghubungi mobil ke dua yang ikut juga menayakan posisi sudah sampai dimana di jawab ada 5 km dibelakang mobil pertama.

Kendaraan melaju terus, sebab ini hari bukan hari dimana orang jakarta suka keluar melepas waktu di puncak, sehingga perjalanan terlihat lancar-lancar saja.

Mendekati pertigaan Taman Safari, mobil berjalan perlahan untuk mencari suatu nama yaitu „PANIN „ ternyata tidak ada sehingga diberanikan untuk bertanya pada seseorang penjaga toko kecil dirah selewatnya pertigaan Safari.

Ia menjawab tidak tahu, seingatnya tidak ada nama itu, kemudian terlihat Budi Dul berjalan kearah mendaki dan menanyakan seseorang, mungkin yang dimaksud Pan – in, ada dibawa sudah terlewat sejauh 3 Km.

Mobil diputar balik dan menuruni jalan kearah Bogor, mengambil konsep ada kesalahan lidah berucap dan salah dengar dirumuskan jikalau nanti terlihat ada nama mirip- mirip seperti itu berarti sasaran nya ya itu, akhirnya betul juga di depan di kiri jalan ada nama Vila bernama Fall – In , tetapi semua tidak merekomendasikan untuk memasuki tempat ini sebab tidak terlihat tulisan atau petunjuk ada tempat pemancingan.

Akhirnya disepakati untuk memasuki kawasan Taman Safari dari arah jalan pencapaiannya saja barangkali ada sarana pemacingan dengan pembakaran hasil tangkap dan memakannya.

Di Area inipun tidak dijumpai apa yang dimaksud, sampai ke kantor kepala desa ( nama desa lupa ) salah seorang warga kantor desa memberi kesempatan untuk mengantarkan kepada tempat pemancingan, dan rombongan kembali kearah yang sama dan tidak puas dengan tempat pemancingan yang ada.

Disepakati menuruni saja untuk mencari tempat makan, tetapi selepas Cisarua terturlis tempat memancing, dan tempat itu di turuni dan ditinjau juga tidak memenuhi syarat sehat untuk makan.

Melihat waktu yang sudah menunjukan jam 13.20 saya memisah untuk mencari tempat shalat di sebuah masjid kampung, ternyata kampung- kampung di sepanjang jalan raya puncak, sangat padat dan tidak teraturan, sangat berbahaya terhadap api.

Shalat Dhuhur di masjid dan air wudhunya sangat dingin, segar rasanya, yang saya catat disini adalah keberadaan masjid dijadikan duduk- duduk di emper masjid oleh ibu-ibu sambil mengasuh anaknya.

Atap rumah di samping masjid bertemu dengan atap masjid sehingga terjadi sedikit penggelapan.

Rumah-rumah disekitarnya bertemu ujung atap dengan ujung atap tetangganya sehingga menambah kekumuhan suasana.

Pembangunan sarana lingkungan diswadaya oleh masyarakat sendiri sehingga terlihat tidak teratur.

Menaikikembali mobil, sekarang sudah terlihat mobil ke dua sudah parkir di mobil satu, berangkat menuju restoran Raffles yang direkomendasi untuk tempat makan siang.

Menuruni jalan raya Puncak menuju Bogor, dan tidak beberapa lama tempat makan itupun dicapai, kerena terletak dikanan jalan sehingga kmobil harus memotong jalan dan memasuki halaman, sudah terlihat sedemikian banyaknya mobil plat merah dari instansi mana yang sedang parkir di sana.

Halaman restoran Raffles itu termasuk luas, bangunan ditata ber gang lebar di tengah langsung berjumpah dengan resepsionis dan ruang-ruang makan dan terdapat juga didalamhalaman bangunan terbuka berkonstruksi atap joglo dengan berundak tiga untuk menaikinya, dan bangunan itu dibuat sebagai restoran terbuka untuk pemesanan banyak orang.

Saya dan berombongan ber delapan duduk di dua unit lesehan dijadikan satu, sebab saya puasa maka saya hanya memesan nasi paket ayam goreng seharga duabelasribu rupiah.

Sesampainya di rumah dimakan Yasin dengan Fifi

Ibunya sedang ngurus bayi yang sakit sampai kejang-kejang dan sedang dirujuk ke Puskesmas Jonggol.

Tetangga Sakit

Rabu, 08 November 2006

Pagi-pagi sewaktu selesai mengantarkan Fifi, Yasin dan Astari kesekolah, langsung ke Jonggol untuk memperbaiki Sepeda Motor yang miring stang pengemudinya,

Sesampai di bengkel Jaonggol diperbaiki yang pertama malahan as – armnya yang goyang yang mengakibatkan bergetar sepeda motor sewaktu memasuku persneling 3, kemudian di luruskan stangnya dan terakhir di las pegangan belakangnya.

Habis biaya Rp 28.000,- tetapi kerena membawa uang Rp 20 000 ,- berhutang dahulu Rp 8 000,-


Masuk rumah sekitar jam 11.00, Fifi nangis minta jalan-jalan ke Alfamart, sekalian dengan saya membeli air minum isi ulang saya dengan Fifi berjalan kedepan mencari air.

Sehabis dhzuhur hujan menderas hingga sore, kebocoran atap terjadi lagi, bongkar langit-langit tripleks diatas pintu bawah untuk melihat dari mana sumber tetesan air, setelah diketahui, langsung dilakukan pendakian atap rumah, saat itu jendela atas yang dijadikan keluar masuk ternyata sudah hampir roboh sebab terjadi kerapuhan kayu penahannya, sambil hujan menderas dua daun jendela sorong diatas rumah harus dibuka sebelum jatuh kebawah, dan memperbaiki.

Terpaksa minta bantuan istri untuk mengirim bantuan paku, palu, kayu tersisa yang ada, dan naik atap sekalian menghambat jalan air.

Sore menjelang maghrib hujan merintik masih ada, dan air tidak lagi menetes membocor, tetapi air dibawah TV masih saja tergenang, ternyata air dari bawah, dan ini belum diketahui sumbernya.

Jus sayur sore hari ini cukup banyak dan semua minum, sehabis shalat maghrib lampu PLN padam, terjadi kegelapan diseluruh wilayah, gelap dan senyap, hanya suara tawa canda dan rengekan tangis fifi yang kepingin turun kebawah.

Sesampai dibawah ada sinar lampu menyinar jendela depan dan ternyata mobilnya pak Lukman datang, semua berteriak yang mengemudi adalah pak Lukma tetangga, berari pak Lukman tidak dirawat, sebab isunya tadi pagi Pak Lukman sakit, saya sambil menggendong Fifi di punggung datang melihat bersama istri dan para tetangga yang lain untuk menyakan bagaimana kesimpulan dari rumah sakit sedari tadi pagi, katanya pita suaranya tertutup oleh benjolan semacam tumor yang harus secepatnya diangkat dan pernafasannya nanti dialihkan melewati tenggorokan.

Pembesaran tumor yang menjepit pita suara itu yang menyebabkan beberapa hari ini pak Lukman sesak bernafas.

Saya sempat menyarankan untuk mengkonsumsi bawang putih digoreng dibuat telor mata sapi atau telor goreng yang penting bawang putihnya diperbanyak, dengan harapan nanti tumor itu mengecil.

Lampu masih mati, setelah shalat Isya, semua sepakat untuk tidur malam dimulai, Yasin tidur bersama saya diatas.

Jam 22.30 malam, lampu menyala dan saya terbangun sebab perut terasa lapar, langsung makan sederhana, nasi dengan botok tempe dengan ikan teri yang sangat sedikit, sampai-sampai tidak terasa jikalau botok itu ada muatan terinya segala, Istripun terbangun dan ikut makan.

Tabrakan sepeda motor

Selasa, 07 November 2006


Pameran Buku.

Berniat akan membeli obralan buku, empat buku dihargai Rp 10 000 ,-. Setibanya di kantor, menyelesaikan pekerjaan rutin kantor, dan kemudian berangkat ke kantor pos terdekat dengan berjalan kaki, untuk mengirim uang buat ibunda di Wonorejo, Lumajang, Jawa Timur.

Setelah itu berjalan kembali ke arah perempatan untuk mencari bus kopaja 86 tujuan Kota dari Lebak Bulus, yang naik lumayan banyak, dan dapat duduk dibelakang supir, biaya Rp 2000,-

Perjalanan melewati Pondok Indah Maal, diwarnai kemacetan, sampai-sampai tertidur di Kopaja, tertidur sejenak wajar, pemandangan yang tidak pernah dilihat jikalau naik motor adalah ternyata ada toko besar yang menjual Bajay, Bajay tersebut banyak terlihat dari etalase kaca luar, dan bajay itu berwarna kuning semuanya, belum pernah saya melihat dijalan, bajay dijalan biasanya berwarna merah.

Perjalan lurus sampai di atas jalan Kereta Api Senayan turun menyusuri rel kereta Rangkasbitung Kota, dan belok kekiri sewaktu dekat stasiun Palmerah ngak tahunya sudah sampai diperempatan Slipi, yang ramai sejak jaman dahulu.

Kopaja berjalan lurus dan akhirnya melewati juga Taman di Kampung Sawah yang saya menangkan sayembara perencanaannya 4 tahun yang lalu.

Taman itu terlihat ada bangunan baru seperti pos yang tidak pernah saya rencanakan.

Kopaja berjalan lurus sampailah sudah di wilayah Trisakti, memperhatikan jalan sewaktu polisi menembaki para mahasiswa Trisakti yang berdemo saat menjelang kejatuhan pak Harto dahulu.

Kopaja masih berjalan dan menyusuri parit kanal yang selalu bau di Jalan Latumaten, dan berbelok kekanan memasuki wilayah Pangeran Tubagus Angke, dan Kopaja terpaksa berhenti lama kerena pertemuan dengan jalan kereta api di Stasiun Angke Barat.

Kopaja berjalan lurus akhirnya bertemu dengan Jembatan Lima, naik jalan layang dan belok kiri langsung Stasiun kota Beos, saya turun dan menanyakan dimana bank 46, ternyata harus menyebrang lagi sebab bank itu terletak sejajar dengan rel kereta api Beos.

Sesampai di Bank 46 Kota ternyata informasi dari penjaga point permintaan nomer antrian, pameran buku ada di Bank 46 Pusat di dekat hotel Sangrila wilayah karet.

Rasa kecewa memenuhi pemikiran ini, tetapi kita nikmati saja, barangkali ada hikmanya.

Naik Busway yang menuju Blok M, tiket seharga Rp 3500 dan sesampai di stasiun Setiabudi turun, seharusnya turun di stasiun Karet, disebabkan ada pembangunan terminal pertemuan du jalur busway maka stasiun karet ditutup.

Berjalan cukup jauh dari setia budi menuju ke Bank 46 Pusat, harus melewati Bank Muamalat, kemudian meyusuri jalan masuk disana sejauh lebih 2 km untuk menyebrang lapangan parkir menuju Bank 46.

Bank 46 sudah didapat langsung naik kelantai 2 lewat tangga berjalan dan disana pameran buku sudah tidak antri, tetapi didalam ruangan yang namanya manusia sangat banyak, dan setiap kerumunan manusia selalu berkerubut dengan buku-buku, saya mencoba melihat bukunya ternyata kebanyak buku komik jepang yang gambarnya sangat jelek, sesuai dengan orang jepangnya sendiri.

Sudah sempat terpilih satu buku komik jepang, tetapi baru ingat harus membeli 4 buku, dan mencari tiga buku yang layak dibawa pulang, gagal, sehingga saya meninggalkan Pameran buku murah di bangunan Bank 46 itu tanpa membeli sesuatupun.

Saya berjalan menuju jalan Sudirman dan mencari penyebrangan jalan untuk menuju ke arah seberang sebab akan menuju arah Selatan.

Dapat bus AC tujuan Ciputat yang bertarif Rp 5000,- jauh dekat. Langsung dapat tempat duduk dan bus berjalan melintas kepadatan lalu lintas di Jakarta.

Sampai di Kantor Pasar Jumat jam 13.20.


Tabrakan Sepeda Motor.

Terjadi saat sudah mendekati rumah, didepan sekolahnya Yasin yang sore itu sedang banyak anak murid sekolah SMP PGRI sore yang keluar dari halaman sekolah yang menyebabkan kemacetan, dan sewaktu saya meminta untuk berbelok kanan didepan saya ada Bus Feeder Busway jalur Citragarden Jonggol deng Jalan Sudirman Jakarta, mau memberi jalan, ia terllihat bersabar berhenti memberi jalan, sebab kendaraan sangat rapat, sesampai disisi kiri bus tersebut secara tiba-tiba ada vespa yang menobrok roda depan saya,

Saya terjatuh berdiri, sebab sepeda motor yang saya naik jatuh diantara kedua kaki saya, dan vespa yang menobrok itu tersungkur searah tujuan.

Ia tidak memperhatikan jalan sebab ada bus yang berhenti, seharusnya ia ikut berhenti sebab sudah dipastikan didepan bus yang berhenti itu terdapat sesuatu yang lewat, vespa kan tidak bisa melihat situasu jalan didepannya, kerena pendek.

Akhirnya kerusakan ditanggung sendiri-sendiri

Syawal ke 6

Senen, 06 November 2006

Masih puasa Syawal hari ke 6

Makan sahur waktunya hanya tersisa 15 menit, sebab bangun jam 03.49.
Sempat makan sahur sederhana, dengan minum kopi saring dicampur susu, dan makan nasi sedikit dengan lauk tahu di goreng sebentar dan tomat satu butir.

Jus sayuran

Minggu, 05 November 2006

Masih puasa Syawal hari ke 5

Pagi-pagi makan sahur puasa dengan agak lahap.

Masih perkasa badan ini, langsung dilanjutkan dengan mengambil cucian yang sudah dua hari menumpuk, Shalat shubuh sempat tertahan beberapa menit sambil membangunkan anak-anak yang akan shalat.

Acara mencuci tetap, saya yang menggosok dan mengucek, babak berikutnya ibunya yang melanjutkan dengan membilas, disebabkan volume air masih mengecil sehingga cukup lama untuk membilasnya.

Pakaian tidak langsung dijemur, tetapi di tiriskan terlebih dahulu di pinggiran mesin cuci.

Kepasar, saya sengaja membawa uang Rp 20 000,- sedangkan biar istri yang belanja sisanya, saya terkosentrasi untuk belanja keperluan jus sayur sehingga yang saya beli, tomat 1 kg, terong ungu, wortel 1,5 Kg, jamur ¼ kg, tauge ¾ kg, kentang sekilo, tahu kuning 20 biji, Nangka ½ kg, bayam 4 ikat seribu.


Menjelang sore, menghadiri halal bi halal tingkat RT, sebab saya dipercaya untuk mengisi hikma halal bi halal.

Acar berakhir hingga menjelang maghrib, saya bergegas pulang sebab akan membuat jus buah, jus buah kali ini aak lengkap terdiri

Piring 1 : mangga dan bengkoang
Piring 2: Tauge dan jamur
Piring 3 : Sawi dan Bayam
Piring 4 : Mangga dan Nangka
Piring 5 : Kentang dengan tomat dengan terong.

Luar biasa setelah meminum, Yasin dan Astari masing – masing satu gelas, Tyas 2 gelas, Ibunya 2 gelas dan saya 3 gelas sedangkan fifi cukup 10 sendok makan.

Monitor rumah mati

Sabtu, 04 November 2006

Yasin akan sekolah dan Fifinya yang belum sekolah akan ikut mengantar, sedangkan Astari berjalan dengan rombongan teman-temannya.
Berkali-kali akan menghidupkan komputer di rumah selalu gagal sebab monitornya menggelap. Ide penulisan Penyamun Pulang Kampung sudah mulai muncul lagi.

Hb darahnya Yasin mulai turun

Jumat,03 November 2006

Menjaga Yasin yang Hb nya mulai menurun.

Masih puasa Syawal hari ke 4

Dengan makan sahuir cukup sederhana.

Tetapi pagi itu Yasin masih semangat untuk sekolah, dengan catatan ia harus meminum susu.
Kalau susu putih habis nanti beli yang ada rasa coklatnya, sama- sama indomilk cair.
Mengantar Yasin dan Astari ke sekolah.

Shalat Jumat di masjid Kompleks perumahan.
Menjelang buka puasa membuat jus sayuran

Kirim uang ke aswan

Kamis,02 November 2006


Memasukan uang ke tabungannya Aswan sebesar satu juta seratus ribu rupiah, terdiri dari uang dari gajih bulanan saya sebesar limaratus ribu rupiah, uang sisa pembelanjaan idulfitri dari ibunya sebesar tigaratus ribu rupiah, bingkisan silaturahmi lebaran dari bapak Supadio sebesar seratus ribu rupiah, dari saya bingkisan lebaran duaratus ribu rupiah.

Membeli 9 judul film Compact Disk di Carefure.

Syawal ke 3

Rabu, 01 November 2006


Masih puasa Syawal hari ke 3

Jam 02.39 sudah bangun, disadarkan oleh alarm Hp yang sengaja dipasang disamping tidur, membangunkan istri dan anak-anak yang akan ikutan puasa syawal, ternyata hanya istri saja yang ikutan puasa syawal.

Cuci an baju menumpuk apalagi kemaren sore dipakai untuk naik ke genteng untuk memperbaiki kebocoran, banyak baju yang basah, harus dikerjakan secepatnya agar tidak bau.

Berita Duka

Pintu diketok pagi-pagi, anak-anak mengabarkan jikalau ada seseorang yang hendak ketemu pada seseorang, saya mengingatkan pada istri apabila orang itu akan meminjam uang jangan ditolak dan diberi sedikit tapi tidak usah dikembalikan.

Ternyata ibu Parman istri RT yang mengabarkan jikalau anak bayinya pak Rahkmat meninggal dalam usia 18 hari.

Saya dan istri datang melayat bersamaan dengan bapak- bapak dan istrinya yang lain, ternyata sesampainya di rumah duka bayi tidak menunjukan tanda-tanda sakit, tetapi saya agak tidak terima konsep ini, saya bertanya banyak, perihal usia lahir dan berat lahir, sebab sewaktu saya melihat si bayi dalam kondisi kecil, pucat.

Si ayah bayi hanya mengatakan jikalau, sejak kemaren sore si bayi lemah saja terlihat, dan tengah malam sempat memanggil suster untuk mengetahui hidup dan tidaknya, ternyata jam 02.00 pagi nyawa sudah perlaya.

Sewaktu saya berjalan pulang kerena akan mengantar anak-anak sekolah sekalian berangkat kekantor, istri saya mengatakan jikalau bayi lahir dalam usia kurang dan termasuk prematur dan harus pengawasan dokter, hal inilah yang rupanya tidak diperhatikan oleh orang tuanya.

Yasin diputuskan tidak sekolah dahulu, minum susu dihadapan saya se gelas, dan saya tinggalkan kekantor, yang ikut hanya Astari sampai sekolahannya.


Teringat jikalau Hp yang sudah terbeli itu ternyata khusus untuk Tyas, sedangkan untuk ibunya yang mana, sudah terniatkan jikalau ada Hp yang harganya dibawah harga kemaren yaitu seharga Rp 350 000, akan dibeli buat ibunya.

Ternyata di Pondok Indah Poin diatas super market Giant di lantai 5 terdapat Hp CDMA seharga Rp 300 000,- sudah termasuk pulsa Esia sebesar Rp 20 000,- di beli untuk ibunya di rumah.

Bersama waktu yang sama dibeli juga DVD Akira seharga Rp 279 000 ,-


Setibanya di rumah, anak-anak serba bertanya apa yang dibawa ayahnya baru pulang dari kantor.

Malam harinya berkunjung tetangga dekat untuk silaturahmi Idul Fitri, tidak ada kursi, mereka diterima ber sila di lantai, kerena banyak laron berterbangan maka lampu dimatikan, dengan kondisi sedemikian mereka bisa bertahan bertamu selama 30 menit.

Hujan pertama

Selasa,31 Oktober 2006

Akan shalat Ashar, ternyata air dari pompa air tidak lagi mengalir, saya sedikit stres kalau air tidak mengalir, Saya berdoa pada Allah bahwa air itu semata untuk membesarkan dan beribadah ke pada Mu ya Allah, banayakanlah air ini, saya pancing, ternyata ditunggu agak lama juga baru terdengar air mengucur kecil, tetapi diluar terdengar hujan mulai merintik.
Hujan deras jam 15.30, sampai harus naik keatap genteng untuk memasang terpal untuk menutup kebocoran genteng.

Hujan sedemikian derasnya, jalan di depan rumah seperti saluran sungai, berwarna hitam kotoran-kotoran orang lain pada lewat, meninggalkan sampah.

Wajah yang tidak ramah

Senen,30 Oktober 2006


Wajah yang tidak ramah

Bersilaturahmi dengan bapak Menteri PU dan jajarannya, terlihat pak Saleh Latukonsina dengan wajah yang tidak ramah, berbaris di deretan pak Menteri, sedang menerima ucapan selamat. Pikir saya “ anda tidak bisa terlepas tangan atas banyaknya nyawa hilang selama pemerintahan anda sebagai Gubernur di Maluku, hidangan silaturahmi hanya bakwan malang, ketupat sayur dan minum aqua gelas.

Ada wajah yang tidak ramah berikutnya adalah P Bambang Wied, permasalahannya saya tidak tahu, Cuma kalau saya tidak di ramahain seseorang, ya tidak apa-apa.

Sempat ketemu pak Rifaldi dan mengatakan kunjungan ke Ternate dibatalkan sebab sudah banyak orang yang datang kesana.

Balik ke Kantor Pasar Jumat, sempat ramah tamah dengan lingkungan dekat, dapat uang makan selama dua puluh hari sebesar Rp 80 000,-

Ke supermarket carefure untuk membelikan susunya Yasin, Astari, Tyas, beras kencurnya istri semua sebesar Rp 85 000,-

Teringat akan permintaannya Tyas akan Hp, kemudian setelah di kantor terlihat sepi, langsung naik motor ke Roxi ITC mas membelikan HP nya Tyas, yang sekond- sekond saja yang penting CDMA.

Dapat Hp Nokia CDMA rencananya di isi Flexy, ternyata nomer Flexy yang sudah ada sudah dihapus dengan operatornya, kemudian diganti Esia dan untuk menghidupkan Hp tersebut sampai siap dipakai sangat lama, sempat di tinggalkan shalat Ashar, kemudian Hp bisa digunakan sebelumnya mendaftar dahulu. Sudah terisi pulsa Rp 20 000,- seharga Rp 350 000 ,-

Meninggalkan ITC Roxy Mas jam 16.34 membayar parkir motor Rp 1 500,-
Pulangnya sangat macet, kemudian begitu sampai pada perte,muan rel kereta api balik kanan dari arah kedatangan Pasar Tanah Abang, disini hampir melanggar jalur lalu lintas, yang seharusnya tidak boleh lurus, saya hampir lurus, dan sempat melihat ada sepeda motor yang di tahan polisi, saya belok kiri dan melaju beberapa saat sampai menjumpai perempatan lampu merah, kendaraan pada berhenti, saya mencari posisi paling depan untuk mencari arah putar arah balik, kemudian kewsempatan itu di dapat dan loncat kearah deretan mobil – mobil yang putar arah juga, dan dari sana belok kiri, dan lanjut belok kiri lagi sekali sampai ketemu jalan menuju Tanah Abang dan lolos sampai Blok M, melanjutkan jalur jalan biasanya kalau pulang kantor sewaktu berkantor di Patimura.

Shalat Maghrib di Masjid Jin dan sampai rumah sudah hampir Isya.

Syawalan ke dua

Minggu,29 Oktober 2006

Puasa Syawal hari Kedua.

Berlebaran ke Rawamangun Ibu Madina, berangkat dari rumah jam 08.00 sampai di Rawamangun jam 09.30. Berlebaran ke Bapak Minis masuk kesana jam 11.30. baru duduk sebentar terdengar azhan Dhuhur.Shalat Dhuhur dengan pak Minis di Masjid Kompleks.
Jam 14.00 Berlebaran dirumahnya bapak Andrehasan Klender, jam 15.00 berlebaran ke Nenek dan Tetangga nya lik Dharmo alm di Klender.

Berlebaran ke Bapak Supadio di komplek PU Binamarga Lampiri, dan terakhir berlebaran di ibu Tutik , pulang sampai di masjid di dekat jalan rusak kawasan Bukaka Cileungsi, terdengar adzan maghrib dan buka puasa, teh yang saya minum, yang dibawa dai silaturahmi dirumah ibu Tatik Kalimalang, yang sempat di tangisi Fifi sebab ia ingin juga meminumnya.
Perjalanan dilanjutkan dan shalat Mahgrib di rumah.

Bengkel lagi

Sabtu,28 Oktober 2006


Ke Bengkel,di Jonggol, sebab motor yang dibawa kesana kemari selama minggu ini bunyinya agak ngak enak. Di Jonggol kehujanan, Fifi juga kehujanan. Sesampainya di bengkel hanya Untuk ganti olie. Mpulang-pulangnya sandal yang dikenakan fifi jatuh dan hilang.

Ajar Sanjoyo

Jumat,27 Oktober 2006

Berlebaran ke Pak De / Mas Ajar Sanjoyo sambil shalat Jumat disana.
Naik motor bertiga ke Masjid yaitu saya Yasin dan Mas Ajar, masjidnya cukup baik dan ber Ac.
Jam 13.15 ibunya minta pulang terlebih dahulu, saya antar samapi pasar dan langsung menaiki mikrolet no 30 ke Bekasi.
Saya balik lagi ke mas Ajar untuk melanjutkan silaturahmi sampai terdengar adzan Ashar.
Setelah shalat Ashar pulang ke Cileungsi, mendapat halangan kemacetan pertigaan di Bekasi.
Masuk rumah hampir maghrib.

Puasa Syawal pertama

Kamis,26 Oktober 2006

Puasa Syawal hari pertama
Berlebaran ke Bapak Lilik dan Ibu Nur di Ciledug, Ibunya yang naik mabil umum dengan Fifi datang terlambat.

Lebaran ke 3

Rabu, 25 Oktober 2006


Berlebaran ke Bapak Iskandar Kamil SH.

Dirumah ini sempat bertemu dengan keponakannya – keponakannya pak Iskandar sendiri yang banyak menetap di Semarang.
Pak Iskandar sempat mengemukakan pendapatnya tentang Lumpur Panas Sidoharjo yaitu kenapa tidak dibuatkan parit tersendiri, biar penduduk bisa mendapatkan pekerjaan.

Hari Raya ke dua

Selasa,24 Oktober 2006

Berlebaran ke bapak Mahasin. Disini Bapak Mahasin merasa tidak senang sebab Pak Iskandar Kamil memangkas hukuman Polycarpus atas dakwaan pembunuhan Munir, sampai-sampai pak Mahasin menyuruh saya menyampaikan hadis Rosullulloh buat bapak Iskandar, katanya Rasul mengatakan ada tiga hakim, dua hakim masuk Neraka dan seorang hakim masuk Surga, dua Hakim yang masuk Neraka adalah satu Hakim yang memutus perkara dengan tidak benar sebab ia disuap sedang satu hakimnya lagi adalah hakim yang tidak tahu perkara tetapi ia memutus perkara juga dengan tidak benar, sedang hakim yang masuk surga adalah hakim yang memutus perkara benar ya benar salah ya salah.

Hari Raya Idul Fitri

Senen,23 Oktober 2006


Pagi jam 05.45 pagi saya dengan Yasin sudah mulai berjalan ke Masjid, sesampainya di masjid tidak ada yang melafalkan takbir, apakah hari ini di masjid ini shalat Hari Raya atau tidak, masih menjadi pertanyaan, diemper masjid terlihat banyak orang yang sedang rapat, sedang kumpul-kumpul saya langsung ikut bergabung, sebab ternyata mereka sedang membicarakan apakah ada shalat hari raya sebentar di selenggarakan di masjid ini atau tidak.
Saya menjelaskan jikalau hari ini ada seseorang yang tidak terganggu otaknya dan tidak gila dan sekarang sedang membatalkan puasanya sebab ia mengatakan hari ini adalahan hari raya idul fitri.

Padahal seseorang itu jumlahnya lebih dari 50 juta jiwa menyebar di seluruh pelosok tanah air, mengapa kita raguuntuk menentukan pagi ini ada shalat idul fitri.

Pak Mulyo bertanya apa hukumnya jikalau Masjid menyelenggarakn shalat idul fitri dua kali.

Masjid adalah sarana ibadah silahkan untuk dipakai shalat idul fitir hari ini atau besok.

Tiba-tiba salah seorang majelis berdiri dan mengatakan sekarang harus ada yang takbir dari masjid sebab biar penduduk yakin jikalau pagi ini ada shalat idul fitri.

Saya dengan Yasin masuk dalam masjid, didalam masjid hanya bertiga saja di shaf paling depan, kemudian saya di sodori mike untuk mengumandangkan takbir, dan saya bertakbir dengan tullus, dan saya bertakbir sambil membangkitkan semangat orang-orang untuk datang ke Masjid sebab saya tahu sedang ada ragu-ragu dikalangan masyarakat.

Saya teringat pada mukzizat rasul Daud yang diberi kekuatan suara merdu untuk menggugurkan kekokohan hati para pengikutnya yang tidak mau menyembah Allah, dan saya dalam hati berharap yang sama dengan harapan takbir yang saya kumandangkan bisa menggerakan orang-orang untuk datang ke masjid.

Jam 06.30 saya merasa banyak orang yang berdatangan, dan jam 07.00 tepat shalat dimulai.

Malam Lebaran

Minggu,22 Oktober 2006

Memasak ketupat mulai pagi hari selama tiga jam dengan dandang besar, jam 11.00 siang sudah matang,

Opor ayam mulai dimasak jam 15.00 sore,


Malam Takbiran sendiri dirumah.
Diumumkan di Masjid jikalau Masjid menyelenggaran shalat Ied besok pagi jam 07.00.

Malam hari nii ada rapat isbat dimana pihak pemerintah mengumumkan Idul Fitri jatuh hari Selasa. Tetapi hitungan hisab Muhammadiyah Idul Fitri jatuh hari Senen.

Saya ikut yang jatuh Hari Senen sebab sudah ada orang yang membatalkan puasanya sebab sudah berhari raya.

Kekurangan bahan

Sabtu,21 Oktober 2006

Kepasar untuk membeli kekurangan seperti kerupuk, sayuran dan ayam potong.

Jam 10.00 berangkat dengan ibunya juga beserta Fifi dan Yasin untuk membeli biskuit yang ditangisi sepanjang sore kemaren, tetapi sesampai di Hero belanjanya membengkak menjadi, yang dibeli coca cola dibeli lagi 1 botol isi 1,5 liter, jahe bubuk, susu fristy nya Yasin, biskuit dibelikan 5 biji sekaligus sebab Yasin biar dapat dua, fifi, Astari dan Tyas masing-masing satu.

Ibunya sempat membeli sabun cuci piring cair, lipstik, bedak bayi untuk Fifi dan sabun detergen 800 gram permintaanya Tyas.

Buka puasa sudah meminum air soda Coca Cola.

Sehabis shalat Ashar sudah mulai memasak Brongkos.
Menjelang Isya muali memasak daging berbumbu rendang gaya rumahan, jadi rendangnya jangan dikira seperti rendangnya orang Padang yang warnanya hitam, asal suah empuk ya dimakan.

Yasin menangis berkepanjangan

Jumat, 20 Oktober 2006

Shalat Jumat di Kompleks Masjid dalam lingkungan rumah
Sehabis shalat jumat mengajak fifi dan astari untuk berjalan-jalan ke Hero Supermarket membeli daging rendang yang kekurangan sekilo lagi. Bersama itu di beli pula sirup marjan 2 botol, coca cola 1,5 liter sebanyak 4 botol, pengharum badan buat oria dan wanita, susu anline dan biskuit macan yang ternyata sesampai dirumah jadi masalah dengan Yasin.

Yasin menangis sepanjang sore hari.

Berangkat Itikaf jam 20.30 malam, yang ikut itikaf Tyas dengan Astari.

Sekitar jam 23.30 lampu PLN mati untuk seluruh wilayah.

Kepasar

Kamis, 19 Oktober 2006

Kepasar untuk persiapan Lebaran, sebab ada kemungkinan lebaran jatuhnya hari Senen.

Harga Daging masih normal Rp 48 000 se kilogramnya

Tertidur

Rabu, 18 Oktober 2006

Pulang itikaf jam 02.00 pagi, langsung persiapan sahur dan makan sahur, sehabis shalat shubuh tertidur nyenyak.

Itikaf malam ke 25

Selasa, 17 Oktober 2006


Kekantor.

Beli kue lebaran tambahan. Kualitas enaknya di turunkan setengah lusin Rp 50 500.-

Memberikan uang lebaran ke istri Rp 800 000 sedang yang Rp 200 000 untuk anak yatim.
Malam jam 20,30 berangkat ke Masjid Gandoang untuk itikaf malam ke 25, ikut berangkat semua sampai menggunakan dua moto, yang naik motor Qinqi kuning ibunya beserta Yasin sedang yang ikut saya Tyas, Astari dan Fifi.

Kue Lebaran

Senen,16 Oktober 2006

Pulang itikaf jam 02.00

Beli kue lebaran 143 000 rupiah terdiri 6 toples kue lebaran 70 000, roka-roka coklat 20 000, astro stik 10 500, kacang atom 42 500

Masih ngantuk.

Buka puasa di rumah pak Ruswandi

Minggu,15 Oktober 2006


Buka puasa di rumah pak Ruswandi

Sudah beberapa lama saya mengatakan kepada anak-anak jikalau bulan puasa tahun ini sangat berbeda dengan tahun lalu. Belum ada yang mengundang buka puasa ya, tiba-tiba Yasin berkata pak kemaren ditelepon dengan Ms Kuat di RSCM ada buka puasa dirumah pak Ruswandi hari Minggu.

Berangkat dari rumah jam 16.00 menuju rumah pak Ruswandi, kemacetan luar biasa menjelng di Mall Kramatjati, banyak orang berbelanja, sehingga parkir menghampar dimana-mana, itu yang menyebabkan pelambatan arus kendaraan.

Setibanya di rumah pak Ruswandi, hanya 10 menit sebelum buka puasa tiba, sehingga bisa basa basi sedkit dengan orang lain, tetapi banyak orang yang saya lihat dan tidak saya kenal, kemungkinan dari Yayasan Thalasemia.
Shalat Magrib dan shalat Isya di rymah pak Ruswandi.

Malamnya setelah pulang dari pak Ruswandi itikaf di masjid Gandoang.
Sabtu,14 Oktober 2006


Jam 02.30 mulai meninggalkan Masjid, mengakhiri Itikaf Lailatul Qodar.

Memasuki rumah ternyata Tyas, Ibunya dan Fifi ngak tidur.

Makan sahur jam 03.00 langsung tidur.
Jumat,13 Oktober 2006

Berangkat kekantor, yang ikut naik motor yang akan ke sekolah pagi ini Astari dengan Yasin, setelah mengantar mereka ke sekolah motor balik arah ke pasar Gandoang, sebab hari ini hari terakhir untuk persiapan membeli beras.
Dapat beras 5 karung seharga Rp 1 008 000 diterima dirumah.

Setelah transaksi selesai langsung berangkat kekantor Departemen PU Pasar Jumat.

Setelah shalat Jumat dapat telepon dari rumah jikalau beras telah diantar tetapi uang kurang 78 000 sebab harga beras adalah 1 080 000

Lho yang salah menghitung siapa ?

Telepon ke pak Rudy Parasdio, ia mengajak buka puasa dan shalat terwih di kantornya Bambang Triatmojo, tetapi saya sudah janji dengan anak-anak bahwa malam ini akan Itikaf di Masjid desa Gandoang.

Setelah itu langsung berangkat ke Mahkamah Agung untuk menemui bapak Iskandara Kamil SH, Hakim Agung.

Perjalanan siang itu terlihat agak macet, sejak di jalan akan memasuki Pondok Indah sudah terlihat macet, padahal pikiran saya sewaktu habis shalat Jumat di Kompleks PU tadi jalanan tidak macet, salah berarti.

Setibanya di Mahkamah Agung badan terasa panas, haus cuaca sangat kering, saya memasuki Mahkamah Agung dari pintu belakang, dan langsung naik tangga dan menuju ruang Hakim Agung Iskandar Kamil SH, ternyata didalam ada ibu sekretaris yang sedang menghadap pak Is.

Saya menunggu sejurus kemudian, dan sambil menunggu itu saya perhatikan banyak orang-orang yang mengikat berkas-berkas perkara, sesampainya didalam saya menanyakan ke pak Is kenapa orang pada mengikat berkas, ya ada liburan dua hari sehingga harus dikerjakan dirumah.

Suhu dingin didalam ruangan Pak Is membuat saya terbatuk- batuk berkepanjangan, pak ada memberikan saya dua baju kokok putih bersih dalam kemasan mewah, saya mengatakan jikalau naik mobil kemasan ini sangat cantik tetapi saya naik motor, mau diikat dimana. Kemudian ada dua botol obat buah merah Papua, selalu diminum untuk anak- dan keluarga terutama Yasin katanya.

Saya tidak bisa lama-lama di ruang pak Is, sebab saya melihat banyak berkas yang belum di ikat oleh pak is untuk dibawa pulang

Sepulang dari Mahkamah Agung melewati jalan Thamrin, Sudirman dan Simatupang, Pasar Rebo, dan shalat ashar di masjid jin kelapa dua, sambil tidur-tidur setelah shalat.

Dirumah masih sempat membuat jus sayuran, dan dimakan saat akan buka puasa.

Sejak hari ini mulai mengkonsumsi buah merah satu sendok, akibatnya badan sangat lemas, sehingga harus tidur setelah buka puasa.

Persiapan menjalankan malam Lailatul Qodar dimasjid desa Gandoang diujung masuk Desa Gandoang, yang ikut malam ini adalah Yasin dan Astari.

Ngaji sepanjang waktu dan setelah menujukan jam 24.00 mulai shalat malam. Astari bertahan ngaji Al Quran sampai jam 23.30 sedangkan Yasin sampai jam 23.00 sudah ngantuk dan tertidur.

Selasa, Oktober 17, 2006

Itikaf malam puasa ke 21

Jumat,13 Oktober 2006

Berangkat kekantor, yang ikut naik motor yang akan ke sekolah pagi ini Astari dengan Yasin, setelah mengantar mereka ke sekolah motor balik arah ke pasar Gandoang, sebab hari ini hari terakhir untuk persiapan membeli beras.
Dapat beras 5 karung seharga Rp 1 008 000 diterima dirumah.

Setelah transaksi selesai langsung berangkat kekantor Departemen PU Pasar Jumat.

Setelah shalat Jumat dapat telepon dari rumah jikalau beras telah diantar tetapi uang kurang 78 000 sebab harga beras adalah 1 080 000

Lho yang salah menghitung siapa ?

Telepon ke pak Rudy Parasdio, ia mengajak buka puasa dan shalat terwih di kantornya Bambang Triatmojo, tetapi saya sudah janji dengan anak-anak bahwa malam ini akan Itikaf di Masjid desa Gandoang.

Setelah itu langsung berangkat ke Mahkamah Agung untuk menemui bapak Iskandara Kamil SH, Hakim Agung.

Perjalanan siang itu terlihat agak macet, sejak di jalan akan memasuki Pondok Indah sudah terlihat macet, padahal pikiran saya sewaktu habis shalat Jumat di Kompleks PU tadi jalanan tidak macet, salah berarti.

Setibanya di Mahkamah Agung badan terasa panas, haus cuaca sangat kering, saya memasuki Mahkamah Agung dari pintu belakang, dan langsung naik tangga dan menuju ruang Hakim Agung Iskandar Kamil SH, ternyata didalam ada ibu sekretaris yang sedang menghadap pak Is.

Saya menunggu sejurus kemudian, dan sambil menunggu itu saya perhatikan banyak orang-orang yang mengikat berkas-berkas perkara, sesampainya didalam saya menanyakan ke pak Is kenapa orang pada mengikat berkas, ya ada liburan dua hari sehingga harus dikerjakan dirumah.

Suhu dingin didalam ruangan Pak Is membuat saya terbatuk- batuk berkepanjangan, pak ada memberikan saya dua baju kokok putih bersih dalam kemasan mewah, saya mengatakan jikalau naik mobil kemasan ini sangat cantik tetapi saya naik motor, mau diikat dimana. Kemudian ada dua botol obat buah merah Papua, selalu diminum untuk anak- dan keluarga terutama Yasin katanya.

Saya tidak bisa lama-lama di ruang pak Is, sebab saya melihat banyak berkas yang belum di ikat oleh pak is untuk dibawa pulang

Sepulang dari Mahkamah Agung melewati jalan Thamrin, Sudirman dan Simatupang, Pasar Rebo, dan shalat ashar di masjid jin kelapa dua, sambil tidur-tidur setelah shalat.

Dirumah masih sempat membuat jus sayuran, dan dimakan saat akan buka puasa.

Sejak hari ini mulai mengkonsumsi buah merah satu sendok, akibatnya badan sangat lemas, sehingga harus tidur setelah buka puasa.

Persiapan menjalankan malam Lailatul Qodar dimasjid desa Gandoang diujung masuk Desa Gandoang, yang ikut malam ini adalah Yasin dan Astari.

Ngaji sepanjang waktu dan setelah menujukan jam 24.00 mulai shalat malam. Astari bertahan ngaji Al Quran sampai jam 23.30 sedangkan Yasin sampai jam 23.00 sudah ngantuk dan tertidur.

Olie mesin berkurang jumlahnya

Kamis, 12 Oktober 2006

Kekantor pagi ini, sebelumnya kekantor tadi sempat minta olie sedikit ke Ayahnya Sandi tetangga, dan olie di isikan ke mesin motor yang memang di lihat dari pelocok ketinggian olie, olie tidak lagi membasahi ujung pelocok yang patah itu. Berarti kemaren itu memang benar suara mesih agak ngak enak disebabkan olienya berkurang.

Fifi ikut sekolah pagi ini bersama kakak- kakaknya setelah sakit sejak hari Senen kemaren, ia yang sangat semangat minum jus sayur setiap buka puasa, ia selalu meminta sepuluh sendok, dan kini terlihat sehat.

Ikut di motor Yasin dan Astari diantar sampai sekolahan.
Sesampai di Kantor 08.35 kantor masih sepi.

Membuat perjajian dengan pak Iskandar Kamil Hakim Agung untuk berjumpa, hari ini Pak Is minta ditunda besok hari Jumat aja.

Dugaan saya pak Is sibuk pemakaman Almarhum Bapak Baramuli yang meninggal semalam dan pagi ini jam 10.00 dimakamkan di TMP Kalibata.

Pasang roda depan motor Qinqi 50 cc, bisa melepas dan pasangnya agak lupa, tetapi beraniian aja, dan bisa, dorong keluar dan bawa lari, sebab sudah di engkol motornya ngak hidup- hidup.

Sore itu berdua berlari- lari mendorong motor sambil dihidupkan sewaktu-waktu, Fifi juga ikut berlari-lari mendorong motor.

Sewaktu sudah kecapean, motor dicoba diengkol, e – e hidup, langsung dipakai Tyas untuk mengantar bukaan puasa di musholah belakang.

Buka puasa dengan jus sayuran sore ini terdiri dari, tempe sepotong besar, wortel, tomat dibanyakin dikit, kentang masih berkulit, kangkung satu ikat, terong ungu sebuah.

Ban Kempes pagi hendak berangkat ke kantor

Rabu, 11 Oktober 2006


Ban kempes. Setibanya di pertigaan kelapa dua dengan jalan Bogor lama, kempesnya mendadak, saat itu kendaraan dalam posisi kencang, sehingga saya tahu jikalau ada peubahan dengan kondisi ban belakang, saya mencoba meminggir, sambil menurunkan persneling motor, dan berhenti saat persneling 2, habis sudah ban belakang.

Mendorong dengan memotong arus dua arah untuk mencari tambal ban ditempat mana sewaktu mengganti ban luar empat bulan yang lalu, menunggu lama, dan biasanya toko ban ini buka diatas jam 10 siang, kesiangan pikirku.

Sewaktu menunggu sempat mengirim SMS ke Pak Iskandar Kamil atas musibah kecil yang terjadi.

Mendorong lagi agak jauh, sebab sekarang posisi sudah di sisi kanan jalan dua arah, ada dua tambal ban di sisi kiri jalan dua arah ini tetapi terpisahkan dengan median jalan sehingga saya abaikan saja keberadaannya.

Akhirnya dapat juga tambal ban, pentil ban terkoyak sebab didorong terlalu jauh sehingga mengganti ban dalam kena 30 000 rupiah.

Kekantor pusat Departemen untuk mengambil uang zakat sisa tahun ini untuk pembelian beras. Tahun ini alhamdullillah bisa membayar zakat 2 900 000 rupiah, ibu dapat 350, mama tua di Pangkep dapat 350, 1 100 000 untuk membeli pakaian sarung kaos baju. Dan 200 000 terbagi atas mbah Ni 50 000, mbah Yah 50 000, mbah No 50 000, wahyu yang baru menikah anggap juga kado nikahan 50 000

Dan 900 000 untuk membeli beras.

Sepulangnya dari kantor, sewaktu naik di jalan yang agak menanjak sedkit, motor mati, dihidupkan ber kali-kali tetap mati, ingat nasihat istri jikalau motor mati di dorong aja beberapa jauh, kemudian di hidupkan lagi, ternyata hidup.

Ini berarti sudah ada tanda ada apa- apa pada motor, dan memang suara motor agak kurang enak, saya curiga olie nya berkurang.

Shalat Ashar di Aneka Tambang, sambil istirahat tiduran dan kemudian berangkat pulang.

Sesampainya di Hypermart , parkir motor di trotoar sebrang Hypermart dan memasuki supermarkert untuk membeli daging cincang, ampela ayam, energen sereal minuman, syrup marjan kesukaan Fifi, minyak kelapa kemasan 2 liter, obat nyamuk gosok softel untuk persiapan itikaf di masjid, nutrisari bubuk kesukaan Astari.

Sesampainya di rumah sudah jam 17.30, waktu sangat mepet untuk persiapan buka puasa dengan jus sayuran.

Buka puasa dengan jus sayuran kali ini terdiri dari : kentang 4 butir sedang, tomat 5 butir sedang, kangkung satu ikat, mangga satu biji, wortel 10 batang kecil, daun bawang sejalur.

Habis ronda semalam

Selasa, 10 Oktober 2006

Ngantuk luar biasa. Habis ronda semalam

Ronda Malam

Senen,9 Oktober 2006

Saya ingat, lebaran tinggal limabelas hari lagi, sibuk- sibuknya para perampok memanen hasil rampokan, berita dari kemaren semua perampokan mengincar sipengambil uang dari bank untuk pembayaran uang karyawan pabrik.
Pagi ini Istri yang melihat televisi dari pagi memberitahukan jikalau ada ATM bank di bobol dan uang 3 milyard hilang dibawa perampok.

Kalau memang negeri ini berpotensi sebagai negeri perampok, banyak perampoknyalah, walaupun bisa merampok, ya jangan dikerjakan lah hal itu.


Tengah malam terbangun sebab ingat hari ini jadwal ronda malam untuk menanggulangi keamanan lingkungan, di ujung jalan depan rumah terlihat kesibukan rumah ibu dewi yang menyuruh pemborong air untuk membuat sumur bor baru dihalaman depan disisi jalan.


Jalan meronda dengan pak Parman ketua RT.

ke Bengkel

Rabu, 4 Oktober 2006

Ke bengkel memperbaiki gir belakang sepeda motor

Sisa pembayaran bengkel di berikan ke istri untuk mencukupi pembelian gas masak, yang sudah dua hari ini habis gas nya.

Kaki terasa sakit, mulai terkena osteoporosis

Senen,2 Oktober 2006

Sudah kekantor lagi, tetapi Tyas ikut.
Hari gajiaan
Sehabis shalat ashar pulang, sebelumnya sempat belanja kebutuhan rumah untuk puasa kali ini dan susunya Yasin dan Fifi di carefure belakang kantor.
Sewaktu mendekati rumah, terjadi ganguan motor, rantai belakang gir belakang rantai goyang, harus kebijakan perencanaan perdesaan bengkel pikirku.
Terasa sakit di tulang Femur, berarti kekurangan kalsium badan ini.

Jumaat, Oktober 13, 2006

efek makan jus sayur

Minggu, 8 Oktober 2006

Kerena kepasar paginya sehingga ragam sayuran yang di jus agak banyak terdiri dari : tomat, buncis, wortel, kangkung, terong ungu, kacang panjang, kentang.
Efek yang dirasa adalah didalam batok kepala dipuncak agak kebelakang sedikit didalamnya terasa dingin, dikosentrasikan ke otak depan juga masih dingin.

Kemiskinan Negara

Sabtu,7 Oktober 2006

Harian Kompas hari ini banyak melaporkan perihal kemiskinan yang tidak pernah terbang dari bumi pertiwi, ia menetap dan ibaratnya awan ia sangat berat untuk terangkat dari bumi Indonesia, kenapa ya...
Saya sangat tertekan membaca berita ini, tidak seperti jikalau saya membaca Al Qur’an, pasti ada perubahan halaman dan semakin lama semakin jauh meninggalkan halaman depan.

Hari ke dua buka puasa dengan methode minum jus sayuran, hari ini sayuran yang di jus adalah kacang panjang,tomat, wortel, terong ungu, daun kangkung, tauge, buncis

Jawaban pak Is

Jumat,6 Oktober 2006

Jawaban pak Iskandar pada pagi menjelang sahur, bahwa Munir tidak bisa mati jikalau pemberian racun arsenik dilakukan didalam pesawat penerbangan Singapura – Belanda, berarti Munir diberi arsenik sebelum berangkat ke Bandara, atau saat di Bandara Cengkareng Jakarta.

Sewaktu saya menanyakan kembali bahwa Polycarpus berfungsi sebagai pembawa berita eksekusi yang akan memberitahukan bahwa eksekusi berhasil atau gagal kepada seseorang, apakah alat komunikasi Polycarpus sudah diselidiki, pak Iskandar menjawab bahwa itu bukan wewenang Pak Is,
sampai saat ini komunikasi Hp putus sebab belum ada pertanyaan baru, sebab semua pertanyaan cenderung melacak pada penyelidikan dan itu bukan wewenang Mahkamah Agung.

Shalat Jumat di masjid kompleks rumah, jam 11.00 sudah berangkat dari rumah, dengan membawa Al Quarn untuk menyambung bacaan yang terputus, sesampai di masjid, keadaan masjid masih sepi, setelah shalat sunah langsung membaca Al Quran jum 13 surat Yusuf, sedang enak-enaknya membaca Al Quran, ada sekitar 6 ayat, mendadak loudspeaker didalam masjid dibunyikan keras-keras, sehingga saya tidak bisa mendengar suara saya sendiri untuk mentartilkan Al Quran.

Saya ingat peristiwa ini terjadi sudah 3 Tahun Yang lalu setiap Ramadhan.

Hari pertama methoda buka puasa dengan minum jus sayuran, sayuran yang di jus : tomat, wortel, tauge, sawi putih, kacang panjang, kangkung, daun mengkudu

berargumentasi policarpus dgn pak Is

Kamis, 5 Oktober 2006


Ngirim uang ke tabungannya Aswan, di BNI Melawai Kebayoran Baru, suasana masih sepi, sehingga nomer antrian belum berlaku, sempat menanyakan mudik bersama BNI ke kasir, tetapi kasir ngak tahu masalah itu.

ke dokter gigi PU,disuruh foto lagi pada gigi bawah yang terakhir yang tumbuh mendatar dan sedang pecah, rapuh.

Lanjut ke kantor di pasar jumat.

Sesampainya di rumah sore itu dikabarkan jikalau pak Iskandar Kamil SH sebagai kepala dewan hakim memutuskan bahwa Polycarpus tidak bersalah dalam kematian Munir, sekitar jam 10 malam saya kirim SMS ke pak Iskandar untuk beragumentasi siapa pembunuh Polycarpus, SMS Hp tidak dijawab

Bengkel Motor

Rabu, 4 Oktober 2006

Ke bengkel memperbaiki gir belakang sepeda motor

ternyata empat karetnya sudah melunak, pantes aja ngak enak jalannya.

Sisa pembayaran bengkel di berikan keistri untuk mencukupi pembelian gas masak, yang sudah dua hari ini habis gas nya.

Rabu, Oktober 11, 2006

sakit, buka puasa bersama

Minggu, 1 Oktober 2006

Buka puasa bersama di RT.

Sewaktu buka puasa ada sebagian gigi yang pecah, rapuh, kekurangan kalsium pikirku.

sakit

Sabtu,30 September 2006

Badan masih sakit.

sakit

Jumat,29 September 2006

Badan masih sakit, shalat jumat di masjid kompleks rumah.

Narik Motor Qinqy

Kamis, 28 September 2006

Narik motor Qinqy ke Jonggol, Tyas di motor belakang dan Saya dengan motor penarik, berjalan pelan-pelan, banyak yang nolong.

Poliklinik gigi, perbaikan gigi.
Dikerumunan anak-anak muda pada bazar buku murah dibahetar budaya

Tidur siang di masjid jin samapi ashar, Badan masih sakit.
Sesampai dirumah motor Qinqi datang harga perbaikan 230 000 rupiah

Mengumpulkan Buku Sayembara Penulisan

Rabu, 27 September 2006

Berangkat dengan Tyas kekantor, sebab Tyas akan kekantor menara Sudirman untuk menanyakan apa yang perlu untuk belajar ke Singapura
sesampai dikantor pasar Jumat, memperbaiki Prakata, penulisan, dan ngeprint lagi, keluar dari kantor jam 10.00

Ke Thamrin sebab Tyasnya juga akan ke sana ke pendidikan bea siswa Singapore, dan Tyas turun belok kanan dan saya belok kiri. Untuk pergi ke Duta Copy. Disana yang ngantri cetak banyak sekali.

Jam 11.30 sempat berdiri di bawah tiang listrik di pertigaan BENHIL sebab janjian dengan Tyas setengah jam suad selesai pak.
Ditunggu ngak datang tinggal lagi kepercetak dan shalat dhuhur
Setelah shalat dhuhur di masjid Benhil kemabli ke pertigaan Benhil ternyata Tyas sudah berdiri disana, kemudian membawa Tyas ke percetakan, sewaktu berjalan itu melewati bazar ramadhan dengan hidangan buka puasa tetapi jangan ditanya harganya yang membeli aja para pemobil.

Tyas shalat Dhuhur di masjid saya menunggu di percetakan.
Buku sudah selesai, bayar Rp 30 000 untuk jilid, sampul dan cetak sampul.

Kekantor Departemen Pekerjaan Umum untuk menguimpulkan buku karya tulis, ternyata yang ngumpul baru 5 peserta.

Tidur siang di masjid jin
Shalat ashar, langsung pulang.

masih sakit, tapi kekantor juga

Selasa,26 September 2006

Jam 03.00 sahur puasa hari ke tiga.
Kekantor jam 08.00 dan berusaha stabil, istri ikut sampai perempatan Cileungsi, kemudian berangkat ke kantor, motor dikendarai dengan tidak terlalu kencang.

Di kantor memeriksa penulisan dan siap di print, pinjam print dari ibu mul dan ternyata banyak keurangannya, menambah kekurangannya hingga sore.

Buka puasa di jalan.
Maghrib yang dikejar supaya sudah dirumah, ternyata tidak bisa, kendaraan banyak aja jumlahnya, macet, dan betul juga dilingkung duta wisata Cileungsi adzan maghrib terdengar, diberi buka puasa air segelas dari seorang ibu yang berjualan dipinggir jalan jualan takjilan.

Sakit hari kedua puasa

Senen,25 September 2006

Jam 03.00 sahur, kemudian sakit, seharian sakit terus semua badan terasa sakit, apakah ini asam urat, yang jelas sakit, shalat dhuhur tidak bisa berdiri, shalat berjamaah dengan duduk. Sempat demam tinggi.

Sewaktu buka puasa, diakali dengan minum obat maag untuk lambung, dan memang ada perbaikan.

buka puasa bersama se RT

Minggu, 24 September 2006

Jam 00.20 masih memasak ketupat putaran yang kedua dengan dua presto, satu presto lama yang dibeli sewaktu habis perkawinan 1986 beberapa tahun yang lalu yang sekarang kondisi karetnya sudah tidak nberfungsi efektip, dan tidak ada yang jual penggantinya, dan presto baru yang dibeli istri bulan lalu dengan ukuran yang lebih besar.

Jam 02.00 masakan dianggap selesai.
Tidur satu jam
Jam 03.oo makan sahur yang pertama.

Perasaan sudah nggak enak, badan terasa akan sakit,
Jam 15.30 setelah shalat ashar mulai mengatur halam depan dengan melapisi terlebih dahulu jalanan, di depan dengan terpal pinjaman dari bapaknya ara, setelah dibersihkan dan di pel, terpal siap diisi lapis karpet.
Pinjam meja panjang dengan mamanya bowo, untuk penempatan hidangan, dogotong bersama istri.

Jam 17.00 mandi dan untuk mengisi waktu dan duduk diatas tebaran karpet yang telah terpasang di depan rumah, saya ngaji dihamparan terpal yang siap menerima kunjungan tamu buka puasa bulan ramadhan hari pertama.

Malam hari sempat tahlilan atas meninggalnya ayahnya pak parman ketua rt.

Memasak Persiapan Buka Puasa RT bersama

Sabtu,23 September 2006

Jam 10.00 dengan anak-anak, istri, bermotor untuk mencari makan bersama menyambut bulan Ramadhan, ini adalah acara anak-anak, sebab saya sudah berjanji nanti sebelum ramadhan kita makan ayam kentuky, ayo kata anak-anak, sehingga pagi itu berangkat berliam bermotor dengan susunan, paling depan Yasin, Fifi kemudian saya, Astarai dan Ibunya dibelakang. Motor padat rasanya.
Sesampainya di hero menyempatkan membeli kurma untuk buka puasa besok sebanyak 2 kg, sirup marjan sirup kesukaan fifi, buah semangka 4 kg bumbu-bumbu, susu cair coklat.
Kemudian setelah pembayaran baru berjalan ke gerai ayam goreng dan pesan untuk lima orang satu paket sehrga Rp 9 000,-

Mulai memasak setelah shalat ashar.

persiapan Memasuki Ramadhan

Jumat,22 September 2006

Pagi hari, setelah shalat shubuh bergegas kepasar membeli, bahan-bahan daging untuk kegiatan buka puasa pertama dilingkungan RT, usus 2 Kg, babat 2 Kg, jantung 1,5 Kg, ginjal 0,5 Kg, pinggir kulit daging semsan 1 Kg
Tyas nya sendiri kemaren di supermarker telah membeli 2 Kg daging, total 9 Kg.

Setelah shalat jumat, siang di kantor dilakukan upacara menyambut bulan suci ramadhan dengan makan siang bersama dengan menu yang agak lain, ada ketupat, ada sayuran bersantan, ada sate dan ada minuman.
Sebelumnya sempat salam-salaman.

Rontgen gigi

Kamis,21 September 2006


Sakit gigi, sampai di rontgen segala. tempat rontgen gigi di cabang RSCM Gigi didekan Mabes Polri, Oleh dr gigi Poli PU diklasifikasikan gawat, harus dimatikan dahulu syarafnya.

Dikantor Pasar Jumat, reaksi obat sangat terasa membuat saya ngak enak, sehingga harus bergerak dan meloncat, banyak yang bertanya sebab berlaku sedemikian, saya lagi sakit gigi.

Jam 14.00 saya melihat ada buah mengkudu masih mengelatak diatas meja, bawaan beberapa hari yang lalu, saya peras dan saya minum, setelah itu rasa sakit gigi menghilang, kerja hingga malam.

Logo KLAPA, tidak menang

Selasa,19 September 2006

Pengumuman logo KLAPA, nggak menang.

Rapat BRKP di Ancol,
Berangkat dari kantor setelah makan siang, sesampainya disana sekitar jam 14.30, setelah menembus kemacetan luar biasa.
Acara rapat sangat tidak enak, konsultan hanya memberi jawaban lisan pada semua permasalahan yang timbul.
Pulangnya, mengingat kemacetan di Jayakarta sekarang pulangnya lewat Tanjung Priok dan salah jalan sehingga harus lewat Semper, Bekasi, Narogong, Cileungsi.

Magrib masuk rumah. Capeknya luar biasa.

Rapat Andal Dumai Kualanamu

Senen,18 September 2006



Rapat lanjutan ANDAL Jalan Tol Medan Dumai, Kualanamu.

Lampu mati di Departemen, rapat agak gelap. Tapi ada terobosan penerangan dari lampu gang.

Balik ke Pasar Jumat. Berdoa semoga lampu hidup, ternyata lampu hidup.

Membeli susunya Fifi dan Yasin di Carefure.

Tiba pagi di Jakarta

Minggu,17 September 2006

Shubuh masih di Cirebon. perjalanan dari Cirebon ke Jakarta sangat lambat.
Pagi jam 07.00 KA Jayabaya memasuki Jatinegara

Naik angkot tujuan Cawang, dari sana naik angkot 56 tujuan Cileungsi, dari perempatan Cileungsi naik bus Tujuan Gandoang, saya jalan kaki ke rumah sedangkan Tyas nya naik ojek.

Masuk rumah jam 09.50.

Daratan Madura

Sabtu,16 September 2006

Tengah malam jam 02.00 lampu PLN seluruh kota Surabaya mati, semua terbangun sebab nyamuknya berkeliaran secara ganas.

Mbah Ni yang tadi sewaktu memasuki rumah ia sedang tidur, sekarang terheran-heran melihat saya tidur dibelakang TV.

Pagi hari berjalan kaki dari rumahnya mbah Ni dengan Tyas, ke Penggirikan pangkalan angkot yang akan menuju pelabuhan Perak penyebrangan ke Pulau Madura,
sebelumnya terlihat mbah Yah berusaha mencarikan becak tetapi saya menolak, sebab dari kemaren naik mobil melulu, sehingga kapan jalan kakinya.
Baru berjalan 100 meter melihat penjualan sukun goreng Rp 2000 dapat 5, langsung membeli untuk dimakan di angkot, sarapan sambil jalan.



Naik angkot jalur rumah sakit ke pelabuhan, Rp 4000 untuk 2 orang, saya dengan Tyas, pelabuhan pagi itu masih sunyi, sedikit kesibukan orang yang akan
Menyebrang.

Sesampai di pelabuhan mencoba melihat bekas- bekas bayangan sewaktu malam- malam bersama Yasin menjemput Aswan datang dari Makasar akan sekolah di Surabaya.

Sesampai di loket, membeli tiket penyebrangan Rp 6000 untuk dua orang saya dengan Tyas. Asap rokok memenuhi ruangan tunggu padahal banyak tulisan dilarang merokok tetapi penumpang yang akan ke sebrang tidak peduli.

Sesampai di ujung daratan Pulau Madura, sengaja memperlambat diri untuk tidak segera turun ke darat, sebab ingin memperlihatkan ke Tyas bagaimana suasana kesibukan orang yang keluar dari Feri penyebrangan dengan kendaraan yang dibawanya, ada yang membawa motor, ada mobil dan truk.

Berjalan keluar dari kapal penyebrangan beriringan dengan banyak penumpang yang memilih jalan saja, Tyas mencoba mencari sate Madura tetapi tidak terlihat.

Naik angkot ke desa Socah, desa terdekat dengan tarif Rp 5000 berdua.

Memasuki kepala ranting pengurus Muhammadiyah, tidak mendapat sambutan simpatik.

Menjumpai pemilik bengkel motor di perempatan jalan yang sedang mengenakan kaos baju berlambangkan PKB, ia dengan simpati menerima, disuruh beristirahat dahulu di pos ronda di depan bengkelnya.

Diam-diam rupanya dia mencari sekretaris desa dan DPD desa untuk mau menjumpai saya.

Survey
Survey dilakukan didalam ruangan kepala desa yang memang hari Sabtu itu tutup, menuju kantor kepala desa harus melewati lapangan yang kering yang memang sudah lama tidak disiram air hujan.


Naik angkot pulang dari desa Socah, menuju ke pelabuhan penyebrangan Surabaya Rp 5000.

Berjalan dahulu menuju penyebrangan yang satunya yang agak sepi tetapi jalan sepanjang pmenuju pelabuhan itu banyak penjual, tetapi yang dijual tidak menarik.

Menggambar sket kesibukan selat Madura
Naik feri penyebrangan Rp 6000, diatas feri sambil menunggu kapal berangkat mencoba menggambar sket kesibukan selat madura.terlihat dikejauhan menara berbaris adalah pengisian semen gresik, pelabuhan Tanjung Perak, Dermaga penyebrangan yang berdampingan dengan kapal Nusantara.
Setibanya di daratan Surabaya, keluar dari pelabuhan naik angkot ke rumah mbah ni tetapi turun di Penggirikan.

Sesampai di rumah mbah Ni di suruh makan.

Jam 13.00 keluar dari mbah ni untuk berangkat ke stasiun Gubeng
Sesampainya di stasiun Gubeng langsung mencari tiket KA Bisnis Jayabaya Selatan Surabaya – Jakarta lewat Jogjakarta.

Istirahat diruang ber AC diruang tunggu pemesanan tiket kereta api eksekutif.

Jam 16.00 KA Jayabaya berangkat ke Jakarta.

Wonosobo-Dieng-Magelang-Surabaya

Jumat,15 September 2006

Pagi-pagi sebelum shubuh sudah memasuki Wonosobo.
Turun di Mall, sudah banyak kendaraan yang akan ke Batur, Dieng.
Berjalan dengan Tyas, si anak yang ingin tahu kegiatan penelitian ayahnya.
Mencari tempat shalat shubuh, sukarnya bukan main.
Udara dingin merebak dimana-mana, Wonosobo kan kota pegunungan, jadi udara pagi ya dingin.
Akhirnya dalam perjalanan mencari masjid yang dekat Mall, melihat ada menara masjid, tapi tidak ada kegiatan shubuh, wah ini pasti masjid kantor, betul juga ini musholah kantor BRI Wonosobo.

Shalat shubuh di BRI Wonosobo, sempat buang air besar sebelumnya, dingin
Berangkat dengan angkot ke Batur, Dieng.
Jalan mendaki berkelok-kelok, Tyas senang aja dalam perjalanan ini.
Dataran Dieng desa kecamatan Batur terletak 2043 meter dari permukaan laut, cukup dingin.

Turun dari angkot, mencari rumahnya pak Camat.

Survey

Niatnya mau kejar KA Ekonomi Kepala Desa atau juga Kepala Kelurahan Surabaya lewat stasiun Pekalongan, sebaiknya lewat Jogjakarta, lancar.

Makan nasi gule dengan Tyas di kota Batur

Naik angkot turun ke Wonosobo, sekarang melihat kota Wonosobo dalam keadaan terang , sebab tadi pagi kota Wonosobo, gelap sebelum shubuh sudah dilihat, sepinya luar biasa, dan lanjut dengan angkot kecil ke terminal Mandala untuk naik bus ke Magelang.

Saat akan Jumatan tiba di Magelang, turun dari angkot di Masjid sebelum terminal.

Shalat jumat di Magelang.

Habis shalat langsung naik kendaraan ke Jogjakarta.

Setibanya di terminal Giwangan Jokjakarta naik bus kota yang menuju stasiun Tugu Jokjakarta.

Sebelum stasiun Tugu, bus berhenti, hanya menunjukan arah, jalan kearah kiri seratus meter sudah terlihat stasiun kereta api.

Beli tiket klas bisnis kereta api Taksaka tujuan Jogjakarta – Surabaya.

Mengingat waktu, saya sarankan Tyas di stasiun aja, supaya ngak keburu-buru kaya dahulu.

Sewaktu duduk menunggu kereta api, sempat membeli nasi gudeg di stasiun kereta api Jogjakarta dua bungkus, kemudian langsung memakannya bersama Tyas.

Naik rangkaian kereta api Taksaka yang sudah ada di depan, walau pemberangkatan masih 40 menit lagi, sambil istirahat, tidur, sebab ngantuk.

Tiba di Surabaya jam 22.00

Masuk rumah mbah Ni jam 22.30.

Berangkat ke Wonosobo

Kamis,14 September 2006

Berangkat ke WONOSOBO dengan bus Sinar Jaya berangkat dari Cileungsi, di Cibitung, penumpang yang berangkat dari Cileungsi di gabung dengan penumpang yang berangkat dari Kalimalang.
Perjalanan cukup lancar.

tiga buah mengkudu di kantong

Rabu,13 September 2006

Ngantongi tiga butir mengkudu yang belum matang, rencananya akan dimakan di kantor.

Data penulisan di kantor hilang

Selasa,12 September 2006


Lapor ke Polisi data hilang.
Sepulangnya dari melapor turun dari angkot di perempatan lampu merah ujung akhir jalan tol Pondok Indah, nyebrang sambil ber lari-lari mencari pintu belakang kantor, ternyata terkunci, masuk dari pintu masjid, shalat dua rokaat untuk mohon pada Allah, data kembali dan tidak menuduh seseorang telah melakukan kejahatan. Penghalangan, penghilangan.
Sesampai di kantor, lapor ke pak Kuat TU dan naik kelantai atas ternyata Yunus bisa memunculkan kembali data yang missing, Roslan menyempurnakan kembali, data bisa di gunakan lagi.


Siang hari rapat di jalan tol BPJT ruang Pekanbaru, Duri, Dumai.


Sore balik lagi ke kantor, melanjutkan pekerjaan, shalat maghrib, makan malam,
pulang jam 19.40 sampai dirumah jam 21.05

ke Malimping, Banten Selatan

Jumat, 08 September 2006


Jam 01,15 shalat gerhana bulan, dilanjutkan khotba gerhana bulan.

Jam 04.30 keluar dari rumah menuju Kampung Rambutan Terminal untuk mengejar waktu ke Banten Selatan.

Jam 05.00 shalat shubuh di masjid jin.

Jam 05.15 sampai di rumah pak Marsudi, titip motor dan berjalan ke Ujung jalan Baru, Jam 05.30 naik bus ke Merak naik bus AJA tujuan Merak turun di Balaraja untuk pindah bus ke Rangkasbitung.

Jam 07.30 sampai di Rangkas Bitung dan langsung cari kendaraan ke Malimping.

Jam 10.30 tiba di Pendopo ke Camat an Malimpin, terlihat pak Tato dan Ilyas sedang ada disana memimpin rapat dengan aparat desa.

Jam 11.45 mandi dihotel dan ganti baju untuk shalat jumat.

Shalat jumat di Masjid Kecamatan Malimping.

Jam 13.40 berangkat kje Jakarta, Pak Tato yang nyopir kendaraan.

Jam 17.00 tiba di kantor

Jam 17.30 shalat ashar di rumah pak marsudi

Jam 18.00 shalat maghrib di masjid ciracas

Jam 18,30 membeli tong seng

Jam 19.30 masuk rumah

Pengumuman Logo, tidak menang

Kamis, 07 September 2006

Puasa hari Kamis, makan sahur terpotong, istilah orang ambon, makan putus.
Sebab asyik makan sahur terpotong dengan adzan shubuh, stop semua makanan,
Membantu makanan yang akan dipakai pengajian sebentar sore pada istri sebesar 20 ribu, bensin 10 ribu, kue donat 20 ribu.



Pengumuman Logo Kementrian Negara Daerah Tertinggal ” Tidak Menang ”



Sebelum maghrib telah tiba dirumah, muatan yang dibawa dibelakang, beras satu karung seharga 200 ribu, yang didepan, belanja susunya yasin, obat nyamuk semprot baygon, kue total 100 ribu, kue donat.
Total hari ini pengeluaran 350 ribu.

Malam nifsu Syaban, membaca surah yasin setelah selesai shalat maghrib, setela Itu membaca doa nisfu syaban
Keluar dari rumah untuk memebritahukan jikalau malam sebentar ada gerhana bulan, disunahkan oleh rosul untuk mengerjakan shalat gerhadana bulan

Jam 23.15 sadar dari tidur, dan menlihat proses gerhana dari televisi.

penulisan bab V

Rabu, 06 September 2006

Penulisan dari pagi sampai malam Bab V.

Pulang malam. 19,20
Masuk rumah jam 20.50

Poli gigi

Selasa, 05 September 2006

Poliklinik Gigi PU Departemen, Jl Patimura,

Kirim uang ke Aswan lima ratus ribu rupiah Bank BNI depan Pasar Raya Grande Jakarta.

Lanjutkan perjalanan ke kantor Departemen PU ke Poliklinik gigi, parkir motor di Meneg Perumahan, setelah menyerahkan nomer kartu, sempat jalan-jalan kebijakan perencanaan perdesaan lantai 8 mencari pak Jaja, kantor pak Jaja tututp.

BPPSPAM menyerahkan penulisan laporan kunjungan PDAM Bengkulu, pak Refaldi yang menerima hanya sebentar sebab ia sibuk menerima tamu.

Ke Kantor PU Pasar Jumat,

Laporan Bengkulu

Senen, 04 September 2006

Ke kantor rasa sakit gigi sudah redah tapi sore hari sakit lagi, penulisan kebijakan perencanaan perdesaan bab V. Pulang malam, saat maghrib sempat buat mie dikantor, makan menjelang sore di kantor, nasi, kukusan labu siam kecil dan indomie goreng, ayam goreng.
Menyelesaikan laporan Bengkulu.

ke Bengkel Jonggol

Minggu, 03 September 2006

Kepasar,membeli daging ½ kg, tomat 2 kg, ikan asin ½ kg, kue pie kering pesanannya Tyas 3 bungkus, gorengan 4 buah, mercon 2 bungkus pesanannya Yasin, kecap manis.

Ke bengkel sepeda motor di Jonggol, ganti lampu
Sakit gigi, sampai tengah malam masih sakit gigi.

dua perkawinan

Sabtu, 02 September 2006


Ke Perkawinannya Dewi, tetangga satu gang, rumahnya di ujung akhir gang


siangnya Ke Perkawinan nya Pak Abdullah, teman seruangan di kantor.di Pasar Rebo.
dirumah pak Abdullah ketemu dengan pak Rony yang ikut menghadiri walima.

sakit gigi lagi

Jumat,01 September 2006


Penulisan dari pagi.

Sehabis shalat jumat ada berita saya harus ke Aceh, tetapi harus menggu keputusan pak Budi dan pak Edi terlebih dahulu.Penulisan dari pagi.

Sehabis shalat jumat ada berita saya harus ke Aceh, tetapi harus menunggu keputusan pak Budi dan pak Edi terlebih dahulu. Perkiraan senen baru ada kepastian, saya ke travel me entisipasi berangkat hari rabu dan pulang hari kamis.
Lampu masih mati, sehingga tidak berani pulang malam
Rasa sakit di gusi gigi, reda setelah makan bawang putih.

Lampu motor mati

Kamis,31 Agustus 2006

Puasa,
Penulisan
Buka puasa di kantor
Pulang lampu sepeda motor mati, jalan pelan-pelan.
Masuk rumah jam 21.15

salah pakai baju

Rabu, 30 Agustus 2006

Yasin sekolah lagi setelah hampir 10 hari ia dirawat kerena sakitnya, ia tidak mengetahui jikalau hari ini semua anak sekolah mengenakan baju olah raga, saya bilang pada Yasin sewaktu meninggalkan motor sewaktu diantar pagi hari, nggak apa-apa sin yang jelas masuk sekolah, maju aja.

Kemacetan di jalan Salemba

Selasa,29 Agustus 2006

Berdua dengan Yasin mengejar darah cuci, di PMI Kramat, berangkat dari rumah jam 06.20. sampai di PMI Kramat jam 08.30.
Macetnya luar biasa sebab pembangunan jalur bus way
Kembali lagi ke RSCM kena macet juga.
Praktis siap di bed untuk transfusi jam 9.30.
Sebelum darah dilepas sempat menyisipkan desferal 4 ampul 2000 mg ke NHCL pembilas darah, Desferal dipinjam terlebih dahulu dari POPTI.
Darah dilepas jam 11.00, kemudian silaturahmi dengan Ketua POPTI pak Ruswandi yang kebetulan datang bersama istri, banyak membicarakan perihal pelayanan Askes pergawai negeri.
Setelah itu permisi untuk berangkat ke Kantor Pasar Jumat, Yasin ikut ke kantor.
Sesampainya di kantor saat shalat dhuhur, shalat dahulu berjamaah dan langsung makan siang, Yasin ikut makan siang.
Setelah itu Yasin terlihat kantuk dan tertidur di kursi kerja saya, udara ber AC dan suasana yang tenang membuat ia kantuk.
Setelah Shalat Ashar berjamaah, langsung berjalan-jalan ke Mall Carefure di belakang kantor, sewaktu berjalan sore lewat dibawah kerindangan pohon Yasin bertanya dimana Carefurenya pak,
Saat itu teraba tangan nya yasin yang mulai kasar kulitnya sebab kurang makan sayurnya, sehingga kesempatan ini memotivasi dirinya untuk mau makan sayur.
Di Carefure sempat membeli udang 6 biji, 1 ons kurang, sempat pelayan nya bertanya kok sedikit amat.
Sayuran cewiwis, sayuran ini mengingatkan kool belanda yang kecil-kecil sebesar ibu jari diketemukan dengan telunjuk 18 tahun yang lalu.
Sesampai di Kantor Yasin bertugas makan es Krim yang dibelinya se liter, ia ngak bisa ngabisi, untuk ada Office boy bisa berdua membantu makan es krim.
Sebelum maghrib masak udang dan sayuran cewiwis di kantor, kemudian dibiarkan mendidih dan ditimpah dengan mie, kemudian setelah shalat maghrib dimakan berdua dengan Yasin, setelah itu pulang menembus dingin dan gelap.
Sampai dirumah jam 20.00

Yasin dan Mamanya ke RSCM

Senen,28 Agustus 2006

Mengantar Yasin dan Mamanya, ke RSCM.

Pagi hari diawali dengan sahur puasa hari Senen bersama istri. Kemudian mengantar Yasin dan Mamanya ke RSCM.
Sebab kontrol yang seharusnya dijalankan hari Jumat kemaren , tidak dilakukan mengingat saya lagi ke Bengkulu.
Sampai di RSCM jam 09.00
Mengajari istri prosedure berobat di RSCM, samapi selesai dan Yasin masuk ke Lab untuk diambil darahnya guna pemeriksaan besar termasuk untuk mengetahui kadar feritin.
Kemudian ke lab anak-anak untuk diambil lagi darahnya guna mengetahui kadar Hb hari ini, seminggu setelah keluar dari RSCM kerena Demam berdarah.
Setelah mengantar Yasin dan Mamanya ke Kantin, terlihat Yasin makan dengan lahapnya nasi, ayam goreng dan tumis kacang panjang di kantin FK UI, saya mohon permisi untuk kekantor.
Masuk kantor hari ini jam 11.00 siang.
Buka puasa di kantor
Pulang masuk rumah jam 21.00

Jumaat, September 01, 2006

Yasin sekolah lagi

Rabu, 30 Agustus 2006

Yasin sekolah lagi setelah hampir 10 hari ia dirawat kerena sakitnya, ia tidak mengetahui jikalau hari ini semua anak sekolah mengenakan baju olah raga, saya bilang pada Yasin sewaktu meninggalkan motor sewaktu diantar pagi hari, nggak apa-apa sin yang jelas masuk sekolah, maju aja.

Mengejar darah Cuci

Selasa,29 Agustus 2006

PMI Kramat

Berdua dengan Yasin mengejar darah cuci, di PMI Kramat, berangkat dari rumah jam 06.20. sampai di PMI Kramat jam 08.30.
Macetnya luar biasa sebab pembangunan jalur bus way
Kembali lagi ke RSCM kena macet juga.
Praktis siap di bed untuk transfusi jam 9.30.
Sebelum darah dilepas sempat menyisipkan desferal 4 ampul 2000 mg ke NHCL pembilas darah, Desferal dipinjam terlebih dahulu dari POPTI.
Darah dilepas jam 11.00, kemudian silaturahmi dengan Ketua POPTI pak Ruswandi yang kebetulan datang bersama istri, banyak membicarakan perihal pelayanan Askes pergawai negeri.
Setelah itu permisi untuk berangkat ke Kantor Pasar Jumat, Yasin ikut ke kantor.
Sesampainya di kantor saat shalat dhuhur, shalat dahulu berjamaah dan langsung makan siang, Yasin ikut makan siang.
Setelah itu Yasin terlihat kantuk dan tertidur di kursi kerja saya, udara ber AC dan suasana yang tenang membuat ia kantuk.
Setelah Shalat Ashar berjamaah, langsung berjalan-jalan ke Mall Carefure di belakang kantor, sewaktu berjalan sore lewat dibawah kerindangan pohon Yasin bertanya dimana Carefurenya pak,
Saat itu teraba tangan nya yasin yang mulai kasar kulitnya sebab kurang makan sayurnya, sehingga kesempatan ini memotivasi dirinya untuk mau makan sayur.
Di Carefure sempat membeli udang 6 biji, 1 ons kurang, sempat pelayan nya bertanya kok sedikit amat.
Sayuran cewiwis, sayuran ini mengingatkan kool belanda yang kecil-kecil sebesar ibu jari diketemukan dengan telunjuk 18 tahun yang lalu.
Sesampai di Kantor Yasin bertugas makan es Krim yang dibelinya se liter, ia ngak bisa ngabisi, untuk ada Office boy bisa berdua membantu makan es krim.
Sebelum maghrib masak udang dan sayuran cewiwis di kantor, kemudian dibiarkan mendidih dan ditimpah dengan mie, kemudian setelah shalat maghrib dimakan berdua dengan Yasin, setelah itu pulang menembus dingin dan gelap.
Sampai dirumah jam 20.00

Yasin ke RSCM lagi

Senen,28 Agustus 2006

Mengantar Yasin dan Mamanya, ke RSCM.

Pagi hari diawali dengan sahur puasa hari Senen bersama istri. Kemudian mengantar Yasin dan Mamanya ke RSCM.
Sebab kontrol yang seharusnya dijalankan hari Jumat kemaren , tidak dilakukan mengingat saya lagi ke Bengkulu.
Sampai di RSCM jam 09.00
Mengajari istri prosedure berobat di RSCM, samapi selesai dan Yasin masuk ke Lab untuk diambil darahnya guna pemeriksaan besar termasuk untuk mengetahui kadar feritin.
Kemudian ke lab anak-anak untuk diambil lagi darahnya guna mengetahui kadar Hb hari ini, seminggu setelah keluar dari RSCM kerena Demam berdarah.
Setelah mengantar Yasin dan Mamanya ke Kantin, terlihat Yasin makan dengan lahapnya nasi, ayam goreng dan tumis kacang panjang di kantin FK UI, saya mohon permisi untuk kekantor.
Masuk kantor hari ini jam 11.00 siang.
Buka puasa di kantor
Pulang masuk rumah jam 21.00

Pulang ke Jakarta

Minggu,27 Agustus 2006

Shalat tahajud kemudian dilanjutkan berjalan kaki ke masjid Ar Rahman.
Kemudian pulang lagi kehotel, tahu jikalau hari ini akan pulang maka sarapannya dimajukan jam 06.00 sarapan sudah siap.

Menu sarapan adalah nasi goreng dengan bihun goreng, ayam goreng dan telor goreng.

Jam 06.40 chek out dari hotel dan tidak beberapa lama pak Elandha datang menjemput mengantar ke Airport, bersamaan itu dibawakan juga oleh-oleh empek-empek bengkulu.

Jam 07.10 tiba di bandara tetapi bandara masih sepi, petugas belum ada terlihat. Sehingga digunakan duduk-duduk sambil membicarakan prospek kedepan PDAM Bengkulu.

Jam 07.40 chek in di Bandara, kemudian keluar lagi sampai mendekati pesawat akan berangkat, masuk lagi dan berangkat.

Jam 08.30 pesawat take off.

Sekarang saya beruntung dapat duduk paling belakang dan disisi kanan dekat jendela dan sederetan duduk isi tiga orang itu kosong sehingga saya duduk sendiri.

Pesawat sudah diketinggian Bengkulu sudah mulai ditinggalkan dan pemandangan diluar kota sudah terlihat, pesawat terbang sejajar dengan pinggir pantai, terlihat disisi kanan pinggiran daratan dengan lautan luas tak bertepi.

Pesawat melewati jauh diluar kota, sudah terlihat penebangan pepohonan, ilegal log ing sangat terasa.

Jauh dibawah terlihat danau membentuk anak ginjal dengan gunung di lekukannya, saya nggak tahu nama gunung itu, Cuma hutan nya sangat rapat.

Kemudian pesawat terbang terus melewati danau dengan banyak hulu sungainya kemudian pesawat terbang terus sampai di danau kembar, yang mengapit perkampungan.

Diujung danau ada jalan lurus melewti perkampungan yang teratur, berarti ini kawasan transmigrasi yang besar, sangat besar dan luas daratan dengan hunian yang teratur.

Kemudian jalan yang lurus dari danau ke perkampungan itu berakhir di pinggir pantai.

Pesawat melewati pantai dan mulai terlihat banyak pulau-pulau

Ternyata sudah di utara Jakarta dengan pulau seribunya. Pesawat putar balik di utara bekasi, terlihat delta sungai bekasi dibawah dan sekarang saya berada disebelah utara kota Jakarta, yang saya lihat pulau-pulau dan bagan-bagan nelayan.

Mendekati Bandar udara Cengkareng, bagan ikan dilaut itu sangat banyak, apakah tidak menganggu lintasan kapal pikirku.

Pesawat mendarat.

Naik Bus Damri ke Kampung Rambutan.

Di Rumah pak Marsudi hanya ibunya saja yang ada, saya diterima, dan saya memberikan oleh oleh kerupuk ikan kepadanya.

Menghidupkan motor, dan langsung pulang.

Sesampainya di rumah. Istri sedang mengikuti pengajian di masjid Al Azhar Kebayoran Baru.

Bengkulu hari ke dua

Sabtu,26 Agustus 2006

Jalan - jalan di Bengkulu

Shalat tahajud jam 04.30, kalau di Jakarta sih sudah Shubuh tetapi disini waktu shalat semua mundur 20 menit, kerena terletak disebelah barat Jakarta.
Jam 04.50 saya keluar dari hotel, bersarung dengan bersepatu, sebab tidak membawa sandal, dan hotel tidak menyediakan sandal.

Penjaga Kantor Hotel itu tidur dibalik meja hotel, dan dia terbangun sewaktu saya datang mendekat untuk menanyakan dimana Masjid terdekat, ia memberitahukan arah-arahnya dan saya keluar halaman hotel.

Hotel itu berpagar dua lapis dengan pintu-pintunya, saya mendorong pintu besi itu, agak terasa berat sedikit, jalan an masih gelap, tidak ada manusia bergerak di ujung kanan dan di ujung kiri, saya memasuki jalan kecil untuk menuju masjid, dan masjid itu sunyi masih gelap.

Sewaktu saya berjalan melintas perumahan yang sedang dibangun, berarti wilayah ini adalah daerah perumahan baru, baru ramainya, dan baru dibangunnya, terdengar gongongan anjing menimpali.

Masjid itu masih gelap, saya letakan sepatu di balik tiang dan saya berjalan menyamping, di ujung tembok saya lihat kertanda yang sengaja diletakan disana, saya tidak perduli, yang penting saya langsung masuk aja.

Saat itu penjaga masjid si anak muda sudah bangun, rupanya dia tidur dengan pelapis tipis didepan mimbar, kemudian ia terlihat menghidupkan lampu, masjid terasa terangnya.

Sunyi dan angin terasa memasuki ruangan masjid. Angin ini mengingatkan saya di Jayapura dan Makasar, mungkin kota-kota pantai selalu ada angin di pagi hari.

Selasai shalat berjalan lagi balik ke hotel, menunggu sarapan dengan olah raga naik turun bangku di dalam kamar hotel, sampai nafas tersenggal- senggal.

Jam 06.30 sarapan standard di hotel dimulai, tidak ada penghuni hotel yang sarapan, kecuali saya terlebih dahulu, saya mengambil kopi, sebab di Bengkulu ini terkenal kopi bengkulunya, dan kopi terasa keras dan pahit, saya kurang senang, tetapi kurang senang aja habis dua cangkir, kemudian makan nasi goreng dengan mie dengan telor goreng dengan gorengan ayam. Sedap.

Iastirahat lagi di kamar hotel.

Setelah shalat Dzhuhur, saya berkendaraan bebas, angkot maksudnya, ke kota Bengkulu, untuk mencari oleh-oleh.

Dari hotel naik angkot ke Jalan Lingkar Barat, dan dari sana naik angkot kuning ke pusat kota, Jalan Suprapto, sebab semua angkot melewati jalan itu. Dan kalau pun akan pindah angkot harus ke jalan itu. Kota Bengkulu secara jelas dilihat, memang sepi, kota ini terasa banyak sekali formalitasnya, gedung DPR nya, Masjid Agungnya, dan kantor-kantor berbaris berderet, terasa sekali kota ini formalitas.

Saya melihat setiap gedung kantor pemerintah ada anggarannya, dan jarak antara gedung sangatlah dekat, sehingga bau uang dari setiap kantor kalau ada penghidu yang tajam bisa membahuinya.

Bagi saya kota ini kurang indah, sebetulnya bisa direncanakan indah kerena lahan masih ada, tetapi saya baru ingat jikalau masyarakat Bengkulu ini suka Bi ^dah yaitu menambahi – nambahi ajaran agama walau tidak ada penuntutnya. Entah konsepnya siapa, kalau ditanya sih ikut konsep pendahulunya.

Turun dari angkot kuning di ujung jalan Suprapto, berlawanan arah dari Masjid Sukarno, dan mulai berjalan, bangunan Ruku di kiri kanan jalan sangat besar dan kokoh, penyebrang jalan diatur, dan parkir kendaraan di sisi jalan di depan ruko.

Saya mencari pulsa Hp terlebih dahulu, kemudian berjalan ke Walikota, semua kantor hari sabtu libur, saya coba- coba aja ke Walikota, dan ternyata pak Walikota ke Jakarta dan Wakil wali kota di rumah, saya ke rumahnya Wakil Walikota Bengkulu, naik angkot hijau turun dibelakang kampus Bengkulu, dan disana asisten pribadinya mengatakan bapak wakil tidak boleh diganggu, ia istirahat, kalau tidak boleh di ganggu ya saya mengurungkan niat aja.

Balik ke kota dan mencari oleh-oleh, dapat oleh oleh : Selendang panjang warnah putih dengan tenunan bercorak indah warnah putih, untuk kudung istri kalau pengajian, kain kayu dua lembar dari suku asli Bengkulu untuk bahan dasar lukisan, kerupuk ikan dua bungkus, dodol durian 1 kg.

Balik lagi ke hotel, naik angkot hanya sampai di jalan lingkar barat dan dilanjutkan dengan jalan kaki ke hotel.

Sehabis shalat Ashar mencari makan di warung makan dekat hotel, seharga tuju ribu nasi ikan dengan sayuran tiga jenis masakan padang kurang enak.

Malam Hari dua tamu datang, yang satu tamu dari travel dan satu pak Elandha bersama istri.

Tiba di Bengkulu

Jumat,25 Agustus 2006

Menunggu Jemputan

Jam 00.12 saya terbangun, sebab sadar jikalau pagi ini akan berangkat ke Bengkulu. Jam 00.40 langsung loncat kekamar kecil dan setelah itu hidupkan kompor untuk memasak air, hidupkan mesin air, dan membangunkan istri.

Shalat tahajud.

Makan jam 01.30 pagi.

Jam 02.00 keluar dari rumah, bermotor sendirian menuju rumah pak Marsudi.
Sunyi dan gelap, dijalan banyak truk tanah yang berjalan cepat.
Masuk rumah pak Marsudi jam 02.40.

Silaturahmi menjelang pagi. Dibuatkan kopi neskafe dengan pak Marsudi.

Jam 03.30 keluar, menuju terminal diantar dengan pak Marsudi.
Sewaktu memasuki terminal, bus bandara itu sedang menaikan penumpang terakhir pikirku sebab terlihat penumpang didalam bus sudah banyak, saya masuk bus melewati pintu belakang, saya di gembirakan dengan seorang tua penjajah minuman botol didalam bus yang juga anggota bus itu juga, ia mengatakan bahawa untung saya tepat waktu sebab bus akan berangkat.

Saya menyalami penumpang di sisi kiri dan kanan saya sebab saya gembira hampir terlambat.

Bus bergerak dan kantuk pun datang, saya tertidur.

Mendekati bandara saya terbangun dan turun ternyata belum terminalnya Adam Air line, sehingga saya naik lagi ke bus. Sampai dua kali hal ini terjadi, sebab saya tidak mendengar aba-aba dari supir, sehingga terakhir saya mendekati ke arah supir, bus berjalan lagi, dan setibanya di terminal yang melayani Adam Airline saya turun, dan langsung memasuki pintu masuk dan berbaris mendaftar keberangkatan untuk menerima boarding past.

Saat memasuki pintu C-6 terdengar adzan Shubuh di kumandangkan, kemudian saya diterima dengan petugas untuk diminta boarding pasnya dan disobek disalah satu sudutnya.

Kemudian saya berjalan menuruni tangga untuk ke musholah yang diletakan diruang bawah, shalat shubuh berjamaah dengan pembersih ruangan. Setelah itu naik keruang tunggu, masih banyak waktu, saya harus memanfaatkan sebaik-baiknya.

Saya membuka foto copy Al Quran selembar aja pada surah Al Furqon, kemudian membacanya, dari ayat 1 hingga 12, yang pada intinya saya/hamba/ sangat bersyukur telah memberikan menurunkan Al Quran ke pada Hambanya, setelah itu saya sarapan dengan meminum air putih yang dibawa dari rumah, setelah habis isi lagi, sebab di samping petugas terdapat galon aqua besar.
Sewaktu saya berpindah duduk ke depan mendekati lampu untuk menulis, saya mendengar salah seorang penumpang yang menunggu keberangkatan juga sedang membaca Al Quran, terfikirkan olehku untuk memiliki Al Quran kecil agar bisa dibawa ke mana-mana.

Jam 06.20 pagi para penumpang dipersilahkan menaiki pesawat dengan keluar dari ruang tunggu belok dan turun tangga keluar menuju pesawat yang sudah menunggu, saya melihat nomer duduk saya 10 pinggir, setelah saya mendapatkan tempat duduk itu ternyata ada diatas sayap, hanya sedikit sekali menyisahkan ruang untuk melihat ke bawah.

Jam 06.40 pesawat bergerak untuk meninggalkan appron, dan berjalan perlahan menuju landas pacu, waktu yang ditempuh cukup lama menuju landas pacu. Kemudian pesawat terasa meningkatkan putaran mesinya dan pesawat melesat.

Diatas kota Jakarta pagi itu ternyata dihalangi lapis kabut tipis yang cukup tebal juga, sehingga tidak bisa menembus kebawah. Kapan pesawat ini melewati selat Sundah, hal itupun tidak dapat saya lacak, sebab kabut.

Terlihat dari kejauhan ada gundukan biru dan dikelilingi awan ternyata puncak gunung, tinggal gunung apa itu ?,

Gagal melihat kebawah saya terpaksa mulai berbicara dengan ibu-ibu yang ada disamping saya, ternyata ibu itu akan pulang menuju Bengkulu, dari Brunei Darussalam, bersama berangkat kali ini dengan anak perempuannya yang di nikahi dengan orang Brunei, ia ingin menengok ibu nya di Bengkulu yang sudah tua dan sakit-sakit an, dari Brunei ia naik bus semalam menuju Pontianak, dan dari Pontianak naik Adam Airline sampai Jakarta, ternyata tibanya di Jakarta kemaren sore sehingga ia di inapkan semalam dengan maskapai penerbangan Adam Airline di salah satu hotel di airport.

Saat akan mendarat, ternyata kota Bengkulu ada jauh dibawah sana, sehingga pesawat harus bermanuver untuk menurukan ketinggian, sampai di tengah samudra Hindia sebelah barat kota Benkulu, pesawat mulai menurun, terasa kecut hati ini melihat gelombang samudra yang tak bertepi di bawah, air itu bergelombang dan bergerak ber ayun, pesawat semakin menurun dan mendekati daratan, saya sadar bahwa saya sekarang berada di balik Pulau Sumatra dengan samudra nya yang luas sampai ke Afrika sana.


Jam 08.02 pesawat mendarat di Bandar Fatmawati Sukarno, tidak ada yang menjemput, sehingga saya harus mengambil duduk dahulu untuk memikirkan langkah berikutnya.

Saya mencari toilet untuk berturas dahulu, setelah itu melangkah keluar Bandar untuk berjalan keluar, terlihat ada beberapa orang yang berjalan keluar bersamaan, ia hendak bepergian jauh yaitu Bengkulu Utara, 100 km lagi utara Bengkulu, kemudian saya belok kekiri untuk berjalan mencari wartel.

Pemandangan di jalan sangat sepi, bangunan mengingatkan saya di Jambi. Hal serupa pernah terjadi di Pekanbaru, saya keluar dari Bandara jalan kaki kerena ngak jelas siapa yang menjemput.

Saya mencoba menghubungi kantor PDAM Bengkulu, hubungan pertama mati setelah nyambung beberapa detik, hubungan kedua sempat berbicara dan mati lagi, hubungan ke tiga secara jelas dari seberang akan menjemput.

Setelah membayar Wartel, saya duduk dibangku wartel sambil berbicara perihal air minum galon yang ia jual, sehari bisa sampai 200 galon, cukup besar kebutuhannya.

Jalan didepan saya menghubungkan Bengkulu dengan Bengkulu Selatan, sepi sekali jalannya.

Tidak beberapa lama ada kendaraan memasuki halaman, saya menduga pasti jemputan , memang benar jemputan.



PDAM Bengkulu



PDAM Bengkulu, menempati kantor adminstrasi yang sedang, bertingkat, diatas digunakan ruang direktur, dan dibelakang terdapat work shop dan loket-loket pembayaran.

Banyak pegawai yang berkumpul, ini kan hari jumat berarti mereka baru saja olah raga, saya disuruh menunggu didepan ruang direktur PDAM, saat itu direktur lagi menerima tamu, saya mengambil kursi dan duduk menunggu.

Setelah tamu keluar, saya langsung diterima masuk dan menjumpai pak Syamsul Ashar, setelah menguraikan maksud kunjungan kemudian direktur PDAM menyampaikan banyak hal mengenai kinerja PDAM Bengkulu, dan untuk itu saya diberi copy annya.

Direktur PDAM sendiri sedang memasuki maasa peralihan kekuasaan, penggantinya sudah ada dan siap bekerja minggu – minggu ini, kemudian ia terlihat berkemas untuk keluar dari kantor sebab ada kerabat dekatnya yang akanmenikahkan anaknya mendadak tadi pagi meninggal.

Bersamaan keluar dari Kantor, direktur PDAM membawa saya ke hotel Madelin, kira- kira sepuluh menit berkendaraan dari kantor PDAM, di hotel yang bergaya arsitektur Bali ini menampakan pemandanagn hotel di bali tahun 1970 an, dimana setiap kamar hotel mempunyai teras, tidak bertingkat dan menghadap pada halaman, hotel ini kamarnya agak lebar dan tidak ada mandi air hangatnya.

Ternyata sipemilik adalah pak Jamin, mantan Kapolda Bali dahulu.

Setelah meletakan tas dan menitipkan kunci, kembali ke kendaraan untuk berangkat ke IPA Surabaya.

Kesempatan melihat Bengkulu dari dekat, kotanya sepi, lebih ramai kota Madiun.
Masih bernuansa pedesaan, kotanya mirip – mirip Jambi dari arah Lapangan Terbang.

Lewat sarana pariwisata, Dendam tak Sudah, sebuah permandian air danau dengan kedai-kedai makanan di sekelilingnya, tapi entahlah air danau itu bisa dipakai mandi atau tidak.

Kemudian mobil memasuki IPA Air Minum Surabaya, dengan kapasitas 200 l/dt
Air baku yang digunakan adalah sungai Bengkulu yang disedot naik dan di proses, air ini sering keruh, kekeruhan yang paling parah sampai 4000 – 5000 MTU padahal alat WTP ( Water Treatment Plant ) hanya mampu menerima kekeruhan yang tinggi 500 MTU.

Konstruksi bangunan masih berstruktur peninggalan Belanda, saat yang sama berdatangan 3 orang anak buahnya, yang satu direktur teknik pak Elandha dan ada pak Syamsu, dan dua lagi pak Kaos putir dan yang mau berangkat ibadah haji.

Diskusi soal kinerja, yang dikeluhkan adalah tagihan listrik yang sangat memberatkan, sehingga merupakan faktor pengurang laba perusahaan.

Saat itu pak Syamsul Ashar minta diri dan saya ditemani dengan tiga orang tersebut.

Pak Elandha sering mengeluhkan pola korupsi yang sering dilakukan jajaran PU Tingkat I dan Tingkat II.

Keluhan berikutnya adalah PDAM dua tahun yang lalu diberi bantuan dari Pemda Bengkulu dana sebesar 1 milyard dan dana itu jatuhnya di PU Kota, dan PDAM hanya sebagai pengelolah teknis aja, saat itu PU Kota Bengkulu hanya bisa menyerahkan 200 unit meteran air, sedang tahun kemaren PDAM menerima langsung dana bantuan dari Pemda sebesar 1 milyard dan bisa membelanjakan 3561 unit meteran air dengan kualitas terjamin.

Keluhan berikutnya adalah Bengkulu sewaktu pemerintahan pak Harto dengan menteri PU nya Radinal Moochtar sering menerima produk WTP yang jelek untuk mengelolah air di Bengkulu, dan dia harus menerima.
Sehingga sampai hari ini WTP- WTP tersebut membebani perusahaan dengan biaya listrik tinggi.

Jam 11.00 saya merasa kecapaian, sebab tidak sarapan, ditenggarai dengan tidak kosentrasinya saya pada permasalahan.

Memang setibanya di Bengkulu belum makan, kemudian berkendaraan keluar dari WTP Surabaya menuju pusat kota, masjid Sukarno untuk mengerjakan shalat Jumat tetapi sebelumnya mampir di rumah makan padang di samping sebrang masjid.

Rumah makan ini kurang berselera, sebab semua makanannya asin.

Kemudian kebijakan perencanaan perdesaan Masjid mengerjakan shalat jumat.
Setelah selesai shalat, pak Elandha minta diri dan saya diantar oleh bapak bertiga.

Tujuan sekarang adalah WTP Nelas, melewati bandar udara Fatmawati Sukarno, terlihat juga bangku duduk wartel yang saya duduki tadi pagi menunggu jemputan.

WTP Nelas, bantuan Pemerintah Jerman, teknologi jerman, dan beroperasi tahun 2002, relatip masih baru, sumber air baku dari sungai Nelas, panjang sungai hanya 10 Km, relatip tidak panjang, sehingga perlu dilindungi DAS nya.

Saya berdiri diketinggian bendung penangkap air. Terlihat air yang dibendung itu memasuki arah dimasukan proses pengelolahan, disalurkan kebijakan perencanaan perdesaan ruang pompa besar dan diudarakan di pintu keluar sejauh 500 meter kedarat , kemudian dialuminium sulfatkan, dan di endapkan dalam beberapa tahapan.

Instalasi air ini sangat besar cukup besar, tetapi tidak sebesar instalasi air di Surabaya dan Denpasar. Semuanya perlu bantuan untuk membangunnya dan sekarang bantuan itu belum bisa dikembalikan.

Naik kendaraan lagi untuk kebijakan perencanaan perdesaan arah hulu sungai Nelas, memasuki Perkebunan Inti Rakyat / PIR Karet, utnuk melihat DAS sungai Nelas, berjalan dikerindangan pepohononan karet, rumput yang tinggi, kelebatan hutan.

Kemudian peninjaun kebijakan perencanaan perdesaan Ditribusi air Bengkulu, Water Tank di desa ......

Memasuki hotel menjelang sore, cape semua badan dan mandi Shalat Ashar, tidur.

Khamis, Ogos 31, 2006

Tiket Adam airline ke Bengkulu

Kamis,24 Agustus 2006



Pagi diawali dengan sahur bertiga, saya, istri dan Tyas, masih tersisa waktu saya mencoba mencari data di kompas perihal kearifan masyarakat tradisional pada pemeliharaan air.
Di kantor dilanjutkan dengan pencarian data tahun 2000 dan 2004, ternyata server ngak melacak.

Jam 10.00 terima telepon dari travel perihal perjalanan ke Bengkulu, dan disuruh memilih tiket diantar atau diambil sendiri, saya menyetujui untuk diambil sendiri sambil jalan pulang nanti jam 14.00 siang.

Memberitahukan ke Pak Abdullah, karyawan kantor yang satu ruangan dengan saya, bahwa saya besok jadi berangkat ke Bengkulu atas sponsor BPSPAM, untuk 2 tugas, yaitu tugas BPSPAM untuk melihat PDAM Bengkulu yang statusnya sakit, dan tugas penulisan sendiri perihal perdesaan ber basiskan kehutanan.
Jam 13.30 komputer kantor dimatikan untuk memberitahukan bahwa sebentar lagi akan pulang.
Jam 14.00 meninggalkan kantor menuju travel untuk mengambil tiket ke Bengkulu.
Setibanya di depan Plaza PP di Pasar Rebo, motor diparkir di pinggir jalan dengan mengunci roda depan, searah dengan jalan pulang, saya berjalan kaki menyebrang jalan memasuki halaman Plaza PP.
Sewaktu saya memasuki halaman Plaza PP pikiran saya teringat pada Tender BRKP beberapa bulan yang lalu, bahwa PP adalah menjadi pemenangnya. Saya kurang simpati dengan sikap PP sebab ia terbukti melakukan Post Bidding, dengan menambah sesuatu yang kurang yang bisa menggugurkan perusahaan. Sampai sekarang jikalau ada undangan dari BRKP saya sudah tidak mengikuti lagi.

Travel itu terletak dilantai II saya menaiki tangga di Lobby dan langsung menuju travel yang dimaksud, saya berdiri didepan para pegawai travel, saya mengatakan jikalau selama ini saya berkomunikasi hanya lewat telepon dan sekarang berhadapan muka.

Salah seorang pegawai Travel menebak, pak Siswoyo ya, saya mengangguk, kemudian saya langsung mengambil kursi untuk membuka tas dan menyerahkan uang tiket sebesar 270 000 rupiah.

Keluar dari Travel dan berjalan ke Bank Mandiri, saat itu jam menunjukan 15.15 dan dipintu masuk tertulis TUTUP, berarti ya Tutup. Tetapi saya melihat dibalik kaca banyak sekali pegawai yang memang terlihat akan mengakhiri tugasnya, saya masuk dan menanyakan apakah bisa untuk nge print tabungan, bisa katanya dan langsung di print kan.

Ada pemasukan dari pak Marzuki Usman sebesar 500 000 ribu untuk membantu biaya rumah sakit. Setelah itu saya kirim sms ke pak Marzuki untuk ucap terima kasih atas perhatiannya pada anak-anak.

Mencari tempat shalat Ashar.

Sudah masuk waktu Ashar pikirku, tetapi adzan belum dikumandangkan. Masjid terletak di kompleks parkir belakang, menuju masjid dengan melewati pintu penghubung dari lobby ke belakang dekat ruang tangga, dibelakang ternyata banyak sekali kegiatan yang ada, ada supermarket segala.

Setelah saya melepas sepatu untuk mengambil air wudhu, saya memperhatikan bahwa untuk wudhu ada pengaturan arus manusia yang lewat, saya mencoba membuktikan apakah benar arus itu diatur, saya melihat kearah arah kedatangan dan menengok kedalam betul juga terlihat berbaris orang mengambil wudhu, berarti jikalau saya memaksakan diri memasuki ruang wudhu dengan memotong arus , akan menobrok barisan orang yang wudhu.

Saya mengikuti arus kedatangan, dan memasuki orinoar setelah itu memasuki genangan air untuk membilas suci awal, sebelum memasuki ruang wudhu.

Shalat Ashar di masjid PP

Masuk rumah jam 16.40

Yasin sudah mulai sehat sedikit.