selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Jumaat, Oktober 05, 2007

Membelah gelap ke pasar

Minggu, 23 September 2007

Pagi ini tidur memang agak nyenyak sehingga jam di Hp yang si stel jam 02.00 sudah berbuyi tetapi bangunnya sekitar jam 03.30, mepersiapkan jus sayur yang tertinggal di akhir persediaan. sebab di niatkan sebentar ini ke pasar.
Setelah jus sayur diminum kemudian kmbali semangat menyerang dan shalat tahajud dikerjakan.

Waktunya sangat singkat sebab batas waktu imsyakiah 04.17, masih ada waktu 20 menit lagi untuk sahur, tetapi Yasin yang mulai sadar akan perannya ia sekarang muklai makan sahur untuk melakukan puasa esok harinya

Shalat shubuh berjamaah dengan Yasin, sebab ibunya masih berhalangan, kemudian berangkat sendirian ke pasar , jalanan masih terasa gelap, mengingat saat ini adalah saat kritis dimana seseorang dengan muda menjadi perampok seseorang, hal ini dimuat di surat kabar kompas dimana pada puasa yang masuk hari ke 10 ini angka perapokan meningkat.

Lewat jalanan sepi yang dimana orang tidak berfikir bahwa ada seseorang yang membawa uang Rp 140 000 ,- untuk berangkat ke pasar.

Sesampainya di pasar uang itu terbagi, Rp 100 000,- untuk membeli beras 28 liter dimana harga seliternya Rp 3 500,- dan yang rp 40 000,- un tuk membeli sayuran terdiri dari tomat 3 kg, wortel 1 kg, buncis 1 kg, kentang 1 kg,

ngantuk pun datang

Sabtu, 22 September 2007.

Sehabis shalat shubuh membaca Al Quran sampai jus 8.

Pagi hari mengantar istri untuk mengambil gelas yang telah dipesan tetapi belum juga di kirim, ternyata ada kenaikan harga sehingga tidak dikirim, barang yang dikirim kemaren adalah harga lama.


Sore harinya sebelum buka puasa sempat berolah raga menarik rider 300 kali, sewaktu mandi terasa licin ini pipi kerena lemak yang mengalir bersama keringat yang mengucur tadi membuat kulit menjadi kering.

Malam hari setelah shalat teraweh sempat cuci baju yang menumpuk, setelah cucian dikerjakan langsung berwudhu untuk thadarus Al Quran, pembacaan berakhir hingga jus 9. suasana sudah sepi malam ini sebab jam menunjukan pukul 11 malam.

Setelah itu ngantuk pun datang.

Ujian Pengadaan Barang dan Jasa

Jumat, 21 September 2007.


Belajar dari pengalaman kemaren, hari ini berangkt lebih pagi, tetapi masih sempat shalat dlhuha dari rumah, dan sesampainya di bank BNI Melawai langsung memarkir motor dan naik kelantai atas untuk mengirim uang ke Tyas Rp 100 000,- setelah itu memasuki toilet untuk membersihkan badan , kemudian mulai menuruni tangga untuk bergegas berjalan menyebrangi Pasar Raya Blok M dan memasuki hotel Ambhara, disana peserta ujian sudah memadat di ruang absen untuk mencari nomer dan nama dan tenmpat duduk, sebab tempat duduk di acak sehingga tidak terkumpul dari sati direktorat.

Saya menyadari jikalau nama saya terlambat, pasti ada masalah, betul juga, nama saya tidak tercantum, tetapi panitian mebijaksanai untuk masuk saja dan mengambil tempat duduk yang ada nomernya di belakang, kemudian panitia mulai menelusuri nama- nama dan nomer meja yang dicantumkan, saya menduduki nomer meja 071665408.

Tepat jam 09.30 ujian Pengadaan Barang dan Jasa dimulai, tidak banyak masalah dalam menjawab soal- soal ujian sebab lebih banyak membicarakan pengalaman selama menjadi pengawasan pengelolah teknis bangunan gedung negara. akhurnya 90 pertanyaan bisa saya selesaikan dengan waktu kurang dari satu jam.

Saya meninggalkan ruang ujian di saat peserta lainnya sedang berkutat dengan pilihan jawaban yang harus dihitamkan dengan pesil 2 b.

Sewaktu saya diatas motor untuk bersiap berkendaraan, saya berhitung akan shalat Jumat dimana. saya mengarah ke arah pulang dan perhitungan saya waktu yang tersisa sampai datangnya saat shalat kendaraan sudah tiba di mash\jid jin kelapa dua.

Dan semua perhitungan itu tepat, shalat bisa dilaksanakan dengan khidmat, sesudah shalat berkendara lagi menuju pulang yang masih tersisa 19 Km lagi.

Setibanya diarah jalan Cibubur Cileungsi terjadi kemacetan yang parah, ternyata diujungnya terdapat truk pasir bermuatan pasir dengan kapasitas 8 ton sedang melintang jalan, sehingga kendaraan yang dibelakangnya tidak bisa lewat, hanya motor saja yang bisa lewat, dan jalan selwatnya itu sangat lenggang kerena kendaraan yang terhambat tadi.

Masuk rumah jam 13.00

Saat shalat Maghrib menjelang datang SMS dari Tyas jikalau Tyas yang sedang berad di atas bukit Jimbaran akan turun ke kota Denpasar untuk mengikuti kuliah besok pagi, tetapi tidak ada kendaraan yang lewat, saya mendapat SMS sedmikian saya hanya bisa berdoa, saat buka puasa tiba, di saat dimana doa terkabulkan, maka saya mohon pada Allah agar Tyas dipermudah permasalahnya, setelah shalat maghrib membaca Al Quran dan memohon pada Allah untuk ditolongnya Tyas, tidak beberapa lama kemudian dapat SMS dari Tyas jikalau tyas sudah ada yang menolong untuk berangkat ke Denpasar,

Saya sangat bersyukur, saya hanya bisanya begini saja, hanya berdoa pada Allah, tidak lebih, dan kehadiran Allah itu sangatlah dekat.

Ikut Pemantapan Ujian Pengadaan Barang

Kamis, 20 September 2007.

Pagi hari Yasin lambat sekali bangun tidurnya, saat yang sama saya harus berangkat ke kantor, menuju hotel Ambhara, untuk mengikuti ujian Pengadaan Barang, terpaksa Yasin ditinggalkan, sesampainya di BNI Melawai, motor saya parkir disana, kemudian saya naik keatas, satpam bagian dalam dengan seragam biru- biru dengan ramah menyalami semua pelanggan BNI untuk siap membantu, sewaktu saya mengambil formulir pengiriman uang tabungan atas nama Tyas saya berfikir apakah nomernya Tyas masih ada di Tas, seingat saya sudah beberapa hari yang lalu nomer rekeningnya telah saya buang.
Saya menuju ke toilet sebelum menulis rekening, untuk berbenah diri sebelum menghadapi ujuan di hotel Ambhara. kaca mata sempat dicuci, tangan yang penuh dengan debu dan cuci muka segala dibersihkan.
Kemudian mulai duduk untuk mencari nomer rekeningnya Tyas, ternyata setelah dibngkar sekian lama tas kerja hitam yang saya selalu bawa, nomer itu juga ngak ada.
Saya beritahu Satpam bahwa nomer rekeningnya tertinggal, satpam itu dengan terlatih mengucapkan terima kasih atas kedatangannya dan untuk datang kembali di hari lain, saya pikir ternyata dua ucapan selamat datang dan apa yang bisa saya bantu itu diucapkan kalau melihat nasabah datang dan ucapak termakasih dan kelanjutannya apabila nasabah itu keluar, itu adalah hasil latihan berbulan-bulan untuk mefasihkan pengucapan dua kalimat itu.

Pasar Raya pagi itu saya lewati halaman tengahnya sebab ujung pintu di sisi keluarya bertepatan dengan bank BNI dan sisi masuknya berhadapan dengan hotel Ambhara. saya melintas berlawanan arah dengan kedatangan banyak karyawan supermarket besar itu, sehingga saya bisa melihat berbagai wajah – wajah manusia beriman kerena kepucatannya dan masih terbayang rasa kantuknya kerena tidur semalam tidak sempurna sebab acara sahur di masing- masing rumahnya,

Menyebrang di depan Pasar Raya dan langsung memasuki hotel Ambhara, saya lihat banyak juga sepeda motor yang diparkir disisi kanan hotel, tetapi sewaktu saya tanyakan pada penjaga parkir, masing-masing sepeda motor nanti dikenai pembayaran.

Oleh front office hotel saya ditanya mengikuti rombongan yang mana, sebab Departemen Pekerjaan Umum mengklaim 6 point ruang pertemuan hari ini dengan berbeda- beda kegiatan, yang saya ingat adalah kerja sama PU dengan Bappenas, oh pengadaan barang kata pengantar hotel tersebut, dan saya mengiyakan dan langsung menuju penulisan absen.

Disana saya menerangkan bahwa saya terlambat diberitahu, kemaren sehari saya tidak mengikuti acaranya, saya disarankan mengisi daftar isi biodata untuk dikumpulkan pembuatan sertifikat, tetapi saya tidak siap membawa foto.

Saya berusaha mencari teman kerja yang juga mengikuti kegiatan diruangan ini, sebab kantor saya mengirim tiga orang, ternyata mereka semua terlambat datang.

acara pagi ini diawali dengan pengantar menjawab soal- soal yang akan diujikan besok, sehingga saya sempat bertanya pada sesama peserta disamping duduk bahwa kegiatan ujian bukan hari ini, hari ini khusus pmbekalan ujian, berarti saya belum terlambat, kemaren itu hanya menerangkan apa- apa saja yang boleh dilelangkan dan dengan batasa anggara beberapa milyard untuk kelas yang beda-beda.

Shalat dlhuhur dilakukan di basement hotel dibawah, shalat dhluhur bersama dengan karyawan hotel, saya langsung mengambil posisi sebagai imam shalat, sebab saya lihat banyak yang melakukan shalat sendiri- sendiri.

Acara istirahat hanya diisi duduk didalam lobby hotel, sambil melihat harga yang tertera, untuk acara buka puasa hotel itu menarik harga Rp 55 000 satu paket. kemudian rekan duduk beralih pembicaraa menanyakan dimana posisi sekarang, dahulunya dimana sehingga sewaktu pembicaraan bergulir ternyata banyak rekan- rekan sejawat yang telah meninggal dunia, antara lain pak Pamujaeni, pak Aryoko, Pak ... Bsw, sewaktu saya Pimpro di dua tempat Maluku dan Irian Jaya teman- teman ini yang sring saya hubungi.

Acara siang harinya dimulai tepat jam 13.00 dengan melanjutkan pembahasan soal yang diperkirakan besok keluar, sampai tepat jam 16.00, sewaktu jam 15.00 saya keluar untuk melakukan shalat Ashar di basement hortel.

Sore hari saya berjalan melewati Pasar Raya Blok M menuju Bank BNI untuk mengambil motor yang saya parkir sejak pagi.

Saya putuskan untuk pulang secepatnya mengingat ancaman kemacetan bisa datang tiba- tiba kalau hari semakin sore.

Sewaktu melintasi penjual Pulsa HP di Ciracas, saya mampir untuk memberitahukan mengapa pulsa Simpati yang dibeli kemaren tidak bisa diaktifkan, dengan kemampuannya ia bisa menghidupkan kembali pulsa itu dan masa aktifnya berlaku hingga tanggal 19 Oktober 2007.

Ditengah jalan sempat ingat pesan istri kalau sempat membeli jeruk, dan sewaktu saya melintas di Ciracas saya melihat ada jeruk dijual Rp 5 000 sekilonya, saya berhenti untuk membeli 2 kg, kemudian bergerak lagi, sekarang sudah tidak khawatir lagi jikalau ditengah jalan mendengar adzan Maghrib untuk berbuka puasa sebab sudah berbekal jeruk.

Betul juga sewaktu melewati Masjid kuning di kawasan Cibubur hari sudah menjelang maghrib dan terdengar adzan menandakan buka puasa sudah tiba. dan saya melihat diarah depan ada pengendara motor yang meminggirkan motornya dan berbuka puasa, saya berhenti disampingnya sambil merogo jeruk barang sebutir, tetapi sebelumnya saya tepuk pundak anak muda itu dan saya ajak bersalaman dan sambilk tersenyum ia mengangkat minuman dingin yang ia teguk, dan saya menyodorkan jeruk yang saya kupas, dan tak lama kemudian saya melaju lagi melintas jalannan untuk mengejar maghrib, tetapi ternyata hari semakin menggelap, takut jikalau maghrib hilang saya mampir juga di masjid didepan terminal bus cileungsi untuk shalat mahgrib.

Sewaktu motor saya parkir dan saya bergegas untuk melepaskan semua peralatan berkendaraan ada penjual roti yang telah mengerjakan sghalat ia mencoba menawarkan minuman untuk memabatalkan puasa saya tetapi saya tolak dengan halus sebab saya telah membatalkan puasa saya dengan sebutir jeruk.

Malam hari sekitar jam 22.30 terbangun sebab tiang listrik di depan rumah dipukul keras- keras untuk mengingatkan saya bahwa saya bertugas jaga malam hari ini
Mengingat besok ada ujian maka jaga malam hanya saya lakukan sebatas silaturahmi saja.

Pemberitahuan untuk ikut Ujian Pengadaan Barang

Rabu, 19 September 2007.

Beras dirumah habis, saya harus mempunyai uang untuk membeli beras hari ini, dan ternyata sesampainya di kantor di datangi pak Parmin pembantu bendahara untuk menerima honor Rp 200 000,-

Setelah menerima honor tersebut setelah shalat Dhluhur, belanja makanan buat di rumah, yang dibeli adalah Susu kaleng 2 kalaeng, sarden ikan tuna dua kaleng kecil, obat nyamuk, nutrisari satu bungkus 500 gram, biskuat rasa coklat 3 bungkus, semua habis Rp 55 000,-

Pak Budi memberitahukan jikalau ada ujian seleksi panitia pengadaan barang, apakah saya berminat tawarnya, lho kok memberi tahunya kok udah sore, ia berasalan kerena tidak bisa dihubungi, Hari ini katanya melanjutkan, pak Marpaung dan ibu Ristin sudah mengikuti pembekalan di Hotel Ambhara depan Pasar Raya Blok M Jakarta

Kerena sekarang sudah tidak pernah melembur pekerjaan lagi, maka beras pemebrian pak Abdullah di kantor seberat 4 kg saya pindahkan ke rumah.

Membeli pulsa simpati senilai Rp 12 000,- tetapi isi pulsanya Rp 5 000,- untuk persiapan berbicara dengan adik ipar di Pangkep Suldsel

Ternyata sesampainya di rumah Simpati tersebut tidak bisa dioperasikan. beritanya masa waktu aktif telah dilewati, isi pulsa lagi, yang saya pikirkan kenapa langganan pembelian isi pulsa kok teganya bohong, barang sudah tidak aktif dijual, tetapi pasti ada masalah lain dari hal ini.

Protes diam

Selasa, 18 September 2007.


Sengaja dirumah sebagai protes kerena kemaren sore pak Budi membagikan uang segepok tebal, atas nama pembelian alat tulis kantor, yang tidak dijalankan uang itu, tidak pernah membeli sesuatu, tetapi uangnya ada dan digunakan bukan untuk itu.
Mereka menganggap uang itu adalah uangnya mereka, lho siapa yang kerja.

Melihat Fifi yang sangat lahap makannya, sebab daging kemaren sore itu dimasak rendang dengan ibunya.

Sore hari mencuci pakaian dengan harapan tidak terlalu menguras tenaga.

Pulsa XL

Senen, 17 September 2007.

Kepasar pagi ini, perasaan kurang enak tidak separah kemaren, saya perhatikan kemungkinan pengaruh buah mengkudu yang saya minum sewaktu terbangun jam 03.00 tadi pagi, istri saya yang membangunkan saya untuk mengerjakan shalat tahajud memberikan pilihan akan minum kopi ngak, saya memilih akan membuat sendiri jus sayur, memang hasilnya hebat juga, setelah minum jus itu, terdiri dari Mengkudu, Tomat, Buncis, Jambu biji, semangat ini bangun rasanya, pikiran positip.

Kepasar sendirian sebab Fifinya masih nyenyak tidur, semua harga sayuran naik, membeli lauk hanya sebatas ikan terbang, 1 kg di timbang hanya terisi empat ekor ikan, saya minta di bersiin sekalian, dan dibelikan juga bumbunya sehingga sesampainya dirumah dicuci dan dibaluri bumbu.

Yasin masih ngak enak perasaannya, masih ingin ngamuk saja bawaannya, ia memilih tidak sekolah, untuk apa tidak sekolah, lihat yang lain bergegas untuk berangkat ke sekolah.

Sambil terisak tertahan ia ikut naik motor bersama saya kekantor dan sesampainya didepan sekolahannya ia turun.

Sesampainya di kantor mulai melapor pada pimpinan pada kedudukan yang baru, pak Budi masih mengharapkan bantuan untuk penyelesaian pekerjaan Evaluasi Manfaat kegiatan.

Diruang bawah, dimana saya akan duduk, masih berserakan kabel-kabel computer, akan di bereskan untuk beberapa hari ini katanya.

Pembahasan Rapat KAK Kegiatan tahun 2008 akan dibahas besok rencananya.

Siang hari seusainya shalat dlhuhur berkesempatan memberikan tausiah agama islam berkaitan dengan bulan Ramadhan.

Dicari- cari pak Nardi yang akan membayar hutangya sebesar Rp 140 000,- sebagai pembayaran Crlhorophile bulan Juni lalu, dari uang itu saya membelanjakan ke Carefure untuk membeli
Beli daging 1,25 kg syrup dan kue biskuat 2 biji untuk peningkatan gizi anak- anak.

Awan mendung mulai menggantung saat saya turun dari kantor, mendekati motor yang diparkir, saya berharap semoga hujan tidak cepat turun sebab tidak membawa plastik hujan, sepanjang perjalanan pulang sore itu jalanan yang dilintasi menunjukan genangan air habis hujan, ingat jikalau Tyas mempunyai pulsa Hp XL, sesampainya di toko langganan di jalan Bogor lama Ciracas, penjual perlengkapan Hp, berhenti untuk membeli pulsa Hp Rp 10 000 ,- khusus untuk XL, perjalanan sore itu banyak melintasi genangan air yang cukup dalam bagi motor, dan sesampainya di Cileungsi terdengar adzan maghrib, banyak orang-orang yang bermotor mampir di kedai kecil untuk membeli minuman, tetapi hal itu saya tidak lakukan, saya ingin mempercepat pulang sebab kepingin buka puasa di rumah.
Jam 18.25 tiba di rumah, dan langsung disanjungkan minuman teh hangat tak bergula, sebab ada kolak di hidangan berikutnya yang manisnya cukup, saat yang sama Yasinnya akan berangkat shalat ke Masjid.
Tetapi sewaktu saya ceritrakan jikalau bapak punya pulsa XL sehingga bisa bicara dengan mbak Tyas dengan waktu yang cukup lama, ia minta dihubungkan ke Tyas yang ada di Jimbaran, Denpasar, Bali.
Setelah berbicara cukup lama pulsa yang dihabiskan sekitar Rp 350,- kemudian menghubungi tantenya yang ada di Pangkep Sulawesi Selatan ternyata pulsa yang dihabiskan Rp 4 000,- sebab berbeda operatornya.

Badan sedikit ngak enak

Minggu, 16September 2007.

Banyak rencana gagal hari ini, sebab badan terasa ngak enak, sehabis shalat shubuh kok seperti masuk angin, badan seperti mual, kepala pusing sedikit, tetapi berpengaruh pada perut, ingat – ingat apa yang dimakan sewaktu sahur tadi, jus sayur yang diminum sebelum makan sahur adalah campuran dari buah mengkudu dua, tomat besar dua, wortel 4 batang kecil, jambu biji 2 buah.
Sehingga sehabis shalat subuh tidur lagi berselimut, dan sesudah sadar sekitar jam 08.00 badan terasa enak dan langsung cuci baju yang memang sudah direndam sehabis shalat teraweh semalam, tidak mengambil cuci malam untuk mempertahankan kesehatan.

Cucian baju yang terbanyak adalah baju Yasin dan pakaian lain yang terpapar debu, setelah cucian selesai langsung mencuci piring yang menumpuk, setelah mencuci piring masih ada lagi piring yang belum tercuci, kerena sudah lelah maka piring yang tersisa itupun didiamkan saja, menunggu giliran cucian piring lagi, setelah itu mandi dan shalat dlhuha di ruang bawah, di ruangannya Tyas yang sekarang sudah bersih, Fifi yang sudah hafal jikalau hari minggu akan kepasar, ia marah sewaktu melihat saya akan mengerjakan shalat dlhuha, bapak bohong, tidk kepasar, besok kepasar katanya.
Quran pagi ini sudah sampai di jus ke lima, dan sudah menelusuri hukum- hukum penataan masalah perkawinan, keimanan, ketakwaan.

Yasin yang masih tertidur, pagi ini jam 11.00, menurut ibunya ia masuk rumah jam 07.00 setelah semalam tidur dimasjid dalam rangka pendidikan pesantren kilat yang diselenggarakan masjid.

Membuka nangka yang dibawa dari tanah kebonnya pak Budi Senen kemaren, itupun dibukla setelah mendapat keyakinan pasti matengnya, kata si penjaga kebonnya pak Budi, pak Muin itu meyakinkan, ia kerumah untuk mengantar surat pajak tanahnya pak Budi, yang kekurangan Rp 72 000,-

Membuka nagka ini bagi saya adalah pekerjaan yang tidak saya sukai, kerena getanya melekat dimana- mana.

Buka puasa bersama di lingkungan RT, jam 16.30 saya sudah berangkat, Fifinya yang sedari tadi semangat mau ikut sekarang memakai baju polisi, bajunya kakaknya Astari sewaktu Tk 6 tahun yang lalu.

Fifinya menangis keras-keras melihat saya berjalan sendiri, sebab sewaktu Fifi keluar sore itu saya pikir ia tidak ikut, ia memilih ikut ibunya yang akan belanja buka puasa sore ini, ternyata Fifinya balik dan mengejar saya sambil menangis, saya berbalik arah dan menuntunnya untuk ikut bersama.

Sewaktu saya datang hanya di temani Pak RT, jam mulainya jam lim apak katanya ini baru jam setengah lima, ngak apa kataku daripada banyak orang mengintip tidk ada orang yang datang malahan nanti tidak ada benar orang yang datang.

Sewaktu saya memberi tausiah agama sekitar larangan – larangan dalam bulan Ramadhan, saya perhatikan semakin banyak saja datang anggota RT, sepengetahuan saya yang bisa membuka acara buka puasa adalah orang- orang kaya saja tetapi warga dengan kesederhanaan nya masih mampu menyelenggarakan buka puasa.

di kirimi pulsa Hp dari Bowo

Sabtu, 15 September 2007.


SMS dari Bowo yang memberitahukan jikalau ia mengirim pulsa untuk Hp saya dan ada juga SMS dari pak Abdullah kantor yang memberitahukan jikalau dikantor hari Jumat kemaren ada perubahan posisi, saya di dudukan untuk membantu Tata Usaha dalam bidang Assisten Teknis PROKER.
Melanjutkan pembersihan untuk mempersiapkanm tempat jemuran pakaian yang akan di cuci setelahnya.

Buku-buku Tyas sewaktu mengikuti kursus bahasa dan kursus masuk perguruan tinggi sangat banyak, yang diputuskan dibuang adalah majalah dan koran dan leaflet masuk perguruan tinggi swasta yang ia kumpulkan.

Air kembali berlimpah

Jumat, 14 September 2007.

Jam 03.00 ke pos Ronda untuk bergabung dengan rekan- rekan se RT yang sedang giliran jaga malam ini.

Yang jaga malam ini Suparman sang guru, Tono sang manusia beruntung dengan mobilnya yang disewakan dan bisa membeli mobil lagi, sekarang mabilnya ada tiga, Pak Raya si pedagang roti yang sekarang jadi bos pedagang roti, dahulu dia adalah bawahan pedagang roti, kerena sudah waktunya keliling untuk membangunkan warga akhirnya saya berpisah masuk lagi ke rumah.

Pagi ini sengaja tidak membuat jus sayur sebab tadi sore sewaktu buka puasa sudah membuat jus sayur, tapi nyatanya menghadapi siang sangat lemah sebab pekerjaan sepanjang siang ini sangat banyaknya.

Minta air untuk mandi dengan tetangga kiri rumah, sehingga senabis sahur sudah menimbah untuk mengisi bak air yang kosong.


Sehabis makan sahur kembali mengangkat air untuk mengisi air di bak untuk mandi.

Sewaktu pak Parno datang, saat itu waktu jam 08.00 dimana saya sedang membersihkan ruang belakang yang dikamari dengan Tyas dulunya, pak arno adalah orang se RT juga yang sering menerima permintaan warga untuk memperdalam sumur bor nya, say belum tahu kondisi sumur bor di rumah, memang sejak keamren tidak mengalir air, sehingga pagi ini harus minta tolong dengan pak Parno.

Ember-ember bekas menimbah air masih terdampar di depan rumah, dan sewaktu Parno melihat kondisi pompa air ia sudah curiga, bahwa mesin air yang tidak kuat menyedot naik air naik, dan sewaktu batang tegak pipa air yang menancap ke sumur digoyang ternyata masih ada air yang nyemprt keluar, langsung diputuskan ganti pompa.

Pompa air yang diganti adalah pompa air kecil goldstar yang dibeli Rp 100 000,- tahun 1993, sewaktu masih berumah di kontrakan di Ciledug.

Dan pompa yang baru adalah pompa yang dibeli dari hasil arisan istri di lingkungan Rt sekitar 10 bulan yang lalu, saat itu saya mengingatkan untuk membelanjakan uang arisan pada sesuatu yang awet sifatnya sehingga bisa dilihat dan dirasakan hasilnya, apalagi teman sepenirmaan arisan juga membeli pompa air sebagai wujud uang arisan.

Setelah melakukan pemotongan pompa yang lama, dan membuka dari karton pembungkus pompa yang baru, Parno berkomentar, ini buatan china, tapi daya hisabnya kuat dan sekarang mulai diperiksa apa yang harus dibeli untuk melengkapi mesin pompa baru.

Harus membeli dua drat 1 inc untuk saluran pompa yang menuju pipa sumur dan untuk pipa pembagi, kemudian saya mengeluarkan motor dan berkendara bertiga besama Fifi dan Parno menuju rumah haji Mhadum, pak Haji ini selalu menjual alat- alat pompa air di warungnya, sewaktu dirumh pak haji saya sempat menanyakan perihal chlorophile yang saya berikan ternyata belum di minum sampai sekarang.

Setelah sesampainya di rumah dan dipasang kembali maka pompa dihidupkan, untuk pertama kalinya diisi dengan air pemancing dan setelah itu air menguncur deras dari pompa air, cuma diiringi dengan keruhnya air dan bau yang sedkit berbeda.

Shalat Jumat siang hari ini sudah dengan mandi dari pompa air sendiri.

Sehabis shalat langsung mulai membersihkan ruang belakang sebab air sudah berlimpah, sampahnnya sangat banyak dan kelalahan sangat luar biasa.

Sehingga sewaktu akan menghadapi maghrib, sempat membuat jus sayur untuk meningkatkan stamina yang drop.

Shalat Teraweh malam harinya dilakukan dirumah memenuhi permintaan istri , yang sedkit terganggu kosentrasinya shalat di masjid yang banyak anak- anak dan dewasa perempuan yang melewati didepannya orang shalat.

nyuci pakaian di rumah tetangga

Kamis,13 September 2007.

Jam 03.00 mulai berjalan keliling sambil membunyikan musik- musikan, saya membawa botol sprite dan saya dentingkan dengan sendok sehingga mengimbangi suara dari alat bunyi teman ronda yang lain.

Sahur pagi ini dilakukan jam 03.40 pagi, Yasin sangat susah dibangunkan, tetapi masih tersisa semangatnya untu berpuasa.

Setelah shalat shubuh langsung mengerjakan cucian yang menumpuk, pompa air di rumah sudah tidak mengeluarkan air lagi, sehingga untuk mencuci baju kali ini harus di cuci di kran airnya pak Sutrisno, tetangga sebelah kanan rumah jauh, untuk membawa beban yang berat saya hidupkan motor untuk ditumpangkan didepannya

Cucian baju selesai kemudian dilanjutkan dengan cuci karpet, sewaktu cuci karpet ini, kepayahan melanda, sehingga saya untuk beberapa kali harus beristirahat sambil menunggu terisinya bak hitam besar untuk membilas karpet yang dicuci, saya memperhatikan bilasan pertama karpet yang dicuci, air bilasan sedemikian pekatnya, hal ini berkali- kali dilakukan, saya perkirakan sampai lebih dari tuju kali air bilasan terakhir sudah agak kecoklat- coklatan, harus disadari bahwa ini karpet sehinga wajar kalau bilasannya tidak sebening bilasan cuci pakaian.

Saya duduk bersandar di kursi yang dibawa dari rumah dengan beratapkan langit pagi yang masih gelap, sang pemilik rumah belum juga keluar, maklumlah mempunyai bayi yang jadwal tidurnya belum teratur.

Saya memang hari ini tidak berkantor untuk sepenuhnya membantu di rumah dan siang harinya dibantu air untuk mengisi bak kamar madi dari tetangga sebelah kiri dekat.

Undangan yang dipertimbangkan

Rabu, 12 September 2007.

Setibanya di kantor pagi ini, disampaikan undangan oleh Onie, bahwa nanti sore ada pertemuan di Badan Pengelolah Jalan Tol, bahwa ada pembahasan masalah pengelolaan jalan tol, tetapi saya telah berjanji pada diri sendiri dan keluarga jikalau shalat terawih pertama kali nanti malam tidak bol;eh diabaikan, tidak boleh terlambat sehingga harus dipersiapkan baik- baik.

Sewaktu pak Abdullah datang dan mengetahui adanya undangan tersebut juga mempermasalahkan juga belum tentu undangan tertulis jam 15.00 dan jam itu juga acara dimulai, masih melorot kekanan ke kiri, sehingga efektifnya mulai jam 15.40 dan akan berakhir jam 16.30, sehingga sesampainya di rumah diperkirakan jam 18.30, belum selesai lelahnya sehingga shalat teraweh permulaan bulan Ramadhan ini bisa tidak afdol.

Persiapan menghadapi ramadhan tahun ini agak tidak rapi disebabkan keadaan keuangan yang terguncang, dengan tingginya permintaan Tyas akan dana untuk mendukung kehidupannya di Bali.

Untuk mengurangi tekanan akan belanja lauk pauk di rumah saya mengucurkan dana bantuan darurat Rp 100 000,- yang sewaktu belanja ke carefure bersamaan belanjanya dengan pak Abdullah, sekitar jam 13.00 itu, habis untuk membeli, Daging rawon 400 gram, Bakso dua bungkus, dendeng manis 300 gram,Bandeng super besar 2 ekor, obat nyamuk bakar dan obat nyamuk spray.

Ternyata belanjanya mencapai Rp 109 875,- kekurangannya di pinjami pak Abdullah Rp 10 000,-

Jam 14.00 pulang dari kantor, dalam perjalanan pulang masih harus mengganti olie motor di Buncit, sewaktu menyusuri jalan simatupang dari kejauhan terlihat asap hitam membumbung, semakin mendekat ke arah Pasar rebo, asap kebakaran semakin pekat, yang saya khawatirkan adalah kemacetan yang ditimbulkan, ternyata betul juga di jembatan yang melintas jalan tol di bawahnya di jalan kesehatan itu, banyak orang yang menonton kebakaran yang menghebat itu, untungnya kemacetan tidak parah sehingga saya bisa keluar dari wilayah itu walau dengan memperlambat perjalanan.

Shalat Ashar di lakukan di masjid Jin di kelapa Dua wetan, setelah itu meluncur lurus pulang, perjalanan masih jauh tetapi sesampainya di rumah masih siang shingga persiapan shalat maghrib dan persiapan shalat teraweh masih banyak.

Sekitar jam 18.05 terbaca di televisi jikalau di Bengkulu dan sekitarnya dilanda gempah hebat yang menurut perhitungan seismologi memungkinkan terjadinya stunami, untungnya stunami tidak terjadi.

Jam 23.00 keluar dari rumah untuk melakukan ronda malam di lingkunga RT untuk membangunkan warga jam 03.00 besokidak kepagian bangunnya untuk melakukan sahur, yang ikut jaga malam ini Topo, Kahar, Sihombing, dan Mulyo, untuk melepaskan kejenuhan berjaga itu masing- masing membicarakan perihal yang ia ketahui dan yang lain mendengar dan akan mengomentari apabila ia tertarik dengan ceritra tersebut, saya merasa media ini malahan memperrerat hubungan antar warga untuk semakin mengerti siapa warga disampingnya.

Jalan-jalan ke bekas gedung WTC di New York

Selasa, 11 September 2007.


Sudah di kantor jam 08.39, perjalanan lancar dan cenderung sepi, barangkali banyak orang yang nyekar kuburan di kota-kota di Jawa.

Sempat melihat dari google earth bagaimana bekas lokasi WTC di NY city sekarang sedang di konstruksi.

Belanja di carefure sore hanrinya menjelang maghrib sebab susu minumnya Fifi dan Yasin sudah habis.

Pak Kuat memberikan tugas membuat perkiraan kelengkapan laporan kegiatan.

Pak Budi dgn pak Marpaung ke rumah

Senen, 10 September 2007.

Dari pagi sudah kosentrasi bagaimana me efektifkan hari ini, doa mohon bisa memanagemen waktu yang ada di dalam hari Senen ini sudah dilayangkan, sehingga setelah selesai shalat shubuh langsung keluar membawa ember pakaian yang akan di cuci di rumah tetangga, sebab airnya masih lancar, sedangkan air di rumah sudah sangat kecil.

Sementara itu jus sayur sebagai obat kuat belum dibuat sehingga terpaksa bagi tugas, untuk sementara istri dengan Fifi yang ngak mau ketinggalan menjaga pancuran air, sedangkan saya melanjutkan pengerjaan jus sayur.

Menuju dimana Fifi dan Ibunya sedang berada di dekat air, saya membawa jus sayur untuk segera di minum buat istri dan fifi, kemudian saya mengganti kedudukan mereka, dan mereka berdua balik lagi kerumah, saya melanjutkan mencuci pakaian.

Kemudian menjemur langsung, setelah itu terlihat kantuknya sehingga jam 09.00 setelah sarapan semuanya tidur lagi, sebab hari ini Yasin libur.

Siang harinya sekitar jam 13.00
Pak Budi dan pak Marpaung datang dari kantor, ke rumah, mengajak untuk melihat kebunnya di Mampir, Fifi yang menerima telepon langsung gembira, Yasin yang akan membuka komputer membatalkan niatnya.

Berangkat ke kebunnya pak Budi, saya Fifi dan Yasin duduk di deretan belakang, sedangkan yang memegang kemudi pak Budi sendiri dan pak Marpaung duduk didepan, setelah keluar kompleks Puri Cilungsi langsung menuju desa Mampir, Fifinya minta di buka jendelanya, sambil dada- dada melambaikan tangan pada setiap orang yang dilihatnya.


Acara di akhiri dengan makan sate kambing 10 tusuk, sate ayam 20 tusuk dan gule kambing 1 mangkok, dan pak Budi masih menambah pesan mie goreng.

Bengkel lagi

Sabtu, 8 September 2007.

Mendatangi bengkel di ujung jalan Gandoang setelah menurunkan Yasin di sekolahnya pagi ini, dan si engkoh cina pemilik bengkel itu menyuruh saya meletakan saja motor di situ sebab tenaga montirnya belum datang, bengkel cina ini mempunyai spesifik di pagi hari ini yaitu aroma dupa persembahan sudah menerawang udara sekitar, hal ini menyatakan bahwa cina yang satu ini mengenal kepercayaanroh nenek moyangnya.

Motor saya tinggal, saya berjalan kaki pulang.

Jam 13.00 siang bengkel saya datangi kembali, sambil membawa dua batang lampu neon yang tidak hidup, sebab 100 meter sebelum bengkel motor itu terdapat toko elektrik baru setelah saya tanyakan ia cabang dari Gunung Putri.
Anak muda penjaga toko itu mulai memeriksa mana-mana yang harus diganti, yang penting ke dua lampu itu hidup biayanya habis Rp 23 000,-

Kemudian saya menuju bengkel untuk mengambil motor, motor sudah diperbaiki katanya montir, tetapi usaha untuk mengganti sparpart engkol stater motor tidak bisa dilakukan sebab tidak ada yang cocok, kemudian saya engkol sekali e e e e lepas lagi, sampai kedua kali dan disarankan untuk di las sendiri,

Kemudian diperbaiki juga lager as roda depan seharga Rp 15 000,- total pembayaran Rp 35 000,- motor saya tuntuk ke tukang las, dan disana diperbaiki lagi dengan tukang las, sebab semua upaya yang dilakukan dengan tukang bengkel tadi gagal, motor ini pagi – pagi sudah kemari dan sudah gagal, tetapi yang membawa tukang bengkel, sekarang ternyata bapak yang memiliki motor, dan setelah direkayasa dengan tukang las motor bisa di engkol dengan tetap mempertahan barang lama.


Sesampainya dirumah sore itu langsung memasang lampu, lampu dibawa dipasang di kamarnya Tyas yang sekarang kosong dan lampu yang kedua dipasang di ruang atas, agar kalau shalat bisa membaca doa atas bantuan lampu.

Engkol Stater Motor Lepas saat jam 20.30 malam

Jumat, 7 September 2007.

Pertolongan Allah yang selalu datang

Mengapa tidak meminta pada Allah, kekayaan Allah meliput alam langit dan bumi, memangnya Allah itu tidak sanggup memberi, sangup dan akan ditolong, sebab ternyata Tyas kemaren siang sebelum saya pulang kantor malamnya. Ia meminta uang Rp 2 juta rupiah untuk biaya fakultas sekitar Rp 900 000,- sedangkan persiapan ke Rumah Sakit Rp 1 000 000,-

Pagi hari sesudah shalat shubuh Fifinya yang masih sakit kerena radang tenggorokannya, langsung saya parutin kunir dan saya suapkan ke mulutnya , tanpa banyak rewel ia mau sebab akan memperbaiki kondisi kesehatnnya dan menurunkan demamnya.

Setelah itu langsung saya menyusun menu pagi berupa jus sayur terdiri, terong, tauge, buncis, wortel, tomat, diblender dan langsung diminum.

Mengantar Yasin ke sekolah sekitar jam 07.00 dan balik lagi kerumah untuk mempersiapkan keberangkatan kekantor sambil menunggu perkiraan waktu bank buka.

Berangkat ke kantor sekitar jam 09.00 dan berangkat bersama istri dan Fifi yang akan mengirimkan uang buat Tyas, sedangkan saya harus ke kantor pos dahulu di Cileungsi sebab sudah empat hari ini mencari kantor pos
sekitar kantor kok susahnya bukan main, sudah pindah, di Bona indah, tertulis dikantor pos lama.

Di Cileungsi saya lihat kantor pos cukup representatif, terbukti banyaknya orang-orang yang mempercayakan pengiriman barang nya di paket pos. Saya mengisi formulir wesel pos dan mengirim untuk ibu sebesar Rp 200 000,-

Setelah itu saya langsung menuju ke kantor, sesampainya di kantor sekitar jam 10.30.

Saat shalat Jumat, sempat berdoa untuk diberikan karuniah rezeki Allah yang banyak untuk membesarkan anak- anak, yang bebas KKN dan bebas Korupsi.

Sehabis shalat sempat makan nenas sambil berjalan bertiga, saya pak abdullah dan rahman, konsepnya menikmati surgawi di dunia, sehabis shalat makan segumpal nenas, sesampainya di ruang kantor nenes sudah habis dan disusul dengan makan siang.

Sehabis makan siang di kantor datang kontraktor mengajak untuk melihat bangunan di KUMHAM, saya setujui dan memeriksa bangunan, hasil pemeriksaannya adalah, bangunan sudah 82 % selesai, sehingga sekarang yang dikejar adalah penyelesaian total, saya sempat melihat tidak harmonisnya pemisah ruang yang diperuntukan bagi staf peneliti, langsung memberikan arahan pengalihan pekerjaan untuk dijadikan pekerjaan tambah kurang.

Terlihat lagi adanya calon kebocoran pada seng penangkap hujan, walau sekarang belum hujan, tapi dengan sistim sekarang, pasti nanti akan bocor, ini pun saya suruh ganti.
Pulang sempat makan soup iga dengan penutupnya es krim durian.
Sore itu perjalanan an berikutnya adalah langsung menuju kekantor ternyata dihadang kemacetan dibelakang giant.


Turun dari kantor sekitar jam 20.30, setelah mengisi absen pulang langsung menuju ke lapangan parkir sambil diantar pak Darus, Satpam malam itu, ia sempat berkata, Malam-malam begini pulang ke Bogor pak, Ya habis rumahnya disana, sewaktu motor akan di disela stater, masih dilihat oleh Satpam pak Darus, sela untuk mestrater di kaki kanan, lepas.kling, jatuh ke lantai parkir.

Pak Darus datang mendekat, dengan perasaan sesal bagaimana kerena mengerti kalau kantor ini sangat jauh dari bengkel, dan sekarang sudah jam 20.45 mana ada bengkel yang buka, pak Darus sempat menawarkan kepada saya untuk menginap di kantor ini, tetapi bagaimanapun saya harus naik lagi ke lantai tiga untuk menelpon ke rumah.

Di Seberang yang menerima telepon adalah istri, dan saya beritakan mengenai kesulitan saya, sebab motor lepas penyela kaki untuk menghidupkan motor. Saya tahu pasti istri ikut prihatin dan pasti ada jalan keluarnya.

Setelah menutup telepon, saya melihat masih banyak tukangnya pak Nardi yang sedang merehab kamar mandi kantor, pengerjaannya siang malam untuk mengejar waktu. salah seorang dari tukang itu, ternyata adiknya atau saudaranya pak Nardi sendiri yang mau turun menolong.

Teorinya harus di dorong pak, katanya sambil jalan beriring dengan saya menuruni tangga menuju lapangan parkir kantor, kemudian saya dorong motor itu dan ia yang naik, juga ngak hidup, kemudian gantian, saya yang diatas dan dia yang mendorng, dan mau hidup, saya keliling- keliling ha;laman dan jalanan sepi depan kantor untuk mempertahankan panasnya mesin, kemudian saya raih semua perlengkapan berkendaraan dan motor saya naiki keluar halaman, tetapi sesampainya di jalan raya, terlihat kemacetan yang luar biasa, di perempatan Lebak bulus yang ketemu Sekolah Polisi Wanita banyak bis yang berhenti total, saya menyelinap di sela sisi kanan jalan, dan akan putar balik terlambat sebab kendaraan dibelakang sudah menutup.

Pada saat ini gas motor saya tidak bisa dikendalikan maunya bertensi tinggi saja sehingga menimbulkan raungan suara yang keras
Saya mainkan pemati mesin dan saat mesin akan mati saya posisikan ke on dan mesin mau hidup mendatar ringan, saya maju perlahan- lahan, posisi saya dengan mobil yang lain sangat rapat, sekitar 10 cm, sehingga disini yang harus dijaga jangan sampai menyenggol mobil orang.
Pejalan kaki yang terlihat turun dari jebakan yang panjang kemacetan malam ini melintas didepan saya dan saya berusaha bertanya apa sebabnya kemacetan ini, macet disebabkan antrian akan masuk tool Pondok Indah yang ujung ekornya memasuki jalan umum dan menyempit, sehingga banyak kendaraan terjebak macet jadinya.

Saya maju sedikit demi sedikit dan sewaktu melewati gang masjid Habib saya masuk dan tembus kehalaman kantor kembali, sempat terpikirkan oleh saya untuk masuk kembali kekantor, tetapi saya batalkan, takut malam semakin datang mendingin dan kantuk akan datang menyerang.

Saa keluar lagi pintu masuk halaman depan kompleks, saat ini saya tidak mau belok kekanan, berarti kejebak kemacetan yang tadi, saya belok kiri melawan arus, saya matikan mesin, dan saya tuntun motor, sempit sekali jalan ini, sebab kendaraan juga berhenti kerena pengaruh kemacetan sudah sampai diujung Carefure.

Saya memasuki halaman Carefure, kerena saya menunutn motor yang berat ini penjaga pintu tidak mempermasalahkan walau saya masuk dari arah yang berlawanan, tetapi sewaktu tiba di lobby Carefure, terlihat dari jauh antrian kendaraan, apakah saya harus kesana, lebih baik saya tuntuk lagi kendaraan balik dan keluar dari arah masuk menuju Carefure di depan Giant.

Saya melewati perempatan Pondok Indah yang ramai sekali, apalagi ditingkah kemacetan yang hampir mengeliling. dan setelah saya menyebrang dan dalam posisi menuju arah Pasar rebo, jalanan sangat lenggang, aneh, kemacetan tadi sangat luar biasa dan sekarang jalanan lenggang.

Sekarang masalah motor, motor juga belum mau hidup, saya dorong dengan saya berlari, tetapi sewaktu motor hidup, saya hampir tidak bisa mengendalikan motor, gasnya ngak mau mengecil sehingga tekanannya sangat kuat, cepat saya sadar sebab motor sudah saya arahkan kesisi kiri dimana didepannya di parkir mobil patroli polisi, akhirnya motor sempat saya sentuh pe mati mesin otomatisnya, motor mati lagi mesinnya, tetapi saya sangat lelah, nafas saya sangat ngos- ngos an, motor saya parkir kesamping dan saya mengambil tempat duduk, baru saya sadar tempat duduk itu disediakan oleh seorang gadis kecil seusia 15 tahun berwajah cantik dan kekanak-kanakan yang berjualan kopi dimalam hari di perempatan Pondok Indah, ia menyapa saya, kenapa pak motornya, saya menjawab lagi kena percobaan.

Setelah lelah saya berkurang, saya hanya bisa berdoa pada Allah agar bisa mengatasi masalah ini, saya raih lagi motor dan saya dorong dengan posisi berlari lagi, tetap motor tidak mau hidup, tiba- tiba ada supir taksi yang bersedia mendorong motor saya, kemudian saya dipersilahkan naik, mengetahui jikalau motor ini nanti kalau hidup langsung meloncat meninggalkan yang mendorong maka sebelum motor hidup saya ber ucap terima kasih, kerena ngak bisa ketemu lagi seribu tahun lagi, memang di Jakarta ini sekali kita ketemu jarang untuk ketemu berikutnya.

Betul juga setelah motor di dorong saya lepas koplingnya dan terjadi penahanan dan motor hidup lantas melaju tak henti- hentinya sehingga memasuki rumah malam itu 22.30.

Memang dingin, setiap hari berteman dingin dan sunyinya malam.