selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Khamis, Jun 14, 2012

Tingggggg






Selasa, 1 Mei 2012/2-29

Tyas mengantar Pamannya ke Blok M

03.20 Pagi masih gelap, tetapi di rumah sudah ramai sebab Hasan si adik istri, ikut shalat tahajud sehingga cukup sibuk di rumah yang kecil ini, waktu berjalan terus dan shubuhpun datang, setelah shalat secepatnya membuat blenderan kacang ijo dan kacang kedelai ditambahi kayu manis, yang sejak shalat tadi telah di presto, akhirnya makanan itu di sruput berempat, Tyas, istri, adik istri dan saya,

06.00 Jakarta diwarnai aksi demo memperingati hari buruh.

08.00 Tyas mengantar pamannya Hasan yang akan berangkat ke Makassar dengan penerbangan jam 17.00 untuk berangkat ke blok m sebab pagi ini ada sedikit sesuatu yang harus diambil berupa buku yang tertinggal
di Hang Jebat.

 


Rabu, 2 Mei 2012/2-30

08.30 Siang itu bermotor dengan istri untuk urusan uang bulanannya Aswan di Makasaar dan Tyas yang masih ada di sini tapi untuk bekal hidupnya di Denpasar, sebab besok akan pulang. Kota kecamatan Cileungsi pagi menjelang siang ini terasa terik udaranya. Kemacetan sudah terasa sejak mendekati Flyover yang dibawahnya di gunakan pasar penampungan sementara pasar yang habis terbakar sekarang dibangun berlantai empat.

09.40 Bank Mandiri Cileungsi, sangat padat manusia yang antri, sehingga keluar lagi pindah bergeser ke barat, Kanggran sejarak 4 Km, agak sepi, dapat antrian nomer 4. Tapi sebelumnya sempat ke Bank Muamalat Cikeas untuk NTT.

10.30 Mobil bank mandiri yang kemaren hari senen parkir didepan gedung bank Mandiri Kranggan, pagi ini tidak terlihat, bukan jadwalnya. Setelah itu kembali ke Cileungsi untuk ke Bank PTPN Cileungsi.

 




didalam BankTPN Cabang Cileungsi 

11.20 Saat kaki melangkah masuk, terkejut kerena jumlah nasabahnya banyak, mengambil nomer antrian dan dapat nomer 38, sementara loket pelayanan baru menerima nomer 26. Sebegitu banyak orang yang ada di bank BTPN ini adalah para Pensiunan yang tinggal di Cileungsi, dapat teman bicara seorang bapak Pensiunan yang baru pindah dari Malang, dan dahulunya bekerja di Lumajang.

11.50 Televisi di Bank BTPN mengumumkan berita duka jikalau Ibu Menteri Kesehatan meninggal dunia, innalillahi waina illaihi roziun.
12.02 nomer 38 yang saya pegang dipanggil, sementara para pensiunan siang itu berdatangan terus, dan sewaktu rekening buku tabungan saya dilihat ternyata belum berisi uang pensiunannya, sehingga siang itu hanya mengambil uang untuk sodaqoh yatim NTT.
12.30 berjalan bersama istri di depan deretan pertokoan Cileungsi menuju ke bank Muamalat di ujung utara bangunan. Bank Muamalat siang itu sangat sepi sehingga pelayanannya cepat. 13.00 sewaktu pulang istri menyarankan ke Bank BRI Cileungsi untuk memasukan uang guna pembangunan Masjid yang saya gambar dan sekarang sedang di kerjakan di Sile, Bungoro Pangkep Sulawesi Selatan. Dapat nomer antrian 112, sementara yang dilayani nomer 110.
13.30 membeli bahan kue untuk dibawa ke Denpasar oleh Tyas besok. 13.45 Shalat Dzuhur di Giant Metland Cileungsi sebab akan membeli kelengkapan bahan kue untuk dibawa Tyas.
14.15 Masuk rumah, udara panas sangat haus, tapi saat yang tepat untuk minum jus tomat dengan jeruk, he he he jeruknya satu tapi tomatnya banyak, sirup habis, saya pikir masih ada, gulaputih dikit, istri yang minum enak katanya, Tyas dan Astari juga ikut minum. 16.00 Istri berangkat bersama Tyas memimpin pengajian Al-Affif.

 


Kamis, 3 Mei 2012/3-1

Suasana duka masih mewarnai bangsaku Innalillahi wainaillaihi roziun Presiden Jadi Irup Pemakaman Menkes Endang Rahayu Kamis, 3 Mei 2012 | 06:03 WIB JAKARTA, KOMPAS.com -

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan menjadi inspektur upacara pemakaman Menteri Kesehatan nonaktif almarhumah Endang Rahayu Sedyaningsih (57), yang meninggal pada Rabu (2/5/2012). Jenazah Endang akan dikebumikan di San Diego Hills Memorial Park, Karawang, Jawa Barat, Kamis (3/5/2012).

Turut mendampingi Presiden, Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan jajaran menteri anggota KIB II, seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, dan lainnya.

Sementara itu, Wakil Presiden Boediono dijadwalkan melayat ke Kementerian Kesehatan pada pukul 07.30. Jenazah almarhumah disemayamkan di Kementerian Kesehatan mulai pukul 06.30 - 09.00. Menkes Kabinet Indonesia Bersatu II (KIB II) ini dideteksi menderita kanker paru sejak Oktober 2010, setahun setelah menjabat sebagai menteri untuk periode 2009-2014.

Selama 1,5 tahun terakhir, Endang Rahayu mulai menjalani perawatan untuk melawan penyakitnya itu, baik di dalam maupun di luar negeri, hingga akhirnya tiga minggu yang lalu dia dilarikan ke RSCM karena merasa nyeri di tubuhnya. Pengobatan yang selama ini telah dijalani mantan Menkes, antara lain radiasi lokal dan bedah beku, tujuannya untuk mengobati kanker secara lokal serta meningkatkan daya tahan tubuh. Pada 26 April 2012, almarhumah menyampaikan niatnya untuk mengundurkan diri dari KIB II. Empat hari kemudian,

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 46/P/2012 yang pada intinya menetapkan, memutuskan, memberhentikan dengan hormat, almarhumah dari posisinya sebagai Menteri Kesehatan. Selanjutnya, Kementerian Kesehatan dipimpin oleh Wakil Menkes Ali Ghufron Mukti.

Kesan sesama Menteri KIB II. Sejumlah menteri KIB II mengaku kehilangan sosok almarhumah, yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan sekitar 2,5 tahun. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menyebut almarhumah Endang adalah sosok pemimpin wanita yang luar biasa. Alumni Universitas Harvard, AS, ini juga dinilai menteri yang tegar serta mampu menghadapi tantangan di tengah penyakit yang dideritanya. "Beliau juga teman dan kolega kerja yang mudah akrab. Kami kehilangan teman dan tempat curhatmengenai banyak hal," kata Mari kepada para wartawan melalui pesan singkat, Rabu. Mari menambahkan, dirinya akan selalu terinspirasi dengan ketegaran, komitmen kerja, dan persahabatan tulusnya.

Sementara itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan almarhumah Endang sebagai sosok yang tekun dan gigih bekerja. "Beliau sosok yang tidak pernah mengeluh dan tidak mengenal lelah meski ia merasakan sakit yang dideritanya," kata Hatta.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar menilai mantan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kemkes ini adalah wanita yang konsisten dan luar biasa dalam pekerjaannya. "Bu Endang merupakan sosok wanita yang kuat. Beliau tetap menjalankan aktivitasnya sebagai menteri dengan enerjik dan penuh semangat," kata Linda.

10.00 mengantar Tyas ke terminal Cileungsi, ditengah jalan banyak didepan taman buah Mekarsari polisi turun ke jalan, akhirnya Tyasnya naik angkot dan saya kembali pulang Jam 17.05 SMS masuk dari Tyas jikalau ia telah di Denpasar.

 


Jumat, 4 Mei 2012/3-2

Bermotor saat beberapa waktu lagi shalat Jumat, masuk kompleks pendidikan pramuka Cibubur untuk mengerjakan shalat Jumat, saat motor diparkir, masjid masih terlihat lengang, ambil air wudhlu dan berzikir sambil menanti saat adzan dikumandangkan.

12.30 bermotor lagi melintas Cibubur pasar lama, suasana sepi sedikit ramai, banyak orang yang keluar dari masjid selesai mengerjakan shalat.

13.00 didepan Bank Muamalat Kompleks pendidikan yayasan Sudirman yang masih tutup istirahat siang itu, akhirnya putuskan tinggalkan saja.

13.30 memasuki kompleks perkulakan Lottemart Pasar Rebo, halaman yang luas sedang di adakan pertunjukan ikan lumba2, dan setibanya didalam pusat penjualan Lottemart, harga ikan yang ditawarkan cukup tinggi, sehingga membatalkan untuk belanja disana.

14.20 memasuki kawasan perdagangan Lottemart Ciputat, harga disini termasuk memadai, sehingga bisa lega hati untuk membeli yang berkesesuaian antara harga dan barang, disini yang dibeli: ikan tongkol, ikan ekor kuning, ikan sebelah, ikan selar, udang, ikan ayam-ayam, filet ikan beku, kecap, luar biasa jauhnya rumah, okeylah, setelah shalat Ashar di Lottemart Ciputat baru bermotor pulang, kemacetan di jalan depan pendidikan sekolah polisi wanita, juga di jalan Simatupang perempatan kebun binatang, dan kemacetan cukup parah dari perempatan Cileungsi ke pertigaan Giant Metland. Masuk rumah lima menit sebelum adzan Maghrib dikumandangkan.

 


Sabtu, 5 Mei 2012/3-3

Hujan deras turun setelah maghrib, membuang air di ember penampungan hingga dua kali

 


Minggu, 6 Mei 2012/3-4

05.30 Pagi masih bergerak perlahan menuju fajar, berangkat ke pasar dengan niat tambahan yaitu mencari orang terlantar di jalanan untuk diberi makan sebanyak empat orang.
05.50 Nasi udug 7 bungkus di beli di penjual samping masjid SMP PGRI Gandoang.
06.30 Kok bisa - bisanya, hari ini sangat susah mencari orang gila yang biasa berkeliaran di pasar, saat sedang membeli tempe, lewat si orang gila laki-laki usia kurang lebih 36 tahun, langsung saya ingatkan istri untuk mengejarnya untuk diberikan nasi udug bungkusan. Mencari sasaran sodaqoh nasi bungkus yang kedua cukup susah, tapi saat membeli lele satu kilo, jauh dibelakang ada anak muda cacat kaki ber kruk lengan sedang meminta2, kesana istri mengejar dan memberikan nasi. Yang ketiga, setelah mengelilingi pasar baru melihat sosok perempuan gila ( 32 th )lapar makan sampah, cepat istri menghampiri, tapi nasi bungkus pemberian istri di simpannya.
08.10 Yang ke empat, sudah dalam posisi bermotor pulang, ditengah jalan melihat perempuan gila juga makan sampah, perempuan ( 28 th )
10.00 kerja bhakti didepan rumah merapikan saluran dan tanaman dibawah pohon mengkudu.
16.00 berjalan terus berjalan bersama istri, merasa sudah lama ngak jalan dalam posisi berolah raga. Memasuki kompleks perumahan Grand Cileungsi Indah dari belakang di Mampir di depan kandang sapi miliknya si orang pimpinan PP, kelihatan dari kejauhan sapinya ada kira-kira 200 ekor. Pengembang Grand Cileungsi Indah kelihatan sekali merubah landscape asli wilayah garapannya, tanah di ratakan permukaannya mengikuti level nol depan kandang sapi. Sehingga hilang permukaan sungai rambut yang kecil dan banyak, dan di buatkan dengan selokan yang kecil yang diperkirakan tidak cukup menapung limpahan air saat hujan.

 


Senen, 7 Mei 2012/3-5

Sejak pagi sudah mendung menutup langit, berita banjir di Jakarta diwilayah rendah sudah tergenang air seperti di Petogogan. Malam hari sempat berbicara banyak dengan P Jaja Widyaiswara, saling silaturahmi dari Hp.

 


Selasa, 8 Mei 2012/3-6

Panas terik setelah kemaren di dera hujan seharian. Sesaat setelah Maghriban, mulai menyemai ingatan yang hilang hafalan ayat di awal- awal surah Al -Imran, tidak banyak sih hanya lima halaman standard Al-Quran Madinah yang hijau.

 




Rabu, 9 Mei 2012/3-7

Jam 16.00 ada pemberitahuan jikalau pesawat Sukhoi jet 100 jatuh di wilayah Bogor dan Sukabumi, membawa 50 penumpang undangan, sebab pesawat itu adalah pesawat contoh sejenis yang akan di beli oleh Indonesia.
Jam 18.00 pencarian di fokuskan di pegunungan Salak.
jam 24.00 pesawat belum diketemukan.

Pesawat Sukhoi Jet 100 jatuh Janggal, Joy Flight Lintasi Wilayah Pegunungan Novi Christiastuti Adiputri - detikNews Kamis, 10/05/2012 05:11 WIB Jakarta, Joy flight yang dilakukan pesawat Sukhoi Superjet100 dari Bandara Halim Perdanakusuma, melewati rute Pelabuhan Ratu yang melintasi wilayah pegunungan yang gelap. Hal ini dinilai tidak lazim karena biasanya joy flight dilakukan pada rute yang lebih terang, yakni melintasi wilayah laut.


"Untuk joy flight seharusnya mengambil rute Krakatau, melewati wilayah laut yang terang. Tapi ini melewati Pelabuhan Ratu, melewati wilayah pegunungan yang gelap," ujar pengamat penerbangan, Samudera Sukardi, saat dihubungi detikcom,

Rabu (8/5/2012) malam. Samudera menuturkan, joy flight atau penerbangan demonstrasi biasa dilakukan di atas wilayah laut yang terang. Baik pesawat jenis besar, sedang, hingga kecil, seperti Bombardier dan Cessna Caravan, selalu melintasi wilayah laut. "Selama ini, joy flight belum pernah ke arah situ. Selalu lewat wilayah laut," tuturnya. Lebih lanjut, Samudera memperkirakan, penyebab hilang kontaknya pesawat Superjet 100 tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh kondisi alam dan cuaca yang tidak baik.

Permintaan pesawat tersebut untuk menurunkan ketinggian dari 10.000 kaki ke ketinggian 6.000 kaki, bisa jadi disebabkan oleh kondisi cuaca yang terlalu gelap sehingga jarak pandang terbatas. "Tadi katanya pihak Halim sudah kasih tahu bahwa ada cuaca buruk, hujan berat di daerah tersebut," terangnya. Menurut analisis Samudera, pesawat Sukhoi Superjet 100 ini tergolong memiliki teknologi yang sama mumpuninya dengan pesawat lainnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya sertifikasi dari Aviasi Eropa.

"Dari sisi teknologi saya rasa tidak. Penyebab kecelakaan ada 3 unsur, yaitu pertama, kondisi pesawat atau teknologinya; kedua, faktor manusia atau pilot; ketiga, faktor infrastruktur atau faktor alam dan cuaca. Kalau menurut perkiraan saya, lebih yang ketiga," tandasnya.   Jakarta (ANTARA News) -

Anggota grup Krispatih, Badai, mencemaskan mertuanya yang berada di pesawat Sukhoi Superjet 100 yang hilang di Gunung Salak Jawa Barat. "Saya dapat kabar dari istri yang sedang nonton tv, lalu kami segera kemari," katanya di Bandara Halim Perdanakusuma Rabu malam. Badai berharap mertuanya, kapten pilot Herman Sulardji, baik-baik saja. "Bapak mertua saya energik, dia didik di sekolah penerbang, " katanya lalu mengemukakan mereka pasrah dan berharap yang terbaik. (A037)

Isak tangis keluarga korban Sukhoi tak terbendung

Kamis, 10 Mei 2012 00:13 WIB | 2260 Views Jakarta (ANTARA News) -


Isak tangis keluarga penumpang pesawat Sukhoi yang hilang kontak di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, tak terbendung ketika mereka mengetahui keluarganya tercantum dalam manifest pesawat pesawat itu, di Bandara Halim Perdanakusuma,

Jakarta, Rabu malam. Ellen Pangabean keluarga salah satu penumpang Edward Edo M salah satu yang terlihat syok. Edo ikut dalam demonstrasi penerbangan pesawat mewakili perusahaan IndoAsia. "Saya dikasih tahu teman Edo bahwa pesawatnya hilang kontak," kata Ellen di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu.

Ia bersama kerabatnya memaksakan diri ke Bandara Halim untuk memastikan berita tersebut. "Makanya saya kemari untuk mengecek, kami minta doanya saja," ujar Ellen sambil berlinang air mata. Eben merupakan adik dari Edward M Panggabean, penumpang pesawat Sukhoi Superjet 100 yang hilang kontak pada pukul 14.33 WIB.

Edward merupakan karyawan Indo Asia yang diberi kesempatan menjajal pesawat keluaran terbaru Sukhoi untuk kepentingan komersil itu. Selain mereka, ada beberapa anggota keluarga lainnya yang datang, namun sebagin enggan untuk diwawancarai. Mereka pun masih tidak percaya jika nama-nama dari manifest pesawat adalah keluarganya.

 

Sheny Ayat mengaku sangat yakin menantunya, Ruli Dermawan (IndoAsia) selamat. Wanita tua ini terlihat sangat tabah dan tegar saat melihat daftar nama yang terpampang di dinding. "Saya yakin selamat, tetapi Wallahu `alam bi sahwab," katanya. Namun demikian, tidak semua keluarga penumpang sanggup menahan air mata seperti Sheny. Linangan air mata dan kepanikan justru mendominasi mayoritas keluarga penumpang kendati berbagai pihak mencoba menenangkan. (T.S037/Z002) Editor: Ruslan Burhani

 


SUKABUMI, KOMPAS.com —

Salah seorang warga Pamijahan, Kabupaten Bogor, sempat melihat sebuah pesawat mengarah ke Gunung Salak lalu ke arah Cidahu. Keterangan itu sesuai dengan titik koordinat pesawat Sukhoi hilang kontak, Rabu (9/5/2012) siang. "Ada seseorang warga bernama Juanda yang sempat lihat. Sewaktu saya tanya apa mengarah ke Cidahu, katanya benar.

Jadi ada kesinambungan dengan titik koordinat pesawat hilang kontak," kata Kepala SAR Jakarta, Ketut Parwa, saat ditemui di posko pencarian di Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Rabu malam ini. Menurut dia, pesawat diduga hilang kontak dalam perjalanan dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, menuju Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi. Pihaknya baru berani menyatakan pesawat hilang pada 18.20 WIB, atau empat jam setelah pesawat lepas landas.

Hal itu didasarkan pada persediaan bahan bakar pesawat, yang mencukupi untuk perjalanan empat jam. Ketut belum bisa memastikan di mana pesawat itu diduga jatuh. Pencarian hanya dilakukan berdasar data titik koordinat pesawat hilang. Namun, dengan kemungkinan titik koordinat itu,

Cidahu termasuk jalur terdekat untuk mencapai koordinat tersebut ketimbang dari arah Pamijahan, Bogor.

 

Pilot Sukhoi yang Minta Terbang Jelajahi Rute Melintasi Salak Indra Subagja - detikNews Kamis, 10/05/2012 12:40 WIB

Jakarta Di penerbangan pertama, Sukhoi Superjet100 hanya terbang demo di seputaran Lanud Halim Perdanakusuma. Namun, pada penerbangan kedua, pilot berinisiatif menjelajah rute yang lebih jauh menuju ke Pelabuhan Ratu, Sukabumi melewati Gunung Salak.

Di luar dugaan, musibah terjadi. "Itu atas permintaan penerbangnya. Di antara penerbang itu juga kan ada dari kita, sudah hafal rute," jelas Sunaryo dari PT Trimarga Rekatama, saat dihubungi detikcom, Kamis (10/5/2012).

Jadi, rute itu pun tidak serta merta diputuskan mendadak. Rute itu sudah didiskusikan lebih dahulu. Para penerbang ini juga sudah berkoordinasi dengan pihak terkait. Sukhoi tersebut take off dari Bandara Halim pukul 14.12 WIB, Rabu (9/5/2012).

Pesawat terbang mulus hingga di atas Pelabuhan Ratu. Namun, saat kembali menuju Halim, ketika di atas Gunung Salak, pesawat yang saat itu terbang di ketinggian 10.000 kaki, diturunkan oleh sang pilot pada ketinggian 6.000 kaki.

Diturunkannya pesawat hingga 6.000 kaki agak aneh, karena Gunung Salak memiliki ketinggian 7 ribu kaki dari permukaan laut. "Kita tahu persis soal ini. Itu juga sudah dikoordinasikan dengan pihak ATC Soekarno-Hatta," jelasnya. Pesawat itu juga rencananya terbang pada malam hari.

Namun untuk rutenya belum ditentukan. "Ya baru rencana untuk malam hari," imbuhnya.

 

JAKARTA, KOMPAS.com —

Setelah helikopter survei Super Puma milik TNI AD menemukan titik yang diduga menjadi lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100, kini tim gabungan dari Basarnas, TNI,

Polisi, dan warga menempuh jalur darat untuk mencapai lokasi.

 

Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Daryatmo mengungkapkan, untuk mencapai lokasi yang berjarak 6 jam dari pos terdekat, timnya mendapatkan sejumlah kendala di lapangan. "Kendalanya ya kondisi geografis dan cuaca, siang mulai berkabut menghalangi pandangan.

Pasti kami mengalami kesulitan, tetapi sesulit apa pun kami akan tetap melakukan usaha," ujarnya kepadawartawan di Terminal Kedatangan, Bandar Udara Halim Perdanakusuma,

Kamis (10/5/2012). Diketahui, pesawat survei milik TNI tersebut berangkat dari Halim Perdanakusuma sekitar pukul 07.54 WIB untuk melakukan pencarian di sekitar koordinat pesawat hilang kontak kemarin. Pukul 08.30 WIB, pesawat mengidentifikasi lewat udara serpihan bangkai yang diduga serpihan pesawat Sukhoi.

Titik tersebut teletak di sebuah lereng Gunung Salak, Desa Batu Tapak, Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, dengan ketinggian 5.800 kaki dan titik koordinat 06 42 61• 3 lintang selatan 106 44 41• 2 bujur timur. Hal-hal yang menguatkan indikasi tersebut adalah terlihat serpihan-serpihan pesawat yang identik dengan pesawat Sukhoi Superjet100 yang hilang kemarin. "Ciri dari atas kelihatan serpihan pesawat, ada indikasi logo Sukhoi, warnanya sama, tempat itu persis di kordinat lose contact kemarin," lanjutnya. tempat diketemukan percikan puing pesawat.

Sukabumi Bahaya longsor dan cuaca mendung menghadang tim SAR yang hendak menembus lokasi penemuan bangkai Sukhoi Superjet 100. Tim penyelamat pantang menyerah dan terus mencari jalur alternatif. Tim SAR dan sejumlah wartawan dalam dan luar negeri terus mendaki menuju tebing puncak Gunung Salak, lokasi ditemukannya pesawat Sukhoi nahas itu. Pengamatan detikcom, Kamis (10/5/2012), longsor terjadi tepat di 100 meter menuju Curug Cibadak.

Untuk menempuh lokasi itu dibutuhkan 3 jam berjalan kaki. Jalannya terjal dan curam. Guna menghindari longsor, Tim SAR gabungan memasang tanda peringatan berupa tanda panah ke arah kanan, dengan spidol dan diberi tulisan jalur SAR. Jalur ini merupakan jalur alternatif dan memutar. Tim SAR pantang menyerah melanjutkan pencarian dan membuka jalan. Namun, awak media yang ikut melakukan pencarian Sukhoi akhirnya memutuskan balik kanan.

Belasan jurnalis memilih turun dan menuju Posko Loji, Cigombong, karena peralatan dan logistik yang kurang memadai. Maklum, perjalanan menuju lokasi Sukhoi lewat jalur berputar butuh waktu 8 jam. Setiba di Posko Loji, sejumlah warga sekitar berkerumun di lokasi. Warga ingin mengetahui informasi pencarian Sukhoi buatan Rusia yang berisi 45 orang itu. Jakarta Tim Basarnas sudah berhasil mencapai titik lokasi jatuhnya pesawat di tebing Gunung Salak di ketinggian 5.800 kaki. Puing reruntuhan berserakan di sekitar area. Beberapa jasad penumpang juga ditemukan.

 

"Sekitar 30 menit lalu, sudah sampai lokasi dan menemukan bangkai pesawat dan ada korban," jelas juru bicara Basarnas, Gagah Prakoso, kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (10/5/2012). Namun, Gagah belum bisa memastikan berapa jumlah jasad yang ditemukan.

Tim di lapangan masih melakukan pendataan dan mencocokkan ciri korban. "Kita masih data dan mencocokkan ciri-ciri korban dengan keterangan pihak keluarga," terangnya. Gagah mengaku tidak bisa menggambarkan kondisi jasad yang ditemukan. "Ya secara logika, lihat saja kondisi pesawat," tuturnya.

 

Bogor Ketua Basarnas Jakarta Ketut Purwa memastikan ada jenazah yang sudah ditemukan di lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak. Mereka segera dimasukkan ke kantong jenazah. "Barusan kita mendapat info, posisi sudah di TKP, tinggal masukin ke kantung mayat," kata Ketut saat dikonfirmasi detikcom di Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/5/2012).

Ketut saat itu baru mendapat laporan langsung dari anak buahnya dari lokasi jatuh pesawat. Menurut Ketut, evakuasi akan dilakukan pukul 05.00 WIB. Setelah itu, jenazah akan dibawa menggunakan ambulans. "Nanti dibawa pakai heliped, lewat bawah sini," ucap Ketut. Lokasi heliped berada di ketinggian 1.188 meter, tepatnya di Balai Embrio Ternak, Kampung Pasir Manggis, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Akan disiapkan 9 heli. Semua sudah siap," tegasnya. EE Mangindaan mengatakan, tim penyelamat yang dikoordinasi Badan SAR Nasional belum menemukan jenazah utuh korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di sekitar lereng Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/5/2012). "Belum ada (jenazah yang ditemukan dalam kondisi itu)," kata Mangindaan kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta.

Menhub mengaku menerima laporan dari Basarnas bahwa puing-puing pesawat penumpang dan juga jenazah dalam kondisi berserakan di sekitar lereng Gunung Salak. Tim penyelamat perlu mencari-cari korban. Saat ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih terus menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat buatan Rusia tersebut.

Menhub mengaku mengikuti perkembangan penyelidikan dari dekat. Salah satu yang perlu diklarifikasi, sambung Mangindaan, terkait langkah pilot berkebangsaan Rusia yang memutuskan untuk menurunkan ketinggian pesawat dari 10.000 meter ke 6.000 meter. Terkait izin, pihak Sukhoi, yang terbang dalam rangka promosi, telah mengantongi izin dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, dan TNI

Angkatan Udara.

 

Jumat 11 mei 2012 jam 0613 JAKARTA, KOMPAS.com —

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah berkomunikasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait musibah jatuhnya pesawat penumpang Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia di sekitar lereng Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/5/2012) sore.

Pada pembicaraan yang berlangsung Kamis (10/5/2012) pukul 22.30 WIB, Presiden Putin menyampaikan dua permintaan kepada Presiden Yudhoyono. "Pertama, Presiden Putin meminta kerja sama dengan Indonesia untuk proses identifikasi forensik terhadap korban musibah tersebut, di mana Rusia juga memiliki ahli-ahli di bidang tersebut," kata Staf Khusus Presiden Bidang HubunganInternasional Teuku Faizasyah kepada para wartawan,

Kamis tengah malam. Presiden Putin juga menawarkan kerja sama untuk mengirimkan pakar yang akan mengidentifikasi reruntuhan pesawat berpenumpang 47 orang tersebut. Menurut Faiza, Presiden Yudhoyono telah menyetujui dua permintaan tersebut. Bahkan, Kepala Negara telah menghubungi instansi-instansi terkait di Indonesia untuk segera merealisasikan kerja sama tersebut. Kedua kedutaan besar, baik RI maupun Rusia, juga akan dihubungi untuk menindaklanjuti hal tersebut.

"Presiden Yudhoyono meminta agar hal tersebut diinformasikan kepada pihak keluarga korban sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah," kata Faiza. Pada kesempatan tersebut, kedua kepala negara juga saling menyampaikan dukacita yang mendalam atas musibah ini.

Dari 47 penumpang, delapan di antaranya adalah warga Rusia. Sebelumnya, Presiden Yudhoyono telah menginstruksikan agar musibah jatuhnya pesawat dengan nomor penerbangan RA 36801 itu diinvestigasi secara saksama. Secara terpisah, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev menyatakan telah membentuk sebuah komisi untuk menyelidiki penyebab musibah tersebut.

Komisi ini dipimpin oleh Menteri Industri danPerdagangan Rusia Yury Slyusar dan beranggotakan para pejabat dari Kementerian Luar Negeri dan United Aircraft Corporation. SSJ100 adalah pesawat penumpang pertama buatan Rusia sejak Uni Soviet runtuh awal 1990-an. Pesawat ini dilengkapi dengan teknologi canggih fly-by-wire dan dikembangkan bersama dengan beberapa perusahaan dirgantara dari negara barat, seperti Boeing dari Amerika Serikat, Alenia dari Italia, dan Snecma dari Perancis. Rusia berharap SSJ100 akan membangkitkan lagi industri manufaktur pesawat sipil Rusia.

Olga Kayukova, juru bicara United Aircraft Corporation selaku perusahaan induk Sukhoi, mengatakan, pihaknya berencana memproduksi hingga 1.000 unit pesawat SSJ100, yang sebagian besar akan dipasarkan ke luar negeri. Di Indonesia, Sukhoi berharap bisa menjual 42 unit pesawat.

 

Data Antemortem 9 Korban Sukhoi Belum Diterima Polisi Andri Haryanto -

detikNews Jumat, 11/05/2012 09:34 WIB Jakarta

Tersisa 9 korban Sukhoi yang data antemortemnya belum diterima dokter kepolisian. Korban yang datanya belum diterima adalah 8 warga negara Rusia dan 1 warga negara Perancis. Konsultan Bisnis Development PT Trimarga Rekatama, Sunaryo mengatakan data manifes penumpang dan kru yang menaiki pesawat Sukhoi Superjet 100 dipastikan berjumlah 45 orang. "35 WNI dan 1 warga negara Amerika Serikat yang sudah ada data antemortemnya," kata Sunaryo di Bandara Halim Perdanakusuma, Jumat (11/5/2012).

Menurut Sunaryo, pihaknya sudah menghubungi pihak Kedutaan Besar Perancis untuk RI terkait data antemortem atas nama Nam Tran. "Untuk warga negara Perancis belum diambil data antemortem," jelasnya.Untuk diketahui proses evakuasi dilakukan pagi ini. Evakuasi melalui jalur udara mengerahkan 6 helikopter, sementara 4 tim gabungan melakukan evakuasi melalui jalur darat. Nantinya tim SAR akan membuat helipad di dekat lokasi jatuhnya Sukhoi.

Data antemortem merupakan data sebelum korban meninggal dunia. Data ini berupa foto, kartu tanda penduduk, ijazah yang akan dicocokkan dengan data post mortem, data korban setelah meninggal dunia.

 

12 Jenazah Ditemukan, Seorang Keluarga Korban Sukhoi Pingsan di Halim

Rivki - detikNews Jumat, 11/05/2012 15:53 WIB Jakarta

Tim SAR telah menemukan 12 orang jenazah korban Sukhoi di Gunung Salak, Jawa Barat. Salah seorang keluarga yang mengikuti jumpa pers tersebut pingsan mendengar berita itu. Pantuan detikcom, Jumat (11/5/2012),

Helen Panggabean pingsan di ruang tunggu keluarga korban di pintu kedatangan Halim Perdanakusumah. Helen merupakan adik dari penumpang Sukhoi, Edward Edo M. Helen tiba-tiba saja terjatuh dan langsung ditolong oleh beberapa orang kerabatnya. Helen yang mengenakan kemeja abu-abu ini langsung dibawa ke posko kesehatan. Saat ini keluarga korban masih mengipasi Helen yang masih pingsan. Sebelumnya, keluarga korban Sukhoi ikut mendengarkan pemaparan Ketua Basarnas Marsekal Madya Daryatmo yang menyatakan Tim SAR telah menemukan 12 orang jenazah korban kecelakaan.

Namun korban-korban ini belum bisa dievakuasi karena medan yang sangat sulit. Evakuasi melalui udara juga belum bisa dilakukan karena helipad yang belum jadi. Jakarta Begitu jenazah korban pesawat Sukhoi tiba di Bandara, giliran tim dari Disaster Victim Identification (DVI) yang bekerja. DVI akan memastikan seluruh tubuh akan kembali ke keluarga. "Setiap potongan tubuh harus kembali ke keluarga yang sesuai," kata Direktur Eksekutif DVI Mabes Polri, Kombes Anton Castilinasi di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Jumat (11/5/2012).

Anton menjelaskan, seluruh jenazah yang tiba nantinya akan segera dicocokkan dengan DNA yang DVI miliki. Anton sendiri tidak bisa memastikan apakah seluruh jenazah yang tiba dalam keadaan utuh atau tidak. "Proses identifikasi bukan proses yang mudah, kami sangat berharap pengertiannya," lanjut Anton. Anton juga menjelaskan, agar seluruh keluarga yang merasa anggota keluarganya ada di dalam pesawat agar sudi di tes DNA.

Anton mewanti-wanti, DNA yang akan dites haruslah dari keluarga inti. Jakarta Hingga kini upaya evakuasi jasad korban Sukhoi Superjet 100 masih diupayakan. Pihak Basarnas tengah menjajaki membangun helipad di sekitar lokasi. Bila tidak, kantong mayat korban Sukhoi akan diangkut ke atas menggunakan tali dan papan pengangkut.

"Kita tunggu dulu. Kita siapkan helipad. Tapi kalau tidak memungkinkan, itu kantong mayat diangkat ke atas," kata juru bicara Basarnas, Gagah Prakoso, kepada wartawan, Jumat (11/5/2012). Diketahui pada pukul 10.00 WIB, tim SAR sudah menemukan 12 jasad korban Sukhoi. SAR akan segera melakukan evakuasi korban yang ditemukan. Jenazah ditemukan dalam keadaan utuh.

Gagah mengatakan jenazah ditemukan beberapa ratus meter dari lokasi jatuhnya pesawat. Korban belum dievakuasi karena helipad di lokasi kecelakaan (crash site) belum selesai dibangun.

 

Jakarta 12 Dari 45 jenazah penumpang Sukhoi Superjet 100 telah ditemukan.

Jenazah selanjutnya akan dibawa ke Halim, lalu dibawa ke RS Polri Kramatjati untuk diidentifikasi. Rentetan rencana serah terima jenazah ini disampaikan Sunaryo, Konsultan PT Trimarga Rekatama, kepada seluruh keluarga korban Sukhoi di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta, Jumat (11/5/2012). "Sore hari ini, kita evakuasi korban dari tempat kejadian," kata Sunaryo.

Dikatakan dia, evakuasi akan dilakukan dari tempat kejadian langsung menuju Bandara Halim Perdanakusumah. "Kita mohon agar evakuasi lancar, kita minta doa dari Bapak Ibu sekalian," ujar agen Sukhoi di Indonesia ini. Menurut dia, apabila sudah sampai Halim maka jasad akan diserahkan Basarnas ke PT Trimarga. Kemudian, dari PT Trimarga akan diserahkan ke polisi dan baru dibawa ke RS Polri Kramatjati. "Untuk Bapak, Ibu, besok sudah bisa langsung ke RS Polri Kramatjati untuk menunggu hasil identifikasi. Demikian ini informasi yang harus saya sampaikan," kata Sunaryo.

 

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bangkai pesawat Sukhoi Superjet 100

terlihat di dasar jurang kedalam 250 meter dari puncak gunung Salak di ketinggian 2.066 meter dari permukaan laut. ''Tim evakuasi hanya dapat melihat namun belum dapat mencapai bangkai pesawat,'' ujar Danrem Bogor, Kolonel TNI, AM Putranto yang juga bertidak sebagai komandan lapangan tim SARNAS, di Cipelang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/5).

Diungkapkan Putranto, pesawat buatan Rusia tersebut telah menjadi puing-puing, walaupun juga terlihat beberapa bongkahan pesawat. Namun tim evakuasi yang diterjunkan sebanyak 80 personil dari TNI, Polri, Basarnas, PMI, organisasi pecinta alam dan masyarakat setempat belum menemukan satupun korban dari 47 penumpang pesawat yang masih dalam uji coba itu. ''

Saat ini, tim evakuasi berusaha turun ke jurang dengan mengenakan tali dan mencoba mencari jalur lain untuk mencapai bangkai pesawat,'' ungkapnya. Putranto melanjutkan, pada pukul 06.00 WIB, pihaknya telah memberangkatkan dua tim evakuasi baru berjumlah 286 orang. Pada pukul 10.00 WIB, tim evakuasi berjumlah 130 orang kembali diberangkatkan mendaki guna bersiap-siap membuat sistem evakuasi estafet.

Tim evakuasi dari udara juga diterjunkan untuk membantu droping logistik makanan, minuman dan mengangkut kelengkapan alat-alat yang dibutuhkan seperti tali, mesin pemotong pohon, golok, tandu, bambu, dan terpal. ''Kendalanya, faktor alam, hutan yang lebat dan jurang yang curam serta cuaca masih belum bersahabat. Kemungkinan besar evakuasi korban dimaksimalkan melalui darat,'' tutur Putranto. ''Kami harapkan evakuasi korban dapat diselesaikan hari ini,'' tegasnya. Redaktur: Taufik Rachman Reporter: rusdy
nurdiansyah

 

Jasad korban Sukhoi tiba di Halim Sabtu,

12 Mei 2012 09:14 WIB | 865 Views Jakarta (ANTARA News) -

Jasad para korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet-100 telah tiba di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Sabtu. "Saat ini sudah ada empat kantong dua di antaranya berisi tiga korban," kata Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono di Jakarta,

Sabtu. Helikopter pertama milik TNI AU tiba pukul 07.30 WIB dan kedua pada 08.20 WIB.

Selanjutnya korban akan dibawa ke Rumah Sakit Polri Sutanto di Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk

diidentifikasi. (S035) Editor: Maryati

 

Sukhoi jatuh saat tembus awan 37.000 kaki Sabtu, 12 Mei 2012 09:25 WIB | 754 Views Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) menyatakan saat Sukhoi Superjet 100 menabrak tebing Gunung Salak tanggal 9 Mei pukul 14.33 WIB,

gunung tersebut sedang diliputi awan Cumulonimbus menjulang setinggi 37.000 kaki (11,1 km). "Logika sederhananya, pilot akan mencari jalan keluar yang paling aman.

Namun menaikkan pesawat untuk mengatasi awan mungkin dianggap terlalu tinggi, dari 10.000 kaki harus terbang melebihi 37.000 kaki. Karena itu, pilihannya hanya mencari jalan ke kanan, kiri, atau bawah," kata Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lapan Thomas Djamaluddin, ketika dihubungi dari Jakarta, Sabtu.

Karena itu, ia menjelaskan, pilihan minta izin menurunkan pesawat ke ketinggian 6.000 kaki mungkin didasarkan pada pertimbangan bahwa ada sedikit celah yang terlihat di bawah, tetapi terlambat memperhitungkan risiko yang lebih fatal dengan topografi yang bergunung-gunung. Ia menguraikan, data MTSAT menunjukkan sekitar waktu kejadian, awan di sekitar Gunung Salak memang tampak sangat rapat dengan liputan awan lebih dari 70 persen.

Analisis indeks konveksi yang bisa menggambarkan ketinggian awan juga menunjukkan indeks sekitar 30 yang bermakna adanya awan Cb (Cumulonimbus) yang menjulang tinggi sampai sekitar 37.000 kaki (11,1 kilometer). Data satelit itu, tambahnya, memberi gambaran bahwa saat kejadian, pesawat dikepung awan tebal yang menjulang tinggi.

Pada saat sebelum jatuh itu, diinformasikan pesawat turun dari ketinggian 10.000 kaki (3 kilometer) ke 6.000 kaki (1,8 kilometer), padahal tinggi gunung Salak sekitar 2,2 km. Namun analisis ini, tegasnya, hanya berdasarkan data satelit cuaca, sekadar untuk memberi jawaban sementara berdasarkan data, bukan berdasarkan spekulasi yang tak berdasar.

"Analisis komprehensif tentang faktor lainnya tentu kita nantikan dari analisis rekamanan penerbangan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), walau tentu saja faktor cuaca tetap tak dapat dikesampingkan," kata Djamal. Sementara itu, mantan Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan BPPT Syamsul Bahri yang ditemui mengatakan, saat berada di dalam kepungan awan seorang pilot memiliki risiko yang tinggi untuk tiba-tiba naik atau tiba-tiba turun. "

Karena itulah, setiap pilot selalu menghindari awan untuk menghindari risiko ini dengan terbang jauh di atas liputan awan. Namun mungkin si pilot belum menguasai medan yang berat ini," kata Kepala Biro Perencanaan BPPT yang berpengalaman menerbangkan pesawat untuk layanan modifikasi cuaca itu.(D009)

 

Jakarta (ANTARA News) -

Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) menyatakan saat Sukhoi Superjet 100 menabrak tebing Gunung Salak tanggal 9 Mei pukul 14.33 WIB, gunung tersebut sedang diliputi awan Cumulonimbus menjulang setinggi 37.000 kaki (11,1 km).









"Logika sederhananya, pilot akan mencari jalan keluar yang paling aman. Namun menaikkan pesawat untuk mengatasi awan mungkin dianggap terlalu tinggi, dari 10.000 kaki harus terbang melebihi 37.000 kaki. Karena itu, pilihannya hanya mencari jalan ke kanan, kiri, atau bawah," kata Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lapan Thomas Djamaluddin, ketika dihubungi dari Jakarta,

Sabtu. Karena itu, ia menjelaskan, pilihan minta izin menurunkan pesawat ke ketinggian 6.000 kaki mungkin didasarkan pada pertimbangan bahwa ada sedikit celah yang terlihat di bawah, tetapi terlambat memperhitungkan risiko yang lebih fatal dengan topografi yang bergunung-gunung. Ia menguraikan, data MTSAT menunjukkan sekitar waktu kejadian, awan di sekitar Gunung Salak memang tampak sangat rapat dengan liputan awan lebih dari 70 persen.

Analisis indeks konveksi yang bisa menggambarkan ketinggian awan juga menunjukkan indeks sekitar 30 yang bermakna adanya awan Cb (Cumulonimbus) yang menjulang tinggi sampai sekitar 37.000 kaki (11,1 kilometer). Data satelit itu, tambahnya, memberi gambaran bahwa saat kejadian, pesawat dikepung awan tebal yang menjulang tinggi.

Pada saat sebelum jatuh itu, diinformasikan pesawat turun dari ketinggian 10.000 kaki (3 kilometer) ke 6.000 kaki (1,8 kilometer), padahal tinggi gunung Salak sekitar 2,2 km. Namun analisis ini, tegasnya, hanya berdasarkan data satelit cuaca, sekadar untuk memberi jawaban sementara berdasarkan data, bukan berdasarkan spekulasi yang tak berdasar.

"Analisis komprehensif tentang faktor lainnya tentu kita nantikan dari analisis rekamanan penerbangan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), walau tentu saja faktor cuaca tetap tak dapat dikesampingkan," kata Djamal. Sementara itu, mantan Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan BPPT Syamsul Bahri yang ditemui mengatakan, saat berada di dalam kepungan awan seorang pilot memiliki risiko yang tinggi untuk tiba-tiba naik atau tiba-tiba turun. "Karena itulah, setiap pilot selalu menghindari awan untuk menghindari risiko ini dengan terbang jauh di atas liputan awan.

Namun mungkin si pilot belum menguasai medan yang berat ini," kata Kepala Biro Perencanaan BPPT yang berpengalaman menerbangkan pesawat untuk layanan modifikasi cuaca itu.(D009)

 

REPUBLIKA.CO.ID, CIPELANG BOGOR -

Tigalikopter TNI jenis Puma, dua helikoper Polri dan satu helikopter Basarnas kembali mencoba melakuzahkan evakuasi jenazah korban lewat udara dari puncak manik Gunung Salak diketinggian 2000,5 mdpl, Sabtu (12/5).

''Pagi tadi tiga jenazah korban berhasil di evakuasi dari udara,'' ungkap Danrem Bogor, Kolonel (Inf), AM Putranto, komandan lapangan tim SARNAS, di Cipelang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/5). ''Cuaca cukup cerah dan bersahabat, maka helikopter terus mencoba kembali melakukan evakuasi jenazah korban lainnya,'' ujar AM Putranto.

''Ya pokoknya, kita akan coba evakuasi semua jenazah korban lewat udara. Mudah-mudah hari ini evakuasi seluruh korban selesai,'' harapnya. Ia menambahkan belum ada laporan mengenai identifikasi nama-nama ketiga jenazah korban jatuhnya pesawat Sukhoi di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. ''Apalagi laporan identifikasi nama-nama jenazah korban yang ditemukan. Belum ada identifikasi jenazah,'' tutur AM Putranto. Sementara, ketiga korban dalam tiga kantong jenazah yang sudah dibawa dengan helikopter, ujarnya. sempat mendarat sebentar di helipad posko utama Cipelang.

Ketiganya langsung terbang ke bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. REPUBLIKA.CO.ID, Di tengah tragedi memilukan Sukhoi, ada saja orang tak bertanggung jawab yang tega menertawakan. Lewat akun Twitter, seorang perempuan Rusia menertawakan tragedi Sukhoi. ''Hah? Superjet jatuh? Hahaha! Pesawat ini memang jelek, kasihan deh. Untung bukan Aeroflot,'' ujar permepuan yang diketahui bernama Ekaterina Solovyeva.

Dia diketahui bekerja di maskapai terbesar di Rusia, Aeroflot. Rupanya, tak lama setelah tweet itu muncul, dia langsung merasa bersalah dan menghapus kicauan itu. Ternyata, ada yang telah merekam tweet itu dan mengirimkan ini ke maskapai tempat dia bekerja. Tak lama berselang, maskapai yang bersangkutan langsung memecat pramugari tersebut. Hati-hati dengan kicauan Anda...

 

Tim Identifikasi Mulai Lakukan Proses Pengecekan Data Korban Sukhoi Muhammad Iqbal - detikNews Sabtu, 12/05/2012 10:30 WIB

Jakarta 6 Tim identifikasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi SuperJet 100 mulai melakukan proses pengidentifikasian jenazah. Proses tersebut untuk mencocokan data yang sebelumnya telah diperoleh dari pihak keluarga dari Disaster Victim Identification (DVI) di Bandara Halim Perdanakusumah. "Jenazah yang sudah datang lalu diautopsi untuk memperoleh data post mortem.

Selesai autopsi akan disesuaikan antara data post mortem dengan ante mortem, yang sebelumnya diperoleh dari keluarga. Jika sudah selesai diidentifikasi, maka akan diserahkan ke pihak keluarga," terang Pusdokkes Mabes Polri AKBP Edy Purnomo, saat ditemui di RS Polri Said Sukanto, Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (12/5/2012). Menurut Edy, lamanya proses pengidentifikasian jenazah, tergantung dengan kondisi jenazah. Karena apabila kondisi jenazah dalam kondisi yang sama sekali tidak bisa dikenali, tentu akan lebih sulit dilakukan identifikasi.

"Lamanya autopsi, dan pencocokan data, tergantung kepada kondisi jenazah. Kalau jenazah hancur sekali, pasti sulit sekali untuk mencocokan, DNA, gigi maupun lainnya," ucapnya. Sementara itu menurut pantauan detikcom di lokasi, terlihat dua buah tenda besar berwarna putih yang digunakan oleh para keluarga korban untuk menunggu selesainya proses identifikasi. Informasi yang dikumpulkan detikcom, sudah ada 12 anggota yang keluarga mendatangi RS Polri untuk mengetahui proses identifiksi. Hingga saat ini proses identifikasi masih terus berlangsung.

Untuk sementara sudah ada 4 kantung jenazah yang datang ke RS Polri, namun hingga kini belum diketahui berapa jasad didalam keempat kantung tersbut.

 

Jasad Korban Sukhoi Terbanyak di Dasar Jurang

Sabtu,12 Mei 2012, 16:52 WIB REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para korban kecelakaan pesawat Sukhoi Super Jet 100 diperkirakan paling banyak berada di dasar jurang sedalam ratusan meter. Kondisi ini membuat tim penyelamat gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, SAR, dan unsur masyarakat kesulitan mengevakuasi jasad para korban.

"Dasar jurang diperkirakan menjadi lokasi yang paling banyak korban," kata Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Sudaryatmo, di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu (12/5). Sudaryatmo mengatakan, posisi para korban yang tersebar di sekitar lereng Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, juga menyulitkan proses evakuasi.

Hal ini karena lereng Gunung Salak yang menjadi lokasi kecelakaan memiliki kemiringan sekitar 85 derajat. Menyiasati hal ini, Sudaryatmo menyatakan, tim evakuasi memfokuskan pencarian pada satu titik. "Bila satu titik sudah bersih, baru akan dilanjutkan ke titik selanjutnya," ujar Sudaryatmo. Sudaryatmo juga membantah bila tim evakuasi bekerja lamban.

Menurutnya, tim terus bekerja secara maksimal. Diungkapkannya, pihaknya tidak mengalami kekurangan logistik maupun keterbatasan anggaran. Proses pencarian akan dihentikan pada sore hari dan dilanjutkan besok. Hal ini, kata Sudaryatmo karena kondisi cuaca di sekitar lokasi sudah tidak memungkinkan. "Saat ini kabut sudah mulai turun," katanya menuntaskan. Redaktur: Karta Raharja Ucu Reporter: M Akbar Widjaya

 

Keluarga tidak Boleh Lihat Jenazah Saat Serah Terima

12 Mei 2012 18:19 WIB JAKARTA--MICOM: Pihak keluarga korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 bersikeras mendapatkan kepastian dari kepolisian mengenai prosedur serah terima jenazah.

Pasalnya, PT Trimarga yang nantinya akan menyerahkan jenazah ke keluarga dikatakan tidak memperbolehkan keluarga untuk melihat jenazah korban saat diterima. "Baru saja saya telepon Pak Sunarya dari PT Trimarga dan katanya kami nanti akan menandatangani surat terima tapi kami belum boleh melihat jenazahnya sampai di rumah," ujar salah seorang ibu yang mengaku dari pihak keluarga Edward Panggabean yang ikut serta dalam Joy Flight.

Ia menyayangkan pernyataan tersebut karena tidak bisa berbuat apa-apa jika jenazah yang diterima bukan keluarganya sementara surat terima sudah ditandatangani. "Makanya kami tadi tanya ke beberapa polisi yang kami temui untuk mengetahui prosesnya seperti apa. Tapi, kami dapat nihil dari mereka," keluhnya.

Sebelumnya Direktur Eksekutif DVI Indonesia Kombes Anton Castilani sudah memberikan keterangan bahwa PT Trimarga akan menyerahkan langsung jenazah korban kepada pihak keluarga. (*/OL-12)

 

JAKARTA, KOMPAS.com -

Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Indonesia mampu mengidentifikasi baik forensik, patologis, atropoligos dan DNA korban Sukhoi Superjet 100 tanpa bantuan tim ahli forensik Rusia. Tim DVI mengikutkan ahli Rusia karena memang Rusia ingin memberi bantuan.

Demikian ditegaskan Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri Brigjen Polisi Musaddeq Ishak Minggu (13/5/2012) di RS Polri Kramat Jati. "Adanya tim dari Rusia dalam tim identifikasi bukan karena Indonesia tidak mampu. Kalau mereka menawarkan bantuan, masak kami tolak.

Apalagi Presiden Rusia yang menawarkan bantuan kepada Presiden RI," kata Musaddeq.

 

Tenda Identifikasi Korban Roboh Andy Riza Hidayat | Marcus Suprihadi | Jumat, 11 Mei 2012 | 14:13 WIB JAKARTA, KOMPAS.com-

Tenda milik Disaster Victim Identification Indonesia di Rumah Sakit Polri Sukanto, Jakarta Timur, roboh, Jumat (11/5/2012) sekitar pukul 12.00 tadi. Tenda ini rencananya dipakai untuk melakukan identifikasi korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100.

Di tenda tersebut tim identifikasi gabungan akan bekerja mendapatkan data post mortem korban (setelah meninggal). Tenda yang belum digunakan ini roboh karena adanya kebocoran angin pada penopang tenda. Tenda roboh ini satu dari dua tenda yang sudah berdiri di halaman luar area Forensik RS Polri Jakarta Timur.

Saat ini, mulai pukul 13.30 petugas DVI Indonesia berusaha mendirikan kembali tenda tersebut. Mereka mengeluarkan isi tenda dan memompa lagi penopang yang bocor. "Ini tidak lama, sebentar lagi bisa kami benahi," tutur salah seorang tim DVI yang enggan disebut namanya. Selain di luar, proses identifikasi juga berlangsung di dalam ruangan. Sedikitnya terdapat delapan ahli forensik dan 80 tim medis yang akan melakukan identifikasi. Jumlah tim identifikasi ini akan terus bertambah, seiring dengan penawaran sejumlah perguruan tinggi untuk bergabung.

"Silahkan bergabung, kami akan membuka diri," tutur Direktur RS Polri Sukanto Brigjen Polisi Agus Prayitno. JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pengumpulan data fisik korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 hampir rampung. Data fisik warga negara asing yang sebelumnya belum didapat, mulai hari ini, Jumat (11/5/2012), sejumlah kerabat mulai berdatangkan menyerahkan data ke tim Disaster and Victin Identification (DVI). Kepala Bidang Kedokteran Kepolisian Mabes Polri, Komisaris Besar Anton Castilani, mengatakan, hingga kini sudah ada 37 data ante mortem (data fisik sebelum kematian) yang sudah dihimpun kepolisian.

"Tadi warga asing sudah datang berikan datanya. Jadi total seluruhnya 37 orang," ujar Anton, Jumat siang, di Bandara Halim Perdana Kusuma. Jumlah itu terdiri dari 1 warga negara Amerika Serikat, 1 warga negara Perancis, dan sisanya warga negara Indonesia. Sementara itu, kerabat delapan orang warga negara Rusia yang merupakan kru pesawat sampai saat ini masih belum menyerahkan data ante mortem ke pihak kepolisian. Sekitar pukul 12.30, seorang warga negara Perancis bernama Jerome Michel tampak mendatangi pos DVI Mabes Polri.

Dia datang melaporkan kerabatnya, Tho Nam Tran, yang turut hilang dalam kecelakaan tersebut. Ia juga tampak menyerahkan sejumlah barang-barang pribadi Tho Nam Tran seperti sisir, pisau cukur, dan sikat gigit. Saat dimintai keterangan, Jerome menolak untuk diwawancarai dan langsung meninggalkan bandara. Sebelumnya diberitakan, pesawat Sukhoi Superjet 100 dengan nomor penerbangan RA36801 hilang kontak pada koordinat 06° 43' 08" Lintang Selatan dan 106° 43' 15" Bujur Timur.

Koordinat itu diperkirakan dekat Cidahu, Gunung Salak. Penerbangan yang dilakukan pesawat milik Rusia tersebut merupakan bagian dari demonstrasi penerbangan yang diselenggarakan oleh PT Trimarga Rekatama. Tim SAR masih melakukan pencarian korban, sedangkan puing pesawat sendiri sudah ditemukan di Batu Tapak, Cijeruk, Bogor pada Kamis (10/5/2012) pagi.

 

JAKARTA, KOMPAS.com -- Tim Disaster Victim Identification (DVI) akan mengembalikan jenazah 45 korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 kepada keluarganya secara bersamaan.

Itu karena tim DVI harus menyatukan seluruh potongan tubuh dari tiap-tiap korban. "Kalau dikembalikan tidak bersamaan dikhawatirkan ada potongan tubuh yang tertinggal. Keluarga tentu tidak ikhlas. Karena itulah, pengembalian akan dilakukan bersamaan untuk 45 korban," kata Direktur Eksekutif DVI Anton Castelani, Sabtu (12/5/2012) di RS Polri Kramat Jati. Anton mengatakan, tiap kantung jenazah yang datang ke RS Polri tidak mesti berisi satu korban. Menurut dia, satu kantung bisa berisi potongan-potongan tubuh dari sejumlah korban.

Jakarta Sekitar 30 orang yang merupakan anggota tim yang dikirimkan Rusia merapat ke lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Mereka akan membantu melakukan evakuasi sembari mengumpulkan puing pesawat. Pantauan detikcom di Gunung Salak, Minggu (13/5/2012), tim dari Rusia bergerak mendekati lokasi dengan menumpang truk. Satu mobil operasional dan satu mobil berpelat Kedubes Rusia menyertai truk tersebut.

Tim tersebut mengenakan pakaian warna biru dan membawa perlengkapan pendakian seperti helm, matras, dan karabiner. Belum diketahui apakah mereka akan langsung menuju Posko Pusat Evakuasi Embrio atau menggunakan pintu lain. Tim dari Rusia sebelumnya juga telah selesai merakit helikopter yang hendak digunakan untuk mencari serpihan badan Sukhoi SuperJet 100 di dasar jurang. Namun kemampuan helikopter tersebut dikhawatirkan tidak sesuai kondisi medan yang berangin kencang dengan cuaca cepat berubah.

Tim dari Rusia ini juga telah meminta izin untuk melakukan operasi pengumpulan pecahan badan pesawat yang berada di dasar jurang. "Mereka mau heli lebih turun lagi, itu akan sulit. Tapi kalau cuaca clear, tidak masalah," kata kata Danrem 061 Badak Putih, Kolonel Infrantri A.M. Putranto, di Posko Cijeruk, Gunung Salak, Bogor, hari ini. Jakarta Sejak diterjunkan pada Kamis lalu, tim SAR dari Paskhas TNI AU siang ini tiba kembali di Posko Cijeruk.

Di dalam proses pembuatan helipad darurat di dasar lembah, mereka temukan serpihan pesawat Sukhoi SuperJet 100. "Landing gear lengkap, engine kir-kanan lengkap, main body kemungkinan menggantung dan tertimbun longsoran tanah 10 kubik," kata Mayor (Paskhas) S Tambunan, di helipad Cijeruk, Kabupaten Bogor, Minggu (13/5/2012).

Bersama 14 orang anggota Paskhas TNI AU, dia berangkat menuju lokasi sejak Kamis lalu. Ketika tiba puncak Salak 1 tim dipecah untuk bisa sampai ke titik koordinat tujuan dengan hanya membawa peralatan untuk membuka areal di dasar lembah yang hendak dijadikan helipad darurat. Pada saat itu, tim yang dipimpin Tambunan menemukan beberapa korban yang diduga sebagai awak pesawat. Bersama jasad lainnya yang ditemukan di sekitar serpihan pesawat, semua dievakuasi sekaligus. "Diduga mayat awak pesawat, sebab dari bagian kepala rambut yang ditemukan bukan seperti orang kita," papar Tambunan yang baru siang ini tiba di Posko Cijeruk. Jakarta Keheningan Cijeruk, lereng Gunung Salak, beberapa hari terakhir ini pecah oleh kesibukan pencarian korban musibah Sukhoi SuperJet 100.

Tidak sedikit warga yang memandang hilir mudik helikopter sebagai tontonan, tapi ada yang melihatnya sebagai peluang mencari tambahan penghasilan. Seorang di antaranya adalah Imah (52), asal Cimande, Jawa Barat.

Bersama seorang cucunya, wanita ini berbaur bersama seribuan orang warga sekitar yang sejak pagi berkumpul di sekeliling helipad Posko Cijeruk. Tapi bedanya pasangan nenek-cucu ini menenteng termos berisi berbagai es lilin warna-warni buatan mereka sendiri. Keduanya tidak terlihat kelelahan meski baru saja berjalan kaki selama empat jam untuk tiba di helipad Posko Cijeruk.

"Ada yang es sirop dan air putih biasa. Buat bekal sendiri, tapi kalau ada yang mau ya silakan," ujar Imah. Bukan hanya Imah yang melihat peluang ini. Pantauan reporter detikcom di lokasi, Minggu (13/5/2012), ada pula warga yang menjajakan minuman ringan, minuman panas, kelapa muda, masker anti debu dan makanan kecil.

Pangsa pasarnya, selain sesama warga sekitar yang asyik menonton juga para wartawan dan anggota tim SAR yang sedang beristirahat."Biasanya mah sepi banget, mumpung sedang libur jadi ingin nonton ramai-ramai di sini," ujar Hirman (30). Di sisi lain, banyaknya warga yang datang menonton membuat repot aparat keamanan. Berulang kali mereka harus menghalau warga agar tidak terlalu dekat dengan lapangan sepak bola yang disulap menjadi helipad itu ketika ada helikopter yang hendak terbang atau mendarat. Jakarta ATC Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng ,meminta tidak disudutkan oleh pengamat, ahli penerbangan, atau pun pilot dalam insiden Sukhoi SuperJet 100 di Gunung Salak. Petugas ATC sudah bekerja sesuai prosedur dalam memberikan instruksi.

"Polemik yang muncul sudah sangat mengganggu controller, sebagai orang yang bertanggung jawab diamanahkan, saya harus meng-clear-kan ini. Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada para senior dan yang sangat paham tentang dunia penerbangan, mari polemik kita hentikan," kata Deputi Senior General Manager PT Angkasa Pura Cabang Bandara Soekarno-Hatta, Mulya Abdi, saat dihubungi detikcom,

Minggu (13/5/2012). Polemik yang mengganggu tersebut yakni penilaian para pengamat yang menyampaikan keterangan kenapa ATC mengizinkan pilot Sukhoi menurunkan pesawat dari ketinggian 10 ribu ke 6 ribu kaki.

Dia meminta agar KNKT yang berbicara dan menyampaikan ke publik hasil penyelidikannya. Pastinya, izin yang diberikan untuk menurunkan ketinggian tidak sembarangan. Dalam pantauan radar, Sukhoi berada di zona aman. Jadi bila ATC dipersalahkan, dikhawatirkan akan mengganggu kondisi psikologis petugas. "Itu mengganggu perasaan petugas ATC yang sehari-hari melayani 1.600 pesawat di Soekarno-Hatta. Mereka butuh ketenangan, butuh sehat, agar pelayanan yang mereka layani bisa baik, sehingga puluhan ribu orang bisa selamat.

Kepada para pengamat mari kita hentikan semua polemik itu," tuturnya. Mulya menegaskan petugas yang memberi instruksi saat peristiwa Sukhoi terjadi sudah bertindak sesuai prosedur dan aturan. Tidak ada yang dilanggar. "Saya sampaikan, semua fasilitas pelayanan penerbangan dalam keadaan sangat baik. Para controller sangat baik, sehat dan dalam kondisi prima," tuturnya. Jakarta ATC Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng berkali-kali menegaskan bahwa pemberian izin untuk Sukhoi Superjet turun ke 6 ribu kaki karena pesawat berada di zona aman.

Sesuai rencana penerbangan, pesawat memang hendak melintas di kawasan Bogor Raya di atas Lanud Atang Sandjaja. "Berdasarkan radar di atas Atang Sandjaja, di zona aman. Kemudian pilot minta turun, semua yang dilakukan clear, izin diberikan karena di wilayah aman sehingga tidak ada alasan tidak mengizinkan ke 6 ribu," kata Deputi Senior General Manager PT Angkasa Pura Cabang Bandara Soekarno-Hatta, Mulya Abdi, saat dihubungi detikcom,

Minggu (13/5/2012). Area Bogor Raya atau udara di atas Lanud Atang Sandjaja biasa dipakai untuk latihan dan pesawat untuk melintas, termasuk sekelas pesawat Hercules. Wilayah itu aman dan jauh dari kawasan Gunung Salak, berjarak sekitar 7 nautical mile. "Pilot meminta izin orbit ke kanan dan diberikan," jelasnya. Setelah diizinkan melakukan orbit ke kanan, atau melakukan manuver berputar di kawasan Atang Sandjaja komunikasi putus. Belakangan diketahui, pesawat menabrak tebing Gunung Salak.

"Pertanyaan sekarang, kenapa kemudian menabrak gunung? Itu butuh data, di situ KNKT bekerja semaksimal mungkin. Data black box juga bisa menjawab kenapa pesawat itu bisa menabrak gunung," tuturnya. Mulya enggan berpolemik soal pesawat yang kemudian malah masuk zona Gunung Salak. Sepenuhnya dia menegaskan, pihak ATC sudah bekerja sesuai prosedur. "Semua data transkrip wawancara ATC dan pilot, flight plan, dan semua data-data sudah diberikan ke KNKT. Biar nanti KNKT yang bekerja," tuturnya.

Bogor Evakuasi korban Sukhoi SuperJet 100 di Gunung Salak terus dilakukan. Tiga kantong berisi jenazah diberangkatkan ke Halim Perdanakusumah dan akan langsung diidentifikasi di RS Polri. Pantauan detikcom, Minggu (13/5/2012) sekitar pukul 12.10 WIB, helikopter jenis Super Puma mendarat di helipad Cijeruk, Bogor, Jawa Barat. Kemudian, sejumlah personel TNI menurunkan tiga kantong berisi jenazah. Mereka memindahkan kantong itu ke helikopter lain dan membawanya ke Halim Perdanakusumah. Belum diketahui pasti isi kantong jenazah tersebut. TNI, SAR, atau yang lain belum bersedia memberikan keterangan. Informasi yang dihimpun detikcom, begitu tiba di Halim, kantong berisi jenazah akan langsung dibawa ke RS Polri dengan menggunakan tiga mobil ambulans untuk identifikasi. Ambulans tersebut, saat ini, sudah siap di Halim.

Dengan tambahan tiga kantong jenazah, maka hingga saat ini tim evakuasi telah mengangkut 21 kantong berisi jenazah korban Sukhoi, baik dari jalur darat maupun udara. "Katanya ada juga 2 kantong yang dibawa melalui jalan darat, tapi masih perlu saya konfirmasi," kata Kabasarnas, Marsekal Madya Daryatmo, kepada wartawan di Landasan Udara Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Minggu (13/5/2012). Jakarta ATC Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng mengamini memberikan izin kepada Sukhoi SuperJet 100 untuk turun dari ketinggian 10 ribu kaki ke 6 ribu kaki. Salah satu alasannya karena saat izin diberikan Sukhoi berada di area aman. "ATC memberikan izin pesawat turun dari 10 ribu kaki ke 6 ribu karena ada permintaan dari pilot. Itu adalah flight plane yang diminta Sukhoi ke radial 200 dan 20 nautical mile dari Lanud Halim. Itu adalah wilayah Bogor area di atas Lanud Atang Sendjaja, itu sebuah wilayah safe training. Area sangat aman," kata Deputy Senior General Manager PT Angkasa Pura Cabang Bandara Soekarno-Hatta, Mulya Abdi saat dihubungi detikcom, Minggu (13/5/2012).

Wilayah yang Bogor area atau wilayah di atas Lanud Atang Sendjaja, selama ini dikenal sebagai tempat latihan pesawat. Bahkan untuk pesawat sekelas Hercules pun bisa latihan di kawasan itu. "Posisi di atas Atang Sendjaja sangat aman dari Gunung Salak, karena itu Sukhoi diizinkan turun di wilayah yang aman. Tidak ada prosedur yang salah," imbuhnya. Mulya menjelaskan, wilayah Atang Sendjaja berjarak jauh dari kawasan Gunung Salak. Karenanya saat pesawat meminta turun atas permintaan pilot, izin diberikan. Apalagi hal itu sesuai rencana penerbangan yang mereka terima "Wilayah Atang Sendjaja berjarak 7 nautical mile dari Gunung Salak. Wilayah itu pun bebas dari obstacle, sehingga pesawat bisa bermanuver," jelasnya.

Pantauan dari ATC, Sukhoi juga sudah masuk zona aman. "Di radar mereka di wilayah Bogor area di zona aman," tuturnya. Jakarta Tim dari Rusia sudah turun ke lapangan membantu proses identifikasi jatuhnya penumpang pesawat Sukhoi SuperJet 100 di Gunung Salak, Jawa Barat. Tim Rusia yang terdiri dari 82 orang ini disebar di 3 titik. "Tim Rusia posisinya ada di tiga tempat, ahli forensik ditempatkan di RS Polri, administrasi semua ada di Halim, dan tim di Gunung Salak. Jumlahnya 82," kata konsultan PT Trimarga Rekatama,

Sunaryo, saat ditemui wartawan RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (13/5/2012). Sunaryo mengatakan hingga kini penyebab insiden ini masih belum diketahui. Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dari Rusia dan Indonesia bekerja sama menyelidiki hal itu. "Jadi semua bingung. Itu pesawat super canggih. Kenapa bisa ada kejadian seperti ini," ujarnya.

Menurut Sunaryo, sejauh ini kendala penyelidikan adalah data-datanya di lapangan yang belum lengkap. "Kendalanya fact finding belum lengkap, apa yang dibutuhkan dicatat, engine-nya dicek. Semuanya dijadikan satu," paparnya. Berdasar pengalaman Sunaryo selama 35 tahun bertugas di TNI AU, untuk mencari penyebab kecelakaan pesawat setidaknya membutuhkan waktu 1 tahun. "Itu juga sulit. Kebukanya baru beberapa tahun kemudian. Sampai 1 tahun lagi. Selama ini begitu," ucapnya.

 

Orang tua korban dipulangkan ke Malang. Senen 14 Mei 2012. MALANG-

Wahyono, Ayahanda Aditya, salah satu korban musibah jatuhnya pesawat Sukhoi di Gunung Salak dipulangkan ke Malang dari pangkalan udara Halim Perdana Kusuma. Sesampainya di Malang, Minggu (13/5/2012), Wahyono disambut dengan isak tangis keluarga dan kerabat korban. Ucapan bela sungkawa dan harapan mengenai kabar selama penantian di Jakarta membuat keluarga tak kuasa menahan haru.

Terlebih saat rekan-rekan Aditya di TransTV berdatangan dan mengucapkan rasa bela sungkawa. Aditya merupakan Campers stasiun televisi TransTV yang ikut serta dalam penerbangan Sukhoi Superjet 100.

Wahyono mengatakan, dirinya memutuskan untuk kembali ke Malang atas anjuran tim forensic korban Sukhoi. Wahyono beranggapan dengan kembalinya dia ke Malang, diharapkan tim forensik tidak terganggu dengan intervensi dari pihak keluarga korban dalam menangani korban.

Selain itu, pihak tim forensik juga menjanjikan akan menyelesaikan dan memulangkan korban dalam waktu paling lambat dua pekan. Menurut Wahyono, waktu dua pekan tersebut justru akan sangat membantu meringankan beban berat emosi keluarga korban, agar pihak keluarga yang telah cemas dapat kembali berpikir secara jernih. (Deny Irwansyah/Sindo TV/ugo)

 

Trimarga: Sukhoi Superjet 100 Tak Dilengkapi Kursi Pelontar Elvan Dany Sutrisno - detikNews Senin, 14/05/2012 06:39 WIB

Jakarta PT Trimarga Rekatama selaku representatif Sukhoi di Indonesia menegaskan pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak tidak dilengkapi kursi pelontar (ejecting seat).

"Pesawat transport itu tidak akan ada pelontar. Pelontar itu kan untuk menyelamatkan diri. Masa seorang pilot pesawat komersial menyelamatkan diri kan jelas nggak mungkin," kata konsultan PT Trimarga Rekatama, Sunaryo, kepada detikcom, Senin (14/5/2012).

Menurut Sunaryo, kokpit pesawat Sukhoi Superjet 100 juga tidak dilengkapi pintu darurat khusus. Apalagi sampai pintu untuk melepas kursi pelontar ke atas. "Kalau pesawat tempur memang ada, tapi untuk penerbangan sipil tidak ada. Alat penyelamatnya juga pelampung air, mana ada parasut. Jadi tidak ada ejecting seat,"tandasnya. Pengamat penerbangan Cheppy Hakim menduga pesawat Sukhoi Superjet100 yang jatuh di Gunung Salak dilengkapi kursi pelontar (Ejecting Seat). Kursi pelontar dipasang untuk menyelamatkan pilot dalam kondisi bahaya.

"Itu kan pesawat prototipe, pesawat yang masih digunakan untuk penyempurnaan. Jadi memang dia dilengkapi parasut untuk pilot dan enginer. Kenapa, karena dia akan mencoba pesawat itu untuk manuver berbahaya dan pada saat kondisi tertentu dia harus menyelamatkan diri," kata Cheppy kepada detikcom, Senin (14/5/2012).

Dugaan ini didasarkan 7 orang personel Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berhasil membuka jalur menuju tebing yang menjadi titik kecelakaan pesawat Sukhoi Jet 100. Dalam proses evakuasi, tim baret merah itu berhasil menemukan jasad yang diduga pilot pesawat, tergantung di parasut.

 

T im SAR Angkat Black Box Sukhoi Hari Ini Edward Febriyatri Kusuma - detikNews Senin, 14/05/2012 05:54 WIB Jakarta Tim evakuasi sudah berhasil melokalisir keberadaan black box pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak.

Kotak hitam pesawat ini akan dievakuasi hari ini. "Sebenarnya yang menjadi kendala dari pengangkatan black box, akibat faktor medan yang sulit, serta kondisi cuaca pada saat itu yang kurang mendukung. Namun tim gabungan SAR TNI dan Polri sudah berada di lokasi. Basarnas sendiri berharap hari ini black box itu bisa kita temukan," kata Ketua Basarnas Marsekal Madya Daryatmo, saat dihubungi detikcom, Senin, (14/5/2012).

Daryatmo mengatakan jika sudah black box Sukhoi Superjet 100 sudah ditemukan, akan diserahkan kepada KNKT. Selanjutnya KNKT yang akan membaca informasi di dalam kotak hitam tersebut. "Dari saya (black box) akan diserahkan kepada KNKT, karena yang diberi kewenangan dalam melakukan pencarian ini adalah saya," tandasnya.

Sebelumnya black box pesawat Sukhoi Superjet 100 sudah dapat dilokaslisir, tetapi masih belum ada angkat . "Hari ini sudah dilokalisir dan belum bisa diangkat," kata Kepala KNKT, Marsda (Pur) Tatang Kurniadi, di Posko Cijeruk, Kabupaten Bogor, Minggu (13/5).

 

Siswa SMP 1 Cijeruk Kaget Sekolahnya Jadi Penginapan Tim SAR Andri Haryanto - detikNews Senin, 14/05/2012 07:34 WIB Jakarta

Siswa SMP 1 Cijeruk kaget bukan main. Saat mereka tiba di sekolah, ternyata sejumlah tempat digunakan untuk beristirahat Tim SAR yang tengah mengevakuasi korban Sukhoi. Memang sejak evakuasi dilakukan, SMP 1 Cijeruk dijadikan salah satu tempat menginap.

Helipad juga dibangun tak jauh dari lapangan upacara SMP 1 Cijeruk di Jl PTP XI, Kelurahan Pasirpogor, Kecamatan Cipelang. Para siswa pun belum tahu apakah mereka diliburkan atau tidak. "Saya belum tahu, belum ada pengumuman dari guru apakah hari ini libur atau tidak. Saya kaget juga lapangan digunakan oleh orang asing.

Sekarang datang dulu saja apakah nanti ada pengumumkan dari sekolah libur atau tidak," kata salah seorang siswi SMP 1 Cijeruk, Evi Yuliani, kepada detikcom di halaman SMP 1 Cijeruk, Bogor, Senin (14/5/2012). Pantauan detikcom, para siswa sudah berdatangan sejak pukul 06.00 WIB tadi pagi. Hingga kini para siswa memilih membersihkan pekarangan dan ruang kelas. Karena lapangan upacara mereka juga digunakan untuk beristirahat Tim SAR.

 

Sempat Hujan, 3 Kantong Jenazah Berhasil Dievakuasi Andri Haryanto - detikNews Senin, 14/05/2012 08:06 WIB Jakarta Hujan sempat mengguyur kawasan Gunung Salak, Bogor.

Namun evakuasi korban Sukhoi tetap dilakukan oleh Tim SAR gabungan. 3 kantong jenazah berhasil dievakuasi. "Walaupun sempat hujan namun proses evakuasi tetap berjalan. Pagi ini tim sudah berhasil mengevakuasi tiga kantung jenazah dari tim evakuasi di lapangan,"kata Marsekal Pertama (Marsma) Tabri Santoso, Komandan Lanud Atang Sanjaya, di Cijeruk, Kabupaten Bogor, Senin (14/5/2012). Saat ini 3 kantung jenazah sedang dipindahkan ke 2 Heli Balko PMI untuk diangkut ke Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur.

Evakuasi akan terus dilakukan selama cuaca memungkinkan. Di pos Cijeruk sudah disiagakan 2 Heli Balko PMI dan 1 Heli Superpuma. "Kita juga nggak tentu sampai pukul berapa evakuasi tergantung kondisi cuaca,"katanya. Pantauan detikcom di pos Cijeruk, hujan sempat mengguyur cukup merata pagi tadi. Saat ini hujan mulai reda, namun tiupan angin terasa dingin dan cukup kencang. Saat ini tim evakuasi tengah mempersiapkan jaring untuk menarik kantung jenazah dari bawah tebing Gunung Salak.

 

Evakuasi Korban Sukhoi Dilanjutkan Kembali Edward Febriyatri Kusuma - detikNews Senin, 14/05/2012 05:12 WIB Jakarta

Evakuasi korban pesawat Sukhoi yang jatuh di Gunung Salak dimulai kembali pagi ini. Evakuasi dapat berjalan lancar dengan dukungan cuaca yang baik."Pukul 6.00 WIB sudah mulai persiapan evakuasi, jika kondisi cuaca mendukung," ujar Ketua Basarnas Marsekal Madya Daryatmo saat dihubungi detikcom, Senin, (14/5/2012)

Daryatmo menambahkan proses evakuasi akan langsung dilaksanakan oleh tim gabungan evakuasi SAR yang telah berada di lokasi."Proses evakuasi akan langsung dilaksanakan oleh tim gabung evakuasi SAR, yang telah berada dilokasi," tandasnya. Sebelumnya proses evakuasi jenazah korban Sukhoi Superjet 100, dihentikan semalam akibat kondisi cuaca yang tidak mendukung.

 

Hingga hari ini sebanyak 22 kantong jenazah telah diterima tim forensik di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Tiga kantong diantaranya berisi barang-barang milik korban yang ditemukan berceceran di sekitar lokasi.

 

Dehidrasi, Dua Petugas KNKT Rusia Kembali ke Halim Septiana Ledyfia - detikNews Senin, 14/05/2012 12:00 WIB Jakarta

Dua anggota KNKT Rusia kembali dari lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi di Gunung Salak ke Bandara Halim Perdanakusumah. Kedua anggota tim investigasi Rusia ini kembali ke Halim diduga karena dehidrasi. "Kali mereka sakit, jadi dari pada ada apa-apa kita turunkan," kata Ketua KNKT Indonesia, Tatang Kurniadi, di Posko Cijeruk, Bogor, Senin (14/5/2012).

"Dua orang petugas KNKT Rusia ini terkena dehidrasi," kata seorang petugas PMI yang berada di tempat itu. Dua anggota KNKT ini turun dari helikopter putih di Halim sekitar pukul 10.50 WIB. Keduanya mengenakan kemeja cokelat dan terlihat kelelahan. Salah seorang petugas itu terlihat menenteng koper coklat. Begitu turun dari helikopter, dua orang anggota KNKT ini langsung disambut oleh 6 orang Rusia lainnya. Mereka bersalaman kemudian berpelukan.

Rombongan ini lalu masuk ke ruangan VIP Bandara Halim.

 

Ini Cara Tim Evakuasi Sukhoi Menyambung Hidup di Lereng Salak Indra Subagja - detikNews Senin, 14/05/2012 12:43 WIB Jakarta

Medan berat lereng Gunung Salak menyimpan kisah ketangguhan tim evakuasi Sukhoi. Bagaimana ketika tim kehabisan logistik dan mesti menyambung hidup agar bisa tetap melanjutkan evakuasi. "Untuk minum, mesti minum air embun," kata Kapentak Lanud Atang Sendjaja, Mayor Ali Lubis, saat berbincang, Senin (14/5/2012).

Ali menjelaskan, tim dari Paskhas AU bergerak sejak Rabu (9/5) menuju lereng Gunung Salak. Saat itu belum diketahui, di mana lokasi jatuhnya Sukhoi. Tim evakuasi, saat itu juga mencari titik jatuhnya pesawat. Tim dari Paskhas AU dipimpin Mayor Tambunan. Tim yang bergerak sejak Rabu lalu ini baru kembali ke home base pada Sabtu (12/5) setelah melakukan evakuasi. "Mereka juga makan pisang mentah yang dibakar di api. Di sana, di lereng kan ada pohon pisang," tuturnya. Saat itu, logistik yang diberikan dari udara belum sampai ke tim evakuasi. Baru pada Jumat (11/5),

logistik yang diberikan lewat heli bisa diterima. Pengalaman serupa juga diceritakan Marzen, relawan evakuasi. Dia mengaku sampai makan gedebok pisang dan daun-daunan untuk bertahan hidup. Untuk minum pun bahkan air yang ada kataknya tetap diminum. "Medannya sangat berat," tuturnya. (ndr/nrl)

 

500 Anggota Tim Evakuasi Sukhoi Masih Bahu Membahu di Lereng Salak Indra Subagja - detikNews Senin, 14/05/2012 11:57 Jakarta Tim evakuasi masih terus bekerja di lereng Gunung Salak. Penyisiran mencari jasad korban Sukhoi SuperJet 100 menjadi prioritas. Tim bekerja secara estafet di lereng gunung yang terjal. "Ada 500 orang di atas. Mereka melakukan estafet, bergantian mulai dari bawah, tengah, dan bawah. Medannya sangat berat," jelas tim evakuasi dari Marinir,

Letkol Oni Junianto, saat dikonfirmasi, Senin (14/5/2012). Temuan yang ada memang mesti dilakukan estafet. Karena bila mendaki sendiri, membutuhkan waktu 1-2 jam untuk naik dari atas ke bawah. "Tim juga memakai tali dan peralatan, karena terjal," jelas Oni. Tim evakuasi terdiri dari berbagai satuan dan angkatan, selain dari Marinir, ada juga dari Kopassus,

Paskhas AU, Brimob Polri, Basarnas, relawan, dan beberapa pihak lainnya. "Logistik sudah terjamin, di-back-up terus lewat udara oleh heli," tutur Oni

 

Evakuasi Korban Shukoi 27 Kantong Jenazah Telah Diangkut Ambrosius Harto Manumoyoso | Marcus Suprihadi | Senin, 14 Mei 2012 | 13:19 WIB BOGOR, KOMPAS.com-

Hingga pukul 13.00, Senin (14/5/2012), sebanyak 27 kantong jenazah telah diangkut dari lokasi kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Kabupatan Bogor, Jawa Barat. Sebanyak 17 kantong jenazah diangkut pada Sabtu (12/5/2012) dan telah diserahkan ke dokter forensik RS Polri di Jakarta. Sebanyak 6 kantong jenazah diangkut pada Minggu (13/5/2012) dan juga telah berada di RS Polri. Senin (14/5/2012) pukul 07.30 tadi, telah diangkut 3 kantong jenazah dan dikabarkan juga telah sampai di RS Polri.

Masih ada satu kantong jenazah lagi yang dikabarkan diangkut lewat jalur evakuasi darat ke Cimalati, Kabupaten Sukabumi. REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Sejumlah alat komunikasi yang ada di reruntuhan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Senin pagi berhasil ditemukan petugas tim SAR. Untuk "black box" atau kotak hitam sendiri belum ditemukan. Kepala Basarnas, Marsekal Madya Daryatmo, di Lapangan Pasir Pogor, Cijeruk, Cipelang, Bogor, Senin menyatakan tim SAR gabungan sudah sampai di lokasi ekor pesawat, hasilnya ditemukan alat-alat untuk komunikasi.

Kondisi ekor pesawat yang semula diduga masih utuh, tapi hancur hingga butuh ketelitian dalam mencari kotak hitam, katanya. "Kita akan serahkan kepada KNKT untuk mendalaminya," katanya. Untuk mencapai lokasi ekor pesawat sendiri, kata dia, terbilang sulit karena lokasinya yang berada di jurang dengan kedalaman antara 500 sampai 600 meter. "Betapa sulitnya untuk membawa barang-barang itu," katanya. Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Tatang Kurniadi, menyatakan alat tersebut merupakan perangkat alat komunikasi atau perangkat terminal komunikasi.

Diantara alat komunikasi itu, seperti Emergency Locator Transmitter (ELT) atau alat pelempar sinyal dan alat frekuensi. Alat frekuensi ini terlepas kemungkinan akibat benturan keras pesawat itu saat menabrak, hingga kenapa tidak bisa berbunyi. Serta kemungkinan terhalang bukit juga, hingga tidak berfungsi. Sementara itu, ketika ditanyakan kepada pimpinan Tim SAR mengenai alat komunikasi tersebut, ia menyatakan tidak tahu untuk apa. "Karena di dalam rombongannya tidak ada orang Sukhoi," katanya. Redaktur: Yudha Manggala P Putra

 

ELT Sukhoi Nahas Pakai Frekuensi Lama, Sehingga Tidak Terdeteksi Andri Haryanto - detikNews Senin, 14/05/2012 13:36 WIB Jakarta


Salah satu perangkat komunikasi Sukhoi yang ditemukan Tim SAR adalah Emergency Locater Transmitter (ELT). Setelah dilihat oleh Basarnas, ternyata ELT pesawat Sukhoi ini menggunakan frekuensi lama. Wajar, kalau saat pesawat ini menabrak gunung, ELT tidak memancarkan frekuensi dan tidak ditangkap radar. Hal ini disampaikan Roy Suryo yang dikenal sebagai pengamat telematika, Senin (14/5/2012).

Roy Suryo ikut bersama Basarnas ke Posko Cipelang (Embrio), Cijeruk, Kabupaten Bogor untuk melihat peralatan komunikasi Sukhoi yang ditemukan Tim SAR dari dekat. Menurut Roy, dulu ELT bernama ELBA (emergency located beacon aircraft). "Ini sudah merupakan standar penerbangan sipil. Kalau ada pesawat jatuh dengan tekanan atau tinggi di atas lima, dia otomatis akan memancarkan frekuensi sehingga ketika dia jatuh, bisa dicari," kata Roy. ELT ada 3 jenis, yaitu ELT untuk pendaki gunung, kapal laut, dan pesawat terbang.

"Dia automatically on. Yang jadi pertanyaan kenapa ELT tidak terdengar sama sekali, ternyata terjawablah sekarang," ujar Roy. "Yang kita jadikan panduan adalah monitor satelit yang kerja sama Basarnas, yang memonitor di frekuensi 406 MHz.

Ternyata ELT yang digunakan pesawat Sukhoi ini masih menggunakan ELT frekuensi lama di 121.5 MHz (sebelumnya tertulis 105 Mhz-Red). Akibatnya, tidak lagi termonitor, karena 12.5 VHF itu jenis pancarannya line off sight, lurus. Anggap radio FM terhalang gunung, tidak bisa mancar. Kemarin andaikan sempat on, ELT tidak terdengar karena terhalang gunung," imbuh Roy yang juga anggota Komisi I DPR ini. Dengan adanya bukti ELT di Sukhoi ini, kata Roy, setidaknya satu misteri sudah terbuka.

"Indonesia rata-rata pakai frekuensi 406 MHz. Ini akan menjadi koreksi kalau pesawat ini masih dipasarkan," ujar dia. (asy/nrl)

 

Tim DVI Masih Tunggu DNA Kornel Sihombing Moksa Hutasoit - detikNews Selasa, 15/05/2012 04:29 WIB Jakarta

Tim dari Disaster Victim Identification (DVI) mengaku sudah mendapatkan seluruh data antemortem korban pesawat Sukhoi Superjet 100. Namun ternyata masih ada data DNA yang ditunggu, yakni milik Kornel Sihombing. "Masih kami tunggu dari Kornel Sihombing," kata kontak person DVI antemortem Mabes Polri, Suprastiono, kepada detikcom, Senin (14/5/2012). DNA dari keluarga inti Kornel ini masih terus ditunggu oleh tim DVI.

Diharapkan hari ini seluruh data sudah bisa dimiliki. "Dari pihak keluarga menjanjikan akan segera datang," jelasnya. Data sidik jari serta identitas penunjang lainnya memang sudah dimiliki DVI. Namun khusus DNA yang masih kurang. Pengecekan melalui DNA akan menjadi jalan terakhir untuk mencocokan korban. Kornel M Sihombing (48) adalah salah seorang penumpang Sukhoi SuperJet 100 yang menabrak tebing di Gunung Salak, Jawa Barat.

Kornel merupakan Kepala Divisi Integrasi Usaha PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Dia ikut terbang karena ditunjuk perusahaannya, untuk penjajakan kerja sama antara PT DI dan Sukhoi.

 

Kisah Heroik Tim Evakuasi Korban Sukhoi | I Made Asdhiana | Selasa, 15 Mei 2012 | 06:28 WIB BOGOR, KOMPAS.com —

Tim SAR Gabungan kesulitan mengangkat jenazah korban Sukhoi Superjet 100 yang berada di tebing Manik atau di dasar tebing lantaran medannya cukup berat.

Setelah mendapatkan jenazah, mereka harus menariknya dari tebing, lalu dibawa secara estafet untuk mencapai Puncak Manik. Tempat jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 berada di posisi 100 meter tebing Manik, dan untuk mencapai tebing Manik harus menempuh perjalanan sekitar satu kilometer. "Untuk mencapai tebing pun sangat berbahaya karena harus melewati jalan kecil di antara jurang dengan berpegangan ke karmantel (tali)," kata Reza, seorang anggota Pramuka yang ikut membantu tim evakuasi, Senin (14/5/2012).

Ia pun merasa ngeri melihat medan untuk mencapai tebing tersebut yang jauh dari pikirannya saat memutuskan menjadi tim pengangkat jenazah yang berhasil dievakuasi dari tebing. "Bayangkan saja, saya yang berada di kelompok lima harus melewati jalan kecil di antara jurang," ucapnya. Anggota TNI yang melakukan evakuasi di sekitar tebing menjelaskan bahwa yang terlihat dari kejauhan merupakan puing-puing ekor pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh dan meledak. "Sementara badannya itu jatuh ke bawah sampai ke dasar tebing," ucapnya.

Sementara di tebing sendiri ada beberapa titik yang menjadi letak puing-puing pesawat naas tersebut. "Di tebing saja ada sekitar tiga titik," ucapnya. Selain itu, untuk mencapainya sangat sulit karena saat turun harus memutar ke tempat aman terlebih dahulu sehingga tidak bisa langsung ke lokasi puing-puing pesawat. "Sulit memang karena tebingnya sangat curam dan salam," ujarnya. Tim SAR Gabungan menegaskan bahwa pihaknya tidak menargetkan waktu pencarian korban. Meski idealnya hanya tujuh hari, tetapi karena ini merupakan masalah kemanusiaan, maka petugas akan tetap mencari korban. "Ini kan tragedi kemanusiaan, kita tetap berusaha mencari," ujar Penanggung Jawab Operasi Basarnas, Sumartono, kepada wartawan di Posko Cijeruk, Bogor, Jawa Barat, Senin siang.

Namun, jika sudah terlalu lama dan belum seluruhnya terevakuasi, maka kemungkinan jumlah tim yang akan dikurangi. "Mungkin intensitas pencarian yang dikurangi jumlahnya, tapi tetap diusahakan dicari jika belum terevakuasi," terangnya. (Adi Suhendi) Updated

 

Identifikasi Postmortem Jasad Korban Sukhoi Kelar, Hasil Dirilis Rabu Salmah Muslimah - detikNews Selasa, 15/05/2012 16:25 WIB Jakarta

Tim Disaster Victim Identification (DVI) gabungan dari Indonesia dan Rusia telah selesai mengidentifikasi jasad-jasad yang ditemukan di Gunung Salak. Hasilnya, akan disampaikan pada Rabu (16/5) besok. "Sampai hari ini pemeriksaan sudah sampai 27 kantong selesai. Kami akan melakukan rekap terhadap semua hasil.

Hasilnya akan kami laporkan pada press conference besok siang," jelas Direktur Eksekutif DVI Indonesia Kombes Pol Anton Castilani di RS Polri Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (15/5/2012). Ketika ditekankan kembali apakah semua proses identifikasi dilalui, termasuk tes sidik jari dan DNA, Anton menjawab, "Iya, sudah semua, sudah semua". Anton juga mengiyakan bahwa bagian-bagian tubuh korban

Sukhoi itu tinggal dikelompokkan sesuai dengan identitasnya, "Iya, iya". "27 Kantong itu terdiri dari 22 kantong body parts dan 5 kantong properti," jelas Anton sambil menambahkan bahwa tidak ada bagian tubuh yang utuh. Sementara pakar identifikasi DNA Rusia, Prof Ivanov, dikatakan Anton, belum datang ke Indonesia. Ivanov baru tiba Selasa malam ini. "Dia bekerja memang untuk membantu proses identifikasi DNA," jelas Anton. Sementara Kepala RS Polri Sukanto Brigjen Pol Agus Prayitno menegaskan, yang selesai hari ini adalah pemeriksaan postmortem. Berikut wawancara wartawan dengan Agus Prayitno:

Bagaimana dengan pemeriksaan jasad hari ini? Bagaimana dengan pemeriksaan jasad hari ini? Hari ini tadi pagi kita menerima 2 kantong jenazah. Di mana yang satu adalah properti, jadi sampai dengan saat ini sudah 27 kantong jenazah, di mana 5 adalah properti dan 22 berisi body parts. Untuk proses yang lain masih berlanjut. Belum ada perkembangan yang berarti, masih diolah. Pak Anton Castilani mengatakan 27 kantong jasad sudah selesai diidentifikasi atau sudah selesai diperiksa? Hari ini selesai untuk pemeriksaan postmortem. Itu untuk semuanya, termasuk DNA dan sidik jari? Iya, jadi data untuk postmortem selesai hari ini.

Pengambilan sampel sampai ke DNA-nya? Sampai ke DNA. Diambil sampel DNA-nya. Nanti kan perlu proses tuh. Tidak hanya kita ambil saja, tetapi melalui laboratorium. Berarti hasil DNA-nya belum ada? Belum ada, masih diproses di laboratorium Pusdokkes Polri yang ada di Cipinang. Apakah pakar DNA Rusia Prof Ivanov, sudah datang? Yang dari Rusia sampai saat ini belum sampai. Diperkirakan nanti malam. Dia bergabung dengan tim kita untuk memeriksa DNA. Dia khusus ahli DNA. Nanti Pak Ivanov melakukan apa saja di sini, memeriksa DNA WNI atau persisnya seperti apa? Sifatnya internasional. Mereka membantu kita ya kita terima.

Kita selalau berkerja sama secara internasional. Sifatnya seperti itu. Jumlah korban yang dinyatakan meninggal sudah ada belum? Belum. Ya kan belum ada identifikasi yang pasti. Jadi sampai sekarang belum diketahui dong Pak? Belum kan masih dicocokkan, harus dicocokkan dengan data antemortem dan sekarang proses itu sedang berlangsung. Jadi bisa dibilang sekarang itu processing data. Kita masih menunggu hasil proses DNA-nya.

Seperti dikatakan kemarin, proses DNA butuh waktu 2 minggu. Berarti proses postmortem sudah selesai hari ini dan yang sedang berlanjut mencocokkan dengan antemortem? Jadi seperti kemarin saya katakan, untuk data postmortem ini kan ada beberapa ahli. Itu dikumpulin sendiri-sendiri, dia rapat sendiri-sendiri menentukan ini adalah data postmortem. Kalau sudah collecting data postmortem ini selesai, digabungkan dengan data ante-mortem baru dicocokkan.

Berarti untuk postmortem hari ini selesai? Untuk yang hari ini kita rasa sudah selesai Rekonstruksi tubuh menunggu identifikasi ? Iya menunggu identifikasi selesai. Setelah identifikasi selesai baru kita lakukan rekonstruksi. Kapan bisa tahu nama-namanya? Belum masih dalam proses. (nwk/nrl)

 

Kotak Hitam Sukhoi Akhirnya Ditemukan | Benny N Joewono | Selasa, 15 Mei 2012 | 22:59 WIB BOGOR, KOMPAS.com —

Komandan Korem 061/Suryakencana Kol Inf AM Putranto memastikan bahwa kotak hitam pesawat Sukhoi Superjet 100 telah ditemukan pada Selasa (15/5/2012) malam. Berdasarkan informasi di lapangan, kotak hitam itu telah ditemukan oleh tim SAR gabungan Koppasus dan Federasi Panjat Tebing Indonesia pada Selasa pukul 21.00 WIB.

"Setelah dilakukan pengecekan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dipastikan bahwa bagian pesawat yang dibawa tim Kopassus adalah kotak hitam," kata Kol Inf AM Putranto, Selasa malam. Menurut dia, keberadaan kotak hitam pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak pada Rabu (9/5/2012) lalu diperlukan untuk mengetahui pasti penyebab musibah tersebut. Sebelumnya ramai dikabarkan bahwa kotak hitam pesawat Sukhoi Superjet 100 itu sudah ditemukan oleh tim pencari pada hari ketujuh, Selasa (15/5/2012), sekitar pukul 21.00 WIB.

Namun, hal itu dibantah. Meski kotak hi hitam dipastikan telah ditemukan, sampai saat ini masih dibawa Tim Kopassus. Kotak hitam tersebut dibawa dari Cimelati oleh tim SAR untuk diserahterimakan ke posko kendali di Balai Embrio Ternak, Cipelang, Bogor.

 

Evakuasi Korban Sukhoi Dimungkinkan Berakhir Hari Ini atau Besok Prins David Saut - detikNews Kamis, 17/05/2012 04:03 WIB Jakarta


Sampai hari ke-8, proses evakuasi korban Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Jawa Barat, masih terus berlangsung. Tim SAR gabungan akan melakukan penyapuan di lokasi kecelakaan pesawat. Jika hari ini tidak lagi ditemukan korban, proses evakuasi bisa diakhiri lebih cepat. "Operasi yang kita laksanakan menurut aturan 7 hari. Tapi karena masih ada yang perlu dievakuasi.
Kalau tim kita tidak menemukan korban, maka nanti sesuai Kabasarnas akan kita tutup atau paling tidak Jumat kita tutup," ujar Ketua Tim SAR Gabungan dari Basarnas, Ketut Purwa, di Posko Embrio Cipelang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/5/2012) malam.

Purwa mengatakan besok (hari ini) tim SAR gabungan masih melakukan penyapuan. Sekitar 189 personel yang terdiri dari gabungan personel TNI, Polri, Basarnas, dan panjat tebing akan melanjutkan penyisiran atau penyapuan mencari korban.

Jika tidak ada lagi korban yang ditemukan, Purwa mengatakan boleh jadi proses evakuasi diakhiri pada Kamis (17/5/2012). Hingga hari ini tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi 32 kantong jenazah dari titik terjadinya kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak. 32 Kantong jenazah tersebut telah dikirimkan ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Dari 32 kantong jenazah itu, 5 kantong di antaranya berisi properti. Sedangkan sisanya, 27 kantong berisi body parts. Tim Disaster Victim Identification (DVI) juga sudah melakukan pengambilan sampel postmortem bagian tubuh dari 25 kantong jenazah. Dari sejumlah itu, baru 1 korban yang teridentifikasi, yakni WNI berjenis kelamin laki-laki.

Pada pencarian Rabu (16/5), tim evakuasi juga kembali berhasil menemukan jasad korban Sukhoi. Jasad-jasad yang tidak utuh itu dimasukkan ke dalam 9 kantong jenazah. 9 Kantong jenazah itu telah dievakuasi ke helipad puncak 1 dan diringkaskan ke dalam 5 kantong jenazah.

Namun karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, 5 kantong jenazah itu tertahan di puncak 1 dan baru akan dievakuasi ke Halim, Kamis (17/5). Dengan tambahan 5 kantong tersebut, berarti sudah 37 kantong jenazah yang dievakuasi tim SAR. Pesawat Sukhoi Superjet 100 jatuh di Gunung Salak, Jawa Barat, pada Rabu (9/5) lalu. Berdasarkan aturan, waktu pencarian dan evakuasi korban kecelakaan pesawat adalah 7 hari dari waktu kecelakaan. Namun, karena melibatkan tim SAR Rusia dan untuk pencarian lebih maksimal, waktu evakuasi korban diperpanjang 3 hari.

 

(rmd/rmd) Tiga Kesalahan Teknis Sukhoi Superjet 100 http://www.centroone.com/news/2012/0...-superjet-100/ Jakarta -

Klaim Sukhoi Civil Aircraft Corporation, perusahaan yang membangun Sukhoi Superjet (SSJ) 100, bahwa pesawatnya memakai teknologi canggih patut diragukan. Gelar pilot terbaik Rusia untuk Alexander Yablontsev pun dipertanyakan. Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap selama evakuasi korban kecelakaan SSJ 100 di Gunung Salak, Bogor dilakukan, terungkap tiga kesalahan teknis yang menyebabkan pesawat sipil pertama buatan Rusia itu mengalami crash.

Pertama, pesawat SSJ 100 yang jatuh di Gunung Salak, ternyata bukanlah pesawat yang dipersiapkan untuk demonstrasi penerbangan di Indonesia. Pesawat tersebut merupakan pesawat pengganti, karena pesawat sebelumnya yang digunakan tur promosi di sejumlah negara mengalami kerusakan. "Pesawat yang mengalami kecelakaan bukan pesawat yang sama dalam tur promosi di Kazakhstan dan Pakistan," kata Olga Kayukova, jubir Sukhoi Civil Aircraft.

Pesawat yang awalnya digunakan demonstrasi terbang menggunakan mesin dengan nomor model 95005. Namun saat di Pakistan, pesawat tersebut mengalami masalah sehingga dia terpaksa dipulangkan ke Rusia. Kemudian, pesawat lainnya yang menggunakan mesin nomor 954005 diterbangkan ke Indonesia, tiba di Jakarta pada Selasa 8 Mei 2012.

Media Rusia menyebut, pesawat itu aslinya tidak disiapkan untuk demonstrasi penerbangan. Kesalahan kedua, alat emergency locator transmitter (ELT) di SSJ 100 tak berfungsi, yang menyebabkan posisi bangkai pesawat tidak terdeteksi karena ELT tak memancarkan sinyal. Ternyata, ELT di pesawat nahas tersebut menggunakan frekuensi lama yang berbeda dengan alat penerima sinyal di ATC (air traffic control) Indonesia. Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi mengatakan, ternyata ELT yang dipakai pesawat buatan Rusia itu masih menggunakan model lama dengan frekuensi di kanal 121.5,203 MHz. Sedangkan peralatan terbaru, frekuensinya berjalan di 121.5,406 MHz. "Padahal, Indonesia sudah pakai frekuensi terbaru," ujar Tatang. Perbedaan frekuensi itulah yang membuat alat tersebut tidak berfungsi dengan baik. Terlebih, pesawat jatuh di dalam jurang yang membuat sinyal di frekuensi lama tidak bisa keluar.

Bahkan, Juru Bicara Basarnas Gagah Prakoso mengungkapkan, tidak hanya satelit Indonesia yang gagal menangkap frekuensi SSJ 100 itu. Dua satelit milik negara tetangga, yakni Singapura dan Australia, yang menjadi backup satelit Indonesia juga sama. Seharusnya, begitu kecelakaan terjadi, pesawat langsung memancarkan ELT. Kesalahan ketiga, terkait dengan manuver yang dilakukan pilot Alexander Yablontsev yang menurunkan ketinggian pesawat dari 10.000 ke 6000 kaki. Padahal ketinggian Gunung Salak adalah 7.200 kaki. Ditambah lagi, Alexander baru pertama kali mengudara di langit Indonesia. Sekretaris Jendral Indonesia National Air Association (INACA),

Tengku Burhanuddin menduga, Alexander Yablontsev mengabaikan keselamatan penumpang dengan melakukan manuver, memperlihatkan kemampuan pesawat yang dikemudikannya. "Mereka ingin membuktikan seberapa baik Superjet 100 itu. Itulah yang dilakukan orang ketika mereka mencari pelanggan potensial," ujarnya. Burhanuddin mengatakan, pilot turun dari ketinggian jelajah untuk 'pamer' kinerja jet, gerakan manuver sehingga penumpang dapat melihat daratan lebih dekat, dalam kondisi menyerupai pendaratan. "Itu adalah perjalanan fantastis. Sebagai orang yang mencintai pesawat, saya bisa mengatakan bahwa saya masih merasa nyaman duduk di kursi penumpang," ungkapnya.

Bila black box atau kotak hitam SSJ 100 ditemukan, KNKT Indonesia maupun Rusia harus membeberkannya selengkap mungkin, penyebab sebenarnya kecelakan pesawat yang membawa 45 orang itu. Jangan sampai ada hal teknis yang ditutupi, sehingga dapat menyebabkan terjadinya tragedi Gunung Salak berikutnya.

 

Durian Runtuh" Masih Dinikmati Warga Cipelang Mukhamad Kurniawan | Marcus Suprihadi | Sabtu, 19 Mei 2012 | 08:03 WIB BOGOR, KOMPAS.com-

Meski operasi pencarian korban telah dihentikan oleh Badan SAR Nasional sejak Jumat siang kemarin, pagi ini masih saja ada warga yang datang untuk melihat kesibukan di landasan helikopter. Mereka umumnya datang dari desa-desa di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.

Karena itu, warga Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, masih melanjutkan membuka lahan parkir dan berjualan makanan dan minuman untuk menyediakan kebutuhan para pengunjung yang masih berdatangan. Memang. selama ini warga seperti tertimpa "durian runtuh". Sebab, apa saja yang berhubungan dengan kebutuhan pengunjung, petugas, dan relawan selalu bisa jadi duit. Lahan parkir salah satunya.

Ada sedikitnya empat tempat parkir dadakan di sekitar pos koordinasi di landasan helikopter Desa Cipelang sepuluh hari terakhir hingga Sabtu (19/5/2012) pagi ini. Warga membuka jasa parkir seiring membanjirnya pengunjung yang akan menyaksikan proses evakuasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100 di Gunung Salak.

Setiap hari, helikopter hilir mudik mengirim dan mengambil jenazah dari Gunung Salak ke Rumah Sakit Polri atau mengantar jemput tim SAR. Pekarangan rumah dan lahan-lahan kosong pun disulap jadi tempat parkir. Menurut Ishak (39), Ketua RT 2 RW 7 Desa Ciipelang, dari lahan parkir saja, warga memperoleh pendapatan Rp 100.000-150.000 per hari. Pada Sabtu-Minggu atau pada hari libur pendapatan parkir melonjak jadi Rp 200.000-300.000. "Ada pendapatan dadakan dari lahan parkir. Dengan lahan seluas 200-300 meter persegi, satu lokasi parkir yang dikelola 2-5 orang bisa menghasilkan rata-rata Rp 200.000 per hari," ujarnya. Rabu, 23 Mei 2012 Find us on:




 


Anak Korban Sukhoi Itu Terus Menangis, Ingin Lihat Ayahnya Sukma Indah Permana - detikNews Rabu, 23/05/2012 09:33 WIB Jakarta

Tangis gadis kecil itu pecah di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta. Dia menangisi kepergian sang ayah yang turut menjadi korban kecelakaan pesawat Sukhoi SuperJet 100.

"Mau lihat ayah," ucap gadis itu di antara derai tangisnya. Bocah berusia sekitar 9 tahun dan berkacamata itu rupanya anak dari korban Sukhoi bernama Faizal Ahmad. Mengenakan jaket hijau putih dengan rambut panjang yang diurai, anak itu tak henti-henti menangis dan memanggil-manggil sang ayah. "Kesel sama pilotnya! Kesel sama pilotnya!" teriak gadis itu. Sang ibu yang berurai tangis pun mencoba menenangkan putrinya. "Sudah, Nak," ucap sang ibu sambil memeluk anak itu. Keluarga dan kerabat Nak," ucap sang ibu sambil memeluk anak itu.


Keluarga dan kerabat memberikan dukungan dengan menepuk-nepuk bahu istri Faizal dan anaknya. Istri Faizal yang mengenakan pakaian serba hitam lantas mengajak sang anak mendatangi peti jenazah Faizal. Dia tampak mengajak anaknya bercakap-cakap untuk memberikan pengertian. Sementara itu tenda untuk keluarga korban Sukhoi sudah penuh. Upacara serah terima jenazah yang dipimpin Menko Kesra, Agung Laksono, pun dimulai

 




Kamis, 17 Mei 2012/3-15

Sore 16.00 cukup cerah, berjalan jarak panjang bertiga saya, istri dan Fifi, berjalan terus keluar dari lingkungan kompleks perumahan sederhana Puri Cileungsi, sore ini banyak rumah yang sepi, kemungkinan ditinggal pergi keluar kota sipenghuni rumah, mengingat hari ini adalah hari libur paskah, yang dilanjutkan besok hingga senen mendatang.

Sore sehabis Ashar cukup membuat para ibu dan anak kecil yang digendongnya, keluar rumah bermain dan berkumpul dengan sesama ibu dan anaknya. Rumah - rumah komplek yang berpagar besi, yang sering terjadi peristiwa sipenghuni terjebak api saat kebakaran rumah, sebab tirai besi telah memanas dan tidak bisa di dekati.

Kompleks perumahan Grand yang dituju masih terlena dalam sunyi, perumahan yang dibangun terhitung sudah banyak, tetapi kerena luasnya lahan yang dipersiapkan untuk perumahan, maka rumah yang menjadi sangat sedikit. Matahari masih menyisahkan panasnya di sore hari dan Fifi merasa haus, sehingga Fifi mencari air minum yang saya kantongi.

Lintasan yang akan dilewati masih panjang, Fifi melihat diujung pandangan cakrawala ada beberapa motor melintas, tidak sabar Fifi minta potong jalan, berjalan terus dan berjumpa dengan keluarga muda dengan anak digendong ibunya bermotor bertiga melepas sore. Lintasan belum selesai, saat melihat ada jalan menyimpang, ibunya minta di akhiri. Masuk jalan kampung untuk tembus didepan Puri Cileungsi. Kerena Fifi ikut,

Fifi sering mengusulkan untuk istirahat, saat dia minta istirahat sementara tempat untuk istirahat tidak ada yang patut di lihat maka Fifi saya panggul di punggung belakang, istirahat sambil berjalan terus, dan disaat di pertemuan jalan Puri Cileungsi bertemu dengan jalan raya lingkungan Desa Gandoang, baru bisa istirahat duduk, sebab banyak yang dilihat, ada penjual keripik singkong, tapi Fifi ditawari untuk membeli ia tidak mau, ia menginginkan kue yang akan dibawa kepengajian sebentar maghrib. Didekat rumah ada warung si embe'ng, Fifi sempat dibeliin ibunya, kue, permen, kue manis terbungkus, dan aqua gelas, dimasukan dalam plastik dan masuk rumah 17.00 ceria jadinya.


Jumat, 18 Mei 2012/3-16
Sabtu, 19 Mei 2012/3-17

 


Minggu, 20 Mei 2012/3-18

Sepulang dari pasar terlihat ramai beberapa warga dari dua RT didepan rumah, setelah menurunkan belanjaan, ada jawaban jikalau pagi ini akan membongkar got ditikungan dekat rumah kerena ada endapan semen yang menutup saluran air warga di hulunya. Terlibat kerja bakti hingga mendekati waktu Ashar Setelah itu sempat berjalan sore bersama istri untuk menjaga kesehatan.


Senen, 21 Mei 2012/3-19



Selasa, 22 Mei 2012/3-20

Setelah berkali- kali membaca baru 30 ayat Suratul Al- Waqia baru tergerak kaki ini untuk melangkah membeli TV, sebab TV dirumah sudah padam sejak seratus hari yang lalu. Saat yang sama Tyas minta dibayarkan uang indekosan bulanannya, setelah itu ke Bank Muamalat Cileungsi untuk yatim piatu dan pendidikan pesantren di NTT-TTS, uang untuk bank Muamalat ini di ambil separuh dari uang yang dikumpulkan istri untuk membeli TV, berjalan terus berdua ke BTPN banknya para pensiunan di Kenari Cileungsi, untuk mengambil kekurangan hampir lima puluh persennya pembelian TV, setelah itu membeli TV 21 inc SHARP.

TV akan diantar sore nanti pak, katanya, ngak masalah, sebab sekarang saya harus membeli beras dirumah yang sudah habis. Saat menaikan karung beras ke sepeda motor istri memilih naik angkot, pulang bermotor dengan beras di goncengan, rumah dalam keadaan sunyi, tidak beberapa lama adzan Ashar terdengar. Istri datang memasuki rumah sambil menenteng helm, ia ceritra terpaksa agak lambat memasuki rumah sebab ia harus mendengar keluhan warga dibelakang rumah perihal sesuatu yang dirasa tidak enak. Setelah shalat Isya sekitar jam 20.00 mulai mempersiapkan meja untuk dimana televisi diletakan, buku-buku pindahan dari kantor yang disusun diatas meja mulai dinaikan.

Tidak berapa lama televisi dihidupkan dan langsung listrik mati, berarti besar juga permintaan listrik untuk mengawali menghidupkan televisi, beda dengan televisi lama, tidak meminta stroom listrik besar- besar, rumah masih mempunyai daya 450 watt. Setelah semua peralatan listrik dimatikan, setelah itu TV bisa hidup.

 


Rabu, 23 Mei 2012/3-21

Hujan datang tengah malam 22.48 Akan beristirahat tidur, terjaga jadinya. Semoga hujan yang tidak menimbulkan masalah, amien.

 


Kamis, 24 Mei 2012/3-22 

Seperti ada semangat baru, sekitar jam 05.30 pagi ini setelah membaca Al-Quran se usai shubuhan tadi, yaitu mencuci karpet, karpet yang dibeli ditahun 1989 itu sekarang sudah mulai berkurang bulunya, dengan bantuan ember besar di musholah, karpet dibilas berkali- kali, bilasan pertama, hitam warnanya, di lakukan bilasan ke dua masih pekat, bilasan ketujuh mulai cerah, saat itu karpet dihampar untuk di sikat sabun sampai terangkat debu halusnya, dilakukan bilasan lagi hingga tiga kali, selesai sekitar 06.12. Malam menjelang tidur 22.00 hujan turun dengan derasnya, hujan cukup lama.

 


Jumat, 25 Mei 2012/3-23

Minggu lalu tak dilakukan perjalanan ke Lottemart Ciputat sehingga pengaruhnya seminggu itu soal lauk makannya anak- anak agak kebingungan, sehingga hari ini ngak mau gagal maka tepat jam 09.00 setelah minum jus sayur, shalat Dhluha, berangkat bersama istri, tujuannya Shalat Jumat berbeda tempat dari Jumat kemaren dan ke Lottemart Ciputat Tangerang Selatan. Kalau Quraish Shihab mengatakan bila menghendaki rezeki Allah maka bergeraklah.

10.30 tiba di Bank Muamalat Ciracas, Cijantung kompleks pendidikan Yayasan Soedirman untuk menunaikan sodaqoh anak yatim dan pesantren di NTT -TTS. Bermotor terus, saat itu terlintas, "sudah pensiun motor kok ngak dikembalikan ke dinas, memangnya ini motor dinas, ini motor sendiri hasil juara nomer satu sayembara perencanaan taman terbuka hijau Kampung Sawah 2003"

11.30 tiba di Lottermart Ciputat. Mencari masjid untuk shalat Jumat yang hampir tiba, Lottemart ini mempunyai pintu di sisi baratnya, yang memang belum pernah dilewati, dalam kesempatan ini mulai mencari masjid lewat pintu barat. Masuk gang dengan beberapa polisi tidur mengurangi kecepatan laju kendaraan, diujung gang terlihat ada bangunan masjid, tapi sudah jam begini kok sepi, akan bertanya, tapi raut wajah orang sini kurang ramah, sehingga batal deh mau bertanya. Bermotor terus jumpa jalanan agak dan diujung jalan ini terlihat menara masjid menjulang. Menara masjid itu terlihat dari jauh, masjid Al-Rahma Kecamatan Ciputat Timur Tangerang.

Sebelum masuk masjid sempat memasuki Alfamart untuk menyakan tiket KA Istri menunggu diluar masjid. Khotba diucapkan dengan pesan yang baik, di bahas masalah Pakistan. Siang cukup terik saat memasuki Lottemart setelah Jumatan, Lottemart sedang sibuk menghadapi datangnya bulan Ramadhan beberapa bulan lagi, dengan merubah ruang parkir menjadi ruang tambahan pajangan barang. istri ketempat shalat, dan saya langsung masuk dan berhenti agak lama di counter ikan basah. Ikan ayam-ayam, ikan selar, ikan salem, ikan gurame, ikan kembung banjar, setelah itu bergerak ke gerai roti, dan langsung keluar,

14.20 makan siang diujung jalan Penganten Ali. 15.20 Shalat Ashar di masjid Abdr Rahman di Kelapa dua kidul. 16.30 Saat masuk rumah, terlihat Fifi baru saja memasuki rumah setelah pulang dari sekolah.

Sabtu, 26 Mei 2012/3-24

 


Minggu, 27Mei 2012/3-25

05.30 Pasar Cileungsi pagi ini sedemikian ramainya perubahan antara manusia siang dan manusia malam terlihat secara jelas, manusia malam dengan badan kelelahan mulai meninggalkan pasar dan yang segar mendatangi pasar adalah yang semalam telah tidur nyenyak. Harga daging memang luar biasa tinggi, untuk mengejar gizinya anak-anak memang ngak bisa dihindari.

Cukup banyak belanjaan hari ini terutama setelah belanja pepaya besar masuk kedalam karung untuk mewadahi semua belanjaan. Dari sekian belanjaan, ada sesuatu sayuran yang mengingatkan ibuku, sayur daun kacang, dan diolahnya biasa saja tapi khasiatnya luar biasa. Sampai jam 22.00 belum bisa tidur, mulai menggosok memory otak dengan ngaji Al- Quran hingga 23.15

 


Senen, 28 Mei 2012/3-26

Fifi terlihat lesu, terkena demam. Siang cukup panas 11.00 saat tiba di Alfamart Gandoang untuk menanyakan tiket kereta api,entah sistimnya gagal atau tidak yang jelas tidak bisa dipesan dengan pemberitahuan jadwal pemberangkatan seperti tanggal yang anda pesan tidak ada,

Jam 17.50 maghrib datang berbuka puasa dengan Pallubutung. Jam 18.30 datang berkunjung pak RT untuk menanyakan kelengkapan pengajuan ketua RW 08 desa Gandoang, saya menyanggupin untuk besok saja, yaitu dua lembar foto dan daftar riwayat hidup.

 


Selasa, 29 Mei 2012/3-27

Sejak habis shubuh istri mempersiapkan segala sesuatu berkaitan nasi kuning untuk ulang tahun nya Fifi hari ini.

Jam 11.00 Nasi kuning sudah bisa di santap. Jam 13.00 saat sinar matahari dengan cerahnya yang menyilaukan mata, saat terbaik untuk membuat pantulan sinar untuk berfoto persyaratan ketua RW. Dirumah hanya berdua dengan istri, istri yang mefoto, berkali-kali diulang sekarang berhasil, setelah itu bermotor ( 13.30 ) menuju ke rental untuk foto copy dan afdruck foto yang di shoot beberapa saat yang lalu. 14.00 menyerahkan persyaratan yang di minta pak RT semalam untuk pencalonan RW 08 Gandoang Cileungsi Bogor. Setelah selesai urusan tersebut kok tiba- tiba badan melemas, gigi memang sakit, berarti virus gigi sudah mulai menyerang tubuh, dibuatkan teh panas hangat oleh istri, terasa enak,

mendekati jam 15.00 ruangan sudah dibersihkan untuk menerima ibu- ibu pengajian Al-Affif. Dikupas in kunyit untuk di gigit, gigi terasa enak.

17.00 sakitnya datang lagi Menggigit jahe untuk pertolongan darurat, agak enakan.

19.30 setelah Maghriban cari daun sirih, untuk menggenangi geraham yang sakit dengan gigitan daun sirih.

19.45 setelah selesai makan malam langsung meramu blenderan terdiri dari : mengkudu, tomat, timun, jahe. 20.00 istirahat setelah shalat Isya. Rabu, 30 Mei 2012/3-28