selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Khamis, Jun 29, 2006

Aanwizing Pengawasan

Rabu, 28 Juni 2006

Acara Aanwizing Pengawasan

Berangkat dari rumah jam 08.00 sebab Tyasnya minta agak siang agar hemat uang transport, sama seperti kemaren sewaktu menuju Ancol untuk Aanwizing pekerjaan pengawasan pembangunan kantor BRKP. Melewati Salemba, Senen sampai Ancol.
Tiba di Ancol jam 09.50.
Setelah sarapan jam 10.00 acara Aanwizing Pekerjaan Pengawasan dimulai.
Saat ini pihak Departemen PU yang hadir hanya saya sendiri.
Tidak seperti kemaren, saat ini ruangan hanya terisi sedikit saja sekitar 13 orang.
Sebab rekanan konsultan pengawas yang hadir sekitar 9 orang dari 7 rekanan yang lulus prakualifikasi.

Point-point penting yang disepakati dalam rapat aanwizing hari ini adalah :
1. Pemasukan SPH dimajukan tanggal 7 Juli semula tanggal 10 Juli 2006 kerena
akan bersamaan dengan pembukaan SPH Fisik.
2. Peserta aanwizing minta blueprint gambar.
3. Berita Acara hari ini harus selesai.
Acara berakhir tepat jam 12.00 siang

Termasuk lancar, saat istirahat makan siang, setelah shalat dhuhur kedatangan tamu dari BRKP Palembang, yang tahun ini juga bersamaan dapat pekerjaan pembangunan Bangunan Lab, dan bangunan lainnya tersebar di kota Palembang, ia datang kesini memang telah mengetahui jikalau BRKP Pusat Jakarta sedang ada Aanwizing, sehingga maksud kedatangan ke Jakarta. Adalah untuk belajar, dalam kesempatan itu ia minta kesediaan saya untuk memberi penjelasan kepada panitia pembangunan di Palembang sekitar kiat-kita pelaksanaan APBN dan jalan selamatnya.

Jam 15.20 setelah shalat ashar minta diri pulang, untuk selanjutnya mampir di pasar Senen membelikan daun dewa dan bubuk jahe merah total sepuluh ribu rupiah.

Sampai dirumah pas saat maghrib.

Aanwizing Pembangunan Gedung di BRKP Ancol

Selasa, 27 Juni 2006

Penjelasaan Aanwizing Pembangunan Gedung di BRKP Ancol.

Pagi jam 07.00 berangkat dari rumah, melewati panjang jalan kota Jakarta, selewatnya di Cileungsi, Cibubur, Kelapa Dua Wetan, Taman Mini, Pondok Ranti, Celilitan, Cawang, Kampung Melayu, Salemba, Senen, langsung lurus aja sampai Ancol, belok kanan terakhir, dibawah jalan layang Ancol belok kiri ketemu pintu masuk Pantai Bina Ria Ancol dan langsung ke kantor BRKP tepat jam 09.20. Panitia yang lain belum datang.

Disiapkan sarapan berupa gorengan dan kopi panas.

Menyusul pak Asep sebagai Sekretaris Badan Riset Kelautan dan Perikanan yang dating beserta stafnya, kemudian gabung berbicara masalah keluhan masyarakat Bendungharjo Jepara.

Akibat dioperasikannnya PLTU Muria, yang menggunakan alat sedot air laut, dimana ikan-ikan juga ikut tersedot. Sehingga banyak nelayan berkurang penghasilannya, sehingga mengaharap bantuan alat tangkap dan perbaikan mesin kapal.

Jam 10.00 acara Aanwizing penjelasan pekerjaan pembangunan lantai 5 bangunan Badan Riset Kelautan dan Perikanan dimulai, dihadiri 50 orang perwakilan dai 13 rekanan kontraktor yang hadir

Selama aanwizing yang hadir dari Departemen Pekerjaan Umum adalah saya, pak Purwadi dan pak Azis, berarti team Dep PU lengkap.

Selama acar berlangsung pertanyaan yang didiskusikan adalah :

1. Jadwal pembukaan SPH yang diminta diundur 2 hari
2. Data sondir tanah rekanan pemborong meminta
3. Berita acara aanwizing hari ini juga harus selesai
4. Peraturan sampul penawaran disetujui satu sampul
5. Jaminan kerusakan yang di minta pihak pengelolah Ancol sebesar 50 juta
dengan pengembalian 50 % apabila tidak ada kerusakan
6. Standard kerusakan akan ditentukan bersama
7. Pernyataan pada Lampiran ada yang dihilangkan.
Jam 12.00 tepat acar istirahat, kerena panitia tidak menyediakan makan siang maka diminta undangan untuk mencari di kantin sekitar Ancol.

Saat itu saya gunakan untuk shalat dhuhur di musholah bangunan BRKP lama dan makan siang yang disediakan panitia.

Jam 13.00 acara dilangsungkan dengan penjelasan teknis.

Rangkaian acara aanwizing berakhir jam 15.30.
Setelah shalat ashar langsung mohon diri, dan pulang melewati Senen kembali, sebab akan membeli irisan buah mahkota dewa, didepan stasiun Senen.

Sesampainya di Taman Mini sempat mampir ke Carefure Superstore yang baru dibuka dikawasan Jakarta Timur, untuk membeli Susu cair kesenangan Fifi, tadi pagi sempat Fifi memesan Bakso, kesempatan ini saya membeli bakso dua bungkus, dan sebungkus besar sosis sapi kesukaan Yasin.

Shalat mahgrib di masjid Al Barokah kompleks CPM di Ceger Raya.
Masuk rumah jam 18.40.

Ular masuk dalam mesin air

Senen, 26 Juni 2006

Ular masuk dalam mesin air.

Saat terbangun sekitar jam 01.00 sadar jikalau perut masih tidak enak, langsung ke dapur mencari kunyit dan jahe, semuanya dikupas dan dimakan langsung dan di dorong dengan air agar masuk, perut terasa enak. Kemudian saat meng hidupkan mesin air, mesin air tidak bisa hidup.

Sudah terbanyang kesusahan jikalau air tidak ada, mengangkat dari mana air, air yang tersisa hanya cukup untuk wudhu ber dua dengan istri mengerjakan shalat Tahajud.

Doa dalam shalat tahajud mengarah kepada bagaimana menghidupkan mesin air, agar keluarga tidak susah kerenanya, setelah shalat tahajud dan witir dilaksanakan, kemudian turun menghidupkan kembali mesin air.

Mesin pompa air masih belum berfungsi, kemudian saya sadar jikalau bunyinya ngiung begini berarti putaran kipas ada tertahan, saya mengambil obeng kecil untuk disisipkan pada kipas mesin dan diputar, kemudian dihidupkan kembali, kemudian terdengar ada reaksi hidup, tetapi mesin bersuara jret jret, kemudian ada potongan – potongan yang terlempar keluar.

Saya minta bantuan istri untuk mencarikan lampu senter untuk melihat, apa yang keluar, pikir saya ranting, siapa yang masukan ranting ke mesin air , setelah di senter ternyata potongan daging berkulit belang- belang... ular pikirku,

Ular itu telah mati terpotong- potong mesin air, berarti rumah ini sudah sering kemasukan ular, selama ini ular yang telah dibunuh ada lebih tiga ekor atau empat begitulah.

Pergi kekantor masih pagi, sesampainya dikantor jam 07.40, terdapat undangan diatas meja dari BRKP.

Didalam Kereta

Minggu, 25 Juni 2006


Jam 00,00 masih diatas Kereta Api Eksekutif Kamandanu, terbangun kerena AC dalam kereta sangat dingin, saya tidak kuat udara dingin, saya lihat Yasin tidurnya nyenyak.

Saat itu kira-kira masih sebelum Stasiun Cirebon, istirahat lagi, saya melihat banyak penumpang yang menutup kepalanya dengan selimut yang dibagikan gratis digunakan, saya juga mengikuti mereka, yaitu membungkus semua badan atas terutama kepala, sebab tidak tahan dingin.

Pada saat dinggin menggigilkan badan perutpun terasa sakit, terpaksa buang air diatas kereta, kerena fasilitas kereta ini cukup baik, ya aman-aman aja.
Saat menahan dingin yang menyengat, saya membuka pintu di bordes kereta, sekitar sebelum stasiun Klari, Cirebon.
Saya melihat keluar kereta, didepan dikegelapan malam hanya terlihat gelap dan lokomotif yang berhenti, sedang kan melihat kebelakang terlihat gerbong belakang kereta jauh dipenghujung mata, gelap menyelimuti juga, udara luar agak sedikit hangat, tetapi terhitung dingin juga.
Yang saya rasakan adalah sepi yang menyanyap, kereta berhenti tak bergerak juga.
memang sehabius dari Jepara tidak mempersiapkan makanan untuk dibawa bekal naik kereta, jadi tidak ada yang digigit pengusir dingin dan sunyi.
Kembali ke gerbong, dingin masih menerpa, Yasinnya tertidur nyenyak

Jam 05.30 Kereta masuk Jatinegara, membangunkan Yasin yang masih tertidur, setelah mendarat di stasiun, langsung cari kamar kecil, sebab perut masih sakit. Yasin jaga tas di luar.

Shalat shubuh praktis jam 05.50, langit masih semu abu-abu. Shalat shubuh di musholah stasiun Jatinegara.

Keluar dari stasiun berdua dengan Yasin, mencari kendaraan angkot turun di Cawang, dari Cawang melanjutkan kendaraan angkot ke Cileungsi, kemudian nyambung dengan bus sepotong sampai di Gandoang, kemudian kerena membawa Yasin naik ojeg pilihannya.

Saat memasuki rumah Fifi ada didepan rumah, dan Yasinnya berteriak melihat adiknya, suara teriakan Yasin menyadarkan ibunya jikalau Yasin sudah datang dari Semarang, sebab sejak berangkat semalam, mencoba me telepon ke Jakarta, semuanya gagal, dan kerusakan telepon hampir dialami semua penghuni kompleks perumahan.

Yasin tidak mau bermalam di Semarang

Sabtu 24 Juni 2006.


Tiba di Semarang Poncol jam 04.00 pagi, sudah shubuh, langsung shalat berjamaah di musholah stasiun, yang shalat banyak, yang antri wudhu juga banyak, maklum hanya dua kran air yang ada.

Naik bus kota ke Terminal Terboyo, dan disanan langsung ganti bus tujuan Jepara, sesapai di Jepara langsung menuju pos, hotel Kalingga dijadikan pos sebab semua rekan yang dating ke Jepara sudah menginap disana, tinggal saya dan Yasin.
Sesampai dihotel diberitahu jikalau rombongan sudah berangkat ke Desa keeling, saya sempat mandi dahulu dan shalat dhluha memohon pada Allah, prertolongan Allah datang yaitu sewaktu saya berbaca dari hotel ke Kabupaten disana semua rombongan sudah berangkat dan tinggal bapak Kabag Umum, sehingga saya Yasin bersama mobilnya bapak Kabag Umum Kabupaten Jepara menuju desa Keling- Bandungharjo.
Sepanjang jalan ke Kecamatan Keling susana nya sama sewaktu beberapa minggu lalu desa ini saya datangi.

Ditengah jalan sempat disalip mobil Bupati juga Bupati ada didalamnya, sewaktu selewatnya desa Kembang, terlihat mobil bapak Bupati belok kekanan, memasuki jalan kecil.
Memasuki desa Bandungharjo desa Keling, terlihat acara sudah mulai, acara sosialisasi penelitian Departemen Pekerjaan Umum di desa itu, berupa pembangunan peran masyarakat dalam pembuatan tembok pemecah ombak, menanggulangi abrasi pantai yang sering terjadi, orang dari kantor terlihat lagi memberi pendadaran kepada penduduk desa nelayan Bandungharjo.

Lama kemudian mobil bapak Bupati memasuki arena, dan acara Krida Pembangunan pun dimulai dengan acara pokok mendengar keluhan para nelayan, yang dikeluhkan nelayan adalah, semenjak Pusat Listrik Tenaga Uap Gunung Muria diuji coba dioperasikan dimana pasokan air untuk di uapkan mengambil dari air laut, air laut tersebut disedot dengan kekuatan besar.

Sering terjadi sedotan tersebut membawa juga ikan-ikan yang sering dicari nelayan, sehingga banyak ikan yang terbawa dalam sedotan dan mati terbuang percuma.

Keluhan nelayan adalah ikan semakin susah di dapat, dan ikan yang turut di sedot dibuang begitu saja.

Selama kegiatan itu, Yasin ikut dan terlihat mulai melemah, pucat diwajahnya mulai menampak.


Begitu acara berakhir, dan rombongan pejabat tingkat kabupaten, propinsi dan pusat sedang berjalan-jalan meninjau lokasi saya berdua dengan Yasin mencari tempat shalat Dhzuhur. Dan masjid kampung itu didapat.
Saat akan memasuki tempat shalat, saat itu pula bupati dan rombongan lewat, saya biarin aja, soalnya udah wudhlu.
Setelah selesai shalat, saya sendiri dan yasin yang belum makan siang, makan siang saat itu serba lezat hidangan dari laut.

Dalam perjalanan pulang, melewati Demak dan memperhatikan wilayah mana yang akan dibangun jalan tol, Sermarang Demak.
Kondisi memang sawah-sawah, dan datar, kelihatannya rawan penyusutan air dimusim kemarau dan banjir dimusim hujan, sebab kondisi tanah permukaan tanah lempung.

Bus yang dinaiki dari Jepara ke Semarang, berjalan cukup kencang, sebab, saya senang sebab saya belum kerjakan shalat ashar, kepadatan membuat sangat rawan macet, di Demak telah dibuat jalan lingkar kota untuk kendaraan yang tidak perlu masuk kekota Demak.

Gangguan debu sasngat dominan apalagi jikalau masa konstruksi pembangunan jalan tol.

Sesampai di Terboyo terminal langsung cari tempat shalat Ashar, tempat shalat sangat – sangat jauh dari layak, sebab kiri kanan terminal masih kosong, terpaksa shalat di musholah yang diselenggarakan penduduk, tapi debunya.
Tempat shalat itu menurun ke bawah. Dinding dari triplek, air wudhu tersedia didalam. Kapasitas shalat hanya untuk satu sajadah.

Perjalanan dilanjutkan untuk mengejar Kereta Api ke Jakarta, dipilih dahulu kereta api ekonomi, naik bus kota dari Terboyo ke Stasiun Poncol, sesampai disana karcis kereta habis, kemudian pindah ke stasiun Tawang, disana dijual tiket bisnis dan eksekutip, bisnis tiketnya juga habis, terpaksa naik Kereta Api Ekskutip Kamandanu, jam berangkat jam 21.00. Sebab Yasin sewaktu ditawari bermalam di Semarang ia menggelengkan kepala, tana ngak mau.

Setelah tiket ditangan didapat seharga dua tiket tigaratus empat puluh ribu, anggap aja hiburan buat Yasin yang selalu ingin naik kereta Api eksekutip. Kemudian mencari tempat shalat manghrib, berjalan melewati bangunan dan jalan sepi disekitar stasiun Tawang.

Jalan yang lebar dengan jumlah kendaraan yang sedikit, menambah sepi suasana.
Belum makan malam, harus cari makan.
menelusuri jalan yang sepi sekitar stasiun Tawang, menuju selatan.
sepanjang jalan di bangunan tua yang tidak digunakan banyak wanita tua dan jelek memperagakan diri, ini betul penyakit masyarakat.
Bangunan tua yang dijadikan bertempat tinggal itu tidak berlampu. sangat kumuh terlihat.
Hanya yang sakit jiwa saja yang mau mampir.
Saya melewati pemandangan ini bolak balik tanpa mendapat kesan yang baik.
Shalat maghrib dan Isya di asrama polisi, kemudian makan nasi goreng, Yasin nggak mau makan, harapannya dapat makan dari kereta, kan naik kereta eksekutip, padahal setelah naik kereta tidak dapat nasi.

Berjalan mencari oleh-oleh
nggak didapat, makan an yang ditawarkan sangat lumrah di Jakarta, sehingga tidak tertarik untuk membeli oleh- oleh.
Berjalan balik ke stasiun Tawang, setibanya di stasiun Yasin mencari ruang tunggu eksekutif, mau lihat TV katanya.

Pemberangkatan KA Kamandanu di tunda

Jam 21.00 berarti saat keberangkatan KA Kamandanu, tetapi kereta pun belum berangkat sebab lokomotif penariknya belum datang, masih di Semarang Poncol, tetapi penumpang sudah boleh naik ke kereta, sehingga dipakai tidur-tiduran oleh sebagian besar penumpang, yang mana hari sudsah malam, kantuk pun datang.

Jam 21.30 kereta berangkat, Gerbong enam yang saya naiki bersama Yasin hanya berisi separuhnya saja, sehingga Yasin bisa menggunakan dua tempat di tiduri demikian juga saya.

Udara Kereta sangat dingin, membuat tidak nyaman, keadaan semakin parahsekitar jam 24.00 perut terasa mulas.

Perjalanan Malam ke Semarang

Jumat, 23 Juni 2006


Perjalanan Malam ke Semarang

Rapat jalan tol

Disposisi dan undangan untuk mengikuti rapat jalan tol ini kemaren pagi saya terima sekitar jam 10 pagi, berangkat dari rumah memang agak siang mengingat acara rapat dimulai siang hari setelah shalat Jumat, mengetahui jikalau saya berangkat siang, Tyas yang akan berangkat kursus pagi merubah pemberangkatannya untuk bersamaan dengan bapaknya keluar dari rumah jam 08,00

Tiba di kantor Departemen Pekerjaan Umum pusat sekitar jam 09.30, setelah parkir motor, berjalan ke kantornya pak Harjono, untuk meminjam komputer yang bisa internet,
Saat itu pak harjono jam 10.00 akan berangkat mengikuti rapat di bangunan sebelahnya yaitu dimana Dirjen Penataan Ruang berada, agenda rapat saya tidak ketahui pasti, yang jelas sudah mendapat ijin untuk menggunakan komputernya.

Shalat Jumat hampir terlambat.

Terlalu asyik di komputer, pak Harjono sudah datang dari rapat dan berangkat sama-sama ke masjid Al ashar, sesampai disana ternyata khatib sudah naik mimbar, susanah masjid penuh sesak, ternyata yang jadi khotib adalah imasm masjid madinah, sepanjang khotba menggunakan bahasa arab,

Makan siang di kantornya pak Harjono

Setelah selesai shalat, saya menyempat diiri menunggu kedatangan pak Harjono sebab sewaktu akan menentuk tempat shalat, pak Harjono memilih di lantai bawah yang tidak berhadapan dengan Khotib, saya tidak mau, saya tetap naii keatas walau sempit., lama ditunggu tidak dating , tinggalkan saja, ternyata sudah ada diruang kantor, kemudian dilanjutkan makan siang sederhana dikantornya,

Rapat Jalan Tol

Saya berjalan berpindah gedung dan naik kelantai 4, ternyata disana ruangan kosong, semapt mencoba keruangan pak Bambang ternyata pak Bambang sudah keluar dari kantor.
Kembali keruang rapat menunggu sendiri samapi dating satu persatu untdangan, yang dating terakhir malahan pihak konsultan yang meminta diadakannya rapat ini,

Rapat membahas Analisa Dampak pembangunan Jalan tol Semarng – Demak.

Konsultan telah melaksanakan pengumuman kepada masyarakt bahwa akan diselenggarakan pembahasan analisa dampak lingkungan, sehingga jikalau masyarakat ada memberi masukan dipersilahkan ditujukan pada alamat yang diumumkan di Koran, Koran yang terpilih adalah harian Suara Merdeka, yang terbit di Semarang Jawa Tengah.

Kemudian sekarang sedang menyusun rencana Kerangka acuan kerja dan tanggal 3 – 8 besok akan dilakukan pembahasan rencana KAK dengan Komisi Amdal Propinsi Jawa Tengah di Semarang.
Jalan Tol Semarang Demak dimulai dari Genuk, Akhir jalan tol yang sudah jadi di Terboyo.
Panjang jalan tol ini sepanjang 24 km
Melewati 18 Desa dan 5 Kecamatan.
Tanah atau Lahan yang dilewati adalah sebagian besar lahan persawahan, lahan tambak, lahan permukiman, lahan tegalan, lahan kawasan industri

Jam 15.15 menit saya keluar dari rapat untuk mengerjakan shalat Ashar, setelah selesai shalat rapat masih dilangsungkan, saya sudah membatasi diri, sekitar jam 16.00 saya mohon diri,walau rapat masih berlangsung sebab tiket pemberangkatan ke Semarang dengan KA Tawang Jaya sudah ditangan, belum pulang.

Sore itu, perjalan pulang biasa seperti hari jumat adalah sepanjang jalan macet, doa selalu dikumandangkan untuk keselamatan perjalanan dan lowongnya keadaan sehingga ,motor yang dinaiki bisa berjalan cepat.

Masuk rumah hanya 10 menit sebelum adzan maghrib, sehingga saya bergegas, Yasin terlihat belum siap, saya hanya mengatakan jikalau mau ikut ya harus sudah siap dalam waktu lima menit, tidak ada acar makan, minium, semua dianggap sudah dilakukan, apa gunanya waktu sebelumnya.

Tiba-tiba terdengar adzan maghrib, lepas semua pakain ganti, tadi sih rencana tidak ganti, kerena akan mengambil wudhu yan harus ganti pakaian, dan shalat berjamaan Maghrib dan Isya yang dimajukan, kemudian berangkat, kelaur dai rumah naik ojek, dengan pesan kepada penarik ojek untuk meminta uang bayarannya dirumah nanti setelah balik mengantar.

Kemudian naik angkot untuk menuju ke Cileungsi, jarak sejauh 7 Km ini ditempuh hampir 45 menit, sebab macetnya luar biasa, doa selalu dilayangkan agar perjalanan ke Semarang ini tidak menimbulkan kerugian, tidak terlambat kereta api.
Kemacetan ini disebabkan sedang diperbaiki ruas jalan ini pada titik di depan pabnrik garmet citra indah, dan di titik pondok damai.
Sewakatu angkot bisa melepaskan diri dari kemacetan,mendekati perempatan Cileungsi, Bus Pattas AC jalur Cileungsi Pasar Senen stasiun tidak ada, berarti harus naik angkot 56 kembali ke Uki.

Sewaktu sopin angkot mencoba ngetem di depan Cibubur Junction, saya minta dipercepat ngetemnya sebab ada hal yang harus dicapai secepatnya.
Memasuki jalan Tol Cibubur Cawang lancar.
Turun di Cawang pilihan jatuh pada Ojeg Sepeda motor, disetuji biaya mengantar ke Stasiun Jatinegara enam ribu rupiah.

Naik ojeg menembus kemacetan ruas Cawang – Kebun Nenas, setelah itu lancar sampai ke stasiun Jatinegara, tiba di stasiun Jatinegara jam 20.05

Masih banyak waktu menunggu, ramainya masyarakat yang hendak naik berbagai kereta ke segala arah tujuan memadati stasiun malam ini.
Sempat saya makan malam dari bawaan yang dibawa ibunya dari rumah, Yasin saya tawari ia tidak mau, ia asyik melihat kebawah, kok banyak uang dihamburkan, ada dua hamburan uang, tiba-tiba serombongan anak belia lewat, ia hanya melihat uang yang seribu rupiah, dan dipungutnya sedangkan Yasin sedang memperhatikan uang lembaran lima ribuan yang tidak ada yang memungutnya. Akhirnya dipungut juga dengan Yasin.

Banyak kereta yang sudah datang dan pergi, dan mulai menurun jumlah kepadatan yang menunggu, tetapi masih juga banyak terlihat dimata, kereta Api Tawang Jaya yang hendak di naiki ini berangkat dari Stasiun Jatinegara jam 21.30.
Sebelum kedatang Tawang Jaya, sep[ta lewat KA Argo Anggrek yang tidak berhenti di stasiun Jatinegara.
Setelh rangkaian itu lewat baru dating rangkaian Tawang Jaya sebagai kereta Api terakhir yang berangkat.

Sewaktu menaiki KA dengan Yasin, tempat duduk saya, sudah diduduki dengan seorang ibu-ibu, saya terpaksa saya tidak mau berpindah ini adalah bagian tempat duduk saya dengan yasin, sambil bersungut-sungut ibu itu pindah juga.
Setelah duduk mulai program minum susunya Yasin dimulai

Kereta berjalan cukup kencang, sebab ia kereta terakhir, sehingga semua kereta sudah menghilang dari kegelapan malam.

Menyelesaikan konsep Perumusan Permasalahan Rumah Susun

Kamis, 22 Juni 2006


Menyelesaikan konsep Perumusan Permasalahan Rumah Susun

Sedari pagi dikantor, sekitar jam 07.30 sudah tak bergerak lagi didepan komputer kantor, untuk menyelesaikan konsep permasalahan rumah susun, Memang pak Pardino sebagai Kapus tidak menentukan batas waktu diselesaikan cepat atau lambat, hanya kerena tingginya semangat ker saja pada badan ini makan sekitar jam 10.00 konsep permasalahan itu selesai.

Sewaktu menyerahkan pak Pardino menerima dengan baik dan akan dibacanya terlebih dahulu,

Kemudian saya tinggal ke Supermarket untuk mencari susu permintaan Fifi, yaitu susu cair indomilk yang ukuran satu literan sebanyak 4 biji yang biasa, dan 1 susu coklat untuk dibawa Yasin kalau ikut ke Semarang.

15 menit kemudian balik lagi kekantor ternyata, ibu- ibu yang dikantor pada pusing mencari saya, sebab Pak Pardino sedang mencari saya, motornya masih ada, tas nya masih ada, berarti pak Sis tidak pergi jauh pikirnya, banyak orang yang disuruh cari, akhir nya jumpa juga, dan mereka rata-rata sangat cemas, sebab dipanggil Kapus.

Sewaktu saya memasuki ruang Kapus, pak Pardino dengan gembira menyambutnya sebab ia baru aja dapat Faks undangan dari BPJT ( Badan Pengendali Jalan Tol ),dan untuk itu menugaskan kepada saya untuk mengikuti rapat besok siang sehabis shalat jumat.

Sewaktu saya menerima faks tersebut, pikiran saya bekerja, hari ini mau pesan tiket kereta api, tetapi kereta api apa, apakah rapat saya ikuti sebentar aja, tetapi ini kan rapat permulaan, harus memberi kesan yang enak.

Pesan Tiket Kereta Api.

Mengingat banyaknya pertimbangan yang harus dipikirkan, maka sebelum berangkat ke Stasiun KA Senen untuk pesan tiket, shalat dhzuhur terlebih dahulu di kantor,

Sesampainya di stasiun Senen, tiket kereta api yang dipesan adalah klas ekonomi yang bersih dan berangkatnya yang paling malam, yaitu KA Tawang Jaya tujuan Jakarta Semarang.

Langsung masuk antrian pemesan, dan saya memesan tiket satu dewasa dan satu anak-anak, untuk Yasin, berangkat besok.

Ganti Kaca HELM.

Sewaktu perjalanan pulang, hujan diatas stasiun Senen menderas turun, terpaksa membuka jas hujan, jas hujan pada robek semua, tapi masih bisa digunakan kerena yang robek bagian pinggang, yang dibutuhkan hanya bagian lengan, sebab lagi menggunakan pelapis hujan ponco yang terluar, tetapi kondisi seperti ini sudah waktunya diganti.

Kaca helm ada masalah sejak dijatuhkan Tyas tiga bulan yang lalu mmemang belum diganti-ganti, saat sekarang kondisi sambungan kaca helm sudah sangat lemah, tidak bisa melindungi muka secara efisien.

Setelah membeli buah jeruk sebanyak dua kilogram seharga enamriburupiah di Celilitan, kemudian motor diarahkan memasuki jalan Celilitan Besar kemudian jalan Pinang Ranti, disana mencari langganan yang pernah mengganti plat nomer kendaraan, ternyata ia juga menjual kaca helm, kaca helm itu berwarna gelap, sewaktu dipakai suasana mendung bawaannya.

Sesampai dirumah, kok mendung terus, apakah sudah sore, e.. ternyata belum melepas helm berkaca gelap.

Menyusun Konsep Penulisan

Rabu, 21 Juni 2006.


Dari pagi sudah berkutat dengan konsep penulisan untuk mengikuti sayembara pembuatan kertas kerja, boleh hasil penelitian atau pengamatan, saya memilih judul “ Intregasi Perencanaan Populasi dan Pembangunan Perdesaan guna Pemeliharaan Sumber Daya Air “.

Hari ini akan saya selesaikan abstract dalam bahasa Inggris dan ringkasannya dalam bahasa Indonesia.


Siang setelah jam 14.00 selesai abstract tersebut, sewaktu memperlihatkan pada pak Pardino, ia memberi masukan untuk merubah judul, # population growth dan pembangunan perdesaan dalam penyelamatan sumber daya air #
Tidak masalah pikirku, toh tidak merubah konsep bahwa perdesaan yang selama ini tidak diperhatikan pembangunannya jangan terlalu banyak dibebani manusia yang meninggalinya.

Terima uang perjalan dinas ke Jepara. Rencana berangkat hari Kamis.

Sesampai dirumah, ibunya dirumah masih memimpin pengajian ibu-ibu Menyadari jikalau hari ini adalah pembagian uang untuk anak yatim, dan yang dibaginya diperkirakan nilainya dibawah empat puluh ribu, sehingga saya cepat menyuruh Astari yang kebetulan ada dirumah untuk menyusulkan uang selembar ini untuk mengangkat uang yang akan dibagikan sehingga setiap anak mendapatkan diatas empat puluh ribu.

Ternyata sewaktu hampir mahgrib, istri pulang menceritrakan jikalau anak-anak yatim dilingkungan Puri Cileungsi sebanyak 12 orang anak mendapat masing-masingnya empat puluh tiga ribu rupiah. Alhamdulillah.

Sarapan nasi gudeg di kantor

Selasa, 20 Juni 2006.

Pagi-pagi sudah dikantor, dan mencoba membuka internet ternyata susahnya bukan main, tiba-tiba Diana datang membawa makanan, ada tamu dari Surabaya katanya, sempat juga Diana menawarkan nasi Gudeg yang dibawanya pagi ini kepada saya, dan saya terima, cukup enak juga. Nasi gudeg yang dibawanya cukup banyak diperkirakan tamu yang datang dari Surabaya belum sempat sarapan.

Jam 10.00 pak Pradoto dari balai Surabaya datang dan betul juga dia belum sarapan.

Jumaat, Jun 23, 2006

Kwetiau buatan sendiri

Minggu, 18 Juni 2006.

Kwetiau buatan sendiri, enak ngak enak pasti habis

Hari minggu tiba, mulai dari semalam sudah terbayang, mau masak apa hari minggu besok, sekarang, pagi-pagi Yasin sudah bangun, ia ingin ikut kepasar dengan ibunya juga, akhirnya berangkatlah pagi itu bertiga bermotor ke pasar membelah dinginnya pagi, jalan belum terlalu ramai, maklum ini hari libur, banyak orang ogah-ogah keluar rumah pagi-pagi.
Kerena hari ini juga membawa jerigen yang lima literan sebanyak dua buah, digantung dibelang di sisi kiri dan kanan tempat duduk, sehingga memasuki pasar Cileungsi harus dari belakang, Kompleks perumahan Pondok Damai Cileungsi, yang pintu belakangnya langsung tembus pasar dan parkir didepan penjual minyak tanah yang belum buka.
Sewaktu turun dari motor, ibunya sempat memegang tangannya Yasin, dan tangan Yasin terasa dingin dan pucat, ibunya sampai ngomel kerena Yasin bermotor tidak mengenakan jiket.
Berjalan beriring bertiga berloncatan menghindar genangan air di pasar rakyat Cileungsi, yang saya belanjakan pertama adalah tempeh sebanyak 2 buah besar seharga Rp 3500,- Yasin hanya nempel saja dengan saya, ngak mau dekat-dekat ibunya, sebab kalau bapaknya kepasar adalah ada temanya, mau makan apa sekarang, kalau ngak ada usulan, ya saya tentukan hari ini makan kwetiau buatan sendiri.
Setelah itu Yasin menunjuk seonggok salak buah yang dijual anggokan di terpal plastik, disepakati sekilonya Rp 2500,- beli dua kilo dan resikonya adalah memilih dengan hati-hati agar tidak mendapat salak buah busuk ujungnya.
Setelah itu berjalan menuju ke penjual kwetiau, tetapi mampir terlebih dahulu membeli emping belinjo yang dirumah, bawaan dari Jogjakarta beberapa waktu yang lalu, sudah hampir habis.
Disetujui harga Rp 17 000 sekilonya, beli sekilo.
Kemudian beli Kwetiau, bakso ikan dan nugget ayam olahan semuanya Rp 9000,- lantas berjalan menuju tempat parkir motor, diperkirakan pak Haji penjual minyak tanah sudah buka, ibunya sudah berjalan entah kemana, saya dan Yasin melepas jerigen minyak tanah untuk di isi 10 liter minyak seharga Rp 23 000 ,-
Sesampai dirumah langsung mengelolah kwetiau, ramai benar dapur, Fifinya berteriak-teriak berebut salak dengan Yasin.Hanya buah salak saja yang bisa dimakan langsung, sementara ibunya mempersiapkan semua kelengkapan ternyata yang lupa dibeli udang, katanya.
Ya tidak apa- apa makan kwetiau kekurangannya udang, dan apa jadinya, kwetiau itu menjadi sepiring besar, dan dimakan sampai maghrib baru makanan itu habis.

Fifi sudah baikan

Jumat, 16 Juni 2006.

Fifi sudah baikan, mau makan sewaktu saya akan berangkat kekantor, sempat jalan-jalan dilingkungan kompleks rumah untuk menenangkan Fifi, sambil menunggu Yasin dan Astari yang sedang bersiap-siap berangkat juga ke sekolah.
Ke Super market belanjanya kurang Rp 30 ,- apakah boleh, ternyata boleh, yang dibelanja pesanan nya Fifi, susu putih susu coklat dan sereal, semua seharga Rp 22030, dan saya hanya ada uang Rp 22 000 ,- tetapi setelah diuraikan kekurangannya, diijinkan, ngak masalah katanya.
Harian Kompas yang selalu datang hari ini tidak datang setelah dicek telepon pengantarnya sakit, besok mau diantar katanya.
Kamis, 15 JUni 2006.

Puasa dan istirahat di rumah.
Jam 23.00 Fifi panas lagi, diminumkan obat penurun panas, saat itu sudah tidak bisa tidur lagi, nonton sepakbola Inggris melawan Togo, inggris menang dua gol.
Rabu, 14 Juni 2006.

Pagi hari sudah berangkat ke kantor, sekarang sasarannya adalah kantor Departemen Pekerjaan Umum, untuk menjumpai pak Jaja, yang ingin membaca hasil survey masukan jalan tol Jogjakarta, Solo, Mantingan, Ngawi dan Kertosono, sewaktu motor saya parkir di kantor Cipta Karya yang lama, sekarang dipakai menteri Negara Perumahan Rakyat, saya me SMS pak Jaja, dan ternyata pak Jaja tidak membalasnya, saya mampir dahulu ke Bank Mandiri di kantor untuk mengambilkan uang yang disodakhohkan ke anak Yatim di komplek perumahan dimana saya dan keluarga tinggal. Kemudian melangkah kembali ke lantai 8 dimana pak Jaja berkantor.

Sewaktu pintu saya buka ternyata pak Jaja sedang asyik dengan computer Laptop barunya, setelah unjuk salam dan dijawab, kemudian salaman, kemudian menanyakan kenapa SMS tidak dibalas, sudah dibalas katanya, tetapi terkait dengan kesibukan pagi ini maka sampai wajah sudah bertatap muka sms dari Hp saja belum masuk.

Rezeki Pak Jaja yang Berdatangan

Dengan kegembiraan yang mengambang dari senyumnya, ia menanyakan bagaimana Jogjakarta, dalam kaitan survey jalan tol itu, kemudian saya sampaikan satu copy laporan survey yang saya buat, dibaca sepintas dan pak Jaja cukup bisa menerima, sudah disampaikan ke pak Irian belum katanya, saya hari senin kemaren menyampaikan ke pak Permadi, Sampai nggak, kata pak Jaja, ini penting sebab sudah diumumkan di koran Harian Kompas beredar seluruh indonesia tetapi yang ngasi masukan cuma satu orang ini aneh, ya aneh sebab tidak ada uangnya jawabku, kan bagi orang beriman hal itu kan tidak berlaku, ada kuasa nggak dia saat itu.
Sewaktu saya tanyakan bagaimana Malaysia, jawabnya, ya itu masalah luar biasa, setelah bertemu terakhir dengan pak Jaja, sekitar dua hari sebelum berangkat ke Solo, sewaktu pak Jaja menyampaikan bantuan untuk berjalan ke Solo, sebab niat survey ini adalah untuk menjawab iklan yang dipasang BPJT dan menurut taksiran awam pasti iklan ini tidak bereaksi secara signifikan, sehingga tidak perlu SPPD dari Pemerintah pun iklan ini harus ada yang menjawab, bila seluruh rakyat Indonesia tidak bereaksi terhadap iklan ini, harus ada salah satunya yang bereaksi, dan disinilah paj Jaja sanagt salut untuk memberikan bantuan keberangkatan survey jalan tol ke Solo tiga minggu yang lalu, tetapi setelah itu katanya, namanya yang di usulkan oleh BPJT untuk mengikuti anjangsana / peninjauan pelaksanaan penanganan jalan tol di Malaysia, terletak pada raking yang sangat jauh dari incaran mata memandang, tapi tak disangka setelah peristiwa memberi bantuan survey ke Solo itu, namanya masuk nominasi, dan tidak beberapa lama berangkatlah ia ke Malaysia, dan ceritranya sesampai disana anggota delegasi dari Indonesia di pencar, di pisah-pisah, dan sewaktu ia menunjukan computer Laptopnya yang baru ia mengatakan membelinya di Singapura, ya dari menyisihkan uang saku perjalanan dinas ke Malaysia itu, kemudian sewaktu balik kerumah, persiapan umroh sedang dilakukan, ini ceritra rezeki yang luar biasa. Uang yang telah dibayarkan untuk berangkat Umroh sudah diganti dengan Allah, yaitu istri pak Jaja yang mendapat waris dari penjulan rumahnya di Jogjakarta, dua hari sebelum gempa Jogjakarta, telah laku dan uangnya telah dikirim ke Jakarta, pak Jaja sempat berbicara, musimnya kita memberi sumbangan ke Jogjakarta kok kita malahan dapat rezeki dari Jogjakarta.
Kemudian sekitar jam 11.0 siang pak Jaja mengajak makan ke warung padang lnggana di sudut Kantor Cipta Karya yang lama, dan disana pak jaja membisikan juga jikalau Yasin dan kakanya di siihkan jua, sehingga nasi padang yang dibungkus ada empat.

Sepatunya Fifi seharga duaribu

Selasa, 13 Juni 2006.

Rencana bertemu dengan pak Jaja, tetapi berita dari pak Jaja, ia sedang melakukan pertemuan di Pasar Minggu, sehingga waktunya belum bisa dipastikan.

Sepatu Rp 2000 ,-

Hari ini anak-anak menatakan jikalau susu di rumah sudah habis, sehingga sewaktu berangkat dari rumah tadi pagi di niatkan untuk membeli susu, susu ini terdiri susunya Astari, Susunya Fifi, Susunya Yasin dan Susunya Tyas.

siangnya setelah mendekati jm 14.00 siang dikantor menyempatkan untuk pergi ke Carefure supermarket dibelakang kantor, cukup berjalan kaki, disana menjumpai sepatunya Fifi di diskon habis sehingga menjadi seharga Rp 2000 ,- tidak terlalu baik sih dan tidak jelek pula, sebab sesampai dirumah fifinya sangat senang, kain lapis dalam kakinya gampang terkelupas, dikupas sekalian dan di lem aru , diistirahatkan semalaman dan besoknya sudah bisa dipakai lagi.

Fifi Sakit Lagi

Senin, 12 Juni 2006.

Fifi Sakit.

Mulai meriang sejak minggu kemaren 11 Juni 2006, pagi sekitar jam 10.00, saat ibunya hendak menidurkan disampingnya, tiba-tiba kakak nya Yasin dan Astari ingin melihat bazar yang diselenggarakan RW 08 Puri Cileungsi dalam rangka pemilihan RW, saya dan istri sudah memilih RW dan sekarang sedang istirahat, saat keluar kakaknya itulah Fifi ikut keluar, dan sepulangnya badannya terasa hangat, dan sore harinya sudah menjadi hangat.
Malamnya saat menyaksikan pertandingan Sepak Bola Piala Dunia saya sempat meraba pergelangan kaki Fifi, dan terasa hangat, seusai shalat Isya tadi berjamaah dengan anak-anak semua berdoa buat kesembuhan Fifi, akhirnya sambil menonton piala dunia, saya memarut kunyit untuk diperas sebanyak satu sendok makan dan diminumkan ke Fifi, agar panasnya tidak menjadi- jadi, dan memang betul setelah diminumkan perasan kunyit tersebut Fifi tidurnya nyenyak, nonton pertandingan tidak bias diteruskan sebab takut Fifi terganggu suara TV yang dihidupkan mengganggu tidurnya.

Serombongan Nasrani Mekkah memasuki agama Islam.

Sore tadi sempat membaca tarich Nabi Muhammad SAW, dan terbaca dalam tarich tersebut serombongan kabila dari luar kota Mekka yang berbanyak sekitar duapuluh lima orang memasuki kota Makka, dan mencari Rasullulloh, sebab ia mendengar dikalangan suku Quraisy terdapat seseorang yang diangkat menjadi Rosul dan Nabi penyeru semua umat untuk bertakwa kepada Allah, semata.
Rombongan itu menjumpai Rosul dan menyaksikan apa yang dilihatnya yaitu saat Nabi Muhammad SAW melantunkan ayat-ayat Alquran, dan ter cengkam kabila tadi mendengarkannya sebab yag didengar nya itu adalah apa yang diuraikan di dalam Taurat dan Injil yang mereka baca sehari-hari tetapi tidak tuntas, dan sekarang terasa ada jawaban kelanjutan dari Taurat tersebut dan jawaban itu ada di Al Quran, secara kuat serombongan orang tersebut menyatakan dirinya Islam, dan mendengar itu Abu Jahal, salah seorang Paman Nabi Muhamad SAW yang paling sangat membecinya mengatakan Kamu adalah serombongan manusia bodoh yang pernah saya jumpai, Aku lebih tahu siapa itu Muhammad, dan sekarang engkau yang telah Nasrani kok mau-mau nya menyatakan Islam kepada Muhammad.
Cacian yang diutarakan Abu Jahal tersebut dijawab oleh serombongan Nasrani yang telah menyatakan dirinya Islam dengan jawaban yang santun, Saya telah mendapatkan jawaban dari awal ceritra yang ada di Taurat dan Injil, yaitu berada di wujud Rosullulloh Nabi Muhammad SAW, sebagai Nabi terakhir, dan rugi besar siapa yang tidak meng imam minya, kerugian itu itu sebanding denga caciamu hai Paman Rasul, Abu Jahal, biarkanlah kami yang bodoh ini memeluk Islam sebagai agama kami dan kami tidak membalam cacianmu, hanya orang yang dungu saja yang tidak melihat kebesaran sinar Rasullulloh SAW.
Demikian dekatnya terasa hadirnya Rasullulloh Nabi Muhammad SAW dirumah mungil ini sehingga sewaktu Fifi sakit secepatnya semua serumah bersujud setelah shalat Isya untuk meminta pertolongan kesembuhan pada Allah SWT semata.




Kantor Lingkungan Hidup

Sudah menjadi target, hari ini adalah pemasukan saran dan tanggapan atas rencana pembangunan jalan tol Jogjakarta- Solo-Mantingan- Ngawi- Kertosono, walau batas waktu maksimal adalah besok tanggal 16 Juni 2006.
Berangkat dari kantor Pasar Jumat setengah satu siang, dan tiba di Lingkungan Hidup sekitar jam setengah dua siang, sesampai disana langsung naik kelantai enam, dan mencari siapa yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, analisa lingkungan pembangunan jalan tol.
Dari keterangan sekretaris depan dianjurkan saya duduk dan dipanggilkan seseorang yang berjenggot dan berumur muda, namanya Ahmad, dan dia tidak tahu menahu atas rencana Pembangunan Tol Jogjakarta – Lo- Ting- Wi- Kertosono, ia berusaha ingin tahu dari atasannya dan atasannya seorang wanita yang juga tidak tahu menahu, kemudian sewaktu saya sodorkan Koran Kompas terbit tanggal 5 Mei 2006 yang memuat perihal rencana tersebut, dia aja baru membaca, sangat tidak profesionil, dan ada kesan Lingkungan Hidup di Jumping dengan BPJT ( Badan Pengelolah Jalan Tol ) di bawah Departemen Pekerjaan Umum.
Keluhan dari pimpinan Ahmad adalah sering peristiwa ini terjadi dan serba mendadak dan minta selesai secepatnya.
Saya tinggalkan Kantor Lingkungan Hidup setelah saya beri kopian dari konsep masukan Jalan Tol tersebut. dan saya menuju ke Departemen Pekerjaan Umum.

Badan Pengelolah Jalan Tol

Sewaktu saya sampai dijalan Tendean, Hp dikantong saya bergetar, dan ternyata dari Pulung, Sarjana geologi yang lagi magang di kantor sebagai pegawai baru, ia sengaja saya bawa untuk menjumpai pak Saleh Latuconsina.
Sesampainya disana saya langsung menjumpai mereka yang sedang menunggu ( Pulung dengan salah seorang temannya yang dari Jogjakarta ) kemudian beriringan berjalan ke lantai dua ke kantor BPJT dan disana menjumpai salah seorang pimpinan bagian Pak Permadi, untuk menyetor masukan jalan tol Jogjakarta- Solo-Mantingan- Ngawi-Kertosono, dan diterima dengan baik.

Pak Saleh Latuconsina

Kemudian berjalan beriring bertiga ke kantor Staf Akhli Menteri Khusus, Bapak Saleh Latuconsina, didalam ruangan masih ada tamu sehingga bertiga menunggu diruangan depan, kemudian Pak Saleh terlihat membuka pintu, dan Tamu dari Infokom pun keluar, didalam ruangan banyak membicarakan peluang- peluang bagi sarjana baru, untuk bertahan dalam kesabaran dan tak henti mencari informasi, saat itu Pak Saleh menyebut nama Arso Darmono saat ia menjadi Kanwil PU di Maluku, dimana pak Saleh sebagai sarjana baru, ia ditugasi macam-macam, dan sampai sekarang masih diingat tugas tersebutm ternyata kelak sangat bermanfaat.
Pembicaraan beralih ke Sidorjo, Porong terhadap semburan bebas gas yang disertai lumpur yang kini telah melewati jalan tol Surabaya Gempol, pak Saleh yang dari pagi tadi rapat di ruang menteri dan dipimpin oleh Sekretaris Jendral Menteri, menginformasikan jikalau sekarang ini yang berkompeten pada masalah ini adalah Sumber Daya Mineral dibawah Departemen Pertambangan dan Energi, yang betul berkaitan dengan Departemen Pekerjaan umum adalah limpahan lumpur panas ke Jalan tol Surabaya- Gempol, bagaimana mengambil tindakannya.


Shalat Ashar di Masjid Al Salam Depart PU

Setelah mengakhiri pertemuan dengan Pak Saleh, bertiga sepakat untuk berpisah, saya ke masjid dahulu mengerjakan shalat Ashar langsung pulang, sedangkan mereka ada yang nasrani, silahkan kekantor lagi.
Seusai shalat sempat mampir ke bapak Harjono, dan selanjutnya pulang.
Perjalanan pulang sore itu dari departemen Pekerjaan Umum, tidak terlalu sempit dengan macetnya, yang jadi niat adalah pulang secepatnya biar bisa buka puasa dirumah, perjalanan pulang melewati Pasar Raya Melawai Blok M, Pangeran Antasari dan belok kekiri yang tembus ke Kemang, sampai dikuburan Jeruk Purut belok Kanan dijalan Kemang samapi ketemu Jalan Mampang yang kearah Departemen Pertanian, belok kiri Pasar Rebo saat itu panorama diatas jembatan Fly Over Pasar Minggu sangat cerah, saya tahu, tidak beberapa lama lagi kecerahan ini akan hilang dan berganti dengan memudarnya abu- abu warna sore, dan belok kanan kompleks Militer Kramat Jati, Jalan Bogor Lama sampai perempatan Cibubur, belok kiri, sampai di Cibubur Juction, mal baru ditengah jalan dan lurus ke Cileungsi, saat ini panorama sudah menuju senjah dan tidak beberapa lama lagi pasti maghrib datang.
Motor berjalan cukup kencang dan sewaktu sampai di ruas Cileungsi- Gandoang kemacetan akibat perbaikan jalan di dua tempat membuat sedikit terhambat, pantulan sinar matahari dari kendaraan yang mengkilap didepan saya menyiratkan warna kemerahan mendekati maghrib.
Sesampai dirumah maghrib pun belum datang, sewaktu melepas semua perlengkapan yang menempel dibaju saat berkendaraan ( plastik pelindung dada, jiket almarhum bapak, pelindung debu hidung, helm ) terlihat Fifi datang mendekat dan langsung minta digendong, sambil mengatakan pa- pa fifi belum sembuh lho, kalau belum sembuh kok sudah lincah lagi, kataku
Ayo bapak mau buka puasa, ingat bapak pulang untuk mengejar buka puasa supaya dirumah dan bapak berkendara cukup kencang untuk pulang kali ini, kemudian terlihat kesibukan persiapan, tetapi hidangan belum tersaji, adzan maghrib di televisi sudah menyeruak, saya cepat menyambar teko air dan di-iringi doa buka puasa kali ini dengan doa sehat anak-anak, istri dan saya sendiri nikmat sehat itu luar biasa, kemudian doa peningkatan takwa, selanjutnya meminumnya tanpa cangkir. Anak-anak melihatnya sambil mengembangkan senyum ah jorok bapak,