selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Jumaat, Jun 23, 2006

Rabu, 14 Juni 2006.

Pagi hari sudah berangkat ke kantor, sekarang sasarannya adalah kantor Departemen Pekerjaan Umum, untuk menjumpai pak Jaja, yang ingin membaca hasil survey masukan jalan tol Jogjakarta, Solo, Mantingan, Ngawi dan Kertosono, sewaktu motor saya parkir di kantor Cipta Karya yang lama, sekarang dipakai menteri Negara Perumahan Rakyat, saya me SMS pak Jaja, dan ternyata pak Jaja tidak membalasnya, saya mampir dahulu ke Bank Mandiri di kantor untuk mengambilkan uang yang disodakhohkan ke anak Yatim di komplek perumahan dimana saya dan keluarga tinggal. Kemudian melangkah kembali ke lantai 8 dimana pak Jaja berkantor.

Sewaktu pintu saya buka ternyata pak Jaja sedang asyik dengan computer Laptop barunya, setelah unjuk salam dan dijawab, kemudian salaman, kemudian menanyakan kenapa SMS tidak dibalas, sudah dibalas katanya, tetapi terkait dengan kesibukan pagi ini maka sampai wajah sudah bertatap muka sms dari Hp saja belum masuk.

Rezeki Pak Jaja yang Berdatangan

Dengan kegembiraan yang mengambang dari senyumnya, ia menanyakan bagaimana Jogjakarta, dalam kaitan survey jalan tol itu, kemudian saya sampaikan satu copy laporan survey yang saya buat, dibaca sepintas dan pak Jaja cukup bisa menerima, sudah disampaikan ke pak Irian belum katanya, saya hari senin kemaren menyampaikan ke pak Permadi, Sampai nggak, kata pak Jaja, ini penting sebab sudah diumumkan di koran Harian Kompas beredar seluruh indonesia tetapi yang ngasi masukan cuma satu orang ini aneh, ya aneh sebab tidak ada uangnya jawabku, kan bagi orang beriman hal itu kan tidak berlaku, ada kuasa nggak dia saat itu.
Sewaktu saya tanyakan bagaimana Malaysia, jawabnya, ya itu masalah luar biasa, setelah bertemu terakhir dengan pak Jaja, sekitar dua hari sebelum berangkat ke Solo, sewaktu pak Jaja menyampaikan bantuan untuk berjalan ke Solo, sebab niat survey ini adalah untuk menjawab iklan yang dipasang BPJT dan menurut taksiran awam pasti iklan ini tidak bereaksi secara signifikan, sehingga tidak perlu SPPD dari Pemerintah pun iklan ini harus ada yang menjawab, bila seluruh rakyat Indonesia tidak bereaksi terhadap iklan ini, harus ada salah satunya yang bereaksi, dan disinilah paj Jaja sanagt salut untuk memberikan bantuan keberangkatan survey jalan tol ke Solo tiga minggu yang lalu, tetapi setelah itu katanya, namanya yang di usulkan oleh BPJT untuk mengikuti anjangsana / peninjauan pelaksanaan penanganan jalan tol di Malaysia, terletak pada raking yang sangat jauh dari incaran mata memandang, tapi tak disangka setelah peristiwa memberi bantuan survey ke Solo itu, namanya masuk nominasi, dan tidak beberapa lama berangkatlah ia ke Malaysia, dan ceritranya sesampai disana anggota delegasi dari Indonesia di pencar, di pisah-pisah, dan sewaktu ia menunjukan computer Laptopnya yang baru ia mengatakan membelinya di Singapura, ya dari menyisihkan uang saku perjalanan dinas ke Malaysia itu, kemudian sewaktu balik kerumah, persiapan umroh sedang dilakukan, ini ceritra rezeki yang luar biasa. Uang yang telah dibayarkan untuk berangkat Umroh sudah diganti dengan Allah, yaitu istri pak Jaja yang mendapat waris dari penjulan rumahnya di Jogjakarta, dua hari sebelum gempa Jogjakarta, telah laku dan uangnya telah dikirim ke Jakarta, pak Jaja sempat berbicara, musimnya kita memberi sumbangan ke Jogjakarta kok kita malahan dapat rezeki dari Jogjakarta.
Kemudian sekitar jam 11.0 siang pak Jaja mengajak makan ke warung padang lnggana di sudut Kantor Cipta Karya yang lama, dan disana pak jaja membisikan juga jikalau Yasin dan kakanya di siihkan jua, sehingga nasi padang yang dibungkus ada empat.

Tiada ulasan: