selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Jumaat, Jun 23, 2006

Kwetiau buatan sendiri

Minggu, 18 Juni 2006.

Kwetiau buatan sendiri, enak ngak enak pasti habis

Hari minggu tiba, mulai dari semalam sudah terbayang, mau masak apa hari minggu besok, sekarang, pagi-pagi Yasin sudah bangun, ia ingin ikut kepasar dengan ibunya juga, akhirnya berangkatlah pagi itu bertiga bermotor ke pasar membelah dinginnya pagi, jalan belum terlalu ramai, maklum ini hari libur, banyak orang ogah-ogah keluar rumah pagi-pagi.
Kerena hari ini juga membawa jerigen yang lima literan sebanyak dua buah, digantung dibelang di sisi kiri dan kanan tempat duduk, sehingga memasuki pasar Cileungsi harus dari belakang, Kompleks perumahan Pondok Damai Cileungsi, yang pintu belakangnya langsung tembus pasar dan parkir didepan penjual minyak tanah yang belum buka.
Sewaktu turun dari motor, ibunya sempat memegang tangannya Yasin, dan tangan Yasin terasa dingin dan pucat, ibunya sampai ngomel kerena Yasin bermotor tidak mengenakan jiket.
Berjalan beriring bertiga berloncatan menghindar genangan air di pasar rakyat Cileungsi, yang saya belanjakan pertama adalah tempeh sebanyak 2 buah besar seharga Rp 3500,- Yasin hanya nempel saja dengan saya, ngak mau dekat-dekat ibunya, sebab kalau bapaknya kepasar adalah ada temanya, mau makan apa sekarang, kalau ngak ada usulan, ya saya tentukan hari ini makan kwetiau buatan sendiri.
Setelah itu Yasin menunjuk seonggok salak buah yang dijual anggokan di terpal plastik, disepakati sekilonya Rp 2500,- beli dua kilo dan resikonya adalah memilih dengan hati-hati agar tidak mendapat salak buah busuk ujungnya.
Setelah itu berjalan menuju ke penjual kwetiau, tetapi mampir terlebih dahulu membeli emping belinjo yang dirumah, bawaan dari Jogjakarta beberapa waktu yang lalu, sudah hampir habis.
Disetujui harga Rp 17 000 sekilonya, beli sekilo.
Kemudian beli Kwetiau, bakso ikan dan nugget ayam olahan semuanya Rp 9000,- lantas berjalan menuju tempat parkir motor, diperkirakan pak Haji penjual minyak tanah sudah buka, ibunya sudah berjalan entah kemana, saya dan Yasin melepas jerigen minyak tanah untuk di isi 10 liter minyak seharga Rp 23 000 ,-
Sesampai dirumah langsung mengelolah kwetiau, ramai benar dapur, Fifinya berteriak-teriak berebut salak dengan Yasin.Hanya buah salak saja yang bisa dimakan langsung, sementara ibunya mempersiapkan semua kelengkapan ternyata yang lupa dibeli udang, katanya.
Ya tidak apa- apa makan kwetiau kekurangannya udang, dan apa jadinya, kwetiau itu menjadi sepiring besar, dan dimakan sampai maghrib baru makanan itu habis.

Tiada ulasan: