selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Selasa, November 17, 2009

Tyas berangkat sendiri



Rabu, 26 Agustus 2009.


Setibanya di rumah sore ini di beritahukan jikalau Tyas sudah berangkat ke Denpasar, dengan kereta api ekonomi tujuan Surabaya dan nanti di lanjutkan lagi ke Denpasar dengan Mutiara Timur.

Ibunya sangat tertekan dengan sikapnya Tyas yang berangkat dengan sedikit rasa dongkol, ibunya merasa sedikit sunyi.

Ia berangkat di saat ibu- ibu pengajian pagi itu akan melakukan pertemuan di bulan puasa dan saat ibu- ibu mulai membanyak ia keluar dengan bersungut- sungut, langsung naik ojeg.

Jam 23.55 keluar rumah untuk mulai jaga malam di lingkungan RT.

Jaga Malam


Kamis, 27 Agustus 2009


Jam 02.00 masuk lagi kerumah setelah berjalan mengelilingi RT 5 RW 8 Desa Gandoang.


Rasa kantuk yang sedemikian kuatnya, padahal tadi sebelum keluar sempat membuat jus sayur biar badan segar dan sekarang pulangnya juga tetap minum teh rosela.

Makan sahur terlebih dahulu kemudian shalat malam, dan setelah itu melihat jam dinding masih jam 03.00, membangunkan Yasin agar segera sahur sebab jikalau bapaknya sudah tertidur kerena kantuknya pagi ini tak akan bangun sampai adzan shubuh terdengar.

Adzan shubuh terdengar dan shalat shubuh setelah itu tertidur lagi.

Berangkat kekantor tanpa halangan, sempat shalat dlhuha di masjid kuning cibubur, dan dengan rasa kantuk sampai juga kekantor.

Saat pulang sore hari di langit terlihat mendung dan saat akan keluar dari kantor sekitar jam 16.00 sudah hujan, pakai mantel hujan dan melintasi Jakarta dibawah rintikan hujan yang cukup sejuk deras kecil.

Sampai di rumah masih terasa ada hujan sedikit.

Bulan Puasa PLN Mati




Selasa, 25 Agustus 2009.

Jam 03.00 saat akan sahur, keluar rumah di ke gelapan malam, ternyata PLN masih padam, minta air dengan pak Putut yang sedang berdiri di kejauah keremangan malam, sebab malam itu hanya rumahnya saja yang diterangi dengan lampu gen set.

Makan sahur sangat menghemat air, sedemikian juga shalat shubuh, akhirnya setelah shalat shubuh mengangkat air dua ember dari rumahnya pak Putut, sebagai cadangan dirumah untuk yang akan buang air.

Acara ke kantor di batalkan sebab ngak mandi, sebab lagi kasihan meninggalkan rumah kalau air ngak menjamin keberadaannya.

PLN mulai hidup lagi jam 13.30 siang. Terlihat istri semangat untuk mencuci pakaian, dan saya membersihkan ruangan.


Dan kelelahan timbul.

Jumaat, November 13, 2009

hari pertama bulan puasa

Sabtu, 22 Agustus 2009





Jam 03.00 bangun untuk mengerjakan sahur puasa hari pertama.




Minggu, 23 Agustus 2009.

Sudah sejak beberapa hari yang lalu, berencana dengan istri agar ada kehidupan di RT untuk menyambut bulan puasa, makan dibuatkan menyambut buka puasa di hari perama bulan puasa adalah lomba menggambar dan menciptakan lagu.

Acara buka puasa di iringi dengan lomba tingkat anak anak RT, lombanya adalah menggambar dan membuat lagu ramadhan sederhana.

Banyak anak- anak yang datang ada yang satu dua di iringi dengan ibunya, lomba di mulai sejak selesai shalat ashar.




Suasana lomba sambil menjemput saat buka puasa




Peserta lomba menggambar yang paling kecil






Berbaris dahulu sebelum mulai menggambar



Fifi mulai menggambar



Sabtu, 22 Agustus 2009.

beberapa saat sebelum di mulai acara menggambar menyambut buka puasa


Hasil penggambaran anak- anak se RT 5 RW 8 Kompleks Perumahan Puri Cileungsi


















Saat jam buka puasa masuk kemudian acara buka puasa di mulai.




Senen, 24 Agustus 2009.

Maghrib itu sudah mendekat, tetapi semenjak keluar dari kantor tadi sore, kemacetan sangat panjang, luar biasa, di kejauhan kerumunan warna hitam sebagai pantulan helm pengendara motor sangat banyak di jalan Simatupang.

Saat adzan maghrib saat buka puasa masuk ke masjid milik perumahan angkatan darat di Cibubur, dengan menu air putih aqua gelas dan es kelapa yang tidak lagi dingin.

Memasuki rumah ternyata istri telah pergi ke masjid mengikuti shalat.

Menunggu sampai istri datang, sementara belanjaan yang di beli tadi siang dari giant super market di turunkan dari motor oleh Astari dan Fifi, dua anak ini memilih tidak ke masjid, sementara Tyas belum pulang dari RSCM.

Saat akan shalat Isya malam itu saya minta di temani istri sebagai makmum shalat sodaqoh, walau ia sendiri telah mengerjakan shalat tersebut.

Setelah makan langsung tidur kerena lelahnya. Dan sekitar jam 23.00 sadar, mengapa dunia ini sepi sekali, dan keremangan cahaya langit menembus tempat tidur, ternyata PLN padam.

Sangat sunyi, kesunyian malam terasa, tetapi cadangan air ngak ada, ini sesuatu kegawatan.

ke Makam di Tengah Malam

Kamis, 20 Agustus 2009.

Pagi sekitar jam 03.00
Saat jam pembangun tidur di Hp berbunyi, saat mana sebaiknya menghadap kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. Menyadari bahwa gerak gerik ini senantiasa ter awasi oleh Nya, sehingga bada ini tidak terlalu liar, sempat meng Hp istri di Jakarta untuk bangun mengerjakan shalat juga.

Sementara pak Tjik Nanang sedang tidur dan mulai terbangun juga.

Shalat Shubuh pun telah di kerjakan sekarang menunggu sarapan, kerena terlalu pagi minta sarapan saat mana tamu yang lain belum bangun, dan juga memang semalam masuk kota Surabaya sama sekali tidak makan lagi, cukup makan siang di Kantor sebelum berangkat kemaren siang.

Saat menjumpai pak Budi yang sedang duduk di Loby hotel Amy ikut juga mengambil sedikit sarapan berupa air jus buah jeruk dan jambu, dan roti tawar.

Acara Pembahasan Jembatan Surabaya Madura yang sudah dibuat di laksanakan di Balai Besar V Binamarga Suarabaya, lokasinya berdekatan dengan terminal bus Bungurasih.

Beberapa tanggapan disampaikan oleh Kepala Balai V, PuslitbangSebranmas, Pusjatan, Analisi LL.

Saat adzan dzhuhur terdengar, keluar sebentar untuk mencari tempat shalat.

Musholahnya kecil dan bersih.

Acara berikutnya adalah diskusi dari paparan yang telah di sajikan, Saya mengusulkan 1, Memberi analisa kualitatip pengaruh jembatan Surabaya- Madura terhadap konsistensi Tata Ruang Wilayah Jawa Timur.

Yang harus di persiapkan adalah bagaimana keberadaan Jembatan ini bisa memacu pertumbuhan ekonomi riil masyarakat Jawa Timur khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Madura masih harus dikembangkan, tetapi perkembangan yang memicu pertumbuhan wilayah Jawa Timur lainnya sehingga keberadaan Jembatan di rasa manfaatnya oleh seluruh lapis masyarakat.

Jam 14.00 acara berakhir.

Jam 14.30 saat saya turun dari mobilnya Hakim Anwar baru sadar jikalau kamera yang di pinjam dari kantor belum ada baterynya.

Menyusuri jalan raya besar itu untuk mulai bertanya mana toko penjual batery, keadaan pertokoan sangat kumuh, bisa jadi tidak dapat ijin renovasi sebab wilayah ini termasuk wilayah kota Surabaya yang akan dikembangkan.

Memasuki terminal dari pintu dimana keluarnya bus- bus antar propinsi dari terminal, tujuan utama adalah mencari masjid dekat terminal untuk mengerjakan shalat Ashar, keadaan siang itu sangat terik, panas menyengat pancaran matahari terasa di kulit kering, setelah bertanya remaja di pertengahan jalan dimana letak masjid, ia menunjukan untuk menyebrang jalan dan memasuki gang yang terlihat ramai dengan sepeda motor ojeg, ternyata di masjid ada dua orang makmum shalat yang sedang menunggu datangnya waktu shalat Ashar dan kini tidur- tiduran di emper masjid, udara panas membuat semua harus beristirahat.

Ia berceritra jikalau tempat tinggal istrinya ada di Kemanggisan Slipi Jakarta Barat, istrinya orang betawi asli, ia banyak bercerita sewaktu akan menikahi istrinya yang orang betawi itu, yang serba lengkap dan semua bisa di penuhi, pembicaraan selanjutnya berkisar perbedaan hidup di Surabaya dan hidup di Jakarta.

Saat adzan Ashar dikumandangkan bersiap- siap melakukan shalat Ashar dan saya berposisi menjadi imam shalat, kerena masjid sedang di perbaiki maka shalatnya cukup di emper belakang.

Shalat selesai kemudian berkemas hendak berangkat lagi, berjalan keterminal, menunggu cukup lama, dapat teman bicara seorang pegawai PU Pusat yang di kerjakan di Surabaya, akhirnya bus tujuan Probolinggo Jember Banyuwangi datang, naik saat bus itu berhenti, dan penumpang sudah cukup banyak di dalam, saat bus mulai bergerak saat mana ngantukpun datang dan teridur nyenyak di dalam udara surabaya yang panas.

Agak mulai sadar saat bus memasuki jalan putar untuk mencari jalan alternatip ke Tanggulangin, ini berarti terjadi kemacetan luar biasa sehingga bus mencari jalan tikus.

Kerena ngantuknya akhirnya tertidur lagi, dan mulai sadar sewaktu bus memasuki kemacetan di kota gempol setelah Lumpur Sidoharjo, memang dari semua arah kendaraan sangat banyak.

Sore hari semakin merangkak senja, tidak beberapa lama lagi maghrib pun tiba, bus masih berjalan perlahan sebab kemacetan panjang masih terjadi.

Keadaan sore di Bangil sangat ramai, wajah- wajah remaja yang mencari ke ilmu santri tertebar di kota ini.

11 Km sebelum memasuki kota Probolinggo, jam sekitar 19.00, Bus yang berangkat dari Surabaya Ashar tadi, sekarang berhenti total, kehabisan Bensin.

Jam 23.00, memasuki kota Wonorejo, dimana semua bus berhenti, sebab titik ini adalah titik persimpangan bagi semua pejalan yang akan membelokan arah langkahnya.

Mencari tempat shalat di musholah di depan terminal, setelah berjalan jauh, ternyata pintu besar di kunci, di anjurkan untuk memasuki musholah dari pintu samping tempat parkir kendaraan bermotor.

Akhirnya bisa mengerjakan shalat Maghrib dan Isya.

Perut terasa lapar membeli ketupat tahu dengan rujak petis dan potongan tempe tahu seharga Rp 5 000,-

Mulai berjalan kaki menuju ke Lumajang , tetapi sewaktu berbicara dengan polisi yang menjaga pertigaan Wonorejo, tiba- tiba lewat angkot yang akan pulang, ia berhenti saya naik, di dalamnya sudah ada penumpang tiga orang, semuanya merokok.angkot berjalan perlahan- lahan dan sesampainya di depan makam pahlawan saya turun.

Makam pahlawan itu di kunci.

Saya membaca doa buat Ayahnda almarhum di tengah malam dari luar makam.

Melangkah balik menuju ke terminal bus Wonorejo lagi.

Berharap ada angkot yang lewat malam – malam ini, tetapi pemandangan di depan taman di seberang jalan adalah lapangan olah raga kebanggan kota Lumajang, jikalau malam banyak sekali pedagang yang jualan.

Saya berjalan menuju Terminal, harapan itupun datang, dari arah belakang datang angkot yang hendak menuju ke terminal, angkot itu sangat tua, saya naik, sambil berbicara sekedarnya.

Tiba di Terminal turun di arah memasuki komplek perumahannya Ibunda, hanya saja ibu malam ini sedang ada di kota Malang, jadi siapa yang akan di temui jikalau masuk kesana.

Bus tujuan Probolinggo datang, saya langsung naik dan mencari posisi duduk, ternyata banyak tentara yang naik bus ini dan sedang tiduran, saya mendapat tempat duduk isi tiga dan di duduki sendirian, dan langsung tidur.

Bangun- bangunnya sudah memasuki kota Probolinggo, tetapi baru melewati jalan kereta api yang sering memakan korban.

Tiba di terminal ganti bus ke Malang, bus ini sangat penuh dan sepanjang jalan masih mencari penumpang.
Dapat duduk tetapi tidak dapat baring, tidur sambil duduk.



Jumat, 21 Agustus 2009.



Masuk kota malang


Kota Malang pagi ini saya masukin sekitar jam 02.00 pagi hari, dingin menyergap badan, saat si tukang ojeg menawari tujuan pengantaran, saya sebut jalan Sukarno Hatta, Griya Santa, seharga Rp 10 000,- si tukang ojeg itu mengiyakan.

Kota Malang pagi ini sangat sepi, semua sedang tidur nyenyak, perjalanan cukup singkat, melewati rel kereta api Belimbing.

Saat turun di depan rumahnya adik yang bersuamikan orang Malang ini, terlihat di kejauhan ada ke asyikan sendiri, ada kesibukan, entah apa, tetapi setelah di ketok kemudian menunggu agak lama mungkiin mencari kunci, akhirnya pintu di buka.

Ternyata kesibukan terlihat dari luar itu adalah persiapan si Kecil yang telah di terima di Perguruan Tinggi Brawijaya dan sekarang masa orientasi sekolah.
Terlihat ibunda terbangun dari tidur, ibunda yang berumah di Wonorejo, tadi sewaktu Wonorejo saya kunjungi saya tidak mampir di sana sebab ibu ada di sini.

Setelah memberi salam langsung shalat tahajud, kemudian jatuh tertidur kerena kelelahan.

Shubuh jam 04.20 pun datang, mengerjakan shalat shubuh dan persiapan kembali berangkat ke Surabaya, emmebayangka kemacetan kemaren sore selepasnya keluar dari kota Suarabay yang di hadang kemacetan di Porong Sidoharjo, berfikir pagi ini untuk naik kereta api saja.

Jam 06.10 Suaminya adik datang setelah mengantar putri terakhirnya ke kampus untuk mengikuti acara posma mahasiswa baru, ia bersedia mengantar saya ke stasiun Malang, tetapi di tengah jalan terpaksa balik lagi ke rumah sebab Hp yang sedang di charger lupa membawanya.

Stasiun KA Malang itu masih sepi, ternyata kereta api berangkat pagi ini jam 07.15.

Perjalanan cukup ramai, yang naik kerata api banyak juga, terlihat para mahasiswa dari berbagai daerah muncul di sini, Malang memang kota pendidikan.

Tanpa kemacetan dan memasuki kota Surabaya jam 09.00, turun di Wonokromo.

Kerena dari pagi belum makan, saat di stasiun ada tertulis nasi pecel biasa Rp 3 000,- saya langsung masuk dan memesan satu porsi.

Kemudian menyebrang jembatan penyebrangan yang tinggi itu untuk memasuki pasar Wonokromo, untuk membeli oleh oleh berupa kerupuk empat macam seharga Rp 60 000,-

Menuju Masjid tua di sisi jalan Wonokromo untuk persiapan mengerjakan shalat Jumat, ternyata jam 10.15 saat ini masjid masih terkunci.

Dibelakang Masjid terdapat Kantor Penggadaian, kesana saya masuk, ruangan ber AC sementara di luar sangat panas, dan disini pula saya mengambil satu meja untuk mulai menulis catatan blog perjalanan agar tidak terlupa, sebab terlalu banyak karuniah Allah jikalau di abaikan maka kita tidak bisa bersyukur, tidak bisa mengingat dosa- dosa.
Para pegadai barang rata- rata para wanita, dan barang yang di gadaikan adalah perhiasan.

Tiba- tiba terdengar ada suara Al Quran datang dari masjid, berarti masjid sudah dibuka, dan betul juga sewaktu saya ke sana masjid sudah dibuka, saya ber lepas sepatu dan mulai menuju ke belakang untuk mengerjakan taharah, bersuci dari hadast.

Kemudian dibalik pintu depan saya berganti pakaian shalat, sehingga sekarang mengenakan sarung dan koko baju atasannya.

Setelah itu mengambil Al Quran kecil yang selalu saya bawa dan mengambil posisi terdepan dan mulai membaca Al Quran, sambil tertidur sekali- kali.

Saat shalat Jumat selesai dilaksanakan langsung menuju pasar untuk belanja makanan ketupat rujak cingur dengan sambal petis hitam warnanya, Rp 10 000,- tetapi setelah di makan rasanya tidak se enak seperti rujak cingur yang pernah di makan di rumahnya mas Asmono, Surabaya, kakaknya mas Ajar Sanjoyo. Dan Makan rujak cingur saat ada rapat di Surabaya, pembeliannya ibu Tatik saat itu ia masih sebagai kepala balai Surabaya, sekarang sudah pensiun.

Sempat membeli aneka gorengan Surabaya yang berukuran besar yaitu tahu isi dimana satu nya seharga Rp 2 000,-

Berjalan menuju tempat Bus Damri Bungurasih menunggu, terletak di bawah jembatan flay over Wonokromo dan disana ada bus yang sudah menunggu, naik bus dengan udara yang sangat panas, luar biasa panasnya kota Surabaya.

Setibanya di Terminal Bus Bungurasih langsung ganti bus bandara udara seharga Rp 15 000,-

Setibanya di Bandara langsung mulai memasuki ruangan sambil mencari kereta dorong yang belum di gunakan seseorang.

Saat berjalan mencari desk Sriwijaya disini terlihat sepi sekali, hanya penerbangan Citylink yang ramai, untuk penerbangan ke Makassar.

Tiba- tiba pak Tjik Nanang muncul di belakang saya, mencari siapa pak katanya, saya tertawa sebab ia mirip pak Tjik Nanang, teman sekantor yang ikut berangkat ke Surabaya.

Langsung mencari tempat untuk shalat Ashar di lantai atas, untuk itu perlu bantuan lift, sebab membawa dos kerupuk.

Setelah shalat duduk- duduk sebentar dan kemudian turun lagi ke bawah menuju desk Sriwijaya.

Jam 16.00 desk sriwijaya di buka dapat nomer boarding 6 A.

Saat mahgrib tiba, sudah memasuki gate nomer 6, keluar lagi untuk mengerjakan shalat. Kemudian masuk lagi, jam 18,45 penumpang Sriwijaya di persilahkan memasuki pesawat.
Terlihat hamparan kora Surabaya dengan cahayanya dan kemudian di tutup dengan hamparan ke gelapan, bisa jadi itu adalah lautan, dan sepanjang jalan gelap.

Jam 21.00 sudah berada di luar bandara Sukarno Hatta, menunggu bus Damri yang ke Kampung Rambutan, ternyata dapat Bus Damri yang menuju Lebak Bulus.

Memasuki ruang kantor jam 22.00.

Shalat Isya dahulu kemudian membuat minuman teh hangat, kemudian mulai menghidupkan motor dan langsung pulang, memasuki rumah jam 00.30.

Perjalanan ke Surabaya lagi

Rabu, 19 Agustus 2009.

Persiapan ke Surabaya

Berangkat kekantor dengan tas berisi pakaian ganti, perkiraan hari ini keputusan untuk berangkat ke Surabaya, sebab pertemuan pembahasan Jembatan Surabaya Madura tidak akan di tunda besok hari,

Setibanya di kantor sekitar jam 09 00, bendahara saya tanya, tetapi keputusan berangkat menunggu pak Kuat.

Jam 11.00 pak Kuat datang dan meminta undangan dari Surabaya, daripada susah- susah mencari undangan yang tercecer seminggu lalu, lebih baik minta kembali ke Surabaya agr di Faks kan, dan permohonan ini di penuhi.

Saat yang sama sedang menyusun surat permohonan untuk menjadi dosen Interior, yang rencana nya akan di pos kan hari ini juga, atas jasa OB di kantor surat lemaran itu saya serahkan untuk disampaikan ke kantor pos.

Jam 11.05 Pak Kuat setuju saya berangkat ke Surabaya, tetapi sebelumnya sempat berkata dengan rekan di ruangan siapa yang mau ikut dengan pak Sis ke Surabaya sekarang juga, banyak orang langsung stres, sebab hari ini siapa yang sanggup berangkat, tiket saja belum ada yang punya.

Akhirnya pak Kuat menunjuk pak Tjik Nanang untuk ikut ke Surabaya, untuk itu pak Tjik Nanang secepatnya pulang ke Tanjung Priok untuk mengambil pakaian secukupnya.

Jam 11.30 saat komputer di kantor sudah dimatikan yang berarti saya tidak mau terlibat dengan pekerjaan lagi, biarkan saya perhatian terhadap perjalanan ke Suarabay yang beberapa saat ini akan dilaksanakan, yang menjadi kegelisahan adalah tiket belum dimiliki, kemudian di tambahi dengan beban ikut seorang yaitu pak Tjik Nanang.

Makan siang sudah dilakukan, sampai tambah, kemudian shalat Dzhuhur juga sudah dilakukan kerena akan berangkat ke Bandara bersama dengaan pak Budi Doel, terpaksa menunggu, saat menunggu di kantor menyempatkan membuka kitab suci Al- Quran.

Jam 12.45 berangkat ke Bandara bersama pak Budi Doel, Ibu Ristien dan Sopir pengantar.

Perjalanan sedikit terhambat kemacetan, dan selebihnya lancar. Sekitar kedudukan di Slipi ada hubungan dari pak Tjik Nanang, ia menghubungi dari rumah, mengetahui saya sudah sampai di Slipi dalamn perjalanan ke Bandara, bahwa ia akan berangkat langsung saat ini juga dari Tanjuk Priok.

Shalat Ashar sudah dilakukan, sementara menunngu Calo tiket yang telah di hubungi sejak kedatan di terminal Bandara jam 14.00 tadi siang hingga saat shalat selesai ia belum menghubungi, tetapi ada getaran Hp ternyata ia menghubungi tetapi dengan kalimat yang gampang di duga yaitu, tiket ke Surabaya sore hari ini tidak bisa pak kalau malam bagaimana, tetapi pikiran ini mengatakan jikalau disini si calo sedang membuat perangkap baru, nanti malam hari saya di pojokan dengan waktu yang habis sehingga tiket di mahalkan. Akhirnya saya minta mundur dengan calo, sebab saya akan berangkat besok saja. Untuknya si Calo mempersilahkan dengan baik.

Saya mengatakan kepada Pak Tjik Nanang jikalau yang paling penting adalah Shalat Ashar telah di lakukan, sehingga sekarang mari kita melangka ke kanan ke penerbangan lainnya yang akan berangkat ke Surabaya.

Ternyata langka ke kanan ini memasuki Sriwijaya Air dan dapat tiket pergi dan pulang langsung dibayar, betapa leganya perasaan sore itu, sebab tiket sudah di tangan.

Jam 18.00 saat memasuki anjungan keberangkatan di B6, terlihat dari kejauhan banyak penumpang yang berdiri dan makan, ternyata mereka adalah penumpang yang di tunda keberangkatanya tujuan Medan dan Pontianak.

Keletihan yang seharian mengejar tiket itu akhirnya memuncak, kantuk tak tertahankan, setelah penumpang tujuan Pontianak di terbangkan, maka terlihat banyak bangku kosong, tempat yang baik untuk rebahan badan sampai terdengar penumpang Surabaya di persilahkan naik ke pesawat

Mendarat di kota Surabaya jam 21.00 malam.

Tiba- tiba ada SMS dari Tyas yang mengatakan ia kini ada di Blitar Jawa Timur, dan besok pagi rencananya akan melanjutkan naik Matarmaja tujuan Jakarta Pasar Senen, tetapi berangkatnya besok sore, saya sedikit terkejut sebab tidak diberitahu kalau ia melakukan perjalanan dari Denpasar ke Blitar.


Kemudian berjalan turun perlahan- lahan dan sempat buang air kecil segala, dan selanjutnya berjalan menuju loket pembelian voucher taksi, sempat juga memasuki penjualan voucher hotel, disamping taksi, tetapi belum berminat ya batal jadinya.

Bertaksi malam hari di Surabaya, keramaian masih membekas, tetapi semua sudah beranjak tidur.

Modelnya orang Surabaya yang berumah di pinggir jalan adalah, ia berjualan dengan bermodalkan termos air panas dan siap membuatkan kopi atau minuman hangat lainnya, dan mengambil duduk di bawah pohon besar, entah ada atau tidak yang beli, tetapi ia melengkapi dirinya dengan televisi kecil sebagai hiburannya, entah kalau hujan.

Turun di Emy Hotel berdua masuk dengan pak Tjik Nanang menuju lobby hotel

Lampu besar motor mati tengah malam


Senen, 10 Agustus 2009.

Saat pulang malam dari kantor sekitar jam 20.00 ternyata lampu besar motor ngak hidup.

Tetapi setelah berjalan sebentar lampu motor hidup lagi, merasa bahwa dalam kondisi rawan sebab ada gangguan lampu depan , perjalanan pulang terpaksa agak perlahan, untungnya sampai di rumah lampu masih hidup juga walau terkadang mati.

Hidup kemudian mati lagi.


Selasa,11 Agustus 2009.

Saat akan pulang siang hari setelah shalat ashar menulis secarik kertas untuk pimpinan memberitahukan tidak bisa pulang malam lagi sebab lampu motor bermasalah, kemungkinan masalah akinya.

Barangkali ada tanggapan.






Rabu, 12 Agustus 2009.

Berkali- kali ke ATM untuk pertama kali, berkali- kali juga gagal, mencoba membayar Oke Vision melalui ATM tetapi gagal melulu.

Kamis, 13 Agustus 2009.

Rapat Pembahasan kelompok Jabatan Fungsional.

Jam 09.30.

Tetapi sampai jam 10.15 rapat juga belum dimulai, setelah jam 10.20 rapat dimulai, acara rapat lebih banyak ingin menempatkan kedudukan rekan jabatan fungtsional sebagai pengambil pemakrasa dalam kegiatan, sementara teman Struktural lebih dominan terhadap me fasilitasi.