selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Rabu, November 28, 2007

Susunya Fifi habis

Rabo, 31 Oktober 2007

Susunya Fifi habis. Dan ternyata susunya Fifi lagi naik harga, yang biasanya 37 sekarang 42 ribu, saya coba SGM pertumbuhan, apakah Fifi mau, untuk Yasin masih bertahan susu bendera coklat tetapi hanya dapat bungkus kecil seharga Rp 10 000,-

Dirumah masih ada makanan kesukaan Fifi yaitu kikil sapi yang diolah dengan sayur nangka muda dan kacang panjang, dibuat sejak hari minggu yang lalu, dan sekarang sudah habis kikilnya dan kesempatan sekarang dibeliin kaki ayam untuk bahan pengisi, sebab sayuran ber santan encer itu masih tersedia banyak, sewaktu makan pagi tadi saya lihat masih banyak.
Sehingga kalau sudah ditambahi kaki ayam semakin gurih dan enak dan sayur santannya Fifi cepat habisnya.

Rencana rapat pembahasan struktur hubungan antara balai dengan Pusat dirapatkan hanya berdua dengan pak Kuat, apalagi sifatnya adalah pematangan materi untuk pembahasan berikutnya.

Sakit tidak jadi datang

Selasa, 30 Oktober 2007



Jus sayur pagi ini sangat hebat ramuannya, setelah shalat shubuh di sibukan dengan menyusun ramuan jus sayur terdiri dari Tauge, Lobak, Wortel, Tomat, Nenas, Daun mengkudu, Buah mengkudu, Terong Ungu.

Jikalau hari ini pun sakit sampai kerena sakit itu tidak berangkat kekantor, itupun boleh juga, tetapi ternyata sakit tidak datang setelah minum jus sayur, sehingga sesampainya di kantor saya menginformasikan ke teman- teman di kantor bahwa yang hebat itu jus sayurnya, sehingga bisa menghantar saya masuk kantor, walau telah kehujanan sejauh 45 km dengan udara dingin menggigilkan. Semalam.

Rapat SIM kelanjutan rapat Hari Rabu minggu lalu, diputuskan untuk menyempurnakan pekerjaan konsultan dari tayangan yang telah dibuat.

Aroma kemacetan

Senen, 29 Oktober 2007

Kerena Yasinnya bangun kesiangan sehingga ia membuat gaduh lagi pagi ini
Padahal sudah dibangunkan sejak saya membuat jus sayur pagi ini setelah shalat shubuh.

Menjelang kantor, sekitar 5 km dari kantor kemacetan sudah menghadang, pusat kemacetan di sekolah international Global scope, sudah terlihat dari jauh kerumunan kendaraan bermotor, semua bergerak perlahan-lahan selangkah demi selangkah, saya berusaha untuk masuk ke kanan untuk berbelok kanan, tetapi arus lalu lintas sangat padat, kemudian lagi tikungan masuk kanan masih jauh sehingga saya maju perlahan- lahan, asalh kendaraan di depan maju, ikut maju.

Saat waktu telah berjalan dan maju selangkah itu telah sampai di tikungan bawah jalan tol untuk belok kekanan, saya belok dan memotong dan memasuki jalan yang dilarang masuk untuk masuk ke ujung jalan P Antasari, disana ada belokan masuk terowongan dan saya berbalik arah pindah jalur menuju terowongan ke arah pondok indah, ternyata kemacetan sudah terasa, apalagi terdapat metro mini yang sedang berjalan mundur, entah sebabnya apa.

Walau macet tetapi masih bisa jalan sehingga tembusnya diatas jalan Simatupang juga tetapi tidak melewati jembatan di sekolah Highscope tersebut, saya menengok kebelakang dan terlihat luar biasa macetnya, kendaraan tidak bergerak.

Masuk ke halaman kantor sudah damai- damai saja perjalanannya.

Siang hari pak Kuat masuk kantor, dan rupanya harus ke Patimura terlebih dahulu untuk mengikuti kegiatan Sumpah Pemuda dan dilanjutkan dengan tayangan unggulan penelitian, saat itu pak Kuat mengeluhkan kita dalam hal ini Sebranmas belum punya apa- apa untuk di tayangkan sebagai bentuk penelitian.

Bagaimana kalau kapital sosial dijadikan sebagai tool sakti dari Sebranmas untuk meraih penghargaan penelitian.

Sore hari hujan turun dengan deras dan sempat menggenangi halaman parkir.

Menunggu hujan hingga redah, tiba-tiba sadar jikalau hari sudah hampir menjelang maghrib, kira-kira kurang 15 menit lagi maghrib akan tiba, sehingga ditetapkan untuk mengerjakan shalat maghrib terlebih dahulu setelah itu pulang.

Shalat maghrib di kantor bersama pak Imam, dan sewaktu turun ke lapangan parkir hujan masih gerimis sangat tipis, dan bisa di bilang rintik jarang.

Perjalanan agak macet- macet sedikit, dan selepas persimpangan Fatmawati, lancar, dan tiba saat shalat isya di masjid kecil di depan Cijantung Plaza.

Mendekati rumah hujanmenderas dan untuk memasang pelindung air sudah malas sehingga masuk rumah agak basah.

Setibanya di rumah ternyata Yasinnya lagi membuat mie rasa Soup Buntut, aromanya enak banget tetapi pelitnya si anak yang namanya Yasin ini luar biasa, harus menggunakan strategi tepat agar bisa mencicip mie buatannya barang dua sendok, dua sendok juga cukup.

Membagi waktu istirahat

Kamis, 25 Oktober 2007


Puasa syawal hari ke lima

Istirahat dirumah setelah kemaren sore diguyur hujan sehingga agak kurang fit badan ini

Tidur dari pagi hingga dhzuhur.






Jumat, 26 Oktober 2007



Bapak Jaenal, sang penjaga kantor, telah berada di ruangan pagi ini, sepagi hari ini di kantor ia menginformasikan jikalau ia punya jurus SMS gratis melalui internet di komputer, saya mau coba.

Setelah shalat jumat, pak Kuat bertanya soal mengapa lantai keramik di kantor sering meletup.

Rapat Pembahasan WEB

Rabo, 24 Oktober 2007


Rapat pembahasan tayangan web site
Saya hanya usul sebab semua ditangani konsultan yang dibayar oleh kantor, hanya saja bagaimana maksud kantor ini memanfaatkan web fasilitas tersebut yang sedikit mengganjal.


Sore hari sekitar jam 16.30, saat pulang dari kantor, mendung hitam sudah menggantung ke arah jalan pulang, kesunyian yang diharapkan di bawa naungan mendung tak terjadi, sebab kemacetan lalu lintas di Simatupang masih memintah kosentrasi tinggi, untuk, jangan sampai di senggol dan menyenggol kendaraan lain.

Hujan mulai turun di samping Hanamasa Cibubur, berarrti setelah berjalan sejauh 20 km baru titik iar hujan turun.

Pasang plastik hujan, ternyata ngak ada bawahannya seperti celana, sehingga celana ya basah kehujanan, demikian juga sepatunya.

Saat maghrib tiba, berhenti sebentar di Musholah di depan Hero untuk mengerjakan shalat maghrib, jemaahnya banyak juga, malahan banyak anak- anak, yang lagi bermobil dengan orang tuanya dan ingat pada Allah untuk mengerjakan shalat.

Kirim uang untuk Tyas dan Aswan

Selasa, 23 Oktober 2007

Sahur, bangun sejak jam 02.45

Jus sayur dengan ramuan tomat sengaja di banyakin, tauge segenggam, wortel, terong ungu, jambu, pisang, dan rasakan kesegarannya di minum sepagi ini.

Rasa ketakwaan pada Allah semakin meningkat dan mengerjakan secepatnya shalat tahajud, kemudian sahur dan memasuki waktu imsak

Tyas minta motor mendesak sehingga pagi ini kirim uang untuk Tyas membeli motor bekas pakai, agar tidak terlalu jelek sehingga kiriman di banyakin.
Sehingga untuk urusan itu semuanya dilakukan ibunya, dan motor berangkat dari rumah yang ikut Fifi dan Ibunya.
Sedangkan Yasin sendiri disuruh naik ojek saja sebab saya masih mencuci pakain dan piring untuk mengejar waktu.

Kirim uang juga ke Aswan untuk tranportasi kuliahnya

Untuk Tyas di kirim juga paket blenderannya dengan kue lebaran.

Kekantor jalanan tidak terlalu macet seperti kemaren

Sempat menghubungi melalui telepon ke diaman rumah nya pak Habib Adnan yang sekarang sudah sangat sepuh, dan ketemu si Lufti untuk memberitahukan jikalau masjid di ujung landasan airport ngurah rai denpasar kurang geser kekanan 20 derajat.

Kemudian menghubungi departemen agama Karang asem untuk mencari nomer teleponnya mas Taufik, anaknya pak Habib Adnan yang nomer satu untuk menyambung tali silaturahmi, kemudian nomert itu diberikan ke mas Ajar Sanjoyo, yang ternyata mas Ajarnya baru pulang dari Denpasar.

Siang hari di kantor hujan cukup deras, sempat menggenangi halaman parkir hingga setinggi lutut, maklum kantor ini kan berdiri diatas tanah resapan air hujan, kemana hendak berpindahnya air.

Masuk ke Kantor setelah liburan panjang

Senen, 22 Oktober 2007

Mengawali kegiatan menuju kekantor, ada suatu perasaan yang terasa baru, sehingga dirasa perlu untuk berdoa pada Allah dalam shalat Dhluha yang dilakukan jam 07.00 pagi, beberapa saat hendak berangkat kekantor bersama Yasin.

Kekantor pagi ini di hadang kemacetan yang luar biasa, kemacetan sudah terasa sejak selepasnya lampu merah Fatmawati, menuju Pondok Indah, deretan sepeda motor dan bus sudah berhenti di ujung mata, dari situ hingga masuk kantor sangat tersedat-sedat, ada lobang sedkit asal selewatan motor, motor masuk, sedemikian seterusnya.
Cuma kerena panas mesin motor sering mati.

Dikantor, silaturahmi dengan rekan sejawat pekerjaan dan acara makan siang di isi dengan ketupat sayur.

Pulang jam 18.00 setelah shalat maghrib di kantor, kemudian setelah shalat lantas berangkat pulang, disebut berangkat kerena perjalanan jauh, dan sesampainya di masjid di depan Kopassus Cijantung, masjid kampung asli yang terletak dipinggir jalan, mampir untuk shalat isya, dan sesampainya dirumah langsung makan, dan pergi tidur sebab sebentar akan bangun untuk sahur.

ke Carefure bersama Yasin dan Fifi

Minggu, 21 Oktober 2007

Masa liburan anak akan berakihr, mengingat juga Tyas belum memiliki blender pembuat jus sayur sehingga diputuskan hari ini berangkat ke Carefure Pasar Jumat, mengingat juga Fifi kemaren menangis ingin pulang kampung- pulang kampung- pulang kampung, sampai gulung- gulung dilantai.
Asalkan sudah diajak pergi jauh begitu kepinginnya untuk pulang kampung sudah hilang.

Di Ciaracas membeli pulsa untuk Tyas, sebab Tyas ini mempunyai 3 nomer, ada Simpati, ada Mentari, ada Xl

Di Carefure semuanya naik ke keranjang dorong belanjaan termasuk Yasin dan Fifi, dan yang dibeli pertama adalah blendernya Tyas Rp 145 000,-

Sedangkan Fifi minta belanja sendiri dengan uangnya sendiri dan demikian juga Yasin belanja sendiri dengan uangnya sendiri.

Saat akan pulang, hujan deras mengguyur, untuk menyelamatkan diri sebab belum shalat dlhuhur saat itu sudah jam 14.00 secepatnya ke musholah dilantai bawah di bagian parkir mabil dan motor.

Hujan masih mengguyur, sehingga masuk lagi menuju lokasi permainan, dimana Yasin dan Fifi melihat permainan animasi konsol dari balapan mobil dan tembak- tembakan, yang memainkan permainan itu adalah anak orang lain, sedangkan Yasin dan Fifi melihat dari tayangan yang di sampaikan.

Hujan berhenti juga, kemudian bergegas keluar dari Carefure Pasar Jumat, dan belanjaan banyak di simpan di ransel dan blenderan diletakan diodepannya Yasin duduk paling depan, sedangkan diatas lampu motor bertengger seikat tas carefure yang isinya dada ayam, hati ayam, kakai ayam dan rempelo ayam.

Tetangga mulai berdatangan

Sabtu, 20 Oktober 2007


Puasa Syawal hari ke tiga
puasa sekarang istri ikut puasa
sebab beberapa hari yang lalu masih terhalang haid
jam 02.45 sudah bangun
jus sayur yang dikerjaan dahulu
untuk mendapatkan ispirasi yang terasa hilang belakangan hari ini
jus sayur itu terdiri dari dari terong, tomat empat butir, wortel dan buah mengkudu
untuk buah mengkudu ini
sepagi hari ini keluar rumah untuk mencari buah mengkudu yang masih menggantung di pohon
dua butir cukuplah
kemudian dipotong diperkecil ukurannya
dicuci dan lanjut diblender dan diminum, saya segerakan meminum untuk mendapat khasiatnya yang luar biasa
kemudian membangunkan istri untuk segera meminum jus sayur yang masih segar sekali
istri minum dua gelas, dan sisanya lebih dari segelas saya sendiri yang menghabisinya
detik berikutnya sudah dalam posisi mengerjakan shalat tahajud
jus sayur itu bereaksi di tubuh sangat menenangkan
sangat mendukung ketakwaan
setelah itu mulai sahur
sebab jam sudah menunjukan 03.45
makan sahur sangat sedikit
terutama memang tidak dianjurkan untuk makan sahur banyak-banyak
sebab Rasullulloh cukup makan sahur sedikit untuk menyehatkan badan siangnya
Brongkos yang masih tersisa, dibuat sejak minggu lalu saat lebaran dimulai
cukup satu sendok sudah terasa sekali keasamannya

Pagi-pagi setelah shalat shubuh terdengar kesibukan tetangga yang baru pulang dari mudik

Tyas perjalanan pulang ke Denpasar

Jumat, 19 Oktober 2007

Saya hanya sekedar berdoa pada Allah, untuk keselamatan perjalanan Tyas dari Wonorejo ke Denpasar yang akan dilakukan pagi ini.


Pagi hari sekali, sebelum shubuh, pak Mulyo yang datang terlebih dahulu ke masjid sudah menyuarakan panggilan untuk bersama- sama shalat shubuh di masjid, saya berangkat dengan istri, meninggalkan anak-anak, Yasin dan Fifi yang sedang tidur, dikunci dari luar pintunya, tetapi dengan catatan bergegas untuk berangkat dan bergegas pula untuk pulangnya.

Jam 05.00 sempat telepon ke Wonorejo rumah ibu, dimana Tyas akan mulai berangkat ke Denpasar pagi ini, ternyata ia diantar oleh ibu dan oleh tetangga ibu ke Jember dan nanti sesampainya di Jember pisah.
Silaturahmi ke keluarga ibu Sigit di Ciledug melalui telepon, sebab sewaktu kesana mereka pergi ke Bekasi, anak pertama dari keluarga ini si Dahlan sudah menikah dengan orang Jepang, dan saat ini sedang berada di Jepang ke keluarga istri.


Baru dapat SMS dari Tyas 07.39 kalau Tyas sudah sampai di Jember kota di Jawa Timur, dalam perjalanan menuju Denpasar Bali tempat kuliahnya.


Seusai shalat Jumat, berita SMS di Hp Tyas sudah nyebrang selat Bali, sekarang sedang perjalanan menuju ke kota Denpasar, saat yang tepat untuk memberitahukan ke Paklik Doko atau Mbahnya Tyas untuk menjemput ke terminal Ubung.

Puasa Syawal hari ke 2

Kamis, 18 Oktober 2007

Puasa Syawal hari ke dua.

Sepagi hari
Silaturahmi ke pak Mulyo yang baru pulang dari Mekkah, berumroh
dari ceritranya yang ku dengar
ia adalah manusia yang beruntung
sebab tiket keberangkatannya ke Mekkah gratis, hotel disana gratis
mau ngurus fiskal yang sekarang 1,7 juta rupiah pun gratis

Siang hari dihubungi oleh Tyas dari Tempeh, Lumajang, ternyata Tyasnya udah ada didepan mbahnya yaitu, Lik Bambang. Tyas menghubungi saya sebab ia akan memberikan uang kepada Lik Bambang berapa besarnya, saya putuskan melalui telepon sebesar Rp 50 000,-, uang segitu Tyas juga membawa sehingga ia tidak merasa kekuarangan.

Pasang desferal untuk Yasin, mencari Yasin yang setelah shalat Isya di Masjid kok belum pulang juga, padahal saya sudah membuang- buang waktu dengan berbicara sedikit banyak dengan pak Trisno, ditunggu-tunggu Yasin nya belum pulang juga, sehingga mencari sampai tanah lapangan, dan disana Yasin sedang melihat orang main karambol.

Fifi rewel makannya

Rabo, 17 Oktober 2007


Maghrib baru usai
Fifi minta makan malam lauknya yang berbeda
sebab lauk yang dirumah berupa brongkos masih saja ada
sejak hari raya beberapa hari yang lalu
kemudian bermotor bertiga
mencari sate ayam diujung jalan Gandoang
Yasin sengaja tidak diajak
sebab tadi sore habis hujan-hujanan
mengantar Aldi temannya bercukur
yang sedikit menjadi marahnya bapaknya adalah
kalau disuruh dari orang tuanya ia tidak mau
dan sekarang hujan- hujanan padahal kondisinya tidak prima

Silaturahmi ke rumah ibu Nur Ciledug

Selasa, 16 Oktober 2007

Puasa Syawal hari pertama, sahur sekitar jam 03.30
Cucian baju yang sudah direndam sejak jam 03.00 setelah shalat shubuh mulai dikerjakan
Sewaktu akan sahur tadi sempat membuat jus sayur yang membuat badan menjadi tidak lelah.

Kunjungan silaturahmi ke ibu Nur di Ciledug Tanggerang, bermotor berempat, saya Yasin, Fifi dan Ibunya.

Kemaren sengaja tidak berjalan untuk meistirahatkan motor jangan terlalu serinng dipakai jarak jauh dan berbeban berat.

sekarang pergi ke Ciledug, perjalanan ditempuh dalam 2 jam lamanya, melewati sepanjang jalan Simatupang hingga didepan Carefure di dekat kantor pasar Jumat, belok kanan menuju pondok indah dan menmbus diterowongan pondok indah dan belok kiri di Kostrad masuk jalan kebayoran lama dan masuk ke arah pasar kebayoran lama, lanjut ke Cipulir, dan maju terus sampai juga di Ciledug, belok kiri ke taman Asri dan melewati komplek Pambers bersaudara, dan sampailah di komplek PU Pengairan, dan disana pagi itu bu Nur sedang menyiangi sayuran ia duduk didepan, dan sangat terkejut setelah mengetahui yang datang saya dan anak- anak sebab datang dari tempat yang jauh.

Anak- anak bu Nur sudah jadi semua, tiga orang sudah selesai sekolahnya di strata satu perguruan tinggi swasta

Masuk rumah lagi sekitar jam 15.00 saat adzan ashar berkumandang

Silaturahmi ke Polsek Cileungsi

Minggu, 14 Oktober 2007

Silaturahmi ke tahanan POLSEK Cileungsi

Hari hampir menjelang shubuh, tetapi yang adzan di masjid masih belum terdengar, sudah tertidur semua orang barangkali, sewaktu memasuki masjid adzan masjid diambil oleh bapak tua. setelah shalat shubuh situasi lingkungan masih sepi, sehingga kaki ini melangkah lurus hingga diujung rumah pak Parman, ternyata di kompleks ini semua orang sudah berangkat mudik.

Setelah shalat dlhuha, sempat menjahit sandal yang hampir putus, dari kemaren menjahit sandal melulu, kemaren menjahit sandalnya Yasin yang dibeli Rp 15 000 dua sandal, jangan ditanya kualitasnya.

Berdua dengan istri kerumah Kiriadi yang sudah ditahan di Polsek Cileungsi, yang menjadi kekhawatiran saya adalah siksaan

Dirumah itu saya dengan istri diterima di luar rumah, sebab saya tidak enak masuk, perasaan saya tdak enak saja.

Dari ceritra istrinya Kiriadi tidak apa-apa.

Jam 09.40 berangkat untuk kunjungan silaturahmi Idul Fitri dengan tujuan ke rumah bapak Iskandar Kamil sang Hakim Agung.

Perjalanan lancar tetapi kerena membawa anak-anak saya memotong lewat pusat kota, berarti lewat senayan, dan sampai di Slipi kemacetan mulai terasa hal itu juga disebabkan kerena sang sopir angkot sengaja tidak memberikan ja;lan buat akngkutan lainnya dengan alasan mencari penumpang.

Setiap melintasi pertigaan di Rawabelong selalu teringat pada Aswan dan Tyas yang kala itu masih kelas 4 dan kelas 2 SD dan sedang juga kunjungan Silaturahmi ke pak Iskandar, ditoko di pertigaan jalan itu berhenti sebentar untuk membeli es krim conelo yang terenak dan termahal, saat itu berempat berjalan kaki dan rumah masih di Ciledug.


Sesampainya di rumah pak Iskandar Kamil, rumah itu masih tetap seperti yang saya lihat pada tahun 1983, setelah memijat tombol bel rumah pak Iskandar terlihat membuka pintu ditemani dengan cucunya dari anaknya Ria.

Anak-anak dan saya sudah tak tahan melihat ada minuman di atas meja ruang tamu pak Is
kerena hausnya maka langsung diminum tanpa sempat pak Is mempersilahkan, kemungkinan hal ini terjadi kerena rumah itu sudah tidak dianggap asing lagi dengan anak- anak.
Memang masuk ke rumah ini sudah jam 12.00 saat makan siang sehingga rasanya belum terlalu lama duduk sudah disuruh untuk makan siang hidangan lebaran, makan siang terdiri dari rendang nomer satu kemudian disusul sayur gule rebung bambu, gule kulit cecek dan opor ayam, untuk opor ayam ini sengaja saya tidak ambil sebab sudah berniat dari rumah untuk merasakan rendang.

Ibu Iskandar kali ini banyak bertanya, sebab hampir 9 tahun setiap saya kesisini ia selalu tidak ada ditempat, dan kalau ditempat ia menyembunyikan dirinya, entah kali ini ia ikut nimbrung dalam pembicaraan.

Ia banyak bertanya dari anak nomer satu Aswan sekarang dimana, anak nomer dua Tyas bagaimana kesulitan darahnya, anak nomer tiga Astari dan nama Astari diulang- ulang hingga tiga kali untuk mengingatkannya, dan nomer empat Yasin yang sekarang ada dihadapannya dan yang nomer lima Fifi yang lagi centilnya mengambil sebutir anggur berwarnah hijau lalu dilepehnya kerena masam.

Kemudian dilanjutkan dengan shalat dhluhur saya berjamaah dengan Yadsin dan Fifi, setelah itu pulang.

Sebelum pulang saya sudah mengontak pak Marzuki usman apakah ia ada di tempat, ternyata jawababnya jauh waktunya saat saya sudah didepan rumahnya ibu Robi, baru ada informasi jikalau pak Marzuki ada di Jambi.

Perjalanan pulang dio niatkan untuk mampir ke rumah pak Ruswandi, ketua POPTI dan sesampainya di rumahnya rumahnya kosong , kemudian motor diarahkan kerumah Ibu Robi Sularto ddi Mampang Prapatan empat, dan sesampainya disana, sudah diringi dengan gonggongan anjing peliharaan ibu Robi, ternyata ibu Robinya keluar rumah bersama Biakto anaknya yang nomer tiga.

Motor menuju pulang dengan menyusuri jalan Buncit raya hingga ketemu jalan Simatupang, hingga pasar Rebo, dan menuju Cibubur dan akhirnya sampai di depan polsek Kepolisian Cileungsi.

Motor diparkir didepan, dikelompok kendaraan roda dua, sementara di teras Polsek sudah berdiri tiga orang polisi yang sedang berbincang dengan rombnongan polisi yang baru datang dengan jip jimnynya.

Fifi sangat takut sewaktu saya gendong menuju ruang tahanan Polsek Cileungsi dimana Kiriadi di tahan, sehingg di sana saya tidak bersa bertahan lama setelah salaman sedang kan istri menyerahkan bawaanya berupa roti dan air minum aqua, lantas permisi minta diri, sedangkan dari balik terali besi banyak orang tahanan yang tengak tengok dengan kepala gundulnya.

Senen, 15 Oktober 2007
Sore hari, setelah shalat ashar, berlari menyusuri jalan di desa Mampir, berlari untuk membakar kalori yang tertimbun kerena manis- manis yang dimakan, lintasan tempat berlari sangat ramai dengan kegiatan manusia yang saling berkunjung dengan mengendarai motor, Saat keringat mengalir, saat darah terpompah dengan meningkatnya kegiatan otot – otot untuk berlari, pikiran ini terasa ringan, berbagai pemikiaran yang masuk antara lain :

1 Tadi siang warga RT yang ada di rumah, yang tidak lagi berkunjung silaturahmi idul fitri, diminta oleh keluarga Kiriadi untuk berkumpul ke rumahnya sekitar jam 13.30 siang
Saya hadir disana kapasitas sebagai warga untuk mendengar apa yang terjadi sekitar penahanan Kiriadi diPolsek Cileungsi, di tempat itu saya lebih banyak berdiam, sebab saya melihat ketua RT yang memimpin pembicaraan tidak memberikan sedikitpun kesempatan saya untuk berbicara, sehingga begitu adzan di masjid tertdengar yang berarti waktu ashar telah tiba, langsung saya minta permisi, untuk shalat berjamaah dengan Yasin, dimana Yasin dirumah masih main komputer.

Setelah selesai shalat ashar saya putusklan untuk berlari membakar kalori.

2. Disaat berlari, saya melihat semangatnya orang- orang yang berbenah untuk mau mengenakan baju baik yang dimilikinya untuk saling berkunjung, disaat itu terpikirkan, mengapa presiden di negara ini kok tidak mau berlari merakyat dan berhamburan dengan masyarakat, mengapa kok masih memisahkan diri dengan mobil bagus, dengan pengawalan ketat, memangnya mempin untuk siapa, rakyatnya senidiri senang dengan apa adanya.

3. Tadi pagi sempat ngirim SMS ke Tyas untuk secepatnya pulang ke Denpasar sebelum terkena kemacetan akibat bersamaannya orang-orang untuk berangkat ke Bali.

Silaturahmi ke rumah pak Abdullah

Sabtu, 13 Oktober 2007

jam 12.00 berngkat ke rumah pak Abdullah untuk silaturahmi idul fitri
Pulang nya sempat mampir ke rumah pak Bambang dan ternyata pak Bambang nya tidak ada dirumah.

Malam hari sempat berbicara dengan tetangga soal penahanan Kiriadi ditahanan Polsek Cileungsi, yang menjadi kekhawatiran apakan Kiriadi dipukuli di Polsek ngak.

Shalat Idul Fitri

Jumat, 12 Oktober 2007

Shalat shubuh dilakukan dengan tepat waktu dan setelah itu persiapan untuk berangkat ke Cileungsi, sebab sewaktu motor saya hidupkan suasana di kompleks tinggal sangat sunyi, dan tidak terlihat siapa- siapa yang akan mengerjakan shalat Idul Fitri pahi ini.

Berangkat berempat shalat Idul Fitri di Lapangan Muhamadiyah Cilengsi, saya buka muhamadiyah tetapi saya berfikir positip siapa yang telah membatalkan puasan7a dan ia tidak gila maka harus di ikuti.

sepanjang jalan menuju Cileungsi yang sejarak 7 km dari rumah, banyak yang lihat harapannya ia untuk membatalkan puasanya hari ini sebab sudah hari raya, berdosa berpuasa di hari raya.

Memasuki komplek perguruan Muhamadiyah lapangan basket yang disiapkan untuk melaksanakan shalat ied sudah ada beberapa orang, saya duduk paling depan di samping iman shalat, sebab suasana masih sepi, hanya terisi empat orang di saf terdepan.

Sambil menunggu kedatangan makmum yang lain saya membaca takbir bergantian dengan pembaca takbis asli yang datang dari Muhamadiyah, hingga shalat ied dimulai.

Ada hal yang menarik dalam khotba kali ini adalah, jikalau kita hanya sekedar percaya pada Allah SWT, Iblis pun sedemikian adanya ia percaya pada Allah SWT, maksudnya jangan sekedar berhenti sampai percaya saja, laksanakan kesantunan ilsmi yang lain.

Siang hari, shalat Jumat di masjid kompleks perumahan, banyak makmum yang masih berpuasa hari ini

Sore hari berlari- lari di sepanjang jalan Mampir, masih banyak orang- orang disini yang masih berpuasa, sebab ia mengikuti pengumuman pemerintah untuk melakukan hari raya esok hari sabtu. Malam-malam ke rumah pak Mahasin teman almarhum Bapak
Sebab sekitar jam 17.30 sore tadi ibu Mahasin menelpon ke rumah menanyakan soal kesehatan dan kenapa kok ngak kerumah, saya beritahu jikalau saat mengantar Yasin ke RSCM bulan puasa kemaren hari pertama sempat mampir ke rumah ibu Mahasin dan dirumah dalam keadaan kosong, dan semua pintu terkunci dari luar.
Akhirny ibu Mahasin minta ketemu kalau bisa malam ini datang sebab besok pagi setelah shalat ied akan pulang ke Pemalang, Cilacap dan Jogjakarta.
Perjalanan dilakukan setelah shalat maghrib dirumah

Malam Idul Fitri yang Sunyi

Kamis, 11 Oktober 2007
Jam 01.49 terbangun kerena tubuh sudah siaga kembali, langsung mengisi semua persedian air bak kamar mandi yang kosong, setelah itu mengerjakan shalat tahajud, shalat ini yang terus menemani saya dalam keadaan susah dan gembira.

Membuat jus sayur, kali ini komposisinya lengkap sebab kemaren pagi sempat kepasar Cileungsi.
Semalam istri sudah mulai memasak rendang daging dari hasil pembelian daging di Carefure sore kemaren. memang sengaja saya pesan kepada istri agar nanti makan sahur sudah makan rendang pra final.
Betul juga pagi ini makan sahurnya dengan rendang yang belum tuntas, itupun sudah enak.

Pagi hari setelah shalat shubuh, mencoba mencari pak Warsan untuk diajak melihat hilal, untukmembuktikan nanti sore tanggal satu syawal. tidak lama kemudian bermobil berlima pak Warsan dengan istri dan anaknya duduk didepan dan saya dan pak Kahar duduk dibelakang, sesampainya di jembatan tinggi di selepas kota Jonggol setelah rumah makan Jatinunggal, mencari parkir dan berjalan menuju jembatan, jembatan itu memang tinggi letaknya untuk mengatisipasi banjir, dan ternyata matahari yang ditunggiu tertutup kabut dan awan pagi sehingga matahari terbit tidak bisa dilihat.

Sementara menunggu matahari terbit di atas jembatan itu, para pemudiak banyak mengalir keluar jakarta lewat jalan Jonggol Cariu hingga ketemu di Cianjur, kemungkinan pemudik yang lewat jalur ini tujuannya adalah Bandung dan daerah belakangnya seperti Garut, dan yang terjauh kemungkinan Purwakarta atau Cilcap.

Kecelakaan lalu lintas antara mobil dan motor pemudik pun tak terhindarkan ada kemungkinan motor melewati garis tengah jalan, palagi tikungan datar-datar saja sehingga memungkinkan motor yang berkecepatan tinggi tidak bisa membelok tepat garis.

Siang hari setelah shalat dhuhur berombongan berempat naik motor ke toko nya Enung temenya Tyas di jalan depan, yang dibeli ,Minuman yok rasa jeruk dan mangga 3 dos @ Rp 9000,- Bengbeng Rp 22 500, sewaktu pulang tumpukan minuman itu minta tempat khusus sehingga tempat duduk dimotor menjadi sangat sempit dinaiki 4 orang.

Malam Idul Fitri sangat sunyi sangat biasa tidak ada takbiran, menunggu lama di televisi kapan menteri agama akan mengumumnkan kapan hari raya, ternyata pemerintaha saat diumumkan waktu lebaran ia mengambil posisi lebaran di hari sabtu dan Muhamadiyah tetap hari jumat besok untuk melaksanakan shalat idul fitri.

Memonitor pulangnya Tyas dari Denpasar ke Wonorejo

Rabo, 10 Oktober 2007

Pagi hari setelah shalat shubuh ke pasar Cileungsi, dan yang dibeli cukup banyak, tomat 3 kg, wortel 1,5 kg, buncis 1 kg, terong ungu 1 kg, tauge 1 kg, bungkus ketupat 30 biji, kacang sayur ½ kg, kopi ½ kg, kemiri 1 ons, keluak atau picung 1 ons,

Dikantor mendapat tugas dari pak Kuat untuk mendesign halaman depan Web Site kantor untuk ditayangkan di internet, kerena tugas itu mendadak saya hanya meifentarisr dahulu semua keinginan dan permintaan yang dibebankan.

Jam 16.00 pulang jalan kaki sebab motor diparkir di Carefure sambil membeli daging bahan membuat rendang 2 kg, dan ikan bandeng 1kg lebih, obat nyamuk dan air akua untuk minum ditengah jalan apabila buka puasa sebentar di jalalan pulang.

Sesampainya di rumah telepon Tyas dan ternyata Tyas masuk rumah di Wonorejo Lumajang sekitar jam 15.30 sore.

Teraweh terakhir diikuti kemudian pulang dahulu dan setalah makan malam kembali lagi kemasjid untuk menghatamkan Al Quran, baca doa setelah menghatamkan Al Quran dan berkumpul dengan orang- orang masjid dalam persiapan menghadapi pembagian zakat besok siang.

Pulang dari masjid jam 23.00 malam, tidak bisa langsung tidur sebab dikopi in sewaktu duduk di masjid, pengaruh kapi membuat badan tidak bisa ngantuk mendadak.

Itikaf bersama Yasin Fifi dan Ibunya

Selasa, 9 Oktober 2007

Jam 02.20 Masjid saya tinggalkan, berempat berjalan dengan rasa kantuk yang masih menyengat, sesampainya dirumah, Fifi dan Yasin langsung naik tidur lagi dan saya secepatnya membuat jus sayur yang kali ini tanpa tauge sebab tidak dapat tauge sewaktu kepasar.
Fifi mau minum jus sayur sebab kalau siang nanti tidak ada yang membuat.

Jam 03.30 acara sahur telah diakhir, secepatnya naik tidur sebab badan sangat ngantuk sekali.

Mendengar adzan shubuh bangun terlebih dahulu dan mengerjakan shalat berjamaah dan tidur lagi hingga jam 07.00.

Jam 09.00 berangkat dengan niat akan mengejar bandeng yang dipromosikan oleh Hypermart Rp 17 900 /kg, dan ternyata setelah sampai disana bertiga dengan Fifi dan ibunya, bandeng itu tidak ada yang ada bandeng jumbo dengan tarif Rp 32 000 kg, lho mana yang dipromosikan, sudah habis, bisa jadi Hypermart melakukan promosi dengan jumlah barang yang sedikit, sehingga setelah dibeli oleh beberapa orang saja barang itu habis.

Pilihan dialihkan ke ikan kakak tua yang termurah dikelasnya seharga Rp 12 000 kg, dan membli 1,5 kg, kemudian daging soup yang merupakan tetelan sebab diharga Rp 25 000 kg dan untuk ini barang telah dikemas dalam bentuk kemasan 4 ons dan ada yang 2 ons, saya membeli 3 tempat kalau di total sebanyak 0,8 kg, daging yang telah terpotong potong ini sengaja dibeli untuk campuran membuat brongkos.

Kurma, kurma yang awal puasa dijual Rp 14.300 se kg sekarang dijual Rp 6 000,- dan itupun kalau membeli harus memilih dari kurma yang dibuang dengan kurma yang dimakan, sebab jenis kurmanya banyak seluangnya, lapisan keras jikalau di gigit tidak enak.

Dari kesimpulan saya, Hypermart ini termasuk yang tidak ideal untuk dijadikan belanja utama, tetapi kita harus tahu strategi penjualannya mereka, barangkali aja diantara para retailer tersebut ada yang menjual barang yang termasuk murah dan kita butuhkan.

Sekeluarnya dari Hypermart rintikan hujan mulai turun dan setelah dijalan hujan semakinmenderas sehingga berteduh di tenda pedagang sore yang kosong pagi ini, lama ditunggu hujan tidak turun sudah gelisah sebab waktu shalat Dhuhur sudah diperkirakan menjelang.

Bermotor dibawa rintikan hujan untuk mengejar masjid didekat Hero supermarket, dan sesampainya disana badan agak basah juga, dan langsung shalat dhuhur berjamaah, selesai shalat hujan mulai mereda sehingga berlanjut lagi bermotor, dan diatas jembatan Cioleungsi hujan betul- betul belum turun disini, tetapi sesampainya di depan pasa Gandoang hujan mulai merintyk, dan betul juga ssampainya di rumah kasur yang dijemur tadi pagi sekarang basah, tidak ada yang mengangkat.

Istri merasa tidak enak badan, sehingga shalat teraweh dirumah dengan saya sebagai imamnya, kemudian dilanjutkan makan malam dengan lauk ikan kakak tua yang dibeli tadi siang, lauk ikan ini sangat enak katanya Fifi sehingga ia terlihat bertambah makannya.

Kirim paket

Senen, 8 Oktober 2007


Pagi setelah shalat shubuh istri minta tolong untuk mengemas paket pakaian untuk di kirim ke Pangkep dan yang dikirim ke Wonorejo, yang ke Pangkep isinya pakaiannya Aswan dan Astari sedangkan yang ke Wonorejo baju kokok dan sarung yang dibeli sewaktu ada basar di RSCM Thalasemia, untuk lik Bambang.

Berangkat ke kantor dengan suasana jalanan sudah mulai sepi, Istri dan Fifi ikut sebab akan mengeposkan paket pakaian buat Astarai dan Aswan di Pangkep Sulawesi Selatan dan paket yang lebih kecil tujuan ke Lik Bambang di Tempeh tetapi dngan harapan diterimakan dengan Tyas. Setelah sampai di Kantor POS Cileungsi langsung memisahkan diri.

Kemudian adalah RSCM yang menjadi tujuan pagi hari ini, kemacetan menghampar setelah diujung jalan Kramat Jati, sedemikian banyak kendaraan yang memasuki jalanan, dan jalanan itu berubah menjadi lorong yang penuh sesak dngan kendaraan, sangat tidak efisien, hanya Allah yang bisa menolong, Alhamdulillah bisa ada jalan keluar, ada jalan kearah kanan menuju Halim perdana kusuma, terlihat sih memutar untuk memasuki Celilitan, tetapi kalau macetnya seperti ini, luarbiasa kota Jakarta ini, terlihat ketidak mampuan pemerintah, ketidak mampuan dengan korupsi sebetulnya juga sama, cuma yang satu memakai uang sedang yang satu memakai waktu dan hilangnya potensi.

Sampai di RSCM sekitar jam 09.00 dan sengaja motor tidak dimasukan kelapangan parkir tetapi di parkir di perempatan jalan Salemba, dibawa kerindangan pohon dan trotoar yang dibuat lebar.

Sesampainya didepan lapangan parkir, mencari si kepala botak yang telah saya janjikan untuk diberi sodakho sembako dari rumah, dan ternyata ada juga ia sedang mengatur motor pengunjung RSCM, saya panggil dan saya berikan sembako tersebut dan langsung saya balik menuju ke kantor,

Walau jalanan menuju Pasar Jumat dari salemba macet tetapi untuk motor masih ada luang untuk melintas sehingga sampai juga di Mampang, tertahan dengan lampu merah maju lagi memasuki jalan pasar minggu, samapi di sisi Taman Makam Pahlawan kalibata kemacetan mulai terasa dan sebab kemacetan adalah putran balik untuk memasuki jalan Buncit, dan puteran balik itu juga yang saya tuju untuk menuju Buncit dan lurus sampai juga di ranggunan dan belok kanan langsung menuju Pondok Indah.

Memasuki kantor agak kesiangan sebab harus terlebih dahulu ke RSCM membagikan sembako

Di Kantor pak Budi menyampaikan sepucuk surat untuk disampaikan ke pak Muin, penjaga kebon nya, dan sesampainya di rumah masih sempat untuk shalat maghrib,

memasuki Masjid untuk shalat malam dan itikaf malam ke 27 bulan ramadhan jam 22.15, semua ikut yang dirumah, ya Fifi, ya Yasin, ya Ibunya, katanya kan malam lailatul Qodar terakhir.

Fifi masih bermain sendiri berdiri dan bermain sampai ia mulai mengantuk jam 23.00 setelah itu saya gosok semua badannya dengan obat anti nyamuk, kemudian ia tertidur disisi saya, sementara saya tetap membaca Al Quran sampai jus 29 plus.

Sepatu Merah buat Fifi

Minggu, 7 Oktober 2007

Jam 00.00 saya sudah didalam masjid untuk mulai itikaf, dan setelah shalat dua rakaat kemudian dilanjutkan membaca Al Quran mulai masuk jus 24.

Jam 02.30 saya mengakhiri itikaf, dan keluar dari masjid, sewaktu berjalan pulang di depan pos ronda di kegelapan malam itu saya melihat pak Kahar berdiri memunggungi arah kedatangan saya, berarti ia sedang berseni/ membuang air kecil di kegelapan malam, Cuma saya harus mencatat jangan sampai salaman sebab ia sedang berhadast.

Kemudian saya duduk sambil memberikan informasi jikalau hari raya jatuh pada hari jumat besok, tiba- tiba pak Helmy datang malam itu ikut nimbrung Cuma jeleknya ia sambil mengepulkan rokok, sehingga asap ini membuat saya mohon diri untuk membantu istri dirumah mempersiap masakan sahur.

Jus sayur yang dibuat adalah persedianterakhir cadangan selama seminggu ini, harapannya nanti hari minggu sempat ke pasar, ternyata bisa kepasar setelah bangun dari tidur jam 09.00 siang.

SEPATU MERAH BUAT LEBARAN FIFI TAHUN INI.

Panas terik menerpa badan
bersepeda motor bertiga bersama Fifi dan ibunya
Melintas dijalur belakang rumah, yang tembus kepabrik Samick
Melewati banyak orang-orang pengajian nya istri yang lagi duduk di pagi ini
Saat ini adalah sepenuhnya mengantar istri
Sebab sewaktu akan berangkat istri akan berangkat sendiri
Biar Fifi dan Yasin dan Saya di rumah
Tetapi tidak sampai hati membiarkan istri
Diterpa panas yang menyengat untuk mencari sesuatu dipasar.
Sesutu buat anak keponakannya
Anak dari adikna yang terkecil
Yang kini berumur 3 bulan lebih
Sebab
Hal ini sering diucapkan oleh Astari
Kelak jikalau Astari akan dibeliin pakaian baru lebaran
Jangan lupa si adik kecil dikirimin juga
Sekarang, bajunya Astari sudah ada, tinggal baju sikecil yang ngak ada
Untuk itulah siang ini berani menerpa
Luapan panas dari jalan raya yang terbentar sinar terik matahari

Kota kecamatan Cileungsi pagi menjelang siang
Sangat banyak orang yang memenuhi lorong-lorong jalan sekitar perempatan
Dilorong sempit pasar ramai, di jalanan mobil berbaris kemacetan kerena berserakannya angkot menghalang jalan
Di Mall banyak orang berdatangan
Belum lagi orang-orang yang bersembunyi di balik warung
Dipagar taman ditengah median jalan
Sehingga jalanan menjadi sempit


Bulan masih Ramadhan
Tetapi banyak orang terlihat tak berpuasa
Perintah Allah untuk puasa dijadikannya sarana menjadi manusia bertakwa
Tak lagi dipatuhinya
Yang berpuasa terlihat dari tampilannya yang pucat, lemah dan lesu menahan kantuk
Kelelahan yang luar biasa untuk harus ditempat keramaian ini
Sekedar memenuhi keinginan anak- anak akan sesuatu kebutuhan untuk lebaran

Melihat ujung jalan depan pasar Cileungsi yang ekor macetnya ada didepan mata
Saya berfikir, tidak mau membuang lelah untuk melintasinya
Akhirnya diputuskan, untuk ketemu di tempat ini, pesan saya pada istri, sebelum istri melangkah melintasi kemacetan lalulintas dengan jumlah manusia yang sedemikian banyaknya
Saya dan Fifi masih diatas motor
Mulai melihat dan mencari dimana motor akan diparkir
Tetapi sempit dimana- mana
Saya putar balik
Dibawa jalan layangdi pinggir jalan masih ada ruang untuk meletakan motor
Motor saya parkir dan dikunci roda depannya
Dan meninggalkan motor untuk berjalan berdua dengan Fifi memasuki pasar Cileungsi
Awalnya melewti lantai bawah Ramayana yang dipakai tempat parkir
Sebab bangunan Ramayana ini pintu belakangnya bertemu langsung dengan jalan pasar
Melintasi deretan angkot yang diparkir
Memasuki pasar di siang hari
Sangat berbeda seperti kalau pagi hari sehabis shubuh
Harga-harga sudah agak dimahalkan

Tauge telah habis
Tomat, Wortel dan Buncis Terong ungu sudah didapat
Kemudian memasuki lorong pakaian anak-anak dan lorong sepatu sandal
Ada sepatu merah yang cocok ukurannya buat Fifi
Sepatu merah sangat menggoda hati
Sewaktu ditaar ia minta Rp 23 000,-
Saya tawar Rp 10 000,- ini sepatu bang bukan sandal jadi tidak harga segitu kata penjualnya
Lima belas kalau mau, tetapi saya tetap harga sepuluh
Kemudian saya dan Fifi membiarkan sipenjual sepatu itu sibuk
Dan sewaktu melihat lobak yang tersisa di pedagang sayuran di lorong dalam
Saya tawar seharga Rp 2 000,- se kilonya dan di ijinkan
Penjual sayur itu mengatakan kepada sesama penjual
Bahwa ia berjualan hanya sampai hari ini
Sebab besok tempatnya dipakai oleh pedagang Daging
Sudah tentu ia diberi harga untuk mau memindahkan jualannya ketempat lain atau tidak berjualan dahulu
Walau saya tidak menanyakan hal tersebut

Sekarang di tangan ada uang tigaribu
Adalah uang pengembalian membeli lobak sekilo
Dari uang limaribuan yang saya berikan
Dengan uang segitu
Saya datangi lagi penjual sepatu merah
Dengan menaikan harga tawar menjadi Rp 12 000,-
Anak muda penjual sepatu itupun mulai melunak
Iaminta Rp 14 000,-
Akhirnya dicapai putusan harga fantatis yaitu Rp 13 000,-
Sepatu merah buat lebarannya Fifi tahun ini.

Baju Baru buat Fifi

Sabtu, 6 Oktober 2007


Belanja baju lebaran buat Fifi, persiapan sudah dilakukan sejak sehabis shubuh, Yasin ngak ikut ke Cipulir, yang berangkat saya Istri dan Fifi.

Perjalanan lancar hanya kerena bulan puasa sehingga ada rasa lelah.
Sesampainya di Cipulir sudah sesak kendaraan yang tertahan didepan kemacetan pasar Cipulir.

Setelah memarkir motor, yang disasar pertama adalah bajunya Fifi, ia sangat senang dengan baju bertype bola, sehingga sering mata ini menatap barang-barang pajangan, sambil bertanya adakah baju Fifi yang umur 4 tahun dijual disana, akhirnya setelah naik kelantai dua, dijumpa dibagian kios khusus anak- anak perempuan umur dibawah 6 tahun, dapat juga akhirnya, Cuma ngak boleh membeli satu harus minimal empat seharga Rp 90 000,- kerena Fifinya sangat senang maka empat-empatnya diambil juga.

Kemudian istri melihat baju yang sangat saya sarankan untuk keperluan kalau mengikuti seminar dan pertemuan ilmiah atau pertemuan formal lainnya, berupa baju semi jas bertangan panjang Cuma ngak dibuat tebal,

yang pasti jatuhnya kain bisa bertahan lurus, harganya sangat cantik yaitu
Rp 90 000,- ongkos jahitnya bisa seratuslimapuluhan kalau di buat sendiri.
Akhirnya diambil juga dengan istri.

Giliran berikutnya adalah pakaian atasannya untuk Tyas, diperhitungkan untuk kuliahnya sehari – hari, dan terlihat baju putih bertanan panjang dan penuh renda, baju muslim dan sangat cocok dengan badanya Tyas. Dan juga tidak boleh dibeli satu per satu, minimal dibeli tiga potong seharga Rp 90 000,-

Untuk Aswan, terlihat pakaian laki-laki remaja dan harganya tiga biji Rp 85 000,-

Untuk Yasin ini malahan yang kebanyakan bajunya enam biji seharga Rp 65 000,- harganya paling murah dan isinya paling banyak.

Perjalanan pulang di iringi rasa kantuk yang amat sangat sehingga untuk mengejar shalat dlhuhur dan tertidur di masjid kecil didepan Mall Cijantung yang dikelolah Kopassus.

Fifi ngak sabaran sehingga baru tidur sebentar sudah dibangunkan oleh Fifi untuk berangkat lagi, dan perjalanan dilanjutkan, tetapi di wilayah Duta Wisata, di samping kota wisata, ngantuk datang lagi, terpaksa tidur lagi dimasjid kampung disamping kota wisata.

Jam menunjukan pukul 14.00 siang, badan terasa segar kembali dan berangkat untuk pulang.


Sehabis shalat maghrib badan masih terasa lelah, mungkin kerena tidak sahur semalam sebab hanya minum jus sayur saja.

Jam 23.50 saya baru sadar setelah tiang listrik dipojok jalan di depan rumah yang menandadakan bahwa waktu jaga malam dimulai, dan memang hari ini saya pas saatnya jaga malam di lingkungan RT, sehingga sewaktu saya keluar rumah menuju masjid untuk itikaf malam ke 25, saya mampir dahulu ke pos ronda untuk memberitahukan pada rekan jaga yaitu pak Topo dan pak Kahar yang sudah ada di pos ronda.

Ganti Olie Motor

Jumat, 5 Oktober 2007

Pagi hari sebelum memasuki rumah dari itikaf di masjid, sekitar jam 02.30 mampir terlebih dahulu di pos ronda sebab banyak rekan se RT yang lagi ngumpul, terlihat ada 8 orang, kemudian berbicara- bicara soal ada kemungkinan hari raya jatuh hari Jumat minggu depan, sebab bulan sudah terlihat besar sekitar jam 03.00

Pembicaraan banyak sekitar kemana langka ke depan bangsa Indonesia setelah lebaran, sebab kesulitan ekonomi sangat dirasakan bagi sebagian, dan yang tidak merasakan kesulitan malahan tidak mengerti kemana negara ini melangkah.

Jam 03.00 saya masuk rumah dan istri sedang shalat tahajud.

Sewaktu akan berangkat kekantor jam 07.00 , Yasin telah berangkat terlebih dahulu, dan saya pagi ini sempat membagikan tiga bingkisan lebaran teruntuk bagi bapaknya Nana, sipenjaga jalan di ujung jalan Gandoang, pak Aning sepenggali kubur, si orang miskin yang dahulunya sempat makmur kerena dimakan sakitnya, yang membagikan istri, sebab istri dan Fifi ikut, kemudian sesampainya di rumahnya pak Aning, Fifi dan ibunya turun dari motor sebab pembagian habis, dan saya lanjut menuju kantor.


Ganti Olie di Buncit, ramai sekali suasananya, sebab minggu depan akan memasuki saat ramainya orang mudik.

Buka puasa di tengah jalan

Kamis, 4 Oktober 2007

Jam 02.10 sebab Tyasnya miss call ke Hp hitam yang sengaja saya bawa ke tempat tidur, sebab ini hari adalah hari terakhir meningmati bebas pulsa berbicara sesama mentari dari jam 00.00 hingga 03.00.

Tyas masih dirumahnya Herman, keponakannya pak Nana Suryana Almarhum dari istrinya.
Herman yang sengaja menjemput Tyas dari rumah sakit Sanglah Denpasar
Dan tinggal sementara di rumah Herman sebelum kembali ke indekosannya di Bukit Jimbaran.

Yasin terlambat bangunnya sehingga ia maunya marah- marah, padahal sejak azhan shubuh berkumandang pagi ini, disaat saya juga harus mandi untuk memulai kehidupan hari ini, sudah dibangunkan untuk segera bersiap, tetapi Yasinnya tidur saja

Saat menyisip diantara jarak trotoar dengan badan bus mayasari bhakti yang menepi, diantara itu terdapat ruang sekitar 1 meteran, itupun motor saya masih bisa masuk, tiba-tiba saat saya sudah didepan, pintu bus dibuka dan terkena stang sisi kanan saya, tangan saya tidak kena, dan semuanya berjalan mendadak, untung saja benturan dua besi itu tangan saya tidak kena. Kejadiannya di Lampu Merah Fatmawati.

Di Kantor pak Satpam Muhadi meninggal dunia, dikeluhkan tidak ada perhatian dari kantor terhadap satuan pengamanan yang meninggal, tidak seperti kepegawaian swasta. Terlalu dingin, saya mengingatkan hal ini terjadi sebab tidak pernah dianggarkan jikalau ada yang meninggal, seharusnya suatu lembaga kantor ya bisalah menyisihkan sesuatu untuk personilnya yang meninggal.

Jam 09.00 terkumpul beberapa orang yang hendak ke Sukabumi alamat duka, rumah Almarhum pak Muhadi.

Langsung berangkat dengan mobil dinasnya pak Edi, Balai Jakarta. Yang duduk paling belakang adalah, saya, berdampingan dengan pak Hendar, didepan saya pak Imam dan Roni, di deretan tengah, empat orang ibu-ibu, Flori, Ibu Mulyani, Ibu Ristien dan Ibu Tintien dari Widiaiswara. Dan yang paling depan pak Edi dan Cipta yang mengemudikan kendaraan.

Perjalanan ke Lido Sukabumi, lancar melewati tol Simatupang, Ciawi dan keluar di pintu Sukabumi dan masuk jalan lokal yangpadatnya luar biasa, jalan mendaki dan menyempit, dengan banyak angkot yang parkir, sehingga jalanan melambat.

Sesampainya di rumah duka, jenazah pak Muhadi alm telah dimakamkan, rombongan dari kantor diterima oleh anaknya yang nomer satu pak Slamet seorang polisi yang bertugas di Batam.

Selama perjalanan berangkat dan pulang udara sangat panas, sebab pepohonan sepanjang jalan telah ditebang, disini terlihat kegagalan kita untuk mempertahan hijauan, daerah ini dingin kerena terletak di ketinggian sehingga udara akanmenjadi dingin setelah jam 5 sore dan panas menyengat setelah jam 10 pagi.

Sewaktu pulang di jalan tol sempat mampir untuk mengerjakan shalat dhluhur, saat itu waktu terbaik bagi saya untuk tidur. Tidur sangat lelap dan nyenyak sekali, memang betul jikalau kecapaian akibat beribadah memang enaknya juga luar biasa.

Saya berusaha untuk tidak terlalu membebani pikiran dengan segala pemikiran sebab saya harus menghadirkan malaikat sebanyak mungkin disamping saya sebab perjalanan hidup saya sangat berat, jikalau tidak ditolong oleh Allah maka susah jadinya.

Merasakan ada rezeki yang masuk langsung dibelikan lauk pauk yang sudah berkurang dirumah, daging, ikan kerapu, bakso, ikan kaleng, obat nyamuk, sprite total habis Rp 99 000,-

Luar biasa macetnya dalam perjalanan pulang sore hari ini, setelah menelusuri jalan Simatupang sampai di pertigaan Antasari kemacetan sangat berlimpah, sepanjang jalan di depan yang saya lihat adalah kendaraan yang terjebak kemacetan.

Saya ambil kekiri untuk mencari peluang longgarnya jalan, menyusuri jalan Antasari hingga ke lampu merah, ternyata polisi tidak mengijinkan belok kekanan, disini, saya melihat egitu banyaknya arus kendaraan yang menuju jalan Simatupang, kalau begini tekanan arusnya ya siapa duga kalau Simatupang juga akan terkena kemacetan berat.

Akhirnya mendapat puteran kekanan itupun dengan antri yang cukup panjang, kemudian menelusuri jalan Antasari kearah balik dan setelah tiba di lampu merah yang tadi tidak boleh belok kenan, belok ke kiri mengikuti jalan Puri Mutiara dan dilanjutkan ke jalan Benda, jalan ini merupakan lanjutan dari jalan Cipete Raya, kemudian setelah mengikuti jalan Benda yang belok kiri ketemu jalan Kemang selatan, belok kanan dan menyusuri jalan Pejaten Barat dan perempoatan pasar minggu Republika belok kanan jalan Warung Jati barat, di jalan ini memasuki saparator jalan Bus Way, sehingga laju kendaraan bisa cepat, setelah ketemu lagi dengan jalan Simatupang di lampu merah Ranggunan, aduh rombongan kendaraan dari arah Simatupang Pondok Indah tempat saya berangkat tadi sangat banyak mengerumut.

Apakah ini bukan rezeki.

Buka puasa.

Tahu jikalau sebentar lagi akan buka puasa, sebab posisi motor ada di Kelapa Dua Wetan, di kantong ada uang Rp 1 500,- yang rencananya akan di belanjakan Rp 500,- untuk buka puasa dan yang Rp 1000 masuk kemasjid sebab sebentar malam adalah malam lailatul qodar malam yang 23 bulan puasa.

Setiap menghampiri penjual kolak atau es atau cincau atau kelapa muda di sepanjang jalan Lapangan Tembak semua menaruh harga rata- rata Rp 2 500,- akhirnya saya mencari aqua gelas seharga Rp 500,- disekitar tempat kursusnya Tyas Al Fikri dua tahun lalu kemudian berangkat lagi.

Sesampainya di depan SPPBU SHELL Malaysia di jalan Transyogi Cibubur, terdengar adzan Maghrib, banyak pengendara yang memberhentikan kendaraan untuk sebentar berbuka puasa, saya membuka aqua gelas saya sebelumnya berdoa untuk kesehatan Aswan, Tyas, Astari Yasin dan Fifi, Istri, Ibu mertua dan Ibu Kandung kemudian saya sendiri, sebab Allah semua yang mengatur kehidupan ini.

Masuk rumah jam 18.20 dan secepatnya buka puasa yang agak lengkap dan langsung berbenah diri untuk berangkat ke Masjid.

Malam harinya jam 23.00 itikaf di masjid Nurul Hidayah

Itikaf hari ke 21

Rabo, 3 Oktober 2007


Jam 00.00 saya masih di Masjid Nurul Hidayah, masjid kompleks perumahan dalam rangka itikaf hari ganjil ke 21 puasa. Itikaf ini berakhir sekitar jam 02.30

Masuk rumah sekitar jam 02.50, sementara saya masih terhubung dengan Tyas, dengan menikmati free talk hari pertama setelah tadi sore mengisi pulsa sebesar Rp 50 000,-
Pembicaraan dengan Tyas sekitar keinginan Tyas untuk tetap bertahan di Denpasar walau menghadapi kesusahan dalam menerima donator darah guna menyambung hidupnya, ia berkilah sebab ini bulan puasa dimana yang donor lagi sedikit, jikalau bukan hari puasa pasti banyak, alasannya.

Secepatnya makan sahur dan langsung berangkat tidur sebab ngantuknya sangat luar biasa, sewaktu adzan shubuh terbangun dan mandi dan langsung mengerjakan shalat berjamaah dengan istri dan tidur lagi.

Mengeluarkan sepeda motor, sebab ibu-ibu sudah berdatangan yang akan membantu istri untuk menyiapkan bingkisan lebaran sebanyak 50 bungkus, dengan 10 bungkus sebagai cadangan.

Proses pembagiannya saya sendiri tidak mengetahui sebab tidur sangat nyenyak, setelah semalaman beritikaf di masjid.

Sehabis shalat maghrib, mengantar bingkisan lebaran kepada ibu Oing, istri Almarhum pak Oing yang berdiam di pinggir jalan besar Gandoang, saya merasa perlu menyantuni orang tua tersebut sebab semenjak pak oing meninggal saya tidak pernah kesana, silaturahmi.
Berangkat bersama Fifi dan Ibunya, Fifi kalau sudah diberitahu akan keluar rumah sudah gembiranya minta ampun dan inginnya serba cepat.

Sesampainya dirumah ibu Oing, awalnya rumah itu telihat tutupan, tetapi tiba-tiba dari arah dalam tersingkap gorden sederhana yang menggantung dijendela yang menunjukan jikalau didalamnya ada orangnya, kemungkinan kerena suara motor saya berhenti didepan rumahnya, ia pikir suara motor siapa itu, dan akhirnya setelah turun dari motor istri saya menyerahkan bingkisan lebaran itu, mengingat waktu menjelang shalat isya saya secepatnya mohon diri.

Fifi diajak shalat teraweh di masjid ngak mau minta shalat dirumah.

Persiapan memasang desferal, jam menunjukan 20.00 saat mana Yasin baru pulang dari Masjid, sementara saya dengan istri shalat teraweh dirumah, mengingat istri agak lelah seharian.
Diawali dengan meng oleskan salep narkotika 5 % di kulit dimana jarum suntik desferal hendak di tusukan, jarak waktu antara pemberian topikal salep ini dengan penancapan jarum desferal sekitar 1 jam sebelum penyuntikan.
Jam 21.00 mulai saya mencampur Desferal sebanyak 3 botol @ 500 mg ke dalam satu jarum suntik isi 10 ml, kemudian dilakukan penancapan, dan betul juga bagi Yasin saat jarum itu masuk tidak terasa katanya.

Pindah Ruangan Kerja

Selasa, 2 Oktober 2007

Dari pagi di kantor mulai mempersiapkan tempat pindah yang baru.
Mengangkat buku- buku dari lantai tiga ke lantai dua, pekerjaan ini dibantu dengan Topik, Panjul dan Slamet, atas beban pak Kuat, pak Kuat sangat tidak suka melihat kacau, padahal arsip ku termasuk yang terjelek.
Jam sudah menunjukan pukul 14. 30 badan dikantor lelah sekali, ngantuk luar biasa, Tyas di Denpasar sedang di transfusi, tadi pagi mbah Doko nya membawa orang- orang masjid untuk dilakukan pengambilan darah donor, sebanyak 6 orang.

Aduh Tyas, jangan lama- lama disana Tyas, cepatlah pulang.
Sempat membeli pulsa mentari untuk Hp hitam yang saya pegang saya isi Rp 50 000 sedangkan hp nya Tyas saya isi Rp 25 000,-


Since this morning at a office begining to get things square move place a new one.
Lifting books of floors three to floors two, this work is aided with Topik, Panjul and Slamet, by order of Pak Kuat, Pak Kuat really bad blood sees riot, eventually my archives comprises one most bad.
The time of day have at 14. 30 bodies at weary tied, insufficienttly gets a sleep, Tyas at Denpasar be at transfusion, this morning its grandfather mbah Doko take in mosque men to be done donor blood take, as much 6 person.

Tyas's groan, don't long times over there Tyas, quick goes home.
Find time to buy solar pulse for black Hp that I holds I Rp's content 50 000 meanwhile Tyas's hp I fill Rp 25 000,-

Khamis, November 01, 2007

ke Kuburan Malam - malam

Senen, 1 Oktober 2007

Ke Kuburan malam- malam.




Jam 00.30 ada bayi yang hendak dikubur, meninggal sejak maghrib tadi sore, meninggal kerena kehabisan air ketuban, ketuban pecah dahulu dan penangnanan kelahiran lambat, sehingga bayi tiada oksigen.
Berjalan berbanyak menuju ke kuburan dengan sedikit penerangan.
Melintas kelebatan pepohonan bambu yang mendesir halus dihembus sebatan orang-orang yang melintas.




Mengawali kegiatan di RSCM pagi ini adalah me foto copy semua lampiran resep beserta lembar protokol persetujuan obat.
Duduk menungu di depat loket Apotik di lantai dua RSCM sejak jam 10.00, sampai tadi shalat Dhzuhur saya tinggalkan sebab shalatnya di ruangan POPTI,

Buka Puasa di Al Barokah

Jumat, 28 September 2007


Pagi hari sudah sampai di PMI Kramat untuk menunggu antrian darah, ternyata darahnya Yasin tidak diproses hari ini sebab tidak ada kalender tertulis untuk penggunaan hari ini, sehingga dijanjikan jikalau tetap di pakai hari ini harap menunggu jam 11 siang. Sebelumnya harus menandatangni surat pernyataan jikalau darah akan di proses dan harus diambil jam sebelas siang.

Waktu tunggu ini saya dengan Yasin balik lagi ke RSCM, dan sewaktu akan berangkat, terlihat seorang ibu yang mengejar untuk ikut bersama saya ke RSCM, ibu itu juga mengurus darah cuci untuk anaknya yang sekarang sudah menunggu di RSCM.

Yasin menunggunya di ruang transfusi sedangkan saya menunggunya di ruang administrasi POPTI.

Jam 10 45 saya mulai bermotor menuju PMI Kramat dan menunggu antrian darah, jam 11.05 darah didapat dan langsung dibawa ke RSCM untuk ditransfusikanke Yasin.
Yasin saya tinggalkan di ruang transfusi dan saya melaksanakan shalat Jumat di masjid UI, dan ternyata sekembalinya dari Masjid shalat Jumat, kantong darahnya Yasin masih belum banyak yang mengalir sebab lengan dimana jarum abocet yang masuk ke lengannya dijepit, setelah posisi saya perbaiki darah mengalir lancar.

Saya mulai mengurus pelunasan Darah, ternyata Yasin sewaktu saya tinggalkan ke Masjid telah mengilangkan lembar merah permintaan darah dimana tertulis data-data darah yang di transfusikan ke Yasin, sewaktu di PMI Kramat saya sudah terbentik pikiran untuk memisahlan antara lembar permintaan darah yang warnanya merah dengan labu darahnya sendiri, sebab peristiwa selanjutnya setibanya di RSCM, Yasdin menerima labu darah dan di bolak balim dan diletak dilehernya segala, saat itu pasti lembar merahnya tercecer dan terbawa pasien lain.


Didepan Bank Darah RSCM saya mengatakan jikalau lembar merah tercecr dan ternyata hal ini tidak terlalu meriskankan sehingga proses pelunasan bisa dilakukan dengan menelpon kembali ke PMI Kramat untuk mengetahui kode nomer kantorng darah dan volumenya.

Protokol resep dirobek petugas Askes

Hal ini baru terjadi, sewaktu petugas Askes itu memberikan lembar yang harus diperbaiki, saya melihat sendiri petugas itu menyobek halaman depan protokol obat desferalnya Yasin, sehingga, waktu saya kembali ke meja itu setelah memperbaiki kelengkapan dan ditanya dimana lembar pertama protokol obat, lho kan dirobek, siapa yang merobek, lha situ sendiri yang merobak, lantas lho kalau begitu menuduh saya, kalau saya berani bersaksi sebab saya melihat sendiri situ yang merobek, tetapi kemudian ibu itu memberikan lembar kosong utuk diisi kembali, sewaktu di isi kembali kan terjadi kekonyolan sebab dokter yang menandatangani lembar pertama kan berbeda dengan lembar kedua, berkas yang lama.

Akhirnya saya menghadap ke Profesor Jayadiman menceritrakan semua hal tersebut, kemudian sang prof menandatangani semua protokol resep obat, sebab ia ingin membantu, dan akhirnya sewaktu saya ada di depan Askes kembali mereka pada terbengong, sebab sang Profesor sendiri yang turun tangan.

Tetapi resikonya berkas tidak boleh ditinggalkan harus ditunggu dan selesai jam 16.30.


Kemacetan luar biasa


Sewaktu keluar dari RSCM, kemacetan di depanmata sudah menghadang, saya berjalan perlahan sebab Yasin yang sedari tadi duduk diruang tunggu Thalasemia sore itu sudah gelisah ingin pulang, sering saya tawari untuk makan tetapi ia menolak, sehingga sewaktu berjalan pulang seperti ini malahan sangat susah untuk mempir makan.



Buka puasa di Al Barokah

Hampir maghrib saat memasuki kompleks masjid Al Barokah di perumahan CPM Ceger Ciracas, dan Yasin berkomentar sangat bosan kesini melulu sejak tiga hari yang lalu.

Yasin kan tidak berpuasa sehingga tidak bisa memandang sangat berharganya buka puasa itu, sehingga saya biarkan saja Yasin bersungut- sungut di luar masjid.

Saat adzan maghrib dikumandangkan di masjid itu, banyak orang yang ikut berbuka puasa disana, hidangannya sangat sederhana, teh pahit, air aqua gelas, es potongan ketimun suri dengan syrup, dan gorengan, dan beberapa butir kurma.

Setelah shalat maghrib, berangkat lagi bermotor dengan Yasin, dan malam pun sudah menjelang.

Pasar Murah

Kamis, 27 September 2007

Fifi dan Ibunya serta Yasin ikut ke RSCM, sebab hari ini diselenggarakan pasar Murah untuk para pasien Thalasemia.

Setibanya di depan Cipto saya berempat masih melaju ke Bank Darah di PMI Kramat, untuk mengambil darah cucinya Yasin.

Transfusi dilakukan sekitar jam 09.30 pagi, itupun sudah diberi peringatan dari petugas bank darah untuk datang lebih pagi lagi.

Sementara Yasin di transfusi, saya dengan istri dan Fifi mengikuti pembukaan acara Pasar Murah yang diperuntukan bagi penderita

Saya sempat membeli bajunya Tyas seharga Rp 2000,- berupa rajutan warna hitam.

Transfusi berakhir dengan aman, dan pulang kembali tetapi sekarang bawaannya agak banyak sebab istri membeli sembako seharga Rp 20 000,-

Yasin agak marahan dengan Fifi berebut kue coklat kesukaanya Yasin. Perasaan tidak enaknya dibawa terus sampai di masjid Al Barokah sewaktu pulang di kawasan ceger Ciracas, dan sampai rumah pun ia masih marahan.

ke RSCM hari pertama bulan September 2007

Rabu, 26 September 2007


Berangkat ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, bersama Yasin. Berangkat agak siang sekitar jam 08.00 sebab ngantuk yang amat sangat, dan sesampainya di RSCM mendapat giliran periksa darah yang terakhir, hari ini Hbnya Yasin 7,9 dan membutuhkan darah 2 kantong, tetapi hasil pemeriksaan ini diketahui setelah jam 14.30 siang.
Sempat shalat Ashar di masjid Al Barokah di kompleks CPM di Ceger Ciracas, Jakarta Timur. Dan disana sempat memberi sedikit pemikiran terhadap sudah terbentuknya sistim jemahaan masjid yang melakukan penghitungan diri.

Yasin kesakitan setelah semalam pasang Desferal

Selasa, 25 September 2007

Shubuh Yasinnya menangis kesakitan akibat pemasangan desferal semalam, sehingga saya sangat shock, saya sempat menghubungi pak Topo rekan se RT untuk koordinasi Saya menengadakan tangan ke langit saat itu untuk memohon kesehatan dan pertolongan dari Allah, langit masih gelap, pagi akan datang, udara dingin pagi masih terasa.
mengirim Yasin ke RSCM, koordinasi sedang dilakukan dengan pak Sarif, pak Parman, tiba- tiba Yasin menunjukan perbaikan, saya mencari mereka bertiga sedang berada dimana, untuk memebritahukan jikalau ada perubahan yang mendasar pada diri Yasin, kemudian pak Topo mengambil roti dan mulai menyuapkan ke Yasin, dan Yasinnya mulai mau mengunyah.

Banyak orang RT yang datang pagi itu, sebab keadaan anak- anaku terkadang sangat menegangkan seperti pagi hari ini.

Agak siang saya dengan istri ke Puskesmas Gandoang untuk mencari rujukan ke RSCM, kemudian saya ke Bogor meminta persetujuan Askes Bogor. Sewaktu berangkat melewati Cibinong pusat Penelitian LIPI, dan kerena jalannya jelek sampai aki sepeda motor saya terlepas, dan menggantung.

Sewaktu pulang kerena badan ini sangat ngantuk sempat shalat Dhzuhur di masjid wilayah Depok dan teridur, sewaktu istirahat ada waktu untuk menelpon ke rumah Almarhum Maman Penderita Thalasemia yang baru kemaren meninggal,ia meninggal kerena kecapeean, seingat saya ia bekerja sebagai edit entri di suatu perusahaan komputer dan selalu pulangnya malam.

Kemudian balik dan masuk rumah sekitar jam 15.00.

Buka Puasa Bersama

Senen, 24 September 2007

Kekantor dengan perasaan penuh harap, sebab umur SK penempatan yang baru sudah seminggu sehingga sudah waktunya untuk pindah tempat, setibanya di kantor pak Budi minta rapat khusus team evaluasi monitoring dan manfaat yang terdiri dari saya pak Abdullah, pak Daman dan Oniek.

Usulan saya untuk membangkitkan kembali semangat juang team evaluasi manfaat yang sudah kendor 6 minggu ini adalah buka puasa bersama dahulu, hal ini di setujui, dan pak Budi memberikan uang sebesar Rp 500 rb untuk dibuatkan kegiatan tersebut.

Setelah shalat Ashar saya mulai mengangkat buku-buku dan komputer ke lantai bawah dan meletakannya terlebih dahulu apa adanya, tiba-tiba jam sudah menunjukan jam 17.10.

Saya bergegas sebab sudah janji akan buka puasa bersama pak Daman, pak Abdullah, dan saya, kemacetan lalu lintas sudah menghadang sore itu

Setibanya di sekitar rumahnya pak Abdullah saya mulai bertanya dimana rumahnya pak Abdullah, saat saya melintas ternyata dari belakang saya pak Abdullah berdiri memanggil saya yang sedang bermotor mencari- cari alamat.

Buka puasa dengan meminum sirup dari pak Abdullah kemudian bertiga berjalan menuju masjid terdekat untuk mengerjakan Shalat maghrib setelah itu berjalan kaki menuju tempat makan, ternyata tempat makan yang ada di sekitar rumahnya pak Abdullah jumlahnya sedikit dan sudah sesak dengan pengunjung, ada yang terlihat faforit, ditata seperti café dan hal ini mengurangi khidmat puasa, saya tidak mau makan disitu.


Kemudian berpindah dan didapat warung seperti warung tegal tetapi lebih bersih dan langsung memesan makanan, saya dengan pak Daman sama kesukaannya adalah tong seng dengan nasi panas, kemudian soup iga sebagai pewarna cita rasa.

Setelah itu pulang dan sempat membelikan Tyas pulsa XL dan Sempatinya.
Memasang Desferal pada Yasin saat dicabut tidak apa-apa.

Jumaat, Oktober 05, 2007

Membelah gelap ke pasar

Minggu, 23 September 2007

Pagi ini tidur memang agak nyenyak sehingga jam di Hp yang si stel jam 02.00 sudah berbuyi tetapi bangunnya sekitar jam 03.30, mepersiapkan jus sayur yang tertinggal di akhir persediaan. sebab di niatkan sebentar ini ke pasar.
Setelah jus sayur diminum kemudian kmbali semangat menyerang dan shalat tahajud dikerjakan.

Waktunya sangat singkat sebab batas waktu imsyakiah 04.17, masih ada waktu 20 menit lagi untuk sahur, tetapi Yasin yang mulai sadar akan perannya ia sekarang muklai makan sahur untuk melakukan puasa esok harinya

Shalat shubuh berjamaah dengan Yasin, sebab ibunya masih berhalangan, kemudian berangkat sendirian ke pasar , jalanan masih terasa gelap, mengingat saat ini adalah saat kritis dimana seseorang dengan muda menjadi perampok seseorang, hal ini dimuat di surat kabar kompas dimana pada puasa yang masuk hari ke 10 ini angka perapokan meningkat.

Lewat jalanan sepi yang dimana orang tidak berfikir bahwa ada seseorang yang membawa uang Rp 140 000 ,- untuk berangkat ke pasar.

Sesampainya di pasar uang itu terbagi, Rp 100 000,- untuk membeli beras 28 liter dimana harga seliternya Rp 3 500,- dan yang rp 40 000,- un tuk membeli sayuran terdiri dari tomat 3 kg, wortel 1 kg, buncis 1 kg, kentang 1 kg,

ngantuk pun datang

Sabtu, 22 September 2007.

Sehabis shalat shubuh membaca Al Quran sampai jus 8.

Pagi hari mengantar istri untuk mengambil gelas yang telah dipesan tetapi belum juga di kirim, ternyata ada kenaikan harga sehingga tidak dikirim, barang yang dikirim kemaren adalah harga lama.


Sore harinya sebelum buka puasa sempat berolah raga menarik rider 300 kali, sewaktu mandi terasa licin ini pipi kerena lemak yang mengalir bersama keringat yang mengucur tadi membuat kulit menjadi kering.

Malam hari setelah shalat teraweh sempat cuci baju yang menumpuk, setelah cucian dikerjakan langsung berwudhu untuk thadarus Al Quran, pembacaan berakhir hingga jus 9. suasana sudah sepi malam ini sebab jam menunjukan pukul 11 malam.

Setelah itu ngantuk pun datang.

Ujian Pengadaan Barang dan Jasa

Jumat, 21 September 2007.


Belajar dari pengalaman kemaren, hari ini berangkt lebih pagi, tetapi masih sempat shalat dlhuha dari rumah, dan sesampainya di bank BNI Melawai langsung memarkir motor dan naik kelantai atas untuk mengirim uang ke Tyas Rp 100 000,- setelah itu memasuki toilet untuk membersihkan badan , kemudian mulai menuruni tangga untuk bergegas berjalan menyebrangi Pasar Raya Blok M dan memasuki hotel Ambhara, disana peserta ujian sudah memadat di ruang absen untuk mencari nomer dan nama dan tenmpat duduk, sebab tempat duduk di acak sehingga tidak terkumpul dari sati direktorat.

Saya menyadari jikalau nama saya terlambat, pasti ada masalah, betul juga, nama saya tidak tercantum, tetapi panitian mebijaksanai untuk masuk saja dan mengambil tempat duduk yang ada nomernya di belakang, kemudian panitia mulai menelusuri nama- nama dan nomer meja yang dicantumkan, saya menduduki nomer meja 071665408.

Tepat jam 09.30 ujian Pengadaan Barang dan Jasa dimulai, tidak banyak masalah dalam menjawab soal- soal ujian sebab lebih banyak membicarakan pengalaman selama menjadi pengawasan pengelolah teknis bangunan gedung negara. akhurnya 90 pertanyaan bisa saya selesaikan dengan waktu kurang dari satu jam.

Saya meninggalkan ruang ujian di saat peserta lainnya sedang berkutat dengan pilihan jawaban yang harus dihitamkan dengan pesil 2 b.

Sewaktu saya diatas motor untuk bersiap berkendaraan, saya berhitung akan shalat Jumat dimana. saya mengarah ke arah pulang dan perhitungan saya waktu yang tersisa sampai datangnya saat shalat kendaraan sudah tiba di mash\jid jin kelapa dua.

Dan semua perhitungan itu tepat, shalat bisa dilaksanakan dengan khidmat, sesudah shalat berkendara lagi menuju pulang yang masih tersisa 19 Km lagi.

Setibanya diarah jalan Cibubur Cileungsi terjadi kemacetan yang parah, ternyata diujungnya terdapat truk pasir bermuatan pasir dengan kapasitas 8 ton sedang melintang jalan, sehingga kendaraan yang dibelakangnya tidak bisa lewat, hanya motor saja yang bisa lewat, dan jalan selwatnya itu sangat lenggang kerena kendaraan yang terhambat tadi.

Masuk rumah jam 13.00

Saat shalat Maghrib menjelang datang SMS dari Tyas jikalau Tyas yang sedang berad di atas bukit Jimbaran akan turun ke kota Denpasar untuk mengikuti kuliah besok pagi, tetapi tidak ada kendaraan yang lewat, saya mendapat SMS sedmikian saya hanya bisa berdoa, saat buka puasa tiba, di saat dimana doa terkabulkan, maka saya mohon pada Allah agar Tyas dipermudah permasalahnya, setelah shalat maghrib membaca Al Quran dan memohon pada Allah untuk ditolongnya Tyas, tidak beberapa lama kemudian dapat SMS dari Tyas jikalau tyas sudah ada yang menolong untuk berangkat ke Denpasar,

Saya sangat bersyukur, saya hanya bisanya begini saja, hanya berdoa pada Allah, tidak lebih, dan kehadiran Allah itu sangatlah dekat.

Ikut Pemantapan Ujian Pengadaan Barang

Kamis, 20 September 2007.

Pagi hari Yasin lambat sekali bangun tidurnya, saat yang sama saya harus berangkat ke kantor, menuju hotel Ambhara, untuk mengikuti ujian Pengadaan Barang, terpaksa Yasin ditinggalkan, sesampainya di BNI Melawai, motor saya parkir disana, kemudian saya naik keatas, satpam bagian dalam dengan seragam biru- biru dengan ramah menyalami semua pelanggan BNI untuk siap membantu, sewaktu saya mengambil formulir pengiriman uang tabungan atas nama Tyas saya berfikir apakah nomernya Tyas masih ada di Tas, seingat saya sudah beberapa hari yang lalu nomer rekeningnya telah saya buang.
Saya menuju ke toilet sebelum menulis rekening, untuk berbenah diri sebelum menghadapi ujuan di hotel Ambhara. kaca mata sempat dicuci, tangan yang penuh dengan debu dan cuci muka segala dibersihkan.
Kemudian mulai duduk untuk mencari nomer rekeningnya Tyas, ternyata setelah dibngkar sekian lama tas kerja hitam yang saya selalu bawa, nomer itu juga ngak ada.
Saya beritahu Satpam bahwa nomer rekeningnya tertinggal, satpam itu dengan terlatih mengucapkan terima kasih atas kedatangannya dan untuk datang kembali di hari lain, saya pikir ternyata dua ucapan selamat datang dan apa yang bisa saya bantu itu diucapkan kalau melihat nasabah datang dan ucapak termakasih dan kelanjutannya apabila nasabah itu keluar, itu adalah hasil latihan berbulan-bulan untuk mefasihkan pengucapan dua kalimat itu.

Pasar Raya pagi itu saya lewati halaman tengahnya sebab ujung pintu di sisi keluarya bertepatan dengan bank BNI dan sisi masuknya berhadapan dengan hotel Ambhara. saya melintas berlawanan arah dengan kedatangan banyak karyawan supermarket besar itu, sehingga saya bisa melihat berbagai wajah – wajah manusia beriman kerena kepucatannya dan masih terbayang rasa kantuknya kerena tidur semalam tidak sempurna sebab acara sahur di masing- masing rumahnya,

Menyebrang di depan Pasar Raya dan langsung memasuki hotel Ambhara, saya lihat banyak juga sepeda motor yang diparkir disisi kanan hotel, tetapi sewaktu saya tanyakan pada penjaga parkir, masing-masing sepeda motor nanti dikenai pembayaran.

Oleh front office hotel saya ditanya mengikuti rombongan yang mana, sebab Departemen Pekerjaan Umum mengklaim 6 point ruang pertemuan hari ini dengan berbeda- beda kegiatan, yang saya ingat adalah kerja sama PU dengan Bappenas, oh pengadaan barang kata pengantar hotel tersebut, dan saya mengiyakan dan langsung menuju penulisan absen.

Disana saya menerangkan bahwa saya terlambat diberitahu, kemaren sehari saya tidak mengikuti acaranya, saya disarankan mengisi daftar isi biodata untuk dikumpulkan pembuatan sertifikat, tetapi saya tidak siap membawa foto.

Saya berusaha mencari teman kerja yang juga mengikuti kegiatan diruangan ini, sebab kantor saya mengirim tiga orang, ternyata mereka semua terlambat datang.

acara pagi ini diawali dengan pengantar menjawab soal- soal yang akan diujikan besok, sehingga saya sempat bertanya pada sesama peserta disamping duduk bahwa kegiatan ujian bukan hari ini, hari ini khusus pmbekalan ujian, berarti saya belum terlambat, kemaren itu hanya menerangkan apa- apa saja yang boleh dilelangkan dan dengan batasa anggara beberapa milyard untuk kelas yang beda-beda.

Shalat dlhuhur dilakukan di basement hotel dibawah, shalat dhluhur bersama dengan karyawan hotel, saya langsung mengambil posisi sebagai imam shalat, sebab saya lihat banyak yang melakukan shalat sendiri- sendiri.

Acara istirahat hanya diisi duduk didalam lobby hotel, sambil melihat harga yang tertera, untuk acara buka puasa hotel itu menarik harga Rp 55 000 satu paket. kemudian rekan duduk beralih pembicaraa menanyakan dimana posisi sekarang, dahulunya dimana sehingga sewaktu pembicaraan bergulir ternyata banyak rekan- rekan sejawat yang telah meninggal dunia, antara lain pak Pamujaeni, pak Aryoko, Pak ... Bsw, sewaktu saya Pimpro di dua tempat Maluku dan Irian Jaya teman- teman ini yang sring saya hubungi.

Acara siang harinya dimulai tepat jam 13.00 dengan melanjutkan pembahasan soal yang diperkirakan besok keluar, sampai tepat jam 16.00, sewaktu jam 15.00 saya keluar untuk melakukan shalat Ashar di basement hortel.

Sore hari saya berjalan melewati Pasar Raya Blok M menuju Bank BNI untuk mengambil motor yang saya parkir sejak pagi.

Saya putuskan untuk pulang secepatnya mengingat ancaman kemacetan bisa datang tiba- tiba kalau hari semakin sore.

Sewaktu melintasi penjual Pulsa HP di Ciracas, saya mampir untuk memberitahukan mengapa pulsa Simpati yang dibeli kemaren tidak bisa diaktifkan, dengan kemampuannya ia bisa menghidupkan kembali pulsa itu dan masa aktifnya berlaku hingga tanggal 19 Oktober 2007.

Ditengah jalan sempat ingat pesan istri kalau sempat membeli jeruk, dan sewaktu saya melintas di Ciracas saya melihat ada jeruk dijual Rp 5 000 sekilonya, saya berhenti untuk membeli 2 kg, kemudian bergerak lagi, sekarang sudah tidak khawatir lagi jikalau ditengah jalan mendengar adzan Maghrib untuk berbuka puasa sebab sudah berbekal jeruk.

Betul juga sewaktu melewati Masjid kuning di kawasan Cibubur hari sudah menjelang maghrib dan terdengar adzan menandakan buka puasa sudah tiba. dan saya melihat diarah depan ada pengendara motor yang meminggirkan motornya dan berbuka puasa, saya berhenti disampingnya sambil merogo jeruk barang sebutir, tetapi sebelumnya saya tepuk pundak anak muda itu dan saya ajak bersalaman dan sambilk tersenyum ia mengangkat minuman dingin yang ia teguk, dan saya menyodorkan jeruk yang saya kupas, dan tak lama kemudian saya melaju lagi melintas jalannan untuk mengejar maghrib, tetapi ternyata hari semakin menggelap, takut jikalau maghrib hilang saya mampir juga di masjid didepan terminal bus cileungsi untuk shalat mahgrib.

Sewaktu motor saya parkir dan saya bergegas untuk melepaskan semua peralatan berkendaraan ada penjual roti yang telah mengerjakan sghalat ia mencoba menawarkan minuman untuk memabatalkan puasa saya tetapi saya tolak dengan halus sebab saya telah membatalkan puasa saya dengan sebutir jeruk.

Malam hari sekitar jam 22.30 terbangun sebab tiang listrik di depan rumah dipukul keras- keras untuk mengingatkan saya bahwa saya bertugas jaga malam hari ini
Mengingat besok ada ujian maka jaga malam hanya saya lakukan sebatas silaturahmi saja.

Pemberitahuan untuk ikut Ujian Pengadaan Barang

Rabu, 19 September 2007.

Beras dirumah habis, saya harus mempunyai uang untuk membeli beras hari ini, dan ternyata sesampainya di kantor di datangi pak Parmin pembantu bendahara untuk menerima honor Rp 200 000,-

Setelah menerima honor tersebut setelah shalat Dhluhur, belanja makanan buat di rumah, yang dibeli adalah Susu kaleng 2 kalaeng, sarden ikan tuna dua kaleng kecil, obat nyamuk, nutrisari satu bungkus 500 gram, biskuat rasa coklat 3 bungkus, semua habis Rp 55 000,-

Pak Budi memberitahukan jikalau ada ujian seleksi panitia pengadaan barang, apakah saya berminat tawarnya, lho kok memberi tahunya kok udah sore, ia berasalan kerena tidak bisa dihubungi, Hari ini katanya melanjutkan, pak Marpaung dan ibu Ristin sudah mengikuti pembekalan di Hotel Ambhara depan Pasar Raya Blok M Jakarta

Kerena sekarang sudah tidak pernah melembur pekerjaan lagi, maka beras pemebrian pak Abdullah di kantor seberat 4 kg saya pindahkan ke rumah.

Membeli pulsa simpati senilai Rp 12 000,- tetapi isi pulsanya Rp 5 000,- untuk persiapan berbicara dengan adik ipar di Pangkep Suldsel

Ternyata sesampainya di rumah Simpati tersebut tidak bisa dioperasikan. beritanya masa waktu aktif telah dilewati, isi pulsa lagi, yang saya pikirkan kenapa langganan pembelian isi pulsa kok teganya bohong, barang sudah tidak aktif dijual, tetapi pasti ada masalah lain dari hal ini.

Protes diam

Selasa, 18 September 2007.


Sengaja dirumah sebagai protes kerena kemaren sore pak Budi membagikan uang segepok tebal, atas nama pembelian alat tulis kantor, yang tidak dijalankan uang itu, tidak pernah membeli sesuatu, tetapi uangnya ada dan digunakan bukan untuk itu.
Mereka menganggap uang itu adalah uangnya mereka, lho siapa yang kerja.

Melihat Fifi yang sangat lahap makannya, sebab daging kemaren sore itu dimasak rendang dengan ibunya.

Sore hari mencuci pakaian dengan harapan tidak terlalu menguras tenaga.

Pulsa XL

Senen, 17 September 2007.

Kepasar pagi ini, perasaan kurang enak tidak separah kemaren, saya perhatikan kemungkinan pengaruh buah mengkudu yang saya minum sewaktu terbangun jam 03.00 tadi pagi, istri saya yang membangunkan saya untuk mengerjakan shalat tahajud memberikan pilihan akan minum kopi ngak, saya memilih akan membuat sendiri jus sayur, memang hasilnya hebat juga, setelah minum jus itu, terdiri dari Mengkudu, Tomat, Buncis, Jambu biji, semangat ini bangun rasanya, pikiran positip.

Kepasar sendirian sebab Fifinya masih nyenyak tidur, semua harga sayuran naik, membeli lauk hanya sebatas ikan terbang, 1 kg di timbang hanya terisi empat ekor ikan, saya minta di bersiin sekalian, dan dibelikan juga bumbunya sehingga sesampainya dirumah dicuci dan dibaluri bumbu.

Yasin masih ngak enak perasaannya, masih ingin ngamuk saja bawaannya, ia memilih tidak sekolah, untuk apa tidak sekolah, lihat yang lain bergegas untuk berangkat ke sekolah.

Sambil terisak tertahan ia ikut naik motor bersama saya kekantor dan sesampainya didepan sekolahannya ia turun.

Sesampainya di kantor mulai melapor pada pimpinan pada kedudukan yang baru, pak Budi masih mengharapkan bantuan untuk penyelesaian pekerjaan Evaluasi Manfaat kegiatan.

Diruang bawah, dimana saya akan duduk, masih berserakan kabel-kabel computer, akan di bereskan untuk beberapa hari ini katanya.

Pembahasan Rapat KAK Kegiatan tahun 2008 akan dibahas besok rencananya.

Siang hari seusainya shalat dlhuhur berkesempatan memberikan tausiah agama islam berkaitan dengan bulan Ramadhan.

Dicari- cari pak Nardi yang akan membayar hutangya sebesar Rp 140 000,- sebagai pembayaran Crlhorophile bulan Juni lalu, dari uang itu saya membelanjakan ke Carefure untuk membeli
Beli daging 1,25 kg syrup dan kue biskuat 2 biji untuk peningkatan gizi anak- anak.

Awan mendung mulai menggantung saat saya turun dari kantor, mendekati motor yang diparkir, saya berharap semoga hujan tidak cepat turun sebab tidak membawa plastik hujan, sepanjang perjalanan pulang sore itu jalanan yang dilintasi menunjukan genangan air habis hujan, ingat jikalau Tyas mempunyai pulsa Hp XL, sesampainya di toko langganan di jalan Bogor lama Ciracas, penjual perlengkapan Hp, berhenti untuk membeli pulsa Hp Rp 10 000 ,- khusus untuk XL, perjalanan sore itu banyak melintasi genangan air yang cukup dalam bagi motor, dan sesampainya di Cileungsi terdengar adzan maghrib, banyak orang-orang yang bermotor mampir di kedai kecil untuk membeli minuman, tetapi hal itu saya tidak lakukan, saya ingin mempercepat pulang sebab kepingin buka puasa di rumah.
Jam 18.25 tiba di rumah, dan langsung disanjungkan minuman teh hangat tak bergula, sebab ada kolak di hidangan berikutnya yang manisnya cukup, saat yang sama Yasinnya akan berangkat shalat ke Masjid.
Tetapi sewaktu saya ceritrakan jikalau bapak punya pulsa XL sehingga bisa bicara dengan mbak Tyas dengan waktu yang cukup lama, ia minta dihubungkan ke Tyas yang ada di Jimbaran, Denpasar, Bali.
Setelah berbicara cukup lama pulsa yang dihabiskan sekitar Rp 350,- kemudian menghubungi tantenya yang ada di Pangkep Sulawesi Selatan ternyata pulsa yang dihabiskan Rp 4 000,- sebab berbeda operatornya.

Badan sedikit ngak enak

Minggu, 16September 2007.

Banyak rencana gagal hari ini, sebab badan terasa ngak enak, sehabis shalat shubuh kok seperti masuk angin, badan seperti mual, kepala pusing sedikit, tetapi berpengaruh pada perut, ingat – ingat apa yang dimakan sewaktu sahur tadi, jus sayur yang diminum sebelum makan sahur adalah campuran dari buah mengkudu dua, tomat besar dua, wortel 4 batang kecil, jambu biji 2 buah.
Sehingga sehabis shalat subuh tidur lagi berselimut, dan sesudah sadar sekitar jam 08.00 badan terasa enak dan langsung cuci baju yang memang sudah direndam sehabis shalat teraweh semalam, tidak mengambil cuci malam untuk mempertahankan kesehatan.

Cucian baju yang terbanyak adalah baju Yasin dan pakaian lain yang terpapar debu, setelah cucian selesai langsung mencuci piring yang menumpuk, setelah mencuci piring masih ada lagi piring yang belum tercuci, kerena sudah lelah maka piring yang tersisa itupun didiamkan saja, menunggu giliran cucian piring lagi, setelah itu mandi dan shalat dlhuha di ruang bawah, di ruangannya Tyas yang sekarang sudah bersih, Fifi yang sudah hafal jikalau hari minggu akan kepasar, ia marah sewaktu melihat saya akan mengerjakan shalat dlhuha, bapak bohong, tidk kepasar, besok kepasar katanya.
Quran pagi ini sudah sampai di jus ke lima, dan sudah menelusuri hukum- hukum penataan masalah perkawinan, keimanan, ketakwaan.

Yasin yang masih tertidur, pagi ini jam 11.00, menurut ibunya ia masuk rumah jam 07.00 setelah semalam tidur dimasjid dalam rangka pendidikan pesantren kilat yang diselenggarakan masjid.

Membuka nangka yang dibawa dari tanah kebonnya pak Budi Senen kemaren, itupun dibukla setelah mendapat keyakinan pasti matengnya, kata si penjaga kebonnya pak Budi, pak Muin itu meyakinkan, ia kerumah untuk mengantar surat pajak tanahnya pak Budi, yang kekurangan Rp 72 000,-

Membuka nagka ini bagi saya adalah pekerjaan yang tidak saya sukai, kerena getanya melekat dimana- mana.

Buka puasa bersama di lingkungan RT, jam 16.30 saya sudah berangkat, Fifinya yang sedari tadi semangat mau ikut sekarang memakai baju polisi, bajunya kakaknya Astari sewaktu Tk 6 tahun yang lalu.

Fifinya menangis keras-keras melihat saya berjalan sendiri, sebab sewaktu Fifi keluar sore itu saya pikir ia tidak ikut, ia memilih ikut ibunya yang akan belanja buka puasa sore ini, ternyata Fifinya balik dan mengejar saya sambil menangis, saya berbalik arah dan menuntunnya untuk ikut bersama.

Sewaktu saya datang hanya di temani Pak RT, jam mulainya jam lim apak katanya ini baru jam setengah lima, ngak apa kataku daripada banyak orang mengintip tidk ada orang yang datang malahan nanti tidak ada benar orang yang datang.

Sewaktu saya memberi tausiah agama sekitar larangan – larangan dalam bulan Ramadhan, saya perhatikan semakin banyak saja datang anggota RT, sepengetahuan saya yang bisa membuka acara buka puasa adalah orang- orang kaya saja tetapi warga dengan kesederhanaan nya masih mampu menyelenggarakan buka puasa.

di kirimi pulsa Hp dari Bowo

Sabtu, 15 September 2007.


SMS dari Bowo yang memberitahukan jikalau ia mengirim pulsa untuk Hp saya dan ada juga SMS dari pak Abdullah kantor yang memberitahukan jikalau dikantor hari Jumat kemaren ada perubahan posisi, saya di dudukan untuk membantu Tata Usaha dalam bidang Assisten Teknis PROKER.
Melanjutkan pembersihan untuk mempersiapkanm tempat jemuran pakaian yang akan di cuci setelahnya.

Buku-buku Tyas sewaktu mengikuti kursus bahasa dan kursus masuk perguruan tinggi sangat banyak, yang diputuskan dibuang adalah majalah dan koran dan leaflet masuk perguruan tinggi swasta yang ia kumpulkan.

Air kembali berlimpah

Jumat, 14 September 2007.

Jam 03.00 ke pos Ronda untuk bergabung dengan rekan- rekan se RT yang sedang giliran jaga malam ini.

Yang jaga malam ini Suparman sang guru, Tono sang manusia beruntung dengan mobilnya yang disewakan dan bisa membeli mobil lagi, sekarang mabilnya ada tiga, Pak Raya si pedagang roti yang sekarang jadi bos pedagang roti, dahulu dia adalah bawahan pedagang roti, kerena sudah waktunya keliling untuk membangunkan warga akhirnya saya berpisah masuk lagi ke rumah.

Pagi ini sengaja tidak membuat jus sayur sebab tadi sore sewaktu buka puasa sudah membuat jus sayur, tapi nyatanya menghadapi siang sangat lemah sebab pekerjaan sepanjang siang ini sangat banyaknya.

Minta air untuk mandi dengan tetangga kiri rumah, sehingga senabis sahur sudah menimbah untuk mengisi bak air yang kosong.


Sehabis makan sahur kembali mengangkat air untuk mengisi air di bak untuk mandi.

Sewaktu pak Parno datang, saat itu waktu jam 08.00 dimana saya sedang membersihkan ruang belakang yang dikamari dengan Tyas dulunya, pak arno adalah orang se RT juga yang sering menerima permintaan warga untuk memperdalam sumur bor nya, say belum tahu kondisi sumur bor di rumah, memang sejak keamren tidak mengalir air, sehingga pagi ini harus minta tolong dengan pak Parno.

Ember-ember bekas menimbah air masih terdampar di depan rumah, dan sewaktu Parno melihat kondisi pompa air ia sudah curiga, bahwa mesin air yang tidak kuat menyedot naik air naik, dan sewaktu batang tegak pipa air yang menancap ke sumur digoyang ternyata masih ada air yang nyemprt keluar, langsung diputuskan ganti pompa.

Pompa air yang diganti adalah pompa air kecil goldstar yang dibeli Rp 100 000,- tahun 1993, sewaktu masih berumah di kontrakan di Ciledug.

Dan pompa yang baru adalah pompa yang dibeli dari hasil arisan istri di lingkungan Rt sekitar 10 bulan yang lalu, saat itu saya mengingatkan untuk membelanjakan uang arisan pada sesuatu yang awet sifatnya sehingga bisa dilihat dan dirasakan hasilnya, apalagi teman sepenirmaan arisan juga membeli pompa air sebagai wujud uang arisan.

Setelah melakukan pemotongan pompa yang lama, dan membuka dari karton pembungkus pompa yang baru, Parno berkomentar, ini buatan china, tapi daya hisabnya kuat dan sekarang mulai diperiksa apa yang harus dibeli untuk melengkapi mesin pompa baru.

Harus membeli dua drat 1 inc untuk saluran pompa yang menuju pipa sumur dan untuk pipa pembagi, kemudian saya mengeluarkan motor dan berkendara bertiga besama Fifi dan Parno menuju rumah haji Mhadum, pak Haji ini selalu menjual alat- alat pompa air di warungnya, sewaktu dirumh pak haji saya sempat menanyakan perihal chlorophile yang saya berikan ternyata belum di minum sampai sekarang.

Setelah sesampainya di rumah dan dipasang kembali maka pompa dihidupkan, untuk pertama kalinya diisi dengan air pemancing dan setelah itu air menguncur deras dari pompa air, cuma diiringi dengan keruhnya air dan bau yang sedkit berbeda.

Shalat Jumat siang hari ini sudah dengan mandi dari pompa air sendiri.

Sehabis shalat langsung mulai membersihkan ruang belakang sebab air sudah berlimpah, sampahnnya sangat banyak dan kelalahan sangat luar biasa.

Sehingga sewaktu akan menghadapi maghrib, sempat membuat jus sayur untuk meningkatkan stamina yang drop.

Shalat Teraweh malam harinya dilakukan dirumah memenuhi permintaan istri , yang sedkit terganggu kosentrasinya shalat di masjid yang banyak anak- anak dan dewasa perempuan yang melewati didepannya orang shalat.

nyuci pakaian di rumah tetangga

Kamis,13 September 2007.

Jam 03.00 mulai berjalan keliling sambil membunyikan musik- musikan, saya membawa botol sprite dan saya dentingkan dengan sendok sehingga mengimbangi suara dari alat bunyi teman ronda yang lain.

Sahur pagi ini dilakukan jam 03.40 pagi, Yasin sangat susah dibangunkan, tetapi masih tersisa semangatnya untu berpuasa.

Setelah shalat shubuh langsung mengerjakan cucian yang menumpuk, pompa air di rumah sudah tidak mengeluarkan air lagi, sehingga untuk mencuci baju kali ini harus di cuci di kran airnya pak Sutrisno, tetangga sebelah kanan rumah jauh, untuk membawa beban yang berat saya hidupkan motor untuk ditumpangkan didepannya

Cucian baju selesai kemudian dilanjutkan dengan cuci karpet, sewaktu cuci karpet ini, kepayahan melanda, sehingga saya untuk beberapa kali harus beristirahat sambil menunggu terisinya bak hitam besar untuk membilas karpet yang dicuci, saya memperhatikan bilasan pertama karpet yang dicuci, air bilasan sedemikian pekatnya, hal ini berkali- kali dilakukan, saya perkirakan sampai lebih dari tuju kali air bilasan terakhir sudah agak kecoklat- coklatan, harus disadari bahwa ini karpet sehinga wajar kalau bilasannya tidak sebening bilasan cuci pakaian.

Saya duduk bersandar di kursi yang dibawa dari rumah dengan beratapkan langit pagi yang masih gelap, sang pemilik rumah belum juga keluar, maklumlah mempunyai bayi yang jadwal tidurnya belum teratur.

Saya memang hari ini tidak berkantor untuk sepenuhnya membantu di rumah dan siang harinya dibantu air untuk mengisi bak kamar madi dari tetangga sebelah kiri dekat.

Undangan yang dipertimbangkan

Rabu, 12 September 2007.

Setibanya di kantor pagi ini, disampaikan undangan oleh Onie, bahwa nanti sore ada pertemuan di Badan Pengelolah Jalan Tol, bahwa ada pembahasan masalah pengelolaan jalan tol, tetapi saya telah berjanji pada diri sendiri dan keluarga jikalau shalat terawih pertama kali nanti malam tidak bol;eh diabaikan, tidak boleh terlambat sehingga harus dipersiapkan baik- baik.

Sewaktu pak Abdullah datang dan mengetahui adanya undangan tersebut juga mempermasalahkan juga belum tentu undangan tertulis jam 15.00 dan jam itu juga acara dimulai, masih melorot kekanan ke kiri, sehingga efektifnya mulai jam 15.40 dan akan berakhir jam 16.30, sehingga sesampainya di rumah diperkirakan jam 18.30, belum selesai lelahnya sehingga shalat teraweh permulaan bulan Ramadhan ini bisa tidak afdol.

Persiapan menghadapi ramadhan tahun ini agak tidak rapi disebabkan keadaan keuangan yang terguncang, dengan tingginya permintaan Tyas akan dana untuk mendukung kehidupannya di Bali.

Untuk mengurangi tekanan akan belanja lauk pauk di rumah saya mengucurkan dana bantuan darurat Rp 100 000,- yang sewaktu belanja ke carefure bersamaan belanjanya dengan pak Abdullah, sekitar jam 13.00 itu, habis untuk membeli, Daging rawon 400 gram, Bakso dua bungkus, dendeng manis 300 gram,Bandeng super besar 2 ekor, obat nyamuk bakar dan obat nyamuk spray.

Ternyata belanjanya mencapai Rp 109 875,- kekurangannya di pinjami pak Abdullah Rp 10 000,-

Jam 14.00 pulang dari kantor, dalam perjalanan pulang masih harus mengganti olie motor di Buncit, sewaktu menyusuri jalan simatupang dari kejauhan terlihat asap hitam membumbung, semakin mendekat ke arah Pasar rebo, asap kebakaran semakin pekat, yang saya khawatirkan adalah kemacetan yang ditimbulkan, ternyata betul juga di jembatan yang melintas jalan tol di bawahnya di jalan kesehatan itu, banyak orang yang menonton kebakaran yang menghebat itu, untungnya kemacetan tidak parah sehingga saya bisa keluar dari wilayah itu walau dengan memperlambat perjalanan.

Shalat Ashar di lakukan di masjid Jin di kelapa Dua wetan, setelah itu meluncur lurus pulang, perjalanan masih jauh tetapi sesampainya di rumah masih siang shingga persiapan shalat maghrib dan persiapan shalat teraweh masih banyak.

Sekitar jam 18.05 terbaca di televisi jikalau di Bengkulu dan sekitarnya dilanda gempah hebat yang menurut perhitungan seismologi memungkinkan terjadinya stunami, untungnya stunami tidak terjadi.

Jam 23.00 keluar dari rumah untuk melakukan ronda malam di lingkunga RT untuk membangunkan warga jam 03.00 besokidak kepagian bangunnya untuk melakukan sahur, yang ikut jaga malam ini Topo, Kahar, Sihombing, dan Mulyo, untuk melepaskan kejenuhan berjaga itu masing- masing membicarakan perihal yang ia ketahui dan yang lain mendengar dan akan mengomentari apabila ia tertarik dengan ceritra tersebut, saya merasa media ini malahan memperrerat hubungan antar warga untuk semakin mengerti siapa warga disampingnya.

Jalan-jalan ke bekas gedung WTC di New York

Selasa, 11 September 2007.


Sudah di kantor jam 08.39, perjalanan lancar dan cenderung sepi, barangkali banyak orang yang nyekar kuburan di kota-kota di Jawa.

Sempat melihat dari google earth bagaimana bekas lokasi WTC di NY city sekarang sedang di konstruksi.

Belanja di carefure sore hanrinya menjelang maghrib sebab susu minumnya Fifi dan Yasin sudah habis.

Pak Kuat memberikan tugas membuat perkiraan kelengkapan laporan kegiatan.

Pak Budi dgn pak Marpaung ke rumah

Senen, 10 September 2007.

Dari pagi sudah kosentrasi bagaimana me efektifkan hari ini, doa mohon bisa memanagemen waktu yang ada di dalam hari Senen ini sudah dilayangkan, sehingga setelah selesai shalat shubuh langsung keluar membawa ember pakaian yang akan di cuci di rumah tetangga, sebab airnya masih lancar, sedangkan air di rumah sudah sangat kecil.

Sementara itu jus sayur sebagai obat kuat belum dibuat sehingga terpaksa bagi tugas, untuk sementara istri dengan Fifi yang ngak mau ketinggalan menjaga pancuran air, sedangkan saya melanjutkan pengerjaan jus sayur.

Menuju dimana Fifi dan Ibunya sedang berada di dekat air, saya membawa jus sayur untuk segera di minum buat istri dan fifi, kemudian saya mengganti kedudukan mereka, dan mereka berdua balik lagi kerumah, saya melanjutkan mencuci pakaian.

Kemudian menjemur langsung, setelah itu terlihat kantuknya sehingga jam 09.00 setelah sarapan semuanya tidur lagi, sebab hari ini Yasin libur.

Siang harinya sekitar jam 13.00
Pak Budi dan pak Marpaung datang dari kantor, ke rumah, mengajak untuk melihat kebunnya di Mampir, Fifi yang menerima telepon langsung gembira, Yasin yang akan membuka komputer membatalkan niatnya.

Berangkat ke kebunnya pak Budi, saya Fifi dan Yasin duduk di deretan belakang, sedangkan yang memegang kemudi pak Budi sendiri dan pak Marpaung duduk didepan, setelah keluar kompleks Puri Cilungsi langsung menuju desa Mampir, Fifinya minta di buka jendelanya, sambil dada- dada melambaikan tangan pada setiap orang yang dilihatnya.


Acara di akhiri dengan makan sate kambing 10 tusuk, sate ayam 20 tusuk dan gule kambing 1 mangkok, dan pak Budi masih menambah pesan mie goreng.

Bengkel lagi

Sabtu, 8 September 2007.

Mendatangi bengkel di ujung jalan Gandoang setelah menurunkan Yasin di sekolahnya pagi ini, dan si engkoh cina pemilik bengkel itu menyuruh saya meletakan saja motor di situ sebab tenaga montirnya belum datang, bengkel cina ini mempunyai spesifik di pagi hari ini yaitu aroma dupa persembahan sudah menerawang udara sekitar, hal ini menyatakan bahwa cina yang satu ini mengenal kepercayaanroh nenek moyangnya.

Motor saya tinggal, saya berjalan kaki pulang.

Jam 13.00 siang bengkel saya datangi kembali, sambil membawa dua batang lampu neon yang tidak hidup, sebab 100 meter sebelum bengkel motor itu terdapat toko elektrik baru setelah saya tanyakan ia cabang dari Gunung Putri.
Anak muda penjaga toko itu mulai memeriksa mana-mana yang harus diganti, yang penting ke dua lampu itu hidup biayanya habis Rp 23 000,-

Kemudian saya menuju bengkel untuk mengambil motor, motor sudah diperbaiki katanya montir, tetapi usaha untuk mengganti sparpart engkol stater motor tidak bisa dilakukan sebab tidak ada yang cocok, kemudian saya engkol sekali e e e e lepas lagi, sampai kedua kali dan disarankan untuk di las sendiri,

Kemudian diperbaiki juga lager as roda depan seharga Rp 15 000,- total pembayaran Rp 35 000,- motor saya tuntuk ke tukang las, dan disana diperbaiki lagi dengan tukang las, sebab semua upaya yang dilakukan dengan tukang bengkel tadi gagal, motor ini pagi – pagi sudah kemari dan sudah gagal, tetapi yang membawa tukang bengkel, sekarang ternyata bapak yang memiliki motor, dan setelah direkayasa dengan tukang las motor bisa di engkol dengan tetap mempertahan barang lama.


Sesampainya dirumah sore itu langsung memasang lampu, lampu dibawa dipasang di kamarnya Tyas yang sekarang kosong dan lampu yang kedua dipasang di ruang atas, agar kalau shalat bisa membaca doa atas bantuan lampu.