selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Rabu, November 28, 2007

Sepatu Merah buat Fifi

Minggu, 7 Oktober 2007

Jam 00.00 saya sudah didalam masjid untuk mulai itikaf, dan setelah shalat dua rakaat kemudian dilanjutkan membaca Al Quran mulai masuk jus 24.

Jam 02.30 saya mengakhiri itikaf, dan keluar dari masjid, sewaktu berjalan pulang di depan pos ronda di kegelapan malam itu saya melihat pak Kahar berdiri memunggungi arah kedatangan saya, berarti ia sedang berseni/ membuang air kecil di kegelapan malam, Cuma saya harus mencatat jangan sampai salaman sebab ia sedang berhadast.

Kemudian saya duduk sambil memberikan informasi jikalau hari raya jatuh pada hari jumat besok, tiba- tiba pak Helmy datang malam itu ikut nimbrung Cuma jeleknya ia sambil mengepulkan rokok, sehingga asap ini membuat saya mohon diri untuk membantu istri dirumah mempersiap masakan sahur.

Jus sayur yang dibuat adalah persedianterakhir cadangan selama seminggu ini, harapannya nanti hari minggu sempat ke pasar, ternyata bisa kepasar setelah bangun dari tidur jam 09.00 siang.

SEPATU MERAH BUAT LEBARAN FIFI TAHUN INI.

Panas terik menerpa badan
bersepeda motor bertiga bersama Fifi dan ibunya
Melintas dijalur belakang rumah, yang tembus kepabrik Samick
Melewati banyak orang-orang pengajian nya istri yang lagi duduk di pagi ini
Saat ini adalah sepenuhnya mengantar istri
Sebab sewaktu akan berangkat istri akan berangkat sendiri
Biar Fifi dan Yasin dan Saya di rumah
Tetapi tidak sampai hati membiarkan istri
Diterpa panas yang menyengat untuk mencari sesuatu dipasar.
Sesutu buat anak keponakannya
Anak dari adikna yang terkecil
Yang kini berumur 3 bulan lebih
Sebab
Hal ini sering diucapkan oleh Astari
Kelak jikalau Astari akan dibeliin pakaian baru lebaran
Jangan lupa si adik kecil dikirimin juga
Sekarang, bajunya Astari sudah ada, tinggal baju sikecil yang ngak ada
Untuk itulah siang ini berani menerpa
Luapan panas dari jalan raya yang terbentar sinar terik matahari

Kota kecamatan Cileungsi pagi menjelang siang
Sangat banyak orang yang memenuhi lorong-lorong jalan sekitar perempatan
Dilorong sempit pasar ramai, di jalanan mobil berbaris kemacetan kerena berserakannya angkot menghalang jalan
Di Mall banyak orang berdatangan
Belum lagi orang-orang yang bersembunyi di balik warung
Dipagar taman ditengah median jalan
Sehingga jalanan menjadi sempit


Bulan masih Ramadhan
Tetapi banyak orang terlihat tak berpuasa
Perintah Allah untuk puasa dijadikannya sarana menjadi manusia bertakwa
Tak lagi dipatuhinya
Yang berpuasa terlihat dari tampilannya yang pucat, lemah dan lesu menahan kantuk
Kelelahan yang luar biasa untuk harus ditempat keramaian ini
Sekedar memenuhi keinginan anak- anak akan sesuatu kebutuhan untuk lebaran

Melihat ujung jalan depan pasar Cileungsi yang ekor macetnya ada didepan mata
Saya berfikir, tidak mau membuang lelah untuk melintasinya
Akhirnya diputuskan, untuk ketemu di tempat ini, pesan saya pada istri, sebelum istri melangkah melintasi kemacetan lalulintas dengan jumlah manusia yang sedemikian banyaknya
Saya dan Fifi masih diatas motor
Mulai melihat dan mencari dimana motor akan diparkir
Tetapi sempit dimana- mana
Saya putar balik
Dibawa jalan layangdi pinggir jalan masih ada ruang untuk meletakan motor
Motor saya parkir dan dikunci roda depannya
Dan meninggalkan motor untuk berjalan berdua dengan Fifi memasuki pasar Cileungsi
Awalnya melewti lantai bawah Ramayana yang dipakai tempat parkir
Sebab bangunan Ramayana ini pintu belakangnya bertemu langsung dengan jalan pasar
Melintasi deretan angkot yang diparkir
Memasuki pasar di siang hari
Sangat berbeda seperti kalau pagi hari sehabis shubuh
Harga-harga sudah agak dimahalkan

Tauge telah habis
Tomat, Wortel dan Buncis Terong ungu sudah didapat
Kemudian memasuki lorong pakaian anak-anak dan lorong sepatu sandal
Ada sepatu merah yang cocok ukurannya buat Fifi
Sepatu merah sangat menggoda hati
Sewaktu ditaar ia minta Rp 23 000,-
Saya tawar Rp 10 000,- ini sepatu bang bukan sandal jadi tidak harga segitu kata penjualnya
Lima belas kalau mau, tetapi saya tetap harga sepuluh
Kemudian saya dan Fifi membiarkan sipenjual sepatu itu sibuk
Dan sewaktu melihat lobak yang tersisa di pedagang sayuran di lorong dalam
Saya tawar seharga Rp 2 000,- se kilonya dan di ijinkan
Penjual sayur itu mengatakan kepada sesama penjual
Bahwa ia berjualan hanya sampai hari ini
Sebab besok tempatnya dipakai oleh pedagang Daging
Sudah tentu ia diberi harga untuk mau memindahkan jualannya ketempat lain atau tidak berjualan dahulu
Walau saya tidak menanyakan hal tersebut

Sekarang di tangan ada uang tigaribu
Adalah uang pengembalian membeli lobak sekilo
Dari uang limaribuan yang saya berikan
Dengan uang segitu
Saya datangi lagi penjual sepatu merah
Dengan menaikan harga tawar menjadi Rp 12 000,-
Anak muda penjual sepatu itupun mulai melunak
Iaminta Rp 14 000,-
Akhirnya dicapai putusan harga fantatis yaitu Rp 13 000,-
Sepatu merah buat lebarannya Fifi tahun ini.

Tiada ulasan: