selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Isnin, April 30, 2007

Istri salah menghitung dua anak yatim

Rabu, 25 April 2007

Sehabis shalat shubuh jam 04.35 kemudian tidur lagi, bangun jam 08.00 dan tidur lagi, jam 11.00 terbangun diajak makan dengan istri, kemudian membantu menjemur pakaian yang sudah dicuci istri.

Sehabis shalat Dhzuhur mempersiapkan ruangan untuk menerima ibu-ibu pengajian yang akan mengaji di rumah sembari peringatan ulang tahunnya Aswan.

Hampir mahgrib, setelah pengajian selesai, ternyata istri salah menghitung uang yang harus diberikan pada anak Yatim, saya sebagai kepala keluarga menutup kekurangan uang yang harus diberikan pada anak yatim sebesar dua kali sebab dua anak dari harga nominal yang terbagi malam ini.

Satu anak mendapa enam puluh satu ribu lima ratus rupiah, sehingga saya harus menambah seratus dua puluh tiga ribu untuk dua anak.

Sebab memang dua anak itu tidak lagi sekolah tetapi dua anak itu belum cukup 18 tahun umurnya.

Hampir nabrak truk sapi dari belakang

Selasa, 24 April 2007

Hari ini Aswan ulang tahun, saya tidak bisa menghubungi HP nya
Nomernya ngak aktip

Ternyata anak-anak tidak sekolah hari ini, sebab sekolahannya dipakai kegiatan ujian nasional SMP, saya tidur agak panjang, berangkat kekantor jam 08.00

Sampai dikantor jam 09.29, langsung kerja, musibah terjadi, fail liftlet saya hilang foto foto nya
Saya bersabar ngerjain lagi, siang hari hilang lagi, tidak tersimpan, ful memory

Jam 14.30 saya merasa ngak enak badan dari peristiwa ini

Harus bisa keluar dari kesulitan, jiwanya di pulihkan dahulu, minum jus mengkudu dan tomat, tidak ada alat pemeras, meras pakai tangan, sampai semua ampas terbuang, minum, perasaan agak enak.

Urusan kantor jangan sampai menimbulkan sakit.

Berkali – kali hal ini terjadi, sampai jam 20.00 sudah delapan kali saya menyusun ulang.

Saat setelah mengerjakan shalat Isya saya merasa sedikit hilang optimisme sebab pekerjaan dari pagi termasuk gagal.

Pulang jam 20.30

Diluar ternyata hujan merintik, saya ketahui sewaktu saya menghampiri motor yang diparkir sendirian

Pasang plastik hujan dan mulai berangkat, sepanjang jalan 45 Km pulang itu betul-betul langit tidak bersahabat, hujan nya sih tidak deras amat tapi cukup mendinginkan suasana, dan pandangan mata menjadi buram

Peristiwa hampir kecelakaan

Setelah lepas dari jalan utama di pertigaan desa gandoang malam itu cukup sepi, penduduk sudah tidur, saya memacu motor agak cepat, tetapi tiba- tiba tangkapan mata saya melihat dinding belakang truk pengangkut sapi yang diparkir di depan pintu masuk Puri Ciluengsi, saya terkejut, dan masih bisa mengendalikan kendaraan, tetapi hal ini bagiku sudah merupakan peringatan.

Masuk rumah dengan perasaan ngak enak campur gembira sedikit, masih sehat badan ini.

Istri memberi minuman jus sayuran dan langsung diminum.

Tidur.

Buka puasa di kantor

Senin, 23 April 2007

Puasa hari ini hanya dengan minum kopi susu dan segengam rumput laut untuk kesehatan jantung.

Yasin dan Astari pagi ini ikut bersepada motor dan turun di sekolahannya.

Terpikirkan olehku, apakah aku hari ini harus ke Bogor untuk memperpanjang Askeskinnya Yasin.

Saya masih menuju kekantor, semoga kepucatannya Yasin tidak memperparah.


Siang hari sebelum Dhuhur, survey pengamatan kemiskinan dan peluang jalan keluarnya, untuk menjawab tantangan dari ADB Philipina, survey jalan kaki dari kantor berdua dengan pak Abdullah, di niatkan untuk mulai mencari sasaran sebelum masuk ke persoalan utama yang lebih keras permasalahannya, anggap aja uji coba sambil mencoba meletakan kerangka berfikir bagaimana memberi harapan kepada rakyat yang miskin ini untuk tetap hidup di negara kita.

Mengambil foto terlebih dahulu lokasi yang akan di sasar, dan masuk kerumah sasaran

Nama Responden adalah Bapak Sono, umur 55 tahun
Alamat, Masih termasuk Tanaha Kompleks PU Pasar Jumat.
Keahliannya adalah tukang kayu, sekarang lagi nganggur sebab tidak ada orang yang meminta jasa tukang nya.

Ia tinggal di sini menempati rumah adiknya, adiknya adalah orang PU yang sudah pensiun dan sekarang tinggal tidak disini, ia yang menempati.

Rumah seluas 50 m2 di tinggali dengan 9 jiwa.
Tidak mempunyai harapan untuk mendapatkan rumah.
Sebab dengan hidup demikian ia masih menanggung dua anaknya yang masih sekolah.
Maslaha limbah agak sedikit terkontrol, walau tidak ideal.
Usulan untuk perbaikan.

Diperlukan adanya lembaga penjamin, lembaga itu harus menyiapkan dana Rp 1 500 000,- untuk biaya hidup total sebulan, kemudian lembaga itu yang memperkerjakan pak Sono, dengan cara memberikan informasi bahwa di managementnya ia menangani sekian orang berkeahlian macam2 dan salah satunya adalah tenaga tukang.

Usia dicantumkan dan siapa yang berminat lembaga penjamin ini hanya memerintahkan kepada pak Sono untuk mendatangi tempat dimana ia dibutuhkan pekerjaannya.

Pak Sono tidak perlu bekerja 30 hari terus menerus, jikalau tidak ada order pekerjaan untuk pak Sono, pak Sono berhak dirumah dan bercengkrama dengan keluarganya.

Lembaga penjamin itu baru memanggil pak Sono apabila ada pekerjaan yang perlu dikerjakan sesuai dengan keahliannya.

Lembaga penjamin itu yang menyiapkan rumah buat pak Sono dengan cara membeli langsung dan membayarnya kembali dengan 1/10 bagian dari uang jaminan yang diterimakan dari lembaga penjamin.

Dengan demikian harapan hidup pak Sono di usia ke 55 tahun ini masih memberikan harapan baik.

Balik lagi ke kantor sambil mendiskusikan temuan – temuan yang didapat dilapangan.

Yang patut di diskusikan disini adalah apakah ada lembaga penjaminan itu, apakah bentuk lembaga penjaminan itu, bagaimana dia memperkuat dirinya dengan pembiayannya, apakah lembaga penjamin itu ful swasta atau semi pemerintah, jikalau swasta darimana biayanya, apakah bisa lembaga penjamin itu menerima bantuan asing, dari luar negeri misalnya.
Siapa saja yang tergolong untuk bisa masuk ke lembaga penjaminan.
Jikalau dalam perjalannya
Apabila lembaga penjaminan ini dianggap contoh sukses untuk memutus
Birokrasi dan kesulitan berkepanjangan berkaitan dengan anggunan maka bisakah lembaga penjaminan ini di sasarkan kepada kelompok yang lebih stabil diatasnya tetapi bermasalah.

Nglembur leaf let bengawan solo
Buka puasa dikantor
Makan buka puasa nasi jatah makan tadi siang

Pulang jam 21.00

Kerja bakti di rumah

Minggu, 22 April 2007

Sehabis shalat shubuh, sarapan roti tawar tiga lapis dengan kopi susu, energi yang terhimpun cukup panas untuk aktifitas ke pasar.
Kepasar, rencana olah raga batal, lebih cenderung kepasar, yang saya beli, ikan bawal 1 kg, wortel 1 kg, buncis 1 kg, tauge 1 kg tomat 2 kg, kentang 1 kg.

Sesampai dirumah langsung nyuci baju sebanyak dua ember hitam besar. Sebab sudah beberapa hari ngak cuci baju, Fifi yang ikut dari tadi kepasar melihat saya mencuci baju langsung ikut mencuci.

Sedang tahap terahir mencuci baju terdengar banyak orang tetangga yang ramai- ramai sedang berkerumun untuk melakukan kerja bakti di dekat rumah.

Cepat-cepat mandi dan dilanjutkan shalat Dhluha, persiapan kerja bakti dan langsung terlibat pembangunan saluran menghubungkan Rt tetangga ke Rt dimana saya tinggal, saluran itu akan terhubungkan dengan sisi got di seberang jalan depan rumah.

Setelah terlihat saluran terbentuk saya tinggalkan untuk makan pagi yang tadi tertunda, rasa pedas dan enaknya ikan bawal yang dibeli tadi pagi semakin semangat kerja bakti.

Jam 12.00 siang saat adzan dhuhur berkumandang istirahat, saat itu saya seijin kelompok kerja bakti meminta adukan barang beberapa plastik pasar untuk mengerjakan tambalan kamar mandi.

Kamar mandi yang sudah agak lama lantainya berlobang siang itu saya bangkar sebagian dan saya gali, bau nya jelek sekali, kotorannya saya masukan plastik dan saya buang kedepan, ada tiga plastik lumpur dan satu plastik tegel yang terlepas kerena tuanya.

Kemudian saya tutup dengan adukan, dan terakhir saya poles acian semen, jelek sih pasti, sebab tangan ini bukan tangan tukang.

Saat jam 13.00 lokasi kerja bakti masih sepi, saya memukul besi portal jalanan untuk memanggil dan terkumpul hanya seorang yaitu pak Parno, akhirnya saya berdua dengan pak Parno melanjutkan pekerjaan itu. Kemudian menyusul bapak-bapak yang lain.

Sore hari saat Ashar hujan menderas, dan talang air jatuh lagi, sekali saya betulkan, banyak buku yang basah.

Malam hari pasang desferalnya Yasin, ia sudah dua minggu ini tidak pasang desferal, desferal yang masuk dua ampul sebanya 700 ml cairan.

Lepas alat suntik desferal jam 23.00 malam

CD Bandidas

Sabtu, 21 April 2007

Istirahat, setelah mengantarkan anak- anak sekolah kembali tidur.
Mencoba memutar CD nya pak Budi judul Bandidas, di stel dengan anak-anak tetapi kerena ada adegan ciuman shg batal.
Membantu istri membersihkan almari yang hancur akibat rayap.

Saya tertidur, samar- samar saya dengar istri masih sibuk.

rapat di Hukum dan Ham gagal

Jumat, 20 April 2007


Berangkat pagi dan langsung menuju Departemen Hukum dan HAM, untuk membahas gambar yang saya koreksi dan rapat persiapan pengumuman PQ.

Sampai di departemen Hukum dan Ham di Rasunan Sahid sekitar jam 09.10 ternyata pak Tarigan dan Ninor belum datang, saya diterima pak Agus sekretaris kepanitiaan dan saya ngobrol bagaimana jikalau pengawasan senilai 27 juta diserahkan ke Joko sebab kualitas kerjaan nya sudah pasti, dan pak Agus ngak memberi jawaban.

Jam 10.00 belum juga datang saya permisi pulang, menuju kantor di Pasar Jumat.


Terima uang lembur Rp 200 000,- untuk biaya tambahan pembelian susu anak-anak.

Habis shalat Jumat, setelah makan siang, masih menyempatkan diri untuk membahas evaluasi pekerjaan, dan sekitar jam 14.00 ke Carefure untuk membeli susu dan makanan anak-anak.
Yang terbeli : bakso 2 bks, biskuat coklat bunder dalam i kemasan panjang sebanyak 4 bks, Roti tawar besar di Giant superstore 1 bks, teman nya roti tawar belu di Carefure : Selei Coklat kacang botol besar, mentega, seres coklat, susu dencow coklat 400 gram.

Malam hari di datangi Joko untuk menjajagi kegiatan pengawasan di Kumham, sempat membelikan anak- anak ayam sayur dan udang bumbu kecap.

Masuk rumah jam 22.30

Dilaporkan jikalau talang air jatuh sehingga membasahi almari, dan sewaktu almari di bongkar ternyata almari telah hancur dimakan rayap.

Tyas dan Astari langsung makan.

Tidur di Flatnya pak Budi

Kamis, 19 April 2007

Jam 00.15 saya keluar dari kantor, motor saya titipkan di kantor, untuk itu saya harus mendorong naik ke ruang lobby, tengah malam itu saya berjalan menuju flatnya pak Budi. Keramaian anak muda yang belum tidur dan sedang bernyanyi dengan gemuruhnya di perempatan jalan didepan gardu penjagaan.

Saya naik ke lantai 4 dengan anak tangga, hitung – hitung olah raga, memasuki kamar flatnya pak Budi, ruangan gelap, saya mencoba mencari lampu dan dapat, ruangan cukup bersih, ada tempat tidurnya, tempat tidur pendek, setinggi 5 cm. Rasa ngantuk sudah menggoda, saya langsung tidur.

Jam 03.00 Hp berbunyi untuk menyadarkan saya jikalau segerahlah menghadaplah pada Allah.

Jam 03.15 shalat tahajud baru dilaksanakan, kemudian menyetel cd lagu-lagu. Kemudian terdengar adzan Shubuh, dan tidur lagi.

Saya membuka pintu belakang dengan harapan ada udara pagi beredar mengganti udara dalam ruangan, ternyata sewaktu saya tidur setelah shalat shubuh, nyamuk menyerang saya.

Jam 06.45 mandi dan lanjut dengan shalat Dhluha, kemudian berjalan ke kantor.

Masuk kantor jam 07.15, di daftar absen yang harus setiap pagi ditulis sudah tertulis nama pak Totok dan pak Edi, mereka datang jam 06.30 dan 06.40

Siang hari jam 13.00 rapat Advis Teknik Dalam Pembangunan ke PU an
Rapat sangat memuaskan.

Pulang jam 20.00

Rapat di Dept Hukum dan Ham

Rabu, 18 April 2007

Sewaktu akan berangkat pagi di Hp terdapat SMS bahwa hari ini akan ada rapat di Departemen Hukum dan Ham, kemudian saya meminta istri untuk menanyakan ke telepon 108 dimana alamat Departemen Hukum dan Ham.

Selain itu saya meminta balasan jawaban dimana persisnya rapat.

Langsung berangkat ke Rasuna Sahid alamatnya Departemen Hukum dan Ham.

Macetnya di Kramat jati, dan sampai di Rasuna Sahid jam 09.00. tepat dengan janji.

Salah masuk, sebab undangan tidak jelas dimana, bertanya di lantai di bawah, dianjutrkan ke lantai 8, setelah tiba di lantai 8 ternyata kosong.

Saya ber Hp dan jawabanya belum ada.

Saya disarankan untuk ke Departemen, sebab bangunan yang saya berada didalamnya adalah salah satu direktorat Hukum, mungkin saya salah, saya mau berpindah, sesampai di bangunan utama saya bertanya dimana bagian perlengkapa, saya dianjurkan naik kelantai 4.

Menunggu di lift untuk antri masuk lift bercampur dengan para orang-orang yang berkeimpung di Hukum, terdengar ucapan dua orang yang mengagumi terhadap jabatan seseorang yang baru berumur 34 tahun tapi sudah menduduki esselon 2.

Sewaktu lift berhenti di lantai 4, saya keluar dan membaca belok kanan bagian perlengkapan dan belok kiri bagian umum.

Sewaktu saya bertanya perihal rapat, dan nama pengirim SMS bernama Ninor semua orang ngak tahu, saya mencoba bersabar untuk mulai melacak, bangunan yang akan dibangun adalah pusat diklat di Cinere, kemudian ibu tadi mulai bertanya bagian siapa pembangunan di Diklat Cinere, kemudian dihubungkan saya dengan pak Yanto, pak Yanto ini saya minta sabarnya untuk melacak dimana kegiatan rapat pagi ini.

Untungnya saat itu Hp saya berbunyi ternyata dari Ninor sipengirim SMS, langsung saya serahkan ke pak Yanto untuk melacak, ternyata rapatnya ada didalam kamarnya pak Budi teman sejawatnya juga hanya lain ruangan.

Saya diantar memasuki ruang dan setelah itu pak Yanto langsung tertawa keluar.

Saya melihat bentuk kerja demikian saya sudah bisa membaca jikalau persaingan kerja di lingkungan Hukum dan Ham sangat ketat, sehingga seseorang saling menjaga ladangnya sendiri- sendiri.

Didalam ruangan sudah duduk Bapak Tarigan, umur saya taksir masih 35 Tahun, ada pak Budi berumur 40 th dan menyusul Ninor sipengirim SMS undangan rapat berumur 27 Th, semua saya minta semangat untuk sabar dan konskuen terhadap disiplin kerja dengan segala keterhalangannya.

Pekerjaan tersebut ada dua, yaitu pekerja Rehabilitasi atap bangunan dan pembuatan sekat dinding seharga Rp 700 000 000,- dan pekerjaan menyambung bangunan dibelakangnya lantai tiga seharga Rp 6 500 000 000,-
Rapat hanya perkenalan, untuk penugasan ini saya berteman dengan pak Mulyanto sesama orang Departemen Pekerjaan Umum, hanya saja saya belum tahu siapa mereka.

Jam 11.00 rapat sudah berakhir tetapi pak Mulyanto belum datang, kemudian makan siang saya diajak ke warung makan kantin diatas lapangan parkir departemen Hukum dan Ham, saya hanya memilih gado-gado dengan teh panas.


Kembali kekantor Pasar Jumat dan memasuki kantor jam 12.30, langsung sibuk dengan pekerjaan rutin, dan sekitar jam 14.00 pak Ninor datang menjemput untuk sama-sama ke Cinere melihat lokasi pembangunan, ternyata letaknya jauh dari kantor di Pasar Jumat.

Memasuki kawasan Cinere itu saja setelah belok sana belok sini dan tanya sana tanya sini, akhirnya diketemukan jalan utama Cinere sehingga di titik ini pak Ninor sudah mengenal situasi dan langsung berlaju bergoncengan motor menuju kantornya.

Pak Tarigan sudah ada didalam, setibanya di kantor saya menelpon pak Purwadi menyakan perihal metode permintaan uang depan pelaksanan ke panitiaan.

Konsultan perencana untuk bangunan rehab ternyata sangat lambat datangnya, sudah tiba waktunya shalat Ashar punmereka belum datang, saya berjamaah shalat Ashar bersama dengan para siswa sekolah yang diasuh oleh kedinasan Hukum dan Ham yang dahulunya Kehakiman, sekolah tersebut adalah sekolah akademu ke imigrasian dan akademi rumah tahanan.

Sewaktu akan memasuki ruangan setelah dari masjid, ternyata Konsultan sudah datang dan langsung terlibat pembicaraan fisik.

Saya minta gambar saya pelajari terlebih dahulu.

Saya pulang satu mobil dengan konsulktan dan selama perjalanan saya mencoba memasuki pada dua orang konsultan ini.

Secara inovasi, orang ini tidak mempunyai visi perencanaan, yang ada visi pemborongan, banyak bau – bau seni nya ngak ada, yang jelas minta cepat dan urusan selesai. Kesan saya terhadap mereka datar cenderung minus.

Sesampai di Kantor, pak Abdullah belum pulang, bicara- bicara sedikit dan menunggu shalat Maghrib tiba.
Saya berniat mengerjakan pekerjaan rutin saya, dan saya akan nginap di flatnya pak Budi, jam 00.15 saya keluar dari kantor.

Nasi Goreng Ulang Tahun Perkawinan

Selasa, 17 April 2007

Pagi hari akan berangkat ke kantor, Tyas mengingatkan jikalau hari ini hari perkawinan bapak katanya, makan malamnya harus lain.

Masuk Kantor dengan perasaan biasa saja, kantor memang tidak perlu dikejar dan dijauhi.

Sehabis makan siang ke Carefure untuk belanja : Srang Semutnya Tyas dan Yasin, Daging ayam cincang untuk nasi goreng, Sayur campur sudah jadi, bakso.

Sewaktu pulang sempat membeli Bolu lapis tiga dan kue- kue

Setibanya dirumah langsung mengerjakan persiapan embuat nasi goreng, sedang asyik mempersiapkan nasi goreng ternyata nasi putihnya hanya sedikit, sehingga harus istirahat untuk menunggu nasi putih matang.

Jus sayuran dikerjakan, lantas shalat maghrib dan setelah itu melanjutkan menggoreng nasi.

Nasi goreng peristiwa peringatan pernikahan enakkkkk sekali.

Setelah makan lantas semua hening kerena teridur malam, tidur malam lebih awal malam ini.

Lembur di Bayar

Jumat, 13 April 2007

Berangkat pagi agak hati-hati sehingga masuk kantor jam 08.40.
Langsung mengerjakan rekapitulasi pekerjaan software.
Malam hari menerima lembur, saya dihargai Rp 200 000,- pak Daman Rp 175 000,- Pak Abdullah seharga Rp 100 000,- Tyasnya Rp 75 000,-

Pulang jam 21.00

Jumaat, April 27, 2007

Puasa

Kamis, 12 April 2007

Astari sudah berangkat terlebih dahulu, sehingga Tyas dan saya sendiri yang langsung berangkat ke kantor.

Buka puasa di kantor, dengan nasi ayam.

Jam 20.00 pak Budi membawa pekerjaan rekapitulasi software, yang rencanannya akan dikerjakan besok saja.

Pulang jam 21.00

istirahat habis tobrokan

Rabu, 11 April 2007

Istirahat, tidur seharian kerena tangan kanan masih sakit memegang gas motor

Tobrokan motor lagi

Selasa, 10 April 2007

Tobrokan Motor yang saya kendarai dengan kijang pengangkut kayu. Saya ingat sebab sewaktu Astari turun di depan sekolahannya, ruang sekolahnya ssudah sepi, peserta ujian sudah masuk semua, sehingga Astari menangis, dan akhirnya ia mau masuk sebab diantar dengan Tyas, kakaknya.

Saya agak tidak kontrol dalam perjalanan selanjutnya sebab rasa marah itu menutup perhitungan saya sehingga saya menobrok truk kayu didepan.

Saya sakit jari jempol kanan dan lengan, motor pecah lampu depan, Tyasnya ngak apa.

Masih bisa jalan ke Kantor dengan perlahan.

Sesampai dikantor dipijit dengan pak Daman.

Kantor tidak mau tahu atas kecelakaan ini.

Ya manusia juga, apa yang saya harap dari manusia
Lebih baik saya berharap pada Allah.

Tyas masih ikut ke kantor

Senin, 09 April 2007

Tyas masih ikut ke kantor, dan langsung menyusun laporan perjalanan dinas. Agak siang diselenggarakan rapat staf dimana pimpinan kantor menyampaikan informasi apa yang didapat selama Rakorla di Surabaya.

Setelah makan siang saya sempat ke Carefure untuk membelikan anak-anak susu.
Pulang jam 21.00

Lembur memperbaiki Lakip

Pak Daman tidur di Flatnya pak Budi.

Khamis, April 26, 2007

Cirebon shalat shubuh

Jumat, 06 April 2007

Sadar- sadarnya di Cirebon.saat menjelang shubuh.

Masuk stasiun Jatinegara Jakarta Timur jam 07.30 pagi.
Keadaan distasiun sangat ramai orang yang akan bepergian, dan ternyata hari ini hari libur.
Naik angkot ke UKI dan ganti angkot ke Cileungsi dan setibanya di Cileungsi naik bus dan turun di Gandoang, kemudian naik ojek sepeda motor.
Anak-anak sudah menyambut.
Shalat Jumat di masjid kompleks perumahan, Yasin duduk didepan berdampingan dengan saya.

Berhadapan dgn korban Lumpur

Kamis, 05 April 2007

Hp berbunyi jam 03.00, saat nya shalat tahajud, saya pergi ke Masjid, dan disana banyak peserta kursus statistik Kab Lamongan yang tidur diluar, kepanasan barangkali.

Masuk ruang lagi dan pak Budi sudah bangun, bicara-bicara mengenai rencana pemberangkatan pagi ini.

Adzan Shubuh berkumandang, saya ke Masjid kompleks untuk mengerjakan shalat shubuh

Selesai shalat saya memberikan tausyiah pada jemaah mengenai sifat Allah yang jarang di ingat bahwa Allah tahu jikalau Allah dinomer duakan, sehingga secepatnya kita toubat.

Yang mendengar tausyiah cukup lumayan banyaknya.

Seturunnya dari jemaah shalat shubuh, dikamar pak Budi sudah menunggu untuk berangkat ke Lumpur Sidoharjo pagi ini.

Yang ikut berangkat dalam mobil sewaan ini adalah, saya, pak Budi, Ilyas, Sopir pengantar.

Melintas kota Surabaya diwaktu pagi, dan memasuki daerah larangan mobil masuk dan mencoba mencari jalan masuk dengan tidak menggunakan orang pemadu. Memasuki jalan berliku- liku dan keluarnya ya di titik masuk sehingga diniatkan untuk mencari pemandu saja.

Memasuki kawasan larangan Sidoharjo, harus mencari pemandu, nawar pemandu dapat Rp 30 000,- kalau sore pasarannya bisa Rp 150 000,-

Lewat jalan kampung berkelok dan merambat, sedikit jarak lagi ada pemungut sumbangan dan maju lagi selangka ada pemungut sumbangan, banyak sekali pemungut sumbangan.

Kegembiraan penduduk sudah dicabut, penduduk sekarang mencari jalan keluarnya sendiri, wajah apatis berserakan dimana-mana, baik itu pengusaha maupun awam sahaja, semua melihat dan menghitung, dalam posisi apakah diriku, menguntungkan atau merugikan, bisa mendapatkan untuk dari bubur lumpur ini atau tenggelam dalam kerugian.
Sampai di bibir Tanggul Lumpur Sidoharjo, pemandangan sesungguhnya indah, tetapi dibawah lumpur itu terendam banyak kekayaan penduduk yang hilang, apakah disini Allah tidak tahu, tahu.

Saat saya ditanya dengan penduduk, saya jawab pindah, ikuti anjuran Rosullulloh.

Saya sempat sket lumpur sejauh mata memandang hanya putih ke abu-abuan lumpur Lapindo.

Pemikiran saya untuk jalan keluarnya adalah perencanaan makro tata kota dan industri Porong Sidoharjo.

Penyiapan lahan- lahan pemukiman terutama penduduk yang tersisihkan akibat genangan lumpur.

Pulang, keluar dari lingkungan lumpur sidoharjo,
Dalam perjalanan pulang ini banyak dijumpai kendaraan bagus- bagus yang memasuki lokasi genangan hanya untuk mencari jalan pintas menuju tempat kerjanya di Porong Selatan yang tidak terendam lumpur, sebab disana banyak juga pabrik- pabrik industri.

Perjalanan pulang ini diwarnai dengan rasa lapar yang sangat pada perut saya, sebab habis menjelajah jauh ke dalam lumpur Sidoharjo.

Setibanya di Kantor, jam 08.15 hidangan sarapan sudah dipersiapkan.

Setelah sarapan minta antar dengan mobil sewa tadi untuk mengantar ke stasiun Wonokromo. Setibanya di Stasiun Wonokromo membeli tiket ke Jakarta Kereta Api Jayabaya Bisnis, dengan pemberangkatan jam 15.30

Distasiun Wonokromo saya duduk lama menulis laporan, dan abstraksi hasil kunjungan ke Lumpur Sidoharjo, suasana stasiun sangat ramai, disini saya sampai terpaksa sewa kamar kecil sebab perut sudah ngak tahan untuk segerah ke belakang.

Setelah itu keluar dari stasiun, untuk belanja kerupuk Sidoharjo rasa udang satu kartonnya seharga Rp 75 000 ,- isi sepuluh bungkus seberat setngah kilograman.

Naih line F menuju Sidotopo Lor untuk menjemput Tyas yang ada disana sejak kemaren

Setibanya di Sidotopo langsung mempersiapkan diri untuk berangkat pulang ke Jakarta jam 13.00

Mbah Ni memaksa saya untuk makan nasi goreng, kemudian mandi, kemudian memberi uang gembira kepada 2 para mbah, 1 bu lik dan satu keponakannya yang baru melahirkan.

Shalat dzhuhur dan langsung berangkat.

Setibanya di stasiun Gubeng jam 13.30. masih banyak waktu untuk belanja makanan ke supermarket Delta Plaza.

Jam 14.00 sudah pulang kembali di stasiun, sebab sewaktu saya berangkat ke delta plaza Tyasnya menjaga barang-barang di stasiun, kemudian memasuki ruang istirahat di tempat pembelian tiket eksekutip.

Bisa tertidur sedikit, sampai terdengar adzan Ashar, kemudian shalat ditempat peristirihatan itu, kemudian berkemas untuk menuju ke peron stasiun menunggu kedatangan kereta.

Kereta Jayabaya tiba di stasiun Gubeng jam 15.25. gerbong satu dimana tiket saya menyatakan saya duduk disitu letaknya paling belakang, rupanya menghitung satu dihitung dari belakang.

Kereta berangkat tepat jam 15.30.

Saat shalat Maghrib kereta akan memasuki stasiun Madiun, kemudian setelah itu makan malam, makan makanan yang dibeli di Delta Plaza supermarket terdiri dari nasi, sepotong ikan tenggiri goreng, sayur kacang dan acar asam manis ketimun dan wortel.

Setelah makan kereta masih berjalan, tetapi ngantuknya luar biasa sehingga plus teridur pulas sambil duduk.

Di Surabaya

Rabu, 04 April 2007


Terbangun dari tidur diatas kereta api Kertajaya, saat kereta berhenti di stasiun Semarang Poncol. Ternyata jam menunjukan 04.30 belum shubuh pikirku.
Turun di stasiun untuk memasuki kamar kecil dan sempat buang air kecil segala, kemudian berwudu dan naik lagi ke kereta api.

Kereta sudah berangkat lagi ke Surabaya, saya menembus kegelapan malam untuk mencari sinar yang menyatakan sudah shubuhkah hari ini, ternyata shubuh belum datang juga.

Sewaktu kereta mulai melambat dan memasuki perkampungan terdengar adzan shubuh sayup-sayup sampai.

Masuk waktu shubuh, itu pun masih dikereta, surabaya masih 5 jam lagi perjalanan, biarlah, yang jelas roda besi itu masih berputar, sejauh manapun pasti akan di capai, cepat atau lambat.

Setelah shalat langsung bersiap untuk tidur sambil duduk, sebab kereta memang penuh, sejak di stasiun Randubelatung dan di stasiun Babat sudah banyak penumpang kereta yang turun, tetapi deretan saya duduk masih penuh juga, setelah melewati stasiun Lamongan, setelah anak muda di depan saya turun, baru terlihat longgar, saya bisa menumpangkan kaki diatas kursi.

Di Stasiun Lamongan ada penjual kue onde- onde yang besar dan seharga seribu rupiah sebutirnya, saya beli dua dengan Tyas dan memakannya untuk sarapan, dan setelah itu rasa kantukpun datang dan tertidur pulas.

Memasuki stasiun Pasar Turi, jam menunjukan 10.30. turun dan mencari angkot menuju Sidotopo Lor, lama menunggu ternyata tidak ada yang lewat, salah berdiri pikirku, sehingga banyak becak yang menawari jasa untuk mengantar, tetapi kerena pengalaman naik becak di Surabaya selalu ngak enak sehingga di urungkan untuk naik becak.

Naik Angkot tujuan Blauran Surabaya, dan disana rencananya naik leter F tujuan Sidotopo, a... setalah berjalan agak lama saya dengan Tyas dioper ke angkot yang lain yang lewat Gubeng Stasiun Kereta, untuk angkot pertama tadi tidak meminta bayaran.

Setibanya di Stasiun Gubeng ganti angkot letter F tujuan Sidotopo dan langsung turun di depan rumah mbah Ni.

Terlihat dari seberang jalan sewaktu saya turun dengan Tyas dari Angkot, mbah Ni sedang duduk- duduk didepan rumah.

Berepelukan dengan Mbah Ni, Mbah Ya, Mbah Ma, mbah Ma agak sedih melaporkan jikalau Yu Ani telah meninggal dunia, saya turut berduka, sebab saya lagi mengejar waktu untuk mengikuti rapat di Gayung Kebonsari.

Setelah mandi dan makan dan Shalat Dzhuhur, mohon diri untuk kekantor Surabaya, Tyasnya sengaja ngak ikut pasti ia kecapaean mengalami perjalanan jauh.

Naik angkot letter F turun di Stasiun Wonokromo dan melanjutkan angkot ke Gayungan, dan menyebrang jalan Ahmad Yani yang sangat ramai, padat kendaraannya dan memasuki kompleks Pu Gayung Kebon Sari dengan berjalan kaki.

Ternyata acara Rakorla baru ditutup, dan saya ikut gabung untuk makan siang bersama, santapan yang saya cari pasti rujak cingur, yang dihidangkan dengan aroma amis udangnya dengan warna hitam ke hitaman.

Rapat berikutnya diruang pak Pardoto untuk mencari informasi bagaimana lumpur Lapindo itu keadaanya sekarang, dan ceritra mengenai kunjungan teman- teman dengan lembaga LSM Surabaya dan IAIN Surabaya yang ikut ke Lumpur Sidoharjo semalam.

Jam 15.40 setelah shalat Ashar berjamaah, keluar menuju Kali Surabaya dan dilanjutkan ke Lumpur Sidoharjo, sepanjang jalan pak Budi berceritra jikalau semalaman sewaktu mengantar pimpinan ke Lusi ia banyak diliputi ketegangan, sebab khawatir menyulut kerusuhan massa.

Kekhawatiran itu beralasan sebab saya melihat sendiri kerumunan masa untuk mendaftarkan diri menjadi pemandu setiap orang yang datang memasuki wilayah Lusi dengan tawaran harga yang tinggi, sore itu ia meminta harga Rp 75 000,- saya menolak sebab terlalu mahal, dan sebaiknya besok pagi usul saya.

Sore ini gagal memasuki kawasan Lusi, sehingga rekan semobil membelokan tujuan ke tempat penjualan kerajinan tas di Tanggulangin, disini saya sempat membelikan tas putih untuk istri, biar serasi untuk digunakan ke acara pengajian apabila mengenakan pakaian putih- putih.

Memasuki kota Surabaya hampir jam 19.00
Setelah shalat maghrib terlihat kesibukan persiapan acara rapat untuk membahas Sungai Surabaya dan Lumpur Lapindo. Sebentar malam.

Adzan shalat Isya terdengar terasa dekat, memang dekat sebab masjidnya di depan penginapan.

Mengimami shalat Isya, saya tidak membawa baju ganti, sehingga sewaktu mengimami shalat Ashar juga baju itu dan sekarang shalat Isya juga baju itu.

Setelah shalat Isya memasuki ruang rapat dan Pak Pardino sudah masuk, acara diawali dengan makan malam nasi boks bersama, lauknya lumayan enak, terdiri dari daging sepotong, gorengan dan sayuran buah.

Acara diskusi Kali Surabaya permasalahan pokoknya adalah sebagai berikut:
1. Tahun ini Kali Surabaya sudah hasil Indikasi Programnya.
2. Contoh baik di Bidang Ranmas Jalan, dahulu belum ada konsepnya sekarang sudah ada konsep yang bisa dijalankan sendiri oleh masyarakat.
3. Perlu dirumuskan dalam bentuk besaran uang mana pekerjaan yang kalau dilibatkan masyarakat berapa nilainya dan kalau tidak melibatkan masyarakat berapa juga nilainya.
4. Atas permintaan Dinas Pengairan Surabaya, Bapak Walikota Surabaya menyetujui untuk membebaskan bantaran kali Surabaya dari pemukiman penduduk.



Jam 22.30 acara pembahasan Lumpur Lapindo di buka:

1. Bertitik tolak dari kekusutan situasi, dikaji mencari jalan keluar yang baik, menguntungkan masyarakat dan tidak memebbani pemerintah
2. Skenario di lapangan seperti apa
3. Lusi hanya dibahas selama 2 bulan
4. Methode PAR dan methode Rapid gunakan
5. Dokumentasikan dan pikirkan non politik dan non janji anggaran
6. banyak tokoh masyarakat yang tidak di panuti kerena sudah dibayar
7. Lapindo takut berhadapan langsung dengan masyarakat
8. situasi ini di manfaatkan oleh masyarakat sendiri untuk mencari untung
9. Pen zone ing masalah
10. sebagian masyarakat minta kelompok Sebranmas membantu susu bayi.


Jam 23.30 masuk tidur, saya tidak mandi dan ganti pakaian, saya tidur se ruangan dengan pak Budi, pak Budi tidurnya ngorok, sangat bising sekali.

Mencari tiket ke Surabaya

Selasa, 03 April 2007.

Pagi-pagi sudah berangkat ke kantor, sesampainya di kantor sempat ketemu Ilyas yang akan juga berangkat ke Surabaya, ternyata ia mendapat SMS semalam dari Pak Budi yang sudah ada di Surabaya bahwa pertemuan Lumpur Sidoharjo diajukan, mendengar ini saya langsung mengangkat telepon ke Hp nya pak Budi yang ada di Surabaya, ternyata penerimaanya sangat jelek, samar- samar saya dengar jikalau pertemuannya nanti malam.

Saya langsung membatalkan semua kegiatan yang akan diselenggarakan hari ini, dengan Tyas langsung saya mencari tiket KA ke stasiun Senen.
Sesampainya di Stasiun Senen masih jam 10.30 pagi, saya dapat dua tiket untuk kereta api Kertajaya ekonomi tujuan Surabaya, berangkat hari ini sore jam 16.15.
Pulang menuju Cileungsi sampai di rumah jam 12.10, sangat lelah rasanya badan dan harus secepatnya juga ke stasiun Senen sebab jarak yang harus ditempuh memang terlalu jauh, dari rumah ke kantor 45 Km dan dari kantor ke Stasiun Senen sejarak 30 Km dan dari Stasiun Senen ke Gandoang Cileungsi 47 Km, dan sekarang harus ke Stasiun Senen lagi.
Saat berangkat sempat mandi segala, dan makan nasi hanya sebutir- betul betul sebutir.
Sewaktu berangkat ternyata Tyasnya memisahkan diri, ia berdiri di gang nya Mardiah, sedangkan saya di Pasar Gandoang, untuk ini saya cukup stres dibuatnya, akhirnya diputuskan untuk menelpon ke rumah, mencrai telepon umum, dan didapat, mengatakan dimana Tyas, sudah pasti yang dirumah juga jawabannya ngak tahu.
Akhirnya saya putuskan berangkat tanpa Tyas, saya ambil angkot dan naik, angkot baru berjalan 200 meter, Tyasnya sudah berdiri di ujung gangnya Mardiah, akhirnya dari dalam angkot saya meminta angkot berhenti memberi kesempatan Tyas naik ke Angkot.

Sesampainya di Cileungsi naik bus ke Stasiun Senen, didalam bus banyak tidurnya, istirahat setelah tegang seharian.

Tiba di stsiun Senen jam 03.00, saat itu pintu besar stasiun lagi dibuka sebab KA Bisnis Bangun Karta akan berangkat, sehingga saya masuk stasiun dari arah rel keluar kereta.

Saya jalan-jalan melihat kerumunan manusia yang menyemut di stasiun, apakah ini penumpang Kertajaya, atau kereta lain.

Sambil memperhatikan rangkaian Bangunkarta yang belum berangkat juga sempat melihat bahwa rangkaian KA ini sudah dilengkapi dengan eksekutip klas, dahulu sih masih bisnis klas.

Nyebrang rel dan naik rangkaian kereta Kertajaya yang parkir bersebelahan dengan KA Bangunkarta, kereta ini belum ada lokomotip nya sebab jadwal jalannya juga masih lama.

Setelah mendapatkan nomer kursi dan gerbong yang dicari langsung makan siang menjelang sore, ternyata dari rumah dibawain nasi dan lauk ayam di bumbu kuning dan tidak digoreng.

Enak juga, dan setelah makan udara didalam kereta terasa panas, sebab kereta ini belum jalan dan udara bebas masuk dari bukaan jendela yang sangat kecil- kecil, sebutir kepala manusia saja ngak bisa masuk.

Tiba- tiba datang teman duduk, seorang senior juga dan berdarah Jawa Timur benar, dan rambutnya panjang, ia mengenakan topi kain seperti topi haji berwarna coklat, warna ini rupanya untuk membedakan yang memakai topi shalat atau tidak, jikalau berwarna terang dan putih pasti bisa di duga jikalau orang itu melakukan shalat.

Orang itu hanya membawa tas kecil saja, dan ia pulang untuk menengok keluarganya di Surabaya, ia disini tinggal di Cakung Semper.

Deretan tempat duduk saya tersedia bangku tiga, sudah terisi saya dengan Tyas dan didepan saya berhadapan sudah terisi dua juga, bapak tadi dengan agak lebih mudaha juga tujuan Babat/ Lamongan.

Kereta belum jalan juga memang belum waktunya, jam menunjukan 16.00
Tinggal lima belas menit lagi pikirku seperti tertera di tiket.

Sampai jam 16.15 lokomotip penarik belum juga datang, bagaimana bisa jalan.

Kemudian datang dua orang lagi sehingga pas enam orang, di sisi kanan yang tersedia bangku dua- dua sudah terisi juga sehingga kereta sudah penuh, tidak ada bangku kosong

Jam 16.40 Lokomotip datang dan menggandeng rangkaian kereta dan membawa langsir jauh kebelakang dan untuk memasuki jalur pemberangkatan satu.

Jam 16.50 KA Kertajaya berangkat.
Sampai di Jatinegara Jakarta Timur jam 17.05 dan disini kereta berhenti sangat lama, entah apa alasannya yang jelas, maghrib masih disana.
Berhenti lama ini membuat banyak penumpang tujuan Cikampek, Kerawang yang naik kereta Kertajaya sehingga memadati pintu-pintu masuk dan naik keatap kereta api segala.

Jam 18.30 memasuki stasiun Bekasi, disini kereta tidak berhenti.
Jam 24.00 memasuki stasiun Prajekan Cirebon.

Tyas ikut kekantor

Senin, 02 April 2007

Tyas ikut kekantor, dari rumah berbekal buah mengkudu seberat 5 kg. Memang dari tadi pagi sudah kirim SMS ke pak Abdullah untuk menjemput saya di Aldi Donat untuk menerima buah mengkudu, sehingga buah mengkudu sebanyak ini tidak sampai kekantor.

Perjalanan agak lambat sebab macet dimana-mana, sampai di Aldi Donat jam 08.30. setelah saya berhenti dan melihat kekiri dan kekanan saya tidak menjumpai orang botak, sebab pak Abdullah adalah botak kepalanya, dan sewaktu saya akan menghubungi pak Abdullah dengan Hp, pak Abdullah datang mendekat bersama istrinya, ia tertawa-tawa, pantas saya tidak mengenal sebab ia pagi ini pakai topi kupluk hijau.

Lanjut ke kantor untuk mulai bekerja.
Informasi yang masuk, keberangkatan ke Surabaya ditunda sehari, rencanannya hari ini akan pesan tiket KA ke Surabaya, tapi ditunda, sebab Pak Budi memberi tahukan jikalau pertemuan Lumpur Sidoharjo akan berlangsung Kamis Malam, sehingga saya berencana akan berangkat Rabu Sore.


Tyas masuk ternyata Oni melawan, ia tidak mau lagi disuruh, dan terpaksanya saya buat Tyas harus bisa menangani pekerjaan Oni.

Buka puasa di kantor, dibuka dengan irisan tomat dan belimbing besar.

Hari ini melembur sebanyak 4 orang.

idenya istri

Minggu, 01 April 2007

Ide istri bagaimana kalau Tyas mulai besok dibawa kekantor, sebab di kantor kurang tenaga, tetapi sebagai pembantu bapaknya. Dan hitung-hitung bagaimana untuk menetralisir kejemuannya menghadapi kehidupan dengan sakitnya.

Merontokan buah mengkudu

Sabtu, 31 Maret 2007

Istirahat, sebab tanggal tua
Di rumah merontokan buah mengkudu di depan rumah, di koyak-koyak pohonnya sehingga buahnya runtuh, dan terkumpul sebanyak 5 kg. Untuk pak Abdullah pikirku.
Tetangga sempat bertanya, untuk siapa pak, untuk teman kantor,

Coffe Morning

Jumat,30 Maret 2007

Jam 06.30 sudah berangkat dari rumah, yang tertinggal adalah Yasin, sangat lambat, secepatnya kekantor sebab akan mengikuti acara Coffe Morning yang pertama, memang kegiatan itu pelaksananya saya, sehingga saya harus hadir pertama.

Sesampai dikantor jumpa dengan Pak Budi dan mengatakan bahwa sasaran coffe morning pagi hari ini adalah Rapat Koordinasi Lanjutan yang akan diselengarakn di Surabaya hari Selasa besok, dan itu bukan tugas yang saya tanggung, sehingga saya merasa sedikit loos.

Untuk menetralisir saya makan hidangan Coffe Morning terdiri dari nasi gudeg, kue tiga jenis dan air putih.

Coffe morning saya ikuti sedikit, sebab acara di dominasi pada acara lain-lain diluar acara pokok, saya tinggal untuk mengerjakan Laporan Pendahuluan Kegiatan Evaluasi dan Monitroring yang memang saya tanggung jawabi.

Nglembur di kantor.
Pulang dari kantor jam 20.00

Istirahat

Kamis,29 Maret 2007

Istirahat di rumah, seharian tidur untuk menetralisir badan dan jantung.

Wae wae nglembur

Rabu, 28 Maret 2007

Pagi- pagi sarapan kopi encer dengan susu coklat skim nya Tyas dimana Tyasnya ngak mau minum.

Melanjutkan pengerjaan Tabel Analisa Evaluasi Kegiatan 2007.
Diskusi hangat sewaktu saya memasukan point-point krusial untuk landasan penilaian keberhasilan kegiatan.

Saat hari menjelang maghrib Shalat maghrib bersama dengan pak Abdulah
Kemudian pak Abdulah permisi pulang dan saya tinggal sendiri.

Baru sadar jikalau yang lembur hari ini saya sendiri dan tidak disediakan makan malamnya.

Saya menelpon ke Pak Budi di rumahanya untuk menanyakan makan malam.
Pak Budi menjawab ditalangin dulu nanti diganti, padahal saya ngak ada uang banyak, ada uang untuk beli bensin motor, terpaksanya pinjam dengan Nopie, dan nanti akan dikembalikan saat pak Budi telah mengembalikan.

Masuk rumah jam 21.15

Kerja lembur

Selasa,27 Maret 2007

Hari diawali dengan shalat Tahajud di ujung pagi, kemudian disusul dengan mencuci pakaian yang sudah dua hari ngak di cuci.
Sehabis shalat shubuh membahas Al Quran dengan istri perihal Malaikat yang datang ke Nabi Ibrahim dan Nabi Luth.

Berangkat kekantor lupa membawa daun Jengger kotok obat ambiennya pak Kuat.

Tahu jikalau hari ini akan berniat bekerja lembur maka setelah makan siang secepatnya ke supermarket untuk membeli susunya Tyas, mie dan kue kering

Mengerjakan tabel analisa evaluasi kegiatan 2007. hingga jauh malam
Masuk rumah jam 21.15

Sesampai dirumah Tyas ngak mau lagi minu susu yang tadi dibeli, langsung saya setuju tetapi Tyasnya ngak mau memberi tahukan mau minum susu apa.

Laporan pendahuluan menyita perhatian

Minggu, 25Maret 2007

Lari- lari pagi.




Senin,26 Maret 2007

Puasa hari Senen, sahur sangat sederhana terdiri dari 2 butir tomat dan 1 butir kentang mentah.

Kekantor sambil membawa buah mengkudu yang sudah matang untuk pak Abdullah.

Ngurus Komputer kantor yang hilang Excel nya.
Setelah banyak yang membantu menggunakan disk cakram program microsoft Office, hanya programnya Cipta yang bisa diinstalkan kekomputer di kantor.

Sewaktu menyetor laporan tugas mewakili pimpinan sewaktu pergi ke Bandung hari Rabu. 28 Februari 2007. sempat ketemu pak Kuat yang mengeluhkan penyakit ambien yang mulai muncul, saya berjanji akan mencari daunnya agar dimakan biar ngak terlalu keluar ambiennya.

Melanjutkan mengerjakan Jadwal Laporan Pendahuluan kegiatan, dibantu Pak Abdulah dan Oni.

Sore hari setelah shalat Ashar ngak langsung pulang sebab diperkirakan masih ada polisi yang melakukan razia kendaraan bermotor di jalan.

Memuat semua catatan perjalanan ke Blogger, sebab setelah iseng- iseng membuka blogger kok bisa dimasukin sore itu. Biasanya susah sekali.

Beli Beras

Sabtu, 24Maret 2007

Beli beras 1 karung Rp 260 000,- setelah menawar di beberapa toko dan setelah mengantar Yasin dan Astari Sekolah.

Sengaja tidak membawa uang sewaktu berangkat, sehingga tidak ada kewajiban untuk kesusu lantas membayar.
Sewaktu bertanya pada toko yang menjual beras yang sewaktu pembayaran zakat fitra puasa kemaren, toko ini yang dibeli, sekarang ia menawarkan harga beras Rp 260 000,-
Sudah turun banyak pak sebab kemaren sudah sampai harga Rp 310 000,-

Memakai sisa pengembalian dari membeli roti kemaren.

Sore hari mencuci pakaian.

Ibu Esti

Jumat, 23Maret 2007

Ibu Esti yang akan pensiun memberikan hadiah untuk Fifi sebuah tas.
Lanjutan Pembahasan Penetapan Kinerja, ke carefure membeli rotinya Fifi.

Kepasar

Kamis,22 Maret 2007


Kepasar pagi hari setelah shalat shubuh, banyak yang dibeli, dari wortel 1 kg, tauge, tomat 3 kg, buncis, Ikan bawal hitam, bandeng 1 ekor seberat 700 gram.

Pembahasan Penetapan Kinerja

SMS Rony

Rabu, 21 Maret 2007

Shalat tahajud agak kepepet waktunya hanya bisa empat rakaat kemudian sudah disusul waktu shubuh, sebab di kejauhan sudah terdengar adzan shubuh.

Setelah adzan shubuh menjahit sepatu, sebab sepatu yang kanan kemaren sewaktu naik bus Bekasi menggunakan tumit untuk menahan beban badan untuk menjaga keseimbangan sehingga jahitan sepatu bagian tumitnya lepas semua, juga disebabkan sudah tuanya sepatu.
Setelah sibuk mencari jarum sepatu yang ternyata ada dua jarum sepatu tetapi jelek semuanya, yaitu tidak mau nyantol ke benang sehingga harus sedikit digergaji ujungnya agak miring sehingga mau nyangkut benangnya, setelah dijahit, sepatu yang kemaren sore mati.e.e.e.e sekarang hidup lagi, bisa berfungsi.

Kemudian dilanjutkan dengan mencuci sepeda motor yang kotornya sangat luar biasa.

SMS Rony bagian kepegawaian kantor mengingatkan saya untuk pagi ini membawa foto copy semua berkas kepegawaian, kerena waktu sudah mempet saya suruh istri memasukan dokumen saya dalam tas besar dan dibawa kekantor.

Setelah mengantar Yasin dan Astari berangkat sekolah, balik lagi kerumah mencari ibunya yang akan ikut ke dokter gigi pagi ini, Fifi dit9nggal dirumah bersama Tyas.

Ibunya turun di Cileungsi untuk selanjutnya naik 56 ke Uki, kemacetan sudah menghadang.

Mengambil motor di Narogong

Selasa,20 Maret 2007

Mengambil Motor di Narogong.

Berangkat agak pagi sekitar jam 06.30 sudah berjalan ke luar, berjalan kaki sampai di jalan depan, banyak kendaraan yang lewat, tetapi semuanya asing, sehingga tidak ada keterkaitan emosional.

Sesampainya di jalan depan pasar Gandoang, berdiri sejenak, sekitar 10 menit berdiri, lewat bus dari Cinjur ke Bekasi, dan naik dan membayar Rp 4000 sampai Narogong.

Sepanjang lancar tetapi selewatnya pertigaan pembuangan sampah Batargebang jalannya rusak, kerusakan parah didepan pabrik Dayani, Batargebang. jalan rusak sewaktu dilewati bersama Yasin hari Sabtu kemaren, Cuma saat itu malam dan sekarang pagi.

Berhenti total di 2 Km sebelum pasar Batargebang, macet total kendaraan tidak bisa bergerak ada sekitar 30 menit, kemudian kendaraan mencair lagi, kemudian jalan rusak lagi didepan pabrik kecap tetapi lancar merayap.

Sesampainya di Rumahnya Nyoman, Nyomannya sudah berangkat kekantor, saya hidupkan motor, dan permisi dengan yang jaga rumah, saya langsung berangkat ke kantor.

Lewat Kemang Pratama, tembus Jalan Pekayon dan lurus menuju persimpangan tol dan jalan pondok Gde, lurus terus menuju Pondok gde dan belok kiri memasuki asrama alat eletikal Komlek AD, ngak tahu satuan besarnya siapa yang menguasai, kemudian ikut jalan itu sampai ketemu jalan Hankam dan belok kanan menuju jalan tol, ketemu di kampung rambutan dan lurus kekantor menuju Lebak Bulus.

Sore hari sempat membelikan anak-anak seperti permintaan ibunya berupa Sarang Semut ( jamu ) untuk mengaktifkan sumsum tulang belakang memproduksi darah merah, seharga Rp 125 000 ,- dan VCO minyak kelapa yang disuling untuk m penyakit jantung, seharga Rp 16 000 / 10 sanscet.

Permintaan Fifi berupa Susu seberat 800 gram seharga Rp 33 000 ,- dan kue togo seharga Rp 10 500 sebanyak 4 buah,

Permintaan Yasin Susu bendera seberat 1000 gram seharga Rp 42 000,- dan keperluan lain-lain seperti ikan bandeng satu ekor dibagi empat seharga Rp 13 100,-

Permintaan Tyas jus aple seharga Rp 9000 ,-

Untuk saya sendiri membutuhkan celana panjang untuk ganti kalau kekantor seharga Rp 50 000,-
Malam hari pasang Desferal untuk Yasin, Yasin menolak, dengan sedikit dipaksa akhirnya Yasin mau pasang, Cuma menangisnya berkepanjangan, rasa sakit itu seharusnya sudah tidak ada sebab kekentalannya Desferal sudah saya kurangi, biasanya kerapatannya adalah 8 standard spuit isi 10 CC untuk 2000 mg sekarang 9 CC untuk 1000 mg.

Akhirnya saya berperan sebagai mesin pendorong, dengan antara waktu lima menit, setiap lima menit Hp berbunyi dan di dorong satu strip standard spuit 10 CC, sehingga selesai pemasangan jam 22.30.

Untuk itu di depan pintu yang sangat sedikit sekali ruangannya itu ditebarkan tiker dan diatas tikar ditebarkan selimut tebal, Yasin tertidur sambil berbaring dan saya berjaga bersama istri.

Yang ajaib itu adalah ruangan sekecil itu bisa melangsung kehidupan yang membutuhkan sterilitas sangat tinggi. Kalau bukankerena Allah semata.

Tiba di Kampung Rambutan sakit perut

Senin,19 Maret 2007

Jam 02.30 pagi sudah memasuki Kampung Rambutan, dan diturunkan di Pasar Rebo sehingga jalan kaki dahulu ke Jalan Baru, yang jalan kaki ada berempat orang yang sama-sama turun dari Sinar Jaya.

Sampai di Jalan Baru Yasin sakit perut dan saya carikan tempat untuk buang air, dan bapak yang ikut jalan kaki tadi, yang akan melanjutkan perjalanan ke Serang Banten, saya suruh berdiri saja mengunggu bus yang keluar dari Terminal yang menuju Serang.

Setalah itu sayapun sakit perut sehingga ikutan jongkok.

Kemudian malapis plastik antara celana dan kulit sehinga tidak ada hubungan langsung, jalan sedikit mencari angkot 121 menuju ke Cileungsi dan naik, sampai di Cileungsi turun lagi untuk mencari angkot menuju Gandoang, dari gandoang menuju rumah naik ojek bertiga, sampai rumah belum shubuh, terlihat istri sedang shalat tahajud.

Langsung mandi dan cuci semua badan. Setelah shalat dhluha jam 07.00 badan ngantuk dan akhirnya tertidur.

Cilacap di pagi hari

Minggu, 18 Maret 2007


Sewaktu penumpang di samping kiri saya turun di Brebes saya masih sempat mengantarkan sebab saya butuh tempat duduknya, sedang tempat duduk saya dipakai Yasin tidur.

Di Tegal menjelang pagi saya lihat jam hampir shubuh dan jam 04.55 saya shalat shubuh di Tegal diatas bus.

Bus berjalan memotong pulau jawa ke aras selatan, Lewat Kota Slawi dirembang pagi sehingga kesibukan orang kepasar terlihat jelas.

Ajibarang yang selama ini dilihat di gelap malam sekarang dinikmati dengan terang matahari sekitar jam 07.00

Tiba di Purwokerto jam 08.00 langsung masuk terminal dan ganti bus yang lebih kecil ukurannya untuk ke Cilacap.

Menyusuri sungai Serayu samapi di pertigaan Kroya, dimana disana pernah dengan Aswan berdiri lama menunggu bus ke Surabaya, dalam perjalanan dari Jakarta ke Wonorejo tetapi naik kereta api di Bekasi, naiki kereta api apa saja yang penting menuju ke Timur, ternyata kereta Apinya hanya sampai di Kroya, dan dari Kroya naik ojek menuju pertigaan itu.

Warung dimana saya berada masih ada terlihat, tetapi sekarang belok kanan menuju Cilacap.

Jam 09.30 Memasuki Cilacap, di terminal Cilacap menyempatkan diri membeli tiket pulang ke Jakarta naik bus Sinar Jaya seharga Rp 45 000 satu tiket turun di Kampung Rambutan,beli dua tiket. Kemudian menuju kota Cilacap naik angkot seharga Rp 4000 dua orang kemudian jalan menuju arah rumah perkawinan Nino.

Sebelum sampai di rumah Nino sempat meminta tolong penjaga jalan untuk menunjukan dimana akan berganti baju. Sementara itu sayup- sayup terdengar pembacaan ayat suci Al Quran sebagai acara pernikahan dimulai.

Kemudian ditunjukan oleh pak Bambang menuju dua rumah sebelum rumah pernikahan, disana saya sempat mandi, shalat Dhluha, ganti baju dan berangkat ke pernikahan.

Sewaktu saya sedang shalat Dhluha saya mendengar Nino sedang mengucapkan Ijab Kabul Pernikahan.

Ditempat pernikahan ketemu dengan orang-orang dari kantor Pasar Jumat sebanyak 9 orang, dari Jogjakarta.

Setelah acara makan dan salam salaman dengan penganten, saya mengungsi lagi dari rumah ganti baju tadi ikut rombonmgan menuju rumahnya Nino. Rumahnya di desa Pesugihan.

Tidur siang disana, tidur di lantai, dan jam 17.00 berangkat ke terminal.

Sebelum naik bus sempatkan diri mencari oleh-oleh dirumah ternyata ngak ada yang pantas dibawa.

Naik bus Sinar jaya sekitar jam 17.30 dan bus berangkat jam 18.10

Bus berangkat saat Adzan Maghrib berkumandang dan saya langsung tayamiun dan mengerjakan shalat Maghrib dan Isya.
Bus lumayan penuh tetapi saya dengan Yasin masih dapan di tempat duduk bertiga, sehingga Yasin masih bisa tidur berbaring.

Di Banjar masih jam 21.00 diberi kesempatan makan malam, saya dengan yasin turun itupun setelah membujuk Yasin sangat lama agar mau makan.

Yasin memilih Supermie seduh cup seharga Rp 5000,- sedangkan saya memilih nasi, tahu dan kacang panjang lalapan di banyakin dan sayur rebung bambu, seharga Rp 5500,-

Bus berangkat lagi ternyata saya dan Yasin yang terakhir naik ke Bus.

Sepanjang jalan tidur terus.

Berangkat ke Cilacap

Sabtu, 17Maret 2007

Lari-lari pagi setelah shalat shubuh, kemudian istirahat, mengantar sekolah anak-anak.

Tyasnya ngambek akan ikut ke Cilacap.

Mengahdiri rapat POPTI di rumah pak Ruswandi.

Berangkat dari rumah jam 08.30 setelah sarapan, perjalanan sepi dan sampai dirumah pak Ruswandi jam 10.10.
Sudah hadir ibu Arifin dan bapak Arifin sebagai pendahulu POPTI.
Saya menyampaikan ide lembar jurnal buletin POPTI untuk dijadikan masukan kerja.

Rapat dimulai jam 10.30 dengan pembahasan utama hubungan tidak enak antara POPTI dengan BAG ANAK RSCM, sebab masalah uang yang akibat peminjaman alat penyuntik Desferal.

Jam 12.00 tepat saya permisiuntuk pulang sebab nanti sore akan berangkat ke Cilacap.

Shalat Dhuhur di masjid sederhanan kecil pinggir jalan depan Cijantung Mall, kemudian berangkat lagi dan masuk rumah jam 14.00.

Istri memberi tahu jikalau Tyasnya menghilang, pergi ngak bilang-bilang, saya suru sabar saja pasti pulang.

Setelah shalat maghrib, Tyasnya muncul dan Istri dan Fifi yang rencana mau ikut ngak jadi ikut, sehingga yang ikut adalah Yasin.

Naik Motor ke Narogong, untuk nitip motor di kompleks Perumahan PU.
Ngak taunya jalan nya sangat jelek, setelah pertigaan pembuangan sampah.
Sesampainya di rumah Nyoman, titip motor dan melanjutkan perjalanan dengan Angkot ke terminal Bekasi.
Sesampainya di Terminal Bekasi jam 20.30. saya melihat ada mobil Sinar Jaja tapi tujuan Pemalang Pekalongan, dan Bus Anggrek Kencana ke Purwokerto AC, sewaktu saya disapa penjual tiket saya ditanya mau kemana, saya jawab mau ke Cilacap, kemudian ia menyuruh saya mengambil tiket dengan harga Rp 69 000,- saya ngak mau bukan itu harganya, akhirnya di turunkan Rp 50 000, dan saya tawar Rp 35 000,- dan disetujui Rp 40 000,- saya beli tiket dua dengan Yasin langsung naik.

Ternyata di atas bus orang yang beli tiket dikenakan harga beragam, ada 55 000 ada 60 000.

Jam 22.30 bus berangkat , dengan jumlah penumpang 29 orang dan sempat sebelum tol Bekasi Timur mengisi bahan bakar, saya berduga- duga dengan Yasin, hayo berapa rupiah bus ini ngisi bahan bakar, Yasin bilang seratus ribu, dan saya bilang dua ratus ribu rupiah, ternyata semuanya salah sebab bus itu mengisi limaratus ribu rupiah.

Memasuki jalan Tol, perjalan lancar sampai di Cikampek keluar dari jalan Tol dan mulai merambat.

Di Indramayu sempat berhenti dan saya ke toilet untuk kencing, Yasin sedang tidur, perjalanan dilanjutkan lagi dan mulai macet disekitar akan memasuki kota Cirebon.

Corel Rave

Jumat, 16Maret 2007

Mendemontrasikan Corel draw RAV 3 di kantor,
Kerja hingga jam kantor pulang.

Istirahat

Kamis,15 Maret 2007

Istirahat, puasa Kamis.
Dirumah mulai membuka program Corel Drow RAV 3 dimana bisa bergerak seperti film.

Sore hari dirumah hujan.

Rencana ke Cilacap

Rabu, 14Maret 2007


Rapat penyusunan Strategi Penetapan Kinerja sedang dilakukan, rupanya semalam Elias dengan Aksan disuruh nglembur mengerjakan Penetapan Kinerja.
Rencana pemberangkatan ke Cilacap menghadiri perkawinan Nino.
Dapat bantuan pemberangkatan Rp 300 000,-

Hujan Badai di Pasar Rebo, jarak mata didepan sangat gelap, kerena derasnya air hujan yang turun, pakai mantel hujan sejak di pasar minggu, memang di arah tujuan pulang, langit sudah mulai menggelap, tapi ngak nyangka jikalau badainya sangat besar, bermotor saja sampai goyang.

Kehabisan Rumput laut

Selasa,13 Maret 2007

Sehabis Shubuh sadar jikalau rumput laut yang di konsumsi sejak hari minggu kemaren bisa menghilangkan rasa sakit di dada kiri, pagi ini rumput laut iotu habis, langsung setelah salam shalat shubuh, memberitahukan kepada istri dan anak-anak untuk segera kepasar sebab hal yang berkaitan dengan hidup sudah habis.

Fifi nangis akan ikut, saya dan istri tetap ke pasar saya dengar tangisan Fifi di shubuh itu mengejar motor yang saya kendarai.

Kepasar lewat mampir dan Samic, lampu motor redupsehuingga tidak bisa secara baik mengetahui ada lobang jalanan di arah depan. Sehingga beberapa kali melintas lobang dengan goncangan yang cukup.

Setibanya di pasar langsung berlari kecil sebab waktu berjalan terus, langsung menuju penjual rumput laut, beli 2 Kg seharga Rp 12 000 ,-
Sementara itu istri mointa ijin akan membeli sandal saya sebagai hadiah ulang tahun seharga Rp 13 000,- tapi sayang pedagang itu pagi ini belum buka.

Sempat membeli hati ayam 5 buah seharga Rp 5500

Puloang, setibanya di rumah, anak-anak masih malas- malasan. Yasin sendiri terlihat baru bangun tidur.

Jam sudah menunjukan 06.10, langsung saya mandi, mengingat waktu dlhuha masih jauh, saya memasak rumput laut yang telah di cuci istri sebnayak 3 ons.

Rumput laut itu hancur setelah dimasak kemdian dituangi gula biar terasa manis.

Cara makan adalah makan nasi seperti biasa dengan lauknya segala dan jelly rumput laut sebagai kuahnya.

Fifi sangat suka jelly ini.

Sisanya dimasukan ke botol selai roti untuk dibawa krkantor barangkalai saja pak abdullah suka.

Berangkat, Astari dan Yasin ikut sampai sekolahannya. Kemudian meluncur ke bogor untuk memeprpanjang STNK, sebelumnya sempat mengisi bensin seharga Rp 12 000 di SBPU Mekarsari.

Sampai di samping terminal Cileungsi belok kiri untuk menghindari kemacetan di depan pasar Cileungsi. Jalan ini adalah jalan kompleks perumahan yang sedang dipasdarkan, Permata Cibubur.

Dibatas akhir jalan kemudian belok kanan ketemu jalan kearah Bogor langsung melaju.

Perjalanan relatip lancar, kemacetan di Gunung Putri depan PLN sebab kendaraan besar mulai mengantri untuk masuk pabrik.

Lrewat pasar Cibinong pun relatip lancar, sesampainya di Samsat Bogor langsung mencari polisi yang di[erkirakan tidak pasang tarif tinggi, saya tahu nilai resmi STNK ini adalah Rp 130 000,- dan saya tawarkan Rp 150 000,- ia mau dan saya menunggu hanya 20 menit.

Dihadang kemacetan

Senin,12 Maret 2007

Puasa, bangun dengan tergesa, hanya sempat sahur dengan teh susu, demikian juga istri dan Tyas yang ikut bangun terlambat, sehingga acara sahur tidak bisa disiapkan dengan baik.

Kekantor dengan semangat tinggi, dihadang kemacetan sejak di perempatan Condet, sepanjang mata melihat diarah depan hanya gerombolan kendaraan yang berdiam mencari jalan yang sangat sempit sekali.

Terpaksa memintas di arah berlawanan di sisi kanan jalur, berkendaraan motor dengan tertib, tahu jikalau ini melawan arus, diusahakan jangan ada yang menyalip sebab akan mengurangi luas jalan dari kendaraan didepannya.

Perjalanan memintas ini ada sejauh 2 Km.



Sesampai di kantor persiapan rapat untuk nanti siang.

Rapat membahas percepatan semua kegiatan yang akan dilaksanakan tahun 2007 ini.

Makan Rumput Laut

Minggu, 11 Maret 2007

Lari-lari pagi bersama istri setelah shalat shubuh, tepat jam 06.00 sudah sampai dirumah dan langsung bersiap kepasar Cileungsi, fifinya ngak ketinggalan, ia ikut juga dengan sepatu boat kuningnya, naik motor lewat mapir lintasan berlari tadi pagi.
Sesampai pasar yang dibeli adalah wortel 2 Kg, Tomat 3 Kg, Ikan asin ½ Kg sebab Fifinya yang minta, Udang kecil 1 Kg, Rumput laut ½ Kg

Sesampai dirumah yang saya kerjakan dahulu adalah membersihkan rumput laut sampai beberapa kali di cuci, kemudian memotong 4 butir tomat diiris-iris dan ditaburi gula, dan dimakan bersama rumput laut mentah sebanyak ¼ kg

Memang terasa enakan pada dada kiri dalam yaitu jantung saya tidak terasa terbebani kalau sedang membawa jantung.

Nyelawat Rian

Sabtu, 10 Maret 2007

Kerumah Rian, setelah mengantar Yasin dan Astari ke sekolah, balik lagi ke rumah untuk berangkat bersama-sama ibunya ke ibu Rahmawati yang anaknya meninggal dunia, Naik motor menuju nagrak, dan dari nagrak belok kanan menuju Pondok Gede. Sesampainya di jalan Tol menyusuri jalan raya sisi jalan tol menuju perempatan pasar Kecapi, sesampai di perempatan itu belok kiri menuju pasar kecapi, dan selewatnya pasar kecapi 50 meter jumpak kompleks perumahan Pondok Melati.

Sesampai di rumahnya ibu Rahmawati, ia sedang menerima ungkapan duka dari guru anaknya yang meninggal.

Sempat hujan turun di rumah itu, setelah lama berbincang-bincang, akhirnya mohon diri dan pulang lewat jalan berangkat tadi.

Rian Meninggal

Jumat, 09 Maret 2007
Kekantor seperti biasanya sempat membuat analisa awal bentuk poster yang akan dibuat.

Sehabis shalat jumat sempat membeli Roti tawar besar dengan seresnya, kemudian pindah ke Carefure membeli Susunya Yasin, Susu saya sendiri, Minuman jus apel, minyak kelapa dua bungkus.

Berita meninggalnya Rian ( Penderita Thalasemia ) disampaikan anak-anak sesampainya saya di rumah sehingga direncanakan besok akan kesana menyelawat duka.

Motor sudah selesai

Kamis, 08 Maret 2007

Berangkat ke kantor pagi hari berjumpa dengan Slamet yang anaknya habis kecelakaan lalu lintas, ia menggonceng saya hingga di Cileungsi terminal angkot, kemudian naik angkot ke kampung rambutan, dan naik 510 ke kantor.

Tiba di kantor masih pagi sekitar jam 08.10, pekerja pembersihan kantor belum masuk.

Sore hari kembali kebengkel dari kantor naik kendaraan Kopaja no 20, ditengah jalan tol terjadi ansident, kopaja terlalu cepat melaju, sedangkan didepan terdapat pengurangan kecepatan, kemudian Kopaja memasuki ruang sempit sebela kanan dan masih bisa masuk tetapi ada mobil yang kedauhuluan masuk hidungnya sehingga keserempet dengan pantatnya Kopaja, Kopaja yang saya kendarai dikejar oleh banyak kendaraan, dan dipukul muka sopir, melihat hal ini penumpang turun memberi pejelasan bahwa Kopaja melakukan hal tsb sebab menghindar dari kendaraan yang mendadak berhenti di depannya.

Sekeluarnya di pintu keluar tol, Kopaja berurusan dengan polisi dan semua penumpang dialihkan ke Kopaja yang lain.

Sesampainya di Bengkel, motor sudah selesai dan saya bawa pulang.

Dipepet gadis dalam bus

Rabu, 07 Maret 2007

Keluar dari rumah jam 05.40 untuk berjalan kaki ke jalan raya depan, istri ikut juga sambil kepasar desa Gandoang katanya, diperempatan gandoang menunggu hingga 30 menit untuk mendapatkan bus Kampung Rambutan datang, yang banyak angkot, kalau naik angkot ke kampung rambutan habis Rp 5 500,- sedang kalau naik bus habisnya Rp 4000,- saya akan memilih pilihan pertama kok ngak etis sebab sesampainya di kantor juga kepagian. Saya memilih nunggu bus yang lewat walau jarang.

Didalam bus sempat membaca koran kompas yang dibawa dari rumah. Sesampai di kampung Rambutan naik kendaraan lanjutan 510 dan didalam kendaraan yang padat ini tidak ada penumpang yang berambut putih, saya dipepet gadis-gadis.

Ide yang masuk ke otak adalah kenapa kantor tidak membuat poster masalah gempah, toh gempa selalu ada di indonesia.

Shalat dhluha di kantor, sebab tiba dikantor jam 08.25.
Pak budi memberi pinjaman uang untuk menebus biaya perbaikan spul motor sampai Rp 400 000,- akan dibayar dengan uang kegiatan apabila di dapat.

Sore hari ke bengkel ternyata motor belum baik, sehingga pulang harus balik lagi ke terminal untuk mencari kendaraan ke kampung rambutan.

Bencana Motor

Selasa, 06 Maret 2007

Bencana Motor.


Sewaktu berangkat pagi itu biasa saja, yang ikut berangkat dari rumah Astari dengan Yasin, Fifi memilih tidak sekolah kerena ia kemarennya habis jatuh, entah didorong temannnya atau jatuh sendiri.

Motor berjalan dengan optimal kecepatannya diatas 80 km / jam

Sesampainya di pasar Cibubur lama jalan mendaki setelah habis menurun itulah motor berhenti, saya menggunakan methode istri saya, ternyata motor mati plek.

Mendorong ke bengkel didepan lampu lalu lintas di pertigaan Cibubur jalan Bogar Jakarta lama. Sesampainya disana tukang bengkel tidak bisa apa- apa sehingga disarankan ke bengkel yang ia tunjuk dan harus menyebrang jalan,

Sesampai di bengkel itu motor diutak atik dan hidup, sewaktu ia membuka aki, ia menyarankan membeli aki baru, dan saya beli semua habis Rp 75.000 ,- motor sudah hidup dan sudah siuap akan berangkat lagi kekantor, berjalan lancar tetapi sampai di RS Fatmawati, tiba- tiba motor berhenti dan tidak bertenaga.

Benkel di titik ini sangat jarang dan susah, yang ada bengkel tambal ban.

Menyebrang jalan di bawah jana tol untuk berputar arah, kendaraan padat merayap yang baru keluar dari jalan tol, saya menyebrang perlahan yang penting jangan menobrok motor atau mobil orang.

Setelah sesampainya di seberang cari tukang ojek yang mau menarik motor hingga ke bengkel di pasar minggu buncit.

Membayar Rp 10 000,- tukang ojek mau menarik, dan setibanya disana bengkel sangat penuh, saya memilih bengkel menyebrang di depannya dan dibongkar katanya spulnya I.C.I yang mati sehingga tidak ada pengapian, kerena tidak dijual spul model motor yang asli akan di modifikasi dengan spul honda grand, dan minta bayaran Rp 400 000,- saya setuju.

Saya balik kekantor dan sesampai dikantor jam 11.30 siang. Kosentrasi kerja tidak ada, dan pak Abdullah baru saja masuk kantor setelah sakit sekian lamanya.

Setelah shalat dhzuhur dan makan siang sekitar jam 13.00 saya urus lagi ke bengkel dengan niat jangan dulu dikerjakan sebab spul asliny di jual di dealernya dan harganya Rp 200 000,- ternyata sesampainya disana motor sudah dibongkar dan spulnya sudah dibawa kekota untuk dimodifikasi.

Masuk rumah jam 16.00, nik kendaraan umum, biayanya mahal.

Memutar CD film anak-anak untuk Fifi tetntang kucing, yang dibeli tadi siang bersama roti tawar di Giant super store pondok indah, satu keping CD isinya 6 film.

Pasang desferalnya Yasin jam 17.45 saat akan maghrib.

Membuka Desferalnya Yasin jam 23.30 tengah malam

Sekolah Fifi terakhir

Senin, 05 Maret 2007

Puasa senen, yang ikut puasa Tyas dan Astari.

Fifi semangat sekolah.

Memasuki usia 51 tahun

Minggu, 04 Maret 2007


Memasuki usia 51 tahun.

Pagi-pagi sebelum shubuh menerima telepon dari Makasar daro Aswan yang mengucapkan selamat ulang tahun buat bapaknya.

Sehabis shalat shubuh berburu kue di blok M bersama Tyas, berangkat jam 05.10. yang dibeli Kue ulang tahun Rp 35 000,- penuh dengan lapis coklat dan rasanya menggoda tapi saya berjanji tidak mau makan takut jantungan, kemudian kue soes 20 buah Rp 8 000 ,- dan kue Panada 20 buah Rp 8 000 ,- Kue Bolu coklat dan keju Rp 20 000 ,- bolu gulung kesukaan Tyas Rp 7 000,- Martabak satu lembar tebal dan besar Rp 15 000,- total Rp 96 000.

Masuk rumah jam 08.40 pagi

Habis makan martabak jantung terasa sakit, makan bawang putih, keluar keringat dingin, minum perasan mengkudu sehat lagi.

Fifi ikut ke pasar

Sabtu, 03 Maret 2007


Ke pasar pagi hari sesudah shalat shubuh, fifi juga ikut walau badannya baru saja sembuh dari sakit, dipersyaratkan, boleh ikut ke pasar kalau mau minum mengkudu yang diperas dua sendok makan, dan sisanya bapaknya yang minum.

Dalam perjalanan membela gelap pagi, fifi duduk ditengah diapit oleh ibunya dibelakang.

Yang sempat di beli, Wortel 2 kg, tomat 2 kg, Tauge ¾ kg, bakso 5 bungkus, bumbu pecel, bensin 2 liter, sodaqoh buat pak Zainul, semua habis Rp 50 000,-

Kirim uang ke Aswan

Jumat, 02 Maret 2007




Ke BRI Blok M Jakarta untuk kirim uang ke Aswan sebanyak dua juta rupiah. Kemudian ke kantor pos Pondok Indak Lebak Bulus untuk kirim uang ke ibu sebanyak empat ratus ribu rupiah

Masuk kantor jam 09.30

Menyelesaikan konsep Poster dan Leaflet
Melihat seberapa kekurangan laporan Lakip yang diserahkan Nobi ke saya.

Laporan

Kamis, 01 Maret 2007

Melaporkan hasil mewakili ke Kepala Pusat Litbang Sebranmas pak Pardino, dan dia terlihat tertawa dan saya disuruh untuk menyusun konsep bagaimana menanggulangi banjir di Jakarta.

Siang jam 12.00 Shalat Dzhuhur di DKP sebab menghadiri undangan disini dan khusus untuk mendengar paparan BPKP terhadap proses pembangunan Gedung kantor DKP di Gedung Tomy Suharto.

Sewaktu menuju kantor DKP ini sewaktu ,melewati Sarina Thamrin diserang angin kencang yang sempat menggoyangkan saya diatas motor yang saya naiki, berarti angin cukup keras.

Rapat dihadiri 18 orang kepanitiaan, rapat dimulai jam 13.07 Pengantar rapat dari Kepala Biro umum, DKP.
Rapat hanya mendengar pendapat pak Mulya dari BPKP.
Selama pembicaraan saya sangat sekali tidak berkesan sebab dianggapnya Departemen PU itu tidak ada, pokoknya Bappenas katanya.

Balik lagi kekantor, tiba dikantor jam 16.30 untuk mengambil gajih.

ganti lagi lampu

Jumat, 23 Februari 2007


Sesampai di depan kecamatan Cileungsi, berhenti sebentar ke pedagang peralatan motor untuk membeli lampu rem belakang yang tidak menyala,
Harga lampu rem Rp 2000 ,- harus pasang sendiri, untungnya ada orang yang lagi membongkar busi, saya pinjam alat untuk membuka jok tempat duduk, kemudian melihat mengapa lampu kok mati, ternyata lampunya hancur, mungkin kerena goncangan sewaktu membawa Yasin ke RSCM, biar jalan jelek juga di tabras.

Kekantor, rutin pekerjaan. Komputer rusak di set up ulang. Konfirmasikan lagi rencana penundaan tender ke DKP dan dari DKP yang mewakili saat itu pak Aji bertanya apakah bisa menurut PU dua tahun berjalan bisa dilakukan, saya menjawab bisa.

Sehabis shalat Jumat beli roti tawar untuk Sabtu dan Minggu dirumah, ngak nanggung- nanggung beli roti tawar ukuran besar dua buah, perlengkapan seperti mentega untuk oles- oles diatas roti, coklat seres dan nenas selai serta budi selai coklat kacang ukuran kecil.

Ke Bandung naik Mobil Tangki Susu

Rabu, 28 Februari 2007


Jam 02.45 Hp sudah berbunyi membangunkan saya yang tertidur, saya mulai membenahi makanan dahulu, pagi itu yang dilakukan adalah memasak sayur sisah semalam, kemudian menggoreng ikan yang tersimpan di kulkas, kemudian masak air panas, membuat kopi hangat, makan pagi sekali dengan lauk ikan goreng dan tempe dipanasi.

Setelah itu buang air besar dan setelahnya munlai mandi jebar jebur dipagi hari dan seterusnya mengambil air wudhu untuk shalat Tahajud, saat selesai shalat jam sudah menunjukan pukul 02.45.

Persiapan cepat, sebab hanya membawa baju tangan panjang selembar dengan roti gepeng kering yang dibelikan istri semalam untuk dimakan sedikit-dikit diperjalanan.

Keluar dari rumah jam 03.00 dan berjalan menembus kesenyapan malam di lingkungan Puri Cilengsi, sewaktu memasuki jalan aspal, jalan desa hanya ada penjual rokok saja yang masih buka ditengah malam dingin itu, tetapi seorang pembeli terlihat mencurigakan dengan jiket hitam, ia melihat kearah saya, saya biarin.

Sewaktu perjalan sudah 1000 m dari rumah saya mendengar dari kejauhan ada sepeda motor yang dikemudikan dengan kecepatan tinggi dari belakang
Saya langsung secara instik melepaskan sabuk ikat pinggang saya dan saya putar- putarkan diatas kepala, untuk memberi efek peringatan kepada pengemudi motor dibelakang saya yang berkecepatan tinggi itu untuk jangan main- main sebab saya sudah siap.

Akhirnya motor itu melintas cepat di sisi saya tanpa ada sesuatu yang patut di pikirkan lagi, ya tidak terjadi- apa apa.

Berjalan lagi, sesampai di ujung jalan Gandoang, terlihat pedangan sayur yang mulai berangkat ke pasar kecamatan yang lebih besar, ia rupanya tertidur di emper toko dimana saya berdiri untuk menanti bus yang akan membawa saya ke Bogor, rencananya dari Bogor akan naik bus yang ke Bandung.
Tetapi bus yang ditunggu- tunggu ngak datang, tiba- tiba lewat mobil tangki pengangkut susu yang akan ke Bandung, saya stop dengan melambaikan tangan, sambil berteriak Bandung- bandung, untuk memberi tahukan sopir mobil angkutan susu itu bahwa saya akan ke Bandung.
Mobil itu terlihat berhenti dan saya berlari mendekati, sebab mobil itu berhenti 100 meter dari saya berdiri.

Sewaktu saya sudah berada disamping mobil itu ternyata mobil tiu tinggi, saya mencari pijakan di kegelapan untuk menaiki susah juga di dapat, tetapi dapat juga dan saya naik, dan duduk ditengah-tengah,
Disisi kanan saya sopir dan disisi kiri saya kernetnya, sepanjang jalan banyak berceritra dengan sopir agar ia terlihat tenang sewaktu mengemudi.
Kota Jonggol akhirnya dilewati, dan memasuki kota Kecamatan Cariu, mobil berjalan berkelok-kelok dan tiba- tiba
Mobil tangki susu ini di sto dan naik empat orang duduk didepan seorang dan dan duduk dibelang sisanya. Setelah itu mobil berjalan dan terdengar adzan Shubuh, saya langsung mengambil tayamun untuk berwudhu dan mengerjakan shalat shubuh diatas mobil tangki susu ini.

Ternyata dari pembicaraan yang saya dengar mobil akan berhenti sejenak di Masjid besar di Depan untuk memberi kesempatan pada saya untuk mengerjakan shalat shubuh di Masjid.

Mobil tangki susu itu betul berhenti dijalan raya di depan Masjid besar di batas Kabupaten Bogor. Tetapi berhentinya di sisi kanan. Ini yang saya tidak tahu apa alasannya,

Saya menuruni anak tangga mobil tangki susu ini danb berlari menuju masjid, yang terdengar lamat- lamat shalat sudah dimulai, tempat wudhunya ada dibawah dan tempat shalatnya ada diatas, dengan menaiki tangga yang lebarnya sepanjang 8 meter dan tingginya ada 5 meter.

Shalat shubuh berjamaah sudah dilakukan, kemudian mobil berjalan lagi, omong- ternyata empat orang yang naik terakhir ini adalah pekerja pembuatan bakso. Di Cipanas ada Bakso setan kerena enaknya.
Memasuki kecamatan Ciajur pedangang bakso itu turun dan memberi uang pada sopir, kemudian mobil tangki berjalan terus dan memasuki jalan utama Bandung Jakarta yang kalau diluruskan akan melewati Puncak.

Memasuki bandung sudah terang tanah, Padalarang dimasuki, kecamatan kota Padalarang masih seperti itu sewaktu saya kuliah dahulu pernah mampir untuk mampir ke rumah orang tuanya penyiar RCTI sekarang.

Hanya ruangan terbuka disisi kecapamatan Padalarang itu yang sekarang sudah di isi bangunan lain.

Memasuki jalan Tol Semarame untuk secepatnya mencapai Bandung, mobil tangki diberhentikan sebab ada teman sopir yang ikut naik dan siap membayar uang tool

Memasuki Pasteur, pintu tol pasteur, mobil berhenti dan menurunkan saya untuk ganti kendaraan angkot yang menuju Cicahem.

Untungnya di dalam angkot ada penumpang yang bisa di tanya, ternyata ia orang tekstil yang kantornya pagi itu selewatan dimana kantor tujuan saya sehingga sewaktu turunnya bisa berjalan bersama, malahan kantor yang saya tuju lebih dahulu dicapai, Cuma 100 meter setelah terminal Cihampelas Bandung.

Setelah menyebrang jalan dan memasuki pintu gerbang, ternyata jalan selanjutnya adalah mendaki, dan letak kantor itu harus menempuh jalan pendakian itu, cukup jauh juga, ada kompleks perumahan pegawai, ada masjidnya, ada asrama peserta pendidikan, dan ada bangunan kantor tiga blok yang di tengahnya ada lapangan.

Sewaktu pendaftaran peserta saya melihat jam tepat jam 08.15, setelah mendaftar saya ke toilet untuk berganti baju, sebab baju yang saya kenakan adalah kaos untuk berangkat, ternyata toiletnya ada dilantai bawah, dibagian belakang ruang pertemuan besar.

Ruang toiletnya kelihatannya sangat tidak baik, nilainya 49 lah, air ada, dan disana saya berganti pakaian untuk siap melaksanakan seminar sehari.

Ditempat duduk yang tersedia saya nikmati hidangan snak yang di suguhkan pagi itu, terdiri dari arem-arem isi daging, kue dan kue bolu, semuanya ada empat jenis dan kelimanya adalah air minum aqua gelas.

Sambil menunggu acara berlangsung saya sempatkan untuk menjumpai sejawat kerja yang sekarang sudah menjadi pimpinan, yaitu pak Nana Rukmana, malahan dia yang mengundang, ia kepala balai Pusat Pendidikan Keahlian Tenaga Teknik Departemen Pekerjaan Umum.

Ada pak Endang yang dahulu sama- sama hidup di Ambon sekitar tahun 1986. ia sekarang pindah ke Bandung.

Acara dimulai, Keynote Speaker di isi oleh ibu Sek Dirjen SDA ibu Dya Pangesti dan Speaker ke dua Pak If dari Penataan Ruang.

Acara berikutnya adalah empat penyaji dari UGM, dari Undip dari ITB dua orang, semua pengurainya banyak dipengaruhi teori semata terhadap konsep banjir, ini betul- betul membicarakan banjir tapi ia tidak kebanjiran.

Saat itu jam sudah 11.57, saya perhitungkan ini adalah Bandung sehingga waktu Dzuhurnya pasti maju, sehingga saya mulai keluar ruangan untuk mulai menuju ke Masjid, yang saya tahu letaknya ada didepan pintu masuk, cukup jauhlah jaraknya, apalagi dengan kemiringan lahan yang hampir 20 %.

Mendekati masjid, terdengar suara adzan menggelegar dari segenap masjid disekitar wilayah itu, dan saya menuruni jalan miring itu dan langsung mencari masjid yang dimaksud, didepan duduk pegawai berkaian seragam daerah sedang istirahat setelah mengambil air wudhu rupanya, saya bersalaman kepadanya kerena saya tahu belum tentu saya bisa berjumpa dengan dirinya setelah peristiwa ini.

Shalat Dhzuhur saya dijinkan untuk menjadi iman shalat, dan saya mengucap syukur bisa bersilaturahmi disaksikan oleh Allah, sebab kita akan shalat berjamaah.

Kembali keruangan acara seminar masih berlangsung. Sekarang membahas konsep penangulangan banjir menurut teori sebab akibat, dan ternyata penyebab banjir itu adalah sampah kesimpulannya.

Acara istirahat, dan ternyata meja hidangan makanan diserbu oleh para mahasiswa yang ikut dalam seminar ini, kita-kita ini banyak yang tertawa melihat kelakuan mereka sebab mengingatkan bahwa mereka sesungguhnya lebih lapar dari kita.

Acara berikutnya adalah tanya jawab, saya memberi saran dan masukan untuk menguji semua konsep pengendalian banjir yang dipaparkan diatas untuk diuji di Badan Penelitian Departemen Pekerjaan Umum.

Jam 15.00 saya pulang bersama pak Pitoyo ke Jakarta, ia adalah Kepala Balai Sungai Ciliwung, Cisedane.

Perjalanan pulang cukup enak, sebab menggunakan mobil baru sekelas sedan, dan saya ngak tahu apa nama mobilnya.

Pokoknya enak, saya duduk sendiri dibelakang, dan pak Pitoyo duduk didepan sedangkan disampingnya adalah Sopirnya.

Perjalan menuju keluar dari kota Bnadung sangat sulit kerena macetnya, sehingga sewaktu mobil mengisi bahan bakar saya minta ijin untuk melaksanakan shalat Ashar terlebih dahulu di musholah SBBU Pasteur.

Memasuki pintu tol Pasteur untuk mengawali perjalanan panjang Bandung Jakarta lewat tol, mobil dikemudikan dengan kecepatan diatas 120 km, dengan kecepatan sedemikian mobil tenang saja, berarti mobil ini memang bagus, Cuma ngak tahu mobil apa ini.

Jalan kereta api terlihat mendampingi perjalanan di sebelah kanan saya, sesekali terlihat jembatan yang berbentang panjang- panjang ciri-ciri jembatan diatas pegunungan tinggi.

Perut terasa lapar tetapi saya isi dengan makan kue yang diberikan istri sewaktu berangkat tadi pagi.

Sewaktu melewati Delta Mas di Cikarang, pak Pitoyo belok memasuki Delta Mas untuk melihat keponakannya yang sedang hamil dua bulan dan sekarang tinggal disana, sewaktu tiba disana saya sempat diperkenalkan kepada keluarga keponakannya, mereka tinggal dan menyewa disana sebab mereka bekerja di Delta Mas, keluhannya disini panas dan angin katanya, Rupanya pak Pitoyo ini sedang mempunyai pekerjaan besar berupa tanah milik yayasan keluarganya akan membangun sebuah asrama di Delta mas yang diperkirakan dekat dengan rencana Kampus ITB yang baru.

Mohon diri dari rumah keponakannya pak Pitoyo mengaja saya untuk berangkat lagi ke Jakarta dan dijalan tol kemacetan panjang mulai menghadang.

Adzan maghrib terdengar masih di jalan tol dekat jati asih bekasi.

Keluar dari pintu Tol Jatiwaringin, memasuki jalan biasa yang padat dan merayap sore ini, kendaraan maju perlahan- lahan, dan setibanya di sebuah restorant, di jalan jatiwaringin, pak Pitoyo mengajak saya untuk makan terlebih dahulu, sewaktu saya memasuki restoratn itu cukup bersih dan banyak keluarga yang mulai makan malam disini, teh hangat pesanan saya datang sewaktu saya mulai duduk dan langsung meminum sebab dari tadi kedinginan akibat ac mobil.

Pak Pitoyo terlihat memesan mie goreng kering dengan sayuran lengkap dan hidangan laut, begitu saya dipersilahkan untuk memilih menu saya pilih sama saja pesanannya pak sebab saya tidak bisa memilih makanan yang enak- enak.

Ternyata setelah pesanan itu datang diatas meja, mie itu terhidang dengan piring besar, dan banyak sekali potongan cumi dan udangnya serta sayuran, pokoknya sedap, tetapi ini bagi saya adalah lauk, sehingga saya harus memesan nasi untuk mengantar ini masuk keperut.

Setelah itu naik lagi kendaraan dan pak Pitoyo memasuki kantornya menjelang malam itu di dekat Cawang, saya berjalan kaki sekitar seribu meter untuk mencari kendaraan angkot ke Cileungsi Nomer 56.

Diatas angkot 56, dengan cepat kendaraan penuh, dan tiba diCileungsi, saya bernostalgia untuk tetap mencari bus untuk pergi ke Gandoang, hapir 15 menit waktu saya disini hilang kerena bus tidak datang juga, terpaksa saya naik angkot dan memaskiu desa Gandoang, setibanya disana saya dijemput dengan tukang ojek, tetapi saya menolak dengan halus untuk di ijinkan jalan kaki saja menuju rumah.

Jalan kaki menuju rumah, begitu lakunya, gelap pun mengantar, padahal jalan ini tadi pagi juga gelap dan sekarang juga gelap, berangjat gelap dan pulang gelap.

Memasuki rumah anak-anak belum tidur dan istirahat sebentar dan shalat Maghrib dan Isya dan langsung tidur.

Ternyata Yasin tadi siang tidak sekolah kerena masih sakit di perutnya habis memasang alat suntik desferalnya.

Sisa-sisa sedikit sakitnya Fifi

Selasa, 27 Februari 2007


Tengan malam Fifi yang tidur dengan saya masih terasa panas, setelah ia bangun untuk diantar buang air kecil dan diminumkan obat penurun panas dan antibiotiknya ia terlihat tidur nyenyak.

Matahari sudah agak terang langit, mulai mencuci sepeda motor yang kotornya sangat luar biasa.


Dikantor langsung terlibat dalam proses penyusunan rencana yang akan datang.

Dapat SMS dari pak Purwadi menanyakan kenapa jam 10.00 kok belum juga muncul di Departemen kelautan dan Perikanan, saya menjawab sebab faks nya belum masuk sebagai surat tertulis untuk minta ijin meninggalkan kantor.


Rapat siang hari jam 13.00 di lingkungan SEBRANMAS, Membahas SNPM dan Kegiatan yang tersisa dan kegiatan yang akan datang, +pada saat pembahasan NSPM ini saya merasa terjadi kemunduran pada dri saya sebab untuk tahun lalu pada rapat yang sama saya bisa mengusulkan satu judul untuk NSPM walau akhirnya juga di drop dan untuk kali ini, tidak bisa mengajukan judul, sebab tidak ada naskah akedemis yang melatar belakangi.

Pada sesien rapat berikutnya yang dibahas masalah TOR kegiatan dan KAK, terucapkan pimpinan rapat untuk mulai mencari masukan apa kegiatan yang akan dilemparkan tahun depan dan menjadi core utama,

Langsung hal ini yang sangat menggairahkan untuk dibahas menurut saya, sehingga saya dengan lancarnya menyusun permasalahan yang akan datang dan harus di bahas adalah :

1, Air minum, sebab dengan adanya otonomi daeah seperti sekarang ini sudah sering terjadi daerah terjadi perang kepentingan, sumber air baku rata- rata PDAM rterletak diluar wilayah daerah Kabupaten Kota sedangkan kan setelah terjadi pemekaran kabupaten maka sumber air baku PDAM itu letaknya di wilayah pemekaran d, dan dimana wilayah pemekaran sendiri tidak mempunyai jaring dristibusi pembagian air minum perpipaan bagi rakyat kabupatennya,

2. Lumpur Sidoharjo, kesempatan idenya pak Iskandar Kamil Hakim Agung yang lahir idenya sewaktu bincang- bincang di Idul Fitri kemaren yaitu untuk membuat kanal, dimana nkanal ini berbeda dengan aliran suangi porong, tetapi sejajar.

Disebabkan lumpur ini mempunyai kekentalan maka diharpakan lumpur yang telah mengendap di kanan bisa diambil oleh penduduk untuk dibuat sesuatu apa yang bermanfaat utuk pembangunan.

3. Masalah Pangan yang bagi Negara kita sangat tidak habis- habisnya , selalu saja teriak kekurangan, bisa jadi sebab jumlah mulut yag harus diberi makan sudah sekian juta jiwa banyaknya.

4.Permasalah Gun Sprinkler yang sparepartnya susah didapat, mengapa tidak dibuat inovasinya sehingga tidak tergantung dengan negara pengekspor alat tersebut.
Rapat belum selesai tetapi adzan shalat Ashar sudah berkumandang, saya meninggalkan ruang rapat untuk secepatnya mengerjakan shalat, tetapi setelah selesai mengambil air wudhu, pak Abdullah yang masih berada di ruang rapat kok tidak ikut keluar, agar shalat bisa dilakukan berjamaah.

Saya menunggu sebentar dan juga belum datang, terpaksa shalat sendiri, tetapi baru di rakaat ke tiga, suara pak Abdullah terdengar memanggil saya di ruangan, saya membatalkan shalat dan menunggu pak Abdullah untuk mengambil air wudhu dan setelah itu shalat berjamaah.

Pulang dari kantor sore itu mendung rintik-rintik hujan ikut meramaikan suasana, kemacetan yang tidak terlalu parah sering terjadi, terutama didepan Cilandak Shoping Mall yang dikenanl CITOS, macet kerena banyaknya kendaraan yang memasuki area Citos sore itu dan banyaknya kendaraan yang akan melintas lurus sehingga terhalang.

Sesampai di rumah hari menjelang maghrib dapat SMS dari ibu retno sekretaris pak Pardino dari kantor, yang isinya menyuruh saya mewakili pak Pardino sebagai Kapus yang tidak bisa hadir di rapat Banjir yang diolaksanakan besok pagi di Kota Bandung, jam 08,00 sudah harus sampai disana.

Saya jawab melalui SMS juga untuk berbicara di telepon rumah, betul juga tidak beberapa lamam suara ibu Retno sudah terdengar, dan saya sempat menanyakan bagaimana uang jalan ke Bandung, ini kan sudah malam. Disuruh memakai uang sendiri dahulu.

Menginga kesibukan yang sedemikian naiknya maka sya mengingatkan pada Yasin agar malam ini juga untuk memasang Desferal, Yasin menurut akhirnya setelah makan malam proses memasukan obat desferal ke perutnya dimulai dan berakhir jam 23.00 malam, ngantuknya setengah mati

Hari masih hujan

Senin, 26 Februari 2007

Puasa Sahur di ikuti dengan dua anak yaitu Astari dan Tyas, Astari sahurnya dengan mie sedap, sedangkan saya cukup dengan ikan goreng dan sayur asam sisa semalam yang dihangatkan lagi.

Awal minggu ini dengan mendung masih menggantung, diperkirakan nanti sore pulang kantor akan hujan, beli bensin motor Rp 5000 untuk menuju ke Jakarta, sesampai di kantor sempat menyelesaikan TOR/KAK Lumpur Sidoharjo.

Sore hari saat pulang kantor, betul juga mendung gelap sudah terasa dekat dari kantor, mulai mengenakan jas hujan di jalan Simatupang di daerah Pasar Minggu.

Hujan menderas semakin deras disekitar rumah, masuk rumah dalam keadaan ujung baju basah, sepatu basah kuyup, macetnya jangan di tanya deh.

Terlambat lari

Minggu, 25 Februari 2007


Lari-lari pagi dengan Yasin, sebab startnya sudah terlambat maka larinya juga ngak bisa jauh, jam 06.00 sudah masuk rumah praktis diluar rumah hanya 30 menit, dimana Fifi sedang demam, sehingga ibunya ngak bisa ikut.

Sehabis shalat dlhuha dengan yasin melatih gerak dan instik Yasin untuk main tennes lapangan.

Kepasar, sebab obatnya Fifi sudah habis, yang sempat terbeli, parasetamol obat penurun panas Rp 4000,- Vidoran vitamin Rp 8 500,- Antibiotik kering anak-anak Rp 4000,- obat batuk OBP Rp 3000,- ikan lebar darat gigi tajam Rp 10 000 sekilogramnya dan tenggiri Rp 8000,-

Bensin sepeda motor Rp 5000,-

Fifi mulai sakit lagi

Sabtu, 24 Februari 2007

Fifi mulai hangat badannya, tengah malam menjelang pagi panasnya memerlukan kompres.

Pasang sendiri lampu rem belakang

Jumat, 23 Februari 2007


Sesampai di depan kecamatan Cileungsi, berhenti sebentar ke pedagang peralatan motor untuk membeli lampu rem belakang yang tidak menyala,
Harga lampu rem Rp 2000 ,- harus pasang sendiri, untungnya ada orang yang lagi membongkar busi, saya pinjam alat untuk membuka jok tempat duduk, kemudian melihat mengapa lampu kok mati, ternyata lampunya hancur, mungkin kerena goncangan sewaktu membawa Yasin ke RSCM, biar jalan jelek juga di tabras.

Kekantor, rutin pekerjaan. Komputer rusak di set up ulang. Konfirmasikan lagi rencana penundaan tender ke DKP dan dari DKP yang mewakili saat itu pak Aji bertanya apakah bisa menurut PU dua tahun berjalan bisa dilakukan, saya menjawab bisa.

Sehabis shalat Jumat beli roti tawar untuk Sabtu dan Minggu dirumah, ngak nanggung- nanggung beli roti tawar ukuran besar dua buah, perlengkapan seperti mentega untuk oles- oles diatas roti, coklat seres dan nenas selai serta budi selai coklat kacang ukuran kecil.

Mengambil obat

Kamis, 22 Februari 2007

Urus apotik pengambilan obat, di apotik di Jalan Percetakan Negara, kendaraan putar balik di Salemba diperpanjang sampai di depan kepolisian, berarti sudah dekat dengan PMI Kramat.

Ke RSCM untuk melaksanakan Piket Orang Tua Penderita Thalasemia di Sekretariat POPTI, sempat menjumpai orang tua penderita asal Subang yang hidupnya sangat pas- pas san dan dia sering ditolong oleh pak Kardi ( Pak Kumis PMI RSCM ) untuk tinggal dirumahnya selama mentransfusikan anaknya.
Rapat di Departemen Kelautan dan Perikanan, rapat diikuti oleh 2/3 anggota kepanitiaan, kesimpulan rapat tender di ulang. Dan Panitia di susun kembali dengan penggantian ketua panitia lelang.
Ke Mahkamah Agung memenuhi undangan pak Iskandar Kamil, hari sudah agak sore dan terlihat ashar sudah masuk, dan betul juga pak Iskandar sedang menunggu kedatangan saya, sehingga banyak berbicara masalah kesehatannya Yasin.

ke RSCM hari ke tiga

Rabu, 21 Februari 2007


RSCM hari ke tiga, tiba di PMI jam 08.30

Transfusi lanjutan

Jam 12.00 urus obat dan alat-alat di apotik , kemudian makan siang di undang pak Jaja di Kantor Patimura. Sempat dibawakan pulang nasi bungkus dua buah terdiri nasi lauk rendang dan rempeyek udang dan lauk Tunjang dengan rempeyek udang.

Ke pak Harjono Yasin dapat sangu juga dibagi untuk kakak dan adiknya.

ke RSCM hari ke dua

Selasa, 20 Februari 2007

RSCM ke dua, Tiba di PMI Kramat jam 09.00

hari transfusi, darah yang masuk adalah Leuko Depleted untuk mengurangi dampak alergi.

Fifi datang bersama ibunya. Sempat di RSCM mengikuti imunisasi campak, folio dan vitamin A.

Makan siang agak ramai, Ketoprak Rp 4000,- Bakso untuk Fifi Rp 4000,- Nasi sayur tempeh Rp 4000,- Bubur ayam untuk Yasin Rp 5500,-

Pulang bermotor ber empat, hujan gerimis ringan mewarnai perjalanan pulang.