selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Khamis, Jun 09, 2005

TIDAK LULUS



Kamis, 9 Juni 2005


Tidak Lulus Test Anggota Kompolnas.

Hotel NIKKO



Selasa, 7 Juni 2005



Hotel NIKKO



Pertemuan Publik pembahasan masalah Pembentukan Kompolnas.

Berangkat dengan Aswan, anak saya yang di Surabaya, yang balik ke Jakarta kerena fakultasnya sedang sibuk menerima mahasiswa baru,

Datang sudah terlambat, kenapa motor kok dipakai goncengan lambat jalannya.dari kantor naik Busway langsung turun di depan Hotel Nikko.

DR Farouk Muhammad Saleh, dalam paparannya membahas KOMISI KEPOLISISAN SECARA GARIS BESAR.dua tugas Kompolsan adalah memberi pertimbangan dan membsantu presiden dalam penentuan arah kebijakan serat pengankatan Kapolri, langkah kepolisian ini diawali denga langkah demokratis, di jepang inggris philipina masing2 masing negara bagian dan juga di Swedia lebih sering berbentuk Board, segala keputusan diambil bersama,

Mengapa kok kepolisian yang dibegituin, sedang aparat pemerintahan yang lain kok tidak, sebab polisi tidak bisa diletaklan diperangkat kebijakan, polisi didirikan oleh hukum, kepolisian dibentuk dari kebutuhan masyarakat.dan kepolisian mempunyai senjata dan punya hak memaksa.

Kompolnas merupak jalan keluar dari segala konflik internal, fungsi kontrol ditekannkan pada penerimaan saran masyarakat sehingga kompolnas berfungsi juga sebagai sarana kontrol

Paparan kedua lebih banyak membicarakan masalah proses penentuan calon Kompolsnas dan kriteria kriterianya. dipaparkan oleh Prof DR Sarlito Wirawan Sarwono, Guru Besar UI







Rabu, 8 juni 2005.

Kegelisahan yang luar biadsa

Hari ini kuketahui jikalau ada rapat penentuan siapa- siapa yang duduk di 18 besar usulan calon KOMPOLNAS,

pagi setibanya dikantorm periksa gigi, sedang menunggu antrian dipanggil dokter gigi, ada orang stress karyawan PU juga yang bicara terus disampingku sambil menepukan tangannya pada pahaku, aku ini sudah sakit gigi kok dipulin lagi.

Didoketr gigi gigi saya ditambal

Saat shalat dhzuhur tiba, sehabis sholat kembali ketempat kerja.

sehabius shalat ashar ke mabes polri dan disana beritanya belum ada berita siapa yang duduk

pulang aja,

Langit-langit rumah runtuh lagi.

langit - langit rumah runtuh lagi yang ada diatas pintu masyuk, runtuhnya setelah shalat isya dan saat makan malam, sehingga makan malam yang hampir selesai itu ya disudahi aja, sebab ruangan penuh debu, makanan dibuang.

Renungan,

Sehebatnya tim untuk memilih orang yang akan duduk di KOMPOLNAS, tim pasti tidak bisa menentukan siapa yang terbaik diantara mereka, sehingga dengan cepat saya keluar dari pertanyaan terpilih atau tidak ya,

kembali ke jati diri, jati diri itulah yang menemaniku hingga sekarang ini, dalam jati diri itu, setelah selasai shalat shubuh berjamaah dengan isyri dan anak-anak, sempat saya katakan, ma kalau saya terpilih maka yang saya jumpai pertama adalah tokoh yang ditahan ini yaitu Baasyir Muhammad ( salah nama kali ya ), istri saya langsung bertanya ;ho kenapa mas, sebab tidak mungkin saya menjumpai arang-orang seperti Dai Bahtiar Kapolri atau bapak SBY sebab orang orang itu bukabn tokoh ektrims, orang orang itu tidakl akan membuat negara ini memberontak, tetapi laka;u Baasyir, sebenarnya dia sih bukan tokoh juga, cuma di tokohkan, bukan ekstrimis juga cuma dileytakab di titik ekstrims, sehingga mencuat namanya.

didalam jati diriku aku harus menaklukan dahulu permasalahan yang terkuat, permasa;lahan Baasyir adalah termasuk permasalahan yang pelik, kalau saya, bebaskan Baasyir, lihat dahulu siapa yang yang menentang dan analisa, dan kalau Baasyir ditahan siapa yang menentang dan dianalisa,

sekarang saya mau analisa belum banyak waktu, danm bidang saya sepenuhnya belum disitu.

eeekunci tas kantor saya belum ketemu.

KOMPOLNAS

Kamis, 2 Juni 2005.

Test Penerimaan Calon Anggota KOMPOLNAS 2005.

Sejak malam sudah siap, diawali dengan makan sahur sebab hari ini adalah hari Kamis, kemudian shalat tahajud, shalat shubuh kemudian cuci motor sedikit, ambil kesempatan untuk menambah air accu motor. baru bisa berangkat jam 07.00 pagi.

Perjalanan kekantor lancar dan cenderung cepat, sebab keadaan dijalan agak sepi, jam 08.30 sudah sampai di kantor.

Jam 09.10 mulai melangkah turun ke bawah untuk mengawali perjalanan ke markas besar POLRI, langkah kaki ini lancar saja memasuki pintu kecil khusus pejalan kaki, sudah tentu lambang peserta test dengan foto segala sudah terpasang didada kiri.

Pintu sekretariat yang biasa saya masukin untuk menanyakan segala sesuatunya kali ini saya abaikan saja, saya berjalan terus ketengah halaman kompleks Mabes Polri, banyak orang yang simpati menunjukan tempat dilangsungkannya test.

Seorang lelaki yang berbaju safari hitam yang saya ikuti dari belakang yang saya perkirakan ia sebagai peserta, ternyata setelah didalam ia sebagai panitia seleksi calon.

Didalam, di loby ruang pertemuan, terdapat panitia yang mengelompokan antar penerimaan calon dari unsur tokoh masyarakat dan dari Pakar kepolisian.

Saya dipersilahkan memasuki ruangan untuk dijamu dengan sarapan lengkap, lho saya kan puasa, jadi saya duduk saja sambil memperhatikan para peserta yang ngobrol sesama peserta lainnya, hal yang sering saya alami adalah, didalam kumpulan orang-orang itu tidak ada yang saya kenal, kecuali orang yang sering saya lihat di tayangan televisi kapasitasnya dia sebagai aktifis.

Ada seseorang yang telah menyelesaikan sarapannya dan dia langsung memasuki ruangan, saya mengikuti dia kerena dia sewaktu memasuki ruangan itu berujar, wah nama-namanya sudah dipasang, kalimat itu membuat saya berfikir bahwa ruangan test itu ya disamping loby sarapan ini.

Saya memasuki ruangan test, dan terlihat meja kosong berderet-deret dengan nama yang terpasang dibuat bolak balik, bisa dibaca dari depan dan bisa dibaca dari belakang, pengawas ruangan dengan sopan menanyakan kepada saya nama dan nomer pendaftaran, saya menjawab nama saya dan nomer 44, kemudian orang tersebut terlihat berusaha mencari nama-nama yang tertera, tidak gampang mencari dari 97 peserta test yang ikut pagi hari ini. Beberapa menit kemudian ia beseru, pak namanya ada disini, sambil menunjukan meja dibaris nomer tiga di sayap kiri dan paling pinggir sebelah kiri lagi.

Saya dipersilahkan meletak map kecil yang saya bawa untuk memberi tanda bahwa meja itu sudah ada yang memiliki, katanya, kemudian saya dipersilahkan mundur untuk duduk dideret kursi bebas dibelakang, saat itu baru saya bisa menikmati keadaan ruang pertemuan Kapolri yang baru kali ini saya masukin, tayangan dua layar screen dari sorotan tajam infokus diletakan di sisi kiri dan kanan ruangan, dengan banner ucapan selamat datang para peserta uji penyaringan calon anggota KOMPOLNAS.

Khamis, Jun 02, 2005

Rumah Hilang

Jumat, 27 Mei 2005

Komputer rusak.Jumatan di kantor, Ke Mabes POLRI menanyakan kapan test selanjutnya KOMPOLNAS,dijelaskan jikalau menurut jadwal acara seleksi calon mulai minggu depan, katanya, dan saya diberikan selembar surat jadwal urutan test seleksi hingga ke pengajuan calon ke presiden,
Makan sebelum jumatan mie dengan nasi bawa dari rumah, pak Harjono minta kertemu, Jumatan dikantor, makan siang di blok M, beli baju Fifi untuk ultanya ke dua, masuk matahari di Blok M, hai harganya mahal-mahal, terpaksa cari alternatif, ke borobudur ternyata harganya miring akhirnya didapat bersama bajunya Yasin seharga Rp 115 000,-



Sabtu, 28 Mei 2005

Perayaan Ulang Tahunnya Fifi yang ke dua tahun

Sejak pagi setelah shubuh ke pasar belanja ayam 2 kg, rencanannya akan mengadakan pengajian ibu-ibu dengan hidangannya sate ayam.Setelah pulang dari pasar menusuk sate, jam 10.00 pagi tusukan sate telah finis dan mendapat 135 tusuk.Pembakaran sate jam 13.00 siang, asap menggumpal dan bau sate ayam menebar/

acara berjalan seperti di niatkan.



Minggu, 29 Mei 2005.

Kunjungan silaturahmi berdua dengan istri, naik motor, ke Bogor menengok adik ipar yang sedang menyeleseaikan S2 nya di IPB Bogor, sesampainya disanan ternyata anaknya Reihan sakit, ke runmah sakit Karya bakti, sesampainya disana Reihan sedang di infus, kondisinya baik dan sewaktu dikasi apel dimakannya,

Silaturahmi ke pesantren Darul Tafsir, Cibanteng Darmaga Bogor.
Yang memiliki pesantern tersebut mempunyai anak thalasemia juga, sehingga sewakti ketemu di rumah sakit sempayt menyampaikan undangan untuk berkunjung ke pesanrtrennya. disana sempat shalat Dhuhur berjamaan dengan anak-anak pesantren membutughkan rehabilitasi bangunan santri perempuan

Rumah Hilang

setelah pulang dari pesantren, ke Leuwiliang nenggok rumah jalan sugdah banyak berubah dan yang paling fatal sudah ditengah-tengah kompleks perumahan perkirannya, tetapi rumah tidakl ada, rumahnya habis, hilang bersama 1000 rumah yang lain, katanya banyak orang yang jarah itu rumah, peristiwa 4 tahun yang lalu.

pulangnya sempat makan siang di leuwliang habis 12000 rupiah

langsung pulang. masuk ru,mah jam 17.50

Malamnya kirim sms laporan kehilangan rumah ke 1717



Senin, 30 Mei 2005

Memperbaiki komputer yang rusak, ke Kebonjeruk depan Universitas Komputer, kamputer bisa dibawa pulang langsung.



Selasa, 31 Mei 2005

Ulang Tahun Yayasan Thalasemia, datang semua ke RSCM, yang naik bus, Yasin Astari dan Tyas, Ibunya dan bayi Fifi naik motor dengan saya, sepanjang jalan terganggu dengan rantai spd moytor yang bermasalah, sesampainya di RSCM, banyak polisi berkeliaran, maklum perayaan ulta sekarang disertai mengundang Ibu Wakil Presiden.

Donor Darah satu kantong, kartu donor tidak dibawa, se;lama donor anak-anak naik ketempat tidur, jadi ditempat tidur ada empat orang,

acara berlangsung hingga pukul 14.30, sebelumnya sempat ambil desferal diapotik percetakan negara, pulangnya rantai sepeda motor putus di Cipayung, dekat komples perumahan bina marga pak Bambang Cipayung.

masuk rumah jam 17,00

Rabu,1 Juni 2005
Berjalan dengan cepat ke Mabes Polri untuk mengambil undangan ujian seleksi calon kompolnas besok. akhirnya didapat setelah bertanda tangan penerimaan surat.
dari 126 yang melamar yang disaring kebabak selanjutnya 97 orang.
Ujian besok mencari 18 orang dari 97 orang ini.

Ke Pak Marzuki

Kesempatan kali ini adalah menyodorkan konsep VIBIK kepada pak marjuki, konsep selengkapnya adalah sbb :

VIBIK buat peningkatan partisipasi masyarakat pada PKB
Oleh: Ir.H.Siswoyo Seputro




Vibik adalah kegiatan Vitalisasi Bagian Kota, adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan fungsi suatu bagian terkecil dari suatu kota yang kurang berfungsi, padahal tekanan masyarakat terhadap sarana tersebut sangat tinggi, walau bagian kota tersebut tidak berfungsi baik tetapi masyarakat tetap menggunakannya, tidak ada sikap menuntut terhadap pengelolah kota, kerena mereka telah memaklumi terhadap kelemahan pemerintahan kota.

Vibik bisa dilaksanakan serentak di 33 Propinsi di Indonesia dengan bertumpukan pada keberadaan massa PKB

Vibik bisa dijadikan sarana implementasi hadist yang dirawikan oleh Buchori Muslim yaitu Rasullulloh SAW mengatakan jikalau terjadi fitna merata dimuka bumi maka ambillah pedangmu dan hantamkan ke batu.

Vibik adalah suatu kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat pengguna, masyarakat sponsor massa, dan masyarakat sponsor dana.
Terhadap sumber pendanaan, pemerintah kota bisa berperan sebagai penyandang dana utama dengan dimasukannya program Vibik dalam program pelaksanaan pembangunan wilayahnya, atau juga bisa berfungsi sebagai penyandang dana pertisipasi, sedangkan dana utamanya di bebankan kepada masyarakat sponsor dana, sedangkan masyarakat sponsor massa dalam hal ini PKB yang akan melakukan pelaksanaannya di lapangan.

Program Kegiatan Vibik meliputi kegiatan interview, untuk mendapatkan prioritas kebutuhan utama yang dirasakan masyarakat, kegiatan diskusi untuk merencanakan bagian kota yang melibatkan masyarakat pengguna, masyarakat sponsor massa, dan masyarakat sponsor dana serta pemerintah daerah/kota. Kemudian pelaksanaannya adalah bisa dengan pola kerja bhakti, padat karya dan kegiatan massa lainnya atau penggabungan antara pelaksanaannya yang dilakukan oleh massa dan sebagian pekerjaaan dilakukan oleh tenaga profesional.


Pola Kegiatan Vibik.

1. Persiapan.
Kegiatan persiapan ini meliputi banyak kajian, terutama menentukan sasaran mana bagian kota yang akan digarap, unsur yang dominan apakah bagian jalan pencapaiannya, bagian perumahannya, bagian pengaturan tampak keberagamannya, apakah ada muatan tema dalam usaha sasaran kegiatan, Kemudian dukungan massa apakah bisa menanganinya, kemudian ditinjau juga secara makro efek dari kegiatan Vibik.
Dalam kegiatan persiapan ini sudah termasuk pengelolaan data yang masuk dengan bentuk foto digital atau foto analog, kemudian analisa kasar terhadap tujuan Vibik pada sasaran wilayah kota.

2. Interview
Kegiatan interview ini melibatkan masyarakat setempat, masyarakat pendukung dana dan pemerintah daerah/ kota. Pertemuan bisa berjalan serentak di banyak wilayah bagian kota yang akin dikenakan program Vibik,
Dalam interview dilakukan penjelasan awal kemana sasaran dari kegiatan ini, berapa ikut campurnya pemerintah daerah dan berapa besar keikut campurannya massa PKB, Kegiatan interview ini jikalau tidak bisa selesai dalam satu waktu bisa diulang dalam minggu berikutnya.

3. Post Interview Proses
Setelah dua bulan perkiraan setelah dilakukan interview, sudah harus bisa disimpulkan apa saja yang akan dilakukan dalam kegiatan Vibik, masyarakat masih bisa melepaskan pendapatnya sebelum kegiatan dilaksanakan, apakah ada usul perbaikan atau juga koreksi perencanaan. Dalam kesempatan ini sudah bisa ditampilkan pemetaan kegiatan Vibik, besarnya dana, siapa yang membiayai, manfaat dari kegiatan.

4. Pembelajaran
Kandungan pembelajaran dalam kegiatan Vibik adalah Bagaimana meningkatkan pertisipasi masyarakat terhadap perbaikan kota, yang sehari-harinya mereka sendiri butuhkan, Mengarahkan potensi Massa Partai sebagai pendudukung pembangunan pemerintahan kota, memperbaiki pandangan masyarakat terhadap keberadaan massa partai tersebut, meningkatkan dukungan pemerintah daerah terhadap kebutuhan rakyat, mengawasan terdhadap penggunaan anggaran pemda/pemkot

5. Skope jangkauan
Diperlukan banyak masukan , informasi yang terkumpul meliputi cita-cita harapan masyarakat sekitar kegiatan, dan penjelasan pengaruh ekonomi dan tekanan demographis yang mempengaruhi terhadap setiap harapan yang akan diwujudkan. Kemampuan yang besar untuk meloby pemerintah daerah memperngaruhi skope kegiatan bersifat kolaboratif dan mudah dimengerti, sehingga dengan muda kredibilitas pertai PKB terangkat.


6. Dukungan dan relevansinya dengan Pemerintah Kota
Pembangunan disetiap sudut, harus sepenuhnya mendapat dukungan dari masyarakat secara luas dan diperuntukan bagi kepentingan bersama, Semua asumsi - asumsi pembangunan dan perencanaannya bersifat terbuka, tingkat keprofesional nya diukur dalam grafik pencapaian.

7. Kesimpulan
Persiapan terakhir adalah memaparkan program vibik dalam tampilan peta dan anggaran dan lokasi,. serta sudah merekam setiap permintaan dari komuniti masyarakat.
Pernyataan bahwa Rosullulloh Nabi Muhammad SAW bahwa Islam menjadi agama yang menyinari segala lapis kehidupan, dan mendapat aspirasi kebangkitan hidup dari adanya nur tersebut, buka hanya sekedar retorika, tapi terwujud dalam amal sholih yang nahi mungkar.
Dengan diluncurkan program ini, harapan kedepannya adalah memperkuat kesatuan internal PKB dan memperkuat dukungan masyarakat kepada PKB.


Kemudian setelah pak Marzuki diberitahu perihal ujian seleksi calon Kompolnas lantas P Marzuki berucap, aku akan potong sapi kalau engkau masuk dan dimakan bersama anak yatim... amien.




Rabu, Jun 01, 2005

Minggu, 15 Mei 2005

Persiapan menyusun surat-suratpermohonan, ngambil foto, hujan deras, deras sekali, waktu ngambil foto, istri dan bayi ikut, sewaktu pulang hujan deras, berteduh sambil belanja susu, sore baru hujan redah, dan tidak beberapa lama septiktank diters depan gugur, sepeda motor yang diparkir didepan ikut masuk, ditarik ramai-ramai, peristiwa itu 10 menit sebelum maghrib menjelang.


Senin, 16 Mei 2005.


belum bisa memperbaiki septiktank
Tyas berangkat sendiri ke RSCM, saya menyampaikan surat permohonan KOMPOLNAS ke Mabes Polri. Ngeprint surat permohonan di kantor, susah, kantor pelit, mau ngeprint tintanya disembunyiin, untuk ada seorang yang baik, pak Masruri.


Selasa, 17 Mei 2005.

Transfusi tyas hari kedua di RSCM, darah yang masuk 320 cc


Rabu, 18 Mei 2005.

Transfusi Tyas hari ke tiga di RSCM, hari ini darah yang masuk 350 cc


Kamis 19 Mei 2005

Tyas sudah selesai perawatan transfusi darahnya, sempat ngurus obat desferal di apotik askes jalan percetakan negara, ternyata perediaan obat desferal di apotik itu habis.


Jumat 20 Mei 2005

Istirahat dirumah, cari tukang untuk betulkan WC, mulai menyusun makalah Pencalonan KOMPOLNAS 2005



Sabtu, 21 Mei 2005

Tukang sudah datang pagi, pesan bahan-bahan, angkat kotoran yang membeku, sisa waktu melanjutkan sedikit penyusunan makalah.



Minggu, 22 Mei 2005

Perasaan tidak enak, agak tidak enak badan, sakit sedikit, minum mengkudu, sehat lagi.Tukang sudah datang, pekerjaan menutup, dsiang pekerjaan selesai, melanjutkan membuat makalah.



Senin, 23 Mei 2005

Sakit gigi, paksa juga mengantar Yasin ke RSCM, Hb nya Yasin 6,4. Mampir kekantor siangnya, ke dokter gigi, gigi dibuka supaya tidak gembung, bengkak.belum ditrsanfusi, transfusi hari rabu.



Selasa, 24 Mei 2005.

Menyusun makalah sejak pagi ditargetkan sore selesai.



Rabu, 25 Mei 2005

Persiapan berangkat ke RSCM. Transfusi Yasin hari pertama cuma dpat darah 200 cc


Kamis, 26 Mei 2005

Transfusi Yasin hari ke dua dapat 200 cc lagi, pulangnya mampir kekantor untuk cari informasi ke mabes Polri, hujan turun,

RSCM, Hari pertama Yasin bulan ini

Senin 12 April 2005

ke RSCM

Hari Pertama, Yasin.

Beranmgkat mendadak, sebab sebelumnya tidak direncanakan akan berangkan ke RSCM hari ini, sehabis shalat shubuh langsung memegang komputer unrtuk melanjutkan design masjid, tetapi saat melirik kearas Yasin yang sedang sarapan lho kok puscat s, nah waktunya ke RSCM pikirku.

Berangkat sekitar jam 0700 dan yang ikut Astari saja, lho Tyasnya nggak ikut, capek, dia tidak sekolah juga.

Sesampainya di klawasan Kramat Jati, ban depan kempes, mencari tukang tambal ban, dapt, mau tambah angin pak katanya, ngggak mau nambal kataku, kemudian ban dibuka, matahari bersinar kuat pagi itu, dituklang tambal ban sangat susah dcari tempat berteduh, Yasin nya tidak boleh terkenan panas rterlalu lama.

Wah ini bapak naik motor tidak periksa ban dahulu , ban kempes bapak naiki, sehingga yang bocor bagian sisi sudut tegaknya, kalau ban kempes sisi ini paling lemah pak, sehingga ada batu sedikit saja sudah bocor anginnya.

motor ditamab; bannya dan setelah itu membayar rp 4 000 ,- kemudian kendaraan berjalan lagi dan sweaktu melihat toko yang menjual aki motor, mampir dahulu, sebab motor akinya mati, membeli aki Rp 115 000 ,- tetapi setelah dipasang akinya mati, penyetruman kembali tidak normal,

Sesampai di RSCM agak siang sekitar jam 10.30 langsung keloket pembayaran karcis Rp 25 000 dan loket laboratorium darah Rp 20 000,- kemudian berjalan ke lab untuk periksa Hb nya Yasin, ternyata Hb 6,9

Saat itu di RSCM diberitahukan jikalau besok ada rapat Thalasaemia, yaitu pembagian Kartu Keluarga Miskin bagi penduduk Jakarta. yang diundang terbatas, mumpung saya kepoliklinik saya diberitahukan sekalian jikalau besok ada rapat.

Siang telah menjelang, suadha lewat jam 14.00, Yasin harus makan terlebih dahulu, bawa ke warung makan langganan mengahbisi nasi soto Rp 5 000,-

Sewaktu berjalan pulang dari warung makan melewati masjid RSVM ternyata sudah jam 15.00 berarti beberapa menit lagi akan Ashar

Saat menerima gajih bulan april

Jumat, 1 April 2005

Saat menerima gajih bulan April.

Bank Mandiri di kantor sudah buka pagi itu, dan komputer bank selalu belum siap untuk menerima pengambilan gajih pegawai, sehingga antrian berbaris menunggu.

Gajih diterima, Rp 1 350 000,- tetapi pengambilan Rp 2 500 000, sebab Rp 500 000 untuk pembayaran deposit kesehatan yang dipakai untuk membeli beras, belanja diluar rutin untuk memperbiki gizi anak-anak, membeli gas masak, pergantian olie motor. susu beberapa dos, yang dipakai saat bulan maret memasuki minggu terakhir.

Rincian penggunaan gajih yang semungil itu untuk ibunya di rumah dengan segala keperluan belanjanya Rp 1 000 000,- anak yatim Rp 100 000,- Aswan di Surabaya Rp 250 000 dan mbah Ni nya Rp 50 000 ,- Ibu di Wonorejo untuk tambahan pensiun jandanya Rp 100 000 Telepon Hp Rp 100 000,- Telepon Rumah Rp 100 000,- cicilan rumah BTN di Leuwliang Bogor Rp 51 500,- total Rp 1 750 500, sisanya Rp 249 500 ,- habis di susu nya anak dan tambahan gizinya selama bulan april ini.



Gajih Pegawai Negeri Tidak Naik

Gajih tidak naik sedangkan keperluan meningkat, pasti kurang, yang kurang adalah dana kesehatan, sehingga siapa yang menutup kekurangan itu, ya Allah, Tuhanku yang menutup dengan membuka pintu rezekinya.

Rezeki awal bulan.

Pak Jaja yang meminta contoh beberapa macam animasi, pagi itu saya bawakan animasi terbaru darri rumah, contoh animasi itu bertopikkan tikus, mengapa tikus, sebab bagaimanapun juga yang pintar adalah tikus. habis daya ini unutuk memusnahkan tikus dari muka rumah tetapi ia muncul dan muncul terus, dan pak Jaja mengomentari, ntar orang PU dibilangin tikus-tikus pembangunan, tetapi benar juga, sekarang yang ditangkap adalah Bupatinya, tidak ada kepala dinas PU nya, pintar juga orang PU.setelah itu pak Jaja mengajak saya ke mobilnya untuk mengambil bingkisan dari rumahnya, isinya terasi sebungkus seberat 1 ons, petis sidoarjo 1 ons, sambal goreng kentang 2 ons dan kopiah hitam untuk shalat.

Rabu, Mac 30, 2005

Pulang jam 11 Malam

Selasa 29 Maret 2005

Rencana Pak Jaja.

Sedari shalat shubuh berakhir, saya sudah didepan komputer untuk membuat animasi yang rencanannya akan diperlihatkan pada pak Jaja hari ini, sayang tepat jam 6.30 saat hendak berangkat kekantor bersama anak-anak yang akan sekolah, hasil animasi yang sudah dikerjakan dari pagi itu, tidak mau di save di disket.

sehingga waktu dikantor hanya memperlihatkan gambar masjid dan animsi tertentu saja pada pak jajak, sewaktu pak jajak melihat design masjid jalan Sawahlunto Manggarai, Pak Jaja langsung punya ide bagaimana caranya Mertuanya menyumbang Masjid kecil di rumahnya di bilangan Bintaro yang selama ini dijadikan tempat shalat, Pak Jaja merasakan sudah terlalu sempit, sehingga ia ingin menyumbang, tetapi yang menyumbang Mertua nya.

Lha saya disuruh mendisign Masjid tersebut, yang menyerahkan ke panitia atau pengurus Masjid adalah pak Jaja atas nama Mertuanya yang sudah sepuh itu.

Setuju nggak, kalau setuju nanti siang makan nasi soto bening dengan gado-gado.

Saya bisa tersenyum saja, saya mengharap urusan mendisign masjid tidak usah dibayarlah, biar pintu rezeki lain yang masuk, tetapi jikalau mertuaku akan memberi masakan ditolak, sarganya.

Isnin, Mac 21, 2005

Tepat jam 20.00

Minggu 20 Maret 2005

Pagi-pagi sesudah shalat shubuh sudah siap-siap kepasar, sebab kopi yang dibuat istribelum selesai, duduk ini tidak beringsut dari sajadah shalat, maka dilanjutkan saja me tilawah Al Quran sambil membazca artinya, sambil membangunkan anak-anak dari tidur malamnya.
Kopi pun dihidangkan, pembacaan Al Quaran dihentikan, dan persiapan kepasar dimulai, benak ini sudah teringat masakan apa yang hendak di explrorasi hari ini, yang harus dibeli adalah 1 kg Kentang, 1/2 kg udang agak besar, ati ayam dan rempelonya 5 biji, jamur merang 1/4 kg, tauge kecil cambanya gopek aja, bawang merah, bawang putih, kecap, merica, bawang bombay.

Pagi masih menjelang, tetapi datangnya shubuh pagi ini terasa siang, jam lima kurang seperempat baru terdengar adzan dikumandangkan dimasjid, sehingga keluar rumah paling cepat 45 menit setelah adzan.
Pergi kepasar bersama istri, di iringi tangisannya Fifi yang sudah bangun, udara masih lembab, gelap meremang sudah terangkat fajar, jalan masih sepi, kendaraan santai aja, setibanya dipasar setelah parkir secepatnya mencari tempat tersembunyi sebab kepingin pipis menahan dingin.

Sepulangnya dari pasar, semua bahan sudah didapat, anak-anak sudah menunggu, Fifi nya menari-nari, sebab yang diincer adalah pisang kesenangannya, saya cepat memerintahkan anak-anak untuk membantu, mengambil wadah untuk memisahkan satu persatu bagian yang akan dimasak, semuanya dihamparkan dilantai bersih biasa dipakai shalat, kalau semuanya terlihat maka dihindari lupa untuk memasukan bahan yang akan dimasak, dan bisa direncanakan mana yang masuk dahulu dan mana yang kemudian, resep masakan ini dilihat sehari sebelumnya di telivisi ada yang menanyangkan sajian ini, saya pikir kok gampang amat ya, enak lagi.

Setelah semua dipotong, dicuci, dipotong tipis-tipis, dirajang, disiangi, lalu ke atas kompor untuk memulai masak, melihat bapaknya masuk dapur, semua anak-anak ikut masuk dapur, sampai bayi Fifi juga ikut minta duduk disamping kompor, dan kerena sempitnya tempat, yasin menyenggol kecap, tumpah sedikit.

Masakan sudah diproses, dibagi dua, untuk dimakan langsung dan untuk makan malam, janji makan siang tidak ada, semuanya setuju, dan semuanya sudah duduk siap untuk makan, lezat katanya Yasin, Pak ini bisa dijual pak, semuanya makan.

Hari minggu adalah hari istirahat, sesudah makan secxepatnya bersihkan badan dan shalat dlhuha kemuadian tidur, yang mau nonton tv boleh, cuci baju ditunda sore hari, tidur paling penting, ternyata yang tidur hampir semuanya kecuali Yasin yang masih aktif nonton tv.

Adzan dhuhur berkumandang, semuanya bangun, mandi dan shalat Dzhuhur, janji untuk tidak makan siang tidak bisa dipegang oleh anak-anak, semuanya makan siang, pada saat bersamaan lampu mati listrik padam, habis shalat listrik padam, berarti kajian Al Quran dilanjutkan lagi, sementara anak-anak makan siang.
60 menit kemudian lampu hidup, ide untuk melanjutkan mendesign masjid Jalan Sawaluntoh sedang memuncak, yang dibahas kali ini adalah design kuba masjid, setelah menghidupkan komputer dirumah, akhirnya saya tenggelam dalam design masjid.

Ashar pun datang, setelah shalat berjamaah dengan anak-anak, kembali masuk kekomputer untuk medesign masjid Jalan Sawahluntoh Manggarai dilanjutkan, pemikiran kali ini adalah diantara empat tiang penyangga kuba utama, terdapat ruang tembereng lingkaran kelebihan dari bulatan kuba, kuba sendiri dibuat segi 12, tampat kuba sudah didapat, cukup cantik.

Satu jam sebelum maghrib menjelang, saya harus menghentikan komputer, kerena belum menguduh/mengambil buah mengkudu yang semengkal, yang telah kuning tetapi belum matang sama sekali, buah itu diambil sebanyak 10 buah, kemudian dicuci, setelah itu dipukul dengan batu sehingga hancur buang mengkudu itu, sebab kalau diutuhkan kerja blender untuk menghaluskan mengkudu sangat berat, dibantu dengan dipecah-pecah begini biar ringan kerjanya blender, kemudian dimasukan dalam blender diaksi air secukupnya asalh mengkudu dalam blender itu berputar setelah berputer 1 menit dan dilihat mengkudu sudah menjadi bubur lantas dituangkan dalam wadah, dan diperas dengan penyaringan kain lalu diminum satu gelas dengan buih-buihnya, badan terasa panas, semangat tinggi, hidup menjadi positif, semua minum mengkudu, termasuk anak-anak dan ibunya, setelah itu mengerjakan shalat maghrib, kemudian makan malam dan secepatnya mengambil kerjaan cucian yang sengaja tidak dikerjakan pagi tadi.

Saat adzan Isya dikumandangkan, badan sudah siap istirahat, seleasi shalat isya, si bayi Fifi merengek minta tidur, masukan sepeda motor, matikan lampu, baca doa, tepat jam 20.00 rumah sudah gelap dan sunyi. semuanya tenggelam dalam dengkur panjang untuk menyongsong hari esok.

Jumaat, Mac 18, 2005

Ke RSCM hari pertama bulan Maret

Rabu, 9 Maret 2005.

Tyas Hb nya 7,8 dan Ysin Hb nya 6,1, dalam bulan ini Yasin tambah berat badannya demikian juga Tyas, Yasin menjadi 25 kg dan Tyas 53 Kg
Pulangnya mampir kerumahnya pak Minis, Teman ibadah haji yang sekarang sudah pensiun, Pak Minis di usia pensiunnya menderita penyakit prostat dan glukoma pada mata kanannya. rumahnya di klender.

Bayar STNK

Selasa, 8 Maret 2005

Saya ingat bulan maret adalah bulan pembayaran STNK dua kendaraan, yang satu kendaraan Qingqi 50 cc dan yang satunya Qingqi 125 cc yang sekarang aktif dibawa kekantor, pembayaran habis Rp 270 000,- tanpa test fisik segala, Dari Bogor langsung ke Ciledug mencari rujukan ASKES nya Tyas yang rencananya besok pagi mau kontrol, sesampainya di Ciledug jam 13.00 sudah tutup, atas kebaikan sang perawat akhoirnya rujukan ASKES bisa keluar.

Isnin, Mac 07, 2005

Langit langit rumah runtuh

Minggu. 6 Maret 2005

Sesudah shalat maghrib, saat makan malam. semua berkumpul untuk makan, tiba-tiba satu ruas langir langit rumah runtuh, debunya memenuhi ruangan, anak-anak tidak ada yang kejatuhan, diluar udara dingin, menjatuhi karpet, makanan banyak yang terkena, sesaat dilakukan seleksi, mana makanan yang masih bisa dimakan dan mana yang tidak.

Debu yang bergumpal menjatuhi karpet,

Khamis, Mac 03, 2005

Pak OING meninggal

Kamis, 3 Maret 2005

Kemaren sore, Rabu 2 Maret 2005, sekitar jam 3.00 sore hari meninggalnya, saat itu sekitar jam 17.00 lebih sedkit, saat saya melewati jalan raya menuju ke rumah sebelum masuk jalan kompleks, masih di jalan utama Cileungsi - Jonggol, saya melihat ada bendera kuning di pasang didepan rumah pak Oing, saat itu motor melaju kencang, sehingga berhentinya agak jauh, kemudian belok balik kiri, supaya tidak memotong lalu lintas, melewati timbunan pasir yang dijual motor kuarahkan kerumahnya pak Oing, dan terlihat rumah itu sepi, anaknya yang ada diteras depan sedang membersihkan ruangan, baru saja dibawa kekubur, katanya, saya antar kekuburan pak, tawarnya, kapan meninggalnya, tanyaku, sekitar jam 15.00 sore tadi.

Kemudian saya berjalan kekubur dibelakang rumahnya, dan terlihat dari jauh kerumunan orang-orang yang berdiri mengitari pemakaman, pemakaman itu dibawa dedaunan pohon bambu, banyak juga orang yang mengantar, saat saya mendekati lubang, saya melihat jenasah sudah ditutup bambu sebagai pemisah, kemudian proses selanjutnya adalah menurunkan gundukan tanah disamping lobang kubur, saya terduduk di samping kuburnya, dengan pakaian lengkap dari kantor, ditutup jiket kumel pengendara motor.

Bayangan indah bersamanya, permitaan almarhum untuk jalan-jalan ke Jawa Timur sewaktu sehatnya dahulu hingga matinya belum terlaksana, keburu kesehatannya menurun terus, penyakit nya adalah paru-paru, lima tahunan yang lalu pernah saya bawa ke RSCM ke bagian paru, tetapi jauhnya rumah sakit itu dari rumahnya yang m,embuat ia tidak bersemangat untuk melanjutkan pengobatannya.

Sosok pak Oing saya dapatkan, saat itu saya melihat dimana rumah yang sudah saya akad kriditkan, Puri Cileungsi E 7 No 10 Desa Gandoang Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, itu tulisannya, yang harus saya tuju, hari itu hari Jumat, saya berangkat dari kantor ke Kp Rambutan, terminal bus, untuk mencari bus yang Ke Jonggol, saat itu jalan potong dari Cibubur belum jadi, sehingga untuk mencapainya harus ke Cibinong dahulu, kemudian memutar balik kearah Cileungsi dan belok kearah Jonggol, lama perjalanan itu, tapi sampai juga, akhirnya bisa melihat rumah yang akan ditempati sampai sekarang, tapi kan hari itu kan hari jumat saya harus jumatan, jumatan dimana, saya melihat seorang tua kecil berjalan menuju ke Masjid, saya memperkenalkan diri dan akan ikut dengannya ke Masjid kemana dituju, ia dengan senang hati menunjukan arahnya, dan sejak saat itu hingga saya pindah ke rumah itu hingga matinya, ia seorang sahib penduduk kampung setempat yang bisa saya bina.

Selasa, Mac 01, 2005

Bermakna sekali shalat dlhuha pagi ini

Selasa, 1 Maret 2005


Terasa sekali kekurangannku untuk menghidupi anak-anak dengan segala kebutuhannya, shalat dlhuha pagi ini terasa melegakan, siapa sih yang mengetahui tentang rahasia kehidupan, walau pemerintah telah mengumumkan kenaikan harga BBM sejak pagi ini, saya belum mulai mengisi bahan bakar BBM, sudah diperhitungkan saya akan menunai segala beban, biaya pembelian susu yang mana Yasin Astari Tyas dan Fifi tidak bisa lepas dari susu, sedangkan lauk ikan yang selama ini saya tanggung, entah berapa harganya sekarang, apakah bandeng kecil masih dibolehkan Rp 10 000 se kg nya. memang berat, memang berat, gajih yang ku ambil pagi inipun tak terasa mampukah ia meredam kegelisahan naiknnya harga-harga, yang jelas sekarang kalau punya uang Rp 5000,- hanya dapat 2 liter.

Isnin, Februari 28, 2005

Sakit gigi masih lama

Senin 28 Februari 2005

Di Poliklinik gigi kantor, nomer urut nomer 4, sebab setibanya dilapangan parkir, setelah menaruh motor, langsung daftar kedatangan dipoliklinik gigi, gigi ini semalam tidak menunjukan sakit, tetapi malam minggunya kemaren sakit sekali, dan statusnya masih perawatan, gigi ditambal sementara untuk mencegah bakteri masuk kembali.

Selasa, Februari 22, 2005

Sudah Matikah aku hari ini ?

Selasa 22 Februari 2005

Sewaktu berangkat kekantor, setelah menurunkan anak-anak Yasin dan Astari yang ikut ke sekolah bersamaan bapaknya yang akan kekantor, tiba-tiba angkot itu berjalan perlahan disisi kiri saya, saya yang dibelakang angkot dipepet hingga kekanan, dinding angkot itu sempat mengenai perlahan siku kiriku, tetapi tiba-tiba dari arah depan, datan bus besar, jarak sedemikian pendeknya, bus lewat di sisi kanan miris rasanya kerena dekatnya, wah mati sekarang ini pikirku, Alhamdullillah selamat, akhirnya kusadari jikalau bel yang kutekan dari tadi untuk memberitahukan kepada angkot bahwa angkot itu sedang disalip dan harus memberi jalan, tetapi suaru klakson motor saya tak bersuara, ujung- ujungnya aki motor saya melemah, saya harus mencari jalan bagaimana me service accu motor, biar bel nya bisa bunyi, akhirnya dikawasan Kota Lagenda, ada yang sudah buka service accu motor, akhirnya disana saya mengantri duduk menunggu ada satu jam, kemundian berangkat lagi kekantor, sampai kantor setengah sebelas siang.

Isnin, Februari 21, 2005

Sakit Gigi

Senin 21 Februari 2005

Yasin Sakit Gigi
Giginya akan dicabut, sudah goyang, gerahamnya, kemaren saya lihat, ternyata masih keras, harus pakai alat, sehingga pagi ini diputuskan untuk mencari puskesmas, ibunya mengantar kepuskesmas, berangkat bersama saya yang hendak kekantor, sesampainya di puskesmas Gandoang Ibunya dan Yasin turun, saya mengantar Astari kesekolah terlebih dahulu, kemudian balik ke bengkel untuk mengganti olie dan kanvas rem depan dan bola lampu belakang.

Dari kejauhan Yasin bersama ibunya datang mendekat, kenapa, ternyata masih pagi, belum ada orang, sehingga Yasinnya gelisah minta ke bengkel kerena tahu jikalau bapaknya ada di sana, kendaraan di bengkel sedang di buka ban depannya untuk memasang rem depan.

Disarankan dari tukang bengkel jikalau kalau periksa gigi ke Puskesmas Jonggol, lebih lengkap, Yasin nya mau ke Jonggol dengan ibunya.

Setelah ganti kanvas rem dan olie, saya meluncur kekantor, sesampainya dikantor langsung ke dokter gigi kantor untuk perawatan gigi belakang.

Isnin, Februari 14, 2005

Modal Rp 15 500 ,-

Senin 14 Februari 2005.
Jumpa pak Marzuki Usman 2 menit saja.
Setibanya dikantor, saya memperbaiki sedikit laporan konsep rumah starter yang diminta pak Marzuki Usman dalam bentuk A4, kemudian saya bergegas ke percetakan digital di kawasan Bendungan Hilir, toko yang saya sasar adalah toko langganan, tetapi jumlah langganan yang menunggu bayak, saya mencoba mencari alternatip perusahaan percetakan digital yang lain, ternyata ada. di depan menyebrang berjalan agak kekanan 100 meter. Toko itu kujumpai agak kusam terlihat, tetapi alat-alatnya cukup, untuk membaca USB cukup tersedia, dan saya naik kelantai 3 dan disana semua gambar saya dicetak dalam format A4. setelah itu dijilid dan dipres, bayar Rp 13 500, kemudian berjalan bergegas ke kantornya pak Marzuki, di Dinners Club lantai 12A, samping wisma Dharmala, sesampainya disana ketemu pak Marzuki yang akan turun, akhirnya saya sampaikan dan menemani selama di lift turun ke lantai dasar dan berpisah di halaman depan, pak Marzuki naik mobil terus berangkat saya balik lagi kearah halte mengejar Kopaja, naik Kopaja berangkat Rp 1 000,- pulang Rp 1 000,- dan total konsep itu selesai dengan biaya Rp 15 500,-

Ibu Ninik Kusumaatmaja

Rabu, 9 Februari 2005
Kunjungan ke kediaman Ibu Ninik Kusumaatmaja.
Jam masih pagi, setelah shalat shubuh bergegas ke pasar, mengingat akan pergi ke ibu Ninik dan belum punya sesuatu yang akan di bawa, sesampainya di pasar melihat ikan bandeng cukup besarnya dan pantas dibawa ke kunjungan nanti siangnya, ya itu di beli selain membeli lauk untuk dikonsumsi sendiri, mengingat anak-anak suka sekali dengan ikan laut, apalagi kalau sudah ketemu dengan sambal terasi, walau bumbunya tidak lengkap.
Sesampainya dirumah cepat cepat di panggang dan yang lain mempersiapkan sarapan untuk segerah berangkat.
Jam 08.30 akhirnya bisa berangkat juga, yang ikut Tyas, Astari dan Yasin, jalan dalam keadaan lenggang sebab liburan imlek, sesampainya dikawasan kuningan mulai mencari jalan yang ada tong sampahnya sesuai dengan gambaran ibu Luky yang kemaren sore sebelum pulang kantor saya temui.
Akhirnya jalan itu diketemukan, dan rumahnya pun setelah bertanya sekali langsung ketemu, ternyata sewaktu motor berbunyi disisi pintu masuk, sebelum pintu masuk di buka, dari dalam si supir yang pernah kerumah dahulu, sudah mengetahui jikalau saya akan hadir, ditenggarai dengan keramahannya untuk mempersilahkan dan diiringi ucapan sudah ditunggu katanya. Jam menunjukan puukul 10.00 pagi.
Memasuki rumah Ibu Ninik harus melewati anak tangga yang tidak terlalu tinggi, tetapi panjang bordesnya hampir jarang diketemukan, disisi bordes sudah terlihat ruang tamu yang bernuansa gelap, sewaktu memasuki terdapat meja bundar dengan telapak meja renda-renda seperti rendaannya ibuku sewaktu masih aku kecil dahulu. Anak-anak berjalan perlahan seakan berbuat setenang mungkin padahal mereka menahan teriakannya setiap mendapat sesuatu yang baru.
Setelah duduk beberapa menit dikeheningan pagi ini, ibu Ninik hadir dengan warna hitam-hitamnya.
Kegembiraan pun pecah dan anak-anak banyak bertingkah, terutama Yasin.
Kue-kue dari Jawa Tengah, mulai dihidangkan , anak-anak yang disukai adalah yang terasa manis terlebih dahulu, kemudian setelah banyak berceritra tentang sakit Thalasemia, anak-anak mulai mengantuk, dan terlihat ibu Ninik mengambil beberapa piring dari dapur disisi ruang tamu dan terlihat berjalan keluar, tidak beberapa lama kemudian piring itu masuk dengan isi nasi dan ayam goreng hangat setiap piringnya, dalam porsi besar-besar.
Jam 14.00 sewaktu terlihat lelah pada wajah anak-anak akhirnya saya minta mohon diri
Jam 20 00 sesudah shalat Isya, memberi sambutan menjelang masuknya Tahn Baru Islam 1426 malam ini, dihadapan bapak-bapak lingkungan RT 05 RW 08 Perumahan Puri Cileungsi Gandoang, yang dibahas masalah sekitar rahmat Illahi yang mana kita tidak akan sanggup berterimah kasih pada Allah, sebesar rahmat yang dilimpahkan kepada kita.
Tengah malam sakit gigi, gusi bagian belakang.

Selasa, Februari 08, 2005

Pertemuan dengan Pak Marzuki Usman

Selasa 8 Februari 2005

Sore kemaren tanggal 7 Februari 2005, saya sempat menelpon Hp nya pak Marzuki, pertama ia menanyakan tentang anak-anak, anak-anak telah sekolah kataku, kemudian soal Aceh, kalau bisa besok ketemu di Hotel Jakarta Hilton Restaurant nya, jam 0800 pagi, aku menyetujui
Hari ini pagi-pagi sewaktu jam masih menunjukan jam 05 40, saat siap-siap hendak berangkat, ada telepon dari sekretarisnya pak Marzuki Usman mengatakan jikalau pertemuannya dimajukan jam 07 00 tempat yang sama, secepat itu pula saya mengumumkan bapak akan berangkat yang masih SD harap tinggal dahulu, berangkat agak siang, naik ojeg aja, yang SMA boleh ikut bapak walau nanti paling pagi datangnya, akhirnya saya berangkat juga sebelum jam 0600.

Dijalan luar biasa ramainya, kemacetan biasanya didekat lokasi sekolah, mobil-mobil pengantar anak sekolah berderet-deret mengantri jalan perlahan, selepas itu lapang lagi, padat lagi lapang lagi sedemikian keadaannya sepanjang jalan pagi itu, akhirnya setelah belok kekanan ke arah mampang dari Ranggunan, wah jalan merambat, tapi sudah cukup kencang pikirku, setelah melewati perempatan mampang menuju kuningan sudah lenggang terus lewat kapolda dan lewat jembatan semangi akhirnya merapat kekiri memasuki halaman parkir hotel Hilton.

Aku berlari kecil sambil membawa lembar kertas gambar berisi gambar rumah starter bantuan korban stunami Aceh dan Sumatera Utara. dan sesampainya di loby aku tetap berlari kecil sampai-sampai satpam yang akan memeriksa tas ku ku abaikan saja, dan di restoran dikursi yang dijanjikan kulihat pak Marzuki sudah duduk menunggu ku.

Kegembiraan dan kebesaran Asmah Allah dikumandangkan dan saling doa keselamatan, akhirnya gambar dibuka, pak Marzuki melihat sekilas dan menyetujui, yang penting harganya jangan sampai lewat 2,5 juta rupiah
Pak Marzuki kulihat memesan makanan omelet lengkap untuk diriku dan omelet sederhana untuk pak marzuki sebab dia sedang diet, kemudian pembicaraan membahas masalah lambannya pemerintah dalam penanganan Korban Aceh.

Relasinya pak Marzuki di restorant ini cukup banyak sebab sedikit-dikit ada saja seseorang berdasi dan ber jas lengkap datang menyalami, kemudian baru ku ketahui jikalau tempat ini adalah langganan tetap pak Marzuki, hitung-hitung tempat khusus untuk menjamu tamunya, sebab dia pemegang kartu members.

Kesimpulan

1. Jangan dipermainkan agama, jangan meatas namakan bahwa saya paling islam dari orang lain, contohnya aceh, disiksa ia dengan Allah.

2. Bantu para Bupati dan Walikota, untuk ini ada kesepakatan yaitu kita akan membantu walikota Bogor yang selama ini terkenan banyak kasus dugaan korupsi, kalau dilihat dari sesi waktu masa jabatan pak walikota maka ia harus ditolong supaya semua mendapat hikma berharga. Saya mengajukan diri untuk meminta waktu agar pak Marzuki bisa berbicara dengan walikota Bogor.

3. Kalau beramal Rp 10 000,- hanya bisa untuk dua orang saja, masing-masing beli Rp 5 000,- bakso panas, tetapi dalam hal ini kita harus cerdik, uang Rp 10 000,- itu dibelikan terigu yang satu kilonya Rp 4 000,- dapat 2 kg dan sisanya beli minyak goreng, kemudian terigu itu sesampainya dirumah dijadikan kue terigu diencerkan dengan air ditambahn garam, diberi potongan bawang merah dikasi enak-enak, kemudian diaduk diencerkan, ambil sesendok dan digoreng, dan akan menjadi banyak, dan dibagikan untuk banyak orang, dan akan mendapat pahala dari banyak orang juga.

4. Format kertas gambar besar A1 dirubah menjadi kertas kuarto, lembar-lembarnya di isi dengan gambar satu persatu dari gambar besar, secepatnya dikirim ke pak Marzuki akan disponsori pembiayaannya.

5. Membangun jalan jangan jalan besar, cukup jalan sepeda motor terpipisah dengan jalan kaki, untuk peremcanaan satu desa permukiman, sedangkan jalan mobilnya cukup jalan tanah tanpa salipan, lebar jalan 2,5 meter tetapi setiap jarak 200 meter ada tempat untuk bersisipan.
pertemuan selesai jam 10.30 langsung saya kekantor

Isnin, Februari 07, 2005

Makan Siang sesudah Shalat Jumat

Jumat 28 Januari 2005

Makan Siang sesudah Shalat Jumat

Makan siang sesudah shalat Jumat di warung/kedai makan masakan padang, bersama Pak Jajak, Pak Harjono. hal ini bisa terjadi kerena sewaktu hari Kamis kemaren saya ditawari untuk mencari tunjang ( istilah pak Jajak kalau akan mengajak makan ) saya bilang besok aja sesudah shalat Jumat, akhirnya betul-betul sesudah shalat Jumat bertiga bergerak perlahan dikerumunan manusia yang antri makan disalah satu warung masakan padang dekat kantor.

Persiapan Rapat dengan Pak Joepi
Setelah makan saya bersiap untuk rapat bersama Direktur Citra Marga di Jalan Gatot Subroto, saya memutuskan akan balik lagi kekantor atau tidak, wah ini susah, ke sana saya harus memakai sepatu rapat warna coklat yang robek sedikit sisi luar kaki kanannya, padahal hari selalu mendung, kasian kalau sepatu ini dipakai pulang ke rumah, diserang hujan dijalan bisa sepatu rapat ini tidak bisa dipakai lagi pikirku, akhirnya kuputuskan pulang lagi kekantor setelah rapat dengan pak Joepi selesai.

Menuju Rapat dengan Pak Joepi

Jalan yang hendak kutempuh adalah keluar menuju Jl Tendean, Kuningan, pasti ada jalan kecil yang bisa menuju ke Citra Graha alamat rapat, melewati kawasan Kuningan yang belum pernah dilewati dan ternyata cukup bergengsi wilayahnya, sayangnya letaknya dibalik jalan utama. Berkali-kali tanya akhirnya bisa ketemu jalan menuju G Subroto, dan sewaktu memasuki gedung ternyata salah, lagi satu gedung lagi pak kata penjaganya, akhirnya kudapat juga, lagi-lagi salah masuk, disini tertulis pintu masuk tetapi sewaktu motorku memasuki pintu itu ternyata di print dengan penjaganya katanya kalau membawa motor pintu masuknya disana pak, motor kuarahkan balik memutar dan menuju jalan samping dan tembus kebelakang. Kucari tempat parkir motor letaknya sangat dibelakang.

Rapat dengan Pak Joepi

Lantai 6, pikirku, langsung naik lift dan kujumpai banyak tamu asing dikantor itu, dan saya diterima sekretaris pak Joepi dan dipersilahkan duduk diruang pertemuan.
Ruang pertemuan itu terdapat meja panjang dengan 12 kursi, semuanya kosong, hanya saya sendiri dengan Tuhanku disini, sejurus aku duduk ternyata yang menggagetkan diriku adalah kehadiran pengantar kopi campur susu, setelah itu ruang sunyi lagi dan 10 menit kemudian yang namanya Pak Joepi itu muncul, seorang anak muda dengan penampilan seperti mahasiswa, pakai kaos oblong kualitas baik, rambut terlihat ikal, pertama kali bertemu saya langsung slaman dan mengagumi perannya dalam perusahaan ini, kemudian saya minta keseriusan, keterbukaan dalam konteks kerja masalah Aceh ini,
Konsepnya pak Joepi adalah segerah menyusun draft usulan bantuan ke Aceh dalam bentuk rumah sangat murah dan sederhana, kemudian dananya dimintakan ke Duta-duta besar yang ada di Jakarta, mengingat hingga hari ini bantuan yang diperuntukan bagi pengungsi Aceh belum turun juga, bantuan hanya sebatas ucapan belaka, hal ini disebabkan tidak adanya rasa percaya Luar Negeri kepada Pemerintah Dalam Negeri, terutama dalam penegakan hukumnya, sehingga Joepi bergerak atas nama Perhimpunan Pengusaha Pribumi Indonesia meminta pihak Keduatan untuk mempercayakan dananya dikelolah oleh PPPI untuk membangun perumahan di Aceh sebanyak-banyaknya.
Gambar dan RAB nya hari senin ditunggu.

Setelah Rapat dengan Pak Joepi

Balik lagi kekantor, ganti sepatu, shalat Ashar terlebih dahulu dan langsung pulang, masuk rumah pas magrib. Otak ini rasanya sudah dipenuhi ide untuk mengungkap diatas komputer bagaimana sih perwujudan rumah yang generik ini, ternyata anak-anak belum ada yang makan, Fifi si bayi masih meriang sakitnya, sehingga ibunya sangat sibuk dengan urusan bayi, dan urusan makan malam agak terlantar, sesudah shalat maghrib, masuk dapur membuat sayuran dan lauk untuk makan malam, kemudian waktu Isya pun datang, setelah shalat isya anak-anak pada tidur dan saya mulai bekerja.
Rumah Generik itu di idekan bagaimana rumah mampu berperan sebagai rumah starter bagi sipenghuni, start untuk memulai kehidupan yang normal, dan start untuk aktivitas yang lain. ditekankan pada harga murah supaya bantuan bisa meliput banyak korban stunami.

Sabtu, 29 Januari 2005

Paginya sempat kepasar, dan melanjutkan mendesign rumah generik, rumah itu sangat sederhana, ukuran 3 kali 4 meter, didukukng 6 tiang ukuran 12x12 dan ditutup atap asbers gelombang, dinding dibuat satu meter dari lantai, lantai perkerasan rabat campuran 2:3 pasir dan PC.saat dzhuhur rumah sudah nampak, ashar sudah final dan mulai dipindahkan keukuran kertas A1

Minggu, 30 Januari 2005

Pas tengah malam, baru aja akan istirahat tidur, fifinya mulai sakit serius, ditandai dengan suara batuknya yang payah, berdegung kedengarannya. saya cepat-cepat mengambil kunir untuk diparut dan dilewatkan ke tenggorokannya, akhirnya agak tertolong, sekitar jam 02.30 pagi saat setelah shalat tahajaud, batuknya semakin menjadi-jadi dan berkepanjangan.
Kirim SMS ke pak Joepi
Kirim SMS ke pak Joepi untuk meminta bantuan kendaraan membawa bayi ke RS terdekat, SMS tidak dibalas, sekitar jam 03.00 kirim SMS ke pak Marzuki Usman, dua kali berturut turut kerena panjangnya pesan yang akan disampaikan, tidak dijawab,biasa pak Marzuki.
Jam 2.40 membangunkan tetangga belakangan rumah,
Pak Syarif tetangga dibelakang rumah, yang rumahnya mepet dengan dinding kamar belakang rumah saya, malam itu saya panjat jendela dan berbicara pada pak Syarif, untuk minta tolong diantar ke Rumah Sakit mari Cileungsi, Jam 3.00 berangkat naik mobilnya pak Syarif ke RS Marie, cari bagian UGD dan disana perawat membangunkan dokternya, pemerikasaan berjalan lancar, infeksi saluran nafas bagian atas fonisnya, kemudian diberikan resep untuk ditebus dan membayar ke loket semuanya habis Rp 76 000 ,- kemudian balik pulang kerumah untuk secepatnya meminumkan obat batuk dan obat anti infeksi yang didapat.

Hari minggu ini masih terlihat sakit, saya menyelesaikan gambar.

Senin, 31 Januari 2005

Saya bergegas ke kantor Citra Graha tujuan untuk menyetor gambar, yang tidak ikut yasin, agak malas sekolah, hujan masih gerimis, kepadatan lalulintas membuat kendaraan merayap, sewaktu memasuki kawasan Kuningan agak bingung sehingga untuk mendapatkan jalan menuju Arthagraha agak lama, setelah terlewatkan kerena menjumpai sudut pemandangan yang baru dari Kawasan Kuningan baru sadar jikalau hari jumat kemaren seawktu kemari tidak mendapati pemandangan seperti ini, berarti ini salah, atau kelewatan. Setelah bertanya baru dijelaskan jikalau jalan ini lurus menuju SCTV, patokan ini yang saya pegang dan saya ikuti sampai ketemu jalan gatot subroto dan masuk ke gedung Citragraha, sesampainya disana sekretarisnya membertahukan jiakalu pak Joepi tidak ada ditempat, kemudian saya me SMS pak Joepi untuk memberitahukan jikalau saya sudah ada dikantornya, balasannya adalah hubungan telepon langsung, dari seberang terdengar suara Pak Joepi bahwa hari ini ia tidak ada janji untuk ketemu dengan saya, hal ini cepat saya permaklum mungkin saya yang kurang tanggap, kemudian ia mengatakan soal SMS tengah malam kemaren yang meminta bantuan kendaraan, saya tidak baca saat itu, baru siangnya saya baca, dan saya sempat dimarahi dengan pak Marzuki Usman katanya, ya sudahlan permasalahan sudah lewat, telepon saya matikan, dan menghubungi anak buahnya untuk bagaimana gambar ini bisa dicetak, akhirnya salah seorang anak buah nya yang bernama pak Roni mau membayar terlebih dahulu biaya yang dikeluarkan untuk mencetak gambar sebesar Rp 12 500 ,- Gambar dicetak dipercetakan plotter Subur. 

saya SMS ke pak Marzuki menjelaskan proses penyerahan gambar.

Selasa 01 Februari 2005

kekantor, mengambil gajih bulan Februari, Tyas nya ikut untuk periksa giginya dan dokter umum,
Setelah periksa dokter gigi, Tyasnya minta pergi ke spa.

Gaya Spa
Tyasnya minta ke spa, setelah diketahui jikalau bapaknya ngantongi 5 voucher gaya spa pemberian dik Iwan, sebelumnya sempat aku telepon, dan katanya bisa ke Gaya Spa di Woltermonginsidi, kerena jarak cukup dekat saya berjalan dengan Tyas lewat Mabes Polri, sambil melihat perkembangan sepotong bagian Jakarta Selatan.
Memasuki Spa, harum semerbak bau jamu dan ramuan khusus cenderung bau kayu harum datar dan anteng, membuat otak sedemikian aktif untuk memproduk idee-ide, Setelah lama menunggu kedatangan sang marketing spa tersebut, si susi, ia datang kemudian sejurus ia mengamati keaslian voucher yang saya pegang kemudian ia sepakat untuk menerima voucher perawatan spa ini tetapi di gaya spa SCBD, akhirnya saya dan Tyas diantar kesana dengan kendaraan perusahaannya, disana Tyas minta perawatan masage badannya untuk persiapan masuk RSCM besok katanya.

ada SMS dari pak Bambang Prasarana Wilayah jikalau ada titipan obat dari Papua dari Buah Merah, untuk segala macam penyakit.kemudian ada informasi Kepala Dinas PU Aceh Tengah mencari saya hendak kekantor, 
Uang Pengelolah Teknis Rp 1 600 000 sudah dicairkan untuk pekerjaan di Departemen kelautan dan perikanan. uang ini sepenuhnya untuk bangunan

Sewaktu pulang, awan hitam sudah mengganturng diarah timur diarah jalan yang hendak saya tempuh, betul juga mulai hutan di kawasan Jalan Antasari, setelah mengenakan baju hujan, hujan pun datang menderas, disertai angin, pohon banyak bertumbangan, kaca besar didinding superstore Cijantung Mall pecah dibuatnya, pohon-pohon disepanjang jalan itu menuju ke cibubur banyak yang tumbang, kemacetan dibawah siraman hujan memanjang, mencari jalan tikus, akhirnya didapat disejajar jalan depan KongGuan, Shalat Ashar basah - basah terutama kaki, bagian pundak juga basah, shalat dimusholah di jalan Lapangan Tembak. 

Rabu 02 Februari 2005

ke RSCM hari pertama buat Tyas

Hbnya tyas saat ini 7,9 sehingga memerlukan darah 850 cc yang terdiri dari 4 kantong. memasukan suart permohonan obat desferal, kerena sekarang Tyasnya menggunakan darah cuci maka permohonan darahnya harus ke PMI Kramat Senen terlebih dahulu, pulangnya sempat mampir kerumahnya pak Andre Hasan membicarakan persiapan rapat dengan para orang tua penderita. Sepulangnya terkena hujan sedikit agak deras

Kamis 03 Februari 2005

ke RSCM hari kedua buat Tyas

Pagi hari sewaktu membuka kulkas sempat melihat jikalau hari ini semua lauk habis, cepat2 pergi kepasar sebatas membeli ikan lele 1 kg dan ikan bandeng 1 kg dan tauge 1 kg, kemudian secepatnya persiapan ke RSCM, berangkat jam 0700, dan di PMI Kramat sekitar 0830 tiba. mengambil darah dan langsung ke RSCM untuk ditransfusikan. Darah yang didapat dua kantong terdiri 200 cc dan 250 cc.

Utusan pak Marzuki Usman datang

Saya sedang mengurus surat permohonan pengambilan obat desferal, kerena jenis obat ini termasuk canggih sehingga permohonan ke apotik harus disetujui dengan surat protokol dokter yang merawat diketahui oleh kepala RSCM, kepala ASKES RSCM kepala Unit Bagian Hemotologi dan Dokter yang merawat sendiri.Sedang sibuk-sibuknya SMS berbunyi jikalau pak Untung sudah ada diruangan Thalasemia, langsung saya menunda sebentar kepengurusan suart protokol tersebut, saya naik keruang ternyata pak Untung sedang berbicara-bicara dengan Tyas, dalam kesempatan itu Pak Marzuki menyampaikan bantuan kesehatan buat anak-anak.
Ke Apotik ASKES jalan Percetakan Negara, untuk menyampaikan permohonan obat Desferal dan obat penguat hati, sesampainya disana apotik sedang istirahat, nunggu hingga jam 1300. Akhirnya jam 13.30 semua urusan selesai, obat diambil besok jumat. Pulangnya lewat Bekasi.

Jumat 04 Februari 2005

ke RSCM hari ketiga buat Tyas


Pagi pagi sudah berangkat ke RSCM sekitar jam 05.30, dan di PMI kramat tiba kepagian jam 0730 pagi. terpaksa nunggu diluar kerena loket darah buka jam 0800.

Pagi dijalan Salemba depan PMI Kramat

Banyak anak-anak sekolah yang terlambat masuk, dimarahin gurunya dan disuruh pulang, apakah benar ini, sebenarnya kerena ia dari rumah sudah berangkat sekolah kemudian ia terlambat dan disekolah ia disuruh pulang, maka hal ini membuka peluang si anak untuk melakukan kegiatan yang tidak diterima akal, peluangnya terbuka lebar.
jam 0830 akhirnya darah didapat, langsung ke RSCM dan ditransfusikan. SMS dari Pak Iskandar Kamil Hakim Agung di Mahkamah Agung RI untuk datang ke MA nanti siang.
Jumatan di Masjid Arief Rahman Hakim UI di Salemba.
Pokok khutba adalah keindahan Islam dan kemana syukur kita haturkan.
Setelah shalat Jumat, makan siang bersama Tyas di warteg di RS Husni Thamrin, habis 6500 rupaih, kemudian langsung ke apotik ASKES ngambil obat desferal dan langsung ke MA jumpai pak Iskandar Kamil.
di Mahkamah Agung Tyasnya diberi banyak nasehat dan disisipkan kalkutar peterjemahan bahasa inggris dan bantuan kesehatan.

Sabtu 05 Februari 2005

Acara Rapat pertemuan Orang Tua Penderita Thalasemia dengan Pengurus.

Khamis, Januari 27, 2005

Ya Allah Biha Ya Allah Biha

Januari, Kamis 27. 2005

Aku berangkat kali ini ke kantor dengan getar hati, sebab kepucatannya Fifi pagi ini semakin terlihat. Yang saya khawatirkan sakitnya seperti dua kakaknya, yaitu Thalasemia, 3 orang anak-anak ku menderita thalasemia, aku bernafas berat dan kusandarkan kepalaku di tangan-tangan Allah.
Ya Allah Biha Ya Allah Biha Ya Allah bihusnul Khotima, Ya Allah Biha Ya Allah Biha Ya Allah bihusnul khotima, engkau yang lebih baik ya Alah.

Batal ke RSCM.

Januari, Rabu 26. 2005

Berangkat pagi dari rumah, rencanannya sih hari ini ke RSCM, tetapi Tyasnya yang diantar lebih berat ke sekolahnya kerena hari ini ada test salah satu mata pelajarannya, ya di batalkan saja ke RSCMnya, minggu depan katanya,
Ke kantor terlebih dahulu baru ke Departemen Kelautan dan Perikanan atau langsung ke Departemen Kelautan dan Perikanan, akhirnya saya milih langsung, setelah anak-anak turun dari motor, motor kuarahkan menunju ke Gambir, jadi langsung ke Departemen Kelautan dan Perikanan.

Ban Depan Kempes

Sewaktu melewati kawasan Kramat Jati, diantara genangan air dan sisa-sisa sampah pasar semalaman, ban motor saya terasa bergoyang, baru kusadari jikalau lagi kempes, habis anginnya, dan apa yang terjadi, motor kudorong untuk mencari dimana ada tambal ban, banyak tukang ojek yang kutemui membantu menunjukan arah dimana ada keberadaan tukang ojek itu, akhirnya setelah melewati gang yang tembus ke jalan Batuampar, dan setelah melewati penurunan jembatan kecil dan mendaki lagi, baru terlihat keberadaan tukang tambal ban tersebut.

Putar Senen sampai dua kali.

Setelah ban ditambal, motor kembali melaju menuju kawasan Gambir, lewat UKI, lurus sampai ketemu perempatan jalan Pramuka, belok kanan ke jalan Salemba, lurus ke Senen, lah disini waktu belok kekiri salah belok, jalan itu adalah jalan Kuini 1.akhirnya mengikuti jalan tersebut dan tembusnya di kawasan Senen lagi, akhirnya motor aku belokan kekiri dijalan Kuini 2, yang tembus Rumah Duka RSGSubroto, lurus terus belok kiri sampai stasiun Gambir, belok kiri terus samapi ke Departemen Kelautan dan Perikanan.

Rapat Temuan BPK.

Rapat ini dihadiri 12 orang, semuanya orang DKP dan dari Teknis PU hanya 2 orang, saya dan Pak Purwadi, sebetulnya rapat ini tidak terlalu banyak me;libatkan saya dan pak Purwadi, sebab temuan hingga 1 milyard lebih itu lebih banyak pada pengalihan pekerjaan yang tidak ada di RAB, sehin gga saya anggap itu adalah intern DKP sendiri, sehingga penyelesaiannya adalah mempertemukan pemeriksa dengan Pimpro atas dasar mencari kebenaran sebebarapah sih sebenarnya penyimpangan riil itu

Aswan Pulang ke Surabaya

Rapat itu usai jam 14.30, sewaktu saya melewati perempatan stasiun Senen saya sadar Jikalau jam segini Kereta Api Jayabaya tujuan Surabaya yang dinaiki Aswan sedang atau sudah melintas, sehingga saya tidak membelokan kendaraan ke stasiun Senen, tadi pagi sewaktu hendak berangkat ke kantor, ya sempat Aswan menyalami saya untuk pamit pulang ke Surabaya, dan uang kantongnya saya beri Rp 50 550 ,- sewaktu kendaraan melewati Jatinegara, jarak terdekat antara motor dan Jalur Kereta Api, saya berucap, Selamat jalan dan belajarlah nak pada kehidupan ini.

Beli Jeruk satu kardos

Rapat siang ini menghasilkan uang transport, dan uang itu bisa membelikan jeruk pakistan 1 dos, membelinya di pasar induk Kramatjati, Jakarta Timur. Sesampainya dirumah, ternyata dirumah ada Pengajian ibu-ibu untuk mendoakan agar sembuh sakitnya anak-anakku, dan keselamatan keberangkatannya Aswan ke Surabaya. dan atas inisiatip istri saya, butir - butir jeruk itu sebagian dibungkusi keplastik tentengan hitam diisi satu butir jeruk untuk bawaan setelah pengajian ibu-ibu.
dan kalau untuk dirumah... ya untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak-anak, dimana sekarang musim sering berubah, dari panas mendadak mendung dan tersiram air hujan, kemudian terik, sehingga daya tahan tubuh cepat hancur dibuatnya.

Telepon ke Pak Marzuki Usman

Januari, Rabu 26. 2005

Sesudah mengimami shalat Ashar di masjid Cipta Karya, mencoba menghubungi bapak Marzuki Usman, dan diterima, setelah unjuk salam pak Marzuki menginformasikan, bahwa saya sedang dicari sekretaris pak Marzuki untuk dihubungkan dengan salah seorang sponsor pembangunan perumahan di Aceh, saya berusaha menghubungi sekretarisnya tetapi teleponnya selalu sibuk, jam pulang pun semakin surut, akhirnya kantor itu pun kutinggalkan sore itu.

Sesampainya dirumah anak-anak memberitahukan jikalau ada telepon dari sekretarisnya pak Marzuki, menanyakan nomer Hp nya bapak tetapi seisi rumah tidak ada yang hafal, dan akan dihubungi lagi sesudah shalat maghrib.
Setelah shalat maghrib betul telepon berdering dan dari sekretarisnya pak Marzuki memberitahukan jikalau saya ditunggu untuk jumpah dengan sponsor pembangunan perumahan di Aceh, di Gedung Citra Graha, lantai 6 jam 14.00 siang jumpa dengan pak Yupi Wijaya.

Undangan Rapat lewat SMS.
Tiba-tiba Hp saya bederyit menyatakan ada sms masuk, ternyata isinya meminta diriku untuk hadir dalam rapat pembahasan temuan BPK terhadap Proyek Pembangunan Partisi 8 lantai gedung Departemen Kelautan dan Perikanan, besok jam 10.00

Selasa, Januari 25, 2005

Puskesmas Ciledug

Selasa 25 Januari 2005

Hujan terus mengguyur, dari semalaman hingga pagi, jam 03.00 saya sudah terjaga, menjaga kantuk dan tertidur 10 menit, bergegas mengambil wudhu mengerjakan shalat tahajud, sadar bahwa diri yang hina di kiri kanan ini hanya mengharap semata keurun tangan Allah semata, tak lebih, sakit yang menghias keluarga ku hanya Allah semata yang ku haturkan sedihku, tak punya uang pada Allah semata kuharap rezekiku, kalau sudah begini apakah senantiasa aku ku tak mengenal Allah semakin dekat, Aswan anakku yang tertidur dibelakang shalatku kubangunkan kerena jam sudah menunjukan 03.40, waktu tahajud hampir usai, akan diganti shubuh yang menjelang.

Fifi sakit, tangisannya masih menyayat kalbuku, Ya Allah tolonglah,

Jam 06.20 yang sekolah kuantarkan terlebih dahulu, Yasin, Astari Tyas kemudian sekitar jam 07.30 bisa menginjak rumah lagi, bersihkan badan untuk persiapan kekantor, sewaktu hendak berangkat kekantor, istri minta ikut sampai puskesmas depan, kerena Fifi ngak sembuh juga sejak dari bidan hari Jumat kemaren.

Setelah menurunkan istri dan Fifi dipuskesmas, baru ingat jikalau rem sepeda motor dan olie perlu diganti, ke bengkel dahulu memenggantinya habis Rp 38 000,-

Setelah itu sepeda motor diarahkan ke kantor dan isi bensin kemudian lanjut ke Puskesmas Ciledug, untuk minta rujukan buat Tyas yang akan kontrol besok ke RSCM, Hujan terus mengguyur, masuk kantor jam 12.00 kurang 10 menit.

Isnin, Januari 24, 2005

Hari Nahar

Sabtu, 22 Januari 2005.

Pemotongan hewan kurban.

Pagi-pagi diumumkan jikalau masjid akan menyelenggarakan pemotongan binatang kurba tepat jam 07.00, sehingga dirumah sudah bergegas-gegas untuk persiapan datang ke masjid mengiringi sapi yang hendak dikurbankan
Sapi yang dikurbankan anak-anak tepat gilirannya jam 08.00, sebelumnya kambing-kambing yang disembelih terlebih dahulu, itupun baru beberapa kambing, mungkin baru 5 ekor kambing , masih ada 18 ekor lagi.
saat penyembelihan dibacakan nama-nama pe kurban atas sapi yang hendak dikurbankan ini, terbaca nama Fifi, masih netek dan bayi lagi, kemudian kakaknya Yasin, kemudian kakaknya Astari kemudian kakaknya Tyas kemudian kakaknya Aswan, kemudian Ibunya dan terakhir ayahnya, kemudian dibacakan niat dan diiringi takbir pada Allah, nyawa sapi diputus.
Untuk pertama kali dalam kehidupan saya, berkurban sapi terdiri dari 7 jiwa, anak-anak 5 dan saya dan istri.

Keluarga Shalat Idul Adha

Jumat, 21 Januari 2005.

Keluarga Shalat Idul Adha, saya mempersiapkan gorengan kacang.

Makanan untuk Idhul Adha sebagai hari raya, saat ini sangatlah sederhananya, saya sendiri telah shalat idhul adha kemaren, sekarang anak-anak dan ibunya shalat idhul adha di masjid kompleks, sambil melihat sapinya, selama mereka shalat, saya dirumah mempersiapkan apakah makanan yang enak dimakan setelah pulang dari masjid, sebab tidak sempat belanja ke pasar, dan tidak sempat mempersiapkan segalanya menghadapi Idhul Adha, persiapan yang paling pokok ya membeli binatang yang hendak dijadikan kurban itu saja, akhirnya jatuh pilihan pada oleh-oleh istri dari Makasar berupa kacang tanah, itu aja digoreng dibanyakin, dan betul juga setelah shalat selesai, saat lapar datang merembak, hidangannya opor ayam yang telah dimasak sejak dua hari yang lalu dan gorengan kacang tanah, lahap juga dan habis.

Shalat jumat pun tiba, semua perhatiannya ditujukan pada shalat Jumat, sehingga urusan perut agak terlupakan sebab dirumah sekarang ini lengkap jumlah anak lima semuanya ada dirumah.

Memperbaiki Atap ditengah gerimis

Sehabis makan sepulangnya shalat jumat, semuanya membantu memperbaiki genteng yang pecah, yang naik ke atap rumah, saya Aswan, Yasin ikut-ikut an naik, tapi kerja anak thalasemia satu ini hanya mengganggu aja, yang minta dipegangin segala, proses penggantian genteng, penutupan plastik aspal pada genteng yang tidak bisa di angkat kerena terletak di karpusan, dan pembentulan letak sambungan dan sisipan genteng yang coak-coak sisinya, semuanya berakhir saat shalat Ashar berkumandang sejam yang lalu, hujan pun turun semua bergegas turun.

Menjemput Istri

Kamis, 20 Januari 2005.

Bus Bandara Blok M ke Bandara Cengkareng telah lewat, saat itu jam menunjukan pukul 11.00, saya berjalan bergegas, terminal pemberangkatan masih 400 meter lagi , saya berharap akan naik bus periode berikutnya, bus bandara diberangkatkan setiap setengah jam sekali. sewaktu saya menelepon tadi pagi, ia mengabarkan akan naik pesawat Celebes Air yang berangkat dari Makasar 13.00 siang, masih banyak waktu pikirku.

Bus Bandara itu akhirnya kudapat, yang naik baru beberapa orang, jam di bus menunjukan pukul 11,11 siang, mendekati jam pemberangkatan pengamen jalanan masuk ruang bus dan mulai bernyanyi, tepat jam 11,30 bus diberangkatkan, bus sudah penuh sesak, kapasitas bus periode ini kecil, 25 tempat duduk, banyak yang berdiri.

Dalam perjalanan ke Bandara saya berfikir, pemerintah negaraku dalam menentukan waktu shalat idul adha saja kok beda-beda, sebagian besar orang mengerjakan ikut pemerintah yaitu hari Jumat, 21 Janusri 2005, sedangkan yang shalat idul adha hari ini berpedoman bahwa hari ini jemaah haji di Makka Arab Saudi sedang merayakan Shalat Idul Adha, sedangkan di indonesia 4 jam terlebih dahulu, berarti beda waktu kan tidak terlalu sangat dengan Arab Saudi, sepantasnya shalat idul adha ya hari ini, kalau sampai hal ini pemerintah tidak bisa memutuskan, berarti pemerintah ini kurang pandailah untuk mengambil sikap, sehingga cenderung ragu pada segala tingka lakunya termasuk dalam penentuan kapan bencana alam seperti tsunami di Aceh, sudah bisa dipastikan pemerintah tidak bisa menentukan, tetapi kenapa pemerinrttah negara lain kok bisa, bukan manusiakah mereka.

Kecerdasan berfikir itu biasa nya menutup kesemua aspek, orang cerdas tidak bisa sepotong-potong, sehingga islam dengan segala ketentuan pembatasannya dan ketetntuan penganjurannya, seharusnya diimbangi dengan sikap ketepatan waktu mennetukan pelaksanaannya dan mengikuti aturan sunah rosul, tidak menambah-nambah yang disebut bi'dah.

Tidak terasa bus telah sampai di bandara, sewaktu ada penumpang ada yang menanyakan dimana terminal penjemputan pesawat Celebes Air, supir bus menunjukan terminal 1 C, di terminal itulah saya turun bersama penumpang bapak dengan seorang cucunya menjemput anaknya dari Makasar, setibanya di teras bandara saya melihat kearah musholah orang mengerjakan shalat dlhuhur, akhirnya kuputuskan terlebih dahulu mengerjakan shalat dlhuhur, berjamaah dengan penumpang lainnya.

Lama menunggu, akhirnya timbul pikiran, apakah mungkin saya salah menunggu, saya mencoba menanyakan kebagian informasi betulkan di terminal ini saya menunggu kedatangan pesawat Celebes Air dari Makasar, ternyata jawaban bagian penerangan itu sangat mengejutkan, bapak seharusnya menunggu di terminal 1B, berarti saya harus berjalan kekiri sejauh 500 m lagi, kesana saya menuju, memang inilah bangsaku, informasinya tidak bisa dipegang.

Setibanya di terminal 1 B saya menanyakan ke bagian reservasi kedatangan di pintu masuk apakah betul pesawat Celebes Air dari Makasar nanti turun di terminal ini, betul katanya dan jamnya nanti 14.45. sekarang jam baru menunjukkan 13.00, berarti ada waktu untuk makan siang, saya ,mencari makan siang, saya tahu jikalau harga makanan di bandara adalah mahal, sayapun tahu jikalau banyak juga orang yang punya uang pas-pas an.

Saya melihat kearah parkir kendaraan jemputan dan taksi, saya pikir pasti banyak para supir yang mempunyai warung atau tempat makan, betul juga akhirnya saya menuju kesana, setibanya disana saya lihat warung itu banyak dikerubuti oang-orang yang hendak makan siang, model jualannya adalah satu paket nasi dengan sayur harga standard Rp 4 000,- sepiring, sayurnya ada pilihan, soup-soup an atau sayur asem, kemudian jikalau ,mau menambah ada banyak bungkusan plastik yang berisi cumi-cumi balado dihargai Rp 5 000 ,- sebungkus rendang sepotong daging harga Rp 4 000 ,- dan banyak lagi. saya memutuskan membeli makan siang nasi paket dengan soup-soupan, bagiku sudah cukup sedap, sebab didalam sayur soup itu sudah terdapat potongan daging sapi.

 Kembali lagi keterminal kedatangan dan menunggu, jam sudah menunjukan 14.00, akhirnya tapat jam 15.00 saya melihat istri bersama bayi Fifi yang digendong sambil membawa tas tentengan, saya cepat menghampiri, dan menggendong Fifi, ternyata fifi sedang buang air besar dan diganti celananya, sambil menunggu kedatangan bus yang akan membawa ke Terminal Kampung Rambutan, bus yang ditunggu itu datang, bus berangkat jam 15.30.

Selama perjalanan istri ceritra jikalau bapak mertua sakitnya, semua terkosentrasi di rumah sakit, tidak ada yang mikirin akan membawa oleh-oleh, tetapi sewaktu istri pamitan akan pulang ke Jakarta di rumah sakit, ayah mertua dalam keadaan sadar, sempat melambaikan tangannya ke Fifi.

Melewati kemacetan kota Jakarta disore hari dan tiba di terminal Kampung Rambutan jam 17.00, langsung mencari musholah untuk mengerjakan sholat Ashar, setelah itu makan bakso terlebih dahulu dihalaman musholah,

Setelah mendapatkan angkot 121 tujuan Cileungsi saya berpisah lagi dengan istri, ia naik angkpot itu pulang sedangkan saya naik metromini nomer 76 tujuan blok M untuk mengambil motor di kantor.
Jam 18.45 saya memasuki kantor, langsung mengerjakan shalat Maghrib, di awal malam itu saya berteman menteri Perumahan satu lift dengan saya denga dua orang pengawalnya, tidak terjadi komunikasi. sebab mendadak.

Meninggalkan kantor untuk pulang jam 19.00, selama perjalanan tidak terlalu macet, sempat isi bensin terlebih dahulu, kemudian meluncur pulang, disepanjang perjalanan mendengar Hp berbunyi tetapi saya biarkan saja takut kecelakaan ditengah keramaian lalu lintas, jalanan basah habis hujan seharian, setiap melewati musholah atau masjid selalu terdengar gemah takbir idul adha, akhirnya tiba di pangkalan penjualan sapi kurban yang saya beli telah membayar separuhnya, malam ini saya bayar lunas sisanya sebesar Rp 2 800 000 ,- saya melihat sendiri sapi dinaikan ke atas truk tetapi tidak sendirian, diatas truk itu sapi berteman dua ekor lainnya, berarti akan keliling mengantarnya entah saya dapat giliran yang kebebarapa.

Menggiring sapi di tengah malam.

Istri yang baru datang dari Makasar bersama anak-anak menunggu dimana sapinya, kapan diantarnya, hingga ngantuk pun datang menghampiri, akhirnya seisi rumah tertidur.
Ditengan malam pintu diketok seseorang, setelah dibuka, rupanya ia utusan dari masjid, memberitahukan jikalau sapi telah tiba, akhirnya saya memutuskan naik motor jemputan itu untuk pergi ke masjid untuk menengok sapi yang datangnya ditengah malam.
Dan sesampainya dihalaman masjid, sapi itu telah diikat dipagar masjid, saya hanya menyalami pengantar sapi dengan mobil bak terbukanya, sipengantar sapi ya si penjual sapi yang menentukan harga sapi itu juga.
setelah selesai bincang-bincang di iringi ngantuk yang amat sangat, halaman masjid saya tinggalkan untuk melanjutkan tidur malam.

Khamis, Januari 20, 2005

Habis Shalat Idul Adha berangkat ke kantor.

Kamis, 20 Januari 2005

Berangkat jam 06.00, bisa tepat sebab sudah sahur sejak jam 04.00, tinggal bangunin anak-anak tepat terdengar adzan shubuh, berangkat kekantor bersama Yasin, Astari, Tyas. mereka semua turun disekolahnya masing-masing, hari belum hujan tetapi mendung masih menggantung.
Merasa belum shalat dlhuha, berusaha mencari masjid dan waktu dlhuha telah masuk, sedang mencari, tiba - tiba nmelihat jemaah shalat, saya pikir orang tua TK Islam sedang latihan manasik haji, ternyata itu shalat Idul Adha yang sedang menunggu waktu shalat, bertempat dihalaman supermarket Ramayana.
Mata saya melihat, pancaindra saya menyadari jikalau itu adalah shalat idhul adha, berarti puasa wukuf arawah hari ini yang saya lakukan adalah batal, saya harus ikut rombongan shalat Idul Adha,
Setelah shalat selesai, ya langsung ke tempat kerja, ini baru kali ini, habis shalat ied, pergi ketempat kerja.
Langsung ngambil uang di Bank Mandiri Kantor, untuk membayar kekurangan beli sapi sebesar Rp 2 800 000,-

RSCM hari ke tiga

Selasa, 18 Januari 2005

RSCM hari ke tiga

Hujan menderas, berangkat dengan mantel, hujan menderas sepanjang jalan, hingga di RSCM jam 09.00, langsung antri menunggu didepan bank darah setelah membeliin gorengan buat Yasin, Yasin makan gorengan itu sambil duduk tertib menunggu.
Jam 10.30 darah pun didapan , proses pembayarannya kemaren. pada saat penudsukan jarum transfusi ditangan kanannya Yasin, timbul pembengkakan, reaksi tubuh Yasin terhadap Jarum, sehingga bengkak. pindah tangan yang ditusuk, sekarang disertai jarum aboket dan membeli Rp 4 000,- kemudian proses transfusi berjalan lancar.
Jam 12.00 transfusi sudah selesai dilakukan, kemudian kembali berjalan mencari makanan di warung tegal dibelakang RSCM, sekarang yang dipesan dua piring @ Rp 3000 ,- dan Yasinnya menyisakan makanan saya yang melanjutkan, setelah itu shalat Dlhuhur di Masjid RSCM kemudian pulang.
Sepulangnya sempat mampir ke Hero Swalayan di Karanggan Cibubur membeli 10 dos susu frisian flag sebab ada diskonnya. Ayam 3/4 Kg, mie sedap rasa kare ayam sepuluh biji, sikat giginya Astari yang sudah lama merengek minta dibeliin, masuk rumah tepat azhan ashar jam 15.30

Pasang Obat Suntik Desferal

Obat Suntik Desferal ini gunanya mengambil zat besi yang disisahkan oleh darah bulan-bulan kemaren supaya tidak menumpuk di limpahnya, di ginjalnya, di hatinya, dikulitnya, dosis untuk Yasin 500 mg, seharusnya dipasang dengan alat pendorong kepunyaan kakaknya Tyas, tetapi kerena kerjanya alat sangat lambat maka Yasin minta didorong bapaknya aja tetapi dengan hitungan waktu yang akurat, 500 mg itu kan terdapat 50 strip poengukur dipinggir alat suntiknya, sehingga setiap 20 menit alat suntik itu didorong maju satu strip, demikian sampai habis. setelah shalat Isya jam 20.00 obat suntik itu habis terkirim semuanya dibawah kulit dibagian perut disisi pusarrnya.

RSCM hari ke dua

Senin, 17 Januari 2005

RSCM hari ke dua

Hujan semalaman, merubah jalanan didepan rumah berlumpur, endapan air semalam, diputuskan berangkat jam 06.30, sebab akan ke RSCM hari kedua.
Rezeki, hujan tidak turun sepanjang perjalanan dari rumah ke RSCM, Sahur tadi pagi hanya berteman gorengan lele sisa semalam dan kopi manis, sehingga waktu berangkat ke RSCM, ya... kering aja, tetapi setibanya di RSCM jam 08.30 hujan menderas, Yasin perlu diberi penghangat, dibeliian gorengan ubi 3 lembar @ Rp 300 ,- dan nongkrong didepan penjual energen serial coklat Rp 1500 ,- segelas. 
Nunggu lama didepan bank darah, sampai tidak berani meninggalkan untuk shalat dhluha, sekitar jam 11.30 baru darah bisa diambil setelah membayar Rp 110 000 ,- untuk dua kantong, dua hari. kemudian membayar tindakan proses transfusi dan ruangan sehari Rp 30 000, untuk 2 hari bayar didepan menjadi Rp 60 000 ,-
Pada saat saya membayar uang tindakan diloket bawah, dan saya naik lagi, yasin sedang bermasalah, yaitu masuknya udara dalam selang darah, sehingga perlu penanganan serius untuk mengeluarkannya. pasda saat penanganan itu suster datang dengan perasaan berat dan setelah selesai tindakan ia berkomentar, kalau beli yang baik selang transfusinya.
Jam 13.00 siang Yasin telah selesai proses transfusi, sekarang melangkah untuk mencari makan siang, masuk kantin Kedokteran UI Yasin banyak menolak, kemudian diputuskan untuk shalat dlhuhur terlebih dahulu dimushalah disamping perpustakan Kedokteran UI, setelah itu berjalan lagi mencari makanan, pada saat mencari dihalam RSCM ketemu dengan Bembi teman kantor yang sedang kontrol akibat pembesaran kelenjar gondoknya.
Diwarung tegal dibelakang RSCM, beli nasi Rp 2000,- untuk Yasin seorang, nasinya sedikit aja dengan sayur kacang panjang dan lauknya bergedel dua biji, makanan itu disantap habis.
Jam 14,00 siang RSCM kutinggalkan, bergoncengan dengan Yasin kendaraan langsung meluncur ke Cawang Uki, lewat celilitan, Kramat Jati berjalan perlahan kerena melewati pasar, kemudian Pasar Rebo, disini ada macet lampu lalu lintas. Akhirnya sampai di rumah jam 16.00.
Sesampainya dirumah Yasin, dibuatkan jamu parutan temulawak, untuk menetralisir hepatitis yang masuk bersama darah. 

Menjaga Yasin

Minggu 16 Januari 2005

Menjaga Yasin yang Hb darahnya belum ada perbaikan, sengaja kasurdiobiarkan seharian didepan TV, sehingga terlihat santai benar, pagi-pagi setelah shalat shubuh kacang ijo buat sarapan anak-anak sudah mulai kubuat, sehingga nanti sekitar jam 06,00 sudah bisa dimakan.

Menengok Sapi

Sabtu 15 Januari 2005

Tengok Sapi

Ada Pengumuman Jikalau listrik akan padam sejak jam 08.00, sehingga sehadis shalat shubuh yang dikejar adalah mengerjakan cucian, kemudian mengantarkan Tyasnya ke sekolah, Yasin dan Astari tidak sekolah, Yasin memang Hbnya rendah dan belum dapat darah, sedang Astarinya kerena Atap sekolahnya sedang diperbaiki gentengnya.
sewaktu mengantarkan Tyasnya ke sekolah. mmelewati pedagang sapi dan setelah mengantar Tyas kemusidan mampir ke pedagang sapi kurban, kusapa mereka dan kutanyakan mengapa kok lesu, kemungkinan terkenan udara malam sambil menjaga sapinya, dari sekian banyak sapi saya tertarik pada sapi yang memnuhi syarat dan disepakati harganya Rp 5 800 000 yang tiga ratus untuk memeliharanya seminggu katanya, tapi saya tidak membawa uang saat itu, membawa uang hanya sekedar untuk kepasar untuk membeli lauk pauk, akhirnya disepakati jikalau saya haruys pulang dahulu, kemudian mampinr ke pasar,
di pasar yang dibeli ikan lele 1 kg, kok kesiangan pak katanya pedagang lele, habis ada pengumuman listrik akan mati jadi harus memberesi urusan air dirumah, kemudian beli ikan ekor juning, bumbu untuk menggoreng ikan, kankung 1 ikat besar dan apel hijau 1 kg buncis 1 kg pesanannya Tyas, sakhirnya pulang, sesampainya dirumah secepatnya mengolah makanan itu untuk dimakan, tidak beberapa lama kemudian makan pagi kami nbertiga Yasuin Asratari dan Saya sambil berlauk ikan ekor kuning, sedap, setelah itu ke pedagang Sapi bertiga, tengokin sapi yang akan dijadikan kurban sambil membayar uang muka, sesampainya di sana saya membayar Rp 3 000 000 ,-

Ke RSCM hari Pertama

Jumat 14 Januari 2005

Ke RSCM hari pertama

Kali ini yang ikut cuma Yasin, sebab sudah terlihat pucat sekali, dan makannya sangat susah, Tyasnya hanya ikut sampai Kramat Jati untukl selanjutnya naik kopaja melanjutkan ke Blok M ke Kantor untuk kontrol giginya di poliklinik PU kantor.
Sesampainya di RSCM membayar loket Rp 27 500 membayar Lab darah Rp 22 500 dan ternyata Hb nya Yasin 6,5
Shalat Juamat di Masjih ARH UI dengan topik Jumat perihal kurnam, pulang sampai dirumah jam 16.00, lewat Klender, Kalimalang, Bekasi dan Cileungsi, Gandoang.

Khamis, Januari 13, 2005

Rumah Starter

Rumah Starter.


Mengambil hikma dari sifat alam adalah terbatas, ketersediaan sumber daya adalah juga terbatas, bagaimana cara menangani pengungsi Aceh yang sedemikian besarnya dan harus melingkup sebanyak-banyaknya individu korban tsunami.

Dan jadikan semua peristiwa adalah pembelajaran, sehingga mengapa kita tidak memanfaatkan semua ini untuk mepotensialkan masyarakat setempat dengan bantuan yang ikut mengguyurnya.

Rumah starter adalah rumah inti dimana keluarga minimal bisa hidup dan berkembang, dan rumah sendiri bisa dikembangkan secara fleksible.

Konsep rumah ini bisa diwujudkan dalam rumah bertingkat, lantai dua atau empat, atau banyak. dan yang diambil adalah generiknya saja. Yaitu hal-hal yang pokok-pokok saja.

A. Rumah starter dalam bentuk Flat.

Tidak bisa disebut rumah, tetapi kamar-kamar yang terbagi, dalam satu kompound dan diatur dalam beberapa tingkat, hal generik yang harus ditanggung pemerintah dan bantuan asing lainnya terbatas pada konstruksi utama bangunan, kanstruksi dinding luar, konstruksi dinding pembagi, konstruksi lantai, kanstruksi sirkulasi vertical, penghawaan sudah diatur secara alamia sehingga perencanaan bentuk bangunan sebatas bentuk-bentuk linier, konstruksi saniteir termasuk pembuangan limbah makro, dsitribusi air bersih. Dan terakhir adalah konstruksi atap.

Jikalau tidak ada pencatutan dana bantuan masyarakat korban tsunami, perwujudan bangunan ini sangat cepat dan praktis, dan murah. Diusahakan setiap layer/ lantai bangunan jangan melebihi 40 rumah tangga, dan setiap tingkat jangan melewati empat lantai.

Dimana letak staternya, disebabkan keterbatasan konstruksi perluasan hunian setiap warga, maka starternya diharapkan tumbuh sebagai dorongan untuk mampu membangun ditempat lain dengan cara swadaya, selama kemampuan swadaya itu belum dimiliki, ia harus ditampung di rumah starter ini.



B. Rumah starter dalam bentuk unit sendiri dihalaman luas

Rumah, ya rumah sebab bangunan yang ditinggali satu keluarga itu hinggap di bumi, kemudian rumah starter yang dibiayai pemerintah dan dana bantuan itu terbatas pada konstruksi tiang utama, dinding luar, lobang-lobang jendela tanpa daun dan lobang pintu juga tanpa daun. Dan kontruksi atap, selebihnya adalah swadaya.

Bagaimana mengharap rumah starter itu berfungsi baik, apabila halaman yang disiapkan untu setiap unit rumah mencukupi, untuk wilayah perkotaan harus cukup dengan lahan 120 m2 sedangkan untuk wilayah pinggir dan perdesaan bisa lebih besar.





C.Menghitung ulang hak property korban bencana

Kesempatan baik, untuk mewujudkan Aceh yang lebih manusiawi. Jujur dan tidak mempermainkan hukum, adalah bagaimana menghitung asset property korban tsunami, satu hal yang ditekankan adalah tidak sejengkal tanah dari para korban stunami hilang tanpa ujung pangkal, kecuali yang tergerus oleh banjir dan limbasan air.

Bagaimana caranya, ya dipetakan ulang, ada peta Aceh setelah bencana, tetapi bagaimana mencari data peta Aceh sebelum bencana. Dari kedua data itu dijodohkan, mana yang terbaca dan ada warisnya, tetapi dalam penataan ulang Aceh, lahan itu sudah diperuntukan pada penggunaan lain, maka sipemilik pertama harus mendapat hak pergantian.

Saya melihat Tuhan Maha Pemurah, pasti tidak segelap itu menyelusuri hak property kurban tsunami, yang ingin diangkat dari pemikiran ini adalah penghitungan ulang sambil menata kembali kedepan bagaimana wujud Aceh mendatang, jadi jangan mengharap penataan ulang Aceh akan melahirkan Aceh sebelum bencana.

Penataan ulang Aceh akan melahirkan berbagai pemikiran, budaya Aceh harus tetap dilestarikan, budaya itu mempertemukan banyak perbedaan. Perwujudan space dari budaya itu adalah ruang yang luas berupa halaman yang disangkutkan kemana, kalau mau ditegakan syariat Islam maka untuk mewadahi budaya itu perlu halaman masjid yang luas, kalau budaya itu mau disangkutkan ke tata pemerintahan yang seperti sekarang ini, maka diperlukan halaman yang luas didepan kantor gubernuran, dan kalau budaya itu mau disangkutkan ke Keraton atau kerajaan Aceh terdahulu maka perlu dicarikan situs-situs keraton yang masih ada untuk tempat penambatan budaya tersebut.
Bagaimanapun juga bencana itu sifatnya spesifik, tetapi bantuan itu sifatnya umum, sehingga dua kutub ini jangan disatukan, contohnya kerena keterbatasan waktu maka rumah bantuan yang sekian ratus ribu unit diwujudkan dalam bentuk rumah unit standard yang cil cil cil, kecil, mencicil pembayarannya dan terpencil letaknya, sehingga akan menambah permasalahan baru, yang budaya hilanglah, antara lain.


Terima kasih




Ir.H. Siswoyo Seputro.

Juru Masak

Kamis 13 Januari 2005.

Juru Masak sebelum ke kantor.

Menjadi juru masak terlebih dahulu, sebelum berangkat kekantor, sudah dua hari ini semenjak ibunya anak-anak terbang ke Makasar melihat orang tua/ayahnya yang sedang berbaring lemah di RS Tamalanrea Makasar, kerena pecah pembuluh darah di otaknya, saya harus memasak terlebih dahulu sebelum meninggalkan rumah.

Yang menjadi bayangan adalah, anakku Yasin yang sangat sukar sekali makannya, dia memasuki rumah setelah pulang dari sekolah jam 12.00, ternyata rumah sunyi dan tidak ada makanan lagi.

Saya tidak mau hal itu terjadi, saya harus kuat, masak terlebih dahulu sebelum meninggalkan rumah.

Ya.. ya.. ya tadi pagi yang dimasak adalah tumis tauge campur sawi, kesibukan dirumah sudah aktif sejak jam 02.30 pagi, saat saya sadar saya harus mengerjakan puasa hari Kamis hari ini, mempersiapkan hidangan sahur sendirian, pada saat jam menunjukan jam 03.15, shalat tahajud baru dimulai, dan dikompor gas sudah dijerang air untuk membuat kopi sahur, dan ikan yang sudah dibumbui digoreng perlahan sebab membeku dari kulkas, perhitungannnya setelah shalat tahajud selesai semuanya sudah matang, makah sahur dimulai jam 03.45. cukup waktu bagiku, toh yang dimakan juga apa, dua ekor ikan goreng dan nasi sepiring, ditemani kopi secangkir besar.

Rabu, Januari 12, 2005

Istri berangkat ke Makasar

11 Januari 2005

Mengimami Shalat Shubuh di bawah tangga

Setibanya di bandara Sukarno Hatta, yang dikerjakan pertama adalah secepatnya mencari tempat shalat shubuh, soalnya jam sudah menunjukan pukul 04.45 wib, Yasin yang ikut serta mengantar ibunya ke bandara ikut berlari perlahan mencari dimana mushola berada, akhirnya diketemukan setelah seorang pembersih lantai bandara menunjukan tempatnya dibawah tangga besar.

Ternyata musholah yang sedemikian sempitnya itu banyak juga yang sholat, hanya terlihat kotor, bekas tiduran semalaman.

Tetapi, sewaktu shalat, Fifinya si bayi yang baru bisa berjalan ini, lepas dari barisan jemaah yang saya imami. begitu salam saya bergegas mencari, untungnya dia ditahan mata oleh penjaga kebersihan ruang shalat.

Keberangkatan ke Bandara tadi pagi diantar tetangga,Warsin, dengan mobil toyota kijang putihnya, sekitar jam 03.00 pagi, sampai di terminal Kampung Rambutan jam 03.40, langsung pindah ke Bus Damri Cengkareng.
Tepat jam 04.01 bus mulai bergerak, dan menembus kesunyian jalan Jakarta menuju Bandara.

Pulang

Setelah Istri dan Fifi memasuki ruang keberangkatan, saya dan Yasin mencoba melihat dari balik jendela kaca besar di dinding bandara, kumelihat mereka berhenti pada pendaftaran penumpang pada tujuan Makasar dengan maskapai penerbangan Adam Air, kemudian terlihat mengeluarkan uang, pasti membayar airport taks pikirku, kemudian kulihat berjalan lagi, Yasin sangat antusias melihat langkah-langkah kaki ibunya bersama adiknya menaiki tangga anjungan, Yasin nya pun ikut mengejar disisi luar, sayapun mengikutinya, dan terkihat ibunya berkali-kali berhenti membetulkan sepatu bayi yang dipakai Fifi, Fifinya nggak mau digendong rupanya, inginnya berjalan dilorong panjang bandara udara. sampai tak terlihat lagi, baru saya putuskan untuk pulang.

Menunggu bus yang akan pulang kembali ke Terminal Kampung Rambutan, sewaktu menunggu bersama keluarga muda dengan anak dua, dari Irian Jaya rupanya, terlihat dari keriting rambut dan panjang badannya, ternyata datang juga bus itu, dan benar juga, Yasin bilang, pa itu mobil yang kita naiki tadi pagi. Bus itu sempat dua kali mengelilingi bandara mencari penumpang yang akan pulang ke Kampung Rambutan. setiap memasuki terminal ( ada banyak terminal I A. I B, C, D E dan F ) banyak pesawat yang parkir dan Yasin selalu bertanya, nama pesawat tersebut.

Selama perjalanan pulang pagi itu, Yasinnnya tertidur, dia tidak mau duduk sendiri, maunya dipangku.

Setibanya di Terminal kampung rambutan, ganti angkot menuju Cileungsi, dan setibanya di Cileungsi ganti angkot lagi menuju Gandoang, sebelum berjalan menuju rumah sejauh 1100 m, mampir terlebih dahulu ke minimarket alfa untuk membeli roti.

Isnin, Januari 10, 2005

Mertua ku Sakit

Senin, 10 Januari 2005

Telepon itu berdering kemaren pagi, minggu 9 Januari 2005, dari adik ipar, memberitahukan jikalau ayah mertua masuk rumah sakit sejak hari sabtu pagi.

Telepon hari ini ternyata ayah mertua sakit stroke, perdarahan di kepala, disertai penguningan yang berarti terganggu livernya.

Mencoba konsultasi ke dokter Mas Budha di Bali melalui Hpnya, ternyata itu adalah sakit stroke, tidak usah dioperasi jikalau usia diatas 70 tahun, ada penguningan berarti terganggu livernya, umumnya dokter tidak mau ambil tindakan operatif jikalau ada gangguan fungsi livernya.

Keputusan Berangkat.

Akhirnya diputuskan Ibunya anak-anak berangkat bersama sang bayi fifi, naik pesawat Adam Air, besok, jam 6.25 pagi.

Jumaat, Januari 07, 2005

Motor Ngadat Lagi

Kamis, 6 Januari 2005

Kali ini sangat parah, pagi hari sewaktu memanasi mesin motor, sebelum jam 06.00, saya mencoba mengendarai motor bersama Fifi, sibayi kecil yang selalu mengantar ayahnya ke kantor, ternyata motor tidak mau bergerak, walau dimasukan persneling 1.

Tetangga belakang mencoba menolong, seraya mencoba menghidupkan mesin dan memasukan ke persneling 1 tetapi roda belakang berhenti sewaktu ditahan dengan kakinya, wah ini kampas kopling, katanya.

Setelah shalat dhluha jam 06.30, saya mendorong motor menuju bengkel, perjalanan 1000 m itu terasa jauh, sesampainya di bengkel, saya menceritrakan perihal kampas kopling pada motor, tetapi tukang bengkel mengatakan rasanya sih bukan kampas kopling, mari kita lihat, dan tidak seberapa lama motor pun dibongkar.

Setelah terbuka semua, baru diketahui jikalau bukan hanya kampas kompling yang harus diganti, tetapi rumah kopling juga harus diganti, sebab pinggirannya sudah termakan kopling.

Mengingat waktu, setelah anak buah bengkel itu berusaha mencari pengganti yang serupa disekitar bengkel, toh juga tidak ada, maka saya mau ikut mencari rumah kopling di kota kecamatan Jonggol.
Tidak beberapa lama pun saya telah berkendaraan angkot biru jurusan Jonggol sambil membawa sample rumah kopling yang akan diganti.

Sewaktu angkot yang saya naiki menurunkan saya di ujung pasar baru kota Jonggol, saya bertanya, tadi katanya tahu toko yang menjual onderdil motor, tukang angkot itu hanya tenang saja tidak bereaksi.

Akhirnya saya harus menaiki angkot lagi sebab orang banyak mengatakan toko onderdil telah kelewatan jauh, Kota Jonggol termasuk kota kecamatan lama, terlihat dari pertokoan nya masih bergaya lama, tetapi herannya toko onderdil motor banyak juga, dari yang kecil sampai yang kecil tetapi lengkap yang dijual, toko pertama yang saya masuki, mengatakan jikalau rumah kopling yang saya contohkan itu tidak ada, saya berjalan lagi, hingga lima toko, pada toko onderdil yang kelima, antara harap cemas, saya mengharap semoga toko terakhir ini ada menyediakan barangnya.

Setelah barang yang saya sodorkan sebagai contoh barang yang dicari diterima pemilik toko, kemudian sipemilik itu menghilang dibalik rak rak jualan anderdil motor yang penuh sesak, tidak seberapa lama pemilik toko itu kembali sambil membawa sebungkus karton yang berisi barang yang saya cari.

Lega rasanya perasaan, waktu telah lama hilang, setelah membayar Rp 30 000,- saya kembali berkendara angkot menuju bengkel dimana motor dibongkar, ada suatu kesan terhadap kehidupan di kota Jonggol, yaitu semangat berusaha manusianya sangat tinggi, apa saja terlihat dijual, dari terlihat adanya beberapa unggukan pasir bahan bangunan di sepanjang jalan 2 km sebelaum memasuki desa Gandoang, kemudian rumah makan yang berserakan dengan berbagai makanannya, mengingat kota ini dilewati kendaraan ke Bandung dari Jakarta apabila kondisi kendaraan di Puncak Cianjur macet, dan yang lebih memukau adalah banyaknya toko onderdil motor.

Sejak dahulu, masyarakat Cariu, masyarakat Jonggol, dan masyarakat Cileungsi, sangat tajam seleranya soal motor, ternyata ada banyak toko onderdil ini yang menyebabkab jaminan service kendaraan bermotor bisa berharap hidup, walau kerusakannya seseram apapun.

Setibanya di bengkel motor dimana kendaraan saya lagi dibongkar, saya serahkan barang yang saya cari dan ternyata tidak sampai 30 menit, kendaraan sudah usai, setelah diperkeras beberapa baut maka kendaraan siap dibawa pulang, rincian yang harus dibayar dibengkel adalah biaya bongkar pasang Rp 15 000,- biaya Kampas Kopling Rp 35 000,- Olie Federal yang diganti Rp 17 000,- masih lebih murah jikalau bengkel di Jakarta.

Demam Lagi

Setelah dari bengkel, istri minta diantar bayar listrik, tidak usa kekantor katanya, melihat saya agak pucat, memang hari ini kamis saya melakukan puasa, tetapi badan terasa demam sedkit. setelah bayar listrik, saya istirahat tiduran dan cukup nyenyak selama 10 menit, kemudian istri minta diantar ke Puskesmas kerena sakit giginya, jam sudah menujukan 11.30 siang, sepulang dari Puskesmas, saya demam, istirahat lagi. ternyata dema ini sangat memuncak pada jam 1.00 tengah malam, terpaksa harus mengambil kunyit dan dibuka lantas dicuci dan dikunyah dan ditelan, terasa enak dan badan dingin, akhirnya ngantukpun datang