selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Isnin, Mac 21, 2005

Tepat jam 20.00

Minggu 20 Maret 2005

Pagi-pagi sesudah shalat shubuh sudah siap-siap kepasar, sebab kopi yang dibuat istribelum selesai, duduk ini tidak beringsut dari sajadah shalat, maka dilanjutkan saja me tilawah Al Quran sambil membazca artinya, sambil membangunkan anak-anak dari tidur malamnya.
Kopi pun dihidangkan, pembacaan Al Quaran dihentikan, dan persiapan kepasar dimulai, benak ini sudah teringat masakan apa yang hendak di explrorasi hari ini, yang harus dibeli adalah 1 kg Kentang, 1/2 kg udang agak besar, ati ayam dan rempelonya 5 biji, jamur merang 1/4 kg, tauge kecil cambanya gopek aja, bawang merah, bawang putih, kecap, merica, bawang bombay.

Pagi masih menjelang, tetapi datangnya shubuh pagi ini terasa siang, jam lima kurang seperempat baru terdengar adzan dikumandangkan dimasjid, sehingga keluar rumah paling cepat 45 menit setelah adzan.
Pergi kepasar bersama istri, di iringi tangisannya Fifi yang sudah bangun, udara masih lembab, gelap meremang sudah terangkat fajar, jalan masih sepi, kendaraan santai aja, setibanya dipasar setelah parkir secepatnya mencari tempat tersembunyi sebab kepingin pipis menahan dingin.

Sepulangnya dari pasar, semua bahan sudah didapat, anak-anak sudah menunggu, Fifi nya menari-nari, sebab yang diincer adalah pisang kesenangannya, saya cepat memerintahkan anak-anak untuk membantu, mengambil wadah untuk memisahkan satu persatu bagian yang akan dimasak, semuanya dihamparkan dilantai bersih biasa dipakai shalat, kalau semuanya terlihat maka dihindari lupa untuk memasukan bahan yang akan dimasak, dan bisa direncanakan mana yang masuk dahulu dan mana yang kemudian, resep masakan ini dilihat sehari sebelumnya di telivisi ada yang menanyangkan sajian ini, saya pikir kok gampang amat ya, enak lagi.

Setelah semua dipotong, dicuci, dipotong tipis-tipis, dirajang, disiangi, lalu ke atas kompor untuk memulai masak, melihat bapaknya masuk dapur, semua anak-anak ikut masuk dapur, sampai bayi Fifi juga ikut minta duduk disamping kompor, dan kerena sempitnya tempat, yasin menyenggol kecap, tumpah sedikit.

Masakan sudah diproses, dibagi dua, untuk dimakan langsung dan untuk makan malam, janji makan siang tidak ada, semuanya setuju, dan semuanya sudah duduk siap untuk makan, lezat katanya Yasin, Pak ini bisa dijual pak, semuanya makan.

Hari minggu adalah hari istirahat, sesudah makan secxepatnya bersihkan badan dan shalat dlhuha kemuadian tidur, yang mau nonton tv boleh, cuci baju ditunda sore hari, tidur paling penting, ternyata yang tidur hampir semuanya kecuali Yasin yang masih aktif nonton tv.

Adzan dhuhur berkumandang, semuanya bangun, mandi dan shalat Dzhuhur, janji untuk tidak makan siang tidak bisa dipegang oleh anak-anak, semuanya makan siang, pada saat bersamaan lampu mati listrik padam, habis shalat listrik padam, berarti kajian Al Quran dilanjutkan lagi, sementara anak-anak makan siang.
60 menit kemudian lampu hidup, ide untuk melanjutkan mendesign masjid Jalan Sawaluntoh sedang memuncak, yang dibahas kali ini adalah design kuba masjid, setelah menghidupkan komputer dirumah, akhirnya saya tenggelam dalam design masjid.

Ashar pun datang, setelah shalat berjamaah dengan anak-anak, kembali masuk kekomputer untuk medesign masjid Jalan Sawahluntoh Manggarai dilanjutkan, pemikiran kali ini adalah diantara empat tiang penyangga kuba utama, terdapat ruang tembereng lingkaran kelebihan dari bulatan kuba, kuba sendiri dibuat segi 12, tampat kuba sudah didapat, cukup cantik.

Satu jam sebelum maghrib menjelang, saya harus menghentikan komputer, kerena belum menguduh/mengambil buah mengkudu yang semengkal, yang telah kuning tetapi belum matang sama sekali, buah itu diambil sebanyak 10 buah, kemudian dicuci, setelah itu dipukul dengan batu sehingga hancur buang mengkudu itu, sebab kalau diutuhkan kerja blender untuk menghaluskan mengkudu sangat berat, dibantu dengan dipecah-pecah begini biar ringan kerjanya blender, kemudian dimasukan dalam blender diaksi air secukupnya asalh mengkudu dalam blender itu berputar setelah berputer 1 menit dan dilihat mengkudu sudah menjadi bubur lantas dituangkan dalam wadah, dan diperas dengan penyaringan kain lalu diminum satu gelas dengan buih-buihnya, badan terasa panas, semangat tinggi, hidup menjadi positif, semua minum mengkudu, termasuk anak-anak dan ibunya, setelah itu mengerjakan shalat maghrib, kemudian makan malam dan secepatnya mengambil kerjaan cucian yang sengaja tidak dikerjakan pagi tadi.

Saat adzan Isya dikumandangkan, badan sudah siap istirahat, seleasi shalat isya, si bayi Fifi merengek minta tidur, masukan sepeda motor, matikan lampu, baca doa, tepat jam 20.00 rumah sudah gelap dan sunyi. semuanya tenggelam dalam dengkur panjang untuk menyongsong hari esok.

Tiada ulasan: