selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Isnin, Disember 04, 2006

Tidak bisa tidur

Senen, 13 November 2006

Tidak bisa tidur, padahal tidak ngopi kemaren sore.

Makan Sahur untuk menjalankan puasa hari Senen.

Berangkat kekantor sudah dihadang kemacetan dijalan Simatupang menjelang sekolah High Scope.
Melepas kemacetan dengan melewati : belok kekanan keluar potong jalan Simatupang jalur kanan, memasuki Pangeran antasari dengan sedikit melawan arus kendaraan, Pangeran Antasari, belok kiri ke Cipete Raya, belok kiri ke Fatmawati dan belok kanan gang kecil untuk tembus dijalan Simatupang lagi, lumayan keluarnya diujung akhir lampu merah fatmawati sehingga jalanan sepi sampai di Pondok Indah.

Mencari informasi tentang rencana outboun di lembah hijau Cilotoh Puncak pas, sebab rencanannya hari Rabu, berarti berangkatnya hari Selasa, tetapi pagi ini belum ada informasi.

Siangnya sedikit ada telepon dari juru bayar jikalu peserta outbound mendapat uang saku sebesar limaratus ribu rupiah.

Hotel Mandarin

Minggu, 12 November 2006

Ke Hotel Mandari bersama Istri.

Pagi hari setelah shalat dhluha, berdua berkendaraan motor ke hotel Mandarin, jalanan cukup sepi, sewaktu di POM Bensin pertama yang dilihat dari rumah, langsung mengisi bensin sebanyak 12 000 rupiah. Motor kembali melaju, jalur jalan yang diambil adalah jalur jalan yang biasa digunakan kekantor, sehingga melewati Cibubur, Khong Guan Biskuit, Kopasus Cijantung, Simatupang, dan belok kanan kearah Buncit samapi ketemu jalan Tendean, belok kiri ke arah Mabes Polri, belok kanan ke Patimura dan tembus jalan Thamrin, putaran hotel Indonesia dan masuk hotel, parkir motor di lantai 6.
Setelah parkir sempat mengenakan baju kokok yang dibawa dari rumah dan berjalan menuju pintu kecil untuk memasuki lobby hotel Mandarin.

Hotel ini adalah hotel yang baru kali ini saya masukin, gang-gang lintasannya lebih banyak melingkar dan lobby hotel temeraman berwarna coklat ke merahan.

Sesampai di Hall Hotel Mandari peserta pertemuan produk yang bekerja dari rumah sudah banyak, saya dan istri langsung masuk tanpa registrasi terlebih dahulu, yang registrasi sekarang adalah para anggota yang lama yang sudah mempunai nomer pin.

Didalam ruang pertemuan, banyak para pengedar/distributor Makanan Kesehatan yang mempromosikan keberhasilannya Herbal life yang bisa menuruskan berat badannya sebanyak 20 kg ada yang turun 10 kg, macam – macam tingka laku mereka di panggung, mereka berteriak- teriak akan keberhasilan dan kesuksesan bisnis di Herbalife, ada yang berteriak sudah mendapatkan fee 20 juta.

Kemudian saya mulai mendekati salah seorang panitia yang mengundang dan menanyakan soal herbalife, dia menyarankan banyak keuntungan apabila terlibat dalam kegiatan herbalife tetapi harus membeli dahulu starter kit seharga Rp 500 000,- yang isinya adalah probuk makanan herbal yang harus dikonsumsi dan sampai terlihat menurun berat badannya.

Saya berprinsip, saya belum bekerja sudah mengeluarkan uang Rp 500 000 berarti bisnis ini harus ditinggalkan.

Sebelum meninggalkan hotel pagi itu sempat meminum kopi susu kremer, kemudian buang air kecil dan mulai berjalan keluar menuju tempat parkir di lantai 6.

Keluar dari hotel tidak mengalami hambatan apa-apa, jalanan minggu pagi ini masih sepi, motor diarahkan langsung ke Mampang Prapatan IV, menuju rumah seorang Istri dari Almarhum Dosen Arsitektur selamam pendidikan di Universitas Udayana, yaitu ibu Robi Sularto.

Saya berdua dengan istri sudah memasuki halaman ibu robi sularto, anjingnya yang putih besar menggonggong terus menerus, si anjing Anton terlihat agak lunak. Ia terlihat sering tidur.

Sewaktu menunggu di ruang duduk di meja makan berdua dengan istri, sementara ibu Robi sedang mandi, anjing itu berkali – kali akan mendekati saya. Samapi – sampai saya menyebut “ nak- nak jangan dekat-dekat sini nak”

Ibu Robi sudah mandi langsung silaturahmi, dan bu robi memberikan oleh-oleh dari Umro ke Mekkah berupa kain bungkus wanita hitam, beserta kudung hitamnya, yang biasa dikenakan oleh wanita Arab disana, kopiah putih haji dan tasbih.

Ia berceritra tentang Umroh yang dibayarin oleh teman-temannya dan kegiatannya sekarang kuliah di Al Azhar ilmu Dakwa perihal agama Islam.

Pulang, sewaktu dijalan istri berbisik jikalau anak-anak minta oleh-oleh, sehingga diputuskan membeli oleh-oleh mangga 3 kg Rp 10 000 ,-

Sewaktu dijalan pulang dalam kecepatan tinggi sempat motor mati, tetapi hidup lagi.

Kepasar sendirian

Sabtu,11 November 2006

Pagi hari setengah terang tanah sekitar jam 05.30 pagi sudah berangkat ke pasar, sendirian, jalanan licin dan banyak yang terlihat tergelincir sehingga harus perlahan-lahan.
Yang dibeli Daging has dalam ½ kg dan minta diiris tipis-tipis, bakso satu pak, tahu kuning dua puluh biji, otak-otak ikan satu bungkus, sayuran bayam tiga ikat, buncis ½ kg, tomat 1 kg dan blomkool ½ kg bit merah 3 biji.

Sesampai nya di rumah daging langsung dipanggang sebagian dan yang makan Yasin, sebab ia telah makan nasi terlebih dahulu sekarang ia makan daging panggangnya saja, proses membuat daging pangang beraroma saus tirem, sebab kemaren sore telah membeli saus tirem 3 botol. Sisa bumbu panggangan dijadikan tumisan untuk memasak otak-otak.


Sore hari sewaktu meminum jus sayuran yang terdiri agak banyak aneak ragam sayuran Yasin agak ngambek sebab melihat merah akibat reaksi buah bit yang di blender juga.

Membeli susu

Jumat,10 November 2006

Setelah shalat Jumat menerima honor kegiatan, merupakan syukur sebab susunya anak-anak sudah habis, setelah menerima langsung dibelanjakan ke supermarket Carefure, yang dibelanja adalah satu CD Phantom Of Opera sepuluh ribu rupiah, mie jawa dan mie Kare Melayu masing2 tiga biji, jas hujan ponco yang lagi dikorting seharga enam belas ribu, saus tirem tiga biji, susu coklat yang lagi naik harganya 4 biji, susu ful cream 1000 gram tigapuluh empat ribu rupiah

Dikantor tidak banyak yang dikerjakan hanya saja ada informasi jikalau sabtu besok ada lembur khusu group yang mengerjakan RKAL, sebab hari Senen besok akan di bawa ke Bekasi.

Anak tetangga sakit keras

Kamis,09 November 2006

Puasa sunnah hari Kamis

Jam 03.00 pagi terbangun akibat bunyi alrm Hp yang distel jam segitu. Langsung urus pompa air untuk menandah air yang masih mengecil juga alirannya.

Shalat tahajud, dan setelah itu makan sahur ternyata sudah jam 03.57

Sangat singkat makan sahurnya, sehingga sahurnya hanya minum susu segelas. Selesai

Dikantor tergeletak diatas meja undangan mengikuti Out Bound untuk kegiatan tertanggal 15 – 17 minggu depan.

Sekitar jam 10.00 pagi terbentik berita kawan sekantor yang ada akan mencari pemancingan dan dimakan hasil pemancingan disana, itu konsepnya, kemudian terlihat ada yang merancang hingga mobil siapa yang dibawa, melihat keseriusan sedemikian ini, saya menyatakan akan ikut bergabung dengan mereka.

Jam 10.40 sudah mendekati mobil satu, dinaiki oleh Deka sebagai pengemudi, Jay sebagai penumpang depan kiri, saya sebagai penumpang belakang kiri, Sari sebagai wanita satu-satunya sebagai penumpang tengah belakang dan Budi Dul yang bertanggung jawab memegang mobil plat merah ini duduk dibelakang kanan, saya berangkat hanya bersandal jepit dengan perkiraan nanti tidak usah repot-repot mencari alas kaki kalau sudah tiba saat shalat Dhuhur.

Kendaraan keluar kantor dan mencari bahan bakar dahulu Stasiun Pengisian Bahan Bakar di belakang kantor, setelah itu kendaraan melaju memasuki jalan tol ruas Pondok Indah Kampung Rambutan.

Sepanjang jalan yang dibahas masalah kegiatan masing-masing penumpang yang ditekuni, keadaan harmoni keluarga, hobi para istri dan kemampuan para suami untuk memenuhinya, hubungannnya dengan anak-anak, hal-hal lain pada kehidupan berkeluarga.

Mobil memasuki tol ruas Kampung Rambutan Ciawi Bogor, kendaraan melaju tidak terlalu kencang, asal tidak sampai disalip bus penumpang antar propinsi saja standardnya.

Akhirnya memasuki ujung akhir ruas jalan tol, dan berjumpa dengan pertigaan, dimana kalau saya berspeda motor bersama Yasin dipertigaan jalan itu selalu berhenti untuk memberi kesempatan melintas kendaraan yang keluar dari jalan tol.

Terlihat Budi Dul sedang menghubungi mobil ke dua yang ikut juga menayakan posisi sudah sampai dimana di jawab ada 5 km dibelakang mobil pertama.

Kendaraan melaju terus, sebab ini hari bukan hari dimana orang jakarta suka keluar melepas waktu di puncak, sehingga perjalanan terlihat lancar-lancar saja.

Mendekati pertigaan Taman Safari, mobil berjalan perlahan untuk mencari suatu nama yaitu „PANIN „ ternyata tidak ada sehingga diberanikan untuk bertanya pada seseorang penjaga toko kecil dirah selewatnya pertigaan Safari.

Ia menjawab tidak tahu, seingatnya tidak ada nama itu, kemudian terlihat Budi Dul berjalan kearah mendaki dan menanyakan seseorang, mungkin yang dimaksud Pan – in, ada dibawa sudah terlewat sejauh 3 Km.

Mobil diputar balik dan menuruni jalan kearah Bogor, mengambil konsep ada kesalahan lidah berucap dan salah dengar dirumuskan jikalau nanti terlihat ada nama mirip- mirip seperti itu berarti sasaran nya ya itu, akhirnya betul juga di depan di kiri jalan ada nama Vila bernama Fall – In , tetapi semua tidak merekomendasikan untuk memasuki tempat ini sebab tidak terlihat tulisan atau petunjuk ada tempat pemancingan.

Akhirnya disepakati untuk memasuki kawasan Taman Safari dari arah jalan pencapaiannya saja barangkali ada sarana pemacingan dengan pembakaran hasil tangkap dan memakannya.

Di Area inipun tidak dijumpai apa yang dimaksud, sampai ke kantor kepala desa ( nama desa lupa ) salah seorang warga kantor desa memberi kesempatan untuk mengantarkan kepada tempat pemancingan, dan rombongan kembali kearah yang sama dan tidak puas dengan tempat pemancingan yang ada.

Disepakati menuruni saja untuk mencari tempat makan, tetapi selepas Cisarua terturlis tempat memancing, dan tempat itu di turuni dan ditinjau juga tidak memenuhi syarat sehat untuk makan.

Melihat waktu yang sudah menunjukan jam 13.20 saya memisah untuk mencari tempat shalat di sebuah masjid kampung, ternyata kampung- kampung di sepanjang jalan raya puncak, sangat padat dan tidak teraturan, sangat berbahaya terhadap api.

Shalat Dhuhur di masjid dan air wudhunya sangat dingin, segar rasanya, yang saya catat disini adalah keberadaan masjid dijadikan duduk- duduk di emper masjid oleh ibu-ibu sambil mengasuh anaknya.

Atap rumah di samping masjid bertemu dengan atap masjid sehingga terjadi sedikit penggelapan.

Rumah-rumah disekitarnya bertemu ujung atap dengan ujung atap tetangganya sehingga menambah kekumuhan suasana.

Pembangunan sarana lingkungan diswadaya oleh masyarakat sendiri sehingga terlihat tidak teratur.

Menaikikembali mobil, sekarang sudah terlihat mobil ke dua sudah parkir di mobil satu, berangkat menuju restoran Raffles yang direkomendasi untuk tempat makan siang.

Menuruni jalan raya Puncak menuju Bogor, dan tidak beberapa lama tempat makan itupun dicapai, kerena terletak dikanan jalan sehingga kmobil harus memotong jalan dan memasuki halaman, sudah terlihat sedemikian banyaknya mobil plat merah dari instansi mana yang sedang parkir di sana.

Halaman restoran Raffles itu termasuk luas, bangunan ditata ber gang lebar di tengah langsung berjumpah dengan resepsionis dan ruang-ruang makan dan terdapat juga didalamhalaman bangunan terbuka berkonstruksi atap joglo dengan berundak tiga untuk menaikinya, dan bangunan itu dibuat sebagai restoran terbuka untuk pemesanan banyak orang.

Saya dan berombongan ber delapan duduk di dua unit lesehan dijadikan satu, sebab saya puasa maka saya hanya memesan nasi paket ayam goreng seharga duabelasribu rupiah.

Sesampainya di rumah dimakan Yasin dengan Fifi

Ibunya sedang ngurus bayi yang sakit sampai kejang-kejang dan sedang dirujuk ke Puskesmas Jonggol.

Tetangga Sakit

Rabu, 08 November 2006

Pagi-pagi sewaktu selesai mengantarkan Fifi, Yasin dan Astari kesekolah, langsung ke Jonggol untuk memperbaiki Sepeda Motor yang miring stang pengemudinya,

Sesampai di bengkel Jaonggol diperbaiki yang pertama malahan as – armnya yang goyang yang mengakibatkan bergetar sepeda motor sewaktu memasuku persneling 3, kemudian di luruskan stangnya dan terakhir di las pegangan belakangnya.

Habis biaya Rp 28.000,- tetapi kerena membawa uang Rp 20 000 ,- berhutang dahulu Rp 8 000,-


Masuk rumah sekitar jam 11.00, Fifi nangis minta jalan-jalan ke Alfamart, sekalian dengan saya membeli air minum isi ulang saya dengan Fifi berjalan kedepan mencari air.

Sehabis dhzuhur hujan menderas hingga sore, kebocoran atap terjadi lagi, bongkar langit-langit tripleks diatas pintu bawah untuk melihat dari mana sumber tetesan air, setelah diketahui, langsung dilakukan pendakian atap rumah, saat itu jendela atas yang dijadikan keluar masuk ternyata sudah hampir roboh sebab terjadi kerapuhan kayu penahannya, sambil hujan menderas dua daun jendela sorong diatas rumah harus dibuka sebelum jatuh kebawah, dan memperbaiki.

Terpaksa minta bantuan istri untuk mengirim bantuan paku, palu, kayu tersisa yang ada, dan naik atap sekalian menghambat jalan air.

Sore menjelang maghrib hujan merintik masih ada, dan air tidak lagi menetes membocor, tetapi air dibawah TV masih saja tergenang, ternyata air dari bawah, dan ini belum diketahui sumbernya.

Jus sayur sore hari ini cukup banyak dan semua minum, sehabis shalat maghrib lampu PLN padam, terjadi kegelapan diseluruh wilayah, gelap dan senyap, hanya suara tawa canda dan rengekan tangis fifi yang kepingin turun kebawah.

Sesampai dibawah ada sinar lampu menyinar jendela depan dan ternyata mobilnya pak Lukman datang, semua berteriak yang mengemudi adalah pak Lukma tetangga, berari pak Lukman tidak dirawat, sebab isunya tadi pagi Pak Lukman sakit, saya sambil menggendong Fifi di punggung datang melihat bersama istri dan para tetangga yang lain untuk menyakan bagaimana kesimpulan dari rumah sakit sedari tadi pagi, katanya pita suaranya tertutup oleh benjolan semacam tumor yang harus secepatnya diangkat dan pernafasannya nanti dialihkan melewati tenggorokan.

Pembesaran tumor yang menjepit pita suara itu yang menyebabkan beberapa hari ini pak Lukman sesak bernafas.

Saya sempat menyarankan untuk mengkonsumsi bawang putih digoreng dibuat telor mata sapi atau telor goreng yang penting bawang putihnya diperbanyak, dengan harapan nanti tumor itu mengecil.

Lampu masih mati, setelah shalat Isya, semua sepakat untuk tidur malam dimulai, Yasin tidur bersama saya diatas.

Jam 22.30 malam, lampu menyala dan saya terbangun sebab perut terasa lapar, langsung makan sederhana, nasi dengan botok tempe dengan ikan teri yang sangat sedikit, sampai-sampai tidak terasa jikalau botok itu ada muatan terinya segala, Istripun terbangun dan ikut makan.

Tabrakan sepeda motor

Selasa, 07 November 2006


Pameran Buku.

Berniat akan membeli obralan buku, empat buku dihargai Rp 10 000 ,-. Setibanya di kantor, menyelesaikan pekerjaan rutin kantor, dan kemudian berangkat ke kantor pos terdekat dengan berjalan kaki, untuk mengirim uang buat ibunda di Wonorejo, Lumajang, Jawa Timur.

Setelah itu berjalan kembali ke arah perempatan untuk mencari bus kopaja 86 tujuan Kota dari Lebak Bulus, yang naik lumayan banyak, dan dapat duduk dibelakang supir, biaya Rp 2000,-

Perjalanan melewati Pondok Indah Maal, diwarnai kemacetan, sampai-sampai tertidur di Kopaja, tertidur sejenak wajar, pemandangan yang tidak pernah dilihat jikalau naik motor adalah ternyata ada toko besar yang menjual Bajay, Bajay tersebut banyak terlihat dari etalase kaca luar, dan bajay itu berwarna kuning semuanya, belum pernah saya melihat dijalan, bajay dijalan biasanya berwarna merah.

Perjalan lurus sampai di atas jalan Kereta Api Senayan turun menyusuri rel kereta Rangkasbitung Kota, dan belok kekiri sewaktu dekat stasiun Palmerah ngak tahunya sudah sampai diperempatan Slipi, yang ramai sejak jaman dahulu.

Kopaja berjalan lurus dan akhirnya melewati juga Taman di Kampung Sawah yang saya menangkan sayembara perencanaannya 4 tahun yang lalu.

Taman itu terlihat ada bangunan baru seperti pos yang tidak pernah saya rencanakan.

Kopaja berjalan lurus sampailah sudah di wilayah Trisakti, memperhatikan jalan sewaktu polisi menembaki para mahasiswa Trisakti yang berdemo saat menjelang kejatuhan pak Harto dahulu.

Kopaja masih berjalan dan menyusuri parit kanal yang selalu bau di Jalan Latumaten, dan berbelok kekanan memasuki wilayah Pangeran Tubagus Angke, dan Kopaja terpaksa berhenti lama kerena pertemuan dengan jalan kereta api di Stasiun Angke Barat.

Kopaja berjalan lurus akhirnya bertemu dengan Jembatan Lima, naik jalan layang dan belok kiri langsung Stasiun kota Beos, saya turun dan menanyakan dimana bank 46, ternyata harus menyebrang lagi sebab bank itu terletak sejajar dengan rel kereta api Beos.

Sesampai di Bank 46 Kota ternyata informasi dari penjaga point permintaan nomer antrian, pameran buku ada di Bank 46 Pusat di dekat hotel Sangrila wilayah karet.

Rasa kecewa memenuhi pemikiran ini, tetapi kita nikmati saja, barangkali ada hikmanya.

Naik Busway yang menuju Blok M, tiket seharga Rp 3500 dan sesampai di stasiun Setiabudi turun, seharusnya turun di stasiun Karet, disebabkan ada pembangunan terminal pertemuan du jalur busway maka stasiun karet ditutup.

Berjalan cukup jauh dari setia budi menuju ke Bank 46 Pusat, harus melewati Bank Muamalat, kemudian meyusuri jalan masuk disana sejauh lebih 2 km untuk menyebrang lapangan parkir menuju Bank 46.

Bank 46 sudah didapat langsung naik kelantai 2 lewat tangga berjalan dan disana pameran buku sudah tidak antri, tetapi didalam ruangan yang namanya manusia sangat banyak, dan setiap kerumunan manusia selalu berkerubut dengan buku-buku, saya mencoba melihat bukunya ternyata kebanyak buku komik jepang yang gambarnya sangat jelek, sesuai dengan orang jepangnya sendiri.

Sudah sempat terpilih satu buku komik jepang, tetapi baru ingat harus membeli 4 buku, dan mencari tiga buku yang layak dibawa pulang, gagal, sehingga saya meninggalkan Pameran buku murah di bangunan Bank 46 itu tanpa membeli sesuatupun.

Saya berjalan menuju jalan Sudirman dan mencari penyebrangan jalan untuk menuju ke arah seberang sebab akan menuju arah Selatan.

Dapat bus AC tujuan Ciputat yang bertarif Rp 5000,- jauh dekat. Langsung dapat tempat duduk dan bus berjalan melintas kepadatan lalu lintas di Jakarta.

Sampai di Kantor Pasar Jumat jam 13.20.


Tabrakan Sepeda Motor.

Terjadi saat sudah mendekati rumah, didepan sekolahnya Yasin yang sore itu sedang banyak anak murid sekolah SMP PGRI sore yang keluar dari halaman sekolah yang menyebabkan kemacetan, dan sewaktu saya meminta untuk berbelok kanan didepan saya ada Bus Feeder Busway jalur Citragarden Jonggol deng Jalan Sudirman Jakarta, mau memberi jalan, ia terllihat bersabar berhenti memberi jalan, sebab kendaraan sangat rapat, sesampai disisi kiri bus tersebut secara tiba-tiba ada vespa yang menobrok roda depan saya,

Saya terjatuh berdiri, sebab sepeda motor yang saya naik jatuh diantara kedua kaki saya, dan vespa yang menobrok itu tersungkur searah tujuan.

Ia tidak memperhatikan jalan sebab ada bus yang berhenti, seharusnya ia ikut berhenti sebab sudah dipastikan didepan bus yang berhenti itu terdapat sesuatu yang lewat, vespa kan tidak bisa melihat situasu jalan didepannya, kerena pendek.

Akhirnya kerusakan ditanggung sendiri-sendiri

Syawal ke 6

Senen, 06 November 2006

Masih puasa Syawal hari ke 6

Makan sahur waktunya hanya tersisa 15 menit, sebab bangun jam 03.49.
Sempat makan sahur sederhana, dengan minum kopi saring dicampur susu, dan makan nasi sedikit dengan lauk tahu di goreng sebentar dan tomat satu butir.

Jus sayuran

Minggu, 05 November 2006

Masih puasa Syawal hari ke 5

Pagi-pagi makan sahur puasa dengan agak lahap.

Masih perkasa badan ini, langsung dilanjutkan dengan mengambil cucian yang sudah dua hari menumpuk, Shalat shubuh sempat tertahan beberapa menit sambil membangunkan anak-anak yang akan shalat.

Acara mencuci tetap, saya yang menggosok dan mengucek, babak berikutnya ibunya yang melanjutkan dengan membilas, disebabkan volume air masih mengecil sehingga cukup lama untuk membilasnya.

Pakaian tidak langsung dijemur, tetapi di tiriskan terlebih dahulu di pinggiran mesin cuci.

Kepasar, saya sengaja membawa uang Rp 20 000,- sedangkan biar istri yang belanja sisanya, saya terkosentrasi untuk belanja keperluan jus sayur sehingga yang saya beli, tomat 1 kg, terong ungu, wortel 1,5 Kg, jamur ¼ kg, tauge ¾ kg, kentang sekilo, tahu kuning 20 biji, Nangka ½ kg, bayam 4 ikat seribu.


Menjelang sore, menghadiri halal bi halal tingkat RT, sebab saya dipercaya untuk mengisi hikma halal bi halal.

Acar berakhir hingga menjelang maghrib, saya bergegas pulang sebab akan membuat jus buah, jus buah kali ini aak lengkap terdiri

Piring 1 : mangga dan bengkoang
Piring 2: Tauge dan jamur
Piring 3 : Sawi dan Bayam
Piring 4 : Mangga dan Nangka
Piring 5 : Kentang dengan tomat dengan terong.

Luar biasa setelah meminum, Yasin dan Astari masing – masing satu gelas, Tyas 2 gelas, Ibunya 2 gelas dan saya 3 gelas sedangkan fifi cukup 10 sendok makan.

Monitor rumah mati

Sabtu, 04 November 2006

Yasin akan sekolah dan Fifinya yang belum sekolah akan ikut mengantar, sedangkan Astari berjalan dengan rombongan teman-temannya.
Berkali-kali akan menghidupkan komputer di rumah selalu gagal sebab monitornya menggelap. Ide penulisan Penyamun Pulang Kampung sudah mulai muncul lagi.

Hb darahnya Yasin mulai turun

Jumat,03 November 2006

Menjaga Yasin yang Hb nya mulai menurun.

Masih puasa Syawal hari ke 4

Dengan makan sahuir cukup sederhana.

Tetapi pagi itu Yasin masih semangat untuk sekolah, dengan catatan ia harus meminum susu.
Kalau susu putih habis nanti beli yang ada rasa coklatnya, sama- sama indomilk cair.
Mengantar Yasin dan Astari ke sekolah.

Shalat Jumat di masjid Kompleks perumahan.
Menjelang buka puasa membuat jus sayuran

Kirim uang ke aswan

Kamis,02 November 2006


Memasukan uang ke tabungannya Aswan sebesar satu juta seratus ribu rupiah, terdiri dari uang dari gajih bulanan saya sebesar limaratus ribu rupiah, uang sisa pembelanjaan idulfitri dari ibunya sebesar tigaratus ribu rupiah, bingkisan silaturahmi lebaran dari bapak Supadio sebesar seratus ribu rupiah, dari saya bingkisan lebaran duaratus ribu rupiah.

Membeli 9 judul film Compact Disk di Carefure.

Syawal ke 3

Rabu, 01 November 2006


Masih puasa Syawal hari ke 3

Jam 02.39 sudah bangun, disadarkan oleh alarm Hp yang sengaja dipasang disamping tidur, membangunkan istri dan anak-anak yang akan ikutan puasa syawal, ternyata hanya istri saja yang ikutan puasa syawal.

Cuci an baju menumpuk apalagi kemaren sore dipakai untuk naik ke genteng untuk memperbaiki kebocoran, banyak baju yang basah, harus dikerjakan secepatnya agar tidak bau.

Berita Duka

Pintu diketok pagi-pagi, anak-anak mengabarkan jikalau ada seseorang yang hendak ketemu pada seseorang, saya mengingatkan pada istri apabila orang itu akan meminjam uang jangan ditolak dan diberi sedikit tapi tidak usah dikembalikan.

Ternyata ibu Parman istri RT yang mengabarkan jikalau anak bayinya pak Rahkmat meninggal dalam usia 18 hari.

Saya dan istri datang melayat bersamaan dengan bapak- bapak dan istrinya yang lain, ternyata sesampainya di rumah duka bayi tidak menunjukan tanda-tanda sakit, tetapi saya agak tidak terima konsep ini, saya bertanya banyak, perihal usia lahir dan berat lahir, sebab sewaktu saya melihat si bayi dalam kondisi kecil, pucat.

Si ayah bayi hanya mengatakan jikalau, sejak kemaren sore si bayi lemah saja terlihat, dan tengah malam sempat memanggil suster untuk mengetahui hidup dan tidaknya, ternyata jam 02.00 pagi nyawa sudah perlaya.

Sewaktu saya berjalan pulang kerena akan mengantar anak-anak sekolah sekalian berangkat kekantor, istri saya mengatakan jikalau bayi lahir dalam usia kurang dan termasuk prematur dan harus pengawasan dokter, hal inilah yang rupanya tidak diperhatikan oleh orang tuanya.

Yasin diputuskan tidak sekolah dahulu, minum susu dihadapan saya se gelas, dan saya tinggalkan kekantor, yang ikut hanya Astari sampai sekolahannya.


Teringat jikalau Hp yang sudah terbeli itu ternyata khusus untuk Tyas, sedangkan untuk ibunya yang mana, sudah terniatkan jikalau ada Hp yang harganya dibawah harga kemaren yaitu seharga Rp 350 000, akan dibeli buat ibunya.

Ternyata di Pondok Indah Poin diatas super market Giant di lantai 5 terdapat Hp CDMA seharga Rp 300 000,- sudah termasuk pulsa Esia sebesar Rp 20 000,- di beli untuk ibunya di rumah.

Bersama waktu yang sama dibeli juga DVD Akira seharga Rp 279 000 ,-


Setibanya di rumah, anak-anak serba bertanya apa yang dibawa ayahnya baru pulang dari kantor.

Malam harinya berkunjung tetangga dekat untuk silaturahmi Idul Fitri, tidak ada kursi, mereka diterima ber sila di lantai, kerena banyak laron berterbangan maka lampu dimatikan, dengan kondisi sedemikian mereka bisa bertahan bertamu selama 30 menit.

Hujan pertama

Selasa,31 Oktober 2006

Akan shalat Ashar, ternyata air dari pompa air tidak lagi mengalir, saya sedikit stres kalau air tidak mengalir, Saya berdoa pada Allah bahwa air itu semata untuk membesarkan dan beribadah ke pada Mu ya Allah, banayakanlah air ini, saya pancing, ternyata ditunggu agak lama juga baru terdengar air mengucur kecil, tetapi diluar terdengar hujan mulai merintik.
Hujan deras jam 15.30, sampai harus naik keatap genteng untuk memasang terpal untuk menutup kebocoran genteng.

Hujan sedemikian derasnya, jalan di depan rumah seperti saluran sungai, berwarna hitam kotoran-kotoran orang lain pada lewat, meninggalkan sampah.

Wajah yang tidak ramah

Senen,30 Oktober 2006


Wajah yang tidak ramah

Bersilaturahmi dengan bapak Menteri PU dan jajarannya, terlihat pak Saleh Latukonsina dengan wajah yang tidak ramah, berbaris di deretan pak Menteri, sedang menerima ucapan selamat. Pikir saya “ anda tidak bisa terlepas tangan atas banyaknya nyawa hilang selama pemerintahan anda sebagai Gubernur di Maluku, hidangan silaturahmi hanya bakwan malang, ketupat sayur dan minum aqua gelas.

Ada wajah yang tidak ramah berikutnya adalah P Bambang Wied, permasalahannya saya tidak tahu, Cuma kalau saya tidak di ramahain seseorang, ya tidak apa-apa.

Sempat ketemu pak Rifaldi dan mengatakan kunjungan ke Ternate dibatalkan sebab sudah banyak orang yang datang kesana.

Balik ke Kantor Pasar Jumat, sempat ramah tamah dengan lingkungan dekat, dapat uang makan selama dua puluh hari sebesar Rp 80 000,-

Ke supermarket carefure untuk membelikan susunya Yasin, Astari, Tyas, beras kencurnya istri semua sebesar Rp 85 000,-

Teringat akan permintaannya Tyas akan Hp, kemudian setelah di kantor terlihat sepi, langsung naik motor ke Roxi ITC mas membelikan HP nya Tyas, yang sekond- sekond saja yang penting CDMA.

Dapat Hp Nokia CDMA rencananya di isi Flexy, ternyata nomer Flexy yang sudah ada sudah dihapus dengan operatornya, kemudian diganti Esia dan untuk menghidupkan Hp tersebut sampai siap dipakai sangat lama, sempat di tinggalkan shalat Ashar, kemudian Hp bisa digunakan sebelumnya mendaftar dahulu. Sudah terisi pulsa Rp 20 000,- seharga Rp 350 000 ,-

Meninggalkan ITC Roxy Mas jam 16.34 membayar parkir motor Rp 1 500,-
Pulangnya sangat macet, kemudian begitu sampai pada perte,muan rel kereta api balik kanan dari arah kedatangan Pasar Tanah Abang, disini hampir melanggar jalur lalu lintas, yang seharusnya tidak boleh lurus, saya hampir lurus, dan sempat melihat ada sepeda motor yang di tahan polisi, saya belok kiri dan melaju beberapa saat sampai menjumpai perempatan lampu merah, kendaraan pada berhenti, saya mencari posisi paling depan untuk mencari arah putar arah balik, kemudian kewsempatan itu di dapat dan loncat kearah deretan mobil – mobil yang putar arah juga, dan dari sana belok kiri, dan lanjut belok kiri lagi sekali sampai ketemu jalan menuju Tanah Abang dan lolos sampai Blok M, melanjutkan jalur jalan biasanya kalau pulang kantor sewaktu berkantor di Patimura.

Shalat Maghrib di Masjid Jin dan sampai rumah sudah hampir Isya.

Syawalan ke dua

Minggu,29 Oktober 2006

Puasa Syawal hari Kedua.

Berlebaran ke Rawamangun Ibu Madina, berangkat dari rumah jam 08.00 sampai di Rawamangun jam 09.30. Berlebaran ke Bapak Minis masuk kesana jam 11.30. baru duduk sebentar terdengar azhan Dhuhur.Shalat Dhuhur dengan pak Minis di Masjid Kompleks.
Jam 14.00 Berlebaran dirumahnya bapak Andrehasan Klender, jam 15.00 berlebaran ke Nenek dan Tetangga nya lik Dharmo alm di Klender.

Berlebaran ke Bapak Supadio di komplek PU Binamarga Lampiri, dan terakhir berlebaran di ibu Tutik , pulang sampai di masjid di dekat jalan rusak kawasan Bukaka Cileungsi, terdengar adzan maghrib dan buka puasa, teh yang saya minum, yang dibawa dai silaturahmi dirumah ibu Tatik Kalimalang, yang sempat di tangisi Fifi sebab ia ingin juga meminumnya.
Perjalanan dilanjutkan dan shalat Mahgrib di rumah.

Bengkel lagi

Sabtu,28 Oktober 2006


Ke Bengkel,di Jonggol, sebab motor yang dibawa kesana kemari selama minggu ini bunyinya agak ngak enak. Di Jonggol kehujanan, Fifi juga kehujanan. Sesampainya di bengkel hanya Untuk ganti olie. Mpulang-pulangnya sandal yang dikenakan fifi jatuh dan hilang.

Ajar Sanjoyo

Jumat,27 Oktober 2006

Berlebaran ke Pak De / Mas Ajar Sanjoyo sambil shalat Jumat disana.
Naik motor bertiga ke Masjid yaitu saya Yasin dan Mas Ajar, masjidnya cukup baik dan ber Ac.
Jam 13.15 ibunya minta pulang terlebih dahulu, saya antar samapi pasar dan langsung menaiki mikrolet no 30 ke Bekasi.
Saya balik lagi ke mas Ajar untuk melanjutkan silaturahmi sampai terdengar adzan Ashar.
Setelah shalat Ashar pulang ke Cileungsi, mendapat halangan kemacetan pertigaan di Bekasi.
Masuk rumah hampir maghrib.

Puasa Syawal pertama

Kamis,26 Oktober 2006

Puasa Syawal hari pertama
Berlebaran ke Bapak Lilik dan Ibu Nur di Ciledug, Ibunya yang naik mabil umum dengan Fifi datang terlambat.

Lebaran ke 3

Rabu, 25 Oktober 2006


Berlebaran ke Bapak Iskandar Kamil SH.

Dirumah ini sempat bertemu dengan keponakannya – keponakannya pak Iskandar sendiri yang banyak menetap di Semarang.
Pak Iskandar sempat mengemukakan pendapatnya tentang Lumpur Panas Sidoharjo yaitu kenapa tidak dibuatkan parit tersendiri, biar penduduk bisa mendapatkan pekerjaan.

Hari Raya ke dua

Selasa,24 Oktober 2006

Berlebaran ke bapak Mahasin. Disini Bapak Mahasin merasa tidak senang sebab Pak Iskandar Kamil memangkas hukuman Polycarpus atas dakwaan pembunuhan Munir, sampai-sampai pak Mahasin menyuruh saya menyampaikan hadis Rosullulloh buat bapak Iskandar, katanya Rasul mengatakan ada tiga hakim, dua hakim masuk Neraka dan seorang hakim masuk Surga, dua Hakim yang masuk Neraka adalah satu Hakim yang memutus perkara dengan tidak benar sebab ia disuap sedang satu hakimnya lagi adalah hakim yang tidak tahu perkara tetapi ia memutus perkara juga dengan tidak benar, sedang hakim yang masuk surga adalah hakim yang memutus perkara benar ya benar salah ya salah.

Hari Raya Idul Fitri

Senen,23 Oktober 2006


Pagi jam 05.45 pagi saya dengan Yasin sudah mulai berjalan ke Masjid, sesampainya di masjid tidak ada yang melafalkan takbir, apakah hari ini di masjid ini shalat Hari Raya atau tidak, masih menjadi pertanyaan, diemper masjid terlihat banyak orang yang sedang rapat, sedang kumpul-kumpul saya langsung ikut bergabung, sebab ternyata mereka sedang membicarakan apakah ada shalat hari raya sebentar di selenggarakan di masjid ini atau tidak.
Saya menjelaskan jikalau hari ini ada seseorang yang tidak terganggu otaknya dan tidak gila dan sekarang sedang membatalkan puasanya sebab ia mengatakan hari ini adalahan hari raya idul fitri.

Padahal seseorang itu jumlahnya lebih dari 50 juta jiwa menyebar di seluruh pelosok tanah air, mengapa kita raguuntuk menentukan pagi ini ada shalat idul fitri.

Pak Mulyo bertanya apa hukumnya jikalau Masjid menyelenggarakn shalat idul fitri dua kali.

Masjid adalah sarana ibadah silahkan untuk dipakai shalat idul fitir hari ini atau besok.

Tiba-tiba salah seorang majelis berdiri dan mengatakan sekarang harus ada yang takbir dari masjid sebab biar penduduk yakin jikalau pagi ini ada shalat idul fitri.

Saya dengan Yasin masuk dalam masjid, didalam masjid hanya bertiga saja di shaf paling depan, kemudian saya di sodori mike untuk mengumandangkan takbir, dan saya bertakbir dengan tullus, dan saya bertakbir sambil membangkitkan semangat orang-orang untuk datang ke Masjid sebab saya tahu sedang ada ragu-ragu dikalangan masyarakat.

Saya teringat pada mukzizat rasul Daud yang diberi kekuatan suara merdu untuk menggugurkan kekokohan hati para pengikutnya yang tidak mau menyembah Allah, dan saya dalam hati berharap yang sama dengan harapan takbir yang saya kumandangkan bisa menggerakan orang-orang untuk datang ke masjid.

Jam 06.30 saya merasa banyak orang yang berdatangan, dan jam 07.00 tepat shalat dimulai.

Malam Lebaran

Minggu,22 Oktober 2006

Memasak ketupat mulai pagi hari selama tiga jam dengan dandang besar, jam 11.00 siang sudah matang,

Opor ayam mulai dimasak jam 15.00 sore,


Malam Takbiran sendiri dirumah.
Diumumkan di Masjid jikalau Masjid menyelenggaran shalat Ied besok pagi jam 07.00.

Malam hari nii ada rapat isbat dimana pihak pemerintah mengumumkan Idul Fitri jatuh hari Selasa. Tetapi hitungan hisab Muhammadiyah Idul Fitri jatuh hari Senen.

Saya ikut yang jatuh Hari Senen sebab sudah ada orang yang membatalkan puasanya sebab sudah berhari raya.

Kekurangan bahan

Sabtu,21 Oktober 2006

Kepasar untuk membeli kekurangan seperti kerupuk, sayuran dan ayam potong.

Jam 10.00 berangkat dengan ibunya juga beserta Fifi dan Yasin untuk membeli biskuit yang ditangisi sepanjang sore kemaren, tetapi sesampai di Hero belanjanya membengkak menjadi, yang dibeli coca cola dibeli lagi 1 botol isi 1,5 liter, jahe bubuk, susu fristy nya Yasin, biskuit dibelikan 5 biji sekaligus sebab Yasin biar dapat dua, fifi, Astari dan Tyas masing-masing satu.

Ibunya sempat membeli sabun cuci piring cair, lipstik, bedak bayi untuk Fifi dan sabun detergen 800 gram permintaanya Tyas.

Buka puasa sudah meminum air soda Coca Cola.

Sehabis shalat Ashar sudah mulai memasak Brongkos.
Menjelang Isya muali memasak daging berbumbu rendang gaya rumahan, jadi rendangnya jangan dikira seperti rendangnya orang Padang yang warnanya hitam, asal suah empuk ya dimakan.

Yasin menangis berkepanjangan

Jumat, 20 Oktober 2006

Shalat Jumat di Kompleks Masjid dalam lingkungan rumah
Sehabis shalat jumat mengajak fifi dan astari untuk berjalan-jalan ke Hero Supermarket membeli daging rendang yang kekurangan sekilo lagi. Bersama itu di beli pula sirup marjan 2 botol, coca cola 1,5 liter sebanyak 4 botol, pengharum badan buat oria dan wanita, susu anline dan biskuit macan yang ternyata sesampai dirumah jadi masalah dengan Yasin.

Yasin menangis sepanjang sore hari.

Berangkat Itikaf jam 20.30 malam, yang ikut itikaf Tyas dengan Astari.

Sekitar jam 23.30 lampu PLN mati untuk seluruh wilayah.

Kepasar

Kamis, 19 Oktober 2006

Kepasar untuk persiapan Lebaran, sebab ada kemungkinan lebaran jatuhnya hari Senen.

Harga Daging masih normal Rp 48 000 se kilogramnya

Tertidur

Rabu, 18 Oktober 2006

Pulang itikaf jam 02.00 pagi, langsung persiapan sahur dan makan sahur, sehabis shalat shubuh tertidur nyenyak.

Itikaf malam ke 25

Selasa, 17 Oktober 2006


Kekantor.

Beli kue lebaran tambahan. Kualitas enaknya di turunkan setengah lusin Rp 50 500.-

Memberikan uang lebaran ke istri Rp 800 000 sedang yang Rp 200 000 untuk anak yatim.
Malam jam 20,30 berangkat ke Masjid Gandoang untuk itikaf malam ke 25, ikut berangkat semua sampai menggunakan dua moto, yang naik motor Qinqi kuning ibunya beserta Yasin sedang yang ikut saya Tyas, Astari dan Fifi.

Kue Lebaran

Senen,16 Oktober 2006

Pulang itikaf jam 02.00

Beli kue lebaran 143 000 rupiah terdiri 6 toples kue lebaran 70 000, roka-roka coklat 20 000, astro stik 10 500, kacang atom 42 500

Masih ngantuk.

Buka puasa di rumah pak Ruswandi

Minggu,15 Oktober 2006


Buka puasa di rumah pak Ruswandi

Sudah beberapa lama saya mengatakan kepada anak-anak jikalau bulan puasa tahun ini sangat berbeda dengan tahun lalu. Belum ada yang mengundang buka puasa ya, tiba-tiba Yasin berkata pak kemaren ditelepon dengan Ms Kuat di RSCM ada buka puasa dirumah pak Ruswandi hari Minggu.

Berangkat dari rumah jam 16.00 menuju rumah pak Ruswandi, kemacetan luar biasa menjelng di Mall Kramatjati, banyak orang berbelanja, sehingga parkir menghampar dimana-mana, itu yang menyebabkan pelambatan arus kendaraan.

Setibanya di rumah pak Ruswandi, hanya 10 menit sebelum buka puasa tiba, sehingga bisa basa basi sedkit dengan orang lain, tetapi banyak orang yang saya lihat dan tidak saya kenal, kemungkinan dari Yayasan Thalasemia.
Shalat Magrib dan shalat Isya di rymah pak Ruswandi.

Malamnya setelah pulang dari pak Ruswandi itikaf di masjid Gandoang.
Sabtu,14 Oktober 2006


Jam 02.30 mulai meninggalkan Masjid, mengakhiri Itikaf Lailatul Qodar.

Memasuki rumah ternyata Tyas, Ibunya dan Fifi ngak tidur.

Makan sahur jam 03.00 langsung tidur.
Jumat,13 Oktober 2006

Berangkat kekantor, yang ikut naik motor yang akan ke sekolah pagi ini Astari dengan Yasin, setelah mengantar mereka ke sekolah motor balik arah ke pasar Gandoang, sebab hari ini hari terakhir untuk persiapan membeli beras.
Dapat beras 5 karung seharga Rp 1 008 000 diterima dirumah.

Setelah transaksi selesai langsung berangkat kekantor Departemen PU Pasar Jumat.

Setelah shalat Jumat dapat telepon dari rumah jikalau beras telah diantar tetapi uang kurang 78 000 sebab harga beras adalah 1 080 000

Lho yang salah menghitung siapa ?

Telepon ke pak Rudy Parasdio, ia mengajak buka puasa dan shalat terwih di kantornya Bambang Triatmojo, tetapi saya sudah janji dengan anak-anak bahwa malam ini akan Itikaf di Masjid desa Gandoang.

Setelah itu langsung berangkat ke Mahkamah Agung untuk menemui bapak Iskandara Kamil SH, Hakim Agung.

Perjalanan siang itu terlihat agak macet, sejak di jalan akan memasuki Pondok Indah sudah terlihat macet, padahal pikiran saya sewaktu habis shalat Jumat di Kompleks PU tadi jalanan tidak macet, salah berarti.

Setibanya di Mahkamah Agung badan terasa panas, haus cuaca sangat kering, saya memasuki Mahkamah Agung dari pintu belakang, dan langsung naik tangga dan menuju ruang Hakim Agung Iskandar Kamil SH, ternyata didalam ada ibu sekretaris yang sedang menghadap pak Is.

Saya menunggu sejurus kemudian, dan sambil menunggu itu saya perhatikan banyak orang-orang yang mengikat berkas-berkas perkara, sesampainya didalam saya menanyakan ke pak Is kenapa orang pada mengikat berkas, ya ada liburan dua hari sehingga harus dikerjakan dirumah.

Suhu dingin didalam ruangan Pak Is membuat saya terbatuk- batuk berkepanjangan, pak ada memberikan saya dua baju kokok putih bersih dalam kemasan mewah, saya mengatakan jikalau naik mobil kemasan ini sangat cantik tetapi saya naik motor, mau diikat dimana. Kemudian ada dua botol obat buah merah Papua, selalu diminum untuk anak- dan keluarga terutama Yasin katanya.

Saya tidak bisa lama-lama di ruang pak Is, sebab saya melihat banyak berkas yang belum di ikat oleh pak is untuk dibawa pulang

Sepulang dari Mahkamah Agung melewati jalan Thamrin, Sudirman dan Simatupang, Pasar Rebo, dan shalat ashar di masjid jin kelapa dua, sambil tidur-tidur setelah shalat.

Dirumah masih sempat membuat jus sayuran, dan dimakan saat akan buka puasa.

Sejak hari ini mulai mengkonsumsi buah merah satu sendok, akibatnya badan sangat lemas, sehingga harus tidur setelah buka puasa.

Persiapan menjalankan malam Lailatul Qodar dimasjid desa Gandoang diujung masuk Desa Gandoang, yang ikut malam ini adalah Yasin dan Astari.

Ngaji sepanjang waktu dan setelah menujukan jam 24.00 mulai shalat malam. Astari bertahan ngaji Al Quran sampai jam 23.30 sedangkan Yasin sampai jam 23.00 sudah ngantuk dan tertidur.