selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Isnin, Disember 04, 2006

Anak tetangga sakit keras

Kamis,09 November 2006

Puasa sunnah hari Kamis

Jam 03.00 pagi terbangun akibat bunyi alrm Hp yang distel jam segitu. Langsung urus pompa air untuk menandah air yang masih mengecil juga alirannya.

Shalat tahajud, dan setelah itu makan sahur ternyata sudah jam 03.57

Sangat singkat makan sahurnya, sehingga sahurnya hanya minum susu segelas. Selesai

Dikantor tergeletak diatas meja undangan mengikuti Out Bound untuk kegiatan tertanggal 15 – 17 minggu depan.

Sekitar jam 10.00 pagi terbentik berita kawan sekantor yang ada akan mencari pemancingan dan dimakan hasil pemancingan disana, itu konsepnya, kemudian terlihat ada yang merancang hingga mobil siapa yang dibawa, melihat keseriusan sedemikian ini, saya menyatakan akan ikut bergabung dengan mereka.

Jam 10.40 sudah mendekati mobil satu, dinaiki oleh Deka sebagai pengemudi, Jay sebagai penumpang depan kiri, saya sebagai penumpang belakang kiri, Sari sebagai wanita satu-satunya sebagai penumpang tengah belakang dan Budi Dul yang bertanggung jawab memegang mobil plat merah ini duduk dibelakang kanan, saya berangkat hanya bersandal jepit dengan perkiraan nanti tidak usah repot-repot mencari alas kaki kalau sudah tiba saat shalat Dhuhur.

Kendaraan keluar kantor dan mencari bahan bakar dahulu Stasiun Pengisian Bahan Bakar di belakang kantor, setelah itu kendaraan melaju memasuki jalan tol ruas Pondok Indah Kampung Rambutan.

Sepanjang jalan yang dibahas masalah kegiatan masing-masing penumpang yang ditekuni, keadaan harmoni keluarga, hobi para istri dan kemampuan para suami untuk memenuhinya, hubungannnya dengan anak-anak, hal-hal lain pada kehidupan berkeluarga.

Mobil memasuki tol ruas Kampung Rambutan Ciawi Bogor, kendaraan melaju tidak terlalu kencang, asal tidak sampai disalip bus penumpang antar propinsi saja standardnya.

Akhirnya memasuki ujung akhir ruas jalan tol, dan berjumpa dengan pertigaan, dimana kalau saya berspeda motor bersama Yasin dipertigaan jalan itu selalu berhenti untuk memberi kesempatan melintas kendaraan yang keluar dari jalan tol.

Terlihat Budi Dul sedang menghubungi mobil ke dua yang ikut juga menayakan posisi sudah sampai dimana di jawab ada 5 km dibelakang mobil pertama.

Kendaraan melaju terus, sebab ini hari bukan hari dimana orang jakarta suka keluar melepas waktu di puncak, sehingga perjalanan terlihat lancar-lancar saja.

Mendekati pertigaan Taman Safari, mobil berjalan perlahan untuk mencari suatu nama yaitu „PANIN „ ternyata tidak ada sehingga diberanikan untuk bertanya pada seseorang penjaga toko kecil dirah selewatnya pertigaan Safari.

Ia menjawab tidak tahu, seingatnya tidak ada nama itu, kemudian terlihat Budi Dul berjalan kearah mendaki dan menanyakan seseorang, mungkin yang dimaksud Pan – in, ada dibawa sudah terlewat sejauh 3 Km.

Mobil diputar balik dan menuruni jalan kearah Bogor, mengambil konsep ada kesalahan lidah berucap dan salah dengar dirumuskan jikalau nanti terlihat ada nama mirip- mirip seperti itu berarti sasaran nya ya itu, akhirnya betul juga di depan di kiri jalan ada nama Vila bernama Fall – In , tetapi semua tidak merekomendasikan untuk memasuki tempat ini sebab tidak terlihat tulisan atau petunjuk ada tempat pemancingan.

Akhirnya disepakati untuk memasuki kawasan Taman Safari dari arah jalan pencapaiannya saja barangkali ada sarana pemacingan dengan pembakaran hasil tangkap dan memakannya.

Di Area inipun tidak dijumpai apa yang dimaksud, sampai ke kantor kepala desa ( nama desa lupa ) salah seorang warga kantor desa memberi kesempatan untuk mengantarkan kepada tempat pemancingan, dan rombongan kembali kearah yang sama dan tidak puas dengan tempat pemancingan yang ada.

Disepakati menuruni saja untuk mencari tempat makan, tetapi selepas Cisarua terturlis tempat memancing, dan tempat itu di turuni dan ditinjau juga tidak memenuhi syarat sehat untuk makan.

Melihat waktu yang sudah menunjukan jam 13.20 saya memisah untuk mencari tempat shalat di sebuah masjid kampung, ternyata kampung- kampung di sepanjang jalan raya puncak, sangat padat dan tidak teraturan, sangat berbahaya terhadap api.

Shalat Dhuhur di masjid dan air wudhunya sangat dingin, segar rasanya, yang saya catat disini adalah keberadaan masjid dijadikan duduk- duduk di emper masjid oleh ibu-ibu sambil mengasuh anaknya.

Atap rumah di samping masjid bertemu dengan atap masjid sehingga terjadi sedikit penggelapan.

Rumah-rumah disekitarnya bertemu ujung atap dengan ujung atap tetangganya sehingga menambah kekumuhan suasana.

Pembangunan sarana lingkungan diswadaya oleh masyarakat sendiri sehingga terlihat tidak teratur.

Menaikikembali mobil, sekarang sudah terlihat mobil ke dua sudah parkir di mobil satu, berangkat menuju restoran Raffles yang direkomendasi untuk tempat makan siang.

Menuruni jalan raya Puncak menuju Bogor, dan tidak beberapa lama tempat makan itupun dicapai, kerena terletak dikanan jalan sehingga kmobil harus memotong jalan dan memasuki halaman, sudah terlihat sedemikian banyaknya mobil plat merah dari instansi mana yang sedang parkir di sana.

Halaman restoran Raffles itu termasuk luas, bangunan ditata ber gang lebar di tengah langsung berjumpah dengan resepsionis dan ruang-ruang makan dan terdapat juga didalamhalaman bangunan terbuka berkonstruksi atap joglo dengan berundak tiga untuk menaikinya, dan bangunan itu dibuat sebagai restoran terbuka untuk pemesanan banyak orang.

Saya dan berombongan ber delapan duduk di dua unit lesehan dijadikan satu, sebab saya puasa maka saya hanya memesan nasi paket ayam goreng seharga duabelasribu rupiah.

Sesampainya di rumah dimakan Yasin dengan Fifi

Ibunya sedang ngurus bayi yang sakit sampai kejang-kejang dan sedang dirujuk ke Puskesmas Jonggol.

Tiada ulasan: