selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Jumaat, November 13, 2009

Perjalanan ke Surabaya lagi

Rabu, 19 Agustus 2009.

Persiapan ke Surabaya

Berangkat kekantor dengan tas berisi pakaian ganti, perkiraan hari ini keputusan untuk berangkat ke Surabaya, sebab pertemuan pembahasan Jembatan Surabaya Madura tidak akan di tunda besok hari,

Setibanya di kantor sekitar jam 09 00, bendahara saya tanya, tetapi keputusan berangkat menunggu pak Kuat.

Jam 11.00 pak Kuat datang dan meminta undangan dari Surabaya, daripada susah- susah mencari undangan yang tercecer seminggu lalu, lebih baik minta kembali ke Surabaya agr di Faks kan, dan permohonan ini di penuhi.

Saat yang sama sedang menyusun surat permohonan untuk menjadi dosen Interior, yang rencana nya akan di pos kan hari ini juga, atas jasa OB di kantor surat lemaran itu saya serahkan untuk disampaikan ke kantor pos.

Jam 11.05 Pak Kuat setuju saya berangkat ke Surabaya, tetapi sebelumnya sempat berkata dengan rekan di ruangan siapa yang mau ikut dengan pak Sis ke Surabaya sekarang juga, banyak orang langsung stres, sebab hari ini siapa yang sanggup berangkat, tiket saja belum ada yang punya.

Akhirnya pak Kuat menunjuk pak Tjik Nanang untuk ikut ke Surabaya, untuk itu pak Tjik Nanang secepatnya pulang ke Tanjung Priok untuk mengambil pakaian secukupnya.

Jam 11.30 saat komputer di kantor sudah dimatikan yang berarti saya tidak mau terlibat dengan pekerjaan lagi, biarkan saya perhatian terhadap perjalanan ke Suarabay yang beberapa saat ini akan dilaksanakan, yang menjadi kegelisahan adalah tiket belum dimiliki, kemudian di tambahi dengan beban ikut seorang yaitu pak Tjik Nanang.

Makan siang sudah dilakukan, sampai tambah, kemudian shalat Dzhuhur juga sudah dilakukan kerena akan berangkat ke Bandara bersama dengaan pak Budi Doel, terpaksa menunggu, saat menunggu di kantor menyempatkan membuka kitab suci Al- Quran.

Jam 12.45 berangkat ke Bandara bersama pak Budi Doel, Ibu Ristien dan Sopir pengantar.

Perjalanan sedikit terhambat kemacetan, dan selebihnya lancar. Sekitar kedudukan di Slipi ada hubungan dari pak Tjik Nanang, ia menghubungi dari rumah, mengetahui saya sudah sampai di Slipi dalamn perjalanan ke Bandara, bahwa ia akan berangkat langsung saat ini juga dari Tanjuk Priok.

Shalat Ashar sudah dilakukan, sementara menunngu Calo tiket yang telah di hubungi sejak kedatan di terminal Bandara jam 14.00 tadi siang hingga saat shalat selesai ia belum menghubungi, tetapi ada getaran Hp ternyata ia menghubungi tetapi dengan kalimat yang gampang di duga yaitu, tiket ke Surabaya sore hari ini tidak bisa pak kalau malam bagaimana, tetapi pikiran ini mengatakan jikalau disini si calo sedang membuat perangkap baru, nanti malam hari saya di pojokan dengan waktu yang habis sehingga tiket di mahalkan. Akhirnya saya minta mundur dengan calo, sebab saya akan berangkat besok saja. Untuknya si Calo mempersilahkan dengan baik.

Saya mengatakan kepada Pak Tjik Nanang jikalau yang paling penting adalah Shalat Ashar telah di lakukan, sehingga sekarang mari kita melangka ke kanan ke penerbangan lainnya yang akan berangkat ke Surabaya.

Ternyata langka ke kanan ini memasuki Sriwijaya Air dan dapat tiket pergi dan pulang langsung dibayar, betapa leganya perasaan sore itu, sebab tiket sudah di tangan.

Jam 18.00 saat memasuki anjungan keberangkatan di B6, terlihat dari kejauhan banyak penumpang yang berdiri dan makan, ternyata mereka adalah penumpang yang di tunda keberangkatanya tujuan Medan dan Pontianak.

Keletihan yang seharian mengejar tiket itu akhirnya memuncak, kantuk tak tertahankan, setelah penumpang tujuan Pontianak di terbangkan, maka terlihat banyak bangku kosong, tempat yang baik untuk rebahan badan sampai terdengar penumpang Surabaya di persilahkan naik ke pesawat

Mendarat di kota Surabaya jam 21.00 malam.

Tiba- tiba ada SMS dari Tyas yang mengatakan ia kini ada di Blitar Jawa Timur, dan besok pagi rencananya akan melanjutkan naik Matarmaja tujuan Jakarta Pasar Senen, tetapi berangkatnya besok sore, saya sedikit terkejut sebab tidak diberitahu kalau ia melakukan perjalanan dari Denpasar ke Blitar.


Kemudian berjalan turun perlahan- lahan dan sempat buang air kecil segala, dan selanjutnya berjalan menuju loket pembelian voucher taksi, sempat juga memasuki penjualan voucher hotel, disamping taksi, tetapi belum berminat ya batal jadinya.

Bertaksi malam hari di Surabaya, keramaian masih membekas, tetapi semua sudah beranjak tidur.

Modelnya orang Surabaya yang berumah di pinggir jalan adalah, ia berjualan dengan bermodalkan termos air panas dan siap membuatkan kopi atau minuman hangat lainnya, dan mengambil duduk di bawah pohon besar, entah ada atau tidak yang beli, tetapi ia melengkapi dirinya dengan televisi kecil sebagai hiburannya, entah kalau hujan.

Turun di Emy Hotel berdua masuk dengan pak Tjik Nanang menuju lobby hotel

Tiada ulasan: