selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Jumaat, Oktober 05, 2007

Engkol Stater Motor Lepas saat jam 20.30 malam

Jumat, 7 September 2007.

Pertolongan Allah yang selalu datang

Mengapa tidak meminta pada Allah, kekayaan Allah meliput alam langit dan bumi, memangnya Allah itu tidak sanggup memberi, sangup dan akan ditolong, sebab ternyata Tyas kemaren siang sebelum saya pulang kantor malamnya. Ia meminta uang Rp 2 juta rupiah untuk biaya fakultas sekitar Rp 900 000,- sedangkan persiapan ke Rumah Sakit Rp 1 000 000,-

Pagi hari sesudah shalat shubuh Fifinya yang masih sakit kerena radang tenggorokannya, langsung saya parutin kunir dan saya suapkan ke mulutnya , tanpa banyak rewel ia mau sebab akan memperbaiki kondisi kesehatnnya dan menurunkan demamnya.

Setelah itu langsung saya menyusun menu pagi berupa jus sayur terdiri, terong, tauge, buncis, wortel, tomat, diblender dan langsung diminum.

Mengantar Yasin ke sekolah sekitar jam 07.00 dan balik lagi kerumah untuk mempersiapkan keberangkatan kekantor sambil menunggu perkiraan waktu bank buka.

Berangkat ke kantor sekitar jam 09.00 dan berangkat bersama istri dan Fifi yang akan mengirimkan uang buat Tyas, sedangkan saya harus ke kantor pos dahulu di Cileungsi sebab sudah empat hari ini mencari kantor pos
sekitar kantor kok susahnya bukan main, sudah pindah, di Bona indah, tertulis dikantor pos lama.

Di Cileungsi saya lihat kantor pos cukup representatif, terbukti banyaknya orang-orang yang mempercayakan pengiriman barang nya di paket pos. Saya mengisi formulir wesel pos dan mengirim untuk ibu sebesar Rp 200 000,-

Setelah itu saya langsung menuju ke kantor, sesampainya di kantor sekitar jam 10.30.

Saat shalat Jumat, sempat berdoa untuk diberikan karuniah rezeki Allah yang banyak untuk membesarkan anak- anak, yang bebas KKN dan bebas Korupsi.

Sehabis shalat sempat makan nenas sambil berjalan bertiga, saya pak abdullah dan rahman, konsepnya menikmati surgawi di dunia, sehabis shalat makan segumpal nenas, sesampainya di ruang kantor nenes sudah habis dan disusul dengan makan siang.

Sehabis makan siang di kantor datang kontraktor mengajak untuk melihat bangunan di KUMHAM, saya setujui dan memeriksa bangunan, hasil pemeriksaannya adalah, bangunan sudah 82 % selesai, sehingga sekarang yang dikejar adalah penyelesaian total, saya sempat melihat tidak harmonisnya pemisah ruang yang diperuntukan bagi staf peneliti, langsung memberikan arahan pengalihan pekerjaan untuk dijadikan pekerjaan tambah kurang.

Terlihat lagi adanya calon kebocoran pada seng penangkap hujan, walau sekarang belum hujan, tapi dengan sistim sekarang, pasti nanti akan bocor, ini pun saya suruh ganti.
Pulang sempat makan soup iga dengan penutupnya es krim durian.
Sore itu perjalanan an berikutnya adalah langsung menuju kekantor ternyata dihadang kemacetan dibelakang giant.


Turun dari kantor sekitar jam 20.30, setelah mengisi absen pulang langsung menuju ke lapangan parkir sambil diantar pak Darus, Satpam malam itu, ia sempat berkata, Malam-malam begini pulang ke Bogor pak, Ya habis rumahnya disana, sewaktu motor akan di disela stater, masih dilihat oleh Satpam pak Darus, sela untuk mestrater di kaki kanan, lepas.kling, jatuh ke lantai parkir.

Pak Darus datang mendekat, dengan perasaan sesal bagaimana kerena mengerti kalau kantor ini sangat jauh dari bengkel, dan sekarang sudah jam 20.45 mana ada bengkel yang buka, pak Darus sempat menawarkan kepada saya untuk menginap di kantor ini, tetapi bagaimanapun saya harus naik lagi ke lantai tiga untuk menelpon ke rumah.

Di Seberang yang menerima telepon adalah istri, dan saya beritakan mengenai kesulitan saya, sebab motor lepas penyela kaki untuk menghidupkan motor. Saya tahu pasti istri ikut prihatin dan pasti ada jalan keluarnya.

Setelah menutup telepon, saya melihat masih banyak tukangnya pak Nardi yang sedang merehab kamar mandi kantor, pengerjaannya siang malam untuk mengejar waktu. salah seorang dari tukang itu, ternyata adiknya atau saudaranya pak Nardi sendiri yang mau turun menolong.

Teorinya harus di dorong pak, katanya sambil jalan beriring dengan saya menuruni tangga menuju lapangan parkir kantor, kemudian saya dorong motor itu dan ia yang naik, juga ngak hidup, kemudian gantian, saya yang diatas dan dia yang mendorng, dan mau hidup, saya keliling- keliling ha;laman dan jalanan sepi depan kantor untuk mempertahankan panasnya mesin, kemudian saya raih semua perlengkapan berkendaraan dan motor saya naiki keluar halaman, tetapi sesampainya di jalan raya, terlihat kemacetan yang luar biasa, di perempatan Lebak bulus yang ketemu Sekolah Polisi Wanita banyak bis yang berhenti total, saya menyelinap di sela sisi kanan jalan, dan akan putar balik terlambat sebab kendaraan dibelakang sudah menutup.

Pada saat ini gas motor saya tidak bisa dikendalikan maunya bertensi tinggi saja sehingga menimbulkan raungan suara yang keras
Saya mainkan pemati mesin dan saat mesin akan mati saya posisikan ke on dan mesin mau hidup mendatar ringan, saya maju perlahan- lahan, posisi saya dengan mobil yang lain sangat rapat, sekitar 10 cm, sehingga disini yang harus dijaga jangan sampai menyenggol mobil orang.
Pejalan kaki yang terlihat turun dari jebakan yang panjang kemacetan malam ini melintas didepan saya dan saya berusaha bertanya apa sebabnya kemacetan ini, macet disebabkan antrian akan masuk tool Pondok Indah yang ujung ekornya memasuki jalan umum dan menyempit, sehingga banyak kendaraan terjebak macet jadinya.

Saya maju sedikit demi sedikit dan sewaktu melewati gang masjid Habib saya masuk dan tembus kehalaman kantor kembali, sempat terpikirkan oleh saya untuk masuk kembali kekantor, tetapi saya batalkan, takut malam semakin datang mendingin dan kantuk akan datang menyerang.

Saa keluar lagi pintu masuk halaman depan kompleks, saat ini saya tidak mau belok kekanan, berarti kejebak kemacetan yang tadi, saya belok kiri melawan arus, saya matikan mesin, dan saya tuntun motor, sempit sekali jalan ini, sebab kendaraan juga berhenti kerena pengaruh kemacetan sudah sampai diujung Carefure.

Saya memasuki halaman Carefure, kerena saya menunutn motor yang berat ini penjaga pintu tidak mempermasalahkan walau saya masuk dari arah yang berlawanan, tetapi sewaktu tiba di lobby Carefure, terlihat dari jauh antrian kendaraan, apakah saya harus kesana, lebih baik saya tuntuk lagi kendaraan balik dan keluar dari arah masuk menuju Carefure di depan Giant.

Saya melewati perempatan Pondok Indah yang ramai sekali, apalagi ditingkah kemacetan yang hampir mengeliling. dan setelah saya menyebrang dan dalam posisi menuju arah Pasar rebo, jalanan sangat lenggang, aneh, kemacetan tadi sangat luar biasa dan sekarang jalanan lenggang.

Sekarang masalah motor, motor juga belum mau hidup, saya dorong dengan saya berlari, tetapi sewaktu motor hidup, saya hampir tidak bisa mengendalikan motor, gasnya ngak mau mengecil sehingga tekanannya sangat kuat, cepat saya sadar sebab motor sudah saya arahkan kesisi kiri dimana didepannya di parkir mobil patroli polisi, akhirnya motor sempat saya sentuh pe mati mesin otomatisnya, motor mati lagi mesinnya, tetapi saya sangat lelah, nafas saya sangat ngos- ngos an, motor saya parkir kesamping dan saya mengambil tempat duduk, baru saya sadar tempat duduk itu disediakan oleh seorang gadis kecil seusia 15 tahun berwajah cantik dan kekanak-kanakan yang berjualan kopi dimalam hari di perempatan Pondok Indah, ia menyapa saya, kenapa pak motornya, saya menjawab lagi kena percobaan.

Setelah lelah saya berkurang, saya hanya bisa berdoa pada Allah agar bisa mengatasi masalah ini, saya raih lagi motor dan saya dorong dengan posisi berlari lagi, tetap motor tidak mau hidup, tiba- tiba ada supir taksi yang bersedia mendorong motor saya, kemudian saya dipersilahkan naik, mengetahui jikalau motor ini nanti kalau hidup langsung meloncat meninggalkan yang mendorong maka sebelum motor hidup saya ber ucap terima kasih, kerena ngak bisa ketemu lagi seribu tahun lagi, memang di Jakarta ini sekali kita ketemu jarang untuk ketemu berikutnya.

Betul juga setelah motor di dorong saya lepas koplingnya dan terjadi penahanan dan motor hidup lantas melaju tak henti- hentinya sehingga memasuki rumah malam itu 22.30.

Memang dingin, setiap hari berteman dingin dan sunyinya malam.

Tiada ulasan: