selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Rabu, Oktober 11, 2006

Daratan Madura

Sabtu,16 September 2006

Tengah malam jam 02.00 lampu PLN seluruh kota Surabaya mati, semua terbangun sebab nyamuknya berkeliaran secara ganas.

Mbah Ni yang tadi sewaktu memasuki rumah ia sedang tidur, sekarang terheran-heran melihat saya tidur dibelakang TV.

Pagi hari berjalan kaki dari rumahnya mbah Ni dengan Tyas, ke Penggirikan pangkalan angkot yang akan menuju pelabuhan Perak penyebrangan ke Pulau Madura,
sebelumnya terlihat mbah Yah berusaha mencarikan becak tetapi saya menolak, sebab dari kemaren naik mobil melulu, sehingga kapan jalan kakinya.
Baru berjalan 100 meter melihat penjualan sukun goreng Rp 2000 dapat 5, langsung membeli untuk dimakan di angkot, sarapan sambil jalan.



Naik angkot jalur rumah sakit ke pelabuhan, Rp 4000 untuk 2 orang, saya dengan Tyas, pelabuhan pagi itu masih sunyi, sedikit kesibukan orang yang akan
Menyebrang.

Sesampai di pelabuhan mencoba melihat bekas- bekas bayangan sewaktu malam- malam bersama Yasin menjemput Aswan datang dari Makasar akan sekolah di Surabaya.

Sesampai di loket, membeli tiket penyebrangan Rp 6000 untuk dua orang saya dengan Tyas. Asap rokok memenuhi ruangan tunggu padahal banyak tulisan dilarang merokok tetapi penumpang yang akan ke sebrang tidak peduli.

Sesampai di ujung daratan Pulau Madura, sengaja memperlambat diri untuk tidak segera turun ke darat, sebab ingin memperlihatkan ke Tyas bagaimana suasana kesibukan orang yang keluar dari Feri penyebrangan dengan kendaraan yang dibawanya, ada yang membawa motor, ada mobil dan truk.

Berjalan keluar dari kapal penyebrangan beriringan dengan banyak penumpang yang memilih jalan saja, Tyas mencoba mencari sate Madura tetapi tidak terlihat.

Naik angkot ke desa Socah, desa terdekat dengan tarif Rp 5000 berdua.

Memasuki kepala ranting pengurus Muhammadiyah, tidak mendapat sambutan simpatik.

Menjumpai pemilik bengkel motor di perempatan jalan yang sedang mengenakan kaos baju berlambangkan PKB, ia dengan simpati menerima, disuruh beristirahat dahulu di pos ronda di depan bengkelnya.

Diam-diam rupanya dia mencari sekretaris desa dan DPD desa untuk mau menjumpai saya.

Survey
Survey dilakukan didalam ruangan kepala desa yang memang hari Sabtu itu tutup, menuju kantor kepala desa harus melewati lapangan yang kering yang memang sudah lama tidak disiram air hujan.


Naik angkot pulang dari desa Socah, menuju ke pelabuhan penyebrangan Surabaya Rp 5000.

Berjalan dahulu menuju penyebrangan yang satunya yang agak sepi tetapi jalan sepanjang pmenuju pelabuhan itu banyak penjual, tetapi yang dijual tidak menarik.

Menggambar sket kesibukan selat Madura
Naik feri penyebrangan Rp 6000, diatas feri sambil menunggu kapal berangkat mencoba menggambar sket kesibukan selat madura.terlihat dikejauhan menara berbaris adalah pengisian semen gresik, pelabuhan Tanjung Perak, Dermaga penyebrangan yang berdampingan dengan kapal Nusantara.
Setibanya di daratan Surabaya, keluar dari pelabuhan naik angkot ke rumah mbah ni tetapi turun di Penggirikan.

Sesampai di rumah mbah Ni di suruh makan.

Jam 13.00 keluar dari mbah ni untuk berangkat ke stasiun Gubeng
Sesampainya di stasiun Gubeng langsung mencari tiket KA Bisnis Jayabaya Selatan Surabaya – Jakarta lewat Jogjakarta.

Istirahat diruang ber AC diruang tunggu pemesanan tiket kereta api eksekutif.

Jam 16.00 KA Jayabaya berangkat ke Jakarta.

Tiada ulasan: