Sambal Petis

Senen, 25 Mei 2009.


Hari yang cerah, mentari baru terbit, keramaian kendaraan di Gandoang, Cileungsi sudah bangun, sewaktu melewati pasar Cileungsi, keramaian sisa pasar semalam masih membekas, dengan tumpahan banyak sampah yang belum terangkut kendaraan sampah.

Setelah shalat dlhuha di Masjid kuning Cibubur, kehidupan terlihat positipnya, yang penting mengendarai motor jangan terlalu cepat dan jangan terlalu lambat, sebab banyak orang terganggu.

Pemilihan RT yang tertunda

Semalam diputuskan Pak Topo sebagai ketua RT, kemudian pak Winata sebagai sekretarisnya dan pak Warsim sebagai bendaharanya.
Sebelumnya saya diminta pendapat oleh warga mengenai pemilihan RT yang tidak ketemu jawabannya.

Ternyata pemilihan RT pada hari Sabtu malam kemaren, gagal, saya sendiri sewaktu menghadiri pemilihan RT, sementara di rumah Fifinya tidur sendirian, sejak siang ia ingin ikut pemilihan RT sebab ibunya telah mempersiapkan makanan untuk isian boks setiap warga yang datang termasuk anak- anaknya, oleh sebab itu Fifi semangat ikngin ikut, malahan ngantuk dan tertidur.

Sewaktu saya berada di tempat pemilihan, yang mengambil peranan pemilihan adalah panitia yang di bentuk oleh Kelurahan, disini saya yang tidak setuju, sebab RT sebagai otonomi warga yang terkecil, kok ada kepanitiaan yang menerima demisioner ketua RT lama, menurut saya Demisioner RT lama adalah warga, sebab warga yang memberi mandat kepengurusan RT.

Saya melihat mereka adalah orang- orang yang keras kepala, untuk menjernihkan suasana, saya pulang, sebab Fifi tidur sendirian.

Akhirnya malam ini pemilihan di ulang di rumahnya pak Syarif, dan saya memberi penjelasan bahwa ketua RT adalah mutlak, sebab besok hari senen jikalau ada warga yang menghendaki pengesahan surat berkaitan dengan KTP, atau pengurusan warga lainnya, tidak boleh berhenti hanya alasan tidak ada ketua RT nya, dengan berbekal demikian maka ketua RT di tunjuk saja dan dengan suara aklamsi semua menyetujui, habis sudah acara dan pulang, Cuma resikonya kepada saya, hidung terasa ngak enak, sebab sedari tadi berkumpul dengan teman se RT pada merokok semuanya, sehingga saya yang kehabisan udara rupanya, memang saya yang tersiksa apabila terkena paparan asap rokok.

Baju dan sarung semuany berbau asap rokok.

Ramai-ramai sambal petis tanpa cingur sapi dan pisang batu.

Hari minggu kemaren sedari pagi setelah pulang dari pasar yang dipikirkan adalah bagaimana caranya supaya makannya anak- anak enak sedikit, akhirnya saya simpulkan sambal petis, petis yang dibeli dari Wonorejo.

Makan sekitar jam 10.00 pagi dengan lombok lima biji, gula pasir sedikit saja, seiris bawang putih, asam, garam sedikit sekali memang kerena anti garam dirumah ini, kacang goreng, diuleg dan setelah halus ditambah petis Wonorejo, dan di encerkan dengan air satu sendok saja, dimasukan tempe potongan, tahu potongan dan kacang panjang rebus, tauge rebus ketimun, setelah itu anak- anak pada berebut, Fifinya sampai tambah.

Demikian juga makan malamnya.