selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Rabu, Ogos 23, 2006

Hari ke dua rawat inap Tyas di RSCM

Jumat, 11 Agustus 2006


Jam 02.00 pagi tetesan darah berhenti mengalir, slang dicabut, tyas melanjutkan tidurnya.
Jam 03.30 Alarm Hp berbunyi mengingatkan untuk shalat Tahajud. Setelah itu keluar bangsal perawatan, berjalan keluar mencari Masjid untuk Shalat Shubuh. Niatnya mau ke Masjid UI, tetapi semua pagar di tutup. Terpaksa berjalan ke UGD dan tembus kebelakang dan dapat masjid RSCM.
Lorong – lorong rumah sakit pagi itu sangat sepi, tak terlihat bayangan sepotong pun, kekuatan niat untuk menghadap pada Allah semata yang membuang bayangan keduaniaan.
Dihalaman masjid, banyak sekali orang tidur, terpikirkan mengapa mereka tidur tidak diformalkan saja, mereka tidur sekarang kan ngak formal, jadi kalau di formalkan ya resmi tidur dalam kube-kube tidur yang khusus di design untuk itu.

Setelah shalat, balik lagi berjalan ke bangsal perawatan anak-anak.
Terlihat Tyas setelah mendapat darah 500 cc semalam ia terlihat sedikit segar, dan sudah mandi katanya dan sudah shalat.
Menunggu ibunya yang akan mengantar pakaian kok lama, saya terpaksa berangkat saja ke kantor.

Berangkat ke kantor jam 06.30 dan mandi disana. Perlu dipikirkan untuk meletakan sepasang pakaian lengkap di kantor beserta sikat gigi dan pastanya.


Dapet Kaos penutupan olah raga hari rabu tanggal 16 Agustus 2006
Sehabis shalat jumat, langsung makan siang dan berangkat ke RSCM, lama menunggu di depan terminal untuk mencari kendaraan langsung menuju RSCM
Tetapi akhirnya diputuskan saja untuk menaiki Kopaja hijau jurusan pasar Senen. Kendaraan berangkat dengan perlahan-lahan dan turun setelah bertemu dengan jalan Diponegoro untuk mencari bus menuju RSCM dan turun didepan pintu masuk.
Naik kebangsal anak-anak tepat jam 15.00
Ternyata Tyasnya belum di Transfusi, darah yang dijanjikan belum datang, dan Ibunya tadi datang dengan membawa Fifi, fifi kurus kata Tyas.
Ibunya tadi ada juga membawakan nasi dalam boks makanan kecil, dan sekarang waktunya dimakan.


Shalat Ashar di musholah belakang auditerium UI, Tyas juga turut shalat ashar disana, tyas ingin cepat-cepat naik keruangan sebab jam 16.00 ada snak datang, Tyas sangat suka snak yang dibagikan di rumah sakit.
Tetapi mengingatkan Tyas untuk secepatnya me foto copy keperluan untuk pengambilan darah nanti.

Setibanya di ruangan ternyata sudah ditunggu dengan dokter Magdalena, ia adalah keponakannya pak Bambang Widyanto, Biona Marga,
dokter Magdalena sewaktu melihat tempat tidurnya Tyas kosong ia sempat sangat khawatir, dikiranya ada apa- apa yang gawat, tetapi sewaktu dengan gembira Tyas memasuki ruangan setelah shalat Ashar, si dokter masuk dan saya sudah menduga pasti utusan pak Bambang.
Kemudian ngobrol dengan riangnya menambah semangat hidupnya Tyas.
Pasien anak-anak di samping kamarnya Tyas, kamar nomer 7, sedang gawat, terlihat banyak dokter dan perawat yang menangani.
Maghrib pun tiba, setelah shalat maghrib saya keluar mencari sate permintaannya Tyas, sate yang dimaksud adalah sate yang dimakan Fifi sewaktu melihat Yasin lagi di transfusi dan di inapkan di Hotel Atlantik, belinya sendiri di samping Pertokoan Salemba emas berjalan lagi 100 meter.
Pesan sate 10 tusuk dan nasi semuanya seharga sepuluh ribu rupiah, kemudian setelah lama menunggu, dan pesanan di terima berjalan balik ke rumah sakit.

Ternyata darah sudah diambil, dan kini saatnya untuk dimasukan ke dalam tangannya Tyas, Jarum aboket yang telah dipasang sejak semalam digunakan lagi, dan ternyata mengalami pembekuan sehingga terasa sakit di tangan Tyas, Tyas minta diganti saja jarum aboketnya.

Beli langsung dengan perawat jarum aboket dan dipasangnya sekalian semua seharga lima belas ribu rupiah.

Batas darah cuci yang diterima jam 19.00 malam ini adalah jam 21.00, sehingga hanya ada waktu dua jam untuk memasukan tiga kantong darah ini sebanyak 500 CC ke tubuhnya Tyas.

Jam 21 00 pun tiba, Tyas terdengar batuk serak, saya berfikir bahwa pengaruh reaksi darah yang masuk menimbulkan reaksi. Dan terlihat Tyas memeluk selimut kedinginan walau tidak parah, saya bilang ke perawat, tetapi perawat mengatakan tidak apa- apa, dengan pengalaman saya merawat anak sakit, saya cepat – cepat ke apotik yang buka 24 jam di Unit Gawat Darurat untuk membeli Ambroksol, abat batuk seharga Rp 2000,-
Kemudian balik lagi keruangan dan memberikan kepada Tyas, setelah itu Tyas agak tenang dan terlihat mulai tidur.

Tengah malam jam 24.00 Doketr memasuki ruangan untuk mengecek suhu tubuh para pasien, tempat tidur di samping Tyas yang tadi pagi diisi pasien Leukimian, dan sorenya telah pulang, kini di isi pasien dengan kanker mata umur 4 tahun dari Bengkulu.

Tiada ulasan: