selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Selasa, Mac 18, 2008

hari kedua di puncak

Selasa 26 Februari 2008.


Jam 04.30 sudah bangun langsung mandi air hangat yang mengucur deras dan dilanjutkan shalat tahajud, tidak beberapa lama kemudian mengerjakan shalat Shubuh.
Setelah itu berdua dengan istri berjalan – jalan pagi diruas jalan Bogor Bandung, keadaan pagi setelah saat shubuh sangat dingin, pinggiran jalan terdapat drainage jalan yang cukup dalam, sekitar 3 meteran, ancaman longsor, perumahan dan Vila peristirahatan dari isntasnsi banyak bertebaran di sini, terlihat ada vila Angkatan Laut, ada Vila Bahari milik Pelni, ada Vila Bank Mandiri, semuanya sunyi tetapi listriknya menyala terang benderang, apalagi yang digunakan untuk menerangi biilboard, betul juga kalau Yusuf Kalla sang Wakil Presiden bilang bangsa ini termasuk boros menggunakan listrik, mentang-mentang harganya murah, apakah musti dimahalkan harganya.


Jalan terus berdua dengan istri, sesekali berpapasan dengan orang usia tua yang berlari- lari pagi sendirian, tetapi ada sesuatu yang tersirat dimata saya adalah orang- orang yang dijumapi pagi ini sangat jauh dari keadaan orang pedesaan pada umumnya, mereka pancaran matanya sangat dingin, tidk ada senyuman apakah berarti bahwa dia sedang mebeban permasalahan.

Saat hati menyiratkan jikalau Fifi yang ditinggal di kamar berdua bersama Yasin , sudah bangun langsung saya putuskan untuk balik arah , dalam perjalanan pulang berjumpa dengan teman pelatihan yang juga ingin berjalan pagi.



Sesampai di halaman Hotel, rintikan hujan semakin terasa, dikamar ternyata Yasin dan Fifi sudah bangun, Fifi loncat langsung minta diantar ke kolam renang, hujan masih turun, Fifi sudah berendam di kolam renang.

Balik kekamar dan berkemas untuk mulai sarapan pagi, jam masih menunjukan jam 06.30 tetapi sarapan pagi sudah disediakan.

Sarapan pagi ini adalah nasi goreng, ketimun di iris tipis dengan irisan tomat, telor goreng mata sapi digoreng tidak kering, abon sapi dan kerupuk udang.

Saya menyuapin nasi gorengnya Fifi sambil bermain di pinggir kolam, sebab Fifi makannya sangat lambat dan rewel segala.



Konsep saya kalau ia banyak bergerak ia akan lapar dan mau makan, betul juga.

Masuk kamar lagi, langsung tidur sebab kegiatan akan dimulai jam 09.00, sementara itu Yasin dan Fifi main game komputer pada computer laptop yang saya pinjam dari sesama teman kantor yang pelatihan.

Jam 08.00 bangun langsung mandi dan berangkat ke ruangan, sementara itu saya ke ruang kantor hotel untuk meminta kwintansi pembayaran hotel, saat itu saya di dekati oleh seorang panitia, jikalau setiap orang peserta yang lain di mintain uang makan, sedangkan saya tidak, syukurlah.

Sekarang timbul pemikiran, mengapa musti ada pungutan lagi, kegiatan ini kan direncanakan, berapa besarnya termasuk uang makan kan di bebankan pada APBN, tapoi dari prilaku ini saya mulai mengerti permainan penyimpangan di kalangan orang penelitian, tidak ada proyek yang besar proyek yang kecil diembatnya pula, ndak enaknya mereka akan mengginggit sesama kawan, tetapi ia minta dilindungi, ya saya lindungi.
Pagi ini acara pelatihan dilanjutkan informasi pengisian bagian penutupan.

Jam 13,00 acara di tutup, langsung balik ke ruangan ternyata disana Fifi dan Yasin sedang tidur nyenyak, saya bangunkan untuk segera makan siang. Dan Pulang.

Hujan deras turun sewaktu akan pulang, saya Istri dan Yasin di depan dan diapit adalah Fifi, Hujan deras tetap turun, sewaktu mulai meluncur motor tertahan ditengah halaman hotel sebab ada angkot yang sedang parkir, sebab itu saya mengebel dengan keras, sebab posisi jalan dalam keadaan menurun.

Berhenti sementara di depan kantor hotel, istri berlarian di bawa lindung plastik hujan menyerahkan kunci hotel, dan motor menderu untuk keluar dari hotel dan tidak beberapa lama sudah di posisi di ruas jalan menuju Bogor.

Hujan tetap turun saya perkeras ban belakang sebab muatan istri sangat berat, saya khawatir gangguan ban.

Motor meluncur terus berempat bermotor dibawa hujan deras yang turun, dan tibalah di persimpangan Gadok, belok kiri, sebab kalau lurus masuk Tol.

Tiba di persimpangan Tapos sewaktu berangkat sangat macet dan sekarang lenggang sebab hujan deras. Masuk kota bogor lancar, masuk Cibinong danmulai mendaki ke jalan kecil, dan turun istirahat di masjid pertengahan jana menuju Cibinong. Untuk shalat ashar.

Yasin terlihat sangat pucat sehingga saya harus secepatnya membeli susu di supermarket Alfamart di depan masjid, susu cair itu dimnium oleh Fifi dan Yasin, sewaktu akan shalat, Yasin tidak mau shalat, sebab celananya basah.

Saya mengeluarkan sarung yang dibawa kepuncak kemarennya, dengan sarung itu Yasin mau mengerjakan shalat Ashar.

Motor berjalan lagi tetapi saat memasuki pendakian dibawah jalan kereta api di Cibinong, ban pecah, dan untungnya disisi jalan ada tukang tambal ban, motor saya dorong, sambil menunggu tukang ban membongkar ban belakang, cuaca di langit terlihat mendung gelap mulai menutupi langit, kejadian sangat terasa dan dapat dibaca, anak- anak pun gembira meihat hujan yang mau turun, hanya saja Yasin yang menahan dingin, kerena Hb nya turun, saya beri terus susu agar terjadi penghangatan, dua kali ban motor diganti selalu pecah ditangan tukang ban sehingga saya putuskan untuk menyuruh Fifi dan Yasin dan Ibunya untuk naik angkot saja pulang, saya bawain uang Rp 50 000,-
Setelah mereka berangkat, keadaan menjadi sunyi kembali, tukang tambal ban sangat terpukul melihat dua ban dalamnya pecah semua, sehingga ia tidak mempunyai cadangan lagi, disarankan saya untuk mencari di tukang tambal ban yang lain.

Saya berjalan dengan menggendong ransel dipundak sementara jas hujan kuning kotor saya payungkan untuk menghindari hujan yang sangat deras, saya berjalan menunduk sambil melihat aliran air yang melewati sepatuku yang basah, saya berusaha mencari tukang tambal ban untuk membeli ban dalamnya saja ukuran 300-18.

Akhirnya dapat dan situkang tambal ban itu berucap enam bulan dijamin sukses, Rp 25 000,- saya sempat bersalaman kepadanya dan kembali ke tukan motor awal tadi dimana motor saya dibongkar ban belakangnya,

Saat saya datangi rumahnya, ia sudah menutup bengkelnya, motor saya diletakan di depan, saya memutar mencari pintu masuk dan memberikan ban dalam yang sudah saya beli, dan secepatnya ia memasangnya kembali.
Untuk itu saya memberikan uang Jasa Rp 10 000,-

Motor hidup kembali dan berjalan menuju pulang, kemacetan semakin banyak dan maghrib telah terdengar disaat mendaki di tanakan depan Holcim Cement Pabrik.

Motor maju terus untuk mencari masjid yang tidak mengenakan uang parkir motor, di Nagrak ada Masjid besar yang sedang shalat maghrib, dengan basah- basah saya shalat maghrib disana, setelah itu motor melaju pulang, dan pandangan mata yang sangat pendek kerena diguyur hujan terus menerus say tidak berani gegabah kerena di jalur ini kecelakaan motornya sangat tinggi.

Akhirnya ujung Jalan Samic yang nanti tembusnya dibelakang Puri Cielungsi di dapat, dan lewat disitu aduh banyak lobangnya, sehingga motor tidak bisa melaju kencang.

Sesampainya di rumah ternyata anak- anak dan ibunya baru juga sampai dirumah.

Tiada ulasan: